Bulletin BPKSDM Edisi pertama.pdf

21
bulletin bpksdm BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Transcript of Bulletin BPKSDM Edisi pertama.pdf

Page 1: Bulletin BPKSDM Edisi pertama.pdf

bulletin bpksdmBADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIADEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Page 2: Bulletin BPKSDM Edisi pertama.pdf

enteri PekerjaanUmum (PU), Ir. DjokoKirmanto, mintakepada Badan

Pembinaan Konstruksi dan SumberDaya Manusia (BPKSDM) bersamadengan Lembaga PengembanganJasa Konstruksi Nasional (LPJKN),membahas dari segi legalnyamengenai Lembaga yangmenangani pengembangan jasakonstruksi, hal tersebutdisampaikan Menteri pada acarapembukaan Musyawarah NasionalLPJK, di Jakarta (1/ 3).

Namun Menteri PU cenderungsetuju kalau hanya satu saja dengan

catatan supaya dikaji sesuai UUJasa Konstruksi, apa yang menjadiplus dan minusnya. Setelah MenteriPU menerima hasil pembahasantersebut, baru Menteri akanmemutuskan Perpres atau PP.Menteri PU juga memintaBPKSDM membuat Tim Keciluntuk membahas mengenai pangsapasar untuk Bidang Konstruksi didalam negeri, tegasnya.

Peran serta Kontraktor besarterutama didalam kontrakinternasional sangat diperlukan,bahkan sejak bertugas diDepartemen PU, Djoko Kirmantoselalu tidak rela kalau pasar Indo-

Menteri PU SetujuHanya Satu Lembaga

Edisi pertama di tahun 2006 ini Bul-letin BPKSDM akan mengetengahkanmengenai segi legalnya Lembagayang menangani pengembangan jasakonstruksi, dimana MenteriPekerjaan Umum, Djoko Kirmanto,cenderung setuju hanya terdapat satulembaga untuk menangani haltersebut dengan catatan sesuaidengan UU Jasa Konstruksi.Disamping itu Menteri PekerjaanUmum juga meminta kepada BadanPembinaan Konstruksi dan SumberDaya Manusia (BPKSDM) untukmembentuk tim kecil untuk membahasmengenai pangsa pasar untuk BidangKonstruksi di dalam negeri.

Artikel lain yang juga disajikan dalamBulletin ini adalah mengenai SertikatBadan Usaha dan DRP Bidang JasaKonstruksi, yang membahasmengenai perbedaan pemberianstandar kualifikasi pada masing-masing propinsi dan juga kendalayang ada berhubungan denganlembaga dan asosiasi yangmemberikan sertifikasi tersebut.

Berita lain yang ditampilkan padaedisi ini adalah mengenai perlunya

pemahaman dan kepatuhan terhadapPerundang-undangan Bidang JasaKonstruksi, dimana untuk hal iniDepartemen Pekerjaan Umum telahmengadakan Konsultansi Regionaltahun 2006 yang bertujuan untukmelakukan sinkronisasi dankoordinasi. Dalam acara tersebutditekankan mengenai telah terbitnyaSurat Edaran Menteri PU perihalPengadaan Jasa KonstruksiPemerintah Tahun 2006, yangmenghimbau agar jasa konstruksimemahami dan mematuhi ketentuanperundang-undangan yang berlaku.

Dan berita lain yang tak kalahmenarik dalam Bulletin ini adalahmengenai Perlunya Rekayasa Ulangterhadap Birokrasi, KawasanPendukung untuk Rehabilitasi danRekonstruksi Aceh, AdministrasiPendidikan dalam ImplementasiKebijakan Pusbiktek, dan mengenaiBadan Koordinasi Tata RuangNasional.

Selamat membaca edisi pertama ditahun 2006 ini, semoga akanmenambah informasi Anda.

Page 3: Bulletin BPKSDM Edisi pertama.pdf

nesia diacak-acak oleh kontraktorasing.

Menurutnya menghadapi haltersebut tidak bisa hanya dikerjakandengan kebijakan-kebijakanpemerintah, proteksi-proteksi yangdilakukan oleh pemerintah. Menteriminta dibantu oleh para penyediajasa agar menunjukanprofesionalismenya, sepert ianggota AKI yang anggotanyapemborong yang besar-besartunjukkan betul-betul bahwasebagai pemborong besar yangprofesional dan memang beranidiadu dengan kontraktor-kontraktor besar dari luar negeri,tegasnya.

Menteri PU berjanji akanmemperjuangkan dengan cara,dimana saja akan bicara, apakahdi bilateral atau multilateral, sampaidi sidang Kabinet. Menteri jugaakan mengatakan dalamkesempatan-kesempatan tersebutagar diberi kesempatan bagikontraktor besar di Indonesia untukmenjadi tuan rumah di negerisendiri, dengan kesempatan sekecilapapun selalu akan diperjuangkan.Tapi para penyedia jasa konstruksijangan sampai hanya diam-diamsaja, menunggu kesempatandikasih. Menteri mengajakpenyedia jasa sepakat antarapemerintah dengan badan usaha

untuk mengambil pangsa pasardalam negeri, sebagian besar untukpengusaha dalam negeri tanpaharus mengelompokkan diri sepertiorang-orang yang bodoh, sepertimembuat pagar pengaman. Inizamannya terbuka jadi harus tetapmembuka pasar.

Djoko Kirmanto menyadari bahwaAD/ ART mengatur mengenaipenyelenggaraan Mukernas harusdiselenggarakan satu kali dalamsatu tahun yang bertujuan untukmelakukan evaluasi terhadappelaksanaan program kerja dananggaran tahun sebelumnya,menyusun dan menetapkan pro-gram kerja dan anggaran tahunberjalan. Dan melakukaninventarisasi serta penetapan

kebijakan pemecahan terhadappermasalahan yang dihadapi.

Perpanjangan Sertifikat

Menurut Djoko Kirmanto, bahwaakhir-akhir ini Departemen PUmasih menerima penyampaianberbagai masalah berkaitan denganperpanjangan Sertifikat BadanUsaha (SBU), baik dari LPJKD,Asosiasi maupun PemerintahProvinsi. Permasalahan tersebutpada umumnya terkait denganpermasalahan internal asosiasiperusahaan, seperti pembentukanasosiasi baru yang belumdiakreditasi, perbedaan antarakualifikasi SBU dengan ketentuanpangsa pasar dalam Keppresnomor 80/ 2003, serta penerbitanDaftar Registrasi Perusahaan (DRP)oleh Pemerintah provinsi.

Ketentuan ketentuan tentangperpanjangan masa berlaku SBUsebenarnya telah diatur secara jelasdalam Peraturan LPJKN Nomor 2dan 3/ LPJK tahun 2005 sertaSurat Menteri PU kepada paraGubernur tanggal 30 Desember2005.

Mengingat hal tersebut DjokoKirmanto, meminta agar LPJKdapat meningkatkan sosialisasitentang ketentuan-ketentuantersebut, sehingga prosespengadaan jasa konstruksi tahun2006 dapat berjalan dengan lancar.Departemen PU menyambut baikrencana penyempurnaanketentuan tentang registrasi danakreditasi yang sedangdipersiapkan oleh LPJK. Berbagaimasukan telah disampaikan,khususnya melalui Surat MenteriPU tanggal 30 Nopember 2005,ungkapnya.

Djoko Kirmanto menggaris bawahimengenai pengelompokan bidangusaha agar mengacu kepada Cen-tral Product Classification (CPC).Namun demikian, perlu kiranyadilakukan penyesuaian dengankondisi usaha jasa konstruksi di In-donesia agar penerapannya tidakmenimbulkan permasalahan.Kiranya penyempurnaan tentang

Page 4: Bulletin BPKSDM Edisi pertama.pdf

ketentuan registrasi dan akreditasidapat menjadi salah satu programpokok LPJK Tahun 2006 yangharus diselesaikan dalam jangkawaktu yang tidak terlalu lama,sehingga SBU yang baru benar-benar dapat diberlakukan mulaitanggal 1 Januari 2007.

Liberalisasi PerdaganganBidang Jasa Konstruksi

Menurut Menteri PU, prosesperundingan dalam rangkaliberalisasi perdagangan, termasukbidang jasa konstruksi, masih terusberjalan, baik melalui WTO, APEC,Coordinating Committee on Ser-vices (CCS)-Asean, maupun Indo-nesia-Japan Economic Partner-ship Agreements (IJ-EPA).Berkenaan hal tersebut Menteri PUmengucapkan terima kasih danpenghargaan kepada LPJK ataskerjasama serta kontribusinyadalam penyiapan materi danpelaksanaan perundingandimaksud.

Menteri PU mengharapkan LPJKdapat ikut aktif dalammensosialisasikan hasil-hasil yangtelah disepakati dalam perudingan,seperti Specific Commitmentsdari setiap negara Anggota Aseanserta Mutual Recognation Agree-ments (MRA) profesiEnggineering. Disamping ituMenteri juga mengharapkan agarLPJK tetap aktif memberikanmasukan dan mengikutiperundingan-perundingan lanjutan,sepert i penyiapan MRA profesi

Arsitektur serta materi liberalisasisektor bisnis dan konstruksi.

Menghadapi hal tersebut dan sesuaidengan amanat Undang-UndangJasa Konstruksi, Menterimenganggap perlu segeradilakukan pengaturan ijin usahabagi pengusaha asing yang akanmelakukan usaha jasa konstruksi diIndonesia. Mengingat penerbitanijin usaha oleh Pemerintah harusdidasarkan pada registrasi badanusaha, maka LPJK diharapkandapat segera menyusun ketentuan-ketentuan tentang registrasi BadanUsaha Asing serta melaksanakanregistrasi dimaksud, tegasnya.

Menteri PU mengingatkan kepadaLPJK agar meningkatkanperhatian pada tugas-tugas yangdiamanatkan oleh Undang-UndangJasa Konstruksi yang sejauh inibelum mendapat porsi memadai,meskipun telah dimuat dalamAnggaran Dasar LPJK. Tugas-tugas yang dimaksud adalahberkaitan dengan penelitian,pengembangan, pendidikan danpelatihan serta peran arbitrase,mediasi dan penilaian ahli bidangjasa konstruksi.

