BUKU PANDUAN EKOLOGI PERAIRAN Disusun Oleh: …...KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan...
Transcript of BUKU PANDUAN EKOLOGI PERAIRAN Disusun Oleh: …...KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan...
: ASISTEN
KELOMPOK :
: NIM
: NAMA
BUKU PANDUAN
EKOLOGI PERAIRAN
Disusun Oleh:
TIM ASISTEN EKOLOGI PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga Buku Panduan Praktikum Ekologi
Perairan ini dapat disusun.
Memahami akan kekurangan dan keterbatasan referensi dalam
pelaksanaan praktikum Ekologi Perairan, maka kami menyajikan suatu pedoman
pelaksanaan praktikum yang pada dasarnya dirangkum dari berbagai referensi
untuk menuntun praktikan. Metode-metode praktis diutamakan untuk
memudahkan dalam pengukuran (pengambilan data di lapang). Buku Panduan
Praktikum ini terbatas pada pengukuran parameter-parameter utama yang
penting dan dilakukan di lapang.
Buku ini merupakan revisi dan pembakuan dari penuntun-penuntun
praktikum Ekologi Perairan terdahulu (non-publicated). Besar harapan bahwa
Buku Penuntun Praktikum ini dapat bermanfaat bagi praktikan dan berbagai
pihak.
Kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnyakepada
pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
dalam penyelesaian buku ini. Menyadari akan keterbatasan yang kami miliki,
maka kami sangat mengharapkan saran atau kritik konstruktif bagi
penyempurnaan buku ini di lainwaktu.
Malang, 1September2019
TimPenyusun
Tim Asisten Ekologi Perairan 2019 FPIK UB
1
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu organisme memerlukan lingkungan hidup yang sesuai dengan
kehidupannya. Air mempunyai beberapa sifat penting sebagai lingkungan bagi
organisme air yang dikaitkan dengan bahan-bahan dan energi yang
dikandungnya dengan sifat fisiknya. Air merupakan media hidup untuk organisme
perairan baik tumbuhan maupun hewan, sedangkan sifat kimia air mempunyai
fungsi sebagai pembawa zat-zat hara yang diperlukan bagi pembentukan bahan-
bahan organik oleh produsen primer perairan tersebut.
Sinar matahari merupakan penunjang kehidupan makhluk hidup, kecuali
organisme kimia sintetis yang relatif tidak banyak. Semua bentuk kehidupan
mendapatkan hara organik berenergi tinggi baik langsung maupun tidak
langsung dari fotosintesis. Melalui alur rantai makanan pada akhirnya siklus
energi juga akan dimanfaatkan oleh produsen, begitu pula yang terjadi pada
lingkungan perairan. Salah satu cara untuk memahami interaksi organisme-
organisme dengan lingkungan perairan adalah dengan mempelajari proses yang
terjadi pada rantai makanan. Tingkatan berlapis ekologi meliputi ekosistem
individu/organisme dengan ciri biasanya memiliki struktur khusus yang disebut
dengan adaptasi, ekosistem populasi yaitu kumpulan individu sejenis pada suatu
daerah dan pada waktu tertentu, ekosistem komunitas yang terdiri dari beberapa
populasi yang berbeda dan berinteraksi antar spesies, ekologi ekosistem yaitu
suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen biotik dan abiotik terdapat
sikluskehidupan.
Ekologi umumnya didefinisikan sebagai ilmu tentang interaksi antara
organisme-organisme dan lingkungannya. Lingkungan di sini mempunyai arti
luas, mencakup semua hal di luar organisme yang bersangkutan. Tidak saja
termasuk cahaya, suhu, curah hujan, kelembaban dan topografi, tetapi juga
parasit, predator dan kompetitor.
Ekologi perairan adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik/interaksi antara organisme perairan dengan lingkungannya. Dengan
demikian ada beberapa cabang ilmu yang menunjang ekologi yang harus
dipahami mahasiswa misalnya: Klimatologi, Limnologi, Geologi, Fisika, Kimia,
Biologi, Planktonologi dan sebagainya.
