Cancer Pain

4
Tujuan penilaian nyeri kanker adalah menentukan sifat nyeri dan mengumpulkan informasi untuk mengetahui patofisiologi dan sindroma kanker yang dialami. Hal ini penting dilakukan untuk merencanakan strategi tatalaksana dengan beberapa modalitas untuk mengurangi nyeri sekaligus meminimalisasi efek samping dan beban pengobatan. Penilaian nyeri kanker Nyeri dapat dievaluasi dari sisi keparahan nyeri, lokasi, kualitas, dan aspek lain. Namun, di antara aspek-aspek tersebut yang paling berperana dalam penentuan informasi adalah intensitas nyeri. Nyeri adalah suatu perasaan yang subjektif sehingga sulit dilakukan penilaian yang valid, oleh karena itu dibutuhkan self-reported rating scale (0=tidak ada nyeri, 10=nyeri terberat). Meskipun sudah dilakukan skala semacam ini, penilaian tetap saja sulit dilakukan karena ada sebagian pasien yang tidak dapat menentukan intensitas nyeri dengan tepat ataupun ada pasien dengan gangguan status mental sehingga sulit menilai. Penilaian intensitas nyeri ini memang kurang valid namun kesulitan ini dapat dicegah dengan cara mencocokkannya dengan informasi lainnya seperti kualitas hidup saat ini, interaksi nyeri dengan gejala lainnya, dll. Intensitas nyeri pada pasien dengan penyakit yang sama dan pencitraan neurologis yang mirip dapat berbeda cukup jauh. Hal ini menjelaskan ada factor-faktor lain di luar penyakit yang dapat menentukan nyeri, yaitu mekanisme psikologis, genetic, harapan dan lingkungan social. Nyeri yang berat sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Hal ini dapat ditemukan pada penderita dengan pain crisis, dimana nyeri terus bertambah hebat dari hari ke hari sampai tidak teratasi lagi. Pain crisis adalah derajat nyeri pada tingkat 8 atau lebih yang berlangsung selama 6 jam dan intensitasnya bertambah sampai hitungan jam maupun hari. Menentukan Mekanisme nyeri kanker Pengumpulan informasi untuk menentukan mekanisme nyeri terutama adalah dengan interpretasi kata-kata deskripsi yang menjelaskan nyeri

description

pain

Transcript of Cancer Pain

Page 1: Cancer Pain

Tujuan penilaian nyeri kanker adalah menentukan sifat nyeri dan mengumpulkan informasi untuk mengetahui patofisiologi dan sindroma kanker yang dialami. Hal ini penting dilakukan untuk merencanakan strategi tatalaksana dengan beberapa modalitas untuk mengurangi nyeri sekaligus meminimalisasi efek samping dan beban pengobatan.

Penilaian nyeri kanker

Nyeri dapat dievaluasi dari sisi keparahan nyeri, lokasi, kualitas, dan aspek lain. Namun, di antara aspek-aspek tersebut yang paling berperana dalam penentuan informasi adalah intensitas nyeri.

Nyeri adalah suatu perasaan yang subjektif sehingga sulit dilakukan penilaian yang valid, oleh karena itu dibutuhkan self-reported rating scale (0=tidak ada nyeri, 10=nyeri terberat). Meskipun sudah dilakukan skala semacam ini, penilaian tetap saja sulit dilakukan karena ada sebagian pasien yang tidak dapat menentukan intensitas nyeri dengan tepat ataupun ada pasien dengan gangguan status mental sehingga sulit menilai.

Penilaian intensitas nyeri ini memang kurang valid namun kesulitan ini dapat dicegah dengan cara mencocokkannya dengan informasi lainnya seperti kualitas hidup saat ini, interaksi nyeri dengan gejala lainnya, dll.

Intensitas nyeri pada pasien dengan penyakit yang sama dan pencitraan neurologis yang mirip dapat berbeda cukup jauh. Hal ini menjelaskan ada factor-faktor lain di luar penyakit yang dapat menentukan nyeri, yaitu mekanisme psikologis, genetic, harapan dan lingkungan social.

Nyeri yang berat sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Hal ini dapat ditemukan pada penderita dengan pain crisis, dimana nyeri terus bertambah hebat dari hari ke hari sampai tidak teratasi lagi. Pain crisis adalah derajat nyeri pada tingkat 8 atau lebih yang berlangsung selama 6 jam dan intensitasnya bertambah sampai hitungan jam maupun hari.

