ca mammae

22
DAFTAR PUSTAKA Grace, Pierce A., Borley, Neil R. 2006. At Glace Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Guyton, Arthur C. Hall, John E. 200 7. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC. Haryana, Sofia M. Soesatyo, Marsetyawan. 1993. Aspek Genetik dan Imunologik Kanker Payudara. Diakses di ________ pada _________. Karsono, Bambang. 2007. Aspek Selular dan Molekular Kanker dalam Sudoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K, Marcellus. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Kumar V, Cotran R.S, Robbins S.L. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7 Volume 1. Jakarta: EGC. Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC. Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC Sutandyo, Noorwati. 2007. Terapi Hormonal Pada Kanker dalam Sudoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K, Marcellus. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Tjarta, Achmad, dkk. 1973. Kumpulan Kuliah Patologi. Jakarta: Bagian Patologi Anatomi FKUI. 1. Marina, L. Sartono, Mu ngkinkah Kanker Menjadi Penyakit Turunan, dalam Medika Maret (3) 16; FK-UI, Jakarta, 1990; 245. 2. Ramli, M., Kanker Payudara dalam Kumpulan Kuliah I lmu Bedah, B agian B edah Staf Pengajar FK-UI, Jakarta, 1995. 3. Copelnd, E.M dan Bland, F.I., Payudara dalam Buku Ajar Bedah, Sobiston Bagian 1, EGC, Jakarta, 1995. 4. Gani, W.T., Diagnosis dan Tatalaksana Sepuluh Jenis Kanker Terbanyak di Indonesia, E GC, Jakarta, 1995; 25-50. 5. Aryandono, T., Prinsip Oncologi dan Kanker Payudara dalam Hand Out Bedah Tumor, FK-UGM, Yogyakarta, 1997. 6. Sjamsuhidayat R dan Jong W, Dinding Toraks, Pleura dan Payudara dalam Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta, 2005. Carpenito, Lynda Juall (1995), Buku saku  diagnosa keperawatan dan dokumentasi, edisi 4, Alih Bahasa Yasman Asih, Jakarta, EGC C. J. H. Van de Velde (1996), Ilmu bedah, Edisi 5, Alih Bahasa “ Arjono”  Penerbit Kedokteran, Jakarta, EGC Carpenito, Lynda Juall (2000), Buku saku diagnosa keperawatan, edisi 8, alih Bahasa Monica Ester, Jakarta, EGC Daniell Jane Charette (1995), Ancologi Nursing Care Plus, Elpaso Texas, USA Alih Bahasa Imade Kariasa, Jakarta, EGC

description

d

Transcript of ca mammae

7/14/2019 ca mammae

http://slidepdf.com/reader/full/ca-mammae-56327b3f6b99b 1/22

DAFTAR PUSTAKA

Grace, Pierce A., Borley, Neil R. 2006. At Glace Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.

Haryana, Sofia M. Soesatyo, Marsetyawan. 1993. Aspek Genetik dan Imunologik 

Kanker Payudara. Diakses di ________ pada _________.Karsono, Bambang. 2007. Aspek Selular dan Molekular Kanker dalam Sudoyo, Aru W.

Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K, Marcellus. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit DalamFKUI.

Kumar V, Cotran R.S, Robbins S.L. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7 Volume 1.Jakarta: EGC.

Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit

Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC.

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC

Sutandyo, Noorwati. 2007. Terapi Hormonal Pada Kanker dalam Sudoyo, Aru W. Setiyohadi,Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K, Marcellus. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

Jilid I Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Tjarta, Achmad, dkk. 1973. Kumpulan Kuliah Patologi. Jakarta: Bagian Patologi Anatomi FKUI.

1. Marina, L. Sartono, Mungkinkah Kanker Menjadi Penyakit Turunan, dalam Medika Maret (3) 16; FK-UI, Jakarta,1990; 245.

2. Ramli, M., Kanker Payudara dalam Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Bagian Bedah Staf Pengajar FK-UI, Jakarta, 1995.

3. Copelnd, E.M dan Bland, F.I., Payudara dalam Buku Ajar Bedah, Sobiston Bagian 1, EGC, Jakarta, 1995.

4. Gani, W.T., Diagnosis dan Tatalaksana Sepuluh Jenis Kanker Terbanyak di Indonesia, EGC, Jakarta, 1995; 25-50.

5. Aryandono, T., Prinsip Oncologi dan Kanker Payudara dalam Hand Out Bedah Tumor, FK-UGM, Yogyakarta, 1997.

6. Sjamsuhidayat R dan Jong W, Dinding Toraks, Pleura dan Payudara dalam Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta,2005.

Carpenito, Lynda Juall (1995), Buku saku diagnosa keperawatan dan dokumentasi, 

edisi 4, Alih Bahasa Yasman Asih, Jakarta, EGC

C. J. H. Van de Velde (1996), Ilmu bedah, Edisi 5, Alih Bahasa “ Arjono”  

Penerbit Kedokteran, Jakarta, EGC

Carpenito, Lynda Juall (2000), Buku saku diagnosa keperawatan, edisi 8, alih Bahasa

Monica Ester, Jakarta, EGC

Daniell Jane Charette (1995), Ancologi Nursing Care Plus, Elpaso Texas, USA Alih Bahasa

Imade Kariasa, Jakarta, EGC

7/14/2019 ca mammae

http://slidepdf.com/reader/full/ca-mammae-56327b3f6b99b 2/22

Theodore R. Schrock, M. D (1992), Ilmu Bedah, Edisi 7, Alih Bahasa Drs. Med Adji Dharma,

dr. Petrus Lukmanto, Dr gunawan. Penerbit Kedokteran Jakarta, EGC

Thomas F Nelson, Jr M. D (1996), Ilmu Bedah, edisi 4, Alih Bahasa Dr. Irene Winata, dr.

Brahnu V Pendit. Penerbit Kedokteran, Jakarta, E G C

Kanker adalah penyakit dimana sel-sel ganas beranak-pinak berupa keturunan yang bersifat

ganas pula (Karsono, 2007). Kanker payudara banyak dijumpai di Indonesia khususnya pada

wanita, merupakan kanker terbanyak kedua setelah kanker mulut rahim. Insiden kanker payudara

kira-kira sebanyak 18 per 100.000 penduduk wanita, dengan insiden seluruh kanker di Indonesia

diperkirakan 180 per 100.000 penduduk. Pria juga mungkin mendapat kanker payudara, dengan

kemungkinan 1:100 dari wanita (Haryana dan Soesatyo, 1993).

