Buletin Nov 2019 curvedsd.tarunabakti.sch.id/wp-content/uploads/2019/12/Buletin...FOTO ORASI BUNG...

4
M E D IA P E N G E M B A N G A N D IR I DA N M O T IVA S I DONGENG Akibat Suka Berebut TAHUKAH KAMU Frans Kaisiepo TUNASPEDIA Foto Orasi Bung Tomo KEGIATAN TUNAS The 5th TBSTC PRESTASI TUNAS ISI BULETIN Bagi Tunas Cilik yang memiliki karya dapat mengirimkan melalui e-mail: [email protected] atau redaksi TIM REDAKSI Irma Meirani | Stephanie Agitha |Eroh Rohayati | Lina Naomi |Desi Antini | Cresty Prisanti|Khanifah S.|Agustina Dwi|Sofyan |Endang Sri|Lidia Eflina| One of our heroes that influenced to Indonesian independence was Pangeran Diponegoro. Pangeran Diponegoro was born as Bendara Raden Mas Mustahar. Diponegoro was born on 11 November 1785 in Yogyakarta, and was the eldest son of Sultan Hamengkubuwono III of Yogyakarta. In 1812 Diponegoro acted as an adviser to his father and had apparently provided aid to the British forces to the point where Raffles offered him the Sultan title which he declined. The beginning of the war saw large losses on the side of the Dutch. Ambushes were set up, and food supplies were denied to the Dutch troops. The Dutch finally committed themselves to controlling the spreading rebellion by increasing the number of troops and sending General De Kock to stop the insurgency. From 1829, Diponegoro definitively lost the initiative and he was put in a defensive position; first in Ungaran, then in Semarang, before finally retreating to Batavia. Many troops and leaders were defeated or deserted. In 1830 Diponegoro's military was as good as beaten and negotiations were started. Diponegoro demanded to have a free state under a sultan and wanted to become the Muslim leader for the whole of Java. In March 1830 he was invited to negotiate under a flag of truce. He accepted and met at the town of Magelang but was taken prisoner on 28 March despite the flag of truce. Circumstances of Diponegoro's arrest were seen differently by himself and the Dutch. Immediately after his arrest, he was taken to Semarang and later to Batavia, where he was detained at the basement of what is today the Jakarta History Museum . In 1830, he was taken to manado, Sulawesi by ship. After several years in Manado, he was moved to Makassar in July 1833 where he was kept within Fort Rotterdam due to the Dutch believing that the prison was not strong enough to contain him. Diponegoro also composed manuscripts on Javanese history and wrote his autobiography, Babad Diponegoro, during his exile. His physical health deteriorated due to old age, and he died on 8 January 1855. Before he died, Diponegoro mandated that he was to be buried in Kampung Melayu, a neighborhood then inhabited by the Chinese and the Dutch. THis tomb is today visited by pilgrims - often military officers and politicians. (Cresty) (source: www.google.com) INDONESIA’S NATIONAL HERO ... Edisi Dua Puluh Delapan | November 2019 sd.tarunabakti.sch.id BULETIN SD TARUNA BAKTI Halaman 1 · Bagas (B3) · Marsya (B2) · Andi (B1) · Keisha P. (5B) · Maisha (1A) · Sangjagatnata (2C) PEMENANG TUNAS Edisi Dua Puluh Delapan | November 2019

Transcript of Buletin Nov 2019 curvedsd.tarunabakti.sch.id/wp-content/uploads/2019/12/Buletin...FOTO ORASI BUNG...

