Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik

download Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik

of 16

Transcript of Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik

  • 7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik

    1/16

    Cara Menentukan anak kandung berdasarkan forensik

    PENENTUAN ANAK KANDUNG DARI SEGI FORENSIK

    Pendahuluan

    Ilmu kedokteran forensik, juga dikenal dengan nama legal medicine, adalah salah satu

    cabang spesialistik dari ilmu kedokteran, yang mempelajari pemanfaatan ilmu kedokteran,

    yang mempelajari pemanfaatan ilmu kedokteran untuk kepentingan penegak hukum serta

    keadilan.

    Di masyarakat, kerap terjadi pelangaran hukum yang menyangkut tubuh dan nyawa

    manusia. Untuk pengusutan dan penyidikan serta penyelesaian masalah hukum ini di tingkat

    lebih lanjut sampai akhirnya pemutusan perkara di pengadilan, diperlukan bantuan berbagai

    ahli di bidang terkait untuk membuat jelas jalannya peristiwa serta keterkaitan antara tindakan

    yang satu dengan yang lain dalam rangkaian peristiwa tersebut. Dalam hal terdapat korban,

    baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal akibat peristiwa tersebut, diperlukan

    seorang ahli dalam bidang kedokteran untuk memberikan penjelasan bagi para pihak yang

    menangani kasus tersebut. Dokter yang diharapkan membantu dalam proses peradilan ini akan

    berbekal pengetahuan kedokteran yang dimilikinya yang terhimpun dalam ilmu kedokteran

    forensik.

    Dalam perkembangannya lebih lanjut, ternyata ilmu kedokteran forensik tidak semata-

    mata bermanfaat dalam urusan penegak hukum dan keadilan di lingkungan pengadilan saja,

    tetapi juga bermanfaat dalam segi kehidupan bermasyarakat lain, misalnya dalam membantu

    penyelesaian klaim asuransi yang adil, baik bagi pihak yang diasuransi maupun yang

    mengasuransi, dalam membantu pemecahan masalah paternitas (penemuan ke-ayah-an),

    membantu upaya keselamatan kerja dalam bidang industry dan otomotif dengan

    pengumpulan data korban kecelakaan industry maupun kecelakan lalu lintas dan sebagainya.

    Untuk dapat memberi bantuan yang maksimal bagi pelbagai keperluan tersebut diatas,

    seorang dokter dituntut untuk dapat memanfaatkan ilmu kedokteran yang dimilikinya secara

    optimal.

    PENETUAN ANAK KANDUNG ADA TIGA PROSEDUR DASAR, YAITU

    pemeriksaan medis berdasarkan ciri Fisik pemeriksaan golongan darah pemeriksaan DNA

  • 7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik

    2/16

    A. Pemeriksaan Medis

    Pemeriksaan identifikasi dapat dilakukan dengan beberapa cara baik pemeriksaan fisik

    yang melihat ciri ciri fisik dari orang tuanya, misalnya warna rambut, warna kornea, bentuk

    muka dan lainnya. Namun, pada pemeriksaan fisik tidak dapat ditentukan secara pasti. Oleh

    karena itu diperlukan beberapa pemeriksaan laboratorium atau penunjang lainnya misalnya

    pemeriksaan paternitas.

    Ilmu Kedokteran Forensik Molekuler adalah suatu bidang ilmu yang baru berkembang

    dalam dua dekade terakhir, merupaKan bagian dari ilmu kedokteran forensik yang

    memanfaatkan pengetahuan kedokteran dan biologi pada tingkatan molekul atau DNA. Sebagai

    suatu bidang cabang ilmu kedokteran forensik yang baru, ilmu ini melengkapi dan

    menyempurnakan berbagai pemeriksaan identifikasi personal pada kasus mayat tak dikenal,

    kasus pembunuhan, perkosaan serta berbagai kasus ragu ayah (paternitas)1.

    Jika terdapat kasus yang meragukan untuk pembuktian apakah anak tersebut merupakan

    anak hasil hubungan dari pasien atau merupakan anak kandung dari pasien, maka sebaiknya di

    lakukan pemeriksaan lanjutan.

    PEMERIKSAAN DNA

    Semakin lama semakin disadari bahwa setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan

    informasi mengenai asal usul mereka. Pengetahuan mengenai siapa ayah dan ibu kandung dariseorang anak mempunyai banyak pengaruh bagi para pihak yang terkait. Pertama, informasi

    mengenai siapa orangtua biologis dari seorang anak, akan menunjukan pasangan tersebut sebagai

    orang pertama yang (seharusnya) merupakan lingkaran terdalam lingkungan anak tersebut.

    Kedua, pengetahuan itu memberikan hak tertentu kepada anak tersebut, diantaranya hak atas

    pengasuhan, hak untuk mendapat santunan biaya hidup dan hak waris dari orangtuanya.

    Kasus paternitas sesungguhnya merupakan sebagian dari kasus sengketa asal-usul.