Departemen PU merencanakanakan melaksanakan pelatihan bagipara asesor yang akanmelaksanakan penilaian sertifikasiSBU, SKA maupun SKT. Untukmemperluas jangkauan pelatihantersebut, kiranya diperlukankerjasama dengan LPJK,ungkapnya.

Dijelaskan oleh Menteri PU bahwahakekatnya peran arbitase dapatdilakukan oleh pihak ketiga yangdibentuk oleh Pemerintah dan/ ataumasyarakat jasa konstruksi.Kurangnya perhatian terhadapperan arbitrase dikhawatirkandapat mengundang berbagaiwacana pembentukan lembagaarbitrase yang tidak sesuai denganprinsip tersebut diatas.

Kenapa Industri C inamempunyai pasar Dunia?

Dalam kata sambutannya KetuaUmum LPJKN, Sulistijo,mengatakan bahwa ada duailustrasi yang disampaikan dalamMukernas LPJK yakni, per tamakenapa Industri Cina mempunyaipasar dunia karena Cinamempunyai cost of fund rendah,disamping itu infrastrukturnyatersedia dan efisien jadi tanggungjawab sektor konstruksinya harusmampu membangun infrastrukturyang efisien serta kerja keras.

Ilustrasi kedua adalah JasaKonstruksi Malaysia masuk di 29pasar internasional karenamempunyai visi dan misi sertastrategi dan kebijakan nasionalyang jelas untuk pembangunansektor konstruksi nasionalnya.

Menurut Sulistijo, bahwa duailustrasi tersebut merupakanpemahaman peluang sektorkonstruksi di dunia internasionalbisa digarap di dua negara yakniJepang dan Malaysia. Tapi Cinadapat merajai dunia karenainfrastrukturnya efisien dan kerjakeras.

Kalau Penyedia Jasa Indonesiaingin berkompetisi maka haruskerja keras, sedangkan kepadaseluruh stake holder atau klasterindustri konstruksi Indonesia untukbisa bersama-sama membangunnegara, jelasnya.

Page 5: Bulletin BPKSDM Edisi pertama.pdf

ubernur Provinsi Gorontalo,Fadel Muhammad, optimismasa yang akan datangPemerintah Daerah akan

menghadapi perubahan yangberasal dari tekanan eksternalmaupun internal masyarakatnya.Momentum otonomi daerah akandimanfaatkan sebaik-baiknya untukmengoptimalkan pembangunandaerahnya. Upaya pertama yangakan dilakukan adalah melakukanperbaikan lembaga, perbaikansistem manajemen keuangan danreformasi manajemen publik.

Disamping itu Fadel mengatakan,bahwa paradigma baru yangdikenal dengan new public mana-gement menimbulkan beberapakonsekuensi bagi pemerintahdiantaranya tuntutan untukmelakukan efisiensi, pemangkasanbiaya (cost cutting) dan kompetensitender dalam pengadaan barangdan jasa. New public managementberfokus pada perbaikan kinerjaorganisasi. Oleh karena itu perludilakukan perubahan managerialterutama menyangkut perubahanSDMnya dan penataan strukturorganisasi.

Dijelaskan pula bahwa dalamusianya yang ke 5, ProvinsiGorontalo telah menunjukkanperubahan pesat di berbagai sektorpembangunan yang ditunjang olehanggaran pembangunan yangbegitu besar sehingga perludidukung oleh kinerja aparaturpemerintah yang professional.Secara umum pengadaan barangdan jasa selama ini masihmenghasilkan harga yangkompetitif aku Fadel. Harga barangdan jasa yang diperoleh melalui

proses pengadaan cenderung lebihtinggi bila dibandingkan pembelianlangsung oleh swasta.

Hal ini menjadi indikator bahwaproses pengadaan barang dan jasacenderung menciptakan ekonomibiaya tinggi sehingga pada akhirnyaakan merugikan keuangan daerahdan masyarakat. SDM pengelolabarang dan jasa pada umumnyatidak memiliki kapasitas yangmemadai untuk dapatmelaksanakan tugas dengan baik.Kondisi tersebut disebabkankurangnya skema manajemenproyek karena masih banyak parapengguna anggaran dan panitiapengadaan barang dan jasa belummemiliki sertifikat sebagaimana

yang diamanatkanoleh Keppres 80tahun 2003 danK e p m e nPermukiman danPrasarana WilayahNo. 339/ KPTS/ M/2003 yangdiberlakukan mulai 1Januari 2006.

Lebih lanjutdikatakan bahwa

Pemerintah Perlu Rekayasa UlangTerhadap Birokrasi

inefisiensi semakin bertambahbesar apabila proses pelelangantidak jujur. Perilaku ini menciptakannilai proyek yang menggelembungkarena adanya unsur KKN. Dalamrangka menciptakan manfaatsebesar-besarnya bagiperekonomian, peran pemerintahdaerah semakin besar dalammelaksanakan belanja melaluipengadaan barang dan jasa secaraefisien dan efektif.

Pada akhirnya Fadelmengharapkan dukungan danbantuan Badan PembinaanKonstruksi dan SDM untukmemfasilitasi pelaksanaanSosialisasi dan Diseminasi TerpaduProduk Peraturan Jasa Konstruksiserta Ujian Keahlian PengadaanBarang dan Jasa Pemerintahsecara berkelanjutan bekerjasamadengan Pusat PengembanganKebijakan Pengadaan Barang danJasa Publik - Bappenas.

Peserta Sosialisasi dan Diseminasitersebut diikuti sebanyak 103 orangterdiri dari utusan instansi terkait,Pemda dan Pemkab/ PemkotProvinsi Gorontalo.

Page 6: Bulletin BPKSDM Edisi pertama.pdf

ebagai upayapenyusunan ProgramTahunan atau RencanaKerja Pemerintah

(RKP) Tahun 2007, DepartemenPU menyelenggarakan KonsultasiRegional Tahun 2006 yangdiselenggarakan di dua wilayahyakni, Wilayah Baratdiselenggarakan di PadangSumatera Barat, tanggal 8 9Maret 2006. Sedangkan untukWilayah Timur diselenggarakan diDenpasar, Bali, tanggal 14 15Maret 2006.

Konsultasi Regional Tahun 2006tersebut diselenggarakan dalamrangka peningkatan peran sertadan sharing Pemerintah Provinsisebagaimana diamanatkan UU No.32 Tahun 2004. Disamping itudimaksudkan pula sebagaisinkronisasi dan koordinasiperencanaan dan penganggaranserta dapat menyerap berbagaiusulan dan aspirasi PemerintahProvinsi dan Kabupaten/ Kota dibidang pembangunan prasaranadan sarana Pekerjaan Umum.

Dalam Konsultasi tersebut masing-masing Eselon I di lingkunganDepartemen PU menyampaikanpresentasi yang isinya meliputi Visi,

Menteri PU Minta KetentuanPerundang-undangan Bidang JasaKonstruksi Dipahami dan Dipatuhi

Misi serta Tupoksinya.

Berkenaan dengan itu KepalaBadan Pembinaan Konstruksi danSumber Daya Manusia (BPKSDM),Iwan Nursyirwan padapaparannya menjelaskan mengenaiVisi, Misi ser ta Tupoksi dariBPKSDM.

BPKSDM mempunyai tugasMelaksanakan pembinaan dibidang konstruksi dan sumber dayamanusia serta mempunyai fungsiantara lain:

Pelaksanaan pembinaan usahakonstruksi meliputipengembangan usahakonstruksi, sarana usaha,kelembagaan dan regulasiusaha.

Pelaksanaan pembinaanpenyelenggaraan konstruksi,manajemen mutu sertakeselamatan kerja dankesehatan kerja konstruksi sertapengembangan administrasikontrak.Pembinaan keahlian dan teknikkonstruksi meliputipengembangan kompetensikeahlian konstruksi danpengembangan pendidikankeahlian konstruksi.Pembinaan kompetensi danpelatihan konstruksi, meliputipelatihan manajemen teknikkonstruksi, kompetensiketerampilan konstruksi danpelatihan ketrampilankonstruksi.

Sedangkan visi dari BPKSDMadalah terwujudnya pembinaan dibidang konstruksi dan sumber dayamanusia untuk mendukungtersedianya infrastruktur nasionalyang handal, bermanfaat danberkelanjutan. Disamping ituBPKSDM mempunyai misi sebagaiberikut :

Mendorong berkembangnyaindustri konstruksi yangkompetitif.Meningkatkan KapasitasPemerintah Daerah danMasyarakat dalampembangunan infrastruktur.Mengembangkan teknologikonstruksi yang tepat guna dankompetitif serta meningkatkankeandalan mutu konstruksi.Menerapkan organisasi yangefisien, tata laksana yang efektifdan terpadu dengan prinsipgood governance sertamengembangkan SDM yangprofessional.

Iwan Nursyirwan pada paparannyajuga menjelaskan bahwa telah terbitSurat Edaran Menteri PU nomor :08/ SE/ M/ 2006, tanggal 13 Maret2006 perihal, Pengadaan JasaKonstruksi Pemerintah TahunAnggaran 2006.

Surat Edaran Menteri PU, nomor: 08/ SE/ M/ 2006 tersebutmenyatakan kepada setiapp e n a n g g u n g j a w a bpenyelenggaraan pekerjaan jasakonstruksi hendaknya memahamidan mematuhi berbagai ketentuan

Page 7: Bulletin BPKSDM Edisi pertama.pdf

perundang-undangan yang berlakuterutama :

UU nomor 18 Tahun 1999tentang Jasa Konstruksi besertaaturan pelaksanaannya, yaituPP nomor : 28, 29 dan 30Tahun 2000.Keppres RI nomor 80 Tahun2003 tentang PedomanPelaksanaan PengadaanBarang/ Jasa Pemerintah danperubahannya yaitu, PerpresNomor 32 Tahun 2005 tentangPerubahan Kedua atas KeppresRI nomor : 80 Tahun 2003Tentang Pedoman PelaksanaanPengadaan Barang/ JasaPemerintah dan Perpres nomor70 Tahun 2005 tentangperubahan Ketiga atas KeppresRI nomor 80 tahun 2003tentang Pedoman PelaksanaanPengadaan Barang/ JasaPemerintah.Kepmen Kimpraswil Nomor :339/ KPTS/ M/ 2003 tentangPetunjuk PelaksanaanPengadaan Jasa Konstruksioleh Instansi Pemerintah.Kepmen PU Nomor : 448/KPTS/ M/ 1995 tentangKlasifikasi dan KualifikasiLaboratorium Pengujian BidangPekerjaan Umum.

