Buku Standart HCU 2013

30
Rumah Sakit RAWAMANGUN Terpercaya dan selalu di hati Kategori unit kerja PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI HIGH CARE UNIT

description

2013

Transcript of Buku Standart HCU 2013

Page 1: Buku Standart HCU 2013

Rumah Sakit

RAWAMANGUN

Terpercaya dan selalu di hati

Kategori unit kerja

PEDOMAN PELAYANAN

INSTALASI HIGH CARE UNIT

Page 2: Buku Standart HCU 2013

Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

barkat dan anugrahnya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku

Pedoman Pelayanan High Care Unit (HCU) dapat selesai di susun .

Buku Pedoman Pelayanan High Care Unit (HCU)merupakan panduan

kerja bagi semua pihak yang terkait dengan unit HCU dalam tata cara pelaksanaan

Dalam pedoman pelayanan High Care Unit (HCU) ini diuraikan tentang

standart ketenagaan, standart fasilitas, tata laksana cretiria pasien masuk dan

keluar HCU, persiapan penerimaan pasien, monitor pasien, prosedur medis,

penggunaan alat – alat medis, konsultasi, rekammedis, evaluasi hasil perawatan

pasien, logistic, keselamatan kerja dan pengendalian mutu.

Tidak lupa penyusun menyampaikan terimakasih yang sedalam –

dalamnya atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

pedoman High Care Unit (HCU)

Jakarta, Juni 2013

Penyusun

Page 3: Buku Standart HCU 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin

dalam undang – undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 yang harus

diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi – tingginya.Peningkatan Upaya Kesehatan Perorangan (UPK) di Rumah

Sakit secara terus menerus ditingkatkan sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan

perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran. Pengembangan pelayanan

kesehatan di Rumah Sakit juga diarahkan guna meningkatkan mutu dan

keselamatan pasien serta efisiensi biaya dan kemudahan akses segenap

masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Pelayanan High Care Unit (HCU) di Rumah Sakit perlu di tingkatkan

secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan

pengobatan, perawatan dan pemantauan secara ketat yang semakin meningkat

sebagai akibat penyakit menular maupun tidak menular seperti : demam berdarah,

malaria, cidera, keracunan, penyalah gunaan NAPZA, HIV, penyakit jantung

pembuluh darah, diabetes militus dan gagal ginjal

Petunjuk teknis ini di susun sebagai acuan bagi Rumah Sakit dalam rangka

penyelenggaraan pelayana HCU yang berkualitas dan mengedepankan

keselamatan pasien di Rumah Sakit serta dalam penyusunan standart prosedur

operational pelayanan HCU di Rumah Sakit Pemerintah Swasta.

B. Maksud dan tujuan

1. Maksud

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan HCU di Rumah Sakit

Rawamangun dimaksudkan guna memberikan acuan dalam melaksanakan

perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan penyelenggaraan High Care

Unit (HCU) di Rumah Sakit Rawamangun.

Page 4: Buku Standart HCU 2013

2. Tujuan Khusus

a. Menyediakan, meningkatkan, dan mengembangkan sumber daya

manusia

b. Meningkatkan sarana dan prasarana serta peralatan HCU

c. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan pelayanan HCU

terutama bagi pasien kritis stabil yang hanya membutuhkan

pelayanan pemantauan.

3. Ruang lingkup

Pelayanan HCU diberikan kepada pasien dengan kondisi kritis

stabil yang membutuhkan pelayanan, pengobatan dan pemantauan secara

ketata tanpa penggunaan alat bantu ( Ventilator ).

