BUNDELAN BARU

90
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Salah satu tolak ukur kemajuan bangsa seringkali dilihat dari angka harapan hidup penduduknya. Menurut hasil sensus Penduduk Indonesia tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik, jumlah wanita sebanyak 102,8 juta jiwa. Usia harapan hidup untuk wanita rata-rata 66 tahun dan laki-laki 62 tahun. Menurut WHO pada tahun 2020, diperkirakan penduduk usia lanjut (Lansia) akan melebihi 1 milyar jiwa, dimana wanita lebih banyak daripada laki-laki. WHO memperkirakan pada tahun 2020 jumlah wanita berusia > 50 tahun 1,2 milyar, padahal tahun 1990 sebesar 467 jiwa. Masa lansia sering dimaknai dengan masa kemunduran, terutama keberfungsian fungsi- fungsi fisik dan psikologis. Elizabeth Hurlock (1980) mengemukakan bahwa: “Penyebab fisik kemunduran ini merupakan suatu perubahan pada sel- sel tubuh bukan karena penyakit khusus tetapi karena proses menua”. Kemunduran dapat juga mempunyai penyebab psikologis. Sikap tidak senang terhadap diri sendiri, orang lain, pekerjaan dan penghidupan pada umumnya dapat menuju kepada keadaan uzur, karena 1

description

gggg

Transcript of BUNDELAN BARU

Page 1: BUNDELAN BARU

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Salah satu tolak ukur kemajuan bangsa seringkali dilihat dari angka

harapan hidup penduduknya. Menurut hasil sensus Penduduk Indonesia tahun

2000 oleh Badan Pusat Statistik, jumlah wanita sebanyak 102,8 juta jiwa.

Usia harapan hidup untuk wanita rata-rata 66 tahun dan laki-laki 62 tahun.

Menurut WHO pada tahun 2020, diperkirakan penduduk usia lanjut

(Lansia) akan melebihi 1 milyar jiwa, dimana wanita lebih banyak daripada

laki-laki. WHO memperkirakan pada tahun 2020 jumlah wanita berusia > 50

tahun 1,2 milyar, padahal tahun 1990 sebesar 467 jiwa. Masa lansia sering

dimaknai dengan masa kemunduran, terutama keberfungsian fungsi-fungsi

fisik dan psikologis. Elizabeth Hurlock (1980) mengemukakan bahwa:

“Penyebab fisik kemunduran ini merupakan suatu perubahan pada sel-sel

tubuh bukan karena penyakit khusus tetapi karena proses menua”.

Kemunduran dapat juga mempunyai penyebab psikologis. Sikap tidak

senang terhadap diri sendiri, orang lain, pekerjaan dan penghidupan pada

umumnya dapat menuju kepada keadaan uzur, karena terjadi perubahan pada

lapisan otak, akibatnya orang menurun secara fisik dan mental dan mungkin

akan segera mati. Masa lansia bisa jadi juga disertai dengan berbagai penyakit

yang menyerang dan menggerogoti kehidupan lansia sekalipun tidak semua

lansia berpenyakit, tapi kebanyakan lansia rentan terhadap penyakit-penyakit

tertentu akibat kondisi organ-organ tubuh yang telah Aus atau mengalami

kemunduran juga fungsi imun (kekebalan tubuh) juga menurun. Masalah-

masalah lain seperti kemunduran dari aspek sosial ekonomi. Secara ekonomi,

lansia merupakan masa pensiun, produktifitas menurun, otomatis penghasilan

berkurang bahkan bisa jadi nihil. Yang menyebabkan lansia menjadi

tergantung atau menggantungkan diri pada orang lain seperti anak atau

keluarga yang lain.

1

Page 2: BUNDELAN BARU

Kemunduran dari segi sosial ditandai dengan kehilangan jabatan atau

posisi tertentu dalam sebuah organisasi atau masyarakat, yang telah

menempatkan dirinya sebagai individu dengan status terhormat, dihargai,

memiliki pengaruh, dan didengarkan pendapatnya. Sekalipun mengalami

kemunduran pada beberapa aspek kehidupannya, bkan berarti lansia tidak

bisa menikmati kehidupannya.

Pengertian lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai

kematangan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan

kemunduran sejalan dengan waktu. ada beberapa pendapat mengenai “usia

kemunduran” yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan 70 tahun.

Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang

menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang

telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapai berbagai masalah

kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi.

Nina Kemala Sari dari Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit

Dalam RS Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

dalam suatu pelatihan di kalangan kelompok peduli lansia, menyampaikan

beberapa masalah yang kerap muncul pada usia lanjut, yang disebutnya

sebagai a series of I’s. mulai dari immobility (imobilisasi), instability

(instabilitas dan jatuh), incontinence (inkontinensia), intellectual impairment

(gangguan intelektual), infection (infeksi), impairment of vision and hearing

(gangguan penglihatan dan pendengaran), isolation (depresi), inanition

(malnutrisi), insomnia (gangguan tidur), hingga immune deficiency

(menurunnya kekebalan tubuh).

Dengan adanya penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik maka

diperlukan perawatan sehari-hari yang cukup. Perawatan tersebut

dimaksudkan agar lansia mampu mandiri atau mendapat bantuan yang

minimal. Perawatan yang diberikan berupa kebersihan perorangan seperti

kebersihan gigi dan mulut, kebersihan kulit dan badan serta rambut. Selain itu

pemberian informasi pelayanan kesehatan yang memadai juga sangat

2

Page 3: BUNDELAN BARU

diperlukan bagi lansia agar dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang

memadai.

Sumber lain menyebutkan, penyakit utama yang menyerang lansia ialah

Hipertensi, Gagal Jantung dan Infark serta gangguan ritme jantung, Diabetes

Mellitus, gangguan fungsi hati dan ginjal. Juga terdapat berbagai keadaan

yang khas dan sering mengganggu lansia seperti gangguan fungsi kognitif,

keseimbangan badan, penglihatan dan pendengaran.

Diketahui 9 dari 10 orang yang menderita Hipertensi tidak dapat

diidentifikasi penyebab penyakitnya. Itulah sebabnya Hipertensi dijuluki

pembunuh diam-diam atau Silent killer. Seseorang baru merasakan dampak

gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi. Jadi baru disadari ketika

telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung, fungsi

ginjal, gangguan fungsi kognitif atau stroke. Hipertensi pada dasarnya

mengurangi harapan hidup para penderitanya.

Walaupun peningkatan tekanan darah bukan merupakan merupakan

bagian normal dari ketuaan, insiden Hipertensi meningkat sampai 50%. Pada

tahun 1988-1991, National health and Nutrition Examination Survey

menemukan prevalensi Hipertensi pada kelompok umur 65-74 tahun sebagai

berikut: prevalensi keseluruhan 49,6% untuk Hipertensi derajat 1 (140-

159/90-99 mmHg), 18,2% untuk Hipertensi derajat 2 (160-179/100-109

mmHg), dan 6,5% untuk Hipertensi derajat 3 (>180/110 mmHg). Prevalensi

HST adalah sekitar berturut-turut 7%, 11%, 18% dan 25% pada kelompok

umur 60-69, 70-79, dan diatas 90 tahun. HST lebih sering ditemukan pada

perempuan dari pada laki-laki. Pada penelitian di Rotterdam, Belanda

ditemukan : dari 7.983 penduduk berusia diatas 55 tahun, prevalensi

Hipertensi (165/95 mmHg) meningkat sesuai dengan umur, lebih tinggi pada

perempuan (39%) dari pada laki-laki (31%). Di Asia, penelitian dikota

Tainan, Taiwan menunjukan hasil sebagai berikut : penelitian pada usia diatas

65 tahun dengan kriteria Hipertensi berdasarkan JNVC, penatalaksanaan

Hipertensi pada lanjut usia R.A Tuty kuswardhani 137 ditemukan prevalensi

Hipertensi sebesar 60,4% (laki-laki 29,4% dan perempuan 28,8%), yang

3

Page 4: BUNDELAN BARU

sebelumnya telah terdiagnosis Hipertensi adalah 31,1% (laki-laki 29,4% dan

perempuan 28,8%), Hipertensi yang baru terdiagnosis adalah 29,3% (laki-laki

29,7% dan peremuan 28,8%). Pada kelompok ini, adanya riwayat keluarga

dengan Hipertensi dan tingginya indek masa tubuh merupakan faktor resiko

Hipertensi. Ditenggarai bahwa Hipertensi sebagai faktor resiko pada lanjut

usia. Pada studi individu dengan usia 50 tahun mempunyai tekanan darah

sistolik terisolasi sangat rentan terhadap kejadian penyakit kardiovaskular.

Hipertensi selain mengakibatkan angka kematian yang tinggi (high case

fatality rate) juga berdampak kepada mahalnya pengobatan dan perawatan

yang harus ditanggung penderita. Perlu pula diingat Hipertensi berdampak

pula bagi penurunan kwalitas hidup. Hipertensi sebenarnya dapat diturunkan

dari orang tua kepada anaknya. Jika salah satu orang tua terkena Hipertensi,

maka kecenderungan anak untuk menderita Hipertensi adalah lebih besar

dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki orang tua penderita

Hipertensi.

