Laporan Mikroskop
Click here to load reader
-
Upload
imam-hidayat -
Category
Documents
-
view
129 -
download
17
description
Transcript of Laporan Mikroskop
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II merupakan institusi pendidikan
dalam bidang kesehatan. Dimana salah satu jurusannya adalah Teknik
Elektromedik. Jurusan Teknik Elektromedik dalam kurikulumnya
menitikberatkan pada bidang teknik peralatan kesehatan. Program sarjana
terapan/DIV merupakan salah satu program di Jurusan Teknik Elektromedik.
Program sarjana terapan/DIV diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai
kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan kompleks, dengan dasar kemampuan
professional tertentu, termasuk keterampilan merencanakan, melaksanakan
kegiatan, memecahkan masalah dengan tanggung jawab mandiri pada tingkat
tertentu. Program Sarjana Terapa Teknik Elektromedik merupakan pendidikan
vokasi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan
keahlian terapan tertentu, maksimal setara dengan program sarjana yang
memiliki keterampilan manajerial serta mampu mengikuti perkembangan,
pengetahuan, dan teknologi di dalam bidang keahlihan Elektromedik.
Untuk menghasilkan tenaga Kesehatan Teknik Elektromedik yang
prefesional, berkualitas, dan kompetitif perlu penanganan, pembinaan dan
pengelolaan yang menyeluruh, terarah dan terpadu. Salah satu upaya yang
dilakukan adalah dengan memberikan pengalaman belajar lapangan serta mandiri
dalam menerapkan hasil proses belajar mengajar kepada mahasiswa dalam
bentuk nyata, yaitu Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Praktek Kerja Lapangan (PKL) program Sarjana Terapan merupakan suatu
kegiatan praktek lapangan yang dilaksanakan di luar kampus Jurusan Teknik
Elektromedik yang harus ditempuh oleh mahasiswa setelah menjalani proses
1
perkuliahan baik teoritis maupun praktisis. Kegiatan ini juga dilakukan agar
mahasiswa apat mempraktikan secara nyata pengetahuan dan keterampilan yang
telah diperoleh pada setiap tahap pendidikan (semester) yang disertai sikap
profesional secara utuh dan menyeluruh di masyarakat, diharapkan setelah lulus
mahasiswa dapat mengenal lebih jauh mengenai dunia kerja Elektromedik dan
dapat terjun langsung ke dunia kerja bidang Elektromedik serta mampu bersaing
dalam dunia kerja.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
dapat dijabarkan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan realisasi kompetensi dari tujuan
pendidikan, sehingga mahasiswa dapat:
a. Memperoleh kesempatan untuk melatih diri dalam menerapkan dan
mengintregasikan PBM Teknik Elektomedik dalam pelayanan kesehatan
secara lebih luas.
b. Menjadi tenaga terampil dan professional yang kompatibel dengan
perkembangan industri peralatan Elektromedik Nasional dan
Internasional.
c. Memahami kontribusi untuk pengembangan dan operasional produksi,
pengembangan pasar dan verifikasi produk peralatan Elektromedik.
d. Memahami metode industri kecil dan menengah melalui konsultasi dan
bimbingan menajemen bisnis.
e. “Link & Match” terhadap kebutuhan keteknikan pada rumah sakit dan
industri peralatan Elektromedik seperti yang tercermin dalam
kurikulumnya.
f. Menghasilkan alumni yang berjiwa wirausaha untuk membuka usaha
melalui pengembangan IPTEK Elektromedik dan pusat-pusat konsultasi
bisnis.
2
2. Tujuan Khusus
Dengan dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa dapat :
a. Mampu melakukan pencatatan alat Elektromedik.
b. Mampu melakukan pengelolahan alat Elektromedik pada Sarana
Pelayanan Kesehatan.
c. Mampu melakukan penempatan dan penyimpanan alat Elektromedik.
d. Mampu melakukan perencanaan pemeliharaan alat Elektromedik.
e. Mampu melakukan pemeliharaan alat Elektromedik.
f. Mampu melakukan perencanaan kebutuhan alat Elektromedik.
g. Mampu melakukan proses pengadaan alat Elektromedik.
h. Mampu menerapkan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja.
i. Mampu bekerjasama dan berkomunikasi secara tim.
j. Mempu beradaptasi serta bersosialisasi dalam lingkungan
kerja/masyarakat.
k. Mampu menunjukkan sikap kepemimpinan.
C. BATASAN MASALAH
Peralatan yang akan dibahas pada laporan ini adalah :
Nama Alat : Mikroskop
Merk : Olympus CX-41RF
Tipe : U-CTR30-2
Dengan materi pembahasan :
- Pendahuluan
- Teori dasar
- Data alat
- Prinsip kerja
- Prosedur pemakaian
- Prosedur pemeliharaan
- Troubleshooting
3
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan laporan sebagai berikut :
- JUDUL
- LEMBAR PENGESAHAN
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- DAFTAR GAMBAR
- BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang, tujuan pelaksanaan, manfaat
pelaksanaan, materi PKL, teknis pelaksanaan, metode
penulisan, batasan masalah yang akan dibahas dan sistematika
penulisan.
- BAB II RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA
Pada bab ini akan membahas mengenai RSU Haji Surabaya
yang akan dimulai dari sejarah berdirinya rumah sakit, Visi
dan Misi Rumah Sakit, Motto Rumah Sakit, nilai-nilai Rumah
Sakit, Tujuan Rumah Sakit, Struktur Organisasi Rumah Sakit
dan juga penjelasan mengenai struktur IPSRS di RSU Haji
Surabaya ini serta membahas alur permintaan order perbaikan
dan penggantian sparepart.
- BAB III PEMBAHASAN ALAT
Pada bab ini akan membahas alat kesehatan yang penulis
jadikan sebagai materi penulisan laporan ini, yaitu terdiri dari
teori dasar, prinsip kerja, prosedur penggunaan dan prosedur
pemeliharaan dan troubleshooting.
- BAB IV PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan, kesan dan pesan yang di dapat
dari pelaksanaan PKL ini dan juga berisi saran untuk kebaikan
kedepannya.
- DAFTAR PUSTAKA
- LAMPIRAN
4
BAB II
RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA
A. LATAR BELAKANG RSU HAJI SURABAYA
1. SEJARAH RSU HAJI SURABAYA
Sebagaimana diketahui pemerintah telah mengatur perihal rumah sakit
umum melalui Peratutan Gubernur Jawa Timur Nomor 16 Tahun 2013 tentang
Tata Kelola Rumah Sakit Umum Daerah Haji Surabaya Provinsi Jawa Timur,
yang telah diundangkan dalam berita Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Nomor 16 Seri D, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pelayanan medik dasar adalah pelayanan medik umum dan kesehatan
gigi. Pelayanan medik spesialistik terdiri dar pelayanan bedah, penyakit dalam,
kebidanan dan kandungan, kesehatan anak, mata, syaraf, Telinga Hidung
Tenggorokan (THT), Kulit Kelamin, Janitung, Gigi dan mulut, paru, bedah
syaraf ortopedi, jiwa, radiologi, anestesiologi, patologi klinik, rehabilitasi
medik, patologi Anatomi. Pelayanan Medik subspesialis adalah pelayanan
medik dengan pendalaman tertentu dalam salah satu pelayanan sesialistik RSU
Haji Surabaya memiliki sub spesialistik (Bedah tulang, Bedah Syaraf, Bedah
plastik). RSU Mempunyai Tugas dan fungsi sebagai berikut :
1) Menyelenggarakan pelayanan medis
2) Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis
3) Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan
4) Menyelenggarakan pelayanan dan rujukan
5) Menyelenggarakan penelitian pendidikan dan pendidikan
6) Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan
Kemampuan dalam memberikan pelayanan kesehatan ke masyarakat
terkait dengan sumber daya yang dimiliki anatara lain jenis
pelayanan,tenaga,fasilitas,dan peralatan. Perbedaan sumber daya yang dimiliki
menentukan klasifikasi rumah sakit. Klasifikasi RSU adalah pengelompokan
5
berdasarkan pembedaan tingkat menurut kemampuan pelayanan kesehatan
yang dapat disediakan.
Dengan telah ditetapkannya surat keputusan Gubenur Jawa Timur nomor
188/441/KPTS/016/2013 tentang penetapan Rumah Sakit Umum Haji
Surabaya sebagai badan layanan umum daerah maka dalam pengolahan
keuanganan badan layanan umum daerah (PPKBLUD) dan di harapkan RSU
Haji Surabaya ke depan mampu membiayai kegiatan operasionalnya sendiri
dengan tetap mengutamakan pelayanan kepada masyarakat. Rumah sakit
umum kelas B pendidikan adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan sub spesialistik terbatas.
Rumah sakit umum kelas B pendidikan dibedakan dua jenis sesuai fungsi
sebagai tempat pendidikan dan rumah sakit umum Non-Pendidikan. fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik pada RSU Kelas B pendidikan sebagai
berikut :
1. Pelayanan Medik Dasar yaitu : medik umum dan kesehatan gigi
2. Pelayanan Medik spesialistik dan sub spesialistik dari pelayanan
medik berikut :
a. Penyakit Dalam
b. Kesehatan Anak
c. Bedah
d. Kebidanan dan kandungan
e. Mata
f. Telinga, Hidung dan Tenggorokan ( THT )
g. Kulit Kelamin
h. Gigi dan Mulut
i. Syaraf
j. Jiwa
k. Jantung dan Pembuluh darah
l. Paru-paru
m. Bedah syaraf
n. Ortopedi
o. Paliatif
6
p. Kosmetik medik
q. Tumbuh Kembang
3. Pelayanan Perawatan, yaitu :
a. Instalasi Rawat Jalan
b. Instalasi Rawat Inap
c. Instalasi Rawat Darurat
d. Instalasi Rawat Intensif
4. Penunjang Medik, yaitu :
a. Instalasi Radiologi
b. Instalasi Farmasi
c. Instalasi Gizi
d. Instalasi Rehabilitasi Medik
e. Instalasi Patologi Klinik
f. Instalasi Patologi Anatomi
g. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)
h. Instalasi Pusat Pesenterilisasi Sentral
i. Instalasi Pemulasaran Jenazah
Peralatan Kesehatan pada rumah sakit kelas B disusun dengan
mengelompokannya menjadi 5 (lima) yaitu :
A. Peralatan Kesehatan Pada Pelayanan Rawat Jalan
B. Peralatan Kesehatan Pada Pelayanan Rawat Inap
C. Peralatan Kesehatan Pada Pelayanan Rawat Intensif
D. Peralatan Kesehatan Pada Pelayanan Rawat Darurat
E. Peralatan Kesehatan Pada Pelayanan Penunjang Medik.
2. LOKASI RSU HAJI SURABAYA
Melihat kebutuhan utama Rumah Sakit Haji tersebut sebagai Rumah Sakit
yang melayani Jamaah Haji Embarkasi surabaya disamping membantu
pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum, maka telah ditetapkan lokasi
rumah sakit tersebut di JL. Manyar Kertoadi ( disebelah Asrama Haji )
Kecamatan Sukolilo, dengan letak geografi :
7
Lintang selatan : 7º16’55,26”
Bujur Timur : 112º46’47,29”
Dan diharapkan bisa berfungsi secara optimal dengan pertimbangan :
1. Memenuhi Kebutuhan Utama
Yaitu Kebutuhan Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji Embarkasi Surabaya
2. Memenuhi Kebutuhan Masyarakat umum
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan surabaya timur, karena surabaya
timur ( kecamatan sukolilo ) pada saat itu belum ada Rumah Sakit Umum,
Sedangkan Rumah Sakit Pemerintahan dan swasta yang telah ada pada
umumnya terletak pada bagian selatan kota.
3. Membantu memperbaiki sistem rujukan dengan mengurangi
beban RSUD Soetomo khususnya dari surabaya timur ( merupakan
persentase terbesar).
4. Mudah diajukan karena sarana transportasi dan komunikasi
yang telah ada relatif lancar sesuai dengan tata guna tanah dan
pengembangan wilayah kotamadya surabaya.
B. VISI , MISI , DAN MOTTO RSU HAJI SURABAYA
VISI
Rumah Sakit pilihan masyarakat prima dan islami dalam pelayanan,
pendidikan dan penelitian menuju standart internasional.
MISI
1. Memberikan pelayanan kesehatan, pendidikan dan
penelitian yang berkualitas menuju standart Internasional.
2. Meningkatkan sarana dan prasarana serta perbekalan
farmasi rumah sakit, sesuai perkembangan IPTEKDOK.
3. Menyediakan SDM yang professional, dan berakhlak
mulia, serta lingkungan pelayanan yang islami.
4. Meningkatkan kemandirian rumah sakit dan
kesejahteraan keryawan.
8
MOTTO
“ Menebar Salam dan Senyum Dalam Pelayanan”
C. KOMITMEN
Untuk meningkatan mutu pelayanan upaya yang dilakukan manajemen RSU
Haji Surabaya, Antara lain :
Meningkatkan manajemen Rumah sakit antara lain dengan disusunnya
masterplan RSU Haji 10 tahun ke depan.
Meningkatkan pendapatan Rumah sakit dengan cara intensifikasi dan
ekstensifikasi serta keterampilan SDM.
Penilaian penampilan kerja Rumah Sakit (P2KRS).
Berdasarkan surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri yaitu :Menteri
Agama, Menteri dalam negeri dan menteri kesehatan tentang rumah sakit.
Umum haji Indonesia, bahwa penyelenggaraan rumah sakit haji meliputi 3
aspek :
Aspek Penyelenggaraan Haji dan Dakwah Islamiyah : Menteri Agama
Aspek Penyelenggaraan : Menteri Dalam Negeri
Aspek Pembinaan Teknis : Menteri Kesehatan
D. ORGANISASI DAN TATA LAKSANA RSU HAJI
Rumah Sakit Umum Haji Surabaya di tetapkan sebagai Rumah sakit tipe B
pendidikan struktur organisasi Rumah Sakit Haji Surabaya terdiri dari : 1.
Direktur, 3 Wakil Direktur, 4 Kepala Bagian, 2 Kepala Bidang, 15 Kepala
Instalasi, Komite Medik, Komite Keperawatan, Staf medik Fungsional (SMF)
dan Dewan Penyantun.
Bagunan Gedung RSU Haji Surabaya berdiri diatas tanah seluas 24.000m2
dengan luas bangunan keseluruhan 15.630m2 dan selasar 6.741m2, pelayanan
serta gedung radiologi mempunyaia spesifikasi khusus berupa peredam radiasi
agar tidak memaparkan objek di sekeliling tersebut.
9
Sumber energy yang dilengkapi dengan genset dan UPS dengan kapasitas
energi listrik 2180 KVA berasal dari PLN, yang didapatkan dari sumber
surabaya utara dan surabaya selatan, kapsitas 1000KVA dan 450 KVA berasal
dari genset, serta 50 KVA, 80 KVA berasal dari UPS.
