Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik
Transcript of Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik
-
7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik
1/16
Cara Menentukan anak kandung berdasarkan forensik
PENENTUAN ANAK KANDUNG DARI SEGI FORENSIK
Pendahuluan
Ilmu kedokteran forensik, juga dikenal dengan nama legal medicine, adalah salah satu
cabang spesialistik dari ilmu kedokteran, yang mempelajari pemanfaatan ilmu kedokteran,
yang mempelajari pemanfaatan ilmu kedokteran untuk kepentingan penegak hukum serta
keadilan.
Di masyarakat, kerap terjadi pelangaran hukum yang menyangkut tubuh dan nyawa
manusia. Untuk pengusutan dan penyidikan serta penyelesaian masalah hukum ini di tingkat
lebih lanjut sampai akhirnya pemutusan perkara di pengadilan, diperlukan bantuan berbagai
ahli di bidang terkait untuk membuat jelas jalannya peristiwa serta keterkaitan antara tindakan
yang satu dengan yang lain dalam rangkaian peristiwa tersebut. Dalam hal terdapat korban,
baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal akibat peristiwa tersebut, diperlukan
seorang ahli dalam bidang kedokteran untuk memberikan penjelasan bagi para pihak yang
menangani kasus tersebut. Dokter yang diharapkan membantu dalam proses peradilan ini akan
berbekal pengetahuan kedokteran yang dimilikinya yang terhimpun dalam ilmu kedokteran
forensik.
Dalam perkembangannya lebih lanjut, ternyata ilmu kedokteran forensik tidak semata-
mata bermanfaat dalam urusan penegak hukum dan keadilan di lingkungan pengadilan saja,
tetapi juga bermanfaat dalam segi kehidupan bermasyarakat lain, misalnya dalam membantu
penyelesaian klaim asuransi yang adil, baik bagi pihak yang diasuransi maupun yang
mengasuransi, dalam membantu pemecahan masalah paternitas (penemuan ke-ayah-an),
membantu upaya keselamatan kerja dalam bidang industry dan otomotif dengan
pengumpulan data korban kecelakaan industry maupun kecelakan lalu lintas dan sebagainya.
Untuk dapat memberi bantuan yang maksimal bagi pelbagai keperluan tersebut diatas,
seorang dokter dituntut untuk dapat memanfaatkan ilmu kedokteran yang dimilikinya secara
optimal.
PENETUAN ANAK KANDUNG ADA TIGA PROSEDUR DASAR, YAITU
pemeriksaan medis berdasarkan ciri Fisik pemeriksaan golongan darah pemeriksaan DNA
-
7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik
2/16
A. Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan identifikasi dapat dilakukan dengan beberapa cara baik pemeriksaan fisik
yang melihat ciri ciri fisik dari orang tuanya, misalnya warna rambut, warna kornea, bentuk
muka dan lainnya. Namun, pada pemeriksaan fisik tidak dapat ditentukan secara pasti. Oleh
karena itu diperlukan beberapa pemeriksaan laboratorium atau penunjang lainnya misalnya
pemeriksaan paternitas.
Ilmu Kedokteran Forensik Molekuler adalah suatu bidang ilmu yang baru berkembang
dalam dua dekade terakhir, merupaKan bagian dari ilmu kedokteran forensik yang
memanfaatkan pengetahuan kedokteran dan biologi pada tingkatan molekul atau DNA. Sebagai
suatu bidang cabang ilmu kedokteran forensik yang baru, ilmu ini melengkapi dan
menyempurnakan berbagai pemeriksaan identifikasi personal pada kasus mayat tak dikenal,
kasus pembunuhan, perkosaan serta berbagai kasus ragu ayah (paternitas)1.
Jika terdapat kasus yang meragukan untuk pembuktian apakah anak tersebut merupakan
anak hasil hubungan dari pasien atau merupakan anak kandung dari pasien, maka sebaiknya di
lakukan pemeriksaan lanjutan.
PEMERIKSAAN DNA
Semakin lama semakin disadari bahwa setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan
informasi mengenai asal usul mereka. Pengetahuan mengenai siapa ayah dan ibu kandung dariseorang anak mempunyai banyak pengaruh bagi para pihak yang terkait. Pertama, informasi
mengenai siapa orangtua biologis dari seorang anak, akan menunjukan pasangan tersebut sebagai
orang pertama yang (seharusnya) merupakan lingkaran terdalam lingkungan anak tersebut.
Kedua, pengetahuan itu memberikan hak tertentu kepada anak tersebut, diantaranya hak atas
pengasuhan, hak untuk mendapat santunan biaya hidup dan hak waris dari orangtuanya.
Kasus paternitas sesungguhnya merupakan sebagian dari kasus sengketa asal-usul.