Sedangkan menurut IwanNursyirwan upaya untuk mencegahkebocoran dan pemborosanpenggunaan keuangan Negaradikatakan bahwa telah terbit, Inpresnomor 5 Tahun 2004 dimana butirke enam mengatakan,melaksanakan Keppres RI nomor80 tahun 2003, tentang PedomanPelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara konsistenuntuk mencegah macamkebocoran dan pemborosanpenggunaan keuangan negara baikyang berasal dari AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah.

Dijelaskan lebih lanjut bahwakepada Kasatker/ SatkerSementara, Satker Vert ikalTertentu (SNVT), PK dan PanitiaPengadaan dalam melaksanakantugas tahunannya wajib memenuhiketentuan Kepmen Kimpraswilnomor : 339/ KPTS/ M/ 2003 danmenggunakan standar danpedoman pengadaan jasakonstruksi sesuai KepmenKimpraswil nomor : 257/ KPTS/M/ 2003.

Disamping itu juga dimintaperhatiannya atas pemenuhan hal-hal sebagai berikut :

Pengguna jasa diawali tahunanggaran harus mengumumkanrencana pengadaan jasakonstruksi secara terbukamelalui media cetak, papanpengumuman resmi untukpenerangan umum dan media

elektronik.Sesuai dengan SE SekjenDepartemen PU nomor 01/SJ/ 2006 tanggal 19 Januari2006 perihal Penerapanpengadaan barang/ jasa secaraelektronik di lingkunganDepartemen PU tahunanggaran 2006 mutlak harusdilaksanakan.Dalam menentukan paketpekerjaan jasa konstruksi agarmemperhatikan ketentuanyakni, memperluas kesempatanbagi usaha kecil,m e m p e r t i m b a n g k a nk emamp uan/ k omp et ensipenyedia jasa, besaran nilaipaket pekerjaan sampai denganRp. 1 milyar diperuntukkan bagiusaha kecil, lebih besar dari Rp.1 milyar diperuntukkan bagiusaha bukan kecil dan nilaipaket pekerjaan diatas Rp. 3milyar diutamakan bagi usahabesar pekerjaan komplekdimaksudkan sebagai pekerjaanyang pelaksanaannyamemerlukan dukungankeahlian.Bagi Pejabat pembuatkomitmen dan panitia/ pejabatpengadaan yang belummemiliki sertifikat pengadaankeahlian barang/ jasapemerintah sampai denganbatas waktu yang ditetapkansebagai dimaksud dalam pasal52 ayat 1 Keppres 80 2003,maka panitia/ pejabatpengadaan tetap dapatmelakukan pengadaan barang/jasa pemerintah sampai dengantanggal 31 Desember 2007,sepanjang telah lulus ujiannasional pengadaan barang/jasa pemerintah yang diadakanoleh Pusat PengembanganKebijakan Pengadaan Barangdan Jasa Publik - Bappenas ataumemiliki bukti keikut sertaandalam Pelatihan PengadaanBarang tersebut.Bagi Penyedia Jasa Konstruksiharus memiliki : Izin Usaha JasaKonstruksi (IUJK), SertifikatBadan Usaha (SBU), SertifikatKeahlian Kerja (SKA) danSertifikat Ketrampilan Kerja(SKT). Bagi Penyedia Jasa yangbelum memiliki SKT dapatmenggunakan SertifikatPelatihan dari Lembaga

Page 8: Bulletin BPKSDM Edisi pertama.pdf

P e l a t i h a n / P e n d i d i k a nKetrampilan InstansiPemerintah dalam bidang yangsesuai, seperti Pusat PembinaanKompetensi dan PelatihanKonstruksi BPKSDMDepartemen PU serta BLKDepnakertrans.Untuk pekerjaan khusus/spesifik/ teknologi tinggi/kompleks Pejabat Eselon I dapatmenambah persyaratankepemilikan Sertifikat Manage-ment Mutu ISO dan SertifikatManagement KeselamatanKerja (K3) atau OHSAS kepadaBadan Usaha Jasa KonstruksiBesar.Metode pemilihan penyedia jasaharus dilakukan denganpelelangan umum, apabilapemilihan penyedia jasa denganpelelangan umum dianggaptidak efisien dari segi biayamaka dapat dilakukan denganseleksi langsung, sedangkanuntuk penunjukan langsungyang ditetapkan sendiri olehpengguna jasa hanya dapatdilaksanakan dalam hal :

Pekerjaan jasa pelaksanaankonstruksi yang memenuhikriteria penunjukanlangsungPekerjaan jasa pelaksanaandan pengawasan konstruksiyang memenuhi kriteriapenunjukan langsung.Penunjukan langsungpenyedia jasa untukpenanganan daruratbencana alam.

Ketentuan dalam PP No. 70tahun 2005 tentang perubahanketiga atas keputusan PresidenNo. 80 tahun 2003 tentangpelaksanaan pengadaanbarang/ jasa pemerintah : pasal10 ayat (1) menyatakan panitiapengadaan wajib dibentuk,pasal 10 ayat (2) untukpengadaan sampai dengan nilaiRp. 50 juta dapat dilaksanakan

oleh panitia atau pejabatpengadaan.Untuk pekerjaan lanjutan yangsecara teknis merupakankesatuan konstruksi yang sifatpertanggungannya terhadapkegagalan bangunan tidakdapat di pecah-pecah daripekerjaan yang sudahdilaksanakan sebelumnya,dapat dilaksanakan penunjukanlangsung dengan persetujuanMenteri.

Penandatanganan kontrak dapatdilakukan apabila dana telah cukuptersedia dalam DIPA. Pelaksanaanpekerjaan konstruksi yangberdasarkan pertimbangan teknistidak dapat diselesaikan dalam satutahun anggaran harusdiprogramkan sebagai kontraktahun jamak.

Untuk penyelenggaraan SistemManajemen Mutu (SMM) segerasetelah menerima DIPA Kasatkerwajib membuat Rencana MutuProyek (RMP), Penyedia Jasa wajibmembuat Rencana Mutu Kontrak(RMK), dalam membuat RMP danRMK berpedoman pada KepmenKimpraswil No. 362/ KPTS/ M/2004 tentang Sistem ManajemenMutu Konstruksi DepartemenKimpraswil. Dalam penerapanSMM konstruski harus mengikutimanual mutu yang ditetapkanDitjen yang bersangkutan.

Untuk penyelenggaraanKeselamatan dan Kesehatan Kerja(K3) pengguna dan penyedia jasa

dalam kegiatan pekerjaankonstruksi wajib memenuhiketentuan peraturan perundangantentang K3, pengguna jasamempunyai kewajiban memberipenjelasan tentang resikopekerjaan, melaksanakanpengawasan terhadappenyelenggaraan K3,menghentikan pekerjaan apabilapekerjaan tersebut dilaksanakanmenyimpang, melaporkan segeraapabila terjadi kecelakaan kerja.Penyedia jasa bertanggung jawabapabila terjadi kecelakaan dangangguan kesehatan para pekerjaditempat kerja selama kegiatanpekerjaan konstruksi berlangsung.Pengguna jasa bertanggung jawabatas terjadinya kecelakaan kerja.

Untuk menjamin produk konstruksiyang handal wajib memenuhiketentuan yakni kegiatanpenyelidikan untuk menunjangpekerjaan studi/ design danpengujian mutu pekerjaankonstruksi dilingkunganDepartemen PU harus dilakukanoleh laboratorium pengujian yangtelah memiliki sertifikatlaboratorium pengujian,menerapkan standar nasional Indo-nesia (SNI).

Selain itu Iwan Nursyirwanmenyatakan dengan tegas hal-halyang sudah ditetapkan menjadiacuan atau dasar hukum yang harusditerapkan sesuai aturan yangberlaku.

Page 9: Bulletin BPKSDM Edisi pertama.pdf

PENDAHULUAN

Dengan terbitnya UU no 18 tahun1999 yang juga telah dilengkapidengan 3 (tiga) Peraturan Pemerin-tah yakni PP 28/ 2000 tentangUsaha dan Peran Masyarakat JasaKonstruksi, PP 29 / 2000 tentangPenyelenggaraan Jasa Konstruksiserta PP 30/ 2000 tentangPenyelenggaraan Pembinaan JasaKonstruksi maka haruslah adaperubahan yang nyata dalam tataniaga jasa konstruksi di Indonesia.Apakah ini bisa dideteksi????

Kalau zaman dahulu kita kenaldengan DRM yakni DaftarRekanan Mampu yang dikeluarkanoleh Panitia Prakualifikasi di setiappropinsi, maka gambaran yangdidapat adalah kondisi waktu ituyakni antar propinsi standarnyatidak sama, walaupun aturannyasama misalnya perusahaankontraktor kuaifikasi Besar diJakarta akan berbeda denganKontraktor kualifikasi Besar yangada di Jawatimur, ini dikarenakanberbagai sebab misalnya PanitiaPrakualifkasi menghendaki agar didaerahnya ada Kontraktor Besaratau Konsultan Besar sedangkan

SertifikatBadan Usaha (SBU) dan DRP

Bidang Jasa Konstruksi

kemampuan Badan Usahanyasendiri belum mencapai taraf itu,sehingga akibatnya BU didorong-dorong atau diberikan tanpamelihat persyaratan yangditetapkan dan dokumen yangdimilikinya yang akhirnya waktu ituada 3500 perusahaan kualifikasiBesar.

Adanya UU yang kemudianmenyerahkan pelaksanaannya keLPJK maka kebijakan di LPJKperusahaan besar ditangani olehLPJK Nasional, maka dampaknyajelas kelihatan sebagian besarperusahaan tersebut rontok saatdilakukan sertifikasi, saat ini kuranglebih ada 1000 Badan Usaha yangmengaku besar dan tersebar diseluruh Indonesia, sehinggacampur tangan pihak luar yangberkepentinganpun menurun tajamapalagi pelaksanaannya diserahkanke asosiasi sehingga Asosiasitersebut menjadi sasaran berbagaikepentingan.

