BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Salah satu tolak ukur kemajuan bangsa seringkali dilihat dari angka
harapan hidup penduduknya. Menurut hasil sensus Penduduk Indonesia tahun
2000 oleh Badan Pusat Statistik, jumlah wanita sebanyak 102,8 juta jiwa.
Usia harapan hidup untuk wanita rata-rata 66 tahun dan laki-laki 62 tahun.
Menurut WHO pada tahun 2020, diperkirakan penduduk usia lanjut
(Lansia) akan melebihi 1 milyar jiwa, dimana wanita lebih banyak daripada
laki-laki. WHO memperkirakan pada tahun 2020 jumlah wanita berusia > 50
tahun 1,2 milyar, padahal tahun 1990 sebesar 467 jiwa. Masa lansia sering
dimaknai dengan masa kemunduran, terutama keberfungsian fungsi-fungsi
fisik dan psikologis. Elizabeth Hurlock (1980) mengemukakan bahwa:
“Penyebab fisik kemunduran ini merupakan suatu perubahan pada sel-sel
tubuh bukan karena penyakit khusus tetapi karena proses menua”.
Kemunduran dapat juga mempunyai penyebab psikologis. Sikap tidak
senang terhadap diri sendiri, orang lain, pekerjaan dan penghidupan pada
umumnya dapat menuju kepada keadaan uzur, karena terjadi perubahan pada
lapisan otak, akibatnya orang menurun secara fisik dan mental dan mungkin
akan segera mati. Masa lansia bisa jadi juga disertai dengan berbagai penyakit
yang menyerang dan menggerogoti kehidupan lansia sekalipun tidak semua
lansia berpenyakit, tapi kebanyakan lansia rentan terhadap penyakit-penyakit
tertentu akibat kondisi organ-organ tubuh yang telah Aus atau mengalami
kemunduran juga fungsi imun (kekebalan tubuh) juga menurun. Masalah-
masalah lain seperti kemunduran dari aspek sosial ekonomi. Secara ekonomi,
lansia merupakan masa pensiun, produktifitas menurun, otomatis penghasilan
berkurang bahkan bisa jadi nihil. Yang menyebabkan lansia menjadi
tergantung atau menggantungkan diri pada orang lain seperti anak atau
keluarga yang lain.
1
Kemunduran dari segi sosial ditandai dengan kehilangan jabatan atau
posisi tertentu dalam sebuah organisasi atau masyarakat, yang telah
menempatkan dirinya sebagai individu dengan status terhormat, dihargai,
memiliki pengaruh, dan didengarkan pendapatnya. Sekalipun mengalami
kemunduran pada beberapa aspek kehidupannya, bkan berarti lansia tidak
bisa menikmati kehidupannya.
Pengertian lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai
kematangan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan
kemunduran sejalan dengan waktu. ada beberapa pendapat mengenai “usia
kemunduran” yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan 70 tahun.
Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang
menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang
telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapai berbagai masalah
kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi.
Nina Kemala Sari dari Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit
Dalam RS Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
dalam suatu pelatihan di kalangan kelompok peduli lansia, menyampaikan
beberapa masalah yang kerap muncul pada usia lanjut, yang disebutnya
sebagai a series of I’s. mulai dari immobility (imobilisasi), instability
(instabilitas dan jatuh), incontinence (inkontinensia), intellectual impairment
(gangguan intelektual), infection (infeksi), impairment of vision and hearing
(gangguan penglihatan dan pendengaran), isolation (depresi), inanition
(malnutrisi), insomnia (gangguan tidur), hingga immune deficiency
(menurunnya kekebalan tubuh).
Dengan adanya penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik maka
diperlukan perawatan sehari-hari yang cukup. Perawatan tersebut
dimaksudkan agar lansia mampu mandiri atau mendapat bantuan yang
minimal. Perawatan yang diberikan berupa kebersihan perorangan seperti
kebersihan gigi dan mulut, kebersihan kulit dan badan serta rambut. Selain itu
pemberian informasi pelayanan kesehatan yang memadai juga sangat
2
diperlukan bagi lansia agar dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang
memadai.
Sumber lain menyebutkan, penyakit utama yang menyerang lansia ialah
Hipertensi, Gagal Jantung dan Infark serta gangguan ritme jantung, Diabetes
Mellitus, gangguan fungsi hati dan ginjal. Juga terdapat berbagai keadaan
yang khas dan sering mengganggu lansia seperti gangguan fungsi kognitif,
keseimbangan badan, penglihatan dan pendengaran.
Diketahui 9 dari 10 orang yang menderita Hipertensi tidak dapat
diidentifikasi penyebab penyakitnya. Itulah sebabnya Hipertensi dijuluki
pembunuh diam-diam atau Silent killer. Seseorang baru merasakan dampak
gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi. Jadi baru disadari ketika
telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung, fungsi
ginjal, gangguan fungsi kognitif atau stroke. Hipertensi pada dasarnya
mengurangi harapan hidup para penderitanya.
Walaupun peningkatan tekanan darah bukan merupakan merupakan
bagian normal dari ketuaan, insiden Hipertensi meningkat sampai 50%. Pada
tahun 1988-1991, National health and Nutrition Examination Survey
menemukan prevalensi Hipertensi pada kelompok umur 65-74 tahun sebagai
berikut: prevalensi keseluruhan 49,6% untuk Hipertensi derajat 1 (140-
159/90-99 mmHg), 18,2% untuk Hipertensi derajat 2 (160-179/100-109
mmHg), dan 6,5% untuk Hipertensi derajat 3 (>180/110 mmHg). Prevalensi
HST adalah sekitar berturut-turut 7%, 11%, 18% dan 25% pada kelompok
umur 60-69, 70-79, dan diatas 90 tahun. HST lebih sering ditemukan pada
perempuan dari pada laki-laki. Pada penelitian di Rotterdam, Belanda
ditemukan : dari 7.983 penduduk berusia diatas 55 tahun, prevalensi
Hipertensi (165/95 mmHg) meningkat sesuai dengan umur, lebih tinggi pada
perempuan (39%) dari pada laki-laki (31%). Di Asia, penelitian dikota
Tainan, Taiwan menunjukan hasil sebagai berikut : penelitian pada usia diatas
65 tahun dengan kriteria Hipertensi berdasarkan JNVC, penatalaksanaan
Hipertensi pada lanjut usia R.A Tuty kuswardhani 137 ditemukan prevalensi
Hipertensi sebesar 60,4% (laki-laki 29,4% dan perempuan 28,8%), yang
3
sebelumnya telah terdiagnosis Hipertensi adalah 31,1% (laki-laki 29,4% dan
perempuan 28,8%), Hipertensi yang baru terdiagnosis adalah 29,3% (laki-laki
29,7% dan peremuan 28,8%). Pada kelompok ini, adanya riwayat keluarga
dengan Hipertensi dan tingginya indek masa tubuh merupakan faktor resiko
Hipertensi. Ditenggarai bahwa Hipertensi sebagai faktor resiko pada lanjut
usia. Pada studi individu dengan usia 50 tahun mempunyai tekanan darah
sistolik terisolasi sangat rentan terhadap kejadian penyakit kardiovaskular.
Hipertensi selain mengakibatkan angka kematian yang tinggi (high case
fatality rate) juga berdampak kepada mahalnya pengobatan dan perawatan
yang harus ditanggung penderita. Perlu pula diingat Hipertensi berdampak
pula bagi penurunan kwalitas hidup. Hipertensi sebenarnya dapat diturunkan
dari orang tua kepada anaknya. Jika salah satu orang tua terkena Hipertensi,
maka kecenderungan anak untuk menderita Hipertensi adalah lebih besar
dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki orang tua penderita
Hipertensi.
I.2 . RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah
penelitian yaitu” Bagaimana gambaran karakteristik pengetahuan dan sikap
lansia terhadap penyakit hipertensi di dusun I,II,III dan IV Desa Tanjung
Muda Kelurahan Indrapura Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara
Provisi Sumatera Utara.
1.3. TUJUAN PENELITIAN
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap lansia
terhadap penyakit hipertensi di Dusun I, II, III dan IV Desa Tanjung
Muda Kelurahan Indrapura Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu
Bara Provinsi Sumatera Utara.
