buku ptk
-
Upload
akhmat-putra -
Category
Documents
-
view
4.237 -
download
8
Transcript of buku ptk
ABSTRAK
Perencanaan meningkatkan kepuasan kerja karyawan dan mendorong karyawan untuk terus
berkembang. Karyawan yang bekerja pada perusahaan yang menerapkan system perencanaan tenaga kerja
yang baik akan mempunyai kesempatan yang lebih bagus untuk berpartisipasi dalam mengatur karir dan
mengikuti pelatihan dan pengembangan karyawan, sehingga mereka merasa bakat dan potenssi mereka
penting baggi organisasi dan mereka mempunyai peluang lebar untuk mengembangkannya
. Hampir 90 persen warga Kampung Sanan menggeluti industri rumah tangga yang memproduksi
tempe kedelai. Selain dijual di pasar, ada juga yang diolah kembali untuk menjadi keripik. Proses
pengolahan tempe rupanya membuat Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) penasaran, dan
menengok sentra produksi tempe tersebut. SBY menghabiskan waktu 45 menit di kawasan yang memiliki
usaha pengolahan panganan Tempe skala industri rumah tangga itu. SBY juga menyempatkan mampir di
beberapa toko yang menjual aneka keripik tempe dan berbincang dengan pemilik usaha sekaligus.
Organisasi dari jenis apapun berkiprah di dalam dan melalui berbagai system politik. Interaksi
antara organisasi dan lingkungan politik adalah saling mempengaruhi satu sama lain. Di satu pihak
perusahaan mencoba mempengaruhi system politik guna meningkatkan kesempatan baggi kelangsungan
hidup mereka
ABSTRACT
Planning to increase employee job satisfaction and encourage employees to continue to grow.
Employees who work at companies that implement workforce planning system that both will have a
better opportunity to participate in organizing and attending the training and career development of
employees so they feel their talents and their important potenssi baggi organization and they have wide
opportunities to develop.
Nearly 90 percent of residents of Kampung Sanan cultivate the domestic industry that produces
soybean tempeh. Besides sold in the market, there is also recycled to become chips. Tempe processing
seems to make President Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) curiosity, and turned the production center
of Tempe. SBY spent 45 minutes in the area that has a processing business comestible Tempe scale
household industries. SBY also took stopped at several stores that sell a variety of chips Tempe and
talked with business owners as well.
Organizations of any kind doing business in and through a variety of political systems. The
interaction between organizational and political environment are mutually affect one another. On the one
hand companies try to influence the political system in order to increase their survival chance baggi.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah rabbil alamiin, segala puji syukur milik Allah swt, Tuhan seru sekalian alam, yang
hanya atas berkat rahmat, karunia, dan ma’unah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian.. Semoga Allah swt selalu membimbing kita dalam kebenaran dan kebaikan. Shalawat
dan salam, selalu terlimpah pada Uswah Hasanah kita, Nabi Muhammad saw, beserta keluarga,
sahabat, dan umatnya. Penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan mata kuliah yang
harus ditempuh dalam mata kuliah ketenaga kerjaan oleh setiap mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Negeri Malang.
Penelitian ini berjudul “Hasil Observasi UKM Keripik Tempe “REJEKI” di Sanan” dan
dilakukan pada suatu Usaha Kecil Menengah yang bertempat di Jalan R. Tumenggung Suryo 84B
Malang. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bpk. Siswanto, M.Si selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Perencanaan Tenaga Kerja yang
telah memberikan arahan, bimbingan dan ilmu kepada penyusun.
2. Ibu Budi Hartiningsih, selaku naramasih terdapat banyak kekurangn. sumber dan pembimbing
penelitian.
3. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan dalam penyusunan laporan ini
Segala usaha telah dilakukan untuk menyelesaikan laporan hasil penelitian ini. Namun, dalam
usaha yang maksimal tentu masih terdapat kekurangan. Untuk itu diharap dapat memaklumi hal tersebut.
DAFTAR GAMBAR
Tabel Teks Halaman
1. Gambar Struktur Organisasi…………………………………………………..
DAFTAR TABEL
Tabel Teks Halaman
1. Rincian Modal Kerja…………………………………………………….
2. Rincian Modal Tetap…………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Setiap aktivitas manajemen biasanya diawali dengan planning atau perencanaan. Sebagaimana
adagium dalam teori manajemen: if we fail to plan, we will plan to fail, sekiranya kita gagal dalam
merencanakan, maka kita pada hakikatnya merencanakan kegagalan. Oleh karena itu, perencanaan dalam
kaitannya dengan sumber daya manusia juga menjadi sebuah keharusan dalam operasionalisasi
perusahaan.
Banyak pelaku bisnis tidak saja pada masa lalu tetapi juga pada masa sekarang yang berpandangan
bahwa sukses sebuah organisasi bisnis atau perusahaan dan industri, tergantung pada investasi dan asset
yang dimilikinya. Para pelaku bisnis tersebut berpendapat bahwa investasi (modal) merupakan factor
penentu, karena dapat digunakan untuk mengadakan prasarana dan sarana serta serta tekhnologi yang
relevan dalam menjalankan bisnis yang menjadi pilihannya. Disamping itu dapat dipergunakan juga untuk
mengupah tenaga kerja yang membantunya. Pendapat itu memang tidak seluruhnya keliru, meskipun
segera timbul masalah tentang bagaimana mendapatkan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan prima dan relevan dengan bisnis yang akan dilaksanakan. Pada giliran berikut
timbul masalah tentang bagaimana mempertahankan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yag
terbaik dan mampu bekerja secara efektif dan efisien yan telah dimiliki, agar tetap bersedia bekerja tanpa
menginginkan dan berusaha untuk pindah ke perusahaan lain.
Kondisi seperti diuraikan diatas menunjukkan bahwa sebuah perusahaan sangat dipengaruhi dan
bahkan tergantung pada kualitas dan kemampuan kompetitif SDM yang dimilikinya. Strategi bisnis di
masa yang akan datang yang dipengaruhi perubahan kondisi lingkungan menuntut manajer untuk
mengembangkan program-program yang mampu menterjemahkan current issues dan mendukung rencana
bisnis masa depan. Keselarasan antara bisnis dan perencanaan sumber daya manusia (SDM) dapat
membangun perencanaan bisnis yang pada akhirnya menentukan kebutuhan SDM. Beberapa faktor
eksternal yang mempengaruhi aktivitas bisnis dan perencanaan SDM, antara lain: globalisasi, kemajuan
teknologi, pertumbuhan ekonomi dan perubahan komposisi angkatan kerja. Perubahan karakteristik
angkatan kerja yang ditandai oleh berkurangnya tingkat pertumbuhan tenaga kerja, semakin
meningkatnya masa kerja bagi golongan tua, dan peningkatan diversitas tenaga kerja membuktikan
perlunya kebutuhan perencanaan SDM. Dengan demikian, proyeksi demografis terhadap angkatan kerja
di masa depan akan membawa implikasi bagi pengelolaan SDM yang berhubungan dengan perencanaan
SDM yang efektif.
Peramalan kebutuhan SDM di masa depan serta perencanaan pemenuhan kebutuhan SDM tersebut
merupakan bagian dalam perencanaan SDM yang meliputi pencapaian tujuan dan implementasi program-
program. Dalam perkembangannya, perencanaan SDM juga meliputi pengumpulan data yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi keefektifan program-program yang sedang berjalan dan memberikan
informasi kepada perencana bagi pemenuhan kebutuhan untuk revisi peramalan dan program pada saat
diperlukan. Tujuan utama perencanaan adalah memfasilitasi keefektifan organisasi, yang harus diketahui
bahwa strategi bisnis menjadi kebutuhan SDM baik kualitatif maupun kuantitatif melalui tahapan tertentu.
Dalam Simamora (1997:69) dijabarkan bahwa perusahaan melakukan perencanaan tenaga kerja
dengan beberapa alasan:
a. Perencanaan mengaitkan antara tindakan dan konsekuensinya
Tanpa perencanaan, perusahaan tidak akan dapat memberikan penilaaian tentang apakah
perusahaan tersebut tengah berada di jalur yang benar menuju sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan,
tindakan/aktifitas mana yang menghasilkan kinerja paling maksimal, dan bagaimana mengintegrasikan
aktifitas yang berbeda sehingga dapat saling melengkapisatu sama lain dan tidak menjadi aktifitas yang
saling terpisah satu sama lain.
b. Perencanaan mendayagunakan sumber daya manusia secara lebih efektif dan efisien
Perencanaan tenaga kerja harus dilakukan sebelum melakukan aktifitas manajemen sumber daya
manusia lainnya. Manajer akan dapat menjadwal aktifitas perekrutan jika ia terlebih dahulu mengetahui
jumlah orang yang dibutuhkan. Demikian pula, dalam memilih karyawan, akan efektif jika manajer sudah
mengetahui tipe dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk lowongan posisi tertentu. Hal tersebut dapat
diperoleh dengan melakukan perencanaan tenaga kerja terlebih dahulu sehingga semua aktifitas
manajemen sumber daya manusia lainnya dapat berjalan efektif dan efisien.
c. Perencanaan mengaitkan sumber daya organisasi dan organisasi
Perusahaan-perusahaan mempunyai tujuan-tujuan seperti pangsa pasar, pemangkasan biaya,
menciptakan inovasi, reputasi, dan layanan berkualitas tinggi. Tanpa perencanaan, standar-standar
tersebut dapat mudah terlupakan saat memburu aktifitas manajemen sumber daya masing-masing. Jika
manajer sumber daya mnusia dapat mengaitkan keputusan-keputusan sumber daya dengan tujuan-tujuan
organisasi, maka departemen sumber daya manusia akan dianggap sebagai contributor strategis bagi
organisasi (bukan hanya sebagai pusat biaya atau pelaksana aktifitas saja)
Perencanaan meningkatkan kepuasan kerja karyawan dan mendorong karyawan untuk terus
berkembang. Karyawan yang bekerja pada perusahaan yang menerapkan system perencanaan tenaga kerja
yang baik akan mempunyai kesempatan yang lebih bagus untuk berpartisipasi dalam mengatur karir dan
mengikuti pelatihan dan pengembangan karyawan, sehingga mereka merasa bakat dan potenssi mereka
penting baggi organisasi dan mereka mempunyai peluang lebar untuk mengembangkannya. Situasi
tersebut sering dapat menambah tingkat kepuasan karyawan dan akibatnya bagi perusahaan adalah
rendahnya timgkat ketidakhadiran, rendahnya tingkat perputaran karyawan, semakin jarang terjadinya
kecelakaan kerja, serta semakin tingginya tingkat/kualitas, kinerja, dan produktifitas karyawan.
Korans online Surya, menyebutkan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang, Asih Tri
Rachmi Nuswantari mengatakan untuk tahun 2010, Dinas Koperasi merencanakan untuk merealisasikan
tiga kampung wisata. Sentra UKM yang telah dibidik sebagai kampung wisata adalah sentra industri
keramik Dinoyo, sentra industri batik Bandung Rejosari, dan sentra industri tempe Sanan. Konsep yang
diusung adalah membuat kampung yang indah dan bisa dikunjungi para turis. Di kampung tersebut,
wisawatan bisa merasakan praktik langsung membuat produk. Jika di kampung keramik, mereka bisa
membuat keramik sendiri, jika di kampung tempe maka turis akan diajak untuk memasak keripik tempe.
Dijelaskan pula dalam ringkasan disertasi Dr. M. Ridwan. Fenomena masyarakat di Kelurahan
Purwantoro Kecamatan Blimbing Kota Malang, khususnya dua wilayah RW lingkungan Sanan, yaitu RW
15 dan RW 16. Kedua RW tersebut dipilih dari 24 RW yang berada di bawah wilayah Kelurahan
Purwantoro dengan alasan tertentu. Kedua wilayah RW tersebut ditentukan sebagai situs penelitian ini
untuk mengungkap dua fenomena yang menjadi permasalahan penelitian, yakni fenomena sosial
keagamaan dan fenomena sosial ekonomi. Selain itu fenomena lain yang menarik adalah masalah
kemiskinan yang terkait dengan perilaku ekonomi masyarakat.
