Bulpet Edisi 1

28
Sarana Informasi PMKRI Cabang Padang “Sanctus Anselmus” – Ed. 01/VI- 08 Profil: Romo Alexius Sudarmanto, Pr. Artikel: Melawan Global Warming, Menjaga Kedaulatan BiKini: Sekretariat krisis listrik ??? Tips: Tips Membagi Waktu Tolak Kenaikan BBM !!! First Editio n

description

Buletin Petra PMKRI Cabang Padang Edisi 1

Transcript of Bulpet Edisi 1

Page 1: Bulpet Edisi 1

Sarana Informasi PMKRI Cabang Padang “Sanctus Anselmus” – Ed. 01/VI-08

Profil:Romo Alexius Sudarmanto, Pr.

Artikel:Melawan Global Warming, Menjaga Kedaulatan

BiKini:Sekretariat krisis listrik ???

Tips:Tips Membagi Waktu

Tolak Kenaikan BBM !!!

First Edition

Page 2: Bulpet Edisi 1

Salam Redaksi

Mau FlashDisk 2 GB ?

Ikuti First Editon Special Quiz……

Lihat Hal. 19

JADIKAN BULPET SEBAGAI AJANG KREATIVITAS DAN EKSISTENSI PMKRI

Salam sejahtera kepada seluruh rekan-rekan PMKRI, kakanda, dan alumni dimana saja berada. Puji dan syukur sepatutnya kita panjatkan karena dengan rahmat-Nya PMKRI Cabang Padang ”Sanctus Anselmus” dapat menerbitkan buletinnya kembali setelah sekian lama tidak dapat terbit. Dengan berbagai rintangan dan keterbatasan dalam berbagai hal akhirnya penerbitan buletin ini dapat terealisasi walaupun kita sadari, masih banyak kekurangan di sana-sini. Kali ini, buletin PMKRI

Cabang Padang terbit dengan nama dan wajah serta semangat baru yakni Buletin PETRA (BULPET).

Tema yang diangkat dalam edisi perdana ini adalah ”Jadikan Bulpet Sebagai Ajang Kreativitas dan Eksistensi PMKRI”. Sesuai dengan tema yang diangkat, BULPET diharapkan dapat menjadi salah satu sarana untuk menumpahkan ide dan kreasi kader-kader muda PMKRI yang kreatif dan dinamis. Selain itu, sebagai media informasi, BULPET diharapkan dapat mengakomodir rasa ingin tahu anggota, alumni, dan umat Katolik pada umumnya, tentang aktifitas dan eksistensi PMKRI.

Kami dari staf redaksi mengajak para pembaca untuk memberikan tanggapan, kritik, dan saran guna perubahan ke arah yang lebih baik pada edisi-edisi berikutnya. Kami juga berterimakasih kepada rekan-rekan yang telah mengirim karya dan naskahnya hingga buletin ini dapat terealisasi.

Pro Eclessia et Patria.!!Pimred

Page 2 - Buletin PETRA – Edisi I 2008

Page 3: Bulpet Edisi 1

Tim Redaksi Pelindung: DPC PMKRI Penanggung Jawab: Yuni Pimpinan Redaksi:

Raymond Bendahara: Deci Editor: Rikardus Designer & Illustrator: Elvina, Romi Promosi dan Distribusi: Romi, Robby Staff Redaksi: Kiki, Deci, Greacy,

Kessy

Page 3 - Buletin PETRA – Edisi I 2008

Page 4: Bulpet Edisi 1

OpiniKenaikan Harga Bahan Bakar Minyak

Akhirnya palu kebijakan untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) telah diketuk oleh Pemerintah pada tanggal 23 Mei 2008 yang diumumkan oleh Menteri ESDM, Pramono Yusgiantoro. Adapun kenaikan harga BBM tersebut adalah : Bensin : Rp. 6.000,- ; Solar: Rp. 5.500,- ; Minyak tanah: Rp. 2.500,-. Sebuah kebijakan pemerintahan Sdr. Susilo Bambang Yudhoyono yang sekali lagi menimbulkan kerugian bagi rakyat miskin dan membuktikan pemerintahan Sdr. Susilo Bambang Yudhoyono telah gagal karena tidak dapat mensejahterakan rakyat sebagaimana janji yang pernah dinyatakan oleh Sdr. Susilo Bambang Yudhoyono dalam kampanye.

Bahwa janji pemerintahan Sdr. Susilo Bambang Yudhoyono untuk tidak akan menaikkan harga BBM akan dilakukan dengan langkah-langkah antara lain: upaya peningkatan produksi minyak, penghematan energi, pengalihan jenis energi alternatif yang lebih murah. Nyatanya hal tersebut tidak dapat dilakukan dan kenaikan harga BBM adalah jalan terakhir untuk menyelamatkan APBN. Sebuah wacana omong kosong karena semuanya tidak dijalankan. Di sisi lain, produksi minyak

nasional bukannya bertambah naik, malah menurun menjadi hanya 927.000 barel per hari, padahal dulu produksinya melebihi 1 juta barel per hari. Konversi / pengalihan batubara dan gas tidak berjalan mulus alias gagal total. Pembangunan infrasturuktur terkendala dana. Semua hanya janji di mulut belaka, hanya mencoba membuat rakyat tersenyum dengan wacana indah tak terarah. (Pemerintah BOBROK!!!!)

Kita bisa melihat dan merasakan bahwa kemelaratan dan kemiskinan tersebut memang sudah dirasakan dan jauh lebih parah akhir-akhir ini. Kemelaratan tersebut dapat saya uraikan sebagai berikut: rakyat semakin melarat (miskin makin miskin), pengangguran makin banyak, harga kebutuhan pokok (sembako) makin melambung tinggi, BBM mahal dan sangat langka, gizi buruk bayi semakin meningkat, komersialisasi Pendidikan, angka bunuh diri meningkat.

