BE SMART MOM
-
Upload
ameliafaradina -
Category
Documents
-
view
146 -
download
5
Transcript of BE SMART MOM
Modul Scenario 9 Clinic
“BE SMART MOM”
1. Kode etik profesi gizi:
a. Pengertian kode etik profesi gizi.
Kode etik profesi adalah aturan yang mengikat suatu profesi, ada etika
dan tata susila pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Kode etik
menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang
harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Kode etik merupakan pola
aturan, dokumen tertulis, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan
kegiatan/pekerjaan dan menjadi standar kegiatan atau pedoman anggota
suatu profesi.
b. Tujuan kode etik profesi gizi.
1) Memberikan jasa sebaik-baiknya pada klien dan untuk melindungi
perbuatan yang tidak profesional.
2) Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
3) Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
4) Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
5) Untuk meningkatkan mutu profesi
6) Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
7) Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi
8) Mempunyai organisasi professional yang kuat dan erat
9) Menentukan standar baku
10) Sebagai pedoman profesionalitas Ahli Gizi dan untuk membatasi dan
melindungi lingkup kerja suatu profesi
11) Sebagai acuan perilaku gizi dan mendarmabaktikan dirinya di
masyarakat
12) Menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan gizi yang profesional
baik untuk individu maupun kelompok
13) Mencegah timbulnya malpraktek gizi
14) Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah
c. Manfaat kode etik profesi gizi.
1) Menghindari dari bentrok inter,intra dan lintas profesi
2) Berperan dalam kebijakan system pelayanan kesehatan, mendidik dan
mengintervensi individu, kelompok, dan masyarakat serta meneliti
dan mengembangkan demi menjaga mutu pelayanan.
3) Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan
4) Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan
5) Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi.
6) Meingkatkan efektifitas individu sebagai pemberi pelayanan dan
pengambil keputusan dengan memahami system nilai dan standar
yang legal dan berlaku.
7) Melindungi masyarakat dari praktek pelayanan yang tidak
bertanggung-jawab
8) Melindungi anggota profesi dari tuntutan hukum
d. Isi kode etik profesi gizi dan bagian yang terkait promosi
kesehatan khususnya ASI eksklusif.
ISI KODE ETIK PROFESI
BAB I
PRINSIP-PRINSIP UMUM
1. Ahli gizi berkewajiban meningkatkan keadaan gizi, kesehatan,
kecerdasan, dan kesejahteraan rakyat.
2. Ahli gizi wajib menjunjung tinggi nama baik profesi gizi dengan
menunjukkan sikap, perilaku, dan budi luhur serta tidak
mementingkan kepentingan pribadi
3. Ahli gizi berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya menurut
ukuran yang tertinggi
4. Ahli gizi berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya bersikap
jujur, tulus, dan adil
5. Ahli gizi dalam menjalankan profesinya berkewajiban senantiasa
berdasarkan prinsip keilmuan, informasi terkini, dan dalam
menginterpretasikan informasi hendaknya secara objektif tanpa bias
individu dan dapat menunjukkan sumber rujukan yang benar
6. Ahli gizi berkewajiban senantiasa mengenal dan memahami
keterbatasannya sehingga dapat bekerjasama dengan pihak lain atau
membuat rujukan bila diperlukan
7. Ahli gizi berkewajiban senantiasa berusaha menjadi pendiidk rakyat
yang sebenarnya
8. Ahli gizi dalam bekerjasama dengan para professional lain baik di
bidang kesehatan maupun lainnya berkewajiban senantiasa
memelihara pengertian yang sebaik-baiknya.
BAB II
KEWAJIBAN TERHADAP KLIEN
9. Ahli gizi berkewajiban sepanjang waktu senantiasa berusaha
memelihara dan meningkatkan status gizi klien baik dalam lingkup
institusi pelayanan gizi atau di masyarakat umum.
10. Ahli gizi berkewajiban senantiasa menjaga kerahasiaan klien atau
masyarakat yang dilayaninya baik pada saat klien masih atau sudah
tidak dalam pelayanannya, bahkan juga setelah klien meninggal dunia.
11. Ahli gizi dalam menjalankan profesinya senantiasa menghormati dan
menghargai kebutuhan unik setiap klien yang dilayani dan peka
terhadap perbedaan budaya, dan tidak melakukan diskriminasi dalam
hal sku, agama, ras, ketidakmampuan, jenis kelamin, usia, dan tidak
menunjukkan pelecehan seksual.
12. Ahli gizi berkewajiban senantiasa memberikan pelayanan gizi prima,
cepat, akurat terutama pada klien yang menunjukkan tanda-tanda ada
masalah gizi/gizi kurang
13. Ahli gizi berkewajiban memberikan informasi kepada kien dengan
tepat, jelas, sehingga memungkinkan klien mengerti dan mau
memutuskan sendiri berdasarkan informasi tersebut. Dan apabila
dalam melakukan tugasnya ada keraguan atau ketidakmampuan
memberikan pelayanan, maupun informasi yang tepat pada klien
berkewajiban senantiasa mengatakan tidak tahu dan berusaha
berkonsultasi atau membuat rujukan dengan ahli gizi lain/ahli lain
yang mempunyai keahlian dalam masalah tersebut.
BAB III
KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT
14. Ahli Gizi berkewajiban melindungi masyarakat umum khususnya
tentang penyalahgunaan pelayanan, informasi yang salah dan praktek
yang tidak etis berkaitan dengan gizi, pangan termasuk makanan dan
terapi gizi/diet. ahli gizi hendaknya senantiasa memberikan
pelayanannya sesuai dengan informasi faktual, akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
15. Ahli Gizi senantiasa melakukan kegiatan pengawasan pangan dan gizi
sehingga dapat mencegah masalah gizi di masyarakat.
16. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa peka terhadap status gizi
masyarakat untuk mencegah terjadinya masalah gizi dan
meningkatkan status gizi masyarakat.
17. Ahli Gizi berkewajiban memberi contoh hidup sehat dengan pola
makan dan aktifitas fisik yang seimbang sesuai dengan nilai paktek
gizi individu yang baik.
18. Dalam bekerja sama dengan profesional lain di masyarakat, Ahli Gizi
berkewajiban hendaknya senantiasa berusaha memberikan
dorongan, dukungan, inisiatif, dan bantuan lain dengan sungguh-
sungguh demi tercapainya status gizi dan kesehatan optimal di
masyarakat.
19. Ahli Gizi dalam mempromosikan atau mengesahkan produk makanan
tertentu berkewajiban senantiasa tidak dengan cara yang salah atau,
menyebabkan salah interpretasi atau menyesatkan masyarakat
BAB IV
KEWAJIBAN TERHADAP TEMAN SEPROFESI DAN MITRA KERJA
1. Ahli Gizi dalam bekerja melakukan promosi gizi, memelihara dan
meningkatkan status gizi masyarakat secara optimal, berkewajiban
senantiasa bekerjasama dan menghargai berbagai disiplin ilmu
sebagai mitra kerja di masyarakat.
2. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa memelihara hubungan
persahabatan yang harmonis dengan semua organisasi atau disiplin
ilmu/profesional yang terkait dalam upaya meningkatkan status gizi,
kesehatan, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat.
3. Ahli Gizi berkewajiban selalu menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan
keterampilan terbaru kepada sesama profesi dan mitra kerja.
BAB V
KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI DAN DIRI SENDIRI
1. Ahli Gizi berkewajiban mentaati, melindungi dan menjunjung tinggi
ketentuan yang dicanangkan oleh profesi.
2. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa memajukan dan memperkaya
pengetahuan dan keahlian yang diperlukan dalam menjalankan
profesinya sesuai perkembangan ilmu dan teknologi terkini serta peka
terhadap perubahan lingkungan.
3. Ahli Gizi harus menunjukan sikap percaya diri, berpengetahuan luas,
dan berani mengemukakan pendapat serta senantiasa menunjukan
kerendahan hati dan mau menerima pendapat orang lain yang benar.
4. Ahli Gizi dalam menjalankan profesinya berkewajiban untuk tidak
boleh dipengaruhi oleh kepentingan pribadi termasuk menerima uang
selain imbalan yang layak sesuai dengan jasanya, meskipun dengan
pengetahuan klien/masyarakat (tempat dimana ahli gizi
diperkerjakan).
5. Ahli Gizi berkewajiban tidak melakukan perbuatan yang melawan
hukum, dan memaksa orang lain untuk melawan hukum.
6. Ahli Gizi berkewajiban memelihara kesehatan dan keadaan gizinya
agar dapat bekerja dengan baik.
7. Ahli Gizi berkewajiban melayani masyarakat umum tanpa
memandang keuntungan perseorangan atau kebesaran seseorang.
8. Ahli Gizi berkewajiban selalu menjaga nama baik profesi dan
mengharumkan organisasi profesi.