I.2 . RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah

penelitian yaitu” Bagaimana gambaran karakteristik pengetahuan dan sikap

lansia terhadap penyakit hipertensi di dusun I,II,III dan IV Desa Tanjung

Muda Kelurahan Indrapura Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara

Provisi Sumatera Utara.

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap lansia

terhadap penyakit hipertensi di Dusun I, II, III dan IV Desa Tanjung

Muda Kelurahan Indrapura Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu

Bara Provinsi Sumatera Utara.

4

Page 5: BUNDELAN BARU

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk Mengetahui (gambaran karakteristik umur dan Tingkat

Pendidikan ) di Dusun I, II, III dan IV Desa Tanjung Muda

Kelurahan Indrapura Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara

Provinsi Sumatera Utara.

b. Untuk mengetahui pengetahuan Lansia tentang penyakit Hipertensi

di Dusun I, II, III dan IV Desa Tanjung Muda Kelurahan Indrapura

Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara.

c. Untuk mengetahui sikap Lansia tentang Penyakit Hipertensi di

Dusun I, II, III dan IV Desa Tanjung Muda Kelurahan Indrapura

Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara.

d. Untuk mengetahui keterkaitan antara umur dan tingkat pendidikan

dengan pengetahuan Lansia terhadap penyakit Hipertensi di Dusun

I, II, III dan IV Desa Tanjung Muda Kelurahan Indrapura

Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara.

e. Untuk mengetahui keterkaitan antara umur dan tingkat pendidikan

dengan sikap Lansia terhadap penyakit Hipertensi di Dusun I, II, III

dan IV Desa Tanjung Muda Kelurahan Indrapura Kecamatan Air

Putih Kabupaten Batu Bara.

1.4 . MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Lansia di Desa Tanjung Muda

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan lansia

terhadap penyakit Hipertensi dengan memberikan informasi berupa

penyuluhan tentang penyakit Hipertensi di Dusun I, II, III dan IV Desa

Tanjung Muda Kelurahan Indrapura Kecamatan Air Putih Kabupaten

Batu Barat Provinsi Sumatera Utara.

2. Bagi Puskesmas Pematang Panjang

Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai acuan dan

data dasar bagi program selanjutnya.

5

Page 6: BUNDELAN BARU

3. Bagi Pemerintah Kecamatan Air Putih

Hasil penelitian ini diharapkan bisa mempermudah program kerja

kecamatan Air Putih demi terciptanya masyarakat yang sehat.

4. Bagi UPT-PTC Kesmas Indrapura

Untuk memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa Fakultas

Kedokteran yang melaksanakan Kepaniteraan Klinik Senior di UPT-PTC

Kesmas Indrapura, sehingga dapat memberikan ilmu yang dimiliki pada

masyarakat secara langsung.

5. Bagi Peneliti

a. Sebagai proses belajar dan menambah pengalaman dalam melakukan

sebuah penelitian.

b. Memperoleh gambaran karakteristik pengetahuan dan sikap lansia di

Dusun I, II, III dan IV Desa Tanjung Muda Kelurahan Indrapura

Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Barat Provinsi Sumatera Utara.

BAB II

6

Page 7: BUNDELAN BARU

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. LANDASAN TEORI

2.1.1. Masa Lanjut Usia

2.1.1.1.Pengertian Lanjut Usia

Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh

semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa

dihindari oleh siapapun. (1)

Pada usia lanjut akan terjadi berbagai kemunduran pada organ

tubuh. Namun tidak perlu berkecil hati, harus selalu optimis, ceria dan

berusaha agar selalu tetap sehat di usia lanjut. Jadi walaupun usia sudah

lanjut, harus tetap menjaga kesehatan.(1,2)

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan.

Dalam mendefinisikan batasan pendudukan lanjut usia menurut Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu

dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi, dan aspek sosial.

(BKKBN, 1998). Secara biologis, penduduk lanjut usia adalah

penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang

ditandai dengan menurunya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya

terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian.(1,2)

Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi

sel, jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia

lebih dianggap beban daripada sebagai sumber daya. Banyak orang

beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak

manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa

tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban keluarga dan

masyarakat.(1,2)

7

Page 8: BUNDELAN BARU

Dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok

sosial sendiri. Di negara Barat, penduduk lanjut usia menduduki strata

sosial di bawah kaum muda. Hal ini dilihat dari keterlibatan mereka

terhadap sumber daya ekonomi. Pengaruh terhadap pengambilan

keputusan serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun. Akan

tetapi di Indonesia penduduk lanjut usia menduduki kelas sosial yang

tinggi yang harus dihormati oleh warga muda.(2)

Menurut Bernice Neugarten (1968) dan James C. Chalhoun (1995)

masa tua adalah masa dimana orang dapat merasa puas dengan

keberhasilannya. Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan

kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa

kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini.

Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa kelompok lanjut usia

bukanlah kelompok orang yang homogen.(2)

Usia tua dialami dengan cara yang berbeda-beda. Ada orang

berusia lanjut yang mampu melihat orang arti penting usia tua dalam

eksistensi manusia. Yaitu sebagai masa hidup yang memberi

kesempatan kesempatan untuk tumbuh berkembang dan bertekad

berbakti. Ada juga lanjut usia yang memandang usia tua dengan sikap-

sikap yang bersikar antara kepasrahan yang pasif dan pemberontakan,

penolakan, dan keputusasaan. Lansia ini menjadi terkunci dalam diri

mereka sendiri dan demikian semakin cepat proses kemerosotan

jasmani dan mental mereka sendiri.(2)

2.1.1.2. Permasalahan Lanjut Usia

lanjut usia mempunyai keterbatasan fisik dan kerentanan terhadap

penyakit.Secara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya

perubahan degenerative dengan manifestasi beberapa penyakit seperti

penyakit Hipertensi, kelainan jantung, penyakit diabetes , kanker

rahim/prostat, osteoporosis dan lain-lain.(1)

8

Page 9: BUNDELAN BARU

Gerak dan mobilitas lanjut usia menjadi lebih lambat daripada

kelompok umur yang lebih muda, begitu juga dengan kekuatannya. Secara

mental, lanjut usia sering kali mempuyai perasaan tertekan atau depresi

akibat fisik yang lemah, kemampuan ekonomi yang menurun karena sudah

berhenti bekerja atau pension serta perasaan tersisih dari masyarakat karena

berkurangnya kontak sosial.(1)

Pandangan masyarakat umum mengenai lanjut usia saat ini masih

belum sesuai dan keliru. Kebanyakan masih beranggapan bahwa memang

merupakan hal yang alami dan biasa lanjut usia sering kali sakit, cepat

marah ataupun sering kali menaruh curiga terhadap orang lain.(1)

Akibat yang dirasakan karena pandangan salah tersebut adalah sering

kali keadaan kesehatan fisik, mental maupun kebutuhan sosial lanjut usia

tidak tertangani atau terpenuhi dengan lanjut.(1)

kelompok lanjut usia yang terdiri dari pra lanjut usia (45-50 tahun),

lanjut usia ( 60-69 tahun), lanjut usia resiko tinggi ( usia > 70 tahun) atau

lanjut usia yang berumur 60 tahun atau lebih dengan masaah kesehatan.

Lanjut usia sendiri kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada,

antara lain disebabkan oleh jarak puskesmas yang cukup jauh dari tempat

tinggalnya, tidak ada yang mengantar ataupun ketidakmampuan di dalam

membayar biaya pelayanan.(1)

2.2. HIPERTENSI

2.2.1.Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah pemingkatan tekanan darah yang melebihi tekanan

darah normal seperti apa yang telah disepakati oleh para ahli yaitu lebih

dari atau sama dengan 140/90 mmHg (JNC-7). (3,4,5)

9

Page 10: BUNDELAN BARU

2.2.2.Klasifikasi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2

yaitu :

a. Hipertensi Esensial atau primer

Penyebab pasti dari Hipertensi Esensial sampai saat ini masih belum

dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai

penyebab. Hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stress

psikologis, dan hereditas ( keturunan ). Kurang lebih 90 % penderita

Hipertensi tergolong Hipertensi Primer sedangkan 10% nya tergolong

Hipertensi sekunder. (3,4,5)

b. Hipertensi sekunder

Hipertensi Sekunder adalah Hipertensi yang penyebabnya dapat

diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar

tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan

lain – lain. Karena golongan terbesar dari penderita Hipertensi adalah

Hipertensi Esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak

ditujukan ke penderita Hipertensi Esensial.(3,4,5)

2.2.3. Faktor Resiko

Berikut ini adalah gambaran secara jelas beberapa faktor resiko

yang dapat menyebabkan penyakit Hipertensi :

a. Keturunan,

b. Jenis Kelamin,

c. Umur. .(3,4,5)

10

Page 11: BUNDELAN BARU

2.2.4. Manifestasi Klinis

Pada sebagian besar penderita, Hipertensi tidak menimbulkan

gejala, meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan

dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi ( padahal

sesungguhnya tidak ). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,

pendarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan, yang

bisa saja terjadi pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang

dengan tekanan darah yang normal. .(3,4,5)

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul

gejala berikut :

a. Sakit kepala,

b. Kelelahan

c. Mual

d. Muntah

e. Sesak nafas

f. Gelisah

g. Pandangan kabur.(3,4,5)

2.2.5. Komplikasi

Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan

ginjal, pendarahan pada selaput bening ( retina mata ), pecahnya

pembuluh darah di otak serta kelumpuhan. .(3)

