Capaian Kinerja dan Urgensi Peningkatan Kapasitas Pelayanan Pemerintah Kota Banda Aceh

download Capaian Kinerja dan Urgensi Peningkatan Kapasitas Pelayanan Pemerintah Kota Banda Aceh

of 5

Transcript of Capaian Kinerja dan Urgensi Peningkatan Kapasitas Pelayanan Pemerintah Kota Banda Aceh

  • 8/19/2019 Capaian Kinerja dan Urgensi Peningkatan Kapasitas Pelayanan Pemerintah Kota Banda Aceh

    1/9

  • 8/19/2019 Capaian Kinerja dan Urgensi Peningkatan Kapasitas Pelayanan Pemerintah Kota Banda Aceh

    2/9

    ANSIS JSI Vol. VI - Maret 20162

    Pemerintah Kota Banda Aceh di bawah kepemi-

    mpinan Walikota Hj. Illiza Saaduddin Djamal barumemasuki tahun ketiga, namun sejumlah prestasitelah berhasil diraih.

    Di bidang pemberdayaan perempuan dan anak,sepanjang tahun 2012 s.d. 2015, Kota Banda Acehberhasil meraih predikat Kota yang Cukup ResponsifGender berdasarkan survei FITRA (2012), ManggalaKarya Kencana dari BKKBN (2015), Lencana Mela-ti dari Gerakan Pramuka Kwartir Nasional (2015).

    Kemudian, di bidang pengelolaan keuangan, BandaAceh menjadi kota yang masuk kategori cukup par-tisipatif dalam pengelolaan keuangan daerah berda-saekan survei USAID (2015) dan meraih predikatWajar Tanpa Pengecualian dari BPK RI secara ber-turut-turut selama tahun 2008 hingga 2014.

    Di bidang pelaporan dan evaluasi, selama peri-ode 2008 hingga 2014, Kota Banda Aceh juga meraihprestasi penghargaan LAKIP tepat waktu. Kedi-siplinan dalam hal pengelolaan anggaran dan LAKIP

     juga diikuti dengan pengakuan kualitas pelayananpublik, yang antara lain ditandai oleh keberhasilanprogram e-kinerja, Keterbukaan Informasi Publik(KIP) Awards dari Komisi Informasi Aceh (2013),raihan predikat kepatuhan Pemda terhadap Stan-dar Pelayanan Publik (2014), penghargaan InovasiPelayanan Publik Terbaik (2014), dan juara I BKNAwards untuk kategori Inovatif se-Indonesia dariBKN RI (2015). Selain itu, berbagai penghargaan dibidang infrastruktur, kebersihan, pendidikan, infor-

    masi dan teknologi, investasi, lingkungan, dankehumasan/media juga berhasil diraih olehPemerintah Kota Banda Aceh.

    Prestasi yang berhasil diraihtersebut menjadi indikasi keseriusanPemerintah Kota Banda Aceh un-tuk melakukan berbagai inovasi dalampenyelenggaraan pelayanan publik. Akantetapi, capaian kinerja pemerintahan tidak

    hanya diukur dari ragam prestasi yang dica-pai. Kinerja adalah kemampuan daerah untuk men-capai target yang telah ditetapkan. Dengan demikian,pengukuran capaian kinerja mencakup keseluruhan

    proses dari perencanaan hingga realisasi perenca-

    naan tersebut. Hasil pengukuran kinerja adalah per-bandingan antara target kinerja yang telah ditetap-kan dengan realisasinya. Dengan perbandingantersebut dapat diketahui celah kinerja (performancegap), yang selanjutnya dianalisis untuk mengetahuipenyebab ketidakberhasilan, sehingga dapat ditetap-kan suatu strategi guna peningkatan kinerja di masamendatang.

    Selain itu, kualitas pelayanan yang selama ini

    disediakan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh jugadapat dilihat dari kepuasan masyarakat terhadapkualitas layanan yang dinikmatinya. Melalui berb-agai survei kepuasan masyarakat terhadap kualitaslayanan, dapat diperoleh gambaran tentang kondisipelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Ban-da Aceh.

    Meskipun demikian, tulisan ini tidak akanmembahas tentang survei kepuasan tersebut, teta-pi lebih menganalisis hasil capaian target kinerjadan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yangdilakukan Pemerintah Kota Banda Aceh. Melaluianalisis tersebut, diharapkan dapat diidentifikasipenyebab belum optimalnya kualitas pelayanan dankemudian menawarkan solusi untuk meningkatkancapaian kinerja tersebut.

