MODUL INTERVENSI PAIN DAN CANCER PAIN - · PDF fileMampu menjamin ketersediaan SOP alat bantu...
Transcript of MODUL INTERVENSI PAIN DAN CANCER PAIN - · PDF fileMampu menjamin ketersediaan SOP alat bantu...
MODUL
INTERVENSI PAIN DAN CANCER PAIN
IGN Mahaalit Aribawa
Tjokorda Gde Agung Senapathi
I Made Gede Widnyana
PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA 2016
BAB 1
KOMPETENSI PENCITRAAN RADIOLOGI
Tujuan pembelajaran umum
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memiliki pengetahuan tentang sejarah dari pencitraaan
radiologi, karakteristik radiasi, refleksi fisika dari proses pencitraan, dan radiasi medis beserta
batas aman paparan dari proses radiasi atau pencitraan.
Tujuan pembelajaran khusus
1. Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki pengetahuan dalam dasar pencitraan
radiologi secara kognitif, psikomotor, hubungan / komunikasi interpersonal dan
profesionalisme:
Kognitif
1. Mampu menjelaskan sejarah dari terbentuknya pencitraan radiolagi.
2. Mampu menjelaskan struktur atom pembentuk pencitraan radiologi.
3. Mampu menjelaskan orbit electron dan level energy dalam pencintraan radiologi
4. Mampu menjelaskan spectrum electromagnet dalam pencintraan radiologi
5. Mampu menjelaskan produksi sinar X dalam pencitraan radiologi.
6. Mampu menjelaskan karakteristik radiasi dalam pencitraan radiologi.
7. Mampu menjelaskan tentang gambaran fluoroscopic dalam pencitraan radiologi.
8. Mampu menjelaskan Radiasi medis dalam pencitraan radiologi.
9. Mampu menjelaskan batas aman dalam proses radiasi atau pencitraan.
Psikomotor
1. Mampu memilih tindakan pencitraan yang digunakan dalam praktek intervensi nyeri
2. Mengetahui prinsip keamanan bagi pasien dan operator C-arm
3. Mampu menggunakan C-arm dengan berbagai posisi dan mauver yang diperlukan untuk
intervensi nyeri
Komunikasi/Hubungan interpersonal
1. Mampu menjelaskan kepada pasien tentang keperluan dilakukannya pencitraan radiologi.
2. Mampu menjelaskan pada pasien tentang efek yang ditimbulkan dari proses pencitraan
radiologi.
Profesionalisme
1. Mampu bekerja sesuai standar prosedur secara efisien.
2. Mampu menjamin keamanan diri dan lingkungan sekitar saat prosedur pencitraan
dilakukan.
BAB 2
Modul Spinal Radioanatomi
Tujuan pembelajaran umum
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memiliki pengetahuan tentang Spinal radioanatomi,
fluoroskopi pada blok saraf spinal, cervical, thoracal, lumbal dan anatomi orentasi tulang belakang.
Tujuan pembelajaran khusus
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk mengetahui anatomi
tulang vertebrae yang terdiri dari cervical, thoracal, lumbal, pengenalan mengenai pengetahuan
spinal radiotomi dan flouroskopi pada penggunaan blok saraf.
