BURN INJURY.pptx

16
BURN INJURY ANNISA APRIANTI 1310211181 FK UPN “VETERAN” JAKARTA

Transcript of BURN INJURY.pptx

BURN INJURYANNISA APRIANTI

1310211181FK UPN “VETERAN” JAKARTA

BURN INJURY (LUKA BAKAR)

DEFINISI : Adalah suatu bentuk kerusakan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas.

ETIOLOGI : api, air panas, zat kimia, listrik , dan radiasi EPIDEMIOLOGI :

Penyebab paling umum dari luka bakar : kebakaran (44 %), Melepuh (33 %), benda panas (9 %), listrik (4 %), dan zat kimia (3 %)

Dapat terjadi pd semua gol usia Biasanya terjadi di rumah atau lingkungan kerja Terjadi akibat kecelakaan, serangan ataupun percobaan bunuh diri

FASE ATAU PERJALANAN PENYAKIT

1. FASE AWAL, AKUT, SYOK Gangguan respons tubuhnya trauma yang dapat menyebabkan

kematian Pendekatan ABC :

Airway = trauma pada saluran napas (mis saluran inhalasi dan gangguan mekanisme bernapas) sehingga terjadi ggn asupan oksigen

Breathing = akibat eskar melingkar di dinding dada yang menghambat geakan pengembangan dinding dada

Kelainan Airway dan Breathig mengakibatkan terhambatnya oksigen Circulation = mengakibatkan gangguan distribusi oksigen

KLASIFIKASI

Klasifikasi

Berdasarkan penyebab

Berdasarkan Luas Luka

Berdasarkan tingkat keparahan

Berdasarkan kedalaman luka

BERDASARKAN PENYEBAB Luka bakar karena api/benda panas lainnya Luka bakar karena minyak pnasa Luka bakar karena air pnas Luka bakar karena bahan kimia yang bersifat asam kuat dan basa

kuat (chemical burn) Luka bakar karena listrik dan petir Luka bakar karena radiasi Luka bakar karena ledakan

BERDASARKAN KEDALAMAN LUKA

Derajat 1 Kerusakan terbatan pd lapisan epidermis (superfisial) Kulit hiperemik berupa eritem, tidak dijumpai bullae terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi

Derajat 2 Kerusakan mengenai lap epidermis dan sebagian Berupa rx. Inflamasi disertai proses eksudasi Terdapat bullae terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi

BERDASARKAN KEDALAMAN LUKA

Derajat 2 dibagi menjadi : Derajat 2 dangkal : Kerusakan mengenai lap epidermis dan laps atas dr dermis,

organ-organ kulit msh banyak,penyembuhan tjd secara spontan dalam waktu 10-14 hari

Derajat 2 dalam : kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa-sisa jaringan epitel tinggal sedikit, organ-organ kulit tinggal sedikit, pemyembuhan lbh lama (> 1 bln) dan disertai jar.parut

Derajat 3 Kerusakan meliputi hampir seluruh ketebalan kulit (epidermis dan dermis)

serta lapisan yg lbh dalam Terbentuk eksar Tidak nyeri karena serabut saraf sensorik mengalami kerusakan/kematian

BERDASARKAN LUAS LUKA(Rule of Nine)

BERDASARKAN LUAS LUKA(Metode Hand Palm)

BERDASARKAN LUAS LUKA(Lund and Browder)

BERDASARKAN TINGKAT KEPARAHAN RINGAN/MINOR BURN

Superfisial Luka bakar derajat 2 < 15 % (dws) Luka bakar derajat 2 < 10 % (anak) Luka bakar derajat 3 <2%

MODERATE/SEDANG Superfisial

Luka bakar derajat 2 dws 15-20 % Luka bakar derajat 2 anak 10-20 % Luka bakar derajat 3 <10 %