4. Pengertian

a. High Care Unit (HCU) adalah unit pelayanan Rumah Sakit bagi

pasien dengan kondisi stabil dan fungsi respirasi, hemodinamik, dan

kesadaran, namun masih memerlukan pengobatan, perawatan dan

pemantauan secara ketat. Tujuannya adalah agar bias diketahui

secara dini perubahan yang membahayakan, sehingga bias dengan

segera dipindahkan ke ICU untuk dikelola lebih baik.

b. Pasien yang dimaksud pada poin (a) tersebut adalah pasien yang

memerlukan tingkat pelayanan yang berbeda di antara ICU dan

Ruang Rawat inap biasa ( artinya tidak perlu perawatan ICU namun

belum dapat dirawat di ruang perawatan biasa karena masih

memerlukan pemantauan ketat ).

c. Waktu penyelenggaraan pelayanan HCU berlangsung 24 jam sehari

selama 7 hari perminggu

d. Ada 3 ( tiga ) jenis type HCU, yaitu :

Separated/ conventional/ freestanding HCU adalah HCU yang

berdiri sendiri ( independent), terpisah dari ICU

Integrated HCU adalah HCU yang menjadi satu dengan ICU

Page 5: Buku Standart HCU 2013

Pararel HCU adalah HCU yang terletak berdekatan ( bersebelahan)

dengan ICU.

Page 6: Buku Standart HCU 2013

BAB II

STANDART KETENAGAAN

A. Kualifikasi SDM

Tenaga yang terlibat dalam pelayanan HCU terdiri dari tenaga

dokter spesialis, dokter dan perawat. Tenaga tersebut melaksanakan

pelayanan HCU sesuai dengan kompetensi dan kewenangan

Adapun susunan tim pelayanan HCU adalah sebagai berikut :

1. Koordinator: Dokter spesiaris yang terah mengikuti peratihan dasar

dasar ICU, yang meliputi:

a) Pelatihan pemantauan

b) Apelatihan penatalaksanaan jalan nafas dan terafhy oksigen

c) Pelatihan teraphy cairan, elektrolit, dan asam basa

d) Pelatihan pencegahan dan pengendalian infeksi

e) Pelatihan management hcu

2. Anggota :

a. Dokter spesialis/ dokter yang telah mengikuti pelatihan Basic

dan Advence Life Support

b. Perawat yang telah mengikuti pelatihan Basic Life Support

dan dapat melakukan pemantauan menggunakan peralatan

monitor. Jumlah dokter spesialis , dokter dan perawat

disesuaikan dengan jam kerja pelayananan HCU 24

jam, beban kerja dan kompleksitas kasus pasien yang

membutuhkan pelayanan HCU. Rasio jumlah perawat

berbanding pasien di hcu sebaiknya adalah1 ( satu ) perawat

untuk 2 (dua ) pasien.

3. Distribusi ketenagaan

Pola ketenagaan di ruang HCU :

a. Untuk Dinas Pagi

Petugas berjumlah 2 ( dua )orang dengan kategori :

1 ( satu ) orang Ka ru

Page 7: Buku Standart HCU 2013

1 ( satu ) orang pelaksana

b. Untuk Dinas Sore

1 ( satu ) orang pelaksana

c. Untuk Dinas Malam

1 ( satu ) orang pelaksana

4. Pengaturan Jaga

a. Pengaturan jadwal dinas perawat HCU dibuat dan dipertanggung

jawabkan oleh Kepala Ruangan (Ka Ru ) dan di setujui oleh Kasi

Keperawatan

b. Jadwal dianas di buat untuk jangka waktu 1 ( satu ) bulan dan

direalisasikan ke perawat pelaksana HCU dan Rawat Inap

c. Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari

tertentu, maka perawat tersebut dapat mengajukan permintaan

dinas pada buku permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan

kebutuhan tenaga yang ada ( apabila tenaga tercukupi dan

berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan

disetujui

d. Jika tidak ada perawat HCU yang berdinas, maka untuk yang

berjaga di HCU adalah perawat senior di rawat inap, dikarenakan

Marger (bersama sama dalam memberikan pelayanan)ketenagaan

di HCU yang masih kurang.

e. Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat senior dengan syarat

pendidikan D3 keperawatan memiliki sertifikat pelatihan

kegawatan ( BTCLS ) dan minimal 2 tahun pengalaman.

f. Jadwal dinas dibagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam,

lepas malam libur dan cuti.

g. Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga

tidak dapat jaga sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan

(terencana), maka perawat yang bersangkutan harus memberitahu

Ka Ru HCU : 2 jam sebelum dinas pagi, 4 jam sebelum dinas sore

dan malam. Sebelum memberitahu Ka Ru HCU, diharapkan

perawat yang bersangkutan sudah mencari pengganti. Apabila

Page 8: Buku Standart HCU 2013

perawat yang bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti,

maka Ka Ru HCU dan Ka Ru Ranap akan mencari tenaga perawat

pengganti yaitu perawat yang pada hari itu libur.

h. Apabila ada tenaga perawat yang tiba – tiba tidak dapat jaga

sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan ( tidak terencana ),

maka KaRu HCU dan Ka Ru Ranap akan mencari perawat

pengganti yang pada hari itu libur, apabila perawat pengganti

tidak di dapatkan, maka perawat yang berdinas pada shift

sebelumnya wajib untuk menggantikan.

B. Pelayanan HCU

Ruang lingkup pemantauan yang harus dilakuakan antara lain :

1. Tingkat kesadaran

2. Fungsi pernafasan dan sirkulasi dengan interval waktu minimal 4

(empat ) jam atau disesuaikan dengan keadaan fisik

3. Oksigenasi dengan meggunakan oksimeter secara terus – menerus

4. Keseimbangan cairan dengan interval waktu minimal 8 ( delapan ) jam

atau disuaikan dengan keadaan pasien

Tindakan medik dan asuhan keperawatanyang dilakukan adalah :

1. Bantuan hidup dasar / Basic Life Support ( BHD/ BLS ) dan bantuan

hidup lanjut Advence Life Support ( BHD / ALS )

a. Jalan Nafas ( Airway ): membebaskan jalan nafas, bila perlu

menggunakan alat bantu jalan nafas, seperti pipa oropharingeal

atau pipa nasopharyngeal. Dokter HCU juga harus mampu

melakukan intubasi endotrakeal bila diindikasikan dean segera

memindahkan/ merujuk pasien

b. Pernafasan/ ventilasi

c. Sirkulasi : resusitasi cairan, tindakan defibrilasi, tindakan kompresi

jantung luar

2. Teraphy oksigen

Page 9: Buku Standart HCU 2013

3. Penggunaan obat – obatan untuk pemeliharaan/ stabilisasi ( obat

inotropik,obat anti nyeri, obat aritmia jantung, obat – obatab yang

bersifat vasoaktif, dan lain – lain.

4. Nutrisi enteral dan nutrisi oarenteral campuran

5. Fisioteraphy sesuai dengan keadaan pasien

6. Evaluasi seluruh tindakan dan pengobatan yang telah di berikan

Pelatihan untuk meningkatkan mutu pelayanan, keterampilan dan

pengetahuan perawat yang bekerja di ruang HCU maka diperlukan

pelatihan – peltihan yang mendukung profesionalisme agar senantiasa

dapat memberikan pelayanan yang bermutu seiring dengan perkembangan

ilmu keperawatan dan kedokteran.

Pelatihan yang diperlukan yaitu :

a. Pengenalan tanda kegawat daruratan yang mengancam nyawa :

Penatalaksanaan pasien syok

Penatalaksanaan pasien gawat

Pemantauan hemodinamik

b. Program pengendalian infeksi

Monitoring SOP mencuci tangan

Monitoring SOP tindakan invasive

c. Program kesehatan dan keselamatan kerja

Penggunaan alat pelindung diri ( APD )

d. Penggunaan peralatan secara benar, efektif dan aman :

Monitoring SOP penggunaan alat medic : monitor bed side,

Ekg, Syring pump dan Infus pump

e. Pelayanan prima :

Komunikasi.