Berikut ini adalah permasalahan dalam skenario 1:

Seorang wanita 45 tahun, seorang pekerja di perusahaan batik, dirujuk ke dokter ahli bedah

dengan benjolan di payudara kirinya. Benjolan ini baru dirasakan 6 bulan terakhir, makin

 bertambah besar dan kadang-kadang disertai nyeri.

Saat penderita di SMA pernah mengalami operasi tumor payudara kanan yang dinyatakan tidak 

ganas. Setelah operasi penderita disarankan oleh dokter untuk melakukan SADARI secara rutin.

Terdapat riwayat keluarga, Ibu dan kakak penderita meninggal dengan tumor payudara. Suami penderita adalah perokok berat.

Pemeriksaan dokter didapati: benjolan pada mammae sinistra kuadran lateral atas terdapat

 perubahan gambaran sebagian kulit seperti kulit jeruk, retraksi puting susu dan teraba benjolan

sebesar telur ayam, solid, terfiksir dan tidak berbatas jelas dengan jaringan sekitarnya. Bekas

operasi pada mammae kanan tidak tampak jelas. Pada pemeriksaan aksila kiri teraba benjolan

 berdiameter 1 cm yang tidak nyeri. Aksila kanan tidak didapati kelainan.

Dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang sebelum tindakan mastektomi kiri. Selanjutnya

 jaringan hasil operasi dikirim ke Laboratorium Patologi Anatomi untuk mendapatkan diagnosa

 pasti.

A. Definisi Neoplasma

 Neoplasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus

secara tidak terbatas, tidak berkoordinasi dengan jaringan sekitarnya, dan tidak berguna bagi

tubuh. Dalam klinik, istilah tumor sering digunakan untuk semua tonjolan dan diartikan sebagai

 pembengkakan, yang dapat disebabkan baik oleh neoplasma maupun oleh radang, atau

7/14/2019 ca mammae

http://slidepdf.com/reader/full/ca-mammae-56327b3f6b99b 3/22

 perdarahan. Neoplasma membentuk tonjolan, tetapi tidak semua tonjolan disebabkan oleh

neoplasma (Tjarta dkk, 1973). Sel- sel neoplasma berasal dari sel- sel yang sebelumnya adalah

sel- sel normal, namun menjadi abnormal akibat perubahan neoplastik (Price dan Wilson, 2006).

B. Faktor Risiko dan Predisposisi Terjadinya CarcinomaFaktor predisposisi terjadinya carcinoma:

a. Faktor geografik dan lingkungan

Karsinogen lingkungan banyak ditemukan di lingkungan sekitar. Contohnya seperti sinar 

matahari, dapat ditemukan terutama di perkotaan, atau terbatas pada pekerjaan tertentu. Hal

tertentu dalam makanan dilaporkan mungkin merupakan faktor predisposisi. Termasuk 

diantaranya merokok dan konsumsi alkohol kronik.

 b. Usia

Secara umum, frekuensi kanker meningkat seiring pertambahan usia. Hal ini terjadi akibat

akumulasi mutasi somatik yang disebabkan oleh berkembangnya neoplasma ganas. Menurunnya

kompetensi imunitas yang menyertai penuaan juga mungkin berperan.

c. Hereditas

Saat ini terbukti bahwa pada banyak jenis kanker, terdapat tidak saja pengaruh lingkungan, tetapi

 juga predisposisi herediter. Bentuk herediter kanker dapat dibagi menjadi tiga kategori.

Sindrom kanker herediter, pewarisan satu gen mutannya akan sangat meningkatkan risiko

terjangkitnya kanker yang bersangkutan. Predisposisinya memperlihatkan pola pewarisan

dominan autosomal.

Kanker familial, kanker ini tidak disertai fenotipe penanda tertentu. Contohnya mencakup

karsinoma kolon, payudara, ovarium, dan otak. Kanker familial tertentu dapat dikaitkan dengan

 pewarisan gen mutan. Contohnya keterkaitan gen BRCA1 dan BRCA2 dengan kanker payudaradan ovarium familial.

Sindrom resesif autosomal gangguan perbaikan DNA. Selain kelainan prakanker yang

diwariskan secara dominan, sekelompok kecil gangguan resesif autosomal secara kolektif 

memperlihatkan cirri instabilitas kromosom atau DNA (Kumar dkk, 2007).

Faktor- Faktor Risiko Karsinoma Payudara

diantaranya mencakup usia, lokasi geografis, ras, status sosioekonomi, status perkawinan,

 paritas, riwayat menstruasi, riwayat keluarga, bentuk tubuh, penyakit payudara lain, terpajan

radiasi, dan kanker primer kedua (Price dan Wilson, 2006).

Berdasarkan etiologinya, patogenesis karsinogenesis dapat disebabkan oleh 1) Karsinogen

kimiawi, 2) Virus, 3) Karsinogen fisik, 4) Hormon, dan 5) Kokarsinogen, berupa: Diet, Umur,

Keturunan, Rangsang menahun, dan Trauma (Tjarta dkk, 1973).

7/14/2019 ca mammae

http://slidepdf.com/reader/full/ca-mammae-56327b3f6b99b 4/22

C. Patogenesis Terjadinya Carcinoma (Karsinogenesis)

Model klasik karsinogenesis membagi proses menjadi 3 tahap: inisiasi, promosi, progresi.

Inisiasi adalah proses yang melibatkan mutasi genetik yang menjadi permanen dalam DNA sel.

Promosi adalah suatu tahap ketika sel mutan berproliferasi. Progresi adalah tahap ketika klon sel

mutan mendapatkan satu atau lebih karakteristik neoplasma ganas seiring berkembangnya tumor,

sel menjadi lebih heterogen akibat mutasi tambahan. Selama stadium porgresif, massa tumor 

yang meluas mendapat lebih banyak perubahan yang memungkinkan tumor mnginvasi jaringan

yang berdekatan, membentuk pasokan darah sendiri (angiogenesis), penetrasi ke pembuluh

darah, dan bermetastasis untuk membentuk tumor sekunder (Price dan Wilson, 2006).

Dalam kondisi fisiologis normal, mekanisme sinyal sel yang memulai proliferasi sel dapat dibagi

menjadi langkah- langkah sebagai berikut: (1) factor pertumbuhan, terikat pada reseptor khusus

 pada permukaan sel; (2) reseptor factor pertumbuhan diaktifkan yang sebaliknya mengaktifkan

 beberapa protein transduser; (3) sinyal ditransmisikan melewati sitosol melalui second messager 

menuju inti sel; (4) factor transkripsi inti yang memulai pengaktifan transkripsi asam

deoksiribonukleat (DNA).Ketika keadaan menguntungkan untuk pertumbuhan sel, sel terus melalui fase replikasi sel,

Siklus sel tersebut dibagi menjadi empat fase: G1 (gap 1), S (sintesis), G2 (gap 2), dan M

(mitosis). Sel tidak aktif yang terdapat dalam keadaan tidak membelah disebut G 0.