E. STRUKTUR ORGANISASI RSU HAJI SURABAYA
Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah Provinsi Jawa
Timur dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 114 Tahun 2008 tentang Uraian
Tugas Direktur, Wakil Direktur, Bidang, Bagian, Seksi, dan Sub Bagian di Rumah
Sakit Umum Haji Surabaya Provinsi Jawa Timur dan Peraturan Gubernur nomor
13 Tahun 2013 tentang Tata Kelola Pada Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
Provinsi Jawa Timur, Rumah Sakit Umum Haji Surabaya dipimpin oleh seorang
Direktur, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Dibantu oleh 3 Wakil Direktur dan 3
Kepala Bagian dan 4 Kepala Bidang, yang terdiri atas :
1. Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawata, membidangi Pelayanan
Medik dan Keperawatan.
2. Wadir Direktur Penunjang Medik, Pendidikan dan Penelitian, Membidangi
Penunjang Medik serta Pendidikan dan Penelitian.
3. Wadir Umum dan Keuangan, membidangi Bagian Umum, Bagian Keuangan
dan Bagian Perencanaan dan Evaluasi.
Rumah Sakit Uum Haji Surabaya mempunyai 17 instalasi dibawah koordinasi
kepala Bidang dan Bagian, dan secara rinci dapat diuraikan tugas pokok dan fungsi
dari setiap jabatan structural Eselon II, Eselon III dan Eselon IV di RSU Haji
Surabaya.
10
11
Gambar 2.1 struktur organisasi RSU Haji Surabaya
F. INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA (IPS) RSU HAJI SURABAYA
1. LATAR BELAKANG
Instalasi pemeliharaan Sarana Rumah Sakit merupakan suatu unit fungsional
yang bertugas melaksanakan program kegiatan pemeliharaan dalam rangka
menjamin prasarana fasilitas penunjang Rumah Sakit selalu dalam keadaan siap
pakai, aman dan efisien. Dalam kegiatan dan kedudukannya, IPSRS berada
langsung di bawah serta bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Umum &
Keuangan.
Adapun Tugas Pokok dari instalasi pemeliharaan sarana adalah merencanakan,
mengkoordinasi, melaksanakan, monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan
penyediaaan prasarana dan peralatan, pemeliharaan peralatan medik dan non
medik.
Instalasi pemeliharaan sarana berfungsi sebagai penyediaan dan pengelola
sarana dan prasarana yang memadai, pelaksana teknis pemeliharaan medik dan non
medik, monitoring dan evaluasi tehadap fasilitas Rumah Sakit.
2. VISI, MISI dan NILAI IPS RSU HAJI
VISI IPS
Menjamin fasilitas rumah sakit berfungsi dengan prima dan aman melalui
proses pemeliharaan yang terencana dan berkualitas.
MISI IPS
1. Melakukan pengawasan dengan cermat dan teliti
2. Pengembangan SDM IPSRS.
3. Mendukung penyediaan sarana-prasarana
4. Menyiapkan peralatan yang representative
5. Pengembangan manajemen peralatan
12
NILAI
Mengembangkan rasa memiliki dan rasa tanggung jawab agar kinerja /
penampilan Peralatan ( medik dan Non medik ) yang optimal dan akurat serta
ketersediaan sarana - prasarana yang memadai secara efisien.
3. TUJUAN DAN SASARAN
a. Tujuan
Kepuasan pelanggan menjadi fokus utama dalam proses layanan perumah
sakitan dewasa ini. Rumah sakit melakukan berbagai upaya untuk mencapai
hal ini, dari mulai berbagai jenis layanan kesehatan, kemudahan akses,
kemudahan prosedur administrasi, tarif yang kompetitif, kenyamanan dan
keamanan serta dukungan peralatan canggih dengan kinerja yang optimal,
diharapkan terbentuk brand image yang baik sehingga akan memunculkan
fanatisme pelanggan untuk tidak memilih berobat ke rumah sakit lain sebagai
penyedia layanan kesehatannya ( Customer loyality ) di RSU Haji Surabaya,
sehingga keberadaan IPSRS sangat mendukung tercapainya tujuan tersebut
diatas.
b. Sasaran
Instalasi pemeliharaan sarana Rumah Sakit ( IPSRS ) RSU Haji Surabaya,
berusaha memberikan komitmen yang maksimal kepada proses layanan rumah
sakit bagi kepuasan pelanggan dengan penyediaan sarana dan prasarana yang
representative serta peralatan yang berkinerja optimal, sambil berupaya
meningkatkan kemampuan teknis dan manajerial, beberapa upaya yang telah
dilakukan dengan tindakan pemeliharaan tepat waktu, pembinaan teknis
terhadap IPS maupun training langsung di unit masing-masing guna
menurunkan tingkat prosentase kesalahan pemakaian ( human error ).
13
4. STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA
gambar 2.2 struktur organisasi Instalasi Pemeliharaan Sarana RSU Haji Surabaya
a.URAIAN JABATAN
1) KEPALA INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA
a. NAMA JABATAN : Kepala Instalasi Pemeliharaan
Sarana Rumah Sakit
b. UNIT ORGANISASI : Instalasi Pemeliharaan sarana
Rumah Sakit
c. SYARAT JABATAN :
- Pangkat golongan : Penata Muda/ IIIa
- Pendidikan Formal : D IV Teknik Elektromedik
- Pendidikan dan Pelatihan : Managemen Pemeliharaan Medis
dan Non Medis, managemen rumah
14
sakit
- Pengalaman Kerja : Minimal telah bekerja selama 10
tahun di Instalasi Pemeliharaan
sarana rumah sakit.
d. RINGKASAN TUGAS :
Mengelola, merencanakan, melaksanakan, menyusun prosedur tetap, dan
mengevaluasi kegiatan di Instalasi Pemeliharaan sarana.
e. HASIL KERJA :
1. Program kerja Instalasi Pemeliharaan sarana;
2. Rencana kerja Instalasi Pemeliharaan sarana;
3. POA
4. Rencana kebutuhan barang, sarana dan prasarana;
5. Analisa Jabatan
6. Pembagian tugas;
7. Tersedianya peralatan dan bahan kerja;
8. Terselenggaranya pemeliharaan peralatanan, program pasien safety dan
K3RS;
9. Kebijakan Instalasi Pemeliharaan sarana;
10. Terlaksananya pertemuan dengan staff
11. Telaahan staf;
12. Standar Operating Prosedur pelayanan Instalasi Pemeliharaan sarana;
13. Laporan bulanan, tribulan dan tahunan kegiatan Instalasi Pemeliharaan
sarana;
14. Evaluasi standar mutu dan standar pemeliharaan Instalasi Pemeliharaan
sarana.
f. RINCIAN TUGAS :
1. Mengkoordinasikan Penyusunan Rencana kebutuhan Melaksanakan
kegiatan penyehatanlingkungan Pemeliharaan Barang Medik dan non
medik
2. Memimpin, mengarahkan dan mengatur pembagian tugas
3. Mengendalikan penyimpanan,pendistribusian dan pencatatan barang
Listrik dan Elektronika
15
4. Mengendalikan pemeliharaan, perbaikan dan penggantian suku cadang
Alat Medis dan Non Medis.
5. Membuat Protap yang berkaitan dengan tugas Instalasi Pemeliharaan
Sarana.
6. Memberikan penilaian kinerja Karyawan
7. Membuat laporan tribulan, semester dan tahunan hasil pemeliharaan
barang dan jasa
8. Membuat akuntabilitas kinerja Instalasi Pemeliharaan Sarana
9. Memeriksa hasil kinerja tugas bawahan
10. Merekomendasikan penghapusan barang medik dan non medik
11. Menyiapkan bahan perumusan kebijaksanaInstalasi Pemeliharaan Sarana
12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan
g. TANGGUNG JAWAB :
1. Memperoleh SDM yang professional/terciptanya disiplin kerja dengan
suasana yang harmonis
2. Kelancaran pelaksanaan tugas, terpenuhinya Rumah Sakit, kebenaran
laporan dan administrasi hasil kerja serta ketepatan waktu penyelesaian
tugas
3. Kebenaran dan ketepatan waktu rencana pembuatan program kerja dan
RASK Instalasi Pemeliharaan sarana;
4. Kebenaran dan ketepatan waktu pembuatan rencana kebutuhan tenaga,
sarana, dan prasarana;
5. Kebenaran prosedur kerja yang dibuat;
6. Kelancaran pelaksanaan tugas pemeliharaan dan perbaikan, pasien safety
dan K3RS;
7. Mutu pelayanan Pemeliharaan, perbaikan dan administrasi;
8. Kelancaran kegiatan di Instalasi Pemeliharaan sarana;
9. Kebenaran dan ketepatan pelaporan di Instalasi Pemeliharaan sarana;
10. Kebenaran dan ketepatan waktu pembuatan DP3;
11. Peningkatan disiplin kerja bawahan
h. WEWENANG :
16
1. Meminta dan mengklarifikasikan data kepada staf;
2. Meminta informasi dan petunjuk pada atasan;
3. Mengoreksi data, prosedur kerja, laporan, dan hasil kerja bawahan;
4. Mengatur tenaga, prosedur kerja, pemanfaatan sarana dan prasarana;
5. Mengajukan usulan kebutuhan tenaga, sarana, dan prasarana;
6. Mengajukan permintaan bahan dan alat kerja;
7. Mengkoordinir staf fungsional Elektromedik;
8. Mengatur dan mengendalikan kegiatan di Instalasi Pemeliharaan sarana;
9. Mengatur dan mengendalikan sumber daya manusia, sarana dan
prasarana di Instalasi Pemeliharaan sarana;
10. Memberikan penilaian kinerja pada staf Instalasi Pemeliharaan sarana;
11. Memberi teguran, sanksi kepada bawahan yang kurang disiplin dalam
melaksanakan tugas;
12. Merencanakan dan memberikan pembinaan sumber daya manusia di
Instalasi Pemeliharaan sarana;
13. Membuat program kerja bulanan dan tahunan Instalasi Pemeliharaan
Sarana
2) SEKRETARIS
a. NAMA JABATAN : Sekretaris
b. UNIT ORGANISASI : Instalasi Pemeliharaan Sarana
c. SYARAT JABATAN :
- Pangkat / Golongan : Penata Muda / IIIa
- Pendidikan : D III Teknik Elektromedik
- Pendidikan dan Pelatihan : Managemen Pemeliharaan Medis
dan Non Medis, dan managemen
rumah sakit
- Pengalaman Kerja : Minimal telah bekerja selama 5
tahun di Instalasi Pemeliharaan
Sarana rumah sakit.
d. RINGKASAN TUGAS :
17
merencanakan, melaksanakan, rnengkoor-dinasikan dan mengendalikan
kegiatan administrasi umum, administrasi keuangan, kepegawaian, dan
hubungan masyarakat (humas), menyusun protokol kegiatan pendidikan,
penelitian dan pelatihan serta membantu kepala Instalasi Pemeliharaan
Sarana dalam penyusunan program, perencanaan kegiatan dan pengembangan
Instalasi Pemeliharaan Sarana yang meliputi menyusun uraian tupoksi, tata
kerja, program kerja, SOP, indikator mutu pemeliharaan serta evaluasi.
e. HASIL KERJA :
1. Program kegiatan sekretariat;
2. Usulan kebutuhan penyelenggaraan kegiatan Sekretariat;
3. Pembagian tugas, jadwal kerja dan tata kerja staf Sekretariat;
4. SOP dan standar pelaksanaan kegiatan Sekretariat;
5. Uraian tugas dan kewenangan masing-masing staf Sekretariat;
6. Indikator mutu Pemeliharaan;
7. Evaluasi kinerja Sekretariat;
8. Laporan pelaksanaan kegiatan bidang kerja.
f. RINCIAN TUGAS :
1. Membantu kepala instalasi dalam menyusun program kerja dan rencana
anggaran instalasi farmasi sebagai bahan masukan untuk menyusun
program kerja dan Rencana Anggaran Rumah Sakit;
2. Menyusun program kerja yang meliputi pelayanan, pendidikan,
penelitian dan pengembangan di bidang kelistrikan, elektronika dan
elektromedik;
3. Menyusun Analisa jabatan di Instalasi Pemeliharaan Sarana
4. Membuat usulan rencana kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana ke
kepala instalasi;
5. Menyusun pembagian tugas, jadwal kerja, dan tata kerja staf
kesekretariatan Instalasi Pemeliharaan Sarana;
6. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pelayanan, pendidikan,
pelatihan, penelitian dan pengembangan bidang kelistrikan, elektronika
dan elektromedik;
18
7. Mengkoordinasikan pelayanan program pasien safety kelistrikan,
elektronika dan elektromedik;
8. Bersama koordinator menyusun dan memperbaiki secara berkala SOP
dan standar pelayanan pemeliharaan;
9. Membuat laporan kinerja bulanan, tribulan dan tahunan;
10. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan kesekretariatan.
g. TANGGUNG JAWAB :
1. Kelancaran pelaksanaan kegiatan pelayanan, pendidikan, penelitian,
pelatihan dan pengembangan bidang kelistrikan, elektronika dan
elektromedik;
2. Peningkatan mutu pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana;
3. Kebenaran dan ketepatan waktu pembuatan program kerja Instalasi
Pemeliharaan Sarana;
4. Kebenaran dan ketepatan waktu membuat rencana kebutuhan tenaga,
sarana, dan prasarana;
5. Kebenaran dan ketepatan tata kerja yang dibuat;
6. Kebenaran, kelancaran dan ketepatan pelaksanaan SOP Instalasi
Pemeliharaan Sarana;
7. Kelancaran pelaksanaan program pasien safety pemeliharaan dan
perbaikan;
8. Kebenaran dan ketepatan uraian tugas dan wewenang masing-masing
tenaga di Instalasi Pemeliharaan Sarana;
9. Kebenaran dan ketepatan indicator mutu pemeliharaan;
10. Kebenaran dan ketepatan waktu pelaksanaan evaluasi kinerja ;
11. Kebenaran dan ketepatan pelaporan kegiatan kesekretariatan.
h. WEWENANG :
1. Meminta dan mengklarifikasikan data kepada staf;
2. Meminta informasi dan petunjuk pada atasan;
3. Menetapkan tata kerja staf Instalasi Pemeliharaan Sarana;
4. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan sekretariat dengan kepala
instalasi;
19
5. Mengkoordinir sfaf sekretariat dalam pelaksanaan tugas;
6. Mengoreksi tata kerja, SOP, uraian tugas dan wewenang sfaf sekretariat
serta indikator mutu Instalasi Pemeliharaan Sarana;
7. Memberikan rekomendasi persetujuan mengikuti pembelajaran
berkelanjutan pada staf Instalasi Pemeliharaan Sarana;
8. Mengevaluasi kinerja instalasi;
9. Memberikan masukan dan usulan kepada direktur melalui Kepala
Instalasi terhadap permohonan penempatan pegawai baru dan;
10. Memberikan masukan dan usulan kepada Kepala Instalasi tentang
kebutuhan dan program pengembangan Staf Instalasi Pemeliharaan
Sarana.
