Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

36
BUKU MODEL IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA (PIGP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan 2012

description

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012 minus lampiran

Transcript of Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Page 1: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

BUKU

MODEL IMPLEMENTASI PROGRAM

INDUKSI BAGI GURU PEMULA (PIGP)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan

Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan

Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan

2012

Page 2: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

i

KATA PENGANTAR

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010 tentang Program Induksi

Guru Pemula (PIGP) menyebutkan bahwa Program Induksi adalah kegiatan orientasi, pelatihan di

tempat kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam proses

pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah di tempat

tugasnya. Selanjutnya, Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan

proses pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh

pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat. Sebagai pedoman dalam mengimplementasikan

PIGP, Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pendidikan dan kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (SDMPK dan PMP) menerbitkan

Buku Model Implementasi PIGP bagi pemangku kepentingan pendidikan.

Buku ini diterbitkan dengan tujuan menyamakan persepsi dan menjadi acuan semua pihak

yang terkait dalam pelaksanaan PIGP. Buku ini berisi tentang Konsep PIGP dan Model pelaksanaan

PIGP dengan mengintegrasikan lesson study. Dengan terbitnya buku ini diharapkan pelaksanaan

PIGP sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, sehingga program ini benar-benar dapat

meningkatkan kompetensi, kinerja, dan profesional guru, akhirnya berdampak pada peningkatan

mutu pendidikan di Indonesia.

Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada Tim Penyusun atas dedikasinya yang

sangat tinggi dalam menyusun buku Model Implementasi PIGP ini. Semoga usaha baik ini menjadi

tonggak bagi pengembangan pendidikan di Indonesia.

Jakarta, .... Juni 2012 Kepala Badan Pengembangan SDMPK dan PMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd NIP. 19620203 198703 1 002

Page 3: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………. iii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………………………………. iv

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang ………………………………………………………………………… 1

B. Landasan Hukum ……………………………………………………………………… 2

C. Tujuan ………………………………………………………………………………….. 2

BAB II KONSEP PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA DAN LESSON STUDY ……….... 3

A. Program Induksi Guru Pemula …………………………………………………....... 3

B. Lesson Study ……………………………………………………………………...….. 10

BAB III PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA ……………………………. 15

A. Tahap Persiapan ………………………………………………………………..……. 15

B. Tahap Pengenalan Sekolah/Madrasah dan Lingkungannya …….……………... 16

C. Tahap Pembimbingan …..…………………………………………………………… 17

D. Tahap Penilaian ………………………………………………………………………. 20

E. Tahap Pelaporan ……..……………………………………………………………….. 25

BAB IV EVALUASI DAN BIMBINGAN TEKNIS …………………………................................ 27

A. Evaluasi Program …………………………………………………………………….. 27

B. Bimbingan Teknis …………………………………………………………………..... 27

BAB V PENUTUP …………………………………………………………………………………. 29

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………………………... 29

Page 4: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

iii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Format Implementasi PIGP Tahap Persiapan

FORM Hal

KS 01 Checklist Analisis Kebutuhan Implementasi PIGP ………………………………….. 31

KS 02 Checklist Tugas Kepala Sekolah dalam PIGP ………………………………………. 32

KS 03 Format Analisis Kebutuhan Sekolah Penyelenggara PIGP ………………………… 33

KS 04 Out Line (Sistematika) Pedoman Kepala Sekolah dalam PIGP …………………… 34

KS 05 Rencana Tindak Implementasi PIGP oleh Kepala Sekolah ………………………… 35

KS 06 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan PIGP oleh Kepala Sekolah ……………………....... 36

PB 01 Identifikasi Kompetensi Pembimbing (Evaluasi Diri Pembimbing.............................. 37

PB 02 Rencana Tindak Pembimbingan oleh Pembimbing .................................................. 39

PB 03 Jadwal Kegiatan Pembimbingan Guru Pemula ........................................................ 40

PS 01 Identifikasi Tanggung Jawab Pengawas Sekolah dalam PIGP ............................... 41

PS 02 Analisis Kebutuhan Sekolah Penyelenggara PIGP .................................................. 42

PS 03 Contoh Matrik Program Pengawasan Tahunan …………………............................. 43

PS 04 Program Pengawasan Semester …...............................................…………………. 56

PS 05 Rencana Tindak Pengawasan PIGP ........................................................................ 57