    “.. kualitas pelayanan yang selama ini disediakan oleh PemerintahKota Banda Aceh juga dapat dilihat dari kepuasan masyarakat

    terhadap kualitas layanan yang dinikmatinya . ..”

  • 8/19/2019 Capaian Kinerja dan Urgensi Peningkatan Kapasitas Pelayanan Pemerintah Kota Banda Aceh

    3/93ANSIS JSI Vol. VI - Maret 2016

    Aspek Kebijakan Pembangunan

    Kebijakan pembangunan yang memuat targetpembangunan jangka menengah tercantum dalamRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah(RPJMD) Pemerintah Kota Banda Aceh periode2012-2017.

    Capaian target pembangunan tersebut disam-paikan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja InstansiPemerintah (LAKIP) yang memuat capaian targetpembangunan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun.Selama tahun 2014, secara umum realisasi indikatorkinerja telah mencapai target yang telah ditetapkanseperti termuat dalam dokumen Penetapan KinerjaKota Banda Aceh tahun 2014, dengan rincian:

    1. Misi I, yakni ‘meningkatkan kualitas penga-malan agama menunju pelaksanaan SyariatIslam secara kaffah’, terdiri dari 5 (lima)sasaran strategis dan 5 (lima) indikator kin-erja diperoleh : 4 (empat) indikator kinerjadengan kategori sangat baik, 1 (satu).

    2. Misi II, yakni ‘memperkuat tata kelolapemerintahan yang baik’, terdiri dari 7 (tu-

     juh) sasaran strategis dan 7 (tujuh) indika-tor kinerja diperoleh : 5 (lima) indikator ki-nerja dengan kategori sangat baik, 1 (satu)indikator kinerja dengan kategori baik dan1 (satu) indikator kinerja dengan kategorikurang.

    3. Misi III, yakni ‘memperkuat ekonomi ker-akyatan’, terdiri dari 13 (tiga belas) sasaranstrategis dan 54 (lima puluh empat) indika-tor kinerja diperoleh : 33 (tiga puluh tiga)

    indikator kinerja dengan kategori sangatbaik, 2 (dua) indikator kinerja dengan kate-

    gori baik, 1 (satu) indikator kinerja dengankategori cukup dan 18 (delapan belas) indi-kator kinerja dengan kategori kurang.

    4.  Misi IV, yakni ‘menumbuhkan masyarakatyang berintelektualitas, sehat dan sejahtera,menguasai berbagai ilmu pengetahuan,teknologi, seni dan budaya’, terdiri dari 6(enam) sasaran strategis dan 15 (lima belas)indikator kinerja diperoleh : 13 (tiga belas)indikator kinerja dengan kategori sangat

    baik dan 2 (dua) indikator kinerja dengankategori cukup.

    5.  Misi V, yakni ‘melanjutkan pembangunaninfrastruktur pariwisata yang Islami’, terdiridari 21 (dua puluh satu) sasaran strategisdan 23 (dua puluh tiga) indikator kinerjadiperoleh : 18 (delapan belas) indikator ki-nerja dengan kategori sangat baik, 2 (dua)indikator kinerja dengan kategori baik dan

    3 (tiga) indikator kinerja dengan kategorikurang.

    6.  Misi VI,  yakni ‘meningkatkan partisipasiperempuan dalam ranah publik dan per-lindungan anak’, terdiri dari 4 (empat) sasa-ran strategis dan 4 (empat) indikator kin-erja diperoleh : 1 (satu) indikator kinerjadengan kategori sangat baik, 1 (satu) indi-kator kinerja dengan kategori baik, 1 (satu)

    indikator kinerja dengan kategori cukupdan 1 (satu) indikator kinerja dengan kat-egori kurang.

    analisis capaian kinerja

  • 8/19/2019 Capaian Kinerja dan Urgensi Peningkatan Kapasitas Pelayanan Pemerintah Kota Banda Aceh

    4/9

    ANSIS JSI Vol. VI - Maret 20164

    7.  Misi VII, yakni ‘meningkatkan peran gen-erasi muda sebagai kekuatan pembangunankota’, terdiri dari 2 (dua) sasaran strategisdan 2 (dua) indikator kinerja diperoleh :1 (dua) indikator kinerja dengan kategorisangat baik dan 1 (satu) indikator kinerjadengan kategori baik.

