Buletin Prasasti FSDL

download Buletin Prasasti FSDL

of 28

Transcript of Buletin Prasasti FSDL

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    1/28

    SASTRA - OPINI - KOLOM - RESENSI

    GALERI - MEDIKAL

    PERANPONDOK PESANTRENDI ERAGLOBALISASI

    PrasastirasastiMerajut Ukhuwah Gapai Prestasi

    KIPRAH SANG KIAI

    ENTERPRENEUR

    AKTUALITA-LINTAS FSDL

    RILEKS-KEPONDOKKAN

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    2/28

    Salam Redaksi ....Muhammad Zidni Ilmi

    Opini ...........................Mabda Dzikara

    Kolom ........................Hanifah Jamil

    Resensi ....................

    Aditya Andika

    Medikal ....................Teresna Muntaha

    Biografi ....................KH. Soleh Rosyad S.Ag M.M

    1

    2

    4

    6

    7

    11

    Galeri .......................Syaiful Anwar

    Aktualita ..................Rahmatullah Ibnu Jalil L.c, Dipl

    Lintas FSDL .........Ade Reza Muhammad

    Kepondokan ...........Difla Nabila

    Sastra .......................Aisyah Ummu Fadhilah

    Rida Ammita

    Rileks ........................Asep Syaipudin Zakhwan

    15

    17

    20

    22

    23

    26

    Daftar isi

    Penanggung JawabKetua FSDL

    Pimpinan UmumAal Febriansyah

    Pimpinan RedaksiMuhammad Zidni Ilmi

    Redaktur PelaksanaTeresna MuntahaErlita Dwi ApriliaAisyah Ummu Fadhilah

    SekretarisJehan Maya Zayani

    BendaharaSyaiful Anwar

    EditorRahmatullah Ibnu Jalil, Lc., Dipl.Mabda DzikaraHanifah Jamil

    Lay-OuterFebryna Rizka PratiwiAulia KhairunnisaRiedha NurfajriahDifla Nabila

    DistributorAhmad NabawiAhmad RamdaniMufakkir Hizbulloh

    Redaksional

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H

    ne

    xt

    previous

    1

    Salam Redaksi

    Alhamdulillah puji Allah swt. yang telah melimpahkan begitu banyak rahmat-Nya

    sehingga dapat terselesaikannya bulen ini. Kami juga ucapkan banyak

    terimakasih kepada semua anggota redaksi yang telah bekerja keras dalam

    pembuatan bulen dan seluruh pihak yang telah membantu dan mendampingi

    kami.

    Permohonan maaf kami haturkan kepada semua pihak karena keterlambatan

    terbitnya bulen. Itu semua bukan tanpa alasan, tapi keterbatasan waktu yang

    kami miliki karena padatnya kegiatan dan keterlambatan beberapa penulis.

    Kekurangan dan kesalahan dari penulisan bulen mungkin masih banyak terlihat.

    Maka dari itu, krik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk

    membenahi kekurangan dan kesalahan kami agar menjadi lebih baik dan

    semakin dekat pada k kesempurnaan.

    Dengan terbitnya bulen ini diharapkan bisa menjadi wadah dalam

    menumbuhkan semangat baru bagi kawan-kawan FSDL di bidang kepenulisan.

    Menulislah, sejarah akan mencatatmu !

    Muhammad Zidni Ilmi

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    3/28

    Pesantren; Penjaga Risalah Akhlak* Refleksi Santri Bodoh Melihat Tantangan Arus Modernitas

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H2

    Berbicara tentang perkembangan Islam, saya termasuk yang mempercayai bahwa Islam masukke nusantara pada abad ke-7 Masehi, tak lama setelah Nabi Muhammad Saw hadir membawarisalah tauhid di Jazirah Arab. Penyebaran nilai-nilai Islam di nusantara kala itu hanya terlihatdalam proses perdagangan, pernikahan dan dari mulut ke mulut. Islam belum hadir sebagaisebuah komunitas sosial dan kekuatan politik apapun. Islam hanya menawarkan akhlak;kesantunan, kepedulian dan kejujuran yang termanifestasikan dalam diri para PedagangMuslim yang hadir di bumi nusantara, sehingga alam bawah sadar masyarakat 'ditarik' untukmelihat sebuah etika baru nan anggun yang datang kepada mereka. Dari sinilah kemudian

    proses Islamisasi bergerak menemukan arahnya. Saya juga berkeyakinan bahwa para Pedagang Muslim yang hadir dinusantara pada masa itu adalah orang-orang yang pernah bertemu langsung dengan Nabi Muhammad Saw. Hal ini senadadengan apa yang disampaikan oleh Sykeh Yusri al-Hasani, seorang Ulama Hadist Universitas Al-Azhar Kairo yang

    berpendapat bahwa Indonesia tidaklah akan menjadi sebuah negara dengan komunitas Muslim terbesar di Dunia kecualitelah 'disiram' dengan cahaya yang bersumber dari madrasah kenabian, yaitu para Sahabat Ra. Terlepas pendapat itu

    bersumber dari olah intuisi yang beliau miliki, namun kita sepakat bahwa akhlak adalah intisari ajaran Nabi MuhammadSaw.

    Proses Islamisasi di nusantara menemukan bentuk baru setelah kehadiran Walisongo di tanah Jawa sekitar abad 16-17 M.Metode dakwah yang lebih mengedepankan aspek kultural ketimbang struktural ini mampu mendapat tempat di tengahmasyarakat yang hakikatnya masih sangat loyal dengan budaya lama mereka. Pesantren (baca: pengajian) yang dibentukoleh Walisongo menjadi cikal bakal pembentukan karaktek 'masyarakat santri' kala itu.

    Menurut catatan sejarah, pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang diwariskan oleh Syeikh Maulana MalikIbrahim, seorang guru Walisongo yang menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa. Sedangkan secara kebahasaan,

    pesantren berasal dari kata santri yang dalam satu pendapat berasal dari perkataan "sastri", sebuah kata dari bahasaSanskerta, yang artinya melek huruf, Dengan demikian, istilah pesantren pada mulanya adalah sebuah tempat yang dihunioleh mereka yang minimal mampu membaca sebuah ungkapan yang tersuratkan, walaupun kemudian lebih terkhususkan

    bagi mereka yang memiliki pengetahuan tentang agama melalui kitab-kitab bertulisan dan berbahasa Arab. Atau palingtidak seorang santri itu bisa membaca Quran yang dengan sendirinya membawa pada sikap lebih serius dalam memandang

    agamanya.Nurkholis Majid (dalam karyanya Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta:Paramadina, 1997), telahmembagi pesantren -terkait dengan respon pesantren terhadap tantangan dan arus jaman- ke dalam empat jenis. Pesantren

    jenis pertama adalah pesantren modern yang penuh ghirah membenahi pesantren dengan sistem yang kompatibel dengansemangat modernitas. Pesantren kedua, pesantren yang melek kemajuan jaman sekaligus tetap mempertahankan nilai-nilaiyang positif dari tradisi. Pesantren ketiga adalah pesantren yang juga memahami aspek positif modernitas namun tetapmemilih menjadi jangkar bagi persemaian semangat tradisionalisme. Sedangkan pesantren jenis keempat adalah pesantrenyang bersikap antagonis terhadap gegap gempita modernisasi. Saya sendiri lahir dari pesantren jenis pertama yang berlatarmodern dengan kalkulasi kurikulum pembelajaran yang lebih mengedepankan semangat modernitas, walaupun padaakhirnya saya tetap mempercayai semangat tradisionalisme yang tertuang dalam kaidah Al-muhafadzotu ala Qodimi al-Solih wa al-Akhdzu bi al-Jadid al- Ashlah, karena suka atau tidak suka semangat inilah yangmenurut saya- menjadikankita lebih bijak menilai modernitas, dengan kata lain kita dituntut untuk tidak membabi-buta menerima atau menolak

    mentah-mentah apa yang disebut 'kemajuan'.

    Kita sadari, bahwa proses negatif dari modernisasi ialah menguatnya subjektivitas individu atas lingkungan, tradisi, dan

    agama. Ia menciptakan egoisme pribadi yang kemudian akan membentuk ego bersama dan perlahan menghilangkan rasa

    kepedulian terhadap sekitarnya. Laju modernitas yang seringkali dibawa oleh sikap matrealistik barat- jika tidak

    'dijinakkan' akan menumbuhkan sikap apatis terhadap produk dan budaya lokal yang seharusnya menjadi kebanggan.

    Semua akan diukur dengan materi dan bukan dengan hati. Alih-alih berpikir untuk mencipta, ia malah membebek dengan

    budaya asing yang baru dikenalnya, mungkin biar terlihat lebih 'modern'. Dalam bingkai kebangsaan, modernitas bahkan

    bisa menjadi sebuah 'racun' pengikisan terhadap sikap nasionalisme seseorang. Ini terllihat dari gerak perubahan budaya

    dan kebiasaan dalam masyarakat khususnya kaum muda dalam berpikir dan bersikap. Efeknya, kita lalu termakan

    dengan istilah dan konsep transnasional yang sebenarnya tidak bisa disandingkan dengan kultur dimana kita tinggal.

    Di sisi inilah kemudian peran lembaga pendidikan warisan dari perpaduan budaya asli Indonesia dan khazanah

    keislaman Islam (baca:pesantren) menjadi sangat penting sebagai benteng moral berbasis agama yang

    Ketua DPA FSDL 2013-2014

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    4/28

    Opini

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H3

    Minimal ada tiga alasan mengapa pesantren mempunyai peran dan kesempatan yang lebih besar dibandingkan

    dengan lembaga-lembaga lain. Pertama, pesantren dengan pendidikannya yang memakai sistem asrama, akan

    semakin mempermudah dalam menunjang penyemaian ajaran-ajaran Islam, Interaksi antara kiai dengan santri yang

    terus berlangsung selama 24 jam serta lingkungan pesantren yang kondusif dapat menjadi benteng dalam menghadapi

    sisi buruk dari modernitas untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan pesantren. Kedua, pendidikan pesantren

    yang mencoba memberikan keseimbangan antara pemenuhan lahir dan batin, pendidikan agama dan umum,

    merupakan usaha yang sangat sesuai dengan kebutuhan pendidikan di era globalisasi yang membutuhkan

    keseimbangan antara kualitas SDM dan keluhuran moral. Ketiga, para kiai pesantren yang cendrung tidak

    memperdulikan keuntungan ekonomis, menjadikan fondasi pendidikan tidak selalu berorientasi matrealistik. Ribuan

    pesantren nusantara telah berjasa membuka akses jutaan anak bangsa paling marjinal, baik secara ekonomi maupun

    intelektual, untuk menjalani proses pembelajaran.

    Dalam istilah yang paling dilematis, pesantren terkadang dikatakan sebgai 'bengkel moral' yang difungsikan untukmerubah akhlak seseorang secara bim salabim dari bejat menjadi soleh. Walaupun sebutan ini agak kurang relevan,namun pada faktanya memang hanya pendidikan pesantrenlah yang bisa tetap bertahan dengan gempuran-gempuranmodernitas yang cendrung positivistik. Dalam hal ini menurut saya- interpretasi dari 'bengkel moral' adalah sebagaiajang untuk terus membumikan nilai akhlak pada seluruh lapisan masyarakat atau sebagai filter yang selalu bisamenyaring budaya-budaya yang bersumber dari westernisasi, globalisasi dan lain sebagainya yang bisa meruntuhkanakhlak seorang anak.

    Pendidikan pesantren mengajarkan santri hidup disiplin dan sederhana. Kegiatan yang padat dan kurikulum pengajaranyang lumayan banyak menjadikan santri harus benar-benar mampu mengatur waktu dengan sebaik-baiknya. Aksesterhadap dunia luar yang memang dibatasi menjadikan para santri tidak banyak terpengaruhi dengan arus negatifmodernisasi, setidaknya selama ia masih dalam lingkungan pesantren. Namun, tetap saja kita tidak bisa menjadikan

    pesantren sebagai 'dewa penyelamat' yang mutlak, karena proses penjagaan terhadap moral adalah tugas dan harusmenjadi kesadaran komunal bagi setiap individu.

