CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan...

121
CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR JOHAR SEMARANG SKRIPSI AZIZAH PURNAMAWATI NPM 06410230 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP PGRI SEMARANG 2010

Transcript of CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan...

Page 1: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN

PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR JOHAR SEMARANG

SKRIPSI

AZIZAH PURNAMAWATI

NPM 06410230

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

IKIP PGRI SEMARANG

2010

Page 2: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

ii

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN

PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR JOHAR SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

IKIP PGRI Semarang untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Guna Memperolrh Gelar Sarjana Pendidikan

AZIZAH PURNAMAWATI

NPM 06410230

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

IKIP PGRI SEMARANG

2010

Page 3: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

iii

SKRIPSI

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN

PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR JOHAR SEMARANG

yang disusun dan diajukan oleh

Azizah Purnamawati

NPM 06410230

telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan

dihadapan Dewan Penguji

pada Juni 2010

Pembimbing I,

Nanik Setyawati, S.S., M.Hum.

NPP 997101150

Pembimbing II,

Drs. Siswanto PHM., M.Pd.

NIP 131470261

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

IKIP PGRI SEMARANG

Page 4: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

iv

SKRIPSI

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN

PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR JOHAR SEMARANG

yang disusun dan diajukan oleh

Azizah Purnamawati

NPM 06410230

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal 03 Juli 2010

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji,

Ketua, Sekretaris,

Dra. Sri Suciati, M.Hum. Drs. Harjito, M.Hum.

NIP 131918348 NPP 936501103

( )

Penguji I Nanik Setyawati, S.S., M.Hum.

NPP 97101150

( )

Penguji II Drs. Siswanto PHM., M.Pd.

NPP 936601104

( )

Penguji III Drs. Suyoto, M.Pd.

NIP 196403021991121001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

IKIP PGRI SEMARANG

Page 5: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Kegagalan adalah keberhasilan

yang tertunda

Keberhasilan itu sendiri tak pernah

final

Kejar terus, keberhasilan demi

keberhasilan

Serius tetapi tetap santai

(Azizah Purnamawati)

PERSEMBAHAN

1. Buat Ayah Bunda yang tida

henti memberikan do’a dan

dukungan.

2. Buat anak-anak koz “Lampir”

yang selalu menemani saat suka

dan duka.

3. Buat Critenx, Cuby, Citeng,

Ares, Jack, Liez, Lala,

terimakasih atas do’a dan

semangatnya..

.

Page 6: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

vi

ABSTRAK

Azizah Purnamawati. NPM 06410230. Campur Kode dan Alih Kode Tuturan

Penjual dan Pembeli di Pasar Johar Semarang. IKIP PGRI Semarang Juni 2010.

Pembimbing I Nanik Styawati, S.S., M.Hum. Pembimbing II Drs. Siswanto PHM.,

M.Pd.

Masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah wujud atau

bentuk campur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar Johar

Semarang? Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan wujud atau bentuk

campur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar Johar Semarang.

Metode yang digunakan adalah metode simak, rekam, catat dan pendekatan

penelitian, yaitu pendekatan kualitatif deskriptif. Analisis penelitian ini, yaitu Sebagai

masyarakat dwibahasa dan multibahasa, masyarakat tutur di pasar Johar Semarang

tentunya juga memiliki bahasa yang dipakai dalam berkomunikasi antara penjual dan

pembeli. Sebagian besar dari mereka menguasai bahasa Jawa. Karena bahasa tersebut

merupakan bahasa yang pertama kali dikuasai (bahasa ibu). Dan bahasa Indonesia

yang dipakai oleh penjual untuk berkomunikasi merupakan bentuk-bentuk tuturan

untuk menghormati pembeli, karena dilihat dari status sosial atau dari segi

penampilan. Sebagai masyarakat tutur, penjual dan pembeli yang ada di pasar Johar

memiliki karakteristik kebahasaan yang menarik untuk dikaji. Di pasar Johar

Semarang seringkali kedatangan masyarakat dari daerah lain yang menghasilkan

bentuk-bentuk tuturan. Di dalam proses komunikasi yang sebenarnya setiap penutur

tidak pernah setia pada satu ragam bahasa atau dialek tertent saja. Ragam bahasa pada

satu dialek ke dialek sering disebut dengan dialek switching atau kode switching (alih

kode).

Berdasarkan hasil penelitian saran kepada masyarakat di Pasar Johar Semarang

(penjual dan pembeli) dengan adanya campur kode dan alih kode dalam masyartakat

hendaknya tetap menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu, dan

digunakan sesuai dengan tempat, kondisi, tujuan dan keperluannya.

Page 7: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

vii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat, taufiq

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

”Campur Kode dan Alih Kode Tuturan Penjual dan Pembeli di Pasar Johar

Semarang”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Institut

Keguruan dan Ilmu Pendidikan di IKIP PGRI Semarang.

Dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan dari

berbagai pihak. Maka perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Muhdi, S.H, M.Hum., Rektor IKIP PGRI Semarang yang telah memberikan

izin penulisan skripsi ini.

2. Dra. Sri Suciati, M.Hum., Dekan FPBS IKIP PGRI Semarang yang telah

memberikan izin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Harjito, M.Hum., Kajur FPBS IKIP PGRI Semarang yang telah

menyetujui tema skripsi ini.

4. Nanik Setyawati, S.S M.Hum., Pembimbing I yang dengan sabar dan penuh

kesungguhan memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

5. Drs. Siswanto PHM., M.Pd., Pembimbing II yang dengan sabar dan penuh

kesungguhan memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

6. Bapak dan Ibu dosen FPBS yang telah memberikan ilmunya sebagai pedoman

penulisan skripsi ini

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan baru

bagi pembaca.

Semarang, Juni 2010

Penulis.

Page 8: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL .............................................................................................................. i

PERSETUJUAN ............................................................................................... iii

PENGESAHAN ................................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .......................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4

E. Penegasan Istilah .............................................................................. 4

F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 7

A. Peristiwa Tutur ................................................................................. 7

B. Masyarakat Tutur.............................................................................. 9

C. Bentuk Tingkat Tutur ....................................................................... 10

D. Variasi atau Ragam Bahasa .............................................................. 13

E. Kdwibahasaan................................................................................... 13

1. Interferensi.................................................................................. 14

2. Integrasi...................................................................................... 15

3. Campur Kode............................................................................. 16

4. Alih Kode................................................................................... 19

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 24

A. Pendekatan dan Jenis Penalitian ....................................................... 24

Page 9: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

ix

B. Sumbe data dan Data ........................................................................ 25

C. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 25

D. Teknik Analisis Data........................................................................ 26

E. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data.............................................. 27

BAB IV CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN PENJUAL DAN

PEMBELI DI PASAR JOHAR SEMARANG.................................. 28

A. Pemerian Wujud Campur kode dalam Tuturan Penjual dan

Pembeli di Pasar Johar semarang ..................................................... 28

B. Pemerian Wujud Alih kode dalam Tuturan dan Penjual dan

Pembeli di Pasar Johar Semarang..................................................... 47

Bab V PENUTUP............................................................................................... 72

A. Simpulan..................................................................................... 72

B. Saran........................................................................................... 72

Daftar Pustaka .................................................................................................... 74

Lampiran

Page 10: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah suatu sistem, sama dengan sistem-sistem lain, yang

sekaligus bersifat sistematis dan bersifat sistemis. Bahasa bukan merupakan suatu

sistem tunggal melainkan dibangun oleh sejumlah subsistem (fonologi, sintaksis,

dan leksikon). Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi

(Chaer, 2003:30).

Bahasa adalah alat interaksi sosial, dalam arti alat untuk menyampaikan

pikiran, gagasan, konsep atau juga perasaan.

Dalam hal ini Wardaugh (1972) seorang pakar sosiolinguistik juga mengatakan

bahwa fungsi bahasa adalah alat komunikasi manusia, baik lisan maupun tulisan.

Kemudian disimpulkan bahsa bahasa adalah alat untuk melahirkan ungkapan-

ungkapan natin yang ingin disampaikan seorang penutur kepada orang lain.

Pernyataan senang, benci, jengkel, kagum, marah, sedih dan kecewa, dapat

diungkapkan dengan bahasa, meskipun tingkah laku, gerak-gerik, dan mimik juga

berperan dalam mengungkapkan ekspresi batin itu (Chaer, 2003:33).

Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan alat berupa bahasa. dan

bahasa merupakan alat yang ampuh untuk berhubungan dan kerja sama dengan

orang di pasar, di rumah sakit, di sekolah dan di lapangan. Hidup dimana saja

terus menggunakan bahasa.

Page 11: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

2

Bentuk dan tuturan yang terjadi di pasar, yaitu tempat sebagai transaksi

jual-beli sangatlah beragam. Di dalam proses berkomunikasi yang sebenarnya,

setiap penjual maupun pembeli tidak pernah setia pada satu ragam/dialek tertentu.

Beragam dialek tentunya akan ditemui saat proses jual-beli tersebut. Hal

ini dimaksudkan agar penutur (penjual) maupun mitra tutur (pembeli) dapat saling

memahami apa yang dimaksud oleh kedua belah pihak dan tidak menimbulkan

salah pengertian. Adanya alih kode dan campur kode selama tuturan berlangsung

merupakan hal wajar yang dipakai penjual saat bertransaksi.

Masyarakat tutur menggunakan bahasa yang hidup di masyarakat dan

terkait oleh peraturan yang berbeda-beda yang ada di masyarakat, namun tetap

dapat saling memahami, sehingga masyarakat tutur dan keadaan pribadinya yang

berbeda-neda tersebut yang memungkinkan munculnya beragam tuturan. Sebagai

masyarakat dwibahasa dan multibahasa, masyarakat tutur di pasar Johar Semarang

tentunya juga memiliki bahasa yang dipakai dalam berkomunikasi antara penjual

dan pembeli.

Sebagian besar dari mereka menguasai bahasa Jawa. Karena bahasa

tersebut merupakan bahasa yang pertama kali dikuasai (bahasa ibu). Dan bahasa

Indonesia yang dipakai oleh penjual untuk berkomunikasi merupakan bentuk-

bentuk tuturan untuk menghormati pembeli, karena dilihat dari status sosial atau

dari segi penampilan.

Sebagai masyarakat tutur, penjual dan pembeli yang ada di pasar Johar

memiliki karakteristik kebahasaan yang menarik untuk dikaji. Di pasar Johar

Semarang seringkali kedatangan masyarakat dari daerah lain yang menghasilkan

Page 12: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

3

bentuk-bentuk tuturan. Di dalam proses komunikasi yang sebenarnya setiap

penutur tidak pernah setia pada satu ragam bahasa atau dialek tertent saja. Ragam

bahasa pada satu dialek ke dialek sering disebut dengan dialek switching atau

kode switching (alih kode).

Contoh :

Seorang penjual dari Jawa yang sering kali dalam berkomunikasi menggunakan

bahasa Jawa ragam ngoko menyelipkan serpihan bahasa Jawa ragam kromo inggil,

maupun tingkat tutur bahasa Jawa lainnya. Dan bisa saja seorang pembeli yang

berstatus sosial tinggi menggunakan bahasa Indonesia yang menyelipkan

serpihan-serpihan bahasa Jawa. Hal ini bisa dikatakan telah melakukan campur

kode, akibatnya muncul ragam bahasa Indonesia kejawa-jawaan maupun tingkat

tutur bahasa Jawa. Alih kode maupun campur kode tuturan penjual sepatu dipasar

Johar Semarang.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah,

bagaimanakah wujud atau bentuk campur kode dan alih kode tuturan penjual dan

pembeli di pasar Johar Semarang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikaji, tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan wujud atau bentuk campur kode dan alih kode tuturan penjual

dan pembeli di pasar Johar Semarang.

Page 13: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

4

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat, baik dalam arah teoretis

maupun praktis.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan informasi bagi

pengembangan khasanah kebahasaan khususnya pengembangan ilmu bahasa.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi

pengguna bahasa Indonesia pada umumnya, agar dapat mengetahui bahwa di

suatu pasar terdapat bentuk-bentuk tuturan yang terjadi antara penjual dan

pembeli.

E. Penegasan Istilah

Dalam penulisan proposal ini akan dibatasi dengan istilah yang digunakan.

Dengan maksud agar pembaca tidak salah di dalam memahami istilah-istilah yang

dimaksud. Istilah-istilah itu adalah sebagai berikut :

1. Tuturan, adalah sesuatu yang dituturkan, berupa ucapan atau ujaran (cerita)

(Depdikbud, 2005:1231).

2. Campur kode, adalah suatu peristiwa tutur, klausa-klausa maupun frase-frase

yang digunakan terdiri dari klausa dan frase campuran (hybrid clausses,

hybrid phrases), dan masing-masing klausa atau frase itu tidak lagi

mendukung fungsi-fungsi sendiri (Thelander, 1976:103, melalui Chaer,

2004:115).

Page 14: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

5

3. Alih kode, adalah gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya

situasi (Appel, 1976:79, melalui Chaer, 2004:107).

4. Penjual, adalah orang yang memberikan sesuatu kepada orang lain untuk

memperoleh uang pembayaran atau menerima uang (Depdikbud, 2005:478).

5. Pembeli, adalah orang yang berhubungan dengan kegiatan membeli, untuk

memperoleh sesuatu yang diinginkan (Yasyin, 1997:87).

6. Pasar Johar, adalah nama sebuah tempat transaksi jual-beli antara penjual

(pedagang) dan pembeli untuk mendapatkan barang, yang terletak di jalan

Agus Salim Kelurahan Kauman Kecamatan Semarang Tengah, Kota

Semarang (Jongkie, 2006:36).

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memberikan gambaran secara garis besar, maka disampaikan

sistematika penulisan skripsi yang terbagi menjadi beberapa bagian secara rinci,

bagian-bagian itu adalah sebagai berikut.

Bagian awal skripsi terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan,

halaman motto dan persembahan, abstrak, pengantar, daftar isi, dan daftar

lampiran.

Bagian isi skripsi terdiri bab I, bab II, bab III, bab IV dan bab V. Uraian

secara rinci masing-masing bab adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan

skripsi.

Page 15: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

6

Bab II Landasan Teori yang memuat peristiwa tutur, masyarakat tutur,

bentuk tingkat tutur, variasi atau ragam bahasa, kedwibahasaan yang terdiri dari

interferensi, integrasi, campur kode dan alih kode.

Bab III Metode Penelitian. Dalam bab ini diuraikan tentang pendekatan

dan jenis penelitian, sumber data dan data, teknik pengumpulan data, teknik

analisis data, teknik penyajian hasil analisis data.

Bab IV Analisis Data, Campur Kode dan Alih Kode Tuturan Penjual dan

Pembeli di Pasar Johar Semarang.

Bab V Penutup, yang berisi Simpulan dan Saran-saran.

Bagian Akhir skripsi ini berisi daftar pustaka dan Lampiran-lampiran.

Page 16: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peristiwa Tutur

Peristiwa tutur (Inggris: speech event) adalah terjadinya atau

berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang

melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur dengan satu pokok tuturan di

dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu.

Jadi interaksi yang terjadi antara seorang penjual dan pembeli di pasar pada waktu

tertentu dengan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasinya adalah sebuah

peristiwa tutur (Chaer, 2004:47).

Dell Hymes (1972), seorang pakar sosiolinguistik terkenal, bahwa suatu

peristiwa tutur harus memenuhi delapan komponen, yang bila huruf-huruf

pertamanya dirangkaikan menjadi akronim SPEAKING. Kedelapan komponen itu

adalah (diangkat dari Wardhaugh, 1990) melalui Chaer, 2004:48.

1. Seeting and Scene

Setting berkenaan dengan waktu dan tempat tutur berlangsung,

sedangkan scene mengacu pada situasi dan waktu, atau situasi psikologis

pembicaraan. Waktu, tempat, danm situasi tuturan yang berbeda dapat

menyebabkan penggunaan variasi bahasa yang berbeda.

Page 17: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

8

2. Participants

Participants adalah pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan, bisa

pembicara dan pendengar, penyapa dan pesapa atau pengirim dan penerima

(pesan).

3. Ends

Ends, merujuk pada maksud dan tujuan pertuturan.

4. Act Sequence

Act sequence, mengacu pada bentuk ujaran dan isi ujaran. Bentuk ujaran

berkenaan dengan kata-kata yang digunakan, bagaimana penggunaannya, dan

hubungan antara apa yang dikatakan dengan topik pembicaraan.

5. Key

Key, mengacu pada nada, cara, dan semangat dimana suatu pesan

disampaikan dengan senang hati, dengan serius, dengan singkat, dengan

sombong, dengan mengejek dan sebagainya. Hal ini dapat juga ditunjukkan

dengan gerak tubuh dan isyarat.

6. Instrumentalities

Instrumentalities, mengacu pada jalur bahasa yang digunakan. Seperti

jalur lisan, tertulis, melalui telegraf atau telepon. Instrumentalities ini juga

mengacu pada kode ujaran yang digunakan, seperti bahasa, dialek, fragam,

atau register.

Page 18: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

9

7. Horm of Interaction and Interpretation

Horm of interaction and interpretation, mengacu pada norma atau aturan

dalam berinteraksi. Juga mengacu pada norma penafsiran terhadap ujaran dari

lawan bicara.

8. Genre

Genre, mengacu pada jenis bentuk penyampaian seperti narasi, puisi,

pepatah, do’a dan sebagainya.

B. Masyrakat Tutur

Masyarakat tutur bukanlah hanya sekelompok orang yang menggunakan

bahasa yang sama, melainkan kelompok orang yang mempunyai norma yang

sama dalam menggunakan bentuk-bentuk bahasa. kemudian untuk dapat disebut

satu masyarakat tutur adalah adanya perasaan diantara para penuturnya, bahwa

mereka merasa menggunakan bahasa yang sama (Djokokoentjono melalui Chaer,

2004:36).

Fishman (1976:28) melalui Chaer (2004:36) “Masyarakat tutur adalah

suatu masyarakat yang anggota-anggotanya setidak-setidaknya mengenal satu

variasi bahasa beserta norma-norma yang sesuai dengan penggunaannya.”

Kata masyarakat dalam istilah masyarakat tutur bersifat relatif dapat menyangkut

masyarakat yang sangat luas, dan dapat pula hanya menyangkut sekelompok kecil

orang.

Setiap kali orang yang karena tempat, atau daerahnya, profesinya, hobinya

dan sebagainya, menggunakan bentuk bahasa yang sama serta mempunyai

Page 19: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

10

penilaian yang sama terhadap norma-norma pemakaian bahasa itu, mungkin

membentuk suatu masyarakat tutur.

Suatu masyarakat tutur itu bukanlah suatu masyarakat yang berbicara

dengan bahasa yang sama, melainkan suatu masyarakat yang timbul karena

rapatnya komunikasi atau karena integrasi simbolis dengan tetap mengakui

kemampuan komunikatif penuturnya tanpa mengingat jumlah bahasa atau variasi

bahasa yang digunakan. Dengan demikian dapat dikatakan juga bahwa

kompleksnya suatu masyarakat tutur ditentukan oleh banyaknya dan luasnya

variasi bahasa didalam jaringan yang didasari oleh pengalaman dan sikap para

penutur dimana variasi itu berada (Chaer dan Leoni Agustina, 2004:38).

C. Bentuk Tingkat Tutur

Pada umumnya di dalam sebuah bahasa terdapat cara-cara tertentu untuk

menentukan perbedaan sikap hubungan antara penutur dengan mitra tutur dalam

bertutur. Sikap hubungan itu biasanya bervariasi dan sangat ditentukan oleh

anggapan tentang tingkatan sosial para peserta tutur itu.

Terdapat anggota golongan masyarakat tertentu yang sangat perlu untuk dihormati

dalam bertutur, teapi terdapat juga anggota golongan masyarakat tertentu yang

tidakperlu mendapatkan penghormatan yang khusus.

Faktor-faktor yang menyebabkan adanya 2 macam bentuk tingkat tutur itu

bermacam-macam dan berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat

yang lainnya. Ada anggota masyarakat yang dihormati atau tidak dihormati karena

bentuk dan kondisi tubuhnya, kekuatan ekonomi, status sosial, kekuatan dan

Page 20: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

11

pengaruh politisnya, alur kekerabatan, usia, jenis kelamin, kondisi psikis dan lain

sebagainya.