Terakhir ditemukan sebuah bentuk mencari perlindungan dan pembelaan yang akan diambil oleh Pemerintah Sdr. Susilo Bambang Yodhoyono, yaitu dengan program Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi rakyat miskin. Sebuah pengalihan

Page 4 - Buletin PETRA – Edisi I 2008

Page 5: Bulpet Edisi 1

isu yang selama ini memang berhasil dilakukan para penguasa yang selalu ber-onani (maaf) dengan kebijakannya sendiri. Selama ini, program BLT tidak mampu secara efektif mengatasi dahsyatnya dampak kemiskinan tersebut. Konsep BLT yang berlaku temporer secara nyata tidak mampu menanggulangi dan mengurangi pengangguran dan kemiskinan di Indonesia. Bahkan, ditemukan kasus penyelewengan dana BLT yang diberikan pada tahun 2005 dan 2006.

Beberapa kasus yang berkaitan tersebut adalah pemberian dana BLT yang tidak memenuhi syarat (ada orang mampu yang mendapatkan BLT, pemberian kartu konpensasi ganda, kesalahan pencatatan identitas, pungutan liar terhadap penerima dana BLT, adanya calo-calo yang meminta imbalan setelah dana BLT cair ; unjuk rasa dan pengrusakan perkantoran oleh warga yang tidak mendapat dana BLT (sumber: Kompas, 08 Mei 2008). Sampai sekarang, program tersebut tidak accountable, tidak transparan mengenai penyaluran seluruh uang tersebut, apakah sampai ke rakyat yang membutuhkan atau masuk ke kantong tikus-tikus busuk.

Bukannya mensejahterakan rakyat, dana BLTtersebut

merupakan pembodohan. Kita dapat lihat sektor riil saat ini. Mau makan apa dengan uang Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) untuk 1 bulan? Uang sebanyak itu tidak ada nilainya sekarang, karena harga sembako dan kebutuhan lainnya terus meningkat. Sekali lagi, Pemerintahan Sdr. Susilo Bambang Yudhoyono membodohi rakyat dengan hanya menerima (mengemis), tidak diajarkan agar mandiri untuk masa depannya. Rakyat makin dibuai kebodohan dan kemiskinan… bukan dibuai asmara oleh Pemerintah.

Memang kenaikan harga BBM diprovokasi dari naiknya harga minyak di pasar dunia. Kenapa kita malah rugi dan sengsara di saat harga minyak dunia mangalami kenaikan? Bukankah Indonesia adalah pengekspor minyak. Seharusnya Indonesia senang dan mendapat keuntungan dari tingginya harga minyak tersebut.

Saat ini kenaikan harga BBM berimbas pada naiknya harga kebutuhan pokok lainnya sebagaimana yang kita lihat di pasar-pasar tradisional, ongkos angkutan umum juga naik, dan sangat mungkin harga listrik juga akan mengalami kenaikan. RAKYAT MAKIN SENGSARA!!!

Jakarta, 26 Mei 2008Jansen Kristoper Ginting, SH.

Page 5 - Buletin PETRA – Edisi I 2008

Tak ada senyum yang lebih menyenangkan dari pada menimbulkan senyum pada wajah orang lain, terutama pada wajah yang kita cintai.

By Rizki Putri

Page 6: Bulpet Edisi 1

heAD Line News “Tolak Kenaikan BBM”

“Tolak Kenaikan BBM! Jangan Bebani Rakyat!”. Kalimat ini tidak hentinya diteriakkan oleh ratusan mahasiswa yang mengatas-namakan dirinya “Kelompok Cipayung” dalam sebuah aksi damai pada hari Senin, 19 Mei 2008. Panas terik tampak tidak mengurangi semangat para

mahasiswa untuk menyuarakan kegelisahan rakyat akan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak.

Peserta aksi yang terdiri dari lima OKP di Padang: PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia), HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia), GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia), dan PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam

Indonesia), memulai aksinya pada pukul 10:30 pagi dan melakukan long march ke Gedung DPRD Sumbar dan Kantor Gubernur

Page 6 - Buletin PETRA – Edisi I 2008

Laskar baret merah bergerak bersama Kelompok Cipayung lainnya bergerak menuju Gedung DPRD Sumbar

Page 7: Bulpet Edisi 1

Sumbar. Dengan jumlah massa lebih dari 100 orang, aksi ini ditujukan untuk menuntut pemerintah supaya membatalkan rencana kenaikan BBM dan melakukan nasionalisasi perusahaan pertambangan di Indonesia.

Selain dengan melakukan long march, para pendemo ingin mengumpulkan tanda tangan para anggota DPRD Sumbar sebagai tanda dukungan terhadap tuntutan mahasiswa dan rakyat. Tetapi maksud mahasiswa ini terpaksa ditangguhkan, karena mereka hanya disambut oleh Wakil Ketua DPRD Sumbar, Mahyeldi Ansharullah. “Anggota DPRD yang lain sedang tidak ada di tempat,” ujar Mahyeldi ketika ditanya tentang keberadaan wakil rakyat yang lain. Orasi dan tuntutan mahasiswa yang berlangsung sekitar 45 menit ditampung dan akan disampaikan kepada Gubernur dan pemerintah pusat. Setidaknya, begitulah janji Mahyeldi yang notabene selalu menjadi juru bicara legislatif Sumbar setiap kali aksi mahasiswa.

Karena tidak berhasil berdialog dengan seluruh anggota DPRD, aksi dilanjutkan ke Kantor Gubernur Sumbar. Sekali lagi, mahasiswa terpaksa menelan kekecewaan karena tidak berhasil bertemu dengan Gubernur Sumbar, Gamawan Fauzi. Para demonstran disambut oleh Ketua Kesbanglinmas, H. Sofyan. Setelah berorasi dan menyampaikan tuntutan, lima orang wakil OKP

dipersilakan berdialog dengan Sofyan. Menurut Sofyan, Gubernur sedang berada di luar kota untuk urusan dinas. “Tuntutan rekan-rekan mahasiswa akan disampaikan secara tertulis dan tanda terimanya akan dikirimkan kepada 5 OKP pada tanggal 26 Mei 2008,” janji Sofyan untuk menanggapi tuntutan demonstran.