    Data di atas menunjukkan bahwa capaian kin-erja Pemerintah Kota Banda Aceh, khususnya yangterkait dengan pencapaian misi Pemerintah Kotamasih belum optimal. Dari 7 (tujuh) misi, masih ter-dapat 4 (empat) misi yang capaian indikator kiner-

     janya tergolong kurang.

    Keempat misi yang masih tergolong kurangtersebut berkaitan dengan kapasitas pemerintahdalam mewujudkan peningkatan kualitas hidup

    masyarakat, khususnya dari sisi pemenuhan pelay-anan, peningkatan ekonomi, layanan kebersihan,dan partisipasi perempuan. Aspek tata kelola pemer-intahan masih menjadi salah satu yang belum secaraoptimal mencapai keseluruhan sasarannya. Targetkinerja yang belum tercapai dalam tata kelola pemer-intahan adalah terwujudnya aparatur pemerintahyang memiliki kompetensi, kompetitif, amanah, pro-fesional dan bertanggung jawab.

    Dalam LAKIP 2014, disebutkan bahwa pe-nyebab dari belum tercapainya target ini adalah ka-rena belum semua aparat pemerintah daerah yangmenjalani pendidikan tingkat lanjut menyelesaikanpendidikannya. Upaya meningkatkan kompetensiaparat pemerintah daerah melalui studi lanjut meru-pakan langkah yang patut diapresiasi,tetapi yang tidak dapat dilupakanadalah pentingnya juga mengem-bangkan kapasitas aparat pemer-

    intah daerah secara keseluruhanagar memiliki kompetensi tatakelola pemerintahan yangmemadai. Dibandingkandengan target-target lainnyadalam misi yang sama, pen-capaian target aparat pemerin-tah yang kompeten, kompetitif,amanah, profesional, dan bertang-gung jawab yang tergolong kurangberbanding terbalik dengan target-

    target lainnya, seperti aparat yang disip-lin, transparansi birokrasi, birokrasi yang efektif danefisien, serta pemanfaatan e-government yang justrudinilai baik dan sangat baik.

    Berbagai penghargaan yang diterima Pemer-intah Kota Banda Aceh terkait dengan pemanfaatanteknologi informasi dan komunikasi untuk perbai-kan tata kelola pemerintahan juga mengkonfirmasikeberhasilan Pemerintah Kota Banda Aceh. Hal inimenunjukkan bahwa indikator kinerja yang dipakaiuntuk mengukur capaian target peningkatan aparatpemerintah yang kompeten, kompetitif, amanah,profesional, dan bertanggung jawab tampaknya be-lum cukup relevan untuk menunjukkan capaian tar-get tersebut.

    Dalam misi ‘memperkuat ekonomi kerakya-tan’, beberapa indikator kinerja yang masih tergolongkurang, antara lain:

    a. Tersedianya Qanun, Perwal dan RUPMPenanaman Modal, penyebab capaiannya

    masih kurang karena rancangan qanun bi-dang penanaman modal masih dalam tahappembahasan pada SKPD terkait.

    b. Meningkatnya keberhasilan program pem-berdayaan masyarakat, tidak tercapainyakinerja sasaran ini karena tidak terealisasi-kannya target yang telah ditetapkan pada 2(dua) indikator kinerja, yakni meningkatnyapengetahuan dan wawasan petani dan ne-

    layan dan meningkatnya keterampilan pe-nyuluh. Hal ini disebabkan keterbatasananggaran sehingga kegiatan-kegiatan yangmendukung pencapaian target indikator ki-nerja tersebut tidak dilaksanakan.

    Misi penguatan ekonomi kerakya-tan merupakan ujlung tombak dalam

    upaya mewujudkan kesejahteraanmasyarakat Banda Aceh. Selain

    kedua indikator di atas yang ter-golong kurang, beberapa in-dikator lainnya juga masihberada pada kategori cukup.Misalnya, meningkatnya

     jumlah pelaku usaha ekonomi,meningkatnya kesempatan kerja

    bagi pencari kerja, dan mening-katnya kesejahteraan masyarakat

    miskin, merupakan indikator-indi-kator yang tergolong cukup. Sementara

    indikator-indikator yang tergolong baikatau sangat baik berkaitan dengan minat investor, ke-mudahan perizinan usaha, dan meningkatnya partisi-pasi pelaku usaha.