Full thickness : tdk mengenai mata, telinga, wajah, tangan

MAJOR BURN/BERAT Luka bakar derajat 2 dws 25 %

/> Luka bakar derajat 2 anak 20

% /> Luka bakar derajat 3 10 % /> Full thickness pd anak-anak

dan pada pasien usia lanjut

MANIFESTASI KLINIS

Kulit eritema, nyeri, sangat sensitif terhadap sentuhan atau membengkak

Kulit melepuh (bullosa) terisi oleh cairan kental yang jernih Permukaan bisa berwarna putih & lembut/hitam, hangus & kasar Kerusakan sel darah merah yg terbakar bisa menyebabkan luka bakar

berwarna merah terang Kadang daerah yg terbakar menyebabkan rambut/bulu di tempat

tersebut mudah dicabut dari akarnya

PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI TRAMADOL IV drip 100 mg

Indikasi : untuk analgesik sedang KI : hipersensitivitas, ggn ginjal (dpt mengurangi dosis) ES : kejang, sindrom serotonin, konstipasi, nausea, vertigo, somnolen, sakit kepala Dosis pada anak 50 mg

KETOROLAK 3 X 30 mg/Ml iv bolus (dosis sama) MK : menghambat sintesis PG di jar. tbh, menghambat kemotaksis, mengubah

aktifitas limfosit, mengurangi aktifitas sitokin pd rx. Inflamasi dan menghambat agregasi neutrofil

Absorpsi : Bioavaibilitas 80-100 % Distribusi : > 99 % Metabolisme : di hati Ekseresi : 2-6 jam terdapat banyk pada urin (91 %) ES : somnolen, nausea, sakit kepala KI : ggn CVS, gastrointestinal (bleeding/rasa terbakar pd ulu hati, mual , ulserasi),

busui, ggl ginjal, hipersensitivitas

PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI CEFOTAXIM 2 x 1 gr iv bolus (dosis sama)

T1/2 : 1-1,5 jam Distribusi : terdistribusi ke jaringan tubuh dan cairan termasuk aqueous humour,

ascetik, tulang, cairan serebrospinal saat terinflamasi Metabolisme : di hati Eksresi : melalui urin

RANITIDINE tab, 2 x 150 mg (dws), kapsul 75 mg (anak) I : anti mual terutama pada obat yg mengiritasi asam lambung T1/2 : 2,5-3 jam ES : - MK : H-2 reseptor agonis yg menghambat eksresi cairan pd lambung Absorpsi : bioavaibilitas 50 % per oral, 90-100 % IM Distribusi : terikat pada protein plasma 10-19 % Metabolisme : di hati Eksresi : urin 30 % pemberian per oral dan 70 % pemberian Intravena

PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI

ANTI TETANUS SERUM/TETANUS TOXOID secara im I : untuk pencegahan tetanus pada luka yg terkena tanah, debu, jalan yang

terinfeksi Clostridium tetani Cara kerja obat : penyuntikan dimasukan serum anti tetanus yg mampu

menetralisir toksin tetanus pada darah Dosis :Pencegahan : IM 1.500 IU atau lebih Pengobatan : IM/IV sebanyak 10.000 IU atau lebih tergantung penderita

ES : rx.anafilaktik (jrg terjadi), serum sickness berupa demam, gatal-gatal KI : penderita yg alergi pd uji kepekaan terhadap anti serum

PENATALAKSANAAN NON FARMAKOLOGI Pasang katetter untuk hitung jumlah urine tiap jam dalam 24 jam IVFD RL hangat 1870 -2000 cc/8 jam dan selanjutnya 2000 cc/12 jam

(resusitasi) Pencucian luka sementara dengan air steril Diet lunak tinggi protein dan minum susu untuk mengganti cairan

tubuh yang hilang Tutup luka dengan tule dan perban, jangan dipasang terlalu ketat

agar mempermudah penguapan dan tidak lembab Cedera inhalasi (tanpa distress pernapasan) : oksigen 2-4 liter/menit

dengan sungkup 8 jam pascatrauma Cedera inhalasi (distress pernapasan)