Menurut Dian Barnawan, Ketua Presidium PMKRI Cabang Padang, aksi yang berlangsung sekitar 4 jam ini secara target bisa dikatakan gagal. “Pada dasarnya aksi kemarin merupakan bentuk solidaritas mahasiswa sebagai salah satu elemen yang bertanggung jawab terhadap reformasi 1998. Targetnya, aksi bisa menghasilkan sejumlah tanda tangan dari anggota legislatif, sehingga sorenya akan diadakan pers release. Dengan publikasi seperti ini, tanda dukungan tersebut menjadi kontrak sosial anggota DPRD kepada masyarakat. Tetapi sayang sekali target ini tidak tercapai,” ungkap Dian. Tambahnya lagi, “Tetapi, sebagai perwujudan empati terhadap suara penderitaan rakyat, aksi ini bisa dinilai berhasil.”

Ketika ditanyakan tentang aksi lanjutan, Ketua Presidium PMKRI Cab. Padang, yang akan segera mengakhiri masa jabatannya ini, mengungkapkan bahwa belum ada rencana ke arah itu. (rks)

Page 7 - Buletin PETRA – Edisi I 2008

Page 8: Bulpet Edisi 1

Siapa yang dapat menaklukkan musuh-musuhnya, dia adalah kuat. Tetapi, siapa yang dapat menaklukkan dirinya sendiri adalah lebih kuat lagi.

Rizki Putri

Page 8 - Buletin PETRA – Edisi I 2008

Page 9: Bulpet Edisi 1

ProfilPesilat sekaligus Pelayan Umat

Nama Lengkap : P. Alexius Sudarmanto, Pr.TTL : Pekanbaru, 11 Maret 1968Asal Ayah : Jawa Timur Pekerjaan Ayah: TNI AUAsal Ibu : Jawa TengahPekerjaan Ibu : Ibu Rumah TanggaPendidikan :o TK Angkasa Simpang 3, Pekanbaruo SD Angkasa Simpang 3, Pekanbaruo SMPN 9 Simpang 3, Pekanbaruo SMAN Simpang 3, Pekanbaruo Seminari Menengah, Pematang Siantar

- Retorika 1 Tahun- Tahun Rohani 1 Tahun- S1 Jurusan Filsafat dan Teologi,

selesai 1993- Top Pastoral, selesai Tahun 1997,

Diakonat di Sikakap

Pastor Alexius Sudarmanto, yang menerima Tahbisan Imam pada tanggal 22 Januari 1998 di Paroki St. Maria Pekanbaru ini, pernah menjabat sebagai Pastor Pembantu di Sikakap pada tahun 1998 dan kemudian dilanjutkan sebagai Pastor Pembantu di Siberut sekaligus sebagai pengawas sekolah dalam periode 1998 – 2001. Tidak hanya itu, Pastor Alexius Sudarmanto pun pernah menjabat sebagai Sekretaris Keuskupan, Pastor Moderator PMKRI Cab. Padang, Kepala Rumah

Tangga Keuskupan Padang, Pastor Paroki Kayu Aro - Kerinci, Anggota Dewan Pembina Yayasan Prayoga Riau, Padang, dan Bukit Tinggi, serta Salus Infermorium (milik St. Maria) dalam periode 2001 – 2006. Sejak 4 Juli 2006 sampai dengan saat ini Pastor Alexius Sudarmanto menjabat sebagai Ekonom Keuskupan Padang.

Pastor yang memiliki hobi bertani, memancing, berburu serta pernah menekuni olah raga silat ini, mengakui bahwa motivasinya untuk menjadi seorang pastor

Page 9 - Buletin PETRA – Edisi I 2008

Page 10: Bulpet Edisi 1

adalah dikarenakan keinginan beliau untuk menyantap hosti dengan ukuran besar serta mencicipi anggur yang selalu dihidangkan setiap kali perjamuan kudus di gereja. Namun, di samping itu semua, beliau pun mengakui bahwa kondisi di Pekanbaru yang kekurangan Pastor juga menjadi salah satu motivasi bagi beliau untuk menjadi pelayan umat.

Ketika ditanya tentang kesan beliau selama menjadi Pastor Moderator PMKRI Cabang Padang, beliau menyampaikan bahwa beliau menilai setiap angkatan dalam PMKRI mempunyai dinamika sendiri-sendiri, dan berharap agar PMKRI dapat menjadi tempat belajar bagi mahasiswa Katolik untuk dapat bermasyarakat, berorganisasi, serta bergereja yang baik. Namun, beliau juga menyampaikan keprihatinannya terhadap mahasiswa - mahasiswa Katolik yang ada di kota Padang. Beliau menilai bahwa tidak banyak mahasiswa Katolik yang mau aktif berorganisasi. Hal ini dikarenakan kebanyakan dari mahasiswa Katolik

lebih memilih untuk sekedar berkumpul tanpa melakukan tindakan-tindakan berarti. Beliau pun mengemukakan pandangannya tentang arti seorang mahasiswa yang sudah selayaknya tidak hanya cukup sebatas menuntut ilmu, melainkan juga harus mampu berinteraksi dengan masyarakat dan hal ini harus dilatih sejak dini, sehingga para mahasiswa khususnya mahasiswa Katolik mampu menjadi garam dan terang dalam kegelapan. Dan harapan terbesar yang disampaikan oleh Pastor Alexius Sudarmanto adalah agar iman mahasiswa Katolik dapat berbuah dengan subur dan iman itu pun harus didasarkan secara intelektualitas, dan yang terpenting adalah kualitas bukan kuantitas. Selain itu, Mahasiswa Katolik harus mampu menerangi segala aspek kehidupan bila tidak ingin digilas oleh zaman. Dan pada akhirnya, Mahasiswa Katolik diharapkan menjadi mahasiswa yang 100% Katolik dan 100% Indonesia sebagai calon kader yang akan membela kesejahteraan bagi bangsa dan negara.