  • 8/19/2019 Capaian Kinerja dan Urgensi Peningkatan Kapasitas Pelayanan Pemerintah Kota Banda Aceh

    5/95ANSIS JSI Vol. VI - Maret 2016

    Capaian indikator-indikator yang tergolongbaik ini konsisten dengan penilaian baik untuk upayapembenahan tata kelola pemerintahan. Meskipun de-mikian, luaran dari program-program ekonomi ker-akyatan ini tampaknya masih berada pada capaianyang belum optimal, misalnya dalam hal peningkatan

     jumlah pelaku usaha, berkurangnya penduduk mis-kin, dan peningkatan kesempatan kerja.

    Belum optimalnya capaian ki-nerja dalam sektor ekonomi inidipengaruhi oleh berbagai faktor.Dalam pengembangan ekono-mi kerakyatan, salahsatufaktor strategis yang men-dukung keberhasilannyaadalah kapasitas kewirau-

    sahaan (enterpreneuship)di kalangan pelaku usaha.Capaian target di bidangpemberdayaan masyarakatyang masih tergolong kurangtampaknya menjadi penyebabbelum optimalnya pengembangankewirausahaan di kalangan pelakuusaha. Hal ini berkorelasi dengan belumoptimalnya perluasan kesempatan kerja bagi pen-

    cari kerja. Ketika sektor ekonomi belum berkembangdengan optimal, maka peluang penciptaan lapangankerja baru juga belum bisa tercapai.

    Misi pembangunan berikutnya yang masih be-lum optimal adalah ‘melanjutkan pembangunan in-frastruktur pariwisata yang Islami’. Setidaknya terda-pat 3 (tiga) hal yang menyebabkan pencapaian targetdalam misi ini masih belum optimal, yakni:

    1. Terlaksananya pembuangan sisa-sisasampah yang tidak dapat diolah ke TPAregional Blang Bintang, penyebab belumoptimalnya capaian target ini karena serahterima aset TPA Blang Bintang baru terlak-sana pada akhir tahun 2014, sehingga be-lum dapat difungsikan secara optimal.

    2. Terciptanya kondisi lingkungan yang bersihdi mana semua sampah ditempatkan den-gan baik dalam wadah, penyebab belum

    tercapainya target ini karena selama tahun2014 tidak terdatanya penyediaan wadahsampah yang dilakukan oleh masyarakatmaupun pihak swasta

    3. Meningkatnya jumlah RTH yang indah,bersih dan hijau, tidak tercapainya indika-tor meningkatnya jumlah taman rekreasiuntuk tempat bermain dan pendidikan ka-rena pada tahun 2014 hanya dibangun 1(satu) lokasi taman rekreasi yang anggaran-nya bersumber dari Dana Alokasi Khusus(DAK) dari yang ditargetkan 3 (tiga) lokasi.

    Persoalan-perosalan administratifmenyebabkan pencapaian target pada

    misi ini belum optimal. Hal inimenunjukkan bahwa perlu ada

    pembenahan dalam hal prosesperencanaan dan pengelolaananggaran maupun pengelo-laan aset, sehingga dapatlebih optimal dalam men-

    unjang capaian target padamisi ini.

     Dalam hal partisipasipublik, khususnya peremp-

    uan, target meningkatnya peranperempuan dalam ranah publik

    sebagai warga kota madani belumterpenuhi dengan optimal. Tidak terca-

    painya realisasi dari indikator kinerja meningkatnya

     jumlah perempuan yang mengikuti pelatihan pen-guatan kelembagaan PUG dikarenakan pada tahun2014 hanya dilaksanakan pelatihan bagi 100 (seratus)orang dari target yang ditetapkan 461 (empat ratusenam puluh satu). Program kerja yang menjadi uku-ran capaian target baru mengarah pada peningkatankuantitas atau jumlah perempuan yang berpartisipasidalam ruang publik, belum pada peningkatan kualitasatau substansi peran perempuan itu sendiri sebagaisubjek dalam pembangunan.