4
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk Mengetahui (gambaran karakteristik umur dan Tingkat
Pendidikan ) di Dusun I, II, III dan IV Desa Tanjung Muda
Kelurahan Indrapura Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara.
b. Untuk mengetahui pengetahuan Lansia tentang penyakit Hipertensi
di Dusun I, II, III dan IV Desa Tanjung Muda Kelurahan Indrapura
Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara.
c. Untuk mengetahui sikap Lansia tentang Penyakit Hipertensi di
Dusun I, II, III dan IV Desa Tanjung Muda Kelurahan Indrapura
Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara.
d. Untuk mengetahui keterkaitan antara umur dan tingkat pendidikan
dengan pengetahuan Lansia terhadap penyakit Hipertensi di Dusun
I, II, III dan IV Desa Tanjung Muda Kelurahan Indrapura
Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara.
e. Untuk mengetahui keterkaitan antara umur dan tingkat pendidikan
dengan sikap Lansia terhadap penyakit Hipertensi di Dusun I, II, III
dan IV Desa Tanjung Muda Kelurahan Indrapura Kecamatan Air
Putih Kabupaten Batu Bara.
1.4 . MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Lansia di Desa Tanjung Muda
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan lansia
terhadap penyakit Hipertensi dengan memberikan informasi berupa
penyuluhan tentang penyakit Hipertensi di Dusun I, II, III dan IV Desa
Tanjung Muda Kelurahan Indrapura Kecamatan Air Putih Kabupaten
Batu Barat Provinsi Sumatera Utara.
2. Bagi Puskesmas Pematang Panjang
Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai acuan dan
data dasar bagi program selanjutnya.
5
3. Bagi Pemerintah Kecamatan Air Putih
Hasil penelitian ini diharapkan bisa mempermudah program kerja
kecamatan Air Putih demi terciptanya masyarakat yang sehat.
4. Bagi UPT-PTC Kesmas Indrapura
Untuk memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa Fakultas
Kedokteran yang melaksanakan Kepaniteraan Klinik Senior di UPT-PTC
Kesmas Indrapura, sehingga dapat memberikan ilmu yang dimiliki pada
masyarakat secara langsung.
5. Bagi Peneliti
a. Sebagai proses belajar dan menambah pengalaman dalam melakukan
sebuah penelitian.
b. Memperoleh gambaran karakteristik pengetahuan dan sikap lansia di
Dusun I, II, III dan IV Desa Tanjung Muda Kelurahan Indrapura
Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Barat Provinsi Sumatera Utara.
BAB II
6
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. LANDASAN TEORI
2.1.1. Masa Lanjut Usia
2.1.1.1.Pengertian Lanjut Usia
Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh
semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa
dihindari oleh siapapun. (1)
Pada usia lanjut akan terjadi berbagai kemunduran pada organ
tubuh. Namun tidak perlu berkecil hati, harus selalu optimis, ceria dan
berusaha agar selalu tetap sehat di usia lanjut. Jadi walaupun usia sudah
lanjut, harus tetap menjaga kesehatan.(1,2)
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan.
Dalam mendefinisikan batasan pendudukan lanjut usia menurut Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu
dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi, dan aspek sosial.
(BKKBN, 1998). Secara biologis, penduduk lanjut usia adalah
penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang
ditandai dengan menurunya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya
terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian.(1,2)
Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi
sel, jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia
lebih dianggap beban daripada sebagai sumber daya. Banyak orang
beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak
manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa
tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban keluarga dan
masyarakat.(1,2)
7
Dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok
sosial sendiri. Di negara Barat, penduduk lanjut usia menduduki strata
sosial di bawah kaum muda. Hal ini dilihat dari keterlibatan mereka
terhadap sumber daya ekonomi. Pengaruh terhadap pengambilan
keputusan serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun. Akan
tetapi di Indonesia penduduk lanjut usia menduduki kelas sosial yang
tinggi yang harus dihormati oleh warga muda.(2)
Menurut Bernice Neugarten (1968) dan James C. Chalhoun (1995)
masa tua adalah masa dimana orang dapat merasa puas dengan
keberhasilannya. Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan
kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa
kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini.
Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa kelompok lanjut usia
bukanlah kelompok orang yang homogen.(2)
Usia tua dialami dengan cara yang berbeda-beda. Ada orang
berusia lanjut yang mampu melihat orang arti penting usia tua dalam
eksistensi manusia. Yaitu sebagai masa hidup yang memberi
kesempatan kesempatan untuk tumbuh berkembang dan bertekad
berbakti. Ada juga lanjut usia yang memandang usia tua dengan sikap-
sikap yang bersikar antara kepasrahan yang pasif dan pemberontakan,
penolakan, dan keputusasaan. Lansia ini menjadi terkunci dalam diri
mereka sendiri dan demikian semakin cepat proses kemerosotan
jasmani dan mental mereka sendiri.(2)
2.1.1.2. Permasalahan Lanjut Usia
lanjut usia mempunyai keterbatasan fisik dan kerentanan terhadap
penyakit.Secara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya
perubahan degenerative dengan manifestasi beberapa penyakit seperti
penyakit Hipertensi, kelainan jantung, penyakit diabetes , kanker
rahim/prostat, osteoporosis dan lain-lain.(1)
8
Gerak dan mobilitas lanjut usia menjadi lebih lambat daripada
kelompok umur yang lebih muda, begitu juga dengan kekuatannya. Secara
mental, lanjut usia sering kali mempuyai perasaan tertekan atau depresi
akibat fisik yang lemah, kemampuan ekonomi yang menurun karena sudah
berhenti bekerja atau pension serta perasaan tersisih dari masyarakat karena
berkurangnya kontak sosial.(1)
Pandangan masyarakat umum mengenai lanjut usia saat ini masih
belum sesuai dan keliru. Kebanyakan masih beranggapan bahwa memang
merupakan hal yang alami dan biasa lanjut usia sering kali sakit, cepat
marah ataupun sering kali menaruh curiga terhadap orang lain.(1)
Akibat yang dirasakan karena pandangan salah tersebut adalah sering
kali keadaan kesehatan fisik, mental maupun kebutuhan sosial lanjut usia
tidak tertangani atau terpenuhi dengan lanjut.(1)
kelompok lanjut usia yang terdiri dari pra lanjut usia (45-50 tahun),
lanjut usia ( 60-69 tahun), lanjut usia resiko tinggi ( usia > 70 tahun) atau
lanjut usia yang berumur 60 tahun atau lebih dengan masaah kesehatan.
Lanjut usia sendiri kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada,
antara lain disebabkan oleh jarak puskesmas yang cukup jauh dari tempat
tinggalnya, tidak ada yang mengantar ataupun ketidakmampuan di dalam
membayar biaya pelayanan.(1)
2.2. HIPERTENSI
2.2.1.Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah pemingkatan tekanan darah yang melebihi tekanan
darah normal seperti apa yang telah disepakati oleh para ahli yaitu lebih
dari atau sama dengan 140/90 mmHg (JNC-7). (3,4,5)
9
2.2.2.Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2
yaitu :
a. Hipertensi Esensial atau primer
Penyebab pasti dari Hipertensi Esensial sampai saat ini masih belum
dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai
penyebab. Hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stress
psikologis, dan hereditas ( keturunan ). Kurang lebih 90 % penderita
Hipertensi tergolong Hipertensi Primer sedangkan 10% nya tergolong
Hipertensi sekunder. (3,4,5)
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi Sekunder adalah Hipertensi yang penyebabnya dapat
diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar
tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan
lain – lain. Karena golongan terbesar dari penderita Hipertensi adalah
Hipertensi Esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak
ditujukan ke penderita Hipertensi Esensial.(3,4,5)
2.2.3. Faktor Resiko
Berikut ini adalah gambaran secara jelas beberapa faktor resiko
yang dapat menyebabkan penyakit Hipertensi :
a. Keturunan,
b. Jenis Kelamin,
c. Umur. .(3,4,5)
10
2.2.4. Manifestasi Klinis
Pada sebagian besar penderita, Hipertensi tidak menimbulkan
gejala, meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan
dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi ( padahal
sesungguhnya tidak ). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,
pendarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan, yang
bisa saja terjadi pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang
dengan tekanan darah yang normal. .(3,4,5)
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul
gejala berikut :
a. Sakit kepala,
b. Kelelahan
c. Mual
d. Muntah
e. Sesak nafas
f. Gelisah
g. Pandangan kabur.(3,4,5)
2.2.5. Komplikasi
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan
ginjal, pendarahan pada selaput bening ( retina mata ), pecahnya
pembuluh darah di otak serta kelumpuhan. .(3)
2.2.6. Diagnosis
Menurut WHO, di dalam Guidelines terakhir tahun 1999, batas tekanan
darah yang masih normal adalah kurang dari 130 / 85 mmHg,sedangkan bila
lebih dari 140 / 90 mmHg dinyatakan sbagai Hipertensi dan diantara nilai
tersebut disebut sebagai normal – tinggi. Batasan tersebut diperuntukkan bagi
individu dewasa diatas 18 tahun. .(3,4)
11
2.2.7. Pencegahan
Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik dan
membatasi asupan garam serta melakukan aktivitas fisik yang cukup. Hindari
kebiasaan lainya seperti merokok dan mengkonsumsi alkohol diduga
berpengaruh dalam meningkatkan resiko hipertensi walaupun mekanisme
timbulnya belum diketahui pasti. .(3,4,5)
2.2.8. Penatalaksanaan
Pengobatan Hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis
yaitu:
1. Pengobatan non obat ( non farmakologis )
Pengobatan non farmakologis diantaranya :
a. Diet kolesterol / lemak jenuh
b. Mengurangi asupan garam dalam tubuh
Nasihat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan
makan penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan
sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini hendaknya tidak dipakai
sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai
pelengkap pada pengobatan farmakologis.
c. Ciptakan keadaan rileks
Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis
dapat mengontrol sistem syaraf yang akhirnya dapat
menurunkan tekanan darah.
d. Melakukan olah raga.
Seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30 – 40 menit
sebanyak 3 – 4 kali seminggu.
e. Behenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.
2. Pengobatan dengan obat – obatan ( farmakologis )
a. Diuretik
Contoh obatnya adalah Hidroclorotiazid.
12
b. Penghambat simpatetik
Contoh obatnya adalah Mitildopa, Klonidin, dan Reserpin.
c. Beta – blocker
Contoh obatnya adalah Metoprolol, Propanolol, dan Atenol.
Pada penderita diabetes melitus harus berhati – hati, karena
dapat menutupi gejala hipoglikemia ( kondisi dimana kadar gula
dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat
bahaya bagi penderitanya ). Pada orang tua terdapat gejala
bronkospasme ( penyempitan saluran pernapasan ) sehingga
pemberian obat harus hati – hati.
d. Vasodilator
Yang termasuk dalam golongan ini adalah Prasosin, Hidralasin.
Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian
obat ini adalah sakit kepala dan pusing.
e. Penghambat enzim konversi Angiotensin.
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Captopril. Efek
samping yang mungkin timbul adalah batuk kering, pusing,sakit
kepala dan lemas.
f. Antagonis kalsium
Yang termasuk golongan obat ini adalah Nifedipin, Diltiasem
dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah
sembelit, pusing,sakit kepala dan muntah.
g. Penghambat reseptor Angiotensin II
Obat – obatan yang termasuk dalam golongan obat ini adalah
Valsartan ( Diovan). Efek samping yang mungkin timbul
adalah: sakit kepala, pusing dan lemas.
Dengan pengobatan yang terkontrol dan teratur, serta
menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka
kematian akibat penyakit ini bisa ditekan. .(3,4,5)
13
2.3. Pengertian pengetahuan
a. Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang
sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia,
apa alam, dan sebagainya. Pengetahuan hanya dapat menjawab
pertanyaan apa sesuatu itu. (7,8)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan mempunyai
2 pengertian yaitu :
b. Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui berkenaan dengan
sesuatu hal.
c. Pengetahuan adalah hasil tahu dan hal ini terjadi manusia mengadakan
penginderaan terhadap objek tertentu. (7,8)
2.3.1 Proses Adopsi Perilaku
Sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu :
a. Awarennes ( kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b. Interest ( merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini
sikap objek sudah mulai timbul.
c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah
lebih baik lagi.
d. Trial. Dimana objek telah berperilaku baru sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus.
d. Adaption. Dimana objek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikanya terhadap stimulius. (7,8)
14
2.3.2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkat , yaitu :
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang telah dipelajari oleh rangsangan yang telah diterima. Oleh
karena itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang
apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, mendefinisikan,
menyatakan dan sebagainya.
2. Memahami ( Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham
objek atau materi harus seperti menjelaskan atau menyebutkan contoh ,
menyimpulkan , meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang
dipelajari.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau menggunakan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks
atau situasi yang lain.
15
4. Analisis(Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu
materi atau suatu objek kedalam komponen – komponen tetapi masih
dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat, dari penggunaan kata-
kata kerja menggambarkan, membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.
5. Sintesis (Synthesis)
Menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain, sintetis itu suatu kemampuan untuk menyusun
formula baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya : dapat
menyusun, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori
atau rumusan yng telah ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasinya terhadap suatu materi berdasakan langkah – langkah yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria, dapat menafsirkan dan
sebagainya. Untuk pengetahuan yang ingin diketahui atau yang ingin kita
ukur dapat kita sampaikan dengan tingkat-tingkat di atas. Penilaian –
penilaian itu berdasarkan suatu kriteria – kriteria yang telah ada. (7,8)
2.3.3 Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Faktor Internal
a. Usia
Usia adalah waktu hidup (sejak dilahirkan). Semakin
bertambahnya usia seseorang akan bertambah pengetahuannya
seiring dengan pengalaman hidup.
16
b. Intelegensi
Daya membuat penyesuaian tang tepat dan cepat baik secara
fisik dan mental terhadap pengalaman- pengalaman baru , membuat
pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siap untuk
dipakai, dihadapkan pada fakta – fakta atau kondisi baru .
c. Pemahaman
Kemampuan seseorang untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui dan dapat menginerpretasikannya materi tersebut
secara benar. Seseorang yang memiliki tingkat pemahaman yang baik
lebih mudah memperoleh informasi yang tepat sehingga
pengetahuannya akan bertambah. (7,8)
d. Keyakinan
Kepercayaan yang sungguh-sungguh, kepastian, ketentuan,
bagian agama atau religi yang menjadi keyakinan.(kepercayaan)
para penganutnya. Dengan meyakini konsep – konsep kebenaran
tersebut seseorang dapat menambah pengetahuannya.
e. Sistem Nilai Kepercayaan
Anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang dipercayai ini
benar atau nyata. Kepercayaan yang benar akan menanamkan
persepsi pengetahuan yang benar begitu juga sebaliknya.
f. Gaya Hidup
Gaya Hidup modern seperti ini dengan banyak film dan sarana
hiburan memberikan contoh “Model Pergaulan Modern” dimana
seseorang terbuka menerima kemajuan yang ada.
17
2. Faktor Eksternal
a. Pendidikan Formal/Informal
e. Pendidikan formal/informal adalah arti luas pendidikan mencakup
seluruh proses kehidupan dan bentuk interaksi individu dan
lingkungannya, baik formal/informal. Pengetahuan merupakan hasil
tahu yang salah satunya diperoleh melalui pendidikan, baik
formal/informal yaitu proses belajar mengajar. Semakin tinggi tingkat
pendidikan, semakin mudah menerima informasi sehingga semakin
banyak pula pengetahuan yang dimiliki. (7,8)
b. Pergaulan Lingkungan Sosial
Pergaulan lingkungan sosial ada yang memberikan dampak
positif dan negatif. Pergaulan positif akan menanamkan pengetahuan
yang baik. Pergaulan negatif misalnya pergaulan bebas, merokok
akan menanamkan kebiasaan yang salah. (7,8)
c. Sarana Informasi
Semakin banyak Panca indera yang digunakan manusia untuk
menerima semakin jelas pengertian atau pengetahuanyang diperoleh
melalui media cetak dan elektronik. Semakin banyak sarana
informasi yang tersedia semakin memudahkan untuk menambah
pengetahuan. (7,8)
d. Sosial, Ekonomi dan Budaya
Pengetahuan sangat dipengaruhi oleh sosial, ekonomi dan
budaya. Orang yang tingkat ekonominya menengah keatas,
cenderung berpendidikan lebih tinggi dibandingkan dengan orang
yang sosial ekonominya menengah kebawah. Tingkah laku orang
yang berpendidikan tinggi berbeda dengan orang yang berpendidikan
sekolah dasar. Sedangkan apabila dilihat dari faktor budaya ada
sebagian orang yang menganggap kebudayaan apapun sebagai suatu
pengetahuan yang benar. (7,8)
18
e. Latar Penddikan Keluarga
Semakin tinggi tingkat pendidikan keluarga semakin mudah
menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang
dimiliki. (7,8)
2.3.4. Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
sesorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus
tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang
bersifat emosional terhadap stimulus sosial. (7,8)
Neocomb, salah satu ahli psikologi sosial menyatakan bahwa
sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu
tindakan atau aktifitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan
suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan
merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap
merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan
tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. (7,8)
b. Komponen pokok sikap
Dalam bagian lain, Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai 2 komponen pokok :
1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).
Kedua komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap
yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini,
pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan
penting. (7,8)
19
c. Berbagai tingkatan sikap
Terdiri dari berbagai tingkatan:
1. Menerima (receiving)
Orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan
(objek ).
2. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain imtuk mengerjakan atau mendiskusikan
suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan
segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
d. Praktek atau tindakan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan
(overt behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu
perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi
yang memungkinkan antara lain adanya fasilitas. Selain itu
diperlukan juga faktor dukungan (support) dari pihak lain. Praktek
ini mempunyai beberapa tingkatan:
1. Persepsi (perception)
2. Respon terpimpin (guided respons)
3. Mekanisme (mechanism)
4. Adopsi (adoption). (7,8)
20
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang dipergunakan adalah penelitian deskritif, yang
dirancang untuk mengidentifikasikan gambaran karakteristik pengetahuan
dan sikap lansia tentang penyakit Hipertensi di Dusun I, II, III, dan IV Desa
Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera
Utara 2014. Penelitian dilakukan melalui pendekatan cross sectional yaitu
dengan pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu
saat (point time approach).
3.2. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
3.2.1. LOKASI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di Desa Tanjung Muda yang mencakup
Dusun I, II, III, dan IV Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara.
3.2.2. WAKTU PENELITIAN
Penelitian di mulai pada tanggal 20 – 22 Agustus 2014.
3.3. SASARAN PENELITIAN
Para Lansia di Desa Tanjung Muda yang mencakup Dusun I, II, III, dan
IV Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara.
21
3.4. POPULASI DAN SAMPEL
3.4.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari Unit analisis yang
karakteristiknya akan diduga. Populasi diambil dari penduduk yang
berumur ≥ 60 tahun sebanyak 77 orang di Desa Tanjung Muda kelurahan
Indrapura Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera
Utara.
3.4.2. Sampel
3.4.2.1. Kriteria Sampel
a. Inklusi
i. Responden dengan umur ≥ 60 tahun.
ii. Bersedia menjadi responden.
iii. Responden berada di tempat pada saat pengumpulan data.
iv. Responden masih mengerti tentang pertanyaan kuesioner.
b. Kriteria Eksklusi
i. Responden di bawah umur 60 tahun.
ii. Tidak bersedia menjadi responden.
3.4.2.2. Besar Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel diambil melalui
teknik quota sampling yaitu Lansia yang berumur ≥ 60 tahun di Desa
Tanjung Muda, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara,
Provinsi Sumatera Utara sebanyak 50 orang yang dikumpulkan di
Balai Desa Tanjung Muda yang berasal dari Dusun I (5 responden),
Dusun II (14 responden), Dusun III (15 responden), Dusun IV (16
responden). Setiap responden diberi pertanyaan dalam bentuk
kuesioner berisi pengetahuan dan sikap terhadap penyakit
Hipertensi.
22
3.5. KERANGKA KONSEP
KETERANGAN KERANGKA KONSEPBahwa umur dan pendidikan berkaitan dengan pengetahuan dan sikap
responden terhadap Penyakit Hipertensi Pada Lansia.
3.6. DEFINISI OPERASIONAL
1. Umur merupakan lamanya waktu responden hidup (tahun) yang dihitung
sejak kelahirannya sampai saat pengisian kuesioner (Nursalam,2001).
2. Tingkat pendidikan adalah Tingkat pendidikan formal tertinggi yang
berhasil ditamatkan oleh responden.
3. Pengetahuan adalah pengetahuan tentang penyakit Hipertensi oleh
responden.
4. Sikap adalah kecenderungan untuk merespon setuju atau tidak setuju
untuk menghindari penyakit Hipertensi oleh responden.
3.7. PENGUMPULAN DATA
3.7.1. Data Primer
Data primer diperoleh menggunakan kuesioner yang dibagikan
kepada 50 responden lansia di Dusun I,II,III dan IV Desa Tanjung Muda
kelurahan Indrapura Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera Utara.
23
Karakteristik1. Umur2. Pendidikan
1. Pengetahuan 2. Sikap
Penyakit Hipertensi Pada Lansia
3.7.2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang di peroleh dari orang lain sebagai
data pendukung yang melengkapi data primer. Dalam hal ini data yang
diambil dari :
1. Data deskripsi puskesmas, yang diperoleh dari Puskesmas Pematang
Panjang.
2. Data deskripsi wilayah penelitian Lansia wilayah Puskesmas
Pematang Panjang, mencakup data demografi dan geografis.
3.8. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen atau alat penelitian adalah kuisioner yang berisikan 30
pertanyaan yang terdiri dari 15 pertanyaan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan Lansia, 15 pertanyaan untuk mengetahui sikap Lansia terhadap
penyakit Hipertensi.
3.9. TEKNIK PENILAIAN/SKORING3.9.1. Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan data dilakukan dengan komputer, program Microsoft
Word dan Microsoft Excel yang di edit secara manual dan disajikan
dalam bentuk table dan grafik.
Kunci Jawaban Pengetahuan
Apabila responden menjawab “Benar” diberi nilai 1 dan apabila
responden menjawab ‘’salah’’ diberi nilai 0.
Skor Pengetahuan:
1. A (1) B (0) C (0)
2. A (1) B (0) C (0)
3. A (0) B (0) C (1)
4. A (1) B (0) C (0)
5. A (0) B (1) C (0)
6. A (1) B (0) C (0)
7. A (1) B (0) C (0)
8. A (1) B (0) C (0)
24
9. A (1) B (0) C (0)
10. A (1) B (0) C (0)
11. A (0) B (1) C (0)
12. A (0) B (1) C (0)
13. A (1) B (0) C (0)
14. A (1) B (0) C (0)
15. A (1) B (0) C (0)
Total skor pengetahuan adalah 15
Kunci Jawaban Sikap
Apabila responden menjawab “Benar” diberi nilai 1 dan apabila
responden menjawab ‘’salah’’ diberi nilai 0.
Skor Sikap:
1. A (1) B (0)
2. A (0) B (1)
3. A (1) B (0)
4. A (1) B (0)
5. A (0) B (1)
6. A (0) B (1)
7. A (0) B (1)
8. A (1) B (0)
9. A (1) B (0)
10. A (1) B (0)
11. A (1) B (0)
12. A (1) B (0)
13. A (1) B (0)
14. A (1) B (0)
15. A (1) B (0)
Total skor sikap adalah 15.
Keterangan : A = Setuju B = Tidak Setuju
25
Analisa penilaian pelaksanaan penelitian gambaran pengetahuan
dan sikap Lansia terhadap penyakit Hipertensi pada Lansia berdasarkan
jawaban yang diberikan responden dengan menggunakan skala
pengukuran Hadi Pratomo dan Sudarti (1986) dengan definisi sebagai
berikut :
Skoring jawaban dikategorikan berdasarkan tingkat skala
pengukuran menurut Hadi Pratomo dan Sudarti (1986).
1. Baik, jika responden dapat menjawab lebih dari 75% dari nilai
tertinggi (11-15).
2. Sedang, jika responden dapat menjawab 40-75% dari nilai tertinggi
(6-10).
3. Kurang, jika responden hanya dapat menjawab < 40% dari nilai
tertinggi (0 - 5).
3.10. Langkah-langkah Penelitian
Langkah–langkah penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan
dan sikap Lansia terhadap penyakit Hipertensi di Dusun I, II, III dan IV
Desa Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera Utara sebagai berikut meliputi :
1. Survei lapangan di lokasi penelitian dan pemerintahan setempat pada
tanggal 20 Agustus 2014 meliputi :
a. Melapor ke Kepala Puskesmas Pematang Panjang Kecamatan Air
Putih
b. Melapor ke Camat Kecamatan Air Putih
c. Melapor ke Kepala Desa Tanjung Muda
d. Melapor ke Bidan Desa Tanjung Muda
2. Melapor dan pengambilan data pada tanggal 21 Agustus 2014 Meliputi:
a. Melapor dan Diskusi dengan pembimbing
b. Mengambil data di Puskesmas Pematang Panjang
c. Mengambil data di kantor kecamatan Air Putih
d. Mengambil data di kantor Desa Tanjung Muda
26
3. Pengisian kuesioner bertempat di Balai Desa Tanjung Muda oleh 50
responden di Dusun I, II, III, dan IV Desa Tanjung Muda Kecamatan Air
Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 22
Agustus 2014.
4. Penyuluhan tentang penyakit Hipertensi di Balai Desa Tanjung Muda
Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara pada
tanggal 22 Agustus 2014.
5. Mengikuti kegiatan di Puskesmas Pematang Panjang Kecamatan Air
Putih Kabupaten Batu Bara
6. Menyusun laporan penelitian berdasarkan data yang diperoleh.
7. Diskusi dengan pembimbing.
8. Menyerahkan laporan penelitian.
27
BAB IV
DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN PROGRAM PUSKESMAS
4.1. Deskripsi Wilayah Penelitian Dan Program Puskesmas
4.1.1.Deskripsi Wilayah Penelitian
4.1.1.1. Data Geografis Dan Demografis Kecamatan Air Putih
4.1.1.1.1. Kondisi Geografis
Kecamatan Air Putih merupakan salah satu dari 7 kecamatan
yang ada di Kabupaten Batu Bara dengan batas wilayah :
1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Sei Suka
2. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Lima Puluh
3. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Simalungun
4. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Sei Suka.