LPJK Nasional pun tidak kalah akalmenghadapi mereka semua, yaknipengalaman semua perusahaandilakukan pemeriksaan kembali,walaupun banyak yang diragukan

dan itu tinggal menunggu waktuuntuk dipaparkan kepadamasyarakat, dan polanya harusdilibatkan masyarakat untuk ikutmelakukan pengawasan.

Umumnya jika ketahuan makaalasan klasik yang disampaikanadalah ini kan tinggal sebentar,nanti akan diubah lagi, mohonkebijakan LPJK, demikianseterusnya, apalagi saatperpanjangan registrasi, banyakditemui kesalahan-kesalahannamun asosiasi dan badanusahanyapun banyak berkelit untukmengajukan penawaran denganalasan menunggu peraturan barutersebut sehingga kondisi inibanyak dan syarat dengankepentingan.

Kalau dahulu DRM dibuat dulu dankemudian dikutip menjadikan TDR(Tanda Daftar Rekanan) makasekarang DRP (Daftar RegistrasiPerusahaan) yakni SBUdikumpulkan dan dikompilasi padasetiap daerah dan seluruhnyaditayangkan di www.pu.go.id/bpksdm.

Sebenarnya banyak para panit ialelang yang awam akan hal ini,karena umumnya rekaman SBUyang dibawa ke panitia lelangadalah rekamannya, kalau dimintaaslinya belum tentu punya makayang dikeluarkan rekaman SBUyang telah dilegalisasi oleh asosiasi,padahal asosiasi dilarangmelakukan legalisasi, dalam kasusini seharusnya panitia lelang tegasuntuk menggugurkan bila tidakmemperlihatkan aslinya. Apalagitidak ada di tayangan internet, inijurus yang jitu, karena nantinyaakan menuntut asosiasi gunamenayangkan miliknya. Kalau tidakmaka asosiasi akan malas-malasanuntuk menayangkan dataanggotanya.

Perlu diketahui sangatlah sedikitperusahaan yang mempunyaikelengkapan sub bidang misalnyapunya sub bidang jalan, sub bidangjembatan, juga punya sub bidangpengairan atau sub bidang gedungdan pabrik sehingga kondisi inilah

Oleh : Ir.Edy Rahenjantono.MM

Page 10: Bulletin BPKSDM Edisi pertama.pdf

yang dimanfaatkan, padahal sudahdiketahui tidak mungkin seorangpengusaha mempunyai banyak subbidang.

DRM (Daftar Rekanan Mampu)

Praktek yang sering dilakukanadalah Badan Usaha berupayamelakukan copy SBU lebih dahulukemudian di ubah dan disesuaikanklasifikasi dan kualifikasinyakemudian di copy lagi dandimintakan legalisasi ke asosiasinyasedangkan yang diajukan ke panitialelang adalah fotocopy yang sudahdiubah, padahal Asosiasi dilarangkeras melakukan legalisasi,memang masalah-masalah ini sulitterungkap oleh panitia lelangdikarenakan DRP pun jarangditemukan didaerah, karena siapayang harus mencetak DRP masihdiperdebatkan, disisi lain ada yangberpendapat pemerintahpropinsilah yang mengesahkan,Sedangkan LPJK sendiri dengandana yang amat minim sulit untukmenyebar luaskan informasi,sementara penghasilan LPJK relatifsangat kecil dibandingkan Asosiasi.

Lalu bagaimana sirkulasinyakedaerah-daerah maka tidak adajalan lain kecuali dilihat di situswww.lpjk.or.id

atau www.lpjk.orgatau www.pu.go.id/ bpksdmBahkan pada situs www.lpjk.or.iddapat diprint bukti bahwakebenaran SBU nya telahdiregistrasi, hal tersebut dijamindengan dikeluarkannya suratketerangannya bernomor khususyang apabila diinginkankebenarannya maka nomertersebut dimasukkan ke situskembali maka akan keluar namaperusahaan tersebut sehinggapanitia lelang tidak tertipu sistemini adalah efektif dan membantubanyak pihak hanya banyak yangbelum tahu dan perludisosialisasikan.

Lalu bagaimana sebenarnyakompetensi Badan Usaha yangdiinginkan. LPJK sudahmenetapkan jika perusahaankontraktor kualifikasi K2 makapengalamannya selama 8 tahun

jumlahnya kumulatifnya harus 200juta atau K1 pengalamannya 600juta dan M pengalamannya 2 Mserta B2 pengalamannya 7 milyardan B1 sebanyak 25 M Jikaditemukan bahwa perusahaantersebut tidak punya pengalamanselama ini namun diberi M1misalnya maka SBU nya tidak sahdan ini dapat dilaporkan ke LPJKnamun yang terjadi tidak satupunlaporan dari masyarakat jasakonstruksi atau masyarakat umum,melaporkan hal ini Hal inimencerminkan ket idak pedulianterhadap kondisi ini, selain itudalam Keppres 80/ 2003 dikatakanusaha kecil dan non kecil, makabanyak penyedia jasa kebingungankarena yang yang ada di pasaranadalah K1, K2 dan K3, akibatnyaproyek nilai dengan 900 jutadikerjakan K3 karena itu kecilbelanya dan panitia lelang merasatidak bersalah lalu bagaimanamensosialisasi, sebenarnya dalamKeppres 80/ 2003 sudah cukupbaik karena semua perusahaansebagai peserta lelang pasti mengisiLampiran II Keppres dan ada paktaintegritas sehingga apabilaperusahaan mengaku K1 makaharus dapat dibuktikanpengalamannya yang dipunyainyajumlahnya 600 juta, kalau tidakmaka SBU nya dapat digugurkan.Sebaliknya dengan pola diatasmaka nilai proyek 80 juta dapatdiikuti oleh K3, K2 dan K1 lalumuncul pemikiran bahwa kalau gituK3 selalu kalah dalam bertarung,apa iya.

BAGAIM ANA M EM BANT UMENGATASINYA ?

Ini pertanyaan yang menyesakkan,hingar bingar LPJK adalah tidaklain adalah pelaksanaan klasifikasidan kualifikasi Badan Usaha, yangkurang akurat sementara disisimasyarakat umum berpendapatkalau asosiasi yang melakukanklasifikasi dan kualifikasi makaAsosiasilah yang berhakmenetapkan, padahalmekanismenya dibuat bahwa LPJKlah yang berwenang menetapkanklasifikasi dan kualifiaksi bukanasosiasi yang selama ini seakantelah berjalan.

Melihat kondisi ini maka sudahsaatnya pemerintah dengan suatusistem melakukan evaluasi terhadapdata Badan Usaha yang mengikutipelelangan proyek-proyekpemerintah dan melakukanevaluasi serta memberitahukan keLPJK atau Instansi Pembina untukdilakukan tindak lanjut. Pemerintahsaat ini merupakan pangsa pasarterbesar, sehingga bila diam sajamaka Lampiran II yangdisampaikan pada saat pelelangan-pelelangan, lalu apa artinya. DiLampiran II tersebut sebenarnyacontrol bagi SBU, kemudian padapanitia lelang tinggal melakukanklarifikasi data pada Lampiran IIdengan meminta atau melihatkontrak, kemudian SPT PPN danPPh nya dan menginputkan dalamsuatu sistem. Mestinya DepartemenPekerjaan Umum dapatmempelopori ini untuk setiap

Page 11: Bulletin BPKSDM Edisi pertama.pdf

Satuan Kerja denganmengumpulkan judul-judul proyek,dan yang dilaksanakan oleh siapadan kemudian dihimpun yangakhirnya merupakan databasenasional maka kondisi akanberangsur-angsur reda karenasemuanya sudah menjadi suatusistem.

Semua orang sudah bisamengetahui kemampuan orang lainmaka akan tidak bergejolak. Bukanlalu art inya karena K3 maka diaakan selalu kalah dari K1.

Diatas adalah berdasarkanpengalaman belum tenaga kerjanyakhususnya tenaga ahlinya atau PJT(Penanggung jawab Teknis) dimanaK3 pengalaman 2 tahun sedangkan

K1 pengalaman 10 tahun, yangdalam prakteknya belummenjadikan acuan yang benar.

Bagaimana jalan keluar darimasalah ini? Apa solusinya, makayang harus dilakukan adalah semuapihak terutama masyarakat jasakonstruksi dan terutamaDepartemen Pekerjaan Umummembantu menyebar luaskan nilai-nilai kompetensi setiap badanusaha dan selalu mengecekkebenarannya melalui satu tanganmisalnya penayangan di websiteselanjutnya LPJK melakukanpengetatan aturan siapa yangsalah, ya dikenakan sanksi dan jugatermasuk asosiasinya sehinggasedikit dari sedikit pastilah akanmempengaruhi iklim usaha,

masalah sekarang adalah di LPJKbelum banyak database sehinggauntuk disebarluaskan menjadikesulitan. Maka langkah LPJK jugamengharuskan semua datanyaasosiasi dalam database nasionaldan tertayangkan ke masyakatadalah tepat sekali sehingga biarmasyarakatlah yang melakukanseleksi . Jika hal ini dapat dilakukanmaka dalam waktu 5 tahun kondisijasa konstruksi di Indoensia dapatdilakukan pengendalian, saat inipertumbuhan perusahaan jasakonstruksi seperti jamur dimusimhujan lantaran semua orang mudahmendirikan perusahaan sedangkanpekerjaan konstruksi umumnyaadalah sub kontrak.

(edr )

Latar Belakang

Sekitar 500.000 warga Aceh yangselamat dari bencana gempatsunami 26 Desember 2004 masihhidup di pengungsian. Termasuk didalamnya yang tinggal di tendadarurat yang sudah berusia setahundan mulai lapuk.

Dalam empat tahun mendatang,Badan Pelaksana Rehabilitasi danRekonstruksi Aceh akanmengimplementasikan investasisekitar Rp 70 trilyun. Untuk tahun2006, Pemerintah Indonesiamerencanakan akan membangun40.000 unit rumah dengan biayaRp 2,- trilyun. Di samping itu, pada

Support Zone for Aceh Rehabilitation andReconstruction.