Sengketa asal-usul berdasarkan objek sengketanya dapat digolongkan menjadi beberapa jenis
kasus yaitu
Kasus ragu orang tua (disputed parentage) yaitu kasus yang mencari pembuktian siapaorangtua (ayah dan ibu) dari seorang anak. Yang termasuk dalam kategori ini adalah
kasus imigrasi, kasus pencarian orangtua pada kasus penculikan, bayi tertukar, kasus
-
7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik
3/16
terpisahnya keluarga pada masa perang atau bencana dan kasus identifikasi korban tidak
dikenal.
Kasus ragu ayah (disputed paternity) yaitu kasus yang mencari pembuktian siapa ayahkandung dari seorang anak. Yang termasuk dalam kategori ini adalah kasus imigrasi,
kasus klaim keayahan seorang wanita, kasus perselingkuhan dan kasus incest.
Kasus ragu ibu (disputed maternity) yaitu kasus yang mencari pembuktian siapa ibukandung dari seorang anak. Yang termasuk dalam kategori ini adalah kasus bayi tertukar,
kasus pembunuhan anak sendiri dan kasus aborsi.
Kasus ragu kerabat yaitu kasus yang mencari pembuktian apakah dua orang atau lebihpunya hubungan darah (kekerabatan tertentu). Yang termasuk kategori ini adalah
pelacakan silsilah keluarga, kasus pencarian keluarga setelah bencana alam, dsb.
Sengketa asal usul dalam masyarakat jumlahnya banyak sekali, tetapi biasanya yang muncul dan
menjadi berita hanya sebagian kecilnya saja. Fenomena ini kita kenal sebagai fenomena gunung
es (iceberg fenomenon). Kasus sengketa asal usul yang terbanyak dalam masyarakat adalah
kasus klaim keayahan terhadap seorang pria oleh seorang wanita hamil, dengan janin dalam
rahim yang diklaimnya sebagai anak dari pria tersebut. Kasus semacam ini pada umumnya
diselesaikan secara kekeluargaan dan secara diam-diam, karena dianggap merupakan aib
keluarga, khususnya jika pria tersebut merupakan orang terhormat atau pria yang sudah beristri.
Hal ini dapat dimaklumi, karena kasus ini bukan saja dapat mengakibatkan hancurnya nama baik
dan reputasi pria tersebut, tetapi juga dapat menyebabkan pecahnya rumah tangga dan hancurnya
karir pria tersebut.
Kasus sengketa asal-usul merupakan kasus medis, sehingga pemecahannya pun harus secara
medis pula. Setiap manusia dilahirkan dengan membawa sifat gabungan dari ayah dan ibunya
karena ia tercipta dari penyatuan sel sperma ayahnya dan sel telur ibunya pada saat pembuahan.
Dengan demikian, pada diri setiap anak tedapat sifat gabungan dari ayah dan ibunya yang
diturunkan melalui materi keturunan yang kita sebut DNA.
-
7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik
4/16
Deoxyribo Nucleic Acid
DNA atau DeoxyriboNucleic Acid merupakan asam nukleat yang menyimpan semua
informasi tentang genetika. DNA inilah yang menentukan jenis rambut, warna kulit dan sifat-
sifat khusus dari manusia. DNA ini akan menjadi cetak biru (blue print) ciri khas manusia yang
dapat diturunkan kepada generasi selanjutnya. Sehingga dalam tubuh seorang anak komposisi
DNA nya sama dengan tipe DNA yang diturunkan dari orang tuanya. Sedangkan tes DNA
adalah metode untuk mengidentifikasi fragmen-fragmen dari DNA itu sendiri. Atau secara
sederhananya adalah metode untuk mengidentifikasi, menghimpun dan menginventarisir file-file
khas karakter tubuh2.
Tes DNA umumnya digunakan untuk 2 tujuan yaitu :
1.
tujuan pribadi seperti penentuan perwalian anak atau penentuan orang tua dari anak dan2. tujuan hukum, yang meliputi masalah forensik seperti identifikasi korban yang telah
hancur, sehingga untuk mengenali identitasnya diperlukan pencocokan antara DNA
korban dengan terduga keluarga korban ataupun untuk pembuktian kejahatan semisal
dalam kasus pemerkosaan atau pembunuhan.
Hampir semua sampel biologis tubuh dapat digunakan untuk sampel tes DNA, tetapi
yang sering digunakan adalah darah, rambut, usapan mulut pada pipi bagian dalam (buccal
swab), dan kuku. Untuk kasus-kasus forensik, sperma, daging, tulang, kulit, air liur atau sampel
biologis apa saja yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) dapat dijadikan sampel tes
DNA.
Pada pemeriksaan DNA, ada dua tes yang dilakukan, yaitu :
Tes paternitaso Tes ini untuk menentukan apakah seorang pria adalah ayah biologis dari seorang
anak. Tes paternitas membandingkan pola DNA anak dengan terduga ayah untuk
memeriksa bukti pewarisan DNA yang menunjukkan kepastian adanya hubungan
biologis.