Luas wilayah Kecamatan Air Putih ± 7.238 Ha, yang terdiri
dari 2 Kelurahan dan 17 Desa yaitu:
- Kelurahan Indrapura - Desa Pematang Panjang
- Desa Sipare-pare - Desa Limau Sundai
- Desa Pasar Lapan - Desa Sukaramai
- Desa Tanjung Kubah - Kelurahan Indra Sakti
- Desa Tanjung Harapan - Desa Titi Payung
- Desa Aras - Desa Perkotaan
- Desa Tanah Merah - Desa Tanjung Mulia
- Desa Tanah Tinggi - Desa Tanah Rendah
- Desa Tanjung Muda - Desa Tanjung Kelapa
- Desa Suka Raja
Letak geografis Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara
terletak pada LU N 30 17,25 m dan BT E 990 22,05 m dengan
ketinggian wilayah 00.18 mdpl.
Sekitar 49,23% dari total luas lahan Kecamatan Air Putih
adalah lahan sawah, dan sebagian besar penduduk Kecamatan Air
Putih menggantungkan hidupnya bekerja di sawah sebagai Petani
28
Padi, yaitu sekitar 52,33%, sedangkan yang bekerja sebagai
nelayan sekitar 20,55%.
Kecamatan Air Putih terdiri dari 2 Kelurahan dan 17 Desa,
Warga (RW). Seluruh desa di Kecamatan Desa Pasar Lapan
merupakan desa swasembada.
Desa yang paling luas wilayahnya diantara 2 Kelurahan dan
17 Desa di Kecamatan Air Putih adalah Desa Pasar Lapan yaitu
10,65% dari total luas wilayah Kecamatan Air Putih.
Peta wilayah kerja Kecamatan Air Putih terlampir.
4.1.1.1.2. Kondisi Demografis
Berdasarkan data kantor Kecamatan Air Putih tahun 2013
jumlah penduduk sampai bulan Desember 2013 berjumlah ±
12.471 KK dengan jumlah 50.015 jiwa.
Tabel 4.1.1.1.2.1.
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
No. Desa/KelurahanJumlah
KK
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Jumlah Menurut Jenis
Kelamin
Laki-laki Perempuan
1 Kelurahan Indrapura 966 4.026 1.949 2.077
2 Desa Sipare-pare 861 3.086 1.552 1.534
3 Desa Pasar Lapan 872 3.068 1.563 1.505
4 Desa Aras 1.002 4.287 2.157 2.130
5 Desa Tanjung Kubah 916 3.804 1.872 1.932
6 Desa Tanjung Muda 404 1.648 826 822
7 Desa Tanah Tinggi 825 3.562 1.746 1.816
8 Desa Tanah Merah 709 2.732 1.328 1.404
9 Desa Pematang Panjang 923 3.159 1.578 1.581
10 Desa Suka Raja 455 3.325 1.639 1.686
11 Desa Limau Sundai 479 2.513 1.168 1.345
12 Desa Sukaramai 521 2.223 1.100 1.123
29
13 Desa Tanjung Harapan 548 2.283 1.146 1.137
14 Kelurahan Indra Sakti 412 1.762 875 887
15 Desa Tanah Rendah 435 1.714 866 848
16 Desa Titi Payung 821 2.835 1.441 1.397
17 Desa Kampung Kelapa 395 1.308 640 668
18 Desa Tanjung Mulia 503 932 897 1.819
19 Desa Perkotaan 424 1.748 822 926
Jumlah 12.471 50.015 25.165 26.637
Tabel 4.1.1.1.2.2.
Sarana Kesehatan Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatra Utara Tahun 2014
No. Desa/KelurahanSarana
RS Klinik Puskesmas Poskesdes Pustu Posyandu
1 Kelurahan Indrapura - 2 - - 1 4
2 Desa Sipare-pare 1 2 - - - 3
3 Desa Pasar Lapan - - - - - 3
4 Desa Aras - - - - 1 4
5 Desa Tanjung Kubah - 1 - - 1 4
6 Desa Tanjung Muda - - - - 1 5
7 Desa Tanah Tinggi 1 - - - 1 3
8 Desa Tanah Merah - 1 - - 1 4
9 Desa Pematang Panjang - 3 1 - - 4
10 Desa Suka Raja - - - - 1 5
11 Desa Limau Sundai - - - - 1 3
12 Desa Sukaramai - - - - - 3
13 Desa Tanjung Harapan - - - 1 - 4
14 Kelurahan Indra Sakti - 2 - - - 2
15 Desa Tanah Rendah - 2 - - - 2
16 Desa Titi Payung - 4 1 - - 3
17 Desa Kampung Kelapa - - - - - 2
18 Desa Tanjung Mulia - 1 - - - 1
30
19 Desa Perkotaan - - - - - 2
Jumlah 2 19 2 1 8 61
Tabel 4.1.1.1.2.3.
Tenaga Kesehatan Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatra Utara Tahun 2014.
No. Desa/Kelurahan
Tenaga Kesehatan
DokterDokter
SpesialisPerawat Bidan
Bidan
Desa
1 Kelurahan Indrapura 2 - 9 6 1
2 Desa Sipare-pare 5 - 9 3 1
3 Desa Pasar Lapan - - 3 1 2
4 Desa Aras - - 1 4 2
5 Desa Tanjung Kubah - - 4 11 2
6 Desa Tanjung Muda - - - 4 2
7 Desa Tanah Tinggi - - 2 3 1
8 Desa Tanah Merah - - 1 1 1
9 Desa Pematang Panjang 2 - 2 5 2
10 Desa Suka Raja - - 2 2 2
11 Desa Limau Sundai - - 3 - 2
12 Desa Sukaramai - - 1 1 3
13 Desa Tanjung Harapan - - - 1 2
14 Kelurahan Indra Sakti 2 - 9 1 -
15 Desa Tanah Rendah 2 - 3 6 1
16 Desa Titi Payung - - 1 4 1
17 Desa Kampung Kelapa - - - - -
18 Desa Tanjung Mulia - - 1 - 1
19 Desa Perkotaan - - 4 2 1
Jumlah 13 0 55 55 27
Tabel 4.1.1.1.2.4.
31
Data Sarana Pendidikan Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatra Utara Tahun 2014.
No
.Desa/Kelurahan
SD SMP SMA/SMKDi
nTK
Ibt
i
MT
S
Aliya
hNe
g
Inpr
es
Ne
g
Inpr
esNeg
Inpre
s
1Kelurahan
Indrapura2 1 - - - - - 5 - - -
2 Desa Sipare-pare - 2 1 - - - 1 - 1 1 -
3 Desa Pasar Lapan 2 - - - - - - - - - -
4 Desa Aras - 2 - - - - - - - - -
5Desa Tanjung
Kubah1 1 - 2 1 2 1 - 1 1 1
6Desa Tanjung
Muda2 - - - - - - - - - -
7 Desa Tanah Tinggi - 2 - - - 1 - - - - -
8 Desa Tanah Merah 3 - 1 - - 3 2 - - - -
9Desa Pematang
Panjang3 - 1 - - - - - - - -
10 Desa Suka Raja 2 1 - 1 1 - - - - - -
11 Desa Limau Sundai 2 - - - - - - - - - -
12 Desa Sukaramai - 2 1 - - - - - - - -
13Desa Tanjung
Harapan2 - 1 - - - - - - - -
14Kelurahan Indra
Sakti- 1 - - - - - - - - -
15Desa Tanah
Rendah1 - - - - - - - - - -
16 Desa Titi Payung 1 - - - - - - 2 - - -
17Desa Kampung
Kelapa1 - - - - - - - - - -
18Desa Tanjung
Mulia1 - - - - - - - - - -
32
19 Desa Perkotaan - - - - - - 1 - - - -
Jumlah 23 12 5 3 2 6 5 7 6 2 1
4.1.1.1.3. Struktur Organisasi
Bagan struktur organisasi Kecamatan Air Putih terlampir.
4.1.1.2. Data Geografis dan Demografis Desa Tanjung Muda
4.1.1.2.1. Data Geografis Desa Tanjung muda
Desa tanjung muda letak geografis yang terletak di dataran
rendah/rawa-rawa dengan luas wilayah Desa Tanjung Muda 383
Ha, suhu udara berkisar 24°C-34°C, dan berada di bawah
Pemerintahan Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara,
Provinsi Sumatra Utara, yang terdiri dari 7 dusun dengan batas :
Batas Utara : Tebing Tinggi
Sebelah Selatan : Sei Tanjung
Sebelah Timur : Sei Gambus
Sebelah Barat : Desa Tanjung
Peta wilayah kerja Tanjung Muda terlampir.