Hampir 90 persen warga Kampung Sanan menggeluti industri rumah tangga yang memproduksi
tempe kedelai. Selain dijual di pasar, ada juga yang diolah kembali untuk menjadi keripik. Proses
pengolahan tempe rupanya membuat Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) penasaran, dan
menengok sentra produksi tempe tersebut. SBY menghabiskan waktu 45 menit di kawasan yang memiliki
usaha pengolahan panganan Tempe skala industri rumah tangga itu. SBY juga menyempatkan mampir di
beberapa toko yang menjual aneka keripik tempe dan berbincang dengan pemilik usaha sekaligus
melihat proses pengolahan tempe.
Dengan latar belakang di atas kami mencoba mengangkat judul observasi yaitu, observasi
Perencanaan Tenaga Kerja Sentra UKM Keripik Tempe Sanan (khusunya kondisis sosial politik).
1.2 Rumusan Masalah
Seperti sudah diketahui, sangatlah tidak mudah dalam memilih orang yang tepat untuk duduk pada
suatu posisi tertentu di organisasi, utamanya seperti di sentra UKM Sanan dalam masa transisi semacam
sekarang ini, apalagi untuk menangani posisi yang sangat strategis bagi organisasi. Dimana untuk
melakukan hal tersebut diperlukan rekaman analisa informasi dari data yang dimiliki orang tersebut sejak
masuk organisasi, sampai dengan merencanakan pendidikan serta kesempatan/tantangan apa yang perlu
diberikan kepada personil bila ia ingin diproyeksikan pada jabatan tertentu.
Disamping itu diperlukan juga sistem kesejahteraan yang optimal, sesuai dengan prestasi yang
dicapai, agar orang-orang yang berprestasi dapat tetap dipertahankan kemampuan dan keberadaannya di
suatu organisasi, dan juga meningkatkan kemampuan personil dengan menentukan pendidikan apa yang
dibutuhkannya.
Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, perlu dirumuskan terkait dengan permasalahan di atas
yaitu:
1. Bagaimana sebenarnya kondisi sosial ekonomi dan politik di Sanan?
2. Bagaimana kondisi tenaga kerja di Sanan?
1.3 Tujuan
2.Mengetahui kondisi sosial politik masyarakat Sanan
3.Mengaitkan kondisi tersebut dengan studi perencanaan tenaga kerja (faktor-faktor yang
menentukan, model dan metode perencanaan tenaga kera/bila ada)
1.4 Manfaat
2.Bagi peneliti
3.Bagi masyarakat (Sanan)
1.5 Batasan
Hanya meneliti di kecamatan sanan, khususnya kelurahan purwantoro. Dan terutama bahan yang
bisa dikaitkan dengan kondisi tenaga kerja di daerah tersebut.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
1.3 Obyek Observasi:
Keripik Tempe “REJEKI”
A. Sejarah Perusahaan
Salah satu Usaha Kecil Menengah yang tepatnya berada di Jalan R. Tumenggung Suryo 84B
Malang adaah keripik tempe “REJEKI” MILIK Ibu Budi Hastina Ningsih yang didirikan pada Tahun
1990.
Keripik tempe “rejeki” merupakan salah satu UKM yang berada di daerah sentra industry
keripik tempe Sanan Malang. UKM ini dikelola oleh Ibu Budi Hartinaningsih yang mulai dirintis sejak
20 tahun yang lalu atau sekitar tahun 1990. UKM ini ini merupakan jenis usaha yang memproduksi
keipik tempe dengan berbagai macam rasa. UKM ini berlokasikan di Jalan R. Tumenggung Suryo No.
84B Malang. Industri ini berawal dari usaha pembuatan tempe yang dijual ke pasar-pasar tetapi setiap
harinya selalu ada tempe yang tidak terjual. Dari tempe-tempe yang tidak terjual tersebut, Ibu Budi
hartinaningsih berinisiatif mengolah tempe menjadi keripik temped an menjualnya ke pasar-pasar yang
salah satunya dijual ke pasar besar kota Malang.
B. Perkembangan Usaha
Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya
tertutup, yang mengandalkan pada modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas juga memiliki
pekerja yang sedikit. Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan
No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan
Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 100.000.000 per tahun. Usaha
Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp 50.000.000 (Anonymous, 2010)
. Industri ini memproduksi keripik tempe serta memasarkanya sendiri dengan adanya
pelanggan tetap dan di toko – took yang terletak di sekitar Usaha Kecil Menengah (UKM) “REJEKI”
Produk keripik tempe “REJEKI” ini selain dipasarkan di sekitar kota Malang tetapi juga dipasarkan diluar
pulau Jawa seperti Makasar dan Kalimantan.
Seiring dengan perkembangan waktu, keripik tempe menjadi sebuah cirri khas kota Malang
sebagai buah tangan. Hal tersebut menjadikan permintaan akan keripik tempe semakin naik sehingga
jumlah permintaan di UKM keripik tempe “rejeki” semakin lama semakin berkembang. UKM ini
membuat variasi jenis produksi keripik tempe dengan berbagai macam rasa. Diantaranya adalah keripik
tempe dengan rasa original, rasa keju, rasa barbeque, rasa pedas manis, dan rasa ayam. Bahan baku
keripik tempe tersebut diperoleh dari daerah sendiri yaitu Sanan. Hal ini dikarenakan sebagaian penduduk
daerah Sanan bermata pencaharian sebagai pembuat dan pengolah tempe.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Tenaga kerja menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah orang yang bekerja atau mengerjakan
sesuatu, orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja
Menurut payaman J.S, sumber daya manusia atau human resources mengandung dua pengertian.
Pertama sumber daya manusia (SDM) mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan
dalam proses produksi. Dalam hal ini SDM mencerninkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang
dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa.
Pengertian kedua dari SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa
atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang bernilai ekonomis,
yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
secara fisik, kemampuan bekerja diukur dengan usia. dengan kata lain, orang dalam usia kerja dianggap
mampu bekerja. kelompok penduduk dalam usia kerja tersebut dinamakan tenaga kerja atau manpower.
Secara singkat, tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk dalam usia kerja (working-age population).
Kedua pengertian tersebut mengandung; (1) aspek kuantitas dalam arti jumlah penduduk yang
mampu bekerja, dan (2) aspek kualitas dalam arti jasa kerja yang tersedia dan diberikan untuk produksi.
Pengertian di atas juga menegaskan bahwa SDM mempunyai peranan sebagai factor produksi.
Sebagaimana halnya dengan factor-faktor lain, SDM sebagai factor produksi juga terbatas.
Pendayagunaan SDM untuk mengasilkan barang dan jasa dipengaruhi oleh dua dua kelompok
factor yaitu, pertama, yang mempengaruhi jumlah dan kualitas tersebut dan, kedua, factor dan kondisi
yang mempengaruhi pengembangan perekonomian yang kemudian mempengaruhi pendayagunaan SDM
tersebut.
Siapa yang digolongkan tenaga kerja?
Di Indonesia, pengertian tenaga kerjaatau manpower mulai sering dipergunakan. tenaga kerja
mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang
melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. tiga golongan yang disebut
terakhir, walaupun sedang bekerja, mereka dianggap secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut
bekerja.
Secara praktis pengertian tenagsa kerja dan bukantenaga kerja dibedakan oleh hanya batas umur.
tiap-tiap Negara memberikan batasan umur yang berbeda. india misalnya memberikan batasan umur 14
sampai 60 tahun.jadi tenaga kerja adalah penduduk yang berumur antara 14 sampai 60 tahun sedangkan
orang yang berumur di bawah 14 tahun atau di atas 60 tahun digolongkan bukan sebagai tenaga kerja.
Ameriak Seriakt mula-mula menggunakan batas umur minimum 14 tahun tanpa batas umum maksimum.
Kemudian sejak tahun 1967 batas umur dinaikkan menjadi 16 tahun atau lebih, sedang mereka yang
berumur di bawah 16 tahun digolongkan bukan sebagai tenaga kerja.
Tujuan dari pemilihan batas umur tersebut adalah supaya definisi yang diberikan sedapat mungkin
menggambarkan kenyataan sebenarnya. Tiap Negara memiliki batas umur yang berbeda karena situasi
yang sebenarnya tenaga kerja di masing-masing Negara juga berbeda.
Di Indonesia, semula dipilih batass umur minimum 10 tahun tanpa baatas umur maksimum.
Dengan demikian tenaga kerja di Indonesia dimaksudkan sebagai penduduk berumur 10 tahun atau lebih.
Penduduk di bawah umur 10 tahun digolongkan bukan sebagai tenaga kerja. Pemilihan 10 tahun sebagai
batas umur minimumadalah berdasarkan kenyataan bahwa dalam umur tersebuut sudah banyak penduduk
berumur muda terutama di desa-desa sudah bekerja atau mencari pekerjaan. Misalnya pada tahun 1971, di
antara penduduk kota dalam batas umur 10-14 tahun terdapat 7,1 persen yang tergolong bekerja atau
mencari pekerjaan, sedang diantara penduduk desa terdapat 18 persen. Dengan kata lain, sekitar 16 persen
penduduk desa dan kota dalam kelompok umur 10-14 tahun ternyata telah bekerja atau mencari
pekerjaan.
Pada tahun 1980, masih terdapat 11,1 persen penduduk berusia 10-14 tahun yang telah bekerja atau
mencari pekerjaan, yaitu 3,7 persen di kota dan 13,2 persen di desa. Jumlah dan proporsi pekerja dan
pencari kerja dalam kelompok umur ini diantisipasi akan terus menurun, walaupun hinngga tahun 1995
masih relative tinggi. Pada tahun 1995, masih terdapat 9 persen penduduk berusia 10-14 tahun yang telah
bekerja atau mencari pekerjaan, terdiri dari 4 persen di kota dan 11,5 persen di desa.
Dengan bertambahnya kegiatan pendidikan maka jumalh penduduk dalam usia sekolah yang
melakukan kegiatan ekonomi akan berkurang. Bila wajib sekolah 9 tahun diterapkan maka anak-anak
sampai umur 14 tahun akan berada di sekolah. Dengan kata lain jumlah penduduk yang bekerja dalam
batas umur tersebut akan menjadi sangat kecil, sehingga batas umur minimum lebih tepat dinaikkan
menjadi 15 tahun. Atas pertimbangan tersebut, UU No. 25 Th. 1997 tentang ketenaga kerjaan telah
menetapkan batas usia kerja menjadi 15 tahun. Dengan kata lain, sesuai dengan mulai berlakunya
undang-undang ini, mulai tanggal 1 Oktober 1998 tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk berumur
15 tahun atau lebih.
Demikian juga Indonesia tidak menganut batas umur maksimum. Alasannya adalah bahwa
Indonesia belum mempunyai jaminan social nasional. Hanya sebagian kecil penduduk Indonesia yang
menerima tunjangan hari tua, yaitu pegawai negeri dan sebagian kecil pegawai perusahaan swasta. Buat
golongan ini pun, pendapatan yang mereka terima tidak mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Oleh
sebab itu mereka yang telah mencapai usia pensiiun masih aktif dalam kegiatan ekonomi dan oleh sebab
itu mereka tetap digolongkan sebagai tenaga kerja.
Tenaga kerja atau manpower terdiri ari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja
atau labour force terdiri dari (1) golongan yang bekerja, (2) golongan yang menganggur dan mencari
pekerjaan. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari (1) golongan bersekolah, (2) golongan yang
mengurus rumah tangga, (3) golongan lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan dalam kelompok
angkatan kerja sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab itu kelompok ini
sering juga dinamakan sebagai potential labour force.
3.2 Definisi Perencanaan
Perencanaan adalah proses untuk memutuskan tujuan – tujuan yang akan dicapai selama periode
mendatang dan aktivitas – aktivitas yang harus dilakukan agar dapat mencapai tujuan tersebut.
