Tinjauan Hukum Koalisi Partai Politik Dalam Sistem Presidensial Indonesia
BURUH DAN POLITIK UANG: KETERKAITAN POLITIK KOALISI …
Transcript of BURUH DAN POLITIK UANG: KETERKAITAN POLITIK KOALISI …
BURUH DAN POLITIK UANG:
KETERKAITAN POLITIK KOALISI BURUH
JAKARTA DENGAN ANIES-SANDI DI PILKADA DKI
JAKARTA 2017
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Reza Maulana
11151120000047
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019M/1441
i
ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji tentang pola keterkaitan dan bentuk strategi political
linkage Koalisi Buruh Jakarta (KBJ) yang didefinisikan sebagai kekuatan politik,
dengan pasangan Anies – Sandi di pilkada DKI Jakarta 2017. Penelitian ini berawal
dari perjuangan buruh Jakarta dalam upaya penolakan mekanisme pengupahan
berdasarkan PP. No. 78. Tentang Pengupahan. Penolakan ini berlanjut kepada
eksperimen politik lokal elektoral KBJ, yang mendukung pasangan Anies – Sandi
secara terbuka. Salah satu syarat dukungan KBJ kepada Anies – Sandi adalah
mengadakan kontrak politik.
Penelitian ini menggunakan konsep political linkage oleh Clark dan Herbert
Kitschelt serta teori gerakan sosial oleh Sidney Tarrow. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini, terbagi menjadi dua
bagian, yaitu data primer, seperti wawancara dengan lima narasumber, dan data
sekunder melalui dokumentasi.
Penelitian ini menemukan bahwa, pola keterkaitan yang kuat antara Koalisi
Buruh Jakarta (KBJ) dengan partai pengusung Anies – Sandi menyebabkan KBJ
secara terbuka mendukung Anies – Sandi. Keterkaitan ini didasari oleh
organisational linkage, participatory linkage, dan policy responsive linkage. KBJ
sebagai aktor intermediari antara pemilih (warga negara) dengan kandidat (Anies –
Sandi) menggunakan strategi clientelist linkage dan programatic linkage untuk
memenangkan Anies-Sandi. Namun, kondisi politik pilkada DKI Jakarta 2017 yang
terpolarisasi, membuat strategi clientelist linkage sulit diterapkan, alhasil strategi
tersebut bertransformasi menjadi strategi programmatic linkage. Selain itu, KBJ
sebagai mesin politik independen Anies – Sandi, melakukan berbagai bentuk
kontribusi yaitu sosialisasi politik, komunikasi politik, dan memobilisasi massa.
Eksperimen politik lokal buruh ini, menjadi jalan alternatif bagi gerakan buruh
dalam penuntutan kepentingannya.
Kata Kunci: Political Linkage, Gerakan Buruh, Anies – Sandi, Koalisi Buruh
Jakarta, Pilkada.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT. Tanpa
kuasanya penulis akan mendapat banyak kesulitan dalam penyusunan tugas akhir
ini. Penelitan ini merupakan sebuah awal dari perjalanan penulis dalam menjangkau
ilmu pengetahuan yang lebih luas. Dalam penyusunan penelitian ini, banyak pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Oleh karenanya
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., sebagai rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ali Munhanif, M.A., Ph.D., sebagai dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Iding R. Hasan sebagai ketua Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Suryani, M.Si. sebagai sekretaris Program Studi Ilmu Politik sekaligus
sebagai Pembimbing Akademik Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dani Setiawan, M.Si. sebagai dosen pembimbing yang bersedia
meluangkan waktu di tengah kesibukanya untuk membimbing agar skripsi
ini terselesaikan. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikannya.
6. Kepada seluruh dosen dan staf Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak
bisa disebutkan satu-persatu.
7. Kepada Bapak tercinta (alm) Rudi Suharta yang telah memberikan makna
hidup, pelajaran, dedikasi dan perjuangan. Semoga bahagia disana.
8. Kepada Mamah tersayang Amya Sulfisi yang tanpa lelah terus memberi
motivasi, kasih sayang kepada penulis. Untuk adik Alnyra Silsania, yang
memberikan dorongan dan energi kehidupan. Doa untuk kesehatan dan
iii
keselamatan mereka. Rabbifirli Wali Walidayya Warhamhuma Kama
Rabbayani Shagiraa
9. Kepada Mardani Ali Sera, Edhy Prabowo, Winarso, As’Ari, dan Dadang
Cahyadi yang menjadi narasumber dalam penelitian ini. Serta Babeh
Suwardi yang banyak membantu penulis.
10. Teruntuk Jovita Ramadhanti, yang selalu hadir dan memberikan dorongan
untuk menyelesaikan skripsi ini. You’re amazing.
11. Teman dan sahabat penulis Fajar Fachrian, Adha Rifadly, Fadil Basalamah,
Randy Fauzi, Mikail Abdullah, Malfin Alif yang banyak membantu penulis.
12. Teman-teman hebat seperjuangan, Irshat Fitharyono, Irfan Fahmi, Khoirul
Ahsan, Firman Ihsan, Fajar Eko, Albizar Ghiffary, Aditya, Yudha Syafitra,
Audy Saphira, Nabil, Doddy.
13. Teman-teman Prodi Ilmu Politik Hanif Kamal, Hasya, Sultan, Redi,
Naswah, Alyssa, Syauqi, Ade, Firjie, Yono, Naufal, Egi, Fauzan, Reza. S,
Hafiz, Ricky, Mahessa, Hasya, Edy, Lutfi, Afif, Ikhsan, Azizah, Fira, Neng,
Diana, Febi, Nahdah, Astri, Indah, Nofika, dll.
14. Keluraga Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Komisariat Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Komfisip), para senior HMI Komfisip, Bayu,
Afdal, Alfrad, Hijri, Gerry, Irfan, Ikhsan, Achmad Rizqy, Lala Tanjung,
Lutfi, Sopian.
Tanpa adanya mereka, tidak mungkin bagi penulis menyelesaikan penelitian ini.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan mereka. Dan sudah tentu, mereka
tidak bertanggung jawab atas segala kekurangan dalam penelitian ini. Penulis
bukanlah orang yang sempurna sehingga mohon maaf atas segala kekurangan
dalam penelitian ini. Penulis sangat terbuka atas kritik dan masukan untuk
menyempurnakan penelitian ini. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Ciputat, 6 November 2019
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Pernyataan Masalah ........................................................................ 1
B. Pertanyaan Penelitian ...................................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 6
1. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
2. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7
D. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 7
E. Metode Penelitian........................................................................... 10
1. Pendekatan Penelitian ................................................................ 10
2. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 11
3. Objek Penelitian ........................................................................ 13
F. Sistematika Penulisan .................................................................... 13
BAB II TEORI DAN KONSEP ...................................................................... 15
A. Gerakan Sosial ............................................................................... 15
B. Political Linkage ............................................................................. 17
BAB III SEJARAH GERAKAN BURUH DAN PROFIL KOALISI BURUH
JAKARTA ........................................................................................... 26
A. Sejarah Singkat Gerakan Buruh Indonesia ................................ 26
1. Gerakan Politik Buruh Masa Pra Kemerdekaan - Masa Revolusi
....................................................................................................... 26
2. Gerakan Buruh Masa Orde Baru ............................................... 28
3. Gerakan Buruh Masa Reformasi ............................................... 28
B. Profil Koalisi Buruh Jakarta ...................................................... 30
1. Latar Belakang Terbentuknya Koalisi Buruh Jakarta ............. 30
2. Profil Anggota Koalisi Buruh Jakarta ..................................... 32
C. Pilkada DKI Jakarta 2017 ............................................................ 39
1. Profil Pasangan Nomor Urut 03 Anies-Sandi ......................... 40
v
BAB IV KETERKAITAN POLITIK KOALISI BURUH JAKARTA
DENGAN ANIES – SANDI DI PILKADA DKI JAKARTA 2017 44
A. Keterkaitan Politik Koalisi Buruh Jakarta di Pilkada DKI
Jakarta 2017 ................................................................................. 44
B. Strategi Political Linkage Koalisi Buruh Jakarta dengan Anies-
Sandi di Pilkada DKI Jakarta 2017 ........................................... 51
1. Strategi Clientelist Linkage ....................................................... 52
2. Strategi Programmatic Linkage ................................................ 55
C. Kontribusi Koalisi Buruh Jakarta terhadap Anies–Sandi di
Pilkada DKI Jakarta 2017 .......................................................... 59
1. Gerakan Sosial Koalisi Buruh Jakarta ....................................... 59
2. Bentuk Kontribusi Koalisi Buruh Jakarta terhadap Upaya
Pemenangan Anies – Sandiaga ...................................................... 61
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 67
A. Kesimpulan .................................................................................. 67
B. SARAN ......................................................................................... 70
1. Saran Akademik ...................................................................... 70
2. Saran Praktis ........................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 73
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel II.B.1 Perbedaan Strategi Programmatic Linkage dan Clientelist
Linkage……………………………………………...................23
Tabel III.A.3.1 Perolehan Suara Buruh pada Pemilu 1999, 2004, dan
2009……………………………………...................................29
Tabel III.B.1 Perolehan Suara Putaran Kedua Pilkada DKI Jakarta
2017…………………………………………...........................40
Tabel IV.A1.2 Pola Hubungan Berdasarkan Organisations
Linkage………………………………………..........................50
vii
DAFTAR GRAFIK
Grafik I.A.1 Penduduk Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama di DKI Jakarta
Agustus 2017………………………………………………………4
Grafik I.A.2 Persentase Penduduk Bekerja DKI Jakarta 2017 menurut Status
Pekerjaan Formal dan Informal……………………………………4
Diagram IV.B.2 Kerangka Penggunaan Strategi Political Linkage di Pilkada DKI
Jakarta 2017………………………………………………………..59
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Gerakan-gerakan social oleh serikat-serikat buruh yang terjadi setelah
reformasi, menunjukkan sebuah bukti bahwa sistem pemerintahan Indonesia
mencapai tatanan kehidupan demokrasi. Selain demonstrasi dan kebebasan
berserikat, demokrasi identik pula dengan pemilihan umum langsung untuk
memilih wakil rakyat. Menurut Schumpeter, pada abad ke-20, demokrasi lebih
cocok dideskripsikan sebagai sejauh mana pembuatan keputusan kolektif yang
terkuat dipilih melalui mekanisme pemilihan umum yang jujur, adil dan berkala,
serta terdapat calon bebas yang bersaing untuk memperoleh suara.1
Pemilihan umum langsung atau pemilu merupakan sarana pelaksanaan
kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,
dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.2 Pemilihan umum
ini bertujuan untuk mendapatkan pemimpin atau wakil rakyat yang dapat membawa
amanah rakyat, dan membawa kehidupan ke arah yang lebih baik serta berdampak
luas.3
1 Samuel P. Hutington, Gelombang Demokratisasi Ketiga (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti,
1995), h. 4.
2 Undang-Undang No 8 Tahun 2012 pasal 1 ayat 1
3 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama;
2013) h. 14
2
Pemilihan Umum Kepala Daerah (pilkada) DKI Jakarta 2017 yang lalu,
membawa fenomena yang menarik untuk dikaji. Tiga belas organisasi buruh yang
tergabung ke dalam Koalisi Buruh Jakarta (KBJ) melakukan eksperimen politik
dengan mendukung salah satu calon pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur
nomor urut 03, Anies Baswedan dan Sandiaga Salahudin Uno, secara terbuka.
Eksperimen politik lokal elektoral buruh ini bertujuan agar kehidupan buruh Jakarta
lebih baik, khususnya menolak mekanisme pengupahan yang diatur dengan
Peraturan Presiden (PP) No. 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan. Organisasi-
organisasi buruh tersebut tergabung dalam Koalisi Buruh Jakarta.4
Mekanisme pengupahan dalam Peraturan Presiden (PP) No. 78 Tahun 2015
Tentang Pengupahan menimbulkan pertentangan dan gerakan sosial secara masif
oleh semua serikat buruh di Indonesia. PP. No. 78 Tentang Pengupahan mengatur
bahwa, pemerintah pusat dapat menentukan mekanisme penetapan upah minimum.
Pengaturan mekanisme oleh pemerintah dilakukan dengan menghapus kalkulasi
formula penetapan upah berdasarkan Kebutuhan Hidup Layak (KHL), menjadi
kalkulasi berdasarkan atas data inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang dirilis oleh
Badan Pusat Statistik (BPS). Kebijakan ekonomi oleh Jokowi ini dituding sarat
akan kepentingan pemodal. Kondisi ini membuat Koalisi Buruh Jakarta (KBJ) di
Pilkada DKI Jakarta 2017 melalukan kontrak politik dengan pasangan nomor urut
03, Anies–Sandi. Kontrak politik tersebut berfungsi sebagai syarat dukungan KBJ
kepada Anies-Sandi. Kontrak politik tersebut berisikan 10 tuntutan kepada Anies-
4 Max Lane, The Rise and Decline of Labour Militancy in Batam (Singapura: Yusof Ishak
Institute, 2018), h. 22.
3
Sandi. Tuntutan pertamanya merupakan penolakan mekanisme pengupahan
menggunakan PP. No. 78. Di sisi lain, KBJ tidak akan memilih calon Gubernur
DKI petahana, Basuki Tjahaja Purnama, pada Pilkada 2017 karena kecewa pada
kebijakan Gubernur terkait kepentingan buruh.5
Berdasarkan data dari BPS DKI Jakarta 2017, Provinsi DKI Jakarta
mempunyai 4,51 juta penduduk yang bekerja. Persentase penduduk bekerja di
Jakarta menurut status pekerjaan terbagi menjadi 71,55 persen berstatus sebagai
pekerja formal, dan 28,45 persen berstatus sebagai pekerja informal. Status
pekerjaan terbanyak ditempati oleh buruh/karyawan, yaitu sebesar 3,08 juta orang
(68,29%), diikuti dengan status pekerjaan berusaha sendiri sebesar 820,47 ribu
orang (18,20%). Sedangkan, status pekerjaan yang paling sedikit adalah pekerja
bebas di sektor pertanian sebesar 2.628 orang (0,06%). Sebesar 62,35 persen
penduduk yang bekerja dengan status buruh/karyawan adalah laki-laki, dan 37,65
persen sisanya adalah perempuan.6
5 Basuki Rahmat, “Ahok Tak Dapat Dukungan dari Koalisi Buruh Jakarta”
www.cnnindonesia.com, terbit Minggu, 09 Oktober 2016.
6 Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, Excecutive Summary Ketenagakerjaan DKI Jakarta
Agustus 2017 (Jakarta: BPS Provinsi DKI Jakarta, 2017), h. 5.
4
Grafik I.A.1 Persentase Penduduk Bekerja DKI Jakarta 2017 menurut
Status Pekerjaan Formal dan Informal7
Grafik I.A.2 Penduduk Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama di
DKI Jakarta, Agustus 2017 (%)8
Berdasarkan data diatas, suara buruh patut diperhitungkan dan mempunyai
daya tarik yang tinggi untuk diperebutkan. Dalam penelitian ini, kelompok buruh
diartikan dengan kelompok yang mempunyai kekuatan politik. Kekuatan politik
merupakan suatu kelompok yang mencoba mempengaruhi proses dan perumusan
7 Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, Excecutive Summary Ketenagakerjaan DKI Jakarta
Agustus 2017, h. 6.
8 Ibid., h. 5.
5
pembuatan kebijakan pemerintah yang menguntungkan mereka dengan sumber
daya yang dimiliki.9
Menurut Koalisi Buruh Jakarta, selama 3 tahun berturut-turut di bawah
kepimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, UMP DKI Jakarta lebih rendah
dibandingkan UMP Bekasi dan Karawang. UMP DKI Jakarta pada tahun 2017
sebesar Rp 3.355.750, UMP Bekasi 2017 sebesar Rp 3.601.650, dan UMP
Karawang 2017 sebesar Rp. 3.605.272. KBJ menganggap, penetapan UMP DKI
Jakarta tersebut sangat tidak logis dikarenakan biaya hidup DKI Jakarta lebih tinggi
dibandingkan Bekasi dan Karawang. Atas dasar tersebut, Basuki Tjahaja Purnama
mendapat sebutan dari KBJ sebagai Bapak Upah Murah. Selain itu, KBJ juga tak
sepaham dengan beberapa program Ahok, seperti penggusuran hingga reklamasi,
yang dianggap melanggar isu lingkungan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia
(HAM), serta kasus penistaan agama yang menjerat dirinya.10
Fenomena eksperimen politik gerakan buruh yang masuk ke dalam ranah
politik elektoral di politik lokal Indonesia, merupakan suatu hal yang menarik untuk
dikaji. Dengan eksperimen politik ini, diharapkan serikat-serikat buruh mempunyai
bergaining position yang kuat saat melakukan tawar menawar kepentingan kepada
pengusaha dan pemerintah. Eksperimen politik organisasi buruh pada Pilkada DKI
Jakarta 2017 ini juga membawa sebuah alternatif bagi gerakan buruh untuk
bergerak. Gerakan buruh yang bersifat politis tidak mesti dengan cara pendirian
9 Haniah Hanafie dan Ana Sabhana Azmy, Kekuatan-kekuatan Politik (Depok: Rajawali
Pers, 2018), h. 13 10 Yuliana Fauzi, “Sebut Ahok Bapak Upah Murah, Ribuan Buruh Gabung Demo 2/12”
www.cnnindonesia.com, terbit 28 November 2016.
6
partai buruh terlebih dahulu yang telah gagal berulang kali. Selain itu, apabila calon
yang diusung serikat buruh menang, calon tersebut diharapkan dapat
merepresentasikan tuntutan dan kepentingan buruh. Karena hal-hal tersebut,
penulis tertarik membahas penelitian ini.
Pada penelitian ini, penulis mengambil tema “BURUH DAN POLITIK:
Keterkaitan Politik Koalisi Buruh Jakarta dengan Anies-Sandi di Pilkada
DKI Jakarta 2017”.
B. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana pola keterkaitan politik Koalisi Buruh Jakarta dengan pasangan
Anies Baswedan – Sandiaga Uno di pilkada DKI Jakarta 2017?
2. Bagaimana bentuk strategi political linkage Koalisi Buruh Jakarta dengan
Anies Baswedan – Sandiaga Uno di pilkada DKI Jakarta 2017?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pola keterkaitan Koalisi Buruh Jakarta terhadap
pasangan Anies Baswedan – Sandiaga Salahudin Uno di Pilkada DKI
Jakarta 2017.
2. Untuk mengetahui strategi political linkage Koalisi Buruh Jakarta dengan
Anies Baswedan – Sandiaga Uno di Pilkada DKI Jakarta 2017.
7
2. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat dalam memperkaya khazanah ilmu
pengetahuan politik, khususnya dalam teori gerakan sosial-politik dan teori
political linkage atau keterkaitan politik. Selain itu, penelitian ini bermanfaat untuk
memperluas kajian politik buruh pada masa pasca reformasi.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, serta menjadi salah satu syarat memperoleh gelar S.Sos.
D. Tinjauan Pustaka
Beberapa penelitian sebelumnya membantu penulis dalam menganalisis
fenomena gerakan buruh dan politik. Beberapa hasil penelitian skripsi, jurnal, dan
tesis tersebut penulis gunakan sebagai tinjauan pustaka.
Pertama, karya Umar Algifari.11 Penelitian skripsi ini berfokus kepada
penggambaran perjuangan organisasi pekerja/buruh KSPSI dan K.KASBI dalam
menuntut penghapusan sistem outsourcing yang dianggap pekerja sebagai sistem
perbudakan di Indonesia, serta menuntut kenaikan Upah Minimum Provinsi di
11 Umar Algifari, “Buruh dan Politik: Studi Tentang Perjuangan Konfederasi Serikat
Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) dan Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia
(K.KASBI) Dalam Menuntut Penghapusan Sistem Outsourching dan Kenaikan UMP DKI Jakarta
Tahun 2013” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,
2014)
8
Jakarta tahun 2013. Hal yang menarik adalah kedua organisasi ini memperjuangkan
kenaikan UMP Jakarta 2013 melalui gerakan politis yaitu jalan tripartit antara
perusahaan, pemerintah, dan serikat pekerjanya. Mobilisasi massa dilakukan atas
dasar kedua nama organisasi tersebut. Persamaan penelitian ini dengan penelitian
penulis terletak pada mobilisasi massa untuk mencapai keadaan yang lebih baik
bagi buruh. Namun, penelitian penulis lebih berfokus kepada memobilisasi massa
untuk mendukung salah satu pasangan calon Gubernur Jakarta yaitu Anies-Sandi
untuk memenangkan Pilkada dan merealisasikan kontrak politiknya.
Kedua, karya Ramlah Wijayanti.12 Penelitian ini berfokus untuk
menggambarkan dan menganalisis peran strategi serikat buruh dalam
memperjuangkan kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) Makassar dan tarik
menarik kepentingan dalam penetapan UMK Makassar. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis terletak pada strategi dan kontribusi
politik praktis Koalisi Buruh Jakarta dalam pemenangan Anies-Sandi di Pilkada
DKI Jakarta 2017.
Ketiga, karya Atikur Rohman.13 Penelitian ini berfokus kepada gerakan
perlawanan aliansi buruh Yogyakarta yang menolak PP No. 78 Tahun 2015
Tentang Pengupahan. Berbagai strategi pernah digunakan oleh para buruh, mulai
dari gerakan litigasi sampai dengan non litigasi, walaupun tidak membawa efek
12 Ramlah Wijayanti, “Gerakan Sosial Serikat Buruh Dalam Mempengaruhi Kebijakan
Upah Minimum: Studi di Kota Makasar Tahun 2015” (Skripsi S1 Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makasar, 2016) 13 Atikur Rohman, “Gerakan Aliansi Buruh Yogyakarta: Studi Kasus Perlawanan Terhadap
Peraturan Pemerintah No 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan” (Skripsi S1 Program Studi Ilmu
Kesejahterahan Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2017)
9
perubahan yang besar. Penelitian ini berbeda dari penelitian penulis yang berfokus
kepada strategi dan kontribusi politik praktis Koalisi Buruh Jakarta dalam
pemenangan Anies-Sandi di Pilkada DKI Jakarta 2017.
Keempat, karya Nurmila.14 Penelitian berfokus kepada gerakan perlawanan
Serikat Pekerja Nasional (SPN) Makassar dan hasil dari gerakan tersebut terhadap
PP No. 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan. Penelitian ini berbeda dengan
penelitian penulis. Penelitian penulis lebih berfokus kepada meneliti partisipasi
Koalisi Buruh Jakarta dalam pemenangan Anies-Sandi di Pilkada DKI Jakarta
2017.
Kelima, karya Wahyu Putra Hardiyanto.15 Skripsi ini meneliti perjuangan
KSPI dalam menuntut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 Tentang
Pengupahan. Terbitnya PP No.78 Tahun 2015 tersebut mendapat reaksi negatif dari
berbagai kalangan serikat buruh. Mereka menganggap kebijakan tersebut
merugikan buruh dikarenakan tidak diikutsertakannya buruh dalam perundingan
penetapan upah minimum. Penelitian ini menunjukan bahwa strategi KSPI dalam
menolak perundang-undangan tersebut belum maksimal. Penelitian ini berbeda
dengan penelitian penulis. Penelitian penulis lebih berfokus kepada strategi dan
14 Nurmila, “Gerakan Perlawanan Serikat Pekerja Nasional (SPN) Makasar Terhadap PP
Nomor 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan” (Skripsi S1 Program Studi Ilmu Politik, Fakultas
Ushuluddin, Filsafat dan Politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018)
15 Wahyu Putra Hardiyanto, “Buruh dan Kekuatan Politik: Perjuangan Konfederasi Serikat
Pekerja Indonesia (KSPI) dalam Menuntut Pencabutan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun
2015 Tentang Pengupahan” (Skripsi S1 Program Studi Ilmu Politik FISIP UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta, 2018)
10
kontribusi politik praktis Koalisi Buruh Jakarta dalam pemenangan Anies-Sandi di
Pilkada DKI Jakarta 2017.
Keenam, karya Amalinda Savirani & Edward Aspinall.16 Penelitian ini
meneliti tentang masyarakat miskin kota dan politik elektoral di Jakarta dengan
pendekatan pola relasi antara masyarakat dan politisi menggunakan teori
adversarial linkages. Penelitian ini sangat relevan untuk dijadikan pengisi
kekosongan penelitian gerakan buruh yang dilihat secara spesifik menggunakan
teori political linkage. Penelitian ini melihat bahwa gerakan sosial yang berbasiskan
massa dari komunitas miskin kota mengadakan kontrak politik dengan politisi.
Menurut penelitian tersebut, linkage ini dibangun melalui dasar pragmatis dan
ketidakpercayaan. Penelitian ini berbeda dengan penulis. Penelitian penulis lebih
berfokus kepada strategi dan kontribusi politik praktis Koalisi Buruh Jakarta dalam
pemenangan Anies-Sandi di Pilkada DKI Jakarta 2017.
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari perilaku manusia yang dapat diamati dan diarahkan pada individu secara
16 Amalinda Savirani dan Edward Aspinall. “Adversarial Linkages: The Urban Poor and
Electoral Politics in Jakarta” Journal of Current Southeast Asian Affairs, 36, 3, 3–34, Published by
GIGA German Institute of Global and Area Studies, Institute of Asian Studies and Hamburg
University Press.
11
utuh.17 Penelitian kualitatif berfokus kepada analisis perilaku dan sikap politik yang
tidak dapat atau tidak dianjurkan untuk dikuantifikasikan.18
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua teknik pengumpulan data
antara lain;
a. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan berupa buku, jurnal, arsip, data - data yang
terkait, kutipan gambar atau surat kabar, foto dan segala macam benda yang dapat
memberikan keterangan yang bersifat tertulis ataupun tidak. Dokumetasi digunakan
untuk mempermudah peneliti menemukan jawaban dari permasalahan dan
menjabarkan secara detail bentuk kontribusi Koalisi Buruh Jakarta terhadap
kemenangan Anies-Sandi di Pilkada DKI Jakarta 2017.
b. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara mengajukan
beberapa pertanyaan secara lisan kepada pihak yang berkompeten. Tujuan
wawancara adalah mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan atau menguji
hipotesis.19 Untuk mendukung penelitian ini, penulis melakukan wawancara
dengan 3 pimpinan organisasi buruh yang tergabung dalam Koalisi Buruh Jakarta
diantaranya Winarso Kordinator Koalisi Buruh Jakarta, As’Arie Ketua DPP SPN
DKI Jakarta, Dadang Cahyadi Pangkorda Garda Metal DKI Jakarta dan 2 pihak
17 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013), h. 82.
18 Lisa Harisson, Metodologi Penelitian Politik (Jakarta: Kencana, 2016), h. 86. 19 Nanang Martono, Metode Penelitian Sosial: Konsep-Konsep Kunci (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2015), h. 362.
12
yang berkaitan langsung di tim pemenangan Anies – Sandi yaitu Mardani Ali Sera
sebagai Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi dan Edhy Prabowo Wakil Ketua Tim
Pemenangan Anies-Sandi. Para narasumber dipilih berdasarkan hipotesis penulis
bahwa narasumber tersebut merupakan pihak yang paling berkompeten dan
bersinggungan langsung dengan kasus yang diteliti.
c. Teknik Analisis Data Deskriptif
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu mendeskripsikan
fakta-fakta yang berkaitan dengan tema lalu menganalisanya untuk menjawab
pertanyaan. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data
deskriptif. Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Analisis data dimulai dengan bekerja
menggali dan mengumpulkan data-data terkait dari teknik pengumpulan data yang
dilakukan oleh penulis. Setelah data terkumpul, dilanjutkan kepada tahap reduksi
data, yaitu proses mentransformasi dari data yang didapat, seperti membuat
transkrip hasil wawancara-wawancara yang telah dilakukan, dokumentasi dan
dilanjutkan dengan pengolahan data.20
Teknik analisis data deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan suatu
gejala keadaan yang sedang diteliti secara langsung dan berguna untuk menjelaskan
gejala - gejala, fakta - fakta di lapangan secara jelas.
Pengolahan data ini dilakukan dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam beberapa kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
20 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,
(Yogyakarta: Erlangga, 2009), h. 147.
13
menyusun ke dalam pola, memilih yang penting untuk dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.21
Analisis data tersebut kemudian dapat dihubungkan dengan teori gerakan dan teori
kekuatan politik yang digunakan dalam penelitian ini.
3. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah para pimpinan Koalisi Buruh Jakarta ,
serta Ketua dan Wakil Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandiaga.
F. Sistematika Penulisan
Guna mendapatkan hasil penelitian yang saling berhubungan antara satu bab
dengan bab yang lain, maka peneliti membagi topik penelitian ini menjadi 5 bab,
diantaranya:
Bab 1, penulis mendeskripsikan hal - hal yang berhubungan dengan
permasalahan penelitian yaitu pernyataan masalah yang dijelaskan dan berkaitan
dengan political linkage, pembatasan penelitian, fokus pertanyaan penelitian,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, serta metode penelitian
terkait pola dan strategi political linkage KBJ di Pilkada DKI Jakarta 2017.
Bab 2, penulis menjelaskan mengenai teori dan konsep yang digunakan
penulis dalam penelitian ini. Teori dan konsep tersebut berguna untuk menjawab
pertanyaan penelitian.
21 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta Bandung, 2006),
h. 275.
14
Bab 3, penulis menjelaskan mengenai gambaran umum tentang sejarah
organisasi buruh, sejarah pergerakan politik buruh hingga kepada dinamika gerakan
buruh paska reformasi, profil KSPI dan profil Koalisi Buruh Jakarta.
Bab 4, penulis melakukan analisis untuk menemukan pola keterkaitan dan
strategi political linkage Koalisi Buruh Jakarta dengan pasangan Anies – Sandi di
Pilkada DKI Jakarta 2017.
Bab 5, penulis membuat kesimpulan dan saran dari hasil temuan yang
didapatkan serta memberikan saran kepada penelitian selanjutnya.
15
BAB II
TEORI DAN KONSEP
Dalam skripsi ini penulis menggunakan dua metode analisis untuk
menjelaskan fenomena yang diamati dalam penelitian ini. Metode yang pertama
adalah teori gerakan sosial, teori ini diharapkan dapat menjadi pengantar untuk
menjelaskan gerakan sosial yang dilakukan oleh Koalisi Buruh Jakarta di pilkada
DKI Jakarta 2017. Pendekatan lainya yang digunakan dalam penelitian ini adalah
konsep political linkage. Konsep ini diharapkan dapat menjelaskan keterkaitan
politik, latar belakang terjadinya kontrak politik, motif dukungan KBJ, deal politik
serta strategi political linkage yang ada dalam kasus penelitian ini.
A. Gerakan Sosial
Gerakan sosial buruh telah hadir di Indonesia sejak era kolonial berlangsung.
Gerakan-gerakan buruh ikut andil dalam perjuangan-perjuangan revolusi
Indonesia. Saat masa Orde Baru berlangsung, gerakan buruh mulai tenggelam
karena dianggap sebagai sebuah gerakan yang menggangu stabilitas negara.
Gerakan sosial buruh di Indonesia, masih berkutat kepada orientasi-
orientasi perjuangan yang amat normatif, seperti pergerakan menuntut
peningkatkan kesejahteraan anggota, menuntut kenaikan gaji, memperbaiki kondisi
kerja, dan masalah-masalah industrial lainya. Namun, pada pilkada DKI Jakarta
2017 kemarin. Buruh melakukan pergerakan sosial politik sebagai jalan dalam
menuntut kepentingannya.
16
Untuk memahami gerakan buruh dalam penelitian ini. Penulis memakai
konsep gerakan sosial. Menurut Tarrow gerakan sosial adalah tantangan kolektif
bagi kelompok yang mempunyai tujuan bersama berbasis solidaritas, yang
dilakukan melalui interaksi secara terus-menerus dengan para elite, dan para
pejabat. Gerakan sosial membutuhkan partisipan yang direkrut melalui jaringan
yang sudah ada, seperti lingkungan sekolah, kerja, kekerabatan, persahabatan dan
lain-lain. Kemauan berpartisipasi sangat bergantung kepada anggapan para
partisipan bahwa tindakan yang dilakukan benar-benar dapat memberikan
kontribusi penting untuk mencapai tujuan umum dari gerakan tersebut.1
Lebih lanjut, Adam dan Sidney Tarrow, melihat gerakan sosial
menggunakan teori pendekatan struktur kesempatan politik. Adam dan Tarrow
mengembangkan beberapa variabel yang menjelaskan teori struktur kesempatan
politik. Variabel-variabel tersebut diantaranya adalah,
1. Sistem politik yang terbuka dan lembaga-lembaga politik mudah diakses,
membawa gerakan sosial mudah berkembang
2. Ketika negara mengalami instabilitas politik, di sisi lain keseimbangan baru
mulai terbentuk
3. Keadaan elit politik yang berkonflik membuka kesempatan bagi gerakan
sosial untuk melakukan perubahan
1 Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka,), h. 383.
17
4. Aktor-aktor gerakan sosial menjalin hubungan dengan elit politik yang
berada dalam sistem pemerintahan untuk melakukan suatu perubahan.2
Gerakan sosial perlawanan ini, bertujuan agar tuntutan dan aspirasi
masyarakat didengar oleh pemerintah serta berimplikasi kepada proses pembuatan
kebijakan pemerintah yang lebih menguntungkan. Terdapat beberapa komponen
dalam gerakan sosial diantaranya:
1. Kesadaran kolektif untuk bertindak bersama
2. Tindakanya bertujuan untuk menciptakan perubahan tertentu dalam
masyarakat yang ditetapkan partisipan menurut cara yang sama
3. Kolektivitasnya relatif tersebar namun lebih rendah derajatnya daripada
organisasi formal.
4. Tindakannya mempunyai derajat spontanitas yang relatif tinggi namun tidak
terlembaga dan bentuknya tidak konvensional.3
B. Political Linkage
Konsep political linkages seringkali menjadi alat yang dapat menjelaskan
organisasi-organisasi politik, seperti kelompok kepentingan, gerakan sosial, dan
partai politik terkait peranannya dalam demokrasi. Organisasi-organisasi tersebut
bertindak sebagai jembatan penghubung antara pemerintah dan warga negara.
Lebih jauh lagi, proses hubungan politik ini menunjukan pola yang beragam seperti
saling ketergantungan, intervensi, integrasi, dan penetrasi. Dewasa ini linkage
2 Abdul Wahib Situmorang, Gerakan Sosial: Teori dan Praktik (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2007), h. 31. 3 Syahrial Syarbaini, Dasar-Dasar Sosiologi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 156.
18
berguna sebagai jembatan penghubung warga dalam proses keputusan kebijakan
publik. Istilah linkage juga dapat dipahami sebagai suatu konsep dalam studi politik
untuk menjabarkan peran aktor intermediari dalam mengembangkan linkage.4
Banyak definisi-definisi lain mengenai linkage, seperti menurut Brian J.
Bow, political linkages adalah upaya-upaya untuk memecahkan kebuntuan atau
meningkatkan posisi tawar (bergaining position) seseorang atau kelompok pada
masalah tertentu dengan mengikatnya pada yang lain, tidak hanya sebatas isu.
Keterkaitan disini dapat diartikan sebagai sifat kooperatif atau koersif, dan bisa juga
demikian prospectibe (janji, ancaman) atau retrospective (penghargaan,
pembalasan).5
Di sisi lain, Robert mendeskripsikan linkage sebagai suatu bentuk hubungan
atau ikatan atau koneksi yang terjadi diantara warga negara secara individual,
organisasi sosial, dan sistem politik. Bentuk-bentuk tersebut bersifat
organisasional, baik secara formal ataupun informal dalam organisasi sosial
ataupun politik. Linkage juga dapat dipahami sebagai sebuah rasa keterikatan
individu yang bersifat subjektif dengan organisasi-organisasi yang ada di suatu
sistem politik.6
4 Kay Lawson & David Clark, Political Parties and Linkage: A Comparative Perspective
(Oxford: Oxford Universities), 2009, h. 129.