Menentukan Mekanisme nyeri kanker

Pengumpulan informasi untuk menentukan mekanisme nyeri terutama adalah dengan interpretasi kata-kata deskripsi yang menjelaskan nyeri tersebut. Pasien terkadang menggunakan kata sakit, terbakar, keram, atau yang lain. Penjelasan tersebut kemudian dicocokkan dengan pemeriksaan fisik dan pencitraan atau tes objektif lainnya untuk mengetahui mekanisme yang menyebabkan nyeri.

Diharapkan penemuan mekanisme penyebab nyeri yang akurat ini dapat meningkatkan ketepatan diagnosis dan tatalaksana. Nyeri dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Nyeri nosiseptifNyeri nosiseptif adalah kumpulan gejala dimana nyeri terjadi saat aktifitas system saraf berlangsung dengan baik, yang artinya bahwa rasa nyeri disebabkan secara langsung oleh kerusakan jaringan.a. Nyeri nosiseptif somatic

Page 2: Cancer Pain

Nyeri nosiseptif somatic berhubungan dengan nyeri pada kanker yang disebabkan karena struktur somatic yang rusak, yaitu kulit, tulang, sendi, atau otot. Nyeri kulit pada kanker berasal dari massa pada kulit, dermatitis karena radiasi, luka, nyeri karena edema ataupun asites, dll. Nyeri tulang adalah tipe nyeri paling sering pada kanker. Contoh nyeri tulang yaitu nyeri fokal karena lesi litik atau blastik dan fraktur patologis. Pasien yang baru mengeluhkan rasa nyeri saat mengangkat barang atau saat bergerak dapat dilakukan pencitraan pada tulang. Manifestasi klinis nyeri tulang adalah munculnya nyeri pada saat mendadak, misalnya setelah terapi radiasi atau setelah pemberian bisphosphonate, obat hormonal, maupun factor pertumbuhan. Pada beberapa kasus, pemberian NSAID dan opioid pada nyeri nosiseptif somatic terbukti efektif.

b. Nyeri nosiseptif visceralNyeri visceral ini biasanya disebabkan karena organ yang tersumbat karena tumor, atau karena kerusakan pada mesenterium atau struktur sejenis. Nyeri visceral ini dapat terlokalisasi atau tidak, terasa tumpul maupun tajam. Nyeri ini tidak responsif pada terapi dengan opioid, sehingga pengobatan yang dilakukan adalah mengatasi obstruksi tersebut atau melakukan blok saraf.

2. Nyeri neuropatikNyeri neuropatik ditunjukkan pada sindroma nyeri yang terjadi karena kerusakan proses somatosensorik pada system saraf pusat maupun perifer. Contohnya:- Nyeri polyneuropathy yang disebabkan karena kemoterapi- Nyeri mononeuropathy atau plexopathy karena tumor atau tindakan bedah- Nyeri radikukopati karena tumor spinal atau postherpetic neuralgia- Nyeri karena lesi di otak maupun medulla spinalisKata-kata yang digunakan untuk menjelaskan nyeri ini biasanya adalah nyeri yang membuat terkejut, tertembak, tertusuk, mati rasa, geli, dll. Diagnosis nyeri neuropatik karena kanker cukup sulit dilakukan, karena:- Karena tidak ada keluhan ataupun tanda klinis khusus- Sindroma kanker yang ada memiliki proses patologi yang kompleks sehingga memiliki beberapa

mekanisme nyeriDiagnosis ditegakkan biasanya bila ada kerusakan yang jelas pada struktur saraf atau bila tampak adanya gangguan system sensorik, atau adanya kerusakan yang tampak pada pencitraan.

Menentukan sindroma nyeri kankerElemen lainyang harus ditentukan dalam penilaian nyeri adalah menentukan sindroma nyeri. Penentuan sindroma nyeri dapat membantu menentukan kebutuhan evaluasi lebih lanjut, rencana terapi dan prognosis.Sindroma nyeri ini dapat berhubungan dengan penyakit kanker itu sendiri, dengan terapi, maupun yang tidak berhubungan dengan terapi. Misalnya chemotherapy-related neuropathic pain syndrome yaitu nyeri yang berhubungan dengan terapi.

Page 3: Cancer Pain