BAB VI
PENETAPAN PELANGGARAN
Pelanggaran terhadap ketentuan kode etik ini diatur tersendiri
dalam Majelis Kode Etik Persatuan Ahli Gizi Indonesia
BAB VII
KEKUATAN KODE ETIK
Kode etik Ahli Gizi ini dibuat atas prinsip bahwa organisasi profesi
bertanggung jawab terhadap kiprah anggotanya dalam menjalankan
praktek profesinya.
Kode etik ini berlaku setelah hari dari disahkannya kode etik ini
oleh sidang tertinggi profesi sesuai dengan ketentuan yang tertuang
dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga profesi gizi.
e. Fungsi dan peran ahli gizi sesuai dengan kode etik.
1. Ahli Gizi menerjemahkan ilmu gizi ke dalam informasi praktis yang
mendukung orang-orang membuat pilihan makanan sehat sepanjang
hidupnya
2. Ahli Gizi terlatih bekerja di masyarakat untuk mengidentifikasi
kemampuan dan memfasilitasi pembangunan skill masyarakat,
anjuran kesehatan, dan aksi social
3. Ahli Gizi menguatkan aksi masyarakat dan pengembangan dengan
membangun kemitraan dan mengaplikasikan komunikasi yang kuat,
negosiasi, kemampuan menyelesaikan masalah untuk membahas isu
terkait gizi dan kesehatan
4. Ahli Gizi mengaplikasikan pengetahuan faktor-faktor kesehatan,
bekerja dengan masyarakat, kelompok, dan klien individu untuk
merencanakan pendekatan terbaik mengatasi faktor penghambat
kesehatan
5. Ahli Gizi adalah pendidik terlatih dalam mempromosikan perubahan
perilaku relative terhadap pemilihan makanan, kebiasaan makan, dan
metode persiapan untuk mengoptimalkan kesehatan
6. Ahli Gizi mengembangkan perencanaan berdasarkan kebutuhan
assessment menyeluruh. Mereka memonitor perkembangan,
menyediakan kebutuhan akan dukungan secara terus menerus dan
mengevaluasi outcome
7. Ahli Gizi mempertimbangkan kemandirian klien dan otonominya
dalam membuat keputusan dan membangun kemampuan klien untuk
mencapai derajat kesehatan
8. Ahli Gizi membuat kebijakan sistem pelayanan kesehatan
f. Pihak yang berwenang membuat kode etik.
Penyusun Kode etik adalah organisasi profesi tersebut (Majelis Kode Etik
Profesi Gizi PERSAGI). Kode etik ahli gizi berlaku setelah disyahkannya
kode etik ini oleh sidang tertinggi profesi sesuai dengan ketentuan dalam
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga profesi gizi.
g. Sanksi pelanggaran kode etik profesi gizi.
Pelanggaran kode etik tidak diadili oleh pengadilan karena melanggar
kode etik tidak selalu melanggar hukum. Misal: Bila seorang ahli gizi
melanggar kode etik tersebut, maka dia akan diperiksa oleh majelis kode
etik ahli gizi Indonesia, bukan oleh pengadilan.
Kriteria pemberian sanksi
Terlibat dalam semua pelanggaran yang berdampak pada kegiatan
prakteknya
Diputuskan oleh pengadilan terlibat dalam tindak pidana atau secara
mental dinyatakan tidak mampu
Mendapat gangguan emosi dan mental yang mempengaruhi praktek
pelayanannya yang dapat membahayakan klien atau orang lain.
Alur pemberian sanksi pelanggaran kode etik:
Teguran surat peringatan pemberhentian sementara (skors)
pengukuhan pemberhentian.
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat memberikan sanksi
berupa teguran lisan dan tertulis dengan pencabutan izin fasilitas
pelayanan kesehatan sementara/tetap kepada pimpinan fasilitas
pelayanan kesehatan yang memperkerjakan ahli gizi yang tidak
mempunyai (Surat Ijin Kerja Ahli Gizi)
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat memberikan sanksi
berupa rekomendasi pencabutan surat ijin atau STR (Surat Tanda
Registrasi) kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau Majelis
Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) terhadap ahli gizi yang
melakukan praktek tanpa memiliki SIPAG (Surat Ijin Praktek Ahli Gizi)
atau kerja tanpa memiliki SIKAG
Sanksi pelanggaran kode etik ahli gizi:
1) Jika Ahli Gizi dalam menjalankan profesinya tidak dapat menunjukkan
secara akurat kualifikasi dan kepercayaan profesionalismenya dengan
mengacu bahwa sertifikasi praktek pelayanan gizi tersebut asli dan
masih berlaku dan didapat melalui komisi registrasi yang ditunjuk
oleh organisasi profesi, maka Ahli gizi tersebut tidak diperbolehkan
melakukan praktek profesinya dan dicabut sertifikasinya.
2) Jika ahli gizi terlibat dalam semua pelanggaran yang berdampak pada
kegiatan prakteknya, diputuskan pengadilan terlibat tindak pidana,
secara mental dinyatakan sudah tidak mampu, dan mendapat
gangguan emosi yang dapat membahayakan klien atau orang lain
maka sertifikasi ahli gizi tersebut dicabut
Diberikan sanksi administrasi berupa pencabutan izin praktek yang
lamanya dibedakan atas ringan dan beratnya pelanggaran.
a. Ringan : pencabutan izin praktek selama 3 bulan
b. Sedang : pencabutan izin praktek selama 6 bulan
c. Berat : pencabutan izin praktek selama 1 tahun
2. Promosi Kesehatan:
a. Tujuan promosi kesehatan.
1. Kewaspadaan kesehatan dengan cara menumbuhkan kewaspadaan
atau kesadaran tentang isu kesehatan.
2. Meningkatkan pengetahuan dengan cara menyediakan informasi
3. Pemberdayaan diri sendiri dengan cara meningkatkan kewaspadaan
dan pembuatan keputusan
4. Mengubah sikap dan prilaku dengan cara mengubah gaya hidup
seseorang
5. Mengubah lingkungan dengan cara mengubah lingkungan fisik dan
social
6. Merubah perilaku berisiko ke perilaku yang beresiko sedang atau
perilaku yang tidak mengandung resiko
7. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat
8. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya
9. Membangun kebijakan publik berwawasan kesehatan
10. Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan
11. Mengembangkan ketrampilan individu baik perilaku dan sikap
b. Manfaat promosi kesehatan.
1. Sebagai sumber informasi masyarakat
2. Sebagai bentuk tanggung jawab sosial
3. Sebagai suatu bentuk usaha untuk mencegah terjadinya suatu
penyakit
c. Syarat promosi kesehatan yang baik.
Terdiri dari beberapa sumber daya dan kondisi dasar seperti perdamaian,
perlindungan, pendidikan, makanan,pendapatan, ekosistem stabil, SDA
berkesinambungan, kesetaraan, keadilan sosial (WHO)
d. Fungsi motto dalam promosi kesehatan.
1. Sebagai ajakan untuk masyarakat dan sebagai target keberhasilan
program
2. Sebagai cerminan tujuan yang ingin dicapai
3. Untuk memberi motivasi pada target yang mudah diingat
4. Menarik minat/perhatian masyarakat
5. Sebagai program utama suatu institusi
e. Metode promosi kesehatan, serta kelebihan dan kekurangannya.
BERDASARKAN TEKNIK KOMUNIKASI
1) Metode penyuluhan langsung
Langsung bertatap muka dengan klien. Contohnya : kunjungan rumah,
pertemuan di posyandu, pertemuan diskusi (FGD), pertemuan di balai
desa, dll.
2) Metode tidak langsung
Tidak langsung bertatap muka dengan klien, tetapi menyampaikan
pesan dengan perantara (media). Contohnya : media cetak, film, dll.
BERDASARKAN JUMLAH SASARAN YANG DICAPAI
1) Pendekatan perorangan
Dilakukan baik secara langsung maupun tidak, dengan sasaran
perseorangan. Contohnya : kunjungan rumah.
2) Pendekatan kelompok
Berhubungan dengan sekelompok sasaran. Contohnya : diskusi,
pertemuan, demonstrasi, pertemuan FDG, dll.
3) Pendekatan massal
Untuk sasaran dengan jumlah banyak. Contohnya : pertunjukan,
pertemuan umum, pertunjukan kesenian, penyebaran
tulisan/poster/media, pemutaran film, dll.
BERDASARKAN INDRA PENERIMA
1) Melihat atau memperhatikan
Contohnya : poster, film, koran , dll.