Page 10 - Buletin PETRA – Edisi I 2008

Page 11: Bulpet Edisi 1

ArtikelSetiap tanggal 5 Juni, penduduk di seluruh dunia merayakan hari Lingkungan Hidup Internasional. Tidak hanya merayakan, tentunya pada tanggal ini, penduduk di seluruh dunia diingatkan tentang kondisi lingkungan hidup saat ini dan dampak seriusnya di masa yang akan datang. Walaupun perbincangan tentang Global Warming menjadi semakin hangat dalam lima tahun terakhir, tetapi realisasi dari upaya pencegahannya masih terasa kurang. Berikut adalah sebuah artikel mengenai dampak Global Warming terhadap kedaulatan suatu negara.

Melawan Global Warming, Menjaga KedaulatanGW (Global Warming) memiliki dampak yang sangat luas. Salah satu dampaknya adalah terhadap kedaulatan suatu negara, terutama ketika dikaitkan dengan peningkatan tinggi muka laut yang mempengaruhi kondisi pulau-pulau, yurisdiksi wilayah maritim dan batas maritim suatu negara pantai dengan negara tetangganya.

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki lebih dari

17 ribu pulau dan berbatasan dengan sepuluh negara tetangga yaitu India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua Nugini, Australia dan Timor Leste. Dengan kesepuluh negara tersebut, Indonesia berbatasan maritim dan sekaligus berbatasan darat dengan tiga diantaranya yaitu Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki banyak pulau

Page 11 - Buletin PETRA – Edisi I 2008

a. Indonesia dan sepuluh negara tetanggab. Garis Pangkal dan batas terluar zone maritim

Page 12: Bulpet Edisi 1

kecil. Menurut Undang-undang No. 27/2007, ada 92 pulau kecil yang menjadi bagian dari Kepulauan Indonesia. Bagi Indonesia, pulau-pulau kecil, terutama yang berlokasi di pinggir kepulauan (pulau terluar) memiliki nilai strategis. Pada pulau-pulau terluar inilah ditempatkan titik-titik pangkal yang membentuk garis pangkal kepulauan. Garis pangkal ini melingkupi seluruh Kepulauan Indonesia dan merupakan acuan untuk mengukur lebar wilayah maritim Indonesia (lihat Gambar 2), baik itu laut teritorial (12 mil laut dari garis pangkal), zona tambahan (24 mil laut), zona ekonomi eksklusif (200 mil laut) dan landas kontinen (hingga 350 mil laut atau lebih). Garis pangkal ini juga menjadi referensi dalam menentukan garis batas maritim dengan negara tetangga jika terjadi sengketa atau tumpang tindih klaim.

GW dan Tenggelamnya Pulau-pulau

Berbagai pihak telah mempublikasikan temuannya terkait meningkatnya suhu Bumi yang menyebabkan meningkatnya tinggi muka laut. Data yang dilansir PBB dalam website resmi perubahan iklim menyatakan bahwa selama abad 20, peningkatan suhu global mencapai 0,74°C. Jika konsentrasi karbon dioksida tetap pada angka 550 ppm (parts per million) maka peningkatan suhu bisa mencapai 2

- 4,5°C, dengan perkiraan terbaik sebesar 3°C. Dengan kata lain, jika penurunan emisi karbon dioksida tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh maka peningkatan suhu yang drastis tidak bisa dihindarkan.

Selain itu, telah terbukti bahwa tutupan es di Antartika (Kutub Selatan) dan Greenland (Kutub Utara) berkurang massanya akibat pelelehan. Hal ini meningkatkan tinggi muka laut yang mencapai 17 cm selama abad 20. Dengan kondisi yang ada sekarang, dapat diperkirakan bahwa peningkatan tinggi muka laut di akhir abad ke-21 dapat mencapai angka 28-58 cm.

Salah satu akibat meningkatnya tinggi muka laut adalah tenggelamnya pulau-pulau kecil atau dataran rendah. Kawasan di Kepulauan Pasifik diduga akan terkena dampak GW paling awal. Kiribati, misalnya, adalah salah satu negara kecil di kawasan Pasifik yang merasakan kekhawatiran tersebut.

Negara di kawasan Pasifik yang juga rawan kena dampak GW adalah Vanuatu, Marshall Islands, Tuvalu, dan sebagian Papua Nugini. Satu desa di Pulau Tegua, Vanuatu, misalnya, dipaksa untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi akibat banjir karena meningkatnya tinggi gelombang laut.

Meskipun jumlah pulau Indonesia yang akan tenggelam akibat GW tidak bisa diprediksi dengan mudah, kenyataan bahwa tinggi muka laut terus meningkat

Page 12 - Buletin PETRA – Edisi I 2008

Page 13: Bulpet Edisi 1

memang dapat mengakibatkan hilangnya pulau. Hilangnya pulau kecil terluar akan mengubah garis pangkal yang akhirnya mempengaruhi status dan luas wilayah maritim Indonesia. Ini adalah persoalan serius yang merupakan ancaman atas kedaulatan (sovereignty, terkait hilangnya pulau) dan hak berdaulat (sovereign rights, terkait wilayah maritim).

Perlu Khawatir atau Tidak?

Menurut Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) pasal 121, sebuah pulau harus terbentuk secara alami, dikelilingi oleh air dan berada di atas permukaan laut ketika pasang tertinggi. Artinya, dalam mendefinisikan pulau atau sebelum menyatakan pulau hilang, harus ada pemahaman pasang surut laut (pasut) secara seksama.