Bahasa Jawa juga memiliki gejala-gejala khusus dalam sistem tingkat

tuturnya. Ada tingkat tutur halus yang berfungsi membawakan rasa kesopanan

yang tinggi, ada tingkat tutur menengah yang membawakan rasa kesopanan yang

sedang-sedang saja, dan ada tingkat tutur biasa yang berfungsi membawakan rasa

kesopanan rendah.

Tingkat tutur menunjuk kepada suatu sistem kode penyampaian rasa

kesopanan yang di dalamnya terdapat unsur kosakata tertentu, aturan sintaksis

tertentu, aturan morfologi dan fonologi tertentu. Dalam bahasa Jawa tyerdapat

tingkat tutur ngoko, tingkat tutur madya, dan tingkat tutur krama.

1. Tingkat tutur ngoko

Tingkat tutur ngoko memiliki makna rasa yang tak berjarak antara

orang pertama atau penutur dengan orang kedua atau mitra tutur. Dengan

perkataan lain hubungan antara keduanya tidak dibatasi oleh semacam rasa

segan atau ‘pekewuh’. Oleh karena tidak ada rasa yang demikian, maka

tingkat ngoko yang dipakai didalam bertutur. Tuturan yang muncul antar

teman sejawat yang akrab biasa menggunakan tingkat ngoko. Orang yang

berpangkat tinggi juga biasanya menggunakan tingkat ngoko dalam berbicara

dengan orang yang berpangkat rendah. Seorang majikan juga biasanya

menggunakan tingkat ngoko untuk berbicara dengan pembantu. Antara orang

yang akrab, tetapi antar keduanya terdapat perasaan saling menghormati akan

Page 21: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

12

digunakan tingkat tutur ngoko yang sifatnya halus. Tingkat tersebut

dinamakan antyabasa atau basaantya.

2. Tingkat tutur krama

Tingkat tutur krama adalah tingkat yang memancarkan arti penuh

sopan-santun antara penutur dengan mitra tutur. Dengan perkataan lain,

tingkat tutur ini menandakan adanya perasaan segan diantara keduanya. Hal

demikian disebabkan karena relasi antara penutur dengan mitra tutur ini belum

terjalin dengan baik. Sebagai contoh seorang murid akan berbicara dalam

tingkat tutur krama dengan seorang guru. Seorang pegawai bawahan akan

memakai bahasa dalam tingkat tutur krama dengan atasannya.

3. Tingkat tutur madya

Tingkat tutur madya adalah tingkat tutur menengah yang berbeda

diantara tingkat tutur ngoko dan tingkat tutur krama.

Tingkat tutur madya ini menunjukkan perasaan sopan teapi

tingkatannya tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah (Kunjana R,

2001:53-60). Kadar kesopanan yang ada dalam tingkat tutur ini adalah kadar

yang sedang-sedang saja. Banyak orang yang menyebut bahwa tingkat tutur

madya ini memiliki ciri setengah sopan dan setengah tidak sopan. Orang-

orang desa biasanya berbicara dengan tingkat tutur ini terhadap orang yang

mereka anggap perlu disegani. Demikian pula para pegawai disuatu kantor

yang masih memelihara basa antara yang satu dengan yang lainnya, tingkat

tutur inilah yang biasanya digunakan dalam bertutur.

Page 22: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

13

D. Variasi atau Ragam Bahasa

Tiap penutur bahasa hidup dan bergerak dalam sejumlah lingkungan

masyarakat yang adat istiadatnya atau tata cara pergaulannya dapat berbeda-beda.

Perbedaan itu terwujud pula dalam pemakaian bahasa. orang yang ingin turut serta

dalam bidang tertentu atau ingin membicarakan pokok persoalan yang berkaitan

dengan lingkungan itu harus memilih salah satu ragam yang dikuasainya dan yang

cocok dengan bidang atau pokok itu.

Ragam bahasa menurut sikap penutur mencakup sejumlah corak bahasa

Indonesia yang masing-masing pada asasnya tersedia bagi tiap pemakai bahasa.

ragam ini, yang dapat disebut langgam atau gaya, pemilihannya bergantung pada

sikap penutur terhadap orang yang diajak bicara (Hasan, dkk, 2003:5-6).

Terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa bukan hanya disebabkan

oleh para penuturnya yang tidak homogen, teapi juga karena kegiatan interaksi

sosial yang mereka lakukan sangat beragam (Chaer, 2004:51).

E. Kedwibahasaan

Kedwibahasaan adalah “perihal pemakaian dua bahasa”.

Menurut Hangen, 1953 melalui Henry guntur Tarigan (1988:4) kdwibahasaan

diartikan (sebagai yang) bermula pada titik tempat sang pembicara satu bahasa

dapat menghasilkan ucapan-ucapan sempurna yang bermakna dalam bahasa lain.

Sedangkan menurut Weinreich (1953:1) melalui Aslinda dan Leni Syafyahya

(2007:23) kdwibahasaan adalah the pratice of alternately using to languages

(kebiasaan menggunakan dua bahasa atau lebih secara bergantian).

Page 23: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

14

1. Interferensi

Interferensi pertama kali digunakan oleh Weinreich (1953) untuk

menyebut adanya perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya

persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan

oleh penutur yang bilingual. Penutur yang bilingual adalah penutur yang

menggunakan dua bahasa secara bergantian, dan penutur multilingual, kalau

ada, tentu penutur yang dapat menggunakan banyak bahasa secara bergantian.

Namun, kemampuan setiap penutur terhadap B1 dan B2 sangat bervariasi.

Penutur bilingual yang mempunyai kemampuan terhadap B1 dan B2 sama

baiknya, oleh Ervin dan Osgood (1965:139) melalui Chaer dan Leoni

Agustina (2004:121) disebut berkemampuan bahasa yang Sejajar. Sedangkan

yang kemampuan terhadap B2 jauh lebih rendah atau tidak sama dengan

kemampuan terhadap B1-nya disebut berkemampuan bahasa yang

bermajemuk. Penutur yang yang mempunyai kemampuan majemuk ini

biasanya mempunyai kesulitan dalam menggunakan B2-nya karena akan

dipengaruhi oleh kemampuan B1-nya (Chaer dan Leoni Agustina, 2004:120-

126).

Mackey (dalam Lestari, 1991:14) interferensi adalah bagaimana

seseorang yang dwibahasawan itu menjaga bahasa-bahasa itu sehingga

terpisah dan seberapa jauh seseorang itu mampu mencampuradukan serta

pengaruh bahasa yang satu dalam penggunaan bahasa yang lainnya (Aslinda

dan Leni Syafyahya, 2007:24).

Page 24: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

15

Menurut Soewito (1983:59) melalui Chaer dan Leoni Agustina (2004:

126) interferensi dalam bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa Nusantara

berlaku bolak-balik, artinya unsur bahasa daerah bisa memasuki bahasa

Indonesia dan bahasa indonesia banyak memasuki bahasa-bahasa daerah.

Tetapi dengan bahasa asing, bahasa Indonesia hanya menjadi penerima dan

tidak pernah menjadi pemberi.

2. Integrasi

Mackey (1968) melalui Chaer dan Leoni Agustina (2004:128)

menjelaskan bahwa integrasi adalah unsur-unsur bahasa lain yang digunakan

dalam bahasa tertentu dan di anggap sudah menjadi warga bahasa tersebut.

Tidak dianggap lagi sebagai unsur pinjaman atau pungutan.

Integrasi terjadi apabila unsur serapan dari suatu bahasa telah dapat

menyesuaikan diri dengan sistem bahasa penyerapnya sehingga pemakaiannya

telah menjadi umum karena tidak lagi terasa keasingan (Suwito,1982:50)

melalui Aslinda dan Leni syafyahya (2007:24)

Penyerapan unsur asing dalam rangka pengembangan bahasa

Indonesia bukan hanya melalui penyerapan kata asing itu yang disertai dengan

penyesuaian lafal dan ejaan, tetapi banyak pula dilakukan dengan cara :

a. Penerjemahan langsung, artinya kosakata dicarikan padanannya dalam

bahasa Indonesia. Misalnya; airport menjadi bandar udara, samen werking

menjadi kerja sama, joint venture menjadi usaha patungan, dan balance

budget menjadi anggaran berimbang.

Page 25: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

16

b. Penerjemahan konsep, artinya kosakata asing itu di teliti baik-baik

konsepnya lalu dicarikan kosakata bahasa Indonesia yang konsepnya dekat

dengan kosakata asing tersebut. Misalnya begroting post menjadi mata

anggaran, network menjadi jaringan, brother in law menjadi ipar laki-laki,

dan medication menjadi pengobatan.

Kalau sebuah kata serapan sudah ada pada tingkat integrasi, maka

artinya kata serapan itu sudah disetujui dan conferged in to the new language.

Karena itu, proses yang terjadi dalam integrasi ini lazim juga disebut

konvergensi (Chaer dan Leoni Agustina, 2004: 128-130).

3. Campur Kode

Pembicaraan mengenai alih kode biasanya diikuti dengan pembicaraan

mengenai campur kode. Kedua peristiwa yang lazim terjadi dalam masyarakat

yang bilingual ini mempunyai kesamaan yang besar, sehingga sering kali

sukar dibedakan.

Kesamaan yang ada antara alih kode dan campur kode adalah

digunakannnya dua bahasa atau lebih, atau dua varian dari sebuah bahasa

dalam satu masyarakat tutur.

Dalam alih kode setiap bahasa atau ragam ahasa yang digunakan itu

masih memiliki fungsi otonomi masing-masing, dilakukan dengan sadar, dan

sengaja dengan sebab-sebab tertentu. Sedangkan di dalam campur kode ada

sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan dan memiliki fungsi dan

keotonomiannya, sedangkan kode-kode lain yang terlibat dalam peristiwa

tutur itu hanyalah berupa serpihan-serpihan (pieces) saja tanpa fungsi atau

Page 26: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

17

keotonomian sebagai sebuah kode. Seorang penutur misalnya yang dalam

berbahasa Indonesia banyak menyelipkan serpihan-serpihan bahasa

daerahnya, bisa dikatakan telah melakukan campur kode. Akibatnya akan

muncul satu ragam bahasa Indonesia yang kejawa-jawaan (kalau bahasa

daerahnya adalah bahasa Jawa) atau bahas Indonesia yang kesunda-sundaan

(kalau bahasa daerahnya adalah bahasa Sunda) (Chaer, 2004:114-115).

Campur kode (code mixing) terjadi apabila seorang penutur

menggunakan suatu bahasa secara dominan mendukung suatu tuturan disisipi

dengan unsur bahasa lainnya. Hal ini biasanya berhubungan dengan

karakteristik penutur, seperti latar belakang sosial, tingkat pendidikan, rasa

keagamaan. Biasanya ciri menonjolnya berupa kesantaian atau situasi

informal. Namun bisa tejadi karena keterbatasan bahasa, ungkapan dalam

bahasa tersebut tidak ada padanannya, sehingga ada keterpaksaan

menggunakan bahasa lain, walaupun hanya mendukung satu fungsi. Campur

kode termasuk juga konvergense kebahasaan (lingusitic convergence).

Campur kode dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Campur kode dalam (innercode-mixing); campur kode yang bersumber

dari bahasa asli dengan segala variasinya.

2) Campur kode luar (outer code-mixing); campur kode yang berasal dari

bahasa asing.

Latar belakang terjadinya campur kode dapat digolongkan menjadi dua,yaitu :

1) Sikap (attitudinal type); latar belakang sikap penutur.

Page 27: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

18

2) Kebahasaan (linguistic type); latar belakang keterbatasan bahasa, sehingga

ada alasan identifikasi peranan, identifikasi ragam, dan keinginan untuk

menjelaskan atau menafsirkan.

Dengan demikian, campur kode terjadi karena adanya hubungan timbal

balik antarperanan penutur bentuk bahasa, dan fungsi bahasa.

Beberapa wujud campur kode:

1. Penyisipan kata,

Kata adala satuan bahasa yang memiliki satu pengertian atau

deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi dan mempunyai arti (Chaer

dan Leoni Agustina, 2004:162) berikut ini contoh campur kode dengan

wujud penyisipan kata.

“Idealnya memang pemilihan ketua panitia harus diulang, tetapi saya kira

disini itu impossible dilakukan”.

Tuturan kalimat tersebut di atas mengalami peristiwa campur kode

ke luar berwujud kata. Peristiwa campur kode ke luar yang dimaksud

adalah peristiwa campur kode yang bersumber dari bahasa asing, yaitu

bahasa inggris.

2. Kelompok kata,

Kelompok kata sama arti dengan penggolongan kata/penjenisan

kata. Jadi kelompok kata adalah gabungan dua buah kata atau lebih yang

bisa berdiri sendiri dan mempunyai arti. Berikut ini contoh campur kode

dengan wujud kelompok kata.

Page 28: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

19

“Untuk itu saya sarankan agar pejabat-pejabat itu tau diri

sedikitlah, kalau rakyat sudah tidak mau, mbok ya ngerasa”.

Tuturan contoh kalimat tersebut di atas mengalami campur kode ke

dalam yang berwujud kelompok kata mbok ya ngerasa (seharusnya

merasa). Peristiwa campur kode ke dalam yang di maksud adalah wujud

campur kode yang bersumber dari bahasa jawa.

3. Penyisipan klausa,

Satuan sntaksisyang berupa runtutan kata-kata berkontruksi,

artinya didalam kontruksi ada subjek dan predikat dan yang lain.

4. Penyisipan ungkapan atau idiom,

Idiom adalah perkataan atau kelompok kata yang khusus untuk

menyatakan suatu maksud dengan arti kiasan. Berikut dibawah ini contoh

campur kode dengan wujud idiom atau ungkapan.

“Lagipula orang bawah bingung dengan omongan orang-orang atas sana,

mikir kehilangan pekerjaan aja mumet kok, selain itu kesabaran juga amat

diperlukan dalam mengatasi hal ini dan jangan emosi, ana rembug padha

rembug dan jangan saling hantam” .

Tuturan kalimat diatas mengalami peristiwa campur kode ke dalam

yang berwujud idiom bahasa jawa yaitu ana rembug pada dirembug (ada

masalah dibicarakan bersama).

Page 29: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

20

4. Alih Kode

Alih kode (code switching) adalah peristiwa peralihan dari satu kode

ke kode yang lain. Misalnya penutur menggunakan bahasa Indonesia beralih

menggunakan bahasa Jawa.

Appel (1976:79) melalui Chaer (2004:107) mendefinisikan alih kode

sebagai, “Gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi.”

Soewito membedakan adanya dua macam alih kode, yaitu alih kode

intern dan ekstern. Alih kode intern adalah alih kode yang berlangsung antara

bahasa sendiri (bahasa Indonesia ke bahasa Jawa atau sebaliknya). Sedangkan

alih kode ekstern terjadi antara bahasa sendiri dengan bahasa asing (Chaer,

2004:114).

Beberapa faktor yang menyebabkan alih kode adalah :

1) Penutur

Seorang penutur kadang dengan sengaja beralih kode terhadap

mitra tutur karena suatu tujuan.

Misalnya mengubah situasi dari resmi menjadi tidak resmi atau

sebaliknya.

Contoh: “Seorang pembeli yang kedatangan pembeli di pasar, seharusnya

penjual berbahasa indonesia, tapi kenyataannya tidak. Apabila penjual

sudah pertamakali menyapanya dengan bahasa jawa, maka pembelipun

mengikutinya dan mengalihkannya ke bahasa jawa. Karena memang

secara kebetulan keduanya berasal dari jawa, jadi mereka menggunakan

Page 30: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

21

bahasa jawa. Dengan tujuan dan maksud mengubah situasi resmi menjadi

santai”.

2) Mitra tutur

Setiap penutur biasanya ingin mengimbangi bahasa yang

digunakan oleh lawan tuturnya dalam masyarakat. Penutur mungkin harus

beralih kode untuk mengimbangi. Suwito dalam Chaer dan Leoni

Agustina, 2004:73 lawan tutur dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: 1).

Penutur yang berlatar belakang kebahasaan yang sama dengan lawan tutur.

2). Lawan tutur yang berlatar belakang berlainan alih gaya.

3) Hadirnya penutur ketiga

Untuk menetralisir situasi dan menghormati mitra tutur ketiga,

biasanya penutur dan mitra tutur beralih kode, apalagi bila latar belakang

kebahasaan mereka berbeda.

4) Pokok pembicaraan (Topik)

Pokok pembicaraan atau topik merupakan faktor yang dominan

dalam menentukan terjadinya alih kode. Pokok pembicaraan yang bersifat

formal biasanya diungkapkan dengan ragam baku, dengan gaya netral dan

serius dan pokok pembicaraan yang bersifat informal disampaikan dengan

bahasa takbaku, gaya sedikit emosional, dan serba seenaknya.

5) Untuk membangkitkan rasa humor

Biasanya dilakukan dengan alih varian, alih ragam, atau alih gaya

bicara. Penutur mengalihkan kode humor untuk menghilangkan

ketegangan.

Page 31: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

22

6) Untuk sekadar bergengsi

Walaupun faktor situasi, lawan bicara, topik, dan faktor sosio-

situasional tidak mengharapkan adanya alih kode, terjadi alih kode,

sehingga tampak adanya pemaksaan, tidak wajar, dan cenderung tidak

komunikatif.

Macam-macam alih kode yang berwujud alih bahasa tidak hanya

satu atau dua bahasa, namun ada banyak bahasa yang digunakan dalam

bertutur, diantaranya; 1. Alih kode bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa

2. Alih kode bahasa Jawa ke bahasa Indonesia 3. Alih kode bahasa Jawa

ke bahasa Asing 4. Alih kode bahasa Indonesia ke dalam bahasa Asing 5.

Alih kode bahasa Asing kedalam bahasa Indonesia 6. Alih kode bahasa

Asing ke dalam bahasa Jawa.

Alih kode dilakukan oleh seseorang dikarenakan ada beberapa macam

tujuan yang ingin disampaikan dalam suatu tuturan. Penutur tidak asal bertutur

dalam melakukan pengalihan bahasa yang digunakan. Tujuan yang ingin

disampaikan oleh penutur, diantaranya adalah:

a. Ingin membina keakraban.

b. Ingin memperjelas maksud pembicaraan.

c. Ingin menyesuaikan pembicaraan antara penjual dan pembeli.

d. Ingin menyembunyikan atau merahasiakan pembicaraan antara penjual

dan pembeli.

e. Ingin menimbulkan rasa humor.

f. Ingin beralih kode karena emosi atau marah.

Page 32: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

23

Sehingga Appel (dalam Chaer dan Leoni Agustina, 2004:79)

mendefinisikan alih kodesebagai gejala peralihan pemakaian bahasa karna

berubahnya situasi. Sedangkan menurut Hymes (dalam Chaer dan Leoni

Agustina, 2004:107) menyatakan bahwa alih kode bukan hanya terjadi antar

bahasa, tetapi dapat juga terjadi antara ragam-ragam atau gaya-gaya yang

terdapat dalam satu bahasa. Fasold (dalam Chaer dan Leoni Agustina,

2004:115) mengatakan bahwa apabila satu klausa jelas-jelas memiliki struktur

gramatikal satu bahasa, dan klausa berikutnya disusun menurut struktur

gramatikal bahasa lain, maka peristiwa yang terjadi adalah alih kode.

Contoh percakapan antara seorang penjual dan pembeli di pasar yang

menimbulkan alih kode;

Penjual : Nawar berapa?

Pembeli 2 : Pasnya saja berapa?

Penjual : Tujuh, pak.

Pembeli 2 : Offer wae, three.

Pembeli 1 : Nggak tiga ribu saja?

Pembeli 2 : Tigaribuan ya pak?

Penjual : Lima ribu, boleh.

Pembeli 1 : Hah... limang ewu?

Tuturan yang berbunyi Offer wae, three yang maknanya adalah ;tawar

saja tigaribu’ adalah contoh alih kode yang dilakukan pembeli. Pembeli itu

beralih kode dengan tuturan yang demikian agar penjual tidak mengetahui

berapa kesepakatan dari kedua pembeli itu dalam menawar barang yang

dijajakan penjual.