    Sengketa asal-usul berdasarkan objek sengketanya dapat digolongkan menjadi beberapa jenis

    kasus yaitu

    Kasus ragu orang tua (disputed parentage) yaitu kasus yang mencari pembuktian siapaorangtua (ayah dan ibu) dari seorang anak. Yang termasuk dalam kategori ini adalah

    kasus imigrasi, kasus pencarian orangtua pada kasus penculikan, bayi tertukar, kasus

  • 7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik

    3/16

    terpisahnya keluarga pada masa perang atau bencana dan kasus identifikasi korban tidak

    dikenal.

    Kasus ragu ayah (disputed paternity) yaitu kasus yang mencari pembuktian siapa ayahkandung dari seorang anak. Yang termasuk dalam kategori ini adalah kasus imigrasi,

    kasus klaim keayahan seorang wanita, kasus perselingkuhan dan kasus incest.

    Kasus ragu ibu (disputed maternity) yaitu kasus yang mencari pembuktian siapa ibukandung dari seorang anak. Yang termasuk dalam kategori ini adalah kasus bayi tertukar,

    kasus pembunuhan anak sendiri dan kasus aborsi.

    Kasus ragu kerabat yaitu kasus yang mencari pembuktian apakah dua orang atau lebihpunya hubungan darah (kekerabatan tertentu). Yang termasuk kategori ini adalah

    pelacakan silsilah keluarga, kasus pencarian keluarga setelah bencana alam, dsb.

    Sengketa asal usul dalam masyarakat jumlahnya banyak sekali, tetapi biasanya yang muncul dan

    menjadi berita hanya sebagian kecilnya saja. Fenomena ini kita kenal sebagai fenomena gunung

    es (iceberg fenomenon). Kasus sengketa asal usul yang terbanyak dalam masyarakat adalah

    kasus klaim keayahan terhadap seorang pria oleh seorang wanita hamil, dengan janin dalam

    rahim yang diklaimnya sebagai anak dari pria tersebut. Kasus semacam ini pada umumnya

    diselesaikan secara kekeluargaan dan secara diam-diam, karena dianggap merupakan aib

    keluarga, khususnya jika pria tersebut merupakan orang terhormat atau pria yang sudah beristri.

    Hal ini dapat dimaklumi, karena kasus ini bukan saja dapat mengakibatkan hancurnya nama baik

    dan reputasi pria tersebut, tetapi juga dapat menyebabkan pecahnya rumah tangga dan hancurnya

    karir pria tersebut.

    Kasus sengketa asal-usul merupakan kasus medis, sehingga pemecahannya pun harus secara

    medis pula. Setiap manusia dilahirkan dengan membawa sifat gabungan dari ayah dan ibunya

    karena ia tercipta dari penyatuan sel sperma ayahnya dan sel telur ibunya pada saat pembuahan.

    Dengan demikian, pada diri setiap anak tedapat sifat gabungan dari ayah dan ibunya yang

    diturunkan melalui materi keturunan yang kita sebut DNA.

  • 7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik

    4/16

    Deoxyribo Nucleic Acid

    DNA atau DeoxyriboNucleic Acid merupakan asam nukleat yang menyimpan semua

    informasi tentang genetika. DNA inilah yang menentukan jenis rambut, warna kulit dan sifat-

    sifat khusus dari manusia. DNA ini akan menjadi cetak biru (blue print) ciri khas manusia yang

    dapat diturunkan kepada generasi selanjutnya. Sehingga dalam tubuh seorang anak komposisi

    DNA nya sama dengan tipe DNA yang diturunkan dari orang tuanya. Sedangkan tes DNA

    adalah metode untuk mengidentifikasi fragmen-fragmen dari DNA itu sendiri. Atau secara

    sederhananya adalah metode untuk mengidentifikasi, menghimpun dan menginventarisir file-file

    khas karakter tubuh2.

    Tes DNA umumnya digunakan untuk 2 tujuan yaitu :

    1.

    tujuan pribadi seperti penentuan perwalian anak atau penentuan orang tua dari anak dan2. tujuan hukum, yang meliputi masalah forensik seperti identifikasi korban yang telah

    hancur, sehingga untuk mengenali identitasnya diperlukan pencocokan antara DNA

    korban dengan terduga keluarga korban ataupun untuk pembuktian kejahatan semisal

    dalam kasus pemerkosaan atau pembunuhan.

    Hampir semua sampel biologis tubuh dapat digunakan untuk sampel tes DNA, tetapi

    yang sering digunakan adalah darah, rambut, usapan mulut pada pipi bagian dalam (buccal

    swab), dan kuku. Untuk kasus-kasus forensik, sperma, daging, tulang, kulit, air liur atau sampel

    biologis apa saja yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) dapat dijadikan sampel tes

    DNA.

    Pada pemeriksaan DNA, ada dua tes yang dilakukan, yaitu :

    Tes paternitaso Tes ini untuk menentukan apakah seorang pria adalah ayah biologis dari seorang

    anak. Tes paternitas membandingkan pola DNA anak dengan terduga ayah untuk

    memeriksa bukti pewarisan DNA yang menunjukkan kepastian adanya hubungan

    biologis.