2) Pendengaran
Pesan yang diterima melalui indra pendengaran. Contohnya :
ceramah, radio, dll
3) Kombinasi
Contohnya : demonstrasi
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1) Kunjungan Rumah
- Kelebihan:
mendapat keterangan langsung perhal masalah kesehatan
]tumbuhnya kepercayaan pada penyuluh jika anjurannya
diterima
mengurangi hambatan antara penyuluh dengan keluarga
sasaran
tingkat pengadopsian perlaku lebih tinggi
- Kekurangan
Jumlah kunjungan mungkin terbatas
bisa menimbulkan prasangka jika waktu berkunjung antar
keluarga berbeda
2) Pertemuan Umum
- Kelebihan
Banyak orang yang dicapai
Segala macam topik/judul dapat diajukan
Suatu anjuran menghabiskan biaya yang murah atau sedikit
- Kekurangan
Tempat dan sarana pertemuan tidakselalu cukup
Waktu untuk diskusi biasanya terbatas sekali
Pembahasan topik sedikit lebih sulit karena peserta yang hadir
heterogen
3) Pertemuan Diskusi (FGD) 12-15 orang saja
- Kelebihan
Materi sesuai dengan kebutuhan peserta
Memberi kesempatan pada peserta untuk mengemukakan
pendapatnya
Membuat kesimpulan pembicaraan dan menyusun saran-saran
yang diajukan
- Kelemahan
Kesempatan terkadang tidak sepenuhnya dimanfaatkan oleh
peserta sehingga ada yang diam
4) Demonstrasi
- Kelebihan
Mengajar ketrampilan yang efektif
Merangsang kegiatan
Menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri
- kelemahan
memerlukan banyak persiapan, peralatan dan ketrampilan
merugikan bila demonstrasi dilaksanakan dengan kualitas
buruk
f. Media promosi kesehatan.
Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai
alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba,
dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebar-
luasan informasi.
Jenis Kelebihan Kekurangan
Benda
Asli/Tiruan
Mudah, cepat dikenali, bentuk
serta ukuran yang sesuai
Tidak selalu mudah dibawa
kemana-mana
Poster Mudah dibuat, pembuatan
cepat, murah, dapat
menjangkau orang banyak,
mudah mengajak orang untuk
berpartisipasi, bisa dibawa
kemana-mana, variasi
bermacam-macam
Kata-kata terbatas
sehingga biasanya
merupakan tindak lanjut
pesan sebelumnya
Membutuhkan kretaifitas
Leaflet dan
Booklet
Dapat disimpan lama, sebagai
referensi, jangkauan jauh,
membantu media lain, isi
dapat dicetak kembali
Flip Chart,
Foto, Slide,
dan Video
Menarik perhatian,
merangsang partisipasi,
mereview bahan yang
diajarkan
Sulit dibuat
1) Media Gambar
a) Merupakan media yang murah, mudah, dan cukup menarik bagi
peserta
b) Syarat media gambar agar lebih komunikatif:
Mudah dipahami, pembuatannya, dan penggunaannya yang
disesuiaikan dengan daya tangkap peserta
Murah dalam produksinya dan tingkat urgensinya tinggi
Menarik bagi orang-orang yang melihatnya
Merangsang minat belajar dan keingintahuan dari peserta
Bermanfaat bagi orang yang melihatnnya, isinya benar, wajar
menurut penalaran, dan tidak menyesatkan
Tepat untuk memecahkan masalah sehingga dapat mencapai
tujuan yang ditetapkan
Gambar dan isinya seduai dengan permasalahan yang dihadapi
sekarang atau sesuai dengan kebutuhan peserta)
c) Macam-macam antara lain : poster, pawai foto, poster
terbuka,flexiflan, kartu permainan.
d) Metode gambar dibagi menjadi :
Tanpa alat optic (contoh : lukisan, poster, dan brosur)
Menggunkan alat optic (contoh : slide, foto, dan TV)
e) Kelebihan:
Repeatable, dapat di baca dan dilihat berkali-kali dengan
menyimpannya
Isi lebih mendetail dan jelas.
Jika dilihat dari harganya, bisa di dapat oleh khalayak dengan
harga yang cukup murah.
f) Kekurangan:
Lambat, karena tidak dapat menyebarkan langsung informasi
yang terjadi kepada masyarakat.
Tidak adanya audio, hanya berupa tulisan yang tentu saja tidak
dapat didengar.
Visual yang terbatas, hanya berupa gambar atau bentuk.
2) Media Suara
a) Berfungsi untuk menggerakkan terjadinya diskusi
b) Sering digabungkan dengan media dalam bentuk slide presentasi
dan sound.
c) Media yang sering digunakan adalah kaset
d) Kelebihan:
Cepat dari segi waktu dalam menyebarkan berita ke
masyarakat
Biaya produksi lebih murah
Biasanya media ini bisa dinikmati sambil melakukan aktifitas
yang lainnya. Jadi pendengar tidak harus memantau di depan
radio, tetapi bisa menemani aktifitas pendengarnya di mana
pun.
Pendengar yang buta huruf pun bisa memahami apa yang
disampaikan.
Bahasa yang digunakan bersifat bahasa tutur, jadi mudah
dimengerti oleh pendengarnya.
Pendengar tidak terbatas baik dari segi umur, pendidikan,
wilayah dan sebagainya
Daerah jangkauan terbatas (pada radio)
Bisa diputar berulang-ulang, materi tak akan berubah, rekaman
dapat dihapus dan dapat dipakai ulang, dan penyajian
sepenuhnya dikontrol penyaji (pada kaset)
e) Kekurangan:
Tidak ada pengulangan
Jumlah berita yang disampaikan oleh radio terbatas
Saat mendengarkan informasi di radio kita harus mengikuti
jadwal atau waktu dimana radio tersebut akan menyajikan
siaran berita.
3) Media Cetak
a) Menurut fungsinya media cetak bertujuan untuk menyampaikan
informasi dan sebagai penggerak diskusi
b) Bentuk media cetak yang sering digunakan sebagai penggerak
diskusi adalah foto novella dan cerita terbuka
c) Koran atau majalah (media massa cetak) dapat dijadikan sebagai
media promosi kesehatan, begitu pula dengan lembar balik / flip
chart
Manfaat Media:
o Dapat menghindari salah pengertian/pemahaman atau salah tafsir.
o Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah
ditangkap.
o Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang
mengesankan.
o Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
o Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang
dianjurkan.
Syarat Media:
Memiliki ide pokok: Kembangkan suatu idea atau pesan pokok yang
merefleksikan strategi desain suatu pesan.
Pesan jelas: Pesan haruslah mudah, sederhana dan jelas.
Dapat dipercaya: Pesan harus dapat dipercaya, tidak bohong, dan
terjangkau.
Menjelaskan keuntungan dari pesan: Hasil pesan diharapkan akan
memberikan keuntungan
Konsisten: Pesan harus konsisten, artinya bahwa sampaikan satu
pesan utama dimedia apapaun secara berulang, misal di poster, stiker,
dll, tetapi maknanya akan tetap sama.
Efektif: Pesan dalam suatu media harus bisa menyentuh akal dan rasa
g. Langkah-langkah promosi kesehatan.
1) Pre planning dan project management
Merencanakan kapan perencanaan dimulai dan berakhir,
merencanakan partisipan yang terlibat, identifikasi data apa yang
tersedian, bagaimana dan kapan data didapatkan, identifikasi kapan
dan bagaimana membuat keputusan.
2) Pengkajian situasi
Mendaftar individual/organisasi yang dapat membantu dalam
promosi kesehatan ini, mengkaji literature atau evaluasi program
sejenis sebelumnya jika ada, identifikasi dan mengumpulkan data
kesehatan terkait masalah (data demografi, morbiditas, mortalitas,
status kesehatan, sosial ekonomi, lingkungan), revie kebijakan,
standar professional dan pedoman etika.
3) Identifikasi tujuan, populasi, dan objektif
Menentukan Tujuan Promosi Kesehatan. Pada dasarnya tujuan utama
promosi kesehatan adalah untuk mencapai 3 hal, yaitu :
Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat
Peningkatan perilaku masyarakat
Peningkatan status kesehatan masyarakat
Menentukan pihak-pihak yang dilibatkan serta menentukan Sasaran
Promosi Kesehatan. Di dalam promosi kesehatan yang dimaksud
dengan sasaran adalah kelompok sasaran, yaitu individu, kelompok
maupun keduanya
4) Identifikasi strategi, aktivitas, dan sumber daya
Pilih strategi yang sesuai (edukasi, konseling, kampanye, dll)
Keterangan :
- Menentukan Isi/Materi Promosi Kesehatan: Isi promosi kesehatan
harus dibuat sesederhana mungkin sehingga mudah dipahami oleh
sasaran. Bila perlu buat menggunakan gambar dan bahasa
setempat sehingga sasaran mau melaksanakan isi pesan tersebut
- Menentukan Metode:
1) Pengetahuan : penyuluhan langsung, pemasangan poster,
spanduk, penyebaran leaflet, dll
2) Sikap : memberikan contoh konkrit yang dapat menggugah
emosi, perasaan dan sikap sasaran, misalnya dengan
memperlihatkan foto, slide atau melalui pemutaran film/video
3) Keterampilan : sasaran harus diberi kesempatan untuk
mencoba keterampilan tersebut
4) Pertimbangkan sumber dana & sumber daya
- Menetapkan Media
Teori pendidikan : belajar yang paling mudah adalah dengan
menggunakan media.