5 Brian J. Bow, The politics of linkage : power, interdependence, and ideas in Canada-US
Relations (Vancouver: University Of Columbia Press, 2009), h. 3.
6 Adi Ahidul Fatih, “Peran Pemuda Pancasila dalam Pemenangan Partai Golkar Pada
Pemilu Legislatif Tahun 2014 di Kabupaten Indramayu” (Ilmu Pemerintahan FISIP UMY, 2019),
h. 26.
19
Dalam penelitian kali ini untuk menjelaskan keterkaitan politik Koalisi
Buruh Jakarta (KBJ) dengan pasangan Anies–Sandi di pilkada DKI Jakarta 2017.
Penulis menggunakan pengertian political linkage menurut K. Arts dalam Clark.
Menurutnya, linkage diartikan sebagai berbagai bentuk dan jenis ikatan antara
warga negara, organisasi sosial dan sistem politik. Dengan demikian, pembicaraan
mengenai linkage politik akan selalu terkait dengan tiga elemen dasar, yaitu warga
negara, aktor/institusi intermediari dan linkage urusan publik.7
Lebih jauh lagi menurut Clark setidaknya partai politik mempunyai tujuh
jenis linkage, yaitu:8
1. Participatory linkage: Jenis linkage ini menjelaskan bahwa partai politik
berperan sebagai agensi dimana warga negara dapat berpartisipasi dalam
politik.
2. Electoral linkage: Jenis linkage ini menjelaskan bahwa tokoh penting partai
politik atau seorang pemimpin partai politik dapat mengontrol berbagai
elemen dari suatu proses elektoral.
3. Policy responsive linkage: Jenis linkage ini menjelaskan bahwa partai
politik bertindak sebagai agensi yang mampu meyakinkan rakyat atau
pemilih bahwasanya pemerintahan dibawah kekuasaan suatu partai politik
tersebut mampu menyerap aspirasi dan responsif terhadap rakyat
7 Departemen Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada dan The Asian
Foundation, “Laporan Eksekutif Summary Perilaku Pemilih dan Political Linkage,” Jurnal Program
Peningkatan Rasionalitas Pemilih Pemilu Tipe Ringkasan Eksekutif Departemen FISIPOL UGM
(2014): h. 5
8 FISIPOL UGM dan The Asian Foundation, “Laporan Eksekutif Summary Perilaku
Pemilih dan Political Linkage,” Jurnal Program Peningkatan Rasionalitas Pemilih Pemilu Tipe
Ringkasan Eksekutif, h. 5 – 6.
20
4. Clientelistic linkage: Jenis linkage ini menjelaskan bahwa suatu partai
politik berperan sebagai perantara dalam pertukaran suara yang diberikan
oleh pemilih dalam proses elektoral
5. Directive linkage: Jenis linkage ini menjelaskan bahwa partai politik atau
lembaga-lembaga publik berperan dalam mengontol perilaku warga negara
6. Organisational linkage: Jenis linkage ini mempunyai arti bahwa suatu
keterkaitan berdasarkan pada hubungan antara para elit partai dan elit
organisasi bertujuan untuk memobilisasi atau menarik dukungan
organisasinya kepada partai politik.
7. Representative linkage: Jenis linkage ini menjelaskan bahwa fungsi partai
politik yaitu sebagai penghubung dan jembatan kepentingan.
Kemudian daripada itu, untuk menjelaskan strategi mesin politik Koalisi
Buruh Jakarta di pilkada DKI Jakarta 2017, penulis menggunakan konsep political
linkage oleh Herbert Kitschelt. Berbeda dengan Clark, Kitschelt beranggapan
bahwa linkage politik merupakan suatu bentuk keterkaitan atau tautan antara aktor
politik dengan warga negara sebagai konstituenya dalam proses elektoral. Kitschelt
membagi political linkages kedalam tiga tipe yaitu charismatic linkage, clientelist
linkage, dan programmatic linkage.9
Klientelistik linkage merupakan sebuah tautan antara politisi/aktor politik
(patron) dengan masyarakat/pemilih (client) yang dibangun melalui pemberian
9 Herbert Kitschelt, “Linkages between Citizens and Politicians in Democratic Polities,”
Sage Publications Inc London, Comparative Political Studies, Vol. 33 No. 6/7, (August/September
2000): h. 845.
21
keuntungan berupa materil, agar para pemilih (voters) yang akan diwakilinya
memberikan dukungan terhadapnya dalam iklim demokratik. Pertukaran ini
berfokus kepada hal-hal tertentu, meskipun timbal balik dari proses klientelistik
tidak ditentukan berdasarkan jenis barang yang dipertukarkan. Di lain sisi,
programmatic linkage adalah jenis linkage yang menjelaskan tautan antara pemilih
dengan politisi yang dilandaskan atas program kebijakan yang menguntungkan dan
menyenangkan semua warga negara atau semua pemilih termasuk konstituen yang
tidak memilihnya.10 Hubungan yang terjalin ini terjadi antara pemilih (voters) dan
politisi (patron) bersifat luas dan mengarah kepada hal yang baik. Ketiga,
charismatic linkage adalah pola relasi antara aktor politik dengan pemilih yang
dibangun berdasarkan pada kesukaan dan ketidaksukaan pemilih dengan karisma
personal serta gaya personal aktor politik tersebut.11
Lebih jauh lagi, dalam memahami clientelist linkage yang mempunyai arti
pertukaran sumber daya langsung kandidat (patron) dengan pemilih (voters/client).
Terdapat tiga pendekatan dalam memahami klientelistik politik ini. Pertama,
beragamnya pendekatan politik yang digunakan dalam berbagai studi clientelists.
Kedua, terdapat berbagai macam strategi clientelist dan peran mesin politik. Ketiga,
terdapat perbedaan kriteria strategi klientelistik dan strategi programatik. Tiga
10 Herbert Kitschelt and Steven I. Wilkinson, Patrons, Clients, and Policies: Patterns of
Democratic Accountability and Political Competition (New York: Cambridge University Press,
2007), h. 7-9.
11 Herbert Kitschelt, “Linkages between Citizens and Politicians in Democratic Polities,”
h. 845.
22
pendekatan tersebut merupakan metode untuk melihat kajian teoretis clientelist
linkage.12
Berdasarkan tinjauan menyeluruh dari bukti studi kasus antropologis,
sosiologis, dan ilmu politik, Herbert Kitschelt berpendapat bahwa, terdapat lima
bentuk “pertukaran” dalam clientelist linkage yaitu:
1. Hadiah langsung. Aktor politik dapat memberikan makanan, minuman,
pakaian, peralatan, bahan bangunan, dan banyak barang berharga lainnya
kepada pemilih. Barang-barang ini dapat berpindah tangan sebelum
pemilihan, setelah pemilihan, sebagian sebelum dan sebagian setelah
pemilihan, atau bahkan selama masa waktu penting tertentu saat pemilihan.
2. Aktor politik dapat memberikan akses spesial kepada client kelembaga-
lembaga publik, untuk memberikan keuntungan materi dalam urusan-
urusan kebijakan publik.
3. Politisi dapat memberikan akses istimewa terhadap pekerjaan di sektor
publik atau di sektor swasta yang diatur pejabat publik.
4. Aktor politik dapat memberikan akses istimewa ke kontrak pemerintah atau
proyek-proyek pemerintah
5. Politisi dapat membuat peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga
pemerintah yang menguntungkan.13
12 Dirga Ardiansa, Fariz Panghegar, Heru P. Samosir, Riaty Raffiudin, Transaksi Politik
Warga: Mendorong Partisipasi Politik Warga dalam Pemilu dan Perencanaan Pembangunan
(Depok: Cakra Wikara Indonesia, 2018), h. 3.
13 Herbert Kitschelt, “Clientelistic Linkage Strategies: A Descriptive Exploration,”
Workshop on Democratic Accountability Strategies, Department of Political Science Duke
University (May 18-19): h. 4-5.
23
Strategi programatik (programmatic) dalam political linkage merupakan
lawan dari strategi clientelist. Tabel II.B.1 di bawah ini menunjukan perbedaan dari
kedua strategi tersebut menurut Kitschelt dan Wilkinson dan Stokes.:
Tabel II.B.1 Perbedaan strategi programmatic linkage dan clientelist linkage
Programatik Linkage Klientelistik Linkage
Program dieksekusi setelah Pemilu Program di eksekusi saat masa Pemilu
Anonim (mengacu kepada fungsi dan
jabatan)
Identifikasi personal (melekat pada
kandidat)
Program dieksekusi melalui kebijakan dan
menggunakan anggaran negara
Program di eksekusi secara personal dan
cenderung dibiayai pribadi atau
penyalahgunaan anggaran negara
Mencakup untuk semua masyarakat Mencakup masyarakat yang dianggap
potensial untuk memenangkan kandidat
Pelaksananya adalah birokrat Pelaksananya adalah tim dari kandidat
Pemenuhan kebutuhan kolektif Program untuk kebutuhan personal
Sumber: Stokes, Susan C, Thad Dunning, Marcelo Nazareno & Valeria Brusco. Broker, Voters
and Clientelism: The Puzzle of Distributive Politics, Cambridge University Press, 2013
Strategi programatik menghadapi banyak rintangan dalam penerapanya
dikarenakan pertukaran sumber daya dilakukan dalam bentuk suara pemilih dan
kebijakan dari kandidat terpilih. Kenyataanya, dalam strategi ini pertukaran sumber
daya didasarkan kepada kelompok yang mempunyai cakupan luas dan bukan
kelompok kecil. Strategi ini memerlukan ideologi dalam penerapannya, karena
dengan kesadaran ideologi yang kuat dapat menghantarkan terealisasinnya
pembuatan kebijakan yang luas untuk kebaikan bersama.14
Selain itu, Kitschelt menganggap bahwa programmatic linkage adalah pola
keterkaitan berdasarkan pemberian barang-barang komoditas kepada pemilih
14 Dirga Ardiansa, Fariz Panghegar, Heru P. Samosir, Riaty Raffiudin, Transaksi Politik
Warga: Mendorong Partisipasi Politik Warga dalam Pemilu dan Perencanaan Pembangunan, h. 9.
24
secara umum dan luas, dimana pembiayaan pelaksanaan hubungan ini merupakan
tanggungan bersama. Keuntungan dari strategi pola keterkaitan tersebut dinilai dari
aturan universal yang disepakati bersama. Di lain sisi kandidat (patron) tidak
mempermasalahkan suatu pemilih (voters) memilih kandidat tersebut atau tidak.
Sebaliknya dalam clientelist linkage barang-barang komoditas atau kebijakan
tersebut ditujukan kepada orang-orang tertentu dan sumber daya pertukaran yang
berbentuk kebijakan diberikan setelah pemilih memilih kandidat tersebut. Strategi
clientelist ini tidak diartikan sebagai membeli suara akan tetapi politisi tersebut
harus mempunyai kapasitas memberikan sanksi atau teguran apabila para pemilih
tidak berkontribusi.15
Lebih jauh, strategi clientelist dilengkapi oleh Gans-Morse, Mazzuca, dan
Nichter. Menurut mereka terdapat beberapa bentuk strategi klientelistik yang ada
dalam partai politik atau mesin politik kandidat mempunyai beragam strategi.
Strategi ini berfungsi sebagai upaya melakukan distribusi sumber daya kepada
pemilih (voters/client). Strategi tersebut diantaranya adalah vote buying, abstention
buying, double perssuasion, turnout buying, dan rewarding loyalist.16
Menurut Gans-Morse, Mazzuca, dan Nichter, sebelum menggunakan
strategi clientelist yang tepat. Mereka membagi empat posisi indvidu untuk
merumuskan strategi clientelist. Ada empat posisi individu atau kelompok yang
15 Herbert Kitschelt, Social Policy, Democratic Linkages, and Political Governance “Paper
prepared for delivery at the conference on The Quality of Government and the Performance of
Democracies, Gothenburg May 20-22, 2015, convened by the Quality of Governance Institute,
University of Gothenburg.”, h. 3-4. 16 Jordan Gans-Morse, Sebastian Mazzuca, dan Simeon Nichter, “Varieties of Clientelism:
Machine Politics during Elections,” American Journal of Political Science, Vol. 00, No. 0, Pp. 1–
18, (2013): h. 2
25
menjadi acuan dalam menjalankan. Pertama, pemilih (voters) yang tidak akan
memilih pada pemilu dan bukan simpatisan partai/kandidat. Kedua, pemilih tidak
akan memilih pada pemilu tetapi merupakan simpatisan partai/kandidat. Ketiga,
pemilih akan memilih pada pemilu dan bukan simpatisan partai/kandidat. Keempat,
pemilih akan memilih dan merupakan simpatisan dari partai atau kandidat.17
Karakteristik pemilih pertama, menggunakan strategi double persuasion,
strategi ini dilakukan dengan memberikan dua pertukaran langsung, berupa uang
tunai atau insentif lain sebagai pembelian suara untuk mengalihkan dukungan.
Kedua, pemberian uang tunai atau insentif lain sebagai pengganti waktu kerja yang
diambil dan transpor ke bilik suara. Karakteristik pemilih kedua, menggunakan
strategi turn out buying. Strategi ini berbentuk mobilisasi massa agar hadir
ketempat pemilihan dengan memberi uang transpor ke bilik suara. Karakteristik
pemilih ketiga menggunakan strategi abstention buying. Strategi ini berbentuk
pemberian uang atau insentif lain (vote buying) untuk mempersuasi pemilih yang
akan memilih kandidat lain, untuk tidak hadir ke bilik suara. Strategi ini dilakukan
untuk kelompok basis lawan. Karakteristik pemilih keempat, strategi dilakukan
dengan cara memberikan uang atau insentif berbentuk lain ke daerah basis
pendukung karena telah berkomitmen memilih kandidat.18
17 Dirga Ardiansa Dkk, Transaksi Politik Warga: Mendorong Partisipasi Politik Warga
dalam Pemilu dan Perencanaan Pembangunan, h. 7. 18 Dirga Ardiansa Dkk, Transaksi Politik Warga: Mendorong Partisipasi Politik Warga
dalam Pemilu dan Perencanaan Pembangunan, h. 7.
26
BAB III
SEJARAH GERAKAN BURUH DAN PROFIL KOALISI BURUH
JAKARTA
A. Sejarah Singkat Gerakan Buruh Indonesia
1. Gerakan Politik Buruh Masa Pra Kemerdekaan - Masa Revolusi
Pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia, antara tahun 1926-1927 PKI
melakukan sebuah percobaan pemberontakan terhadap pemerintahan Hindia
Belanda, hal ini merupakan sebuah respon dari revolusi Bolshevik di Rusia yang
menumbangkan Kekaisaran Rusia tahun 1917.1 Menyadari betapa kuatnya serikat
buruh, Soekarno tahun 1927 mendirikan Partai Nasionalis Indonesia (PNI)2 dan
menyandarkan kekuatan politiknya kepada gerakan buruh sebagai bagian
underbouw partainya. Organisasi buruh PNI saat itu adalah Sarekat Kaum Buruh
Indonesia (SKBI).3
Setelah Indonesia merdeka, atas berbagai kondisi ancaman atas
kemerdekaan Indonesia. Salah satu proklamator Indonesia Hatta, mengeluarkan
maklumat No. X pada 3 November 1945, yang menyerukan segala kalangan rakyat
1 Pada masa itu, Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan golongan Sarekat Islam (SI)
merah yang memisahkan diri dari Serikat Islam (SI) putih (Persatuan Serikat Islam) dibawah
naungan H.O.S Tjokroaminoto. Dengan pecahnya SI, serikat buruh terpecah menjadi dua bagian,
pertama yang mengikuti SI Merah dibawah Semaoen dan SI Putih dibawah Tjokroaminoto.
Pemberontakan yang di cetuskan oleh PKI atau SI Merah tidak mendapatkan dukungan oleh serikat
buruh dibawah naungan SI putih (PSI), pemberontakan hanya terjadi di Banten, sekitar Jakarta dan
Sumatera Barat. 2 Pelarangan PNI selanjutnya Partindo dan PNI Baru, oleh pemerintahan kolonial atas sikap
nonkoperatifnya. Membuat sarekat-sarekat buruh menjadi bagian dari Gerindo (Gerakan Rakyat
Indonesia) dan Parindra (Partai Indonesia Raya), serta Sarekat Islam.
3 Bambang Sulistyo, “Pasang Surut Gerakan Buruh Indonesia” Jurnal Lensa Budaya,
Departemen Ilmu Sejarah Universitas Hasanudin, Vol. 13, No, 2, 2018, h. 159 -160.
27
mendirikan partai-partai politik untuk membela kemerdekaan Indonesia.
Perjuangan serikat-serikat buruh tersebar pada berbagai organisasi seperti Barisan
Buruh Indonesia (BBI) dan Barisan Tani Indonesia (BTI), Pesindo (Pemuda
Sosialis Indonesia), dan PKI. Serikat-serikat itu pada umumnya memperjuangkan
nasionalisasi perusahaan asing Jepang maupun Belanda.4
Pada 19 September 1945, sejumlah pimpinan serikat-serikat buruh
berkumpul untuk mengadakan konferensi terkait posisi peranan serikat buruh
terhadap kemerdekaan Indonesia serta untuk mengakomodir kepentingan-
kepentingan serikat buruh di masa yang akan datang. Lalu terbentuklah Barisan
Buruh Indonesia (BBI) atau Front Kaum Buruh Indonesia. Pada 7 November 1945
BBI mendirikan partai politik yaitu Partai Buruh Indonesia.5
Tahun 1948 Partai Buruh Indonesia, Partai Sosialis Indonesia (Pesindo),
Sarekat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI), Barisan Tani Indonesia
(BTI), bersatu kedalam PKI. Pada 30 September 1965, terjadi sebuah kudeta yang
dicurigai direncanakan oleh PKI. Para perwira TNI AD menjadi korbanya, para
anggota, simpatisan ataupun serikat-serikat buruh underbouw PKI atau apapun
yang berhubungan dengan PKI dilarang. PKI dan simpatisanya menjadi sasaran
pembantaian oleh masyarakat Indonesia dan menjadi partai terlarang. Sejak saat itu,
hal-hal sentimen mengenai buruh menjadi sangat sensitif dan serikat-serikat buruh
tenggelam pergerakanya.6
4 Bambang Sulistyo, “Pasang Surut Gerakan Buruh Indonesia”, h. 161.
5 Iskandar Tedjakusuma, Watak Politik Gerakan Serikat Buruh Indonesia Tej: Oey Hay
Djoen (Jakarta: Trade Union Rights Centre, 2008), h. 26-28.