Tes maternitaso Tes DNA ini untuk menentukan apakah seorang perempuan adalah ibu biologis
seorang anak. Tes ini bisa dilakukan untuk kasus dugaan bayi tertukar, bayi
-
7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik
5/16
tabung, dan anak angkat. Selain di dalam inti sel, DNA juga bisa ditemukan di
dalam mitokondria, yaitu bagian dari sel yang menghasilkan energi. DNA
mitokondria hanya diturunkan dari ibu. Keunikan pola pewarisan
DNA mitokondria menyebabkan DNA ini dapat digunakan sebagai penanda
untuk mengidentifikasi hubungan kekerabatan secara maternal/garis ibu.
Berikut beberapa hal yang perlu diketahui tentang tes paternitas dan maternitas.
Siapa yang diperiksa?
Untuk tes paternitas yang diperiksa adalah ibu, anak, dan terduga ayah. Bisa saja hanya
ayah dan anak yang diperiksa, jika ibu biologis tidak bersedia ikut tes. Partisipasi ibu pada tes
paternitas dapat membantu separuh DNA anak, sehingga separuhnya lagi dapat dibandingkan
dengan DNA terduga ayah.
Apa yang diperiksa?
Hampir semua sampel biologis dapat dipakai untuk tes DNA. Mulai dari buccal swab (sel
mukosa di pipi bagian dalam, diambil dengan alat khusus seperti cotton buds yang ujungnya
dilengkapi dengan sisir kecil dari karet), darah, kuku, sampai rambut. Untuk bayi, jaringan bisa
diambil dengan buccal swab atau jarum suntik kecil. Menurut Hera, yang paling efektif adalah
darah karena bisa dapat banyak DNA. Namun, kini teknik pengambilan DNA makin lama makin
sensitif, dalam arti bisa dilakukan dengan mengambil sedikit jaringan, seperti sidik jari yang
menempel di suatu benda dan bekas lipstik.
Adakah batasan usia?
Tak ada batasan usia. Bahkan pada janin dan orang yang sudah meninggal. Pada tes
paternitas sebelum anak dilahirkan (prenatal), tes DNA dapat dilakukan dengan sampel dari
jaringan janin, umumnya pada usia kehamilan 10-13 minggu atau dengan cara amniosentesis (tes
prenatal) pada usia kehamilan 14-24 minggu. Untuk pengambilan jaringan janin ini harus
dilakukan oleh ahli kebidanan/kandungan. Ibu yang ingin melakukan tes DNA prenatal harus
berkonsultasi dengan ahli kebidanan kandungan.
-
7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik
6/16
Bagaimana prosedurnya?
Setelah ditanya alasan dan latar belakangnya, klien harus menandatangani persetujuan tes
paternitas atau tes DNA lainnya di atas materai. Klien juga harus menyerahkan identitas diri
(KTP atau paspor) dan foto. Setelah itu baru diambil darahnya dengan dihadiri saksi. Apabila
anak belum dewasa, diperlukan fotokopi surat kelahiran atau surat perwalian anak yang
menyatakan terduga ayah atau wali anak memiliki hal untuk membawa anak itu melakukan tes
paternitas.
Seberapa akurat?
Tes DNA adalah 100 persen akurat jika dikerjakan dengan benar. Tes DNA ini
memberikan hasil lebih dari 99,99 persen probabilitas paternitas jika DNA terduga ayah dan
DNA anak, cocok (matched). Apabila DNA terduga ayah dan anak tidak cocok (mismatched)
maka terduga ayah yang dites, 100 persen bukanlah merupakan ayah biologis anak itu.
Dulu, konfirmasi dilakukan dengan mengulang tes terhadap terduga ayah. Kini, begitu ada tes,
dilakukan dua kali dengan dua orang pemeriksa (researcher) Jika hasil dari dua orang itu
berbeda, pasti ada kesalahan. Lalu kami cek lagi. Semua researcher sudah diperiksa DNA-nya.
Sehingga jika ada yang tidak match, jangan-jangan ada kontaminasi. Mungkin terkena DNA si
researcher
Bagaimana prosesnya?
Begini proses yang paling sederhana: setelah mengambil jaringan atau darah, (dalam
darah ada plasma, serum, sel-sel darah merah, sel-sel darah putih), dengan suatu detergen,
"dipecahkan" membran sel darah putih. Apapun yang ada di dalamnya akan keluar, termasuk
DNA. Sekarang ada teknologi yang bisa menggandakan sampai jutaan kali fragmen suatu DNA
yang akan diperiksa.
Berapa lama?
Hasil tes DNA selesai dalam waktu 12 hari kerja terhitung dari tanggal diterimanya sampel.
Selain itu, seluruh informasi pasien, mengenai tes, dan hasil tes akan dijamin kerahasiaannya.