Kognitif
1. Mampu menjelaskan jenis-jenis anatomi tulang belakang.
2. Mampu menjelaskan fluoroskopi dapat di pakai pada blok spinal, cervical, thorakal lumbal.
3. Mampu menjelaskan pengertian lordosis.
4. Mampu menjelaskan scoliosis.
5. Mampu menjelaskan stuktur khas vertebra secara radioanatomi.
6. Mampu menjelaskan pengertian pedikel.
7. Mampu menjelaskan lamina.
8. Mampu menjelaskan tentang vertebra thorakal, lumbal dan sacral
Psikomotor
1. Mampu menjelaskan dan identifikasi anatomi tulang vertebrae, thoracal, lumbal dan os
sacrum
2. Mampu melakukan pencitraan radiologi tulang belakang dengan teknik yang benar
3. Mampu identifikasi facet joint, lamina, pedikel, proses spinosus dan prosesu transversus
4. Mampu memilih tempat yang aman untuk memasukan jarum ke daerah spinal
5. Mampu memilih tempat yang aman untuk memasukan jarum ke daerah epidural dan
transforainal
6. Mampu mengerti gambar radiologi untuk melihat foramen persarafan pada daerah lumbal
Komunikasi/Hubungan interpersonal
1. Mampu berkomunikasi dengan pasien mengenai penanganan nyeri menggunakan teknik
pencitraan radiologi
2. Mampu berkomunikasi dengan dokter disiplin lain yang mengkonsulkan psien nyeri
3. Mampu berkomunikasi dengan radiographer yang membantu operasional C-arm
Profesionalisme
1. Mampu bekerja sesuai standar prosedur secara efisien.
2. Mampu bekerja secara aman dan berhati- hati
BAB 3
SURAT PERSETUJUAN
UNTUK PROSEDUR PENANGANAN NYERI INTERVENSI
Tujuan pembelajaran umum
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memiliki pengetahuan dan mampu memberikan informasi
kepada pasien dan kerabat pasien tentang kondisi pasien, prosedur tindakan serta efek yang dapat
terjadi, hasil yang didapatkan dan komplikasi yang tidak diinginkan yang dapat terjadi
Tujuan pembelajaran khusus
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk:
Kognitif
1. Mampu menjelaskan secara rinci tentang tindakan dan prosedur penanganan nyeri
intervensi
2. Mampu menjelaskan kepada pasien dan kerabatnya dengan bahasa yang mudah
dimengerti tentang kemungkinan hasil dari tindakan yang dilakukan
3. Mampu menjelaskan kepada pasien dan kerabatnya dengan bahasa yang mudah
dimengerti mengenai efek samping atau komplikasi yang kemungkinan terjadi pada
tindakan penanganan nyeri intervensi
Komunikasi / Hubungan interpersonal
1. mampu menjelaskan secara rinci kepada pasien dan kerabatnya tentang kemungkinan
hasil dari tindakan yang dilakukan
2. Mampu menjelaskan secara rinci tentang tindakan dan prosedur penanganan nyeri
intervensi
3. Mampu berkomunikasi dengan sejawat operator dan tenaga medis yang terkait bila
timbul efek samping dan gejala toksisitas, bekerjasama mengatasi komplikasinya.
Profesionalisme
1. Mampu berkomunikasi dengan baik kepada pasien dan keluarga pasien, memberikan
informasi tindakan yang akan dilakukan meliputi prosedur tindakan, keuntungan
ataupun komplikasi yang terjadi secara efektif
2. Mampu bekerja sesuai dengan prosedur.
3. Mampu bekerjasama dengan sejawat operator dan tenaga medis terkait sehubungan
dengan tindakan penanganan intervensi nyeri
BAB 4
Evaluasi Nyeri Pasien
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta didik diharapkan mampu dan memahami tentang peran
penting ilmu dan tim multidisiplin dalam menangani dan evaluasi nyeri, yang melibatkan dokter-
dokter spesialisasi yang beraneka ragam yang juga melibatkan dokter umum, terapis fisik, terapis
kesehatan kerja, perawat nyeri, pekerja social, konsultan, dan staf pembantu lainnya. Peserta didik
juga diharapkan juga untuk mampu dalam evaluasi nyeri secara holistik, yang terdiri dari
Anamnesis (Anamnesis Umum, Keluhan Utama, Riwayat Nyeri, Diagram Nyeri, Riwayat
Pengobatan Terdahulu, Riwayat keluarga, Riwayat personal), Pemeriksaan Fisik (Pemeriksaan
Umum, Pemeriksaan Sistemik, Pemeriksaan Lokal, Pemeriksaan Neurologis), dan tes diagnostik
umum dan test diagnostik secara khusus.