Page 10: Buku Standart HCU 2013

BED PASIEN 1

BAB III

Standart Fasilitas

A. Denah Ruangan

Page 11: Buku Standart HCU 2013

NURSE

B. Standart Fasilitas dan sarana

JENIS JUMLAH KETERANGAN

Disain

Pencahayaan lampu TL 20 watt 7 buah

Unit Terbuka 12 – 16 M ²

Jarak antara tempat tidur 2 meter

Oksigen tabung besar 1/ tempat tidur

Suction 1/ tempat tidur

BED PASIEN 2

Page 12: Buku Standart HCU 2013

Stop kontak 2/ tempat tidur

westafel 1 buah

Hand soft 1 buah

Area Kerja

Lingkungan Air Conditioner

suhu 23 – 25 °©

Tempat penyimpanan peralatan dan barang

bersih

Ada

Nurse station Ada

Ruang untuk tempat buang kotoran Ada

Ruang tunggu keluarga pasien Ada

Peralatan

Resusitator manual 1 buah

Intubasi set 1 buah

Minor set 1 buah

Monitor bed side 2 buah

Syiring pump 1 buah

Infus pump 2 buah

Tempat tidur multi fungsi 3 buah

Trolley emergency 1 buah

CPV set 1 buah

C. Pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi alat

Setiap peralatan yang ada baik medis maupun non medis harus dilakukan

pemeliharaan, pebaikan dan kalibrasi alat agar perlatan dapat tetap

terpelihara dan dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.

Tujuan

a. Agar peralatan yang ada dapat digunakan sesuai dengan fungsi

dan tujuannya.

b. Agar nilai yang dikeluarkan dari alat medis sesuai dengan nilai

yang diinginkan

Page 13: Buku Standart HCU 2013

c. Agar pelalatan yang ada dapat tetap terpelihara dan siap

digunakan.

d. Sebagai bahan informasi untuk perencanaan peremajaan

peralatan medis yang diperlukan.

Prosedur

a. Untuk perbaikan peralatan yang rusak ruang HCU, kepala

ruangan harus membuat permintaan perbaikan di dalalam

program rs rawamangun ( PUM) sebanyak 2 rangkap, dan

diantar ke bagian sarana dan prasarana ( Sapra )

b. Pihak maintenance melihat alat yang rusak dan diperbaiki

c. Setelah alat selesai diperbaiki oleh teknisi, alat dikembalikan

ke Ruang HCU

d. Bila alat tidak dapat diperbaiki oleh maintenance internal, maka

alat diperbaiki oleh meinteneence luar ( melalui bagian Sapra ).

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Kriteria masuk dan keluar HCU

1. Pasien yang memerlukan pelayanan HCU sesuai indikasi adalah :

Pasien dari IGD

Page 14: Buku Standart HCU 2013

Pasien dari Kamar Operasi atau kamar tindakan lain, seperti kamar

bersalin, ruang endoskopi.

Pasien dari bangsal ( Ruang Rawat Inap )

2. Indikasi Masuk

Pasien gagal yang berpotensi mempunyai resiko tinggi untuk

terjadi komplikasi dan tidak merlukan monitor dan alat bantu

invasive.

Pasien yang memerlukan perawatan dan pengawasan perioperatif.

Dengan prosedur Masuk HCU

Dokter penanggung jawab pasien (DPJP) menginformasikan

kepada penanggung jawab pasien terkait kondidi pasien untuk

masuk HCU

Dokter atau perawat mengonsulkan keadaan umum pasien ke

dokter penanggung jawab HCU (dr. anastesi )

Penangung jawab pasien di anjurkan untuk kebagian admission

Perawat ruang HCU diinformasikan oleh bagian admission terkait

dengan masuk pasien ke HCU

Memberikan pelayanan

3. Indikasi keluar

Pasien yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat

Pasien yang cenderung memburuk dan/atau memerlukan

pemantauan dan alat bantu invasife sehingga perlu pindah ke

ICU

Dengan prosedur Keluar HCU

Dokter penanggung jawab pasien (DPJP) menginformasikan

kepada penanggung jawab pasien terkait kondisi pasien membaik

dan layak pindah ruangan.

Dokter atau perawat mengonsulkan keadaan umum pasien ke

dokter penanggung jawab HCU (dr. anastesi ) bahwa indikasi

pindah ruang

Page 15: Buku Standart HCU 2013

Penangung jawab pasien di anjurkan untuk kebagian admission

Perawat ruang HCU diinformasikan oleh bagian admission terkait

dengan pindah kamar di rawat inap

Memindahkan pasien dan Memberikan pelayanan di rawat inap.

4. Yang tidak perlu masuk HCU

Pasein dengan fase terminal suatu penyakit ( seperti : kanker

stadium akhir )

Pasien atau keluarga yang menolak untuk di rawat di HCU

(atas dasar “informed consent” ).