    Tes maternitaso Tes DNA ini untuk menentukan apakah seorang perempuan adalah ibu biologis

    seorang anak. Tes ini bisa dilakukan untuk kasus dugaan bayi tertukar, bayi

  • 7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik

    5/16

    tabung, dan anak angkat. Selain di dalam inti sel, DNA juga bisa ditemukan di

    dalam mitokondria, yaitu bagian dari sel yang menghasilkan energi. DNA

    mitokondria hanya diturunkan dari ibu. Keunikan pola pewarisan

    DNA mitokondria menyebabkan DNA ini dapat digunakan sebagai penanda

    untuk mengidentifikasi hubungan kekerabatan secara maternal/garis ibu.

    Berikut beberapa hal yang perlu diketahui tentang tes paternitas dan maternitas.

    Siapa yang diperiksa?

    Untuk tes paternitas yang diperiksa adalah ibu, anak, dan terduga ayah. Bisa saja hanya

    ayah dan anak yang diperiksa, jika ibu biologis tidak bersedia ikut tes. Partisipasi ibu pada tes

    paternitas dapat membantu separuh DNA anak, sehingga separuhnya lagi dapat dibandingkan

    dengan DNA terduga ayah.

    Apa yang diperiksa?

    Hampir semua sampel biologis dapat dipakai untuk tes DNA. Mulai dari buccal swab (sel

    mukosa di pipi bagian dalam, diambil dengan alat khusus seperti cotton buds yang ujungnya

    dilengkapi dengan sisir kecil dari karet), darah, kuku, sampai rambut. Untuk bayi, jaringan bisa

    diambil dengan buccal swab atau jarum suntik kecil. Menurut Hera, yang paling efektif adalah

    darah karena bisa dapat banyak DNA. Namun, kini teknik pengambilan DNA makin lama makin

    sensitif, dalam arti bisa dilakukan dengan mengambil sedikit jaringan, seperti sidik jari yang

    menempel di suatu benda dan bekas lipstik.

    Adakah batasan usia?

    Tak ada batasan usia. Bahkan pada janin dan orang yang sudah meninggal. Pada tes

    paternitas sebelum anak dilahirkan (prenatal), tes DNA dapat dilakukan dengan sampel dari

    jaringan janin, umumnya pada usia kehamilan 10-13 minggu atau dengan cara amniosentesis (tes

    prenatal) pada usia kehamilan 14-24 minggu. Untuk pengambilan jaringan janin ini harus

    dilakukan oleh ahli kebidanan/kandungan. Ibu yang ingin melakukan tes DNA prenatal harus

    berkonsultasi dengan ahli kebidanan kandungan.

  • 7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik

    6/16

    Bagaimana prosedurnya?

    Setelah ditanya alasan dan latar belakangnya, klien harus menandatangani persetujuan tes

    paternitas atau tes DNA lainnya di atas materai. Klien juga harus menyerahkan identitas diri

    (KTP atau paspor) dan foto. Setelah itu baru diambil darahnya dengan dihadiri saksi. Apabila

    anak belum dewasa, diperlukan fotokopi surat kelahiran atau surat perwalian anak yang

    menyatakan terduga ayah atau wali anak memiliki hal untuk membawa anak itu melakukan tes

    paternitas.

    Seberapa akurat?

    Tes DNA adalah 100 persen akurat jika dikerjakan dengan benar. Tes DNA ini

    memberikan hasil lebih dari 99,99 persen probabilitas paternitas jika DNA terduga ayah dan

    DNA anak, cocok (matched). Apabila DNA terduga ayah dan anak tidak cocok (mismatched)

    maka terduga ayah yang dites, 100 persen bukanlah merupakan ayah biologis anak itu.

    Dulu, konfirmasi dilakukan dengan mengulang tes terhadap terduga ayah. Kini, begitu ada tes,

    dilakukan dua kali dengan dua orang pemeriksa (researcher) Jika hasil dari dua orang itu

    berbeda, pasti ada kesalahan. Lalu kami cek lagi. Semua researcher sudah diperiksa DNA-nya.

    Sehingga jika ada yang tidak match, jangan-jangan ada kontaminasi. Mungkin terkena DNA si

    researcher

    Bagaimana prosesnya?

    Begini proses yang paling sederhana: setelah mengambil jaringan atau darah, (dalam

    darah ada plasma, serum, sel-sel darah merah, sel-sel darah putih), dengan suatu detergen,

    "dipecahkan" membran sel darah putih. Apapun yang ada di dalamnya akan keluar, termasuk

    DNA. Sekarang ada teknologi yang bisa menggandakan sampai jutaan kali fragmen suatu DNA

    yang akan diperiksa.

    Berapa lama?

    Hasil tes DNA selesai dalam waktu 12 hari kerja terhitung dari tanggal diterimanya sampel.

    Selain itu, seluruh informasi pasien, mengenai tes, dan hasil tes akan dijamin kerahasiaannya.