4.1.1.2.2. Data Demografis Desa Tanjung Muda
Jumlah penduduk masih berkisar 1.647 jiwa dengan 404 KK,
jumlah laki-laki 826 jiwa, jumlah perempuan 821 jiwa dihuni
oleh 4 (empat) macam suku yaitu : Jawa, Batak, Melayu dan aceh
serta mayoritas penduduknya beragama Islam sebanyak 1.150
jiwa, Kristen 517 jiwa.
Tingkat kesejahteraan sosial di Desa Tanjung Muda, jumlah
KK miskin 187 jiwa, Perangkat desa 6 jiwa.
Tingkat pendidikan penduduk di Desa Tanjung Muda yang
bersekolah 953jiwa, dan penduduk yang tidak bersekolah 694
jiwa.
4.1.1.2.3. Struktur Organisasi Desa Tanjung Muda
33
Bagan struktur organisasi Desa Tanjung Muda terlampir.
4.1.2.Program Puskesmas Pematang Panjang
Adapun kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas Pematang Panjang
adalah meliputi Usaha-Usaha Pokok atau Basic Health Service yang
dilakukan ada 16 program seperti yang tercantum dalam program
kesehatan nasional, yaitu :
a) Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib Puskesmas merupakan upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai
daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas
yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
1. Upaya Promosi Kesehatan.
2. Upaya Kesehatan Lingkungan (Kesling).
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana
(KB).
4. Upaya Usaha Perbaikan Gizi Masyarakat.
5. Upaya Pencegahan Penyakit Menular (P2M).
6. Upaya Pengobatan Masyarakat.
7. Upaya Pencatatan dan Pelaporan Dalam Rangka Sistem Informasi
Kesehatan.
b) Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya
kesehatan pokok Puskesmas, yakni :
1. Upaya Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
2. Upaya Kesehatan Olahraga.
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.
34
4. Upaya Kesehatan Kerja.
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.
6. Upaya Kesehatan Jiwa.
7. Upaya Kesehatan Mata.
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut.
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.
4.1.2.1. Struktur Organisasi Puskesmas Pematang Panjang
Bagan struktur organisasi dan Alur Pelayanan Puskesmas
Pematang Panjang terlampir.
4.1.2.2. Penjelasan Program Kegiatan Puskesmas
4.1.2.2.1. Upaya Promosi Kesehatan
Tujuan:
a. Agar individu, kelompok masyarakat secara keseluruhan
melaksanakan perilaku hidup sehat.
b. Agar individu, kelompok masyarakat berperan aktif dalam
upaya-upaya kesehatan ikut aktif dalam perencanaan dan
penyelenggaraan Posyandu.
Sasaran:
a. Tatanan rumah tangga.
b. Institusi pendidikan (sekolah) termasuk madrasah dan pondok
pesantren.
c. Tatanan tempat kerja (kantor,pabrik dan lain - lain).
d. Tatanan tempat-tempat umum, pasar, terminal, tempat ibadah,
tempat kuburan, restoran dan lain - lain.
e. Tatanan institusi kesehatan (puskesmas, rumah sakit dan lain -
lain).
Kegiatan:
35
a. Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan pribadi, kesehatan
lingkungan, gizi keluarga, KB, imunisasi, posyandu dan
sebagainya.
b. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan poster,
pamflet dan brosur.
c. Pembinaan generasi muda untuk hidup sehat di dalam kegiatan
antara lain berupa gotong royong dan olahraga.
TUPOKSI PROMKES:
1. Sebagai koordinator kegiatan promosi kesehatan, penyuluhan
kesehatan Masyaraka (PKM) dan peningkatan peran serta
masyarakat (P2SM)
2. Melaksanakan kegiatan sosialisasi JPKM
3. Melakukan pendataan dan upaya-upaya dalam peningkatan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) baik untuk individu,
kelompok, institusi, sekolah maupun masyarakat
4. Membantu kepala Puskesmas dalam membuat pelaksanaan
kegiatan
5. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan PKM dan
P2SM
6. Membina Batera dan upaya-upaya pengembangan obat
tradisional
7. Membina Posyandu Balita dan Posyandu Lansia
4.1.2.2.2. Kesehatan Lingkungan
36
Lingkungan merupakan salah satu variable yang kerap
mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan
masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan
dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat
kesehatan masyarakat.
Untuk menggambarkan keadaan lingkungan akan disajikan
indikator- indikator seperti : akses terhadap air bersih dan air
minum yang aman, akses terhadap sanitasi dasar, tempat umum dan
pengelolaan kanan sehat, institusi yang dibina kesehatan
lingkungannya, rumah sehat serta rumah/ bangunan yang diperiksa
dan bebas jentik nyamuk Aedes.
4.1.2.2.3. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Kegiatan-kegiatan Usia Lanjut di Puskesmas adalah :
1. Posyandu Lansia yang dilaksanakan di setiap Desa di
Kecamatan Air Putih.
2. Mengadakan senam Lansia satu bulan sekali di setiap desa di
kecamatan Air Putih.
3. Pengobatan dan penyuluhan kesehatan terhadap Lansia oleh
dokter puskesmas setiap bulan di Desa masing-masing.
Tabel 4.1.1.1.2.5.
37
Data Jumlah Pra-Lansia dan Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang
Panjang Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2014
NO DESA
UMURJlh Posyandu
Lansia Aktif45-59 Th 60-69 Th >70 Th
L P L P L P
1
Pematan
g
Panjang
198 253 26 33 74 89 673 Jiwa
2Limau
Sundai99 125 71 115 38 46 494 Jiwa
3Suka
Ramai8 11 51 58 19 36 183 Jiwa
4 Sukaraja 203 207 60 63 47 50 630 Jiwa
5Tanah
Tinggi189 199 124 135 49 49 745 Jiwa
6Tanjung
Muda36 64 22 31 10 14 177 Jiwa
7 Aras 99 131 65 84 48 50 477 Jiwa
8Tanah
Merah59 51 50 50 50 98 358 Jiwa
9Kampun
g Kelapa81 110 54 61 43 59 408 Jiwa
10Tanah
Rendah50 60 80 60 60 40 350 Jiwa
Jumlah 1022121
1603 690 438 531 4495 Jiwa
38
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Dusun I, Dusun II, Dusun III
dan Dusun IV Desa Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara dengan 50 orang responden, data dikumpulkan, diolah,
dianalisa dan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram, sebagai berikut :
5.1.1. Gambaran Karakteristik Responden
5.1.1.1. Kelompok Umur Responden
Tabel dan Diagram 5.1.1.1.1.
Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Dusun I, II, III, dan IV Desa
Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera Utara 2014
No Umur (tahun) Jumlah Presentase (%)
1 60 – 65 24 48
2 66 – 71 13 26
3 72 – 77 10 20
4 78 – 83 3 6
Jumlah 50 100
48%
26%
20%6%
Umur 60 - 65 tahunUmur 66 – 71 tahunUmur 72 – 77 tahunUmur 78 - 83 tahun
Bila mencermati distribusi kelompok umur responden dari
tabel dan Diagram 5.1.1.1.1. diatas maka dapat disimpulkan bahwa
responden terbanyak berusia 60 – 65 tahun yaitu 48%.
39
5.1.1.2. Kelompok Pendidikan Responden
Tabel dan Diagram 5.1.1.2.2.
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Dusun I, II,
III, dan IV Desa Tanjung Muda Kecamatan Air Putih
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014
No Pendidikan Jumlah Presentase
1 TS 5 10
2 SD 31 62
3 SMP 13 26
4 SMA 1 2
Jumlah 50 100
10%
62%
26%2%
TSSDSMPSMA
Bila mencermati distribusi kelompok pendidikan responden dari
tabel dan diagram 5.1.1.2.2. diatas maka dapat disimpulkan bahwa sebanyak
28% responden adalah berpendidikan SMP dan SMA yang dapat
dikatagorikan sebagai tingkat pendidikan sedang.
40
Tabel dan Diagram 5.1.1.2.3.
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Jenis Penyakit
Yang Rentan Diderita Pada Usia Lanjut di Dusun I, II, III, dan IV
Desa Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014
JAWABAN JumlahPersenta
se ( % )
a. Darah tinggi 34 68
b. Peradang usus buntu 14 28
c. Sakit Amandel 2 4
Jumlah 50 100
68%
28% 4%Darah Tinggi
Peradangan Usus Buntu
Sakit Amandel
Dari tabel dan diagram 5.1.1.2.3. diatas didapat sebagian besar
responden yaitu 68% mengetahui tentang jenis penyakit yang rentan diderita
pada usia lanjut.
41
Tabel dan Diagram 5.1.1.2.4.
