Buku Panduan Peserta - Modul Esofagus - Esofagitis Korosif

11
BUKU PANDUAN PESERTA MODUL ESOFAGUS ESOFAGISTIS KOROSIF EDISI I

description

Buku Panduan Peserta - Modul Esofagus - Esofagitis Korosif

Transcript of Buku Panduan Peserta - Modul Esofagus - Esofagitis Korosif

MODUL 9

Modul Esofagus

Esofagitis Korosif

BUKU PANDUAN PESERTAMODUL ESOFAGUSESOFAGISTIS KOROSIFEDISI I

KOLEGIUM

ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH

KEPALA DAN LEHER

2008Buku Panduan Peserta Modul THT-KLESOFAGUSESOFAGITIS KOROSIF

WAKTUMengembangkan KompetensiHari: ........................................................

Sesi di dalam kelas

Sesi dengan fasilitasi Pembimbing

Sesi praktik dan pencapaian kompetensi...X... menit (classroom session)

...X... menit (coaching session)

...minggu (facilitation and assessment)

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan pembelajaran umum :

Setelah mengikuti sesi ini setiap peserta didik diharapkan mampu :

1. Mengenali tanda dan gejala esofagitis korosif

2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada esofagitis korosif

3. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik akibat komplikasi esofagitis korosif

4. Mengambil keputusan untuk pemeriksaan penunjang laborat darah rutin, elektrolit, x foto thorax , esofagoskopi dan esofagogram (foto kontras esophagus)

5. Membuat diagnosis dan memberikan terapi cairan, antibiotik, antiinflamasi dan analgetik yang tepat serta melakukan tindakan esofagoskopi.

6. Membuat keputusan klinik untuk melakukan tindakan dilatasi akibat striktur dan trakeostomi apabila ditemukan obstruksi nafas akibat komplikasi esofagitis korosif tersebut.

7. Membuat keputusan klinik untuk melakukan konsultasi dengan bagian lain (disiplin ilmu lain) dalam mengatasi komplikasi esofagitis kronis yang tidak bisa dilakukan oleh bagian THT misalnya esofagectomy atau gastrectomy

8. Mampu memberikan penyuluhan kepada pasien/keluarga dan mengkonsultasikan ke bagian psikiatri apabila ada indikasi

Tujuan khusus :

Setelah mengikuti sesi ini setiap peserta didik akan memiliki kemampuan untuk :

1. Menjelaskan definisi, penyebab dan patologi esofagitis korosif

2. Menjelaskan diagnosis esofagitis korosif berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis

3. Menjelaskan pemeriksaan penunjang untuk mendukung diagnosis

4. Menjelaskan penanganan esofagitis korosif secara cepat dan benar

5. Menjelaskan komplikasi esofagitis korosif dan penanganannya.

6. Mempersiapkan pasien untuk dilakukan esofagoskopi maupun esofagogram

7. Menentukan saat yang tepat dilakukan esofagoskopi dan esofagogram

8. Menjelaskan teknik esofagoskopi dan komplikasinya

9. Melakukan esofagoskopi pasien dengan esofagitis korosif dan mengevaluasi kerusakan esofagus dan daerah sekitar (faring dan laring ) serta menentukan derajat kerusakan lumen esofagus

10. Melakukan dilatasi pada pasien dengan striktur akibat esofagitis korosif

11. Melakukan evaluasi pasien dengan esofagitis korosif dan pasien pasca dilatasi.

METODE PEMBELAJARAN

Tujuan 1. Menjelaskan definisi, penyebab dan patologi esofagitis korosif

Untuk mencapai tujuan ini maka dipilih metode pembelajaran berikut ini:

1. Small group discussion

2. Peer assisted learning(PAL)

3. Bedside teaching

4. Task based medical education

Harus diketahui : (khususnya untuk level Sp1)

1. Bahan acuan /referensi

2. Ilmu dasar yang berkaitan dengan esofagitis korosif (Biokimia, Patologi anatomi )

3. Ilmu klinis dasar ( Anatomi dan fisiologi esofagus )

Tujuan 2. Menjelaskan diagnosis esofagitis korosif berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis

Untuk mencapai tujuan ini maka dipilih metode pembelajaran berikut ini:

1. Small group discussion

2. Peer assisted learning(PAL)

3. Bedside teaching

4. Task based medical education

Harus diketahui : (khususnya untuk level Sp1)

Gambaran klinik.