Hal lain sehubungan dengan dampak GW adalah batas maritim dengan negara tetangga. Perubahan tinggi muka laut memang dapat mengubah

konfigurasi garis pantai yang pada akhirnya mengubah garis pangkal. Perubahan garis pangkal dapat mengakibatkan perubahan klaim maritim tetapi TIDAK akan berpengaruh pada garis batas maritim yang SUDAH ditetapkan dalam traktat (perjanjian). Hal ini sesuai dengan ketentuan Vienna Convention on the Law of Treaties 1969, yang mengecualikan traktat batas [maritim] dalam hal perubahan/pembatalan. Ketentuan lain yang mendukug hal ini adalah Vienna Convention on Succession of States in Respect of Treaties 1978.

Di Selat Malaka, misalnya, Indonesia sudah menyepakati batas dasar laut dengan Malaysia. Garis batas ini tidak akan terpengaruh oleh perubahan garis pantai/garis pangkal akibat GW. Meski demikian, perubahan garis pangkal semacam ini tentu saja dapat memengaruhi penentuan garis batas maritim yang belum disepakati, seperti penetapan batas zona ekonomi eksklusif di Selat Malaka.

Dikutip dari tulisan I Made Andi Arsana, dosen Teknik Geodesi UGM, pemerhati isu batas maritim, peneliti United Nations bidang ocean affairs and the law of the sea (2007).

Page 13 - Buletin PETRA – Edisi I 2008

Page 14: Bulpet Edisi 1

tIpSTips Membagi Waktu

Waktu adalah hal yang paling berharga dalam hidup kita. Namun bahkan kita sendiri tak pernah menyadari hal tersebut. Jika ditelaah lebih jauh lagi hidup kita dalam sehari hanyalah 24 jam. Sedangkan waktu efektif aktifitas hanya separuhnya. Jika dari separuh hari itu kita bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Harapan untuk tercapainya kehidupan yang lebih baik dan berkembang tinggal di depan mata. Yang perlu diingat juga adalah jangan pernah menyepelekan hal kecil. Jangan sampai ada penyesalan di kemudian hari.

Untuk membagi waktu kita dalam sehari yang paling penting adalah disiplin dan teratur. Kita simak tips berikut ini:

1Awali mengatur waktu Anda dengan membuat agenda hal yang harus dilakukan setiap hari. Buatlah catatan kecil di malam hari yang berisikan jadwal kegiatan kita keesokannya. Setelah terorganisir dengan baik jangan lupa taruh catatan tersebut pada tempat-tempat yang kemungkinan besar mudah terlihat. Seperti di tempelkan pada lemari baju ataupun di pintu kamar mandi. Hal tersebut dimaksudkan untuk mempermudah Anda membaca jadwal itu lagi keesokan harinya.

Jangan lupakan jadwal yang telah Anda buat semalam. Begitu bangun tidur, cobalah periksa agenda Anda. Jangan sampai

Anda melewatkan acara penting ataupun ujian. 23

Ada bagusnya Anda memiliki sebuah organizer yang bisa mengatur jadwal dan menandainya dengan bunyi alarm. Tulis setiap janji-janji Anda di catatan dengan warna yang mencolok dan simpan di tempat yang mudah terlihat. Saat Anda membuat jadwal, jangan lupa periksa ulang janji Anda. Jangan sampai ada yang terlewat atau bentrok dengan kegiatan lain.

Jadwal yang kita buat haruslah dipatuhi. Jangan sekali-kali kita mengacuhkan jadwal itu ataupun menggantinya. Namun jika

ada kegiatan yang sangat penting, maka Anda boleh tiba-tiba mencantumkannya untuk mengganti kegiatan yang kurang 4

Page 14 - Buletin PETRA – Edisi I 2008

Page 15: Bulpet Edisi 1

penting dan masih bisa ditunda. Jangan Anda mengorbankan serangkaian jadwal hanya karena tergiur ajakan main teman-

teman kita.

5 Gunakan waktu refreshing sebaik mungkin. Boleh saja Anda gunakan untuk pergi bersama teman ataupun menghabiskan waktu dengan nonton TV di rumah, namun jangan lupa waktu jika sudah waktunya tidur, sebaiknya Anda bergegas tidur daripada terlambat besoknya.

Jangan suka menunda pekerjaan penting, karena kita akan kehilangan waktu untuk mengerjakan yang lain. Pekerjaan

yang Anda tumpuk selama beberapa hari tidak akan mempermudah Anda untuk sekaligus mengerjakannya. Namun

konsentrasi Anda akan buyar dengan banyaknya hal yang harus diselesaikan.

67 Biasakan untuk memulai hidup rapi. Letakkan barang yang telah

kita pakai di tempat semula. Hal itu akan memudahkan kita mencari barang tanpa menghabiskan waktu dan tak perlu memakan waktu lama saat tiba waktunya beres-beres rumah. Praktis kan?

Sebelum Anda membuat jadwal untuk besok pagi, koreksi pelanggaran yang telah dilakukan hari ini. Buat evaluasi apa penyebabnya Anda melakukan pelanggaran dan bagaimana

cara mengatasinya. Hal ini juga harus diselesaikan untuk mencegah kesalah serupa terjadi lagi pada Anda. Cobalah

berjanji pada diri sendiri untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Jadwalkan semua kegiatan Anda dengan lebih

realistis. Anda yang paling mengerti maka Anda yang menentukan.

89 Yang terakhir, jangan menyalahkan orang lain atas pelanggaran

itu. Mungkin benar Anda melanggarnya karena terbujuk rayuan teman-teman untuk pergi hangout bersama. Namun semua jadwal yang Anda buat beserta pelanggarannya adalah tanggung jawab Anda sendiri.