    Dewasa ini pesantren memiliki titik tawar yang kian kuat di tengah masyarakat. Pesantren dengan kiainya memiliki dayakarismatik yang kuat sehingga ucapan, nasehat dan anjuran yang dilontarkannya menjadi sebuah undang-undang yang

    tersirat di dalam sebuah komunitas. Kiai telah berperan sebagai pemimpin infrormal yang titahnya bahkan lebih ditaatiketimbang pemimpin formal. Ini berpengaruh pada opini masyarakat terhadap lulusan pesantren yang dianggapkelompok yang lebih memahami nilai-nilai Islam yang sejati-karena telah berguru kepada sang kiai-yang karena itukemudian lebih bisa 'dipercaya' ketimbang lulusan non pesantren. Proses kepercayaan inilah yang seharusnya menjadimodal dasar kaum santri untuk lebih memiliki peran di tengah-tengah masyarakat.

    Bersamaan dengan hal itu, pesantren yang pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan penyiaranagama Islam, dalam perkembangannya semakin memperlebar wilayah garapannya yang tidak melulu mengakselerasikan

    penjejelan materi-materi keagamaan, tetapi juga kesadaran sosial. Pesantren kini tidak lagi berkutat pada kurikulum yangberbasis keagamaan dan cenderung melangit, tetapi juga kurikulum yang menyentuh persoalan kekinian masyarakat.Dengan demikian, pesantren tidak bisa lagi didakwa semata-mata sebagai lembaga keagamaan murni, tetapi juga menjadilembaga sosial yang hidup yang terus merespon carut marut persoalan masyarakat di sekitarnya. Ini berarti, seorang santri

    bukan hanya dituntut untuk menjadi ustad atau kiai, namun ia harus menjelma menjadi apapun yang mampu memberikanmanfaat untuk sekelilingnya.

    Seorang santri memang tidak selalu diarahkan untuk menjadi guru agama, ia bebas mengabdi dengan warna dan caraapapun, tanpa paksaan dari siapapun. Yang menjadikan kaum santri harus berbeda adalah nilai moral. Ia harus menyadari

    posisinya sebagai seorang profesional muslim yang telah dibekali pendidikan agama ketika di pesantren, sehingga ia taklupa menyisipkan moral agama dalam setiap langkah yang akan ia ambil. Tak terbilang jumlah santri unggulan cetakan

    pesantren yang dipercaya menjadi pemimpin lembaga tinggi negara, terpilih masuk jajaran kabinet, menjadi tokoh kuncipemberdayaan publik, pemimpin puncak simpul masyarakat sipil atau pejuang pendidikan di pedalaman terpencil,bahkan menjadi orang nomor satu di Indonesia.

    Sebagai 'penjaga gawang' moralitas bangsa, sudah sepantasnya pesantren terus membenahi diri untuk berhadapan dengantantangan-tantangan yang dihadrikan oleh jaman. Semangat moderatisme dan nasionalisme yang diusung dalam

    pendidikan akhlak di pesantren harus lebih dioptimalkan dengan baik. Sehingga apa yang menjadi tujuan bersama dapat

    dicapai dengan dengan maksimal. Wallahu A'lam

    Oleh : Mabda Dzikara

    diharapkan mampu meredam hingar bingar modernisasi-matrealitistik yang sudah mengarah

    kepada dekadensi moral bangsa.

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    5/28

    Pendidikan dan kebudayaan adalah ranah

    peningkatan sumber daya manusia, terutamad i I n d o n e s i a . D e n g a n p e n d i d i k a n ,

    masyarakat dapat bersaing dalam bidang apapun,

    baik taraf nasional hingga Internasional. Pendidikan

    pun memiliki fungsi pembentukan inte lektual,

    pembentukan karakter dan juga ketangkasan diri.

    Sedangkan bidik utama kebudayaan adalah bentuk

    per i l aku yang d ic ip takan l ingkungan dan

    pembentukan karakter suatu komunitas.

    Pendidikan yang dijunjung tinggi oleh negeri ini

    hanya sebatas isapan jempol belaka. Lihat saja,

    k u a l i t a s p e n d i d i k a n I n d o n e s i a s a n g a t

    memprihatinkan. Pembuktian ini dibuktikan

    dengan data UNDP tahun 2013 tentang peringkat

    I n d e k s P e n g e m b a n g a n M a n u s i a ( H u m a n

    Develo p m e n t I nd e x ) .

    Walau,

    d i

    d a l a m

    laporan Pembangunan Indonesia 2013 adanya

    peningkatan, naik dari 0,617 pada 2011 menjadi

    0,629 di 2012. Kenaikan tersebut membuat IPMIndonesia naik dari 124 menjadi 121 dari 187

    negara. Tetapi pendidikan Indonesia masih dalam

    peringka t terendah dian ta ra 5 nega ra ASEAN

    lainnya seperti Singapura (ke-18), Brunei (ke-33),

    Malaysia (ke-64), Thailand (ke-103) dan Flipina

    (ke-114). IPM adalah gabungan statis tik mengenai

    ekspektasi kehidupan, pendidikan, pendapatan

    masyarakat.

    Maju mundurnya salah satu kaum bergantung

    sebagian besar kepada pelajaran dan pendidikan

    yang berlaku dalam kalangan mereka, Natsir.

    Pendidikan Barat yang diberikan semata-mata

    hanya untuk mengisi otak. Sementara i tu ,

    pendidikan di pondok pesantren dan madrasah

    memang bisa menghasilkan orang-orang yang

    beriman se rta berakhlak ba ik , tapi sayangnya

    mereka buta terhadap perkembangan dunia,

    Natsir, Politik Santun di antara Dua Rezim, hal

    122.

    Pendidikan memang sangat diper lukan tuk

    perkembangan masyarakat. Tetapi seperti apakahs t a n d a r p e n d i d i k a n t e r b a i k ? S e d a n g k a n

    pendidikan Indonesia saja masih dikatakan

    rendah. Haruskah pendidikan mengikuti ala

    Bara t? Ataukah mengikut i pendid ikan alapesantren yang kolot?.

    Pertanyaan demi pertanyaan pun datang, ada apa

    dengan dunia ke-pendidikan Indonesia? Seperti

    apakah kurikulum pondok pesantren Indonesia

    yang dikatakan kolot? Apakah standar pondok

    Pesan t r en dapa t be r sa ing dengan s t anda r

    kurikulum pendidikan di luar Pesantren? Dan

    juga, adakah peran yang diber ikan Pondok

    Pesantren terhadap pendidikan Indonesia?

    Asal muasal didirikannya Pondok Pesantren

    Pondok Pesantren yang telah lama berdiri di

    hampir seluruh nusantara, memiliki potensi yang

    b e s a r d a l a m m e n y e l a m a t k a n p e n d i d i k a n

    Indones i a . Tetap

    i sangat

    disayangkan ketika tidak ada bukti otentik tuk

    menjelaskan, kapan berdirinya pondok pesantren

    sebagai tempat sekaligus asrama bagi para pesertadidik. Walau dapat disinyalir berdirinya pondok

    pe s an t r en s eb aga i w a dah Wa l i s ongo t uk

    menyebarkan Islam ke seluruh pelosok Indonesia.

    Berdirinya Pesantren yang diprakarsai oleh Wali

    Songo (baca:Sheikh Maulana Malik Ibrahim)

    yang berasal dari Gujarat India. Yang juga diikuti

    b e b e r a p a a n g g o t a d a r i Wa l i S o n g o y a n g

    m e n g g u n a k a n p e s a n t r e n s e b a g a i t e m p a t

    Pendidikan Islam kepada masyarakat Jawa. Sunan

    Bonang mendirikan pesantren di Tuban, Sunan

    Ampel mendirikan pesantren di Ampel Surabaya

    dan Sunan Giri mendirikan pesantren di Sidomukti

    yang kemudian tempat ini lebih dikenal dengan

    sebutan Giri Kedaton. Para Wali Songo tidak

    begi tu kesul itan unt uk men di rika n Pesant ren

    karena sudah ada sebelumnya Instius i Pendidikan

    Hindu-Budha dengan sistem biara dan asrama

    sebagai tempat belajar mengajar ataupun sebagai

    tempat tinggal bagi para biksu dan pendeta di

    Indonesia. Pada masa perkembangan Is lam,

    biara dan asrama tersebut tidak berubah bentuk,

    Interpretasi Pendidikan Pondok Pesantren

    Kolom

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H4

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    6/28

    Kolom

    akan tetapi isinya berubah dari ajaran Hindu danBudha diganti dengan ajaran Islam, yang kemudiandijadikan dasar peletak berdirinya pesantren. (Diaksesdari laman http://www.infodiknas.com/333-sejarah-berdirinya-pesantren.html).

    Peran Pesantren dalam pendidikan

    Pesantren sebagai lembaga tertua di Indonesia

    merupakan bentuk awal sederhana yang diciptakan tuk

    mewadahi pengajaran Islam. Sebagai pencampuran

    antara ilmu dan kultur budaya, agar mudah terserap

    oleh rakyat (baca:mualaf) . Dan tak jarang

    diajarkannya beberapa kesenian dalam mengulas

    pelajaran-pelajaran Islam, semisal: kesenian bela diri

    dikombinasi dengan pelajaran.

    Semakin lama kesini perubahan kurikulum terjadi

    begitu drastis. Percontohan pesantren kolot sudah

    ber-evolusi menjadi sebuah lembaga pendidikan

    modern. Kurikulum yang ditawarkan pun berwarna,

    seperti dimasukkannya pelajaran umum, atau

    pelajaran ala barat. Walau di sebagian daerah masih

    adanya pesantren bersarung sebut saja pesantren

    salaf.

    Semakin banyaknya pesantren berbasis modern

    tetap saja tidak menggurungkan niat bagi mereka yang

    mau belajar di pesantren salaf. Mereka yang biasanya

    menempuh pesantren salaf karena haus akan ilmu

    agama Islam yang murni dan tak mau terikat dengan

    waktu. Walau tak jarang peserta didiknya adalah

    orang-orang yang cukup berumur.Pesantren modern sudah cukup banyak tersebar di

    Indonesia. Peran yang diberikan pun sudah signifikan

    dengan sekolah-sekolah umum, bahkan dapat

    bersaing. Secara sistem, pondok pesantren tidak kalah

    d e n g a n s e k o l a h u m u m b i a s a n y a , k a r e n a

    digabunggkannya pelajaran-pelajaran umum dengan

    etika, moral dan agama. Sehingga pesantren dapat

    mencetak generasi muda yang berakhlak mulia,

    dengan dibentengi Islam dan intelektual luas.

    Dapat dikatakan, pendidikan yang diberikan di

    pondok-pondok pesantren modern sebagai kunci

    awal tuk membuka pintu apa yang mereka

    (baca:Alumni) inginkan.

    Pesantren yang berbasiskan agama tidak kalah

    pentingnya dengan sekolah umum, terutama tuk

    meningkatkan pendidikan di Indonesia. Karena mau

    tidak mau, kebanyakan dari pesantren telah mencetak

    banyak alumni dan sebagiannya telah menjabat dalam

    beberapa tempat; baik dalam ke-pemerintahan atau di

    luar itu. Dan tuk kesempatan lain, alumni pondok

    pesantren lebih berkualitas dibandingkan dengan

    sekolah umum, dari segi pelajarannya, seni budaya dan

    juga akhlak. Mereka (baca:santri) diberikan kebebasan

    dalam ber-ekspresi, contohnya saja: adanya Nihai

    Show untuk para kelas 6 di pesantren Daar El-Qolam

    tuk memberikan penampilan terakhir, dan mereka

    pulalah yang mempersiapkan dari panggung, atau isi

    acara didalamnya, berupa teater, penampilan music,

    shalawat dan lain-lain.

    Kemajuan yang diberikan pesantren tuk pendidikan

    membuahkan hasil besar kepada Indonesia. Para

    alumni-alumni pondok pesantren dapat bersaing

    dengan mereka di luar sana. Tetapi tak selamanya apa

    yang diniatkan baik dapat menerima kebaikan pula.

    Kebaikan tersebut digantikan dengan sebutan teroris

    karena katanya pesantren adalah wadah pencetak

    kader militan Islam orthodox.

    Penghujatan pun terus terjadi terhadap pesantren, tuk

    melemahkan citra pendidikan di dalamnya. Akan

    tetapi, semakin banyak kecaman semakin besar pula

    pembuktian yang akan dibuktikan pesantren terhadapIndonesia dan kemajuan pendidikannya, melalui

    alumni-alumni mereka yang handal dalam segala

    bidang. Wallahu 'alam bis as-Shawab.