Media yang dipilih harus bergantung pada jenis sasaran, tk
pendidikan, aspek yang ingin dicapai, metode yang digunakan
dan sumber daya yang ada
5) Menentukan indicator
Indikator terkait dengan objektif
6) Menyusun Rencana Evaluasi
Harus dijabarkan tentang kapan evaluasi akan dilaksanakan, dimana
akan dilaksanakan, kelompok sasaran yang mana akan dievaluasi &
siapa yang akan melaksanakan evaluasi tersebut
7) Menyusun Jadwal Pelaksanaan
Merupakan penjabaran dari waktu,tempat & pelaksanaan yang
biasanya disajikan dalam bentuk gan chart
8) Review rencana program
Meriview kembali apakah rencana program sudah tepat.
9) Implementasi (Penerapan rencana program)
h. Faktor yang perlu diperhatikan dalam promosi kesehatan.
Pemilihan strategi berdasarkan pertimbangan sumber dana dan daya
Penggunaan media dan penyesuaian dengan bahasa setempat
Permasalahan yang ada
Sasaran
Memberikan informasi dan edukasi seputar pemberia nutrisi bayi
Kode etik melarang semua jenis promosi pada produk pengganti ASI
pada layanan kesehatan
Sumbangan/donasi dari produk pengganti ASI baik gratis atau
tersubsidi atau sebagai hadiah bagi tenaga kesehatan tidak
diperkenankan
Untuk rumah sakit bersalin hendaknya menghindari semua promosi
dai produk pengganti ASI, dot, empeng
Tidak ada petugas kesehatan yang secara langsung/ tidak lanngsung
melakukan kontak/ memberikan saran kepada ibu/ ibu hamil tentang
produk pengganti ASI
i. Faktor pengganggu/penghambat dalam merancang promosi
kesehatan.
1. Ketersediaan fasilitas yang digunakan
2. Pengetahuan lokal, membahas mengenai pengertian-pengertian yang
dianut dan yang berkembang dalam masyarakat
3. Persetujuan, tokoh masyarakat memegang peranan penting dalam
birokrasi
4. kesanggupan melakukan perubahan baik secara fisik ataupun non-
fisik, (misal konsumsi daun katuk,dll)
j. Pihak yang terlibat dalam promosi kesehatan.
1. Orang yang berkompeten melakukan promosi kesehatan
a. Tenaga kesehatan
b. Tenaga non kesehatan, missal: pemuka masyarakat, kader, tokoh
agama, pimpinan daerah.
Keduanya perlu diberi pelatihan terlebih dahulu untuk penyamaan
persepsi.
2. Tenaga pengelola promosi kesehatan
a. telah mengikuti pendidikan formal jenjang diploma, sarjana, atau
pasca sarjana
b. telah mengikuti pelatihan, baik pelatihan promosi kesehatan
maupun teknis
k. Sasaran promosi kesehatan terkait kasus.
1. Primer (kelompok masyarakat yang berisiko terkena atau sudah
terkena suatu masalah kesehatan) ibu menyusui
2. Sekunder (orang yang berpengaruh langsung terhadap sasaran
primer, dukungan sosial dengan harapan kelompok ini akan
memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat
disekitarnya) suami, mertua
3. Teriser (para pembuat keputusan atau penentu kebijakan dalam
menentukan dukungan pelaksanaan suatu program kesehatan)
dinas kesehatan, pemerintah
a. Pendekatan kepada tokoh masyarakat
b. Pemberdayaan Bidan di Desa, Petugas Puskesmas dan Kader
c. Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan bidan di desa dan kader dapat dilakukan melalui
pelatihan guna meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam
menyebarluaskan PP-ASI. Pemberdayaan masyarakat dapat
dilakukan dengan beberapa cara antara lain melalui:
1. Penyuluhan massal
2. Penyuluhan keluarga
Dalam melakukan penyuluhan keluarga mencakup semua
anggota keluarga yang berpengaruh terhadap ibu seperti:
Ayah, ibu, anak, anggota keluarga lainnya (pengasuh anak,
kakek, nenek, mertua).
3. Penyuluhan Kelompok
Untuk penyuluhan kelompok dapat dilakukan pada:
• Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
• PKK
• Organisasi Wanita, misalnya Dharma Pertiwi, Dharma
Wanita, dll
• Kelompok khusus seperti, arisan, pengajian, dll.
4. Penyuluhan Perorangan
Penyuluhan perorangan dapat dilakukan kepada:
• Ibu-ibu balita
• Tokoh: Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dll
• Pamong: Kepala dusun, Kepala desa, Camat, dll.
• Petugas: Kesehatan, BKKBN, Pertanian, Guru, dll
• Swasta dan pengusaha
l. Strategi promosi kesehatan.
1) Menurut WHO, 1984
Advokasi: agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang
menguntungkan kesehatan
Dukungan sosial: agar kegiatan promosi kesehatan mendapat
dukungan dari tokoh masyarakat
Pemberdayaan masyarakat: agar masyarakat mempunyai
kemampuan untuk meningkatkan kesehatannya
2) Menurut Piagam Ottawa, 1986
Kebijakan berwawasan kesehatan
Lingkungan yang mendukung
Reorientasi pelayanan kesehatan
Ketrampilan individu
Gerakan masyarakat
3) ACT Health Promotion
a. Capasity building
Pengembangan skill, strukture organisasi, sumber daya dan
komitmen terhadap peningkatan kesehatan. 5 kunci dalam
capasity building adalah :
Organisational development
Workforce development
Resource allocation
Partnerships
Leadership
b. Community development
Community development merupakan sekumpulan aktivitas yang
bertujuan untuk meningkatkan kekuatan dan keefektifan
komuniras, meningkatkan kondisi lokal dan membuat masyarakat
dapat berpartisipasi dalam pembuatan keputusan publik.
c. Economic, regulatory dan policy initiative
d. Health information
Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengertian
tentang kesehatan dan penyakit dan untuk memberikan saran
tentang kesehatan dan mendukung untuk membantu masyarakat
untuk selalu hidup sehat.
e. Health education, counseling and skill development
Edukasi tidak hanya memberikan suatu informasi, namun juga
memberikan motivasi, keahlian dan kepercayaan diri yang
berguna untuk meningkatkan kesehatan. Edukasi kesehatan,
konseling dan pengembangan skill terdiri dari edukasi dan
pengembangan keahlian pada individu dan juga kelompok.
f. Sosial marketing
m. Promosi kesehatan yang cocok terkait dengan kasus.
KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) karena sesuai dengan tujuan dari promosi ASI
Eksklusif yaitu peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku, selain itu dilihat
dari berbagai pertimbangan pemilihan metode, metode ini lebih tepat untuk
promosi sesuai kasus.
Tujuan Sasaran Metode Materi Media
Meningkatkan
pengetahuan ibu terkait
dengan ASI eksklusif
Merubah perilaku ibu
dalam memberikan ASI
kepada bayinya
Meningkatkan status
kesehatan bayi dan ibu
Bumil
dan
buteki
Penyuluhan
mengenai
ASI eksklusif
dan Inisiasi
Menyusui
Dini
Manfaat dan kandungan ASI
Tatalaksana inisiasi menyusui
dini
10 tahap sukses menyusui
Durasi dan posisi yang tepat
pemberian ASI
Cara penyimpanan ASI
Video
posisi
pemberian
ASI
Slide dan
poster
Booklet
Meningkatkan pengetahuan
tentang pentingnya ASI
eksklusif
Keluarga
ibu
Penyuluhan
kesehatan
Manfaat ASI eksklusif
Dampak pemberian susu
formula pada bayi usia 0-6 bulan
Faktor penghambat pemberian
ASI eksklusif
Komposisi ASI dibandingkan
dengan susu formula
Leflet,
flipchart,
slideshow,
poster
Meningkatkan pengetahuan
tentang pentingnya ASI
eksklusif terkait dengan
kebijakan yang sudah ada
Ahli Gizi,
perawat,
bidan,
dokter,dl
Sosialisasi
dan
pelatihan
kepada
Manfaat dan kandungan ASI
Tatalaksana inisiasi menyusui dini
10 tahap sukses menyusui
Durasi dan posisi yang tepat
l tenaga
medis di RS
pemberian ASI
Cara penyimpanan ASI
n. Pengawasan dan evaluasi promosi kesehatan terkait dengan kasus
meliputi metode, indikator keberhasilan, dan
instrumen;pengawasan supaya tidak melanggar kode etik; serta
pihak yang berhak menjadi pengawas.
LANGKAH-LANGKAH EVALUASI PROMOSI KESEHATAN
1. Menentukan apa yang akan dievaluasi
2. Mengembangkan kerangka dan batasan
3. Merancang metode atau design
4. Menyusun instrument dan rencana pelaksanaan
5. Melakukan pengamatan, pengukuran, dan analisis
6. Membuat kesimpulan dan pelaporan
METODE DALAM EVALUASI :
1. Qualitative evaluation method :
i. Evaluasi mengenai perasaan dan pengalaman Ibu terhadap
program yang diberikan
ii. Tool yang dapat digunakan focus group discussion, in depth
interview
2. Quantitative evaluation method :
i. Evaluasi dengan cara mengukur perubahan dan efek menggunakan
angka atau statistik
ii. Tool survey
iii. Metode yang paling baik ialah menggunakan kombinasi keduanya.