Proses dasar yang sering terdapat pada semua neoplasma adalah perubahan gen yang disebabkan

oleh mutasi pada sel somatik. Ada empat golongan gen yang memainkan peranan penting dalam

mengatur sinyal mekanisme faktor pertumbuhan dan siklus sel itu sendiri, yaitu protoonkogen,

gen supresi tumor, gen yang mengatur apoptosis, dan gen yang memperbaiki DNA.

Protoonkogen, berfungsi untuk mendorong dan meningkatkan pertumbuhan normal dan

 pembelahan sel. Sel yang memperlihatkan bentuk mutasi dari gen ini disebut onkogen dan

memiliki kemungkinan yang besar untuk berkembang menjadi ganas setelah pembelahan sel

dalam jumlah yang terbatas.

Gen- Gen Supresor Tumor, berfungsi untuk menghambat atau ―mengambil kerusakan‖ pada

 pertumbuhan sel dan siklus pembelahan. Mutasi pada gen supresor tumor menyebabkan sel

mengabaikan satu atau lebih komponen jaringan sinyal penghambat, memindahkan kerusakan

dari siklus sel dan menyebabkan angka yang tinggi dari pertumbuhan yang tidak terkontrol¬ – 

kanker. Neoplasia adalah akibat dari hilangnya fungsi kedua gen supresor tumor. Gen supresor 

tumor Rb yang menyandi protein pRb penting untuk mengontrol siklus sel (master brake) pada

titik pemeriksaan G1-S, sedangkan gen TP53 (yang mengkode untuk protein p53) adalah

emergency brake di titik pemeriksaan G1-S namun biasanya tidak dalam perjalanan replikasinormal. Tapi bila terjadi kerusakan DNA, p53 akan memengaruhi transkripsi untuk 

menghentikan siklus sel (melalui ekspresi p21). Jika kerusakan terlalu berat, maka p53

merangsang apoptosis. Contoh lain gen supresor tumor adalah BRCA1 dan BRCA2 yang

 berkaitan dengan kanker payudara dan ovarium.

Gen- Gen yang Mengatur Apoptosis. Kerja gen ini mengatur apoptosis, dengan menghambat

apoptosis, mirip dengan gen bcl-2, sedangkan yang lain meningkatkan apoptosis (seperti sebagai

7/14/2019 ca mammae

http://slidepdf.com/reader/full/ca-mammae-56327b3f6b99b 5/22

 bad atau bax).

Gen- Gen Perbaikan DNA. Mutasi dalam gen perbaikan DNA dapat menyebabkan kegagalan

 perbaikan DNA, yang pada gilirannya memungkinkan mutasi selanjutnya pada gen supresor 

tumor dan protoonkogen untuk menumpuk. (Price dan Wilson, 2006).

D. Klasifikasi Neoplasma

Dalam penggunaan istilah kedokteran yang umum, neoplasma sering disebut sebagai tumor.

Dalam onkologi (ilmu yang mempelajari tentang tumor), tumor dikategorikan jinak (benigna)

dan ganas (maligna). Tumor ganas secara kolektif disebut juga sebagai kanker (Kumar dkk,

2007).

Karakteristik Jinak Ganas

Diferensiasi/ anaplasia Berdiferensiasi baik; struktur mungkin khas jaringan asal Sebagian tidak 

memperlihatkan diferensiasi disertai anaplasia; struktur sering tidak khas

Laju pertumbuhan Biasanya progresif dan lambat Tidak terduga dan mungkin cepat atau lambat

Invasi local Biasanya kohesif dan ekspansif, massa berbatas tegas yang tidak menginvasi atau

menginfiltrasi jaringan normal di sekitarnya Invasi lokal, menginfiltrasi jaringan normal di

sekitarnya; kadang- kadang mungkin tampak kohesif dan ekspansif tetapi dengan jarak 

mikroskopik 

Metastasis Tidak ada Sering ditemukan; semakin besar dan semakin kurang berdiferensiasi

tumor primer, semakin besar kemungkinan metastasis

(Kumar dkk, 2007).

Klasifikasi neoplasma umumnya dipakai berdasarkan gambaran histologik. Untuk tumor jinak 

dinamai dengan menambahkan akhiran – oma pada nama sel tempat tumor itu berasal. Tumor 

ganas dinamai seperti tumor jinak dengan tambahan dibelakangnya. Tumor ganas yang berasaldari jaringan mesenchym disebut sarcoma. Misalnya, tumor ganas jaringan ikat disebut fibro-

sarcoma. Tumor ganas yang berasal dari ketiga lapis benih disebut carcinoma. Tumor ganas yang

membentuk kelenjar seperti yang terlihat pada gambaran mikroskopik disebut adenocarcinoma

dan pembagian lebih lanjut berdasarkan asal alat tubuhnya. (Tjarta dkk, 1973). (Detail klasifikasi

dilampirkan)

E. Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Mammae

Mammae terdiri dari berbagai struktur, yaitu 1) Parenkim epitel, 2) Lemak, pembuluh darah,

saraf dan saluran getah bening, dan 3) Otot dan fascia (Guyton dan Hall, 2007). Kelenjar mammae dewasa adalah kelenjar tubuloalveolar kompleks yang terdiri atas ±20 lobi. Semua lobi

 berhubungan dengan duktus laktiferus yang bermuara di puting susu. Lobi dipisahkan oleh sekat-

sekat jaringan ikat dan jaringan lemak (Eroschenko, 2003).

Mammae dibungkus oleh fasiapektoralis superficial dimana permukaan dan posterior 

dihubungkan oleh ligamentum cooper yang berfungsi sebagai penyangga.