Page 1: Buletin Nov 2019 curvedsd.tarunabakti.sch.id/wp-content/uploads/2019/12/Buletin...FOTO ORASI BUNG TOMO KEGIATAN TUNAS The 5th : TBSTC be Creative, be You! Taruna Bakti Student Talent

M E D IA P E N G E M B A N G A N D IR I DA N M O T IVA S I

DONGENGAkibat Suka Berebut

TAHUKAH KAMUFrans Kaisiepo

TUNASPEDIAFoto Orasi Bung Tomo

KEGIATAN TUNASThe 5th TBSTC

PRESTASI TUNAS

ISI BULETIN

Bagi Tunas Cilik yang memiliki karya dapat mengirimkan

melalui e-mail: [email protected]

atau redaksi

TIM REDAKSIIrma Meirani | Stephanie Agitha

|Eroh Rohayati | Lina Naomi |Desi Antini | Cresty

Prisanti|Khanifah S.|Agustina Dwi|Sofyan |Endang Sri|Lidia Eflina|

One of our heroes that influenced to Indonesian independence was Pangeran Diponegoro. Pangeran Diponegoro was born as Bendara Raden Mas Mustahar. Diponegoro was born on 11 November 1785 in Yogyakarta, and was the eldest son of Sultan Hamengkubuwono III of Yogyakarta. In 1812 Diponegoro acted as an adviser to his father and had apparently provided aid to the British forces to the point where Raffles offered him the Sultan title which he declined.The beginning of the war saw large losses on the side of the Dutch. Ambushes were set up, and food supplies were denied to the Dutch troops. The Dutch finally committed themselves to controlling the spreading rebellion by increasing the number of troops and sending General De Kock to stop the insurgency. From 1829, Diponegoro definitively lost the initiative and he was put in a defensive position; first in Ungaran, then in Semarang, before finally retreating to Batavia.

Many troops and leaders were defeated or deserted. In 1830 Diponegoro's military was as good as beaten and negotiations were started. Diponegoro demanded to have a free state under a sultan and wanted to become the Muslim leader for the whole of Java. In March 1830 he was invited to negotiate under a flag of truce. He accepted and met at the town of Magelang but was taken prisoner on 28 March despite the flag of truce.

Circumstances of Diponegoro's arrest were seen differently by himself and the Dutch. Immediately after his arrest, he was taken to Semarang and later to Batavia, where he was detained at the basement of what is today the Jakarta History Museum . In 1830, he was taken to manado, Sulawesi by ship. After several years in Manado, he was moved to Makassar in July 1833 where he was kept within Fort Rotterdam due to the Dutch believing that the prison was not strong enough to contain him. Diponegoro also composed manuscripts on Javanese history and wrote his autobiography, Babad Diponegoro, during his exile. His physical health deteriorated due to old age, and he died on 8 January 1855. Before he died, Diponegoro mandated that he was to be buried in Kampung Melayu, a neighborhood then inhabited by the Chinese and the Dutch. THis tomb is today visited by pilgrims - often military officers and politicians. (Cresty)

(source: www.google.com)

INDONESIA’S NATIONALHERO ...

Edisi Dua Puluh Delapan | November 2019

sd.tarunabakti.sch.id BULETIN SD TARUNA BAKTI

Halaman 1

· Bagas (B3) · Marsya (B2) · Andi (B1) · Keisha P. (5B) · Maisha (1A)

· Sangjagatnata (2C)

PEMENANG TUNAS

Edisi Dua Puluh Delapan | November 2019

Page 2: Buletin Nov 2019 curvedsd.tarunabakti.sch.id/wp-content/uploads/2019/12/Buletin...FOTO ORASI BUNG TOMO KEGIATAN TUNAS The 5th : TBSTC be Creative, be You! Taruna Bakti Student Talent

Ada dua bersaudara yang hobi memanah. Hari ini, mereka ingin berburu di padang rumput dekat sungai . Biasanya, di sana ada angsa yang melintas. Mereka berdua memang sangat suka memakan daging angsa. Setelah mengambil busur, mereka berangkat ke padang rumput."Cepatlah, Dik. Aku sudah tak sabar ingin menangkap angsa untuk makan malam ini," ajak sang kakak. Si adik pun bergegas mengikuti kakaknya.