2.2.6. Diagnosis

Menurut WHO, di dalam Guidelines terakhir tahun 1999, batas tekanan

darah yang masih normal adalah kurang dari 130 / 85 mmHg,sedangkan bila

lebih dari 140 / 90 mmHg dinyatakan sbagai Hipertensi dan diantara nilai

tersebut disebut sebagai normal – tinggi. Batasan tersebut diperuntukkan bagi

individu dewasa diatas 18 tahun. .(3,4)

11

Page 12: BUNDELAN BARU

2.2.7. Pencegahan

Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik dan

membatasi asupan garam serta melakukan aktivitas fisik yang cukup. Hindari

kebiasaan lainya seperti merokok dan mengkonsumsi alkohol diduga

berpengaruh dalam meningkatkan resiko hipertensi walaupun mekanisme

timbulnya belum diketahui pasti. .(3,4,5)

2.2.8. Penatalaksanaan

Pengobatan Hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis

yaitu:

1. Pengobatan non obat ( non farmakologis )

Pengobatan non farmakologis diantaranya :

a. Diet kolesterol / lemak jenuh

b. Mengurangi asupan garam dalam tubuh

Nasihat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan

makan penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan

sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini hendaknya tidak dipakai

sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai

pelengkap pada pengobatan farmakologis.

c. Ciptakan keadaan rileks

Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis

dapat mengontrol sistem syaraf yang akhirnya dapat

menurunkan tekanan darah.

d. Melakukan olah raga.

Seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30 – 40 menit

sebanyak 3 – 4 kali seminggu.

e. Behenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.

2. Pengobatan dengan obat – obatan ( farmakologis )

a. Diuretik

Contoh obatnya adalah Hidroclorotiazid.

12

Page 13: BUNDELAN BARU

b. Penghambat simpatetik

Contoh obatnya adalah Mitildopa, Klonidin, dan Reserpin.

c. Beta – blocker

Contoh obatnya adalah Metoprolol, Propanolol, dan Atenol.

Pada penderita diabetes melitus harus berhati – hati, karena

dapat menutupi gejala hipoglikemia ( kondisi dimana kadar gula

dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat

bahaya bagi penderitanya ). Pada orang tua terdapat gejala

bronkospasme ( penyempitan saluran pernapasan ) sehingga

pemberian obat harus hati – hati.

d. Vasodilator

Yang termasuk dalam golongan ini adalah Prasosin, Hidralasin.

Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian

obat ini adalah sakit kepala dan pusing.

e. Penghambat enzim konversi Angiotensin.

Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Captopril. Efek

samping yang mungkin timbul adalah batuk kering, pusing,sakit

kepala dan lemas.

f. Antagonis kalsium

Yang termasuk golongan obat ini adalah Nifedipin, Diltiasem

dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah

sembelit, pusing,sakit kepala dan muntah.

g. Penghambat reseptor Angiotensin II

Obat – obatan yang termasuk dalam golongan obat ini adalah

Valsartan ( Diovan). Efek samping yang mungkin timbul

adalah: sakit kepala, pusing dan lemas.

Dengan pengobatan yang terkontrol dan teratur, serta

menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka

kematian akibat penyakit ini bisa ditekan. .(3,4,5)

13

Page 14: BUNDELAN BARU

2.3. Pengertian pengetahuan

a. Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang

sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia,

apa alam, dan sebagainya. Pengetahuan hanya dapat menjawab

pertanyaan apa sesuatu itu. (7,8)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan mempunyai

2 pengertian yaitu :

b. Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui berkenaan dengan

sesuatu hal.

c. Pengetahuan adalah hasil tahu dan hal ini terjadi manusia mengadakan

penginderaan terhadap objek tertentu. (7,8)

2.3.1 Proses Adopsi Perilaku

Sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu :

a. Awarennes ( kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest ( merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini

sikap objek sudah mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah

lebih baik lagi.

d. Trial. Dimana objek telah berperilaku baru sesuai dengan apa yang

dikehendaki oleh stimulus.

d. Adaption. Dimana objek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikanya terhadap stimulius. (7,8)

14

Page 15: BUNDELAN BARU

2.3.2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkat , yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang telah dipelajari oleh rangsangan yang telah diterima. Oleh

karena itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang

apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, mendefinisikan,

menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami ( Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham

objek atau materi harus seperti menjelaskan atau menyebutkan contoh ,

menyimpulkan , meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang

dipelajari.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau menggunakan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks

atau situasi yang lain.

15

Page 16: BUNDELAN BARU

4. Analisis(Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu

materi atau suatu objek kedalam komponen – komponen tetapi masih

dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu

sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat, dari penggunaan kata-

kata kerja menggambarkan, membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

Menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain, sintetis itu suatu kemampuan untuk menyusun

formula baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya : dapat

menyusun, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori

atau rumusan yng telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasinya terhadap suatu materi berdasakan langkah – langkah yang

ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria, dapat menafsirkan dan

sebagainya. Untuk pengetahuan yang ingin diketahui atau yang ingin kita

ukur dapat kita sampaikan dengan tingkat-tingkat di atas. Penilaian –

penilaian itu berdasarkan suatu kriteria – kriteria yang telah ada. (7,8)

2.3.3 Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Faktor Internal

a. Usia

Usia adalah waktu hidup (sejak dilahirkan). Semakin

bertambahnya usia seseorang akan bertambah pengetahuannya

seiring dengan pengalaman hidup.

16

Page 17: BUNDELAN BARU

b. Intelegensi

Daya membuat penyesuaian tang tepat dan cepat baik secara

fisik dan mental terhadap pengalaman- pengalaman baru , membuat

pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siap untuk

dipakai, dihadapkan pada fakta – fakta atau kondisi baru .

c. Pemahaman

Kemampuan seseorang untuk menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui dan dapat menginerpretasikannya materi tersebut

secara benar. Seseorang yang memiliki tingkat pemahaman yang baik

lebih mudah memperoleh informasi yang tepat sehingga

pengetahuannya akan bertambah. (7,8)

d. Keyakinan

Kepercayaan yang sungguh-sungguh, kepastian, ketentuan,

bagian agama atau religi yang menjadi keyakinan.(kepercayaan)

para penganutnya. Dengan meyakini konsep – konsep kebenaran

tersebut seseorang dapat menambah pengetahuannya.

e. Sistem Nilai Kepercayaan

Anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang dipercayai ini

benar atau nyata. Kepercayaan yang benar akan menanamkan

persepsi pengetahuan yang benar begitu juga sebaliknya.

f. Gaya Hidup

Gaya Hidup modern seperti ini dengan banyak film dan sarana

hiburan memberikan contoh “Model Pergaulan Modern” dimana

seseorang terbuka menerima kemajuan yang ada.

17

Page 18: BUNDELAN BARU

2. Faktor Eksternal

a. Pendidikan Formal/Informal

e. Pendidikan formal/informal adalah arti luas pendidikan mencakup

seluruh proses kehidupan dan bentuk interaksi individu dan

lingkungannya, baik formal/informal. Pengetahuan merupakan hasil

tahu yang salah satunya diperoleh melalui pendidikan, baik

formal/informal yaitu proses belajar mengajar. Semakin tinggi tingkat

pendidikan, semakin mudah menerima informasi sehingga semakin

banyak pula pengetahuan yang dimiliki. (7,8)

b. Pergaulan Lingkungan Sosial

Pergaulan lingkungan sosial ada yang memberikan dampak

positif dan negatif. Pergaulan positif akan menanamkan pengetahuan

yang baik. Pergaulan negatif misalnya pergaulan bebas, merokok

akan menanamkan kebiasaan yang salah. (7,8)

c. Sarana Informasi

Semakin banyak Panca indera yang digunakan manusia untuk

menerima semakin jelas pengertian atau pengetahuanyang diperoleh

melalui media cetak dan elektronik. Semakin banyak sarana

informasi yang tersedia semakin memudahkan untuk menambah

pengetahuan. (7,8)

d. Sosial, Ekonomi dan Budaya

Pengetahuan sangat dipengaruhi oleh sosial, ekonomi dan

budaya. Orang yang tingkat ekonominya menengah keatas,

cenderung berpendidikan lebih tinggi dibandingkan dengan orang

yang sosial ekonominya menengah kebawah. Tingkah laku orang

yang berpendidikan tinggi berbeda dengan orang yang berpendidikan

sekolah dasar. Sedangkan apabila dilihat dari faktor budaya ada

sebagian orang yang menganggap kebudayaan apapun sebagai suatu

pengetahuan yang benar. (7,8)

18

Page 19: BUNDELAN BARU

e. Latar Penddikan Keluarga

Semakin tinggi tingkat pendidikan keluarga semakin mudah

menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang

dimiliki. (7,8)

2.3.4. Sikap (Attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

sesorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus

tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang

bersifat emosional terhadap stimulus sosial. (7,8)

Neocomb, salah satu ahli psikologi sosial menyatakan bahwa

sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan

merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu

tindakan atau aktifitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan

suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan

merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap

merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan

tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. (7,8)

b. Komponen pokok sikap

Dalam bagian lain, Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu

mempunyai 2 komponen pokok :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Kedua komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap

yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini,

pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan

penting. (7,8)

19

Page 20: BUNDELAN BARU

c. Berbagai tingkatan sikap

Terdiri dari berbagai tingkatan:

1. Menerima (receiving)

Orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan

(objek ).