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H

    Oleh : Hanifah Jamil

    5

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    7/28

    Resensi

    Judul Buku Asli : QUO VADIS PENDIDIKAN

    ISLAM, Pembacaan Realitas Pendidikan Islam,

    sosial dan keagamaan

    Editor : Dr.H. Mudjia Raharjo, M .Si

    Pengantar : Prof. Dr. H. Imam Suprayogo

    Tebal buku : 433 Hlm

    Resentator : Aditya Andika*

    Sejak kedatangannya para pedagang dari jazirah

    arab, wilayah nusantara termasuk Indonesia

    sudah banyak mengenal Islam, sebab mereka

    tidak hanya datang untuk berdagang, akan

    tetapi mereka juga berdakwah menyebarkan

    agama Islam ke seluruh Indonesia, bahkan

    mereka menetap di Indonesia bertahun-tahun,

    dan tidak sedikit pula dari mereka yang

    menetap untuk selamanya di Indonesia.

    Pendidikan di sebagian Indonesia sudah

    memiliki pengajaran yang intensif saat itu, Islam

    mengajarkan ilmu-ilmu agama yangmengedepankan moralitas sebagai pondasi dari

    pendidikan. Seiring zaman berlalu, banyak dari

    para daI dari jazirah arab yang mempererat

    ukhuwah Islamiyahnya dengan melamar dan

    menikahi putri-putri Indonesia sehingga

    semakin menyebarnya Islam saat itu,

    pendidikan yang diajukan pada saat itu adalah

    pesantren, Dengan sang kyai sebagai

    panutannya.dan bahasa arab sebagai bahasa

    dasarnya untuk memperdalam lagi ilmu-ilmu

    agama yang secara real ilmu agama Islamberasal dari arab.

    Pada abad ke-16 masehi, para kolonial Eropa

    datang ke tanah Nusantara. Pada saat itu,

    Belanda datang untuk mengambil rempah-

    rempah Indonesia, seiring berjalannya waktu,

    tujuan Belanda ternyata tidak hanya menjajahi

    rempah-rempah Indonesia, akan tetapi juga

    untuk menyebarluaskan agama Kristen di

    seluruh bangsa Indonesia, dan dengan kondisi

    Indonesia yang masih serba kekurangan dalam

    sisi apapun, maka para kolonial Belanda

    menyebarkan agama kristennya diukung penuh

    secara politik, logistik, maupun finansial,

    sehingga tidak sedikit dari masyarakat pribumi

    yang terpengaruh. Tujuan missionaris ini

    memiliki peran yang sangat berpengaruh hingga

    saat ini,tujuan jangka panjang mereka adalah

    untuk memutus hubungan antara kaum

    Muslimin Indonesia dengan Islam dan Al-

    Quran, mereka paham benar selama bahasa

    arab masih melekat dalam Muslim Indonesia,

    maka selama itu pula mereka akan terus

    mengamalkan Keislaman meraka.

    Tujuan mereka yang paling penting adalah

    supaya tidak terealisasi penyatuan pemikiran di

    kalangan kaum muslimin yang menjadi sumber

    inspirasi kesatuan umat Islam di seluruh dunia,

    dan memperpecah belahkan Islam menjadibeberapa golongan.dan untuk mencapainya

    maka mereka memasukan sistem pendidikan

    Barat ke Indonesia dan mendikotomi antara

    pendidikan agama dan ilmu pengetahuan,

    dalam waktu yang sama, mereka juga

    mengemukakan citra negatif terhadap nama

    baik Islam dan bahasa arab, sehingga tidak

    sedikit tantangan para kyai untuk mempertahan

    sistem pesantrennya di Indonesia, mereka

    Pesantren, Konsep Real Pembentukan Pribadi

    *Mahasiswa Tingkat I Fakultas Ushuluddin, Al-Azhar, Kairo.

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H6

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    8/28

    Bulan ramadhan sudah

    datang lagi, betapa bahagianya atmosfir ramadhan

    telah bersatu bersama kita semua. Dibulan suci ini,

    keenam panca indra yang lebih konsumtif dalam

    menerima trliunan impuls kebaikan, membuat hati,

    jiwa, dan pikiran semakin lirih terbuai olehnya, matain i ters ipuh bahagia mel ihat orang- orang

    berbondong-bondong mengeluarkan sedekahnya

    bagi sebagian orang lainnya, telinga pun ikut lirih

    mendengar keindahan lantunan ayat-ayat suci

    dimana-mana, lidah dan hidung pun malu kepada

    muslim lainnya yang dengan sabar menahan semua

    kenikmatan kuliner yang sudah dipersiapkan sejak

    dini, semuanya berkoordinasi menjadi satu, Itulah

    bagaimana keindahan natural dari atmosfir bulan

    ramadhan itu sendiri. Kita semua sudah tahu

    bagaimana sang ilahi telah mewajibkan berpuasa

    dibulan ramadhan, Kewajiban puasa Ramadhan

    disebutkan oleh Allah Swt di dalam firman-Nya:

    Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu

    berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang

    sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah

    [2]: 183)

    Satu hal yang perlu dicamkan, hendaknya kita

    tidak terjebak pada rutinitas kedatangannya. Kitaharus mulai menghayati apa kira-kira maksud kegiatan

    yang kelihatannya sepele seperti tidak makan dan

    tidak minum itu, serta bagaimana hubungan puasa

    dengan taqwallah. Karena masih ada dari sebagian

    muslimin dan muslimat yang kurang menyadari

    hakekat puasa itu sendiri, banyak diantara kita semua

    yang menjalankan ibadah puasa hanya sebagai ritual

    semata, ada yang memang malu kepada yang lain jika

    tidak ikut berpuasa, ataupun hanya sekedar

    menjalankan kebiasaan budaya didalam lingkungan

    daerahnya, bahkan ada yang hanya berpura-purapuasa didepan banyak orang kemudia makan dan

    minum diwaktu yang membatalkan puasa secara

    sembunyi-sembunyi, puasa hakikatnya bukanlah

    sebuah kewajiban yang diperintahkan oleh Allah

    kepada Mahkluknya, tetapi lebih pada kebutuhan

    manusia. Sama seperti ketika oksigen menjadi

    kebutuhan dalam sehari-hari, dan kita akan mati

    ketika tidak mengkonsumsinya, begitu jugalah dengan

    semua syariat atau aturan yang diwajibkan Allahkepada manusia, karena hal yang

    mustahil jika allah hanya menyuruh

    makhluknya manusia mengerjakan

    ritual-ritual syariah semata, lebih

    dari itu semua. Semua ritual-ritual

    yang telah digariskan untuk kita

    menjalaninya pasti memiliki banyak manfaat bagi kita

    semua agar bisa memaksimalkan kekhalifahan kita di

    dunia sebagai jembatan menuju kehidupan yang kekal

    dan abadi, yaitu kehidupan ukhrowi. Puasa ibarat air,

    ketika tidak dimaknai dan dijalankan maka kematianakan terjadi pada manusia yaitu Kematian

    Moralitas. Dalam nalar umum kita, puasa adalah

    menahan lapar dan haus atau melaksanakan

    kewajiban sebagai makhluknya dimuka bumi ini.

    Tetapi puasa juga adalah proses bagi manusia untuk

    mengenal hakikat dan sifat kemustahilan Tuhan yaitu

    Mustahil Tuhan makan dan minum. Artinya manusia

    dianjurkan untuk mengimplementasikan sifat-sifatnya

    di muka bumi ini. disamping perintah untuk menguji

    ketaatan umatnya dalam beribadah, Rasulullah Saw

    mengingatkan dalam hadis beliau yang artinya:Berapa banyak orang yang berpuasa tidak

    mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar

    dan dahaga.

    Banyak hikmah yang bisa kita dapatkan ketikamenjalankan puasa di bulan ramadhan, ketika

    berpuasa kita dituntut untuk mengurangi dan

    meninggalkan hal-hal buruk, kita akan cenderung

    berfikir beribu-ribu kali untuk melakukannya, karena

    akan mengurangi nilai-nilai dari puasa itu sendiri,

    seperti santun ketika berbicara, jujur ketika berkata,

    ikhlas ketika memberi, sabar ketika mendapatkan

    musibah, rendah hati ketika dicela dan banyak lagi

    nilai-nilai kebaikan yang dituntut untuk selalu

    ditanamkan dalam diri kita di bulan nan suci ini, bukan

    berarti diluar bulan ramadhan kita tidak akan

    melakukannya, akan tetapi dibulan ini ada

    atmosphere yang sangat berbeda yang kita rasakan,

    setidaknya ada 1 bulan dari satu tahun yang bisa kita

    jadikan melatih kulaitas diri kita, dan juga mengingat

    janji allah yang sangat mengapresiasi kita untuk selalu

    meningkatkan kulaitas keimanan kita dibulan

    ramdhan ini, dalam hadits yang singkat yang sangat

    The Miracle of FastingF o r I n t e l l i g e n c e

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H7

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    9/28

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H8

    Barang siapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan penuh pengharapan, maka akan diampuni dosa-

    dosanya yang telah lalu (HR Bukhori Muslim).

    Semua ibadah terpuji yang senatiasa kita latih dalam menanamkan pada setiap jiwa kita ini sangat

    bermanfaat bagi perkembangan sel-sel otak, sebagaimana kita ketahui peranan otak sangatlah penting terhadap

    tubuh secara keseluruhan, kehidupan individu itu sebenarnya adalah kehidupan otaknya, nama sebuah individu

    tidak lain adalah panggilan untuk otaknya, tubuh hanyalah cangkang yang menyangga kehidupan otak, tangan dan

    kaki adalah budak yang melayani otak, pancaindra adalah jendela jendela informasi otak terhadap dunia luar,

    pencernaan dan jantung adalah dapur yang melayani makanan otak, serta ginjal adalah alat pembersih darah agar

    otak tetap nyaman, otak adalah gambar mini dari tubuh, otak adalah tubuh dalam bentuk mini, halus dan komplek,

    dia merupakan mini chips dari tubuh yang disimpan rapi pada cangkang yang keras dan kuat agar terlindungi yaitu

    tengkorak, pusat pusat kaki, tangan, mata, telinga, pencernaan, dan semuanya terpeta pada lokasi lokasi tertentu di

    otak (lobus), dipusat pusat itulah kontrol dilakukan lewat molekul molekul pembawa pesan yang di sebut

    Neurotransmitter, bukan aliran listrik seperti perkiraan banyak orang. Seandainya jantung atau paru-paru berhenti

    bekerja selama beberapa menit, kita masih bisa bertahan hidup, namun jika otak berhenti bekerja selama satu detik

    saja, maka tubuh akan mati. Itulah mengapa otak disebut sebagai organ yang paling penting dari seluruh organ di

    tubuh manusia, bahkan Perbedaan kedudukan strata sosial ekonomi masyarakat mencerminkan perbedaan kualitas

    otaknya, seperti yang telah difirmankan allah swt..

    ........ Allah meninggikan orang yang beriman diantara kamu dan orang orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

    derajat (Al Mujaadalah : 11).