Tujuan Pembelajaran Khusus
I. Mampu memahami cabang ilmu yang terlibat dalam menangani nyeri
Kognitif
1. Mampu mamahami berbagai pengetahuan terkait dengan bidang ilmu yang berhubungan
dengan manajemen nyeri
2. Mampu menjelaskan jenis jenis pemeriksaan yang diperlukan untuk diagnosis dan
penanganan nyeri
3. Mampu mengenali bidang ilmu yang akan dikonsultasikan untuk diagnosis dan
penanganan nyeri
Psikomotor
1. Mampu memilih alat alat penunjang untuk mendiagnosis nyeri
2. Mampu mengenali tanda klinis dan melakukan pemeriksaan nyeri
3. Mampu mengenali tanda klinis komplikasi dari nyeri
Komunikasi
1. Mampu menjelaskan kepada pasien tentang efek nyeri
2. Mampu menjelaskan kepada operator tentang efek dan komplikasi dari nyeri
3. Mampu berkomunikasi sejawat operator dan tenaga medis lainnya yang tekait bila timbul
efek samping dari nyeri
Profesionalisme
1. Mampu bekerja sesuai standar prosedul secara efisien
2. Mampu menjaga membina kerja sama dengan bidang lainnya yang terkait dengan nyeri
II. Melakukan Anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dalam evaluasi
nyeri
Kognitif
1. Mampu menjelaskan tentang cara evaluasi nyeri
2. Mampu menjelaskan tentang cara anamnesa yang sistematis
3. Mampu menjelaskan peenggunaan VAS pada evaluasi nyeri
4. Mampu menjelaskan tentang kuisoner nyeri sebagai pedoman evaluasi nyeri
5. Mampu menjelaskan tentang hubungan pola pikir pasien, permasalahan medisnya,
harapannya, dan pilihan terapi yang memungkinkan baginya dalam evaluasi nyeri
6. Mampu menjelaskan tentang karakteristik nyeri, yaitu letak, onset, variasi nyeri harian,
tingkat keparahan, faktor pemberat, faktor peringan, nyeri
7. Mampu menjelaskan tentang terapi dan kebiasaan sosial dalam hubungannya pada evaluasi
nyeri
8. Mampu menjelaskan tentang pemeriksaan fisik yang dilakukan evaluasi nyeri
9. Mampu menjelaskan pemeriksaan inspeksi dan palpasi pada pemeriksaan fisik
10. Mampu menjelaskan pemeriksaan neurologis pada evaluasi nyeri, baik motoris, cerebrum,
fungsi simpatis.
11. Mampu menjelaskan tes diagnostik baik umum dan khusus yang digunakan untuk evaluasi
nyeri.
Psikomotor
1. Mampu melakukan wawancara yang efektif dan efisien
2. Mampu melakukan pemeriksaan fisik secara cermat dan sistematis
3. Mampu menggunakan alat bantu yang sesuai dalam mengevaluasi nyeri
4. Mampu memilih tes diagnostik yang digunakan dalam penegakan diagnosa dan evaluasi nyeri
Komunikasi/hubungan interpersonal
1. Mampu membangun hubungan saling percaya dan terbuka terhadap pasien
2. Mampu membangun rasa nyaman pada pasien selama pemeriksaan
3. Mampu menjelaskan tata cara serta tujuan pada pemeriksaan yang dilakukan
4. Mampu menjelaskan efek samping dan komplikasi pemeriksaan yang dilakukan
Profesionalisme
1. Mampu melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang secara lege artis dan sesuai
prosedur yang berlaku
2. Mampu menjamin ketersediaan SOP alat bantu yang dibutuhkan
3. Mampu memahami, memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarganya tentang
evaluasi nyeri pasien sesuai hak pasien.
BAB 5
INTERVENTIONAL PAIN
PENDEKATAN EPIDURAL LUMBAL, CAUDAL
Tujuan pembelajaran umum
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memiliki pengetahuan dan mampu melakukanintervensi
nyeri yang meliputi penanganan nyeri dengan menggunakan neuroaxial blok epidural, lumbar dan
caudal, pada materi ini peserta didik dijelaskan tentang anatomi, indikasi, kontraindikasi, prosedur
tindakan, serta obat-obat yang digunakan untuk penangan nyeri dengan neuroaxial blok epidural,
lumbar, caudal dengan baik dan benar
Tujuan pembelajaran khusus
Setelah mengikuti perkuliahan ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk:
1. Mampu menjelaskann mengenai intervensi nyeri dengan blok neuroaxial epidural,
lumbar dan caudal
2. Mampu menjelaskan anatomi ruang epidural, lumbar dan caudal
3. Mampu menjelaskan indikasi dan kontraindikasi penggunaan multimodal intervensi
yeri dengan neuroaxila blok epidural, lumbar dan caudal.
4. Mampu menjelaskan teknik dan prosedur serta obat-obatan yang digunakan saat
dilakukan intervensi penanganan nyeri neuroaxial blok epidural, lumbar, caudal.
5. Peserta didik mengetahui keuntungan dan komplikasi yang didapat dengan
penanganan nyeri neuroaxial blok epidural, lumbal dan caudal
Psikomotor
1. Mampu memilih dan mempersiapkan alat-alat yang digunakan sesuai prosedur
tindakan pemasangan blok epidural, lumbal dan caudal
2. Mampu menyiapkan obat-obatan yang diperlukan untuk tindakan intervensi nyeri di
daerah neuroaxial blok epidural, lumbal, caudal.