Tim Asisten Ekologi Perairan 2019 FPIK UB 2
1.2 Tujuan Praktikum EkologiPerairan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melatih dan meningkatkan
kemampuan mahasiswa dalam:
1. Mengetahui hasil pengukuran parameter fisika yang mempengaruhi perairan
Bedengan
2. Mengetahui hasil pengukuran parameter kimia yang mempengaruhi perairan
Bedengan
3. Mengetahui hasil pengukuran parameter biologi yang mempengaruhi perairan
Bedengan
4. Menentukan kualitas perairan Bedengan berdasarkan hasil pengukuran
parameter fisika, kimia danbiologi.
1.3 Kegunaan Praktikum EkologiPerairan
Kegunaan dari kegiatan praktikum ini adalah:
1. Mengenalkan sekaligus menumbuhkan rasa empati mahasiswa terhadap
ekosistemsungai.
2. Meningkatkan kemampuan teknis dalam mengukur parameter fisika, kimia
danbiologi.
3. Bagi peneliti atau lembaga ilmiah, sebagai sumber informasi keilmuan dan
dasar untuk penulisan ataupun penelitian lebih lanjut berkaitan dengan
ekosistem sungai dan ekosistemkolam.
Tim Asisten Ekologi Perairan 2019 FPIK UB
3
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sungai
Sungai merupakan daerah dimana terdapat air yang mengalir dari hulu
(pegunungan) menuju hilir (laut). Selain mengalirkan air dari hulu, sungai juga
membawa material-material organik maupun anorganik dan mengantarkannya
keseluruh bagian sungai sampai hilir. Oleh karena itu, sungai dapat digolongkan
sebagai perairan yang mengalir. Odum (1998) menyatakan bahwa ada 2 zona
utama pada aliran sungai yaitu:
Zona Air Deras yaitu daerah yang dangkal dimana kecepatan arus cukup
tinggi untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain
yang lepas, sehingga dasarnya padat. Zona ini dihuni benthos yang
beradaptasi khusus atau organisme perifitik yang dapat melekat atau
berpegang dengan kuat pada dasar yang padat dan oleh ikan yang kuat
berenang. Zona ini umumnya terdapat pada hulu sungai didaerah
pegunungan.
Zona Air Tenang yaitu bagian sungai yang dalam dimanakecepatanarus
sudahberkurang,makalumpurdanmaterilepascenderungmengendapdi dasar
sehingga dasarnya lunak. Zona ini umumnya terdapat pada bagianhilir.
Arus merupakan faktor pembatas utama pada aliran deras, tetapi dasar
yang keras terdiri dari batu, dapat menyediakan permukaan yang cocok untuk
organisme (flora dan fauna) untuk menempel dan melekat. Dasar air yang tenang
bersifat lunak dan terus-menerus berubah umumnya membatasi organisme
bentik, tetapi bila kedalaman lebih besar lagi, dimana gerakan air lebih lambat,
lebih sesuai untuk plankton dan neuston.
2.2 Parameter Kualitas Air
2.2.1 Fisika
a. Suhu
Suhu adalah derajat panas dinginnya suatu perairan. Kisaran suhu pada
perairan Indonesia antara 23-32oC. Mahida (1986), menyatakan bahwa tingkat
oksidasi senyawa organik jauh lebih besar pada suhu tinggi dibanding pada suhu
rendah. Clark (1974), menjelaskan bahwa keadaan suhu alami memberikan
kesempatan bagi ekosistem untuk berfungsi secara optimum. Banyak kegiatan
Tim Asisten Ekologi Perairan 2019 FPIK UB 4
hewan air dikontrol oleh suhu, misalnya: migrasi, pemangsaan, kecepatan
berenang, perkembangan embrio dan kecepatan proses metabolisme. Oleh
sebab itu, perubahan suhu yang besar pada ekosistem perairan dianggap
merugikan (Clark, 1974). Sedangkan menurut Handjojo dan Setianto (2005)
dalam Irawan (2009), suhu air normal adalah suhu air yang memungkinkan
makhluk hidup dapat melakukan metabolism dan berkembang biak.
b. KecepatanArus
Arus adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horizontal. Menurut
Barus (2001), pada ekosistem lentik arus dipengaruhi oleh kekuatan angin,
semakin kuat tiupan angin akan menyebabkan arus semakin kuat dan semakin
dalam mempengaruhi lapisan air. Pada perairan lotik umumnya kecepatan arus
berkisar antara 3 m/detik. Meskipun demikian sangat sulit untuk membuat suatu
batasan mengenai kecepatan arus. Karena arus di suatu ekosistem air dapat
berfluktuasi dari waktu ke waktu tergantung dari fluktuasi debit dan aliran air dan
kondisi substrat yang ada. Arus air pada perairan lotik umumnya bersifat turbulen
yaitu arus air yang bergerak ke segala arah sehingga air akan terdistribusi ke
seluruh bagian dari perairan. Peranan arus adalah membantu difusi oksigen
serta membantu distribusi bahan organik dannutrien.