Mammae mulai berkembang saat pubertas, yang distimulasi oleh estrogen yang berasal dari

7/14/2019 ca mammae

http://slidepdf.com/reader/full/ca-mammae-56327b3f6b99b 6/22

siklus seksual wanita bulanan; estrogen merangsang pertumbuhan kelenjar mammaria payudara

ditambah dengan deposit lemak untuk memberi massa payudara. Pertumbuhan yang lebih besar 

terjadi selama kehamilan. Selama kehamilan, sejumlah besar estrogen disekresikan oleh plasenta

sehingga sistem duktus payudara tumbuh dan bercabang. Secara bersamaan, stroma payudara

 juga bertambah besar dan sejumlah besar lemak terdapat di dalam stroma. Empat hormon lain

yang juga penting untuk pertumbuhan sistem duktus: hormon pertumbuhan, prolaktin,

glukokortikoid adrenal, dan insulin. Perkembangan akhir mammae menjadi organ yang

menyekresi air susu juga memerlukan progesteron. Sekali sistem duktus telah berkembang,

 progesteron —  bekerja secara sinergistik dengan estrogen, juga dengan semua hormon-hormon

lain yang beru disebutkan di atas — menyebabkan pertumbuhan lobulus payudara, dengan

 pertunasan alveolus, dan perkembangan sifat-sifat sekresi dari sel-sel alveoli (Guyton dan Hall,

2007). Penurunan mendadak estrogen dan progesteron yang terjadi seiring dengan keluarnya

 plasenta pada persalinan memicu laktasi. Setelah persalinan, laktasi dipertahankan oleh dua

hormon penting: (1) prolaktin, yang bekerja pada epitel alveolus untuk meningkatkan sekresi

susu, dan (2) oksitosin, yang menyebabkan penyemprotan susu (Sheerwood, 2001)

F. Diagnosis Carcinoma Mammae

Berikut adalah beberapa penyakit tumor pada payudara yang bukan merupakan pertumbuhan

abnormal (bukan neoplasma):

1. Peradangan. Biasanya menimbulkan nyeri spontan dan nyeri tekan di bagian yang terkena.

Contoh peradangan payudara adalah Mastitis dan nekrosis lemak traumatik. Peradangan tersebut

dapat terjadi akibat proses infeksi maupun bukan infeksi (Kumar dkk, 2007; Price dan Wilson,

2006)

2. Galactocele. Adalah dilatasi kistik suatu duktus yang tersumbat yang terbentuk selama masalaktasi. Selain menyebabkan ―benjolan‖ yang nyeri, k ista mungkin pecah sehingga memicu

reaksi peradangan lokal (Kumar dkk, 2007)

3. Perubahan Fibrokistik (Mammary dysplasia). Adalah kelainan akibat dari peningkatan dan

distorsi perubahan siklik payudara yang terjadi secara normal selama daur haid. Perubahan

fibrokistik dibagi menjadi perubahan nonproliferatif dan perubahan proliferatif (Kumar dkk,

2007)

Berikut adalah tumor payudara yang disebabkan pertumbuhan jaringan abnormal (neoplasma):

1. Fibroadenoma mammae (FAM). Adalah tumor jinak tersering pada payudara dan umumnya

menyerang para remaja dan wanita dengan usia <30 tahun. Berbatas tegas, konsistensi padat

kenyal, muncul sebagai nodus diskret, biasanya tunggal, mudah digerakkan, dan diameter 1-10cm (Kumar dkk, 2007; Price dan Wilson, 2006)

2. Tumor Filoides. Diperkirakan berasal dari stroma intralobulus, jarang dari fibroadenoma yang

sudah ada. Tumor ini mungkin kecil (diameter 3 hingga 4 cm), tetapi sebagian besar tumbuh

hingga berukuran besar / masif sehingga payudara membesar. Sebagian besar tumor ini tetap

lokalisata dan disembuhkan dengan eksisi (Kumar dkk, 2007)

3. Papiloma Intraduktus. Adalah pertumbuhan tumor neoplastik di dalam suatu duktus. Gejala

7/14/2019 ca mammae

http://slidepdf.com/reader/full/ca-mammae-56327b3f6b99b 7/22

klinis berupa : (1) keluarnya discharge serosa atau berdarah dari puting payudara; (2) adanya

tumor subareola kecil, atau (3) retraksi puting payudara (jarang terjadi) (Kumar et al, 2007)

4. Karsinoma

G. Carcinoma MammaeKanker payudara memperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau

lobus payudara. Pada awalnya hanya terdapat hiperplasia sel dengan perkembangan sel-sel yang

atipikal. Sel-sel ini kemudian berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma.

Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk tumbuh dari satu sel menjadi massa yang cukup

 besar untuk dapat dipalpasi (kira-kira berdiameter 1 cm).

Penyebab kanker payudara belum dapat ditentukan namun terdapat beberapa faktor risiko yang

telah ditetapkan, keduanya adalah lingkungan dan genetik. Faktor-faktor yang berkaitan dengan

 peningkatan risiko kanker payudara adalah tempat tinggal di negara berkembang bagian barat,

keadaan sosial ekonomi yang rendah, ras, riwayat penyakit payudara proliferatif, awitan dini

menarke, terlambatnya kelahiran anak pertama, menopause yang terlambat, keadaan nulipara,

terapi hormon eksogen, terpajan radiasi, dan faktor-faktor makanan (obesitas dan asupan alkohol

yang tinggi) (Price dan Wilson, 2006)

Pada keluarga dengan riwayat kanker payudara yang kuat, banyak perempuan memiliki mutasi

dalam gen kanker payudara, yang disebut BRCA-1 (di kromosom 17q21.3). Pola keturunan

adalah dominan autosomal dan dapat diturunkan melalui garis maternal maupun paternal.

Sindrom kanker payudara familial lainnya berkaitan dengan gen pada kromosom 13, yang

disebut BRCA-2 (di kromosom 13q12-13). Kedua gen ini diperkirakan berperan penting dalam

 perbaikan DNA. Keduanya bekerja sebagai gen penekan tumor, karena kanker muncul jika

kedua alel inaktif atau cacat – pertama disebabkan oleh mutasi sel germinativum dan kedua olehsel somatik berikutnya.

Kanker payudara dibagi menjadi kanker yang belum menembus membran basal (noninvasif) dan

kanker yang sudah menembus membran basal (invasif). Karsinoma noninvasif diklasifikasikan

menjadi : karsinoma duktus in situ (DCI), karsinoma intraduktu, dan karsinoma lobulus in situ

(LCIS). Karsinoma invasif diklasifikasikan menjadi : karsinoma duktus invasif, karsinoma

lobulus invasif, karsinoma medularis, karsinoma koloid (karsinoma musinosa), karsinoma

tubulus, dan tipe lain. Dari tumor-tumor ini, karsinoma duktus invasif merupakan jenis tersering.

Karena biasanya memiliki banyak stroma, karsinoma ini juga disebut sebagai scirrhous

carcinoma (Kumar dkk, 2007; Price dan Wilson, 2006).