Rencana menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah rancangan,konsep, atau naskah buram.
sedangkan perencanaan adalah proses, perbuatan, cara merencanakan, atau merancangkan.
Mengelola, mengendalikan, memanfaatkan dan membimbing pegawai secara produktif itulah
sasaran Manajemen SDM dan ternyata banyak sekali tantangan yang menyebabkan baik buruknya
perusahaan ternyata dapat dilihat sejauhmana dalam penyeimbangan antara kebutuhan dan tuntutan serta
kemampuan perusahaan.
Penataan keseimbangan antara perekrutan, penyeleksian, pengklasifikasian, penempatan pegawai
sesuai dengan kemampuan, penataran dan pengembangan kariernya. selain menganalisa ketidakwajaran
pegawai yang potensinya tinggi tapi tidak bisa berprestasi dengan baik sehingga bisa dianalisis secara
psikologis dari jabatan yang tidak cocok, lingkungan kerja yang mungkin tidak kondusif. sehingga bisa
dikatakan manusia sumber potensi utama yang harus dikembangkan secara tepat karena sifatnya yang
kompleks dan unik yang sangat berbeda sekali dengan mesin.
Tenaga kerja = angkatan kerja + bukan angkatan kerja
Perlu adanya tenaga ahli yang memahami cara mengselaraskan potensi dengan keahlian
dan kemampuan para pegawai, sehingga melahirkan tingkat kerja, motivasi dan partisipasi kerja
yang tinggi, selain komunikasi efektif, disiplin kerja baik seiiring dengan tanggung jawab dan
salary yang proporsional dengan pekerjaan dan jabatannya
Robbins dan Coulter (2002) mendefinisikan perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari
penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara
menyeluruh, serta merumuskan system perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan
mengoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi. Planning is a
process that involves defining the organization’s goals, establishing an overall strategy for achieving
those goals, and developing a comprehensive set of plans to integrate and coordinate organizational
work.
Hampir setiap orang maupun organisasi memiliki perencanaan. Apakah perencanaan tersebut
menyangkut kepentingan kehidupan pribadinya, maupun yang terkait dengan tujuan organisasi yang ingin
dicapai. Penulis mencoba melihat pengertian perencanaan ini dari tiga hal, yaitu dari sisi proses, fungsi
manajemen, dan pengambilan keputusan. Dari sisi proses, fungsi perencanaan adalah proses dasar yang
digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan bagaimana tujuan tersebut akan dicapai. Dari sisi fungsi
manajemen, perencanaan adalah fungsi dimana pimpinana menggunakan pengaruh atas wewenangnya
untuk menentukan atau mengubah tujuan dan kegiatan organisasi. Dari sisi pengambilan keputusan,
perencanaan merupakan pengambilan keputusan untuk jangka waktu yang panjang atau yang akan dating
mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana dan siapa yang akan
melakukannya, dimana keputusan yang diambil belum tentu sesuai, hingga implementasi perencanaan
tersebut dibuktikan di kemudian hari.
Pada intinya, perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin
dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat
diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu. Perencanaann yang baik adalah
ketika apa yang dirumuskan ternyata dapat direalisasikan dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Perencanaan yang buruk adalah ketika apa yang telah dirumuskan dan ditetapkan ternyata tidak berjalan
dalam implementasi, sehingga tujuan organisasi menjadi tidak terwujud. Terkait dengan hal tersebut di
atas, George R. Terry menyatakan bahwa untuk mengetahui apakah perencanaan itu baik atau tidak dapat
dijawab melalui pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai perencanaan, yaitu what (apa), why (mengapa),
where (di mana), when (kapan), who (siapa), how (bagaimana). Pertanyaan seputar what terkait dengan
misalnya apa yang sesungguhnya menjadi tujuan perusahaan dan apa yang perlu dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut. Pertanyaan seputar why terkait dengan pertanyaan seputar mengapa tujuan
tersebut harus dicapai dan mengapa kegiatan yang terumuskan dalam jawaban atas pertanyaan what perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. pertanyaan seputar where adalah mengenai dimana kegiatan
tersebut akan dilaksanakan. Pertanyaan seputar when adalah kapan kegiatan tersebut akan
dilaksanakanndan kapan kegiatan tersebut harus dimulai dan diakhiri. Pertanyaan seputar who terkait
dengan siapa yang akan melaksanakannya. Pertannyaan ini terkait dengan misalnya kualifikasi orang
yang akan melakukannya dari sisi latar belakang personal dan keahliannya. Pertanyaan terakhir, yaitu di
seputar how terkait dengan bagaimana cara yang harus dilakukan untuk melakukan kegiatan tersebut
3.3 Definisi Perencanaan Tenaga Kerja
Perencanaan tenaga kerja terdiri dari dua suku kata, yaitu perencanaan dan tenaga kerja.
Perencanaan (planning) adalah proses untuk memutuskan tujuan-tujuan yang akan dicapai selama periode
mendatang dan aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan agar dapat mencapai tujuan tersebut. Tenaga
kerja adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi yang mempunyai potensi, baik dalam
eujud potensi nyata fisik maupun psikis, sebagai penggerak utama dalam mewujudkan eksistensi dan
tujuan organisasi. Tenaga kerja disebut juga sebagai sumber daya manusia, personil, pekerja, pegawai,
atau karyawan (Simamora, 1997:64).
Perencanaan SDM (HR Planning) merupakan proses manajemen dalam menentukan pergerakan
SDM organisasi dari posisi saat ini menuju posisi yang diinginkan di masa depan, sedangkan strategi
SDM adalah seperangkat proses-proses dan aktivitas yang dilakukan bersama oleh manajer SDM dan
manajer lini untuk menyelesaikan masalah bisnis yang terkait dengan manusia (people-related business
issue ). Tujuan dari integrasi sistem adalah untuk menciptakan proses prediksi demand SDM yang muncul
dari perencanaan strategik dan operasional secara kuantitatif, dibandingkan dengan prediksi ketersediaan
yang berasal dari program-program SDM. Oleh karena itu, perencanaan SDM harus disesuaikan dengan
strategi tertentu agar tujuan utama dalam memfasilitasi keefektifan organisasi dapat dicapai.
Perencanaan SDM harus terkait dengan perencanaan organisasi secara keseluruhan karena tujuan
perencanaan SDM harus menempatkan figur yang tepat waktu dan tepat tempat (Jackson, 1990).
Perencanaan SDM merupakan unsur penting dalam mengembangkan perencanaan stratejik suatu
organisasi. Perencanaan stratejik merupakan keputusan organisasi yang memuat tentang apa yang akan
dicapai sesuai misi organisasi dan bagaimana cara yang dilakukan untuk mencapai misi tersebut
(Ivancevich, 1995). Buller (1990) telah melakukan penelitian terhadap delapan perusahaan terbesar di
USA untuk mengetahui hubungan antara perencanaan stratejik dengan fungsi Manajemen SDM dan
diperoleh gambar¬an bahwa terdapat empat macam tingkat hubungan antara perencanaan stratejik dengan
Manajemen SDM, yaitu :
1. Administrative linkage, yaitu hubungan yang hanya sebatas pada kegiatan rutin harian. Dalam
hal ini perencanaan strategik dan fungsi SDM terpisah
2. One-way linkage, yaitu hubungan yang terjadi masih searah dan umumnya Manajemen SDM
tidak pernah dilibatkan dalam pengambilan keputusan SDM bereaksi melalui disain program yang
mendukung tujuan stratejik perusahaan.
3. Two-way linkage, yaitu hubungan saling ketergantungan dan saling mempengaruhi. Manajemen
SDM dalam hal ini diangap sebagai partner. SDM mempengaruhi dan dipengaruhi rencana bisnis.
Pendekatan ini mengakui bahwa profitabilitas memerlukan pengkait¬an bisnis dengan
perencanaan SDM karena jika tidak ada figur yang tepat posisi, sasaran kinerja organisasi tidak akan
tercapai (Jackson, 1990).
4. Integratif linkage, yaitu hubungan yang dinamis dan interaktif, bersifat formal maupun informal.
Senior Manajemen SDM dipandang sebagai partner strategi bisnis dan dilibatkan secara total dalam
pengambilan keputusan. Dengan pendekatan ini perencanaan bisnis bisa dimodifikasi
oleh eksekutif SDM sehingga hasil perencanaan bisnis bisa diperbaiki secara substansial (jackson, 1990).
Demi keberhasilan pengelolaan sumber daya manusia dalam jangka panjang, organisasi perlu
mengintegrasikan antara strategi organisasi, strategi sumber daya manusia, dan perencanaan sumber daya
manusia. Ditinjau dari sejarah perjalanannya, integrasi ketiga hal diatas mengalami evolusi, yaitu dimulai
dari keterkaitan secara administrative, pertalian satu arah, pertalian dua arah, dan pertalian integrative.
Berbagai faktor mempengaruhi kuat-lemahnya tuntutan terhadap integrasi. Faktor-faktor tersebut antara
lain:
Adanya perubahan terhadap tuntutan keahlian tenaga kerja
• Adanya perubahan komposisi angkatan kerja
• Diversifikasi usaha
• Kesetaraan status antara eksekutif sumber daya manusia dengan eksekutif bidang fungsional lain
• Kekurangan keahlian yang tajam
• System kompensasi yang memberikan penghargaan terhadap kinerja eksekutif
Perencanaan sumber daya manusia merupakan proses memperoleh karyawan yang tepat baik
jumlah maupun kualitas pada jabatan dan waktu yang tepat. Agar memperoleh perencanaan sumber daya
manusia secara efektif, suatu rencana sumber daya manusia mencakup 4 tahapan:
1. analisa situasi atau mempelajari lingkungan
2. meramalkan permintaan sumber daya manusia
3. analisa pasokan sumber daya manusia
4. pengembangan rencana tindakan
Analisa jabatan merupakan dasar bagi sebagian besar aktivitas manajemen sumber daya manusia,
karena informasi yang diperoleh dari analisis jabatan dapat dipergunakan untuk penarikan, seleksi,
pengupahan, pelatihan karyawan, dan sebagainya. Dalam konteks strategic analisa jabatan diperlukan
untuk mendukung perusahaan dalam mengadakan perubahan-perubahan terhadap jabatan yang telah ada,
baik melalui penciptaan jabatan baru atau pengurangan terhadap jabatan yang telah ada.
Dari semua pengelolaan SDM ini membutuhkan sebuah perencanaan strategis, dimana Andrew F.
Sikula (1981:145) mengartikan sebagai”…as process of determining manpower requirements and the
means for meeting those requirements in order to carry out the integrated plans of the organization”
(perencaan SDM sebagai proses menentukan kebutuhan tenaga kerja dan berarti mempertemukan
kebutuhan tersebut agar pelaksanaan nya berintegrasi dengan rencana organisasi) sedang George
Milkovich dan Paul C.Nystrom (1981:173) mengartikan: “…is the process (including forecasting,
developing, implementing and controlling) by wich a firm ensures that is has the right number of people
and the right places, at the economically most useful” (perencaan SDM adalah proses permalaan,
pengembangan, pengimplementasian dan pengontrolan yang menajmain perusahaan mempunyai
kesesuaian jumlah pegawai, penempatan pegawaiu secara benar, waktu yang tepat yang secara ekonomis
lebih bermanfaat)
Komponen Perencanaan SDM. Terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan SDM yaitu :
Tujuan. Perencaan SDM harus mempunyai tujuan yang berdasarkan kepentingan individu,
organisasi dan kepentingan nasional. Tujuan perencanaan SDM adalah menghubungkan SDM yang
ada untuk kebutuhan perusahaan pada masa datang.
Perencanaan organisasi. perencanaan organisasi sebagai aktifitas yang dilakukan perusahaan untuk
mengadakan perubahan yang positif bagi perkembangan organisasi. Selain aktifitas seperti
permalan bisnis, perluasan dan pengembangan usaha, rancangan dan perubahan struktur, falsafah
manajemen, peranan pemerintah dan produk serta kemampuan manusia.