3. Mampu menggunakan obat-obatan yang sesuai dengan dosis yang telah ditentukan
secara benar
4. Mampu menyiapkan keseterilan alat serta bekerja sesuai prosedur tindakan.
5. Mampu mengenali tanda-tanda klinis bila terjadi efek samping dan toksisitas akibat
pemberian obat-obatan serta tindakan yang digunakan untuk tindakan intervensi nyeri,
6. Mampu mencegah dan mengatasi komplikasi yang terjadi akibat pemberian obat dan
tindakan yang dilakukan pada saat melakukan tindakan intervensi nyeri neuroaxial blok
epidural, lumbal, caudal
Komunikasi/Hubungan interpersonal
1. Mampu menjelaskan kepada pasien tentang efek yang menguntungkan serta
komplikasi yang dapat ditimbulkan obat serta tindakan yang akan dilakukan
2. Mampu menjelaskan kepada sejawat operator tentang manfaat serta efek samping dan
komplikasi yang dapat timbul dari pemberian obat serta tindakan neuroaxial blok
penanganan epidural, lumbar, dan caudal.
3. Mampu berkomunikasi dengan sejawat operator dan tenaga medis yang terkait bila
timbul efek samping dan gejala toksisitas, bekerja sama mengatasi komplikasinya.
Profesionalisme
1. Mampu bekerja sesuai standar prosedur secara efisien.
2. Mampu menjamin ketersediaan dan sterilitas jenis obat anastesi lokal serta kontras
yang akan digunakan dengan sesuai dosis, konsentrasi dan pengenceran, penambahan
adjuvan yang sesuai dengan indikasi dan kebutuhan tindakan penanganan intervensi
nyeri pendekatan ruang epidural, lumbar dan caudal.
BAB 6
Lumbal Facet dan Median Branch Blok
Tujuan pembelajaran umum
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memiliki pengetahuan dan mampu melakukan anestesia
regional yang meliputi anestesia blok lumbar facet dan median branch block secara baik dan benar.
Tujuan pembelajaran khusus
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk:
1. Mampu menjelaskan anatomi sendi facet dan tulang belakang.
2. Mampu menjelaskan patofisiologi terjadinya nyeri para proses trauma maupun
degenerative
3. Mampu melakukan evaluasi dan diagnosa nyeri punggung
4. Mampu menjelaskan kontra indikasi tindakan facet block, median branch block dan injeksi
intra artikular.
5. Mampu menjelaskan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan facet block,
median branch block
6. Mampu menjelaskan berbagai pendekatan dan teknik untuk melakukan injeksi facet joint.
Kognitif
1. Mampu menjelaskan anatomi dari tulang belakang beserta kompartemennya.
2. Mampu menjelaskan anatomi sendi facet dan cabang cabang inervasi sarafnya.
3. Mampu menjelaskan kontraindikasi tindakan.
4. Mampu menjelaskan jenis anestesi lokal dan kortikosteroid yang digunakan untuk
tindakan.
5. Mampu menjelaskan persiapan alat dan obat anestesi lokal dan kortikosteroid yang akan
dipakai untuk melakukan tindakan.
6. Mampu menjelaskan prosedur median branch dan facet block dengan pendekatan
intralaminar, transforaminal, dan caudal.
7. Mampu menjelaskan posisi pasien dalam melakukan tindakan median branch dan facet
block.
8. Mampu menjelaskan indikasi dan kontraindikasi tindakan anestesia median branch dan
facet block.
9. Mampu menyebutkan jenis obat, dosis, konsentrasi, pengenceran, mula kerja, lama kerja
obat anestesi lokal dan kortikosteroid yang dapat dipakai untuk anestesia blok median
branch dan facet block.
10. Mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran obat yang diinjeksikan
serta proyeksi dari C-arm terhadap penyebaran obat.
Psikomotor
1. Mampu memilih dan mempersiapkan jenis obat anastesi lokal, kortikosteroid yang akan
dipakai dengan dosis, konsentrasi dan pengenceran.
2. Mampu menjaga sterilitas dan melakukan penyimpanan obat anestesi lokal, kortikosteroid
dengan baik dan benar selama tindakan.