H. Penatalaksanaan Carcinoma Mammae

Terapi Bedah. Pasien yang pada awal terapi termasuk stadium 0, I, II, dan sebagian stadium III

disebut kanker mamae operabel. Terdapat banyak pilihan pola operasi mastektomi, pilihan

didasarkan pada stadium dengan syarat harus dapat mereseksi tuntas tumor. Secara umum,

terhadap lesi <3cm dan kelenjar limfe aksiler tidak jelas membesar, harus lebih

7/14/2019 ca mammae

http://slidepdf.com/reader/full/ca-mammae-56327b3f6b99b 8/22

mempertimbangkan terapi kombinasi konservasi mamae, kalau tidak lebih mempertimbangkan

operasi radikal modifikasi.

Radioterapi. Ada 3 tujuan radioterapi, yaitu radioterapi murni kuratif, radioterapi adjuvan, dan

radioterapi paliatif. Untuk radioterapi kuratif, terutama digunakan untuk pasien dengan

kontraindikasi atau menolak operasi.

Kemoterapi. Dibagi menjadi kemoterapi pra-operasi, kemoterapi adjuvan pasca operasi, dan

kemoterapi terhadap kanker mamae stadium lanjut atau rekuren dan metastasis (BA Onkologi

Klinis)

Terapi Hormonal. Ada berbagai obat hormonal yang diindikasikan sebagai terapi kanker yang

responsif hormon, seperti kanker payudara, prostat, atau endometrium. Untuk kanker payudara,

contohnya adalah tamoksifen dan aromatase inhibitor (Sutandyo, 2007).

Terapi biologis. Overekspresi onkogen berperanan penting dalam timbul dan berkembangnya

tumor, antibody monoclonal yang dihasilkan melalui teknik transgenetik dapat menghambat

 perkembangan tumor (BA Onkologi Klinis).

Pemeriksaan Penunjang Untuk Carcinoma Mammae

1. Penilaian tiga langkah: klinis/ radiologis/ sitologis

2. Penilaian radiologis: mammografi (ultrasonografi pada wanita muda dengan payudara yang

 padat dan besar). Gambaran pada mamografi: irreguler, berspikula, massa radioopak denganmikrokalsifikasi.

3. Penilaian sitologis: FNAC atau core biopsy.

4. Biopsi payudara: biopsi eksisi kadang dibutuhkan untuk diagnosis.5. Pemeriksaan penunjang stadium untuk karsinoma yang telah terbukti:

- Semua: rontgen toraks, DPL, fosfatase alkali serum, γ-glutamil transpeptidase, kalsium serum-

(menunjuk adanya metastasis ke hati atau tulang)

- Jika secara klinis ada indikasi: scan isotop tulang (isotop bone scan), scan ultrasonografi hati,CT scan otak.

6. Jaringan payudara untuk mengetahui status reseptor hormon (ada tidaknya reseptor estrogen,

reseptor progesteron, HER2), penting untuk terapi dan prognosis (Grace dan Borley, 2006).

DIAGNOSIS BANDING

1. Fibroactedenoma mammae

2.Fibroacystic of the breast (mammary displasia)

3. Sistasarkoma filrides

4. Galactocele

5. Mastitis

6. Kanker payudara

VI.PEMERIKSAAN PENUNJANG

Mammgografi

USG

7/14/2019 ca mammae

http://slidepdf.com/reader/full/ca-mammae-56327b3f6b99b 9/22

Thorax foto

Bone scanning/bone survey

USG abdomen/liver 

VII.TERAPI : Operatif : Eksisi debulking

II. PROGNOSIS : Dubia ad malam

PEMERIKSAANFISIK 

Inspeksi : penderita duduk,bandingkan kiri dan kanan

Inspeksi : sewaktu angkat kedua lengan dan diturunkan ,bandingkan kanan dan kiri

Pemeriksaan puting mamme

Palpasi keempat kuadran,bandingkan kanan dan kiri

Palpasi ketiak 

Pemeriksaan untuk mencariadanya metastasis

PEMERIKSAAN PENUNJANG

‡ Mammografi

‡ Duktografi

‡ Ultrasonografi

‡ Biopsi- Lesi yanag non palpable

- Lesi yang palpable

TUMOR MAMMAE

BerdasarkanANDI ( Aberrations of Normal 

Development and Involution), tumor  

mamme diklasifikasikan menjadi :

‡ Tumor jinak pada payudara yang berhubungan dengan

proses normal reproduksi dan involusi,

‡ Terdapat spektrum mengenai kondisi payudara yang

memiliki batasan antara proses normal dan proses

abnormal, dan

‡ K lasifikasi yang meliputi seluruh aspek kondisi payudara

7/14/2019 ca mammae

http://slidepdf.com/reader/full/ca-mammae-56327b3f6b99b 10/22

termasuk patogenesis dan derajat keabnormalan.

KelainanFibrokistik

‡ Bersifat nonspesifik

‡ Disebut mastitis kronik kistik

‡ K lasifikasi :

- Patologi Proliferasi Abnormal Non Atipikal

- Patologi Proliferasi Abnormal Atipikal

Kista

‡ Volume 5 -10 mL, tetapi dapat pula

mencapai 75 mL atau lebih.

‡ Memerlukan tindakan biopsi dengan 

 jarum.‡ Pemeriksaan USG untuk memastikan

tidak ada massa yang tertinggal.

Fibroadenoma 

‡ Terdapat pada wanita muda, usia 20 tahun/ setelah

pubertas.

‡ Setelah menopause tumor ini tidak lagi ditemukan.

‡ Benjolan 1-5 cm, bulat/berbenjol simpainya licin,

konsistensi kenyal padat, tidak melekat pada jaringan,

nyeri umumnya jarang.

‡ Tumor ini tumbuh dengan cepat selama masa kehamilan

dan laktasi atau menjelang menopause oleh karena

rangsangan estrogen yang meningkat.

TERAPI

‡ Monitoring dan

konservatif, jika

±Massa kurang dari 5 cm

±Tidak terdapat tanda

keganasan

±40% mengalami regresi

secara spontan

‡ Fibroadenektomi

7/14/2019 ca mammae

http://slidepdf.com/reader/full/ca-mammae-56327b3f6b99b 11/22

- Ukuran massa lebih dari 5 cm

- Simtomatik

- Pertumbuhannya cepat

-K osmetik

- Permintaan pasien

- Efek menekan

- Memiliki resiko keganasan

Tumor Filoides

‡ Neoplasma jinak yang bersifat menyusup secara

lokal dan mungkin ganas(10-15%).

‡ Tidak bermetastase, cenderung untuk tumbuhagresif dan rekuren secara lokal, mirip

dengansarkoma.