(Kawasan Pendukung untuk Rehabilitasi danRekonstruksi Aceh)

Oleh: Doedoeng Z. Arifin dan Andang Kasriadi

tahun yang sama, aktivitas nonpemerintah akan membangunsekitar 38.000 rumah, sehinggatotal rumah yang akan dibangunmenjadi 78.000 unit.

Tentu saja, yang harus direhabilitasidan direkonstruksi bukan cumarumah. Berbagai bangunanlainnya, seperti prasaranapendidikan, prasarana umum,termasuk jalan, pelabuhan,terminal, pasar, air minum, listrikdan sebagainya, memerlukanpenanganan yang tidak kalah level-nya dengan pembangunan rumah.Dengan memperhitungkankeseluruhan rumah dan prasaranapemukiman yang harus dibangun

pada 2006, maka investasi lebihdari Rp 5 , - trilyun akandilaksanakan dalam waktusatu tahun di Aceh. Sementaraitu, kegiatan perekonomianlainnya, baik untuk melengkapiinfrastruktur yang dibangun,maupun untuk menjaga kehidupandi Aceh, akan mengakibatkanterjadinya kegiatan perekonomianyang jauh lebih besar lagi.

Lebih dari 100.000 orang yangterlibat untuk kegiatan rehabilitasidan rekonstruksi Aceh ini, tersebardi beberapa kota utama. Hampirsemuanya adalah tenagapendatang. Sekitar sepertiganyaakan berada di Kota Banda Aceh.

Penulis : Kepala Bidang Kelembagaan dan Regulasi,Pusat Pembinaan Usaha Konstruksi, BPKSDM. Dep.PU

Page 12: Bulletin BPKSDM Edisi pertama.pdf

profesional berprinsip onestop shopping dan tidakterkait dengan anggaranpemerintah. Setiap pemberianjasa/ pelayanan akan dikenakansuatu biaya tertentu untukmendukung biaya operasionalSupport Zone.

Sebagai perintisan, diusulkandibangun suatu Pilot SupportZone di Banda Aceh, dengankonsep kegiatan terkoordinasisecara mandiri, dimana setiapbagian pendukungan dibangun,dibiayai, dan dioperasikan olehinst itusi yang benar-benarmemiliki kompetensi integral dibidangnya. Rincian dari konsepini, diuraikan berikut ini.Support Zone ini perlu dibuatjuga untuk area lain di Aceh,dengan magnitude yangberbeda-beda.

Rincian prasarana fisik konsepSupport Zone for AcehRehabilitation andReconstruction antara lainsebagai berikut ini.

I.1. LokasiUntuk tahap pertama,lokasi diusulkan di BandaAceh, dengan area seluaskurang lebih 10 hektar, milikPemerintah Daerah KotaBanda Aceh, dengan izinpenempatan selama kuranglebih 5 tahun.

I.2 . Bangunan di SupportZone.Bangunan Support Zone diBanda Aceh ini akanmemiliki lantai seluas kuranglebih 30.000 m2, untukberbagai fasilitas. Bangunanini dibangun oleh suatuperusahaan pengembangatau kontraktor yangkemudian disewakan kepadapara pemakai dengankonsep BuildingManagement . Termasuk didalamnya unit untukperkantoran atauperwakilan perusahaandengan prinsip facilitiessharing .

Jadi di Banda Aceh saja pada tahun2006 akan ada sekitar 35.000tenaga kerja temporer dari segalatingkatan. Di samping itu, di Acehjuga hadir lebih dari 300 kelompoktenaga bantuan, baik NGOmaupun dari satuan tugas negarapemberi bantuan.

Keberadaan personil untukpembangunan dan rekonstruksiAceh ini merupakan suatu masalahtersendiri, karena mereka harusditempatkan pada situasi yangmendukung kesiapan mereka untukbekerja. Padahal penyediaanprasarana pemukiman untuk100.000 orang, merupakanmasalah yang luar biasa, yang sulituntuk disediakan dalam waktupendek. Seperti biasanya,penyiapan prasarana untuk parapersonil temporer ini t idakdisertakan dalam anggaran khusus,namun diserahkan kepadamanajemen pengembang masing-masing. Tuntutan sarana danprasarana untuk tenaga asing,ataupun tenaga dengan kualifikasilebih tinggi dari dalam dan luarnegeri, baik yang berasal dariaparat pemerintah, NGO ataupunsatuan tugas bilateral maupunmultilateral, merupakan persoalanyang tidak kalah rumitnya.

Melaksanakan proyek besar dalamwaktu pendek, tidak berarti tertibadministrasi dapat diabaikan.Manajemen Proyek yang benar,tidak saja menuntut kualifikasitenaga administrasi pendukungyang handal, tapi juga kelengkapan

sarana penunjangnya yangmemadai.

Untuk mengelola tenaga kerja danpencatatan prestasi (kinerja) untuk100.000 orang, akan dibutuhkansetidaknya 4.000 tenagaadministrasi, dengan minimal1.000 unit komputer. Belum lagikebutuhan pendukung untukkegiatan teknis perencanaan,komunikasi dan sebagainya.

Analisis mengenai penyiapan bagidukungan program besar initampaknya belum dibuat secaratajam, dan dengan sendirinyapenyiapan kondisi lapangan jugaakan jauh dari memadai.

Hal inilah yang tampaknya akanmenjadi salah satu kunci terpentingdi satu sisi, namun menjadi blindspot yang luput dari pengamatanpara perencana program.Kebutuhan pendukungan inilahyang menjadi titik perhatian kami,dengan mengusulkan konsepKawasan Pendukung bagiRehabilitasi dan RekonstruksiAceh (Support Zone for AcehRehabilitation andReconstruction).

I. Konsep Support Zone.

Support Zone atau KawasanPendukung, merupakan suatukawasan yang dilengkapidengan berbagai fasilitas untukmendukung program besaryang dikelola sepenuhnyaberdasarkan konsep pelayanan

Page 13: Bulletin BPKSDM Edisi pertama.pdf

I.3 . Pusat DokumentasiTsunami.Unit ini berisi kumpulaninformasi tentang peristiwagempa dan tsunami 26Desember 2004 besertaberbagai peristiwasesudahnya yangterdokumentasi dalambentuk film, video, gambar,ceritera, klipping koran dansebagainya. Unit inimenyediakan pameran tetapdan fasilitas pemberianinformasi tsunami untuksetiap pihak yangmembutuhkan. Setiap orangyang berkunjung ke Aceh,akan memulai lawatannyadengan mengunjungifasilitas ini.

I.4 . Restoran & Catering.Setidaknya 5.000 orangakan membutuhkanpelayanan setaraf restoran diKota Banda Aceh.Sedangkan untuk parapekerja, dibutuhkancatering untuk sekitar30.000 orang. Fasilitas diSupport Zone pada tahapawal hanya akanmengantisipasi sekitar 10 %sampai 20% dari kebutuhan.

I.5 . M otel & RumahSinggah.Fasilitas ini hanya untukmelayani pengunjung yangtinggal dalam jangka pendekatau untuk transit sebelummeneruskan perjalanan ketempat tujuannya. Fasilitasmotel tahap awal disediakanuntuk 200 300 kamar danrumah singgah untukmelayani 500 1.000orang.

I.6 . Komunikasi &Warung InternetJaringan wartel dan jasapelayanan pemasangantelepon untuk lokasi proyekdipersiapkan dari SupportZone. Wartel di SupportZone minimal memiliki 20KBU dan Warnet denganminimal 40 komputer.

I.7 . Bursa Tenaga Kerja.Kebutuhan tenaga kerjayang sangat tinggi dan turnover-nya akan sangatmembebani para pengusahayang berkiprah di BandaAceh. Dukungan jaringanyang menyediakan tenagakerja ini, dalam bentuk suatuBursa Tenaga Kerja , akan

sangat dibutuhkan, sekaligussebagai suatu lahan usahayang cukup menjanjikan.

I.8 . P e n y e w a a nKomputerSetidaknya 300 unitkomputer harus selalu siagauntuk melayani permintaanrental atau digunakan ditempat yang disediakan olehSupport Zone.

I.9 . O ffice Supplies &Service.Peralatan dan supplieskebutuhan alat tulis kantor(ATK), termasuk unitpercetakan, foto copy,penjilidan disediakan diSupport Zone.

I.10 . Consultancy &Report Services.Konsultan yang membantumenyusun Progress Report,Survey, dokumentasi, studidan kajian perencanaanmaupun pengawasanrehabilitasi dan rekonstruksiAceh, dsb.

I.11 . Recreation, H ealth& Fitness Facilities.Area rekreasi ringanbercorak olahraga, sepertibi lyar, tennis meja,badminton, tennis, dsb.

I.12 . M edical Service &P3K.Sarana kesehatan untukpengobatan tahap awal danrescue services set ingkatpoliklinik.

I.13 . Transport, Travel &Guide.Sarana transportasi dantravel agent serta tourguide dalam mendukung

mobilitas pekerja level atasdan menengah.

I.14. Data & Informasi.Unit ini menyediakanberbagai data dan informasidalam bentuk cetak dandigital, termasuk peta, citrasatelit, maupun data statistik.

I.15. Layanan PrasaranaPendukungUnit ini menyediakankebutuhan prasaranapendukung di setiap lokasiproyek, seperti air bersih,telepon, listrik, ruangistirahat dsb.

I.16. Persewaan PeralatanKonstruksi.Mulai peralatan berat,sepert i crane, bulldozer,back hoe, front end loader,concrete mixing sampaiperalatan kecil sepertistumper, generatorlapangan, tenda dansebagainya.

II. Gambaran Kelayakan.

Kelompok Kerja Support Zone(KKSZ) adalah organisasiProyek, dengan sasarankegiatan sekitar 5 tahun.Investasi KKZS tidakmenjangkau investasi untukoperasional Support Zone,namun dibatasi hanya padainvestasi untuk kegiatan KKSZsaja, yaitu untuk prosespenyusunan rencana,pengkoordinasian, pemasarandan administrasi perikatandengan semua pihak yangterlibat.