2.2.2 Kimia
a. Potential of Hydrogen(pH)
pH (potential of Hydrogen) adalah negatif logaritma dari ion H+. Menurut
Kordi dan Tancung (2007), derajat keasaman (pH) yaitu logaritma dari kepekatan
ion-ion H (hidrogen) yang terlepas dalam satu cairan. Derajat keasaman atau pH
air menunjukkan aktifitas ion hidrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakan
sebagai konsentrasi ion hidrogen (dalam nol per liter) pada suhu tertentu atau
dapat ditulis pH = - log (H+). Manik (2003), menyatakan bahwa peningkatan
keasaman air (pH rendah) umumnya disebabkan limbah yang mengandung
asam-asam mineral bebas dan asam karbonat. Keasaman tinggi (pH rendah)
juga dapat disebabkan adanya FeS2 dalam air akan membentuk H2SO4 dan ion
Fe2+ (larut dalam air).
Tim Asisten Ekologi Perairan 2019 FPIK UB 5
b. Dissolved Oxygen(DO)
DO (Dissolved Oxygen) adalah jumlah oksigen terlarut dalam perairan yang
dimanfaatkan oleh organnisme perairan untuk respirasi dan penguraian zat-zat
anorganik oleh mikroorganisme. Menurut Simanjuntak (2012), sumber utama
oksigen di perairan adalah difusi udara dan dari proses fotosintesis fitoplankton.
Sedangkan pemanfaatannya digunakan untuk respirasi, dekomposisi dan
oksidasi unsur kimia. Oksigen terlarut merupakan salah satu penunjang utama
dalam kehidupan di perairan dan indikator kesuburan perairan.
c. Biological Oxygen Demand(BOD)
Menurut Utami (2001) dalam Andriani (2007), Biological Oxygen Demand
(BOD) atau kebutuhan oksigen bilogis, adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan
oleh mikroorganisme di dalam air lingkungan untuk memecah (mendegradasi)
bahan buang organik yang ada di dalam air lingkungan tersebut. Reaksi oksidasi
selama pemeriksaan BOD merupakan hasil dari aktifitas biologis dan reaksi yang
berlangsung dipengaruhi oleh jumlah populasi dan suhu. Bahan organik yang
terdiri dari karbohidrat (selulosa, pati, gula), protein, minyak hidrokarbon dan
bahan organik yang lain masuk ke dalam badan air berasal dari sumber alam
maupun dari sumber pencemar. Sumber bahan organik alami di dalam air
permukaan berasal dari pembusukan tanaman dan kotoran hewan, sedangkan
sumber BOD dari kegiatan manusia berasal dari feses, urin, detergen, minyak
dan lemak. Parameter BOD, secara umum banyak digunakan untuk menentukan
tingkat pencemaran air buangan.
d. Carbon Dioxide(CO2)
Menurut Susana (1988), karbondioksida adalah senyawa yang terbentuk
dari 1 atom Karbon dan 2 atom Oksigen (CO2), mudah larut dalam air, tidak
berbau dan tidak berwarna. Karbondioksida termasuk gas yang reaktif dan
banyak terdapat dalam air. Karbondioksida yang terdapat dalam air umumnya
berasal dari udara melalui proses difusi dan terbawa oleh air hujan. Selain itu
karbondioksida juga berasal dari hasil proses respirasi mikroorganisme dan dari
hasil penguraian zat-zat organik oleh mikroorganisme.
Tim Asisten Ekologi Perairan 2019 FPIK UB 6
3
e. Total Organic Matter(TOM)
TOM (Total Organic Matter) adalah kumpulan bahan organik kompleks
yang sedang dan belum mengalami proses dekomposisi yang terdiri dari bahan
organik terlarut, tersuspensi (particulate) dan koloid di dalam suatu perairan.