Page 33: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

24

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupaakan cara yang teratur untuk mencapai tujuan.

Metode yang merumuskan ide dan pikiran yang didasarkan pada pendekatan

ilmiah ini berarti bahwa metode penelitian diperlukan dalam mencapai sasaran

penelitian, seperti pendapat Sudaryanto (1993:25) yang mengatakan bahwa

metode penelitian sangat dibutuhkan untuk menuntun seorang peneliti menuju

kebenaran dan juga menuntun pada kajian penelitian.

Proses penelitian ini mulai pengumpulan, pengolahan sampai pengambilan

simpulan menggunakan beberapa tahapan yang prosesnya seperti tertera di dalam

metode penelitian sebagai berikut :

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

deskriptif. Karena data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk

deskriptif fenomena, tidak berupa angka-angka, lambang-lambang atau

koefisien tentang hubungan antarvariabel (Aminudin, 1990:16).

Dalam penelitian in digunakan pendekatan kualitatif, untuk meneliti

kondisi objek yang dialami. Pendekatan ini digunakan karena data yang

dikumpulkan berupa bahasa pedagang (penjual) dan pembeli dalam proses

komunikasi pada saat transaksi atau tawar-menawar/jual-beli di pasar Johar

Semarang.

Page 34: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

25

Penelitian ini bersifat deskriptif, sehingga data yang dianalisis dan

hasil analisisnya berbentuk deskripsi fenomena.

Secara teoritis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan sosiolinguistik. Pendekatan sosiolinguistik adalah pendekatan

penelitian dalam ilmu bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa

dalam masyarakat (Chaer dan Leonie Agustina, 1995:3).

2. Sumber Data dan Data

a. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini adalah masyarakat tutur yaitu

penjual dan pembeli di Pasar Johar Semarang, dimana terdapat 33 penjual

dan 58 pembeli.

b. Data

Data penelitian ini adalah tuturan masyarakat, yakni antara penjual

dan pembeli yang melakukan transaksi jual-beli di pasar Johar Semarang,

yang di dalamnya ada campur kode dan alih kode.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode simak. Metode simak adalah penyediaan data yang dilakukan dengan

menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993:133).

Teknik yang digunakan adalah teknik simak bebas libat cakap, teknik

rekam dan teknik catat. Teknik simak bebas libat cakap adalah peneliti sebagai

pemerhati yang dengan penuh minat tekun mendengarkan apa yang dikatakan

Page 35: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

26

oleh orang-orang yang hanyut dalam proses berdialog. Teknik rekam yaitu

memperoleh data dengan cara merekam pemakaian bahasa lisan yang bersifat

spontan. Yaitu peneliti tanpa sepengetahuan penjual dan pembeli merekam

peristiwa tuturan yang terjadi antara penjual dan pembeli di pasar Johar

Semarang. Hal itu dilakukan agar tuturan yang terjadi antara penjual dan

pembeli bersifat alami, murni dan tidak sengaja di buat-buat. Teknik catat

yaitu pencatatan pada kartu data yang segera dilakukan dengan klasifikasi.

4. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dan diklasifikasikan, maka langkah selanjutnya

adalah menganalisis data. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

metode padan. Metode padan adalah yang alat penentunya di luar bahasa

terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto,

1993:13).

Di dalam alih kode dan campur kode yang menjadi objek penelitiannya

adalah isi tuturan manusia yang berupa dialog, maka alat penentunya

menggunakan referen bahasa, untuk teknik dasarnya disesuaikan dengan alat

penentunya yaitu dengan menggunakan teknik pilah unsur penentu atau teknik

PUP (Sudaryanto, 1993:21-22). Adapun alatnya adalah daya pilah yang

bersifat mental yang dimiliki penelitinya, yaitu sesuai dengan jenis penentu

yang akan dipisah-pisahkan atau dibagi-bagi menjadi berbagai unsur itu. jadi,

yang akan digunakan untuk mendeskripsikan alih kode dan campur kode

adalah dengan daya pilah referen. Untuk membagi satuan lingual alih kode

Page 36: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

27

menjadi berbagai jenis, maka perbedaan referen atau sosok teracu yang

ditunjuk oleh alih kode dan campur kode itu harus diketahui terlebih dahulu,

dan untuk mengetahui perbedaan referen itu, daya pilah yang dimiliki oleh

setiap penelitian haruslah digunakan. Daya pilah itu dapat dipandang sebagai

tekniknya, yang dalam hal ini disebut teknik pilah unsur penentu atau taknik

PUP.

Selain metode padan, teknik analisis yang di gunakan dalam tahap

analisis data ini yaitu metode agih. Metode agih adalah analisis bahasa yang

menggunakan alat penentu justru bagian dari bahasa yang bersangkutan

sendiri (Sudaryanto, 1993:13).

Dalam menerapkan metode agih untuk menerapkan penelitian ini

menggunakan teknik bagi unsur langsung (BUL) yaitu membagi satuan

lingual datanya menjadi beberapa bagian berdasarkan wujud kebahasaannya

(Sudaryanto, 1993:31).

5. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Setiap data yang dianalisis menghasilkan kaidah yang harus ditulis

untuk dimasyarakatkan. Cara yang di kenal sebagai metode penyajian kaidah

ada dua macam, yaitu bersifat informal dan formal (Sudaryanto, 1993:144).

Teknik penyajian hasil analisis secara informal adalah dengan kata-

kata, sedangkan penyajian hasil anallisis secara formal adalah perumusan

dengan tanda dan lambang. Dalam penelitian ini hanya menggunakan teknik

informal. Teknik informal digunakan untuk menyajikan jenis tuturan penjual

dan pembeli di pasar Johar Semarang.

Page 37: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

28

BAB IV

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN

PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR JOHAR SEMARANG

Hasil penelitian yang dikemukakan dalam bab IV ini meliputi pemerian

wujud tuturan penjual dan pembeli yang menyebabkan terjadinya peristiwa

campur kode dan alih kode di pasar Johar Semarang. Penelitian dalam tulisan ini

dilakukan pada bulan Mei 2010 di pasar Johar Semarang.

Pemerian wujud campur kode dalam tuturan penjual dan pembeli di pasar

Johar Semarang adalah berupa : 1) penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata, 2)

berwujud frase, 3) berwujud baster, 4) berwujud klasua, 5) berwujud kata ulang,

dan 6) idiom/ungkapan. Dan dilihat dari penggolongannya ada 2 campur kode,

yakni campur kode intern dan campur kode ekstern. Sedangkan wujud alih kode

yang terjadi adalah berupa alih bahasa yang meliputi : alih bahasa Indonesia ke

dalam bahasa Jawa, alih bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia dan alih bahasa

Indonesia ke dalam bahasa asing. Alih bahasa Jawa berupa : peralihan

antartingkat tutur yaitu krama, madya dan ngoko.

A. Pemerian Wujud Campur Kode dalam Tuturan Penjual dan Pembeli di

Pasar Johar Semarang

Kegiatan aktifitas jual beli di pasar Johar Semarang, para penjual

melakukan transaksi dengan pembeli. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai alat

tutur para penjual dan pembeli, seringkali bercampuran ke dalam bahasa Jawa

maupun bahasa asing ataupun sebaliknya. Hal itu disebabkan karena adanya status

Page 38: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

29

sosial yang berbeda-beda atau minimnya ilmu pengetahuan tentang bahasa yang

dipelajari. Oleh sebab itu dalam transaksi yang dilakukan oleh penjual dan

pembeli adalah terjadi campur kode.

Peristiwa campur kode, erat hubungannya dengan peminjaman leksikal.

Campur kode itu sendiri dapat berwujud panyisipan kata, idiom, baster, frase,

klasua, dan pengulangan kata. Peristiwa campur kode yang diucapkan oleh

penjual dan pembeli dalam transaksi jual beli di pasar Johar Semarang yaitu

berupa : 1) penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata, 2) berwujud frase, 3)

berwujud baster, 4) berwujud klausa, 5) berwujud kata ulang, dan 6)

idiom/ungkapan.

1. - Wujud wujud Campur Kode

Setelah campur kode dilakukan oleh seseorang, maka yang terbentuk

adalah wujud dan bentuk tuturan tersebut. wujud-wujud campur kode

tersebut, berupa :

a. Wujud Campur Kode berupa Penyisipan Kata

Campur kode yang berupa penyisipan unsur-unsur berwujud

kata pada tuturan penjual dan pembeli di pasar Johar Semarang, dapat

dilihat pada peristiwa tutur di bawah ini.

Konteks : Peristiwa Tuturan dalam Transaksi Jual Beli Jilbab olehPenjual dan Pembeli

Penjual : Monggo Mbak, ditingali riyen.(Silahkan Mbak, dilihat dulu)

Pembeli 1: Ningali tok angsal?(Lihat saja boleh?)

Penjual : Oh ... angsal, Mbak.(Boleh, Mbak)

Page 39: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

30

Pembeli 1 : Wernane sing ungu kados Vario niku, enten?(Warna yang ungu seperti Vario itu ada?)

Penjual : Oh ... sing niku telas, Mbak.(Yang itu habis, Mbak)

Pembeli 2 :Berapa itu, Mas?Penjual :Yang itu tiga puluh ribu.Pembeli 1 :Kalau yang ini berapa, Mas?Penjual : Itu lima belas ribu.Pembeli 1 :La, kaya’ gini, ungu sing hampir pink ini, gak ada?Penjual : Ada, Mbak.Pembeli 1 :Mana?Penjual : Di sana, tak ambilke, tapi hargane jadi?Pembeli 1 :Berapa? Dua belas, ya Mas?Penjual :Ya udah, tak ambilke, ya.

(Tanggal : 05 Mei 2010// Pukul : 14.16)

Tuturan kalimat tersebut di atas, mengalami peristiwa

campur kode, yakni pada penjual jilbab. Karena dalam tuturan penjual

menggunakan bahasa Jawa, namun terkadang penjual mencampurkan

dengan bahasa Indonesia seperti dalam tuturan “Di sana, tak ambilke,

tapi hargane jadi?”

Dengan tujuan penjual berharap agar suasana menjadi lebih

akrab dan tidak terkesan jenuh atau membosankan, serta lebih santai.

Peristiwa campur kode juga dilakukan oleh pembeli, yakni

pada tuturan “La kaya’ gini, ungu sing hampir pink ini, gak ada?”

“La”, “sing” adalah dialog yang dituturkan oleh pembeli kepada

penjual pada saat transaksi jual beli berlangsung.

Peristiwa campur kode yang dimaksud adalah peristiwa campur kode

ke dalam yang berupa bahasa Jawa yang berwujud penyisipan kata.

Page 40: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

31

Konteks : Peristiwa Tuturan Penjual dan Pembeli Celana Pendek(boxer)

Penjual : Sebelah mana?Pembeli 1 : Itu sebelah utara.Pembeli 2 : Udah, ini berapa, Bu?Penjual : Lima belas, Mbak.Pembeli 2 : Sepuluh ...?Pembeli 1 : Halah, nak entuk, Bu.Penjual : Mau ambil berapa toh?Pembeli : SatuPenjual : Ya, udah.

(Tanggal : 05 Mei 2010// Pukul : 13.57)

Tuturan kalimat tersebut di atas, mengalami peristiwa campur

kode yakni pada penjual, karena dalam tuturannya, penjual

menggunakan bahasa Indonesia dan terkadang mencampurkan dengan

bahasa Jawa, seperti dalam tuturan “Mau ambil berapa toh?”

Dengan tujuan penjual bermaksud mengubah suasana, menjadi

santai, lebih akrab dan tidak terkesan jenuh atau membosankan.

Petistiwa campur kode yang dimaksud adalah peristiwa campur

kode Ke dalam yang berupa bahasa atau dialek Jawa yang berwujud

penyisipan kata.

b. Campur Kode berupa Frase

Campur kode yang berupa penyisipan unsur-unsur yang

berwujud frase pada tuturan penjual dan pembeli di pasar Johar

Semarang, dapat dilihat pada peristiwa tuturan di bawah ini :

Konteks : Peristiwa Tuturan dalam Transaksi Jual Beli CelanaBoxer oleh Penjual dan Pembeli

Pembeli 1 : Ini satu berapa, Bu?Penjual : Dua puluh ribu

Page 41: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

32

Pembeli 1 : Mosok, larangmen, Bu.(Masak, mahal sekali, Bu)

Penjual : Itu yang alus, Nok.(Itu yang halus, Nak)

Pembeli 2 : Kurang boleh, gak?Penjual : La, mau kurang berapa?Pembeli 2 : Sepuluh ribu.Penjual : Lima belas ribu boleh.Pembeli 1 : Kalau ini berapa, Bu?Penjual : Itu yang besar atau kecil? Yang jumbo dua lima, yang

kecil dua puluh.Pembeli 1 : Itu delapan ribu, ya Bu?Penjual : Murah, ini murah kok.Pembeli 1 : Kemarin di Simpang Lima aja delapan ribu, tujuh ribu

malah.Penjual : Oh ... gak ada, wong aku jualnya yo ning Simpang kok,

Mbak.(Oh ... gak ada, orang aku jualnya juga di Simpang kok,Mbak)

Pembeli 1 : Kemarin kok beli di Simpang boleh, ya ...Penjual : Sebelah mana?Pembeli 1 : Itu sebelah utara.Pembeil 2 : Udah, ini berapa, Bu?Penjual : Lima belas ribu, Mbak.Pembeli 2 : Kalau sepuluh ribu ...?Pembeli 1 : Halah, nak entuk, Bu.

(Kalau boleh, Bu)Penjual : Mau ambil berapa, toh?Pembeli 2 : Satu.Penjual : Y, udah.

(Tanggal : 05 Mei 2010// Pukul : 13.57)

Tuturan kalimat tersebut di atas, terjadi campur kode yaitu pada

saat penjual dan pembeli bertutur menggunakan bahasa Indonesia, yang

kemudian pembeli menanggapi tuturan penjual dengan menggunakan

bahasa Jawa, seperti pada tuturan “Mosok larangmen, Bu ...”. Kemudian

penjual pun tetap konsisten menanggapinya dengan menggunakan bahasa

Indonesia, karena pada awalnya mereka (penjual dan pembeli) melakukan

percakapan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Meskipun terkadang

Page 42: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

33

penjual masih mencampurkan bahasa Jawa ke dalamnya, seperti pada

tuturan “Itu yang alus, Nok”. Campur kode dilakukan karena penjual ingin

memperlancar komunikasi dalam tawar menawar barang dengan pembeli.

Dan karena memang penjual sudah terbiasa bercampur kode pada saat

bertutur, itu dilakukan dengan tujuan agar suasana yang terjalin bisa

menjadi santai dan lebih akrab. Dan dengan harapan agar barang

dagangannya cepat laku terjual. Dengan demikian, campur kode yang

terjadi pada tuturan penjual dan pembeli tersebut adalah campur kode

bahasa Jawa tingkat tutur ngoko ke dalam bahasa Indonesia dengan wujud

frase.

c. Wujud Campur Kode berupa Klausa

Campur kode yang berupa penyisipan unsur-unsur yang

berwujud klausa pada tuturan penjual dan pembeli di pasar Johar

Semarang, dapat dilihat pada peristiwa tutur dibawah ini.

Konteks : Peristiwa Tuturan dalam Transaksi Jual Beli Baju Anak-anak oleh Penjual dan Pembeli

Penjual : Ampun, Mak De, nak sepuluh dereng entuk.(Jangan, Mak De, kalau sepuluh belum boleh)

Pembeli : Aku wingi karo Makmu yo semono.(Aku kemaren sama Ibumu ya segitu)

Penjual : Ora ngono kuwi, yo ... ora duwe Ibu ki ...(Gak seperti itu, gak punya Ibu itu)

Pembeli : Niki lo ...(Ini lo ...)

Penjual : Paringi receh, Mak De ...(Kasih receh, Mak De ...)

(Tanggal : 08 Mei 2010// Pukul : 09.45)

Page 43: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

34

Tuturan tersebut di atas, terjadi campur kode yaitu penjual

pada saat atau awalnya bertutur dengan menggunakan bahasa Jawa

tingkat tutur madya. Seperti pada tuturan “Ampun Mak De, nak

sepuluh dereng entuk”, tetapi ditanggapi oleh pembeli dalam bertutur

menggunakan bahasa Jawa tingkat tutur ngoko. Seperti pada tuturan

“Aku wingi karo Makmu yo semono”. Yang kemudian oleh penjual

pun menanggapi lagi tuturan pembeli dengan menggunakan bahasa

Jawa tingkat tutur ngoko, nampak seperti pada tuturan “Ora ngono

kuwi yo, ora duwe Ibu iki ...”. Hal itu dilakukan oleh penjual untuk

memperlancar komunikasi dalam transaksi jual beli tersebut. Dan agar

suasana yang tercipta bisa lebih santai dan makin akrab. Dengan

demikian campur kode yang terjadi pada tuturan penjual baju anak-

anak tersebut adalah campur kode bahasa Jawa tingkat tutur madya ke

dalam bahasa Jawa tingkat tutur ngoko dengan wujud klausa.

d. Wujud Campur Kode berupa Pengulangan Kata

Campur kode yang berupa penyisipan unsur-unsur yang

berwujud kata ulang pada tuturan penjual dan pembeli di pasar Johar

Semarang, dapat dilihat pada peristiwa tutur di bawah ini.

Konteks : Peristiwa Tuturan antara Penjual kepada Pembeli dalamTransaksi Jual Beli Beras

Pembeli : Beras, Bu, 1 kg berapa?Penjual : Lima setengah mawon, Mbak, di sana-sana ki wis enem

ewu.(Lima setengah ja, Mbak, di sana-sana sudah enam ribu)

Pembeli : Tapi, emang item ya, Bu, berasnya?Penjual : Lo, beras ayu ngene koyo’ Mbak’e kok dibilang item.

(Lo, beras cantik gini mirip Mbak’nya kok dibilang item)

Page 44: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

35

Pembeli : Hehe ..., matursuwun, monggo ...(Hehe ..., terima kasih, permisi ...)

Penjual : Sami-sami, atos-atos, Mbak.(Sama-sama, hati-hati, Mbak)

(Tanggal : 09 Mei 2010// Pukul : 15.13)

Tuturan tersebut di atas, terjadi campur kode yaitu penjual

yang menanggapi tuturan pembeli dengan menggunakan bahasa Jawa

yang kemudian dicampur dengan bahasa Indonesia, nampak seperti

pada tuturan “Lima setengah mawon, Mbak, disana-sana ki wis enem

ewu”. Yang kemudian oleh pembeli pun menanggapi dengan bahasa

Jawa yang awalnya pembeli menggunakan bahasa Indonesia, seperti

pada tuturan “Matur nuwun, monggo ...”. Dan penjual pun dengan

senang hati menjawab atau menanggapi tuturan pembeli tersebut

dengan menggunakan bahasa Jawa dengan wujud pengulangan kata,

seperti pada tuturan “sami-sami” yang artinya (sama-sama), dan “atos-

atos” yang artinya (hati-hati). Campur kode yang dilakukan penjual

tersebut karena penjual ingin menciptakan suasana yang terjadi pada

transaksi jual beli tersebut menjadi lebih santai dan lebih akrab dengan

tujuan untuk menarik perhatian pembeli dan memperlancar

komunikasi antara penjual dan pembeli agar terkesan bersifat

kekeluargaan dan tidak kaku. Dengan demikian, campur kode yang

terjadi pada tuturan tersebut yaitu tuturan antara penjual dan pembeli

adalah campur kode ke dalam dari bahasa Jawa dan bahasa Indonesia

yang berupa kata ulang.

Page 45: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

36

e. Wujud Campur Kode berupa Idiom/Ungkapan

Campur kode yang berupa penyisipan unsur-unsur yang

berwujud idiom/ungkapan pada tuturan penjual dan pembeli di pasar

Johar Semarang, dapat dilihat pada peristiwa tuturan di bawah ini.