-
7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik
7/16
Karena pertanyaan mengenai paternitas, sangat sensitif. Hasil tes DNA hanya akan diberikan
kepada individu yang melakukan tes. Tidak Bisa Dipaksakan Tes DNA tidak bisa dilakukan
karena paksaan dari pihak ketiga. Namun, untuk keperluan pengadilan, jaksa dan polisi bisa
meminta. Hasil tes ini hanya dapat digunakan sebagai referensi pribadi, kecuali jika sampel yang
diperiksa diambil melalui prosedur hukum (surat dari polisi atau jaksa), maka sampel tersebut
memiliki kekuatan hukum.
Prosedur Pemeriksaan DNA
Pertama kali seorang klien datang ke dokter, ia berkonsultasi dengan dokter mengenai
kasusnya. Dalam konsultasi ini dokter akan mencari informasi mengenai apa yang ingin
dibuktikan dalam kasus ini, apa yang akan dilakukan (tindak lanjut) setelah hasilnya diketahui,
dan kapan akan dilakukan pemeriksaan.
Konsultasi awal ini bisa merupakan konsultasi dokter pasien biasa, tetapi bisa juga dilakukan
atas permintaan polisi atau pengadilan jika kasusnya telah memasuki ranah hukum. Pada kasus
yang belum melibatkan aparat penegak hukum, kepada klien ditanyakan apakah di kemudian
hari kasusnya akan atau direncanakan akan diproses secara hukum atau tidak. Jika klien
memperkirakan akan ada proses hukum di kemudian hari, seperti untuk pengurusan perceraian,
sidang sengketa perwalian anak, sengketa warisan, dsb maka dianjurkan agar kasusnya
dilaporkan dulu ke pihak yang berwajib agar prosesnya menjadi lebih legal. Jika klien tidak mau
melibatkan pihak yang berwajib, maka dokter harus memprosesnya sama seperti kasus adalah
kasus hukum. Pada kenyataannya, cukup banyak kasus dimana klien hanya sekedar ingin tahu
saja dan sama sekali tidak berencana melakukan proses hukum, dengan berbagai alasan. Pada
kasus semacam ini, dokter tetap harus memprosesnya secara biasa, sambil tidak lupa untuk
mempersiapkan diri kalau sewaktu-waktu kasusnya akan melanjut juga ke proses hukum.
Jika pasien ragu-ragu, tidak atau belum memikirkan tindak lanjut atau tidak siap untuk
menghadapi kenyataan, dokter sebaiknya tidak melakukan pemeriksaan sampai klien siap secara
mental. Untuk kasus wanita hamil yang meminta pemeriksaan sebelum kelahiran sebagai dasaruntuk memaksa pria agar mengawininya sebelum kelahiran bayinya, hanya dapat dilayani untuk
siap dengan resiko pengambilan sample dan beragama non muslim. Pengambilan sample dari
janin, meskipun dilakukan oleh ahlinya, tetap mempunyai resiko yang tinggi dibandingkan
dengan pemeriksaan setelah lahir. Pada klien yang muslim, pemeriksaan DNA sebelum kelahiran
(antenatal) tidak dianjurkan, karena menurut hukum kekeluargaan islam, wanita yang sedang
-
7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik
8/16
hamil tidak boleh dikawin dan perkawinan baru boleh dilakukan setelah bayinya lahir. Ketentuan
ini jelas tidak memenuhi harapan si wanita, karena biasanya wanita ingin segera diperiksa dan
dipastikan bahwa janinnya adalah anak si pria, kemudian memaksa pria agar segera
mengawininya dan dengan demikian anak tersebut lahir dengan memiliki ayah (bukan anak
haram).
Pada kunjungan berikutnya semua pihak yang akan diperiksa datang menemui dokter,
sebisanya dengan disertai saksi dari kedua belah pihak. Mula-mula pada semua pihak
diterangkan prosedur yang akan dilakukan. Setelah jelas dan tidak ada lagi yang ingin
ditanyakan, maka pihak-pihak yang akan diambil sampelnya menandatangani persetujuan
(informed consent) untuk pengambilan sample DNA. Untuk klien yang masih berumur di bawah
21 tahun atau belum menikah, persetujuan ditandatangani oleh orangtua atau walinya.
Pemeriksaan medis yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi seorang anak dapat
dilakukan dengan penerapan ilmu forensik molekuler.
Ada beberapa pemeriksaan DNA yang biasa dilakukan,yaitu:
A. Konsep Polimorfisme
Polimorfisme adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan adanya suatu bentuk yang
berbeda daru suatu struktur dasar yang sama. Jika terdapat variasi / modifikasi pada suatu lokus
yang spesifik (pada DNA) dalam suatu populasi, maka lokus tersebut dikatakan bersifat
polimorfik. Sifat polimorfik ini di samping menunjukkan variasi individu, juga memberikan
keuntungan karena dapat digunakan untuk membedakan satu orang dari yang lain1.