B. Persiapan penerimaan pasien

a. Ruang Hcu mendapat informasi dari bagian admission terkait dengan

pasien yang akan dirawat di ruang HCU

b. Perawat IGD menghubungi perawat HCU terkait dengan kondisi pasien

yang akan dirawat di ruang HCU

c. Perawat HCU menyiapkan fasilitas yang diperlukan

d. Setelah pasien tiba ruang HCU perawat melaporkan ke Ka In HCU yaitu

dr Anastesi

C. Monitoring Pasien

a. Setiap pasen yang di rawat di HCU dilakukan monitoring Hemodinamik

selama 24 jam

b. Bila ada gambaran monitoring yang menggambarkan kelainan, perawat

HCU menginformasikan ke dokter jaga ruangan

c. Dokter ruangan akan melakukan konfirmasi ke dokter DPJP, dan edukasi

kepada pennggung jawab pasien.

D. Penggunaan alat medis

a. Syiring Pump

Penanggung jawab pasien diinformasikan tentang indikasi penggunaan

Syring pump

Melakukan edukasi terhadap pasien akan kegunan alat

Perawat HCU menindaklanjuti penggunaan Syiring Pump

Page 16: Buku Standart HCU 2013

b. Infusion pump

Penanggung jawab pasien diinformasikan tentang indikasi

penggunaan

Infus pump

Melakukan edukasi terhadap pasien akan kegunan alat

Perawat HCU menindaklanjuti penggunaan Infus pump

c. Suction

Penanggung jawab pasien diinformasikan tentang indikasi penggunaan

Suction

Melakukan edukasi terhadap pasien akan kegunan alat

Perawat HCU menindaklanjuti penggunaan Infus pump

d. Bed side monitor

Penanggung jawab pasien diinformasikan tentang indikasi penggunaan

Bed Side Monitor

Melakukan edukasi terhadap pasien akan kegunan alat, dan

menginformasikan bahwa bunyi alat tidak dapat di matikan.

Perawat HCU menindaklanjuti penggunaan Bed Side Monitor

e. Konsultasi

DPJP menginformasikan kepad penanggung jawab pasien terkait

dengan konsultasi ke dokter spesialis

DPJP menuliskan pada rekam medis pasien pada lembar konsultasi

Penangung jawab pasien menandatangani inform consent

Perawat ruang intensif menghubungi dokter spesialis yang dikonsultan

Penanggung jawab pasien diinformasikan tentang hasil konsultasi oleh

dokter konsultan

f. Indikasi dan prosedur laboratorium dan radiologi

DPJP menginformasikan indikasi pemeriksaan laboratorium

dan radiologi kepada penanggung jawab pasien

Penagnggung jawab pasien menandatangani formulir inform

consent pemeriksaan radiologi dan laboratorium

Page 17: Buku Standart HCU 2013

Perawat ruang HCU menginformasikan tentang pemeriksaan

laboratorium dan radiologi kepada bagian terkait

Perawat HCU melengkapi form pemeriksaan dan menyerahkan

kepada petugas radiologi dan laboratorium

Pasien di tindak lanjuti sesuai dengan jenis tindakan

g. Rekam Medis

Rekam medis pasien meninggal / pulang / pindah ke rumah

sakit lain di lengkapi ileh DPJP

Setelah dilengkapi di kirim ke bagian rekam medis disertai

buku ekpedisi maximal 2 x 24 jam

h. Pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan

Kegiatan pelayanan yang diberikan pada pasien ditulis pad

flow sheet yang sudah tersedia

Informasi pasien tertulis di dalam flow sheet

Setiap shift jaga melakukan pelaporan dan serah terima pasien

i. Evaluasi hasil perawatan

Kegiatan pelayanan pada bulan terkait dirangkum

didokumentasikan pada laporan bulanan ruang HCU

Laporan yang sudah dibuat di serahkan pada Dir Yanmed

Hasil laporan di evaluasi setiap 6 bualan.