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain imtuk mengerjakan atau mendiskusikan

suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan

segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

d. Praktek atau tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan

(overt behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu

perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi

yang memungkinkan antara lain adanya fasilitas. Selain itu

diperlukan juga faktor dukungan (support) dari pihak lain. Praktek

ini mempunyai beberapa tingkatan:

1. Persepsi (perception)

2. Respon terpimpin (guided respons)

3. Mekanisme (mechanism)

4. Adopsi (adoption). (7,8)

20

Page 21: BUNDELAN BARU

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang dipergunakan adalah penelitian deskritif, yang

dirancang untuk mengidentifikasikan gambaran karakteristik pengetahuan

dan sikap lansia tentang penyakit Hipertensi di Dusun I, II, III, dan IV Desa

Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera

Utara 2014. Penelitian dilakukan melalui pendekatan cross sectional yaitu

dengan pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu

saat (point time approach).

3.2. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

3.2.1. LOKASI PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di Desa Tanjung Muda yang mencakup

Dusun I, II, III, dan IV Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara

Provinsi Sumatera Utara.

3.2.2. WAKTU PENELITIAN

Penelitian di mulai pada tanggal 20 – 22 Agustus 2014.

3.3. SASARAN PENELITIAN

Para Lansia di Desa Tanjung Muda yang mencakup Dusun I, II, III, dan

IV Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara.

21

Page 22: BUNDELAN BARU

3.4. POPULASI DAN SAMPEL

3.4.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari Unit analisis yang

karakteristiknya akan diduga. Populasi diambil dari penduduk yang

berumur ≥ 60 tahun sebanyak 77 orang di Desa Tanjung Muda kelurahan

Indrapura Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera

Utara.

3.4.2. Sampel

3.4.2.1. Kriteria Sampel

a. Inklusi

i. Responden dengan umur ≥ 60 tahun.

ii. Bersedia menjadi responden.

iii. Responden berada di tempat pada saat pengumpulan data.

iv. Responden masih mengerti tentang pertanyaan kuesioner.

b. Kriteria Eksklusi

i. Responden di bawah umur 60 tahun.

ii. Tidak bersedia menjadi responden.

3.4.2.2. Besar Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel diambil melalui

teknik quota sampling yaitu Lansia yang berumur ≥ 60 tahun di Desa

Tanjung Muda, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara,

Provinsi Sumatera Utara sebanyak 50 orang yang dikumpulkan di

Balai Desa Tanjung Muda yang berasal dari Dusun I (5 responden),

Dusun II (14 responden), Dusun III (15 responden), Dusun IV (16

responden). Setiap responden diberi pertanyaan dalam bentuk

kuesioner berisi pengetahuan dan sikap terhadap penyakit

Hipertensi.

22

Page 23: BUNDELAN BARU

3.5. KERANGKA KONSEP

KETERANGAN KERANGKA KONSEPBahwa umur dan pendidikan berkaitan dengan pengetahuan dan sikap

responden terhadap Penyakit Hipertensi Pada Lansia.

3.6. DEFINISI OPERASIONAL

1. Umur merupakan lamanya waktu responden hidup (tahun) yang dihitung

sejak kelahirannya sampai saat pengisian kuesioner (Nursalam,2001).

2. Tingkat pendidikan adalah Tingkat pendidikan formal tertinggi yang

berhasil ditamatkan oleh responden.

3. Pengetahuan adalah pengetahuan tentang penyakit Hipertensi oleh

responden.

4. Sikap adalah kecenderungan untuk merespon setuju atau tidak setuju

untuk menghindari penyakit Hipertensi oleh responden.

3.7. PENGUMPULAN DATA

3.7.1. Data Primer

Data primer diperoleh menggunakan kuesioner yang dibagikan

kepada 50 responden lansia di Dusun I,II,III dan IV Desa Tanjung Muda

kelurahan Indrapura Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi

Sumatera Utara.

23

Karakteristik1. Umur2. Pendidikan

1. Pengetahuan 2. Sikap

Penyakit Hipertensi Pada Lansia

Page 24: BUNDELAN BARU

3.7.2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang di peroleh dari orang lain sebagai

data pendukung yang melengkapi data primer. Dalam hal ini data yang

diambil dari :

1. Data deskripsi puskesmas, yang diperoleh dari Puskesmas Pematang

Panjang.

2. Data deskripsi wilayah penelitian Lansia wilayah Puskesmas

Pematang Panjang, mencakup data demografi dan geografis.

3.8. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen atau alat penelitian adalah kuisioner yang berisikan 30

pertanyaan yang terdiri dari 15 pertanyaan untuk mengetahui tingkat

pengetahuan Lansia, 15 pertanyaan untuk mengetahui sikap Lansia terhadap

penyakit Hipertensi.

3.9. TEKNIK PENILAIAN/SKORING3.9.1. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data dilakukan dengan komputer, program Microsoft

Word dan Microsoft Excel yang di edit secara manual dan disajikan

dalam bentuk table dan grafik.

Kunci Jawaban Pengetahuan

Apabila responden menjawab “Benar” diberi nilai 1 dan apabila

responden menjawab ‘’salah’’ diberi nilai 0.

Skor Pengetahuan:

1. A (1) B (0) C (0)

2. A (1) B (0) C (0)

3. A (0) B (0) C (1)

4. A (1) B (0) C (0)

5. A (0) B (1) C (0)

6. A (1) B (0) C (0)

7. A (1) B (0) C (0)

8. A (1) B (0) C (0)

24

Page 25: BUNDELAN BARU

9. A (1) B (0) C (0)

10. A (1) B (0) C (0)

11. A (0) B (1) C (0)

12. A (0) B (1) C (0)

13. A (1) B (0) C (0)

14. A (1) B (0) C (0)

15. A (1) B (0) C (0)

Total skor pengetahuan adalah 15

Kunci Jawaban Sikap

Apabila responden menjawab “Benar” diberi nilai 1 dan apabila

responden menjawab ‘’salah’’ diberi nilai 0.

Skor Sikap:

1. A (1) B (0)

2. A (0) B (1)

3. A (1) B (0)

4. A (1) B (0)

5. A (0) B (1)

6. A (0) B (1)

7. A (0) B (1)

8. A (1) B (0)

9. A (1) B (0)

10. A (1) B (0)

11. A (1) B (0)

12. A (1) B (0)

13. A (1) B (0)

14. A (1) B (0)

15. A (1) B (0)

Total skor sikap adalah 15.

Keterangan : A = Setuju B = Tidak Setuju

25

Page 26: BUNDELAN BARU

Analisa penilaian pelaksanaan penelitian gambaran pengetahuan

dan sikap Lansia terhadap penyakit Hipertensi pada Lansia berdasarkan

jawaban yang diberikan responden dengan menggunakan skala

pengukuran Hadi Pratomo dan Sudarti (1986) dengan definisi sebagai

berikut :

Skoring jawaban dikategorikan berdasarkan tingkat skala

pengukuran menurut Hadi Pratomo dan Sudarti (1986).

1. Baik, jika responden dapat menjawab lebih dari 75% dari nilai

tertinggi (11-15).

2. Sedang, jika responden dapat menjawab 40-75% dari nilai tertinggi

(6-10).

3. Kurang, jika responden hanya dapat menjawab < 40% dari nilai

tertinggi (0 - 5).

3.10. Langkah-langkah Penelitian

Langkah–langkah penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan

dan sikap Lansia terhadap penyakit Hipertensi di Dusun I, II, III dan IV

Desa Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi

Sumatera Utara sebagai berikut meliputi :

1. Survei lapangan di lokasi penelitian dan pemerintahan setempat pada

tanggal 20 Agustus 2014 meliputi :

a. Melapor ke Kepala Puskesmas Pematang Panjang Kecamatan Air

Putih

b. Melapor ke Camat Kecamatan Air Putih

c. Melapor ke Kepala Desa Tanjung Muda

d. Melapor ke Bidan Desa Tanjung Muda

2. Melapor dan pengambilan data pada tanggal 21 Agustus 2014 Meliputi:

a. Melapor dan Diskusi dengan pembimbing

b. Mengambil data di Puskesmas Pematang Panjang

c. Mengambil data di kantor kecamatan Air Putih

d. Mengambil data di kantor Desa Tanjung Muda

26

Page 27: BUNDELAN BARU

3. Pengisian kuesioner bertempat di Balai Desa Tanjung Muda oleh 50

responden di Dusun I, II, III, dan IV Desa Tanjung Muda Kecamatan Air

Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 22

Agustus 2014.

4. Penyuluhan tentang penyakit Hipertensi di Balai Desa Tanjung Muda

Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara pada

tanggal 22 Agustus 2014.

5. Mengikuti kegiatan di Puskesmas Pematang Panjang Kecamatan Air

Putih Kabupaten Batu Bara

6. Menyusun laporan penelitian berdasarkan data yang diperoleh.

7. Diskusi dengan pembimbing.

8. Menyerahkan laporan penelitian.

27

Page 28: BUNDELAN BARU

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN PROGRAM PUSKESMAS

4.1. Deskripsi Wilayah Penelitian Dan Program Puskesmas

4.1.1.Deskripsi Wilayah Penelitian

4.1.1.1. Data Geografis Dan Demografis Kecamatan Air Putih

4.1.1.1.1. Kondisi Geografis

Kecamatan Air Putih merupakan salah satu dari 7 kecamatan

yang ada di Kabupaten Batu Bara dengan batas wilayah :

1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Sei Suka

2. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Lima Puluh

3. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Simalungun

4. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Sei Suka.