‡ Pemeriksaan mamografi dan ultrasonografi

penting dalam diagnosis lesi payudara.

‡ Biopsi payudara metode pasti untuk

mendiagnosis tumor filoides.

Terapi T. Filoides

‡ Eksisi luas, dengan batas eksisinya yaitu:

- Batas 2 cm untuk tumor kecil (< 5 cm)

dan

- Batas 5 cm untuk tumor besar (> 5 cm)

Papiloma Intraduktus

‡ Lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan 75%

tumbuh di bawah areola mamme.

‡ Gejala klinis dari lesi ini adalah :

- Pembesaran dari payudara

- Ditemukan benjolan

- Adanya nyeri pada payudara

-K eluarnyadis c harge pada puting pada duktus

‡ Penatalaksanaan 

operasi pengangkatan dan sel dari tumor tersebut

dilakukan pemeriksaan patologis

Adenosis Sklerosis 

 Adenosis sklerosis, prevalensi masa

menjelang persalinan dan perimenopause.

Tidak memiliki potensial keganasan.

‡ Mastitis Sel Plasma 

7/14/2019 ca mammae

http://slidepdf.com/reader/full/ca-mammae-56327b3f6b99b 12/22

Mastitis sel plasma juga disebut mastitis

komedo.K onsistensi keras, melekat ke

kulit, menimbulkan retraksi puting, dan

terdapat pembesaran kelenjar getah

bening

Nekrosis Lemak 

gejala klinis : benjolan pada payudara,

disertai retraksi dari kulit atau puting yang

menyerupai karsinoma.

Trauma dianggap merupakan penyebab.

‡ Kelainan Lain 

- Akrokordon (skin tags)

- Dermatofibroma

- Lipoma

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada penderita diduga berhubungandengan kejadian kanker payudara, yaitu :

1.  Usia >30 tahun. Menurut analisis data dari 6263 kasus di RS Kanker Universitas Zhongshan, rentang usia pasienadalah 17-90 tahun, usia median 47 tahun. Dihitung dengan selang usia 5 tahunan, pasien terbanyak berusia 45-49 tahun (25,2 %), disusul 40-44 tahun (15,8 %), dan 54-59 tahun (15,6 %).

2.  Reproduksi. Usia menarke kecil, henti haid lanjut, dan siklus haid pendek merupakan faktor resiko tinggikarsinoma mammae. Selain itu, yang seumur hidup tidak menikah atau belum menikah, partus pertama berusialebih dari 30 tahun dan setelah partus belum menyusui, berinsiden relatif tinggi.

3.  Kelainan kelenjar mammae. Penderita kistadenoma mammae hiperplastik berat berinsiden lebih tinggi. Jika satupayudara sudah terkena kanker, mammae kontralateral resikonya meningkat. Pernah mengalami infeksi, trauma,atau operasi tumor jinak payudara.

4.  Penggunaan obat di masa lalu. Penggunaan jangka panjang hormon insidennya lebih tinggi. Terdapat laporanpenggunaan jangka panjang reserpin, metildopa, analgesik trisiklik, dan lainnya, dapat menyebabkan kadarprolaktin meninggi, beresiko karsinogenik bagi mammae.

5.  Radiasi pengion. Kelenjar mammae relatif peka terhadap radiasi pengion, paparan berlebihan menyebabkanpeluang terjadinya kanker lebih tinggi.

6.  Pernah menjalani operasi ginekologis, misalnya tumor ovarium.7.  Riwayat keluarga dan gen terkait dengan karsinoma mammae. Penelitian menunjukkan pada wanita dengan

saudara primer menderita karsinoma mammae, probabilitas terkena karsinoma mammae lebih tinggi 2-3 kalidibanding wanita tanpa riwayat keluarga. Penelitian dewasa ini menunjukkan gen utama yang terkait dengantimbulnya karsinoma mammae adalah BRCA-1dan BRCA-2. 

8.  Diet dan gizi. Berbagai studi kasus menunjukkan diet tinggi lemak dan kalori berkaitan langsung dengantimbulnya karsinoma mammae. Terdapat data menunjukkan, orang yang gemuk sesudah berusia 50 tahunberpeluang besar menderita kanker payudara. Terdapat laporan, bahwa konsumsi alkohol dapat meningkatkankadar estrogen dalam tubuh, wanita yang setiap hari mengkonsumsi alkohol 3 kali ke atas beresiko terkenakarsinoma mammae meningkat 50-70 %. Penelitian lain menunjukkan (diet tinggi selulosa, vitamin A, danprotein kedelai dapat menurunkan insiden karsinoma mammae (Desen, 2008).

9.  Virus. Faktor Bittner-Milk  adalah suat virus (mammae virus) yang menyebabkan terjadinya karsinoma payudara

pada tikus, yang dapat ditularkan melalui air susu. Virus juga didapat dalam genom tikus ini dipindahkan secaravertikal dan mengakibatkan strain genetik tikus dengan insiden karsinoma payudara yang tinggi. Namun,penelitian menunjukkan bahwa hal ini tidak terjadi pada manusia.

Kejadian karsinoma payudara dihubungkan dengan terjadinya hiperplasia sel dengan perkembangan sel-sel atipik,kemudian terjadi karsinoma intraepitelial (karsinoma in situ), setelah terjadinya karsinoma in situ akan terjadi multiplikasisel-sel dengan cepat. Selanjutnya sel-sel tersebut akan menginvasi stroma jaringan ikat di sekitarnya padapayudara. Membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 7 tahun pada karsinoma untuk tumbuh dari sebuah sel tunggalsampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat teraba (diameter sekitar 1 cm). Pada ukuran itu sekitar ¼ kasussudah disertai dengan kejadian metastasis.

7/14/2019 ca mammae

http://slidepdf.com/reader/full/ca-mammae-56327b3f6b99b 13/22

Untuk lokasi terjadinya kanker payudara, payudara kiri lebih sering daripada payudara kanan, dengan perbandingan60:40. Dengan presentasi kwadran lateral atas kiri dan kanan 45:63 %, kwadran medial atas kiri dan kanan 15:14 %,kwadran lateral bawah kiri dan kanan 25:17 %, kwadran medial bawah 15:6 %.

Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita.

Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000. Pengobatan

yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi.

1.1. Definisi

1.1.1. Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga

mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. (http://www.mediasehat.com/utama07.php) 1.1.2.

Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma.

Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD)

dengan kode nomor 17 (http://www.tempo.co.id/medika/arsip/082002/pus-3.htm) 

1.2. Patofisiologi

1.2.1. Transformasi Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang

terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. 1.2.1.1. pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang

memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut

karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki

kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor,

menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi

lebih peka untuk mengalami suatu keganasan. 1.2.1.2. pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan

berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan

beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen). 1.2.2. Stadium Stadium

penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita

pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun

penyebaran ketempat jauh Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk 

menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu

histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT Scan, scintigrafi dll. Banyak sekali cara untuk 

menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistim TNM

yang direkomendasikan oleh UICC(International Union Against Cancer dari WHO atau World Health Organization) /

 AJCC(American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan American College of 

Surgeons). 1.2.2.1. Pada sistim TNM dinilai tiga faktor utama yaitu "T" yaitu Tumor size atau ukuran tumor , "N" yaitu Node

atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T,N,M dinilai baik secara

7/14/2019 ca mammae

http://slidepdf.com/reader/full/ca-mammae-56327b3f6b99b 14/22

klinis sebelum dilakukan operasi , juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA) . Pada kanker

payudara, penilaian TNM sebagai berikut :

• T (Tumor size), ukuran tumor :

* T 0 : tidak ditemukan tumor primer

* T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang

* T 2 : ukuran tumor diameter antara 2-5 cm

* T 3 : ukuran tumor diameter > 5 cm

* T 4 : ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada keduanya , dapat

berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama

• N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb) : 

* N 0 : tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak / aksilla

* N 1 : ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan

* N 2 : ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan

* N 3 : ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang

sternum

• M (Metastasis) , penyebaran jauh : 

* M x : metastasis jauh belum dapat dinilai

* M 0 : tidak terdapat metastasis jauh

* M 1 : terdapat metastasis jauh

1.2.2.2. Setelah masing-masing faktot T,.N,M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan didapatkan

stadium kanker sebagai berikut :

* Stadium 0 : T0 N0 M0

* Stadium 1 : T1 N0 M0

* Stadium II A : T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0

* Stadium II B : T2 N1 M0 / T3 N0 M0

* Stadium III A : T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 / T2 N2 M0

* Stadium III B : T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0

* Stadium III C : Tiap T N3 M0

7/14/2019 ca mammae

http://slidepdf.com/reader/full/ca-mammae-56327b3f6b99b 15/22

* Stadium IV : Tiap T-Tiap N -M1

1.3. Gejala Klinis

Gejala klinis kanker payudara dapat berupa • benjolan pada payudara Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada

payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan

pada kulit payudara atau pada puting susu. • erosi atau eksema puting susu Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke

dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit

 jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu makin lama makin besar dan

mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. • pendarahan

pada puting susu. • Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau

kalau sudah ada metastase ke tulang-tulang. • Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak 

(edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990). Kanker payudara lanjut sangat mudah

dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut: • terdapat edema luas pada kulit payudara(lebih 1/3 luas kulit payudara); • adanya nodul satelit pada kulit payudara; • kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa; •

terdapat model parasternal; • terdapat nodul supraklavikula; • adanya edema lengan; • adanya metastase jauh; • serta

terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar

getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain

1.4. Faktor Resiko Menurut Moningkey dan KodimPenyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat

banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya: 1.4.1. Faktor

reproduksi Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas,

menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker

payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan

pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan

mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause

sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis. 1.4.2. Penggunaan hormon

Hormon eksogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health

menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang bermakna pada para pengguna terapi estrogen

replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna

kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami

kanker ini sebelum menopause. 1.4.3. Penyakit fibrokistik Pada wanita dengan adenosis, f ibroadenoma, dan fibrosis, tidak 

ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2

kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali. 1.4.4. Obesitas Terdapat hubungan yang positif 

antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan

kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini. 1.4.5. Konsumsi lemak Konsumsi lemak diperkirakan sebagai

7/14/2019 ca mammae

http://slidepdf.com/reader/full/ca-mammae-56327b3f6b99b 16/22

suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Willet dkk., melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi

lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun. 1.4.6. Radiasi

Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari

beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa ris iko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan

umur saat terjadinya eksposur. 1.4.7. Riwayat keluarga dan faktor genetik Riwayat keluarga merupakan komponen yang

penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko

keganasan ini pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker

payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen suseptibilitas kanker payudara,

probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.

1.5. Pengobatan Kanker Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium

klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu: 1.5.1. Mastektomi Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3

 jenis mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992): 1.5.1.1. Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruhpayudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak. 1.5.1.2. Total

(Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak. 1.5.1.3. Radical

Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya

pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian

radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di

pinggir payudara. 1.5.2. Penyinaran/radiasi Yang dimaksud radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena

kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di

payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di

sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi. 1.5.3. Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang

bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek 

dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang

diberikan pada saat kemoterapi.

1.6. Strategi Pencegahan Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu

pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang

paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker

payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa: 1.6.1. Pencegahan primer Pencegahan primer pada kanker

payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya

menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. 1.6.2. Pencegahan

sekunder Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap

wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder

dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui

7/14/2019 ca mammae

http://slidepdf.com/reader/full/ca-mammae-56327b3f6b99b 17/22

mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada

mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining

dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain: • Wanita yang sudah mencapai

usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk assessement survey. • Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan

untuk dilakukan mammografi setiap tahun. • Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai

mencapai usia 50 tahun. Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita

yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas

SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas

mendeteksi secara dini menjadi 75%. 1.6.3. Pencegahan Tertier Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang

telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya

akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk 

meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan

pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kankertelah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan

hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif  

Faktor predisposisi keturunan sangat mempengaruhi angka kejadian kasus karsinoma mammae.Kanker payudara yangmempunyai predisposisi keturunan ini biasanya diderita oleh penderita dengan usia muda, penderita kanker payudarabilateral, penderita dengan riwayat keluarga tumor positif.

Carsinoma mammae adalah neolasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae

abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapatbermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995)

Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae

dimana sel abnormal timbul dari sel – sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi

 jaringan limfe dan pembuluh darah (Lynda Juall Carpenito, 1995).

B.PENYEBAB DAN FAKTOR PREDISPOSISI 

Menurut C. J. H. Van de Velde

1. Ca Payudara yang terdahulu

Terjadi malignitas sinkron di payudara lain karena mammae adalah organ berpasangan

2. Keluarga

Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3 anggotakeluarga terkena carsinoma mammae.

3. Kelainan payudara ( benigna )

Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa

wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat.

4. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain

Status sosial yang tinggi menunjukkan resiko yang meningkat, sedangkan berat badan yang

berlebihan ada hubungan dengan kenaikan terjadi tumor yang berhubungan dengan

7/14/2019 ca mammae

http://slidepdf.com/reader/full/ca-mammae-56327b3f6b99b 18/22

oestrogen pada wanita post menopouse.