Page 18: Buku Standart HCU 2013

BAB V

LOGISTIK

A. Prosedur penyediaan alat kesehatan dan obat

Pengertian

Prosedur penyediaan alat kesehatan dan obat adalah suatu prosedur

penyediaan alat kesehatan dan obat – obatan yang digunakan oleh pasien

di ruang HCU, dan sebagai penggantinya di bebankan kepada pasien

melalui resep dan dibuat oleh dokter .

Untuk alat habis pakai perawat menulisnya di lembar alkes dan di

tandatangani oleh perawat.

Tujuan

Agar alat – alat dan obat – obatan emergency stok yang ada di

ruang HCU

Tetap terjaga dalam segi kualitas dan kuantitas

Memudahkan di dalam penggunaan dan pengawasannya

Prosedur permintaan alat kesehatan dan obat – obatan

Jenis obat stok, yang akan dipakai dan alat kesehatan yang akan

diminta di tulis pada resep oleh dokter ruangan, dan jika selain obat

di tulis oleh perawat pada form alkes

Resep dan form alkes yang sudah di isi dengan lengkap diserahkan

ke bagian farmasi

Bila alat kesehatan ( alkes ) dan obat – obatan yang diminta sudah

tersedia akan diserah terimakan ke ruang HCU, lembar putih untuk

farmasi dan yang merah di status pasien.

Prosedur pengganti alat kesehatan dan obat yang telah di gunakan

Page 19: Buku Standart HCU 2013

Alat kesehatan yang sudah digunakan oleh pasien ditulis pada resep

rangkap 2 putih dan biru

Obat – obatan yang sudah digunakan ditulis pada resep dan di buat resep

oleh dokter, jika alkes di tulis oleh perawat pada form alkes

Resep yang telah diisi dengan lengkap oleh perawat, diserahkan ke bagian

farmasi dengan menggunakan buku expedisi

Bila alat kesehatan dan obat yang sudah di siapkan oleh bagian farmasi, di

serahkan ke perawat HCU.

Prosedur penyediaan floor stok

Pengertian

Floor stok adalah alat kesehatan / bahan penunjang keperawatan medis / non

medis habis pakai yang digunakan untuk melakukan pelayanan keperawatan di

ruang HCU dan tidak dibebankan kepada pasien

Prosedur

Jenis floor stok yang akan di minta dituliskan pada buku permintaan

/pemakaian barang ( rangkap 2 ) berwarna putih dan merah

Buku yang sudah diisi dengan lengkap diserahkan ke bagian farmasi

Bila floor stok yang diminta sudah tersedia akan diserah terimakan

keruang HCU, lembar berwarna putih untuk farmasi dan merah untuk

keperawatan

B. Perencanaan peralatan / peremajaan

Pengertian

Perencanaan peralatan / peremajaan adalah suatu proses

perencanaan / pengadaan peralatan keperawatan baik medis atau

non medis yang belum / sudah dimiliki oleh unit kerja.

Tujuan

Memenuhi kebutuhan peralatan keperawatan medis atau

non medis di unit kerja

Page 20: Buku Standart HCU 2013

Agar peralatan yang ada dapat digunkan sesuai dengan

fungsinya

Memenuhi standart pelayanan agar tetap dapat terjaga

Prosedur

Kepala ruangan HCU membuat usulan untuk perencanaan

pelalatan yang baru / peremajaan yang di tujukan kepada

Dir Yanmed

Peralatan yang direncanakan untuk diminta harus disertai

dengan spesipikasi yang lengkap

Page 21: Buku Standart HCU 2013

BAB VI

PENUTUP

Petunjuk teknis penggunaan High Care Unit ini disusun dalam rangka

memberikan acuan bagi Rumah Sakit Rawamangun dalam menyelenggarakan

pelayanan yang bermutu, aman, efektif dan efisien dengan mengutamakan

keselamatan pasien.

Buku ini mempunyai peranan yang penting sebagai pedoman, sehingga mutu

pelayanan yang di berikan kepada pasien dapat terus meningkat.

Penyusunan Buku Pedoman Pelayanan High Care Unit ini adalah suatu

langkah awal kesuatu proses yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan

kerjasama dari berbgai pihak dalam penerapannya untuk mencapai tujuan.

Page 22: Buku Standart HCU 2013