Menurut Kohangia (2002), bahwa kandungan bahan organik yang terdapat di
sedimen perairan terdiri dari partikel-partikel yang berasal dari hasil pecahan
batuan dan potongan-potongan kulit (shell) serta sisa rangka dari organisme
perairan atau dari detritus organik yang telah tertransportasi oleh berbagai media
alam dan terendapkan didasar perairan dalam waktu yang cukup lama. TOM
berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi autochnus (dari perairan itu sendiri)
dan allotochnus (dari perairanluar).
f. Amonia
Menurut Umroh (2007), amonia merupakan hasil katabolisme protein
yang diekskresikan oleh organisme dan merupakan salah satu hasil dari
penguraian zat organik oleh bakteri. Amonia di dalam air terdapat dalam
bentuk tak terionisasi (NH3) atau bebas, dan dalam bentuk terionisasi (NH4)
atau ion ammonium. Sumber amonia di perairan adalah dari sisa metabolism dan
pemecahan nitrogenorganik.
g. Nitrat
Menurut Hendrawati, et al. (2007), nitrat (NO -) adalah bentuk utama
Nitrogen di perairan dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman
dan alga. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Nitrat
merupakan unsur yang diperlukan untuk membentuk senyawa penting termasuk
DNA dan RNA. Tatangidatu (2013), menyatakan bahwa tingginya kadar nitrat
dipengaruhi oleh tingkat pencemaran dan pemupukan, kotoran hewan dan
manusia. Peran nitrat dalam perairan adalah sebagai nutrien utama bagi alga
dan mengklasifikasi kesuburanperairan.
h. Orthofosfat
Orthofosfat merupakan salah satu bentuk fosfat yang dapat dimanfaatkan
secara langsung oleh tanaman air. Sedangkan polifosfat harus mengalami
hidrolisis membentuk orthofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan
Tim Asisten Ekologi Perairan 2019 FPIK UB 7
sebagai sumber fosfor. Manurut Sembering (2008), orthofosfat merupakan nutrisi
yang paling penting dalam menentukan produktivitas perairan. Selain sebagai
nutrisi untuk fitoplankton, orthofosfat juga berfungsi sebagai indikator kesuburan
perairan.
2.2.3 Biologi
a. Benthos
Benthos adalah organisme yang hidup di dasar perairan (substrat) baik
yang sesil maupun vagil. Benthos hidup di pasir, lumpur, batuan, patahan karang
atau karang yang sudah mati. Substrat perairan dan kedalaman mempengaruhi
pola penyebaran dan morfologi fungsional serta tingkah laku hewan bentik. Hal
tersebut berkaitan dengan karakteristik serta jenis makananbenthos.
Organisme yang termasuk makrozoobenthos diantaranya adalah:
Crustacea, Isopoda, Decapoda, Oligochaeta, Mollusca, Nematoda dan Annelida.
Klasifikasi benthos menurut ukurannya: Makrobenthos merupakan benthos yang
memiliki ukuran lebih besar dari 1 mm (0.04 inch), contohnya cacing, pelecypod,
anthozoa, echinodermata, sponge, ascidian, and crustacea. Meiobenthos
merupakan benthos yang memiliki ukuran antara 0.1-1 mm, contohnya
polychaete, pelecypoda, copepoda, ostracoda, cumaceans, nematoda,
turbellaria, dan foraminifera. Mikrobenthos merupakan benthos yang memiliki
ukuran lebih kecil dari 0.1 mm, contohnya bakteri, diatom, ciliata, amoeba, dan
flagellata.
Barus (2004) menyatakan bahwa berdasarkan tempat hidupnya, benthos
dapat dibedakan menjadi epifauna yaitu benthos yang hidupnya di atas substrat
dasar perairan, dan infauna yaitu benthos yang hidupnya tertanam di dalam
substrat dasar perairan. Sedangkan berdasarkan siklus hidupnya, benthos dapat
dibagi menjadi holobenthos, yaitu kelompok benthos yang seluruh hidupnya
bersifat benthos dan merobenthos, yaitu kelompok benthos yang hanya bersifat
benthos pada fase-fase tertentu dari siklus hidupnya. Sedangkan Odum (1971),
mengklasifikasikan benthos berdasarkan kebiasaan makannya yaitu filter-feeder
(menyaring partikel-partikel detritus yang melayang di perairan) dan deposit-
feeder (memakan partikel-partikel detritus yang mengendap di dasar perairan).