Konteks : Peristiwa Tuturan antara Penjual dan Pembeli dalamTransaksi Jual Beli Pakaian Dalam

Pembeli1 : Kok mahal? Pasnya berapa?Penjual : Ada harga ada kualitas, lha ini merknya saja Gtmen. Ya

sudah tak paskan, CDnya tujuh belas setengah, Bhnya duapuluh, lha singletnya dua puluh lima. Bagaimana?

Pembeli1 : Ya sudah saya ambil.Pembeli2 : Celana daleme regane piro, Bu?

(Celana dalam, harganya berapa, Bu?)Penjual : Monggo, Bu, murah, kualitase apik, sing iki rungpuluh

ewu.(Silakan, Bu, Murah, tapi kualitasnya bagus, yang ini duapuluh ribu)

Pembeli2 : Pase pira? Lha ibune kuwi, kok sampean wenehi regopitulas setengah?(Pasnya berapa? Lha Ibunya itu kok kamu beri harga tujuhbelas setengah?)

(Tanggal : 12 Mei 2010// Pukul : 13.13)

Tuturan tersebut di atas, terjadi campur kode yaitu pembeli

menggunakan bahasa Indonesia dalam bertutur, sesuai pada tuturan

“Kok mahal? Pasnya berapa?”. Penjual juga menjawabnya dengan

bahasa Indonesia speerti pada tuturan “Ada harga, ada kualitas, lha

ini merknya saja Gtmen”. Namun pada akhirnya si pembeli bercampur

bahasa dengan bahasa Jawa, yaitu pada cuplikan “Ada harga ada

kualitas, lha ini merknya saja Gtmen. Ya sudah tak paskan, Cdnya

tujuh belas setengah, Bhnya duapuluh ribu, lha singlete duapuluh

lima ribu. Bagaimana?”. Hal itu dilakukan oleh penjual agar terkesan

Page 46: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

37

akrab dan pandai berbahasa ungkapan yakni “Ada harga, ada

kualitas”, dan menjadikan suasana menjadi lebih santai. Dengan

demikian, campur kode yang terjadi pada tuturan tersebut adalah

campur kode ke dalam yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Jawa yang

berupa idiom/ungkapan.

2. Campur Kode Dilihat dari Penggolongannya

Campur kode dibedakan menjadi dua, yaitu campur kode yang

bersifat intern dan campur kode yang bersifat ekstern.

a. Campur Kode Intern

Campur kode intern biasanya bersumber dari bahasa asli

dengan segala variasinya. Campur kode ini berupa penyisipan unsur-

unsur bahasa, yakni campur kode ke dalam yang dilakukan oleh

penjual dan pembeli di pasar Johar Semarang.

Dapat dilihat pada contoh cuplikan tuturan di bawah ini. Dan berikut

ini peristiwa tuturan campur kode intern.

Konteks : Peristiwa Tuturan Penjual dan Pembeli dalam TawarMenawar Kaos Kaki

Penjual : Padhos nopo, Mbak?(Cari apa, Mbak)

Pembeli : Kaos kaki, Bu.Penjual : Monggo, niki milih piyambak.

(Silahkan pilih sendiri)Pembeli : Sing niki pinten, Bu?

(Yang ini berapa, Bu?)Penjual : Niki limang ewu mawon.

(Ini lima ribu saja)Pembeli : Halah sih, tiga, sepuluh ribu, ya?

(Tanggal : 13 Mei 2010// Pukul : 13.08)

Page 47: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

38

Tuturan tersebut di atas, mengalami peristiwa campur kode ke

dalam yang berwujud campur kode intern, seperti pada tuturan “Halah

sih, tiga, sepuluh ribu, ya?” kata “halah sih” disini adalah dialek

bahasa Jawa. Karena pada awalnya penjual melakukan komunikasi

dengan menggunakan bahasa Jawa tetapi karena pembeli tersebut

mahasiswa yang sering bahkan menguasai dalam menggunakan

bahasa Indonesia, pembeli itupun mencampurkan bahasa Indonesia ke

dalam tuturannya. Hal itu dilakukan dengan alasan agar komunikasi

yang sedang dilakukan tetap berjalan lancar, dan suasana yang timbul

bisa menjadi lebih santai dan akrab. Dengan demikian, peristiwa

campur kode yang terjadi adalah campur kode ke dalam dari bahasa

Jawa ke bahasa Indonesia.

Konteks : Peristiwa Tuturan Penjual dan Pembeli dalam TawarMenawar Barang Kelontongan

Pembeli 1 : Ada mug, Mbak?Penjual 1 : Ada, tetapi isinya dua, mau?Pembeli 1 : Kaya’ apa, Mbak?Penjual 1 : Sek, tak ambilke.

(Sebentar, saya ambilkan)Penjual 2 : Pink apa ijo, Sayang?Pembeli 3 : Ijone kaya’ apa?

(Hijaunya kaya’ apa?)Penjual 2 : Ijone terang, tak ambilke ijone ya.

(Hijaunya terang, tak amblikan hijaunya ya)Penjual 1 : Mbak’e tak jupukke sekalian mug, ya.

(Mbaknya saya ambilkan sekalian mug, ya)Pembeli 1 : Iya, Mbak.Penjual 2 : Mbak, ijone habis. Jelek owg malah ijone.

(Mbak, hijaunya habis. Jelek kok hijaunya)Pembeli 4 : Pink’e wae wis lah.

(Pink-nya saja gak apa-apa)Pembeli 3 : Iki, Mbak, tinggal bayar.

(Ini, Mbak, tinggal bayar)

Page 48: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

39

Penjual 2 : Oh ... ya.Penjual 1 : Ini, Mbak, duapuluh ribu, yang itu lima belas ribu.Pembeli 2 : Bedanya apa, Mbak?Penjual 1 : Bedanya besar, itu kecil. Isinya hampir sama, cuma besar

sama kecil.Pembeli 2 : Cuma dua tok isinya?

(Cuma dua saja isinya?)Penjual 1 : Iya.

(Tanggal : 19 Mei 2010// Pukul : 11.22)

Tuturan kalimat di atas, mengalami peristiwa campur kode ke

dalam. Yakni pada tuturan pembeli (3) “Ijone kayak apa?”, kalau

diartikan dalam bahasa Indonesia “Hijaunya kaya’ apa?”.

Kemudian oleh penjual juga melakukan peristiwa campur kode

tersebut yakni pada tuturan “Mbak’e tak jupukke sekalian mug, ya?”,

yang dalam bahasa Indonesia berarti “Mbaknya saya ambilkan

sekalian mug, ya?”.

Oleh pembeli 2 pun juga melakukannya, yakni pada tuturan “Cuma

dua tok isinya?”, yang berarti “Cuma dua saja isinya?”. “Dua tok”

disini campuran dari dialek Jawa, “tok”. Hal tersebut dilakukan

dengan alasan agar komunikasi tetap lancar, dan memang kebetulan

pembeli asli orang Semarang yang notabene kalau bertutur sering

bercampur kode dengan bahasa lain, dalam hal ini adalah bahasa Jawa

dengan bahasa Indonesia. Dengan demikian, peristiwa campur kode

yang terjadi adalah campur kode ke dalam dari bahasa Jawa ke bahasa

Indonesia.

Konteks : Peristiwa Tuturan dalam Transaksi Jual Beli Rak Sepatudi Pasar Johar

Penjual 2 : Pink apa ijo, Sayang?

Page 49: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

40

Pembeli 3 : Ijone kaya’ apa?(Hijaunya kaya’ apa?)

Penjual 2 : Ijone terang, tak ambilke ijone ya.(Hijaunya terang, tak amblikan hijaunya ya)

(Tanggal : 19 Mei 2010// Pukul : 11.20)

Tuturan kalimat tersebut, mengalami peristiwa campur kode ke

dalam. Yakni pada tuturan penjual “Pink apa ijo sayang?”. Kata “ijo”

sebenarnya bisa dihindari, karena kata tersebut sudah ada padanannya

dalam bahasa Indonesia yakni “hijau” (warna).

Kata “ijo” berasal dari bahasa Jawa. Hal tersebut dilakukan agar

komunikasi yang terjadi antara penjual dan pembeli berjalan lancar

dan suasana yang tercipta menjadi lebih akrab. Dengan demikian

peristiwa campur kode yang terjadi adalah campur kode ke dalam dari

bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa dengan wujud kata.

b. Campur Kode Ekstern

Campur kode yang disebabkan oleh bahasa asing yang masuk

ke dalam bahasa Indonesia. Campur kode ini berupa penyisipan unsur-

unsur bahasa asing pada bahasa Indonesia dalam tawar menawar antara

penjual dan pembeli di pasar Johar Semarang. Dan dapat dilihat pada

peristiwa tuturan yang mengandung campur kode ekstern di bawah ini.

Konteks : Tuturan antara Penjual dan Pembeli dalam TransaksiJual Beli Charger Hp

Pembeli : Mbak, charger untuk Hp ini ada?Penjual : Boleh saya lihat dulu, Mbak, besar atau kecil?Pembeli : Ini, Mbak, HpnyaPenjual : Oh ... Nokia besar, ya. Kalau yang ini kosong, Mbak,

barangnya. Mungkin minggu depan.

Page 50: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

41

Pembeli : Kira-kira harganya nyampe berapa ya, Mbak, kalauboleh saya tau.

Penjual : Sekitar dua puluhan, dua puluh ke bawah.

(Tanggal : 10 Mei 2010// Pukul : 09.48)

Tuturan kalimat di atas, termasuk peristiwa campur kode

ekstern. Yakni pada tuturan “Mbak, chargeruntuk Hp ini ada?”. Kata

“charger” berasal dari bahasa Inggris, dan kata “Hp” kata tersebut

berasal dari bahasa Inggris (Handphone) yang berarti “telephone

tangan/genggam”. Hal tersebut dilakukan oleh pembeli, karena

memang alat untuk komunikasi yang berupa telepon genggam adalah

dinamakan Hp (Handphone) yang diserap dari bahasa Inggris dan sulit

untuk menggantikan atau merubah dengan kata lain. Karena kalau

orang Indonesia mengucapkannya dengan makna yang sebenarnya

yakni “telepon tangan/genggam”, maka akan sulit karena terlalu

panjang kata dan pemborosan. Dengan demikian, peristiwa campur

kode yang terjadi adalah campur kode ke luar yakni dari bahasa

Indonesia ke dalam bahasa Inggris.

Konteks : Peristiwa Tuturan antara Penjual dan Pembeli dalamTransaksi Jual Beli Make-up

Pembeli 1 : Pinten, Bu?(Berapa, Bu?)

Pen jual : Setunggal ewu.(Seribu)

Pembeli 1 : La niki?(La ini?)

Penjual : Sing panjang dua ribu.(Yang panjang dua ribu)

Pen jual : Niku separo coklat, separo ireng, pengen hitambisa, coklat bisa.(Itu setengah coklat, setengah hitam, ...)

Page 51: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

42

Pembeli 1 : Niki nggih sami, Bu?(Ini juga sama, Bu?)

Penjual : Nggih, Mbak, monggo pokok’e panjang kalih ewu, singpendek sewu. Milih mawon.

(Ya, Mbak, silahkan, yang panjang du aribu, yang pendekseribu. Pilih sendiri)

Pembeli 2 : Bu, sing damel teng mriki, niku opo?(Bu, yang buat disini, itu apa?)

Penjual : Oh ... eye shadow? Niku toh, niku sing gedhe onoblason’e.

(Tanggal : 17 Mei 2010// Pukul : 13.30)

Tuturan tersebut, mengalami peristiwa campur kode ekstern

yakni pada tuturan “Oh ... Eye shadow? Niku toh, niku sing gedhe ono

blason’e”. Kata “eye shadow” adalah kata yang diserap dari bahasa

Inggris ke bahasa Indonesia, kata tersebut digunakan karena dalam

sehari-harinya kata tersebut memang sudah dibakukan ke dalam

bahasa Indonesia yang artinya “bayangan mata” (pewarna pada

kelopak mata). Dan jika orang Indonesia mengucapkannya dengan

bahasa Indonesia, yaitu makna yang sebenarnya, akan terlalu sulit dan

terlalu panjang kata (pemborosan). Dengan demikian peristiwa campur

kode yang terjadi adalah campur kode keluar dari bahasa, Jawa ke

bahasa Inggris.

3. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Campur Kode dalam Peristiwa

Tuturan antara Penjual dan Pembeli

Dalam menganalisis faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya

campur kode pada peristiwa tuturan penjual dan pembeli di pasar Johar

Semarang, penelitian ini menggunakan konsep komponen tutur. Penutur

Page 52: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

43

dalam transaksi jual beli barang, dalam hal ini penjual dan pembeli

melakukan campur kode dari kode yang satu ke kode yang lain, pastilah

memiliki maksud dan sebab-sebab tertentu. Maksud dan sebab-sebab

tersebut adalah :

a. Ingin Menjelaskan Sesuatu/Maksud Tertentu

Keinginan untuk menjelaskan suatu maksud tertentu, karena

campur kode juga menandai sikap dan hubungan dengan orang lain.

Kadang-kadang untuk dapat memberikan penjelasan kepada orang lain

perlu dipergunakan bahasa lain dari bahasa dasar yang dipergunakan oleh

penutur. Demikian halnya untuk mempermudah penafsiran suatu bahasa

maka digunakan juga bahasa yang lain. Berikut adalah peristiwa tutur yang

mengandung campur kode untuk menjelaskan suatu maksud.

Konteks : Peristiwa Tuturan Penjual dan Pembeli dalam TransaksiJual Beli Eye Shadow

Pembeli 2 : Bu, sing damel teng mriki, niku opo?(Bu, yang buat disini, itu apa?)

Penjual : Oh ... eye shadow? Niku toh, niku sing gedhe ono blason’e.Pembeli 2 : Berapa, Bu?Penjual : Sing niku dua puluh ribu, Mbak.

(Yang itu dua puluh ribu, Mbak)

(Tanggal : 17 Mei 2010// Pukul : 13.35)

Tuturan kalimat tersebut di atas, mengandung campur kode

yakni dari bahasa Jawa ke bahasa Inggris yang dilakukan oleh penjual,

seperi pada tuturan “Oh ... eye shadow? Niku toh, niku sing gedhe ono

blason’e”. Penjual menjelaskan suatu maksud tertentu, bahwa yang

Page 53: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

44

dimaksud oleh pembeli adalah “eye shadow” seperti pada tuturan pembeli

“Bu, sing damel teng mriki, niku opo?”.

Campur kode yang dilakukan oleh penjual bertujuan agar

suasana yang tercipta menjadi lebih santai. Dengan demikian campur kode

yang terjadi pada cuplikan percakapan tersebut adalah dari bahasa Jawa ke

bahasa Inggris dengan alasan untuk menjelaskan maksud tertentu.

b. Karena Situasi

Keinginan penutur dalam mencampurkan kode terhadap mitra

tutur agar tidak jenuh, maka penutur menggunakan bahasa lain saat

bertutur. Dan biasanya juga disebabkan karena kedatangan orang ketiga

maka penutur langsung mencampur kode bahasanya. Berikut adalah

peristiwa tutur yang mengandung campur kode karena situasi.

Konteks : Peristiwa Tuturan oleh Penjual dan Pembeli dalam JualBeli Buku

Penjual : La ini buku tentang gaib, mau?Pembeli : Mistik, kok Pak.Penjual 1 : Mistik?Penjual 2 : Majalah mistik ono malahan.Pembeli : Gak owg. Itu tentang teorinya.

(Tanggal : 18 Mei 2010// Pukul : 12.54)

Tuturan kalimat tersebut di atas, mengandung campur kode,

yaitu antara penjual dan pembeli dalam berdialog menggunakan bahasa

Indonesia, seperti pada tuturan penjual; “Lha ini buku tentang gaib,

mau?”. Pembeli pun menjawab dengan bahasa Indonesia, “Mistik, kok

Pak”. Namun di tengah pembicaraan mereka, hadirlah penjual (2) yang

menyapanya dengan menggunakan bahasa Jawa, seperti pada tuturan,

Page 54: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

45

“Majalah mistik ono malahan”, yang dalam bahasa Indonesia artinya,

“Kalau majalah mistik ada”. Yang kemudian pada akhirnya antara

mereka, yaitu penjual dan pembeli menggunakan bahasa Jawa dalam

berkomunikasi. Hal itu bertujuan agar suasana yang terjadi menjadi lebih

santai dan lebih akrab. Pencampuran kode bahasa tersebut disebabkan

karena kehadiran penjual (2) yang menggunakan bahasa Jawa. Yang pada

akhir percakapan, mereka sama-sama menggunakan bahasa Jawa dengan

tingkat tutur ngoko dan bercampur dengan bahasa Indonesia. Dengan

demikian campur kode yang terjadi adalah dari bahasa Jawa dengan

tingkat tutur ngoko dan bercampur dengan bahasa Indonesia dengan alasan

karena berubahnya situasi.

c. Ingin Menjalin Keakraban Penjual dan Pembeli

Untuk menjalin keakraban, maka penutur (penjual) sesekali

mencampur kode bahasanya dengan bahasa lain, agar tidak bosan dan

menimbulkan sikap kekeluargaan, sehingga apa yang diinginkan oleh

penjual dapat terwujud. Seperti pada peristiwa tutur yang menjalin

keakraban di bawah ini.

Konteks : Peristiwa Tuturan oleh Penjual kepada Pembeli dalamTransaksi Jual Beli Kaset

Pembeli : Delapan ribu gak boleh, Pak?Penjual : Gak boleh.Pembeli : Pase pinten?Penjual : Pase sepuluh ribu mboten nopo-nopo, gawe pelaris.Pembeli : Delapan ribu, ya, Pak?Penjual : Pas owg, Mbak, sepuluh ribu.

(Tanggal : 13 Mei 2010// Pukul : 10.31)

Page 55: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

46

Tuturan kalimat di atas, mengandung campur kode, yaitu pada

awal percakapan pembeli dalam bertutur menggunakan bahasa Indonesia,

dan penjual pun menjawab dengan bertutur juga menggunakan bahasa

Indonesia. Seperti pada tuturan pembeli; “Delapan ribu gak boleh, Pak?”.

Penjual, “Gak boleh”. Namun setelah itu pembeli bertutur dengan

menggunakan bahasa Jawa, “Pase pinten?”, yang kemudian oleh penjual

dijawab dengan mencampurkan bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia

seperti pada tuturan, “Pase sepuluh ribu mboten nopo-nopo, gawe

pelaris”. Pencampuran kode tersebut dilakukan penjual dan pembeli

dengan tujuan yang sama, yakni agar tidak bosan dan tidak jenuh dalam

bertutur dan menimbulkan rasa kekeluargaan. Dengan demikian campur

kode yang terjadi adalah campur kode ke dalam yaitu pencampuran dari

bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia dengan alasaan karena ingin

menjalin keakraban antarkeduanya.

d. Karena Menyindir atau Memuji (Mitra Tutur)

Dengan dilakukannya pencampuran kode bahasa oleh penutur

kepada mitra tutur karena ingin memberikan kemudahan dan kelancaran

dalam percakapan pada saat tawar menawar, sehingga dengan terpaksa

penutur melakukan dengan cara menyindir atau memuji terhadap mitra

tutur. Seperti peristiwa tutur yang mengandung pujian di bawah ini.

Konteks : Peristiwa Tuturan oleh Penjual dan Pembeli dalam JualBeli Beras

Pembeli : Beras ini, 1 kg berapa?Penjual : Lima setengah.Pembeli : Tapi kok item ya berasnya?

Page 56: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

47

Penjual : Berasa ayu ngene koyo’ Mbak’e kok dibilang item.(Beras cantik gini kaya’ Mbaknya, kok dibilang item)

Pembeli : Hehe ..., matursuwun.(Hehe ..., terima kasih)

(Tanggal : 09 Mei 2010// Pukul : 15.13)

Tuturan kalimat tersebut di atas, mengandung campur kode,

yaitu pada awal percakapan antara pembeli dan penjual berkomunikasi

dengan menggunakan bahasa Indonesia. Tetapi pada saat pembeli bertutur

(tidak sengaja) mencela penjual dengan tetap menggunakan bahasa

Indoneisa, seperti pada tuturan, “Tapi kok item yang, berasnya?”. Yang

kemudian oleh penjual dijawab dengan sedikit memuji pembeli, agar

pembeli jadi membeli barang yang ditawarkan penjual, seperti pada

tuturan, “Beras ayu koyo’ Mbak’e kok dibilang item” (Beras cantik kaya’

Mbaknya kok dibilang item). Pencampuran kode tersebut dilakukan

penjual kepada pembeli karena ingin memberikan kemudahan dan

kelancaran dalam percakapan pada saat transaksi jual beli berlangsung,

sehingga dengan terpaksa penjual melakukan dengan cara menyindir atau

memuji terhadap pembeli. Dengan demikian campur kode yang terjadi

adalah dari bahasa Jawa bercampur dengan bahasa Indonesia dengan

alasan ingin memuji mitra tutur.