Dikenal polimorfisme protein dan polimorfisme DNA. Polimorfisme protein antara lain
ialah golongan darah, golongan protein serum, sistim golongan enzim eritrosit dan sistim HLA
(Huma Lymphocyte Antigen). Polimorfisme DNA merupakan suatu polimorfisme pada tingkat
yang lebih awal dibandingkan polimorfisme protein, yaitu tngkat kode genetik atau DNA.
Pemeriksaan polimorfisme DNA meliputi pemeriksaan Sidik DNA (DNA fingerprint), VNTR
(Variable Number of Tandem Repeats) dan RFLP (Restriction Fragment Length Polymorphism),secara Southern blot maupun dengan PCR (Polymerase Chain Reaction)
1.
Dibandingkan dengan pemeriksaan polimorfisme protein, pemeriksaan polimorfisme
DNA menunjukan beberapa kelebihan. Pertama, polimorfisme DNA menunjukkan tingkat
polimorfis yang jauh lebih tinggi, sehingga tidak diperlukan pemeriksaan terhadap banyak
sistem. Kedua, DNA jauh lebih stabil dibandingkan protein, membuat pemeriksaan DNA masih
-
7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik
9/16
dimungkinkan pada bahan yang sudah membusuk, mengalami mummifikasi atau bahkan pada
jenazah yang tinggal kerangka saja. Ketiga, distribusi DNA sangat luas meliputi seluruh sel
tubuh, sehingga berbagai bahan mungkin untuk digunakan sebagai bahan pemeriksaan. Keempat,
dengan ditemukannya metode PCR, bahan DNA yang kurang segar dan sedikit jumlahnya masih
mungkin untuk dianalisis1.
B. Pemeriksaan DNA Fingerprint
Pemeriksaan sidik DNA pertama kali dperkenalkan oleh Jeffreys pada tahun 1985.
Pemeriksaan ini didasarkan atas adanya bagian DNA manusia yang termasuk daerah non-coding
atau intron (tak mengkode protein) yang ternyata merupakan urutan basa tertentu yang berulang
sebanyak n kali1.
Bagian DNA ini tersebar dalam seluruh genom manusia sehingga dinamakan multilokus.
Bagian DNA ini dimiliki oleh smua orang tetapi masing-masing individu mempunyai jumlah
pengulangan yang berbeda-beda satu sama lain, sedemikian sehingga kemungkinan dua individu
mempunyai fragmen DNA yang sama adalah sangat kecil sekali. Bagian DNA ini dikenal
dengan nama Variable Number of Tandem Repeats (VNTR) dan umumnya tersebar pada bagian
ujung kromosom. Seperti juga DNA pada umumnya, VNTR ini diturunkan dari kedua orangtua
menurut hukum Mendel, sehingga keberadaanya dapat dilacak secara tidak langsung dari
orangtua, anak maupun saudara kandungnya.
Jeffreys dan kawan - kawan menemukan bahwa suatu fragmen DNA yang diisolasi dari
DNA yang terletak dekat dengan gen globin mansuai ternyata dapat melacak VNTR ini secara
simultan. Pelacak DNA (probe) multilokus temuannya ini dinamakan pelacar Jeffreys yang
terdiri dari beberapa probe, diantaranya 16.6 dan 16.15 yang paling sering digunakan.
Pemeriksaan sidik DNA diawali dengan melakukan ekstraksi DNA dari sel berinti, lalu
memotongnya dengan enzim restriksi Hinfl, sehingga DNA menjadi potongan-potongan.
Potongan DNA ini dipisahkan satu sama lain berdasarkan berat molekulnya (panjang potongan)
dengan melakukan elektroforesis pada gel agarose. Dengan menempatkan DNA pada sisibermuatan negatif, maka DNA yang bermuatan negatif akan ditolak ke sisi lainnya dengan
kecepatan yang berbanding terbalik dengan panjang fragmen DNA. Fragmen DNA yang tleha
terpisah satu sama lain di dalam agar lalu diserap pada suatu membran nitroselulosa dengan
suatu metode yang dinamakan metode Southern blot.
-
7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik
10/16
Membran yang kini telah mengandung potongan DNA ini lalu diproses untuk membuat
DNA-nya menjadi DNA untai tunggal (proses denaturasi), baru kemudian dicampurkan dnegan
pelacak DNA yang telah dilabel dengan bahan radioaktif dalam proses yang dinamakan
hibridisasi. Pada proses ini pelacak DNA akan bergabung dengan fragmen DNA yang
merupakan basa komplemennya.
Untuk menampilkan DNA yang telah ber-hibridisasi dengan pelacak berlabel ini, dipaparkanlah
suatu film diatas membran sehingga film akan terbakar oleh adanya radioaktif tersebut (proses
autoradiografi). Hasil pembakan film oleh sinar radioaktif ini akan tampak pada fil berupa pita-
pita DNA yang membentuk gambaran serupa Barcode (label barang di supermarket).