Support Zone Management(SuZMan) akan menarikpendapatan dari persewaanfasilitas yang dibangun, jasapengelolaan kawasan dan bagihasil dari transaksi tertentu.II.1 . Penyewaan Tempat

Bangunan seluas 30.000m2 ini adalah milik darimitra yang disewakan sekitarRp. 70.000,-/ m2/ bulan,atau total Rp. 2,- milyar per

Page 14: Bulletin BPKSDM Edisi pertama.pdf

ugas pokok PusatPembinaan Keahlian danTeknik Konstruksi(Pusbiktek) adalah

merumuskan dan melaksanakanpembinaan Keahlian dan TeknikKonstruksi bidang PekerjaanUmum. Pusbiktek mempunyai visisebagai pusat pembinaan keahliandan teknik konstruksi bidang PUyang handal dan profesional untukmendukung peningkatan kualitaspenyelenggaraan pembangunaninfrastruktur di seluruh Indonesia.Dalam menjalankan visinya,Pusbiktek telah menetapkanbeberapa misi yang akandilaksanakan :1. Mengembangkan bakuan

kompetensi keahlian dankurikulum pendidikan bidangkeahlian dan teknik konstruksi

2. Mengembangkan danmemberdayakan penerapanteknik konstruksi

3. Mengembangkan konsep

Administrasi PendidikanDalam Implementasi Kebijakan

PUSBIKTEK

Oleh: Yudhi Triana Dewi

pendidikan keahlian dan teknikkonstruksi bidang pekerjaanumum

4. Mengembangkan jejaringkemitraan dengan perguruantinggi, Pemda dan stakeholderslainnya

5. Mengembangkan piranti lunakdan keras untuk mendukungpenyelenggara pendidikankeahlian teknik dan pendukungspesifik bidang PekerjaanUmum

Dalam perjalanannya Pusbiktekmengamati adanya kebutuhankualitas SDM dalampenyelenggaraan pembangunanbidang pekerjaan umum di berbagaidaerah. Dewasa ini ada perubahanparadigma dalam penyelenggaraanpendidikan kedinasan. Pusbiktekdituntut untuk memperbaiki kinerjasesuai dengan paradigma barutersebut. Respon dari pihak terkaitpun semakin baik. Pemda Propinsi,

bulan. SuZMan menarik10% dari nilai ini, atausekitar Rp. 200,- juta perbulan.

II.2 . Bagi H asil PublicU tility.Public Utility seperti airminum, listrik, pemasangantelepon, jasa kebersihan danparkir dikelola oleh pihakketiga dan SuZManmemperoleh bagian tertentudari hasilnya. Diperkirakanbagi hasil ini akan dapatmemberikan pendapatansekitar Rp. 100,- juta perbulan bagi SuZMan.

II.3 . Pendapatan Lain-lain.SuZMan dapat memilihusaha tertentu untukmenjadi bagian dariusahanya, antara lainbertindak sebagai perantara.Ini merupakan penghasilantambahan yang dapatdikembangkan sesuaidengan keadaan, yangnilainya bisa jauh lebih besardari penyewaan tempatataupun bagi hasilprasarana.

Hampir semua komponenfasilitas pendukung di SupportZone dapat dibentuk menjadisuatu kegiatan bagi hasil, sepertidari bursa tenaga kerja.,restoran, rumah singgah, travel,penyewaan alat-alat dansebagainya.

Asumsi dan perkiraan di atastentu saja masih sangat kasardan membutuhkan penajaman.Yang paling pent ing adalahbahwa gagasan dan ide-idesegar seperti ini mendapatrespon dari para pemegangkebijakan, khususnya di badanpembina sektor konstruksi danterlebih lagi Badan Rehabilitasidan Rekonstruksi Aceh danPulau Nias agar diperolehmanfaat yang maksimal.

Penulis : Kepala Sub Bagian Program, BagianPerencanaan, Sekretariat BPKSDM

Page 15: Bulletin BPKSDM Edisi pertama.pdf

Pemda Kabupaten dan Asosiasiprofesi menuntut untuk dapatberperan aktif dalampenyelenggaraan pendidikankedinasan yang diselenggarakanPusbiktek bekerja sama denganPerguruan Tinggi Nasional Mitra.

Pusbiktek memiliki peluang yangmasih terbentang luas untukmenjawab tantangan tersebut.Departemen PU hingga saat inimasih berkomitmen terhadappeningkatan kualitas SDM nya.Kesadaran dari Pemda akanpentingnya SDM pun perluditindaklanjuti dengan seksama.Kebijakan Departemen PU kinimemberi peluang yang lebih besarkepada Pusbiktek dalammengembangkan pendidikankeahlian dan teknik konstruksi.Oleh karena itu, Pusbiktek perlumeningkatkan hubungan yang lebihintensif dengan unit kerja internalDepartemen maupun PerguruanTinggi Nasional mitra di seluruhIndonesia.

Pusbiktek telah memiliki banyakperan dalam peningkatan kualitasSDM Departemen PU, namunmelihat kondisi sekarang denganberbagai tantangannya perlukiranya Pusbiktek terusmeningkatkan kinerjanya dalammenjalankan program-programnya. Untuk itu perlu

disusun kebijakan yang tepat dalammenjalankan Tupoksinya, antaralain :

Meningkatkan kualitas net-working (kemitraan) denganPemda Propinsi, PemdaKabupaten serta AsosiasiProfesi.Meningkatkan peran Pusbiktekdalam peningkatan kualitaspemrograman kegiatankerjasama, pengembangankurikulum, pengembanganteknologi pembelajaran, danseleksi peserta didik sertaevaluasi tenaga pengajar.Mengembangkan mekanismeyang lebih jelas dalampembukaan program studidengan mengacu pada hasilneed assesment dengan

melibatkan unsur Departemen,Pemda Propinsi, Pemda Kotadan Pemda Kabupaten,Perguruan tinggi dan Asosiasiprofesi.

Dalam menjalankan kebijakannyasebagai pusat pembinaan SDMdengan corebusiness-nya yaitupendidikan, Pusbiktek diharapkanuntuk lebih profesional dalampenyelenggaraan administrasipendidikan. Administrasipendidikan itu sendiri adalah suatuproses keseluruhan, kegiatanbersama dalam bidang pendidikanyang meliput i: perencanaan,

p engor gan i sasi an,pengawasan danpembiayaan denganmenggunakan ataumemanfaatkan fasilitasyang tersedia, baikpersonel, materiil,maupun spirituil untukmencapai tujuanpendidikan secaraefektif dan efisien.Dengan adanyaadministrasi pendidikanyang baik diharapkansistem administrasiyang akan datang dapatberperan dalammenata danmemanfaatkan sertam e n g o p t i m a l k a nsumber daya institusipendidikan dalam

penyelenggaraan pelayananpendidikan untuk mencapaiprodukt ivitas pendidikan dalamsuasana menyenangkan dan salingmempercayai.

Sebenarnya istilah lain yang hampirsama dengan administrasi adalahmanajemen. Hanya dewasa ini,istilah manajemen lebih terkenaldan umum dipakai didalam duniaperusahaan/ ekonomi daripada didalam dunia pendidikan.

Namun menurut beberapa pakardisebutkan bahwa administrasimengandung pengertian yang lebihluas daripada manajemen.Dikemukakan bahwa manajemenadalah inti dari administrasi. Olehkarena itu, administrasi pendidikanbukan hanya urusan material tetapijuga personal dan spiritual.

Kebijakan administrasi pendidikanPusbiktek mengikat kedalam dankeluar instansi. Pusbiktekdiharapkan mempunyai kebijakanyang jelas dalam tata kerja inter-nal, sedangkan keluar instansi,Pusbiktek perlu merumuskankebijakan yang jelas dalammelibatkan lembaga lain.

Upaya penataan, pemanfaatan danoptimalisasi sumber daya Pusbiktekke depan perlumempertimbangkan beberapa

Page 16: Bulletin BPKSDM Edisi pertama.pdf

aspek pendukung transformasikelembagaan antara lain:1. Organizat ion Structure :

Struktur mengikuti fungsi.2. Learning organizat ion:

Transformasi kapabilitasindividu menjadi kapabilitasinstitusi

3. Self-renewal capacity :Penelitian, Monitoring danEvaluasi.

4. Parameter kinerja dan auditKinerja

5. Sistem insentif : kompetisi,apresiasi dan penghargaan.

Kelima aspek pendukung tersebutmasih sangat perlu ditindaklanjutilebih serius. Saat ini baru beberapaaspek yang terpenuhi di Pusbiktekitu pun belum maksimal, beberapaparameter lain seperti parameterkerja, audit kinerja dan sisteminsentif belum dibahas lebih khusus,padahal poin tersebut sangatpenting dalam implementasiTupoksi Pusbiktek karenamenyangkut hubungan langsungantara individu dan instansi. Begitupula proses Learning Organiza-tion, yaitu transformasi kapabilitasindividu menjadi kapabilitas institusibelum sepenuhnya terjadi. Hal inisebenarnya permasalahan yangkompleks dan perlu dikaji lebihlanjut, mengingat masih banyakpotensi pegawai yang belum di-ex-plore- secara optimal (entah karenasistem insentif atau karena tidaksesuai dengan minat dankompetensinya).

Adanya optimalisasi komponenkelembagaan tersebut diharapkanakan tercapai penyelenggaraanpendidikan keahlian konstruksiyang lebih bermutu. Sampaidengan saat ini Pusbiktek masih

t e r u s - m e n e r u sm e n i n g k a t k a nkinerjanya untukmeningkatkan mutupendidikan yangdihasilkan. Gambaranmengenai analisismutu penyeleng-garaan pendidikankeahlian konstruksiyang diselenggarakanPusbiktek adalah

sebagai berikut :MP = ( PM,KD,FP, BL)MP = Mutu Penyelenggaraan

pendidikanPM = Potensi MahasiswaFP = Fasilitas pendidikanKD = Kompetensi profesional

DosenBL = Budaya lembaga

penyelenggara Pendidikan.

Unsur-unsur tersebut merupakanfaktor utama yang harusdiselenggarakan secara sinergisdalam mencapai penyelenggaraaanpendidikan yang berkualitas.Namun kenyataanya banyakpermasalahan yang masih menjadipro- kontra menegenai kelimakomponen tersebut.