B. Pemerian Wujud Alih Kode dalam Tuturan Penjual dan Pembeli di

Pasar Johar Semarang

Masyarakat tutur di pasart Johar Semarang, adalah masyarakat

dwibahasawan artinya menggunakan bahasa lebih dari satu, antara lain bahasa

Page 57: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

48

Jawa, dan bahasa Indonesia, yang terkadang mereka menggunakan unsur kosakata

dari bahasa asing. Oleh karena itu, saat mereka berkomunikasi sering melakukan

alih kode.

Dari pemerian wujud kode yang mencakup kode bahasa, kode tingkat

tutur, kode dialek, kode ragam maka wujud kode bahasalah yang mendominasi

tuturan penjual dan pembeli di pasar Johar Semarang. Kode yang berwujud

bahasa, dalam penelitian ini mencakup bahasa Jawa, bahasa Indonesia dan bahasa

asing.

Wujud alih kode pada peristiwa yang terjadi di pasar Johar Semarang,

dapat dipaparkan sebagai berikut : 1) kode yang berwujud bahasa Jawa, 2) kode

yang berwujud bahasa Indonesia, 3) kode yang berwujud bahasa asing.

1. Alih Kode yang Berwujud Alih Bahasa

Alih kode yang berwujud alih bahasa cukup banyak ditemukan

dalam wacana jual beli di pasar. Alih kode yang berwujud alih bahasa

dibedakan menjadi dua, yakni : bahasa Jawa dan nonbahasa Jawa (bahasa

Indonesia dan bahasa asing). Alih kode tersebut mencakup peralihan dari

bahasa Indonesia ke bahasa Jawa atau bahasa Jawa ke bahasa Indonesia.

a. Alih Bahasa Indonesia ke Bahasa Jawa

Alih kode yang berupa peralihan dari bahasa Indonesia ke

dalam bahasa Jawa relatif banyak ditemukan. Hal demikian tentu akan

lebih cenderung beralih kode ke dalam bahasa Jawa, sebab mereka sudah

terbiasa menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Salah

Page 58: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

49

satunya adalah dalam hal tawar menawar sandang di pasar. Berikut ini

adalah peristiwa tuturan yang mengandung alih kode tersebut.

Konteks : Peristiwa Tuturan antara Penjual dan Pembeli dalamTawar Menawar Gerabah (Gelas)

Pembeli : Yang kayak ini, berapa, Mbak?Penjual : Itu mahal enampuluh lima ribu, itu kan kaya’ yang dari

Mekah itu, lho Mbak.Pembeli : Ya, udah Mbak, berapa?Penjual : Duapuluh dua setengah, towone sithik, Mbak, paling yo

potong dua setengah ribu.(Dua puluh dua setengah ribu, menawarnya sedikit, Mbak,paling dipotong dua setengah ribu)

Pembeli : Nggih mpun niki mawon.(Ya sudah ini saja)

Penjual : Pecah wae.(Uang kecil saja)

Pembeli : Ndak ada, Mbak.(Gak ada, Mbak)

Penjual : Paringi recehe.(Kasih uang kecilnya)

Pembeli : Mboten enten.(Gak ada)

Penjual : Sing dua setengahe, ono gak?(Yang dua setengahnya ada gak?)

Pembeli : Oh ... sing dua setengah.Penjual : He’eh ntar kan kembali delapan puluh.Pembeli : Recehan tapiPenjual : Rak popo to malah

(Gak apa-apa)Pembeli : Matursuwun nggih, Mbak.

(Terima kasih, ya Mbak)

(Tanggal : 16 Mei 2010// Pukul : 11.27)

Tuturan kalimat tersebut di atas, merupakan kegiatan tawar

menawar yang dilakukan oleh penjual dan pembeli. Tuturan tersebut

terjadi di pasar Johar Semarang pada toko gerabah. Awalnya mereka

menggunakan bahasa Indonesia, yakni pada tuturan pembeli, “Yang kayak

ini berapa, Mbak?” Penjual pun menanggapi dengan menggunakan bahasa

Page 59: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

50

Indonesia seperti pada tuturan, “Itu mahal enam puluh lima ribu, itu kan

kaya’ yang dari Mekah itu lho, Mbak”. Namun dipertengahan percakapan

penjual beralih ke bahasa Jawa, yakni pada tuturan, “Dua puluh setengah,

towone sithik, Mbak, paling yo potong dua setengah”, dan pembeli juga

menanggapi dengan menggunakan bahasa Jawa juga, yakni pada tuturan,

“Nggih mpun niki mawon”. Dan pada akhirnya mereka menggunakan

bahasa Jawa sampai akhir percakapan. Alih kode tersebut terjadi

disebabkan karena penjual merasa bahwa pembeli terlalu lama dalam

tawar menawar barang yang mau dibeli. Jadi dengan sadar penjual

mengganti bahasanya dengan bahasa sehari-harinya, yakni bahasa Jawa,

dengan tujuan untuk memperlancar komunikasi. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa alih kode tersebut adalah alih bahasa Indonesia ke dalam

bahasa Jawa tingkat tutur madya. Dan alih kode ini berbentuk alih kode ke

dalam, yaitu dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa tingkat tutur madya

yang berwujud alih kode kalimat.

Konteks : Peristiwa Tuturan antara Penjual dan Pembeli dalam JualBeli Beras

Pembeli : Beras ini, 1 kg berapa?Penjual : Lima setengah, Mbak.Pembeli : Tapi kok item ya, Bu, berasnya?Penjual : Berasa ayu ngene koyo’ Mbak’e kok dibilang item.

(Beras cantik gini kaya’ Mbaknya, kok dibilang item)Pembeli : Hehe ..., matursuwun.

(Terima kasih)Penjual : Sami-sami, atos-atos, Mbak.

(Sama-sama, hati-hati, Mbak)

(Tanggal : 09 Mei 2010// Pukul : 15.13)

Page 60: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

51

Tuturan kalimat di atas mengalami peristiwa alih kode yaitu

dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa. Yaitu pada awal percakapan

antara penjual dan pembeli menggunakan bahasa Indonesia, yakni pada

tuturan pembeli, “Beras ini 1kg, berapa?” Penjual, “Lima setengah,

Mbak”. Kemudian oleh penjual melakukan alih kode dari bahasa Indonesia

ke bahasa Jawa seperti pada tuturan, “Beras ayu ngene koyo’ Mbak’e kok

dibilang item”, dan pembeli pun juga ikut beralih bahasa Indonesia ke

bahasa Jawa, yakni pada tuturan, “Matur suwun”, yang pada akhir

percakapan mereka menggunakan bahasa Jawa tingkat tutur krama. Alih

kode tersebut dilakukan oleh penjual karena penjual ingin menciptakan

suasana jual beli menjadi lebih akrab dan santai.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa alih kode dalam tuturan kalimat

tersebut adalah dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa dengan wujud

kalimat.

Konteks : Peristiwa tuturan antara penjual dan Pembeli dalam transaksijual beli Batik

Pembeli1 :tapi modele sama?Penjual : ini sama bunga beda warna, ini beda bunga beda warnaPembeli3 : iki mbek iki podho

(ini dengan ini sama)Penjual : ini sama ini beda, beda motif beda warna.Penjual : maturnuwun

(Terimkasih)Pembeli1 : nggih

(iya)

(Tanggal : 11 Juni 2010//Pukul 11:40)

Tuturan kalimat di atas mengalami peristiwa alih kode yaitu

dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa. Yaitu pada awal percakapan

Page 61: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

52

antara penjual dan pembeli menggunakan bahasa Indonesia, yakni pada

tuturan pembeli, “tapi modele sama?” Penjual, “ini sama bunga beda

warna,ini beda bunga beda warna”. Kemudian oleh penjual melakukan

alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa seperti pada tuturan,

“maturnuwun”, dan pembeli pun juga ikut beralih bahasa Indonesia ke

bahasa Jawa, yakni pada tuturan, “nggih”. Alih kode tersebut dilakukan

oleh penjual karena penjual ingin menciptakan suasana jual beli menjadi

lebih akrab dan santai.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa alih kode dalam tuturan kalimat

tersebut adalah dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa dengan wujud

kalimat.

b. Alih Bahasa Jawa ke Bahasa Indonesia

Alih kode yang berupa peralihan dari bahasa Jawa ke dalam

bahasa Indonesia juga relatif banyak ditemukan dalam peristiwa tuturan

antara penjual dan pembeli di pasar Johar Semarang. Hal demikian

disebabkan oleh latar belakang penutur yang sebagian besar orangnya

berpendidikan, tentu paham dan bisa menggunakan bahasa Indonesia,

salah satunya dalam hal tawar menawar barang. Dan dapat dikatakan

demikian karena kedua bahasa ini dikuasai dengan cukup baik oleh

anggota masyarakat tutur. Fungsi bahasa dari kedua bahasa tersebut sering

dapat saling menggantikan. Dengan demikian bahwa dalam suatu

kesempatan bahasa Jawa dapat berfungsi sebagai bahasa yang berstatus

Page 62: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

53

tinggi dan bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa yang berstatus

rendah ataupun dapat berfungsi sebaliknya.

Berikut peristiwa tuturan yang mengandung alih kode tersebut.

Konteks : Peristiwa Tuturan antara Penjual kepada Pembeli dalamJual Beli Kaset

Pembeli : Pinten, Pak?(Berapa, Pak?)

Penjual : Kalihwelas ewu, Mbak.(Dua belas ribu, Mbak)

Pembeli : Gak boleh kurang?Penjual : Pas, Mbak, sudah biasa kok, Mbak.Pembeli : Di sana tadi delapan ribu.Penjual : Lain-lain, Mbak, ya ada tujuh ribu, delapan ribu juga ada.Pembeli : Delapan ribu gak boleh, Pak?Penjual : Gak boleh.

(Tanggal : 13 Mei 2010// Pukul : 10.31)

Tuturan kalimat tersebut di atas, mengalami peristiwa alih kode

yaitu dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. Yang dari sejak awal

percakapan penjual dan pembeli tersebut berkomunikasi menggunakan

bahasa Jawa dan pada akhir percakapan mereka menggunakan bahasa

Indonesia. Kegiatan alih bahasa terlebih dahulu dilakukan oleh pembeli,

karena pembeli merasa jenuh dan ingin menjadikan suasana menjadi lebih

serius atau formal dan dengan tujuan agar penjual mau dengan cepat

memberikan barang dagangannya dengan harga yang ditawarkan yaitu

seperti pada tuturan, “Gak boleh kurang?”

Penjual pun menanggapi dengan beralih bahasa, yaitu dari bahasa Jawa ke

bahasa Indonesia, yang nampak seperti pada tuturan, “Pas, Mbak, sudah

biyasa kok, Mbak”. Dengan demikian arah alih kode pada peristiwa

Page 63: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

54

tuturan tersebut adalah dari bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia. Dan

alih kode ini berbenetuk alih kode ke dalam yaitu dari bahasa Jawa ke

bahasa Indonesia yang berwujud kalimat.

Konteks : Peristiwa Tuturan Penjual dan Pembeli dalam TawarMenawar Jilbab

Penjual : Monggo Mbak, ditingali riyen.(Silahkan Mbak, dilihat dulu)

Pembeli 1 : Ningali tok angsal?(Lihat saja boleh?)

Penjual : Angsal, Mbak.(Boleh, Mbak)

Pembeli 1 : Wernane sing ungu kados Vario niku, enten?(Warna yang ungu seperti Vario itu ada?)

Penjual : Oh ... sing niku telas, Mbak.(Yang itu habis, Mbak)

Pembeli 2 : Berapa itu, Mas?Penjual : Yang itu tiga puluh ribu.Pembeli 1 : Kalau yang ini berapa, Mas?Penjual : Itu lima belas ribu.

(Tanggal : 05 Mei 2010// Pukul : 14.16)

Tuturan kalimat tersebut di atas, mengalami peristiwa alih kode

dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. Percakapan dimulai dari penjual

dengan menggunakan bahasa Jawa dalam bertutur dengan pembeli, seperti

pada tuturan, “Monggo, Mbak, ditingali riyen”. Pembeli, “Ningali tok

angsal?”. Yang kemudian muncul pembeli (2) yang berkomunikasi dengan

menggunakan bahasa Indonesia, seperti pada tuturan, “Berapa ini, Mas?”

Penjual, “Yang itu tiga puluh ribu”, disusul pembeli (1) juga beralih

bahasa yang tadinya berkomunikasi dengan penjual menggunakan bahasa

Jawa, akhirnya beralih ke bahasa Indonesia, seperti pada tuturan, “Kalau

yang ini berapa, Mas?”

Page 64: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

55

Alih kode tersebut terjadi karena disebabkan antara penjual dan pembeli

menginginkan agar suasana yang tercipta dalam tawar menawar jilbab

tersebut menjadi lebih akrab dan santai.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa alih kode dalam tuturan kalimat

tersebut adalah dari bahasa Jawa tingkat tutur krama ke dalam bahasa

Indonesia dengan wujud kalimat.

Konteks : Peristiwa Tuturan Penjual dan Pembeli dalamTransaksi Jual Beli Sarimbit

Penjual : korting limaribu, seratus tagapuluhPembeli1 : seratus duapuluh?Penjual : pake sap itu belum dapet, pasnya tigapuluhPembeli2 : modele seneng?Pembeli3 :modele ngene-ngene tok

(modelnya ini saja)Pembeli2 : nak sing dadi mang ngene-ngene tok maceme

(kalau yang jadi memeng seperti saja macamnya)Pembeli3 : apik sing ndi?

(bagus yang mana?)Pembeli2 : apik sing iki toh

(bagus yang ini)Pembeli3 : gak limapuluh mbak?Penjual : pas bu.

(Tanggal : 11 Juni 2010//Pukul: 16:02)

Tuturan kalimat tersebut di atas, mengalami peristiwa alih kode

yaitu dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. Yang dari sejak awal

percakapan penjual dan pembeli tersebut berkomunikasi menggunakan

bahasa Jawa dan pada akhir percakapan mereka menggunakan bahasa

Indonesia. Kegiatan alih bahasa terlebih dahulu dilakukan oleh pembeli,

karena pembeli merasa jenuh dan ingin menjadikan suasana menjadi lebih

serius atau formal dan dengan tujuan agar penjual mau dengan cepat

Page 65: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

56

memberikan barang dagangannya dengan harga yang ditawarkan yaitu

seperti pada tuturan, “gak limapuluh mbak?”

Penjual pun menanggapi dengan beralih bahasa, yaitu dari bahasa Jawa ke

bahasa Indonesia, yang nampak seperti pada tuturan, “Pas, bu”. Dengan

demikian arah alih kode pada peristiwa tuturan tersebut adalah dari bahasa

Jawa ke dalam bahasa Indonesia. Dan alih kode ini berbenetuk alih kode

ke dalam yaitu dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia yang berwujud

kalimat.

c. Alih Bahasa Indonesia ke Bahasa Asing

Alih kode yang melibatkan bahasa asing ternyata juga dapat

ditemukan dalam peristiwa tuturan antara penjual dan pembeli di pasar

Johar Semarang. Bahasa asing yang cukup sering muncul dalam wacana

ini adalah bahasa Inggris. Hal demikian disebabkan karena banyak juga

turis atau wisatawan asing yang datang ke kota Semarang. Berikut

peristiwa tutur yang mengandung alih kode yang berwujud alih bahasa

dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa asing (Inggris).

Konteks : Peristiwa Tuturan Penjual dan Pembeli di Sebuah Counter

Pembeli : Mbak, charger untuk Hp ini ada?Penjual : Boleh saya lihat dulu, Mbak, besar atau kecil?Pembeli : Ini, Mbak, HpnyaPenjual : Oh...Nokia besar, ya. Kalau yang ini kosong, Mbak,

barangnya.Pembeli : Kira-kira harganya nyampe berapa ya, Mbak, kalau boleh

saya tau.Penjual : Sekitar dua puluhan, dua puluh ke bawah.Pembeli : Ups ... very expensive yach.

(Ups ... mahal sekali ya)

(Tanggal : 10 Mei 2010// Pukul : 09.48)

Page 66: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

57

Tuturan kalimat tersebut, mengandung peristiwa alih kode

yakni dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris yang dilakukan oleh

pembeli. Dari sejak awal percakapan penjual dan pembeli menggunakan

bahasa Indonesia, seperti pada tuturan pembeli, “Mbak charger untuk Hp

ini ada?” Penjual, “Boleh saya lihat dulu, Mbak, besar atau kecil?”

Pembeli, “Ini, Mbak Hpnya”, dan seterusnya. Kemudian di akhir

percakapan, pembeli (2) bertutur menggunakan bahasa Inggris, yang

sebenarnya pembeli (2) tersebut bukan orang asing, dia asli orang Jawa,

tetapi dia menguasai bahasa tersebut, yang mungkin karena dia seorang

mahasiswa, yakni seperti pada tuturan, “Ups ... very expensive yach”, yang

artinya “sangat mahal”. Penggunaan bahasa Inggris itu dilakukan oleh

pembeli dengan alasan sangat tertentu. Pembeli ingin membuat suasana

jadi santai dan humor, karena bahasa asing dia pergunakan pada saat tawar

menawar barang, yang oleh masyarakat Semarang terdengar asing dan

lucu ketika mendengarnya. Jadi, keasingan dan kelucuan bahasa tersebut

dapat menjadikan suasana menjadi humor. Dengan demikian arah alih

kode pada cuplikan percakapan tersebut adalah dari bahasa Indonesia ke

dalam bahasa Inggris. Dan alih kode ini berbentuk alih kode keluar, yaitu

dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris dengan wujud frase.

d. Alih Bahasa Asing ke Bahasa Indonesia

Alih kode yang melibatkan bahasa asing ternyata tidak hanya

bahasa asing, namun dapat ditemukan juga dalam wacana jual beli di pasar

Johar Semarang, berupa bahasa Arab. Hal demikian disebabkan karena

Page 67: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

58

banyak masyarakat tutur yang terbiasa memasukkan kosakata bahasa Arab

ke dalam bahasa Indonesia di dalam tuturan sehari-hari. Berikut peristiwa

tutur yang mengandung alih kode yang berwujud alih bahasa dari bahasa

asing (Arab) ke dalam bahasa Indonesia.

Konteks : Peristiwa Tuturan yang Dilakukan Penjual kepada Pembelidalam Tawar Menawar Celana Jeans

Pembeli : Assalamu’alaikum(Semoga kedamaian ada pada kalian)

Penjual : Wa’alaikumussalam, cari apa, Mas?(Dan semoga keselamatan juga ada pada kalian, ya cariapa, Mas?)

Pembeli : Celana jeansPenjual : Yang panjang atau pendek?Pembeli : Yang panjang saja, ada?Penjual : Ada, sebentar ya, ukurannya berapa, Mas?

(Tanggal : 22 Mei 2010// Pukul : 11.45)

Tuturan kalimat tersebut di atas, mengandung peristiwa alih

kode yakni alih kode dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia yang

dilakukan oleh pembeli kepada penjual, yakni sesuai dengan kutipan

tuturan pembeli, “Assalamu’alaikum”, yang artinya adalah semoga

keselamatan ada pada kalian. Dan penjual menjawab,

“Wa’alaikumussalam, cari apa, Mas?” Pembeli, “Celana jeans”, dan

seterusnya.