Dengan metode Jeffreys dan menggunakan 2 macam pelacak DNA umumnya dapat
dihasilkan sampai 20-40 buah pita DNA per-sampelnya. Pada kasus identifikasi mayat tak
dikenalm dilakukan pembandingan pita korban dengan pita orangtua atau anak-anak tersangka
korban. Jika korban benar adalah tersangka maka akan didapatkan bahwa separuh pita anak akan
cocok dengan ibunya dan separuhnya lagi cocok dengan pita ayahnya. Hal yang sama juga dapat
dilakukan pada kasus ragu ayah (disputed paternity).
Pada kasus perkosaan, dilakukan pembandingan pita DNA dari apus vagina dengan pita
DNA tersangka pelaku. Jika tersangka benar adalah pelaku, maka akan dijumpai pita DNA yang
persis pola susunannya.
C. Analisis VNTR Lain
Setelah penemuanny Jeffreys ini, banyak terjadi penemuan VNTR lain. Metode
pemeriksaanpun menjadi beraneka ragam dengan menggunakan enzim restriksi, sistim labeling
pelacak dan pelacak yang berbeda, meskipun semua masih menggunakan metode Southern blot
seperti metode Jeffreys.
Setelah kemudian ditemukan suatu pelacak yang dinamakan pelacak lokus tunggal
(singel locus), maka mulailah orang mengalihkan perhatiannya pada metode baru ini. Pada sistim
pelacakan dengan pelacak tunggal, yang dilacak pada suatu pemeriksaan hanyalah satu lokustertentu saja, sehingga pada analisis selanjutnya hanya akan didapatkan dua pita DNA saja.
Karena pola penurunan DNA ini juga sama, maka satu pita berasal dari ibu dan pita satunya
berasal dari sang ayah.
Adanya jumlah pita yang sedikit ini menguntungkan karena interpretasinya menjadi lebih
mudah dan sederhana. Keuntungan lainn adalah ia dapat mendeteksi jumlah pelaku perkosaan.
-
7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik
11/16
Jika pada usap vagina korban ditemukan ada 6 pita DNA misalnya, maka pelaku perkosaan
adalah 3 orang (satu orang 2 pita). Kelemahannya adalah jumlah pita yang sedikit membuat
kekuatan diskriminasi individunya lebih kecil, sehingga perlu identifikasi personal selain kasus
perkosaan, perlu dilakukan pemeriksaan dengan pelacakan beberapa lokus sekaligus.
Secara umum, metode Jeffreys dan pelacak multilokus dianjurkan untuk kasus identifikasi
personal, sedang untuk kasus perkosaan menggunakan metode dengan pelacak lokus tunggal.
D. Pemeriksaan RFLP
Polimorfisme yang dinamakan Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP)
adalah suatu polimorfisme DNA yang terjadi akibat adanya variasi panjang fragmen DNA
setelah dipotong dengan enzim restriksi tertentu. Suatu enzim restriksi mempunyai kamampuan
memotong DNA pada suatu urutan basa tertentu sehingga akan menghasilkan potongan-
potongan DNA tertentu. Adanya mutasi tertentu pada lokasi pemotongan dapat membuat DNA
yang biasanya dapat dipotong menjadi tak dapat dipotong sehingga membentuk fragmen DNA
yang lebih panjang. Variasi inilah yang menjadi dasar metode analisis RFLP.
VNTR yang telah dibicarakan di atas sesungguhnya adalah salah satu jenis RFLP, karena
variasi fragmennya didapatkan setelah pemotongan dengan enzim restriksi. Metode pemeriksaan
RFLP dapat dilakukan dengan metode Southern blot tetapi dapat juga dengan metode PCR.
E. Metode PCR
Metode PCR (Polymerase Chain Reaction) adalah suatu metode untuk memperbanyak
fragmen DNA tertentu secara in vitro dengan menggunakan enzim polimerase DNA.
Kelompok Cetus pada tahun 1985 menemukan bahwa DNA yang dicampur dengan
deoksiribonukleotida trifosfat atau dNTP (yang terdiri dari ATP, CTP, TTP dan GTP), enzim
polimerase DNA dan sepasang primer jika dipanaskan, didinginkan lalu dipanaskan lagi akan
memperbanyak diri dua kali lipat. Jika siklus ini diulang sebanyak n kali, maka DNA akan
memperbanyak diri 2n
kali lipat.
Yang dimaksud dengan primer adalah fragmen DNA untau tunggal yang sengaja dibuat
dan merupakan komplemen dari bagian ujung DNA yang akan diperbanyak, sehingga dapat
diibaratkan sebagai patok pembatas bagian DNA yang akan diperbanyak.
Siklus proses PCR diawali dengan pemanasan pada suhu tinggi, yang berkisar antara 90-
95 derajat Celsius (fase denaturasi). Pada suhu ini DNA untai ganda (double stranded) akan
-
7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik
12/16
terlepas menjadi 2 potong DNA untai tunggal (single stranded). Proses ini dilanjutkan dengan
pendinginan pada suhu tertentu (fase penempelan prier atau primer annealing) yang dihitung
dengan rumus Thein dan Walace: Suhu = 4(G + C) + 2(A + T).