Pengauditan SDM. pengauditan sebagai proses intensif, penyelidikan, penganalisaan dan
pembandingan informasi yang ada dengan noerma stnadar yang berlalku sehingga perlu
memperhatikan kualitas kekuatan kerja, penentuan kualitas, daftar kemampuan, tunover kerja dan
perubahan secara internal.
Peramalan SDM. peramalan SDM hampir sama dengan pengauditan SDM perbedaanya terletak
terletak pada kurun waktu analisa, peramalan biasanya untuk dimasa yang akan datang,penyesuaian
terhadap perubahan eksternal organisasi dan dipengaruhi secara drastis oleh tingkat produksi selain
harus memperhatikan perubahan teknologi, kondisi permintaan dan penawaran serta perencanaan
karier sedangkan pengauditan SDM berhubungan dengan keadaan masa sekarang,penyesuaian
internal organisasi.
a. Andrew Sikula (Mangkunegara, 2003:5)
Perencanaan tenaga kerja adalah proses menentukan kebutuhan tenaga kerja, dan cara
memenuhi kebutuhan tersebut dalam rangka menjalankan rencana terintegrasi yang sudah disusn
oleh suatu organisasi
b. George Milkovich dan Paul C. Nystrom (Mangkunegara, 2003:5)
Perencanaan tenaga kerja adalah seuah proses yang terdiri dari peramalan,
pengembangan, pengimplementasian dan pengontrolan di mana dengan melakukan proses
tersebut, perusahaan neniliki kepastian bahwa ia memiliki jumlah karyawan yang tepat yang
diletakkan di tempat yang tepat serta secara ekonomis sangat menguntungkan.
c. Arthur W. Sherman dan George W. Bohlander (Nawawi, 2003:137)
Perencanaan tenaga kerja adalah proses mengantisipasi dan membuat ketentuan untuk
mengatur arus gerakan tenaga kerja ke dalam, di dalam dan keluar organisasi yang bertujuan untuk
mempergunakan tenaga kerja seefektif mungkin dan mempunyai sejumlah pekerja yang memenuhi
kualifikasi dalam mengisi posisi pada saat tepat.
3.4 Faktor – factor yang menentukan Perencanaan Tenaga Kerja
Memahami factor-faktor eksternal dan internal perusahaan dapat memberikan informasi penting
yang berguna bagi seorang perencanan untuk mengidentifikasi dan mengantisipasi sumber-sumber
permasalahan, ancaman dan peluang (problem,threats, and opportunities, PTOs), baik keadaaan sekarang
perusahaan maupun kondisi di luar lingkungan perusahaan. Sehingga pemahaman yang baik tentangnya
dapat memberikan kontribusi terhadap keputusan sumber daya terkait dengan perencanaan tenaga kerja
yang strategis dan perencanaan bisnis yang diambil.
1. Faktor Eksternal
o Sektor Perekonomian Lingkungan perekonomian mempengaruhi sumber daya manusia serta
efektifitas praktik – praktik manajemen sumber daya manusia tertentu.
Lingkungan perekonomian mempengaruhi sumber daya yang kemudian menentukan tingkat
pengeluaran, tingkat resiko, dan prioritas pembelanjaan yang ditanggung perusahaan. Tingkat inflasi yang
tinggi misalnya, dapat menyebabkan peereusahaan lebih hati-hati dalam pengeluaran atau bahkan dapat
mengurangi dana untuk pelatihan, kompensasi atau perbaikan keselamatan kerja (Simamora,1997:77)
Dalam Rivai (2004:41) dijabarkan pula bahwa resesi ekonomi memaksa perubahan pada praktik
manajemen yang sering membawa ketidaksesuaian, sehingga dampak yang dapat dirasakann adalah pada
tingkat produksi yang menurun. Tanpa perbaikan produktifitas dan perekonomian yang kuat, sangat sulit
mengendalikan inflasi dan bersaing di pasar. Beberapa factor yang mempengaruhi produktifitas termasuk
perubahan dalam tekhnologi, perubahan dalam kualitas kerja, perubahan tipe upah dan model investasi,
pengaruh siklus bisnis pendek, dan permintaan pasar serta perubahan aktivitas dunia industry. Dan hal
tersebut di atas akan berpengaruh pula terhadap persoalan biaya wawancara, pengengkatan, penempatan,
pelatihan, dan penggajian karyawan.
o Sektor Sosial Simamora (1997:77) menjelaskan bahwa lingkungan social meliputi garis – garis
besar informal yang berkaitan dengan kebiasaan, kultur dan trend populasi di lokasi perusahaan yang
mempengaruhi cara sebagian besar organisasi dan manajer berfungsi. Gari-garis tersbut dapat berbeda
berdasarkan daerah aau wilayah dalam suatu ngara. Lngkungan sosial dapat digambarkan melalui
banyak dimensi : desakota, barat-timur, kelas buruh-eksekutif, dan ahli-staf. Sampai pada tingat
tertentu nilai sosial, sikap, dan kpercayan yang mempengaruhi apa yang diarapkan oleh tenaga kerja
dari pekrjaan mereka. Bebeda dengan generasi pekerja dahulu, tenaga kerja sekarang menuntut lebih
dari sekdar “gaji per hari yang adil” dan tempat yang aman dan sehat untuk bekerja.Banyak karyawan
yang mencari keterlibatan yang lebih besar dalam pekerjaan mereka dan meningkatnya perhatian
manajemen dalam masalh tertentu dari pekerjaan dan kebutuhan mereka. Tuntutan seperti itu
kemungkinan akan semakin mendesak di tahu-tahun mendatang, seperti halnya aspirasi karyawan
yang meningkat seiring dengan tingkat pendidikan mereka.
o Sektor Politik Interaksi antara organisasi dan lingkungan politik adalah saling mempengaruhi satu
sama lain. Organisasi dari jenis apapun berkiprah di dalam dan melalui berbagai system politik. Di
satu pihak perusahaan mencoba mempengaruhi system politik guna meningkatkan kesempatan baggi
kelangsungan hidup mereka.Yang paling terlihat untuk hal ini adalah upaya lobbying yang ekstensif
dari perusahaan pada semua jajaran pemerintahan.Sebaliknya, elemen-elemen tertentu dari system
politik berusaha mempengaruhi aktifitas organisasi dalam upaya mempromosikan perlindungan
lingkungan, menghindari kompetisi yang tidak wajar, dan seterusnya.Lingkungan politik menyangkut
sikap pemerintah terhadap perusahaan, peraturan perburuhan, dan kesejahteraan social. Perubahan
kebijakan pemerintah mengenai kesehatan, pendidikan, dan usia pension dapat menyebabkan
beberapa perusahaan memberikan tunjangan-tunjangan dalam bidang-bidang tersebut (Simamora,
1997:77).
o Sektor Hukum Lingkungan hokum telah memberikan inspirasi bagi praktik – praktik manajemen
sumber daya manusia untuk menerapkan kesempatan kerja yang sama. Lingkungan hokum telah
menginspirasi bagi praktik-praktik manajemen sumber daya manusia untuk menerapkan kesempatan
kerja sama, menangkal terjadinya pelecehan seksual dan memberikan fasilitas keselamatn kerja di
tempat kerja.
Dijelaskan pula dam Rivai (2004:42) bahwa praktik manajemen sumber daya manusia dipengaruhi
oleh hokum dalam hal perpajakan, undang-undang perburuhan, undang-undang kesehatan dan
keselamatan kerja serta diskriminasi.
o Faktor geografis
Lingkungan geografis dapat mempengaruhi pengharapan karyawan yang menyangkut hubungan
waktu kerja dan waktu senggang, jenis tunjangan yang ditawarkan oleh perusahaan, tingkat stress atau
masalah pribadi yang muncul di tempat kerja. Kedekatan geografis departemen, divisi ataupun anak
perusahaan terhadap induk perusahaan dapat mempengaruhi keseragaman praktik manajemen sumber
daya manusia di dalamnya (Simamora, 1997:78)
o Faktor budaya setempat
Secara mendasar, budaya/kultur bertalian dengan sikap atau kepercayaan terhadap ekonomi,
social, politik, pendidikan, dan hokum. Lingkungan budaya termasuk factor yang berhubungan dengan
kesukuan, agama, status social dan latar belakang pengalaman kerja. Factor-faktor tersebut
mempengaruhi norma-norma dan pengharapan anggota organisasi.Di antara factor-faktor budaya yang
harus diperhatikan oleh manajer adalah factor hokum-politik, factor ekonomi, dan factor sosiologis di
daerah setempat. Dan hal tersebut akan menjadi semakin penting bagi manajer yang berkecimpung di
lingkungan global (internasional).
o Faktor tekhnologi
Tekhnologi dapat berarti tekhnik yang digunakan dalam aliran/arus pekerjaan (Simamora,
1997:78). Kemajemukan tekhnologi merupakan determinan yang penting yang memfungsikan organisasi
dan aktifitas sumber daya manusianya.Lingkungan tekhnologi mempengaruhi alat yang tersedia dan
keahlian yang dibituhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Sebagian besar organisasi telah
mengahdapi persoalan sumber daya manusia yang bersangkut paut dengan komputerisasi yang meluas
dari funfsi bisnis serta otomatisasi dalam proses perakitan. Beberapa di antaranya telah mendirikan
program pelatiahn khusus. Yamg lain dengan mengubah criteria seleksi mereka. Perubahan tekhnologi
sering menuntut sorotan khusus tentang rekrutmen, penempatan, pelatihan, dan pengembangan, seerta
perencanaan karir.Perubahan tekhnologi sulit diprediksi dan dinilai.Dewasa ini perubahan industry telah
mengkaryakan ribuan tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung. Perencanaan tenaga kerja
sering dipersulit karena kemajuan tekhnologi, karena kemajuan ini cenderung menyebabkan pengurangan
tenaga kerja di sat departemen (contohnya bagian pembukuan dan produksi), tetapi meningkatkan tenaga
kerja di departemen lain (contohnya di bagian pengoperasian komputer).
o Serikat pekerja
Serikat atau asosiasi para pekerja sebagai wahana bagi karyawan untuk berpartisipasi dalam
perusahaan dalam hubungannya dengan hubungan kerja, sebagai perwujudan hak dan kebebasan
karyawan berorganisasi (Rivai, 2004:491; sri Haryani, 2002:6). Organisasi sebagai tempat berunding
berunding bagi karyawan tentang upah-upah, jam kerja dan syarat kerja serta kondisi ketenagakerjaan
lainnya (Simamora,1997:678).
Lingkungan pekerja menggambarkan sikap umum karyawan dan penduduk terhadap serikat
pekerja.Tingkat pendidikan penduduk di daerah tertentu juga mempengaruhi sikap
masyarakatnya.Umumnya tingkat pendidikan berkorelasi negative terhadap sikap penduduk terhadap
serikat pekerja. Contohnya: tenaga professional yang biasanya memiliki tingkat pendidikan yang tinggi
bereaksi negative terhadap serikat pekerja.
Pemahaman atas sifat lingkungan dan arah perubahannya membantu para manajer dan spesialis
sumber daya manusia untuk meramalkan tipe-tipe tenaga kerja bagaimana yang dibutuhkan dan tersedia
untuk memenuhi tujuan organisasi.Mengenali perubahan hokum dapat menyebabkan lebih banyaknya
penerimaan karyawan golongan minoritas atau adanya perubahan tekhnologi menyebabkan
dibutuhkannya lebih banyak tenaga ahli.
o Pasar tenaga kerja
Pasar tenaga kerja (labour market) adalah seluruh aktifitas dari para pelaku yang tujuannya adalah
untuk mempertemukan para pencari kerja dengan lowongan kerja (Sumarsono, 2003:99). Pelaku-pelaku
tersebut terdiri dari: pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja, pencari kerja dan perantara atau pihak
ketiga yang memberikan kemudahan bagi pengusaha dan pencari kerja untuk saling berhubungan (fungsi
perantara ini dapat dilakukan oleh instansi pemerintah/DEPNAKER, atau konsulta atau swasta).