3) KOORDINATOR KELISTRIKAN DAN PERMESINAN
a. NAMA JABATAN : Koordinator Kelistrikan dan
Permesinan
b. UNIT ORGANISASI : Instalasi Pemeliharaan Sarana
c. SYARAT JABATAN
- Pangkat / Golongan : Pengatur Muda / II b
- Pendidikan : STM
- Pendidikan dan Pelatihan : Pelatihan Instalasi Kelistrikan dan
jaringan, pelatihan mekanik
- Pengalaman Kerja : Minimal telah bekerja selama 5
tahun di Instalasi Pemeliharaan
Sarana rumah sakit.
d. RINGKASAN TUGAS :
mengkoordinasikan dan bertanggungjawab terlaksananya penyelenggaraan
pelayanan kelistrikan dan permesinan di rumah sakit yang meliputi
perencanaan, pengaturan jadwal, penggerakan pelaksanaan, pemantauan,
pengawasan, penilaian dan pengendalian terhadap kegiatan pelayanan
kelistrikan dan permesinan.
e. HASIL KERJA :
20
1. Rencana kebutuhan tenaga, sarana, dan prasarana;
2. Prosedur kerja/protap system pelayanan;
3. Pembagian tugas;
4. Data pelayanan kelistrikan dan permesinan;
5. Usulan kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana;
6. Daftar harga barang Listrik;
7. Persetujuan realisasi kebutuhan barang listrik;
8. Telaahan staf;
9. Laporan kegiatan pelayanan kelistrikan dan permesinan.
f. RINCIAN TUGAS :
1. Membantu kepala instalasi dalam menyusun program kerja dan rencana
anggaran instalasi farmasi sebagai bahan masukan untuk menyusun
program kerja dan Rencana Anggaran Rumah Sakit;
2. Membuat rencana kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana dilingkup
koordinator pelayanan kelistrikan dan permesinan;
3. Menyusun dan mengusulkan prosedur kerja/protap dan system
pelayanan kelistrikan dan permesinan;
4. Menghimpun data yang berkaitan dengan pelayanan kelistrikan dan
permesinan;
5. Menyebarkan dan mensosialisasikan kebijakan rumah sakit dan
kebijakan operasional penyelenggaraan pelayanan kelistrikan dan
permesinan;
6. Mengkoordinasikan seluruh kebutuhan sumber daya dan
perbaikan/pemeliharaan sarana dan prasarana untuk pelayanan
kelistrikan dan permesinan;
7. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi penggunaan fasilitas dan
pelaksanaan kegiatan pelayanan kelistrikan dan permesinan;
8. Membantu kepala instalasi dalam menyusun prioritas rencana
kebutuhan sarana dan prasarana untuk kebutuhan pelayanan kelistrikan
dan permesinan;
21
9. Mengkoordinasi perencanaan kegiatan, pendapatan dan pengembangan
dalam penyelenggaraan pelayanan kelistrikan dan permesinan;
10. Memantau dan menilai realisasi pendapatan dalam penyelenggaraan
pelayanankelistrikan dan permesinan;
11. Membina dan memberi petunjuk kepada staf pelayanan kelistrikan dan
permesinan;
12. Memberi motivasi, semangat dan dorongan kepada seluruh SDM
pelayanan kelistrikan dan permesinan;
13. Menilai mutu cakupan dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan
kelistrikan dan permesinan;
14. Membuat laporan dan evaluasi seluruh pelaksanaan kegiatan
kefarmasian untuk perbaikan dan peningkatan mutu
pelayanankelistrikan dan permesinan;
15. Membuat telaahan staf yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan
berbagai permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan tugas.
g. TANGGUNG JAWAB :
1. Kebenaran dan ketepatan waktu pembuatan rencana kebutuhan tenaga,
sarana dan prasarana untuk pelayanan kelistrikan dan permesinan;
2. Kebenaran prosedur kerja/protap dan system pelayanan yang dibuat;
3. Kelancaran pelaksanaan tugas pelayanan kelistrikan dan permesinan;
4. Kebenaran dan ketepatan waktu pembuatan telaahan staf;
5. Kebenaran dan ketepatan pelayanan kelistrikan dan permesinan;
6. Kebenaran dan ketepatan waktu pembuatan laporan dan evaluasi
kegiatan.
h. WEWENANG :
1. Meminta dan mengklarifikasikan data kepada staf;
2. Meminta informasi dan petunjuk pada atasan;
3. Memberikan masukan kepada kepala instalasi farmasi tentang
pemenuhan kebutuhan pelayanan kelistrikan dan permesinan
4. Menetapkan prosedur kerja dan system pelayana kelistrikan dan
permesinan;
22
5. Menentukan jenis data/informasi yang diperlukan dalam
penyelenggaraan pelayanan kelistrikan dan permesinan;
6. Menentukan system pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan
kelistrikan dan permesinan;
7. Mengoreksi data, laporan, dan hasil kerja bawahan;
8. Mengatur tenaga, prosedur kerja, pemanfaatan sarana dan prasarana
untuk pelayanan kelistrikan dan permesinan di Instalasi Pemeliharaan
Sarana;
9. Mengajukan usulan kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana serta
pemeliharaannya;
10. Berkoordinasi dengan instalasi dan satuan kerja terkait;
11. Memberi saran dan pertimbangan kepada kepala Instalasi Pemeliharaan
Sarana
4) KOORDINATOR ELEKTROMEDIK
a. NAMA JABATAN : Koordinator Elektromedik
b. UNIT ORGANISASI : Instalasi Pemeliharaan Sarana
c. SYARAT JABATAN
- Pangkat / Golongan : Penata Muda / IIIa
- Pendidikan : D IV ELEKTROMEDIK
- Pendidikan dan Pelatihan : Pelatihan Kalibrasi, workshop alat
medis, training Istrument medis
- Pengalaman Kerja : Minimal telah bekerja selama 2
tahun di Instalasi Pemeliharaan
Sarana rumah sakit.
d. RINGKASAN TUGAS :
mengkoordinasikan dan bertanggungjawab terlaksananya penyelenggaraan
pelayanan Elektromedik di rumah sakit yang meliputi perencanaan,
pengaturan jadwal, penggerakan pelaksanaan, pemantauan, pengawasan,
penilaian dan pengendalian terhadap kegiatan pelayanan Elektromedik.
e. HASIL KERJA :
1. Rencana kebutuhan tenaga, sarana, dan prasarana;
23
2. Prosedur kerja/protap system pelayanan;
3. Pembagian tugas;
4. Data pelayanan kelistrikan dan permesinan;
5. Usulan kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana;
6. Daftar harga suku cadang Elektromedik;
7. Persetujuan realisasi kebutuhan suku cadang elektromedik;
8. Telaahan staf;
9. Laporan kegiatan .
f. RINCIAN TUGAS :
1. Membantu kepala instalasi dalam menyusun program kerja dan rencana
anggaran instalasi farmasi sebagai bahan masukan untuk menyusun
program kerja dan Rencana Anggaran Rumah Sakit;
2. Membuat rencana kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana dilingkup
koordinator pelayanan elektromedik;
3. Menyusun dan mengusulkan prosedur kerja/protap dan system
pelayanan elektromedik;
4. Menghimpun data yang berkaitan dengan pelayanan elektromedik;
5. Menyebarkan dan mensosialisasikan kebijakan rumah sakit dan
kebijakan operasional penyelenggaraan pelayanan elektromedik;
6. Mengkoordinasikan seluruh kebutuhan sumber daya dan
perbaikan/pemeliharaan sarana dan prasarana untuk pelayanan
elektromedik;
7. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi penggunaan fasilitas dan
pelaksanaan kegiatan pelayanan elektromedik;
8. Membantu kepala instalasi dalam menyusun prioritas rencana
kebutuhan sarana dan prasarana untuk kebutuhan pelayanan
elektromedik;
9. Mengkoordinasi perencanaan kegiatan, pendapatan dan pengembangan
dalam penyelenggaraan pelayanan elektromedik;
10. Memantau dan menilai realisasi pendapatan dalam penyelenggaraan
pelayananelektromedik;
24
11. Membina dan memberi petunjuk kepada staf pelayanan elektromedik;
12. Memberi motivasi, semangat dan dorongan kepada seluruh SDM
pelayanan elektromedik;
13. Menilai mutu cakupan dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan
elektromedik;
14. Membuat laporan dan evaluasi seluruh pelaksanaan kegiatan
kefarmasian untuk perbaikan dan peningkatan mutu
pelayananelektromedik;
15. Membuat telaahan staf yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan
berbagai permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan tugas.
g. TANGGUNG JAWAB :
1. Kebenaran dan ketepatan waktu pembuatan rencana kebutuhan tenaga,
sarana dan prasarana untuk pelayanan elektromedik;
2. Kebenaran prosedur kerja/protap dan system pelayanan yang dibuat;
3. Kelancaran pelaksanaan tugas pelayanan elektromedik;
4. Kebenaran dan ketepatan waktu pembuatan telaahan staf;
5. Kebenaran dan ketepatan pelayanan elektromedik;
6. Kebenaran dan ketepatan waktu pembuatan laporan dan evaluasi
kegiatan.
h. WEWENANG :
1. Meminta dan mengklarifikasikan data kepada staf;
2. Meminta informasi dan petunjuk pada atasan;
3. Memberikan masukan kepada kepala instalasi farmasi tentang
pemenuhan kebutuhan pelayanan elektromedik
4. Menetapkan prosedur kerja dan system pelayanan elektromedik;
5. Menentukan jenis data/informasi yang diperlukan dalam
penyelenggaraan pelayanan elektromedik;
6. Menentukan system pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan
elektromedik;
7. Mengoreksi data, laporan, dan hasil kerja bawahan;
25
8. Mengatur tenaga, prosedur kerja, pemanfaatan sarana dan prasarana
untuk pelayanan elektromedik di Instalasi Pemeliharaan Sarana;
9. Mengajukan usulan kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana serta
pemeliharaannya;
10. Berkoordinasi dengan instalasi dan satuan kerja terkait;
11. Memberi saran dan pertimbangan kepada kepala Instalasi Pemeliharaan
Sarana
5) KOORDINATOR ELEKTRONIKA
a. NAMA JABATAN : Koordinator Elektronika
b. UNIT ORGANISASI : Instalasi Pemeliharaan Sarana
c. SYARAT JABATAN
- Pangkat / Golongan : Penata Muda / III a
- Pendidikan : Sarjana Teknik Elektro
- Pendidikan dan Pelatihan : Pelatihan Dasar Eletronika,
Pelatihan Elektronika Lanjutan, S1
Teknik Elektro
- Pengalaman Kerja : Minimal telah bekerja selama 3
tahun di instalasi farmasi rumah
sakit.
d. RINGKASAN TUGAS :
mengkoordinasikan dan bertanggungjawab terlaksananya penyelenggaraan
Pemeliharaan dan Perbaikan Alat – Alat Elektronika di lingkungan rumah
sakit yang meliputi perencanaan, pengaturan jadwal, penggerakan
pelaksanaan, pemantauan, pengawasan, penilaian dan pengendalian terhadap
kegiatan pemeliharaan dan Perbaikan Alat – Alat Elektronika.
e. HASIL KERJA :
1. Rencana kebutuhan tenaga, sarana, dan prasarana;
2. Prosedur kerja/protap Pemeliharaan da Perbaikan Alat – Alat Elektronika;
3. Pembagian tugas;
4. Data pemeliharaan dan perbaikan Alat – Alat Elektronika;
26
5. Usulan kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana;
6. Daftar pemeliharaan dan perbaikan Alat – Alat Elektronika;
7. Persetujuan realisasi pemeliharaan dan perbaikan Alat – Alat Elektronika;
8. Telaahan staf;
9. Laporan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan Alat – Alat Elektronika;
f. RINCIAN TUGAS :
1. Membantu kepala instalasi dalam menyusun program kerja dan rencana
anggaran instalasi Pemeliharaan Sarana sebagai bahan masukan untuk
menyusun program kerja dan Rencana Anggaran Rumah Sakit;
2. Membuat rencana kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana dilingkup
koordinator Elektronika;
3. Menyusun dan mengusulkan prosedur kerja/protap dan system
pemeliharaan dan perbaikan Alat – Alat Elektronika;
4. Menghimpun data yang berkaitan dengan pemeliharaan dan perbaikan
Alat – Alat Elektronika;
5. Menyebarkan dan mensosialisasikan kebijakan rumah sakit dan
kebijakan operasional penyelenggaraan pemeliharaan dan perbaikan
Alat – Alat Elektronika;
6. Mengkoordinasikan seluruh kebutuhan sumber daya dan
perbaikan/pemeliharaan sarana dan prasarana untuk kelancaran
pemeliharaan dan perbaikan Alat – Alat Elektronika;
7. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi penggunaan fasilitas dan
pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan Alat – Alat
Elektronika;
8. Membantu kepala instalasi dalam menyusun prioritas rencana
kebutuhan sarana dan prasarana untuk kebutuhan pemeliharaan dan
perbaikan Alat – Alat Elektronika;
9. Mengkoordinasi perencanaan kegiatan, pendapatan dan pengembangan
dalam penyelenggaraan pemeliharaan dan perbaikan Alat – Alat
Elektronika;
27
10. Memantau dan menilai realisasi pendapatan dalam penyelenggaraan
pemeliharaan dan perbaikan Alat – Alat Elektronika;
11. Membina dan memberi petunjuk kepada staf pelaksana Elektronika;
12. Memberi motivasi, semangat dan dorongan kepada seluruh SDM
Pelaksana Elektronika;
13. Menilai mutu cakupan dan efisiensi penyelenggaraan pemeliharaan dan
perbaikan Alat – Alat Elektronika;
14. Membuat laporan dan evaluasi seluruh pelaksanaan kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan Alat – Alat Elektronika untuk perbaikan
dan peningkatan mutu yang lebih baik;
15. Membuat telaahan staf yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan
berbagai permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan tugas.
g. TANGGUNG JAWAB :
1. Kebenaran dan ketepatan waktu pembuatan rencana kebutuhan tenaga,
sarana dan prasarana untuk pemeliharaan dan perbaikan Alat – Alat
Elektronika;
2. Kebenaran prosedur kerja/protap dan sistem pemeliharaan dan
perbaikan Alat – Alat Elektronika yang dibuat;
3. Kelancaran pelaksanaan tugas pemeliharaan dan perbaikan Alat – Alat
Elektronika;
4. Kebenaran dan ketepatan waktu pembuatan telaahan staf;
5. Kebenaran dan ketepatan pemeliharaan dan perbaikan Alat – Alat
Elektronika;
6. Kebenaran dan ketepatan waktu pembuatan laporan dan evaluasi
kegiatan.
h. WEWENANG :
1. Meminta dan mengklarifikasikan data kepada staf;
2. Meminta informasi dan petunjuk pada atasan;
3. Memberikan masukan kepada kepala instalasi Pemeliharaan Sarana
tentang pemenuhan kebutuhan dalam pemeliharaan dan perbaikan Alat
– Alat Elektronika;
28
4. Menetapkan prosedur kerja dan system pemeliharaan dan perbaikan
Alat – Alat Elektronika;
5. Menentukan jenis data/informasi yang diperlukan dalam
penyelenggaraan pemeliharaan dan perbaikan Alat – Alat Elektronika;
6. Menentukan system pencatatan dan pelaporan kegiatan pemeliharaan
dan perbaikan Alat – Alat Elektronika;
7. Mengoreksi data, laporan, dan hasil kerja bawahan;
8. Mengatur tenaga, prosedur kerja, pemanfaatan sarana dan prasarana
untuk pemeliharaan dan perbaikan Alat – Alat Elektronika di instalasi
Pemeliharaan Sarana;
9. Mengajukan usulan kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana serta
pemeliharaannya;
10. Berkoordinasi dengan instalasi dan satuan kerja terkait;
11. Memberi saran dan pertimbangan kepada kepala instalasi Pemeliharaan
Sarana.