Temuan hasil pemeriksaanTujuan 3. Menjelaskan pemeriksaan penunjang untuk mendukung diagnosis

Untuk mencapai tujuan ini maka dipilih metode pembelajaran berikut ini:

1. Small group discussion

2. Peer assisted learning(PAL)

3. Bedside teaching

4. Task based medical educationHarus diketahui : (khususnya untuk level Sp1)

Gambaran radiologi thorax foto AP dan lateral

Deskripsi kelainan mukosa pada esofagoskopi

Tujuan 4. Menjelaskan penanganan esofagitis korosif

Untuk mencapai tujuan ini maka dipilih metode pembelajaran berikut ini:

1. Small group discussion

2. Peer assisted learning(PAL)

3. Bedside teaching

4. Task based medical educationHarus diketahui : (khususnya untuk level Sp1)

Mengetahui mekanisme kerja medikamentosa

Tujuan 5. Menjelaskan komplikasi esofagitis korosif dan penanganannya

Untuk mencapai tujuan ini maka dipilih metode pembelajaran berikut ini:

1. Small group discussion

2. Peer assisted learning(PAL)

3. Bedside teaching

4. Task based medical educationHarus diketahui : (khususnya untuk level Sp1)

Mekanisme terjadinya striktur esofagus

Menentukan waktu dilaksanakannya esofagoskopi

Tujuan 6. Menjelaskan prosedur esofagoskopi

Untuk mencapai tujuan ini maka dipilih metode pembelajaran berikut ini:

1. Small group discussion

2. Peer assisted learning(PAL)

3. Bedside teaching

4. Task based medical educationHarus diketahui : (khususnya untuk level Sp1)

Tahapan esofagoskopi

Tips dan trick esofagoskopi

KOMPETENSIMampu mendiagnosis dan menatalaksana esofagitis korosif

KeterampilanSetelah mengikuti sesi ini peserta didik diharapkan terampil :

1. Mengenali gejala dan tanda esofagitis korosif

2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada esofagitis korosif

3. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik akibat komplikasi esofagitis korosif

4. Mengambil keputusan untuk pemeriksaan penunjang laborat darah rutin, elektrolit, x foto thorax , esofagoskopi dan esofagogram (foto kontras esophagus)

5. Membuat diagnosis dan memberikan terapi cairan, antibiotik, antiinflamasi dan analgetik yang tepat serta melakukan tindakan esofagoskopi.

6. Membuat keputusan klinik untuk melakukan tindakan dilatasi akibat striktur dan trakeostomi apabila ditemukan obstruksi nafas akibat komplikasi esofagitis korosif tersebut.

7. Membuat keputusan klinik untuk melakukan konsultasi dengan bagian lain (disiplin ilmu lain) dalam mengatasi komplikasi esofagitis kronis yang tidak bisa dilakukan oleh bagian THT misalnya esofagectomy atau gastrotomy

8. Mampu memberikan penyuluhan kepada pasien/keluarganya dan mengkonsultasikan ke bagian psikiatri apabila ada indikasi

REFERENSI 1. Griffith Pearson.F, Joel D.C, Jean Deslauries,et.al : Trauma. Foreign Bodies. Esophageal surgery, 2nd ed.577-615.2002

2. Schiratzki H: Removal of Foreign Body in The Esophagus. Archives of Otolaryngology. Vol 102, Number 4. 238-240.1976

3. Ellen M.Friedman : Caustic Ingestion and Foreign Bodies in the Aerodigestive Tract. Byron I.Bailey.Head and Neck Surgery Otolaryngology.2nd ed. Lippincot-Raven.1998

4. Byron J Bailey,Karen H.Calhoun : Atlas of Head and Neck Surgery-Otolaryngology.2nd edition.834-835. J P Lippincot, Philadelphia, 2001GAMBARAN UMUMMemberikan penjelasan dan upaya yang akan dilakukan terhadap kasus esofagitis korosif

CONTOH KASUS Seorang wanita datang dikonsulkan dari poli psikiatri dengan keluhan utama gangguan menelan sejak 2 minggu lalu. Saat ini penderita hanya bisa minum cairan, bila makanan padat dimuntahkan kembali setelah 3-5 menit ditelan dan rasa mengganjal di dada depan. Riwayat tentamen suicide 1 tahun lalu dengan minum cairan pemutih pakaian. Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Diskusi : Mekanisme kerusakan jaringan

Komplikasi yang terjadi pasca iritasi

EVALUASI

1. Pada awal pertemuan dilaksanakan pre-test esofagoskopi dalam bentuk tulisan yang dibuat anak didik dan dilakukan penilaian terhadap penguasaan tulisan pre-test tersebut. Materi pre-test terdiri atas :

Anatomi, fisiologi esofagus

Alat dan teknik esofagoskopi

Indikasi dan kontra indikasi esofagoskopi

Komplikasi esofagoskopi

2. Dilaksanakan pre-test tentang esofagitis korosif yang bertujuan untuk menilai kinerja awal yang dimiliki peserta didik dan untuk mengidentifikasi kekurangan yang ada. Materi pre-test terdiri atas :

- Penegakan diagnosis

- Terapi dan komplikasi

- Penanganan komplikasi

- Follow up

3. Setelah mempelajari penuntun belajar ini, setiap anak didik diwajibkan untuk melihat dan memperhatikan kakak kelasnya melakukan esofagoskopi dan mengaplikasi langkah langkah yang tertera dalam penuntun belajar dalam bentuk role play dengan teman-temannya dibawah pengawasan pembimbing.