3. Mampu mempersiapkan posisi pasien sebelum melakukan tindakan.
4. Mampu mengatur posisi C-arm yg diperlukan
5. Mampu identifikasi facet joint
6. Mampu identifikasi prosesus tranversus dan pedikel
7. Melakukan identifikasi tempat insersi jarum dan evaluasi posisi jarum secara berkelanjutan
8. Melakukan identifikasi posisi nervus median yang mensarafi facet joint
9. Mampu melakukan injeksi obat de nervus media secara hati0hati dan lege artis
Komunikasi/Hubungan interpersonal
1. Mampu menjelaskan kepada pasien tentang rencana tindakan dan prosedur yang akan
dilakukan
2. Mampu menjelaskan kepada pasien tentang efek yang ditimbulkan obat anestesi lokal dan
kortikosteroid
3. Mampu berkomunikasi dengan sejawat dan tenaga medis lainnya dalam menangani efek
samping dan komplikasi akibat tindakan.
Profesionalisme
1. Mampu bekerja sesuai standar prosedur secara efisien.
2. Mampu menjamin ketersediaan dan sterilitas jenis obat anastesi lokal dan kortikosteroid
yang akan dipakai dengan dosis, konsentrasi dan pengenceran yang sesuai.
BAB 7
Penanganan Nyeri Sacroilliac Joint ( SIJ )
Tujuan pembelajaran umum
Setelah mengikuti perkuliahan ini peserta didik memiliki pengetahuan dan mampu melakukan
penanganan nyeri yang meliputi penanganan nyeri dengan menggunakan blok saraf perifer
persendian sacroiliac joint, pada materi ini peserta didik dijelaskan tentang anatomy, indikasi,
kontraindikasi, prosedur tindakan, serta obat-obat yang digunakan untuk penanganan nyeri dengan
blok sacroiliac joint dengan baik dan benar
Tujuan pembelajaran khusus
Kognitif
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk:
1. Mampu menegakkan diagnose nyeri SIJ
2. Mampu menjelaskan mengenai intervensi nyeri sacroiliac joint
3. Mampu menjelaskan anatomi yang melewati persarafan sacroiliac joint
4. Mampu menjelaskan indikasi dan kontraindikasi penggunaan multimodal intervensi yeri
dengan blok saraf tepi sacroiliac joint
5. Mampu menjelaskan teknik dan prosedur serta obat-obatan yang digunakan saat dilakukan
intervensi penanganan nyeri sacroiliac joint.
6. Peserta didik mengetahui keuntungan yang didapat dengan teknik sacroiliac joint
Psikomotor
1. Mampu memilih dan mempersiapkan alat-alat yang digunakan sesuai prosedur
tindakan sacroiliac joint
2. Mampu menyiapkan obat-obatan yang diperlukan untuk tindakan intervensi nyeri
blok saraf sacroilliac.
3. Mampu menggunakan obat-obatan yang sesuai dengan dosis yang telah ditentukan
secara benar
4. Mampu menyiapkan keseterilan alat serta bekerja sesuai prosedur tindakan.
5. Mampu menggunakan C-Arm secara benar untuk membantu intervensi SIJ
6. Mampu melakukan identifikasi os sacrum dan sacroiliac joint secara benar
7. Mampu melakukan insersi jarum secara benar dan identifikasi posisi jarum secara
benar dengan bantuan kontras dan C-arm
8. Mampu mengenali tanda-tanda klinis bila terjadi efek samping dan toksisitas akibat
pemberian obat-obatan serta tindakan yang digunakan untuk tindakan intervensi
nyeri,
9. Mampu mencegah dan mengatasi komplikasi yang terjadi akibat pemberian obat
dan tindakan yang dilakukan pada saat melakukan tindakan intervensi nyeri
sacroiliac joint
Komunikasi/Hubungan interpersonal
1. Mampu menjelaskan kepada pasien tentang efek yang meguntungkan serta komplikasi
ditimbulkan obat serta tindakan yang akan dilakukan
2. Mampu menjelaskan kepada sejawat tentang manfaat serta efek samping dan komplikasi
yang dapat timbul dari pemberian obat serta tindakan blok saraf sacroiliac joint.
3. Mampu berkomunikasi dengan tenaga medis yang terkait bila timbul efek samping dan
gejala toksisitas, bekerja sama mengatasi komplikasinya.
Profesionalisme
1. Mampu bekerja sesuai standar prosedur secara efisien.
2. Mampu menjamin ketersediaan dan sterilitas jenis obat anastesi lokal serta kontras yang
akan digunakan dengan sesuai dosis, konsentrasi dan pengenceran, penambahan adjuvan
yang sesuai dengan indikasi dan kebutuhan tindakan sacroiliac joint.
3. Mampu memahami, memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarganya tentang
kondisi pasien sesuai hak pasien.