    Otak merupakan ciptaan sang khalik yang sangat menakjubkan, terbentuk dari 100 milyaran sel saraf

    (neuron) yang saling berhubungan dan serabut syaraf yang mampu menampung tak terhingga banyaknya variasi

    komunikasi, tempat bergantung intelegensia dan kreativitas kita., dengan jumlah networking 1000 Triliunan Synapsis

    ( Hubungan antara sel-sel saraf ), dengan impuls listrik (electrical synapses) dan kimiawi yang berupa

    neurotransmitter sebagai bahan perantaranya . Neurotransmitter berperan dalam pengaturan sistem kerja antar

    neuron, sehingga apabila terjadi gangguan pada neurotransmitter, maka neuron-neuron tidak akan bekerja secara

    normal. otak adalah organ tubuh yang paling kompleks dan banyak aspek aspek struktur, serta fungsinya yang belum

    bisa dipahami sampai sekarang. bagian tertentu otak menegendalikan fungsi tubuh yang berbeda. kedua belahan

    otak, otak kecil, serta batang otak mmerupakan 90 persen dari jaringan otak, mengontrol gerak dan pikiran-sadar

    serta menerjemahkan rangsangan indera perasa. Otak kecil mengatur aktivitas bawah sadar, misalnya koordinasi

    gerakan dengan batang syaraf dan mengandung pusat syaraf yang mengatur fungsi-fungsi otomatis untuk

    mempertahankan hidup seperti detak jantung dan pernafasan. Otak dan serabut syaraf merupakan pusat sistem

    syaraf, dengan batang syaraf sebagai penghubung antara otak dengan bagian tubuh lainnya jalur motorik membawa

    rangsangan dari otak ke organ-organ tubuh melalui batang syaraf, sedangkan jalur sensorik membawa pesan dari

    batang syaraf pula, rangkaian syaraf tepi menghubungkan pusat system i ni dengan bagian tubuh lain dan menjaga

    kendali otot sadar serta fungsi-fungsi organ tak sadar, otak dan system syaraf menyediakan mekanisme serta

    pengendalian atas kegiatan sadar (pikiran dan gerkan) maupun kegiatan tak sadar ( pernapasan, detak jantung atau

    pencernaan) syaraf juga mencatat rangsangan seperti temperature dan rasa nyeri, artinya segala aktifitas yang kita

    lakukan dikontrol dan dikendaslikan oleh otak. Secara garis besar semua system data berjalan melalui jaringan-

    jaringan syaraf yg sangat sensitive, artinya jaringan-jaringan syaraf ini bisa tersambung secara empurna maupun

    sebaliknya, bahkan bisa saja terputus, tidak heran jika seseorang berfikir keras untuk mengingat sesuatu yang sudah

    dipelajari akan tetapi mengalami kesulitan, itu terjadi karena jaringan-jaringan syaraf tidak terhubunfg secara

    sempurna, banyak factor yang bisa mempengaruhi pertumbuhan jaringan-jaringan syaraf tersebut.

    Disadari atupun tidak, Allah telah memberikan satu ritual yang sangat menakjubkan, ketika seseorang

    menjalankan puasa selama kurang lebih 30 hari, saraf otak mengalami perkembangan yang cukup signifikan, dalam

    ilmu saraf dikenal sebagai plastisitas otak atau acuan pada kapasitas dari sistem saraf untuk mengubah struktur dan

    (otak) sebagai reaksi terhadap keragaman lingkungan, dapat dijelaskan secara ilmiah (scientific experiment),

    berdasarkan penelitian plastisitas dan neurogenesis, yaitu tentang kelenturan dan perkembangan otak. Dijelaskan

    bahwa pada dasarnya synapsis (jaringan/keneksi otak) dapat berkembang berdasarkan faktor lingkungan, kejiwaan,

    dan makanan yang dikomsumsi oleh seseorang. Bahkan, Dr. Johansen-Berg, et al. (Neuron Journal 2012) mejelaskan

    bahwa synapsis diotak dapat mengalami perubahan selama 24 jam yang terekspos oleh pembelajaran dan latihan,

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    10/28

    Jika seorang muslim melakukan puasa diiringi aspek-aspek nilai dari tujuan hakekat puasa itu sendiri maka

    secara medis sel-sel didalam otak bisa berkembang bahkan mengalami perubahan struktur atau networking

    (synapses) sehingga terbentuklah otak yang baru, dalam penjelasannya ada 3 bentuk utama dari plastisitas jaringan

    otak yang dapat dijelaskan sebagai berikut: plastisitas sinaptik, neurogenesis dan fungsional kompensasi.

    1). Synaptik plastisitas; ketika otak terlibat dalam pembelajaran dan pengalaman baru, akan terjadi interaksi dan

    networking baru pada hubungan sel-sel saraf (synapses) di otak. Secara prinsip, sistem atau sirkuit saraf memilik

    banyak rute yang terbentuk antar sel-sel saraf (neuron). Rute ini terbentuk dalam otak melalui pembelajaran danpraktek. Sel-sel saraf (neuron) berkomunikasi satu sama lain pada titik pertemuan yang disebut (synaps). Setiap kali

    pengetahuan baru yang diperoleh melalui komunikasi atau transmisi synaptik antara neuron yang terlibat, akan

    dibarengi pula interaksineuron dalam berkomunikasi dengan sesama neuron melalui sinyal listrik. Bukti ini, akan

    menunjukkan plastisitas sinaptik sistem saraf; yang merupakan pilar menakjubkan akan kelenturan otak.

    2). Neurogenesis ; merupakan proses kelahiran dan proliferasi neuron baru di dalam otak. Para ilmuwan dalam

    beberapa tahun terakhir telah menemukan, bahwa sel induk yang terletak di dentate gyrus hipokampus dan di

    korteks pre-frontal, dapat mengalami proliferasi dan berkembang menjadi sel pyramidal dan sel yang akan

    berkembang menjadi sel-sel dewasa yang memiliki akson dan dentrites. Sel-sel saraf yang baru ini akan bermigrasi ke

    berbagai daerah di dalam otak dimana mereka dibutuhkan untuk merehabilitasi atau menggantikan sel-sel yang rusak

    atau mati.

    3). Fungsional kompensasi ; pada saat seseorang mengalami penuaan, maka plastisitas otak akan mengalamipenurunan.

    Berdasarkan faktor yang mempengaruhi fungsi otak diatas, muncul pertanyaan, bagaimana kondisi biologis,

    psikologis dan fungsional otak pada saat berpuasa?? Berpuasa pada bulan Ramadan bagi kaum Muslimin, secara

    hakekat bukan hanya menahan dahaga dan lapar mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Tetapi lebih

    dari itu adalah suatu latihan psikis, mental dan tentu saja fisik biologi. Secara psikis, orang yang menjalankan puasa

    tersebut akan semakin memiliki jiwa dan perilaku sehat, dan tentunya menjauhkan pikiran dan perbuatan dari hal-hal

    yang bisa mencederai hakekat berpuasa, sehingga kedepan bisa menjadi manusia yang berakhlak mulia. Secara

    biologi, tentunya diharapkan bisa bermanfaat bagi kesehatan. Pelaksanaan puasa dilaksanakan dengan cara

    menahan dahaga dan lapar mulai dari subuh hingga terbenamnya mentari di ufuk timur; (dibutuhkkan waktu sekitar

    14 jam). Berarti selama melaksanakan puasa tubuh mengalami proses metabolisme atau makanan didaur ulang

    dalam sistem pencernaan sekitar 8 jam, dengan perincian 4 jam makanan disiapkan dengan keasaman tertentu

    dengan bantuan asam lambung, untuk selanjutnya dikirim ke usus, 4 jam kemudian makanan diubah wujudnya

    menjadi sari-sari makanan di usus kecil kemudian diabsorbsi oleh pembuluh darah dan dikirim keseluruh tubuh.

    Waktu sisa 6 jam merupakan waktu yang ideal bagi sistem percernaan untuk istirahat, maka pada fase tersebut terjadi

    degradasi dari lemak dan glukosa darah.

    Plastisitas Otak

    Sebelum puasa Setelah puasa

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H9

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    11/28

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H10

    Demikian pula ternyata terjadi peningkatan

    lemak baik atau disebut HDL (High Density Lipoprotein)

    and apoprotein alfa1, dan penurunan lemak jahat atau

    disebut LDL (low Density Lipoprotein), hal ini sangat

    bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah,

    karena HDL berefek baik bagi kardiovaskuler sedangkan

    LDL berefek negatif bagi kesehatan pembuluh darah.Kondisi tersebut dapat menjauhkan serangan penyakit

    jantung dan pembuluh dara h, karena memang

    sesungguhnya bagi penderita kardiovaskuler, tidak ada

    penanggulangan yang lebih baik selain mencegahnya. Hal

    ini dapat dilakukan dengan memperbaiki gaya hidup

    sehat, melaksanakan pola makanan yang sehat

    (memperbanyak makan makanan berserat dan bersayur,

    serta tidak makan berlebihan makanan yang mengandung

    lemak dan kolesterol tinggi), serta dilanjutkan dengan

    olah raga atau aktivitas yang teratur. Selama

    melaksanakan puasa Ramadan tersebut, menjadi hal yang

    penting untuk memahami manfaatnya. Apalagi jika

    dilakukan secara ikhlas dan disertai kepercayaan dan

    pengetahuan yang memadai tentang manfaat

    pelaksanaan puasa bagi kesehatan tubuh, khususnya yang

    berhubungan dengan metabolism, sistem endokrim, dan

    kesehatan organ yang sangat penting, seperti otak.

    Tetapi, sesuatu yang merupakan keanehan,

    karena tidak semua orang dewasa yang lebih tua

    menunjukkan kinerja yang lebih rendah, bahkan beberapa

    orang mengalami pencapaian kinerja yang lebih baik, bila

    dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang lebih

    muda. Hal ini merupakan keuntungan bagi perkembangan

    otak tersebut, yang dalam istilah neurosains, disebut

    fungsional kompensasi.

    Sehingga pada saat seseorang melaksanakan

    puasa Ramadan, selama sebulan penuh (3024 jam).

    Dengan berupaya secara maksimal mengatur konsumsi

    makanan yang baik serta menjalankan nilai-nilai puasa

    seperti senantiasa berpikir positif, berpikir optimis,serta tawadhu dan berbuat secara ikhlas. Maka

    berdasarkan plastisitas, neurogenesis, dan fungsional

    kompensasi jaringan otak, akan diperbaharui. Sehingga

    struktur otak, akan terbentuk networking atau rute

    jaringan baru didalam otak, yang tentunya akan

    membentuk pribadi dan manusia yang berpikiran

    sempurna sesuai anjuran dan latihan Ramadan, yang

    telah dijalankan selama sebulan penuh.

    Otak merupakan ciptaan sang khalik yang

    sangat menakjubkan, terbentuk dari 100 milyaran

    sel saraf (neuron) yang saling berhubungan

    dan serabut syaraf yang mampu menampung

    tak terhingga banyaknya variasi komunikasi

    EDICAL

    M

    *Mahasiswa KedokteranCairo University

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    12/28

    Lilip, begitulah panggilan sayang keluarga terhadap Drs. KH.

    Ahmad Rifa'I Arief, PENDIRI Pondok Pesantren Daar El

    Qolam Banten Indonesia. Cak Nur (Prof. DR. Nurkholis

    Majid) menyebut beliau Kyai Mumtaz sebagai apresiasi atas prestasi

    beliau mengembangkan sistem pondok pesantren. Di kalangan

    masyarakat Banten dikenal sebagai Kyai Modern atau Kyai

    Kontroversial. Karena keberaniannya untuk berbeda dengan guru

    dan kyai-nya, KH. Imam Zarkasyi, Pimpinan Pondok Modern Gontor,

    dan berbeda dengan para kyai pada umumnya di Banten, terutama

    dalam penampilan, model pesantren, disain kurikulum, manajemen

    dan gaya berfikir.

    Penulis menyebutnya, Kyai Entrepreneur karena beliau

    adalah orang yang mandiri dan sangat percaya diridalam melahirkan ide, berbuat dan berkarya. Sejalan dengan falsafa

    KH. Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan PM Gontor bahwa di atas kyai hanya ada Allah dan di bawah kyai hanya ada Bumi,

    maksudnya bekerja secara langsung dengan tanganya sendiri untuk ibadah dengan penuh tanggung jawab kepada Allah

    Swt.

    Rifa'I, putra sulung dari pasangan Abah Qashad Mansur (alm) dan Ibunda Hindun Mastufah (alm), lahir (1942)dalam suasana negri yang masih terjajah, tentunya berbagai kesulitan hidup dibawah tekanan imprialisme masih terasa

    kuat. Seluruh kehidupan sosial, ekonomi, budaya, politik, keamanan dibawah hegemoni kaum Penjajah, bahkan mungkin

    saat itu untuk menghirup udara pun masih sangat sulit.

    Raga boleh tertahan, lahan boleh terhadang, jasad boleh dikuasai, sandang pangan papan boleh dieksploitasi,

    negara boleh dijarah, bangsa boleh dijajah, tapi jiwa tidak, demikian tekad Bangsa Indonesia yang sedang berjuang menuju

    KEMERDEKAAN. Jiwa bagaikan samudra yang luas, hanya Zat Yang Maha Tidak Terbatas yang mampu menguasai Jiwa

    manusia. Demikianlah prinsip abah Qashad, di tengah segala keterbatasan, Jiwanya tetap hidup menerawang mencari

    celah-celah untuk tidak mengalah pada keadaan yang serba salah akibat penjajah.