6) KOORDINATOR MONITORING, EVALUASI DAN MUTU
a. NAMA JABATAN : Koordinator Monev & Mutu
b. UNIT ORGANISASI : Instalasi Pemeliharaan Sarana
c. SYARAT JABATAN :
- Pangkat / Golongan : Penata Muda / IIIa
- Pendidikan :
- Pendidikan dan Pelatihan : Managemen Pemeliharaan,
managemen rumah sakit
- Pengalaman Kerja : Minimal telah bekerja selama 3 tahun
di Instalasi Pemeliharaan Sarana
rumah sakit.
d. RINGKASAN TUGAS :
Mengkoordinasikan dan bertanggungjawab terlaksananya kegiatan
penyelenggaraan monev dan mutu.
29
e. HASIL KERJA :
1. Rencana kebutuhan tenaga, sarana, dan prasarana
2. Prosedur kerja/SOP system monev & mutu;
3. Pembagian tugas;
4. Data pelayanan pemeliharaan dan perbaikan;
5. Usulan kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana;
6. Persetujuan realisasi penyelenggaraan kegiatan audit, ISO, akreditasi,;
7. Telaahan staf;
8. Laporan kegiatan monev & mutu.
f. RINCIAN TUGAS :
1. Membantu kepala instalasi dalam menyusun program kerja dan
Rencana anggaran instalasi farmasi sebagai bahan masukan untuk
menyusun program kerja dan Rencana Anggaran Rumah Sakit;
2. Membuat rencana kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana dilingkup
koordinator monev & mutu;
3. Menyusun dan mengusulkan prosedur kerja/SOP dan system monev &
mutu;
4. Menghimpun data yang berkaitan dengan monev & mutu di instalasi;
5. Menyebarkan dan mensosialisasikan kebijakan rumah sakit dan
kebijakan operasional penyelenggaraan monev & mutu;
6. Mengkoordinasikan seluruh kebutuhan sumber daya dan
perbaikan/pemeliharaan sarana dan prasarana di lingkup koordinator
monev & mutu;
7. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi penggunaan fasilitas dan
pelaksanaan kegiatan di lingkup koordinator monev & mutu;
8. Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan monev & mutu di instalasi
farmasi;
9. Mengkoordinasi usulandan membuat persetujuan realisasi kegiatan
monev & mutu;
30
10. Membantu kepala instalasi dalam menyusun prioritas rencana
kebutuhan sarana dan prasarana untuk kebutuhan kegiatan monev &
mutu;
11. Mengkoordinasi perencanaan kegiatan dan pengembangan dalam
penyelenggaraan kegiatan monev & mutu;
12. Memantau dan menilai realisasi persiapan sebelum penyelenggaraan
kegiatan audit, ISO, akreditasi;
13. Mengkoordinasikan pelaksanaankegiatan audit, ISO, akreditasi;
14. Membina dan memberi petunjuk kepada staf monev dan mutu;
15. Memberi motivasi, semangat dan dorongan kepada seluruh SDM
monev & mutu;
16. Menilai mutu dan efisiensi penyelenggaraan kegiatan di lingkup
koordinator monev dan mutu;
17. Membuat laporan dan evaluasi seluruh pelaksanaan kegiatan di lingkup
koordinator monev & mutu;
18. Membuat telaahan staf yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan
berbagai permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan tugas.
g. TANGGUNG JAWAB :
1) Kebenaran dan ketepatan waktu pembuatan rencana kebutuhan tenaga,
sarana dan prasarana untuk penyelenggaraan monev & mutu;
2) Kebenaran prosedur kerja/protap dan system pelayanan yang dibuat;
3) Kelancaran pelaksanaan tugas penyelenggaraan monev & mutu;
4) Kebenaran dan ketepatan waktu pembuatan telaahan staf;
5) Kebenaran dan ketepatan waktu pembuatan laporan dan evaluasi
kegiatan monitoring, evaluasi dan mutu;
6) Kebenaran persetujuan realisasi kebutuhan barang dan suku cadang di
lingkup koordinator monev dan mutu.
h. WEWENANG :
1. Meminta dan mengklarifikasikan data kepada staf;
2. Meminta informasi dan petunjuk pada atasan;
31
3. Memberikan masukan kepada kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana
tentang pemenuhan kebutuhan penyelenggaraan monev & mutu;
4. Menetapkan prosedur kerja dan system penyelenggaraan monev &
mutu;
5. Menentukan jenis data/informasi yang diperlukan dalam
penyelenggaraan monev & mutu;
6. Mendapatkan informasi mengenai penyelenggaraan kegiatan audit, ISO,
akreditasi;
7. Menentukan system pencatatan dan pelaporan kegiatan monitoring,
evaluasi dan mutu;
8. Mengoreksi data, laporan, dan hasil kerja bawahan;
9. Mengatur tenaga, prosedur kerja, pemanfaatan sarana dan prasarana di
lingkup koodinator monev dan mutu;
10. Mengajukan usulan kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana serta
pemeliharaannya;
11. Berkoordinasi dengan instalasi dan satuan kerja terkait;
12. Memberi saran dan pertimbangan kepada kepala Instalasi Pemeliharaan
Sarana.
7) PELAKSANA KELISTRIKAN
a. Nama Jabatan : Pelaksana Kelistrikan
b. Nama Unit Kerja : Instalasi Pemeliharaan Sarana
c. Persyaratan dan kualifikasi :
- Pendidikan Formal : STM Listrik
- Pendidikan Non Formal : Pelatihan Kelistrikan dan
jaringan
- Pengalaman Kerja : Pernah mengerjakan jaringan
listrik arus kuat dan instalasi
grounding
- Ketrampilan : Memperbaiki jaringan listik
d. Tanggung Jawab :
32
Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan alat listrik
e. Uraian Tugas :
1. Menangani gangguan listrik
2. Melaksanakan Pemeliharaan jaringan daya listrik
3. Memantau pemakaian instalasi jaringan listrik
4. Merencanakan titik pemasangan jaringan listrik
5. Pemeliharaan jaringan penerangan
6. Melaksanakan pemasangan alat listrik
7. Melaksanakan pembuatan jaringan listrik untuk peralatan
8. Melaksanakan pembuatan jaringan listrik untuk penerangan
9. Menangani gangguan panel listrik
10. Melaksanakan Pemeliharaan panel daya listrik
11. Memantau pemakaian panel daya listrik
12. Memantau distribusi listrik
f. Wewenang :
Melaksanakan dan memantau penyediaan, pemeliharaan dan perbaikan
sumber listrik utama rumah sakit
g. Hasil kerja :
Tersedianya sumber listrik utama di Rumah Sakit.
8) PELAKSANA PERMESINAN
a. Nama Jabatan : Pelaksana Permesinan
b. Nama Unit Kerja : Instalasi Pemeliharaan Sarana
c. Persyaratan dan kualifikasi :
- Pendidikan Formal : STM Mesin
- Pendidikan Non Formal : Pelatihan Mesin dan Mekanik
- Pengalaman Kerja : Pernah mengerjakan Perbaikan
Mesin Genset dan Mesin Gas
Medik
- Ketrampilan : Memodifikasi Mesin Genset
d. Tanggung Jawab
Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan alat-alat besar penunjang
33
e. Uraian Tugas:
1. Menyususn jadwal pemeliharaan genset
2. Melaksanakn pemeliharaan genset
3. Melaksanakan perbaikan genset
4. Melaksanakan pemantauan penggunaan genset
5. Menyusun jadwal pemeliharaan Hydrant
6. Melaksanakan pemeliharaan hydrant
7. Melaksanakan perbaikan hydrant
8. Melaksanakan pemantauan penggunaan hydrant
9. Menyususn jadwal pemeliharaan lift
10. Mengevaluasi pemeliharaan lift
11. Melaksanakan pemeliharaan rutin mesin cuci mesin pengering dan
mesin sterilisasi
12. Melaksanakan perbaikan rutin mesin cuci mesin pengering dan mesin
sterilisasi
13. Melaksanakan pemeliharaan rutin sentral gas medis
14. Melaksanakan perbaikan sentral gas medis
f. Wewenang :
Melaksanakan dan memantau penyediaan, pemeliharaan dan perbaikan
sumber listrik utama rumah sakit
g. Hasil kerja :
Tersedianya sumber listrik utama di Rumah Sakit.
9) PELAKSANA PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN ALAT MEDIS
a. Nama Jabatan : Pelaksana Pemeliharaan dan
Perbaikan Alat Medis
b. Nama Unit Kerja : Instalasi Pemeliharaan Sarana
c. Persyaratan dan kualifikasi :
- Pendidikan Formal : D III Elektromedik
- Pendidikan Non Formal : Pelatihan Sistem Pemeliharaan
alat medis dan Workshop
Pentusunan SOP Pemeliharaan
34
- Pengalaman Kerja : Pernah memperbaiki beberapa
jenis alat medis dan alat
laboratorium
- Ketrampilan : Mahir dalam menganalisa
Trouble shooting kerusakan
peralatan
d. Tanggung Jawab :
Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan alat Medis
e. Uraian Tugas :
1. Menyiapkan rencana pemeliharaan alat medis
2. Membuat jadwal pemeliharaan alat medis
3. Melaksanakan pemeliharaan alat medis
4. Mengevaluasi hasil pemeliharaan alat medis
5. Melaksanakan Pemantauan fungsi alat medis
6. Menyusun dan membuat laporan hasil pemeliharaan alat medis
7. Melaksanakan perbaikan alat medis
8. Mengerjakan Kartu Catatan pemeliharan
9. Pencatatan Kartu Pemeliharaan
f. Wewenang :
Melaksanakan dan memantau penyediaan, pemeliharaan dan perbaikan
Alat Medis di rumah sakit
g. Hasil kerja :
Tersedianya Peralatan yang siap pakai di Rumah Sakit.
10) PELAKSANA KALIBRASI
a. Nama Jabatan : Pelaksana Kalibras Alat Medis
b. Nama Unit Kerja : Instalasi Pemeliharaan Sarana
c. Persyaratan dan kualifikasi :
- Pendidikan Formal : D III Elektromedik
- Pendidikan Non Formal : Workshop Kalibrasi, Pelatihan
Teknik Dasar Kalibrasi
d. Tanggung Jawab :
35
Melaksanakan Kalibrasi Sederhana pada beberapa alat Medis
e. Uraian Tugas :
1. Merencanakan kalibrasi Eksternal alat medis
2. Membuat jadwal kalibrasi
3. Memantau pelaksanaan kalibrasi eksternal alat medis
4. melaksanakan kalibrasi internal alat medis
5. Mengevaluasi hasil kalibrasi
6. Membuat laporan hasil kalibrasi
f. Wewenang :
Melaksanakan dan memantau penyediaan, pemeliharaan dan perbaikan
Alat Medis di rumah sakit
g. Hasil kerja :
Tersedianya Peralatan yang Sesuai standart di Rumah Sakit.
11) PELAKSANA PEMELIHARAAN AC DAN KULKAS
a. Nama Jabatan : Pelaksana AC dan Kulkas
b. Nama Unit Kerja : Instalasi Pemeliharaan Sarana
c. Persyaratan dan kualifikasi :
- Pendidikan Formal : STM elektro
- Pendidikan Non Formal : Pelatihan Dasar Elektronika
- Pengalaman Kerja : Pernah mengerjakan Perbaikan AC
dan Kulkas
- Ketrampilan : Menyeleseikan perbaikan kulkas
dan AC tepat waktu dan Efisien
d. Tanggung Jawab :
Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan alat-alat elektronika yaitu
kulkas dan AC
e. Uraian Tugas :
1. Menyususn jadwal pemeliharaan Kulkas
2. Melaksanakn pemeliharaan Kulkas
3. Melaksanakan perbaikan Kulkas
4. Melaksanakan pemantauan penggunaan kulkas
36
5. Menyusun jadwal pemeliharaan AC
6. Melaksanakan pemeliharaan AC
7. Melaksanakan perbaikan AC
8. Melaksanakan pemantauan penggunaan AC
9. Menyususn jadwal pemeliharaan lift
10. Mengevaluasi pemeliharaan dan Perbaikan Kulkas dan AC
f. Wewenang :
Melaksanakan dan memantau pemeliharaan dan perbaikan Kulkas dan AC
rumah sakit
g. Hasil kerja :
Terselesaikannya semua Pemeliharaan dan Perbaikan Kulkas dan AC
Teliti, Tepat Waktu dan efisien
12) Pelaksana CCTV dan Telepon
a. Nama Jabatan : Pelaksana CCTV dan Telepon
b. Nama Unit Kerja : Instalasi Pemeliharaan Sarana
c. Persyaratan dan kualifikasi :
- Pendidikan Formal : STM elektro
- Pendidikan Non Formal : Pelatihan Dasar Elektronika
- Pengalaman Kerja : Pernah mengerjakan Perbaikan dan
Pemeliharaan CCTV dan Telepon
- Ketrampilan : Menyeleseikan perbaikan dan
Pemeliharaan CCTV dan Telepon
tepat waktu dan Efisien
d. Tanggung Jawab :
Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan alat-alat elektronika yaitu
CCTV dan Telepon
e. Uraian Tugas :
1. Menyususn jadwal pemeliharaan CCTV
2. Melaksanakn pemeliharaan CCTV
3. Melaksanakan perbaikan CCTV
4. Melaksanakan pemantauan penggunaan CCTV
5. Menyusun jadwal pemeliharaan Telepon
37
6. Melaksanakan pemeliharaan Telepon
7. Melaksanakan perbaikan Telepon
8. Melaksanakan pemantauan penggunaan Telepon
9. Mengevaluasi pemeliharaan dan Perbaikan CCTV dan Telepon
f. Wewenang :
Melaksanakan dan memantau penyediaan, pemeliharaan dan perbaikan
CCTV dan Telepon rumah sakit
g. Hasil kerja :
Terselesaikannya semua Pemeliharaan dan Perbaikan CCTV dan Telepon
Teliti, Tepat Waktu dan efisien
13) Pelaksana TV dan Sound System
a. Nama Jabatan :Pelaksana TV dan Sound System
b. Nama Unit Kerja : Instalasi Pemeliharaan Sarana
c. Persyaratan dan kualifikasi :
- Pendidikan Formal : STM elektro
- Pendidikan Non Formal : Pelatihan Dasar Elektronika
- Pengalaman Kerja : Pernah mengerjakan Perbaikan dan
Pemeliharaan TV dan Sound
System
Ketrampilan : Menyeleseikan perbaikan dan
Pemeliharaan TV dan Sound
System tepat waktu dan efisien
d. Tanggung Jawab :
Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan alat-alat elektronika yaitu TV
dan Sound Sistem
e. Uraian Tugas :
1. Menyusun jadwal pemeliharaan TV
2. Melaksanakn pemeliharaan TV
3. Melaksanakan perbaikan TV
4. Melaksanakan pemantauan penggunaan TV
38
5. Menyusun jadwal pemeliharaan Sound System
6. Melaksanakan pemeliharaan Sound System
7. Melaksanakan perbaikan Sound System
8. Melaksanakan pemantauan penggunaan Sound System
9. Mengevaluasi pemeliharaan dan Perbaikan TV dan Sound System
f. Wewenang :
Melaksanakan dan memantau penyediaan, pemeliharaan dan perbaikan
TV dan Sound System rumah sakit
g. Hasil kerja :
Terselesaikannya semua Pemeliharaan dan Perbaikan TV dan Sound
System Tepat Waktu dan efisien
14) Pelaksana Sarana Elektronika
a. Nama Jabatan : Pelaksana Sarana Elektronika
b. Nama Unit Kerja : Instalasi Pemeliharaan Sarana
c. Persyaratan dan kualifikasi :
- Pendidikan Formal : STM elektro
- Pendidikan Non Formal : Pelatihan Dasar Elektronika
- Pengalaman Kerja : Pernah mengerjakan Perbaikan dan
Pemeliharaan Sarana Elektronika
- Ketrampilan : Mahir dalam Perbaikan Alat –
Alata Elektronik
d. Tanggung Jawab :
Ketersediaan Sarana Elektronika yang siap pakai
e. Uraian Tugas :
1. Menyususn jadwal pemeliharaan Sarana Elektronika
2. Melaksanakan pemeliharaan Sarana Elektronika
3. Melaksanakan pemantauan penggunaan Sarana Elektronika
4. Mengevaluasi pemeliharaan dan Penggunaan Sarana Elektronika
5. Membuat Laporan yang berkenaan dengan sarana Elektronika
f. Wewenang :
39
Melaksanakan dan memantau penyediaan, pemeliharaan dan penggunaan
Sarana Elektronika
g. Hasil kerja :
Tersedianya Sarana Elektronika yang siap pakai
15) PENGADMINISTRASI MONEV DAN MUTU
a. NamaJabatan : Pengadministrasi Monev dan
Mutu
b. Nama Unit Kerja :Instalasi Pemeliharaan Sarana
c. Persyaratan dan kualifikasi
- Pendidikan Formal :DIV Elektromedik
- Pendidikan non formal : Pelatihan komputer
- Pengalaman Kerja :Pernah melakukan administrasi
dokumen
- Ketrampilan : Administrasi dokumen,
komputer
d. Tanggung Jawab
Melaksanakan tertib administrasi pengarsipan dokumen di lingkup
koordinator monev dan mutu.