B e g i t u s a m p a i , k e d u a n y a bersembunyi di balik semak-semak. Tentu saja, agar angsa tidak mengetahui keberadaan mereka. Setelah lama menunggu, akhirnya ada seekor angsa terbang melintasi sungai."Aku akan memanah angsa itu. Aku akan membuatnya menjadi angsa bakar," ucap kakak. "Tidak, Kakak. Biar aku saja ya n g m e n a n g ka p nya . A ku i n g i n memakan angsa rebus," tolak adik. "Tidak, adikku. Aku yang lebih dulu melihat angsa itu. Dan aku akan membakar daging angsa itu," ujar sang

kakak tak mau kalah."Tapi, aku lebih muda darimu. Harusnya kau mengalah dan membiarkanku merebus angsa itu," seru adik.Olala, kedua kakak beradik itu justru sibuk bertengkar. Mereka bahkan tidak menyadari bahwa angsa buruan mereka sudah terbang menjauh."Lebih baik kita minta pendapat Kakek saja. Mungkin Kakek bisa memberi keputusan yang adil untuk kita," usul sang kakak.

Sang adik pun setuju. Mereka pulang ke rumah untuk meminta saran kakek mereka. Begitu sampai di rumah, sang kakak menceritakan apa yang terjadi. Olala, kakek justru tertawa."Kenapa tidak kalian bagi dua saja angsa i t u ? S e p a r u h b i s a d i b a ka r, d a n separuhnya lagi bisa direbus," saran kakek. "Wah, benar juga kata Kakek. Mengapa aku tak berpikiran seperti itu?" Kakak setuju dengan kakek, begitu pula dengan sang adik."Tunggu apa lagi, Kak? Ayo, kita kembali ke padang rumput untuk memanah

angsa itu," ajak adik.Mereka pun kembali ke padang rumput. Tapi terlambat, angsa sudah tak ada di sana."Ah, andai tadi kita tidak bertengkar, mungkin kita sudah bisa menangkap angsa itu. Lihatlah sekarang. Angsa itu sudah pergi entah ke mana. Kita pun tak bisa makan daging angsa malam ini," sesal sang kakak. Dua bersaudara itu benar-benar menyesali tindakan bodoh mereka. Tidak seharusnya mereka mementingkan diri sendiri.

Pesan moral : Akibat suka berebut adalah kawan, selalu berbagi dengan sesama, ya. Apalagi dengan saudara kita. Percayalah, tidak ada ruginya jika kita mau berbagi.

Akibat Suka Berebut DONGENG

FRANS KAISIEPO

Edisi Dua Puluh Delapan | November 2019Halaman 2

BULETIN SD TARUNA BAKTIsd.tarunabakti.sch.id

Frans Kaisiepo adalah salah satu pejuang dari tanah Papua. Wajahnya di uang pecahan Rp10.000 mengingatkan kita bagaimana Papua kini masih terpinggirkan dalam pembangunan. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, pemerintah merilis uang pecahan Rp10.000 dengan memajang wajah putra Papua pada September 2016. Pastinya, putra Papua tersebut punya jasa besar bagi Indonesia. Ia adalah Frans Kaisiepo. Beberapa tulisan menyebut ia dilahirkan pada 10 Oktober 1921 di Wardo, Biak. Di kota luar daratan Papua itu, sebuah bandara memakai namanya. Frans muda termasuk orang-orang Papua pertama

yang mengibarkan Merah Putih dan menyanyikan lagu "Indonesia Raya" di Papua. Ketika Papua masih diduduki Belanda, Frans termasuk orang yang aktif dan mengalami jatuh bangun menegakkan eksistensi Republik Indonesia di Papua. Murid Seorang Digulis Biak termasuk wilayah Papua yang pertama berhasil membebaskan diri dari cengkeraman Jepang pada 1944. Rakyat Papua ikut membantu kemenangan Sekutu. Di Papua, tentara Amerika Serikat ikut membangun Batalyon Papua untuk mengalahkan Jepang.

TAHUKAH KAMU

Page 3: Buletin Nov 2019 curvedsd.tarunabakti.sch.id/wp-content/uploads/2019/12/Buletin...FOTO ORASI BUNG TOMO KEGIATAN TUNAS The 5th : TBSTC be Creative, be You! Taruna Bakti Student Talent

FOTO ORASI BUNG TOMO

KEGIATAN TUNAS

The 5th : TBSTC be Creative, be You!