Simamora (1997:79) menjelaskan bahwa lingkungan pasar tenaga kerja mempengaruhi
perencanaan tenaga kerja dalam hal jumlah dan kualifikasi serta tipe pekerja yang tersedia.Di pasar-pasar
tenaga kerja yang longgar, jumlah tenaga kerja yang berbobot adalh melimpah.Pasar tewnaga kerja ynag
ketat dapat membatasi ketersediaan tenaga kerja, mendongkrak harga tenaga kerja tersebut dan bahkan
membatasi tingkat terhadapnya organisasi dapat selektif dalam prosedur-prosedur pengangkatan
2. Faktor Internal
o Tujuan Organisasi Obyek dimana organisasi mengarahkan sumber – sumber daya dan perhatianya,
yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan nilai social dan tanggung jawab masyarakat.
Organisasi membuat perencanaan strategis yang membantu pencapaian tujuan organisasi.Karena
perencanaan sumber daya manusia harus melengkapi perencanaan strategis, maka adalah penting untuk
memahami misi dan tujuan organisasi serta hubungannya dengan rencana strategis, sehingga mencapai
perencanaan tenaga kerja yang efektif.
Tujuan organisai merupakan hal penting bagi perusahaan karena beberapa alas an antara lain:
a. Memberikan pedoman terhadap arah dan upaya individu dan kelompok di dalam sebuah
organisasi
b. Tujuan mempengaruhi bagaimana organisasi merencanakan dan mengorganisasikan aktifitas-
aktifitasnya
c. Pembuatan tujuan memberikan landaasan untuk memotivasi individu supaya bekerja pada
tingkat efisiensi dan efektifitas yang tertinggi
d. Tujuan menjadi basis untuk mengevaluasi dan mengendalikan aktifitas organisasi
o Sumber Daya Finansial Kondisi financial perusahaan harus bersifat luwes dan fleksibel, missal
dalam penentuan harga produk/jasa. Mengetahui sebab-sebab yang membatasi sumber daya finansia l
akan dapat mempengaruhi bidang-bidang seperti, kompensasi, negosiasi karyawan, pelatihan dan
rekrutmen. Jumlah dana yang akan dialokasikan untu kompensasi akan menentuka tingkat gaji dan
jenis tunjangan yang ditawarkan. Anggaran rekrutmen mempengaruhi sumber-sumber yang ditarik
untuk rekrutmen, dan tingkat mana standar tes digunakan.
Selain hal tersebut, kondisi financial perusahaan haruslah bersifat luweas dan fleksibel, missal
dalam penentuan harga produk/jasa. Bagi sebuah perusahaan yang menawarkan produk baru atau
tekhnologi yan unik, kemungkinannya akan mengalami kesulitan pertumbuhan, tetapi lebih mempunya
keunggulan dalam hal harga. Sehingga kombinasi antara pertumbuhan dan fleksibilitas harga dapat
menyebabkan organisasi tersebut membuat keputusan sumber daya manusia yang sesuai.
Hal pokok disini adalah bhwa kondisi financial sebuah perusahaan tidak dapat diabaikan dalam
model manajemen sumber daya manusia dan perencanaan tenaga kerja. Kemampuan perusahaan untuk
membayar gaji yang tinggi, membiayai program pelatihan dan melaksanakan aktifita-aktifitas sumber
daya manusia lainnya dibatasi oleh ketersediaan financial beserta fleksibilitasnya (Simamora,1997:80).
o Budaya Organisasi Keyakinan dan asumsi dasar yang mengikat kebersamaan setiap anggota
organisasi/perusahaan.
Budaya organisasi mewarnai sikap dan perilaku yang bermanifestasi dalam interaksi social antar
anggota perusahaan dalam bekerja. Dalam kondisi itu berarti budaya organisasi akan mewarnai dan
mengahsilkan perilaku atau kegiatan bisnis secara operasional, yang tanpa disadari akan menjadi
kekuatan yang mampu atau tidak mampu menjamin kelangsungan eksistensi perusahaan.
Budaya akan menjadi tantangan dan factor yang mempengaruhi manajemen sumber daya
manusia jika perbedaan nilai-nilai dan norma yang diyakini anggota terlalu besar. Perrbedaan tersebut
dapat terjadi karena latar belakang yang mewarnai kehidupan keluarga, suku atau kebangsaan para
karyawan. Beberapa aspeknya yang dimanifestasikan dalam perilaku karyawan adalah mematuhi
peraturan untuk mewujudkan integrasi, pengembangan norma-norma umtuk pengembangan kerja sama
dalam kelompok atau tim kerja (team work), nilai-nilai dominan, dan aturan main dalam melaksanakan
pekerjaan (Nawawi, 2003:94).
Budaya organisasi mempengaruhi praktik-praktik dan kebijakan sumber daya manusia yang
diterima oleh anggota organisasi.Organisasi yang menggunakan criteria seleksi berdasarkan kemampuan
menarik sekumpulan pelamar sangat berbeda dengan organisasi yang menggunakan criteria seleksi
berdasarkan koneksi politis. Dua tipe organisasi yang berbeda tersebut berbeda pula dalam tehnik yang
digunakan dalam proses seleksi, pencarian/pelacakan untuk promosi sehingga akan menyerap kumpulan
data dan calon pelamar yang berbeda pula.
Jumlah tekanan pekerjaan yang ditolerirnoleh perusahaan dapat mempengaruhi pula tingkat
pengelolaan stress yang dimasukkan dalam pelatihan manajerial, kompleksitas pekerjaan yang dirancang
dalam analisa jabatan, atau sifat individu yamg diseleksi untuk berbagai pekerjaan.
Simamora (1997:81) menjelaskan lebih lanjut bahwa budaya organisasi yang terbuka akan
memacu karyawan perusahaan dapat mengutaraka kepentingan dan ketidakpuasannya tanpa rasa takut
dan tindak balasan, karena ditangani dengan cara yang positif dan konstruktif. Iklim keterbukaan hanya
bisa tercipta jika karyawan memiliki tingkat keyakinan yang tinggi dan mempercayai keadilan tindakan-
tindakan dan keputusan-keputusan manajerial.
o Struktur Organisasi Hubungan pelaporan formal, tngkat dan jenis divisi pekerja, serta merupakan
alat mengoordinasikan berbagai bagian dalam organisasi. Struktur organisasi adalah hubungan
pelaporan formal, tingkat dan jenis devisi pekerja, serta merupakan alat mengoordinasikan berbagai
bagian dalam organisasi (Simamora, 1997:81).
Dijelaskan lebih lanjut bahwa bentuk struktur organisasi juga mempengaruhi kelaikan dan akurasi
berbagai alternative system manajemen sumber daya manusia. Organisai yang berbeda tingkat spesialisai
pekerjaannya akan menggunakan hierarki untuk menyelesaikan masalh, bersandarkan kebijakan dan
prosedur standard an menerapkan system pengupahan yang mendorong kepatuhan pada kekuasaan.
Struktur juga mempengaruhi bentuk dan tingkat motivasi individu, yang selanjutnya mempengaruhi
berbagai praktek dan program sumber daya manusia.Struktur organisasi mungkin juga mengundang
kehadiran serikat pekerja.Keberadaan serikat pekerja dan keabsahannya dalam suatu aktivitas organisasi
dapat mempengaruhipraktek-praktek sumber daya manusia dan juga dapat saja memaksakan
pengaruhnya pada desain pekerjaan di perusahaan.
Factor-faktor internal organisasi adalh atribut-atribut yang mencerminkan kondisi organisasi saat
ini dan arahnya di masa mendatang. Praktik-praktik manajemen sumber daya manusia (termasuk
perencanaan tenaga kerja) haruslah selaras dengan elemen organisasional seperti tujuan organisasi,
Sasaran sumber daya manusiaperencanaan
anggaran sumber daya manusiaPrakiraan sumber daya manusiaProgram kegiatan sumber daya manusia
Alur umpan balik
sumber daya financial, budaya organisasi dan struktur organisasi yang dijabarkan lebih lanjut sebagai
berikut:
3.5 Model – Model Perencanaan Tenaga Kerja
Model perencanaan SDM menurut Veithzal Rivai (77:2004).Perencanaan dalam MSDM yang perlu
diperhatikan:
1. Apa pendekatam-pendekatan perencanaan yang digunakan didalam perencanaan SDM
dan di mana diterapkan
2. Bagaimana tehnik yang dibuat dan dikerjakan
3. Bagaimana perencanaan (perkiraan) pendekatan dan waktu kondisi, ukuran, enterprise,
dan relasi hubungan
4. Apa strategi untuk pergantian
5. Bagaimana kebijakan untuk perekrutan dan promosi dengan pergantian dan promosi
6. Bagaimana perkiraan dapat dibuat dengan mudah dan dimengerti
Gambar di atas menurut Andrew E. Sikula (AAA.Prabu.M, 2008:12) terdiri dari lima komponen,
yaitu: sasaran SDM, perencanaan organisasi/perusahaan, anggaran SDM, perkiraan kebutuhan SDM,
pelaksanaan program SDM. Pada dasarnya perencanaan SDM adalh untuk memenuhi pencapaian
tujuan/sasaran SDM:
a.Sasaran perusahaan : sasaran ini untuk mengenali manajemen SDM dalam rangka memberikan
kontribusi atas efektifitas perusahaan. Bahkan ketika departemen SDM secara formal didirikan untuk
membantu para manajer, mereka masih bertanggung jawab atas kinerja karyawan. Departemen SDM
diciptakan untuk dapat membantu para manajer SDM dalam mencapai sasaran perusahaan. Manajemen
SDM bukan merupakan tujuan (hasil), akan tetapi manajemen SDM hanya merupakan cara untuk
membantu pimpinan yang menyangkut masalah SDM perusahaan. Sasaran perusahaan antara lain
meliputi, perencanaan SDM, seleksi, pelatihan, pengembangan, pengangkatan, penempatan, penilaian,
dan hubungan kerja.
b.Sasaraan fungsional: Sasaran ini untuk mempertahankan kontribusi departemen SDM pada level
yang cocok bagi berbagai kebutuhan perusahaan. Terkadang sumber daya dihabiskan ketika manajemen
SDM kurang atau lebih canggih dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan perusahaan. Sasaran
fungsional antara lain meliputi: pengangkatan, penempatan, dan penilaian.
c.Sasaran social: Sasaran ini untuk selalu tanggap secara etis maupun social terhadap berbagai
kebutuhan dan tuntutan masyarakat denganterus meminimalkan dampak negative atas tuntutan
tersebut terhadap perusahaan. Kegagalan perusahaan dalam menggunakan sumber daya mereka bagi
kepentingan masyarakat yang tidak melalui cara-cara etis bisa menimbulkan sejumlah kendala. Sasaran
social antara lain meliputi keuntungan perusahaan, pemenuhan tuntutan hukum, dan hubungan
manajemen dengan serikat pekerja.