6 Bambang Sulistyo, “Pasang Surut Gerakan Buruh Indonesia”, h. 162-163.
28
2. Gerakan Buruh Masa Orde Baru
Masuk kepada masa Orde Baru. Buruh dibungkam keberadaanya oleh
penguasa Orde baru. Secara singkat gerakan buruh masa Orde Baru setidaknya
dapat dibagi ke dalam tiga fase berikut. Pertama, fase 1966 sampai awal 1970-an
sebagai fase pelarangan terhadap segala bentuk pengorganisasian serikat buruh,
karena hampir semua serikat buruh adalah produk era kepemimpian Soekarno dan
bersimpati kepada ideologi sayap kiri.7
Kedua, fase 1970-1990 sebagai fase peralihan seluruh kekuatan serikat
buruh di bawah kontrol militer. Lembaga-lembaga yang telah dibentuk oleh
Soeharto tidak dapat mengatasi kasus-kasus perburuhan, kasus-kasus ini cenderung
diselesaikan dengan tangan besi. Menteri Tenaga Kerja pada saat itu merupakan
dari kalangan militer. Ketiga, fase 1990-1998, fase dimana kebijakan ekonomi
pasar menjadi dalih pemerintah untuk melanjutkan proyek kooptasi dan eksploitasi
atas kekuatan politik buruh melalui konsep Hubungan Industrial Pancasila (HIP).8
3. Gerakan Buruh Masa Reformasi
Pada masa ini, gerakan buruh mulai terpecah-pecah. Perpecahan tersebut
dapat ditelusuri melalui banyaknya pendirian partai buruh. Sebagai gambaran,
partai buruh pernah ikut serta pada pemilu tahun 1999 dan 2004, yakni Partai Buruh
Sosial Demokratik dan Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI). Mereka
tidak berhasil memperoleh suara yang dipersyaratkan untuk menempatkan
7 Orde Baru melarang kegiatan yang berbau komunis atau buruh dengan tindakan oleh
militer dari tahun 1965-1966. 8 Andito Suwignyo, Buruh Bergerak: Membangun Kesadaran Kelas, (Jakarta, Friedrich
Ebert Stiftung, Cetakan 2, 2012), h. 7-8.
29
wakilnya di legislatif, karena hanya meraih suara kurang dari 3 persen. Berlanjut
kepada Pemilu 2014, PPPI mencoba ikut kembali, namun tidak lolos administrasi
yang dipersyaratkan oleh Komisi Pemilihan Umum dan suara buruh terpecah-
pecah.9
Tabel III.A.3.1 Perolehan Suara Buruh pada Pemilu 1999, 2004, dan 2009
PEMILU 1999 PEMILU 2004 PEMILU 2009
PRD 63.934 PBSD 636. 397 PB 265.205
PPI 78.730
PSPI 61.105
PBN 140.980
PSP 49.807
Total 394. 556 Total 636.397 Total 265.2015
Sumber berasal dari website www.kpu.go.id serta diolah oleh peneliti
Pemilu 1999, menjadi ajang kontestasi pertama bagi organisasi-organisasi
buruh untuk melakukan politik praktis. Setidaknya terdapat lima partai yang
merepresentatifkan kelompok buruh yaitu Partai Buruh Nasional (PBN), Partai
Pekerja Indonesia (PPI), Partai Solidaritas Pekerja (PSP), Partai Rakyat Demokratik
(PRD), dan Partai Solidaritas Pekerja Seluruh Indonesia (PSPSI). Dari semua partai
yang mewakili perjuangan buruh ini tidak ada satupun yang berhasil memperoleh
kursi di parlemen.10
9 Suhari Ete, Buruh Indonesia: Perdjoengan Dari Masa Ke Masa (Jakarta: Triwarna Media
Publishing, 2016), h. 142.
10 Didit Saleh, “Gerakan Buruh dan Eksperimentasi Politik: Studi Kasus Federasi Serikat
Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) di Kabupaten Bekasi” Jurnal Institute for Strategic Initiative, h.
5.
30
Pemilu 2004 mempunyai 24 partai peserta pemilu. Partai Buruh Sosial
Demokrat (PBSD) yang pada pemilu 1999 sebelumnya bernama Partai Buruh
Nasional, menjadi satu-satunya partai yang memiliki keterkaitan dan kepentingan
buruh. Partai ini tidak berjalan mulus di Pemilu 2004, tidak ada satupun kadernya
yang mendapatkan kursi di parlemen. Selain PBSD, terdapat tiga partai buruh
lainnya yang juga terdaftar di KPU pada pemilu 2004, akan tetapi ketiga partai
tersebut tidak lolos tahap akhir verifikasi. Tiga partai tersebut adalah Partai
Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI), Partai Kongres Pekerja Indonesia (PKPI),
dan Partai Tenaga Kerja Indonesia (PTKI).11 Berlanjut di Pemilu 2009, terdapat
satu partai yang mewakili kepentingan buruh yaitu Partai Buruh. Partai ini gagal
masuk parlemen.
B. Profil Koalisi Buruh Jakarta
1. Latar Belakang Terbentuknya Koalisi Buruh Jakarta
Koalisi Buruh Jakarta merupakan organisasi yang sebagian anggota
organisasinya terafiliasi dengan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).
Menurut Tirto, KSPI menjalankan politik praktisnya menggunakan strategi dengan
berganti nama menjadi Koalisi Buruh Jakarta untuk mendukung Anies-Sandi,
walaupun KSPI bersikeras bahwasanya dukungan terhadap Pasangan Anies-Sandi
bukan merupakan sikap organisasi.12 Dalam kasus ini gerakan buruh Koalisi Buruh
Jakarta, diawali dari diskusi forum aliansi buruh Jakarta yang membahas pilkada
11 Michel Ford, “Economic unionism and labour’s poor performance in Indonesia’s 1999
and 2004.” Makalah pada acara konferensi ke 19 oleh Association of Industrial Relations Academics
of Australia and New Zealand (AIRAANZ), Sydney, 9-11 Februari 2005, h. 201.
12 Arbi Sumandoyo “Menggiring Buruh untuk Membenci Ahok”, www.tirto.id, terbit pada
8 Mei 2017.
31
DKI Jakarta. Forum aliansi buruh Jakarta ini bernama Gerakan Buruh Jakarta.
Gerakan Buruh Jakarta ini merupakan nama yang dibawa untuk menaungi seluruh
federasi-federasi buruh yang ada di DKI Jakarta. Setidaknya terdapat 38 Federasi
Buruh di Provinsi DKI Jakarta.13 Gerakan Buruh Jakarta ini akhirnya mengadakan
pertemuan dan diskusi untuk menentukan satu calon yang akan mereka dukung
pada pilkada DKI Jakarta 2017. Tujuan pertemuan dan diskusi ini merupakan upaya
untuk membangun kesadaran kolektif yang disebutkan oleh Tarrow. Diskusi ini
akhirnya menghasilkan beberapa kesepakatan.
Pertama, 13 federasi buruh yang terdapat di dalam Gerakan Buruh Jakarta
yang terdiri dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) DKI Jakarta,
FSP LEM SPSI DKI Jakarta, Serikat Pekerja Nasional DKI Jakarta, FSP KEP
KSPI, Forum Guru Tenaga Honorer dan Swasta, FSP FARKES Reformasi DKI
Jakarta, SP PPMI KSPI, FSP Pariwisata Reformasi, FSPASI, FSUI, SPO, ASPEK
Indonesia DKI Jakarta, dan DPP ISI menyatakan secara terbuka mendukung Anies
– Sandiaga.
Kedua, 13 organisasi tersebut membentuk koalisi dan bernama Koalisi
Buruh Jakarta dan tidak membawa nama KSPI walaupun sebagian besar anggota
dari KBJ terafiliasi dengan KSPI. Jalan ini ditempuh agar para federasi yang ada di
KBJ tidak membawa arogansi kepentingan masing-masing federasi. Akan tetapi,
membawa seluruh kepentingan buruh Jakarta.
13 Wawancara dengan Winarso Kordinator Koalisi Buruh Jakarta, Jakarta, 4 September
2019.
32
Ketiga, 25 anggota Federasi Buruh yang tidak tergabung dalam Koalisi
Buruh Jakarta menyatakan sikap bahwa federasi-federasi tersebut tidak turun dalam
bergerak di pilkada DKI Jakarta 2017. Mereka beralasan bahwa organisasi serikat
pekerja hanya berfungsi sebagai penyalur aspirasi pekerja dan tidak turun dalam
dunia politik praktis.
Keempat, 13 federasi ini mempunyai harapan bahwa terdapat perwakilan
buruh di dalam kabinet provinsi dan dapat berperan dalam menentukan arah
kebijakan pemerintahan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies –
Sandiaga nanti.14
2. Profil Anggota Koalisi Buruh Jakarta
Koalisi Buruh Jakarta sendiri terdiri dari Federasi Serikat Pekerja Metal
Indonesia (FSPMI) DKI Jakarta, FSP LEM SPSI DKI Jakarta, Serikat Pekerja
Nasional DKI Jakarta, FSP KEP KSPI, Forum Guru Tenaga Honorer dan Swasta,
FSP FARKES Reformasi DKI Jakarta, SP PPMI KSPI, FSP Pariwisata Reformasi,
FSPASI, FSUI, SPO, dan ASPEK Indonesia DKI Jakarta, DPP ISI.15
1. Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesian (FSPMI)
FSPMI dideklarasikan pada tanggal 4 sampai dengan 7 Februari 1999 yang
diprakarsai oleh Endang Thamrin, H. Thamrin Mosii dan Makmur Komarudin.
Kongres pertama pada tanggal 6 Pebruari 1999, berdiri SPMI dengan diangkatnya
14 Wawancara dengan Winarso Kordinator Koalisi Buruh Jakarta, Cakung, Jakarta Utara,
Rabu 4 September 2019.
15 Jabbar Ramdhani, “Koalisi Buruh Robek Kontrak Politik dengan Anies-Sandi”,
www.koranperdjoeangan.com, terbit 10 November 2017.
33
Thamrin Mosii sebagai Presiden dan R.H.Endang Thamrin sebagai Sekretaris
Jendral untuk periode 1999 sampai 2001. SPMI pada periode ini beranggotakan
para pekerja di sektor industri metal. Pada kongres ke II, pada tanggal 28 Agustus-
1 September 2001 SPMI berubah bentuk organisasi dari unitaris SPMI menjadi
Federasi FSPMI dengan tujuan memperkuat peran Serikat Pekerja Anggota yaitu
SPEE, SPAMK, SPL, SPDG dan SPDI. Hasil Kongres dipilih Drs.H.Thamrin
Mosii sebagai Presiden dan Ir.H.Said Iqbal sebagai Sekretaris Jendral untuk periode
2001-2006. Pada periode ini SPMI diterima sebagai anggota IMF (International
Metal Workers Federation). Selanjutnya kongres ke III diadakan pada tanggal 24 –
27 November 2006. Kongres ke IV, diadakan pada tanggal 6 - 8 Pebruari 2011 di
Bandung. Hasil kongres menetapkan Ir.H .Said Iqbal sebagai Presiden dan Suparno
Beno sebagai Sekretaris Jendral untuk periode 2011 sampai 2016.16
FSPMI tersebar di Provinsi Nangro Aceh Darrusalam, Sumatra Utara,
Kepulauan Riau, Lampung, Banten, DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi Selatan, Gorontalo dan Sulawesi Utara, serta tersebar di 36
Kabupaten/Kota.17 FSPMI terafiliasi dengan KSPI.
2. FSP LEM SPSI
Organisasi ini bernama Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik dan
Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia atau yang biasa disingkat FSP LEM SPSI.
Federasi berdasarkan lapangan pekerjaan pada industri barang dan jasa sejenis dan
16 Admin, “Sejarah FSPMI” http://fspmi.or.id/sejarah, terbit 3 Desember 2013.
17 Ibid.
34
tidak sejenis. Berdasarkan AD/ART dari FSP LEM SPSI Organisasi ini bergabung
dalam Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia yang sah menurut Undang-
undang, FSP LEM SPSI juga secara tegas menyatakan tidak berafiliasi atau tidak
menjadi underbow pada partai/organisasi politik manapun.18 Namun, FSP LEM
SPSI, terafiliasi dengan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI).
3. Serikat Pekerja Nasional
Dengan adanya momentum diratifikasinya Konvensi ILO No. 87 tahun
1998 SPTSK bersama-sama dengan 13 SPA lain memisahkan diri dari SPSI dan
bergabung dalam FSPSI Reformasi. Pada tahun 1999 SPTSK melaksanakan
Kongresnya yang III dan baru pertama kali dilakukan di Indonesia dengan
melibatkan anggotanya dari tingkat Pimpinan Unit Kerja. Dari hasil Kongres itulah
SPTSK kemudian menjadi Federasi tersendiri dan tidak lagi berafiliasi kepada
FSPSI Reformasi. Pada 6 Juni 2003, SPTSK melaksanakan Kongres Khusus
SPTSK di Yogyakarta guna membahas agenda Kongres yang salah satu agendanya
melakukan perubahan AD/ART. Oktober 2003 SPTSK melaksanakan Kongres I
SPN di Solo yang dihadiri oleh delegasi/utusan dari Pimpinan Serikat Pekerja
tingkat Perusahaan (PSP), Dewan Pimpinan Cabang (DPC), Dewan Pimpinan
Daerah (DPD), Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan hasil Kongres IV itulah
menghasilkan Perubahan nama SPTSK menjadi SPN dan perubahan AD/ART hasil
18 AD/ART MUNAS VI Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik dan Mesin Serikat
Pekerja Seluruh Indonesia.
35
Kongres kecil di Yogyakarta dan di Cipayung Puncak Bogor.19 Di lain sisi, SPN
terafiliasi dengan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).
4. FSP KEP KSPI
FSP KEP didirikan pada 30 November 1990, berdasarkan Keputusan
Musyawarah Nasionalatau MUNAS III SPSI, sebagai kelanjutan dari Serikat-
Serikat Buruh Lapangan Pekerjaan Federasi Buruh Seluruh Indonesia (SBLP
FBSI). FSP KEP merupakan sebuah Federasi Serikat Pekerja, Kimia, Energi,
Pertambangan, Minyak, Gas Bumi dan Umum. Anggota SP KEP adalah pekerja
yang bekerja pada perusahaan yang bergerak dibidang Kimia, Energi,
Pertambangan, Minyak, Gas Bumi dan Umum, Industri lain yang dengan sukarela
ingin bergabung menjadi afiliasi FSP-KEP. FSP-KEP terafilisi nasional dengan
KSPI.20
5. Forum Guru Tenaga Honorer dan Swasta Indonesia
Pada tahun 2014 FGTHSI di deklarasikan terbentuk oleh para aktivis muda
honorer di kantor Humanika Jakarta jalan Setia Pertama Kampung Melayu Jakarta
Timur sekaligus sebagai tempat sekretariat forum. FGTHSI dibangun berdasarkan
persamaan, nasib , status, upah, jaminan sosial dan jaminan jaminan lainnya
honorer kategori II, honorer non kategori dan honorer di sekolah swasta berhimpun
menggabungkan diri membentuk suatu forum, Forum Guru Honorer, Tenaga
Honorer Swasta Indonesia (FGTHSI). Forum ini bergabung guru honorer di sekolah
19 Admin, “Sejarah Serikat Pekerja Nasional”, https://spn.or.id/profile/, terbit 26 Agustus
2019.
20 Admin, “Sejarah FSP FARKES”, http://fspkep.or.id/profil/, terbit 26 Agustus 2019.
36
negeri dan swasta serta tenaga administrasi lainnya di berbagai instansi baik
pemerintah maupun swasta. Seiring waktu berjalan FGTHSI berubah nama menjadi
Federasi Guru Honorer, tenaga Honorer Swasta Indonesia.21 Di lain sisi, Forum
Guru Tenaga Honorer dan Swasta Indonesia terafiliasi dengan Konfederasi Serikat
Pekerja Indonesia (KSPI).
6. FSP FARKES Reformasi
FSP FARKES Refromasi merupakan singkatan dari Federasi Serikat Pekerja
Farmasi dan Kesehatan Reformasi. Serikat pekerja ini terdiri dari lima sektor, yakni
Farmasi, Rumah Sakit, Jamu, Kosmetik dan Umum, yang berdiri sejak 20 Februari
1973. Kekuatan dan pengalaman yang dimiliki oleh FSP FARKES-R dikokohkan
dengan menjadi bagian dalam pergerakan serikat pekerja tingkat nasional dengan
berafiliasi pada Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), dan secara
internasional berafiliasi pada Public Services International (PSI). FSP FARKES-R
merupakan organisasi independen, organisasi yang tidak mendukung salah satu
partai politik dan tidak didukung oleh salah satu partai politik. FSP FARKES-R
juga bukan organisasi sekterarian, memperjuangkan kepentingan semua pekerja
tanpa diskriminasi karena jenis kelamin, suku, ras, agama atau aliran kepercayaan.22
21 Admin, “Sejarah Forum guru Honorer”, www.koranperdjoeangan.com, terbit 23 Juli
2019.
22 Admin, “Profil Lengkap FSPFARKES” http://fspfarkesreformasi.org, terbit 26 Agustus
2019.