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Gejala Penyakit
Hipertensi di Dusun I, II, III, dan IV Desa Tanjung Muda
Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014
JAWABAN JumlahPersentase
( % )
a. Sakit tengkuk dan kepala 26 52
b. Batuk dan sesak nafas 16 32
c. Sering merasa lapar 8 16
Jumlah 50 100
52%
32%
16%
Sakit tengkuk dan kepala
Batuk dan sesak nafas
Sering merasa lapar
Dari tabel dan diagram 5.1.1.2.4. diatas didapat bahwa sebagian besar
responden mengetahui gejala penyakit hipertensi adalah sakit tengkuk kepala
yaitu sebanyak 52%.
42
Tabel dan Diagram 5.1.1.2.5.
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Penyebab
Hipertensi di Dusun I, II, III, dan IV Desa Tanjung Muda
Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014
JAWABAN JumlahPersentase
( % )
a.Banyak mengkonsumsi makanan yang
berserat tinggi4 8
b.Banyak mengkonsumsi makanan dan
minuman yang manis20 40
c.Banyak mengkonsumsi makanan yang
mengandung lemak dan garam26 52
Jumlah 50 100
8%
40%52%
Banyak mengkon-sumsi makanan yang berserat tinggi
Banyak mengkon-sumsi makanan dan minuman yang manis
Banyak mengkon-sumsi makanan yang mengandung lemak dan garam
Dari Tabel dan Diagram 5.1.1.2.5. diatas didapat sebagian besar
responden yaitu 52% mengetahui penyebab penyakit hipertensi adalah banyak
mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak dan garam.
43
Tabel dan Diagram 5.1.1.2.6.
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang “Apakah
penyakit hipertensi bisa disembuhkan?” di Dusun I, II, III, dan IV Desa
Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014
JAWABAN JumlahPersentase
( % )
a. Bisa 28 56
b. Tidak bisa 8 16
c. Tidak tahu 14 28
Jumlah 50 100
56%
16%
28%
Bisa Tidak bisa
Tidak tahu
Dari Tabel dan Diagram 5.1.1.2.6. didapat bahwa sebagian kecil
responden mengetahui apakah penyakit hipertensi tidak bisa disembuhkan
yaitu 16%.
Tabel dan Diagram 5.1.1.2.7.
44
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Berapa tekanan
darah yang normal di Dusun I, II, III, dan IV Desa Tanjung Muda
Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014
JAWABAN JumlahPersentase
( % )
a. 120/80 mmHg 29 58
b. 140/90 mmHg 3 6
c. Tidak tahu 18 36
Jumlah 50 100
58%
6%
36%
120/80 mmHg140/90 mmHgTidak tahu
Dari Tabel dan Diagram 5.1.1.2.7. didapat bahwa sebagian responden
mengetahui tekanan darah yang normal yaitu 58%.
Tabel dan Diagram 5.1.1.2.8.
45
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Cara Yang Dapat
Dilakukan Untuk Mengobati Penyakit Darah Tinggi di Dusun I, II, III,
dan IV Desa Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara 2014
JAWABAN JumlahPersentase
( % )
a.Minum obat teratur secara terus-menerus
seumur hidup26 52
b. Operasi 9 18
c. Tidak Tahu 15 30
JUMLAH 50 100
52%
18%
30%
Minum obat teratur secara terus-menerus seumur hidup
Operasi
Tidak tahu
Dari Tabel dan Diagram 5.1.1.2.8.didapat sebagian besar responden
mengetahui cara pengobatan penyakit darah tinggi yaitu 52%.
46
Tabel dan Diagram 5.1.1.2.9.
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Makanan Yang
Perlu Dihindari Jika Menderita Penyakit Darah Tinggi di Dusun I, II, III,
dan IV Desa Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara Utara Tahun 2014
JAWABAN JumlahPersentase
( % )
a. Makanan kaya serat (serat-seratan) 11 22
b. Makanan asin dan berlemak 26 52
c. Tidak tahu 13 26
JUMLAH 50 100
22%
52%
26%
Makanan kaya serat (sayur-sayuran)Makanan asin dan berlemakTidak tahu
Dari Tabel dan Diagram 5.1.1.2.9. didapat sebagian besar responden
mengetahui makan yang harus dihindari jika menderita penyakit hipertensi
yaitu 52%.
Tabel dan Diagram 5.1.1.2.10.
47
Rekapitulasi Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Hipertensi di Desa Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu
Bara Provinsi Sumatera Utara 2014
NO PENGETAHUAN JumlahPRESENTASI
(%)
1. BAIK 13 26
2 SEDANG 22 44
3 KURANG 15 30
JUMLAH 50 100
26%
40%
30%
BAIK SEDANG
KURANG
Dari tabel dan diagram 5.1.1.2.10. diatas terlihat bahwa pengetahuan
responden tentang penyakit hipertensi adalah sedang yaitu sebanyak 44%.
Tabel 5.1.1.2.11.
48
Tabulasi Silang Antara Umur Dengan Pengetahuan Responden Tentang
Penyakit Hipertensi di Dusun I, II, III, dan IV Desa Tanjung Muda
Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014
No Umur
Pengetahuan
Baik Sedang Kurang Jumlah
N % N % N %
1 60 – 65 11 46 7 29 6 25 24 100
2 66 – 71 1 8 6 46 6 46 13 100
3 72 – 77 - - 8 80 2 20 10 100
4 78 – 83 1 33,3 1 33,3 1 33,3 3 100
Dari tabel 5.1.1.2.11. di atas diketahui bahwa pengetahuan responden
yang baik terbanyak pada umur 60 – 65 tahun yaitu 46%. Tidak ada keterkaitan
antara umur dengan pengetahuan responden tentang penyakit Hipertensi di usia
lanjut.
49
Tabel 5.1.1.2.12.
Tabulasi Silang Antara Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Responden
Tentang Penyakit Hipertensi di Dusun I, II, III, dan IV Desa Tanjung Muda
Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara Utara Tahun 2014
NoTingkat
Pendidikan
Pengetahuan
Baik Sedang Kurang Jumlah
N % N % N %
1Tidak
Sekolah1 20 3 60 1 20 5 100
2 SD 7 22 16 52 8 26 31 100
3 SMP 4 31 3 23 6 46 13 100
4 SMA 1 100 - - - - 1 100
Dari tabel 5.1.1.2.12. di atas diketahui bahwa pengetahuan responden
yang baik terbanyak pada tingkat pendidikan SMA yaitu 100%. Ada
keterkaitan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan responden tentang
penyakit Hipertensi di usia lanjut.
50
Tabel dan Diagram 5.1.1.2.13.
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Pernyataan Penyakit
Darah Tinggi adalah Penyakit Berbahaya di Dusun I, II, III, dan IV Desa
Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera Utara Utara Tahun 2014
NO Sikap Jumlah Persentase (%)
1 Setuju 45 90
2 Tidak Setuju 5 10
Jumlah 50 100
90%
10%
Setuju
Tidak Setuju
Dari Tabel dan Diagram 5.1.1.2.11. didapat 90% responden menyetujui
pernyataan penyakit darah tinggi adalah penyakit berbahaya.
Tabel dan Diagram 5.1.1.2.14.
51
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Pernyataan Bersedia
Berobat Darah Tinggi Secara Terus-Menerus di Dusun I, II, III, dan IV
Desa Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera Utara 2014
NO Sikap Jumlah Persentase (%)
1 Setuju 32 64
2 Tidak Setuju 18 36
Jumlah 50 100
64%
36%
Setuju
Tidak Setuju
Dari Tabel dan Diagram di atas, didapatkan bahwa 64% responden
menyetujui pernyataan bersedia berobat darah tinggi secara terus-menerus.
52
Tabel dan Diagram 5.1.1.2.15.
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Pernyataan
Mengurangi Makan Garam (Asin) Agar Tekanan Darah Baik di Dusun I,
II, III, dan IV Desa Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu
Bara Provinsi Sumatera Utara Utara Tahun 2014
NO Sikap Jumlah Persentase (%)
1 Setuju 42 84
2 Tidak Setuju 8 16
Jumlah 50 100
84%
16%
SetujuTidak Setuju
Dari Tabel dan Diagram di atas, didapatkan bahwa 84% responden
menyetujui pernyataan mengurangi makan asin (garam) agar tekanan darah
baik.
53
Tabel dan Diagram 5.1.1.2.16.
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Pernyataan Bersedia
Mengurangi Makan Asin dan Berlemak di Dusun I, II, III, dan IV Desa
Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara Utara Tahun 2014
NO Sikap Jumlah Persentase (%)
1 Setuju 44 88
2 Tidak Setuju 6 12
Jumlah 50 100
88%
12%
SetujuTidak Setuju
Dari Tabel dan Diagram di atas, 88% responden menyetujui bahwa
bersedia mengurangi makan asin dan berlemak.