INDIKATOR KEBERHASILAN PROMOSI
a. Input
- adanya pedoman promosi ASI eksklusif
- adanya rencana kerja promosi
- adanya saran dan prasarana
- adanya tenaga terlatih
b. Proses
- dilaksanakannya advokasi dan edukasi
- disusunnya database
c. Output
- adanya kebijakan dengan lintas sektor dan kemitraan dengan
swasta
- adanya kegiatan promosi ASI oleh mitra potensial
- meningkatnya pengetahuan dan perilaku keluarga
d. Outcome
- meningkatnya jumlah ibu yang menerapkan ASI eksklusif
Indikator keberhasilan program ASI eksklusif di Kabupaten Klaten yang
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten:
a. Turunnya angka kematian bayi dan balita
b. Terdapat perubahan prilaku pada tenaga kesehatan dengan
diterapkannya ASI eksklusif dalam setiap pertolongan persalinan
c. Adanya perubahan kebijakan terutama di RS/RSIA dengan adanya
ruang rawat gabung, pojok/klinik laktasi, terbentuknya Rumah Sakit
Sayang Ibu dan Bayi
d. Adanya pojok laktasi baik pada tiap institusi pelayanan kesehatan
maupun institusi swasta lainnya, misalnya: mall, bank, terminal, dsb.
e. Tingginya kesadaran masyarakat terutama ibu menyusui tentang
pentingnya ASI eksklusif dan meningkatnya cakupan ASI eksklusif
f. Tersedianya pojok/klinik laktasi dan tempat konseling hamper di
seluruh puskesmas
g. Peningkatan jumlah ibu yang meminta inisiasi dini di rumah sakit,
rumah bersalin, maupun bidan praktik swasta
h. Meningkatnya kesadaran bidan untuk tidak menerima sponsor dari
susu formula
i. Sosialisasi ASI eksklusif menjadi bagian dari tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan
j. Terbentuknya peer counselor pada ibu hamil dan ibu menyusui di
setiap desa
Cara menghitung cakupan pemberian ASI eksklusif
Jumlah bayi yang diberikan ASI saja sampai umur 4 bulan (AE4)% AE4 = ------------------------------------------------------------------------------------------- x 100%
= Jumlah seluruh bayi yang berumur 4 bulan
Setelah selesai proses penghitungan, maka klasifikasikan hasil monitoring
adalah sebagai berikut:
• warna hijau (baik), bila persentase AE4 ≥ 80%
• warna kuning (sedang) bila persentase AE4 antara 50% - < 80%
• warna merah (kurang) bila persentase AE4 < 50%
INDIKATOR PEMANTAUAN
Dalam pemantauan ini pemberian ASI Eksklusif digunakan kode sebagai
berikut:
AE1 = Apabila sampai berumur 1 bulan hanya diberikan ASI saja
AE2 = Apabila sampai berumur 2 bulan hanya diberikan ASI saja
AE3 = Apabila sampai berumur 3 bulan hanya diberikan ASI saja
AE4 = Apabila sampai berumur 4 bulan hanya diberikan ASI saja
Cara pemantauan
rekapitulasi AE4
mengolah data dan menghitung proporsi AE4
Rumus
Jumlah bayi kategori AE4
% AE4 = ------------------------------------------------------------ x 100%
Jumlah seluruh bayi yang berumur 4 bulan
Catatan:
Cara menghitung persentase AE1, AE2 dan AE3 sama seperti di atas.
Setelah selesai proses penghitungan, maka klasifikasikan hasil monitoring
adalah sebagai berikut:
• warna hijau (baik), bila persentase AE4 ≥ 80%
• warna kuning (sedang) bila persentase AE4 antara 50% - < 80%
INDIKATOR DARI KEBERHASILAN PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI
(IMD) DAN ASI EKSKLUSIF ANTARA LAIN:
Turunnya Angka kematian Bayi dan Balita
Terdapatnya perubahan perilaku pada bidan atau dokter dengan
diterapkannya IMD dan ASI Eksklusif dalam setiap pertolongan
persalinan
Adanya perubahan kebijakan terutama di RS/RSIA dengan adanya
ruang rawat gabung, pojok/ klinik laktasi, terbentuknya Rumah Sakit
Sayang Ibu dan Bayi.
Adanya pojok laktasi baik pada setiap institusi pelayanan kesehatan,
maupun institusi swasta lainnya misalnya mall, bank, terminal, dsb.
Tingginya kesadaran masyarakat terutama ibu menyusui tentang
pentingnya ASI Eksklusif dan meningkatnya cakupan IMD dan ASI
Eksklusif.
Tersedianya pojok/klinik laktasi dan tempat konseling hampir di
seluruh puskesmas .
Peningkatan jumlah ibu yang meminta inisiasi dini di rumah sakit,
rumah bersalin maupun bidan praktek swasta.
Meningkatnya kesadaran bidan untuk tidak menerima sponsor dari
susu formula
Sosialisasi IMD dan ASI Eksklusif menjadi bagian dari bidan dan dokter
dalam setiap memberikan pelayanan kesehatan.
Terbentuknya peer conselor pada ibu hamil dan ibu menyusui di setiap
wilayah
o. Peran ahli gizi dalam promosi kesehatan.
Ahli Gizi menerjemahkan ilmu gizi ke dalam informasi praktis yang
mendukung orang-orang membuat pilihan makanan sehat sepanjang
hidupnya
Ahli Gizi terlatih bekerja di masyarakat untuk mengidentifikasi
kemampuan dan memfasilitasi pembangunan skill masyarakat,
anjuran kesehatan, dan aksi social
Ahli Gizi menguatkan aksi masyarakat dan pengembangan dengan
membangun kemitraan dan mengaplikasikan komunikasi yang kuat,
negosiasi, kemampuan menyelesaikan masalah untuk membahas isu
terkait gizi dan kesehatan
Ahli Gizi mengaplikasikan pengetahuan faktor-faktor kesehatan,
bekerja dengan masyarakat, kelompok, dan klien individu untuk
merencanakan pendekatan terbaik mengatasi faktor penghambat
kesehatan
Ahli Gizi adalah pendidik terlatih dalam mempromosikan perubahan
perilaku relative terhadap pemilihan makanan, kebiasaan makan, dan
metode persiapan untuk mengoptimalkan kesehatan
Ahli Gizi mengembangkan perencanaan berdasarkan kebutuhan
assessment menyeluruh. Mereka memonitor perkembangan,
menyediakan kebutuhan akan dukungan secara terus menerus dan
mengevaluasi outcome
Ahli Gizi mempertimbangkan kemandirian klien dan otonominya
dalam membuat keputusan dan membangun kemampuan klien untuk
mencapai derajat kesehatan
Ahli Gizi membuat kebijakan sistem pelayanan kesehatan
p. Perbedaan antara promosi kesehatan dengan pendidikan
kesehatan.
Pendidikan Kesehatan Promosi Kesehatan
Suatu proses yang memberikan
informasi kesehatan
Suatu proses untuk meningkatkan
perubahan perilaku kesehatan
Dirancang untuk memudahkan
adopsi perilaku yang kondusif bagi
kesehatan
Dirancang untuk memberikan
perubahan terhadap manusia,
kelompok, masyarakat, dan
lingkungan
Pendidikan kesehatan termasuk dalam kegiatan promosi kesehatan
3. Sikap ahli gizi menanggapi gencarnya promosi susu formula bayi.
TENAGA KESEHATAN MENDORONG DAN MELINDUNGI PEMAKAIAN ASI
1. Info yang diberikan tidak boleh memberikan kesan lebih baik daripada
ASI
2. Rangsangan uang/ materi tidak boleh diberikan
3. dietitian tidak diperbolehkan untuk mengikutsertakan sisi profesionalnya
dalma mengkomersialkan suatu produk
4. Bila dietitian bertindak sebagai agen atau memiliki financial interest
terhadap suatu organisasi komersial, sebaiknya dideklarasikan pada
pasien/klien.
5. Dalam mempromosikan / mengesahkan produk makanan, ahli gizi wajib
berlaku tidak dengan cara yang salah atau menyebabkan salah
interpretasi atau menyesatkan masyarakat.
6. Harus melindungi masyarakat dari penyalahgunaan pelayanan, informasi,
praktek yang tidak etis berkaitan dengan gizi, pangan, makanan, diet.
4. Materi promosi kesehatan terkait dengan ASI eksklusif.
a. Tujuan Pemberian ASI eksklusif.
b. Manfaat ASI eksklusif.