e. Uraian Tugas
1. Membuat Laporan Sasaran Mutu;
2. Mengendalikan Surat Masuk dan Surat keluar di lingkup koordinator
monev dan mutu;
3. Melakukan rekapitulasi rencanan kebutuhan sarana dan prasarana di
lingkup koordinator monev dan mutu;
4. Mengarsipkan berkas yang diperlukan untuk keperluan audit (ISO dan
Akreditasi);
5. Membuat notulen pertemuan di lingkup koordinator monev dan mutu;
6. Membantu koordinator monev dan mutu dalam melakukan evaluasi yang
berhubungan dengan Pemeliharaan Sarana;
7. Mengikuti rapat rutin Instalasi Pemeliharaan Sarana;
8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung.
40
f. Wewenang :
Melaksanakan administrasi pengarsipan dokumen yang baik di lingkup
koordinator monev dan mutu
g. Hasil kerja :
Dokumen di lingkup koordinator monev dan mutu yang tertata dengan baik,
Catatan buku dan laporan kegiatan.
16) PELAKSANA MONITORING DAN EVALUASI
a. NamaJabatan : Pelaksana Monitoring dan
Evaluasi
b. Nama Unit Kerja : Instalasi Pemeliharaan Sarana
c. Persyaratan dan kualifikasi :
- Pendidikan Formal : SMA
- Ketrampilan : Mengusai Program komputer
d. Tanggung Jawab
Melaksanakan monitoring dan evaluasi di Instalasi Pemeliharaan Sarana
e. Uraian Tugas
1. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap semua kegitan di Instalasi
Pemeliharaan Sarana
2. Mencatat dan melaporkan semua ketidaksesuaian yang ditemukan kepada
koordinator monev dan mutu
3. Membantu koordinator monev dan mutu menganalisa ketidaksesuaian yang
ditemukan
4. Membantu dalam menyusun dan mengusulkan prosedur kerja/SOP dan
sistem monitoring, evaluasi dan mutu
5. Melaksanakan pemantauan dan membantu menilai realisasi persiapan
sebelum penyelenggaraan kegiatan audit, ISO, Akreditasi
6. Membuat laporan hasil monitoring dan evaluasi kegiatan di Instalasi
Pemeliharaan Sarana
7. Mengikuti seluruh rapat di Instalasi Pemeliharaan Sarana
8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan langsung.
f. Wewenang
41
Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan di Instalasi Pemeliharaan
Sarana
g. Hasil kerja
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan
5.TATA HUBUNGAN KERJA
Tata Hubungan Kerja antara IPS dengan unit lain di RSU Haji Surabaya
Gambar 2.3 tata hubungan kerja IPS dengan unit lain
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Instalasi pemeliharaan
sarana menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam
lingkungan instalasi maupun antar Unit di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
sesuai dengan tugas pokok masing – masing.
a. Keterkaitan Hubungan Kerja Instalasi Sarana dan Prasarana RSU Haji
dengan unit lain.
1. Instalasi Bedah Sentral (OK)
42
Panitia Pengadaa
n
GiziICU Wakil Direktur Umum dan Keuangan
IRNA
RadiologiRekamMedik
IBS Laboratorium
PK / PA
FARMASI
Perlengkapan Umum dan
Kepegawaian
Sanitasi
IFRS
Operator
Rawat Jalan Keuangan
PSP Hemodialisa
SIM / Billing Sekretariat ISO
Kerja Sama
Diklit dan Bina SDM
Instalasi Pemeliharaan Sarana
Unit dimana pasiennya memerlukan tindakan operasi, akan melakukan
koordinasi dengan Instalasi pemeliharaan sarana untukkesiapan peralatan yang
akan digunakan untuk operasi dan koordinasi dalam hal kalibrasi peralatannya
serta ketersediaan pasokan listrik, sarana komunikasi dan pemanfaatan sentral
gas medis.
2. Instalasi Patologi klinik
Instalasi patologi klinik berkoordinasi dengan Instalasi pemeliharaan sarana
untuk kesiapan peralatan yang akan digunakan untuk tindakan dan koordinasi
dalam hal kalibrasi peralatannya serta ketersediaan pasokan listrik dan sarana
komunikasi
3. Instalasi Gawat Darurat
IGD berkoordinasi dengan Instalasi pemeliharaan sarana untuk kesiapan
peralatan yang akan digunakan untuk tindakan dan koordinasi dalam hal
kalibrasi peralatannya serta ketersediaan pasokan listrik, sarana komunikasi
dan pemanfaatan sentral gas medis
4. Instalasi Radiologi
Radiologi berkoordinasi dengan instalasi pemeliharaan sarana dalam kesiapan
peralatan yang akan digunakan dan koordinasi dalam hal pengukuran paparan
radiasi peralatan serta pemantauan film badgeserta ketersediaan pasokan
listrik, sarana komunikasi dan pemanfaatan sentral gas medis
5. ICU
ICU berkoordinasi dengan Instalasi pemeliharaan sarana untuk kesiapan
peralatan yang akan digunakan untuk tindakan dan koordinasi dalam hal
kalibrasi peralatannya serta ketersediaan pasokan listrik, sarana komunikasi
dan pemanfaatan sentral gas medis
6. IRNA
43
IRNA berkoordinasi dengan instalasi Instalasi pemeliharaan sarana untuk
kesiapan peralatan yang akan digunakan untuk operasi dan koordinasi dalam
hal kalibrasi peralatannya serta ketersediaan pasokan listrik dan sarana
komunikasi
7. Instalasi Rawat Jalan
IRJ berkoordinasi dengan Instalasi pemeliharaan sarana untuk kesiapan
peralatan yang akan digunakan untuk operasi dan koordinasi dalam hal
kalibrasi peralatannya serta ketersediaan pasokan listrik dan sarana komunikasi
8. Instalasi Hemodialisa
Instalasi Hemodialisa berkoordinasi dengan Instalasi pemeliharaan sarana
untuk kesiapan peralatan yang akan digunakan untuk tindakan dan koordinasi
dalam hal kalibrasi peralatannya serta ketersediaan pasokan listrik, sarana
komunikasi dan pemanfaatan sentral gas medis
9. Instalasi Paviliun
Instalasi Paviliun berkoordinasi dengan Instalasi pemeliharaan sarana untuk
kesiapan peralatan yang akan digunakan untuk tindakan dan koordinasi dalam
hal kalibrasi peralatannya serta ketersediaan pasokan listrik, sarana komunikasi
dan pemanfaatan sentral gas medis
10. Instalasi Gigi dan mulut
Instalasi gigi dan mulut berkoordinasi dengan Instalasi pemeliharaan sarana
untuk kesiapan peralatan yang akan digunakan untuk tindakan dan koordinasi
dalam hal kalibrasi peralatannya serta ketersediaan pasokan listrik, sarana
komunikasi
11. Instalasi Patologi Anatomi
Instalasi patologi anatomi berkoordinasi dengan Instalasi pemeliharaan sarana
untuk kesiapan peralatan yang akan digunakan untuk tindakan dan koordinasi
dalam hal kalibrasi peralatannya serta ketersediaan pasokan listrik, sarana
komunikasi
44
12. Instalasi PSP
Instalasi PSP berkoordinasi dengan Instalasi pemeliharaan sarana untuk
kesiapan peralatan yang akan digunakan untuk proses sterilisasi dan koordinasi
dalam hal kalibrasi peralatannya serta ketersediaan pasokan listrik dan sarana
komunikasi
13. Instalasi Forensik
Instalasi forensik berkoordinasi dengan Instalasi pemeliharaan sarana dalam
memenuhi ketersediaan pasokan listrik dan sarana komunikasi
14. Farmasi
Instalasi farmasi berkoordinasi dengan Instalasi pemeliharaan sarana dalam
memenuhi ketersediaan pasokan listrik dan sarana komunikasi
15. Sub Bidang Rekam Medis
Sub Bidang Rekam Medis berkoordinasi dengan Instalasi pemeliharaan sarana
dalam memenuhi ketersediaan pasokan listrik dan sarana komunikasi.
16. Operator
Apabila IPS membutuhkan sambungan telepon keluar maka akan meminta
bantuan ke bagian operator dengan cara menekan angka 9 (sembilan) pada
pesawat telepon.
17. Instalasi Gizi
Instalasi gizi berkoordinasi dengan instalasi pemeliharaan sarana berkoordinasi
dengan Instalasi pemeliharaan sarana dalam memenuhi ketersediaan pasokan
listrik dan sarana komunikasi
Demikian juga IPS berkoordinasi dengan instalasi gizi dalam hal kebutuhan air
minum dan makanan tambahan.
18. Bagian Keuangan
45
Bagian Keuangan berkoordinasi dengan Instalasi pemeliharaan sarana dalam
memenuhi ketersediaan pasokan listrik dan sarana komunikasi
19. Sub Bagian Tata Usaha
Sub Bagian Tata Usaha berkoordinasi dengan Instalasi pemeliharaan sarana
dalam memenuhi ketersediaan pasokan listrik dan sarana komunikasi
Instalasi pemeliharaan sarana berkoordinasi dengan sub bagian tata usaha
berkaitan dengan proses surat-menyurat, pembuatan SK Direktur, jadwal,
tempat dan konsumsi untuk pertemuan rutin Instalasi pemeliharaan sarana,
untuk keperluan penggandaan dokumen.
20. Bagian Umum
Bagian Umum berkoordinasi dengan Instalasi pemeliharaan sarana dalam
memenuhi ketersediaan pasokan listrik dan sarana komunikasi
Instalasi pemeliharaan sarana berkoordinasi dengan bagian umum berkaitan
dengan penyediaan tenaga,sarana dan prasarana seperti ATK, meubelair, dan
bahan kebersihan pakai habis
21. Instalasi Sanitasi
Instalasi Sanitasi berkoordinasi dengan Instalasi pemeliharaan sarana dalam
memenuhi ketersediaan pasokan listrik dan sarana komunikasi
Instalasi pemeliharaan sarana berkoordinasi dengan instalasi sanitasi dalam
memenuhi kebutuhan cleaning service, perbaikan pintu, pengecatan dll
22. Instalasi Kerjasma
Instalasi Kerjasama berkoordinasi dengan Instalasi pemeliharaan sarana dalam
memenuhi ketersediaan pasokan listrik dan sarana komunikasi
23. Instalasi SIM
Instalasi SIM berkoordinasi dengan Instalasi pemeliharaan sarana dalam
memenuhi ketersediaan pasokan listrik dan sarana komunikasi
46
Instalasi pemeliharaan sarana berkoordinasi dengan instalasi SIM dalam
memenuhi kebutuhan Jaringan Internet, Pemeliharaan Komputer dan Perbaikan
Printer
24. Panitia Pengadaan
Panitia Pengadaan berkoordinasi dengan Instalasi pemeliharaan sarana dalam
memenuhi ketersediaan pasokan listrik dan sarana komunikasi
Instalasi pemeliharaan sarana berkoordinasi dengan panitia pengadaan dalam
hal pengadaan barang dan jasa
25. Sekertariat ISO
Sekertariat ISO berkoordinasi dengan Instalasi pemeliharaan sarana dalam
memenuhi ketersediaan pasokan listrik dan sarana komunikasi
Instalasi pemeliharaan sarana berkoordinasi dengan sekertariat ISO dalam hal
pembuatan Protab dan pengedalian dokumen
26. Bidang Diklit dan Litbang
Bidang Diklit dan Litbang berkoordinasi dengan Instalasi pemeliharaan sarana
dalam memenuhi ketersediaan pasokan listrik dan sarana komunikasi
Instalasi pemeliharaan sarana berkoordinasi dengan Bidang Diklit dan Litbang
dalam hal pelatihan, pendidikan dan penelitian pegawai
6.POLA KETENAGAAN
Pola ketenagaan di instalasi pemeliharaan sarana saat ini dapat dilihat dalam
tabel dibawah ini :
NONAMA
JABATAN
Kualifikasi JUMLAH
TENAGA
JUMLAH
KEBUTUHANFormal Sertifikat
1 Ka.Instalasi S 1/ DIV - Bersertifikat Asesor
Kompetensi Teknik
Elektromedik
- Bersertifikat
Kompetensi Teknik
1 1
47
Elektromedik
- Bersertifikat Kalibrasi
Peralatan Medik
- Berijazah Magister
Managemen Teknologi
- Bersertifiakat
Narasumber dalam
workshop teknik medis
dan Non medis
2 Sekertariat DIII - Bersertifikat
Kompetensi Teknik
Elektromedik
- Bersertifikat Asesi
Kompetensi Teknik
Elektromedik
- Berijasah D4 Teknik
Elektromedik
- Bersertifikat Pelatihan
Total Image for
Supervisor
- 1
3 Koordinator D III / S1 - Bersertifikat
Kompetensi Teknik
Elektromedik
- Berijasah D4 Teknik
Elektromedik
- Berijasah D3 Teknik
Elektromedik
- Berijasah S1
Elektronika
- Bersertifikat Pelatihan
mesin Pendingin
- Bersertifikat Pelatihan
- 5
48
Jaringan Listrik
- Bersertifikat Pelatihan
Jaringan Telepon
- Bersertifikat Pelatihan
Gas Medis
- Bersertifikat Pelatihan
Maintenance Alat
Medis
- Bersertifikat Kalibrasi
Peralatan Radiasi
4 Pelaksana STM/SMA - Berijasah STM dan
SMA
- Bersertifikat pada
bidang Mesin dan
Mekanik, Elektronika
serta
15 23
JUMLAH TOTAL 16 30
7. PENILAIAN KARYA
Penilaian karya berdasarkan pada :
a. Kedisiplinan kehadiran tepat waktu karyawan :
NO SASARAN INDIKATOR TARGETANALISA HASIL
PENCAPAIAN
1 Terciptanya
kedisiplinan
pegawai
Kehadiran
pegawai tepat
waktu
80 % ∑ kehadiran (orang hari)
tepat waktu dlm satu bulan
----------------------------------- x
100%
∑ kehadiran seluruh pegawai
49
(org hari) dlm satu bulan
8.KEGIATAN ORIENTASI
Kegiatan orientasi merupakan suatu cara yang dapat digunakan agar
karyawan baru dapat mengenal tempat kerja dan lingkungan kerja yang akan
dihadapinya.