BAB 8
Modul Kompetensi Radiofrekuensi Koagulasi
Tujuan pembelajaran umum
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memiliki pengetahuan mengenai radiofrekuensi koagulasi
dan mampu melakukan seleksi pasien, melihat indikasi maupun kontraindikasi, dan mampu
melakukan tindakan radiofrekuensi koagulasi dengan baik dan benar.
Tujuan pembelajaran khusus
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk memilih prosedur terapi
radiofrekuensi dan melakukan prosedur radiofrekuensi secara tepat dan aman
Kognitif
1. Mengevaluasi pasien dengan nyeri kronis dan mengerti pilihan tindakan prosedur untuk
mengatasi nyeri kronis tersebut.
2. Mengetahui prinsip dan cara kerja radiofrekuensi
3. Mengetahui prosedur radiofrekuensi koagulasi untuk mengatasi nyeri kronis.
4. Mengetahui pilihan kriteria seleksi pasien nyeri kronis yang dapat menjalani prosedur
radiofrekuensi koagulasi.
5. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi tindakan radiofrekuensi koagulasi.
Psikomotor
1. Mampu identifikasi saraf yang menjadi target radiofrekuensi
2. Mampu melakukan tes sensorik sebelum prosedur radiofrekuensi dilakukan
3. Mampu melakukan tes motorik sebelum prosedur radiofrekuensi dilakukan
4. Mampu melakukan tindakan prosedur radiofrekuensi koagulasi.
Komunikasi/Hubungan Interpersonal
1. Mampu menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan prosedur radiofrekuensi koagulasi.
2. Mampu menjelaskan keutungan radiofrekuensi
3. Mampu menjelaskan efek samping dan komplikasi radiofrekuensi serta alternative
terapinya
Profesionalisme
1. Mampu bekerja sesuai standar prosedur secara efisien.
2. Mampu memahami, memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarganya tentang
kondisi pasien sesuai hak pasien.
BAB 9. Modul Kompetensi Blok Lumbar Simpatis
Tujuan pembelajaran umum
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memiliki pengetahuan dan mampu melakukan blok lumbar
simpatis.
Tujuan pembelajaran khusus
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk:
1. Mengenali anatomi saraf simpatis di daerah lumbal.
2. Memahami nyeri kronik yang berhubungan dengan rantai simpatis lumbal
3. Indikasi dari blok
4. Teknik melakukan blok
5. Pemilihan obat blok
6. Komplikasi yang mungkin muncul
Kognitif
1. Mampu menjelaskan anatomi saraf simpatis di daerah lumbal
2. Mampu menjelaskan teknik blok lumbar simpatik
3. Mampu menjelaskan jenis jenis anestesi lokal
4. Mampu menjelaskan mekanisme kerja dan sifat obat anestesi lokal.
5. Mampu menjelaskan jenis-jenis serabut syaraf yang dihambat serta jenis hambatan yang
dihasilkan dan cara pengecekkannya.
6. Mampu menjelaskan dosis, dosis maksimum, mula kerja, masa kerja, cara pemberian
masing-masing obat anestesi lokal.
7. Mampu menjelaskan berbagai efek samping dan toksisitas yang dapat ditimbulkan obat
anestesi lokal beserta tanda-tanda klinisnya.
8. Mampu menjelaskan cara mencegah dan menangani komplikasinya yang mungkin timbul
saat tindakan blok lumbar simpatis.
Psikomotor
1. Mampu melakukan teknik blok lumbar simpatis
2. Mampu mempergunakan C-arm untuk blok simpatis lumbal
3. Mampu memilih dan mempersiapkan jenis obat anastesi lokal yang akan dipakai dengan
dosis, konsentrasi dan pengenceran, penambahan adjuvan yang sesuai dengan indikasi dan
kebutuhan.
4. Mampu memakai obat anestesi lokal dengan cara pemberian yang benar.
5. Mampu menjaga sterilitas dan melakukan penyimpanan obat anestesi lokal dengan baik
dan benar.
6. Mampu mengenali tanda-tanda klinis dan melakukan pemeriksaan adanya hambatan
simpatis saat obat anestesi lokal mulai bekerja atau akan habis.
7. Mampu mengenali tanda-tanda klinis bila terjadi efek samping dan toksisitas akibat
pemberian obat anestesi lokal.
8. Mampu mencegah dan mengatasi komplikasi yang terjadi akibat blok lumbar simpatis.
Komunikasi/Hubungan interpersonal
1. Mampu menjelaskan kepada pasien tentang efek yang ditimbulkan obat anestesi lokal dan
resiko yang dapat timbul akibat blok lumbar simpatis.