Taruna Bakt i S tudent Ta lent Competition merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun oleh SD Taruna Bakti. TBSTC KE-5 secara khusus bertujuan untuk menyalurkan bakat dan kreativitas siswa TK dan SD se–Bandung Raya dalam bidang olahraga (basket, futsal, dan mini soccer), seni (nursery rhymes, mewarnai, fotogenik, dan menyanyi), permainan edukasi (lego, puzzle, ), edukasi (mathscience), dan teknologi (TIK dan membuat video blog).

TBSTC pertama diselenggarakan pada tahun 2015 dengan jumlah peserta semakin bertambah dari tahun ke tahun. TBSTC memiliki tema yang berbeda di

thsetiap tahunnya. The 5 TBSTC kali ini bertemakan Be Creative, Be You! Melalui

thThe 5 TBSTC diharapkan segala kreativitas siswa dapat dituangkan pada berbagai bidang baik itu seni, olahraga, teknologi

dan permainan edukasi dengan cerdas dan menyenangkan. Diharapkan siswa dapat mengembangkan kompetensinya dalam berbagai bidang yaitu seni, olahraga, teknologi, dan science sebagai upaya menumbuhkan kecakapan 4C abad 21 kepada siswa meliputi comunication, colaboration, critical thinking and problem solving, serta creative and inovative.

Ta r u n a B a k t i S t u d e n t Ta l e n t Competition ke-5 dilaksanakan mulai dari Senin, 7 Oktober 2019 sampai dengan Sabtu, 12 Oktober 2019. Kegiatan ini diselenggaran di dua tempat yaitu di Jln Martadinata No 52 dan GOR Yayasan Taruna Bakti Jl. PHH. Mustopa No. 155 Bandung. TBSTC ke- 5 diikuti oleh 22 sekolah TK dan 77 SD Se – Bandung Raya deengan jumlah total peserta pada TBSTC ke 5 adalah 1412 peserta. (Endang)

Hari Pahlawan yang dirayakan setiap 10 November merupakan perayaan penting bagi Republik Indonesia. Hari Pahlawan merupakan peringatan terjadinya pertempuran antara arek-arek Surabaya dengan Sekutu dan Belanda.

Dalam peristiwa 10 November 1945, Bung Tomo turut berperan melawan pasukan Inggris dan NICA Belanda dengan mengobarkan semangat rakyat Surabaya dan para pejuang Indonesia. Sosok Bung Tomo juga dikenal sebagai tokoh yang semangat dalam berorasi.Perannya dalam sejarah Indonesia membuat Bung Tomo menjadi sosok yang selalu dikenang masyarakat Indonesia. Salah satu potret Bung Tomo dengan pose sedang berorasi merupakan foto legendaris yang kerap muncul khususnya dalam momen Hari Pahlawan.Menurut Sejarawan Universitas Airlangga (Unair), Purnawan Basundoro, foto tersebut diambil setelah pertempuran 10 November

1945 terjadi. Dia menuturkan, foto itu diambil ketika Bung Tomo sedang ada di Malang. Dalam foto tersebut, terlihat pula Bung Tomo mengenakan pakaian selayaknya baju militer. Purnawan menginformasikan, saat foto tersebut diambil, yakni pada 1947, Bung Tomo belum berpangkat militer. “Bung Tomo baru diberi pangkatan militer tahun 1950-an, sebelumnya sipil murni,” kata Purnawan.Walau begitu, potret ini menjadi sangat bernilai dan ikonik hingga saat ini. Hal tersebut tak bisa lepas dari peran Bung Tomo saat di Surabaya. Menurut Purnawan, foto itu sangat menggambarkan peran perjuangan Bung Tomo.

Sumber: https://surabaya.liputan6.com/

TUNASPEDIA

Edisi Dua Puluh Delapan | November 2019Halaman 3

BULETIN SD TARUNA BAKTIsd.tarunabakti.sch.id

Inilah foto legendaris Bung Tomo

Page 4: Buletin Nov 2019 curvedsd.tarunabakti.sch.id/wp-content/uploads/2019/12/Buletin...FOTO ORASI BUNG TOMO KEGIATAN TUNAS The 5th : TBSTC be Creative, be You! Taruna Bakti Student Talent