4. Setelah dianggap memadai melalui metode bed site teaching, peserta didik mengaplikasikan penuntun belajar kepada model Manikin dan setelah kompetensi tercapai peserta didik akan diberikan kesempatan untuk melakukannya pada pasien sesungguhnya. Evaluator melakukan pengawasan langsung dan mengisi formulir penilaian yang isinya sebagai berikut :

a. Perlu Perbaikan: Pelaksanaan belum benar atau sebagian langkah tidak dilaksanakan

b. Cukup : Pelaksanaan sudah benar tetapi tidak efisien, misalkan pemeriksaan terdahulu lama atau kurang memberi kenyamanan kepada pasien

c. Baik : Pelaksanaan baik dan benar

5. Setelah selesai pelaksanaan dan penilaian, dilakukan diskusi untuk memberitahukan hasil penilaian dan hal hal yang tidak boleh dibicarakan di depan pasien serta memberi masukan untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan.

6. Self assesment dan peer assisted evaluation ndengan menggunakan penuntun belajar.

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KOGNITIF Kuesioner meliputi :

1. Kuesioner Sebelum Pembelajaran

Soal :

2. Kuesioner Tengah Pembelajaran

Soal :

3. Essay/Ujian Lisan/Uji Sumatif

Soal :

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PSIKOMOTOR

PENUNTUN BELAJAR

PROSEDUR ESOFAGOSKOPI ESOFAGITIS KOROSIFNilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:

1Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)

2Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien

T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

NAMA PESERTA: ...................................... TANGGAL: .................................KEGIATANKASUS

I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF

Nama

Diagnosis

Informed Choice & Informed Consent

Rencana Tindakan

Persiapan Sebelum Tindakan

II. PERSIAPAN PROSEDUR ESOFAGOSKOPI

Anamnesis mengarah ke esofagitis korosif

Pemeriksaan klinik menentukan derajat luka bakar dan mencari tanda adanya komplikasi

Pemeriksaan penunjang dengan pemeriksaan laboratorium darah rutin dan elektrolit, X foto thorax, esofagoskopi dan esofagogram

Mendiagnosis esofagitis korosif

Tindakan penanganan dengan observasi, terapi cairan, antibiotik, antiinflamasi dan analgetik

Esofagoskopi

Memeriksa dan melengkapi persiapan alat dan kelengkapan esofagoskopi

Informed consent

III. PROSEDUR OPERASI

Persiapan : 6 jam puasa sebelum esofagoskopi

Anestesi dengan narkose umum

Penderita diatur dalam posisi hiperekstensi

Evaluasi laring dengan laringoskop sesuai ukuran

Dilakukan isap lendir apabila terdapat banyak sekret pada laring maupun esofagus

Ujung esofagoskop diolesi dengan pelumkat, evaluasi rongga mulut apakah terdapat gigi palsu atau tidak, kasa atau pelindung gigi dipasang untuk menghindari penekanan esofagoskop

Esofagoskop sesuai ukuran dan secara pelan dimasukkan rongga mulut kearah dinding belakang faring menyusuri daerah lateral lidah.

Esofagoskop terus dimasukkan ke dalam esofagus secara pelan sambil mengevaluasi lumen esofagus dan distop apabila didapatkan tanda perforasi esofagus

Apabila didapatkan kelainan pada lumen esofagus maka disebutkan kelainan yang ditemukan berupa apa dan setinggi apa

Apabila didapatkan striktur esofagus dapat dilakukan dilatasi

IV. PASCA OPERASI

Instruksi Pasca Operasi

Perawatan setelah esofagoskop : Perawatan di bangsal dan diobservasi kemungkinan komplikasi yang membahayakan jiwa penderita

Observasi 1 hari tidak terjadi komplikasi, pasien dipulangkan

Rencana dilakukan esofagoskopi dan esofagogram ulangan untuk mengevaluasi

MATERI PRESENTASI

LCD 1: Anatomi esofagus LCD 2: Histologi esofagus LCD 3: Bahan-bahan korosif LCD 4: Patogenesa terjadinya erosi mukosa LCD 5: Gejala Klinis LCD 6: Derajat luka bakar LCD 7: Pemeriksaan penunjang LCD 8: Penatalaksanaan LCD 9: Komplikasi

PAGE 6