    Uraian di atas menunjukkan bahwa kendati pe-nyelenggaraan tata kelola pemerintahan di Kota Ban-da Aceh telah berlangsung dengan baik, yang antaralain ditandai dengan diperolehnya berbagai penghar-gaan dan capaian kinerja yang tergolong baik, tetapimasih terdapat capaian target kinerja yang belum op-timal, khususnya yang berkaitan dengan penguatanekonomi kerakyatan, tata kelola pemerintahan, danpenguatan partisipasi perempuan. Hal ini menunjuk-kan bahwa Pemerintah Kota Banda Aceh masih perlu

    melakukan pembenahan dalam pengelolaan pro-gram-program pembangunannya agar lebih terfokuspada pencapaian kualitas hidup warga masyarakatnya.

  • 8/19/2019 Capaian Kinerja dan Urgensi Peningkatan Kapasitas Pelayanan Pemerintah Kota Banda Aceh

    6/9

    ANSIS JSI Vol. VI - Maret 20166

    Aspek Kepuasan Masyarakat

    terhadap Kualitas Layanan

    Di sisi lain, kualitas kinerja pemerintahan jugadapat dilihat dari kepuasan masyarakat terhadapberbagai jenis layanan publik yang diselenggarakanpemerintah. Selama tahun 2015, Pemerintah Kota

    Banda Aceh telah menyelenggarakan survei kepuasanmasyarakat terhadap berbagai jenis layanan publik.Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda)Kota Banda Aceh, misalnya, menyelenggarakan sur-

     vei pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)pada 3 (tiga) unit pelayanan publik, yakni DinasKependudukan dan Catatan Sipil, Kantor PelayananTerpadu dan Satu Pintu (KPTSP), serta PerusahaanDaerah Air Minum (PDAM) Tirta Daroy.

    Berdasarkan hasil survei tersebut, disimpulkanbahwa pada ketiga unit pelayanan tersebut mempun-yai capaian kinerja yang baik dengan nilai IKM antara58,49 – 94,05. Meskipun demikian, hasil survei jugamenemukan bahwa pada ketiga unit pelayanan terse-but, masih terdapat unsur-unsur pelayanan yang perludikuatkan untuk meningkatkan kepuasan pelayanan.Pada ketiganya, unsur pelayanan yang sama yang me-merlukan pembenahan adalah spesifikasi layanan dankesanggupan memenuhi maklumat pelayanan.

    Mengacu pada UU No. 25 Tahun 2009 tentangPelayanan Publik dan Peraturan Menteri Pendaya-gunaan Aparatur Negara No. 16 Tahun 2014 tentangPedoman Survei Kepuasan Masyarakat terhadap Pe-nyelenggaraan Pelayanan Publik, yang dimaksud den-gan spesifikasi jenis pelayanan adalah hasil pelayananyang diberikan dan diterima sesuai dengan ketentuanyang telah ditetapkan. Produk pelayanan ini merupa-kan hasil dari setiap spesifikasi jenis pelayanan. Se-mentara itu yang dimaksud dengan Maklumat Pelay-anan adalah pernyataan kesanggupan dan kewajibanpenyelenggara untuk melaksanakan pelayanan sesuaidengan standar pelayanan.

    Kedua unsur pelayanan tersebut merupakanbukti komitmen penyelenggara untuk secara konsist-en memberikan layanan dengan kualitas yang samabagi setiap pengguna layanan. Berbeda dengan unsur-

    unsur pelayanan lain yang lebih berkenaan denganproses dan kapasitas petugas dalam melayani, unsurkomitmen dan konsistensi ini agak sulit dilihat secarakasat mata.

    Maklumat Pelayanan dapat dipasang di dindingkantor pelayanan dan disosialisasikan, tetapi perwu-

     judannya tidak semata ditentukan oleh hal tersebutkarena juga terkait dengan penataan keseluruhanproses bisnis pelayanan.

    “ 

    ... Hasil survei kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan

    Pemko Banda Aceh menunjukkan bahwa masyarakat secara

    umum relatif merasa puas dengan pelayanan yang diterima.Namun, perlu ada upaya pembenahan dalam manajemen

    mutu pelayanan. . ..”

  • 8/19/2019 Capaian Kinerja dan Urgensi Peningkatan Kapasitas Pelayanan Pemerintah Kota Banda Aceh

    7/97ANSIS JSI Vol. VI - Maret 2016

    Demikian pula dengan spesifikasi produk lay-anan, yang pemenuhannya berkaitan dengan konsist-ensi antara jenis produk yang dijanjikan dengan yangditerima oleh pengguna pelayanan. Pemenuhan un-sur layanan ini berkaitan dengan kapasitas unit pelay-anan untuk menyusun secara rinci spesifikasi produkpelayanan yang disediakannya, sehingga untuk dapatmeningkatkan capaian terhadap unsur ini, perlu adapengembangan kapasitas sumber daya manusia sertasarana dan prasarana agar komitmen pelayanan dapatdiwujudkan secara konsisten.