Tabel dan Diagram 5.1.1.2.17.
54
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Pernyataan Bersedia
Minum Obat Secara Teratur dan Terus-Menerus di Dusun I, II, III, dan
IV Desa Tanjung Muda Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara 2014
NO Sikap Jumlah Persentase (%)
1 Setuju 37 74
2 Tidak Setuju 13 26
Jumlah 50 100
74%
SetujuTidak Setuju
Dari Tabel dan Diagram di atas, 74% responden menyetujui bahwa
bersedia minum obat secara teratur dan terus-menerus.
55
Tabel 5.1.1.2.18.
Tabulasi Silang Antara Umur Dengan Sikap Responden Terhadap Penyakit
Hipertensi di Dusun I, II, III, dan IV Desa Tanjung Muda Kecamatan Air
Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara 2014
No Umur
Sikap
Baik Sedang Kurang Jumlah
N % N % N %
1 60 – 65 16 67 8 33 - - 24 100
2 66 – 71 4 31 8 62 1 7 13 100
3 72 – 77 3 30 7 70 - - 10 100
4 78 – 83 3 100 - - - - 3 100
Dari tabel 5.1.1.2.5. di atas diketahui bahwa sikap yang baik terbanyak
pada umur 78 – 83 tahun yaitu 100%. Tidak ada keterkaitan antara umur
dengan sikapresponden tentang penyakit Hipertensi di usia lanjut.
56
Tabel 5.1.1.2.19.
Tabulasi Silang Antara Tingkat Pendidikan Dengan Sikap Responden
Terhadap Penyakit Hipertensi di Desa Tanjung Muda Kecamatan Air Putih
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara Utara Tahun 2014
NoTingkat
Pendidikan
Sikap
Baik Sedang Kurang Jumlah
N % N % N %
1Tidak
Sekolah1 20 1 20 3 60 5 100
2 SD 13 42 17 55 1 3 31 100
3 SMP 7 54 6 46 - - 13 100
4 SMA 1 100 - - - - 1 100
Dari tabel dan grafik di atas diketahui bahwa sikap responden yang baik
terhadap penyakit hipertensi terbanyak pada tingkat pendidikan SMA yaitu
100%. Ada keterkaitan antara tingkat pendidikan dengan sikap responden
tentang penyakit Hipertensi di usia lanjut.
BAB VI
57
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
6.1. Pengetahuan
NO PERMASALAHAN PEMECAHAN MASALAH
1 Sebanyak 32% responden belum mengetahui
tentang jenis penyakit yang rentan diderita pada
usia lanjut.
Memberikan penyuluhan
kesehatan mengenai
penyakit hipertensi pada
Lansia serta memberikan
pengobatan Gratis bagi
Para Lansia yang sudah
menderita Penyakit
Hipertensi di Desa
Tanjung Muda
Kecamatan Air Putih
Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara.
Membentuk dan melatih
Kader yang ditunjuk dari
Lansia itu sendiri di Desa
Tanjung Muda
Kecamatan Air Putih
Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara.
Mensosialisasikan kepada
warga, khususnya Lansia
untuk mengikuti program
posyandu Lansia yang
diadakan setiap bulan di
Desa Tanjung Muda
Kecamatan Air Putih
Kabupaten Batu Bara
2 Sebanyak 48% belum mengetahui gejala
penyakit hipertensi adalah sakit tengkuk kepala.
3 Sebanyak 48% belum mengetahui penyebab
penyakit hipertensi adalah banyak
mengkonsumsi makanan yang mengandung
lemak dan garam.
4 Sebanyak 84% responden belum mengetahui
tentang penyakit hipertensi bisa/tidak bisa
disembuhkan.
5 Sebanyak 42% responden belum mengetahui
tekanan darah yang normal itu sendiri.
6 Sebanyak 48% responden belum mengetahui
cara pengobatan penyakit darah tinggi.
7 Sebanyak 48% responden belum mengetahui
makan yang harus dihindari pada penderita
penyakit hipertensi.
58
Provinsi Sumatera Utara.
Membuat spanduk/poster
tentang penyakit
hipertensi di Desa
Tanjung Muda
Kecamatan Air Putih
Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara.
6.2. Sikap
59
NO PERMASALAHAN PEMECAHAN MASALAH
1 Sebanyak 10% responden tidak
menyetujui pernyataan penyakit darah
tinggi adalah penyakit berbahaya.
Meberikan motivasi secara terus
menerus kepada para Lansia agar
teratur mengontrol tekanan darah di
puskesmas pembantu Desa Tanjung
Muda dan Apabila ada Lansia yang
sudah terkena penyakit Hipertensi
maka diberikan motivasi untuk
berobat dan minum obat
antihipertensi secara teratur .
2 Sebanyak 36% responden tidak
menyetujui pernyataan bersedia
berobat darah tinggi secara terus-
menerus.
3 Sebanyak 16% responden tidak
menyetujui pernyataan mengurangi
makan asin (garam) agar tekanan darah
baik
4 Sebanyak 12% responden tidak
menyetujui bahwa bersedia mengurangi
makan asin dan berlemak.
5 Sebanyak 26% responden tidak
menyetujui bahwa bersedia minum obat
secara teratur dan terus-menerus.
BAB VII
60
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. KESIMPULAN
7.1.1. KARAKTERISTIK
1. KARAKTERISTIK
a. Umur
Dari hasil rekapitulasi data umur responden dijumpai bahwa
kelompok umur terbanyak adalah umur 60 – 65 tahun sebanyak 48%
responden.
b. Pendidikan
Ditemukan bahwa pendidikan responden tertinggi kedalam
pendidikan SD sebanyak 62% responden.
2. REKAPITULASI PERILAKU
A. Pengetahuan
Ditemukan bahwa pengetahuan responden yang baik terbanyak
pada umur 60-65 tahun yaitu 46%.
Ditemukan bahwa pengetahuan responden yang baik terbanyak
pada tingkat pendidikan SMA yaitu 100%.
B. Sikap
Ditemukan bahwa sikap yang baik terbanyak pada umur 78 – 83
tahun yaitu 100%.
Ditemukan bahwa sikap responden yang baik terhadap penyakit
hipertensi terbanyak pada tingkat pendidikan SMA yaitu 100%.
3. Berdasarkan hasil tabulasi silang (Kaitan antara karakteristik(usia dan
tingkat pendidikan ) dengan Pengetahuan dan sikap Lansia terhadap
penyakit Hipertensi) bahwa :
61
a. Tidak ada keterkaitan antara umur dengan pengetahuan responden
tentang penyakit Hipertensi di usia lanjut.
b. Ada keterkaitan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan
responden tentang penyakit Hipertensi di usia lanjut.
c. Tidak ada keterkaitan antara umur dengan sikap responden tentang
penyakit Hipertensi di usia lanjut.
d. Ada keterkaitan antara tingkat pendidikan dengan sikap responden
tentang penyakit Hipertensi di usia lanjut.
7..2. Saran
Berdasarkan data karekteristik ( usia dan tingkat pendidikan )
pengetahuan dan sikap Lansia terhadap penyakit Hipertensi, maka kami
menyarankan :
1. Bagi masyarakat Dusun I, II, III, dan IV Desa Tanjung Muda
Kecamatan Air Putih
Mengingat bahwa sebagian besar responden berasal dari umur 60-
65 tahun dan berpendidikan terakhir SD maka fungsi dan peran tokoh
pemuka adat dan kader–kader posyandu dapat digunakan sebagai
salah satu alternatif didalam menyampaikan pesan – pesan kesahatan
khususnya materi Hipertensi pada Lansia. Sehingga dengan demikian
seluruh masyarakat termotifasi untuk melakukan hal yang sama.
2. Bagi Puskesmas Pematang Panjang kecamatan Air Putih
Mengadakan penyuluhan tentang Hipertensia pada setiap
pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia secara berkala. Penyuluhan
dilakukan oleh petugas kesehatan dan diupayakan sedemikian rupa
agar menarik Para Lansia.
3. Bagi Pemerintahan Desa
a) Menyediakan lokasi atau lahan, bangunan khusus posyandu Lansia
yang berasal dari swadaya masyarakat yang dibantu oleh
62
pemerintah desa dan sponsor. Dengan adanya bangunan khusus
Posyandu Lansia diharapkan para Lansia lebih nyaman dyang
dilengkapi dengan berbagai fasilitas dalam mengikuti posyandu
Lansia.
b) Mengadakan berbagai kegiatan bagi para Lansia misalnya dengan
mengadakan senam Lansia, Pemilihan Lansia Berbakat dan lain-
lain. Kegiatan tersebut akan dapat terlaksana dengan pendekatan
terhadap warga lansia yang diperantarai oleh petugas kesehatan di
wilayah Desa.
63
Top Related