Potensi Mahasiswa, ada sebagiankalangan yang berpendapat bahwaraw material yang masuk dalampendidikan Pusbiktek kurangberkualitas jika dibandingmahasiswa reguler, sehinggadibutuhkan special treatment .Tentu saja pendapat ini belum bisadibuktikan keabsahannya,mengingat ada beberapakaryasiswa (karyawan yang menjadimahasiswa) dapat meraih prestasicukup gemilang. Dalam hal iniperlu diadakan kajian lebih lanjut.

Fasilitas pendidikan, dari segifasilitas, Pusbiktek dan mitranyatelah memiliki fasilitas yangmemadai, namun seiring arusmodernisasi ada tuntutan yangharus segera dijawab yaituperkembangan dunia teknologiinformasi yang melaju kencangyang menuntut segera adanyaperubahan, yaitu konsep e-learn-ing. Walaupun konsep pendidikan

ini terdengar sangat utopia karenamembutuhkan biaya dan SDMbermutu tinggi namun jika tidaksegera dimulai kita akan terustertinggal.

Kompetensi profesional Dosen, inisangat erat kaitannya dengansistem pendidikan nasional yangtelah ada, selama ini kita telahmemepercayakan karyasiswa untukdididik oleh tenaga-tenaga dosendari PTN mitra ditambah dengandosen praktisi yang berasal dariDepartemen PU dan juga instansilain yang berkaitan.

Budaya Lembaga penyelenggarapendidikan, menyangkut sistemkelembagaan, etos kerja daripenyelenggara pendidikan.Dibutuhkan pembinaan yang terus-menerus terhadap segenapkomponen penyelenggara baik dariPusbiktek, balai-balai, juga PTNmitra. Komunikasi sangatdiperlukan dalam sistempengambilan keputusan,transparansi dalam penentuankebijakan juga tidak kalah pentingsebab akan sangat berpengaruhterhadap kepercayaan masing-masing pihak dalam menjalankantugasnya.

Permasalahan dalampenyelenggaraan pendidikanPusbiktek diharapkan dapat segeradibenahi, mengingat instansi inisudah mempunyai cukup banyakpengalaman dalam duniaadministrasi pendidikan, namuntanpa dukungan dan masukan daripihak-pihak terkait hal ini tidakakan terwujud.

Daftar referensi:Arifin Abdurrachman,

Prof.Dr.,H., Teori Pengembangandan Filosofi Kepemimpinan Kerja,Bhratara, th.1971, Jakarta.

Dep.P dan K, Kurikulum,Usaha-usaha Perbaikan dalambidang pendidikan dan administrasipendidikan

Djam an Satori, Prof.Dr. MA,Pelatihan administrasi PendidikanPusbiktek

Page 17: Bulletin BPKSDM Edisi pertama.pdf

Badan Koordinasi Tata Ruang NasionalMengapa Tidak Menjadi Badan Tata Ruang

Nasional?

Oleh: Ir. Cakra Nagara, M.T.

erawal darim e l i h a tpembangunaninfrastruktur

Indonesia yangsangat lambat, tidakmerata, bersifatsendiri-sendiri dankurang terintegrasimenjadi suatupertanyaan besarakan dibawakemana arahpengembangan infrastrukturIndonesia ini. Berbagaipermasalahan yang menimpabangsa ini menjadi pertanyaanbesar mengapa penanganannyabegitu lambat, bersifat lokal,situasional dan tidak adanya kontroldan arahan penanganan danpembangunan yang jelas.

Permasalahan yang sering terjadipada umumnya selalu menyalahkantata ruang kewilayahan dari suatusistem yang katanya tidak dipatuhi.Padahal seharusnya kita introspeksidiri apakah bangsa ini pernahmembuat tata ruang nasional 30tahun yang lalu yang bisa menjadiguideline bangsa ini hingga saatini. Kadang kita lupa betapabesarnya Indonesia sehinggapermasalahan kewilayahannya punpastinya semakin kompleks pula.

Berikut ini adalah beberaparekaman kejadian baik yangsifatnya insidental maupun kondisiyang menerus/ berlangsung lamayang menjadi dasar pemikiranmengapa diperlukan Badan TataRuang Nasional, antara lain:1. Awal penanganan bencana

alam di Aceh dan Nias yangcukup lambat. Saat itu bantuandari luar negeri terus bergulirnamun belum tersedianya

lembaga khususyang secara proaktifd a p a tmenghadirkan data-data yang akuratmengenai rencanap e g e m b a n g a npenataan kawasanseperti apa yangs e b a i k n y a /s e h a r u s n y adilakukan untukAceh dan Nias

sampai dibentuknya BadanRehabilitasi dan Rekonstruksi(BRR) NAD-Nias.

2. Tidak adanya lembaga khususyang ditugaskan melakukanpengendalian gangguansamping jalan sebagai penataankawasan untuk koridor jalanbaik untuk Jalan Nasional, JalanPropinsi, Jalan Kabupatenmaupun Jalan Kota yang selalumenyumbang kemacetanterbesar yang menyebabkanmilliaran rupiah uangterbuang di jalan. Hal inimenyebabkan pemanfaatanenergi yang tidak efisien danbertentangan dengan programpemerintah tentang hematenergi.

3. Lambatnya pembangunaninfrastruktur wilayah timurIndonesia. Walaupun pernahdibentuk kementerian yangmenangani pembangunaninfrastruktur wilayah timurIndonesia akantetapi sampaidengan saat inibelum didapatsecara rinci tentangperencanaan danpembuatan koridorp e m b a n g u n a np en gemban gani n f r a s t r u k t u r

wilayah timur Indonesia. Belumditentukan lembaga mana yangberhak melakukan kontrolpembangunannya yang bersifatmenyeluruh dan terintegrasi.

4. Perkembangan kota yang liarakibat tidak dipatuhinya koridortata ruang kewilayahan.Permasalahan ini telahberlangsung sangat lama dansudah menjadi penyakit yangakut. Contoh yang nyata adalahsaat ini Indonesia memiliki gelarKota Terpanjang di Duniayaitu di sepanjang pantura pulauJawa, hal ini disebabkan karenatidak ada pengendalianpembangunan infrastrukturyang terintegrasi. Tidak adalembaga khusus yang ditunjukuntuk mengontrol danmengendalikan pembangunanurban dan inter-unban diseluruh Indonesia.

5. Sering ditemukan produkhukum berupa kebijakan daerahyang bertentangan dengankoridor kebijakan pemanfaatandari tata ruang nasional.

Memang dirasakan bahwa produktata ruang yang dikeluarkan olehDepartemen manapun masihbersifat langitan sehingga terasasulit diimplementasikan. Selama iniproduk tersebut hanya menjadibuku saja karena t idak

tersosialisasikan dengan baik.Seharusnya setiap perumusan tataruang manapun harus selalumelalui konvensi nasional yangdirumuskan oleh Policy Maker,diketahui bersama oleh seluruhstakeholders, dirumuskan bersamadan akhirnya akan dipatuhibersama oleh seluruh komponenbangsa ini. Dari sini secara otomatissegala macam produk tata ruangakan tersosialisasi dengansendirinya.

Page 18: Bulletin BPKSDM Edisi pertama.pdf

Saat ini pembangunan Indonesiabaik yang dilakukan olehpemerintah pusat maupunpemerintah daerah dirasakanseperti musik pop yang booming,penanganannya dilakukan ketikaada demand saja, tidaksepenuhnya bersifat futuristik danterintegrasi. Saat ini sepertinyabelum pernah ada suatu MasterPlan Pembangunan Tata RuangNasional yang disepakati secarabersama antara seluruhstakeholders sebagai koridorpembangunan tata ruanginfrastruktur kewilayahan yangterarah untuk jangka panjang.Pernah ada beberapa riset/ studitentang pengembangan koridorinfrastruktur Indonesia yangdilakukan oleh beberapa PerguruanTinggi namun sifatnya parsial,perwilayah atau perunit kasus saja.Apakah tidak sebaiknya riset-risetseperti ini dilakukan lebih besar lagisehingga pembangunan koridorInfrastruktur Indonesia dilakukansecara terintegrasi baik dari awalperencanaan, pelaksanaan, danpengendaliannya sehinggaterciptalah apa yang disebutdengan pembangunan koridorInfrastruktur Indonesia yangberkelanjutan.

BKT RN , M engapa BukanBT RN (Badan T ata RuangNasional)?

Suatu kemajuan besar bahwabangsa ini telah membentuk BadanKoordinasi Tata Ruang Nasional

yang saat ini di bawah kendaliMenkoekuin. Namun mengapatidak menjadi Badan Tata RuangNasional saja?

Perlu disadari bahwa Indonesiamemerlukan suatu lembaga yangindependen dalam hal penataanruang, yang memiliki wewenangyang sangat besar yang dipatuhisecara nasional, bersifat mengikatdan memaksa terhadap seluruhsistem kelembagaan yang terkaitkepada tata ruang nasional. Dalamkonteks kelembagaan perludicermati bahwa BadanKoordinasi dalam strukturorganisasinya t idak memilikipasukan yang kuat yang secara

struktural bisa bertanggung jawablangsung terhadap pimpinan diatasnya karena sifatnya adalahkoordinasi antar kementerian.Padahal permasalahan bangsa inisudah pada taraf yang sangat seriusdalam pelanggaran tata ruang.Bangsa ini tidak memiliki guidelinekoridor pengembanganpembangunan yang bersifat jangkapanjang. Mengapa tidak secarategas dibentuk saja Badan TataRuang Nasional setingkatKementerian yang secaraorgansisasi memiliki pasukanuntuk merumuskan secara lebihserius tentang masalah Tata RuangNasional Indonesia.

Departemen Pekerjaan Umumtelah memiliki Direktorat JenderalPenataan Ruang yang dipimpinsetingkat eselon 1. Namun karena

kedudukannya setara denganDirektorat Jenderal lainnyasehingga masalah tata ruangkedudukannya tidak dianggaplebih tinggi. Padahal seharusnyadalam segala konteks perencanaanpembangunan dinyatakan bahwasegala kegiatan perencanaanpembangunan harus mengacukepada tata ruang baik nasionalmaupun daerah. Secara logika halini menjelaskan bahwa kedudukantata ruang adalah lebih tinggi dariDirektorat Jenderal manapun.