d.Sasaran pribadi karyawan: Yaitu untuk membantu para karyawan mencapai tujuan-tujuan
pribadi mereka, setidaknya sejauh tujuan-tujuan tersebut dapat meningkatkan kontribusi individu atas
Industry demand and productivityInput output
Consumer demand
Government demand Export import Industrial demand
Demand for labour
result
I
Occupation by education
V
VI
Socio-economic groups income levels occupations levelss of education
Spending by socio economic group
Occupation by industryII
Population by age, sex, and educationIII
compare
IV
Labour force by education
perusahaan. Sasaran pribadi karyawan harus mampu ditemukan bila mereka ingin dipertahankan dan
dimotivasi. Selain itu, kinerja dan kepuasan karyawan bisa menurun dan mereka bisa hengkang dar
perusahaan
model sosi-ekonomi dari George S. Odiorne, sangat bermanfaat ukuran pasar kerja, area
geografis, dan sosio ekonomi yang besar. Model ini terlihat sebagai berikut:
Model selanjutnya dapat diperoleh dari R. Wayne Mondy dan Robert M. Noe, model ini
menggunakan perencanaan strategik yang memperhatikan pengaruh faktor lingkungan eksternal dan
internal organisasi. Perencanaan SDM tersebut memperhitungkan persyaratan SDM, membandingkan
tuntutan persyaratan dengan ketersediaan SDM (permintaan SDM, kelebihan SDM, dan kekurangan
SDM), dan perhitungan ketersediaan SDM dalam perusahaan. Seperti terlihat berikut:
External environment
Internal environment
Strategic planning
Human resource planning
Forecasting human resource requitrements
Forecasting human resource availability
Comparison of requitrements and availability
Demands = Supply
Surplus of workers
Shortage of workers
Restricted hiring,reduced hours, early retirement, layoff selection
recruitment
No Action
Ramalan ekonomiAnalisis pasar tenaga kerjaRencana strategis perusahaan
Staffing dan pengembanganPenarikan ,seleksipenempatanpromositransfer
Prestasi perusahaanFator lingkungan yang mempengaruhi motivasi komunikasi iklim
Hasil
Perencanaan SDM
Rencana staffing
Perencanaan SDM merupakan satu bagian dari keseluruhan jaringan kegiatan MSDM yang saling
berhubungan sebagaimana dapat dilihat pada gambar selanjutnya, perencanaan SDM mempergunakan
berbagai informasi dari berbagai sumber. Rencana-rencana staffing nyata (output) dikembangkan dari
amalan kebutuhan SDM dan berbagai frencana perusahaan dimana hal ini merupakan hasil
penerjemahan ramalan kondisi ekonomi, pasar tenaga kerja, dan rencana-rencana strategis perusahaan.
Hasil-hasil perencanaan SDM memberikan arah maupun ruang lingkup upaya-upaya staffing dan
pengembangan menentukan prestasi kerja awal (sebagai pencerminan hasil kerja).Kemudian analisis
terhadap hasil-hasil tersebut memberikan umpan balik kepada system. Rangkaian kegiatan tersebut
membentuk suatu siklus dalam perencanaan SDM, yaitu:
Rencana strategis dan taktis organisasi
perencanaan strategis SDM
Kebutuhan SDM (kualitas & kuantitas)
Ketersediaan SDM sesuai kebutuhan
Pengadaan karyawan (rekrutmen & seleksi)Penempatan (staffing)Pelatihan dan pengembanganPerencanaan karirPenilaian kompensasi
Fungsi operatif MSDM
Harus dipahami bahwa perencanaan tenaga kerja merupakan bagian dari perencanaan strategis
organisasi perusahaan, karena tujuan yang hendak dicapai oleh suatu proses pengadaan karyawan,
penempatan, serta pelatihan dan pengembangan adalah bagian dari proses manajerial yang
memberikan dukungan terhadap tujuan yang hendak dicapai organisasi secara keseluruhan.
Perencanaan tenaga kerja menjadi bersifat strategis bila perencanaan tersebut mampu
membantu pihak manajemen mengantisispasi dan mengelola SDM menghadapi perubahan lingkungan
yang cepat.Dalam hubungan tersebut, peran yang diharapkan dari perencanaan tenaga kerja adalh
dapat membantu manajemen memiliki jumlah dan tipe/kualifikasi SDM yang tepat pada waktu yang
tepat.
Perencanaan strategis SDM adalh kunci hubungan antara rencana strategis perusahaan dengan
semua fungsi manajemen SDM.Sedangkan rencana strategis SDM merupakan prediksi SDM merupakan
proyeksi bagaimana rencana-rencana perusahaan dalam memperoleh dan menggunakan SDM
tersebut.hal itu akan dipengaruhi oleh rencana strategis perusahaan secara keseluruhan. Setiap rencana
bersifat strategis bila terkait dengan dukungan terhadap pencapaian tujuan organisasi secara
keseluruhan. Keterkaitan rencana strategis dengan perencanaan tenaga kerja strategis digambarkan
sebagai berikut:
Perencanaan strategis berhubungan dengan perspektif jangka panjang, dan mengalir ke dalam
perencanaan operasional. Tingkat perencanaan oeperasional (operational planning) memiliki perspektif
jangka menengah dan bertalian dengan program tertentu yang direncanakan, jenis dan jumlah
karyawan yang dibutuhkan, struktur organisasi, suksesi dan pengembangan manajemen, disamping
rencana-rencana tertentu untuk menerapkan rencana strategis. Akhirnya proses anggaran tahunan
menyediakan daftar penugasan, alokasi sumber daya, dan standar tertentu guna mengimplementasikan
tindakan tersebut.
Perencanaan strategis secara logis sejajar dengan perencanaan bisnis. Beberapa perusahaan
menganggap bahwa anggaran tahunan sebagai alat yang paling dibutuhkan, khususnya untuk
perencanaan tenaga kerja. Dalam prakteknya mereka terkadang mengaburkan perencanaan
operasional, mereka memandang bahwa akan mudah mendapat karyawan dalam waktu yang cepat
pada saat dibbutuhkan. Misal dalam beberapa kasus, pada perusahaan konstruksi, atau perusahaan
berorientasi proyek, waktu tunggu (lead time) untuk perencanaan memang relatif pendek. Tetapi
kenyataannya, tenaga insinyur, tenaga manajerial, dan tenaga khusus yang dibutuhkan untuk
menunjang tujuan strategis kemungkinan tidak selalu tersedia di pasar, dan itu menyita waktu tunggu
untuk penarikan dan pengembangannya.
RENCANA STRATEGIS JANGKA PANJANGFilosofi perusahaanAnalisa lingkunganKekuatan & kelemahanObjektif/tujuanstrategi
RENCANA OPERASIONAL JANGKA MENENGAHProgram terencanaSumber daya /modal yang dibutuhkanStrategi organisasiRencana bisnis baru, akuisisi, maupun penjualan bisnis
ANGGARAN TAHUNANAnggaran Target performa tiap pegawaiJadwal program dan tugasPengawasan/ control 1 dari hasil pelaksanaan
ANALISIS MASALAHKebutuhan bisnisFactor eksternalAnalisis supply internalImplikasi manajemen
SYARAT PRAKIRAAN /RAMALANTingkatan pegawaiKombinasi pegawaiPenjabaran petugas &struktur organisasiSumber daya/modal yang tersedia atau diperlukanSyarat keseluruhan
RENCANA TINDAKANWewenang stafRekrutmenPromosi & pemindahanPerubahanorganisasiTraining & pengembanganKompensasiHub.tenaga kerja
Proses perencanaan bisnis
Proses perencanaan SDM
Proses perencanaan tenaga kerja dilakukan melalui beberapa tahap sesuai dengan model
perencanaan yang dipilih. Secara sederhana, umumnya proses perencanaan tenaga kerja berkaitan
dengan empat aspek, yaitu:
1. Prediksi/peramalan jumlah karyawan yang dibutuhkan (forecast of employes)
2. Identifikasi SDM yang tersedia dalam organisasi (Inventory SDM)
3. Analisis keseimbangan penawaran dan permintaan SDM
4. Program aksi
Prediksi/peramalan jumlah karyawan yang dibutuhkan selama periode yang akan datang
merupakan komponen kunci dari perencanaan SDM. Peramalan tersebut dilakukan dengan
menggunakan metode-metode peramalan tertentu, yang kemudian dikonfirmasikan dengan jumlah
karyawan yang dimiliki. Untuk mengetahui jumlah pasti karyawan yang tersedia perlu dilakukan
penelusuran terhadap Inventory SDM. Kekurangan jumlah karyawan menunjukkan perlunya rencana
pengadaan karyawan baru melalui rekrutmen dan seleksi. Sebaliknya apabila terjadi kelebihan,
diperlukan rencana untuk mengurangi jumlah tersebut (rertenchment).
Analisis keseimbangan penawaran dan permintaan SDM merupakan langkah penting dalam
proses perencanaan tenaga kerja. Keseimbangan tersebut berkaitan dengan tinggi rendahnya labour
turn over (keluar-masuk perusahaan oleh karyawan) dalam perusahaan, yang disebabkan oleh karyawan
yang pensiun, mengundurkan diri, meninggal, dan karena promosi. Dengan sistem inventori SDM yang
didukung oleh sistem informasi manajemen yang baik maka, akan dengan mudah dan singkat dapat
diketahui jumlah dan karakteristik SDM yang dimiliki perusahaan.
Rencana aksi menunjukkan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan seperti pengadaan karyawan
(rekrutmen dan seleksi), penempatan serta pelatihan, dan pengembangan karyawan
Model perencanaan SDM menurut Ati C.(31:2009)
1. Model tradisional, semata- mata merencanakan jumlah, jenis, dan keterampilan organisasi,
2. Model terintegrasi, visi sebagai standar pencapaian terintegrasi dengan perencanaan tenaga
A. Mediteranian Regional Project Approach
B. Ibu Jari Harbison
C. Social Demand Approach
C. Internal Rate of Return Approach
E. Model Elastisitas Tambahan Kesempatan Kerja
F. Model Elasitisitas Kesempatan Kerja Menurut Sektor
G. Model Elastisitas Kesempatan Kerja Menurut Sektor dan Jenis Jabatan
H. Perencanaan Kebutuhan Pelatihan
3.6 Teknik – Teknik Peramalan Tenaga Kerja
Peramalan tenaga kerja berfungsi untuk meramalkan kebutuhan tenaga kerja beberapa tahun ke
depan sesuai dengan rencana bisnis dan rencana strategis perusahaan, dan memberikan dasar bagi
pelaksanaan rekrutmen, seleksi, penempatan, pelatihan dan pengembangan karyawan, perencanaan dan
pengembangan karir serta PHK.
1. Peramalan Ketersediaan Tenaga Kerja (SUP-PLY)
Mangkunegara (2003:22) menyatakan bahwa peramalan ketersediaan tenaga kerja dipengaruh
oleh beberapa kondisi berikut:
o Dari sisi internal, yaitu umur para pekerja, pergantian pekerja dan pengangkatan pegawai baru dalam
perusahaan tersebut.
a. Analisa Markov Teknik matematis yang menggunakan matrik yang dapat menunjukan
kemungkinan – kemungkinan terjadinya transisi karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain dalam
suatu organisasi. Analisa markov adalah tekhnik matematis yang menggunakan matrik yang dapat
menunjukkan kemungkinan-kemungkinan terjadinya transisi karyawan (transition probabilities)
dari satu jabatan ke jabatan lain dalam suatu organisasi.
Analisis ini menggunakan data historis yang menunjukkan berapa jumlah karyawan yang tetap
dalam jabatan, jumlah karyawan yang dirotasi ke jabatan lain dan jumlah karyawan yang keluar dalam
periode tertentu. Dengan menggunakan analisa markov maka kebutuhan rekrutmen dan pengembangan
serta penyediaan dasar untuk perencanaan karier akan terlihat lebih obyektif. Analisis ini dapat digunakan
untuk memprediksi perpindahan karyawan dari satu kategori jabatan ke kategori yang lain dan
perpindahan karyawan antar unit-unit organisasi.
Secara konseptual, analisa markov memakai tiga jenis data:
Jumlah karyawan di setiap posisi di awal periode
Matrik probabilitas transisional yang mencerminkan perpindahan karyawan yang diharapkan akan
terjadi atau yang akan dianalisis. Matrik ini didasarkan ats pengalaman masa lalu, dan diharapkan
dapat menggambarkan tingkat penyusunan staf masa mendatang
Jumlah periode ke depan yang ingin diproyeksikan berdasarkan ketersediaan karyawan yang ada pada
saat tertentu
b. Perencanaan Suksesi Manajemen perencanaan suksesi biasanya digunakan berkenaan dengan
perubahan dalam level manajemen tingkat menengah dan puncak.