Hewan makrobenthos mempunyai peranan yang sangat penting dalam
siklus nutrien di dasar perairan. Montagna et al. (1989) menyatakan bahwa
dalam ekositem perairan makrobenthos berperan sebagai salah satu matarantai
Tim Asisten Ekologi Perairan 2019 FPIK UB 8
penghubung dalam aliran energi dan siklus dari alga planktonik sampai
konsumen tingkattinggi.
b. Perifiton
Perifiton adalah nama yang diberikan pada kelompok berbagai organisme
yang tumbuh atau hidup menempel pada substrat dalam air seperti tanaman,
kayu, batu dan sebagainya. Meskipun perifiton umumnya diperlakukan sebagai
bentos, ini bukanlah ciri khas komunitas tersebut dalam hal tertentu. Ia hadir
sangat banyak pada substrat apapun, misalnya ujung kayu yang berada dalam
air beberapa centimeter daridasar.
Perifiton adalah hewan maupun tumbuhan yang hidup di bawah permukaan
air, sedikit bergerak atau melekat pada batu-batu, ranting, tanah atau substrat
lainnya. Menurut Wetzel (1982), perifiton berdasarkan substrat menempelnya
dibedakan atas epifitik (menempel pada permukaan tumbuhan), epipelik
(menempel pada permukaan sedimen), epilitik (menempel pada permukaan
batuan), epizooik (menempel pada permukaan hewan), dan epipsammik (hidup
dan bergerak di antara butir-butir pasir).
Dalam suatu perairan mengalir (lotik), alga perifiton lebih berperan sebagai
produsen daripada fitoplankton. Hal ini disebabkan karena fitoplankton
akanselalu terbawa arus, sedangkan alga perifiton relatif tetap pada tempat
hidupnya. Alga perifiton juga penting sebagai makanan beberapa jenis
invertebrata dan ikan (Graham dan Wilcox, 2000). Karena perifiton relatif tidak
bergerak, maka kelimpahan dan komposisi perifiton di sungai dipengaruhi oleh
kualitas air sungai tempathidupnya.
Tim Asisten Ekologi Perairan 2019 FPIK UB 9
LAMPIRAN
Skema Kerja
- Fisika
a. Suhu
.
b. KecepatanArus
alah satu botol sebagai pemberat, dan botol
kosong
ada peraitan dan ditunggu hingga tali rafia
tali merenggang dengan stopwatch
an dihitung dengan rumus:
Current Meter
Diisi air pada s
laindibiarkan
Dihanyutkan p
merenggang
Dicatat waktu
Dicatat hasild
Hasil
Dimasukkan kedalam dimasukkan ke dalam perairan
(usahakan pengukuran membelakangi matahari dan
thermometer tidak bersentuhan langsung dengan tangan
pengukur).
Dibiarkan 2-5 menit sampai skala suhu pada thermometer
menunjukkan angka yang stabil.
Diangkat thermometer pada perairan dan dicatat hasilnya.
Thermometer Hg
Hasil
Tim Asisten Ekologi Perairan 2019 FPIK UB 10
Kimia
a. Potential of Hydrogen(pH)
ukkan ke dalam air sampel sekitar 1 menit
s-kibaskan sampai setangah kering
kkan perubahan warna pH paper dengan kotak standar
n dicatat hasilnya.
b. Dissolved Oxygen(DO)
ume botol DO
an ke dalam perairan dengan kemiringan 450
tol saat masih berada di dalam perairan agar tidak terjadi
g udara.
an 2 ml MnSO4 dan 2 ml NaOH+KI.
nkan dan ditunggu sampai terbentuk endapan.
r bening di atas endapan
an 2 ml H2SO4 (1:1) dan dihomogenkan sampai
arut
an 4 tetes amilum dan dititrasi dengan Na2S2O3 0,025 N
rubah menjadi tidak berwarna (bening) pertama kali
titran dan dihitung menggunakan rumus:
pH Paper
Dimas
Dikiba
Dicoco
pHda
Hasil
Botol DO
Dicatatvol
Dimasukk
Ditutupbo
gelembun
Ditambahk
Dihomoge
Dibuangai
Ditambahk
endapanl
Ditambahk
sampai be
Dicatatml
Hasil
Tim Asisten Ekologi Perairan 2019 FPIK UB 11
BOD = DO0 – DO5
c. Biology Demand Oxygen(BOD)
ume botol BOD
n ke dalam perairan dengan kemiringan 450
tol saat masih berada di dalam perairan agar tidak terjadi
g udara.