    Bappeda Kota Banda Aceh jugamenyelenggarakan survei ting-kat kepuasan masyarakat un-tuk jenis layanan pendidikanpada tahun 2015. Surveiini diselenggarakan pada

    3 (tiga) unit pelayananpendidikan Kota BandaAceh, yakni SMA Negeri,SMK Negeri dan DinasPendidikan Pemuda danOlah Raga.

    Dalam Laporan Sur- vei yang diterbitkan BappedaKota Banda Aceh (2015), din-

    yatakan bahwa hasil survei TKMpada SMA Negeri menunjukkan 3(tiga) unsur pelayanan yang perlu diper-tahankan prestasinya dikarenakan nilai IKM-nyamerupakan tiga besar tertinggi, yaitu 1) unsur keyaki-nan terhadap kompetensi (competence) dengan nilai80,74; 2) unsur hubungan guru dan siswa (under-standing the customer) dengan nilai 77,50; 3) unsuretika dan sopan santun (courtesy) dengan nilai 77,31.

    Hasil survei TKM pada SMK Negeri menun- jukkan 3 (tiga) unsur pelayanan yang perlu diperta-hankan prestasinya dikarenakan nilai IKM-nya mer-upakan tiga besar tertinggi, yaitu 1) unsur keyakinanterhadap kompetensi (competence) dengan nilai80,65; 2) unsur komunikasi antar sekolah-siswa-or-angtua (communication) dengan nilai 78,89; 3) unsuretika dan sopan santun (courtesy) dengan nilai 78,06.Dua unsur pelayanan dengan nilai terendah padaIKM SMA Negeri dan SMK Negeri, yakni 1) unsurdaya tanggap sekolah (responsiveness) dengan nilai

    51,30 dan 49,63; dan 2) unsur kondisi fisik sekolah(tangibles) dengan nilai 60,19 dan 53,06. Kedua unsurini perlu menjadi perhatian dari pihak penyelenggarapendidikan.

    Hasil survei TKM pada Dinas Pendidikan Pe-muda dan Olah Raga menunjukkan 3 (tiga) unsurpelayanan yang perlu dipertahankan prestasinyadikarenakan nilai IKM-nya merupakan tiga besartertinggi, yaitu 1) unsur kepercayaan masyarakat ter-hadap pengelolaan Disdikpora (credibility) dengannilai 85,42; 2) unsur keyakinan terhadap kompetensi(competence) dengan nilai 83,75; 3) unsur pelaksan-aan kedisiplinan (realibility) dengan nilai 81,88. Duaunsur pelayanan dengan nilai terendah pada TKMDinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, yakni 1)

    unsur rasa aman (security) dengan nilai 73,54;dan 2) unsur kemudahan akses (access)

    dengan nilai 73,54. Kedua unsurini perlu menjadi perhatian dari

    Dinas Pendidikan Pemudadan Olah Raga agar dapat

    ditingkatkan pada masa

    mendatang.

    Survei kepuasanmasyarakat terhadapkualitas layanan bidangpendidikan mengguna-

    kan instrumen dan indi-kator yang berbeda den-

    gan survei pada unit-unitpelayanan administratif. Hal

    ini tidak menjadi masalah ka-rena jenis layanannya berbeda. Ken-

    dati ketiga unit pelayanan pendidikantersebut menunjukkan capaian yang baik dalam

    hal penyediaan kualitas pelayanan yang memuaskanpengguna layanan, tetapi beberapa unsur pelayananyang dinilai masih rendah perlu menjadi perhatian.

    Bagi unit pelayanan pendidikan SMA Negeridan SMK Negeri, unsur responsivitas dan ketersedi-

    aan fasilitas dinilai masih rendah. Hal ini berkaitandengan kapasitas pelayanan dari unit yang bersang-kutan, sehingga pembenahannya diarahkan untukmeningkatkan kapasitas sumber daya manusia, prose-dur pelayanan yang dapat meningkatkan responsivi-tas, serta perencanaan dan penganggaran yang dapatmengoptimalkan fasilitas pelayanan. Sementara itu,di Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga, unsurrasa aman dan kemudahan akses yang dinilai masihrendah juga berkaitan dengan kapasitas pelayananyang menyangkut sumber daya manusia petugas pe-

    layanan serta pengaturan dalam fasilitas layanan.