5. Faktor endokrin dan reproduksi

Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche kurang

dari 12 tahun

6. Obat anti konseptiva oral

Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebihbesar untuk terkena kanker.

C.GAMBARAN KLINIK 

Menurut William Godson III. M. D

1.Tanda carsinoma

Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip pada tumor jinak, massa lunak,

batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips

2.Gejala carsinoma

Kadang tak nyeri, kadang nyeri, adanya keluaran dari puting susu, puting eritema,

mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan turun dapat sebagai

petunjuk adanya metastase.

E.PATOFISIOLOGI 

Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem

duktal, mula – mula terjadi hiperplasia sel – sel dengan perkembangan sel – sel atipik. Sel -

sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma

membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa

yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira – kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira – 

kira seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis. Carsinoma mammae

bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran

limfe dan aliran darah ( Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M, 1995 )

Kanker  adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Kanker 

merupakan salah satu penyakit non infeksi pembunuh kedua di dunia. Jumlah penderita kanker di Indonesia belum

diketahui secara pasti, tetapi peningkatan dari tahun ke tahun dapat dibuktikan sebagai salah satu penyebab

kematian.

Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal

dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International

Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17. Kanker Payudara merupakan suatu penyakit dimana terjadi

pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara.

Patofisiologi

a) Transformasi 

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari

tahap inisiasi dan promosi.

7/14/2019 ca mammae

http://slidepdf.com/reader/full/ca-mammae-56327b3f6b99b 19/22

b) Fase inisiasi 

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan

dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia,

virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu

karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan

terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk

mengalami suatu keganasan.

c) Fase promosi 

Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati

tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya

keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

Klasifikasi Kanker Payudara

Dari beberapa jenis kanker payudara di atas, ada beberapa di antaranya sangat langka. Kadang suatu tumor 

payudara tunggal dapat merupakan perpaduan dari jenis dibawah ini atau campuran antara kanker invasif dan in situ.

a) Duktal Karsinoma in situ (DCIS)

ini adalah tipe kanker payudara non-invasif paling umum. DCIS berarti sel-sel kanker berada di dalam duktus dan

belum menyebar keluar dinding duktus ke jaringan payudara disekitarnya.

i. Invasive Ductal Carsinoma ( IDC )

 j. Invasive Lobular Carsinoma ( ILC )

Tidak semua type kanker payudara berasal dari saluran air susu atau kelenjar air susu. Beberapa jenis yang tidak

umum adalah :

1) Inflammatory Breast cancer 

Kulit pada payudara menjadi merah dan bengkak. Atau menjadi tebal / besar. Berbintik-bintik menyerupai jeruk yang

terkelupas. Ini dikarenakan oleh sel kanker yang memblock pembuluh getah bening yang letaknya dekat permukaan

payudara. Payudara yang dikenal dengan Inflammatory Breast Cancer (IBC) ini cukup jarang dan jenis yang sangat

agresif. Jika tidak segera terdiagnosa maka bisa menyebabkan kematian. Kenali gejala-gejalanya sebagai berikut :

a. Medullary Carcinoma.Type spesifik pada invasive breast cancer. Dimana batas tumor jelas terlihat. Sel kanker 

lebar dan sel system imun terlihat disekitar batas tumor.

b. Tubular carcinoma, Jenis kanker yang jarang ini dinamai demikian karena bentuk sel kanker ketika dilihat dibawah

microscope. Meskipun merupakan invasive breast cancer tapi tampilannya lebih baik dari Invasive Ductal Carcinoma

dan Invasive Lobular Carcinoma.

7/14/2019 ca mammae

http://slidepdf.com/reader/full/ca-mammae-56327b3f6b99b 20/22

c. Metaplastic carcinoma, Mewakili kurang dari 1% dari seluruh pasien yang baru didiagnosis mempunyai kanker 

payudara.Perubahan bentuk jaringan biasanya terlokalisir / terbatas dan berisi beberapa sel yang berbeda, yang

secara typical tidak ditemui pada kanker payudara yang lain.Harapan kesembuhan dan cara penanganannya sama

dengan Invasive Ductal Carcinoma.Sarcoma Tumor yang tumbuh pada sambungan antara jaringan di payudara.

Jenis tumor ini biasanya kemudian menjadi kanker (malignant).

d. Micropapillary carcinoma,Type ini cenderung untuk menjadi agresive, sering menyebarnya ke kelenjar getah

bening, meskipun ukurannya kecil.

e. Adenoid cystic carcinoma,Jenis kanker ini penggolongannya dilihat dari ukurannya, tumor local.Termasuk jenis

invasive, tetapi lambat dalam pertumbuhan dan penyebaran

Gejala Klinis Kanker Payudara

Gejala klinis kanker payudara dapat berupa:

1. Benjolan pada payudara

2. Erosi atau eksema puting susu

Faktor-faktor Penyebab Kanker Payudara

Faktor risiko

Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak

faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:

1. Faktor reproduksi:

2. Penggunaan hormon:

3. Penyakit fibrokistik

4. Obesitas

5. Konsumsi lemak

6. Radiasi

7. Riwayat keluarga dan faktor genetik

Pengobatan kanker 

 Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit

(Tjindarbumi, 1994), yaitu:

7/14/2019 ca mammae

http://slidepdf.com/reader/full/ca-mammae-56327b3f6b99b 21/22

a. Mastektomi 

Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992):

a) Modified Radical Mastectomy,

yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga,

serta benjolan di sekitar ketiak.

b) Total (Simple) Mastectomy,

yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.

c) Radical Mastectomy,

yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada

 jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian

radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan

letaknya di pinggir payudara.

b. Radiasi

Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan

sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996).

Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam,

serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.

c. Terapi Hormon

Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan dapat dipakai sebagai terapi

pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir.

d. Terapi Imunologik

Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan

dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan

menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk

menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.

e. Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus

yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton,

7/14/2019 ca mammae

http://slidepdf.com/reader/full/ca-mammae-56327b3f6b99b 22/22

1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-

obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.

Strategi pencegahan

Pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:

a. Pencegahan primer 

b. Pencegahan sekunder 

c. Pencegahan tertier 

Secara umum, ada banyak hal yang dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah terjadinya kanker payudara

diantaranya:

1. menghindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama

2. menghindari banyak merokok dan mengkonsumsi alkohol

3. melakukan pemeriksaan payudara sendiri, setiap bulan