Adapun tujuan dari orientasi karyawan baru adalah :
1. Untuk memperkenalkan petugas/staf baru dengan fasilitas yang dimiliki oleh
IPS, mulai dari bangunan fisik sampai peralatan/sarana kesehatan/medis
2. Untuk memperkenalkan petugas baru dengan petugas lama termasuk.
3. Untuk memperkenalkan dan wajib mengetahui, serta mempelajari,
menghayati dan melaksanakan yang telah ditetapkan oleh IPS Rumah Sakit
Umum Haji Surabaya
Setiap tenaga baru yang akan bekerja di IPS harus melalui masa orientasi
selama beberapa waktu agar dapat mengenal visi, misi dan mengetahui situasi,
kondisi dan program-program yang berlaku, serta mengenal tempat kerjanya
sebelum mereka bekerja di IPS.
Program orientasi karyawan baru IPS adalah sebagai berikut:
1. Orientasi untuk tenaga baru
Untuk tenaga baru, setelah orientasi sesuai program dari bidang SDM
selanjutnya akan melakukan orientasi di IPS selama 3 (tiga) minggu.
a. Minggu I
Orientasi rumah sakit secara umum oleh Ka. IPS
b. Minggu II
− Memahami sistem kerja pemeliharaan dan Perbaikan oleh
masing-masing koordinator bidang
c. Minggu III
− Melakukan Pemeliharaan sesuai SOP yang sudah dipelajari oleh
pelaksana masing bidang.
9. PELAPORAN
50
Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk melaporkan
segala bentuk kegiatan yang ada terkait dengan pemberian pelayanan.
Adapun jenis Pelaporan terdiri dari :
1. Laporan harian
Laporan yang dibuat oleh Penanggung Jawab Shift dalam bentuk tertulis
setiap hari.
Adapun hal – hal yang dilaporkan adalah :
a. Laporan kerusakan yang sudah terselesaikan
b. Laporan kerusakan yang belun terselesaikan
2. Laporan bulanan
a. Laporan sasaran mutu
b. Laporan Rekapitulasi Pekerjaan Selesai dan Tertunda
3. Laporan tahunan
a. Laporan Akuntabilitas kinerja
b. Laporan RBA
BAB III
MIKROSKOP
MERK OLYMPUS CX-41RF
A. PENDAHULUAN
Mikroskop merupakan salah satu alat penting dalam kegiatan biologi. Dengan
menggunakan mikroskop kita dapat mengamati dengan jelas benda-benda yang
51
sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang (kurang dari 0.1 mm),
misalnya bagian-bagian dari sebuah sel. Keterampilan menggunakan mikroskop
dapat membantu kita mengamati dan membandingkan struktur sel hewan denga sel
tumbuhan. Kemahiran dan ketelitian sipemakai dalam menggunakan mikroskop
sangat diperlukan. Hal dapat di dapat dicapai dengan mengenali baik-baik bagian-
bagiannya, fungsinya, serta cara penggunaan dan pemulihannya. Semakin ahli kita
dalam menggunakan mikroskop maka akan semakin baik pula hasil pengamatan
mikroskopis yang kita lakukan dengan menggunakan mikroskop. Mikroskop
sederhana yang biasa kita gunakan umumnya menggunakan cahaya dari alam atau
juga dapat menggunakan cahaya lampu sebagai sumber cahaya pengganti matahari.
Cahaya masuk kemudian dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung,
cermin inilah yang akan mengarakan cahaya dari luar kedalam mikroskop. Namun
setiap mikroskop pada dasarnya terdiri atas bagian-bagian optik dan bagian-bagian
mekanik. Dua nilai penting sebuah mikroskop ialah daya pembesaran dan
penguraiannya, atau resolusi. Pembesaran mencerminkan berapa kali lebih besar
objeknya terlihat dibandingkan ukuran sebenarnya. Daya urai merupakan ukuran
kejelasan citra, yaitu jarak minimum dua titik yang dapat dipisahkan dan masih dapat
dibedakan sebagai dua buah titik.
B. TEORI DASAR
Mikroskop adalah alat optik yang terdiri dari susunan beberapa lensa pembesar
yang digunakan untuk melihat benda, jasad renik, mikroorganisme, atau bagian
tubuh makhluk hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang (Irawan,2010).
Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam melakukan pengamatan dan
penelitian dalam bidang biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur
benda-benda yang kecil. Mikroskop pertama kali ditemukan oleh seorang
berkebangsaan Belanda, Antony Van Leuwoonhook. . Mikroskop sendiri berasaldari
bahasa (Latin : micro = kecil, + scopium = penglihatan), yang memungkinkan
seseorang untuk dapat mengamati obyek (Latin : objectum = sesuatu yang
diketengahkan). Mikroskop yang ditemukan yaitu mikroskop sederhana (berlensa
tunggal). Pada tahun 1600 Hans dan Zaccharias Jansen menemukan mikroskop yang
52
lebih canggih yaitu mikroskop majemuk (berlensa ganda). Mikroskop sederhana dan
mikroskop majemuk merupakan mikroskop cahaya, dimana keduanya memanfaatkan
pancaran cahaya untuk membentuk bayangan benda. Seiring berjalannya waktu pada
tahun 1932 Knoll dan Ruska menemukan mikroskop elektron. Mikroskop elektron
menggunakan berkas electron sebagai pengganti cahaya untuk membentuk bayangan
benda(Ibrahim.2007:87).
Mikroskop adalah alat yang menggunakan lensa untuk mendapatkan gambar
yang diperbesar dan dengan demikian dapat memperoleh rincian yang sekecil-
kecilnya dari obyek yang kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang.
(Ibrahim.2007:88)
Ada beberapa jenis mikroskop yaitu:
1. Mikroskop cahaya
Gambar 3.1 mikroskop cahaya
cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop memeiliki kaki yang
berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga
dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa objektif
dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensaokuler pada
mikroskop bias membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler).
Pada ujung bawah mikroskop terdapat dudukan lensa obektif yang bias dipasangi
tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang
merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor
berperan untuk menerangi objek dan lensa mikroskop yang lain. Pada mikroskop
53
konvensional, sumber cahaya masih barasal dari sinar matahari yang dipantulkan
oleh suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat di bawah kondensor.
Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan
struktur dan bagian renik yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga
mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda
yang terpisah. Lensa okuler, merupakan lensa mikroskop yang terdapat dibagian
ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk
memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif. Perbesaran bayangan
yang terbentuk berkisar antara 4-25 kali. Lensa kondensor berfungsi untuk
mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang akan difokus, sehinga
pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal, dua benda menjadi satu.
(Ibrahim.2007:88)
Ada dua nilai penting dalam sebuah mikroskop yakni daya pembesaran dan daya
penguraiannya atau resolusi . Pembesaran mencerminkan berapa kali lebih besar
obyeknya terlihat di bandingkan dengan ukuran sebenarnya. Daya urai merupakan
ukuran jelas citra, yaitu jarak minimum dua titik yang dapat di pisahkan dan masih
dapat di bedakan sebagai dua titik pisah. Mikroskop dapat di desain untuk
memperbesar obyek sebesar yang di inginkan, tetapi mikroskop cahaya tidak pernah
menguraikan secara rinci yang halus dari kira-kira 0,2 µm.(Ibrahim.2007:88)
Berikut adalah pembentukan bayangan oleh mikroskop cahaya .Cahaya tampak
di lewatkan spesimen atau preparat dan kemudian menembus lensa kaca. Lensa ini
merefraksi (membelokkan) cahaya sedemikian rupa sehingga bayangan spesimen di
perbesar sewaktu bayangan itu di proyeksikan ke mata. (Ibrahim.2007:89)
2. Mikroskop optik yang terdiri atas:
a. Mikroskop biologi atau monokuler
54
Gambar 3.2 mikroskop monokuler
Mikroskop biologi di gunakan untuk mengamati benda-benda tipis dan
transparan. Jika yang diamati tebal misalnya jaringan, harus di buat sayatan yang
tipis. Benda yang diamati biasanya diletakkan di atas kaca obyek, dalam medium air
dan di tutup dengan kaca penutup yang tipis. Dapat juga diamati preparat awetan
dalam medium balsam kanada. Penyinaran diberikan dari bawah oleh sinar alam
atau lampu.
Perbesaran yang sering terdapat pada mikroskop Biologi adalah sebagai berikut:
Obyektif 4x, okuler 10x, perbesaran total 40x
Obyektif 10x, okuler 10x, perbesaran total 100x
Obyektif 40x, okuler 10x, perbesaran total 400x
Obyektif yang paling kuat untuk mikrokop optik adalah 100x, yang di sebut
obyektif minyak emersi, karena penggunaannya harus dengan minyak emersi. Cara
penggunaannya harus di pelajari secara khusus. Komponen-komponen mikroskop
biologi adalah:
1. Kaki mikroskop berfungsi sebagai alat tempat tumpuan berdiri.
55
2. Tiang, tempat bersendi lengan mikroskop atau pegangan tempat sumbu
inklinasi.
3. Lengan atau pegangan, yang dipegang bilamana diangkat.
4. Cermin, alat penangkap atau pemantul cahaya.
5. Pengatur kondensor, menaik turunkan kondensor.
6. Kondensor, lensa yang menghimpun berkas cahaya dari cermin masuk ke
lubang meja sediaan.
7. Diafragma, alat yang dapat dibuka dan ditutup, pengatur banyaknya cahaya
yang masuk ke kondensor.
8. Meja sediaan, tempat meletakkan objek.
9. Sengkeling, penjepit.
10. Penggerak mekanik, alat pengatur letak kaca benda pada meja sediaan.
11. Lubang meja sediaan, lubang ditengah-tengah meja tempat lewatnya cahaya
dari kondensor ke objek gelas.
12. Makrometer, pengatur kasar, alat penggerak tubus ke atas atau ke bawah
secara kasar.
13. Mikrometer, pengatur halus, alat penggerak tubus ke atas atau ke bawah
secara halus.
14. Tubus atau lubang okuler, pada ujung atasnya terdapat lubang okuler
15. Revolver atau pengatur objektif, cakram tmpat melekatnya lensa objektif
berbagai ukuran.
16. Lensa objektif, menerima bayangan dari sediaan kemudian membesarkannya.
17. Lensa okuler, yang diintip oleh mata pengamat, menerima bayangan dari
objektif dan membesarkannya. (Indriani,2008)
b. Mikroskop Stereo atau binokuler
56
Gambar 3.3 mikroskop stereo atau binokuler
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk
benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo memiliki perbesasran 7 hingga
30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat dilihat secara 3 dimensi.
Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Lensa
terdiri atas lensa okuler dan lensa objektif. Beberapa perbedaan dengan mikroskop
cahaya adalah:
1. ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang
diamati,
2. sumber cahaya berasal dari atas sehingga objek yang tebal dapat diamati.
Perbesaran lensa okuler biasannya 3 kali, sehingga perbesaran objek total
minimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat.
Pada daerah dekat lensa objektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan
transformator. Pengaturan fokus objek terletak disamping tangkai mikroskop,
sedangkan pengaturan perbesaran obyek terletak diatas pengatur fokus
mikroskop. (Indriani,2008)
c. Mikroskop Elektron
57
Gambar 3.4 mikroskop elektron
Mikroskop yang mampu melakukan pembesaran obyek sampai dua juta kali,
yang menggunakan elektro statik dan elektro maknetik untuk mengontrol
pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek
serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop electron
ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih
pendek dibandingkan mikroskop cahaya. (Campbel,dkk.2001:104).
Mikroskop mempunyai bagian yang sangat halus dan konstruksinya sedemikian
rupa, sehingga memerlukan perlakuan secara cermat, diantaranya adalah cermin
cekung, kondensor, lensa objektif, lensa okuler dan tabung mikroskop. Mikroskop
terdiri atas dua bagian besar yaitu:
1. Bagian mekanik
2. Bagian optic
Agar diperoleh daya urai yang maksimal ,perlu di perhatikan bagaimana cara
menggunakan mikroskop dengan baik, yang dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Meletakkan mikroskop di tempat terang, buka diafragma sampai maksimal.
b. Mengatur posisi cermin cekung atau datar sedemikian rupa sehingga kaca
kondensor menjadi terang.
c. Menaikkan kondensor sampai maksimal dengan memutar tombol pada
kondensor.
d. Menempatkan preparat di meja mikroskop dan jepit dengan penjepit preparat
agar tidak bergeser.
58
e. Menurunkan tabung mikroskop sampai lensa obyektif hampir menyentuh
gelas penutup.
f. Melalui lensa okuler, mengamati preparat sampai fokus dengan cara memutar
pengatur kasar dan pengatur halus
g. Pada saat menggunakan mokroskop, gunakan lensa obyektif dan okuler
perbesaran lemah terlebih dahulu. Aturlah celah diafragma sehinnga di
peroleh pencahayaan yang cukup. (Waluyo,dkk.2012:3)
Selain itu ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam mengoperasikan
mikroskop yaitu:
1) Saat membawa mikroskop, memegang erat-erat mikroskop dengan satu
tangan ,sedangkan tangan yang lain untuk menyangga kaki mikroskop.
2) Meja preparat harus tetap horizontal untuk menjaga agar preparat tidak jatuh.
3) Membersihkan lensa hanya dengan kertas atau kain khusus untuk lensa (soft
tissue).
4) Membiasakan kedua mata terbuka ketika mengamati preparat.
5) Membersihkan cermin dan meja preparat sampai bersih, jangan lupa
bersihkan kaca preparat dan kaca penutup.
6) Membersihkan mikroskop agar terhindar dari kotoran dan jaga agar tetap
kering.