  • 8/19/2019 Capaian Kinerja dan Urgensi Peningkatan Kapasitas Pelayanan Pemerintah Kota Banda Aceh

    8/9

    ANSIS JSI Vol. VI - Maret 20168

    kesimpulan & saran

    Hasil analisis terhadap capaian kinerja pemer-intahan, baik secara internal melalui analisis terhadapLAKIP maupun eksternal melalui analisis terhadapkepuasan masyarakat atas kualitas pelayanan pub-lik menunjukkan bahwa secara umum PemerintahKota Banda Aceh telah berupaya memberikan kin-erja yang baik. Terjadi peningkatan kinerja denganmemanfaatkan teknologi informasi dan komunikasidan proses-proses untuk memperkuat transparansidan akuntabilitas pemerintahan melalui reformasibirokrasi. Tetapi, hasil analisis terhadap dimensi in-ternal maupun eksternal juga menunjukkan bahwakapasitas pelayanan masih menjadi persoalan krusialuntuk segera dibenahi. Karena itu, terdapat sejumlahcatatan penting yang perlu untuk diperhatikan oleh

    para pengambil kebijakan terkait dengan peningkatankapasitas pelayanan tersebut, yang meliputi:

    Pertama, kapasitas perencanaan program.Dalam analisis LAKIP, terungkap bahwa penyebabbelum optimalnya capaian target kinerja lebih banyakdisebabkan oleh persoalan administratif dalam real-isasi program kerja. Hal ini berarti bahwa perlu adapeningkatan kapasitas dalam penyusunan rencanaprogram sehingga program yang telah disusun dapat

    direalisasikan. Penyusunan program perlu mengacupada standar operasional prosedur yang berlaku, atau

     jika standar prosedur tersebut belum tersedia, makaperlu segera disusun sehingga tidak menjadi peng-hambat dalam realisasi program.

    Keberadaan standar operasional prosedur inimenjadi ‘jembatan’ yang memungkinkan rencanaprogram diimplementasikan, termasuk juga menga-

    tur tentang bagaimana koordinasi dan konsolidasiantarunit kerja harus dilakukan untuk menjamin agarpelaksanaan program berjalan dengan lancar. Selaindari sisi prosedural, peningkatan kapasitas peren-canaan juga menyangkut peningkatan kemampuanaparat perencana untuk menyusun indikator kinerjayang lebih substantif untuk mengukur pencapaianoutcome, benefit, dan impact dari capaian kinerja.Hal ini penting untuk dilakukan agar capaian kin-erja tidak semata berorientasi pada capaian luaranatau output, tetapi juga mulai mempertimbangkanmanfaat dan dampak dari program tersebut secaraberkelanjutan. Dengan menetapkan indikator kinerjayang berorientasi pada outcome, benefit, dan impact,diharapkan penyusunan program juga menjadi lebihinovatif tidak sekedar pada program-program rutinyang sudah pernah ada sebelumnya.

    Kedua, 

    kapasitas pengendalian program. Ka-pasitas ini berkaitan dengan kapasitas perencanaanprogram. Temuan LAKIP bahwa masih adanya pro-gram-program yang belum terlaksana dengan opti-mal karena persoalan administrasi, koordinasi, dankonsolidasi dalam pelaksanaanya, menunjukkanbahwa sistem pengendalian program belum optimaldilakukan. Padahal, jika sistem pengendalian ber-

     jalan dengan baik, indikasi terhambatnya programakan dengan cepat terdeteksi dan penanganannya da-

    pat dengan cepat dilakukan. Pemerintah Kota BandaAceh dapat memanfaatkan teknologi informasi untukmembuat sistem pengendalian program yang ter-integrasi dengan sistem perencanaan dan pengang-garan, sehingga daya serap anggaran dan kemajuan(progress) pelaksanaan program dapat dimonitor dandikendalikan sesuai dengan periode waktu monitor-ing dan evaluasi (per triwulan, per semester, dan pertahun).