Manfaat ASI bagi bayi
1. Sebagai sumber nutrisi
ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun
kuantitasnya. Mengandung tinggi laktosa yang dapat berfermentasi
dalam tubuh menjadi asam laktat. Hal ini bermanfaat untuk
menghambat bakteri patogen, merangsang mikroorganisme produksi
asam organik untuk mensintesa vitamin, mengendapkan kalsium
casienat, dan memudahkan penyerapan.
2. Meningkatkan daya tahan tubuh
ASI tidak mengandung beta–lactoglobulin yang dapat menyebabkan
alergi. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat
melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin,
Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus,
Bifidus, Lactoferrin.
3. Meningkatkan kecerdasan
Nutrisi terbaik bagi bayi untuk perkembangan otaknya adalah ASI
yang di dalamnya terkandung LC-PUFA. Dua jenis LC-PUFA yang
sangat dibutuhkan bayi untuk perkembangan otaknya adalah DHA
(asam dokosaheksanoat) sebagai salah satu jenis asam lemak omega-3
dan AA (asam arakhidonat) sebagai salah satu jenis asam lemak
omega-6.
4. Meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibunya karena menyusui akan
merasakan kasih sayang ibunya.
5. Sebagai dasar perkembangan kepribadian bayi
Perasaan terlindung dan disayangi merupakan dasar perkembangan
emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar
spiritual yang baik.
Manfaat ASI bagi ibu menyusui
1. Mengurangi pendarahan setelah melahirkan
Saat bayi menghisap puting susu ibu, kelenjar pituitary akan
terstimulasi untuk meningkatkan produksi hormon oksitosin guna
merangsang kontraksi otot-otot di saluran ASI sehingga ASI terpancar
keluar. Hal ini dikarenakan pada ibu menyusui terjadi peningkatan
kadar oksitoksin yang berguna untuk konstriksi atau penutupan
pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti.
2. Mengurangi terjadinya anemia
Bila perdarahan pasca persalinan tidak terjadi atau berhenti lebih
cepat, maka risiko kekurangan darah yang menyebabkan anemia pada
ibu akan berkurang.
3. Menjarangkan kehamilan
Manfaat lain dari pemberian ASI secara eksklusif adalah sebagai alat
kontrasepsi alamiah yang dapat mencegah kehamilan. Namun, ada
tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu bayi belum diberi makanan lain,
bayi belum berusia enam bulan, dan ibu belum mengalami menstruasi.
4. Mengecilkan rahim dan lebih cepat langsing kembali
Dengan menyusui, cadangan lemak dalam tubuh ibu yang memang
disiapkan sebagai sumber energi selama kehamilan akan digunakan
sebagai energi pembentuk ASI. Akibatnya, cadangan lemak tersebut
akan menyusut, sehingga penurunan berat badan ibu pun akan terjadi
lebih cepat.
5. Menurunkan resiko menderita kanker
Pada ibu yang memberikan ASI eksklusif, kemungkinan menderita
kanker payudara dan indung telur berkurang.
6. Lebih ekonomis
Dengan memberikan ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu
formula, perlengkapan menyusui, persiapan pembuatan minum susu
formula. Selain itu, pemberian ASI juga menghemat pengeluaran
untuk berobat bayi, misalnya biaya jasa dokter, biaya pembelian obat-
obatan, bahkan mungkin biaya perawatan di rumah sakit.
7. Tidak merepotkan dan hemat waktu
ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau
memasak air, juga tanpa harus mencucui botol, dan tanpa menunggu
agar susu tidak terlalu panas. Pemberian susu botol akan lebih
merepotkan terutama pada malam hari.
8. Portable dan praktis
Mudah dibawa kemana-mana (portable) sehingga saat bepergian
tidak perlu membawa berbagai alat untuk minum susu formula dan
tidak perlu membawa alat listrik untuk memasak atau
menghangatkan susu.
Manfaat ASI bagi Keluarga
1. Peningkatan status kesehatan & gizi ibu dan bayinya
2. Penghematan biaya
3. Menghemat waktu keluarga
4. Menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu siap tersedia
5. Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan
kapan saja. Keluarga tidak perlu repot membawa botol susu, susu
formula, air panas, dan lain sebagainya ketika berpergian
Manfaat ASI bagi Masyarakat
1. Berkontribusi untuk perkembangan ekonomi
2. Mengurangi pencemaran lingkungan dari botol-botol bekas, dot,
kemasan susu dll
3. Menghemat sumber dana yang terbatas dan kelangkaan pangan
Manfaat ASI bagi Negara
1. Menghemat devisa Negara karena tidak perlu mengimpor susu
formula dan peralatan lainnya
2. Bayi sehat membuat Negara lebih sehat
3. Penghematan pada sector kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit
hanya sedikit
4. Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan angka
kematian
5. Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas
untuk membangun Negara, karena anak yang mendapat ASI dapat
tumbuh kembang secara optimal
c. Dampak pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan.
Bodi dan zat kekebalan dari susu formula seperti yang ada dalam ASI
Beresiko kekurangan gizi
Beresiko terkena penyakit karena hygiene sanitasi yang buruk,
Tidak praktis dan ekonomis
Menghambat perkembangan mental
Mengurangi hubungan kasih sayang ibu-anak
Pencemaran
Makanan buatan sering tercemar bakteria, terlebih bila ibu
menggunakan botol dan tidak merebusnya setiap selesai memberi
makan. Bakteria tumbuh sangat cepat pada makanan buatan. Bakteria
dapat berbahaya bagi bayi sebelum susu tercium basi.
Pemborosan
Ibu dari keluarga ekonomi lemah mungkin tidak mempu membeli
cukup susu untuk bayinya. Mereka mungkin memberikan dalam
jumlah lebih sedikit dan rnungkin menaruh sedikit susu atau bubuk
susu ke dalam botol. Sebagai akibatnya, bayi yang diberi susu botol
sering kelaparan.
Petugas kesehatan kadang-kadang mengajarkan ibu untuk
mengencerkan susu sapi dengan air untuk mengurangi protein total.
Tetapi, susu yang diencerkan tidak mengandung asam amino esensial
sistin dan taurin yang cukup, yang diperlukan bagi pertumbuhan otak
bayi.
Alergi
Bayi yang diberi susu sapi telalu dini mungkin menderita lebih banyak
masalah alergi, misalnya asma dan eksim.
Biaya pemberian makanan buatan
Beberapa hal yang harus diketahui oleh para ibu, yang biasanya
diberikan oleh pendidik atau penyuluh kesehatan, adalah :
Biaya memberikan makanan pada bayi dengan susu yang cukup
Bahaya memberikan susu lebih sedikit pada bayi untuk mencoba
menghemat
Pentingnya mengikuti petunjuk pada label bila para ibu
lmenggunakan susu bubuk.
d. Faktor pendukung pemberian ASI eksklusif.
e. Faktor penghambat pemberian ASI eksklusif dan solusinya.
Secara Umum:
Kesehatan bayi: adanya kelainan bawaan pada bayi (galaktosemia,
bibir sumbing, dll)
Kesehatan ibu: adanya kegagalan laktasi dan kelainan payudara
Pengetahuan ibu: adanya asupan nutrisi yang kurang
Pekerjaan ibu: tidak tersedianya beastfeeding room, jarak antara
lokasi kantor-rumah jauh, dan kurangnya kerjasama pihak kantor
Estetika: ketakutan ibu apabila menyusui akan merubah bentuk
payudara dan kesukaran menurunkan berat badan
Petugas kesehatan: kurangnya informasi dari petugas
Iklan: maraknya promosi susu formula
Budaya: menyusui masih dianggap tabu, menganggap makanan
berpengaruh terhadap ASI
Faktor Internal (penyebab tidak keluarnya ASI pada ibu):
a. Makanan Ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa
menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah
air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat
gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi
jika makanan ibu terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi
yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air
susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna,
dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI. Unsur gizi
dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam 2
piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang setara
dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1
liter ASI. Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan
tamabahan disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara
dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur. Apabila ibu yang sedang
menyusui bayinya tidak mendapat tambahan makanan, maka akan
terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jika pada masa
kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan
makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak
diperlukan. Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum
dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan
sumber protein seperti ikan, telur dan kacang-kacangan, bahan
makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin kadar
berbagai vitamin dalam ASI.
b. Ketentraman Jiwa dan Pikiran
Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu
yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan
dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal
dalam menyusui bayinya.
Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam
menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:
1) Reflek Prolaktin: Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi
ASI. Waktu bayi menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan
neorohormonal pada putting susu dan aerola ibu. Rangsangan ini
diteruskan ke hypophyse melalui nervus vagus, terus kelobus
anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin,
masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar –kelenjar
pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan
ASI.
2) Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection): Refleks ini membuat
memancarkan ASI keluar. Bila bayi didekatkan pada payudara ibu,
maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara ibu. Refleks
memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut :”rooting reflex
(reflex menoleh). Bayi secara otomatis menghisap putting susu ibu
dengan bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali
terganggu, misalnya pada ibu yang mengalami goncangan emosi,
tekanan jiwa dan gangguan pikiran. Gangguan terhadap let down
reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak cukup mendapat
ASI dan akan menangis. Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih
gelisah dan semakin mengganggu let down reflex.
c. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan
progesteron.
