Urgensi Sertifikasi Halal

download Urgensi Sertifikasi Halal

If you can't read please download the document

description

Urgensi Sertifikasi Halal

Transcript of Urgensi Sertifikasi Halal

PEMBINAAN ETIKA { SERTIFIKASI HALAL } MukodimahSejak di terbitkannya Undang-Undang RI No; 23 Tahun, 1992 tentang Kesehatan, Undang-Undang RI No: 07 Tahun: 1996 tentang Pangan dan Undang-Undang RI No: 08 Tahun: 1999 tentang, Perlindungan Konsumen dan Peraturan Pemerintah RI No: 69 Tahun: 1999 tentang, Label dan Ikaln Pangan, maka kehalala makanan, minuman, obat, kosmetika, dan produk lainnya yang semula di atur dalam kitab fiqih kini di atut dalam Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang merupakan paradigma baru dalam pengaturan jaminan kehalalan produk. Sebagai konsekuensi logis dari paradigma baru tersebut, jaminan kepastian hukum halal dan perlindungan terhadap konsumen maupun produsen menjadi tanggung jawab pemerintah.Dalam perkembangan selanjutnya kehalalan suatu produk juga diatur dalam Codex yaitu suatu organisasi dunia yang mengatur sistem pedagangan internasional. Dengan demikian kahalalan produksi makanan, minuman, obat, dan kosmetika dan produk lainnya bukan saja menjadi masalah intern umat Islam di dalam negeri, tetapi sudah masuk pada system propduksi dan perdagangan internasional yang di dukungoleh semua negara.Mengkonsumsi produk halal khususnya makanan halal adalan syarat yang di tetapkan dalam syari'at Islam. Atas dasar itu umat Islam menghendaki agar produk-produk yang akan di konsumsi di jamin halal dan kesuciannya { halal dan thoyyib }. Di samping itu produsen dituntut untuk memproduksi produk-produk halal yang akan di konsumsi oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam sebagai tanggung jawab keagamaannya.Majlis Ulama Indonesia sebagai lambaga yang berkompeten menetapkan fatwa-fatwa yang di tetapkan dalan Sidang Komisi Fatwa memikul tanggung jawab dalam menentukan halal atau tidaknya suatu produk untuk di konsumsi oleh masyarakat. Untuk itu Majlis Ulama Indonesia harus melibatkan para ulama' yang ahli di bidang hokum halal dan haram di samping itu makanan masyarakat harus thoiyyib. Kalau kita terjemahkan dalam arti baik atau sehat maka makanan muslim harus baik dan sehat. Sehat berarti mengandung unsure gizi yang cukup ya'ni makanan harus mengandung protein, mineral, dan fitamin yang cukup. Maka MUI harus melibatkan pakar kesehatan dan untuk itu di tuntut kerja sama antara ulama dan athibba' { para pakar kesehatan } dalam menentukan halal dan thoyyibnya makanan bagi masyarakat khususnya kaum muslimin.VHAKIKAT HALAL DAN HARAMHalal adalah sessuatu yang apabila dikonsumsi atau digunakan tidak mengakibatkan dosa, sebaliknya hartam adalah sesuatu yang apabila di konsumsi "dapat mengakibatkan kita berdosa kepada Allah SWT.Ketika Allah SWT mengharamkan sesuatu dapat dipastikan bahwa sesuatu tersebut mengandung madhorot, madhorot bagi keimanan, peribadatan, kesehatan, dan lingkungan. Ketika Allah SWT menghalalkan sesuatu dipastikan sesuatu itu mengandung maslahah, maslahah bagi keimanan, peribadatan, kesehatan, dan lingkungan. Sebuah kaidah hukum mengatakanAtinya: " Dimana ada hukum syariat di sana ada maslahah".Sejalan dengan prinsip di atas Islam telah memerintahkan untuk memilih makanan yang memberikan maslahah bagi hidup umatnya di dunia seperti menjaga kesehatan jasmani dan maslahah rikhiah, ukhrowiyah seperti semakin dekatnya jiwa kepada Tuhan ketundukan yang tulus atas perintah Nya dan terhindar