    Pendidikan ananda tercinta untuk menyambung cita-cita mulia terus berjalan dengan segala ketebatasan. Rifa'I

    kecil mulali belajar ngaji di rumah, sambil belajar Sekolah Rakyat (SR) di Sumur Bandung Jayanti. Ketika duduk di klas tiga

    (1951) SR dipindahkan sang Ayah ke Madrasah Masyarikul Anwar Pondok Pesantren Abuya Asnawi Caringin Labuan.

    Tujuannya adalah agar Rifa'I kecil berlatih mandiri dan berwawasan luas ke depan, dan dapat dibina sang paman, KH.

    Syakirin menantu Abuya Caringin.

    Setelah dianggap dewasa, dan sudah menamatkan MMA Caringin Labuan, melalui berbagai pendapat, diskusi

    dan musyawarah, Lilip didaftarkan ke KMI Pondok Modern Daarussalam Gontor, dipandu Ja'far Hadi santri

    Gontor, dan melalui tes saringan masuk yang ketat alhamdulillah dapat diterima (1958). Selama nyantri di

    Gontor Rifa'I diakui guru dan kawan-kawannya memiliki prestasi baik secara akademik, maupun non akademik seperti seni

    orasi dalam berpidato dan berkomunikasi, seni menulis indah kaligrafi sepertikhattdanseni mempimpin organisasi.

    Berkat prestasinya Rifa'I dapat kesempatan mengabdi di almamaternya dan KH. Imam Zarkasyi Pemimpin PM

    Gontor menjadikannya sebagai sekretaris PM Gontor. Demikianlah proses pematangan jiwa Rifa'I, interaksi guru dan

    murid, kyai dan santri setiap hari, setiap waktu bahkan detik, cukup menginspirsi dan mencerahkan. Hal Ini pulalah yang

    merupakan salah satu modalnya dalam berkarya di kemudian hari.

    KIPRAH KYAI ENTREPRENEUR

    Karya besar lahir dari upaya yang besar dan upaya besar lahir dari jiwa besar. Dari mana jiwa besar berasal ?,tentunya dari Zat Yang Maha Besar, Allah Swt. Jiwa besar dapat terbentuk karena totalitas diri dalammemaknai nilai-nilai ketuhanan (tauhid) dalam kehidupan nyata. Tidak ada di balik benda, tidak ada di balikperistiwa, tidak ada di balik usaha, kecuali dia melihat, merasakan dan meyakini qudrah dan irodah Allah Swt. Sehingga

    sepak terjangnya all out, totalitas, penuh keyakinan dengan tawakkal kepada-Nya setelah semua potensi dan kekuatan

    dikerahkan.

    Sekembali dari pengabdianya di KMI Gontor (1967), sambil mengikuti kuliah IAIN Sunan Gunung Djati Cabang

    Serang Banten, dalam status belum menikah, beliau bersama ayahanda tercinta dengan, Bismilaahirrahmanirahim,

    dengan niat, ibadah kepada Allah Swt., mendirikan Madrasatul Mu'allimin al-Islamiyah (MMI) Pondok Pesantren Daar El-

    Qolam, setingkat MTs dan MA, sebagai pengembangan dari Madrasah Ibtidaiyah Masyarikul Anwar (MMA) yang sudah

    didirikan sebelumnya.

    MMI Daar El-Qolam Gintung, didirikan 27 Ramadhan 1388 H/15 Desember 1968, dipimpin langsung oleh

    Kyai Rifa'i, dengan dukungan sepenuhnya dari Abah Qosod Mansur, bunda Hindun Mastufah dan Nyai Pengki, dan

    Drs. KH. Ahmad Rifai Arief bersama Istri dan Keenam anaknya

    BIOgrafi -

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H11

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    13/28

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H12

    dari kalangan asatidz madrasah ibtidaiyah (MMA), ust. sukarta dan ust. syanwani. Berbagai kesulitan menghadang, jerat

    keterbatasan ekonomi amat terasa, masih rendahnya budaya masyarakat sekitar yang sulit menerima pesantren modern,

    sentuhan tangan pemerintah masih jauh dari harapan, animo masyarakat masih rendah terhadap pendidikan modern

    karena pengaruh kejiwaan masyarakat yang masih merasa dalam suasana penjajahan, membuat perjalanan pesantren

    tersendat-sendat, makin terhimpit dan menyesakkan.

    Bagaikanmemakan buah si malakama mati segan hidup pun tak mau. Berbagai cobaan dan rintangan, dari santri

    misalnya, karena saat itu orang masuk pesantren ibarat speda motor rusak yang mau direparasi ke bengkal. Tantangan dari

    masyarakat sekitar, karena mereka belum faham tentang misi dan ajaran apa yang dibawa kyai Rifa'I, aliran apa dan mau

    dibawa ke mana masyarakat dan santri. Informasi miring lebih ramai dari pada respon positif, semua cenderung bertanya

    dan mempertanyakan, bila perlu menolaknya beramai-ramai. Takdir Allah harus terjadi, sunatullah berjalan, bagaikan air

    menglir lambat tapi pasti, maka terjadilah apa yang Allah rencanakan.

    Satu dekade perjalanan MMI dengan berbagai upaya dikerahkan dan doa disenandungkan, rintangan dijalani,

    dengan tegar dan penuh keyakinan, maka (tahun 1978) mulai tampak pertumbuhan dan perkembangan, kepercayaan

    masyarakat tumbuh, para wali santri yang menitipkan pendidikan putra putrinya meningkat, yang mendukung dan

    mendoakan bahkan yang memberi bantuan mulai berdatangan. Sekitar tahun 1983 mulai pesat kemajuanya sampai

    sekarang, demikian mudah bagi Allah mendatangkan hujan bagi daerah yang gersang sehingga tanah tandus menjadi

    subur.Ponpes La Tansa dimulai pendirian dan pembangunannya tahun 1989 dan mengawali tahun ajaran baru tahun

    1991/muharram 1404 H dengan basis formal SMP dan SMA. Untuk yang ke sekian kalinya kyai Rifa'I dipertanyakan banyak

    orang terutama kalangan ulama. Waktu itu budaya pesantren belum bisa menerima basis formal SMP dan SMA, karena

    yang sudah berjalan ala pesantren tradisional, diniyah atau madrasah yang menginduk ke Departemen Agama. Jadi

    Pesantren dengan basis formal SMP dan SMA sangat asing dan dianggap aneh karena merupakan masalah baru,

    cenderung ditolak karena dianggap komersialisasi dunia pesantren dan banyak ulama sangat kawatir akan menghilangkan

    nilai-nilai kepesantren dan misi dakwahnya.

    Sang Kyai dengan penjiwaan entrepreneurship yang semakin mengkristal semakin ingin mencoba dan

    berekperimen apa gerangan di balik ide cerdasnya itu. Apakah segala akibat buruk yang diasumsikan para ulama akan

    terjadi, ataukah keyakinannya yang akan terwujud sebagai upaya menjawab tantangan perkembangan zaman. Hanya

    dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun, model pesantren dengan basis formal SMP dan SMA banyak diadopsi

    pesantren karena mampu menjawab sebahagian persoalan umat berkaitan dengan sumber daya insani (human

    resources) yang dibutuhkan di berbagai bidang sektor kehidupan.

    Kyai Rifa'I ingin santri-santri hasil didikannya di pesantren tidak dilepas begitu saja, masuk dunia lain dan berubah

    dari karakter dasarnya. Maka mulai bermimpi bagaimana mendirikan pendidikan yang lebih tinggi setingkat universitas.

    Dia berpandangan perlu segera membukan pendidikan yang memiliki visi islamisai ilmu dan kehidupan setingkat

    universitas. Maka dibentuklah team penggagas sebanyak 9 orang untuk mengawal berdirinya Pendidikan Tinggi La Tansa

    Mashiro. Berkat upaya yang tidak mengenal lelah, dukungan dan doa banyak pihak, pada tahun 1993 pengajuan pendirian

    universitas la tansa mashiro, mendapat ijin operasional dari pemerintah untuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dengan 1

    jurusan manajemen, dan Sekolah Tinggi Ilmu Usuluddin dengan 1 jurusan KPI.

    Kegiatan akademik sekolah tinggi la tansa mashiro, mulai dibuka di kampus ponpes la tansa pada tahun 1993 di

    Kecamatan Cipanas (sekarang Lebakgedong) Lebak Banten. Dan sejumlah problem muncul, dari mulai kesulitan

    transportasi karena jauhnya jarak kota rangkas-cipanas, sarana komuniksi karena terletak di daerah terpencil, penerangankarena belum tersentuh program listrik masuk desa, sampai dengan persoalanbudgeting.

    Dalam kodisi seperti itu sulit untuk mendapat input mahasiswa secara normal. Maka dilakukanya langkah-

    langkah strategis seperti untuk mengawali perkuliahan kyai melakukan mobilisasi santri alumni Daar El-Qolam untuk

    mengabdi di la Tansa sekalian dikuliahkan. Dalam perjalannya ternyata tidak efektif, akhirnya kampus dipindahkan ke kota

    Rangkasbitung, menempati lokasi (STM) Muhamadiyah.

    Pada tahun 1996 memulai membangun kampus sendiri di Jl. Soekarno Hatta, Pasirjati Rangkasbitung Lebak

    Banten sampai sekarang. Sepeningal beliau, berkat dukungan berbagai pihak, alhamdulillah sudah dikembangkan dengan

    penambahan beberapa program study (jurusan). Dan penulis yang mendapat kepercayaan memimpin perguruan tinggi,

    sepeninggal beliau, memiliki target menjadi universitas La Tansa mashiro pada tahun 2015. Kami segenap manajemen

    memohon do'a semoga amanat beliau dapat diwujudkan.

    Tidak berhenti sampe di situ, selagi masih ada umur gumamnya, kyia Rifa'I terus berkarya. Beliau melihat

    sejumlah masalah keumatan, yang dalam pandangannya bersumber antara lain dari pendidikan keluarga yanglemah. Dia ingin segenap kehidupanya bermafaat bagi umat, maka Wisata Sakinah La Lahwa di Kemuning Labuan

    Banten, didirikan tahun 1995, program dakwah melalui sektor wisata dengan sasaran pendidikan masyarakat

    KIPRAH KIAI ENTERPRENEUR

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    14/28

    dalam rangka membentuk keluarga sakinah, mawadah

    wa rahmah untuk memperkuat karakter anak bangsa

    secara lahir dan bathin.

    Bangsa terdiri dari kumpulan masyarakat yang

    luas dan bentuk terkecilnya adalah keluarga, jika inginmembentuk bangsa yang kuat maka harus mulai dari

    membentuk keluarga yang kuat dan berkarakter.

    Langkah yang sangat strategis dan antisipatif, karena

    daerah tanjung lesung dikembangkan sebagai daerah

    wisata, maka dampak sosial sangat rawan jika tidak

    dibentengi dengan pendidikan karakter melalui dakwah

    yang intensif.

    Demikianlah perjalan indah, dalam waktu

    singkat beliau telah melahirkan empat lembaga

    pendidikan kemasyarakatan dan keumatan. Sistem

    pondok pesantren ala Gontor yang beliau rekayasa

    dengan paradigma baru, model baru, kurikulum baruyang memiliki keunikan tersendiri. Dan keseluruhan

    sistemnya berorientasi pada pembentukan Character

    building, moral building, intellectual building dalam

    upaya pembumian iman dalam kehidupan dan

    pemahaman Islam sebagai fitrah secara kaffah. Dan juga

    penanaman cinta tanah air, nationaliy building, yang

    merupakan wawasan kebangsaan dikembangkan

    s e b a g a i s a l a h s a t u n i l a i d a l a m t a t a n a n

    kepondokpesantrenan, dan wawasan g lobal ,

    internationality building, yang terintegrasi dalam

    akumulasi pendidkian santri, sehingga mereka siap

    terjun menjadi anggota masyarakat global.

    KUNCI KEBERHASILAN

    Mengapa karya Kyai Rifai ini perlu diapresiasi ?,

    karena secara tangible berangkat dati titik nol. Secara

    ekonomi keluarga saat itu, cukup berat untuk dapat

    mewujudkan cita-cita besarnya. Dukungan politik belum

    kondusif, karena sebagai negara yang baru lepas dari

    cengkeraman penjajah, tentu nya masih belum stabil.