2. Mampu menjelaskan kepada sejawat operator tentang manfaat serta efek samping dan
komplikasi yang dapat timbul dari tindakan blok lumbar simpatis
3. Mampu berkomunikasi dengan sejawat operator dan tenaga medis yang terkait bila timbul
efek samping dan gejala toksisitas, bekerja sama mengatasi komplikasinya.
Profesionalisme
1. Mampu bekerja sesuai standar prosedur secara efisien.
2. Mampu menjamin ketersediaan dan sterilitas jenis obat anastesi lokal yang akan dipakai
dengan dosis, konsentrasi dan pengenceran, penambahan adjuvan yang sesuai dengan
indikasi dan kebutuhan.
3. Mampu memahami, memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarganya tentang
kondisi pasien sesuai hak pasien.
BAB 10
MODUL KOMPETENSI NYERI KANKER
Tujuan pembelajaran umum
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta didik mampu menjelaskan patofisiologi nyeri kanker,
melakukan assesment nyeri kanker dan breakthrough pain , melakukan pengelolaan nyeri
kanker dan breakthrough pain dengan pendekatan farmakologis dan non farmakologis,
menggunakan tehnik non invasif maupun invasif.
Tujuan pembelajaran khusus
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memiliki kemampuan untuk:
I. Menguasai patofisiologi nyeri kanker.
Kognitif
1. Mampu menjelaskan patofisiologi nyeri kanker.
2. Mampu menjelaskan mekanisme terjadinya nyeri kanker.
3. Mampu menjelaskan jenis-jenis nyeri kanker.
4. Mampu menjelaskan tentang cancer pain syndrome.
Psikomotor
1. Mampu menjelaskan patofisiologi dan mekanisme molekuler yang terlibat dalam
terjadinya nyeri kanker.
2. Mampu mengenali jenis-jenis nyeri kanker
3. Mampu mengenali terjadinya cancer pain syndrome.
Komunikasi/Hubungan interpersonal
1. Mampu menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang bagaimana terjadinya
nyeri pada pasien yang menderita kanker.
2. Mampu berkomunikasi yang baik dengan sejawat di bidang lain dalam penanganan pasien
kanker.
3. Mampu berkomunikasi yang baik dengan tim perawat tentang jenis nyeri yang dapat terjadi
pada penderita kanker.
Profesionalisme
1. Mampu bekerja sesuai standar prosedur secara efisien.
2. Mampu menjamin adanya kecukupan informasi dan edukasi tentang nyeri kanker.
II. Melakukan assesment nyeri kanker dan breakthrough pain.
Kognitif
1. Mampu menjelaskan cara assesment dan reassesment pada nyeri kanker dengan
menggunakan penilaian nyeri yang merefleksikan sumber nyeri multidimensional dengan
Brief Pain Inventory.
2. Mampu menjelaskan elemen inti dari initial assesment.
3. Mampu menjelaskan tentang breakthrough pain dan menjelaskan tentang cara untuk
melakukan assesment breakthrough pain.
4. Mampu menjelaskan faktor psikososial pada nyeri kanker.
5. Mampu menjelaskan faktor spiritual pada nyeri kanker.
6. Mampu menjelaskan hambatan dan solusi dalam melakukan assesment yang akurat pada
pasien nyeri kanker.
Psikomotor
1. Mampu melakukan assesment dan reassesment pada nyeri kanker dengan menggunakan
penilaian nyeri yang merefleksikan sumber nyeri multidimensional dengan Brief Pain
Inventory.
2. Mampu melakukan penilaian elemen inti dari initial assesment.
3. Mampu mengenali dan melakukan assesment terjadinya breakthrough pain pada pasien
nyeri kanker.
4. Mampu melalukan penilaian aspek psikososial pada pasien nyeri kanker.
5. Mampu melakukan penilaian aspek spiritual pada pasien nyeri kanker.
6. Mampu mengenali hambatan dalam melakukan assesment yang akurat pada pasien nyeri
kanker dan dapat melakukan tindakan antisipasi untuk mengatasi hambatan-hambatan
dalam melakukan assesment yang akurat pada pasien nyeri kanker.
Komunikasi/Hubungan interpersonal
1. Mampu menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien tentang kondisi pasien setelah
dilakukan penilaian nyeri awal dan penilaian nyeri lanjutan.
2. Mampu menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien tentang kondisi pasien yang
terjadi breakthrough pain pada pasien nyeri kanker.