dari perbuatan dosa.PENTINGNYA MAKANAN HALAL DALAM KEHEDUPANAllah SWT telah mewajibkan kepada umat manusia untuk memilih konsumsi makanan dan minuman yang halal dan mengharamkan manusia mengkonsumsi makanan yang tidak halal. Ketaatan manusia dalam melaksanakan hokum-hukum Allah adalah manifestasi dari keimanannya dan merupakan implementasi dari tugas manusia sebagai hamba Allah yang memang harus benbadah Firman AlIahSYYT:Atinya: " Maka makanlah yang halal lagi baik dari rizki yang telah diberikan Allah SWT kepadamu dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepadaNya saja menyembah". { an-Nahl .114}Mengkonsumsi makanan yag halal dan thoyyib akan memberi pengaruh yang baik bagi kehidupan antara lain:1.Mempengaruhi perkembangan anak yang akan di lahirkan.Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia akan mempengaruhi pertumbuhan seperma maupun ovum. Setelah terjadi pembuahan berkembanglan menjadi nuthfah dan nuthfah tumbuh menjadi jaiin. Bila makanan yang di konsumsi halal, maka bahan baku yang memproses janin itu halal dan kelak bila bayi Iahir akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik { sholih } Sebaliknya bila makanan yang di konsumsi itu tidak halal { hara } maka bahan baku sijanin dari bahan yang haram. Dari sinilah patut direnungkan mengapa saat ini kenakalan anak semakin meningkat. Boleh jadi karena makanan yang di konsumsi sejak dalam kandungan tidak halal. Rasulallah pernah bersabda kepada sahabat Ka'ab bin Ujroh:Artinya:" Hai Ka'ab bin Ujroh sesungguhnya tidak tumbuh daging yang berasal dari makanan haram kecuali neraka lebih utama baginya". {HR. At Turmudzi}2.Mempengaruhi diterima atau tidaknya do'a.Kita haius berusaha semaksimal mungkin agar makanan dan minuman yang kita konsumsi benar-benar halal dan baik, sehingga ibadah dan do'a kita diterima oleh Allah SWT. Jika makanan dan minuman yang kita konsumsi tidak halal kecil kemungkinan atau bahkan di tolak sama sekali ibadah dan do'a kita.Rosulallah bersabda yang diriwayatkan Imam Muslim yang artinya sebagai berikut," Wahai manusia sesungguhnya Allah itu baik tidak menerima kecuali yang baik dan bahwa Allah memerintah orang-orang beriman segala apa yang Dia perintahkan kepada para utusan. Kemudian beliau berkata Allah berfirman: " Hai para rosul makanlah dari makanan yang halal lagi baik dan kerjakanlah perbuatan yang baik sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu kerjakan ". Dan beliau berkata Allah berfirman :" Wahai orang-orang yang beriman makanlah rizki yang halal yang Aku berikan mepadamu". Kemidian nabi meneeritakan seorang laki-Iaki yang melakukan perjaianan panjang rambutnya acak-acak dan badannya lusuh penuh debu seraya menengadahkan kedua tangannya kelangit dan berkata:" Ya Tuhan, ya Tuhan, sedang makanannya haram minumnya haram pakainnya haram dan dikenyangkan dengan barang haram, bagaimana dikabulkan do'anya". HR. Muslim.3.Rasulallah SAW dalam wasiatnya kepada sayidina Ali KW besabda :Artinya: " Wahai Ali barang siapa memakan yang halal agamanya bersih, hatinya lunak dan do'anya tidak terhalang. Wahai Ali barang siapa memakan syubhat agamanya kacau balau dan hatinya gelap. Barang siapa memakan makanan yang haram maka hatinya mati, agamanya mengambang, keyakinannya lemah dan Allah menghalangi do'anya. { Wasiatul Musthofa. HaL02}MAKANAN DAN MINUMAN YANG DI HARAMKANKeharaman makanan dan minuman dapat di pandang dari dua aspek; yaitu haram secara substansiah, karena dzatnya sendiri haram { haram lidzatihi}Dan haram karena factor eksternal { haram lighoirihi }.Haram Lidzatihi1 Makanan dan minuman yang haram lidzatihi antara lain: bangkai, darah,daging babi, binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain nama Allah, binatang yang mati karenatercekiL karena dipukul, karena jatuh, karena ditanduk, karena diterkam binatang buas. dan binatang yang disembelih untuk sesaji bagi berhala. Firman Ailah SWT:J^j J^JaJt j h*j&\j 3^j3ji\j UjjnA\j C~v^{ O3.oju*ii\} .