37
7. FSP Pariwisata Reformasi
Organisasi ini bernama lengkap Forum Serikat Pekerja (FSP) Pariwisata
Reformasi, serikat pekerja ini berafiliasi dan menjadi salah satu organisasi
pencentus Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI)
8. Federasi Sektor Umum Indonesia (FSUI)
Organisasi ini bernama lengkap Federasi Sektor Umum Indonesia atau
FSUI. Organisasi ini dibentuk oleh tujuh serikat pekerja/buruh independen
ditingkat perusahaan yang bertanggungjawab guna memperjuangkan, membela dan
melindungi hak dan kepentingan pekerja beserta keluarganya. Federasi ini
berafiliasi secara tidak langsung dengan KSPI.23
9. Federasi Serikat Pekerja Otomotif Indonesia (FSPOI)
Organisasi buruh ini bernama lengkap Federasi Serikat Pekerja Otomotif
Indonesia. Organisasi ini menaungi para pekerja yang berada diranah otomotif.
Selain itu, FSPOI beraliansi secara tidak langung dengan KSPI di beberapa
kesempatan.24
23 Admin, “Profil FSUI Pusat” fsuipusat.blogspot.com terbit 18 November 2017. 24 Admin, “Kawasan Pulo Gadung Jadi Titik Kumpul” wartakota.tribunnews.com, terbit 1
September 2015.
38
10. FSP ISI
Organisasi ini bernama lengkap Federasi Serikat Pekerja Industri Semen
Indonesia (FSP ISI). Federasi ini menaungi para buruh yang bekerja di sector-sektor
industri semen. Organisasi ini terafiliasi dengan KSPI.25
11. SP PPMI KSPI
Serikat Pekerja Percetakan, Penerbitan dan Media Informasi, yaitu Serikat
Pekerja yang berada di tingkat Perusahaan yang disebut Pimpinan unit Kerja (PUK)
yang memiliki anggota yang bekerja di perusahaan yang bergerak dibidang
Percetakan, Penerbitan dan Media Informasi. Organisasi ini terafiliasi dengan
KSPI.26 Di lain sisi, SP PPMI KSPI terafiliasi dengan Konfederasi Serikat Pekerja
Indonesia (KSPI).
12. ASPEK Indonesia
Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia atau ASPEK Indonesia adalah federasi
nasional Serikat Pekerja di sektor jasa yang dideklarasikan pada tanggal 11
November 1998 dan kongres pertamanya tanggal 20 Februari 1999. ASPEK
Indonesia berafiliasi dengan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan
UNI (Union Network International) Global Union. Jumlah Serikat Pekerja yang
telah berafiliasi hingga saat ini adalah 65 Serikat Pekerja dari berbagai perusahaan
(lokal maupun internasional), dengan jumlah anggota saat ini lebih kurang 71.000
Pekerja dan tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Sektor-sektor yang ada dalam
25 Admin, “Profil FSPISI” www.fspisi.or.id, terbit 15 Juli 2019.
26 Admin, “Profil FSP.PPMI” http://pdfspppmijatim.blogspot.com, terbit 26 Agustus 2016.
39
ASPEK Indonesia adalah finance, postal, telecom, commerce, media entertainment
& art, graphical, property & service, health & pharmacy, dan migrant worker.27
13. Federasi Serikat Pekerja Aneka Sektor Indonesia
Organisasi ini bernama lengkap Federasi Serikat Pekerja Aneka Sektor
Indonesia (FSPASI), terbentuk tanggal 5 Desember 2014 di Lembang Bandung,
dengan Nomor Pencatatan 837/IV/F/XII/2014 tgl 17-12-2014. Federasi ini bersifat
independen.28
C. Pilkada DKI Jakarta 2017
Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan pemilihan umum Gubernur dan
Wakil Gubernur DKI Jakarta secara langsung pada tanggal 15 Februari 2017 dan
19 April 2017. Pilkada DKI Jakarta 2017 kemarin diikuti oleh 3 calon pasangan,
pasangan nomor urut 1 adalah Agus Harimurti Yudhoyono – Sylviana Murni,
pasangan pasangan nomor urut 2 adalah Basuki Tjahja Purnama - Djarot Saiful
Hidayat, dan pasangan nomor urut 3 adalah Anies Baswedan – Sandiaga
Salahuddin Uno.
27 Admin, “Mengenal Federasi Aspek Indonesia” https://nyataberjuang.org, terbit 28
Desember 2019. 28 Admin, “Buruh Gelar Aksi Solidaritas Untuk Palestina di Kedubes Amerika”,
https://sinarkeadilan.com, terbit 17 April 2019.
40
Tabel III.B.1 Perolehan Suara Putaran Kedua Pilkada DKI Jakarta 201729
Sumber: Badan Pusat Statistik DKI Jakarta 2017
Pilkada DKI Jakarta 2017 diadakan sebanyak 2 putaran. Pasangan nomor
urut dua Agus-Sylvi tidak lolos ke putaran kedua. Alhasil putaran kedua pilkada
DKI Jakarta 2017 diikuti oleh pasangan nomor urut dua dan tiga. Hasil rekapitulasi
penghitungan suara akhir tingkat provinsi KPU DKI Jakarta pasangan nomor urut
3 Anies Baswedan - Sandiaga Salahuddin Uno unggul dari pasangan nomor 2
Basuki Tjahja Purnama - Djarot Saiful Hidayat. Anies-Sandi memperoleh suara
sebanyak 3.240.987 dan pasangan Ahok-Djarot memperoleh suara sebanyak
2.350.366.30
1. Profil Pasangan Nomor Urut 03 Anies-Sandi
Pada putaran pertama pilkada DKI Jakarta 2017, pasangan nomor urut 03
Anies-Sandi diusung oleh tiga partai yaitu Partai Gerindra, Partai Keadilan
29 Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, Statistik Politik DKI Jakarta 2017 (Jakarta:
BPS DKI Jakarta, 2017), h. 14. 30 Berita Acara Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta Nomor; 109/BA/V/2017
41
Sejahtera serta partai pedukung yaitu Partai Perindo dan Partai Idaman. Selanjutnya
pada putaran kedua Partai Amanat Nasional merapat kekubu pasangan nomor urut
03 Anies-Sandi.31
Anies Rasyid Baswedan, atau yang kerap dikenal sebagai Anies Baswedan,
merupakan Calon Gubernur Jakarta Periode 2017-2022 nomor urut 03. Ia
mengenyam pendidikan terakhir di Northern Illinois University Jurusan Ilmu
Politik. Pria kelahiran Kuningan 7 Mei 1969 ini merupakan anak pertama dari
Rasyid Baswedan dan Aliyah Rasyid, ia juga merupakan merupakan cucu dari
Abdurrachman Baswedan seorang pejuang pergerakan nasional serta pernah
menjabat sebagai Menteri Penerangan pada masa awal kemerdekaan Indonesia. Ia
memulai karir pekerjaan sebagai pusat antar universitas studi ekonomi di
Universitas Gadjah Mada pada tahun 1995, lalu sebagai asisten peneliti di office of
research, evaluation, and policy studies. Ia juga menjadi peneliti senior di Lembaga
Survey Indonesia tahun 2005-2007. Pada tahun 2007-2014 ia menjabat sebagai
rektor Universitas Paramadina, lalu menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayan
Republik Indonesia masa jabatan 2014-2016. Ia juga sempat menjadi Juru bicara
pasangan calon Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla. Selagi menjadi mahasiswa ia
juga aktif di lingkungan Himpunan Mahasiswa Islam serta berkesempatan juga
menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa UGM.32
31 Bilal Ramadhan, “Partai Pengusung Anies-Sandi Rapatkan Barisan Jelang Putaran
Kedua”, https://republika.co.id , terbit 1 April 2017.
32 Lembaga Bantuan Hukum Jakarta. “Rekam Jejak Calon Gubernur dan Wakil Gubernur
DKI Jakarta Periode 2017-2022 (Putaran Kedua)”, Jurnal LBH Rekam Jejak Calon Gubernur dan
Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2022, Lembaga Bantuan Hukum Jakarta.
42
Sandiaga Salahudin Uno atau sering dikenal sebagai Sandi. Merupakan pria
kelahiran Rumbai 28 Juni 1989. Ia pernah menempuh S2 Magister Jurusan Bisnis
Internasional dan Keuangan, The George Washington University, Amerika Serikat.
Ia merupakan seorang pengusaha sukses, ia pernah menjabat sebagai CEO Saratoga
Capital dan juga pimpinan perusahaan lain yaitu PT. Adaro Energy Tbk bergerak
di dunia pertambangan, PT. Tower Bersama Infrastruktur Group Tbk., perusahaan
bergerak di bidang penyedia menara telekomunikasi. Sandiaga juga pernah
menjabat sebagai anggota Komite Ekonomi Nasional dan ICMI. Sandiaga pernah
menjabat sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda
Indonesia ia menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Usaha Mikro Kecil
Menengah dan Koperasi.33
Visi dan Misi yang dibawa oleh pasangan tersebut adalah:
1. Visi: Jakarta kota maju dan beradab dengan seluruh warga merasakan
keadilan dan kesejahteraan.
2. Misi Anies-Sandi, membangun manusia Jakarta menjadi warga yang
berdaya dengan menghadirkan kepemimpinan humanis serta mengayomi,
penggerak birokrasi yang efektif, menjaga stabilitas dan keterjangkauan
harga bahan pokok, membangun sektor kesehatan, pendidikan, kebudayaan
serta menyelesaikan masalah-masalah sosial.
33 Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, “Rekam Jejak Calon Gubernur dan Wakil Gubernur
DKI Jakarta Periode 2017-2022 (Putaran Kedua)” h. 29-31.
43
Banyak program-program yang menarik Anies-Sandiaga yaitu OK-OCE,
menolak reklamasi teluk Jakarta. Namun dalam program Mata Najwa, pasangan
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur ini terlihat tidak memiliki konsep jelas dalam
penolakannya. Untuk pedagang kaki lima pasangan Anies-Sandi ingin memberikan
suatu sertifikasi agar para pedagang kaki lima lebih terpercaya dan tersistem.34
34 Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, “Rekam Jejak Calon Gubernur dan Wakil Gubernur
DKI Jakarta Periode 2017-2022 (Putaran Kedua)” h. 31
44
BAB IV
KETERKAITAN POLITIK KOALISI BURUH JAKARTA DENGAN
ANIES – SANDI DI PILKADA DKI JAKARTA 2017
Pada bab ini, penulis mendeskripsikan hasil penelitian dan analisis data
penilitian. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, serikat buruh yang tergabung dalam
Koalisi Buruh Jakarta yang terdiri dari 13 federasi buruh Jakarta melakukan sebuah
eksperimen politik dengan turun langsung ke ranah politik lokal elektoral. Sebelum
Koalisi Buruh Jakarta bereksperimen politik dalam politik lokal elektoral, para
buruh Jakarta tersebut selalu memperjuangkan penolakan Peraturan Pemerintah
(PP) No.78 tentang mekanisme pengupahan kepada Gubernur Basuki Tjahaja
Purnama. Karena mengalami kebuntuan dalam gerakan-gerakannya, buruh Jakarta
yang tergabung dalam Koalisi Buruh Jakarta mengadakan kontrak politik dengan
pasangan nomor urut 03, Anies – Sandiaga, sebagai syarat KBJ untuk mendukung
Anies–Sandiaga pada putaran kedua pilkada DKI Jakarta 2017. Diharapkan dengan
adanya kontrak politik tersebut, apabila Anies–Sandiaga terpilih diharapkan
pasangan baru tersebut dapat menghapus mekanisme pengupahan berdasarkan PP
No.78 Tentang Pengupahan.
A. Keterkaitan Politik Koalisi Buruh Jakarta di Pilkada DKI Jakarta 2017
Pembahasan kali ini akan mendeskripsikan pola keterkaitan Koalisi Buruh
Jakarta (KBJ) dengan dua partai pengusung Anies – Sandi yaitu Partai Gerindra dan
PKS. Pola keterkaitan dalam kasus ini, dilihat menggunakan pendekatan political
linkage menurut Clark. Menurut K. Arts dalam Clark, linkage diartikan dengan
45
berbagai bentuk dan jenis keterkaitan antara warga negara, organisasi sosial, dan
sistem politik. Linkage politik akan selalu terkait dengan tiga elemen dasar, yaitu
warga negara, aktor/institusi intermediari, dan linkage urusan publik.1 Lebih jauh
lagi menurut Clark, terdapat tujuh jenis linkage yang disediakan oleh partai politik.2
Dari ketujuh jenis linkage tersebut terdapat tiga jenis linkage yang dapat
menjelaskan pola keterkaitan Koalisi Buruh Jakarta dengan Partai Gerindra dan
PKS.
Pertama, organizational linkage. Jenis linkage ini mempunyai pengertian
bahwa, keterkaitan politik didasari oleh hubungan antara para elite partai dengan
para elite organisasi. Hubungan ini bertujuan untuk memobilisasi atau menarik
dukungan organisasinya kepada partai politik.3 Linkage ini dapat ditelusuri dari
kedekatan elite KBJ atau KSPI dengan elite Partai Gerindra maupun PKS. Menurut
Mardani Ali Sera, terdapat dua pembagian relasi/keterkaitan politik buruh dengan
partai. Keterkaitan berdasarkan kultural dan keterkaitan struktural. Kultural ini
berdasarkan kedekatan elit-elit partai dengan para senior atau elit buruh yang tetap
berhubungan dengan organisasi-organisasi buruh. Sedangkan relasi yang
berdasarkan struktural merupakan hubungan dengan para ketua, sekretaris dan para
kepala divisi di tubuh organisasi buruh dengan partai. Pola relasi ini dibangun
1 Departemen Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada dan The Asian
Foundation, “Laporan Eksekutif Summary Perilaku Pemilih dan Political Linkage,” Departemen
Fisipol UGM (2014): h. 5
2 FISIPOL UGM dan The Asian Foundation, “Laporan Eksekutif Summary Perilaku
Pemilih dan Political Linkage,” h. 5 – 6
46
melalui komunikasi dengan para pihak kultural, setelah itu baru beranjak kepada
interaksi dengan para pihak struktural.4
Momentum keterkaitan organisational linkage ini juga dapat dilihat saat
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) melalui elitnya yaitu Said Iqbal,
mendukung Prabowo – Hatta dalam pemilihan umum presiden tahun 2014 yang
lalu. Said Iqbal saat itu menjabat sebagai Presiden KSPI dan Presiden Federasi
Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) mendeklarasikan bahwa serikat buruh di
bawah naunganya akan mendukung Prabowo-Hatta.5
Gambar IV.A.1 Momen Kedekatan Said Iqbal dengan Prabowo Subianto
Sumber: Tribunnews.com, Seminar Internasional dan Rakernas ke-2 KSPI
Kamis 13/2/2014.
4 Wawancara dengan Mardani Ali Sera Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi, Senayan,
Jakarta Selatan, Rabu 9 Oktober 2019.
5 Wawancara dengan Winarso Kordinator Koalisi Buruh Jakarta, Cakung, Jakarta Utara,
Rabu 4 September 2019.
47
Selain daripada itu, Said Iqbal juga pernah mencalonkan diri menjadi
anggota legislatif dari Partai Keadilan Sejahtera daerah pemilihan Riau pada tahun
2009, yang juga merupakan partai pedukung Anies – Sandiaga di pilkada DKI
Jakarta 2017. Said Iqbal juga dalam tulisanya di kompasiana.com berujar bahwa,
KSPI memberikan dukungan kepada Prabowo itu bukan hanya berdasarkan
kepentingan kaum buruh, namun, karena persamaan gagasan dan perjuangan. Said
Iqbal mendukung Prabowo-Hatta dikarenakan hanya Prabowo yang mau diajak
berkomunikasi dan tegas untuk setuju akan kontrak politik yang berisi 10 tuntutan
rakyat. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyiapkan dukungan ini
selama 1 tahun, Jokowi telah tiga kali diundang namun tiga kali menolak datang.6
Selain daripada itu, Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) yang
merupakan organisasi terafliliasi dengan KSPI secara resmi menyatakan sikap go-
politcs pada saat Kongres V di Surabaya tahun 2016. Pasca pemilihan umum
presiden 2014 tersebut, Prabowo acapkali mengisi seminar dan hadir dalam agenda-
agenda penting FSPMI. Kedekatan dan ikatan personal ini akhirnya terjalin dengan
baik. Hal ini dibuktikan saat Prabowo menyempatkan diri datang ke peringatan Hari
Buruh tahun 2017 lalu. Prabowo dalam pidatonya mengatakan, bahwa ia sangat
kagum dan tidak menyangka atas kuatnya solidaritas buruh. Ia tidak menyangka
bahwa dana yang digunakan untuk membiayai gerakan ini bukan berasal dari luar,
namun dari iuran anggota KSPI. Menurutnya, hal ini tidak ditemukan di serikat-
6 Said Iqbal, “Ini Latar Belakang KSPI Dukung Prabowo,” www.kompasiana.com, terbit 9
Mei 2014, diperbarui 23 Juni 2015.
48
serikat pekerja yang lain.7 Hubungan baik antara KSPI dan Prabowo tersebut
akhirnya terjalin hingga pilkada DKI Jakarta 2017. Melalui kedekatan Said Iqbal
dengan Prabowo. Koalisi Buruh Jakarta di pertemukan dengan Anies–Sandi agar
terjadi diskusi yang mengarah kepada deal politik.
Dalam tataran elit DKI Jakarta, terdapat peran M. Taufik dalam keterkaitan
serikat buruh dengan Anies – Sandi. M. Taufik dikenal sebagai seseorang yang
seringkali berselisih dengan Gubernur DKI Jakarta 2014 – 2017 Basuki Tjahja
Purnama. Ia merupakan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta 2014 – 2019. Dalam
kontestasi pilkada DKI Jakarta 2017, M. Taufik menjabat sebagai Wakil Ketua Tim
Pemenangan Anies – Sandi ia merupakan kader Partai Gerindra, selain itu
Muhammad Taufik juga dikenal dekat dengan salah satu serikat buruh. M. Taufik
sempat menjabat sebagai Ketua SPSI Pelabuhan Tanjung Priok.8 SPSI merupakan
salah satu anggota dari 13 Koalisi Buruh Jakarta yang mendukung Anies – Sandi.