Luas wilayah Kecamatan Air Putih ± 7.238 Ha, yang terdiri

dari 2 Kelurahan dan 17 Desa yaitu:

- Kelurahan Indrapura - Desa Pematang Panjang

- Desa Sipare-pare - Desa Limau Sundai

- Desa Pasar Lapan - Desa Sukaramai

- Desa Tanjung Kubah - Kelurahan Indra Sakti

- Desa Tanjung Harapan - Desa Titi Payung

- Desa Aras - Desa Perkotaan

- Desa Tanah Merah - Desa Tanjung Mulia

- Desa Tanah Tinggi - Desa Tanah Rendah

- Desa Tanjung Muda - Desa Tanjung Kelapa

- Desa Suka Raja

Letak geografis Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara

terletak pada LU N 30 17,25 m dan BT E 990 22,05 m dengan

ketinggian wilayah 00.18 mdpl.

Sekitar 49,23% dari total luas lahan Kecamatan Air Putih

adalah lahan sawah, dan sebagian besar penduduk Kecamatan Air

Putih menggantungkan hidupnya bekerja di sawah sebagai Petani

28

Page 29: BUNDELAN BARU

Padi, yaitu sekitar 52,33%, sedangkan yang bekerja sebagai

nelayan sekitar 20,55%.

Kecamatan Air Putih terdiri dari 2 Kelurahan dan 17 Desa,

Warga (RW). Seluruh desa di Kecamatan Desa Pasar Lapan

merupakan desa swasembada.

Desa yang paling luas wilayahnya diantara 2 Kelurahan dan

17 Desa di Kecamatan Air Putih adalah Desa Pasar Lapan yaitu

10,65% dari total luas wilayah Kecamatan Air Putih.

Peta wilayah kerja Kecamatan Air Putih terlampir.

4.1.1.1.2. Kondisi Demografis

Berdasarkan data kantor Kecamatan Air Putih tahun 2013

jumlah penduduk sampai bulan Desember 2013 berjumlah ±

12.471 KK dengan jumlah 50.015 jiwa.

Tabel 4.1.1.1.2.1.

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

No. Desa/KelurahanJumlah

KK

Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

Jumlah Menurut Jenis

Kelamin

Laki-laki Perempuan

1 Kelurahan Indrapura 966 4.026 1.949 2.077

2 Desa Sipare-pare 861 3.086 1.552 1.534

3 Desa Pasar Lapan 872 3.068 1.563 1.505

4 Desa Aras 1.002 4.287 2.157 2.130

5 Desa Tanjung Kubah 916 3.804 1.872 1.932

6 Desa Tanjung Muda 404 1.648 826 822

7 Desa Tanah Tinggi 825 3.562 1.746 1.816

8 Desa Tanah Merah 709 2.732 1.328 1.404

9 Desa Pematang Panjang 923 3.159 1.578 1.581

10 Desa Suka Raja 455 3.325 1.639 1.686

11 Desa Limau Sundai 479 2.513 1.168 1.345

12 Desa Sukaramai 521 2.223 1.100 1.123

29

Page 30: BUNDELAN BARU

13 Desa Tanjung Harapan 548 2.283 1.146 1.137

14 Kelurahan Indra Sakti 412 1.762 875 887

15 Desa Tanah Rendah 435 1.714 866 848

16 Desa Titi Payung 821 2.835 1.441 1.397

17 Desa Kampung Kelapa 395 1.308 640 668

18 Desa Tanjung Mulia 503 932 897 1.819

19 Desa Perkotaan 424 1.748 822 926

Jumlah 12.471 50.015 25.165 26.637

Tabel 4.1.1.1.2.2.

Sarana Kesehatan Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi

Sumatra Utara Tahun 2014

No. Desa/KelurahanSarana

RS Klinik Puskesmas Poskesdes Pustu Posyandu

1 Kelurahan Indrapura - 2 - - 1 4

2 Desa Sipare-pare 1 2 - - - 3

3 Desa Pasar Lapan - - - - - 3

4 Desa Aras - - - - 1 4

5 Desa Tanjung Kubah - 1 - - 1 4

6 Desa Tanjung Muda - - - - 1 5

7 Desa Tanah Tinggi 1 - - - 1 3

8 Desa Tanah Merah - 1 - - 1 4

9 Desa Pematang Panjang - 3 1 - - 4

10 Desa Suka Raja - - - - 1 5

11 Desa Limau Sundai - - - - 1 3

12 Desa Sukaramai - - - - - 3

13 Desa Tanjung Harapan - - - 1 - 4

14 Kelurahan Indra Sakti - 2 - - - 2

15 Desa Tanah Rendah - 2 - - - 2

16 Desa Titi Payung - 4 1 - - 3

17 Desa Kampung Kelapa - - - - - 2

18 Desa Tanjung Mulia - 1 - - - 1

30

Page 31: BUNDELAN BARU

19 Desa Perkotaan - - - - - 2

Jumlah 2 19 2 1 8 61

Tabel 4.1.1.1.2.3.

Tenaga Kesehatan Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara

Provinsi Sumatra Utara Tahun 2014.

No. Desa/Kelurahan

Tenaga Kesehatan

DokterDokter

SpesialisPerawat Bidan

Bidan

Desa

1 Kelurahan Indrapura 2 - 9 6 1

2 Desa Sipare-pare 5 - 9 3 1

3 Desa Pasar Lapan - - 3 1 2

4 Desa Aras - - 1 4 2

5 Desa Tanjung Kubah - - 4 11 2

6 Desa Tanjung Muda - - - 4 2

7 Desa Tanah Tinggi - - 2 3 1

8 Desa Tanah Merah - - 1 1 1

9 Desa Pematang Panjang 2 - 2 5 2

10 Desa Suka Raja - - 2 2 2

11 Desa Limau Sundai - - 3 - 2

12 Desa Sukaramai - - 1 1 3

13 Desa Tanjung Harapan - - - 1 2

14 Kelurahan Indra Sakti 2 - 9 1 -

15 Desa Tanah Rendah 2 - 3 6 1

16 Desa Titi Payung - - 1 4 1

17 Desa Kampung Kelapa - - - - -

18 Desa Tanjung Mulia - - 1 - 1

19 Desa Perkotaan - - 4 2 1

Jumlah 13 0 55 55 27

Tabel 4.1.1.1.2.4.

31

Page 32: BUNDELAN BARU

Data Sarana Pendidikan Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara

Provinsi Sumatra Utara Tahun 2014.

No

.Desa/Kelurahan

SD SMP SMA/SMKDi

nTK

Ibt

i

MT

S

Aliya

hNe

g

Inpr

es

Ne

g

Inpr

esNeg

Inpre

s

1Kelurahan

Indrapura2 1 - - - - - 5 - - -

2 Desa Sipare-pare - 2 1 - - - 1 - 1 1 -

3 Desa Pasar Lapan 2 - - - - - - - - - -

4 Desa Aras - 2 - - - - - - - - -

5Desa Tanjung

Kubah1 1 - 2 1 2 1 - 1 1 1

6Desa Tanjung

Muda2 - - - - - - - - - -

7 Desa Tanah Tinggi - 2 - - - 1 - - - - -

8 Desa Tanah Merah 3 - 1 - - 3 2 - - - -

9Desa Pematang

Panjang3 - 1 - - - - - - - -

10 Desa Suka Raja 2 1 - 1 1 - - - - - -

11 Desa Limau Sundai 2 - - - - - - - - - -

12 Desa Sukaramai - 2 1 - - - - - - - -

13Desa Tanjung

Harapan2 - 1 - - - - - - - -

14Kelurahan Indra

Sakti- 1 - - - - - - - - -

15Desa Tanah

Rendah1 - - - - - - - - - -

16 Desa Titi Payung 1 - - - - - - 2 - - -

17Desa Kampung

Kelapa1 - - - - - - - - - -

18Desa Tanjung

Mulia1 - - - - - - - - - -

32

Page 33: BUNDELAN BARU

19 Desa Perkotaan - - - - - - 1 - - - -

Jumlah 23 12 5 3 2 6 5 7 6 2 1

4.1.1.1.3. Struktur Organisasi

Bagan struktur organisasi Kecamatan Air Putih terlampir.

4.1.1.2. Data Geografis dan Demografis Desa Tanjung Muda

4.1.1.2.1. Data Geografis Desa Tanjung muda

Desa tanjung muda letak geografis yang terletak di dataran

rendah/rawa-rawa dengan luas wilayah Desa Tanjung Muda 383

Ha, suhu udara berkisar 24°C-34°C, dan berada di bawah

Pemerintahan Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara,

Provinsi Sumatra Utara, yang terdiri dari 7 dusun dengan batas :

Batas Utara : Tebing Tinggi

Sebelah Selatan : Sei Tanjung

Sebelah Timur : Sei Gambus

Sebelah Barat : Desa Tanjung

Peta wilayah kerja Tanjung Muda terlampir.