  • 7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik

    7/16

    Karena pertanyaan mengenai paternitas, sangat sensitif. Hasil tes DNA hanya akan diberikan

    kepada individu yang melakukan tes. Tidak Bisa Dipaksakan Tes DNA tidak bisa dilakukan

    karena paksaan dari pihak ketiga. Namun, untuk keperluan pengadilan, jaksa dan polisi bisa

    meminta. Hasil tes ini hanya dapat digunakan sebagai referensi pribadi, kecuali jika sampel yang

    diperiksa diambil melalui prosedur hukum (surat dari polisi atau jaksa), maka sampel tersebut

    memiliki kekuatan hukum.

    Prosedur Pemeriksaan DNA

    Pertama kali seorang klien datang ke dokter, ia berkonsultasi dengan dokter mengenai

    kasusnya. Dalam konsultasi ini dokter akan mencari informasi mengenai apa yang ingin

    dibuktikan dalam kasus ini, apa yang akan dilakukan (tindak lanjut) setelah hasilnya diketahui,

    dan kapan akan dilakukan pemeriksaan.

    Konsultasi awal ini bisa merupakan konsultasi dokter pasien biasa, tetapi bisa juga dilakukan

    atas permintaan polisi atau pengadilan jika kasusnya telah memasuki ranah hukum. Pada kasus

    yang belum melibatkan aparat penegak hukum, kepada klien ditanyakan apakah di kemudian

    hari kasusnya akan atau direncanakan akan diproses secara hukum atau tidak. Jika klien

    memperkirakan akan ada proses hukum di kemudian hari, seperti untuk pengurusan perceraian,

    sidang sengketa perwalian anak, sengketa warisan, dsb maka dianjurkan agar kasusnya

    dilaporkan dulu ke pihak yang berwajib agar prosesnya menjadi lebih legal. Jika klien tidak mau

    melibatkan pihak yang berwajib, maka dokter harus memprosesnya sama seperti kasus adalah

    kasus hukum. Pada kenyataannya, cukup banyak kasus dimana klien hanya sekedar ingin tahu

    saja dan sama sekali tidak berencana melakukan proses hukum, dengan berbagai alasan. Pada

    kasus semacam ini, dokter tetap harus memprosesnya secara biasa, sambil tidak lupa untuk

    mempersiapkan diri kalau sewaktu-waktu kasusnya akan melanjut juga ke proses hukum.

    Jika pasien ragu-ragu, tidak atau belum memikirkan tindak lanjut atau tidak siap untuk

    menghadapi kenyataan, dokter sebaiknya tidak melakukan pemeriksaan sampai klien siap secara

    mental. Untuk kasus wanita hamil yang meminta pemeriksaan sebelum kelahiran sebagai dasaruntuk memaksa pria agar mengawininya sebelum kelahiran bayinya, hanya dapat dilayani untuk

    siap dengan resiko pengambilan sample dan beragama non muslim. Pengambilan sample dari

    janin, meskipun dilakukan oleh ahlinya, tetap mempunyai resiko yang tinggi dibandingkan

    dengan pemeriksaan setelah lahir. Pada klien yang muslim, pemeriksaan DNA sebelum kelahiran

    (antenatal) tidak dianjurkan, karena menurut hukum kekeluargaan islam, wanita yang sedang

  • 7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik

    8/16

    hamil tidak boleh dikawin dan perkawinan baru boleh dilakukan setelah bayinya lahir. Ketentuan

    ini jelas tidak memenuhi harapan si wanita, karena biasanya wanita ingin segera diperiksa dan

    dipastikan bahwa janinnya adalah anak si pria, kemudian memaksa pria agar segera

    mengawininya dan dengan demikian anak tersebut lahir dengan memiliki ayah (bukan anak

    haram).

    Pada kunjungan berikutnya semua pihak yang akan diperiksa datang menemui dokter,

    sebisanya dengan disertai saksi dari kedua belah pihak. Mula-mula pada semua pihak

    diterangkan prosedur yang akan dilakukan. Setelah jelas dan tidak ada lagi yang ingin

    ditanyakan, maka pihak-pihak yang akan diambil sampelnya menandatangani persetujuan

    (informed consent) untuk pengambilan sample DNA. Untuk klien yang masih berumur di bawah

    21 tahun atau belum menikah, persetujuan ditandatangani oleh orangtua atau walinya.

    Pemeriksaan medis yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi seorang anak dapat

    dilakukan dengan penerapan ilmu forensik molekuler.

    Ada beberapa pemeriksaan DNA yang biasa dilakukan,yaitu:

    A. Konsep Polimorfisme

    Polimorfisme adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan adanya suatu bentuk yang

    berbeda daru suatu struktur dasar yang sama. Jika terdapat variasi / modifikasi pada suatu lokus

    yang spesifik (pada DNA) dalam suatu populasi, maka lokus tersebut dikatakan bersifat

    polimorfik. Sifat polimorfik ini di samping menunjukkan variasi individu, juga memberikan

    keuntungan karena dapat digunakan untuk membedakan satu orang dari yang lain1.