* Uj fS$ u *i\ g~l\ JTiArtinya:" Di haramkan bagimu memakan bangkai darah, daging, babi, binatang yang di sembelih dengan menyebut nama selain Allah, binatang yang mati karena dicekik, yang dipukul,yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas kecuali yang kamu sempat menyembelihnya, dan binatang yang disembelih untuk berhala. Al Maidah ayat 03.Di kecualikan dari bangkai adalah bangkai ikan dan belalang. Untuk kedua jenis bangkai ini hukumnya halal. Dan dikecualikan dari darah adalah darah yang beku yakni hati dan limpa kedua darah ini hukumnya halal. Sabda Nabi SAW:Artinya:'' Dihalalkan bagi kamu dua bangkai dan dua darah. Adapun dua bangkai itu adalah bangkai ikan air dan bangkai belalang, adapun dua darah ialah hati dan limpa". HR. Ibnu Majah.2.Segala binatang buas yang menggunakan taringnya untuk menerkam mangsanya dan segalaburung yang menggunakan kukunya untuk menerkam mangsanya. Sbda Nabi SAW:Artinya:" Dari Ibnu Abas ra ia berkata: " Rasulallah SAW melarang mengkonsumsi setiap binatang buas yang bertaring da setiap burung buas yang bercakaf \ HR. Muslim.3.Segala binatang yang menjijikkan dan kotor menurut perasaan hati yang salim.Pengharaman terhadap segala binatang yang menjijikkan dan kotor ini bersifat umum tidakkhusus. Firman Allah SWT.{ 157^^1 } .C3M ^ ?yij c~&\ ^ JjArtinya:" Dan Allah menghalalkan bagi mereka segala yang baik-baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk-buruk". Al 'Arof 157.4 . Binatang yang di perintahkan membunuhnya. Sabda Nabi SAW.Artinya:" Lima jenis binatang yang kesemuanya merusak boleh membunuhnya di tanah haram, yaitu burung gagak, burung elang, kalajengking, tikus dan anjling gila. HR. Al Bukhari wa Muslim.5. Binatang yang di larang membunuhnya. Sahabat Ibnu Abas berkata :.a^tj JJbJj>\j J^tJtj UoJt i^\jjS\ j* gj J^5 tf> cjfJUj aJLp b\ J*? &\ Jj~>j Jl>{^U ^j 4*1 *jj }Artinya:" Rasulallah SAW melarang membunuh empat jenis binatang yaitu semut, lebah, burung hudhud, dan burung surod. HR. Ahmad dan Ibnu Majah.Rowi yang sama meriwayatkan:Aninya:"Rasulallah SAW melarang membunuh burung surod, katak, semut, dan burung hudhud. HR. Ibnu Majah.Haram karena faktor eksternal { haram lighoirihi}1. Hasil kejahatanseperti merampas, menipu,mencun, korupsi dan lam-lam. Firman Allah;Artinya:" Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan cara batil. {QS. An Nisa' 29 }2. Tercampur dengan barang haram atau najisBarang halal yang tercampur dengan barang haram atau najis hukumnya haram. Karenaproduk-produk olahan yang terkontammasi dengan barang haram seperti produk olahan yang dibuat dengan memanfa'atkan enzim babi hukumnya haram karena terjadi percampuran denganbarang haram atau najis. Nabi SAW pernah ditanya tentang tikus yang terjatuh kedalam minyaksamin.Maka beliau bersabda,Artinya:" Apabila samin itu padat maka buanglah tikus itu dan minyak disekitarnya dan apabila samin itu cair maka janganlah kamu mendekatinya. HR. At Turmudzi.SERTIFIKASI DAN LABELISASI HALALSertifikasi halal dan labelisasi halal merupakan dua