Saat ini apa yang telah dilakukanoleh Dirjen Penataan RuangDep.PU dan unit-unit Tata Ruanglainnya seperti pada KementerianLingkungan Hidup, Depdagri danBappenas sudah sesuai dengankoridor tupoksinya masing-masingnamun untuk melakukan kontrol/pengendalian tata ruangkewilayahan belum ada lembagakhusus yang melakukannya.Masalah Tata Ruang sudah harusmenjadi masalah Nasional yangbukan lagi dipegang oleh DirektoratJendral, tapi harus menjadiKementerian tersendiri. Bukan pulaBadan Koordinasi yang tupoksinyabersifat koordinatif saja dan nonstruktural, namun harus lebih seriusmenjadi suatu Badan Tata RuangNasional yang dipimpin olehseorang menteri.

Sebagai contoh kecil bahwa Badan

Page 19: Bulletin BPKSDM Edisi pertama.pdf

Penulis : Staff Pusbin KPK - BPKSDM - Dep. PUAlumni Peneliti Lab. Jalan Raya dan Lalu Lintas ITB Kelompok Kepakaran Transportasi ITB

ini harus dapat melaksanakankonvensi dalam penetapanRencana Tata Ruang WilayahPropinsi yang disepakati secarabersama antar seluruh PolicyMaker. Badan koordinasi t idakdapat melakukan konvensi sepertiini. Meskipun bisa namun padaakhirnya akan terkesan dipaksakandan produk akhir dari hasilkonvensi adalah milik kementerianbersama yang tergabung dalamBadan Koordinasi ini. Jika menjadimilik kementerian bersama makaharus ada yang menjaga danmemeliharanya. Masalah menjagadan memelihara barang bersamatentunya sangat sulit, dimana jikaterjadi suatu permasalah bersamaujung ujungnya akan salingmelempar tanggung jawab yangpemecahannya belum tentu dalamsatu garis komando.

Tentunya akan sangat sulit mencaripasukan yang sudah terbiasa

dalam pekerjaan tata ruang.Namun hambatan ini bisa atasidengan menjadikan DirektoratJendral Penataan RuangDepartemen Pekerjaan Umummenjadi lembaga tersendirisetingkat menteri yaitu menjadi

Badan Tata Ruang Nasional yangdi dalamnya tergabung pulabeberapa pasukan dari lembagalain seperti KementerianLingkungan Hidup, DepartemenDalam Negeri dan Bappenas. Jaditidak dibalik, setiap kementerianmemiliki unit-unit tata ruang yangapabila produk dari unit-unittersebut bertentangan dengankepentingan diatasnya maka unittersebut bisa diabaikan/ tidakdipergunakan, tetapi sekarangharus dibalik, harus dibentukBadan Tata Ruang Nasional yangunit-unitnya merupakan resumedari kebutuhan setiap kementerianyang berkaitan dengan tata ruang.

Diharapkan Badan Tata RuangNasional ini dapat menjalankantugas, antara lain:1. Merencanakan konsep tata

ruang kewilayahan Indonesiajangka menengah dan jangkapanjang.

2. Mengevaluasi rencanapengembangan tata ruangIndonesia jangka pendek,jangka menengah dan jangkapanjang.

3. Mengendalikan/ mengontroltata ruang Indonesia sesuai

koridor pembangunanInfrastruktur Indonesia jangkapanjang.

4. Melakukan pembinaanterhadap penataan,perencanaan dan pengendaliantata ruang daerah.

Sebenarnya filosofi dari ilmu tataruang adalah overlaying dariberbagai sumber daya/ potensiyang ada terhadap kebutuhan,kepentingan dan pemanfaatannyauntuk kepentingan bangsa dalampenentuan Strategic DevelopingRegions/ National. Namun karenaberbagai alasan/ kepentingansehingga penentuan StrategicDeveloping Regions/ National inidirasakan lebih sulit yang padaakhirnya menyebabkan semakinberlarut-larutnya permasalahan tataruang bangsa ini.

Mari lebih serius kita membangunbangsa ini dengan membenahibersama Tata Ruang NasionalIndonesia yang dapat membawaIndonesia pada pembangunannasional yang berkelanjutan.

enurut penilaian StafKhusus Menteri PUShaleh LatukonsinaProvinsi Jawa Tengahsebagai provinsi yang

telah siap mensinergikan program-program pembangunan yangberada di wilayahnya dengan pro-gram program Departemen PU.Sedangkan provinsi-provinsi lainmasih belum bisa, karena merekamasih menginginkan keinginan-

Diperlukan Sinergi ProgramPusat dan Daerah

keinginan mereka sendiri, sehinggabelum sinergi dengan programpusat.

Oleh karena itu sebelummengadakan konsultasi regional(konreg), Departemen PU harusmelakukan sosialisasi ke daerahdengan memberikan penjelasanapa yang diperlukan dalammelakukan sikronisasi programtersebut. Diakuinya memang masih

ada beberapa provinsi karenaketerbatasan sarana dan sumberdaya manusia pelaksanaansinkronisasi program masih agaktersendat. Namun diharapkandengan sosialisasi dahulu sebelumkonreg kendala itu bisa diatasi.

Secara umum Shaleh menilaikegiatan ini sudah berjalan cukupbaik, ia berharap dalampelaksanaan konreg yang akandatang akan jauh lebih baik. Kalausebelum melakukan konregdilakukan sosialisasi terlebih dahuluke daerah, maka pelaksanaankonreg akan berjalan lancar,sehingga diharapkan program yangdisampaikan pusat dapat sinergidengan program di provinsi.Provinsipun programnya dapatsinergi dengan program kabupaten

Page 20: Bulletin BPKSDM Edisi pertama.pdf

Sekarang ini antara satuKabupaten/ Kota denganKabupaten/ Kota yang lainberbeda. Sebagai mantan pejabatPU ia sangat paham betul apa itutata ruang. Dan juga perlu diketahuibahwa di banyak daerah yang or-ang PU jadi pejabat, umumnya tataruangnya baik. Tetapi bagi yanglain masih perlu sosialisasi tentangpentingnya tata ruang.

Pengalaman yang lalu menurutnyatata ruang itu hanya punya PU atauBappeda. Badan PetanahanNasional (BPN) pun sebagaiinstansi yang mestinya sangatmemahami tata ruang tidak banyakyang diketahui. Inilah fotonya.Kalau memang tata ruang yangtelah diundangkan, sudahdisosialisasikan dan aspekpengendalian dengan perda dansemua instansi mengerti akanpentingnya tata ruang maka diwaktu yang akan dating akan lebihbaik. Kalau itu tidak dilaksankaanmaka banyak inefisiensi.

Sekali lagi perlunya sosialisasi kedaerah agar mereka sudah siapdengan apa yang dibutuhkan danprogram-program yang sudahdisusun dapat cepat disinergikandengan program-program pusat. (Sr - PUSKOMPU)

dengan rencana-rencana detail,sehingga menimbulkan multi tafsir.Dianggap ini sebagai indikasi saja,sehingga akan sulit dalampengendalian perijinan. Tetapikalau tata ruang ini ditindaklanjutidengan rencana detail, danditindaklanjuti dengan Perda, makapengendalian penggunaan lahandapat control.

Sampai saat ini tata ruang yangmestinya sebagai pedoman yangharus ditaati dan dilaksanakan,tetapi hanya dianggap sebagaigantungan saja. Pokoknya kitasudah mempunyai tata ruangkatanya. Padahal dengan adanyatata ruang wilayah provinsimisalnya sudah ada indicator-indikator proyek, program-pro-gram yang harus diturunkan danstruktur suatu wilayah provinsi,jalan, perumahan harus bagaimanadan sebagaimnya.

Menyinggung tentang sulitnyapenerapan penataan ruang, Shlaehyang pernah menjabat Kanwil diProvinsi Maluku itu menjelaskanbahwa bagi sebagian orang tidakmengerti apa itu tata ruang.Dianggap sesuatu yang tidakpenting, asal dibikin saja untukmemenuhi kewajiban. Padahal inimerupakan inti dan suatu petunjukawal untuk sinkronisasi programbagi pelaksana pembangunan.

maupun kota. Dengan demikiantidak ada lagi setiap hari MenteriPU harus menerima Bupati atauWalikota hanya untukmenyampaikan program-programmereka.

Shaleh Latukonsina menegaskankomandan dari semua program ituadalah penataan ruang. Programyang baru harus mengacu pada tataruang. Kabupaten/ kota harusmengacu pada tata ruang provinsi,sedangkan provinsi harus mengacupada tata ruang nasional. Denganitu program-program provinsi,kabupaten/ kota dapat sinergidengan program pusat. Ia berharapdengan suatu sinergi program tidakada lagi proyek-proyek mercusuar.

Hal ini juga sejalan dengan appayang disampaikan MenteriPekerjaan Umum Djoko Kirmanto.Menteri PU menegaskan bahwamasalah yang harus mendapatperhatian khusus dalam penataanruang adalah masalahpengendalian, yang pelaksananyaadalah institusi perijinan. Kalausudah ada Peraturan Daerah(Perda) tentang peruntukan suatulahan (tata ruang), maka Perdatersebut harus dipegang secarakonsisten. Kita tidak boleh tergiuroleh iming-iming adanya retribusisebagai PAD . Institusi perijinansebagai institusi pengendali, bukanlembaga yang digunakan untukmendapatkan PAD, tegas MenteriPU.

Untuk itu Djoko berharap kepadaGubernur, Bupat i dan WalikotaPerda mengenai penataan ruangdapat ditegakkan, makapelanggaran terus berjalan. Lahanresapan dibangun real estat,penggunaan lahan tidak sesuaidengan peruntukan. Pola pikir kitaharus dirubah akalu kita inginlingkungan dan konservasi alamberjalan baik , tegas DjokoKirmanto.

Lebih jauh Shaleh Latukonsinamengatakan orang bikin tata ruangprovinsi yang skalanya sangat kecilmisalnya 1 : 25.000 dalam suatulokasi yang tidak ditindaklanjuti

Page 21: Bulletin BPKSDM Edisi pertama.pdf

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.