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan
kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini
dapat mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan
produksi ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang
paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu
sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar hormon
oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI.
d. Ibu hamil lagi saat menyusui
Karena hormone progesterone dan esterogen menghambat hormone
oksitosin.
e. Frekuensi Penyusuan
Berdasarkan penelitian direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8
kali perhari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi
penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam
kelenjar payudara.
f. Berat Lahir
Terdapat hubungan berat lahir bayi dengan volume ASI. Hal ini
berkaitan dengan kekuatan untuk mengisap, frekuensi, dan lama
penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat bayi pada hari
kedua dan usia 1 bulan sangat erat berhubungan dengan kekuatan
mengisap yang mengakibatkan perbedaan intik yang besar dibanding
bayi yang mendapat formula. hubungan positif berat lahir bayi dengan
frekuensi dan lama menyusui selama 14 hari pertama setelah lahir.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan mengisap ASI
yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr).
Kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi
dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir
normal yang akan
g. Umur Kehamilan saat Melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi intik ASI. Hal ini
disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34
minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif
sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak
prematur. Lemahnya kemampuan mengisap pada bayi premature
dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya
fungsi organ.
h. Stres dan Penyakit Akut
Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga
mempengaruhi produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI.
Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks
dan nyaman. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji dampak
dari berbagai tipe stres ibu khususnya kecemasan dan tekanan darah
terhadap produksi ASI. Penyakit infeksi baik yang kronik maupun
akut yang mengganggu proses laktasi dapat mempengaruhi produksi
ASI.
i. Konsumsi Rokok
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu
hormone prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan
menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan
menghambat pelepasan oksitosin. Suatu studi menunjukkan adanya
hubungan antara merokok dan penyapihan dini meskipun volume ASI
tidak diukur secara langsung. Meskipun demikian pada studi ini
dilaporkan bahwa prevalensi ibu perokok yang masih menyusui 6 –
12 minggu setelah melahirkan lebih sedikit daripada ibu yang tidak
perokok dari kelompok sosial ekonomi sama, dan bayi dari ibu
perokok mempunyai insiden sakit perut yang lebih tinggi. Ibu yang
merokok lebih dari 15 batang rokok/hari mempunyai prolaktin 30-
50% lebih rendah pada hari pertama dan hari ke 21 setelah
melahirkan dibanding dengan yang tidak merokok.
j. Konsumsi Alkohol
Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat
ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI
namun disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin.
k. Pil Kontrasepsi
Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin
berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI sebaliknya bila
pil hanya mengandung progestin maka tidak ada dampak terhadap
volume ASI. Berdasarkan hal ini WHO merekomendasikan pil
progestin untuk ibu menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi.
Faktor Eksternal:
a. Kondisi Ekonomi (tingkat pendapatan)
Semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi pemberian susu
formula karena simbol status. Sebaliknya dengan rendahnya
pendapatan, maka memaksa ibu untuk turut mencari nafkah yang
akhirnya akan berdampak rendahnya pemberian ASI eksklusif karena
kesibukan ibu. Selain itu, rendahnya pendapatan juga dapat
berdampak terhadap asupan nutrisi ibu. Jika kurang nutrisi maka
akan mempengaruhi kuantitas ASI. ASI semakin sedikit dan lama-lama
akan tidak keluar.
b. Bahaya pemberian makanan prelakteal
Untuk bayi
1. Bayi tidak mau menghisap dari payudara karena pemberian
makanan ini menghentikan rasa laparnya
2. Diare sering terjadikarena makanan ini mungkin tercemar, juga
bila bayi tidak menghisap payudara maka tidak akan mendapatkan
susu jolong
3. Apabila ada yang diberikan susu sapi, alergi sering terjadi
Untuk ibu
1. ASI keluar lebih lama karena bayi tidak cukup menghisap
2. Bendungan dan mastitis lebih mungkin terjadi karena payudara
tidak mengeluarkan ASI
3. Ibu sulit menyusui dan cenderung berhenti menyusui
Dua kali saja pemberian makanan prelakteal bisa menggagalkan
proses menyusui
c. Intake makanan ibu
Makanan yang perlu dihindari ibu selama menyusui adalah kol, daun
mint dihindari.
Solusi dari masing-masing faktor penyebab penurunan ASI eksklusif
sesuai skenario
a. Ibu Bekerja
Seringkali alasan pekerjaan membuat seseorang ibu berhenti
menyusui. Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dianjurkan pada
ibu menyusui yang bekerja :
1) Susuilah bayi sebelum ibu bekerja
2) ASI dikeluarkan untuk persediaan di rumah sebelum berangkat
kerja
3) ASI dapat disimpan dilemari pendingin dan dapat diberikan pada
bayi saat ibu bekerja dengan cangkir
4) Pada saat ibu dirumah, sesering mungkin bayi disusui, dan ganti
jadwal menyusuinya sehingga banyak menyusui di malam hari
5) Keterampilan mengeluarkan ASI dan merubah jadwal menyusui
sebaiknya telah mulai dipraktekkan sejak satu bulan sebelum
kembali bekerja
6) Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama
bekerja dan selama menyusui bayinya.
7) membuat tempat menyusui di tempat kerja (pojok laktasi)
8) Menempatkan bayi pada tempat pentipan bayi yang letaknya dekat
dengan tempat kerja, dan ibu dapat menyusui bayi saat istirahat
dan setelah bekerja. Dengan catatan ibu telah memberitahu pihak
penitipan bahwa bayi tidak diperbolehkan menerima susu formula.
9) Ibu dapat meminta keringanan pada tempat bekerja untuk
mendapatkan waktu yang lebih fleksibel sehingga ibu dapat
menyusui dirumah
b. Gencarnya Promosi Susu Formula
1. Produsen atau distributor formula bayi dan/atau
produk bayi lainnya dilarang melakukan kegiatan :
- memberikan sampel secara cuma-cuma atau sesuatu
dalam bentuk apapun kepada fasilitas pelayanan kesehatan
atau wanita hamil atau ibu yang melahirkan, atau
menjajakan, menawarkan atau menjual langsung ke rumah-
rumah,
- memberikan potongan harga atau tambahan atau sesuatu
dalam bentuk apapun atas pembelian formula bayi dan/atau
produk bayi lainnya sebagai daya tarik dari penjual, atau
- menggunakan tenaga kesehatan untuk memberikan
informasi tentang formula bayi dan/atau produk bayi lainnya
kepada masyarakat.
2. Karyawan produsen atau distributor formula bayi dan/atau
produk bayi lainnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilarang memakai pakaian atau identitas lainnya yang menyerupai
tenaga kesehatan.
3. penetapan peraturan untuk mengatur promosi susu formula di
media massa
4. penegakan hukum yang jelas bagi praktik penyalahgunaan
promosi susu formula
5. promosi susu formula diiringi juga dengan promosi manfaat ASI
f. Cara meningkatkan produksi ASI.
Melakukan persiapan menyusui saat ibu sedang hamil
Mengkonsumsi kacang-kacangan, ikan, sayuran, dan buah
Memperbanyak minum air putih
Konsumsi suplemen seperlunya
Percaya diri dan rileks
g. Cara pemberian ASI.
a. Mulai dengan IMD ( Inisiasi Menyusui Dini) 1-2 jam setelah
kelahiran
b. Kontak Kulit meningkatkan kelekatan ibu dan bayi
c. Rileks Istirahat cukup dan tidak stress
d. Menyusui minimal 8-12 X sehari makin sering menyusui maka
produksi ASI ibu makin meningkat
e. Hindari pemberian ASI dengan dot bikin bayi bingung, mana puting
yang sebenarnya
f. Metode lain pemberian ASIP dengan cangkir plastik/ pipet/sendok
g. Latih pengasuh memberikan ASIP
h. Pahami teknik memberi ASI
1. Cari Posisi Nyaman
Pastikan bahwa anda nyaman dan
rileks serta bayi dalam posisi yang
benar. Kondisi ini akan membuat
anda menyusui dengan lebih mudah
dan menyenangkan. Usahakan menyusui dengan duduk di kursi.
2. Posisi Menyusui Yang Umum
Bagi anda dengan bayi kembar, minggu-minggu pertama akan
lebih mudah untuk menyusui bayi secara terpisah. Jika telah
terbiasa anda dapat mencoba posisi ‘twin hold’ gambar ke4 dari
kiri.