aerasi pada air sampel dengan memindahkan air
ri botol winkler ke dalam beaker glass 1000 mL lalu
elama 15 menit
an air sampel hasil aerasi ke dalam botol winkler dan
at
botol winkler dengan alumunium kemudian disimpan
ari
5 dengan metode titrasi seperti penentuan kadar DO
lai BOD menggunkan rumus :
d. Carbondioxide(CO2)
engan gelas ukur
e dalam erlenmeyer
3 tetes indikator PP
rna merah jambu berarti air tersebut tidak
CO2 bebas
el tetap tidak tidak berwarna, maka dilakukan titrasi
O3 0,0454 N sampai warna menjadi merah jambu
r CO2 dengan menggunakan rumus:
Botol BOD
Dicatatvol
Dimasukka
Ditutupbo
gelembun
Dilakukan
sampel da
diaerasis
Dimasukk
ditutup rap
Dibungkus
selama 5 h
DiukurBO
Dihitungni
Hasil
Air Sampel
Diukur 25 mld
Dimasukkank
Ditambahkan
Bila air berwa
mengandung
Bila air samp
dengan Na2C
pertamakali
Dihitungkada
Hasil
Tim Asisten Ekologi Perairan 2019 FPIK UB 12
g.
e. Total Organic Matter(TOM)
ml air sampel
ke dalam erlenmeyer
2,4 ml KMnO4 0,01 N menggunakan pipet volume
2,5 ml H2SO4 (1:4)
engan hot plate sampai suhu mencapai 750C kemudian
mpai suhu mencapai 650C dan dutambahkan Na-oxalate
an sampai tidak berwarna
n KMnO4 0,01 N sampai terbentuk warna merah jambu
ai ml titran (x ml)
ml aquades
sedur (1-6) dengan bahan aquades dan dicatat titran
an sebagai (y ml)
r TOM menggunakan rumus:
f. Amonia
ml air sampel
n ke dalam beaker glass
n 0,5 ml larutan nesslerdandidiamkan 10 menit
n ke dalam tabung reaksi kecil
dar ammonia menggunakan spektrofotometer
lombang 425 nm dan nomor program 380 nm)
lnya
Air Sampel
Diambil12,5
Dimasukkan
Ditambahkan
Ditambahkan
Dipanaskan d
diangkat
didiamkan sa
0,01 Nperlah
dititrasidenga
dicatatsebag
diambil12,5
dilakukan pro
yangdigunak
dihitungkada
Hasil
Air Sampel
Diambil25
Dimasukka
Ditambahka
Dimasukka
Dihitung ka
(panjangge
Dicatathasi
Hasil
Tim Asisten Ekologi Perairan 2019 FPIK UB 13
`
ml air sampel
e dalam cawan porselen
i atas hot plate sampai terbentuk kerak dan
asam fenol disulfonik dan diaduk dengan spatula
engan 3 ml aquades
NH4OH sampai berwarna kekuningan
engan aquades sampai 12,5 ml
e dalam tabung reaksi kecil
r nitrat menggunakan spektrofotometer (panjang
10 nm dan nomor program 353 nm)
ya
g. Nitrat
Air sampel
Disaring12,5
Dimasukkank
Dipanaskan d
didinginkan
Ditambahkan
Diencerkand
Ditambahkan
Diencerkand
Dimasukkank
Dihitung kada
gelombang4
Dicatathasiln
Hasil
h. Orthofosfat
sampel
ke dalam erlenmeyer
1 ml ammonium molybdat dan dihomogenkan
3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
ke dalam tabung reaksi kecil
r orthofosfat menggunakan spektrofotometer
mbang 690 nm dan nomor program 490 nm)
ya
Air Sampel
Diambil 25air
Dimasukkan
Ditambahkan
Ditambahkan
Dimasukkan
Dihitung kada
(panjanggelo
Dicatathasiln
Hasil
Tim Asisten Ekologi Perairan 2019 FPIK UB 14
i. PenggunaanSpektrofotometer
bel alat ke sumber listrik
” dan ditunggu hingga selftest menjadi 0 (nol)
od” atau diatur nomor program sesuaiparameter
gelombang sesuai dengan parameter yang
g gelombang sesuai dengan parameter yang
mpel blangko
hingga muncul angka 0,00 mg/l
Biologi
a. Benthos
Pengambilan sampelbenthos