    Secara sosial budaya, kyai Rifa'i membawa model

    pendidikan baru bagi masyarakat sekitar. Sebagai produk

    baru, nampak tidak mudah untuk diterima masyarakatsekitar, bahkan sebahagian anggota keluarga banyak

    yang menentang karena kawatir hal ini berbau

    penjajahan, dan pada akhirnya mereka tidak siap

    menerima pembaharuan.

    Karena dakwah di tahun (1968) dengan model

    pesantren modern yang ditawarkannya kyai Rifa'I, belum

    dapat diterima di masyarkat. Bagi beliau saat itu cukup

    berat untuk dapat meyakinkan masyarakat.

    Berangkat dari tanah wakaf keluarga (Nyai

    Pengki) dengan modal dapur tua (tempat masak yang

    sudah tidak dipakai), tanpa dukungan sarana dan

    prasarana, d i se r t a i be rbag a i k e su l i t an yang

    menghadang, terutama kesulitan ekonomi. Faktor sosial

    budaya di mana masyarakat sangat trauma dengan kasus

    penjajahan yang begitu lama mencengkran ibu pertiwi,

    tidak mudah untuk menerima ide dan gagasan baru. Kyia

    Rifa'i membawa model pendidikan baru yang tidak

    sejalan dengan kultur masyarakat, tampak aneh dan

    bersebrangan menjadi kesulitan tersendiri dalamkonteks perjuangan mewujudkan cita-citanya untuk

    mendidik masyarakat.

    Faktor politik, meskipun RI sudah merdeka pada

    17 Agustus 1945 akan tetapi kehidupan sosial, tingkat

    pendidikan dan kesehatan masyarakat yang masih

    rendah, terutama di daerah belum banyak berubah,

    sebagai dampak penjajahan selama ratusan tahun,

    trauma masyarakat yang masih mengkristal sehingga

    masih kawatir dan bingung mana penjajahan dan mana

    pembangunan, dakwah dan pesantren masih

    terpinggirkan (marjinal).

    Di tengah Sejumlah kesulitan yang ada tapiponpes bisa tumbuh dan berkembang. Mengapa ?,

    Terlalu lebar jurang antara cita-cita dengan fakta, terlalu

    tinggi visi yang ia tergetkan, terterlalu besar mimpi yang

    ia buat, berbagai upaya dilakukannya dengan beribu

    cara, namun pondok pesantren tetap jalan di tempat.

    Rupanya Allah sedang menguji hamba-Nya, sebarapa

    besar keihlasannya. Pendidikan Gontor telah

    menanamkan ruh Ihlas dalam dirinya begitu dalam,

    pendidikan keluarga dengan segala kesederhanaan telah

    mematangkan jiwanya, yang mewarnai seluruh sikap dan

    pandangan hidupnya.

    Ketika mohon izin dan ridho gurunya untuk

    mendirikan pesantren di Banten, Rifai sempat ditanya

    sang kyai. Kyai Zarkasyi: Rifai apa tujuanmu mendirikan

    peantren ?,. Rifai: tujuan kami untuk dakwah dan ibadah,

    kyai!. Subhanallah sang kyai sangat berbahagia dengan

    jawaban yang singakat tapi padat, terkandung isi yang

    sangat luas. Konsep ibadah akan melahirkan usaha yang

    keras (juhd), sepi ing pamrih rame ing gawe, akan berfikir

    keras (ijtihad) dan dengan sikap tawakkal akan

    melakukan taqarrub kepada Allah (mujahadah). Dia

    yakin murid kesayanganya dalam dakwah dan ibadah

    melalui pesantren ini akan berjual beli dengan Allahbukan berjual beli dengan manusia.

    Sikap baik dan manut Rifai kepada orang tuanya

    adalah kunci keberhasilanya. Doa ayah dan air mata

    Ibu mengalir mengiringi setiap langkahnhya. Sulit dan

    berat bagi Rifai untuk berkata tidak kepada sang

    bunda. Seribu kali ia tidak setuju terhadap pendapat

    ibunya, ia akan berkata ya bu, kemudian dia

    menerjemahkannya dengan bijaksana. Perilaku birrul

    walidain, ketaatan pada orang tua, ibu bagaikan al-

    quran tua, tidak bisa dibaca tapi tidak boleh

    dilangkahi, tidak pernah menentang, selalu yameskipun tidak setuju, indah dan fi losofis,

    subhanallah.

    BIOgrafi -

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H13

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    15/28

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H14

    Membangun silaturrahmi adalah prinsip dan

    kesukaannya. Dia selalu berkata kepada segenap

    keluarga bahwa jika kita bersatu maka rintangan yang

    berat sekalipun akan dapat dilalui. Tapi jika kita hancur

    porak poranda tidak mampu menjaga keutuhan

    keluarga, maka tanpa rintangan sekalipun kita tidak

    akan bertahan. Betapa hebat yangn beliau lakukan,

    selalu menjawab baik dan santun terhadap pendapat,

    tuduhan, pertanyaan yang miring, begitu besar jiwanya.

    Beliau membangun tali silaturrahmi yang kuat dengan

    keluarga dekat, kerabat, tetangga dekat dan bahkan yang

    jauh.

    Budaya memberi adalah bagian dari konsep

    hidup kyai Rifai'I. Memberi itu indah, karena memberi

    adalah investasi kebaikan. Dalam manajemen

    pesantren kyai Riifa'I menggalakkan budaya

    memeberi dan menjadikannya sebagaistrategi untuk membalas pandangan dan

    perilaku negatif tehadap pesantren. Misalnya

    ketika ada orang yang karena tidak faham

    kemudian tidak menyukai bahkan membenci

    pesantren sejak awal pendirian pondok

    pesantren Daar El-Qolam, beliau selalu

    melakukan pendekatan, menjal in

    silaturahmi dan berusaha memahami

    mereka, mencari tahu apa kebutuhan

    meraka, kemudian memberi hadiah kepada meraka

    pada waktu-waktu tertentu yang tepat. Dengan tetap

    istikomah berfikir positif, husnudzon dan medo'akanmereka agar menerima model dakwah baru yang sedang

    diperjuangkaannya.

    APRESIASI PARA SAHABAT DAN MASYARAKAT

    Karya kyai Rifa'I pada eranya dianggap luar

    biasa, terhitung pelopor pendirian pondok modern ala

    Gontor di Banten. Di antara pro dan kontra, banyak yang

    mengapresiasi dan memujinya. Karnyanya dianggap

    besar mengingat sebaran manfaatnya yang melebar dan

    meluas. . Menurut DR. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi MA.,

    keihlasan pak rifai dalam berjuang mewujudkan cita-

    citanya dan tekad keras orang tua tuanya (ayah) adalah

    kunci keberhasilanya dalam mengambangkan sistem

    pondok pesantren.

    Kyai Rifa'I orang nya tertib, penampilannya

    selalu rapih,public relation cukup baik, mudah diterima

    orang karena mudah menerima orang lain, demikian

    menurut KH. Hasan Abdullah Sahal. Ini merupakan sifat

    pemimpin yang bijaksana yang mempu menempatkan

    diri di tengah kemajemukan, yang mempermudah

    perjalannya menuju cita-cita mulya.

    Gagasan dan pemikiran kyai melampaui usianya

    dan bobot visinya melebihi kapasitas fisiknya, demikianmenurut Prof. DR. H.M.A. Tihami, MA. Begitu besar ide

    dan gagasan yang beliau ciptakan dan dengan ruhul ihlas

    beliau mampu menanggung beban berat itu menjadi

    ringan dan mudah. Jiwa kepeloporan kyai Rifa'I patut

    ditauladani oleh generasinya, para santri dan

    masyarakat, menurut bapak Prof. KH. Wahab Apip, MA.,

    agar perkembangan masyarakat yang begitu dinamis

    dengan berbagai persolan yang tumbuh dapat dimbangi

    dan dicarikan solusinya.

    Dan keberanian merintis pondok ala Gontor,

    tapi berbeda karena ada putra dan putri pada tempat

    yang sama, merupakan suatu ijtihad yang cukup beresiko

    tapi cerdas membaca kebutuhan sosial, dimana

    masyarakat secara umum belum respon dan percaya

    terhadap pesantren yang diprakarsinya, demikian

    menurut KH. Mahrus Amin. Kyai Rifa'i seorang motivator

    dari sejak santri sampai jadi kyai, dia rival saya

    dalam belajar di gontor, demikian dipaparkan

    KH. Muhamad Tidjani, MA.Orang yang gigih dalam meraih cita-

    cita dan gagasanya jauh ke depan menurut

    Prof. Drs. H. Suparman Usman, SH., perlu

    mendapat tempat tersendiri dalam hazanah

    perjuangan dakwah ala pesantren modern.

    Sedemikan tinggi apresiasi dan penghargaan

    para santri, alumni, masyarakat dan

    berbagai tokoh kepada beliau menjadi

    indikator bahwa yang dilakukannya

    cukup besar artinya bagi ummat. Sebagai generasi

    pengemban estafet perjuangan dakwah Rasulullah Saw.,

    kita perlu menjadikan Kyai Rifa'I sebagai salah satumodel untuk dapat menerjemahkan kewajiban dakwah

    dengan strategi yang jitu sesuai zaman dimana kita hidup

    dan harus berjuang, selamat berjuang !

    PENUTUP

    Kyai Rifai wafat Ahad, 10 shafar 1418 bertepatan

    15 Juni 1997, suatu peritiwa yang sangat mengejutkan

    semua pihak, keluarga, para santri, dan masyarakat. Pagi

    hari itu beliau masih memberi tausiah bagi para santri

    menjelang liburan, kemudian masih menerima tamu,

    menerima telephon dan lain-lain seperti biasanya yang

    beliau lakukan sehari-hari. Begitu tipis sekulit bawang

    perbedaan antara ada dan tiada, antara hidup dan mati,

    antara alam nyata dan alam ghaib. Dalam keadaan

    sedang mendirikan shalat dhuhur atau sesudahnya,

    beliau dipanggil Allah untuk menghadap keharibaan-

    Nya. Pada usianya ke 55 tahun, beliau telah

    meninggalkan semua karyanya untuk ummat, semoga

    menjadi jariah yang mengalir kepadanya, dalam bentuk

    ridlo Allah, amin. Begitu indah perjalan hidup yang

    singkat tapi penuh dengan makna. wallahu'alam

    bishawab.

    KIPRAH KIAI ENTERPRENEUR

    Oleh: Drs. KH. Soleh Rosyad S.Ag M.MPimpinan Pondok Pesantren Latansa

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    16/28

    Galeri Galeri

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H15

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    17/28

    Galeri Galeri

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H16

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    18/28

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H17

    I.Kronologi

    erawal dari sebuah keresahan, Kegalauan yang sedikit cetar membahana. Semakin difikir malah semakin

    Bresah dan gelisah. Didalam kepala seperti ada gumpalan awan hitam menggulung berisi segudang rasa yangtak mudah ditafsirkan oleh kata-kata. Sebuah Keresahan yang berhubungan dengan realita yang kinimenimpa sebagian besar kaum santri.

    Ditengah Era Globalisasi, tantangan kaum santri akan semakin berat. Ibarat mendaki gunung, semakin tinggi

    pendakian maka terpaan angin semakin kencang menghempas badan dan menerpa setiap pori-pori serta sendi.

    Lelahpun tak jarang menghampiri seolah memaksa langkah tuk berhenti. Hal ini merupakan salah satu konsekuensi

    hidup ditengah arus globalisasi yang didalamny terdapat dampak signifikan dari transformasi global yang menyerang

    tatanan sosial dan budaya. Arus kemajuan teknologi dan informasi yang berkembang cepat menjadi hal yang tidak

    bisa dihindari. Perubahan instant di tengah masyarakat pun semakin tampak didepan mata.

    Efek modernisasi ini telah menyulap generasi muda menjadi objek pangsa pasar. Sehingga daya sulap ini mampu

    merubah tatanan sosial yang jika tidak mampu dihadapi dengan cerdas dan bijak, akan membawa perubahan-

    perubahan menuju dekadensi diberbagai lini. Walau tak bisa dipungkiri bahwa kemajuan teknologi juga memiliki

    banyak sisi positif.