    Dikenal polimorfisme protein dan polimorfisme DNA. Polimorfisme protein antara lain

    ialah golongan darah, golongan protein serum, sistim golongan enzim eritrosit dan sistim HLA

    (Huma Lymphocyte Antigen). Polimorfisme DNA merupakan suatu polimorfisme pada tingkat

    yang lebih awal dibandingkan polimorfisme protein, yaitu tngkat kode genetik atau DNA.

    Pemeriksaan polimorfisme DNA meliputi pemeriksaan Sidik DNA (DNA fingerprint), VNTR

    (Variable Number of Tandem Repeats) dan RFLP (Restriction Fragment Length Polymorphism),secara Southern blot maupun dengan PCR (Polymerase Chain Reaction)

    1.

    Dibandingkan dengan pemeriksaan polimorfisme protein, pemeriksaan polimorfisme

    DNA menunjukan beberapa kelebihan. Pertama, polimorfisme DNA menunjukkan tingkat

    polimorfis yang jauh lebih tinggi, sehingga tidak diperlukan pemeriksaan terhadap banyak

    sistem. Kedua, DNA jauh lebih stabil dibandingkan protein, membuat pemeriksaan DNA masih

  • 7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik

    9/16

    dimungkinkan pada bahan yang sudah membusuk, mengalami mummifikasi atau bahkan pada

    jenazah yang tinggal kerangka saja. Ketiga, distribusi DNA sangat luas meliputi seluruh sel

    tubuh, sehingga berbagai bahan mungkin untuk digunakan sebagai bahan pemeriksaan. Keempat,

    dengan ditemukannya metode PCR, bahan DNA yang kurang segar dan sedikit jumlahnya masih

    mungkin untuk dianalisis1.

    B. Pemeriksaan DNA Fingerprint

    Pemeriksaan sidik DNA pertama kali dperkenalkan oleh Jeffreys pada tahun 1985.

    Pemeriksaan ini didasarkan atas adanya bagian DNA manusia yang termasuk daerah non-coding

    atau intron (tak mengkode protein) yang ternyata merupakan urutan basa tertentu yang berulang

    sebanyak n kali1.

    Bagian DNA ini tersebar dalam seluruh genom manusia sehingga dinamakan multilokus.

    Bagian DNA ini dimiliki oleh smua orang tetapi masing-masing individu mempunyai jumlah

    pengulangan yang berbeda-beda satu sama lain, sedemikian sehingga kemungkinan dua individu

    mempunyai fragmen DNA yang sama adalah sangat kecil sekali. Bagian DNA ini dikenal

    dengan nama Variable Number of Tandem Repeats (VNTR) dan umumnya tersebar pada bagian

    ujung kromosom. Seperti juga DNA pada umumnya, VNTR ini diturunkan dari kedua orangtua

    menurut hukum Mendel, sehingga keberadaanya dapat dilacak secara tidak langsung dari

    orangtua, anak maupun saudara kandungnya.

    Jeffreys dan kawan - kawan menemukan bahwa suatu fragmen DNA yang diisolasi dari

    DNA yang terletak dekat dengan gen globin mansuai ternyata dapat melacak VNTR ini secara

    simultan. Pelacak DNA (probe) multilokus temuannya ini dinamakan pelacar Jeffreys yang

    terdiri dari beberapa probe, diantaranya 16.6 dan 16.15 yang paling sering digunakan.

    Pemeriksaan sidik DNA diawali dengan melakukan ekstraksi DNA dari sel berinti, lalu

    memotongnya dengan enzim restriksi Hinfl, sehingga DNA menjadi potongan-potongan.

    Potongan DNA ini dipisahkan satu sama lain berdasarkan berat molekulnya (panjang potongan)

    dengan melakukan elektroforesis pada gel agarose. Dengan menempatkan DNA pada sisibermuatan negatif, maka DNA yang bermuatan negatif akan ditolak ke sisi lainnya dengan

    kecepatan yang berbanding terbalik dengan panjang fragmen DNA. Fragmen DNA yang tleha

    terpisah satu sama lain di dalam agar lalu diserap pada suatu membran nitroselulosa dengan

    suatu metode yang dinamakan metode Southern blot.

  • 7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik

    10/16

    Membran yang kini telah mengandung potongan DNA ini lalu diproses untuk membuat

    DNA-nya menjadi DNA untai tunggal (proses denaturasi), baru kemudian dicampurkan dnegan

    pelacak DNA yang telah dilabel dengan bahan radioaktif dalam proses yang dinamakan

    hibridisasi. Pada proses ini pelacak DNA akan bergabung dengan fragmen DNA yang

    merupakan basa komplemennya.

    Untuk menampilkan DNA yang telah ber-hibridisasi dengan pelacak berlabel ini, dipaparkanlah

    suatu film diatas membran sehingga film akan terbakar oleh adanya radioaktif tersebut (proses

    autoradiografi). Hasil pembakan film oleh sinar radioaktif ini akan tampak pada fil berupa pita-

    pita DNA yang membentuk gambaran serupa Barcode (label barang di supermarket).