    “ 

      ...Prestasi yang telah diperoleh hendaknya menjadi modal bagiPemerintah Kota Banda Aceh untuk terus meningkatkan motivasi

     pelayanan kepada seluruh masyarakat, sehingga prestasi dalam tatakelola pemerintahan tersebut berdampak terhadap peningkatan kualitas

    hidup masyarakat Banda Aceh. . ..”  

  • 8/19/2019 Capaian Kinerja dan Urgensi Peningkatan Kapasitas Pelayanan Pemerintah Kota Banda Aceh

    9/99ANSIS JSI Vol. VI - Maret 2016

    Ketiga,  kapasitas manajemen pelayanan yangberorientasi mutu. Hasil survei kepuasan masyarakatterhadap kualitas pelayanan menunjukkan bahwamasyarakat secara umum relatif merasa puas denganpelayanan yang diterima. Meskipun demikian, perluada upaya pembenahan dalam manajemen mutu pe-layanan. Kepuasan pengguna merupakan hasil daribekerjanya sistem pelayanan yang mencakup alur daripenetapan sistem manajemen mutu, komitmen mutu,dan penyampaian pelayanan.

    Di sisi lain, kepuasan pengguna juga dipengaruhioleh tingkat ekspektasinya terhadap layanan yang di-terima. Tingkat ekspektasi ini akan terus meningkatseiring dengan dinamika perkembangan masyarakat,sehingga unit-unit layanan perlu terus meningkatkanmanajemen mutu pelayanannya. Dalam kerangka

    pengembangan sistem pelayanan yang berorientasimutu, penyampaian pelayanan tidak dipahami se-bagai proses rutin, tetapi proses yang terus-menerusmengalami perbaikan yang berlangsung secara teren-cana dan sistemik.

    Pemanfaatan berbagai teknologi diakui dapatmemudahkan akses publik terhadap pelayanan, tetapi

     juga penting untuk menguatkan komitmen lembagauntuk memberikan pelayanan yang bermutu. Pengua-

    tan komitmen ini dapat dilakukan antara lain, denganmenetapkan standar-standar pelayanan, baik beru-pa standar pelayanan minimal, standar operasionalprosedur, standar pengendalian kualitas pelayanan,bahkan standar penanganan keluhan pelayanan.

    Keberadaan standar-standar ini mencermin-kan komitmen penyedia pelayanan untuk menjaminagar pelayanan yang diberikannya memenuhi kuali-fikasi yang telah ditetapkan. Untuk meningkatkan

    komitmen mutu ini, pengembangan kapasitas dapatdiarahkan pada kebutuhan pengembangan diri dariaparat pelaksana pelayanan, termasuk pengembangankreativitas untuk mengatasi berbagai keterbatasandan peningkatan produktivitas. Secara kelembagaan,komitmen mutu juga dikembangkan melalui integra-si layanan, desentralisasi pelayanan, kemitraan, sertateknologi informasi dan komunikasi.

    Kinerja Pemerintah Kota Banda Aceh selamatahun 2014-2015 telah menunjukkan peningkatan,bahkan hal ini pun diakui melalui diperolehnya ban-yak penghargaan dalam berbagai sektor dan dari ber-bagai pihak terhadap keberhasilan Pemerintah KotaBanda Aceh. Prestasi ini menjadi modal bagi Pemer-intah Kota Banda Aceh untuk terus meningkatkanmotivasi pelayanan kepada seluruh masyarakat, se-hingga prestasi dalam tata kelola pemerintahan terse-

    but berdampak terhadap peningkatan kualitas hidupmasyarakat Banda Aceh.

     Dengan melakukan pembenahan secara siste-mik dalam kapasitas perencanaan, pengendalian, danmanajemen mutu pelayanan, diharapkan capaian ki-nerja pemerintahan yang positif tersebut dapat ber-langsung secara berkesinambungan bagi Kota BandaAceh.

    *****

    • Bappeda Kota Banda Aceh. 2015. Laporan Survei/Tingkat Kepuasan Masyarakat (TKM) BidangPerizinan/Non-Perizinan, Administrasi Kependudukan, dan Air Minum di Kota Banda Aceh.

    • _____. 2015. Laporan Survei/Tingkat Kepuasan Masyarakat (TKM) Bidang Pendidikan di Kota

    Banda Aceh.

    • Pemerintah Kota Banda Aceh. 2014. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAK-IP) Kota Banda Aceh Tahun 2014.

    pustaka