3. Mampu menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien mengenai faktor-faktor
psikososial dan spiritual yang dapat mempengaruhi penilaian nyeri seperti ketakutan,
kecemasan, pola tidur, perubahan mood, pengaruh ekonomi dan dukungan spiritual.
4. Mampu mengkomunikasikan dengan pasien atau keluarga pasien hambatan dalam
melakukan assesment yang akurat pada pasien nyeri kanker sehingga dapat melakukan
tindakan antisipasi untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam melakukan assesment yang
akurat pada pasien nyeri kanker.
5. Mampu berkomunikasi yang baik dan efektif dengan sejawat lain yang merawat bersama
pasien dengan nyeri kanker sehingga terdapat kesepahaman penilaian nyeri kanker dan
breakthrough pain.
6. Mampu berkomunikasi yang baik dan efektif dengan perawat yang merawat pasien dengan
nyeri kanker sehingga terdapat kesepahaman penilaian nyeri kanker dan breakthrough
pain.
Profesionalisme
1. Mampu bekerja sesuai prosedur dengan efisien.
2. Mampu melakukan assesment dan reassesment nyeri pada pasien dengan nyeri kanker dan
breakthrough pain.
3. Mampu berinteraksi dengan sejawat lain maupun tenaga paramedik dan tenaga medis lain
atas dasar menghargai kompetensi masing-masing.
4. Mampu memahami, memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarganya tentang
kondisi pasien sesuai hak pasien.
III. Melakukan pengelolaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan pendekatan
farmakologis dan non farmakologis, menggunakan tehnik non invasif maupun invasif.
Kognitif
1. Mampu menjelaskan penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan
pendekatan non farmakologis dengan metode massage, aplikasi hangat dan dingin, TENS,
distraksi teknik relaksasi.
2. Mampu menjelaskan penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan
pendekatan farmakologis dengan obat-obat non opioid.
3. Mampu menjelaskan penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan
pendekatan farmakologis dengan obat-obat opioid.
4. Mampu menjelaskan penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan
pendekatan non invasif.
5. Mampu menjelaskan penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan
pendekatan invasif.
Psikomotor
1. Mampu melakukan penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan
pendekatan non farmakologis dengan metode massage, aplikasi hangat dan dingin, TENS,
distraksi teknik relaksasi.
2. Mampu melakukan penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan
pendekatan farmakologis dengan obat-obat non opioid.
3. Mampu melakukan penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan
pendekatan farmakologis dengan obat-obat opioid.
4. Mampu melakukan penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan
pendekatan non invasif.
5. Mampu melakukan penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan
pendekatan invasif.
Komunikasi/Hubungan interpersonal
1. Mampu menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien tentang penatalaksanaan nyeri
kanker dan breakthrough pain dengan pendekatan non farmakologis dengan metode
massage, aplikasi hangat dan dingin, TENS, distraksi teknik relaksasi untuk mendapatkan
informed consent.
2. Mampu menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien tentang penatalaksanaan nyeri
kanker dan breakthrough pain dengan pendekatan farmakologis dengan obat-obat non
opioid dengan resiko dan efek samping yang dapat ditimbulkannya.
3. Mampu menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien tentang penatalaksanaan nyeri
kanker dan breakthrough pain dengan pendekatan farmakologis dengan obat-obat opioid
dengan resiko dan efek samping yang dapat ditimbulkannya.
4. Mampu menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien tentang penatalaksanaan nyeri
kanker dan breakthrough pain dengan pendekatan farmakologis dengan metode invasif
dengan resiko dan efek samping yang dapat ditimbulkannya.
5. Mampu berkomunikasi yang baik dan efektif dengan sejawat lain yang merawat bersama
pasien dengan nyeri kanker sehingga penatalaksanaan dapat dilakukan secara
komprehensif dan berjalan sinergis.
6. Mampu berkomunikasi yang baik dengan perawat yang merawat pasien dengan nyeri
kanker sehingga penatalaksanaan dapat dilakukan secara komprehensif dan berjalan
sinergis.
Profesionalisme
1. Mampu bekerja sesuai prosedur dengan efisien.
2. Mampu melakukan penatalaksanaan secara cepat dan tep dan at terhadap pasien dengan
nyeri kanker breakthrough pain
3. Mampu berinteraksi dengan sejawat lain maupun tenaga paramedik dan tenaga medis lain
atas dasar menghargai kompetensi masing-masing.
4. Mampu memahami, memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarganya tentang
kondisi pasien sesuai hak pasien.