    Dengan metode Jeffreys dan menggunakan 2 macam pelacak DNA umumnya dapat

    dihasilkan sampai 20-40 buah pita DNA per-sampelnya. Pada kasus identifikasi mayat tak

    dikenalm dilakukan pembandingan pita korban dengan pita orangtua atau anak-anak tersangka

    korban. Jika korban benar adalah tersangka maka akan didapatkan bahwa separuh pita anak akan

    cocok dengan ibunya dan separuhnya lagi cocok dengan pita ayahnya. Hal yang sama juga dapat

    dilakukan pada kasus ragu ayah (disputed paternity).

    Pada kasus perkosaan, dilakukan pembandingan pita DNA dari apus vagina dengan pita

    DNA tersangka pelaku. Jika tersangka benar adalah pelaku, maka akan dijumpai pita DNA yang

    persis pola susunannya.

    C. Analisis VNTR Lain

    Setelah penemuanny Jeffreys ini, banyak terjadi penemuan VNTR lain. Metode

    pemeriksaanpun menjadi beraneka ragam dengan menggunakan enzim restriksi, sistim labeling

    pelacak dan pelacak yang berbeda, meskipun semua masih menggunakan metode Southern blot

    seperti metode Jeffreys.

    Setelah kemudian ditemukan suatu pelacak yang dinamakan pelacak lokus tunggal

    (singel locus), maka mulailah orang mengalihkan perhatiannya pada metode baru ini. Pada sistim

    pelacakan dengan pelacak tunggal, yang dilacak pada suatu pemeriksaan hanyalah satu lokustertentu saja, sehingga pada analisis selanjutnya hanya akan didapatkan dua pita DNA saja.

    Karena pola penurunan DNA ini juga sama, maka satu pita berasal dari ibu dan pita satunya

    berasal dari sang ayah.

    Adanya jumlah pita yang sedikit ini menguntungkan karena interpretasinya menjadi lebih

    mudah dan sederhana. Keuntungan lainn adalah ia dapat mendeteksi jumlah pelaku perkosaan.

  • 7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik

    11/16

    Jika pada usap vagina korban ditemukan ada 6 pita DNA misalnya, maka pelaku perkosaan

    adalah 3 orang (satu orang 2 pita). Kelemahannya adalah jumlah pita yang sedikit membuat

    kekuatan diskriminasi individunya lebih kecil, sehingga perlu identifikasi personal selain kasus

    perkosaan, perlu dilakukan pemeriksaan dengan pelacakan beberapa lokus sekaligus.

    Secara umum, metode Jeffreys dan pelacak multilokus dianjurkan untuk kasus identifikasi

    personal, sedang untuk kasus perkosaan menggunakan metode dengan pelacak lokus tunggal.

    D. Pemeriksaan RFLP

    Polimorfisme yang dinamakan Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP)

    adalah suatu polimorfisme DNA yang terjadi akibat adanya variasi panjang fragmen DNA

    setelah dipotong dengan enzim restriksi tertentu. Suatu enzim restriksi mempunyai kamampuan

    memotong DNA pada suatu urutan basa tertentu sehingga akan menghasilkan potongan-

    potongan DNA tertentu. Adanya mutasi tertentu pada lokasi pemotongan dapat membuat DNA

    yang biasanya dapat dipotong menjadi tak dapat dipotong sehingga membentuk fragmen DNA

    yang lebih panjang. Variasi inilah yang menjadi dasar metode analisis RFLP.

    VNTR yang telah dibicarakan di atas sesungguhnya adalah salah satu jenis RFLP, karena

    variasi fragmennya didapatkan setelah pemotongan dengan enzim restriksi. Metode pemeriksaan

    RFLP dapat dilakukan dengan metode Southern blot tetapi dapat juga dengan metode PCR.

    E. Metode PCR

    Metode PCR (Polymerase Chain Reaction) adalah suatu metode untuk memperbanyak

    fragmen DNA tertentu secara in vitro dengan menggunakan enzim polimerase DNA.

    Kelompok Cetus pada tahun 1985 menemukan bahwa DNA yang dicampur dengan

    deoksiribonukleotida trifosfat atau dNTP (yang terdiri dari ATP, CTP, TTP dan GTP), enzim

    polimerase DNA dan sepasang primer jika dipanaskan, didinginkan lalu dipanaskan lagi akan

    memperbanyak diri dua kali lipat. Jika siklus ini diulang sebanyak n kali, maka DNA akan

    memperbanyak diri 2n

    kali lipat.

    Yang dimaksud dengan primer adalah fragmen DNA untau tunggal yang sengaja dibuat

    dan merupakan komplemen dari bagian ujung DNA yang akan diperbanyak, sehingga dapat

    diibaratkan sebagai patok pembatas bagian DNA yang akan diperbanyak.

    Siklus proses PCR diawali dengan pemanasan pada suhu tinggi, yang berkisar antara 90-

    95 derajat Celsius (fase denaturasi). Pada suhu ini DNA untai ganda (double stranded) akan

  • 7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik

    12/16

    terlepas menjadi 2 potong DNA untai tunggal (single stranded). Proses ini dilanjutkan dengan

    pendinginan pada suhu tertentu (fase penempelan prier atau primer annealing) yang dihitung

    dengan rumus Thein dan Walace: Suhu = 4(G + C) + 2(A + T).