gan arah melawan arus
perairan dengan dua kaki secara bersamaan
s organisme dari dasar perairan agar masuk ke
arah luar untuk memindahkan sampel ke dalam
l
96% untuk mengawetkan
Spektrofotometer
Memasang ka
Tekan“Power
Ditekan “Meth
yangdiukur
Diatur nomer
diukur
Tekan“Enter”
Diatur panjan
diukur
Tekan“Enter”
Masukkansa
Tekan“Zero”
Hasil
Jaring Kicking
Dipegangden
Diaduk dasar
untuk melepa
dalamjaring
Dibalik jala ke
wadahsampe
Diberialkohol
Hasil
Tim Asisten Ekologi Perairan 2019 FPIK UB 15
Perhitungan kelimpahanbenthos
a langsung dengan bantuan loop
k dan jenis benthos
engan buku identifikasi benthos
pahan benthos menggunakanrumus:
b. Perifiton
Pengambilan SampelPerifiton
an cutter pada permukaan sunstrat deluas 3x3 cm
bagian permukaan yang ditandai
asil kerikan ke dalam botol film
s hingg botol film penuh
bagai pengawet
Perhitungan KelimpahanPerifiton
gunakan pipet tetes
da onjek glass sebanyak 1 tetes
gunakan cover glass dengan kemiringan 450
wah mikroskop dengan perbesaran 40x, 100x, 400x,
ihitung jumlah perifiton pada tiap bidang pandang
menggunakan bukuidentifikasi prescott
pahan perifiton dengan rumus:
Sampel Benthos
Diamatisecar
Diamatibentu
Dicocokkand
Dihitungkelim
Hasil
Substrat Perairan
Ditandaideng
Disikat/dikerik
Dimasukkanh
Diberiaquade
Diberi lugolse
Hasil
Sampel Perifiton
Diambilmeng
Diteteskanpa
Ditutupmeng
Diamati di ba
1000x
Diamati dan d
Diidentifikasi
Dihitungkelim
Hasil
Tim Asisten Ekologi Perairan 2019 FPIK UB 16
DAFTAR NAMA ASISTEN PRAKTIKUM EKOLOGI
PERAIRAN
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2019
No Nama NIM No Telpon/ Id Line
1 Mochammad Feryrul Ilham
175080500111012 085708350424/ feryrul
2 Ulfa Eka Agustina 165080501111039 085843015313/ ulfaeka10
3. Aisyah Nur Alifia 175080501111020 081350349513/ aaisyahnaa22
4. Rendy Dwi Pangestu 175080501111015 087866945826/ rendydwi24
5. Mangesti Reza E. 175080600111018 085799539833/ mangestireza
6. Inpita Casuarina E. U. 175080500111020 081336297969/ ordinaryceu
7. Shobriyyah Afifah N. 175080200111021 082342340721/ afiefha_n
8. Dhita Widhiastika 175080200111005 083845797538/ dn790
9. Bimo Aji Nugroho 165080100111005 08817143603
10. Ahmad Faris P 175080300111020 08980984126/ afaris_
11. Novia Ananda Sari
165080100111028 085850351516
12. Fahmi Gustado 165080101111050 082330600632/ fahmigustado
13. Janwandri Rizky Pratama Sembiring
175080201111008 081269360593
14. Alfie Syahrien 175080500111040 089651108576
15. M. Azmi Amanullah 175080500111026 081388993022/ azmi192
16. Julianika Br Sembiring Depari
175080501111014 087859110767/ julianikasembiring
17. Muhammad Alfiandi Rachmad Harahap
175080501111026 081939440386/ jogalz
18. Raudatul Ibdiah
185080101111003 081230713325/ raudaibd
19. M. Habib Baihaqi F
185080300111014 085335919902
20. Niko DwiKiatmoko
1085080501111025
083114061723/ dwikiatmoko
21. Vylzah Rizqa
185080100111031 081284833417
22. Achmad Firu Yuda Putra 185080100111036 081359369665/ Achmadfiruy
23. Rengga Retno Laila 185080201111009 083848871424/
Tim Asisten Ekologi Perairan 2019 FPIK UB 17
Saputri Renggarls
24. khibar Syiar Moehammad
185080100111011 081299395643