Selain daripada itu terdapat juga nama Ketua umum SPSI LEM Arif Winardi
sekaligus kader Partai Keadilan Sejahtera yang mempertemukan Koalisi Buruh
Jakarta dengan elit-elit partai Gerindra dan PKS.9
Selain hubungan-hubungan pola keterkaitan elit diatas, sebelum
dideklarasikanya dukungan Koalisi Buruh Jakarta kepada pasangan Anies –
Sandiaga pada 1 April 2017. Pada tanggal 30 Maret 2017, para pengurus atau elit
7 Wawancara dengan Dadang Cahyadi Panglima Kordinator Daerah Garda Metal DKI
Jakarta, Jakarta, 29 Agustus 2019. 8 Wawancara dengan Edhy Prabowo, Wakil Ketua Tim Pemenangan Anies–Sandi, Jakarta
2 September 2019 9 Wawancara dengan Winarso Kordinator Koalisi Buruh Jakarta, Jakarta, 4 September
2019
49
dari serikat pekerja yang terafiliasi dengan KSPI mendatangi DPW Partai Keadilan
Sejahtera. Dalam pertemuan itu hadir Muhammad Rusdi (wakil presiden KSPI),
Sandiaga Uno (Cawagub DKI Jakarta 2017), Winarso (Kordinator Koalisi Buruh
Jakarta), Tubagus Arif (anggota DPRD DKI Jakarta dari PKS), Arief Wicaksono
(Ketua Bidang Pekerja Petani dan Nelayan/ BPPN DPW PKS DKI Jakarta), dan
Adang Sudrajat (anggota DPR RI Komisi Ketenagakerjaan dan Ketua BPPN DPP
PKS). Perlu diketahui Muhamad Rusdi, pernah diperiksa menjadi saksi dari
tersangka makar Ratna Sarumpaet. Selain itu Riden Hatam Azis Sekretaris Jenderal
FSPMI, saat menjabat Ketua DPW FSPMI Banten, Hatam pernah mencalonkan diri
sebagai anggota DPRD Kabupaten Tangerang yang diusung PKS. Pola hubungan
tersebut membuat elit dalam tubuh Koalisi Buruh Jakarta dengan Partai Gerindra
dan PKS ini semakin mempunyai keterkaitan politik yang berdasarkan organisation
linkage dan akhirnya menghasilkan kesepakatan untuk mendukung Anies – Sandi
di pilkada DKI Jakarta 2017.10
Tabel IV.A.2 Pola Hubungan Berdasarkan Organisations Linkage
Koalisi Buruh Jakarta Partai Politik
Said Iqbal (Presiden KSPI-FSPMI,
dukungan terbuka KSPI kepada Prabowo
2014 dan 2019, (Caleg Pemilihan Riau
PKS 2009)
Prabowo Subianto (Elit Gerindra,
seringkali hadir dalam agenda-agenda
KSPI-FSPMI, mendapat dukungan penuh
KSPI)
Arif Winardi (Ketua SPSI LEM Jakarta,
Kader PKS)
M. Taufik (Wakil Ketua DPRD, Wakil
Ketua Tim Pemenangan, Kader Gerindra,
Ketua SPSI Pelabuhan Tj. Priok)
M. Rusdi (Wakil Presiden KSPI, pernah
terjerat makar Ratna Sarumpaet)
Riden Hatam (Sekjen FSPMI, pernah
mencalonkan diri DPRD Kab. Tangerang
dari PKS)
10 Arbi Sumandoyo, “Menggiring Buruh untuk Membenci Ahok”, www.tirto.id, terbit 8
Mei 2017.
50
Sumber: Hasil wawancara dengan Winarso, As’arie, Dadang, Mardani Ali, Edhy
Prabowo
Kedua, participatory linkage, jenis linkage ini menjelaskan bahwa partai
politik berperan sebagai penghubung dimana warga negara dapat berpartisipasi
dalam politik. Parcipatory linkage ini dapat ditemukan di pola hubungan yang
terjadi antara anggota Koalisi Buruh Jakarta dan Partai pengusung Anies – Sandiaga
yaitu Partai Gerindra dan PKS. Aktor-aktor penting Koalisi Buruh Jakarta dan para
anggotanya menganggap dua partai tersebut merupakan jembatan kepentingan
buruh kedepanya. Hal ini dibuktikan dengan sikap politik aktor-aktor tersebut yang
menjadi simpatisan atau kader dari Partai Gerindra dan PKS. Aktor-aktor yang
menjadi simpatisan Partai Gerindra adalah As’Ari Ketua DPW Serikat Pekerja
Nasional (SPN), Dadang Cahyadi Pangkorda Garda Metal DKI Jakarta dan
Winarso selaku Kordinator Koalisi Buruh Jakarta. Winarso bahkan pernah ditawari
menjadi pengurus Partai Gerindra cabang Jakarta Timur.11 Sedangkan aktor Koalisi
Buruh Jakarta yang menjadi kader PKS adalah Arif Winardi dari Federasi SPSI
LEM. Hal ini senada seperti apa yang disampaikan oleh Edhy Prabowo, bahwa para
buruh tersebut banyak diantaranya adalah kader-kader PKS. Kedepanya juga
beberapa orang anggota Koalisi Buruh Jakarta mencalonkan diri menjadi calon
legislatif melalui Partai Gerindra dan PKS pada Pilpres 2019 kemarin. Hal ini
membuktikan para anggota Koalisi Buruh Jakarta menganggap Partai Gerindra dan
PKS sebagai jembatan kepentingan dan wadah untuk berpartisipasi dalam politik.
11 Wawancara dengan Winarso, As’Ari dan Dadang Cahyadi, Jakarta, 4 September 2019
dan 29 Agustus 2019.
51
Keterkaitan politik ini mempelancar proses pembentukan Koalisi Buruh Jakarta dan
mempelancar pendekatan antara Koalisi Buruh Jakarta dan Anies – Sandiaga.12
Ketiga policy responsive linkage atau keterkaitan kebijakan responsif. Jenis
linkage ini menjelaskan bahwa partai politik mampu meyakinkan rakyat atau
pemilih bahwasanya pemerintahan dibawah kekuasaan suatu partai politik tersebut
mampu menyerap aspirasi dan responsif terhadap rakyat. Policy responsive linkage
ini dapat ditemukan dalam strategi pasangan Anies – Sandiaga yang turun beberapa
kali mengunjungi kantong-kantong buruh dan berdialog langsung dengan para
buruh untuk meyakinkan para buruh bahwa mereka akan mengeluarkan mekanisme
pengupahan yang lebih baik dari PP. No. 78. Selain itu para anggota Koalisi Buruh
Jakarta menganggap, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama yang
menjadi lawan Anies – Sandi di putaran kedua, telah mendapat citra negatif dari
para serikat buruh. Serikat buruh tersebut menganggap Ahok dalam mengeluarkan
kebijakan-kebijakannya dianggap tidak berpihak kepada buruh. Contohnya adalah
penolakan keras serikat buruh tentang mekanisme pengupahan yang diatur oleh
Peraturan Pemerintah No.78.13
B. Strategi Political Linkage Koalisi Buruh Jakarta dengan Anies-Sandi di Pilkada
DKI Jakarta 2017
Pembahasan kali ini akan mendeskripsikan strategi political linkage yang
digunakan oleh KBJ sebagai mesin politik pemenangan independen Anies – Sandi.
Sebagai mesin politik independen Anies – Sandi, KBJ berperan sebagai
12 Wawancara dengan Edhy Prabowo Wakil Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi, Jakarta,
2 September 2019. 13 Wawancara dengan Winarso Kordinator Koalisi Buruh Jakarta, Jakarta, 4 September
2019.
52
intermediari atau perantara, untuk mempertemukan pemilih dengan pasangan Anies
– Sandiaga. Penulis menggunakan konsep political linkage menggunakan
pendekatan linkage yang berorientasi kepada tatanan elektoral. Kitschelt
mengkategorikan political linkage kedalam tiga jenis yaitu, clientelist linkage atau
keterkaitan klien, programmatic linkage atau keterkaitan programatik, dan
charismatic linkage atau keterkaitan karismatik.14 Berdasarkan hasil temuan
penelitian oleh penulis, didapatkan bahwa, strategi political linkage mesin politik
Koalisi Buruh Jakarta berbentuk strategi clientelist linkage dan strategi programatic
linkage. Berikut penjelasanya:
1. Strategi Clientelist Linkage
Berkaca kepada beberapa kasus pilkada di Indonesia, strategi clientelist oleh
konsultan/mesin politik kandidat dilakukan dengan cara memobilisasi pemilih
untuk hadir di tempat pemilihan suara pada hari pemilihan. Mobilisasi dilakukan
dengan cara pemberian uang tunai sebagai pengganti ongkos dan uang kerja.
Mobilisasi ini merupakan penerapan sebagai strategi clientelistic dalam bentuk
usaha mendorong pemilih hadir di tempat pemungutan suara atau turn out buying.
Selain dari strategi clientelist turn out buying, terdapat juga abstention buying.
Abstention buying ini merupakan suatu usaha mesin politik, untuk mengagalkan
pemilih mencoblos di hari pemilihan dengan cara mengadakan pesta di suatu tempat
tertentu pada hari pencoblosan, agar pemilih tidak hadir pada saat pemilihan. Target
14 Herbert Kitschelt, “Linkages between Citizens and Politicians in Democratic Polities,”
Comparative Political Studies, Vol. 33 No. 6/7, (August/September 2000): h. 845.
53
pemilih tersebut adalah basis massa lawan yang memilih pada hari pemilihan.15
Kondisi tersebut sesuai dengan strategi yang dikemukakan Gans-Morse, Mazzuca,
Nichter yang mengemukakan beberapa variasi strategi klientelistik untuk
melakukan distribusi sumber daya, di antaranya vote buying, abstention buying,
double perssuasion, turnout buying, dan rewarding loyalist.16
Dalam penelitian ini, kondisi politik di pilkada DKI Jakarta 2017 yang
terpolarisasi justru tidak memungkinkan terjadinya penerapan strategi clientelist
vote buying oleh Koalisi Buruh Jakarta sebagai mesin politik independen. Kesulitan
penerapan strategi ini disebabkan kondisi politik yang terpolarisasi berdasarkan
politik identitas dan isu agama, tidaklah menjadi isu utama bagi Koalisi Buruh
Jakarta. Hal ini juga telah diidentifikasikan oleh Morse dkk, yang berpendapat
bahwa terdapat beberapa kondisi lingkungan politik yang memengaruhi efektivitas
penggunaan strategi clientilist. Seperti kondisi political salience, yaitu ketika
identitas, ideologi dan populisme menjadi landasan kontestasi, maka penerapan
strategi klientelistik, khususnya vote buying, akan menurun atau pembelian suara
yang bertujuan untuk datang dan mencoblos pasangan yang telah dilakukan.17
Namun, walaupun strategi clientelist tidak dapat digunakan oleh Koalisi
Buruh Jakarta (KBJ) sebagai mesin politik independen Anies-Sandi. Strategi ini
15 Dirga Ardiansa Dkk, Transaksi Politik Warga: Mendorong Partisipasi Politik Warga
dalam Pemilu dan Perencanaan Pembangunan, h. 26. 16 Jordan Gans-Morse, Sebastian Mazzuca, dan Simeon Nichter, “Varieties of Clientelism:
Machine Politics during Elections,” American Journal of Political Science, Vol. 00, No. 0, Pp. 1–
18, (2013): h. 2. 17 Jordan Gans-Morse, Sebastian Mazzuca, dan Simeon Nichter, “Varieties of Clientelism:
Machine Politics during Elections,” h. 1.
54
tetap dapat dilakukan pada tahap strategi keterkaitan oleh Anies – Sandi
(patron/kandidat) dengan KBJ (intermediari/client).
Strategi keterkaitan ini mirip dengan konsep patron-client yang berfokus
kepada pertukaran sumber daya untuk mendapatkan loyalitas pemilih. Kandidat
mempunyai sumber daya berupa materi, kekuasaan, jabatan, dan perlindungan.
Sedangkan pemilih memiliki sumberdaya berupa suara, tenaga, dan loyalitas.
Setidaknya menurut Herbert Kitschelt terdapat lima bentuk “pertukaran” dalam
clientelist linkage.18 Dalam kasus ini, strategi keterkaitan antara Anies – Sandi
dengan KBJ, mempunyai dua bentuk pertukaran.
Pertama, bentuk pertukaran hadiah langsung. KSPI sebagai afiliasi
mayoritas anggota KBJ dan Tim pemenangan Anies–Sandiaga memberikan
bantuan langsung berupa kaos, pin, dan pernak-pernik kepada Koalisi Buruh
Jakarta untuk proses kampanye Anies–Sandiaga. Distribusi materil tersebut
dilakukan agar KBJ dapat menjadi penghubung antara pemilih (voters) dengan
Anies–Sandi (kandidat). Selain itu tim Anies–Sandi juga memberikan sejumlah
uang kepada anggota KBJ untuk mengawal jalanya pilkada pada 17 April.
Kedua, bentuk pertukaran berupa kandidat memberikan akses istimewa
terhadap pekerjaan di sektor publik atau di sektor swasta yang diatur pejabat
publik.19 Hal ini tercermin pada saat ditawarkanya jabatan staf perburuhan ataupun
18 Herbert Kitschelt, “Clientelistic Linkage Strategies: A Descriptive Exploration,”
Workshop on Democratic Accountability Strategies, Department of Political Science Duke
University (May 18-19): h. 4-5. 19 Wawancara dengan Mardani Ali Sera Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi, Senayan,
Jakarta Selatan, Rabu 9 Oktober 2019.
55
jabatan TUGPP kepada Winarso sebagai kordinator Koalisi Buruh Jakarta oleh tim
Anies – Sandi. Penawaran ini merupakan pertukaran langsung KBJ dengan Anies
– Sandi, agar buruh dapat memberikan pengaruh dalam pengambilan keputusan
kebijakan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang lebih menguntungkan
pihak buruh.20
2. Strategi Programmatic Linkage
Strategi ini merupakan keterkaitan pemilih dengan kandidat, berdasarkan
program kebijakan yang menguntungkan dan menyenangkan semua warga negara
atau semua pemilih termasuk konstituen yang tidak memilihnya.21 Strategi ini dapat
diidentifikasikan melalui mekanisme kontrak politik yang prakarsai oleh Koalisi
Buruh Jakarta kepada Anies – Sandi. Kontrak politik ini salah satu syarat agar
Koalisi Buruh Jakarta menjadi mesin politik independen Anies – Sandi.
Menurut portal berita khusus untuk isu perburuhan yang dikelola oleh
Media Perdjoeangan. Kontrak politik tersebut berisikan:22
Pertama, menetapkan upah minimum DKI Jakarta lebih tinggi yang
ditentukan dalam PP 78 Tahun 2015 melalui mekanisme Dewan Pengupahan, serta
menetapkan upah sektoral dan struktur skala upaha sesuai dengan UU
Ketenagakerjaan No 13/2003.
20 Wawancara dengan Winarso dan Dadang, Jakarta, 4 September 2019 dan
21 Herbert Kitschelt and Steven I. Wilkinson, Patrons, Clients, and Policies: Patterns of
Democratic Accountability and Political Competition, h. 7-9.
22 Admin, “Inilah Isi Kontrak Politik Anies–Sandi”, www.koranperdjoeangan.com, terbit
12 November 2017.
56
Kedua, menghentikan sistem kerja outsourcing, kerja kontrak, dan
pemagangan buruh di DKI Jakarta sesuai dengan UU Ketenagakerjaan dan tidak
sesuai dengan Permenakertrans Nomor 19 Tahun 2013, yang membatasi
outsourcing hanya untuk lima jenis pekerjaan.
Ketiga, subsidi kepemilikan tempat tinggal murah di Jakarta (rusunami)
untuk buruh bekerja dan berdomisili di wilayah DKI Jakarta dengan DP Rp 0.
Keempat, menyediakan transportasi publik terjangka dan bersubsidi untuk
buruh termasuk di kawasan industri.
Kelima, mengupayakan penetapan semacam sistem jaminan sosial bagi
buruh korban PHK, serta mewajibkan perusahaan-perusahaan di wilayah DKI
Jakarta untuk memprioritaskan warga DKI untuk mengisi lowongan kerja di
perusahaan yang bersangkutan, termasuk mempertahankan pekerja PPSU yang
sekarang ada, dan meningkatkan kesejahteraannya.
Keenam, pendidikan gratis hingga tingkat SMA/sederajat, beasiswa
pergurua tinggi (KMJU), KJP Plus bagi buruh dan keluarganya yang merupakan
warga resmi DKI Jakarta.
Ketujuh, tolak reklamasi teluk Jakarta dan penggusuran dengan cara-cara
yang tidak manusiawi di DKI Jakarta.
Kedelapan, angkat guru dan tenaga pendukung honorer sekolah-sekolah
negeri di wilayah DKI Jakarta menjadi aparatur sipil negara, serta tingkatkan upah
57
dan tunjangan guru swasta setara UMP bagi yang memenuhi syarat dan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
Kesembilan, mengupayakan penerapan semacam sistem jaminan sosial
kesehatan yang meliputi jaminan kesehatan gratis, KJP Plus untuk buruh dan
keluarganya dan mewajibkan seluruh perusahaan di DKI Jakarta untuk memiliki
prograk jaminan pensiun.
Kesepuluh, mengusahakan koperasi-koperasi buruh untuk menjadi mitra
Pemprov DKI Jakadta dalam membantu kesejahteraan buruh DKI Jakarta, serta
memberi peluang bagi buruh untuk berpartisipasi dalam program OK OCE.23
Kontrak politik ini merupakan tingkat lanjut dari strategi clientelist.