Tunggu apalagi? Tak perlu menghabiskan kursus atau membeli buku tebal untuk mempelajari cara membagi waktu yang baik. Semua harus bermula dari hati dan diri Anda sendiri. Selamat mencoba!

Page 15 - Buletin PETRA – Edisi I 2008

Page 16: Bulpet Edisi 1

BiKini (BerIta terKINI))Kader-Kader yang Baru…

Sepuluh orang kader-kader PMKRI Cab. Padang baru saja dilahirkan pada tanggal 5 April 2008. Pelantikan yang diadakan di Aula Sekretariat PMKRI Cabang Padang ini sekaligus menjadi akhir kegiatan Masa Bimbingan 2008. Salah satu pendidikan formal dalam sistem pembinaan PMKRI ini, dilaksanakan dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah workshop terpusat pada tanggal 22 – 24 Februari 2008 di Sekretariat PMKRI Cabang Padang. Sebagai tahap follow up, para peserta diwajibkan aktif dalam Tim Camping KeBaret 2008 dan Tim Perayaan Paskah 2008. Dari sebelas orang peserta, 10 diantaranya dinyatakan lulus oleh Tim Mabim 2008 dan berhak menyandang status sebagai Anggota Biasa.

Selamat datang kader-kader baru PMKRI! Semoga menjadi kader yang kompeten dan barjiwa patriot demi terwujudnya keadilan sosial dan perdamaian sejati di Bumi Pertiwi. (dci)

Pengajaran di Sungai Pisang

Camp KeBaret yang diadakan Tim Masa Bimbingan 2008 pada tanggal 7 – 9 Maret 2008 di Sungai Pisang, menumbuhkan rasa empati

terhadap umat katolik setempat yang notabene sedang terkait masalah sengketa tanah. Rasa empati tersebut direalisasikan dengan kegiatan pengajaran Bina Iman untuk anak-anak setempat yang diadakan setiap 2 minggu sekali. Kegiatan yang dimotori oleh Bidang Gerakan Kemasyarakatan DPC PMKRI Cab. Padang ini telah berlangsung empat kali, yaitu: 13 April, 27 April, 11 Mei, dan 25 Mei 2008.

Selain Bina Iman Anak, tim pengajar juga melatih umat dewasa setempat untuk bernyanyi lagu berbahasa Indonesia. Ini

dilakukan berdasarkan ide dari Bapak Bualanaso Laia, Ketua Wilayah St. Stefanus Sungai Pisang, karena umat setempat belum bisa berbahasa Indonesia dengan baik. ”Dengan datangnya PMKRI, saya melihat suatu semangat pada umat di sini terutama anak-anak. Mereka bisa bergembira dan mendapatkan

Page 16 - Buletin PETRA – Edisi I 2008

Page 17: Bulpet Edisi 1

Puisi

pendidikan non formal,” ungkap beliau.

Ketika ditanya tentang harapannya di masa yang akan datang, Bapak Bualanaso Laia mengungkapkan harapan yang besar untuk kemajuan pendidikan dan kesejahteraan wilayahnya. ”Saya juga berharap dengan datangnya PMKRI sebagai mahasiswa Katolik yang mau dekat dengan kami, anak-anak di sini juga terpacu untuk menuntut ilmu dengan baik dan mudah-mudahan bisa menjadi mahasiswa juga. Saya juga berharap wilayah ini dapat setara bahkan lebih maju walaupun dengan kondisi seperti sekarang ini.” (reb)

Habis Terang.... Kenapa Terbit Gelap??

Dalam dua bulan terakhir, sekretariat PMKRI sering terlihat

gelap gulita di malam hari. Bukan karena tidak ada penghuninya atau mengadakan aksi hemat listrik besar-besaran, tetapi ternyata PMKRI sedang mengalami krisis listrik. Anehnya, listrik mati mulai sore hari dan menyala lagi pukul 8 pagi. Ketika dikonfirmasi dengan Dian Barnawan, Ketua Presidium PMKRI Cabang Padang, beliau memastikan gangguan bukan dari PLN. ”Menurut informasi yang saya dapatkan, listrik sengaja dimatikan untuk alasan keamanan, untuk mencegah konsleting pada peralatan percetakan Komsos. Jadi setiap malam, listrik dimatikan. Efek negatifnya, pasokan listrik sekretariat PMKRI yang berada pada satu line dengan listrik di percetakan dan Komkat, terpaksa ikut mati,” jelas Dian Barnawan.

Sayang sekali, belum ada langkah-langkah serius dari DPC untuk mencari solusi permasalahan ini. (rks)

KEHIDUPAN (by. Michael Gultom)

Di separuh perjalanan hidup Suram…indah…..bahagia..Atau mungkin fana,,..

Apa yang terlihat…Adakah terlihat …?!Apa yang bisa didapat….Adakah itu dapat ….?!

Cukup jauh sudah melangkahBersama kawan…lawan…..Atau mungkin pasangan….

Apa yang dicariAdakah kau cari …..?!Apa yang dimiliki

Adakah kau miliki

Page 17 - Buletin PETRA – Edisi I 2008

Page 18: Bulpet Edisi 1

Kehidupan…Bukanlah kewajiban…Yang menjadi formalitas…

Melainkan Sebuah tujuan….Dari tanggung jawab..Kepada yang diatas…

Page 18 - Buletin PETRA – Edisi I 2008

Page 19: Bulpet Edisi 1

Cerpen

By: Greacy Veron

Tak pernah ku sangka aku kan terlahir seperti ini. Lahir dengan keadaan fisik yang tak sempurna, yang tak seperti manusia pada umumnya. Aku harus menerima keadaan terlahir tanpa kaki kananku yang membuatku harus menghabiskan hidupku dengan bantuan tongkat atau kursi roda. Sungguh sedih rasanya ketika ku melihat anak-anak lain seusiaku bisa bepergian kesana kemari tanpa harus merepotkan orang lain. Sedangkan aku, aku begitu tergantung pada kursi roda dan bantuan orang-orang disekitarku. Aku takkan bisa menaiki atau menuruni tangga sendiri, dan aku pun tak kan bisa menggunakan eskalator yang ada di mall-mall yang merupakan tempat berkumpulnya anak-anak remaja seusiaku.