4.1.1.2.2. Data Demografis Desa Tanjung Muda

Jumlah penduduk masih berkisar 1.647 jiwa dengan 404 KK,

jumlah laki-laki 826 jiwa, jumlah perempuan 821 jiwa dihuni

oleh 4 (empat) macam suku yaitu : Jawa, Batak, Melayu dan aceh

serta mayoritas penduduknya beragama Islam sebanyak 1.150

jiwa, Kristen 517 jiwa.

Tingkat kesejahteraan sosial di Desa Tanjung Muda, jumlah

KK miskin 187 jiwa, Perangkat desa 6 jiwa.

Tingkat pendidikan penduduk di Desa Tanjung Muda yang

bersekolah 953jiwa, dan penduduk yang tidak bersekolah 694

jiwa.

4.1.1.2.3. Struktur Organisasi Desa Tanjung Muda

33

Page 34: BUNDELAN BARU

Bagan struktur organisasi Desa Tanjung Muda terlampir.

4.1.2.Program Puskesmas Pematang Panjang

Adapun kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas Pematang Panjang

adalah meliputi Usaha-Usaha Pokok atau Basic Health Service yang

dilakukan ada 16 program seperti yang tercantum dalam program

kesehatan nasional, yaitu :

a) Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib Puskesmas merupakan upaya yang ditetapkan

berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai

daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas

yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :

1. Upaya Promosi Kesehatan.

2. Upaya Kesehatan Lingkungan (Kesling).

3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana

(KB).

4. Upaya Usaha Perbaikan Gizi Masyarakat.

5. Upaya Pencegahan Penyakit Menular (P2M).

6. Upaya Pengobatan Masyarakat.

7. Upaya Pencatatan dan Pelaporan Dalam Rangka Sistem Informasi

Kesehatan.

b) Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang

ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di

masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.

Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya

kesehatan pokok Puskesmas, yakni :

1. Upaya Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

2. Upaya Kesehatan Olahraga.

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.

34

Page 35: BUNDELAN BARU

4. Upaya Kesehatan Kerja.

5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.

6. Upaya Kesehatan Jiwa.

7. Upaya Kesehatan Mata.

8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut.

9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.

4.1.2.1. Struktur Organisasi Puskesmas Pematang Panjang

Bagan struktur organisasi dan Alur Pelayanan Puskesmas

Pematang Panjang terlampir.

4.1.2.2. Penjelasan Program Kegiatan Puskesmas

4.1.2.2.1. Upaya Promosi Kesehatan

Tujuan:

a. Agar individu, kelompok masyarakat secara keseluruhan

melaksanakan perilaku hidup sehat.

b. Agar individu, kelompok masyarakat berperan aktif dalam

upaya-upaya kesehatan ikut aktif dalam perencanaan dan

penyelenggaraan Posyandu.

Sasaran:

a. Tatanan rumah tangga.

b. Institusi pendidikan (sekolah) termasuk madrasah dan pondok

pesantren.

c. Tatanan tempat kerja (kantor,pabrik dan lain - lain).

d. Tatanan tempat-tempat umum, pasar, terminal, tempat ibadah,

tempat kuburan, restoran dan lain - lain.

e. Tatanan institusi kesehatan (puskesmas, rumah sakit dan lain -

lain).

Kegiatan:

35

Page 36: BUNDELAN BARU

a. Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan pribadi, kesehatan

lingkungan, gizi keluarga, KB, imunisasi, posyandu dan

sebagainya.

b. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan poster,

pamflet dan brosur.

c. Pembinaan generasi muda untuk hidup sehat di dalam kegiatan

antara lain berupa gotong royong dan olahraga.

TUPOKSI PROMKES:

1. Sebagai koordinator kegiatan promosi kesehatan, penyuluhan

kesehatan Masyaraka (PKM) dan peningkatan peran serta

masyarakat (P2SM)

2. Melaksanakan kegiatan sosialisasi JPKM

3. Melakukan pendataan dan upaya-upaya dalam peningkatan

PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) baik untuk individu,

kelompok, institusi, sekolah maupun masyarakat

4. Membantu kepala Puskesmas dalam membuat pelaksanaan

kegiatan

5. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan PKM dan

P2SM

6. Membina Batera dan upaya-upaya pengembangan obat

tradisional

7. Membina Posyandu Balita dan Posyandu Lansia

4.1.2.2.2. Kesehatan Lingkungan

36

Page 37: BUNDELAN BARU

Lingkungan merupakan salah satu variable yang kerap

mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan

masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan

dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat

kesehatan masyarakat.

Untuk menggambarkan keadaan lingkungan akan disajikan

indikator- indikator seperti : akses terhadap air bersih dan air

minum yang aman, akses terhadap sanitasi dasar, tempat umum dan

pengelolaan kanan sehat, institusi yang dibina kesehatan

lingkungannya, rumah sehat serta rumah/ bangunan yang diperiksa

dan bebas jentik nyamuk Aedes.

4.1.2.2.3. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

Kegiatan-kegiatan Usia Lanjut di Puskesmas adalah :

1. Posyandu Lansia yang dilaksanakan di setiap Desa di

Kecamatan Air Putih.

2. Mengadakan senam Lansia satu bulan sekali di setiap desa di

kecamatan Air Putih.

3. Pengobatan dan penyuluhan kesehatan terhadap Lansia oleh

dokter puskesmas setiap bulan di Desa masing-masing.

Tabel 4.1.1.1.2.5.

37

Page 38: BUNDELAN BARU

Data Jumlah Pra-Lansia dan Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang

Panjang Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara

Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2014

NO DESA

UMURJlh Posyandu

Lansia Aktif45-59 Th 60-69 Th >70 Th

L P L P L P

1

Pematan

g

Panjang

198 253 26 33 74 89 673 Jiwa

2Limau

Sundai99 125 71 115 38 46 494 Jiwa

3Suka

Ramai8 11 51 58 19 36 183 Jiwa

4 Sukaraja 203 207 60 63 47 50 630 Jiwa

5Tanah

Tinggi189 199 124 135 49 49 745 Jiwa

6Tanjung

Muda36 64 22 31 10 14 177 Jiwa

7 Aras 99 131 65 84 48 50 477 Jiwa

8Tanah

Merah59 51 50 50 50 98 358 Jiwa

9Kampun

g Kelapa81 110 54 61 43 59 408 Jiwa

10Tanah

Rendah50 60 80 60 60 40 350 Jiwa

Jumlah 1022121

1603 690 438 531 4495 Jiwa

38

Page 39: BUNDELAN BARU

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Dusun I, Dusun II, Dusun III

dan Dusun IV Desa Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara

Provinsi Sumatera Utara dengan 50 orang responden, data dikumpulkan, diolah,

dianalisa dan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram, sebagai berikut :

5.1.1. Gambaran Karakteristik Responden

5.1.1.1. Kelompok Umur Responden

Tabel dan Diagram 5.1.1.1.1.

Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Dusun I, II, III, dan IV Desa

Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi

Sumatera Utara 2014

No Umur (tahun) Jumlah Presentase (%)

1 60 – 65 24 48

2 66 – 71 13 26

3 72 – 77 10 20

4 78 – 83 3 6

Jumlah 50 100

48%

26%

20%6%

Umur 60 - 65 tahunUmur 66 – 71 tahunUmur 72 – 77 tahunUmur 78 - 83 tahun

Bila mencermati distribusi kelompok umur responden dari

tabel dan Diagram 5.1.1.1.1. diatas maka dapat disimpulkan bahwa

responden terbanyak berusia 60 – 65 tahun yaitu 48%.

39

Page 40: BUNDELAN BARU

5.1.1.2. Kelompok Pendidikan Responden

Tabel dan Diagram 5.1.1.2.2.

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Dusun I, II,

III, dan IV Desa Tanjung Muda Kecamatan Air Putih

Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

No Pendidikan Jumlah Presentase

1 TS 5 10

2 SD 31 62

3 SMP 13 26

4 SMA 1 2

Jumlah 50 100

10%

62%

26%2%

TSSDSMPSMA

Bila mencermati distribusi kelompok pendidikan responden dari

tabel dan diagram 5.1.1.2.2. diatas maka dapat disimpulkan bahwa sebanyak

28% responden adalah berpendidikan SMP dan SMA yang dapat

dikatagorikan sebagai tingkat pendidikan sedang.

40

Page 41: BUNDELAN BARU

Tabel dan Diagram 5.1.1.2.3.

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Jenis Penyakit

Yang Rentan Diderita Pada Usia Lanjut di Dusun I, II, III, dan IV

Desa Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara

Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

JAWABAN JumlahPersenta

se ( % )

a. Darah tinggi 34 68

b. Peradang usus buntu 14 28

c. Sakit Amandel 2 4

Jumlah 50 100

68%

28% 4%Darah Tinggi

Peradangan Usus Buntu

Sakit Amandel

Dari tabel dan diagram 5.1.1.2.3. diatas didapat sebagian besar

responden yaitu 68% mengetahui tentang jenis penyakit yang rentan diderita

pada usia lanjut.

41

Page 42: BUNDELAN BARU

Tabel dan Diagram 5.1.1.2.4.