G, C, A dan T adalah jumlah basa Guaninm Sitosin, Adenin dan Timin pada primer yang
digunakan. Pada fase ini primer akan menempel pada basa komplemennya pada DNA untai
tunggal tadi. Selanjutnya, siklus diakhiri dengan pemansan kembali antara 70-75 derajat Celsius
(fase ekstensi atau elongasi), yang akan membuat primer memperpanjang diri membentuk
komplemen dari untai tunggal dengan menggunakan bahan dNTP.
Pemeriksaan dengan metode PCR hanya dimungkinkan jika bagian DNA yang ingin
diperbanyak telah diketahui urutan basanya. Tahapan selanjutnya adalah menentukan dan
menyiapkan primer yang merupakan komplemen dari basa pada ujung-ujung bagian yang akan
diperbanyak. Pemeriksaan PCR sendiri merupakan suatu proses pencampuran antara DNA
cetakan (template) yang akan diperbanyak, dNTP, primer, enzim polimerase DNA dan larutan
buffer dalam reaksi 50 ul atau 100 ul. Campuran ini dipaparkan pada 3 suhu secara berulang
sebanyak n buah siklus (biasanya di bawah 35 siklus).
Adanya mesin otomatis untuk proses ini membuat prosedurnya menjadi amat sederhana.
DNA hasil perbanyakan dapat langsung dianalisis dengan melakukan elektroforesis pada gel
agarose atau gel poliakrilamide.
Lokus DNA yang dapat dianalisis dengan mteode PCR, meliputi banyak sekali lokus
VNTR maupun RFLP lainnya, diantaranya lokus D1S58 (dulu disebut D1S80) dan D2S44.
Metode analisis dengan PCR ini begitu banyak disukaisehingga penemuan-penemuan lokus
DNA polimorfik yang potensial untuk analisis kasus forensik terus terjadi tanpa henti setiap saat.
Pada masa sebelum berkembangnya teknologi bio-molekuler, identifikasi personal
dilakukan hanya dengan memanfaatkan pemeriksaan polimorfisme protein, seperti golongan
darah, dengan segala keterbatasannya. Keterbatasan pertama, ia hanya dimungkinkan dilakukan
pada bahan yang segar karena protein cepat rusak oleh pembusukan. Keterbatasan kedua, ia
hanya dapat memberikan kesimpulan eksklusi yaitu "pasti bukan" atau "mungkin".
Pada metode konvensional, untuk mempertinggi ketepatan kesimpulan pada kelompok
yang tak terkesklusi, pemeriksaan harus dilakukan terhadap banyak sistim sekaligus.
-
7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik
13/16
Penemuan DNA fingerprint yang menawarkan metode eksklusi dengan kemampuan
eksklusi yang amat tinggi membuatnya menjadi metode pelengkap atau bahkan pengganti yang
jauh lebih baik karena ia mempunyai ketepatan yang nyaris seperti sidik jari.
Dengan mulai diterapkannya metode PCR, kemampuan metode ini untuk memperbanyak
DNA jutaan samapi milyaran kalomemungkinkan dianalisisnya sampel forensik yang jumlahnya
amat minim, seperti analisis kerokan kuku (cakaran korban pada pelaku), bercak mani atau darah
yang minim, puntung rokok dsb. Kelebihan lain dari pemeriksaan dengan PCR adalah
kemampuannya untuk menganalisis bahan yang sudah berdegradasi sebagian. Hal ini penting
karena banyak dari sampel forensik merupakan sampe postmortem yang tak segar lagi.
Pemeriksaan Darah
Diantara berbagai cairan tubuh, darah merupakan yang paling penting karena merupakan
cairan biologic dengan sifat-sifat potensial lebih spesifik untuk golongan manusia tertentu.
Pemeriksaan darah berguna untuk membantu menyelesaikan kasus-kasus bayi yang tertukar,
penculikan anak, ragu ayah, dan lain-lain.
Dalam kasus yang ada kaitannya dengan factor keturunan, hukum Mendel memainkan
peranan penting. Semua sistem golongan darah diturunkan dari orang tua kepada anaknya sesuai
hukum Mendel.
Walaupun masih ada kemungkinan penyimpangan hukum tersebut, misalnya pada
peristiwa mutasi, namun karena frekuensinya sangat kecil (1:1.000.000) untuk kasus-kasus
forensik, hal ini dapat diabaikan.
Hukum Mendel untuk sistem golongan darah adalah sebagai berikut:
Antigen tidak mungkin muncul pada anak, jika antigen tersebut tidak terdapatpada salah satu atau kedua orang tuanya.
Orang tua yang homozigotik pasti meneruskan gen untuk antigen tersebut kepadaanaknya.