    G, C, A dan T adalah jumlah basa Guaninm Sitosin, Adenin dan Timin pada primer yang

    digunakan. Pada fase ini primer akan menempel pada basa komplemennya pada DNA untai

    tunggal tadi. Selanjutnya, siklus diakhiri dengan pemansan kembali antara 70-75 derajat Celsius

    (fase ekstensi atau elongasi), yang akan membuat primer memperpanjang diri membentuk

    komplemen dari untai tunggal dengan menggunakan bahan dNTP.

    Pemeriksaan dengan metode PCR hanya dimungkinkan jika bagian DNA yang ingin

    diperbanyak telah diketahui urutan basanya. Tahapan selanjutnya adalah menentukan dan

    menyiapkan primer yang merupakan komplemen dari basa pada ujung-ujung bagian yang akan

    diperbanyak. Pemeriksaan PCR sendiri merupakan suatu proses pencampuran antara DNA

    cetakan (template) yang akan diperbanyak, dNTP, primer, enzim polimerase DNA dan larutan

    buffer dalam reaksi 50 ul atau 100 ul. Campuran ini dipaparkan pada 3 suhu secara berulang

    sebanyak n buah siklus (biasanya di bawah 35 siklus).

    Adanya mesin otomatis untuk proses ini membuat prosedurnya menjadi amat sederhana.

    DNA hasil perbanyakan dapat langsung dianalisis dengan melakukan elektroforesis pada gel

    agarose atau gel poliakrilamide.

    Lokus DNA yang dapat dianalisis dengan mteode PCR, meliputi banyak sekali lokus

    VNTR maupun RFLP lainnya, diantaranya lokus D1S58 (dulu disebut D1S80) dan D2S44.

    Metode analisis dengan PCR ini begitu banyak disukaisehingga penemuan-penemuan lokus

    DNA polimorfik yang potensial untuk analisis kasus forensik terus terjadi tanpa henti setiap saat.

    Pada masa sebelum berkembangnya teknologi bio-molekuler, identifikasi personal

    dilakukan hanya dengan memanfaatkan pemeriksaan polimorfisme protein, seperti golongan

    darah, dengan segala keterbatasannya. Keterbatasan pertama, ia hanya dimungkinkan dilakukan

    pada bahan yang segar karena protein cepat rusak oleh pembusukan. Keterbatasan kedua, ia

    hanya dapat memberikan kesimpulan eksklusi yaitu "pasti bukan" atau "mungkin".

    Pada metode konvensional, untuk mempertinggi ketepatan kesimpulan pada kelompok

    yang tak terkesklusi, pemeriksaan harus dilakukan terhadap banyak sistim sekaligus.

  • 7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik

    13/16

    Penemuan DNA fingerprint yang menawarkan metode eksklusi dengan kemampuan

    eksklusi yang amat tinggi membuatnya menjadi metode pelengkap atau bahkan pengganti yang

    jauh lebih baik karena ia mempunyai ketepatan yang nyaris seperti sidik jari.

    Dengan mulai diterapkannya metode PCR, kemampuan metode ini untuk memperbanyak

    DNA jutaan samapi milyaran kalomemungkinkan dianalisisnya sampel forensik yang jumlahnya

    amat minim, seperti analisis kerokan kuku (cakaran korban pada pelaku), bercak mani atau darah

    yang minim, puntung rokok dsb. Kelebihan lain dari pemeriksaan dengan PCR adalah

    kemampuannya untuk menganalisis bahan yang sudah berdegradasi sebagian. Hal ini penting

    karena banyak dari sampel forensik merupakan sampe postmortem yang tak segar lagi.

    Pemeriksaan Darah

    Diantara berbagai cairan tubuh, darah merupakan yang paling penting karena merupakan

    cairan biologic dengan sifat-sifat potensial lebih spesifik untuk golongan manusia tertentu.

    Pemeriksaan darah berguna untuk membantu menyelesaikan kasus-kasus bayi yang tertukar,

    penculikan anak, ragu ayah, dan lain-lain.

    Dalam kasus yang ada kaitannya dengan factor keturunan, hukum Mendel memainkan

    peranan penting. Semua sistem golongan darah diturunkan dari orang tua kepada anaknya sesuai

    hukum Mendel.

    Walaupun masih ada kemungkinan penyimpangan hukum tersebut, misalnya pada

    peristiwa mutasi, namun karena frekuensinya sangat kecil (1:1.000.000) untuk kasus-kasus

    forensik, hal ini dapat diabaikan.

    Hukum Mendel untuk sistem golongan darah adalah sebagai berikut:

    Antigen tidak mungkin muncul pada anak, jika antigen tersebut tidak terdapatpada salah satu atau kedua orang tuanya.

    Orang tua yang homozigotik pasti meneruskan gen untuk antigen tersebut kepadaanaknya.