Aku merasa betul-betul malu akan keadaanku. Aku takut setiap kali ada orang yang memandangku. Karena aku tau, mereka hanya akan memandangku dengan dua kemungkinan, apakah itu kasihan atau bahkan mungkin menertawakan keadaanku. Aku frustasi dengan semua ini. Seandainya aku berasal dari keluarga kaya, mungkin tak kan sesulit ini. Setidaknya orangtuaku

masih bisa membelikanku kaki palsu yang bisa ku pergunakan. Namun, kenyataannya tak seperti itu. Aku hanyalah anak dari keluarga sederhana. Bahkan, kursi roda yang ku pergunakan pun adalah pemberian dari seorang dokter muda yang pernah tanpa sengaja menyerempetku sewaktu aku masih menggunakan tongkat dulu.

Di rumah aku adalah anak yang tak pernah direpotkan dengan tugas apa pun. Semua pekerjaan rumah selalu diselesaikan oleh ibu dan adikku. Terkadang aku ingin membantu mereka, seperti menyapu rumah atau sekedar mencuci piring. Namun, ternyata aku sendiri pun kesulitan untuk melakukan itu. Aku sedih sekali. Aku merasa betul-betul tak berguna. Aku kecewa pada hidupku, dan aku menyesali kelahiranku di dunia ini. Aku bahkan sering berdoa pada Tuhan agar ia mengambil nyawaku. Namun, setiap kali aku melihat ibuku dan merasakan belaian darinya, aku merasa berdosa pernah meminta Tuhan untuk mengambil nyawaku. Karena bagiku, satu-satunya alasan ku untuk tetap hidup hanyalah untuk tetap selalu bersama ibuku.

Page 19 - Buletin PETRA – Edisi I 2008

Page 20: Bulpet Edisi 1

Bersama orang yang ku tau tak pernah berhenti berdoa untukku dan tak pernah sekali pun mengeluh untuk mengurusku.

Page 20 - Buletin PETRA – Edisi I 2008

Page 21: Bulpet Edisi 1

Hingga suatu hari, aku merasakan apa yang lazim dirasakan oleh remaja seusiaku, yaitu jatuh cinta. Aku jatuh cinta pada seorang siswa SMA yang sering ku lihat di gereja. Dia begitu tampan dan ramah. Ia juga aktif dalam pelayanan di gereja. Aku merasa ia adalah pria yang betul-betul sempurna, karena begitu banyak kelebihan yang Tuhan beri untuknya. Tidak seperti aku, yang bahkan hanya untuk lahir dengan fisik sempurna pun tak Tuhan beri. Hingga sering terpikir olehku, bahwa Tuhan sungguh tak adil padaku. Namun kini aku tak terlalu memusingkan ketidakadilan Tuhan padaku, karena aku merasa walaupun aku memikirkan itu sampai semua rambut di kepalaku memutih, Tuhan pun tak akan mempedulikan aku. Yang ada dalam benakku sekarang hanyalah, bagaimana caranya agar aku bisa mendapatkan cinta pria itu dan berpacaran dengannya sama seperti yang dilakukan anak-anak remaja seusiaku pada umumnya.

Sejak hari itu, aku menjadi begitu terobsesi pada pria yang belakangan ku ketahui bernama Andre. Namun aku tak pernah membawa keinginanku untuk mendapatkan cinta Andre dalam doaku, walau ibuku selalu mengajarkan bila kita menginginkan sesuatu, maka berusaha dan memintalah pada

Tuhan. Hal ini dikarenakan aku merasa Tuhan takkan mendengarkanku, dan hanya akan sia-sia bila aku terus memohon pada-Nya. Lagipula, aku tak ingin dikecewakan lagi seperti Tuhan mengecewakan ibuku dengan membiarkan ibuku melahirkanku dengan kondisi fisik yang tak sempurna. Akhirnya, aku pun memutuskan untuk mengusahakan semuanya sendiri tanpa pernah meminta pada Tuhan agar memudahkan jalanku.

Namun, yang kuinginkan ternyata tak ku dapatkan. Begitu

sulit bagiku untuk mendekati Andre. Dan

kekecewaan kembali menghantamku ketika aku melihat ada seorang gadis manis yang belakangan ini

sering bersama Andre. Aku pun menangis dan

sesegera mungkin ku meninggalkan gereja

dengan kursi rodaku dan kembali ke rumahku yang terletak di belakang gereja. Sesampainya dirumah, aku segera masuk ke dalam kamarku dan tak mempedulikan ibuku yang terkejut melihatku masuk ke dalam rumah sambil menangis. Tak berapa lama kemudian, ibuku pun menghampiriku yang sedang menangis. Dengan lembut ibuku mengusap rambutku dan menanyakan mengapa aku menangis. Namun aku belum memberikan jawaban. Hingga ibuku pun bertanya lagi. Akhirnya,

Page 21 - Buletin PETRA – Edisi I 2008

Page 22: Bulpet Edisi 1

aku pun menjelaskan apa yang terjadi. Aku menceritakan pada ibuku bahwa aku menyukai seorang pria, namun pria itu ternyata sudah memiliki kekasih. Mendengar ceritaku, ibu ku hanya tersenyum kecil. Lalu ia pun menanyakan padaku, dari mana aku tau bahwa pria itu telah memiliki kekasih. Sesaat setelah ibuku berkata demikian, aku pun terdiam memikirkan perkataan ibuku. Dalam benakku, aku membenarkan apa yang ibuku katakan. Bagaimana aku tau bahwa pria itu sudah memiliki kekasih, sedangkan berkenalan dengannya saja aku belum pernah.