Informasi dalam inventori sumber daya manusia (human resource inventory) dapat digunakan oleh
manajemen untuk melakukan penilaian tentang kemungkinana-kemungkinan promosi dan rotasi
karyawan. Dalalm Alwi (2001:171) dijelaskan bahwa manajemen perencanaan suksesi (MPS) biasanya
digunakan dalam level manajemen tingkat menengah dan puncak.
Proses yang dilakukan dalam manajemen perencanaan suksesi dijelaskan oleh Mangkunegara
(2003:22) adalah:
Menetapkan jangka waktu perencanaan
Mengidentifikasi jabatan yang diprediksi akan kosong
Mengidentifikasi kandidat potensial untuk mengisi posisi strategis dan kebutuhan pengembangan karir
Mengevaluasi kinerja karyawan
Kesiapan promosi
Menyelaraskan antara target karyawan dan perrusahaan
Terdapat tiga jenis laporan yang digunakan dalam manajemen perencanaan suksesi (Alwi,
2001:77), yaitu laporan tentang ketersediaan (penawaran) karyawan internal, permintaan perusahaan, dan
keseimbangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja.
c. Replacement Chart Merupakan bagan yang menunjukan tenaga – tenaga potensial dengan
kualifikasi kemampuan tertentu yang siap menggantikan kedudukan manajer tingkat di atasnya
jika terbuka peluang penggantian jabatan.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa manajer SDM dan direktur personalia mengkonsolidasikan
informasi dari hasil audit SDM (dalam inventori SDM) dan perencanaan suksesi untuk menyusun bagan
penggantian (replacement chart). Melalui bagan ini akan dapat diidentifikasi berpa jumlah karyawan dan
siapa saja pada jabatannya yang segera harus diganti, siapa yang segera siap menggantikan, dan siapa
yang menggantikan tetapi masih perlu ditingkatkan lebih dahulu keahliannya.
d. Skill & Management Inventory Daftar yang memuat personal data dari karyawan non
manajerial yang berisi tentang nama, umur, tingkat pendidikan, kemampuan / keterampilan
spesifik, pengalaman kerja yang lalu pelatihan yang pernah diikuti dan prestasi kerja yang pernah
diraih.
Skill Inventorydibedakan dengan manajemen invetory. Skill Inventorymerupakan data yang
memuat personal data dari karyawan non manajerial yang berisi tentang: nama, umur, tingkat
pendidikan, kemampuan/keterampilan spesifik, pengalaman kerja masa lalu, pelatihan kerja yang
pernah diikuti, dan prestasi kerja yang pernah diraih. Sedangkan manajement inventory terkait dengan
personal data karyawan pada level manajerial, yaitu lebih ditekankan pada aspek keahlian, pengalaman
kepemimpinan, pendidikan yang diikuti dan prestasi serta penyelesaian kasus manajerial yang pernah
diraih.
Metode peramalan ketersediaan /penawaran tenaga kerja (supply) dari sumber eksternal terdiri atas:
a. Perencanaan rekrutmen dan seleksi
b. Pasar tenaga kerja
Memprediksi permintaan tenaga kerja (demand) mendatang lebih rumit dan subjektif daripada
memprediksi ketrersediaan tenaga kerja (supply), karena banyak factor yang mempengaruhinya. Adapun
factor-faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja (Simamora, 1997:176) terdiri atas:
Perubahan lingkungan eksternal
Perubahan kondisi organisasi
Perubahan kondisi tenaga kerja
Perubahan lingkungan eksternal. Perubaham lingkungan eksternal nonteknis yang penuh
ketidakpastian yang mempersulit prediksikebutuhan tenaga kerja meliputi perubahan perilaku konsumen,
factor pesaing, keadaan ekonomi local, nasional maupun internasional, perubahan hokum-politik-sosial,
perubahan tekhnologi serta peraturan pemerintah.
Perubahan kondisi organisasi.Pada asaaat organisasi memberikan respons terhadap perubahan
lingkungan, keputusan dibuat untuk memodifikasi rencana strategis.Rencana strategis mengikat
perussahaan kepada tujuan jangka panjang (seperti tingkat pertumbuhan dan keputusan tentang produk,
jenis usaha, atau pangsa pasar baru).Tujuan-tujuan ini menentukan jumlah dan tipe karyawan yang
dibituhkan di masa mendatang.Sedangkan dalam jangka pendek, rencana strategis menjadi operasional
dalam bentuk anggaran.Peningkatan ataupun pemotongan anggaran, ramalan penjualan dan produksi,
serta rencana pemasaran memberikan dampak pada perubahan jangka pendek kebutuhan tenaga
kerja.Perubahan kondisi organisasi yang dialami dalam bentuk membuka jenis usaha baru, yang dimulai
lewat akuisisi dan merjer, juga menyebabkan revisi cepat terhadap tenaga kerja, dan dapat pula
menyebabkandesain-desain pekerjaan dan organisasi yang baru. Reorganisasi, terutama setelah merger
dan akuisisi, secara radikal mampu mengubah kebbutuhan tenaga kerja, demikian pula dengan desain
ulkang pekerjaan yang mengubah persyaratan-persyaratan tingkaat keahlian pekerja di masa depan
Perubahan kondisi tenaga kerja.Beberapa kondisi dapat menyebabkan perubahan tenaga kerja,
yaitu perubahan tekhnologi, lini produk baru menggantikan lini produk lama dan kekosongan pada posisi
kunci (eksekutif, tekhnis, dan profesional).Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan pelatihan tekhnis
dan pengembangan terhadap pekerja yang dimiliki dalam perusahaan atau pengangkatan dari luar. Proses
yang dijalani karyawan juga akan berpengaruh terhadap kenaikan permintaan tenaga kerja, seperti
pension, pengunduran diri, pemberhentian, dan kematian.
Berikut akan diketengahkan beberapa metode /tekhnik peramalan permintaan tenaga kerja yang
umum digunakan:
a. Pendapat para ahli
Yang dikatakan para ahli (expert) adalah mereka yang memiliki kemampuan keilmuan meramal
kebutuhan tenaga kerja di masa mendatang, bisa berasal dari sekelompok ahli ataupun perorangan,
seperti direktur sumber daya manusia atau spesialis perencanaan jangka panjang
Dalam situasi tertentu, seperti pengenalan tekhnologi terbaru atau adanya perubahan aturan baru
pemerintah menyangkut staf, seorang manajer tidak memiliki pengetahuan bagaimana memprediksi
dengan baik orang-orang yang dibutuhkan ataupun yang tersedia untuk melakuakan sebuah
pekerjaan.Dengan keadaan seperti ini ahli dapat menyodorkan pertimbangan terbaik.Pendapat etrsebut
kemudian dapat diberikan kepada pengambil keputusan, yaitu manajer lini. Sehingga dapat diharapkan
bahwa keputusan yang dibuat telah mempertimbangkan berbagai aspek dalam operasi sehari-hari (day to
day operation), yaitu meliputi workload yang ditanggung karyawan, beban tanggung jawabnya, dan
kemampuan-kemampuan tertentu yang dimiliki, disamping juga harus tetap dikonsistensikan dengan arah
yang dituju oleh perusahaan dalam rumusan perencanaan strategis.Kelemahan dalam metode ini adalah
adanya unsure subjektifitas yaitu dalam hal kecenderungan untuk lebih menonjolkan kepentingan masing-
masing departemen yang dipimpin. Untuk mengeliminasi hal ini, maka dibentuk variasi terapan yang
mengombinasikan berbagai pendapat, consensus kelompok, dan tekhnik Delphi (Simamora, 1997:182)
Pengumpulan pendapat, dialkuakn dengan meminta para ahli untuk menyerahkan pendapat
pribadi mereka dan kemudian secara sederhana merata-rata kumpulan pendapat tersebut.
Consensus kelompok, dengan cara mengundang para ahli secara bersama-sama dalam
diskusi kelompok dan meminta mereka membuat consensus atau kesepakatan. Consensus
kelompok akan lebih akurat daripada pengumpulan informasi terpisah-pisah.
Tekhnik delphhi merupakan tekhnik survey yang dilakukan oleh sekelompok ahli
(biasanya para manajer departemen) yang melakukan serangkaian wawancara atau
kuesioner guna memberikan estimasi mereka yang terbaik menyangkut situasi kebutuhan
tenaga kerja di masa depan.
Dalam tekhnik ini diskusi langsung di antara ahli dihindari karena perbedaan status
pekerjaan diantara anggota-anggota kelompok dapat menyebabkan beberapa orang
menolak untuk mengkritik ahli yang lainnya dan enggan untuk mengkompromikan ide-ide
mereka. Tekhnik Delphi menawarkan manfaat diperolehnya berbagai pendapat dengan
tetap mempertahankan kemampuan menanyai masing-masing anggota..
Pedoman yang dapat diikuti agar tekhnik Delphi dapat memberikan manfaat yang optimal
(Simamora, 1997:183) antara lain:
1. Informasi yang memadai diberikan kepada para ahli untuk amelakukan pertimbangan
yang beralasan, berupa data historis yang telah dikumpulkan dan hasil analisis statistic
relevan yang telah dibuat, seperti pola penyusunan staf dan produktifitas
2. Ajukan jenis pertanyaan yang mampu di jawab manajer unit
3. Jangan mempesyaratkan presisi. Para ahli yang akan membulatkan gambaran, dan
menunjukkan tingkat keyakinan mereka terhadap gambaran yang mereka prediksi
4. Mempertahankan pelaksanaan sesederhana mungkin, khususnya menhindari
pertanyaan yang tidak perlu
5. Pastikan berbagai klasifikasi karyawan dan ketentuan lainnya .Dipahami dalam
persepssi yang sama
6. Mencari dukungan dari manajemen puncak dengan menunjukkan seberapa baik
prakiraan akan menguntungkan oragnisais dan diejawantahkan dalam unit operasi yang
kecil pekerjaannya yang lebih tinggi. Hal ini dapat mengacaukan keseimbangan
keadilan internal yang telah dibuat. Untuk mengatasi masalah ini, kebanyakan
operusahaan menggunakan interval (daerah jarak) upah untuk tiap kelas atau dikenal
dengan “rate ranges”.
o Dari sisi eksternal, yaitu kondisi ekonomi local, nasional dan internasional.
a. Perencanaan Rekruitmen dan Seleksi Perencanaan Rekruitmen dan Seleksi merupakan
langkah penting dalam proses penjaringan calon karyawan yang potensial bagi
perusahaan, di mana tim yang bertugas dalam perekrutan harus melihat kembali deskripsi
jabatan dan spesifikasi jabatan sebagai prasyarat untuk mengidentifikasi karakter
personal yang diperlukan
b. Pasar Tenaga Kerja Peramalan tenaga kerja dimaksudkan agar perusahaan dapat
terhindar dari kelangkaan tenaga kerja pada saat dibutuhkan ataupun kelebihan jumlah
tenaga kerja saat kurang dibutuhkan (Umar, 2005:4).
e. Peramalan Permintaan Tenaga Kerja (DEMAND)
Faktor – factor yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja (Simamora, 1997:176) terdiri atas :
o Perubahan lingkungan eksternal Perubahan lingkungan eksternal non teknis yang penuh
ketidak pastian yang mempersulit prediksi kebutuhan tenaga kerja meliputi perubahan perilaku
konsumen, factor pesaing, keadaan ekonoi local, nasional maupun internasional, dsb.
o Perubahan kondisi organisasi Perubahan kondisi organisasi yang dialami dalam bentuk
membuka jenis usaha baru, yang dimulai lewat akuisi dan merger juga menyebabkan revisicepat
terhadap tenaga kerja dan dapat pula menyebabkan desain – desain pekerjaan dan organisasi yang
baru.
o Perubahan kondisi tenaga kerja disesuaikan dengan peruahan teknologi
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisis factor – factor yang menentukan Perencanaan Tenaga Kerja di Obyek
Observasi
Menurut kesimpulan dari Dr. Muhtadi Ridwan. Pertama Pemahaman Agama. Pemahaman agama
masyarakat memiliki pengaruh yang kuat dalam membentuk perilaku sosial ekonomi. Namun
pemahaman agama semata tidak selalu berhasil mengejawantahkan apa yang dipahami dengan apa yang
harus dipraktikkan. Tindakan sosial dan ekonomi masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di
luar nilai-nilai agama. Hal inilah yang melahirkan kenyataan ada sebagian Masyarakat yang memiliki
pengetahuan agama yang dianggap baik (dilihat dari kualitas pendidikan dan lingkungan keluarga) namun
justru tidak berhasil menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupannya. Sebaliknya, ada sebagian
masyarakat yang memiliki pengetahuan agama awam namun perilaku sosial ekonominya persis dengan
apa yang diajarkan dalam nilai-nilai agama. Hal ini juga berlangsung dalam konteks etos kerja, hubungan
kerja, interaksi dengan masyarakat, dan perilaku sosial lain.