    Pada manusia dikenal bermacam-macam sistem golongan darah yang antigennya terletak

    di permukaan sel darah merah, misalnya sistem ABO, Rhesus, MNS, Kell, Duffy, Lutheran,

    Lewis, Kidd, P, Sekretor/nonsekretor, Antigen Limfosit Manusia (HLA), dan lain-lain. Selain itu

    dikenal pula antigen-antigen yang terdapat diluar sel darah merah, misalnya sistem Gm, Gc,

  • 7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik

    14/16

    Haptoglobin (Hp), serta sistem enzim,misalnya fosfoglukomutase (PGM), adenilate kinase (AK),

    pseudokholinesterase (PCE/PKE), adenosin deaminase (ADA), fosfatase asam eritrosit (EAP),

    glutamat piruvat transaminase (GPT), 6-fosfo glukonat dehidrogenase (6PGD), glukose 6

    fosfatase dehidrigenase (G6PD), yang terdapat dalam serum.

    Pada kasus paternitas, bila hanya sistem ABO, MNS dan Rhesus yang diperiksa, maka

    kemungkinannya adalah 50-60%, sedangkan bila semua sistem diperiksa maka kemungkinannya

    meningkat menjadi 90%.

    Perlu diingat bahwa hukum Mendel tetap berdasarkan kemungkinan (probabilitas),

    sehingga penentuan keayahan dari seorang anak tidak dapat dipastikan, namun sebaliknya kita

    dapat memastikan seseorang adalah bukan ayah seorang anak (singkir ayah/paternity

    exclusion).

    Ada dua jenis penggolongan darah yang paling penting, yaitu penggolongan ABO dan

    Rhesus (faktor Rh). Selain sistem ABO dan Rh, masih ada lagi macam penggolongan darah lain

    yang ditentukan berdasarkan antigen yang terkandung dalam sel darah merah. Di dunia ini

    sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang

    dijumpai.

    Salah satunya Diego positif yang ditemukan hanya pada orang Asia Selatan dan pribumi

    Amerika. Dari sistem MNS didapat golongan darah M, N dan MN yang berguna untuk tes

    kesuburan. Duffy negatif yang ditemukan di populasi Afrika. Sistem Lutherans mendeskripsikan

    satu set 21 antigen.

    Dan sistem lainnya meliputi Colton, Kell, Kidd, Lewis, Landsteiner-Wiener, P, Yt atau

    Cartwright, XG, Scianna, Dombrock, Chido/ Rodgers, Kx, Gerbich, Cromer, Knops, Indian, Ok,

    Raph dan JMH.

    Sistim ABO

    Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4 golongandarah dalam sistem ABO pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah beberapa

    teman sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah

    dengan serum dari para donor.

    Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan

    golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal dengan

  • 7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik

    15/16

    golongan darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang

    disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.

    Kemudian Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli yang masih kolega dari Landsteiner

    menemukan golongan darah AB pada tahun 1901. Pada golongan darah AB, kedua antigen A

    dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah sedangkan pada serum tidak ditemukan

    antibodi.

    Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau

    ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang

    berbeda-beda.

    Rhesus Faktor

    Rh atau Rhesus (juga biasa disebut Rhesus Faktor) pertama sekali ditemukan pada tahun

    1940 oleh Landsteiner dan Weiner. Dinamakan rhesus karena dalam riset digunakan darah kera

    rhesus (Macaca mulatta), salah satu spesies kera yang paling banyak dijumpai di India dan Cina.

    Pada sistem ABO, yang menentukan golongan darah adalah antigen A dan B, sedangkan

    pada Rh faktor, golongan darah ditentukan adalah antigen Rh (dikenal juga sebagai antigen D).

    Jika hasil tes darah di laboratorium seseorang dinyatakan tidak memiliki antigen Rh,

    maka ia memiliki darah dengan Rh negatif (Rh-), sebaliknya bila ditemukan antigen Rh pada

    pemeriksaan, maka ia memiliki darah dengan Rh positif (Rh+).

    Pemeriksaan Golongan Darah untuk menentukan Hubungan darah.

    Penentuan golongan darah sebagai tes penyaring apa benar seorang anak mempunyai

    golongan darah yang sama dengan orang tuanya. Berikut langkah - langkah melakukan

    pemeriksaan laboratorium untuk penentuan golongan darah;

    Ambil beberapa tetes darah yang dipisahkan dengan kotak kotak yang didalamnyakemudian

    Diberikan antibodi dari masingmasing golongan darah. Lihat apakah tes terjadi aglutinasi atau tidak. Yang tidak beraglutinasi terhadap anti, itulah golongan darah anak tersebut.

  • 7/28/2019 Cara Menentukan Anak Kandung Berdasarkan Forensik

    16/16

    Interpretasi hasil

    Ragu ayah ada berbagai kasus yang bisa muncul antaranya siapa ayah yang sebenarnyadari seorang anak, maka berdasarkan hasil di dapatkan,

    Keterangan : - Pria I tidak dapat disingkirkan kemungkinan menjadi ayah si anak

    - pria II dan III pasti bukan ayah anak tersebut.

    Kasus yang lain yang biasa muncul adalah ayah curiga bahwa anak bukanlah anaknyayang sejati

    keterangan : Anak tersebut pastilah bukan anak dari pria diatas