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Gejala Penyakit

Hipertensi di Dusun I, II, III, dan IV Desa Tanjung Muda

Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara

Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

JAWABAN JumlahPersentase

( % )

a. Sakit tengkuk dan kepala 26 52

b. Batuk dan sesak nafas 16 32

c. Sering merasa lapar 8 16

Jumlah 50 100

52%

32%

16%

Sakit tengkuk dan kepala

Batuk dan sesak nafas

Sering merasa lapar

Dari tabel dan diagram 5.1.1.2.4. diatas didapat bahwa sebagian besar

responden mengetahui gejala penyakit hipertensi adalah sakit tengkuk kepala

yaitu sebanyak 52%.

42

Page 43: BUNDELAN BARU

Tabel dan Diagram 5.1.1.2.5.

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Penyebab

Hipertensi di Dusun I, II, III, dan IV Desa Tanjung Muda

Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara

Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

JAWABAN JumlahPersentase

( % )

a.Banyak mengkonsumsi makanan yang

berserat tinggi4 8

b.Banyak mengkonsumsi makanan dan

minuman yang manis20 40

c.Banyak mengkonsumsi makanan yang

mengandung lemak dan garam26 52

Jumlah 50 100

8%

40%52%

Banyak mengkon-sumsi makanan yang berserat tinggi

Banyak mengkon-sumsi makanan dan minuman yang manis

Banyak mengkon-sumsi makanan yang mengandung lemak dan garam

Dari Tabel dan Diagram 5.1.1.2.5. diatas didapat sebagian besar

responden yaitu 52% mengetahui penyebab penyakit hipertensi adalah banyak

mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak dan garam.

43

Page 44: BUNDELAN BARU

Tabel dan Diagram 5.1.1.2.6.

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang “Apakah

penyakit hipertensi bisa disembuhkan?” di Dusun I, II, III, dan IV Desa

Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara

Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

JAWABAN JumlahPersentase

( % )

a. Bisa 28 56

b. Tidak bisa 8 16

c. Tidak tahu 14 28

Jumlah 50 100

56%

16%

28%

Bisa Tidak bisa

Tidak tahu

Dari Tabel dan Diagram 5.1.1.2.6. didapat bahwa sebagian kecil

responden mengetahui apakah penyakit hipertensi tidak bisa disembuhkan

yaitu 16%.

Tabel dan Diagram 5.1.1.2.7.

44

Page 45: BUNDELAN BARU

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Berapa tekanan

darah yang normal di Dusun I, II, III, dan IV Desa Tanjung Muda

Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara

Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

JAWABAN JumlahPersentase

( % )

a. 120/80 mmHg 29 58

b. 140/90 mmHg 3 6

c. Tidak tahu 18 36

Jumlah 50 100

58%

6%

36%

120/80 mmHg140/90 mmHgTidak tahu

Dari Tabel dan Diagram 5.1.1.2.7. didapat bahwa sebagian responden

mengetahui tekanan darah yang normal yaitu 58%.

Tabel dan Diagram 5.1.1.2.8.

45

Page 46: BUNDELAN BARU

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Yang Dapat

Dilakukan Untuk Mengobati Penyakit Darah Tinggi di Dusun I, II, III,

dan IV Desa Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara

Provinsi Sumatera Utara 2014

JAWABAN JumlahPersentase

( % )

a.Minum obat teratur secara terus-menerus

seumur hidup26 52

b. Operasi 9 18

c. Tidak Tahu 15 30

JUMLAH 50 100

52%

18%

30%

Minum obat teratur secara terus-menerus seumur hidup

Operasi

Tidak tahu

Dari Tabel dan Diagram 5.1.1.2.8.didapat sebagian besar responden

mengetahui cara pengobatan penyakit darah tinggi yaitu 52%.

46

Page 47: BUNDELAN BARU

Tabel dan Diagram 5.1.1.2.9.

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Makanan Yang

Perlu Dihindari Jika Menderita Penyakit Darah Tinggi di Dusun I, II, III,

dan IV Desa Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara

Provinsi Sumatera Utara Utara Tahun 2014

JAWABAN JumlahPersentase

( % )

a. Makanan kaya serat (serat-seratan) 11 22

b. Makanan asin dan berlemak 26 52

c. Tidak tahu 13 26

JUMLAH 50 100

22%

52%

26%

Makanan kaya serat (sayur-sayuran)Makanan asin dan berlemakTidak tahu

Dari Tabel dan Diagram 5.1.1.2.9. didapat sebagian besar responden

mengetahui makan yang harus dihindari jika menderita penyakit hipertensi

yaitu 52%.

Tabel dan Diagram 5.1.1.2.10.

47

Page 48: BUNDELAN BARU

Rekapitulasi Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang

Hipertensi di Desa Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu

Bara Provinsi Sumatera Utara 2014

NO PENGETAHUAN JumlahPRESENTASI

(%)

1. BAIK 13 26

2 SEDANG 22 44

3 KURANG 15 30

JUMLAH 50 100

26%

40%

30%

BAIK SEDANG

KURANG

Dari tabel dan diagram 5.1.1.2.10. diatas terlihat bahwa pengetahuan

responden tentang penyakit hipertensi adalah sedang yaitu sebanyak 44%.

Tabel 5.1.1.2.11.

48

Page 49: BUNDELAN BARU

Tabulasi Silang Antara Umur Dengan Pengetahuan Responden Tentang

Penyakit Hipertensi di Dusun I, II, III, dan IV Desa Tanjung Muda

Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara

Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

No Umur

Pengetahuan

Baik Sedang Kurang Jumlah

N % N % N %

1 60 – 65 11 46 7 29 6 25 24 100

2 66 – 71 1 8 6 46 6 46 13 100

3 72 – 77 - - 8 80 2 20 10 100

4 78 – 83 1 33,3 1 33,3 1 33,3 3 100

Dari tabel 5.1.1.2.11. di atas diketahui bahwa pengetahuan responden

yang baik terbanyak pada umur 60 – 65 tahun yaitu 46%. Tidak ada keterkaitan

antara umur dengan pengetahuan responden tentang penyakit Hipertensi di usia

lanjut.

49

Page 50: BUNDELAN BARU

Tabel 5.1.1.2.12.

Tabulasi Silang Antara Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Responden

Tentang Penyakit Hipertensi di Dusun I, II, III, dan IV Desa Tanjung Muda

Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara

Provinsi Sumatera Utara Utara Tahun 2014

NoTingkat

Pendidikan

Pengetahuan

Baik Sedang Kurang Jumlah

N % N % N %

1Tidak

Sekolah1 20 3 60 1 20 5 100

2 SD 7 22 16 52 8 26 31 100

3 SMP 4 31 3 23 6 46 13 100

4 SMA 1 100 - - - - 1 100

Dari tabel 5.1.1.2.12. di atas diketahui bahwa pengetahuan responden

yang baik terbanyak pada tingkat pendidikan SMA yaitu 100%. Ada

keterkaitan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan responden tentang

penyakit Hipertensi di usia lanjut.

50

Page 51: BUNDELAN BARU

Tabel dan Diagram 5.1.1.2.13.

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Pernyataan Penyakit

Darah Tinggi adalah Penyakit Berbahaya di Dusun I, II, III, dan IV Desa

Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi

Sumatera Utara Utara Tahun 2014

NO Sikap Jumlah Persentase (%)

1 Setuju 45 90

2 Tidak Setuju 5 10

Jumlah 50 100

90%

10%

Setuju

Tidak Setuju

Dari Tabel dan Diagram 5.1.1.2.11. didapat 90% responden menyetujui

pernyataan penyakit darah tinggi adalah penyakit berbahaya.

Tabel dan Diagram 5.1.1.2.14.

51

Page 52: BUNDELAN BARU

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Pernyataan Bersedia

Berobat Darah Tinggi Secara Terus-Menerus di Dusun I, II, III, dan IV

Desa Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi

Sumatera Utara 2014

NO Sikap Jumlah Persentase (%)

1 Setuju 32 64

2 Tidak Setuju 18 36

Jumlah 50 100

64%

36%

Setuju

Tidak Setuju

Dari Tabel dan Diagram di atas, didapatkan bahwa 64% responden

menyetujui pernyataan bersedia berobat darah tinggi secara terus-menerus.

52

Page 53: BUNDELAN BARU

Tabel dan Diagram 5.1.1.2.15.

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Pernyataan

Mengurangi Makan Garam (Asin) Agar Tekanan Darah Baik di Dusun I,

II, III, dan IV Desa Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu

Bara Provinsi Sumatera Utara Utara Tahun 2014

NO Sikap Jumlah Persentase (%)

1 Setuju 42 84

2 Tidak Setuju 8 16

Jumlah 50 100

84%

16%

SetujuTidak Setuju

Dari Tabel dan Diagram di atas, didapatkan bahwa 84% responden

menyetujui pernyataan mengurangi makan asin (garam) agar tekanan darah

baik.

53

Page 54: BUNDELAN BARU

Tabel dan Diagram 5.1.1.2.16.

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Pernyataan Bersedia

Mengurangi Makan Asin dan Berlemak di Dusun I, II, III, dan IV Desa

Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara

Provinsi Sumatera Utara Utara Tahun 2014

NO Sikap Jumlah Persentase (%)

1 Setuju 44 88

2 Tidak Setuju 6 12

Jumlah 50 100

88%

12%

SetujuTidak Setuju

Dari Tabel dan Diagram di atas, 88% responden menyetujui bahwa

bersedia mengurangi makan asin dan berlemak.