Terdapat beberapa aktor yang berperan sebagai mediator agar deal politik terjadi
dan disepakati. Mediator dalam proses deal kontrak politik tersebut ialah Said Iqbal
selaku Presiden KSPI dan FSPMI, Arif Winardi dari Federasi SPSI LEM, dan
Winarso selaku Kordinator Buruh Jakarta kepada para elit Partai Gerindra dan PKS.
Kemudian daripada itu, perumusan kontrak politik ini merupakan hasil diskusi
pimpinan Koalisi Buruh Jakarta dengan Tim Hukum Anies – Sandiaga.24
Kontrak politik tersebut ditanda tangani oleh 13 perwakilan federasi buruh
yang tergabung dalam Koalisi Buruh Jakarta (KBJ). Kontrak politik ini bersifat
mewakili kepentingan kolektif. Proses pertukaran sumber daya di dalam kontrak
politik tersebut bersifat programmatic, yang mengalokasikan dan mendistribusikan
23 Mochmammad Zacky, “Dituding Ingkari Kontrak Politik, Sandiaga: Kami Tak Lari”
www.news.detik.com, terbit 10 November 2017.
24 Wawancara dengan Winarso Kordinator Koalisi Buruh Jakarta dan Ketua DPW FSPMI
DKI Jakarta, Jakarta, Rabu 4 September 2019.
58
sumber daya nya sampai melewati masa pemilu. Proses ini dilaksanakan pada masa
pemilu namun dieksekusi setelah momen pemilu.
Banyak rintangan dalam penerapan strategi programatic linkage. Salah
satunya adalah kesadaran kolektif antara pemilih dan kandidat. Kelemahan dalam
strategi ini acapkali kepada proses pertukaran sumber daya berdasarkan kelompok
kecil bukan kelompok luas. Hal ini dapat dihindari apabila ideologi dalam strategi
programatic linkage menjadi indikator dalam hal membuat kebijakan untuk
membawa kebaikan bersama.25
Strategi political linkage KBJ, sebagai mesin politik independen Anies –
Sandi yang pada awalnya menerapkan strategi clientelist, bertranformasi menjadi
strategi programmatic. Transformasi ini disebabkan tidak efektifnya strategi
clientelist yang disebabkan politik polarisasi/populisme dan strategi linkage yang
memungkinkan adalah programmatic.26 Strategi programmatic dilakukan dalam
bentuk kontrak politik dan sosialisasi kontrak politik tersebut kepada pemilih.
Tujuan dari strategi programmatic ini adalah agar pasangan Anies – Sandi
mempunyai tautan/keterkaitan dengan pemilih buruh. Keterkaitan ini berefek
kepada terpilihnya Anies – Sandi saat hari pencoblosan oleh pemilih dari segmen
buruh.
25 Dirga Ardiansa, Fariz Panghegar, Heru P. Samosir, Riaty Raffiudin, Transaksi Politik
Warga: Mendorong Partisipasi Politik Warga dalam Pemilu dan Perencanaan Pembangunan
(Depok: Cakra Wikara Indonesia, 2018), h. 3.
26 Amalinda Savirani and Edward Aspinall “Adversarial Linkages: The Urban Poor and
Electoral Politics in Jakarta”, Journal of Current Southeast Asian Affairs, 2017, 36, 3, 3–34, h. 20 –
21.
59
Untuk lebih mudah memahami strategi political linkage di pilkada DKI
Jakarta 2017. Diagram IV.B.2 dibawah ini menjelaskan tentang kerangka
penggunaan Strategi poiltical linkage.
Diagram IV.B.2 Kerangka Penggunaan Strategi Political Linkage di Pilkada
DKI Jakarta 2017
Sumber: diolah secara pibadi berdasarkan wawancara dan analisis penulis
C. Kontribusi Koalisi Buruh Jakarta terhadap Anies–Sandi di Pilkada DKI
Jakarta 2017
1. Gerakan Sosial Koalisi Buruh Jakarta
Gerakan Koalisi Buruh Jakarta ini dideskripsikan menggunakan teori
gerakan sosial menurut Sidney Tarrow. Tarrow berpendapat bahwa gerakan sosial
merupakan tantangan kolektif bagi kelompok yang mempunyai tujuan bersama
berbasiskan solidaritas. Solidaritas yang dimaksudkan di sini adalah solidaritas
buruh, solidaritas ini didasarkan kepada persamaan nasib yang sama atas penolakan
mekanisme pengupahan menggunakan PP No.78. Tarrow menjelaskan, gerakan
60
sosial dilakukan dengan cara interaksi terus-menerus dengan para elite, lawan-
lawannya dan pejabat-pejabat diluar lingkup lembaga-lembaga mapan.27 Dalam hal
ini Koalisi Buruh Jakarta, selalu secara konsisten memperjuangkan hak-hak buruh,
dengan cara mediasi, pemogokan, atau demonstrasi. Tarrow juga beranggapan
bahwa individu-individu yang ada di gerakan tersebut direkrut melalui jaringan
yang sudah ada, seperti lingkungan kerja yang menjadi dasar kesadaran kolektif.
Kesadaran kolektif ini berdasarkan kesadaran individu dalam berpartisipasi.
Kesadaran berpartisipasi ini didasarkan tujuan kelompok kepentingan tersebut.28
Ketika Koalisi Buruh Jakarta telah sepakat untuk mendukung Anies-
Sandiaga mereka akhirnya sampai kepada tahap kontrak politik dengan Anies-
Sandi sebagai bargaining position yang kuat.
Koalisi Buruh Jakarta secara terbuka mendeklarasikan mendukung dan
menjadi tim relawan dan pemenangan salah satu calon pasangan Gubernur dan
Wakil Gubernur DKI Jakarta pada 1 April 2017.29 Serikat buruh yang tergabung
dalam Koalisi Buruh Jakarta mengadakan kontrak politik dengan Anies-Sandi,
sebagai prasyarat dukungan Koalisi Buruh Jakarta untuk Anies-Sandi. Kontrak
politik ini ditanda tangani secara simbolik saat deklarasi dukungan ke Anies-Sandi
di Aula Partai Gerindra, Ragunan.30 Anies-Sandi dalam salah satu janji kampanye
politiknya, mengutarakan bahwa pasangan tersebut akan membuat regulasi dan
27 Fadhillah Putra, Gerakan Sosial, Konsep, Strategi, Aktor, Hambatan dan Tantangan
Gerakan Sosial di Indonesia, h. 1.
28 Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka,), h. 383.
29 Admin, “Anies–Sandi Menang Buruh Tuntut UMP” https://regional.kontan.coin, terbit
20 April 2017.
30 Yusuf Manurung, “Merasa Dikibuli Anies-Sandi, Buruh Ungkap 10 Poin Kontrak
Politik”, www.tempo.com, terbit 10 November 2017.
61
kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada buruh, bukan kepada pengusaha dan
konglomerat.
2. Bentuk Kontribusi Koalisi Buruh Jakarta terhadap Upaya Pemenangan
Anies – Sandiaga
Peran merupakan rangkaian perilaku tertentu yang ditimbulkan atau
berdasarkan suatu jabatan tertentu. Peran yang harus dijalankan seseorang
dipengaruhi kepribadian seseorang tersebut. Tidak ada perbedaan dalam peran yang
dimainkan, baik yang dimainkan atau diperankan oleh pimpinan tingkat atas,
menengah maupun bawah, akan mempunyai peran yang sama dan tidak ada yang
lebih baik.31 Koalisi Buruh Jakarta dalam pilkada DKI Jakarta 2017 kemarin
berperan sebagai Tim Relawan Anies – Sandiaga dan juga berperan sebagai mesin
politik independen pasangan Anies – Sandiaga.
Sebagai salah satu mesin politik independen Anies – Sandiaga. Koalisi
Buruh Jakarta menggunakan beberapa cara dalam menjalankan perannya sebagai
mesin politik. Setidaknya dari penuturan para narasumber, Koalisi Buruh Jakarta
menjalankan tiga peran yaitu sosialisasi politik, komunikasi politik dan mobilisasi
masa.
Pertama. Sosialisasi politik, sosialisasi merupakan suatu tindakan alamiah
mengenai proses edukasi oleh individu atau kelompok kepada individu atau
kelompok lainnya proses edukasi tersebut bersinggungan dengan nilai-nilai politik.
31 Riyadi, Perencanaan Pembangunan Daerah Strategi Mengendalikan Potensi Dalam
Mewujudkan Otonomi Daerah (Jakarta. Gramedia, 2012), h. 40.
62
Proses edukasi tersebut dapat berefek berbeda sesuai dengan nilai yang dianut
individu atau kelompok tersebut, proses tersebut akhirnya akan membawa kepada
individu atau kelompok tersebut kepada satu sistem politik seperti partisipasi
politik.32 Bentuk sosialisasi politik Koalisi Buruh Jakarta dapat dilihat dari aktifnya
para anggota Koalisi Buruh Jakarta dalam mensosialisasikan program Anies –
Sandi terutama isi kontrak politik Koalisi Buruh Jakarta dengan Anies-Sandi.
Sosialisasi politik oleh KBJ di tujukan kepada para anggota Koalisi Buruh Jakarta,
lingkungan rumah para anggota KBJ dan masyarakat luas. Sosialisasi politik
tersebut mencakup Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan.33
Gambar IV.B.2.1 RAKORDASUS Serikat Pekerja Nasional DKI Jakarta
Sumber: spn.or.id pada tanggal 11 Oktober 2019
Salah satu anggota Koalisi Buruh Jakarta. Serikat Pekerja Nasional (SPN)
menjalankan kontribusi atau peran sosialisasi politik pertama kali pada 29 Maret
2017 di DPD SPN DKI Jakarta. Sosialisasi ini juga bersama dengan agenda Rapat
32 Efriza, Political Explore Sebuah Kajian Ilmu Politik (Jakarta: Alfabeta, 2012), h. 17.
33 Wawancara dengan As’ari Ketua DPD Serikat Pekerja Nasional DKI Jakarta 2014-2019,
Jakarta, Jumat, 30 Agustus 2019.
63
Koordinasi Daerah Khusus (RAKORDASUS). Acara ini di buka oleh Ketua Umum
DPP SPN Iwan Kusmawan. Tujuan Rakordasus kali ini selain untuk memperkuat
SDM Pengurus dan Anggota SPN DKI Jakarta juga untuk memberikan pemahaman
tentang hukum ketenagakerjaan dalam menghadapi tantangan Global dan secara
khusus juga pembahasan mengenai langkah koordinasi untuk menyatukan persepsi
terkait organisasi SPN untuk berpartisipasi dalam Pemilih Gubernur dan Wakil
Gubernur DKI Jakarta.34
Menjelang pemilihan, tepatnya pada tanggal 13 April 2017. Para relawan
buruh yang tergabung kedalam Koalisi Buruh Jakarta yang terdiri dari 13 federasi
melakukan aksi turun kejalan langsung untuk mensosialisasikan Sepuluh Tuntutan
Buruh dan Rakyat (Sepultura) di beberapa titik DKI Jakarta. Aksi ini merupakan
sebuah bentuk kampanye oleh Koalisi Buruh Jakarta agar masyarakat memilih
Anies-Sandi di putaran kedua.35
Titik pusat aksi Koalisi Buruh Jakarta ini menyasar wilayah kantong-
kantong suara buruh. Kantong-kantong suara buruh ini terletak di bundaran Pajak
Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, Rawa Badung (pintu keluar kawasan
Pulogadung), PT. Yamaha Musik, depan PT. Yamaha Motor, serta di pintu keluar
karyawan di KBN Cakung. Aksi ini berfokus kepada menarik dukungan para buruh
yang ada dengan mensosialisasikan Sepultura (Kontrak Politik) berisi tentang
perbaikan dan meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup kaum buruh Jakarta.
34 Admin, “Rakordasus SPN” https://spn.or.id, terbit 31 Maret 2017.
35 Admin, “Kerja Keras Relawan Koalisi Buruh Jakarta Berbuah Manis”,
www.koranperdjoeangan.com, terbit 20 April 2017.
64
Di sisi lain, Koalisi Buruh Jakarta menekankan kepada kaum buruh bahwa
betapa pentingnya kaum buruh turut andil dalam memenangkan Anies Sandi. Turut
andil tersebut dapat berupa mencoblos pasangan nomor 3 pada putaran kedua 17
April 2017. Para relawan juga mengkampanyekan visi dan misi Anies-Sandi
dengan menyebarkan pamflet, mensosialisasikan kontrak politik menggunakan
pengeras suara dari mobil komando, menyampaikan isi dan penjelasan tentang
Sepultura kepada masyarakat pengguna jalan dan buruh buruh pabrik yang melintas
pulang kerja, mendatangi pabrik dan mengajak dengan simpati untuk bergabung
dalam satu barisan komando bersama Koalisi Buruh Jakarta. Komitmen konsolidasi
dan sosialisasi oleh Koalisi Buruh Jakarta ini berlangsung dari tingkat PUK dan
anggota.
Sosialisasi politik ini juga berlangsung dengan cara berkeliling ketiap-tiap
PUK untuk menyamakan gagasan dan mengkordinasikan dengan baik untuk
mendukung Anies – Sandi di putaran kedua pilkada 2017. Saat kampanye
mensosialisasikan program Anies – Sandi dan Sepultura. Para buruh juga
mengalami hal yang tidak mengenakan, para buruh yang tergabung kedalam Garda
Metal FSPMI Jakarta mendapatkan ancaman dari simpatisan Ahok, ancaman itu
berbentuk ancaman pembunuhan dan pengusiran.36
Kedua. Komunikasi politik, dalam kajian politik, komunikasi politik
merupakan upaya-upaya pembentukan kesepakatan. Sedangkan dalam konteks
komunikasi dipahami sebagai pesan bercirikan politik untuk mempengaruhi orang
36 Wawancara dengan Dadang Cahyadi, Pangkorda Garda Metal DKI Jakarta, Jakarta,
Jumat, 29 Agustus 2019.
65
pihak lain untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Dengan kata lain,
komunikasi politik merupakan penyampaian pesan yang bercirikan politik kepada
pihak lain. Komunikasi politik juga dapat didefinisikan sebagai peran komunikasi
dalam proses politik.37 Sejalan dengan definisi komunikasi politik diatas, Koalisi
Buruh Jakarta menjalankan peran komunikasi politik dengan bentuk-bentuk yang
beragam. Salah satunya adalah berkodinasi dengan tim pemenangan Anies – Sandi
dalam pembagian tugas sosialisasi atau kampanye bagi kemenangan pasangan
Anies – Sandi. Koalisi Buruh Jakarta setidaknya dari bulan Februari 2017, telah
mengadakan rapat-rapat sebanyak tiga hari sekali. Rapat-rapat internal konsolidasi
buruh tersebut akan didiskusikan kembali ke DPP Gerindra atau PKS serta Roemah
Djoeang.38
Koalisi Buruh Jakarta juga menjalin komunikasi dengan tim hukum Anies
– Sandi untuk merumuskan Sepultura atau kontrak politik antara para serikat buruh
dan Anies – Sandi. Selain daripada itu, Koalisi Buruh Jakarta menjadi organisasi
yang mempertemukan Anies – Sandi dengan para pemilih terkhususnya suara
buruh. Koalisi Buruh Jakarta seringkali menjadi juru kampanye atau sosialisasi di
berbagai kesempatan. Selain daripada itu, Sandiaga Uno seringkali berkeliling ke
sekretariat buruh-buruh di Jakarta untuk mendengar langsung keluhan dari para
buruh.39
37 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik Sebuah Pengantar (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2013), h. 2-5.
38 Wawancara dengan Winarso Kordinator Koalisi Buruh Jakarta, Jakarta, Rabu, 4
September 2019.
39 Wawancara dengan Winarso, As’Ari, Jakarta, 4 September dan 30 Agustus 2019.
66
Ketiga. Mobilisasi masa, mobilisasi masa yang dilakukan oleh Koalisi
Buruh Jakarta telah dilakukan jauh sebelum KBJ menyatakan diri secara terbuka
mendukung Anies – Sandi. Selain mobilisasi masa yang menuntut kenaikan upah
sektoral. Menjelang tahun 2016, organisasi KSPI yang sebagian besar federasinya
terdapat di Koalisi Buruh Jakarta, mengerahkan massa ke Jakarta untuk memainkan
isu sentimen agama. Pengurus KSPI membuat koalisi buruh bernama Gerakan
Pekerja Indonesia (GPI) dan Gerakan Pekerja Muslim Indonesia (GPMI). Dua
organisasi tersebut bertugas untuk mengerahkan massa dalam aksi 212, terdapat
bendera Gerakan Pekerja Muslim Indonesia (GPMI) dan Federasi Serikat Pekerja
Metal Indonesia (FSPMI) untuk menuntut Gubernur Petahana Basuki Tjahja
Purnama segera dipenjara. Menjelang putaran kedua pilkada DKI Jakarta 2017,
Koalisi Buruh Jakarta memobilisasi para anggotanya untuk secara aktif dan masif
mengkampanyekan untuk memilih Anies – Sandi di pilkada putaran kedua DKI
Jakarta 2017. Selain memobilisasi massa untuk mendukung Anies – Sandi, para
anggota Koalisi Buruh Jakarta juga menjadi saksi di tiap-tiap TPS. Garda Metal
beserta seluruh satgas buruh dari Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Karawang,
Depok dan Purwakarta juga melakukan pengawalan TPS agar tetap aman dan
kondusif di seluruh wilayah DKI Jakarta.40
40 Kahar S. Cahyono, “Jelang Hari Pencoblosan, Koalisi Buruh Jakarta Kerahkan Relawan”
www.koranperdjoeangan.com, terbit 15 April 2017.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa, gerakan sosial
politik Koalisi Buruh Jakarta (KBJ) merupakan tindak lanjut hasil kesepakatan
federasi - federasi buruh Jakarta yang tergabung dalam Gerakan Buruh Jakarta
(GBJ). GBJ ini beranggotakan 38 federasi, dari 38 federasi sebanyak 13 federasi
menyatakan sikap mendukung secara terbuka dan ikut menjadi mesin politik
pemenangan Anies – Sandi. Sikap tersebut juga didasari, pola keterkaitan politik
yang kuat antara KBJ dengan partai pengusung Anies – Sandi yaitu Partai Gerindra
dan PKS.