    Keresahan ini juga tertuju kepada realita yang tengah menggerogoti jiwa-jiwa kaum santri. Kini sebagian besar kaum

    santri banyak yang telah berubah dari wajah aslinya. Wajah asli santri dalam gambaran perjalanan sejarah bangsa

    Indonesia telah dicatatat sebagai : kaum terpelajar, tangkas, pemberani, dan memiliki jiwa patriotisme yang tinggi.

    Seperti contoh dari generasi ke generasi. Di era jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, Kaum santri yang

    dipimpin oleh wali songo ditanah jawa, mereka berhasil mengislamisasi rakyat jawa dan memerdekakan mereka dari

    hegemoni Hindu-Bunda. Selanjutnya di era Perjuangan melawan penjajah belanda, Kaum santri telah berperansebagai bagian terdepan bangsa yang menentang penjajahan, seperti terjadinya perang paderi di sumatera, dan

    berbagai peperangan melawan kolonial belanda oleh kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Begitupula ketika di era

    perebutan kemerdekaan RI, seperti dicontohkan oleh Kiyai Hasyim Asy'ari dalam mengajak santrinya untuk menjaga

    harga diri bangsa yang akhrinya menjadi cikal bakal meletusnya gerakanArek-arek Surabaya yang dipimpin oleh Bung

    Tomo. Begitupula apa yang dicontohkan oleh seorang kaum santri bernama K.H Ahmad Rifa'I Arif dalam membangun

    perkampungan terpencil, menjadi komplek pendidikan yang disegani di provinsi Banten. Hal ini membuktikan bahwa

    peran vital kaum santri dalam sejarah bangsa Indonesia, seperti untaian mozaik zamrud yang indah tertata rapih

    dalam satu ikatan. Tak terputus dari generasi ke generasi. Fakta sejarah ini membuktikan bahwa karakter kaum santri

    Ibarat benteng kuat ummat Islam sekaligus benteng kuat bangsa Indonesia.

    Tetapi kini wajah kaum santri sudah banyak berubah. Ketika virus GALAU melanda anak muda bangsa, kaum santri

    tidak sedikit yang terkena efek mematikan dari virus ini. Hal ini kenapa penulis bahas, karena ini merupakan potretmenyedihkan yang akan menciptakan kader bangsa yang melankolis, lemah dan menjadi generasi yang kalah.

    sekaligus sebuah upaya agar kaum santri kembali kepada wajah aslinya.

    Kaum Santri Dilarang

    GALAUOleh : Rahmatullah Ibnu Jalil, Lc., Dipl.

    Aktualita

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    19/28

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H18

    II I. Realita yang terjadi di tengah kaum santri saat ini.

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata Galau bermakna : pikiran kacau tidak karuan.

    Dari makna ini berarti seseorang ketika dalam keadaan galau, berarti ia sedang berada dalam kekacauan pikiran. Dari

    pengertian ini mari kita coba bayangkan betapa naifnya ketika dalam realita sehari-hari banyak ditemukan kaum

    santri justru sedang sibuk dalam kekacauan pikiran alias Galau. Mereka Sedang bingung apa yang mesti dilakukan,

    gundah karena gontai dalam menghadapi permasalahan yang menghadang, merasa kalah oleh keadaan yangmenimpa. Sungguh pemandangan yang sangat sedih untuk disaksikan!!!. Padahal mereka termasuk kaum santri,

    pilar penting generasi harapan masa depan agama dan bangsa.

    II. Kenapa Kaum santri dilarang galau?

    Jawabannya sangatlah mudah. Karena Kaum santri adalah generasi spesial yang lahir dari rahim pesantren.

    Bertahun-tahun pondok pesantren mengajarkan santrinya sebuah disiplin kehidupan, pembekalan akhlakul

    karimah, ilmu pengetahuan, semangat juang dan mentalitas kemandirian.

    Tentu kita juga masih ingat tentang filosofi sakti yang Pondok ajarkan kepada santrinya yang tertuang dalam Motto

    Pondok dan Panca Jiwa Pondok sebagai bekal kaum santri dalam meniti kehidupannya. Mari kita sama-sama simak

    betapa agungnya nilai filosofi yang pondok ajarkan kepada para santrinya.

    Panca jiwa pondok :

    1. Keikhlasan.

    Ikhlas adalah Jiwa (Ruh) nya amal perbuatan. Ketika seorang ikhlas dalam menjalankan pekerjaannya,

    maka rintangan apapun yang dihadapinya akan terasa ringan. Karena dengan keikhlasan, batinnya akan

    senantiasa hanya mengharap ridho allah swt. tidak dikotori oleh unsur riya ingin dipuji oleh manusia.

    2. Kesederhanaan.

    Maksudnya adalah melakukan sesuatu berdasarkan keperluan bukan keinginan. Dengan demikian

    kesederhanan adalah sebuah sikap yang tidak diukur oleh kuantitas, besar atau kecil, banyak atau sedikit,

    murah atau mahal, tetapi karena ia diperlukan. Kesederhanaan juga berasaskan kepada kemampuan

    bukan kemauan.

    3. Berdikari.

    Sifat ini menunjukan kebebasan seseorang dalam menentukan sikap. Berdikari juga bermakna berusaha

    dengan kemampuan dirinya sendiri tanpa menggantungkan diri kepada orang lain. Sifat ini juga sangat

    penting untuk melahirkan jiwa-jiwa militan yang siap berjuang dan berbakti kepada masyarakat

    4. Ukhuwah..Islamiyah.

    Maksud dari prinsip keempat ini adalah menjalin hubungan sesama manusia yang berasaskan kepada

    prinsip dari ajaran Islam yang damai dan toleran. Ukhuwah dalam Islam adalah nilai persaudaran dengan

    semangat tolong menolong yang tidak melihat batas-batas tertentu, seperti golongan, etnik bahkan

    agama atau keyakinan orang lain. Islam menyuruh umatnya untuk menghormati siapapun, bekerjasama

    dan bergaul tanpa memandang status sosial bahkan keyakinannya. Hal ini tentunya sangat selaras dengan

    ajaran Islam sebagai agama yang menyebarkan kedamaian universal atau rahmatan lil lamn.

    5. Kebebasan.

    Sikap bebas berarti melepaskan diri dari pengaruh orang lain baik pikiran ataupun tindakan. Kebebasan

    bukan dimaksudkan berbuat sesuka hati, tetapi kebebasan dalam menentukan sikap dan pendapat yang

    tidak bertentangan dengan nilai-nilai dasar ajaran Islam. Kebebasan juga bersikap moderat tanpa

    memihak, yang dibelanya adalah kebenaran sesuai dengan ajaran agama.

    Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu.

    Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan olehtangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa.

    (Q.S Ar-Rum : 36)

    Aktualita

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    20/28

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H19

    Berikut ini adalah Motto Pondok:

    1. Berbudi luhur.

    Ini adalah sifat yang harus ada dalam diri manusia terutama generasi muda. Sifat ini sangat penting dan

    haruslah berada pada tingkat pertama sebelum sifat-sifat lain yang akan dimiliki.

    2. Berbadan Sehat.

    Sebagai calon pemimpin masyarakat, kualitas fisik yang sehat dan kuat juga sangat penting. Akhlak yangmulia, ditambah dengan fisik yang prima akan melahirkan insan tangguh dalam menghadapi setiap

    tantangan dan cobaan.

    3. Berpengetahuan Luas.

    Syarat ini tentunya tidak diragukan lagi. Ia juga syarat utama yang mesti dimiliki oleh calon pemimpin

    masa depan. Kesempurnaan seorang pemimpin dapat diketahui melalui budi pekerti, badan yang sehat

    serta pengetahuannya yang luas.

    4. Berpikir Bebas.

    Kepribadian yang dibalut dengan akhlak, fisik yang sehat, ilmu yang luas harus mampu menempatkan

    dirinya pada tempat yang bebas, tidak terikat kepada siapapun. Yang dibelanya hanyalah kebenaran untuk

    kemaslahatan umat.

    Setelah merenungi makna setiap butir dari motto dan panca jiwa pondok, semoga kita tersadarkan baik jiwa dan raga

    bahwa kaum santri memang dicetak sebagai benteng pertahanan generasi bangsa yang kuat. Dan memang sudah

    menjadi hal yang lumrah bahwa masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, mereka telah menyerahkan

    kepercayaan tinggi kepada Kaum santri sebagai generasi teladan dan panutan.

    Contoh kecil, dalam soal problematika moral, kaum Santri telah dijadikan patokan kuat atau rapuhnya moral

    masyarakat sekitar. Sehingga jika kaum santri ini lengah dan galau sedikit saja maka ia akan dicap sebagai pihak yang

    paling bertanggung jawab atas kemunduran moral masyarakat disekitarnya. Maka tak heran jika gelar dokter hati,

    dokter rohani dll, mereka tujukan kepada kaum santri, yang katanya sebagai kaum yang lebih mengerti ilmu agama

    dan dipercaya lebih dekat kepada Sang Kuasa. Bertubi pertanyaan seputar agama seperti gelombang besar yang akandihantamkan ke kapal khazanah keilmuan mereka, sewaktu-waktu memburu bahkan seperti tak ada toleransi jika ada

    jawaban berbentukapologydari sebuah ketidak tahuan.

    Pertanyaan besar yang muncul adalah: Setelah tersadarkan, Apakah kita sebagai kaum santri masih mau tenggelam

    dalam kegalauan?

    V. Sebuah Harapan

    Walau pada dasarnya galau termasuk fitrah manusia. Karena memang justru banyak hikmah-hikmah yang dicapai

    sesorang adalah hasil dari perenungan atas kegalauan yang dialaminya. Galau yang dilarang adalah kegalauan yang

    menyebabkan keputusasaaan dalam dirinya. Karena rasa putus asa, merupakan hal yang akan membawa manusia

    kepada titik stagnan, kemalasan bahkan akan menyebabkan kemunduran.Semoga setelah mengenali jati diri sebagai kaum santri, akan segera timbul reaksi balik untuk segera meninggalkan

    kegalauan yang berkepanjangan, sehingga kembali menapaki jalanan terang serta mampu membangkitkan

    semangat hidup yang sempat hilang.

    Betapapun beratnya beban dan kegalauan yang ditanggung manusia, Allah telah menyiapkan solusi sesuai

    kemampuannya La Yukallifullah Nafsan illa Wus'aha. Selagi masih tertanam semangat yang tersirat dalam

    pribahasa Man Jadda Wa Jadda, Man sobaro dhofiroserta Man Saaro 'ala Dharbi Wasola. Maka yakinlah

    segala kegalauan yang ada dalam benak-benak kaum santri akan segera sirna. Dan berbagai problematika yang

    menimpa akan segera menemukan solusinya. Segeralah kita mulai bergerak selangkah demi selangkah

    meninggalkan kegalauan menuju asa dan cita-cita yang mulia. Jika mampu berlari untuk mengejar ketertinggalan,

    silahkanlah berlari!!!. Dan jika tak mampu berlari, berjalan dengan anggun penuh keyakinan akan lebih baik dari pada

    duduk berdiam menunggu keterpurukan.

    Seperti pepatah lama mengatakan :

    A Journey of a thousand miles must begin with a single step

    Aktualita

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    21/28

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H20

    ebuah keinginan, sebuah cita-cita, sebuah

    Sharapan dari seseorang bukanlah sesuatuyang bisa di anggap remeh. Karena darisitulah terbentuknya Negara, terciptanya

    pesawat dan lain-lain. Begitu pula FSDL

    terbentuk, dari sebuah pemikiran akan

    persatuan, dari cita-cita untuk maju bersama,

    dengan harapan bisa mengharumkan nama

    Almamater tercinta.

    Untuk yang ingin kenal, untuk yang baru kenal

    dan untuk yang sudah kenal. Kita semua harus

    memperdalam pengetahuan kita tentang FSDL,

    harus tahu juga apa yang sedang berjalan di

    FSDL.

    Tanggal 23 November 2002, FSDL didirikan

    dengan dasar mempersatukan antara alumni

    pondok pesantren DAAR EL QOLAM dan LA

    TANSA yang berkiprah di negeri kinanah Mesir.Ikatan ini lah yang membuat FSDL menjadi

    sebuah keluarga baru bagi anggotanya, ikatan

    untuk mengemban bersama beban susah dan

    bahagia selama berada di Mesir.