Jika anda merasa kurang nyaman saat menyusui di ruang publik,
anda dapat selempangkan kain tipis ke pundak anda dan
menjuntai ke bawah sehingga menutup payudara dan kepala bayi
anda.
i. Menabung ASI
j. Komunikasikan rencana pemberian ASI dengan kantor
h. Cara penyimpanan ASI
Pengeluaran ASI: Keluarkan ASI sebanyak mungkin dan tamping ke
cangkir atau tempat/teko yang bersih. Ada ibu yang dapat mengeluarkan
sampai 2 cangkir (400-500 ml) atau lebih walaupun setelah bayi selesai
menyusui. Tetapi meskipun hanya 1 cangkir (200 ml) sudah bisa untuk
pemberian 2 kali A 100 ml.
Penyimpanan ASI :
Ibu menempatkan ASI pada botol susu baik dengan breast pump
maupun dengan manual tangan. Botol susu, breast pump, dan tangan
harus dalam keadaan steril.
ASI sebenarnya masih dapat dikonsumsi setelah didiamkan selama 6 –
8 jam pada suhu ruang (19-25oC), namun lebih baik jika disimpan
pada refrigerator. Pada refrigerator suhu (4°C) susu masih baik
dikonsumsi hingga 72 jam dan dapat bertahan hingga 5 hari. Pada
freezer suhu (-18°C) susu dapat baik dikonsumsi hingga 4 bulan dan
dapat bertahan hingga 6 bulan.
ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 4oC. ASI kemudian
tidak boleh dimasakkan, hanya dihangatkan dengan merendam
cangkir dalam air hangat. Thawing susu hingga menjadi suhu ruang
sebelum diberikan pada bayi. Jangan menghangatkan / menthawing
susu dengan microwave
i. Cara inisiasi dini.
1) Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi/tidak
menggunakan obat kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi
terlalu banyak, dikhawatirkan akan terbawa ASI ke bayi yang nantinya
akan menyusu dalam proses inisiasi menyusu dini.
2) Para petugas kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses
melahirkan, akan melakukan kegiatan penanganan kelahiran seperti
biasanya. Begitu pula jika ibu harus menjalani operasi caesar.
3) Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa
menghilangkan vernix (kulit putih). Vernix (kulit putih) menyamankan
kulit bayi. Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu,
dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi
kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu,
bayi dan ibu diselimuti.
4) Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk
mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting
susu). Pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari
puting susu ibunya.
5) Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu
didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum
menyusu. Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati
dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi. Bayi akan merangkak
mencari puting susu ibunya.
Dalam 30 menit pertama: istirahat keadaan siaga, sekali-sekali
melihat ibunya, menyesuaikan dengan lingkungan.
Antara 30 – 40 menit: mengeluarkan suara, memasukkan tangan
ke mulut, gerakan menghisap, mengeluarkan air liur, bergerak ke
arah payudara (areola sebagai sasaran) dengan kaki menekan
perut ibu. Menjilat-jilat kulit ibu. Sampai di ujung tulang dada:
menghentak-hentakan kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan kiri,
menyentuh puting susu dengan tangannya. Menemukan, menjilat,
mengulum puting, membuka mulut lebar dan melekat dengan baik.
6) Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit
ibu sampai proses menyusu pertama selesai.
7) Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang,
diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.
8) Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat-gabung
memungkinkan ibu menyusui bayinya kapan saja si bayi
menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal.
Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan
bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan
ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan
menyusui.
j. Komposisi ASI dibandingkan dengan susu formula.
Kandungan dari susu formula
Perbandingan komposisi kolostrum, ASI dan susu sapi dapat
dilihat pada tabel. Dimana susu sapi mengandung sekitar tiga kali lebih
banyak protein daripada ASI. Sebagian besar dari protein tersebut adalah
kasein, dan sisanya berupa protein whey yang larut. Kandungan kasein
yang tinggi akan membentuk gumpalan yang relatif keras dalam lambung
bayi. Bila bayi diberi susu sapi, sedangkan ASI walaupun mengandung
lebih sedikit total protein, namun bagian protein “whey”nya lebih banyak,
sehingga akan membetuk gumpalan yang lunak dan lebih mudah dicerna
serta diserapoleh usus bayi.
Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal
dari lemak, yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan
dengan lemak susu sapi, sebab ASI mengandung lebih banyak enzim
pemecah lemak (lipase). Kandungan total lemak sangat bervariasi dari
satu ibu ke ibu lainnya, dari satu fase lakatasi air susu yang pertama kali
keluar hanya mengandung sekitar 1 – 2% lemak dan terlihat encer. Air
susu yang encer ini akan membantu memuaskan rasa haus bayi waktu
mulai menyusui. Air susu berikutnya disebut “Hand milk”, mengandung
sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan
memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga
penting diperhatikan agar bayi, banyak memperoleh air susu ini.
Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang
terdapat dalam air susu murni. Jumlahnya dalam ASI tak terlalu
bervariasi dan erdapat lebih banyak dibandingkan dengan susu sapi.
Disamping fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam usus
sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat. Didalam usus asam
laktat tersebut membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak
diinginkan dan juga membantu penyerapan kalsium serta mineral-
mineral lain.
ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi tetapi
lebih mudah diserap, jumlah ini akan mencukupi kebutuhan untuk bahan-
bahan pertama kehidupannya ASI juga mengandung lebih sedikit
natrium, kalium, fosfor dan chlor dibandingkan dengan susu sapi, tetapi
dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan bayi.
Apabila makanan yang dikonsumsi ibu memadai, semua vitamin
yang diperlukan bayi selama empat sampai enam bulan pertama
kehidupannya dapat diperoleh dari ASI. Hanya sedikit terdapat vitamin D
dalam lemak susu, tetapi penyakit polio jarang terjadi pada aanak yang
diberi ASI, bila kulitnya sering terkena sinar matahari. Vitamin D yang
terlarut dalam air telah ditemukan terdapat dalam susu, meskipun fungsi
vitamin ini merupakan tambahan terhadap vitamin D yang terlarut lemak.
ASI SUSU FORMULA
Protein Tepat (jenis spesifik)
kualitas/kuantitas, mudah
untuk dicerna
Tepat pada kuantitas
tetapi tidak dalam
kualitas (tidak jenis
yang spesifik)
Lemak Tepat kualitas/kuantitas
dari asam lemak yang
penting, terdapat hormon
Tidak ada hormon
lipase
lipase
Vitamin Cukup kecuali vitamin D
dan K di beberapa situasi
Penambahan vitamin
Mineral Jumlahnya tepat Sebagian tepat
Komponen antibodi Ada Tidak ada
Hormon
pertumbuhan
Ada Tidak ada
Enzim pencernaan Ada Tidak ada
Hormon Ada Tidak ada
ASI mengandung beberapa hormon dan faktor pertumbuhan. Hormon
dalam ASI terdiri dari kortisol, somatostatin, laktogenik, oksitosin, dan
prolaktin.
Perbandingan ASI dan Susu Formula
- ASI kaya akan DHA dan Asam Amino pembentuk otak,
mudah diserap oleh usus bayi, kaya kolesterol dan enzim pencerna
lemak. Sedangkan susu formula kebalikannya
- ASI kaya kaan enzim dan hormon , sedangkan susu
formula kurang
- Rasa ASI bermacam-macam sesuai makanan yang
dikonsumsi si Ibu, sehingga bisa merangsang indera pengecap bayi.
Sedangkan susu formula rasanya sama, kurang bervariasi.
k. Stadium ASI menurut masa laktasi.
Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan yang pertama dikeluarkan oleh kelenjar
payudara pada hari pertama hingga hari ke 3-5 setelah persalinan.
Kolostrum berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya
komposisi protein dan sel-sel hidup. Kandungan protein pada
kolostrum lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein
dalam susu matang. Sedangkan kandungan laktosanya lebih rendah
dibandingkan ASI matang. Jumlah kolostrum yang diproduksi Ibu
hanya sekitar 7,4 sendok teh atau 36, 23 ml per hari. Tetapi pada hari
pertama bayi, kapasitas perut bayi pada ≈ 5-7 ml (atau sebesar
kelerang kecil), pada hari kedua ≈ 12-13 ml, dan pada hari ketiga ≈ 22-
27 ml (atau sebesar kelereng besar/ gundu). Karenanya, meskipun
jumlah kolostrum sedikit tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan
bayi baru lahir.
ASI Transisi
Sesuai namanya, ASI pada masa transisi ini diproduksi pada hari ke 3-
5 hingga hari ke 8-11 dengan komposisi yang sedang berubah. Jumlah
volume ASI semakin meningkat tetapi komposisi protein semakin
rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi. Hal ini
untuk memenuhi kebutuhan bayi karena aktifitas bayi yang mulai
aktif dan bayi sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan. Pada masa
ini pengeluaran ASI mulai stabil.
ASI Matang
Yaitu ASI yang keluar pada hari 8-11 hingga seterusnya. ASI matang
merupakan nutrisi yang terus berubah disesuaikan dengan
perkembangan bayi sampai enam bulan. ASI matang, dibedakan
menjadi dua, yaitu susu awal atau susu primer, dan susu akhir atau
susu sekunder. Susu awal adalah ASI yang keluar pada setiap awal
menyusui, sedangkan susu akhir adalah ASI yang keluar pada setiap
akhir menyusui.