Tabel dan Diagram 5.1.1.2.17.

54

Page 55: BUNDELAN BARU

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Pernyataan Bersedia

Minum Obat Secara Teratur dan Terus-Menerus di Dusun I, II, III, dan

IV Desa Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara

Provinsi Sumatera Utara 2014

NO Sikap Jumlah Persentase (%)

1 Setuju 37 74

2 Tidak Setuju 13 26

Jumlah 50 100

74%

SetujuTidak Setuju

Dari Tabel dan Diagram di atas, 74% responden menyetujui bahwa

bersedia minum obat secara teratur dan terus-menerus.

55

Page 56: BUNDELAN BARU

Tabel 5.1.1.2.18.

Tabulasi Silang Antara Umur Dengan Sikap Responden Terhadap Penyakit

Hipertensi di Dusun I, II, III, dan IV Desa Tanjung Muda Kecamatan Air

Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara 2014

No Umur

Sikap

Baik Sedang Kurang Jumlah

N % N % N %

1 60 – 65 16 67 8 33 - - 24 100

2 66 – 71 4 31 8 62 1 7 13 100

3 72 – 77 3 30 7 70 - - 10 100

4 78 – 83 3 100 - - - - 3 100

Dari tabel 5.1.1.2.5. di atas diketahui bahwa sikap yang baik terbanyak

pada umur 78 – 83 tahun yaitu 100%. Tidak ada keterkaitan antara umur

dengan sikapresponden tentang penyakit Hipertensi di usia lanjut.

56

Page 57: BUNDELAN BARU

Tabel 5.1.1.2.19.

Tabulasi Silang Antara Tingkat Pendidikan Dengan Sikap Responden

Terhadap Penyakit Hipertensi di Desa Tanjung Muda Kecamatan Air Putih

Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara Utara Tahun 2014

NoTingkat

Pendidikan

Sikap

Baik Sedang Kurang Jumlah

N % N % N %

1Tidak

Sekolah1 20 1 20 3 60 5 100

2 SD 13 42 17 55 1 3 31 100

3 SMP 7 54 6 46 - - 13 100

4 SMA 1 100 - - - - 1 100

Dari tabel dan grafik di atas diketahui bahwa sikap responden yang baik

terhadap penyakit hipertensi terbanyak pada tingkat pendidikan SMA yaitu

100%. Ada keterkaitan antara tingkat pendidikan dengan sikap responden

tentang penyakit Hipertensi di usia lanjut.

BAB VI

57

Page 58: BUNDELAN BARU

PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH

6.1. Pengetahuan

NO PERMASALAHAN PEMECAHAN MASALAH

1 Sebanyak 32% responden belum mengetahui

tentang jenis penyakit yang rentan diderita pada

usia lanjut.

Memberikan penyuluhan

kesehatan mengenai

penyakit hipertensi pada

Lansia serta memberikan

pengobatan Gratis bagi

Para Lansia yang sudah

menderita Penyakit

Hipertensi di Desa

Tanjung Muda

Kecamatan Air Putih

Kabupaten Batu Bara

Provinsi Sumatera Utara.

Membentuk dan melatih

Kader yang ditunjuk dari

Lansia itu sendiri di Desa

Tanjung Muda

Kecamatan Air Putih

Kabupaten Batu Bara

Provinsi Sumatera Utara.

Mensosialisasikan kepada

warga, khususnya Lansia

untuk mengikuti program

posyandu Lansia yang

diadakan setiap bulan di

Desa Tanjung Muda

Kecamatan Air Putih

Kabupaten Batu Bara

2 Sebanyak 48% belum mengetahui gejala

penyakit hipertensi adalah sakit tengkuk kepala.

3 Sebanyak 48% belum mengetahui penyebab

penyakit hipertensi adalah banyak

mengkonsumsi makanan yang mengandung

lemak dan garam.

4 Sebanyak 84% responden belum mengetahui

tentang penyakit hipertensi bisa/tidak bisa

disembuhkan.

5 Sebanyak 42% responden belum mengetahui

tekanan darah yang normal itu sendiri.

6 Sebanyak 48% responden belum mengetahui

cara pengobatan penyakit darah tinggi.

7 Sebanyak 48% responden belum mengetahui

makan yang harus dihindari pada penderita

penyakit hipertensi.

58

Page 59: BUNDELAN BARU

Provinsi Sumatera Utara.

Membuat spanduk/poster

tentang penyakit

hipertensi di Desa

Tanjung Muda

Kecamatan Air Putih

Kabupaten Batu Bara

Provinsi Sumatera Utara.

6.2. Sikap

59

Page 60: BUNDELAN BARU

NO PERMASALAHAN PEMECAHAN MASALAH

1 Sebanyak 10% responden tidak

menyetujui pernyataan penyakit darah

tinggi adalah penyakit berbahaya.

Meberikan motivasi secara terus

menerus kepada para Lansia agar

teratur mengontrol tekanan darah di

puskesmas pembantu Desa Tanjung

Muda dan Apabila ada Lansia yang

sudah terkena penyakit Hipertensi

maka diberikan motivasi untuk

berobat dan minum obat

antihipertensi secara teratur .

2 Sebanyak 36% responden tidak

menyetujui pernyataan bersedia

berobat darah tinggi secara terus-

menerus.

3 Sebanyak 16% responden tidak

menyetujui pernyataan mengurangi

makan asin (garam) agar tekanan darah

baik

4 Sebanyak 12% responden tidak

menyetujui bahwa bersedia mengurangi

makan asin dan berlemak.

5 Sebanyak 26% responden tidak

menyetujui bahwa bersedia minum obat

secara teratur dan terus-menerus.

BAB VII

60

Page 61: BUNDELAN BARU

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. KESIMPULAN

7.1.1. KARAKTERISTIK

1. KARAKTERISTIK

a. Umur

Dari hasil rekapitulasi data umur responden dijumpai bahwa

kelompok umur terbanyak adalah umur 60 – 65 tahun sebanyak 48%

responden.

b. Pendidikan

Ditemukan bahwa pendidikan responden tertinggi kedalam

pendidikan SD sebanyak 62% responden.

2. REKAPITULASI PERILAKU

A. Pengetahuan

Ditemukan bahwa pengetahuan responden yang baik terbanyak

pada umur 60-65 tahun yaitu 46%.

Ditemukan bahwa pengetahuan responden yang baik terbanyak

pada tingkat pendidikan SMA yaitu 100%.

B. Sikap

Ditemukan bahwa sikap yang baik terbanyak pada umur 78 – 83

tahun yaitu 100%.

Ditemukan bahwa sikap responden yang baik terhadap penyakit

hipertensi terbanyak pada tingkat pendidikan SMA yaitu 100%.

3. Berdasarkan hasil tabulasi silang (Kaitan antara karakteristik(usia dan

tingkat pendidikan ) dengan Pengetahuan dan sikap Lansia terhadap

penyakit Hipertensi) bahwa :

61

Page 62: BUNDELAN BARU

a. Tidak ada keterkaitan antara umur dengan pengetahuan responden

tentang penyakit Hipertensi di usia lanjut.

b. Ada keterkaitan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan

responden tentang penyakit Hipertensi di usia lanjut.

c. Tidak ada keterkaitan antara umur dengan sikap responden tentang

penyakit Hipertensi di usia lanjut.

d. Ada keterkaitan antara tingkat pendidikan dengan sikap responden

tentang penyakit Hipertensi di usia lanjut.

7..2. Saran

Berdasarkan data karekteristik ( usia dan tingkat pendidikan )

pengetahuan dan sikap Lansia terhadap penyakit Hipertensi, maka kami

menyarankan :

1. Bagi masyarakat Dusun I, II, III, dan IV Desa Tanjung Muda

Kecamatan Air Putih

Mengingat bahwa sebagian besar responden berasal dari umur 60-

65 tahun dan berpendidikan terakhir SD maka fungsi dan peran tokoh

pemuka adat dan kader–kader posyandu dapat digunakan sebagai

salah satu alternatif didalam menyampaikan pesan – pesan kesahatan

khususnya materi Hipertensi pada Lansia. Sehingga dengan demikian

seluruh masyarakat termotifasi untuk melakukan hal yang sama.

2. Bagi Puskesmas Pematang Panjang kecamatan Air Putih

Mengadakan penyuluhan tentang Hipertensia pada setiap

pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia secara berkala. Penyuluhan

dilakukan oleh petugas kesehatan dan diupayakan sedemikian rupa

agar menarik Para Lansia.

3. Bagi Pemerintahan Desa

a) Menyediakan lokasi atau lahan, bangunan khusus posyandu Lansia

yang berasal dari swadaya masyarakat yang dibantu oleh

62

Page 63: BUNDELAN BARU

pemerintah desa dan sponsor. Dengan adanya bangunan khusus

Posyandu Lansia diharapkan para Lansia lebih nyaman dyang

dilengkapi dengan berbagai fasilitas dalam mengikuti posyandu

Lansia.

b) Mengadakan berbagai kegiatan bagi para Lansia misalnya dengan

mengadakan senam Lansia, Pemilihan Lansia Berbakat dan lain-

lain. Kegiatan tersebut akan dapat terlaksana dengan pendekatan

terhadap warga lansia yang diperantarai oleh petugas kesehatan di

wilayah Desa.

63