Penggunaan alih kode bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia tersebut

dilakukan dengan alasan yang sangat tertentu yakni pembeli ingin

mengucapkan salam kepada penjual agar terkesan ramah, baik, sopan dan

sekaligus untuk menyebarkan salam kepada siapa saja. Dan perlui

Page 68: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

59

diketahui bahwa ucapan salam di masyarakat Indonesia sudah

membudaya, ucapan salam kepada siapa saja adalah sifat terpuji, apalagi

sebagai seorang muslim, maka disunnahkan mengucapkan salam kepada

muslim lain, apabila bertemu. Jika dalam hal ini seorang pembeli sebelum

membeli barang yang diinginkan terlebih dahulu mengucapkan salam

kepada penjual yang notabene ucapan salam dengan menggunakan bahasa

Arab, meskipun pada akhirnya mereka mengalihkan ke bahasa Indonesia.

Dengan demikian, bentuk alih kode tersebut termasuk alih kode ke luar

karena terbentuk dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dengan

wujud kalimat.

2. Alih Kode yang Berwujud Alih Tingkat Tutur

Dari penelitian ini diperoleh bahwa, wujud alih kode yang dominan

dan sering terjadi adalah tingkat tutur dan alih bahasa. Alih kode yang

berwujud alih tingkat tutur yaitu berupa perpindahan antartingkat tutur

dalam bahasa Jawa. Dalam peristiwa tuturan antara penjual dan pembeli di

pasar Johar Semarang, juga ditemukan alih kode yang berupa alih ragam

dan alih dialek, namun hal ini tidak dominan terjadi bahkan cukup sulit

ditemukan, sehingga tidak dibahas dalam tulisan ini.

a. Alih Tingkat Tutur Ngoko ke Madya

Alih kode yang berwujud alih tingkat tutur ngoko ke tingkat

madya relatif jarang terjadi dibanding alih kode dari tingkat tutur

madya ke tingkat tutur ngoko. Hal demikian karena alih kode tersebut

pada umumnya terjadi dari kode yang berstatus tinggi ke dalam kode

Page 69: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

60

yang berstatus rendah. Berikut ini peristiwa tutur yang mengandung

alih tingkat tutur ngoko ke madya.

Konteks : Peristiwa Tuturan Penjual dan Pembeli dalam Jual BeliGerabah (Gelas)

Pembeli : Ya, udah Mbak, berapa?Penjual : Duapuluh dua setengah, towone sithik, Mbak, paling yo

potong dua setengah ribu.(Dua puluh dua setengah ribu, menawarnya sedikit, Mbak,paling dipotong dua setengah ribu)

Pembeli : Nggih mpun niki mawon.(Ya sudah ini saja)

Penjual : Pecah wae.(Uang kecil saja)

Pembeli : Ndak ono, Mbak.(Gak ada, Mbak)

Penjual : Paringi recehe.(Kasih recehnya)

Pembeli : Mboten enten.(Gak ada)

(Tanggal : 16 Mei 2010// Pukul : 11.27)

Tuturan peristiwa di atas, terjadi pecakapan antara penjual dan

pembeli yang menimbulkan alih kode yaitu dari tingkat tutur ngoko ke

tingkat tutur madya. Pada awalnya penjual menggunakan bahasa Jawa

tingkat tutur ngoko, seperti pada tuturan, “Dua puluh dua setengah,

towone sithik, Mbak, paling to potong dua setengah tok”. Tetapi oleh

pembeli menanggapi dengan menggunakan bahasa Jawa tingkat tutur

madya, seperti pada tuturan, “Nggih mpun niki mawon”, karena

pembeli lebih menghormati penjual dan ingin bersikap sopan.

Kemudian di akhir percakapan penjual bertutur dengan menggunakan

bahasa Jawa tingkat tutur madya, yang tadinya menggunakan atau

bertutur dengan menggunakan tingkat tutur ngoko, seperti pada

Page 70: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

61

tuturan, “Paringi recehe mawon”. Penggunaan alih kode tersebut

disebabkan karena memang mereka sama-sama mahir berbahasa Jawa

tingkat tutur ngoko yang kebetulan asli orang Jawa. Jadi ketika mereka

bertemu menggunakan bahasa Jawa tingkat tutur ngoko dengan tujuan

agar mereka saling akrab dan santai, meskipun pada akhir percakapan

mereka beralih ke bahasa Jawa tingkat tutur madya, namun tidak

menjadikan mereka tidak mengerti maksud tuturan satu sama lain.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa alih kode pada tuturan

tersebut adalah bahasa Jawa tingkat tutur ngoko ke tingkat tutur madya

yang berupa kalimat.

b. Alih Tingkat Tutur Krama ke Madya

Alih kode yang berupa alih tingkat tutur krama ke tingkat tutur

madya, tidak dominan terjadi dalam wacana jual beli barang di pasar

Johar Semarang. Hal ini disebabkan seperti yang dijelaskan di depan

bahwa percakapan jual beli ini bersifat santai dan tidak formal.

Sehingga, penutur jarang menggunakan bahasa Jawa tingkat tutur

krama. Berikut peristiwa alih tingkat tutur krama ke tingkat tutur

madya.

Konteks : Peristiwa Tuturan Penjual dan Pembeli dalam Jual BeliJilbab

Penjual : Monggo Mbak, ditingali riyen.(Silahkan Mbak, dilihat dulu)

Pembeli : Ningali tok angsal?(Lihat-lihat saja boleh?)

Penjual : Oh ... angsal, Mbak.(Oh ... boleh, Mbak)

Pembeli : Warnane sing ungu kados Vario niku, enten?

Page 71: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

62

(Warna yang ungu seperti Vario itu ada?)Penjual : Oh ... sing niku telas, Mbak.

(Oh ... yang itu habis, Mbak)

(Tanggal : 05 Mei 2010// Pukul : 14.16)

Tuturan tersebut terjadi peristiwa alih kode, yaitu alih tingkat

tutur krama ke tingkat tutur madya. Yang pada awal percakapan antara

penjual dan pembeli menggunakan komunikasi dengan bahasa Jawa

tingkat tutur krama. Yang pada akhirnya percakapan antara keduanya

berakhir dengan menggunakan bahasa Jawa tingkat tutur madya.

Seperti pada tuturan penjual, “Monggo, Mbak, ditingali riyen”.

Pembeli, “Ningali tok angsal?” Penjual “Oh angsal, Mbak”. Pembeli,

“Wernane sing ungu kados Vario niku enten?” Penjual “Oh, sing niku

telas, Mbak”.

Penggunaan alih kode tingkat tutur krama ke dalam tingkat tutur

madya tersebut dilakukan oleh penjual dengan alasan ingin

menghormati pembelinya, karena perlu diketahui bahwa tingkat tutur

krama lebih tinggi kedudukannya atau lebih tinggi nilai sosialnya

dibanding dengan tingkat tutur madya. Dengan alasan ingin

menghormati pembeli dengan penggunaan bahasa yang statusnya lebih

tinggi, maka pembeli akan merasa terhormat. Dan dengan adanya

sikap hormat yang diberikan oleh penjual, maka pembeli mau

membeli barang yang diinginkan dengan harga yang relatif mahal, dan

penjual mendapatkan keuntungan besar. Penggunaan alih kode yang

dilakukan oleh penjual tersebut bertujuan untuk memperakrab etika

Page 72: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

63

perdagangan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa alih kode

dalam tuturan tersebut dari bahasa Jawa tingkat tutur krama ke dalam

bahasa Jawa tingkat tutur madya dengan wujud kalimat.

c. Alih Tingkat Tutur Krama ke Ngoko

Alih kode yang berwujud alih tingkat tutur krama ke tingkat

tutur ngoko, juga cukup sulit ditemukan dalam peristiwa tuturan antara

penjual dan pembeli di pasar Johar Semarang. Seorang pembeli yang

berstatus sosial tinggi, akan cenderung berbahasa Jawa dalam tingkat

tutur ngoko kepada penjual. Dengan kata lain, pembeli tersebut akan

sering menggunakan bahasa Jawa dalam tingkat tutur krama.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperolah, calon pembeli sering

beranggapan bahwa penjual memiliki status sosial di bawahnya. Hal

ini menyebabkan pembeli lebih cenderung menggunakan bahasa Jawa

tingkat tutur ngoko. Berikut ini peristiwa tutur yang mengandung alih

tingkat tutur krama ke ngoko.

Konteks : Peristiwa Tuturan dalam Transaksi Jual Beli Celana olehPenjual kepada Pembeli

Penjual : Monggo Bu ingkang pundhi?(Silahkan Bu, yang mana?)

Pembeli : Menika, Mas(Itu, Mas)

Penjual : Oh ... menika kalihipun nginggile pitungdasa, Bu(Oh ... itu sama atasnya tujuh puluh, Bu)

Pembeli : Wis ora isa kurang, Mas?(Sudah tidak bisa kurang, Mas?)

Penjual : Saged diawis, panjenengan dhawuhipun ngawis pinten?(Bisa ditawa, kamu menawar berapa?)

Pembeli : Sing tenan wae pira regane?(Yang benar saja berapa harganya?)

(Tanggal : 24 Mei 2010// Pukul : 13.15)

Page 73: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

64

Tuturan kalimat tersebut di atas, terjadi peristiwa alih kode.

Pembeli semula menggunakan bahasa Jawa dalam tingkat tutur krama,

yakni pada tuturan “Menika, Mas” dan penjual menanggapi dengan

menggunakan bahasa Jawa tingkat tutur krama, seperti pada tuturan,

“Oh ... menika kalihipun nginggile pitungdasa, Bu”. Dan pembeli

kemudian beralih bahasa dari tingkat tutur krama ke tingkat tutur

ngoko, yakni “Wis ora isa kurang, Mas”. Akan tetapi penjual dalam

cuplikan di atas tetap konsisten menggunakan bahasa Jawa tingkat

tutur krama, seperti pada tuturan, “Saged diawis, panjenengan

dhawuhi ngawis pinten?”. Penggunaan alih tingkat tutur krama yang

dilakukan oleh penjual tersebut karena ingin menghormati pembeli.

Dan perlu diketahui bahwa alih tingkat tutur krama status sosialnya

lebih tinggi dibanding dengan alih tingkat tutur ngoko. Maka dengan

penggunaan alih kode tingkat tutur krama oleh penjual, pembeli akan

merasa senang dan dihormati. Meskipun pada tuturan pembeli

menjawabnya dengan tingkat tutur ngoko, namun penjual tetap

konsisten dengan alih tingkat tutur krama, dengan tujuan agar

mempererat persaudaraan dan etika perdagangan. Dengan demikian,

dapat dikatakan bahwa alih kode dalam contoh tuturan percakapan di

atas adalah dari bahasa Jawa tingkat tutur krama ke dalam tingkat tutur

ngoko dengan wujud kalimat.

Page 74: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

65

3. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Alih Kode dalam Peristiwa

Tuturan antara Penjual dan Pembeli di Pasar Johar Semarang

Alih kode terjadi karena beberapa faktor. Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya alih kode, antara lain : siapa yang berbicara,

dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, dan dengan tujuan apa.

Dalam berbagai kepustakaan linguistik, secara umum penyebab terjadinya

alih kode adalah : a) pembicara (penutur), b) pendengar (lawan tutur/mitra

tutur), c) perubahan situasi dengan hadirnya orang ketiga, d) pokok

pembicaraan (topik), e) membangkitkan rasa humor, f) untuk sekedar

bergengsi.

a. Penutur (OI)

Penutur memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan

bentuk kuantitas tuturan yang disampaikan seseorang. Berkaitan

dengan hal ini ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu siapakah

identitas orang pertama dan dari manakah asal-usul penutur itu.

Identitas OI akan ditentukan oleh tiga hal penting, yaitu : keadaan

fisiknya, mentalnya dan kemampuan berbahasanya.

Latar belakang penutur perlu dikaitkan jenis kelamin, daerah asal,

suku, umur, golongan kelas dalam masyarakat, profesi dan lain

sebagainya. Hal demikian terdapat dalam tuturan wacana penjual dan

pembeli dalam melakukan transaksi jual beli di pasar Johar Semarang.

Berikut ini peristiwa tutur yang mengandung faktor alih kode dalam

hal penutur.

Page 75: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

66

Konteks : Peristiwa Tuturan antara Penjual dan Pembeli dalamTawar Menawar Kaset

Pembeli : Pinten, Pak?(Berapa, Pak?)

Penjual : Kalihwelas, Mbak(Dua belas ribu, Mbak)

Pembeli : Gak boleh kurang?Penjual : Pas, Mbak, udah biyasa kok, Mbak.Pembeli : Di sana tadi delapan ribu.Penjual : Lain-lain, Mbak, ya ada tujuh ribu, delapan ribu juga ada.Pembeli : Delapan ribu gak boleh, Pak?Penjual : Gak boleh.

(Tanggal : 13 Mei 2010// Pukul : 10.31)

Tuturan kalimat di atas, terjadi peristiwa alih kode, yaitu pada

awalnya penjual dan pembeli menggunakan bahasa Jawa, dan pada

akhirnya mereka mengakhiri percakapan dengan menggunakan bahasa

Indonesia. Seperti pada tuturan pembeli, “Pinten, Pak?”. Penjual,

“Kalihwelas, Mbak”. Pembeli, “Gak boleh kurang”. Penjual, “Pas,

Mbak. Sudah biyasa kok, Mbak”. Di tengah percakapan tersebut

pembeli beralih bahasa dari bahasa Jawa tingkat tutur madya ke bahasa

Indonesia. Hal itu dilakukan karena pembeli kurang menguasai bahasa

Jawa meskipun sebenarnya pembeli tersebut asli orang Jawa dan lebih

nyaman menggunakan komunikasi dengan bahasa Indonesia ketika

bertutur kepada penjual. Pengalihan kode yang dilakukan oleh penjual

dan pembeli mempunyai alasan tertentu, yakni penjual dengan senang

mengikuti kode yang digunakan oleh pembeli. Pada awal percakapan

pembeli menggunakan bahasa Jawa, dan di akhir percakapan

menggunakan bahasa Indonesia. Hal tersebut dilakukan oleh penjual

Page 76: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

67

dengan tujuan untuk menghormati pembeli dengan cara penggunaan

bahasa, agar pembeli merasa terpuji dan senang dengan perlakuan

penjual yang ramah sekaligus agar barang dagangannya laku terjual.

Dengan demikian, alih kode bahasa yang terjadi adalah dari bahasa

Jawa tingkat tutur madya ke dalam bahasa Indonesia, yang disebabkan

oleh adanya penutur pertama yakni pembeli.

b. Mitra Tutur (O2)

Faktor O2 juga dapat menentukan bentuk tuturan yang

dikeluarkan seseorang dalam bertutur. Penutur yang berbicara dengan

mitra tutur yang berasal dari kelas sosial atas, tentu akan berasal dari

kelas sosial bawah. Dalam peristiwa tuturan antara penjual dan

pembeli di pasar Johar Semarang, faktor kedudukan sosial ini dapat

menyebabkan penjual dan pembeli beralih kode. Hal demikian terdapat

dalam peristiwa tutur di bawah ini.

Konteks : Peristiwa Tuturan Penjual dan Pembeli dalam Jual Beli AirMinum

Pembeli : Yang dingin, BuPenjual : Nggih sekedap

(Ya, sebentar)Pembeli : Pinten, Bu?

(Berapa, Bu?)Penjual : Dua setengahPembeli : Sedotane mboten enten?

(Sedotannya gak ada?)Penjual : Niku, Mbak

(Itu, Mbak)

(Tanggal : 15 Mei 2010// Pukul : 10.51)

Page 77: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

68

Tuturan kalimat tersebut di atas terjadi alih kode, yakni pada

awal percakapan pembeli menggunakan bahasa Indonesia, “Yang

dingin, Bu”, tetapi oleh penjual ditanggapi dengan menggunakan

bahasa Jawa tingkat tutur krama, seperti pada tuturan, “Nggih

sekedap”. Yang akhirnya pembeli pun melakukan alih bahasa yaitu

dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa tingkat tutur krama, seperti

“Pinten, Bu?”, yang selanjutnya berakhir dengan tuturan bahasa Jawa.

Pembeli yang pada awalnya menggunakan bahasa Indonesia,

kemudian beralih ke bahasa Jawa, setelah mendengar jawaban dari

penjual yang menggunakan bahasa Jawa. Karena pembeli merasa

status sosial penjual lebih tinggi. Dan dengan alasan untuk

menghormati penjual yang kebetulan kedudukan usianya lebih tua

daripada pembeli. Jadi pembeli disini lebih menghormati penjual agar

suasana tercipta pada saat jual beli berlangsung bisa menjadi lebih

santai dan akrab. Dengan demikian, alih kode bahasa yang terjadi

adalah dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa tingkat tutur

krama yang disebabkan oleh adanya mitra tutur yaitu pembeli.

c. Kehadiran Orang Ketiga (O3)

Kehadiran orang ketiga kadang-kadang juga dapat dipakai

sebagai penentu berubahnya kode yang dipakai oleh seseorang dalam

berkomunikasi. Misalnya dalam peristiwa tawar menawar barang.

Penjual dan pembeli bertutur dalam bahasa Indonesia, kemudian

Page 78: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

69

berpindah ke bahasa Jawa tanpa dicampuri dengan bahasa Indonesia

meskipun penjual kehadiran calon pembeli baru.

Berikut adalah peristiwa tutur yang mengandung alih kode yang

berupa kehadiran orang ketiga.

Konteks : Peristiwa Tuturan Penjual dan Pembeli dalam Jual BeliJilbab (Kerudung)

Penjual : Monggo Mbak, ditingali riyen(Silahkan Mbak, dilihat dulu)

Pembeli 1 : Ningali tok angsal?(Lihat-lihat saja boleh?)

Penjual : Oh ... angsal, Mbak.(Boleh, Mbak)

Pembeli 1 : Wernane sing ungu kados Vario niku, enten?(Warna yang ungu seperti Vario itu ada?)

Penjual : Oh ... sing niku telas, Mbak.(Yang itu habis, Mbak)

Pembeli 2 : Berapa itu, Mas?Penjual : Yang itu tiga puluh ribu.Pembeli 1 : Kalau yang ini berapa, Mas?Penjual : Itu lima belas ribu.Pembeli 1 : La, kaya’ gini, ungu hampir pink gini, gak ada?Penjual : Ada, Mbak.Pembeli 1 : Mana?Penjual : Di sana, tak ambilke, tapi harganya jadi?Pembeli 1 : Berapa? Dua belas ribu, ya Mas?Penjual : Ya udah, tak ambilke, ya.

(Tanggal : 05 Mei 2010// Pukul : 14.16)

Tuturan kelimat tersebut terjadi peristiwa alih kode. Pada

peristiwa tuturan antara penjual d dan pembeli yang awalnya

menggunakan bahasa Jawa tingkat tutur madya, seperti pada tuturan

penjual, “Monggo, Mbak ditingali riyen”. Pembeli, “Ningali tok

angsal?”. Penjual, “Oh, angsal, Mbak”. Pembeli, “Wernane sing ungu

kados Vario niku enten?”. Penjual, “Oh, sing niku telas, Mbak”.

Page 79: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

70

Namun di tengah percakapan, hadirlah pembeli (2) yang

berkomunikasi dengan penjual dengan menggunakan bahasa Indonesia

seperti pada tuturan, “Berapa ini, Mas?” dan oleh penjual

menanggapinya dengan melakukan alih bahasa yaitu beralih dari

bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia, yaitu sesuai dengan kondisi

pembeli (2) yang saat itu sedang bertutur kepada penjual dengan

menggunakan bahasa Indonesia, seperti pada tuturan, “Yang itu tiga

puluh ribu”, dan seterusnya sampai berakhir dengan percakapan

dengan menggunakan bahasa Indonesia. Hal tersebut disebabkan

karena memang antara penjual dan pembeli asli orang Jawa, tepatnya

Semarang. Tetapi diantara meraka masing-masing menguasai bahasa

Indonesia, yang kebetulan ditandai dengan hadirnya pembeli (2).

Alasan mereka beralih kode karena tujuan tertentu, yaitu agar

komunikasi yang terjadi pada saat tawar menawar berlangsung itu

menjadi lebih santai dan akrab. Dengan demikian, alih kode yang

terjadi adalah alih kode dari bahasa Jawa tingkat tutur madya ke dalam

bahasa Indonesia yang disebabkan karena adanya kehadiran orang

ketiga.

d. Pokok Pembicaraan (Topik)

Permasalahan yang dibicarakan dalam peristiwa bentuk bahasa,

ragam maupun variasi bahasa yang digunakan dalam pembicaraan itu

mengenai masalah ilmu pengetahuan, persahabatan, dan lain-lain.