    FSDL berdiri tidak langsung menjadi sebuah organisasi yang berjalan layaknya organisasi pada umumnya,

    dikarenakan juga salah satu penyebabnya adalah kekurangang sumber daya manusianya. Lalu sekitar tahun 2004

    barulah anggota FSDL banyak beradatangan ke negeri kinanah Mesir ini, dan mulailah perlahan FSDL memperbaiki

    kerangka keorganisasisannya.

    Sejak didirikannnya FSDL yang hampir menginjak tahun ke 11 nya, telah mengalami beberapa kali sirkulasi pergantian

    kepengurusan sebagai estafet roda kepengurusnnya. Dalam kepengurusan organisasi, FSDL menjadi salah satu darisekian banyak wadah latihan keorganisasian sebelum pulang keindonesia, pengkaderan

    anggota-anggota yang baru meninjakkan kaki di negeri ini, dengan bimbingan kakak-

    kakak yang lebih dahulu datang baik yang menjabat sebagai pengurus juga yang sudah

    melewati jabatan kepengurusannya. Semua itu ada dan datang secara alamiah dengan

    rasa kepemilikan saling bersaudara dan berkeluarga sesama anggota.

    Saat ini FSDL semakin berfikir maju dan memprofesionaisasi diri sebagai organisasi yang

    tulen. Juga memberIkan keterbukaan keanggotaan, yang pada dasarnya FSDL hanya

    didirikan untuk para alumni pondok pesantren DAAR EL QOLAM dan LA TANSA, kini

    merangkul teman-teman yang ingin juga bergabung dalam ikatan persaudaraan forum

    keorganisasian ini. Tidak pandang bulu, seperti yang di contohkan pesantren DAAR EL

    QOLAM dan LA TANSA BERDIRI SENDIRI DAN UNTUK SEMUA GOLONGAN.

    LINTASFSDL

    Oleh : Ade Reza Muhammad

    Ketua FSDL 2013-2014

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    22/28

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H21

    FSDL mulai meresmikan diri di tahun 2011 lalu dalam

    ikatan organisasi mahasiswa Indonesia di Mesir PPMI

    dan mulai menetapkan sekretariatnya yang

    berdomisili di kawasan hail asyir bawabah tiga.

    Perlahan FSDL memperbaiki system keorganisasian

    yang kurang di dalamnya, merapihkan sekretarianya

    agar menjadi lebih sekretariat.

    Tahun ini FSDL diisi oleh kepengurusan yang memiliki

    sebuah nama PRODUKTIF (professional,edukatif dan

    kreatif). Dengan cita-cita agar keorganisasian didalam

    FSDL bisa lebih professional dalam menjalankan roda

    keorganisasiannya, serta memiliki sisi edukatif yangtidak kalah dari hanya sekedar keorganisasiannya, juga

    kreatif dalam setiap program-program yang

    dijalankannya. Salah satu program kepengurusan yang

    akan menjunjung visi berupa keprofesionalan adalh

    dengan mengadakan LDK dengan termasuk di

    dalamnya ada pelatihan persidangan dan lain-lain.

    Tak juga kalah pentingnya untuk diketahui FSDL

    memiliki buletin yang dinamakan PRASASTI, yang

    akan selalu hadir membawakan berita-berita segar

    sekitar ke FSDL an dan juga masisirserta kepondokan.

    P R A S A S T I s e m p a t m e n g a l a m i k e h i l a n g a neksistensinya selama beberapa tahun, namun dengan

    semangat kepengurusannya yang baru, dengan jiwa-

    jiwa yang segar eksistensinya akan kembali tercium di

    sekitar kita.

    FSDL memang sudah menerima pengesahan

    keberadaannya sebagai penyebar syiar almamater

    oleh DAAR EL QOLAM dan LA TANSA di penghujung

    tahun 2011. Namun kedekatan hubungan FSDL dan

    pondok DAAR EL QOLAM dan LA TANSA belum

    terjalin dengan baik. Maka dari itu FSDL mengadakan

    sebuah tim yang disebut Tim KARYA, dengan tim ini

    FSDL mencoba membuat koneksi terhadap pondok

    DAAR EL QOLAM dan LA TANSA. Yang mana akan

    dimulai dengan memberikan karya anggota FSDL

    berupa buku berisikian lughoh muasyaroh sebagai

    colekan kepedulian FSDL terhadap almamaternya.

    Dengan ini FSDL menunjukan kemandiriannya sebagai

    organisasi, dengan lebih mementingkan kewajiban

    dan bukan hak.

    Tentunya dengan harapan yang tinggi tim KARYA

    untuk tidak hanya berhenti disitu, berharap akan terus

    ada keberlanjutan dalam kepengurusan FSDL

    seterusnya untuk selalu memberikan yang terbaik

    untuk almamaternya. Ini lah salah satu cara FSDLmenunjukan eksistensinya sebagai organisasi yang

    mengatas namakan almamater dan ungkapan

    terimakasih kepada almamater. Memang tidak

    sebanding dengan apa yang sudah di berikan

    almamater kepada para santrinya jika itu di anggap

    sebagai rasa terimakasih kepada pondok pesantren,

    itu memang tidak akan pernah sebanding layaknya

    seorang anak yang ingin membalas kasih sayang orang

    tuanya.

    Segala sesuatu yang ada di dalam FSDL harus

    didukung dengan sepenuh hati oleh para anggotanya.Kepengurusan hanyalah sebuah motor yang di

    gunakan untuk menggerakan FSDL, tapi bahan

    bakarnya adalah dukungan dari seluruh anggotanya.

    Tanpa dukungan, motor itu tidak akan bergerak dan

    hanya akan menjadi benda mati, diam di tempat.

    BersatuKita

    Kuat,Bersama

    KitaHebat

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    23/28

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H22

    D a a r e l - Q o l a m merupakan salahsatu pondok modern yang terletak di Pasir

    Gintung, kecamatan Jayanti, k a b u p a t e n

    Tangerang propinsi Banten Indonesia yang didirikan pada

    20 Januari 1968 M/27 Ramadhan 1318 H oleh Drs. KH.

    Ahmad Rifa'i Arief.

    Bermula dari dapur tua dan 22 murid yang merupakan

    sanak saudara dari pendiri pondok tersebut, kini Daar el-

    Qolam merintis segalanya. Santrinya yang lebih dari 4000

    santri sampai hingga akhirnya berkembang menjadi Daar

    el-Qolam 2 dengan program unggulannya dan Daar el-

    Qolam 3 dengan program kelas intensifnya. Seiring

    ber ja lannya waktu , se ja lan dengan tuntutan

    perkembangan teknologi dan informasi dalam era

    globalisasi pondok pesantren modern ini mulai merintis

    dan mengembangkan fasilitas, kualitas dan kuantitasnya,

    hingga pada 20 januari 2008 diresmikanlah Daar el-

    Qolam 2 (excellent class program ) oleh Menteri Agama

    Maftuh Basyuni yang kini dipimpin oleh Drs.KH.Odhy

    Rosihuddin dengan tujuan memberikan kesempatan

    khusus bagi santri yang memiliki kemampuan lebih dan

    unggul dalam akademis serta memberikan motivasi santri

    dalam mengembangkan kemampuannya dalam segi ilmu

    pengetahuan dan keterampilan.

    Seiring berjalannya waktu semakin bertambahnya alumni

    Daar el-Qolam dan Latansa yang melanjutkan studinya di

    negara Mesir. Maka dari itu didirikanlah FSDL (Forum

    Silaturahmi Daar el-Qolam dan Latansa), sebuah bentuk

    organisasi almamater yang bertujuan untuk mempererat

    ukhuwah dan menjalin silaturrahmi antar alumni Daar el-

    Qolam dan Latansa. Kegiatan yang dilakukan pun

    menunjang peningkatan kemampuan, kualitas dan

    pengalaman, seperti mengadakan reading camp

    (membaca, mempresentasikan dan mengkaji ) kitab-

    kitab referensi, mengadakan bimbingan belajar, kajian

    independen, yasin dan tahlil bersama, futsal dan volley

    bersama, serta pembuatan bulletin dan lainnya.

    Tanggapan saya didirikannya FSDL ini baik, bagus. Saya nilai

    positif dengan kegiatan-kegiatan yang positif, kalo bisa lebih

    di tambah lagi kegiatankegiatan positif lainnya yang juga

    bermanfaat untuk org selain FSDL. Saran saya semoga dapat

    terus berkiprah dan memajukan generasi yang islami dalam

    hal apapun agar tidak kalah saing seiring majunya zaman.

    Teruslah menjalin silaturahmi dan kebersamaan, saling

    merangkul dan bersikap tenggang rasa sesama anggota

    khususnya dan untuk sesama manusia secara umumnya.

    Jadikanlah wadah ini tempat untuk mendukung eksistensi

    Daar el-Qolam dan Latansa di mata dunia pendidikan danuntuk membantu junior-junior dalam mendapatkan

    pelayanan yang adil, dinamis dan memuaskan serta

    jadikanlah forum ini sebagai barometer kesuksesan para

    alumni Daar el-Qolam dan Latansa agar memotivasi kita

    semua disini untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia

    umumnya dan terkhusus untuk almamater. Yang paling

    terpenting menjadikan forum ini lompatan bagi para alumni

    untuk terus maju dengan silaturrahmi yang bermanfaat.

    Jadilah orang hebat diantara orang-orang yang hebat.

    Tanggapan saya mengenai FSDL ini very good, jadinya

    alumni gak ngerasa sendiri. Sarannya tetap berkomunikasi

    dengan pihak pondok agar bisa lebih tau perkembangan

    para alumni. Harapannya mudah-mudahan bisa terus

    lanjut dan makin banyak yang mau ke Mesir. Intinya saya

    setuju didirikannya FSDL ini guna menjadi wadah

    kreatifitas alumni dan akan banyak ide yang muncul dari

    adanya forum ini.

    Ust.Aswad Firmansyah (Pembimbing Bahasa/Nahdhotullughoh)

    Ust. Abdul Rozak (Bag.pembelajaran kaji kitab )

    Apa kata mereka tentang FSDL ?

    Semerbak Harum Rumah Kumbangku

    KEPONDOKAN

    Itu bagus jika melihat kegiatannya. Jgn smp terjebak bhworganisasi semacam itu hanya utk melihat masa lalu,

    semacam kumpul2 kangen dll. Potensi alumni harus

    diwadahi utk kebaikan di masa yg akan datang bagi individu

    alumni, almamater dan umat pd umumnya. Ok good luck,

    sy setuju, selamat menjadi produser dan agen kebenaran

    dan kebaikan.

    Ust. Chamdan Widadi (Dir. Excellent Class )

    Oleh : Difla Nabila

  • 7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL

    24/28

    PRASASTI

    Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H23

    ejak kecil aku memang gampang

    Sbosan dan menyukai perubahan.

    Bagiku yang masih menginjak usia

    7 tahun, aku sudah mengerti bahwa perubahan

    adalah nafas hidup. Yang diam memang belum

    tentu mati, tetapi mereka yang memilih diam saja,

    tidak bergerak, tidak berfikir, maka ia tak lebih

    berharga dari pada mayat. Ibuku bilang, kata-kata

    yang halus selalu diperlukan untuk berbicara,

    tetapi aku kurang bisa bermetafora. Karena

    sejatinya begitulah anak kecil, mereka lugu dan

    jujur. Tidak usah berpuisi untuk menyatakanmaksud, karena malu menyampaikan kebenaran

    adalah perbuatan memalukan itu sendiri.

    Oh, tetapi hari ini aku tidak sedang ingin

    bercerita tentang jujur atau tidak. Aku sedang

    ingin berbicara tentang kecintaanku pada gerak.

    Seperti aliran air yang memiliki tujuan pasti, jernih

    memercik sambil terus berlalu tanpa lupa

    meninggalkan pesona kesejukan. Juga ombak

    yang seolah hilang ditelan pantai, tetapi tidak, ia

    hanya mundur sebentar untuk kemudian datang

    lagi. Aku juga menyukai suara kepakan burung,atau gerakan awan yang gemar berubah bentuk.

    Ah, aku mencintai gerak dan aku paling suka

    berlari.

    Suara hentakan kakiku menginjak tanah,

    derakan kerikil, desingan angin di telinga, juga

    degupan jantung yang terdengar kuat ketika aku

    berhenti. Menakj