Akhirnya, aku pun mengusap air mataku. Sesaat setelah aku mengusap air mataku, ibu ku pun memelukku dan berkata “Jangan takut anakku, Tuhan tidak melupakanmu. Ia takkan membiarkanmu sendirian. Ia akan berikan orang-orang yang tulus menyayangimu”. Mendengar ucapan ibu, aku pun kembali menangis. Namun, kali ini bukan karena Andre dan gadis manis yang bersamanya. Tapi kali ini aku menangis karena aku menyesal telah menjauhi Tuhan. Aku menyesal karena tidak melibatkan Tuhan dalam tindakanku. Lalu, ibu ku pun mengajak ku keluar untuk menemui Andre. Awalnya aku menolak, karena aku pikir tak kan ada gunanya aku menemui Andre. Lagipula meski aku berkenalan dengannya, belum tentu Andre akan menyukaiku. Tapi ibuku tetap membujukku untuk menemui

Andre. Akhirnya aku pun menuruti apa kata ibuku.

Sesampainya di gereja, Andre masih bernama gadis manis itu. Namun, ketika melihat ibu dan aku mendekatinya, Andre pun berdiri dan dengan sopan Andre pun menanyakan tujuan dari kedatangan kami. Dan ibuku pun mengatakan bahwa tujuan kedatangan kami adalah untuk memperkenalkan aku dengan Andre. Awalnya aku kira Andre akan menanggapi dingin. Namun aku salah. Andre menanggapi keinginan ibuku dengan senyum yang menggambarkan ketulusan hatinya. Bahkan Andre yang lebih dulu menjulurkan tangannya untuk berkenalan denganku. Aku pun menyambut tangan Andre dengan perasaan senang. Setelah aku dan Andre selesai berkenalan, Andre pun memperkenalkan gadis manis yang belakangan ini sering bersamanya. Nama gadis itu adalah Shella, dan Shella adalah sepupu Andre yang baru saja pindah ke kota tempatku dan Andre tinggal, sehingga Andre berniat untuk memperkenalkan Shella dengan lingkungan gereja tempat Andre sering melakukan pelayanan.

Setelah perkenalan itu, aku, Andre dan Shella semakin akrab. Dan entah kenapa, perlahan aku mulai tidak mempedulikan kondisiku yang berbeda dengan Andre dan Shella. Perasaan minder yang bertumpuk, perlahan mulai terkikis. Apalagi sewaktu Andre menawariku dan Shella untuk

Page 22 - Buletin PETRA – Edisi I 2008

Page 23: Bulpet Edisi 1

terlibat aktif dalam pelayanan di gereja. Jujur saja, aku sempat bingung dengan tawaran Andre. Dengan kondisiku yang tergantung pada kursi roda, pelayanan apa yang bisa ku berikan untuk gereja. Namun, Andre tak membiarkanku kembali tenggelam dalam perasaan minder dan perasaan tak berguna. Andre yang juga piawai memainkan organ pun menawarkan diri untuk mengajariku memainkan alat musik itu. Sedangkan Shella yang memiliki suara yang merdu terlibat dalam tim paduan suara gereja. Perlahan memang sulit, namun lambat laun akhirnya aku mulai bisa menguasai alat musik yang selalu mengiringi nyanyian di gereja itu.

Beberapa bulan kemudian, aku pun memberanikan diri untuk benar-benar terlibat dalam pelayanan gereja. Aku yang tak memiliki kaki ini akhirnya bisa memanfaatkan anugerah Tuhan berupa jari-jari yang lengkap dan sehat untuk mengiringi pujian bagi-Nya. Sejak saat itu, aku mulai bisa lebih bersyukur pada Tuhan. Aku mulai menepis anggapan-anggapan bahwa Tuhan tak adil padaku, bahwa Tuhan melupakan aku. Aku pun akhirnya memutuskan untuk lebih mendalami mengenai ajaran-ajaran Kristus. Dan satu hal yang benar-benar ku pahami, bahwa manusia itu tak ada yang sungguh-sungguh sempurna. Andre yang awalnya ku kira benar-benar sempurna, ternyata tak pernah merasakan belaian kasih ibunya

sejak kecil. Shella yang manis dan memiliki suara merdu, ternyata memiliki kelainan jantung yang dibawanya sejak lahir. Dan dari semua itu, aku pun memahami bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, dan bila ada manusia yang merasa hidupnya tak lebih baik dari kehidupan orang lain, itu semua dikarenakan manusia adalah mahluk yang tak pernah merasa puas akan sesuatu. Namun, bila saja manusia itu mampu mensyukuri apa yang telah Tuhan beri, maka manusia itu tak kan pernah merasa iri atas apa yang dimiliki oleh orang lain. Begitu juga dengan diriku. Walau pada akhirnya aku tak dapat memiliki Andre sebagai kekasihku karena ia telah memiliki kekasih, namun aku sangat bersyukur memiliki Andre sebagai sahabat. Semua itu dikarenakan bantuannya yang membuat hidupku kini lebih berarti, dan tentunya karena kasih-Nya yang Ia berikan padaku lewat ibu dan orang-orang disekitarku yang membuatku mampu untuk bertahan.

Dan satu hal yang lebih membahagiakanku adalah ketika aku berulang tahun yang ke 17, umat di gereja tempatku melakukan pelayanan memberiku sebuah hadiah yang selama ini ku impikan, yaitu sebuah kaki palsu yang bisa ku pergunakan untuk berjalan. Dan kini, aku tak kan hanya melayani Tuhan dengan jari jemariku, namun juga dengan kaki

Page 23 - Buletin PETRA – Edisi I 2008

Page 24: Bulpet Edisi 1

baru yang Ia berikan padaku lewat kasih umat-Nya. *** The End ***

Page 24 - Buletin PETRA – Edisi I 2008