Apabila terjadi alih pokok pembicaraan bentuk bahasa atau variasi

Page 80: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

71

bahasanya, cenderung berubah mengikuti pokok pembicaraannya.

Dalam peristiwa tuturan antara penjual dan pembeli di pasar Johar

Semarang, alih pokok pembicaraan mempengaruhi penjual dan

pembeli untuk melakukan alih kode.

Hal demikian dapat dilihat pada peristiwa tutur di bawah ini.

Konteks : Peristiwa Tuturan antara Penjual dan Pembeli dalam TawarMenawar Sepatu Fantofel

Penjual : Mangga, Mbak, padhos sepatu napa?(Silakan, Mbak, cari sepatu apa?)

Pembeli : Ya, Pak, sepatu fantofel yang merknya Crocodile ada?Penjual : Ada, sebentar. Yang nomor berapa? Itu Mbak, milih

sendiri, ya?Pembeli : Yang nomor empat puluh. Ini harganya berapa, Pak?Penjual : Seratus lima puluh ribuPembeli : Kok mahal sekali, PakPenjual : Ngomong-ngomong, Mbak kuliah atau kerja?Pembeli : Saya masih kuliah, PakPenjual : Ya, sudah saya beri harga seratus dua puluh lima. Buat

siapa to, Mbak?Pembeli : Buat pacar saya. Masih terlalu mahal, diskon lagi, Pak,

seratus ribu, ya?Penjual : Ya, sudah ambil berapa?

(Tanggal : 06 Mei 2010// Pukul : 13.00)

Tuturan kalimat tersebut di atas mengandung alih kode, yakni

di dalam tuturan antara penjual dan pembeli ada dua topik yang

dibicarakan, yaitu yang pertama tawar menawar sepatu dan yang kedua

membicarakan tentang status pembeli. Pada topik yang pertama

penjual menggunakan bahasa Jawa, seperti pada tuturan, “Mangga,

Mbak, padhos sepatu napa?”. Kemudian setelah mendengar jawaban

dari pembeli yang menggunakan bahasa Indonesia, maka penjual

Page 81: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

72

beralih bahasa yaitu dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia sampai

akhir percakapan, yakni seperti pada tuturan, “Ya, Pak, sepatu fantofel

yang merknya Crocodile ada?”. Sedangkan pada topik kedua penjual

sekedar ingin tahu status pembeli (mahasiswa) seperti pada tuturan,

“Ngomong-ngomong, Mbak kuliah atau kerja?”, sehingga mereka

beralih ke bahasa Indonesia untuk kembali ke topik tawar menawar,

seperti pada tuturan, “Ya sudah saya beri harga seratus dua puluh

lima”. Alasan penjual beralih kode dari bahasa Jawa ke dalam bahasa

Indonesia karena penjual merasa bahwa pembeli adalah seorang

pelajar/mahasiswa, adanya hal tersebut maka penjual dengan sadar

beralih kode bahasa Indonesia agar mudah dan lancar dalam

berkomunikasi dan dimengerti oleh pembeli pada saat tawar menawar

barang. Dengan demikian, alih kode yang terjadi adalah dari bahasa

Jawa ke dalam bahasa Indonesia, yang disebabkan oleh adanya

pergantian topik yang mereka bicarakan.

e. Membangkitkan Rasa Humor

Penutur mengalihkan kode bahasa dalam hal kehumoran untuk

menghilangkan ketegangan dan keseriusan. Alih kode demikian

berwujud alih varian, alih ragam dan alih gaya bahasa. Hal demikian

dapat dilihat pada peristiwa tutur di bawah ini.

Konteks : Peristiwa Tuturan Penjual dan Pembeli dalam TawarMenawar Tas

Pembeli : Kalau ini berapa, Bu?Penjual : Seratus delapan puluh ribuPembeli 1 : Gak boleh kurang, Bu?

Page 82: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

73

Penjual : Maaf, disini ndak nawarinPembeli 1 : Oh ... ndak pernah nawarin?Penjual : Iya, bakule renyah ...Pembeli 2 : Emangnya makanan?! RenyahPenjual : IyaPembeli 1 : Kalau yang ini berapa, Bu?Penjual : Mana? Yang itu juga samaPembeli 3 : Sama, bahannya kan samaPenjual 1 : Itu gak boleh kurang, Bu?Penjual : Iya, ntar tak kurangi sumpelePembeli : Ha ... ha ... ha ...Penjual : Kalau tak kurangi resletingnya ntar gak bisa dipake loPembeli 2 : Iya ... ya

(Tanggal : 18 Mei 2010// Pukul : 13.07)

Tuturan kalimat di atas terjadi peristiwa alih kode yang

dilakukan oleh penjual. Komunikasi yang dilakukan antara penjual dan

pembeli tersebut adalah menggunakan bahasa Indonesia yang sesekali

dicampurkan dengan bahasa Jawa, seperti pada tuturan penjual,

“Seratus delapan puluh ribu”. Pembeli, “Gak boleh kurang, Bu?”.

Penjual, “Maaf, disini ndak nawarin”, Pembeli (2), “Oh ... ndak

pernah nawarin?”, dan setelah itu penjual beralih bahasa Indonesia ke

bahasa Jawa, seperti tuturan, “Iya bakule renyah”, yang artinya “Ya,

penjualnya renyah”. Yang kemudian penjual pun memunculkan atau

membuat rasa humor dengan tujuan untuk menghilangkan ketegangan

dan keseriusan. Seperti pada tuturan pembeli, “Itu gak boleh kurang,

Bu?” Penjual, “Iya, ntar tak kurangi sumpele”. Pembeli (1, 2, 3), “ha

... ha ... ha”.

Page 83: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

74

Alasan peralihan kode yang dilakukan oleh penjual karena ingin menimbulkan

suasana santai, lelucon dan memuji pembeli agar barang dagangannya laku

terjual, karena sesungguhnya pembeli suka dipuji agar jadi membeli barangnya.

Dengan demikian, alih kode yang terjadi adalah alih bahasa Indonesia ke dalam

bahasa Jawa, yang disebabkan oleh adanya suasana humor/lucu

Page 84: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

75

BAB VPENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan pada Bab IV, dapat disimpulkan

bahwa penelitian yang dikemukakan meliputi pemerian wujud tuturan penjual

dan pembeli yang menyebabkan terjadinya peristiwa campur kode dan alih

kode di pasar Johar Semarang. Wujud campur kode tuturan penjual dan

pembeli di Pasar Johar Semarang adalah berupa : 1) penyisipan unsur-unsur

yang berwujud kata, 2) berwujud frase, 3) berwujud klausa, 4)berwujud kata

ulang, dan 5) berwujud idiom/ungkapan. Dan dilihat dari penggolongannya ada

2 campur kode, yakni campur kode intern dan campur kode ekstern.

Wujud alih kode tuturan penjual dan pembeli di Pasar Johar Semarang

adalah berupa alih bahasa yang meliputi : alih bahasa Indonesia ke dalam

bahasa Jawa, alih bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia dan alih bahasa

Indonesia ke dalam bahasa asing. Alih bahasa Jawa berupa : peralihan

antartingkat tutur yaitu karma, madya dan ngoko.

B. Saran

Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan alat berupa bahasa. Dan

bahasa merupakan alat yang ampuh untuk berhubungan dan kerja sama dengan

orang di pasar.

Beragam dialek akan ditemui saat proses jual-beli. Hal ini dimaksudkan

agar penutur (penjual) maupun mitra tutur (pembeli) dapat saling memahami

Page 85: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

76

apa yang dimaksud oleh kedua belah pihak dan tidak menimbulkan salah

pengertian. Adanya alih kode dan campur kode selama tuturan berlangsung

merupakan hal wajar yang dipakai penjual dan pembeli saat bertransaksi

Page 86: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Aslinda dan Leni Syafyahya. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT

Refika Aditama.

Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal.

Jakarta: Rineka Cipta.

Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga. Jakarta: Balai

Pustaka.

Jongkie, Tio. 2006. Kota Semarang dalam Kenangan. Semarang: Mustika.

Rahardi, Kunjana. 2001. Sosiolinguistik Kode dan Alih Kode. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Sudaryanto. 1993. Menguak Fungsi Hakiki Bahasa. yogyakarta: Duta Wacana

Press.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Analisis Aneka Bahasa: pengantar penelitian

Wahana Kebudayaan secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana Press.

Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Kdwibahasaan. Bandung: Angkasa.

Thomas, Linda & Shan Wareing. 2007. Bahasa, Masyarakat dan Kekuasaan.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yasyin, Sulchan. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: AMANAH.

Page 87: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

A. TUTURAN PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR JOHAR

SEMARANG

1. Peristiwa Tuturan Penjual dan Pembeli dalam Jual Beli Kerudung( jilbab)

Tanggal : 05 Mei 2010Pukul : 14:16Penjual : Mas Catur

Penjual : monggo mbak ditingali riyen.(silahkan mbak, dilihat dulu)

Pembeli I : ningali tok angsal?(lihat-lihat saja boleh?)

Penjual : angsal mbak(boleh mbak)

Pembeli I : wernane sing ungu kados Vario niku wonten?(warna yang mirip vario itu ada?)

Penjual : oh.. sing niku telas mbak.(oh.. yang itu habis mbak)

Pembeli 2 : berapa ini mas?

Penjual : yang itu tigapuluh ribu

Pembeli I : kalau yang ini berapa mas?

Penjual : itu limabelas ribu.

Pembeli I : lha kayak gini, ungu sing hampir pink gini gak ada?(lha seperti ini, ungu yang hampir pink gini gak ada?)

Pembeli I : berapa? Duabelas ribu ya mas?

Penjual : ya sudah, tak ambilke ya.

Page 88: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

2. Peristiwa Tuturan antara Penjual dan Pembeli dalam Jual BeliCelana Pendek (Boxer).

Tanggal : 05 Mei 2010Pukul : 13:57Penjual : Bu Aisyah

Pembeli I : ini satu berapa bu?

Penjual : duapuluh ribu.

Pembeli I : mosok larangmen bu?(masa’ mahal sekali bu?)

Penjual : itu yang alus nok.

Pembeli 2 : kurang boleh gak bu?

Penjual : Lha mau kurang berapa?

Pembeli 2 : sepuluh ribu?

Penjual : limabelas ribu boleh.

Pembeli I : kalau ini berapa bu?

Penjual : itu yang Boxer besar atau kecil? Yang jumbo duapuluhlima, yang kecil duapuluh ribu.

Pembeli I : ini delapan ribu ya bu?

Penjual : ini murah kok.

Pembeli I : kemarin di Simpang lima saja delapan ribu, tujuh ribumalah.

Penjual : oh.. gak ada, wong aku jualnya yo ning simpang kokmbak.(oh gak ada, wong aku jualnya juga di simpang lima kok

mbak).

Pembeli I : kemarin kok beli di Simpang boleh ya..

Penjual : sebelah mana?

Pembeli I : itu sebelah utara.

Page 89: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

Pembeli 2 : sudah, ini berapa bu?

Penjual : limabelas ribu mbak.

Pembeli 2 : sepuluh?

Pembeli I : halah nak entuk bu,(kalau boleh bu?)

Penjual : mau ambil berapa toh?

Pembeli 2 : satu.

Penjual : ya sudah.

Page 90: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

3. Peristiwa Tuturan antara Penjual dan Pembeli dalam TawarMenawar Sepatu Pantofel

Tanggal : 06 Mei 2010Pukul : 13:00Penjual : Pak Bandhi

Penjual :Mangga, Mbak, padhos sepatu napa?(Silakan, Mbak, cari sepatu apa?)

Pembeli :Ya, Pak, sepatu fantofel yang merknya Crocodile ada?

Penjual :Ada, sebentar. Yang nomor berapa? Itu Mbak, milihsendiri, ya?

Pembeli :Yang nomor empat puluh. Ini harganya berapa, Pak?

Penjual :Seratus lima puluh ribu

Pembeli :Kok mahal sekali, Pak

Penjual :Ngomong-ngomong, Mbak kuliah atau kerja?

Pembeli :Saya masih kuliah, Pak

Penjual :Ya, sudah saya beri harga seratus dua puluh lima. Buatsiapa to, Mbak?

Pembeli :Buat pacar saya. Masih terlalu mahal, diskon lagi, Pak,seratus ribu, ya?

Penjual :Ya, sudah ambil berapa?

Page 91: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

4. Peristiwa Tuturan dalam Transaksi Jual Beli Baju Anak-anak olehPenjual dan Pembeli

Tanggal : 08 Mei 2010Pukul : 09:45Penjual : Mbak Rom

Penjual :Ampun, Mak De, nak sepuluh dereng entuk.(Jangan, Mak De, kalau sepuluh belum boleh)

Pembeli :Aku wingi karo Makmu yo semono.(Aku kemaren sama Ibumu ya segitu)

Penjual :Ora ngono kuwi, yo ... ora duwe Ibu ki ...(Gak seperti itu, gak punya Ibu itu)

Pembeli :Niki lo ...(Ini lo ...)

Penjual :Paringi receh, Mak De ...(Kasih receh, Mak De ...)

Page 92: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

5. Peristiwa Tuturan antara Penjual kepada Pembeli dalam TransaksiJual Beli Beras

Tanggal : 09 Mei 2010Pukul : 15:13Penjual : Bu Wagini

Pembeli : Beras, Bu, 1 kg berapa?

Penjual : Lima setengah mawon, Mbak, di sana-sana ki wis enemewu.(Lima setengah ja, Mbak, di sana-sana sudah enam ribu)

Pembeli : Tapi, emang item ya, Bu, berasnya?

Penjual : Lo, beras ayu ngene koyo’ Mbak’e kok dibilang item.(Lo, beras cantik gini mirip Mbak’nya kok dibilang item)

Pembeli : Hehe ..., matursuwun, monggo ...(Hehe ..., terima kasih, permisi ...)

Penjual : Sami-sami, atos-atos, Mbak.(Sama-sama, hati-hati, Mbak)

Page 93: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

6. Tuturan antara Penjual dan Pembeli dalam Transaksi Jual BeliCharger Hp

Tanggal : 10 Mei 2010Pukul : 09:48Penjual : Mbak Yulia

Pembeli : Mbak, charger untuk Hp ini ada?

Penjual : Boleh saya lihat dulu, Mbak, besar atau kecil?

Pembeli : Ini, Mbak, Hpnya

Penjual : Oh ... Nokia besar, ya. Kalau yang ini kosong, Mbak,barangnya. Mungkin minggu depan.

Pembeli : Kira-kira harganya nyampe berapa ya, Mbak, kalau bolehsaya tau.

Penjual : Sekitar dua puluhan, dua puluh ke bawah

Page 94: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

7. Peristiwa Tuturan antara Penjual dan Pembeli dalam Transaksi JualBeli Pakaian Dalam

Tanggal : 12 Mei 2010Pukul : 13:13Penjual : Bu Diah

Pembeli 1 : Kok mahal? Pasnya berapa?

Penjual : Ada harga ada kualitas, lha ini merknya saja Gtmen. Yasudah tak paskan, CDnya tujuh belas setengah, Bhnya duapuluh, lha singletnya dua puluh lima. Bagaimana?

Pembeli 1 : Ya sudah saya ambil.

Pembeli 2 : Celana daleme regane piro, Bu?(Celana dalam, harganya berapa, Bu?)

Penjual : Monggo, Bu, murah, kualitase apik, sing iki rungpuluhewu.(Silakan, Bu, Murah, tapi kualitasnya bagus, yang ini duapuluh ribu)

Pembeli 2 : Pase pira? Lha ibune kuwi, kok sampean wenehi regopitulas setengah?(Pasnya berapa? Lha Ibunya itu kok kamu beri hargatujuh belas setengah?)

Page 95: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

8. Peristiwa Tuturan Penjual dan Pembeli dalam Tawar Menawar KaosKaki

Tanggal : 13 Mei 2010Pukul : 13:08Penjual : Bu Hanik

Penjual : Padhos nopo, Mbak?(Cari apa, Mbak)

Pembeli : Kaos kaki, Bu.

Penjual : Monggo, niki milih piyambak.(Silahkan pilih sendiri)

Pembeli : Sing niki pinten, Bu?(Yang ini berapa, Bu?)

Penjual : Niki limang ewu mawon.(Ini lima ribu saja)

Pembeli : Halah sih, tiga, sepuluh ribu, ya?

Page 96: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

9. Peristiwa Tuturan antara Penjual dan pembeli dalam jual beli Kaset

Tanggal : 13 mei 2010Pukul : 10:31Penjual : Pak Kandik

Pembeli : pinten pak?(berapa pak?)

Penjual : kalih welas mbak.(duabelas ribu mbak)

Pembeli : gak boleh kurang?

Penjual : pas mbak, sudah byasa kok mbak.

Pembeli : di sana tadi delapan ribu.

Penjual : lain-lain mbak, ya ada tujuh ribu, delapan ribu juga ada.

Pembeli : delapan ribu gak boleh pak?

Penjual : gak boleh.

Pembeli : pase pinten?(pasnya berapa?)

Penjual : pase sepuluh ribu mboten nopo-nopo, gawe pelaris.(pasnya sepuluh ribu gak apa-apa, buat pelaris)

Pembeli : delapan ribu ya pak?

Penjual : pas kok mbak, sepuluh ribu.

Pembeli : sembilan wis sembilan?(sembilan ya?)

Penjual : Lha mau beli berapa?

Pembeli : satu tok.

Penjual : ya sudah.

Page 97: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

10. Peristiwa tuturan antara Penjual dan Pembali dalam tawar MenawarGerabah (gelas).

Tanggal : 16 Mei 2010Pukul : 11:27Penjual : Mbak Sarah

Pembeli : pasnya berapa mbak?

Penjual : potonge dua setengah ribu mbak, gak towo banyak ogibuk’e

(potong dua setengah ribu mbak, gak nawar banyakibunya)

Pembeli 2 : yo gak po-po jenenge ngenyang.(ya gak apa-apa namanya nawar)

Penjual : daripada mbak’e ini ketok’e kan ra pantes ngono lhodigowo,

Nak ini kan mewah walaupun murah, ya toh?(daripada mbaknya ini kelihatannya kan gak pantes begitu,Kalau ini kan mewah walaupun murah, iya toh?)

Pembeli : yang kayak ini berapa mbak?

Penjual : yang itu enampuluh lima ribu, kayak yang dari Mekah ituLho mbak.

Pembeli : ya sudah mbak, berapa?

Penjual : dua dua setengah, towone sithik mbak.(duapuluh dua setengah mbak, nawarnya sedikit kok

mbak)

Pembeli : nggih sampun niki mawon(ya sudah, ini saja)

Penjual : pecah wae.(uang kecil saja)

Pembeli : gak ada mbak.

Penjual : paringi recehe(kasih uang recehnya)

Page 98: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

Pembeli : mboten wonten(tida k ada)

Penjual : sing dua setengahe ono gak?(yang dua setengah ribu ada tidak?)

Pembeli :oh..

Penjual : he’eh ntar kan kembali delapanpuluh ribu.

Pembeli : iya, recehan tapi mbak.

Penjual : rak po-po toh malah(gak apa-apa)

Pembeli : maturnuwun nggih mbak.(terima kasih mbak)

Page 99: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

11. Peristiwa Tuturan Penjual dan Pembeli dalam Jual Beli Air Minum(Aqua)

tanggal : 15 Mei 2010pukul : 10: 51penjual : Bu Kusyati

Pembeli :Yang dingin, Bu

Penjual :Nggih sekedap(Ya, sebentar)

Pembeli :Pinten, Bu?(Berapa, Bu?)

Penjual :Dua setengah

Pembeli :Sedotane mboten enten?(Sedotannya gak ada?)

Penjual :Niku, Mbak(Itu, Mbak)

Page 100: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

12. Peristiwa Tuturan antara Penjual dan Pembeli dalam Transaksi JualBeli Make-up

Tanggal : 17 Mei 2010Pukul : 13:30Penjual : Bu Waginah

Pembeli 1 : Pinten, Bu?(Berapa, Bu?)