kegiatan yang berbeda tetapi mempunyai keterkaiyan satu dengan yang lain.Sertifikasi halal ialah suatu kegiatan pengujian secara sistematis untuk mengetahui apakah suatu barang yang diproduksi suatu perusahaan telah memenuhi ketentuan halal. Hasil dari kegiatan sertifikasi halal adalah diterbitkannya sertifikat halal apabila produk yang dimaksudkan telah memenuhi ketentuan sbagai produk halal. Kegiatan sertifikasi dilakukan oleh lembaga yang mempunyai otoritas untuk melaksanakannya. Tujuan akhir dari sertifikasi halal adalah adanya pengakuan secara legal formal bahwa produk yang dikeluarkantelah memenuhi ketentuan halal.Di Indonesia lembaga yang otoritatif melaksanakan sertifikasi halal adalah Majlis Ulama Indonesia { MUI }Yng secara tehnis ditangani oleh Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan Dan Kosmetika { LPPOM }.Sertifikasi halal di Indonesia baru dilakukan semenjak didirikan LPPOM MUI tahun 1989.Pada Keputusan Mentri Kesehatan RI. No. 82 Menkes / SK /1 /1996. Berbunyi sebagai berikut: Pasal 10"{1} Hasil pemeriksaan sebagai mana dimaksud pasal 08 dari hasil pengujian laboratorium sebagaimana di maksud pasal 09 dilakukan evaluasi oleh team ahli Majlis Ulama Indonesia. {2} Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud ayat 01 disampaikan kepada Komisi Fatwa Majhlis Ulama Indonesia untuk memperoleh fatwa. {03} Fatwa Mjlis Ulama Indonesia sebagaimana dimaksud ayat 02 berupa pemberian sertifikat halal bagi yang memenuhi syarat atau berupa penolakan".Labelisasi halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud bersetatus sebagai produk halal. Kegiatan labelisasi halal dikelola oleh Badan Pengawas Obat Kosmetika Dan Makanan { Badan POM }.Di Indonesia peraturan yang bersifat tehnis yang mengatur masalah pelabelan halal antara lain keputusan bersama mentri Kesehatan dan mentri Agama RI No.427 / Menkes / SKB / VIII / 1985. No.68 tahun 1985. Tentang Pencantuman Tulisan Halal Pada Label Makanan.Pada peraturan tersebut disebutkan sebagai berikut:"Pasal 02:" Produsen yang mencantumkan tulisan "Halal"pada label/ penandaan makanan produknya bertanggung jawab terhadap halalnya makanan tersebut bagi pemeluk agama Islam"."Pasal 04, ayat 01:"Pengawasan preventif terhadap pelaksanaan ketentuan pasal 02 keputusan bersama ini di lakukan oleh Team Penilaian Pendaftaran Makanan pada Departemen Kesehatan RI cq Direktorat Jendral Pengawasan Obat Dan Makanan.KhotimahSertifikasi halal sangat penting karena: 1 Dengan adanya sertifikasi halal, konsumen muslim terlindungi dari produk-produk yang tidak halal52Sebagai pertanggung jawaban produsen kepada konsumen muslim, mengingat masalah naia merupakan bagian dari prinsip hidup muslim3Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan konsumen.4Meningkatkan citra dan daya saing perusahaan.5Sebagai alat pemasaran serta untuk merperluas area pemasaran.Saat ini di seluruh negara yang mempunyai penduduk muslim telah memiliki sertifikasi halal. Di Malaysia kegiatan semacam sertifikasi halal telah dikembangkan sejak tahun 1971 yang dikeluarkan oleh Jabatan Kemajuan Islam Malaysia. Di Sungapura yang muslimnya minoritas sertifikasi halal dilakukan oleh Majlis Ugama Islam Singapura. Di Brunai Darussalam di kenal dengan Majlis Ugama Islam Brunai dan Iain-lain.Demikianlah semoga Allah selalu memberikan hidayah dan taufiq dalam mengarungi hidup menuju hasanah di dunia dan hasanah di akhirat. Amin.Batu, 28 Juni 20071 Di sampaikan oleh Ketua Majlis Ulama Kota Batu ttdKH. NUR YASIN M BA