Sebelas federasi yang tergabung ke dalam KBJ, terafiliasi dengan
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI). Sebelas federasi tersebut adalah
Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) DKI Jakarta, Serikat Pekerja
Nasional (SPN) DKI Jakarta, FSP KEP KSPI, Forum Guru Tenaga Honorer dan
Swasta, FSP FARKES Reformasi DKI Jakarta, SP PPMI KSPI, FSP Pariwisata
Reformasi, FSUI, SPO, DPP ISI, dan ASPEK Indonesia DKI Jakarta. Selain dari
11 federasi tersebut, terdapat pula FSP LEM SPSI DKI Jakarta yang terafiliasi
dengan KSPSI, dan FSPASI yang independen.
Pola keterkaitan politik partai pengusung Anies – Sandi dengan Koalisi
Buruh Jakarta (KBJ) berdasarkan tiga dari tujuh jenis linkage partai politik menurut
68
Clark. Tiga jenis linkage tersebut adalah organisational linkage, participatory
linkage dan, policy responsive linkage.
Organisational linkage ini terbangun sejak 2014, ketika Said Iqbal selaku
Presiden KSPI dan FSPMI mendukung Prabowo – Hatta dalam kontestasi Pemilu
Presiden 2014. Hubungan tersebut akhirnya terjalin dengan baik sampai saat ini dan
berlanjut di pilkada DKI Jakarta 2017. Pola keterkaitan tersebut tidak hanya terjalin
di ranah elit nasional. Elit lokal Partai Gerindra ataupun PKS maupun elit serikat
buruh lokal juga menjalin hubungan yang harmonis.
Kedua, participatory linkage, keterkaitan ini diidentifikasi melalui sikap
politik para aktor-aktor penting Koalisi Buruh Jakarta yang menganggap Partai
Gerindra dan PKS merupakan jembatan kepentingan buruh kedepanya. Keterkaitan
ini berefek kepada banyaknya elit atau kader dari serikat-serikat buruh yang
menjadi simpatisan ataupun aktif di Partai Gerindra dan PKS. Ketiga, policy
responsive linkage terbentuk ketika pasangan Anies – Sandi terkhususnya Sandiaga
yang merupakan Kader Partai Gerindra, terjun langsung ke kantong-kantong buruh
untuk mendapatkan mendengar langsung keluhan buruh, hal ini akhirnya
membenetuk sebuah pola keterkaitan. Keterkaitan ini juga didorong oleh
kekecewaan para serikat buruh kepada Gubernur Basuki Tjahja Purnama atas
sistem pengupahan.
Strategi political linkage yang digunakan oleh KBJ sebagai mesin politik
independen Anies – Sandi di pilkada DKI Jakarta 2017, teridentifikasikan
menggunakan dua bentuk strategi. Pertama, strategi clientelistic. Kondisi politik di
69
pilkada DKI Jakarta 2017 yang terpolarisasi isu agama dan menguatnya politik
identitas, menyebabkan strategi ini tidak dapat berjalan terkhususnya vote buying.
Strategi clientelistic yang seharusnya menghubungkan Anies – Sandi (kandidat)
dengan pemilih (voters) terputus di aktor intermediari/perantara yaitu Koalisi Buruh
Jakarta (KBJ). Strategi clientelistic ini hanya sampai pada tahap jual beli suara
antara intermediari (KBJ) dengan Anies-Sandi yang berupa penawaran jabatan dan
pertukaran materi. Strategi clientelist jenis vote buying, ini tidak efektif kepada
pemilih tetapi efektif kepada KBJ, yang bertujuan agar KBJ dapat menggerakan
massa untuk mendukung Anies-Sandi.
Kedua, strategi programmatic. Linkage merupakan keterkaitan kandidat
(Anies – Sandi) dengan pemilih (warganegara) melalui aktor intermediari (KBJ).
Terputusnya strategi clientelist linkage pada tahap intermediari (KBJ) dengan Anies
– Sandi (kandidat) di pilkada DKI Jakarta, menyebabkan strategi linkage
bertransformasi kepada strategi programmatic. Strategi ini lebih efektif diterapkan,
bentuk dari strategi ini adalah diadakanya kontrak politik oleh KBJ (intermediari)
dengan Anies – Sandi (kandidat). Strategi programmatic ini juga di gunakan oleh
KBJ yang berperan sebagai mesin politik independen pasangan Anies – Sandi guna
mensosialisasikan visi misi Anies – Sandi dan kontrak politik. Sosialisasi ini
berguna menarik pemiih (voters) untuk memilih Anies – Sandi dan membangun
kesadaran kepentingan bersama.
Selain itu, Koalisi Buruh Jakarta melakukan berbagai bentuk kontribusi
untuk memenangkan Anies – Sandi. Terdapat tiga bentuk kontribusi yaitu
sosialisasi politik (mensosialisasikan kontrak politik atau visi misi Anies – Sandi),
70
komunikasi politik (berkordinasi dengan Tim Pemenangan Anies – Sandi),
memobilisasi massa (demonstrasi, penjagaan TPS, masif mengkampanyekan Anies
– Sandi).
B. SARAN
1. Saran Akademik
Penelitian ini memiliki terdapat banyak kekurangan baik yang dilakukan
secara sengaja ataupun tidak. Analisis yang belum cukup mendalam, guna
menjabarkan dengan cermat proses-proses transaksional antara buruh dan politisi,
kurang dapat memuaskan secara keseluruhan. Temuan-temuan yang didapatkan
juga perlu dikaji lebih dalam lagi berdasarkan latar konteks yang jauh lebih tegas
dan perlu diperbandingkan. Kajian-kajian gerakan buruh yang dilihat melalui aspek
kelompok kepentingan, signifikasi peran buruh pasca reformasi, kekuatan politik,
sudah banyak dikaji. Sebagai sebuah penelitian yang memahami gerakan
eksperimen politik buruh melalui pendekatan political linkage dengan tipologi
strategi programatik dan klientelistik. Melalui pendekatan ini, penelitian ini
merupakan suatu tulisan yang jarang ditemui dan belum banyak dikaji. Padahal,
politik kontemporer Indonesia cenderung transaksionis.
2. Saran Praktis
Perlu adanya jalan alternatif bagi para buruh untuk memperjuangkan
tuntutanya. Tidak berkutat kepada pembentukan partai buruh nasional yang tidak
efektif dalam fakta historisnya pasca reformasi. Selain itu, gerakan buruh
kedepanya dapat bereksperimen politik di tatanan politik lokal legislatif ataupun
71
eksekutif menggunakan strategi yang lebih programmatic. Walaupun praktik
clientelist kuat di Indonesia, diharapkan gerakan-gerakan eksperimen politik buruh
kedepannya, lebih berorientasi kepada hal-hal yang dapat dirasakan masyarakat
luas (programatik).
Di lain sisi, penulis berharap, penelitian selanjutnya lebih bersifat
eksploratif tidak selalu terjebak dalam pendekatan yang sudah banyak dikaji. Serta
di masa yang akan datang terdapat penelitian lain yang mengangkat tentang
political linkage dengan jenis dan metode yang berbeda. Semoga penelitian ini
dapat memberikan kajian yang kritis bagi pengembangan Ilmu Politik.
74
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Ardiansa, Dirga, Fariz Panghegar, Heru P. Samosir, Riaty Raffiudin, Transaksi
Politik Warga: Mendorong Partisipasi Politik Warga Dalam PEMILU dan
Perencanaan Pembangunan. Depok: Cakra Wikara Indonesia, 2018.
Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, Statistik Politik DKI Jakarta 2017.
Jakarta: BPS DKI Jakarta, 2017.
Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, Excecutive Summary Ketenagakerjaan DKI
Jakarta Agustus 2017. Jakarta: BPS Provinsi DKI Jakarta, 2017.
Berita Acara Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta Nomor;
109/BA/V/2017.
Bow, Brian J. The Politics of Linkage: Power, Interdependence, and Ideas in
Canada-US Relations. Vancouver: University Of Columbia Press, 2009.
Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama; 2013.
Efriza, Political Explore Sebuah Kajian Ilmu Politik. Jakarta: Alfabeta, 2012.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2013.
Hanafie, Haniah dan Ana Sabhana Azmy. Kekuatan-kekuatan Politik. Depok:
Rajawali Pers. 2018.
Harisson, Lisa. Metodologi Penelitian Politik. Jakarta: Kencana, 2016.
Heryanto, Gun Gun dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar.
Bogor: Ghalia Indonesia, 2013.
Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga, 2009..
Kitschelt, Herbert and Steven I. Wilkinson. Patrons, Clients, and Policies: Patterns
of Democratic Accountability and Political Competition. New York:
Cambridge University Press, 2007.
Lane, Max. The Rise and Decline of Labour Militancy in Batam. Singapura: Yusof
Ishak Institute. 2018.
Lawson, Kay & David Clark. Political Parties and Linkage: A Comparative
Perspective. Oxford: Oxford Universities, 2009.
75
Martono, Nanang. Metode Penelitian Sosial: Konsep-Konsep Kunci. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2015.
Putra, Fadhillah. Gerakan Sosial, Konsep, Strategi, Aktor, Hambatan dan
Tantangan Gerakan Sosial di Indonesia. Malang: PlaCID’s dan Averroes
Press, 2006.
Riyadi. Perencanaan Pembangunan Daerah Strategi Mengendalikan Potensi
Dalam Mewujudkan Otonomi Daerah. Jakarta. Gramedia, 2012.
Saleh, Didit “Gerakan Buruh dan Eksperimentasi Politik: Studi Kasus Federasi
Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) di Kabupaten Bekasi” Jurnal
Institute for Strategic Initiative.
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Bandung,
2006.
Suwignyo, Andito. Buruh Bergerak: Membangun Kesadaran Kelas. Jakarta,
Friedrich Ebert Stiftung, Cetakan 2, 2012.
Tedjakusuma, Iskandar. Watak Politik Gerakan Serikat Buruh Indonesia Tej: Oey
Hay Djoen. Jakarta: Trade Union Rights Centre, 2008.
Undang-Undang No 8 Tahun 2012 pasal 1 ayat 1
Zaeni, Asyhadie. Hukum Kerja: Hubung Ketenagakerjaan Bidang Hubungan
Kerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
JURNAL
AD/ART MUNAS VI Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik dan Mesin
Serikat Pekerja Seluruh Indonesia.
Amin, Muryanto. “Fragmentasi Gerakan Buruh di Indonesia Paska Orde Baru”
Jurnal Politeia Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara, Vol.3, No, Januari 2011.
Departemen Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada dan The Asian
Foundation “Laporan Eksekutif Summary Perilaku Pemilih dan Political
Linkage” Jurnal Program Peningkatan Rasionalitas Pemilih Pemilu Tipe
Ringkasan Eksekutif Departemen FISIPOL UGM, (2014).
Fatih, Adi Ahidul. “Peran Pemuda Pancasila dalam Pemenangan Partai Golkar Pada
Pemilu Legislatif Tahun 2014 di Kabupaten Indramayu” Ilmu Pemerintahan
FISIP UMY, 2019.
Ford, Michel. “Economic unionism and labour’s poor performance in Indonesia’s
1999 and 2004.” Makalah pada acara konferensi ke 19 oleh Association of
Industrial Relations Academics of Australia and New Zealand (AIRAANZ),
Sydney, 9 - 11 Februari 2005.
76
Hardiyanto, Wahyu Putra. “Buruh dan Kekuatan Politik: Perjuangan Konfederasi
Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Dalam Menuntut Pencabutan (PP) Nomor
78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan” Skripsi S1 Program Studi Ilmu Politik
FISIP UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2018.
Kitschelt, Herbert. “Clientelistic Linkage Strategies: A Descriptive Exploration,”
Workshop on Democratic Accountability Strategies, Department of Political
Science Duke University (May 18-19).
Kitschelt, Herbert. “Linkages between Citizens and Politicians in Democratic
Polities,” Sage Publications Inc London, Comparative Political Studies, Vol.
33 No. 6/7, (August/September 2000).
Kitschelt, Herbert. Social Policy, Democratic Linkages, and Political Governance
“Paper prepared for delivery at the conference on The Quality of Government
and the Performance of Democracies, Gothenburg May 20-22, 2015”,
convened by the Quality of Governance Institute, University of Gothenburg.
Savirani, Amalinda and Edward Aspinall “Adversarial Linkages: The Urban Poor
and Electoral Politics in Jakarta” Journal of Current Southeast Asian Affairs,
2017, 36, 3, 3–34. Published by GIGA German Institute of Global and Area
Studies, Institute of Asian Studies and Hamburg University Press.
Sulistyo, Bambang. “Pasang Surut Gerakan Buruh Indonesia” Jurnal Lensa
Budaya, Departemen Ilmu Sejarah Universitas Hasanudin, Vol. 13, No, 2,
2018.
Wijayanti, Ramlah. “Gerakan Sosial Serikat Buruh Dalam Mempengaruhi
Kebijakan Upah Minimum: Studi di Kota Makasar Tahun 2015” Skripsi S1
Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin
Makasar, 2016.
Lembaga Bantuan Hukum Jakarta. “Rekam Jejak Calon Gubernur dan Wakil
Gubernur DKI Jakarta Periode 2017-2022 (Putaran Kedua)”, Jurnal LBH
Rekam Jejak Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2022,
Lembaga Bantuan Hukum Jakarta.
DOKUMEN ELEKTRONIK
Admin. “Anies–Sandi Menang Buruh Tuntut UMP”. https://regional.kontan.coin,
terbit 20 April 2017.
Admin. “Buruh Gelar Aksi Solidaritas Untuk Palestina di Kedubes Amerika”,
https://sinarkeadilan.com. terbit 17 April 2019.
Admin. “Inilah Isi Kontrak Politik Anies–Sandi”, www.koranperdjoeangan.com
terbit 12 November 2017.
77
Admin. “Kawasan Pulo Gadung Jadi Titik Kumpul”. wartakota.tribunnews.com.
terbit 1 September 2015.
Admin. “Kerja Keras Relawan Koalisi Buruh Jakarta Berbuah Manis”.
www.koranperdjoeangan.com. terbit 20 April 2017.
Admin, “Mengenal Federasi Aspek Indonesia” https://nyataberjuang.org, terbit 28
Desember 2019.
Admin. “Profil FSP.PPMI” www.pdfspppmijatim.blogspot.com. terbit 26 Agustus
2016.
Admin. “Profil FSPISI” www.fspisi.or.id. terbit 15 Juli 2019.
Admin. “Profil FSUI Pusat” fsuipusat.blogspot.com. terbit 18 November 2017.
Admin. “Rakordasus SPN” https://spn.or.id. terbit 31 Maret 2017.
Admin. “Sejarah Forum Guru Honorer”, www.koranperdjoeangan.com. terbit 23
Juli 2019.
Admin. “Sejarah FSP FARKES”, http://fspkep.or.id/profil/. terbit 26 Agustus 2019.
Admin, “Sejarah FSPMI” http://fspmi.or.id/sejarah, terbit 3 Desember 2013.
Admin, “Sejarah Serikat Pekerja Nasional”, https://spn.or.id/profile/, terbit 26
Agustus 2019.
Arbi Sumandoyo. “Menggiring Buruh untuk Membenci Ahok”, www.tirto.id, terbit
pada 8 Mei 2017.
Arbi Sumandoyo. “Menggiring Buruh untuk Membenci Ahok”, www.tirto.id, terbit
8 Mei 2017.
Basuki Rahmat, “Ahok Tak Dapat Dukungan dari Koalisi Buruh Jakarta”
www.cnnindonesia.com, terbit 09 Oktober 2016.
Bilal Ramadhan, “Partai Pengusung Anies-Sandi Rapatkan Barisan Jelang Putaran
Kedua”, https://republika.co.id , terbit 1 April 2017.
Jabbar Ramdhani, “Koalisi Buruh Robek Kontrak Politik dengan Anies-Sandi”,
www.koranperdjoeangan.com, terbit 10 November 2017.
Kahar S. Cahyono, “Jelang Hari Pencoblosan, Koalisi Buruh Jakarta Kerahkan
Relawan” www.koranperdjoeangan.com, terbit 15 April 2017.
Mochmammad Zacky, “Dituding Ingkari Kontrak Politik, Sandiaga: Kami Tak
Lari” www.news.detik.com, terbit 10 November 2017.
Said Iqbal, “Ini Latar Belakang KSPI Dukung Prabowo,” www.kompasiana.com,
terbit 9 Mei 2014, diperbarui 23 Juni 2015.
78
Yuliana Fauzi, “Sebut Ahok Bapak Upah Murah, Ribuan Buruh Gabung Demo
2/12” www.cnnindonesia.com, terbit 28 November 2016.
Yusuf Manurung, “Merasa Dikibuli Anies-Sandi, Buruh Ungkap 10 Poin Kontrak
Politik”, www.tempo.com, terbit 10 November 2017.
WAWANCARA
Wawancara dengan As’ari Ketua DPD Serikat Pekerja Nasional DKI Jakarta 2014-
2019, Jakarta, Jumat, 30 Agustus 2019.
Wawancara dengan Dadang Cahyadi Panglima Kordinator Daerah Garda Metal
DKI Jakarta, Jakarta, 29 Agustus 2019.
Wawancara dengan Mardani Ali Sera Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi,
Senayan, Jakarta Selatan, Rabu 9 Oktober 2019.
Wawancara dengan Winarso Kordinator Koalisi Buruh Jakarta, Cakung, Jakarta
Utara, Rabu 4 September 2019.
Wawancara dengan Edhy Prabowo Wakil Ketua Tim Pemenangan Anies – Sandi,
DPR/MPR, Jakarta Selatan, 2 September 2019.
LAMPIRAN
Kontrak Politik Koalisi Buruh Jakarta dengan Anies – Sandi pada 1 April
2017 di Aula DPP Partai Gerindra