7) Setelah menggunakan mikroskop, memutar pengatur kasar agar teradapat
jarak antara lensa obyektif dan meja mikroskop, atur posisi cermin dalam
posisi tegak. Membersihkan lensa obyektif bila terkena minyak emersi dan
bersihkan pula meja mikroskop dari kotoran atau tumpahan minyak amersi
dan bersihkan pula meja mikroskop dari kotoran atau tumpahan medium
dengan tissue agar tidak terjadi korosif.
8) Menyimpan mikroskop dalam lemari yang diberi pengatur suhu
(Waluyo,dkk.2012:3)
3. Bentuk dan struktur sel
59
Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup. Sel terdiri atas suatu masa
protoplasma yaitu membran plasma. Sitolasma dan inti sel dibedakan menjai dua
yaitu sel prokariotik dan seukariotik.
1. Sel prokariotik
Gambar 3.5 sel prokariotik
Sel prokariotik adalah sel yang tidak mempunyai membran inti sehingga materi
genetic yang biasanya terdapat didalam inti dapat ditemukan pada nukleoid. Salah
satu contoh dari sel prokariotik adalah bakteri, dimana bakteri merupakan organisme
bersel tunggal yang tidak memiliki inti (Carl,1997)
2. Sel eukariotik
Gambar 3.6 sel eukariotik
Sel eukariotik adalah sel yang mempunyai membrane inti atau intinya memiliki
membrane inti. Sel eukariotik lebih komplek jika dibandingkan dengan
selprokariotik. Sel ini dapat ditemukan pada organism bersel tunggal (uniseluler)
maupun yang bersel banyak (multiseluler). Pada umumnya, sel eukariotik memiliki
fungsi membrane yang khusus yang disebut dengan organel. Organel merupakan
60
organ yang kecil yang terdapat pada sitoplasma dan mempunyai sifat yang khusus.
Organel tersebut meliputi inti sel, reticulum endoplasma (RE), badan golgi, lisosom,
dan bahan-bahan micron (Carl,1997).
Sel hewan dan sel tumbuhan termasuk dalam sel eukariotik yang mempunyai
membrane inti, tidak semua organel yang terdapat pada sel hewan ditemukan pada
sel tumbuhan. Sebaliknya juga begitu. Namun kedua sel ini memiliki persamaan
dasar tertentu mengenai sifat, bentuk, fungsi dari bagian-bagian selnya. Sel
tumbuhan berbeda dengan sel hewan terutama karena sel tumbuhan memiliki dinding
sel, vakuola dan kloroplas yang tidak dimiliki oleh sel hewan. Sedangkan pada sel
hewan terdapat lisosom, sentrosom yang didalamnya terdapat dua sentriol, dan
kemungkinan adanya flagella pada sel-sel tertentu. Struktur sel hewan relative
memiliki bentuk yang tidak stabil karena tidak adanya dinding sel tetapi lebih
ditentukan oleh kedudukannya terhadap sel-sel lain didalam jaringan serta fungsinya.
Yang berperan dalam sel hewan adalah mikrofilamen dan mikrobula. Yang berperan
endoskeleton sel persamaan antara seltumbuhan dan sel hewan terletak pada
membrane plasma, mitokondria, reticulum endoplasma (RE), apparatus golgi, inti.
Semua organel tersebut terletak pada sel hewan maupun sel tumbuhan serta fungsi
dan bentuknya tak jauh berbeda (Narulita,2009).
Bagian utama dan organel sel diuraikan sebagai berikut:
a. Membran Plasma merupakan bagian sel paling luar yang membatasi isi sel
dan sekitarnya yang tersusun dari fosfolid dan protein. Membran plasma
bersifat semipermaebel yang berfungsi mengatur masuk dan keluar dari sel.
b. Nukleus (inti sel) adalah organel terbesar yang berbentuk bulat hingga oval
berfungsi mengendalikan seluruh kegiatan sel.
c. Sitoplasma merupakan cairan sel yang terdapat dialam sel kecuali didalam
inti dan organel sel. Sitoplasma bersifat koloid yaitu padat dan tidak cair.
C. DATA ALAT MICROSCOPE OLYMPUS CX-41RF
61
Gambar 3.7 mikroskop Olympus CX-41RF
1. SPESIFIKASI ALAT
a. Nama Alat : Microscope
b. Merk : Olympus CX-41RF
c. Tipe : U-CTR30-2
d. Buatan : Philippines
e. Tegangan : 100-110/220-240V
f. Frekuensi : 50/60Hz
g. Daya : 6V 30W
h. Dimensi : 233 (W) x 367.5 (D) x 432 (H) mm
i. Berat : 8.5 Kg
j. Jumlah Lensa : 5 buah
- NA0.8 - 0.92/ W.D.4.52 mm (10 X - 40 X)
- NA1.25/ W.D.- (4 X - 100 X)
- NA1.25/ W.D.0.5 mm (4 X - 100 X)
- NA1.25/ W.D.- (4 X - 100 X)
- NA1.25/ W.D.- (4 X - 100 X)
2. BAGIAN-BAGIAN ALAT
62
a. Bagian keseluruhan alat mikroskop
Gambar 3.8 bagian-bagian mikroskop
Keterangan gambar :
1. Lensa Okuler
2. Tabung mikroskop/tubus
3. Revolver
4. Pengunci Tabung Tubus
5. Lensa Objektif
6. Penjepit Preparat
7. Meja Preparat
8. Kondensor
9. Pemutar Kondensor
10. Diafragma
11. Pengatur Diafragma
12. Pengatur Penjepit Preparat
63
13. Makrometer sekrup
14. Mikrometer sekrup
15. Pengatur penjepit preparat
16. Sakelar Lamput/tombol on atau off
17. Pengatur Intensitas Cahaya
18. Lampu
Fungsi bagian-bagian mikroskop :
Lensa okuler : berfungsi untuk memperbesar bayangan
objek, gambar yang ditangkap oleh lensa
objektif
Tabung mikroskop : berfingsi untuk mengatur focus
Revolver : berfungsi untuk memilih lensa obyektif yang
akan digunakan
Lensa objektif : berfungsi untuk menentukan bayangan
objektif serta memperbesar benda
Penjepit preparat : berfungsi untuk menjepit preparat yang akan
diamati agar tidak bergeser
Meja preparat : berfungsi untuk meletakkan preparat yang
akan diamati
Kondensor : berfungsi untuk memfokuskan/mengumpulkan
cahaya ke benda yang sangat diamati
Pemutar kondensor : berfungsi untuk mengatur kondensor naik atau
turun
Diafragma : berfungsi untuk mengatur cahaya yang akan
masuk ke mikroskop
Pengatur diafragma : berungsi membukan dan menutup diafragma
Pengatur penjepit preparat : berfungsi mengatur penjepit preparat ke depan
atau ke belakang
Tombol pengatur focus kassar : berfungsi untuk mencari focus bayangan
objek secara cepat
Tombol pengatur focus halus : berfungsi untuk mencari focus bayangan
64
objek secara lambat
Pengatur penjepit preparat : berfungsi mengatur penjepit preparat ke kiri
dan ke kanan
Saklar lampu : berfungsi memutuskan aliran listrik atau
menghubungkan aliran listrik ke mikroskop
Pengatur intensitas cahaya : berfungsi mengatuy lampu redup atau
menyala terang
lampu : sumber cahaya pada mikroskop
D. PRINSIP KERJA
Prinsip kerja mikroskop adalah obyek ditempatkan di ruang dua lensa obyektif
sehingga terbentuk bayangan nyata terbalik dan diperbesar. Lensa okuler
mempunyai peran seperti lup, sehingga pengamat dapat melakukan dua jenis
pengamatan yaitu dengan mata tak berakomodasi atau dengan mata
berakomodasi maksimum. Pilihan jenis pengamatan ini dapat dilakukan dengan
cara menggeser jarak benda terhadap lensa obyektif yang dilakukan dengan
tombol soft adjustment (tombol halus yang digunakan untuk menemukan fokus).
Lensa obyektif berfungsi guna pembentukan bayangan pertama dan menentukan
struktur serta bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir serta
berkemampuan untuk memperbesar bayangan obyek sehingga dapat memiliki
nilai "apertura" yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan
menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik
yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
Lensa okuler, adalah lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung
berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar bayangan
yang dihasilkan oleh lensa obyektif berkisar antara 4 hingga 25 kali.
Lensa kondensor, adalah lensa yang berfungsi guna mendukung terciptanya
pencahayaan pada obyek yang akan dilihat sehingga dengan pengaturan yang
tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal.
65
Jika daya pisah kurang maksimal maka dua benda akan terlihat menjadi satu dan
pembesarannyapun akan kurang optimal.
Sifat bayangan pada mikroskop di tentukan pada 2 lensa, yaitu lensa objekif dan
lensa okuler. Lensa objektif mempunyai sifat bayangan maya, terbalik dan
diperkecil. Sedngkan lensa okuler mempunyai sifat bayangan nyata, tegak dan
diperbesar.
Benda yang diamati diletakkan sedekat mungkin dengan titik fokus lensa
objektif. Sedangkan mata kita tepat berada I lensa okuler. Mata pengamat berda
dibelakang lensa objektif yang kebetulan bayangan dari okule tepat di titik focus
ensa okuler dinamakan pegamat secara rilks dan pengamatan dilakukan secara
terakomendasi bila bayangan objektif berada diruang etama okuler. Mikroskop
yang terdiri dari lensa positif bayangan akhir barada jauh tak terhingga, yang
memiliki sifat bayangan diperbesar, maya dan tegak.
Kegiatan berikut ini akan memperlihatkan pembentukan bayangan pada
mikroskop.
Gambar 3.9 pembentukan bayangan dengan akomodasi maksimum
Pengamatan ini menempatkan bayangan akhir (bayangan lensa okuler) maya
pada titik dekat pengamat (PP). Perbesaran mikroskop pada pengamatan ini
adalah:
66
Keterangan:
S(Ob) : Jarak benda lensa obyektif dalam meter
S’(Ob) : Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
PP : titik dekat pengamat dalam meter
f(Ok) : panjang fokus lensa okuler dalam meter
Gambar 3.10 pembentukan bayangan dengan tidak berakomodasi
Pengamatan ini menempatkan bayangan akhir (bayangan lensa okuler) maya
pada titik jauh pengamat (PR). Perbesaran mikroskop pada pengamatan ini
adalah:
S(Ob) : Jarak benda lensa obyektif dalam meter
S’(Ob) : Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
PP : titik dekat pengamat dalam meter
f(Ok) : panjang fokus lensa okuler dalam meter
67
Panjang Mikroskop
Panjang mikroskop diukur dari jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler.
Untuk masing-masing jenis pengamatan, panjang mikroskop dapat dihitung
dengan cara yang berbeda.
a. Mata berakomodasi maksimum
d = Si(Ob) + So(Ok)
b. Mata tak berakomodasi
d = Si(Ob) + f(Ok)
Keterangan:
d : panjang mikroskop dalam meter
Si(Ob) : jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
So(Ok): jarak benda lensa okulerdalam meter
f(Ok) : jarak fokus lensa okuler dalam meter
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mikroskop, yaitu :
ii. jarak antara lensa objektif dan lensa okuler disebut juga panjang tabung
(d). panjang tabung sama dengan penjumlahan jarak bayangan yang
dibentuk lensa objektif (s’ob) dengan jarak benda (bayangan pertama) ke
lensa okuler (sok). d = s’ob + sok
iii. menggunakan mikroskop dengan mata berakomodasi maksimum berarti
letak bayangan akhir berada di titik dekat mata di depan lensa okuler.
Jadi, dapat dituliskan s’ok = −sn
iv. menggunakan mikroskop dengan mata tidak berakomodasi berarti jarak
benda di depan lensa okuler (sok ) berada tepat di titik fokus lensa okuler
(fok). Jadi, dapat dituliskan sok = fok
68
E. PROSEDUR PEMAKAIAN
F. PROSEDUR PEMELIHARAAN
Posedur dibawah ini dimaksudkan untuk membantu perawatan rutin dan
sederhana pada bagian optikal dan mekanikal mikroskop cahaya. Prosedur ini
tidak dimaksudkan untuk menggantikan petunjuk perawatan yang telah ada pada
setiap model mikroskop. Perawatan rutin mikroskop sangat disarankan untuk
menjaga kinerja dan mengurangi kemungkinan kerusakan pada mikroskop.
69
Secara umum dalam keaadaan normal Mikroskop cahaya dapat bekerja secara
optimal selama 200 jam penggunaan.
1. Persiapan
a. Pilihlah tempat yang cukup luas dan datar sehingga alat, buku petunjuk,
dan bagian mikroskop
b. yang dibersihkan dapat diletakan secara sistematik dan terjangkau.
c. Bersihkan tempat tersebut dari bahan yang dapat mengganggu atau
merusak mikroskop.
d. Cawan petri adalah tempat yang ideal untuk meletakan bagian - bagian
kecil dari mikroskop yang akan dibersihkan
e. Baca dengan teliti buku petunjuk dan pastikan alat-alat yang dibutuhkan
telah tersedia.
f. Sebagian mikroskop memiliki bagian mekanikal yang cukup rumit
sehingga apabila tidak yakin
g. dapat melakukan perawatannya cukup lakukan untuk bagian optikalnya
saja.
2. Perawatan dasar
a. Langkah yang paling penting dalam perawatan mikroskop adalah
mencegah kerusakan. Dimana prosedur yang baik mengenai membawa,
menangani, menggunakan dan menyimpannya adalah yang terpenting
untuk menghindari kerusakan pada mikroskop.
b. Jaga mikroskop agar selalu tertutup dengan plastik penutup bila tidak
digunakan walaupun disimpan didalam lemari tertutup.
c. Jangan pernah menyimpan mikroskop tanpa lensa okuler atau penutup
tabung okuler.
d. Setelah selesai menggunakannya dengan lampu listrik, padamkan lampu
dan diamkan beberapa menit dengan tetap tersambung pada saluran listrik
untuk proses “cooling down” yang bermanfaat untuk mengoptimalkan
penggunaan lampu mikroskop.
e. Apabila menggunakan minyak emersi, bersihkan lensa obyektif sebelum
penyimpanan.
f. Jangan simpan mikroskop didekat zat kimia yang bersifat korosif
70
3. Perawatan Bagian Optikal
a. Membesihkan lensa:
1) Permukaan semua lensa terbuat dari kaca lunak dan sangat mudah
tergores
2) Jangan gunakan benda tajam dan keras atau zat abrasive untuk
membersihkan lensa
Permukaan lensa okuler dan obyektif :
a. Gunakan sikat halus dan aspirator untuk membersihkan debu dan
kotoran.
b. Bersihkan permukaan lensa dengan kertas lensa/kain halus yang
sudah diberi cairan khusus dengan gerakan memutar lalu keringkan
menggunakan kain halus kering dengan gerakan memutar.
c. Selalu bersihkan segera minyak emersi dari permukaan lensa obyektif
setelah digunakan.
d. Apabila ada sisa minyak emersi yang mengering bersihkan
menggunakan kertas lensa yang diolesi Xylene lalu dengan kertas
lensa yang diolesi alcohol.
e. Untuk menentukan lensa mana yang perlu dibersihkan, cari lapangan
pandang pada sebuah kaca obyek yang bersih, lalu putar lensa okuler
atau obyektif satu per satu, apabila kotoran yang terlihat ikut berputar
maka kotoran itu berada dilensa tersebut.