Kedua Perilaku Ekonomi. Perilaku ekonomi masyarakat yang ditandai dalam aktivitas produksi,
konsumsi dan distribusi secara tidak langsung juga mendapat kontribusi nilai dari pemahaman ajaran
agama yang dimiliki masing-masing individu. Tidak jarang agama bahkan ditempatkan sebagai nilai yang
tertinggi dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi di sebagian situasi, namun pada sebagian lain
mengacuhkan atau terlihat mengabaikan nilai-nilai agama yang mereka anut. perbedaan letak geografis
dan lingkungan sosial secara administratif menjadi kontributor lain dalam menentukan sikap masyarakat
khususnya yang berkaitan dengan perilaku ekonomi. Keberadaan warga Lor Embong dan Kidul Embong
turut serta mempengaruhi cara masyarakat memperlakukan nilai-nilai agama sebagai sesuatu yang
berperan dalam perilaku ekonomi mereka. Dalam hal ini apa yang dimaksud sebagai perilaku ekonomi
menyangkut cara mereka melakukan produksi, konsumsi dan distribusi, beriringan dengan cara mereka
menempatkan pengetahuan agama sebagai nilai yang harus diperlakukan.
a. Lingkungan Produksi
Keadaan dan kondisi lingkungan yang perlu diperhatikan untuk industry rumah tangga antara
lainsemak, tempat sampah, sampah dan selokan. Berdasarkan penilaian, kondisi lingkungan di luar Usaha
Kecil mengah pembuatan keripik tempe “REJEKI” sudah ternilai baik, hal ini terlihat dengan bebasnya
halaman ruang produksi dari semak belukar maupun rumput liar. Selain itu di sekitar lokasi produksi juga
bebas dari sampah sebab sampah – sampah yang ada selalu dibiasakan untuk dibuang.
Menurut WAhono (2007), kondisi lingkungan yang baik dan sesuai dengan persyaratan adalah
bebas dari semak belukar dan rumput liar baik di dalam maupun di luar halaman, tetap sampah jumlahnya
cukup dan selalu tertutup, bebas dari sampah di dalam maupun di luar sarana produksi serta ada selokan
dan berfungsi dengan baik.
b. Bangunan dan Fasilitas UKM
Unsur pada ruang produksi sudah cukup baik untuk konstruksi lantai, konstruksi langit – langit,
dsb. Di Usaha Kecil Menengah pembuatan Keripik tempe “REJEKI”, konstruksi lantainya terbuat dari
keramik yang tidak licin sehingga kemungkinan untuk terpeleset adalah kecil bagi orang yang
melewatinya serta mudah dibersihkan.
Bangunan dan fasilitas UKM dapat menjamin bahwa pangan selama dalam proses produksi tidak
trcemar oleh bahaya fisik, biologis dan kimia serta mudah dibersihkan dan disanitasi (Wahono, 2007).
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam bangunan dan fasilitas UKM dibagi menjadi beerapa unsur yaitu
ruang produksi, kelengkapan ruang produksi, serta tempat penyipanan.
Untuk mendapatkan tempe sebagai bahan baku keripik tempe “rejeki” pihak UKM Rejeki
membeli tempe setengah jadi yaitu kedelai yang telah dicampur ragi selanjutnya dimasukkan
dalam lonjoran plastic yang telah dilubangi ( plastik perforasi , kemudian digantung di teras
depan dan dapur untuk memudahkan proses pengirisan pada keesokan harinya. Preparasi tempe
ini dilakukan dua hari sekali.
a) Pengirisan Tempe
Kegiatan ini merupakan salah satu hal penting yang dapat mempengaruhi kualitas
produk keripik tempe. Ketebalan irisan tempe ± 1-1,5 mm dilakukan dengan pengirisan manual
menggunakan pisa, proses pengirisan dilakukan oleh beberapa tenaga kerja. Sanitasi pada
proses pengirisan tempe ini dapat dikatakan kurang baik, hal ini disebabkan oleh terjadinya
kontrak langsung antara tangan karyawan dengan tempe. Hal ini sebenarnya dapat diatasi
dengan penggunaan sarung tangan oleh karyawan saat pengirisan tempe, atau bisa juga dengan
menyemprotkan klorin sebagai desinfektan sebelum mengiris tempe. Bahan baku tempe
sebanyak 60 kg/hari. Dengan bahan baku tersebut dan bahan lainnya dihasilkan rata-rata 250 kg
keripik tempe/hari.
b) Penggorengan tempe
Pada proses penggorengan, digunakan 10 buah wajan yang berukuran besar dengan
bahan bakar gas elpiji masing-masing berisi 3kg. Setiap wajan berisi minyak goring 18 liter.
Penggorengan dilakukan di 2 tempat yang berbeda yaitu di dapur dan di luar dapur.
Penggorengan keripik tempe terjadi hanya sekitar 3 menit, bila warna dari keripik tempe sudah
kuning kecoklatan maka diangkat lalu ditiriskan dahulu sebelum dikemas.
c) Pemberian Bumbu dan Pengemasan
Setelah keripik tempe ditiriskan lalu dimulai proses pengemasan. Untuk keripik
tempe original, dilakukan pengemasan tanpa menggunakan percampuran bubuk rasa, sedangkan
untuk keripik tempe yang memiliki maacam-macam rasa maka dilakukan percampuran bubuk
rasa terlebih dahulu. Pada proses pengemasan ini menggunakan kemasan plastic bersablon
dimana sudah terdapat label pangan dari keripik tempe yang kemudian ditimbang beratnya
selanjutnya diseal dengan lilin. Keripik tempe yang ada di UKM Rejeki ini tidak hanya menjual
dalam bentuk kemasan, tetapi juga dalam bentuk los ( kiloan ) untuk melayani kebutuhan
beberapa UKM keripik tempe sekitar Sanan. Keripik tempe rejeki yang ada dalam bentuk
kemasan memiliki variasi berat dan harga. Seperti keripik tempe yang memiliki netto 200 gr
dijual dengan harga 5.500, netto 250 gr dijual dengan harga 5.625, netto 150 gr dengan harga
3.750.
Strategi pemasaran UKM “Rejeki”
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana
strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini juga
didukung oleh pendapat Swasta “Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang
menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencpai tujuannya.
Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui
strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu
memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat. Pemasaran menurut ( Stanton, 1991)
pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk
merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Berdasarkan
defisi di atas, proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen.
Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu ( anief, 2000 ) :
1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan
dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan
pemasaran.
3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya
dan dapat terjual dengan sendirinya.
Optimalisasi product, price, place, dan promotion dalam Pemasaran UKM Rejeki
Menurut ( Anief, 2000 ) kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari
penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi
kepada konsumen, sampai pengiriman produk produk agar sampai ke tangan konsumen secara
cepat.
1. Product
Label pangan yang dihasilkan IRT harus memenuhi ketentuan Peraturan Pemerintah
No. 69 tahun 1999 tentang label dan iklan pangan. Menurut ( Sampurno, 2002 ) keterangan
pada label sekurang-kurangnya adalah :
Nama produk
Daftar bahan yang digunakan
Berat bersih
Nama dan alamat pihak yang memproduksi
Tanggal, bulan, dan tahun kadaluarsa
Nomor sertifikasi produksi ( P-IRT )
2. Price
Alat pemasaran lain yang penting adalah harga, yang merupakan jumlah uang yang
harus dibayarkan oleh pelanggan untuk produk. Harga yang ditawarkan harus sepadan
dengan nilai yang ditawarkan, bila hal itu tidak dipenuhi maka pembeli memilih produk
pesaingnya. Keripik tempe rejeki yang ada dalam bentuk kemasan memiliki variasi berat dan
harga yang berbeda-beda.
3. Place
Alat pemasaran lainnya adalah tempat, merupakan bermacam kegiatan yang dilakukan
perusahaan untuk membuat produk menjadi lebih mudah untuk diperoleh dan selalu tersedia
untuk pelanggan sasaran. Harapan dari UKM rejeki ini yaitu peningkatan penjualan keripik
temped an produknya bisa dikenal di Indonesia. Namun keripik tempe rejeki ini belum masuk ke
pangsa pasar Kota Malang secara meluas seperti minimarket, toko-toko dan supermarket.
Langkah awal yang bisa dilakukan untuk memasarkan keripik tempe adalah di took-toko yang
menjual berbagai kebutuhan sehingga diharapkan banyak konsumen yang tertarik membelinya.
4. Promotion
Promosi merupakan bermacam kegiatan yang dilakukan untuk mengkomunikasikan
kelebihan-kelebihan produknya dan membujuk pelanggan sasaran untuk membeli. Promosi yang
dilakukan dalam rangka meningkatakn volume penjualan kerip[ik tempe rejeki yaitu saat
dilakukan pemasaran langsung yaitu door to door , saat inilah pemasaran dan konsumen dapat
berkomunikasi langsung kepada konsumen.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Salah satu UKM keripik tempe di Sanan adalah Keripik Tempe Rejeki tidak hanya
keripik tempe yang dijual melainkan produk lain seperti keripik buah, dodol dan manisan.
2. Secara garis besar, proses pembuatan Keripik Tempe Rejeki adalah pengirisan tempe,
penyalutan dengan tepung bumbu, penggorengan, pencampuran dengan bubuk rasa dan
pengemasan.
3. Dengan dilakukan optimalisasi product, price, place dan promotion melalui berbagai cara
antara lain penetapan desain kemasan baru tidak hanya menarik tetapi juga memenuhi
peraturan yang ada, promosi harga keripik tempe, penjualan di took-toko dan door to
door sekaligus promosi dapat meningkatkan volume penjualan keripik tempe rejeki.
4. Hasil optimalisasi product, price, place dan promotion menunjukkan peningkatan
penjualan keripik tempe rejeki sebesar 1,65 kali lipat dari sebelumnya.
5. Strategi pemasaran melalui optimalisasi product, price, place dan promotion sangat
efektif bila diterapkan di UKM rejeki.
Saran
1. Berdasarkan fakta penyimpangan yang ada di lapangan seperti tidak menggunakan
konstum yang lengkap saat proses produksi keripik tempe, merokok di area proses
produksi keripik tempe maka disarankan agar pekerja lebih meningkatkan kesadaran
pribadi sehingga produk akhir yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan, higienis,
sehat dan bermanfaat
2. Optimalisasi baik dari product, price, place dan promotion sebaiknya dilanjutkan agar
volume penjualan keripik tempe Rejeki meningkat dan harapan UKM Rejeki suoaya
produknya bisa dikenal secara meluas dapat tercapai.
Hasil Observasi UKM Keripik Tempe “REJEKI” di Sanan
Mata Kuliah: Perencanaan Tenaga Kerja
Dosen Pengampu: Siswanto, SE., M.Si
Disusun Oleh:
Ayu Dwi Susdyastuti Putri 08510008
Fitriatu Rosida 08510016
Ahmad Nanang 07510120
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2011