Pada manusia dikenal bermacam-macam sistem golongan darah yang antigennya terletak
di permukaan sel darah merah, misalnya sistem ABO, Rhesus, MNS, Kell, Duffy, Lutheran,
Lewis, Kidd, P, Sekretor/nonsekretor, Antigen Limfosit Manusia (HLA), dan lain-lain. Selain itu
dikenal pula antigen-antigen yang terdapat diluar sel darah merah, misalnya sistem Gm, Gc,
-
7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik
14/16
Haptoglobin (Hp), serta sistem enzim,misalnya fosfoglukomutase (PGM), adenilate kinase (AK),
pseudokholinesterase (PCE/PKE), adenosin deaminase (ADA), fosfatase asam eritrosit (EAP),
glutamat piruvat transaminase (GPT), 6-fosfo glukonat dehidrogenase (6PGD), glukose 6
fosfatase dehidrigenase (G6PD), yang terdapat dalam serum.
Pada kasus paternitas, bila hanya sistem ABO, MNS dan Rhesus yang diperiksa, maka
kemungkinannya adalah 50-60%, sedangkan bila semua sistem diperiksa maka kemungkinannya
meningkat menjadi 90%.
Perlu diingat bahwa hukum Mendel tetap berdasarkan kemungkinan (probabilitas),
sehingga penentuan keayahan dari seorang anak tidak dapat dipastikan, namun sebaliknya kita
dapat memastikan seseorang adalah bukan ayah seorang anak (singkir ayah/paternity
exclusion).
Ada dua jenis penggolongan darah yang paling penting, yaitu penggolongan ABO dan
Rhesus (faktor Rh). Selain sistem ABO dan Rh, masih ada lagi macam penggolongan darah lain
yang ditentukan berdasarkan antigen yang terkandung dalam sel darah merah. Di dunia ini
sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang
dijumpai.
Salah satunya Diego positif yang ditemukan hanya pada orang Asia Selatan dan pribumi
Amerika. Dari sistem MNS didapat golongan darah M, N dan MN yang berguna untuk tes
kesuburan. Duffy negatif yang ditemukan di populasi Afrika. Sistem Lutherans mendeskripsikan
satu set 21 antigen.
Dan sistem lainnya meliputi Colton, Kell, Kidd, Lewis, Landsteiner-Wiener, P, Yt atau
Cartwright, XG, Scianna, Dombrock, Chido/ Rodgers, Kx, Gerbich, Cromer, Knops, Indian, Ok,
Raph dan JMH.
Sistim ABO
Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4 golongandarah dalam sistem ABO pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah beberapa
teman sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah
dengan serum dari para donor.
Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan
golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal dengan
-
7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik
15/16
golongan darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang
disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.
Kemudian Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli yang masih kolega dari Landsteiner
menemukan golongan darah AB pada tahun 1901. Pada golongan darah AB, kedua antigen A
dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah sedangkan pada serum tidak ditemukan
antibodi.
Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau
ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang
berbeda-beda.
Rhesus Faktor
Rh atau Rhesus (juga biasa disebut Rhesus Faktor) pertama sekali ditemukan pada tahun
1940 oleh Landsteiner dan Weiner. Dinamakan rhesus karena dalam riset digunakan darah kera
rhesus (Macaca mulatta), salah satu spesies kera yang paling banyak dijumpai di India dan Cina.
Pada sistem ABO, yang menentukan golongan darah adalah antigen A dan B, sedangkan
pada Rh faktor, golongan darah ditentukan adalah antigen Rh (dikenal juga sebagai antigen D).
Jika hasil tes darah di laboratorium seseorang dinyatakan tidak memiliki antigen Rh,
maka ia memiliki darah dengan Rh negatif (Rh-), sebaliknya bila ditemukan antigen Rh pada
pemeriksaan, maka ia memiliki darah dengan Rh positif (Rh+).
Pemeriksaan Golongan Darah untuk menentukan Hubungan darah.
Penentuan golongan darah sebagai tes penyaring apa benar seorang anak mempunyai
golongan darah yang sama dengan orang tuanya. Berikut langkah - langkah melakukan
pemeriksaan laboratorium untuk penentuan golongan darah;
Ambil beberapa tetes darah yang dipisahkan dengan kotak kotak yang didalamnyakemudian
Diberikan antibodi dari masingmasing golongan darah. Lihat apakah tes terjadi aglutinasi atau tidak. Yang tidak beraglutinasi terhadap anti, itulah golongan darah anak tersebut.
-
7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik
16/16
Interpretasi hasil
Ragu ayah ada berbagai kasus yang bisa muncul antaranya siapa ayah yang sebenarnyadari seorang anak, maka berdasarkan hasil di dapatkan,
Keterangan : - Pria I tidak dapat disingkirkan kemungkinan menjadi ayah si anak
- pria II dan III pasti bukan ayah anak tersebut.
Kasus yang lain yang biasa muncul adalah ayah curiga bahwa anak bukanlah anaknyayang sejati
keterangan : Anak tersebut pastilah bukan anak dari pria diatas