Lensa Obyektif:
a. Selalu gunakan kertas lensa/kain halus
b. Lepaskan obyektif dari bagian hidung mikroskop bila masih terlihat
kotoran setelah permukaan obyektif dibersihkan.
c. Bersihkan bagian dalam lensa dengan cara yang sama seperti
membersihkan bagian permukaannya. Membuka bagian tengah lensa
obyektif hanya boleh dilakukan oleh teknisi yang sudah terlatih dan
memilik ijin.
Proses Pembersihan Mikroskop:
a. Membersihkan Eyepiece’s ( lensa okuler )
71
1) Tiup dengan perlahan guna menghilangkankan debu sebelum
menyeka lensa.
2) Bersihkan lensa mata/lensa okuler dengan cotton swab yang
telah dibasahi dengan larutan pembersih lensa.
3) Bersihkan dengan gerakan memutar.
4) Seka lensa okuler dengan kertas lensa (lens paper)
5) Jika diperlukan ulangi pem bersihan cara kering
b. Membersihkan Lensa Objektif
1) Melembabkan lens paper dengan larutan pembersih
2) Menyeka dengan lemah-lembut dengan gerakan melingkar
dari dalam ke luar
3) Menyeka dengan tisu kering atau dengan lens paper
Note: Jangan pernah memindahkan lensa objektif dari nosepiece.
c. Membersihkan Stage Mikroskop
1) Menyeka stage mikroskop menggunakan larutan pembersih
yang dibasahi pada kain halus.
2) Keringkan stage secara menyeluruh.
3) Ulangi langkah-langkah diatas, jika diperlukan.
d. Membersihkan Badan Mikroskop
1) Lepaskan steker mikroskop dari sumber tegangan .
2) Basahi kapas penyeka dengan larutan pembersih.
3) Seka badan mikroskop guna memindahkan debu, kotoran, dan
minyak.
4) Ulangi langkah 1–3, jika diperlukan
e. Membersihkan Kondensor
1. Melepas steker mikroskop dari sumber tegangan.
2. Bersihkan kondensor dan lensa auxiliary dengan
menggunakan lint-free cotton swabs yang terlebih dahulu
dilembabkan dengan larutan pembersih lensa.
3. Seka dengan kain penyeka kering.
72
G. PROSEDUR PERBAIKAN
1. Persiapan :
a. Siapkan surat perintah kerja.
b. Siapkan formulir laporan kerja.
c. Siapkan dokumen teknis penyerta.
1) Service manual
2) Wiring diagram
3) Operation manual
d. Siapkan peralatan ukur dan kerja.
e. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional, dan material bantu
tersedia.
f. Pemberitahuan kepada user.
2. Pelaksanaan :
a. Lakukan analis kerusakan :
1) Tanyakan pada pengguna alat mengenai gejala kerusakan.
2) Lakukan troubleshooting untuk mengetahui penyebab kerusakan,
bagian alat / komponen / suku cadang yang mengalami kerusakan.
(Perhatikan panduan analisis kerusakan, dan service manual).
3) Lakukan pendataan, bagian alat / komponen / suku cadang yang
rusak, lengkap dengan data teknis.
4) Siapkan suku cadang yang diperlukan.
b. Lakukan langkah perbaikan (dengan atau tanpa suku cadang).
c. Lakukan penyetelan/adjustment.
d. Lakukan uji kinerja dan pengukuran aspek keselamatan :
1) Pengecekan gelombang ultrasound.
2) Pengecekan frekuensi.
3) Pengecekan hasil tampilan pada monitor.
4) Pengecekan printer.
5) Arus bocor pada chasis.
6) Tahanan kabel pembumian pada alat.
73
3. Pencatatan :
a. Lakukan pengisian formulir lembar kerja perbaikan dan surat perintah
kerja.
b. Kesimpulan hasil perbaikan :
1) Alat baik
2) Alat tidak baik
c. Pengguna alat menandatangi formulir lembar kerja dan surat perintah
kerja, sebagai bukti perbaikan alat telah dilaksanakan.
4. Pengemasan :
a. Cek alat ukur dan kerja lalu sesuaikan dengan lembar kerja.
b. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta.
c. Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula.
5. Pelaporan :
a. Laporkan hasil kepada unit pelayanan pengguna alat dan serahkan
kembali alat yang telah diperbaiki.
b. Laporkan hasil perbaikan kepada pemberi tugas.
H. TROUBLE SHOOTING
Masalah Penyebab Perbaikan
1.Optical system
a) Bidang pandang
diterangi tidak merata
Nosepiece tidak bekerja
dengan baik
Pastikan pemasangan
nosepiece dengan baik agar
bekerja
Kondensor tidak terpasang
dengan baik
Masukkan ulang
kondensor dengan posisi
tidak miring
Bidang iris diafragma
tidak berada di tengah
Pastikan bidang iris
diafragma di tengah
Bidang iris diafragma
berhenti turun terlalu jauh
Buka untuk mengatur
posisi berhenti optimal
Ada kotoran pada objek,
eyepiece, kondensor dan
kaca tempat cahaya keluar
Bersihkan semuanya
Dummy slinder terpasang Pastikan dummy slinder
74
tidak benar dipasang dengan benar
b) Terlihat ada kotoran di
bidang pandang
Ada kotoran di kaca
keluaran cahaya
Bersihkan secara
menyeluruh
Ada kotoran di lensa atas
kondensor
Ada kotoran di specimen
Ada kotoran di eyepiece
c) Gambar menunjukkan
difraksi
Kondensor turun terlalu
jauh
Atur posisi tinggi
kondensor
Aperture iris diafragma
berhenti turun terlalu jauh
Buka aperture iris
diafragma
d) Visibilitas buruk
- Gambar tidak tajam
- Kontras buruk
- Detail tidak jelas
Objek tidak terpasang
dengan benar di jalur
cahaya
Pastikan putaran nosepiece
terkunci pada tempat yang
benar
Ada kotoran di bawah
lensa objek
Bersihkan menyeluruh
Minyak imersi tidak
digunakan dengan objek
minyak imersi
Gunakan minyak imersi
Minyak imersi terdapat
gelembung
Hilangkan gelembung
Minyak imersi tidak
digunakan sesuai saran
Gunakan minyak emersi
sesuai saran
Ada kotoran di kondensor Bersihkan
Ada kotoran di spesimen
e) Satu sisi gambar buram
Terlihat gambar goyah
Objek tidak terpasang
dengan benar di jalur
cahaya
Pastikan putaran nosepiece
terkunci pada tempat yang
benar
Specimen tidak terpasang
dengan benar di bagian
atas
Tempatkan specimen
dengan benar di bagian
atas dan amankan dengan
pegangan specimen
2.pengaturan focus kasar
a) tombol pengatur kasar
sulit untuk dirubah
Cincin pengatur tegangan
sangat kencang
Longgarkan
Mencoba untuk
meningkatkan bagian
Membuka tuas pra-fokus
75
tombol pengatur kasar
meskipun tuas pra-fokus di
kunci
b) hilang focus selama
pengamatan
Tuas pengatur tegangan
terlalu longgar
Longgarkan
c) settingan kasar tidak
dapat bergerak naik
Tuas Pre-fokus menahan
bagian bawah
Membuka pre-fokus
d) settingan kasar tidak
dapat bergerah turun
Pegangan kondensor
terlalu rendah
Angkat pegangan
kondensor
e) objek melakukan
kontak dengan
specimen sebelum focus
diperoleh
Specimen dipasang
terbalik
Pasang specimen dengan
benar
3.observation tube
Bidang pandang mata
tidak sama dengan yang
lain
Jarak interpupilar tidak
benar
Mengatur jarak
interpupilar
Penyesesuaian diopter
salah
Sesuaikan diopter
Eyepiece yang digunakan
pada bagian kiri dan
kanan berbeda
Ganti eyepiece agar pada
bagian kiri dan kanan
sama
tidak terbiasa dengan
melihat mikroskop
pengamatan
Setelah melihat ke eyepiece,
cobalah melihat
keseluruhan sebelum
berkonsentrasi pada
specimen, kamu juga harus
melihat ke atas atau jarak
jauh sebelum melihat ke
mikroskop lagi
4.stage
Gambar buram saat
specimen di pindahkan
Specimen tidak diletakkan
dengan benar di atas
tempatnya
Pasang specimen dengan
benar dengan diterapkan
pada permukaan
tempatnya dan masukkan
ke bawah pegangan
specimen
5.objective change
76
Lensa depan objektif daya
tinggi kontak langsung
dengan specimen ketika
objek di gunakan daya
rendah
Specimen dipasang
terbalik
Pasang specimen dengan
benar
Kaca penutup terlalu tebal Gunakan kaca penutup
dengan ketebalan 0.17mm
6.electrical system
a) lampu tidak menyala lampu tidak dipasang Pasang lampu sesuai
petunjuk
Lampu terbakar Ganti lampu
Kabel konektor tidak
terhubung
Hubungkan kabel konektor
b) lampu membakar
langsung
Lampu yang digunakan
salah
Gunakan lampu yang
benar sesuai tipe
I. KESIMPULAN
Pemeliharaan mikroskop sangat penting bagi kerberlangsungan kerja mikroskop.
Mikroskop harus disimpan ditempat sejuk, kering, bebas debu, dan bebas dari
uap asam-basa. Tempat penyimpanan yang sesuai adalah kotak mikroskop yang
dilengkapi silica gel, yang bersifat higroskopis sehingga lingkungan mikroskop
tidak lembab. Selain itu dapat pula dalam lemari yang diberi lampu. Bagian
mikroskop non-optik dapat dibersihkan dengan kain flanel. Untuk membersihkan
debu yang terselip dapat dengan kuas kecil atau kuas lensa kamera. Lensa
dibersihkan dengan tisu lensa diberi alkohol 70%. Jangan sekali-kali
membersihka lensa dengan saputangan atau kain. Sisa minyak imers pada lensa
objektif dapat dibersihkan dengan xilol (xylene). Hati-hati xilol dapat merusak
bahan plastik.
77
BAB IV
PENUTUP
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa yang
masih memberikan kesehatan dan kesempatannya kepada kita semua, terutama untuk
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) serta
laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) rumah sakit ini yang disusun berdasarkan
kemampuan dan pengetahuan yang ada pada penulis. Praktek Kerja Lapangan (PKL)
yang dilaksanakan di RSU Haji Surabaya selama 2 bulan, terhitung mulai tanggal 03
Agustus 2015 – 26 September 2015. Penulis berterima kasih juga untuk bapak Iman
Hadi Sutanto dan ibu Rahayu Laily Yuliani sebagai instruktur kami kami atas
bimbingannya. Pada laporan ini penulis akan membahas tentang “MIKROSKOP
CX-41RF”.
Penulis mengharapkan agar laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua,
terutama bagi penulis. Kepada para pembaca, penulis memohon maaf apabila
terdapat kekurangan dan kekeliruan bagi tulisan yang penulis buat ini, karena itu
penulis sendiri mengharapkan kritik dan saran dari pihak pendidikan dan rumah sakit
untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis juga berharap agar laporan ini
dapat bermanfaat untuk rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Elektromedik di
Poltekkes Kesehatan Kemenkes Jakarta II serta pihak rumah sakit sendiri sebagai
bahan referensi tertulis.
A. KESIMPULAN
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di Rumah
Sakit ini merupakan salah satu program kerja sama antara Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik dengan RSU Haji Surabaya
yang sangat bermanfaat dan dapat dirasakan langsung oleh penulis selaku
mahasiswa peserta Praktek Kerja Lapangan (PKL).
78
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit ini memberikan
banyak sekali ilmu, informasi dan pengetahuan yang belum di ketahui oleh
penulis berkaitan dengan peralatan elektronika kedokteran yang ada di Rumah
Sakit, baik informasi yang berhubungan dengan spesifikasi alat, cara pemakaian,
cara pemeliharaan, troubleshooting dan cara perbaikan dari alat tersebut.
Informasi ini memberikan penulis banyak ilmu, informasi dan pengetahuan yang
tidak diperoleh dalam perkuliahan.
Setelah penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan di RSU Haji Surabaya,
maka penulis dapat mengambil kesimpulan, yaitu:
1. Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilakukan
dapat menjadi pengalaman bagi mahasiswa sebagai wawasan untuk
menghadapi lingkungan kerja yang sebenarnya.
2. Instalasi Pemeliharaan Sarana (IPS) Rumah Sakit merupakan salah satu
bagian penting dalam peningkatan sarana dan prasarana Rumah Sakit.
3. Kerja sama dan komunikasi yang baik antara teknisi dan user diperlukan agar
proses pemeliharaan atau proses perbaikan alat berjalan dengan baik.
4. Pelaksanaan pemeliharaan alat-alat kesehatan harus dilakukan secara rutin
agar alat tersebut dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama sesuai
dengan usia pakai yang dikeluarkan oleh pabrik.
5. Pelaksanaan uji fungsi harus dilakukan pada setiap alat baru yang datang di
Rumah Sakit. Di mulai dari pengecekan kondisi fisik, spesifikasi, spare part,
aksesoris, dan kartu garansi.
B. SARAN
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan setelah mengikuti Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di RSU Haji Surabaya dengan harapan kedepannya bisa lebih
maju lagi dan lebih maksimal dalam memberikan pelayanan kesehatan. Adapun
saran ini ditujukan untuk pihak Rumah Sakit.
Beberapa saran tersebut sebagai berikut :
1. Rumah Sakit (IPSRS)
a. Harus melakukan pengecekan rutin alat-medis setiap ruangan di rumah
sakit
79
b. Harus diadakan penambahan teknisi elektromedis di RSU Haji Surabaya
agar lebih optimal dalam pemeliharaan alat-alat medis
c. Setiap ada peralatan baru, teknisi harus diberikan training sehingga
teknisi mampu melakukan perbaikan, penggunaan dan pemeliharaan alat-
alat medis yang ada di Rumah Sakit
d. Harus memiliki buku service manual, operating manual agar pada saat
alat trouble bisa memperbaiki dengan cepat
C. KESAN
Saya sebagai penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak RSU Haji
Surabaya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk Praktek
Kerja Lapangan (PKL) di RSU Haji Surabaya selama 2 bulan serta kepada
instruktur-instruktur di Intalasi Pemeliharaan Sarana RSU Haji Surabaya telah
memberikan bimbingan kepada penulis, sehingga dapat menambah ilmu,
informasi dan pengetahuan mengenal dunia kerja elektromedik, terima kasih juga
untuk seluruh karyawan-karyawan di RSU Haji Surabaya atas bantuan dan
kerjasamanya.
D. PESAN
saya sebagai penulis mohon maaf bila terdapat kekurangan dan kesalahan selama
penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama 2 bulan di RSU
Haji Surabaya ini. Serta tidak lupa pula untuk tetap mempertahankan rasa
kekeluargaan di RSU Haji Surabaya khususnya di IPSRS dalam pelayanan teknik
alat kesehatan secara keseluruhan. RSU Haji Surabaya terus berkembang dalam
segala bidangnya serta mampu memberikan pelayanan yang jauh lebih baik
untuk seluruh masyarakat luas di Surabaya.
80