Pen jual : Setunggal ewu.(Seribu)

Pembeli 1 : La niki?(La ini?)

Penjual : Sing panjang dua ribu.(Yang panjang dua ribu)

Pen jual : Niku separo coklat, separo ireng, pengen hitam bisa,coklat bisa.(Itu setengah coklat, setengah hitam, ...)

Pembeli 1 : Niki nggih sami, Bu?(Ini juga sama, Bu?)

Penjual : Nggih, Mbak, monggo pokok’e panjang kalih ewu, singpendek sewu. Milih mawon.(Ya, Mbak, silahkan, yang panjang du aribu, yang pendekseribu. Pilih sendiri)

Pembeli 2 : Bu, sing damel teng mriki, niku opo?(Bu, yang buat disini, itu apa?)

Penjual : Oh ... eye shadow? Niku toh, niku sing gedhe onoblason’e.(oh eye shadow?, itu yang besar ada blason’e)

Pembeli 2 : Berapa, Bu?

Penjual : Sing niku dua puluh ribu, Mbak.(Yang itu dua puluh ribu, Mbak)

Page 101: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

13. Peristiwa Tuturan Penjual dan Pembeli dalam Tawar Menawar Tas

Tanggal : 18 Mei 2010Pukul : 13:07Penjual : Bu Tutik

Pembeli : Kalau ini berapa, Bu?

Penjual : Seratus delapan puluh ribu

Pembeli 1 : Gak boleh kurang, Bu?

Penjual : Maaf, disini ndak nawarin

Pembeli 1 : Oh ... ndak pernah nawarin?

Penjual : Iya, bakule renyah ...

Pembeli 2 : Emangnya makanan?! Renyah

Penjual : Iya

Pembeli 1 : Kalau yang ini berapa, Bu?

Penjual : Mana? Yang itu juga sama

Pembeli 3 : Sama, bahannya kan sama

Penjual 1 : Itu gak boleh kurang, Bu?

Penjual : Iya, ntar tak kurangi sumpele

Pembeli : Ha ... ha ... ha ...

Penjual : Kalau tak kurangi resletingnya ntar gak bisa dipake lo

Pembeli 2 : Iya ... ya

Page 102: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

14. Peristiwa Tuturan Penjual dan Pembeli antara Penjual dan Pembelidalam Jual Beli Buku

Tanggal : 18 Mei 2010Pukul : 12:54Penjual I : Pak DarnoPenjual 2 : Mas hermantoPenjual 3 : Pak Kasmuni

Penjual : apa mbak?

Pembeli : buku mistik.

Penjual : gak punya, apa jenenge? Tentang gaib ya?(tidak punya, apa namanya? Tentang ghaib ya?)

Pembeli : iya

Penjual : lha ini buku tentang ghaib mau?

Pembeli : mistik kok pak

Penjual 2 : mistik?

Pembeli : ya mistik.

Penjual 3 : majalah tentang mistik ono malahan(majalah mistik ada malah)

Pembeli : gak og, itu tentang teorinya

Pembeli 2 : itu cerita pak?

Penjual : iya cerita

Pembeli : tentang teorinya kok

Penjual 2 : mistik yo mbak?

Pembeli : nggih(iya)

Penjual 2 : sek, aku mau nemu mistik, endhi yo?

Page 103: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

(sebentar, aku tadi lihat mistik, mana ya?)

Penjual 3 : buku-buku sulap iku lho

Penjual 3 : la iya ono mau kok(la iya, ada tadi kok)

Pembeli 2 : tentang teorinya pak?

Pembeli 3 : pak tak ataruh sini ya?

Penjual 2 : iya, terima kasih ya pak.

Pembeli : gak ada ya pak?

Penjual 2 : kok ora ono yo?(kok tidak ada ya?)

Pembeli : nggih sampun pak(ya sudah pak)

Pembeli 2 : mari pak..

Penjual : ya, monggo-monggo(ya, silahkan-silahkan)

Page 104: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

15. Peristiwa Tuturan Penjual dan Pembeli dalam Tawar MenawarBarang Kelontongan

Tanggal : 19 Mei 2010Pukul : 11:22Penjual : Mbak Sarah

Pembeli 1 : Ada mug, Mbak?

Penjual 1 : Ada, tetapi isinya dua, mau?

Pembeli 1 : Kaya’ apa, Mbak?

Penjual 1 : Sek, tak ambilke.(Sebentar, saya ambilkan)

Penjual 2 : Pink apa ijo, Sayang?

Pembeli 3 : Ijone kaya’ apa?(Hijaunya kaya’ apa?)

Penjual 2 : Ijone terang, tak ambilke ijone ya.(Hijaunya terang, tak amblikan hijaunya ya)

Penjual 1 : Mbak’e tak jupukke sekalian mug, ya.(Mbaknya saya ambilkan sekalian mug, ya)

Pembeli 1 : Iya, Mbak.

Penjual 2 : Mbak, ijone habis. Jelek owg malah ijone.(Mbak, hijaunya habis. Jelek kok hijaunya)

Pembeli 4 : Pink’e wae wis lah.(Pink-nya saja gak apa-apa)

Pembeli 3 : Iki, Mbak, tinggal bayar.(Ini, Mbak, tinggal bayar)

Penjual 2 : Oh ... ya.

Penjual 1 : Ini, Mbak, duapuluh ribu, yang itu lima belas ribu.

Pembeli 2 : Bedanya apa, Mbak?

Page 105: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

Penjual 1 : Bedanya besar, itu kecil. Isinya hampir sama, cuma besarsama kecil.

Pembeli 2 : Cuma dua tok isinya?(Cuma dua saja isinya?)

Penjual 1 : Iya.

Page 106: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

16. Peristiwa Tuturan yang Dilakukan Penjual kepada Pembeli dalamTawar Menawar Celana Jeans

Tanggal : 22 Mei 2010Pukul : 11:45Penjual : pak Tikno

Pembeli : Assalamu’alaikum(Semoga kedamaian ada pada kalian)

Penjual : Wa’alaikumussalam, cari apa, Mas?(Dan semoga keselamatan juga ada pada kalian, ya cariapa, Mas?)

Pembeli : Celana jeans

Penjual : Yang panjang atau pendek?

Pembeli : Yang panjang saja, ada?

Penjual : Ada, sebentar ya, ukurannya berapa, Mas?

Page 107: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

17. Peristiwa Tuturan dalam Transaksi Jual Beli Celana oleh Penjual kepadaPembeli

Tanggal : 24 Mei 2010Pukul : 13:15Penjual : Bu Umi

Penjual : Monggo Bu ingkang pundhi?(Silahkan Bu, yang mana?)

Pembeli : Menika, Mas(Itu, Mas)

Penjual : Oh ... menika kalihipun nginggile pitungdasa, Bu(Oh ... itu sama atasnya tujuh puluh, Bu)

Pembeli : Wis ora isa kurang, Mas?(Sudah tidak bisa kurang, Mas?)

Penjual : Saged diawis, panjenengan dhawuhipun ngawis pinten?(Bisa ditawa, kamu menawar berapa?)

Pembeli : Sing tenan wae pira regane?(Yang benar saja berapa harganya?)

Page 108: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

18. Peristiwa Tuturan dalam Transaksi jual Beli Rok Panjang

Tanggal : 8 Juni 2010Pukul : 08:45Penjual : Mbak Rom

Pembeli : Rok’e piro mbak Rom?(roknya berapa mbak Rom?)

Penjual : seket lima(limapuluh lima ribu)

Pembeli : ONo kaose?(ada kaosnya)

Penjual : Niku toh De saged didamel baju panjang talenan(itu bisa dibuat baju panjang bertali)

Pembeli2 : Lha klambine?(bajunya?)

Penjual : gak ono(gak ada)

Page 109: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

19. Peristiwa Tuturan dalam Transaksi Jual Beli Batik

Tanggal : 11 Juni 2010Pukul : 14:40

Pembeli1 : itu ukurannya apa pak?

Penjual : XXL

Pembeli1 : yang S pak

Pembeli2 : limapuluh toh?

Penjual2 : lima-lima

Pembeli2 : init oh mbak, kurangi sepuluh ribu wong beli dua kok

Penjual : belum dapet

Pembeli1 :ini sama toh?

Penjual : inisama ini sama motif, ini sama ini beda motif, mau kembarmotif beda warna? Mudeng gak?, ini sama ini bungane sama,Cuma beda wrna, tapi nak ini sama ini beda bunga, beda warna.

Pembeli1 : tapi modele sama?

Penjual : ini sama bunga beda warna, ini beda bunga beda warna.

Pembeli3 : iki mbek iki podho?(ini dengan ini sama?)

Penjual : ini mbek ini beda, beda motif beda warna.

Penjual : maturnuwun(terima kasih)

Pembeli1 : nggih(iya)

Page 110: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

20. Peristiwa Tuturan Penjual dan Pembeli dalam Transaksi Jual Beli

Pernak-pernik.

Tanggal : 11 Juni 2010Pukul : 15:03

Pembeli1 : sama mbak semua?

Penjual : sama

Pembeli2 : sing apik ndi?(yang bagus mana?

Penjual : bagus semua

Pembeli1 : sak senengmu ah, iku lo doraemon(terserah, itu lo Doraemon)

Pembeli2 : ki siong 2B( ini yang 2B)

Pembeli1 : ora kabeh yow(gak semuanya)

Pembeli2 : la iki?(yang ini?)

Pembeli1 : ora(gak)

Pembeli1 : boleh kurang mbak?

Penjual : pas mbak

Pembeli2 : iki opo iki?(ini atau ini?)

Pembeli1 : gage tah mileh ndi?(cepet pilih mana?)

Page 111: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

21. Peristiwa Tuturan Penjual dan Pembeli dalam Transaksi Jual Beli

Sarimbit

Tanggal : 11 Juni 2010Pikul : 16:02

Penjual : Korting limaribu, seratus tigapuluh ribu

Pembeli1 : seratus duapuluh?

Penjual : pake sap itu belum dapet, pasnya tigapuluhPembeli2 : modele seneng?

Pembeli3 : modele ngene-ngene tok?(modelnya gini-gini saja?)

Pembeli2 : nak sing dadi mang ngene-ngene tok maceme(kalau yang jadi gini-gini saja macamnya)

Pembeli3 : apik sing ndi?(bagus yang mana?)

Pembeli2 : apik iki toh(bagus yang ini)

Pembeli3 : gak limapuluh mbak?

Penjual : pas bu

Pembeli3 : enam lima ya mbak?

Penjual : gak bisa, tujuh lima bu.

Page 112: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

22. Peristiwa tuturan antara Penjual dan Pembeli dalam Transaksi Jual Beli

Baju Kemeja

Tanggal : 12 Juni 2010Pukul : 10:15

Pembeli1 : Kalau yang ini harganya berapa, Bu?

Penjual : hemnya gak jadi? Bagus-bagus lho.

Pembeli1 : tidak ada yang cocok Bu, ini berapa?

Penjual : Enampuluh ribu saja

Pembeli2 : ini warnanya apa saja?

Penjual : ngersake werna napa tho bu?(menghendaki warna apa bu?)

Pembeli2 : sing ijo enten mboten?(yang hijau ada tidak?)

Penjual : kulo pundhutke rumiyen nggih.(saya ambilkan dulu)

Page 113: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

23. Peristiwa Tuturan Antara Penjual dan Pembeli dalam Transaksi Jual

Beli Baju Batik

Tanggal : 12 juni 2010Pukul : 13:02

Penjual : Batiknya, mbak

Pembeli : yang kemeja ada mbak?

Penjual : mau dipake acara apa?

Pembeli : kondangan

Penjual : sebentar saya carikan dulu

Pembeli : iya.

Penjual : seperti ini

Pembeli : pinten niki regane?(berapa harganya?)

Penjual : papat lima mawon.

Pembeli : nggih mpun niku mawon.

Page 114: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

24. Peristiwa Tuturan Antara Penjual dan Pembeli dalam Transaksi Jual

Beli Gambar dan Pigura

Tanggal : 12 juni 2010Pukul : 16:16

Penjual :niki wangsulane(ini kembalinya)

Pembeli : matursuwun nggih(terima kasih)

Penjual : sami-sami(sama-sama)

Pembeli : pareng(permisi)

Penjual : mangga atos-atos(silakan, hati-hati)

Page 115: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

25. Peristiwa Tuturan Antara Penjual dan Pembeli dalam Transaksi Jual

Beli Assesoris HP

Tanggal : 13 Juni 2010Pukul : 11:45

Penjual :siang mas, ada yang bisa dibantu?

Pembeli : ya siang. Mau cari tempat HP ada mas?

Penjual : ini, milih sendiri mas

Pembeli : berapa harganya?

Penjual : tigapuluh ribu.

Page 116: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

26. Peristiwa Tuturan Antara Penjual dan Pembeli dalam Transaksi Jual

Beli Seprei

Tanggal : 13 Juni 2010Pukul : 13:36

Penjual : Golek apa mbak?(cari apa mbak?)

Pembeli : golek seprei(cari seprei)

Penjual : sing apik po sing biasa?( yang bagus atau yang biasa?)

Pembeli : yo sing apik to mbak(ya yang bagus mbak)

Penjual : ki telungpuluh lima mbak(ini tigapuluh lima mbak)

Pembeli : telungpuluh ya mbak?(tigapuluh ya mbak?)

Penjual : tidak boleh mbak, belum dapet.

Page 117: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

27. Peristiwa Tuturan Antara Penjual dan Pembeli dalam Transaksi Jual

Beli Jilbab

Tanggal : 13 Juni 2010Pukul : 14:43

Pembeli1 : permisi mbak

Penjual : ya, silakan mbak jilbabnya

Pembeli1 : jilbab yang seperti tapi yang abu-abu ada mbak?

Penjual : ada, ini mbak

Pembeli2 : pinten mbak, regine?(berapa mbak harganya?)

Penjual : tigang doso ewu(tigapuluh ribu)

Page 118: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

28. Peristiwa Tuturan Antara Penjual dan Pembeli dalam Transaksi Jual

Beli Pulsa

Tanggal : 13 Juni 2010Pukul : 15:09

Penjual : golek opo mas?(cari apa mas?)

Pembeli : pulsa

Penjual : pulsa nopo?(pulsa apa?)

Pembeli : IM3

Penjual : pinten?(berapa?)

Pembeli : limangewu(lima ribu)

Penjual : nomer re?(nomornya?)

Pembeli : 085640129203

Penjual : limaribu?

Pembeli : iya.

Page 119: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

B. Rekapitulasi Data Tuturan Penjual dan Pembeli di Pasar Johar

Semarang

No Tuturan Jenis Tuturan

Campur Kode Alih Kode

1 “ disana tak ambilke” Penyisipan kata

2 “lha kayak gini ungu sing hampir

pink ada?”

Penyisipan kata

3 “mau ambil berapa toh?” Penyisipan kata

4 “itu yang alus nok” Frase

5 “lima setengah mawon” Penyisipan kata

6 “disana ki wis enem ewu” frase

7 “celana daleme regane piro bu?” frase

8 “halah sih, tiga sepuluh ribuya?”

frase

9 “Ijone kayak apa sayammg?” Penyisipan kata

10 “mbak’e tak jupukke sekalianMug ya?”

frase

11 “Cuma dua tok isinya?” Penyisipan kata

12 Pink apa ijo?” Penyisipan kata

13 “mbak charger untuk HP iniada?”

Penyisipan kata

14 “sing panjang duribu” Penyisipan kata

15 “niku separo coklat separo ireng,jadi pengen hitam bisa coklatjuga bisa”

klausa

16 “monggo pokok’e panjangkalihewu sing pendek sewu”

Penyisipan kata

17 “oh.. eye shadow niku mbak” Frase

18 “Sing niku duapuluh ribu mbak” Penyisipan kata

19 “majalah mistik ono malahan” Frase

20 “gak owg, itu tentang teorinya” Frase

21 “pase sepuluhribu mboten nopo-

nopo gawe pelaris”

Penyisipan kata

Page 120: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

22 “tapi kok item berasnya” Penyisipan kata

23 “Beras ayu kayak mbak’e kokdibilang item”

frase

24 “Saged didamel baju panjang” frase

25 “limapuluh toh?” Penyisipan kata

26 Ini toh mbak kurangi sepuluhribu wong beli dua kok”

Penyisipan kata

27 Ini sama ini bungane sama Cumabeda warna”

Penyisipan kata

28 “ini mbek ini beda, beda motifbeda waerna”

Penyisipan kata

29 “Korting limaribu, seratustigapuluh”

Penyisipan kata

30 “Sami-sami”, atos-atos” Pengulangan kata

31 P1“apik sing ndi?, p2 ”apik ikitoh, enam lima ya mbak?”

Jawa-Indonesia

32 P1 “sama mbk semua?”, pj“sama”, p2 “ki sing apik ndi?”p1 “sak senengmu ah”

Indonesia-jawa

33 P ”yang kayak ini berapambak?”, pj “itu mahal enampuluh ribu”, pj “ duapuluhsetengah, towone sithik mbak,paling yo potong dua setengah”

klausa Indnesia-Jawa tk.Tutur madya.

34 P “beras ini 1kg berapa?”, pj “lima setengah mbak”, p “ tapikok item ya berasnya?”, pj“beras ayu ngene kyok mbak’ekok dibilang item, p “maturnuwun”

Penyisipan kata Indonesia-Jawa

35 P “pinten pak?”, Pj “kalihwelasewu mbak”, P “gak bolehkurang?” Pj “pas mbak, sudahbiasa kok mbak’

Jawa-Indonesia

36 Pj “sekitar duapuluhan, duapuluhkebawah”, P “ups very expensiveyach”

Indonesia-Asing(Inggris)

37 P “assalamualaikum” Pj“waalaikumsalam, cari apamas?”, P “celana Jeans”

Penyisipan kata Asing (Arab)-Indonesia

38 Pj “towone sithik mbak, palingpotong dua setengah”, P “Nggihmpun niki mawon”, Pj “paringi

Frase Bahasa Jawatingkat tutur

ngoko ke tingkat

Page 121: CAMPUR KODE DAN ALIH KODE TUTURAN · PDF filecampur kode dan alih kode tuturan penjual dan pembeli di pasar johar semarang skripsi azizah purnamawati npm 06410230 program studi

recehe mawon” P “mbotenenten”

tutur madya

39 Pj “monngo mbak ditingaliriyen” P “ningali tok angsal?” Pj“angsal mbak”, P “wernane singungu kados vario niku enten?”,Pj “sing niku telas mbak”

Frase Bahasa Jawatingkat tutur

krama ke tingkattutur madya

40 P “ yang dingin bu?”, Pj “nggihsekedap”, P “ pinten bu?”

Indonesia kebahasa Jawatingkat tutur

krama41 Pj “monggo mbak padhos sepatu

nopo?”, P “ya pak sepatufantofel yang mereknyacrocodile ada?” Pj “ada,sebentar”

Bahasa Jawa kedalam bahasa

Indonesia

42 P1 “rok’e piro mbak Rom?”, Pj“seket lima”, P1 “ono kaose?”,Pj “niku toh De saged didamelbaju panjang talenan”, P2 “laklambine?”, Pj “ gak ono”

Frase Bahasa Jawatingkat tutur

Madya ke tingkattutur Ngoko

43 Pj “pulsa nopo?”, P “ IM3”, Pj“pinten?”, P “limaewu”, Pj“limaribu?”, P “iya”.

Bahasa Jawatingkat tutur

madya ke Bahasaindonesia

44 P1 “ini berapa?”, Pj “enampuluhribu saja”, P2 “ini warnanya apasaja?”, Pj “ ngersake warna nopotho bu?”

Frase Bahasa Indonesiake bahasa Jawa

tingkat tuturmadya

45 Pj “mau dipakai acara apa?”, P“kondangan”, Pj”saya carikandulu”, P “pinten niki regine?”, Pj“papat lima mawon”

Frase Bahasa Indonesiake dalam bahasa

Jawa

46 Pj “ada, sebentar ya”, P “pintenmbak regane?”, Pj “tigadosoewu”

Frase Bahasa Indonesiake bahasa Jawa

tingkat tuturmadya