PS 06 Jadwal Kegiatan Pengawasan PIGP ………………………………………………….. 58

PS 07 Jadwal Monitoring PIGP ………………………………………………………………… 59

PS 08 Instrumen Monitoring PIGP ……………………………………………………………. 62

Lampiran Format Implementasi PIGP Tahap Pengenalan Sekolah/Madrasah

dan Lingkungannya

PB 04 Checklist Tugas Pembimbing dalam PIGP …………………………………………….. 67

GP 01a Evaluasi Diri untuk Guru Pemula (Guru Mata Pelajaran/Kelas)……………. 68

GP 01b Format Evaluasi Diri untuk Guru Pemula (Guru BK/Konselor)……………………… 69

GP 02a Evaluasi Diri Guru Mata Pelajaran/Kelas .................................................................. 70

GP02b Evaluasi Diri Guru BK/Konselor ................................................................................ 71

PB 05 Prioritas Pembimbingan ............................................................................................ 73

PB 06 Rencana Pengembangan Keprofesian Guru Pemula ............................................... 74

Lampiran Format Implementasi PIGP Tahap Pembimbingan (Pelaksanaan dan

Observasi Pembelajaran)

Page 5: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

iv

PB 07b Contoh Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling 76

PB 08a Lembar Hasil Observasi Pembelajaran Pembelajaran Guru Pemula ....................... 78

PB 08b Lembar Hasil Observasi Pembimbingan Guru Pemula ............................................ 79

GP 03a Lembar Refleksi Pembelajaran Guru Mata Pelajaran/Kelas ………………………… 81

GP 03b Lembar Refleksi Pembimbingan Guru BK ……………………………………………. 82

U 01 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran (Lesson Study) …....................................... 84

U 02 Tata Tertib dalam Melaksanakan Lesson Study …………………………………….. 85

U 03 Catatan Hasil Refleksi .............................................................................................. 86

U 04 Tata Tertib Pelaksanaan Lesson Study 87

PB 09a Laporan Hasil Pembimbingan dan Penilaian Tahap 1 ............................................. 91

PB 09b Laporan Hasil Pembimbingan dan Penilaian Tahap 1 .............................................. 92

Lampiran Format Model Implementasi PIGP Tahap Penilaian

PSKSPB 01 Lembar Pengamatan ………………………............................................................... 95

PSKSPB 02a Instrumen Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas .......................................... 97

PSKSPB 02b Instrumen Penilaian Kinerja Guru BK/Konselor ........................................................ 103

PSKSPB 03a Lembar Hasil Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas 111

PSKSPB 03b Lembar Hasil Penilaian Kinerja Guru BK 112

PS/KS 01a Lembar Hasil Observasi pembelajaran Guru Mata Pelajaran/Kelas Pemula pada

Penilaian Tahap 2 .....................................................................................................

113

PS/KS 01b Lembar Hasil Observasi Pembimbingan Guru BK/Konselor Pemula pada

Penilaian Tahap 2 .....................................................................................................

115

GP 03a Lembar Refleksi Pembelajaran Guru Mata Pelajaran/Kelas Pemula pada

Penilaian Tahap 2 .....................................................................................................

117

GP 03b Lembar Refleksi Pembimbingan Guru BK/Konselor Pemula pada Penilaian Tahap

2 ................................................................................................................................

119

KS 07a Lembar Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas Pemula 120

KS 07b Lembar Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Guru BK/Konselor …………………… 121

Lampiran Format Model Implementasi PIGP Tahap Pelaporan

KS 08a Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas ………………………. 125

KS 08b Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru BK ……………………………………………. 127

KS 09 Laporan Keberhasilan Guru Pemula dalam PIGP ……………………………………. 129

KS 10 Sistematika Laporan PIGP 130

Page 6: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

v

U 05 Format Sertifikat PIGP ………………………………………………………………….. 135

Lampiran Format Model Implementasi PIGP: Instrumen Penilaian Kepribadian dan Sosial

PSKSPB 04 Instrumen Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru Pemula

PSKSPB 05 Format Hasil Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru Pemula

Page 7: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selanjutnya dalam pasal 1 ayat 4 undang-undang

tersebut menyatakan bahwa Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang dan menjadi sumber penghasilan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan

yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk: (1) meningkatkan martabat dan

peran guru sebagai agen pembelajaran, dan (2) meningkatkan mutu pendidikan nasional. Kedudukan

guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional

dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (UU No.

20 Tahun 2003 pasal 3). Oleh karena itu, guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat

strategis dalam pembangunan nasional di bidang pendidikan.

Mengingat peran guru yang sangat strategis dalam pembangunan pendidikan, maka seorang

guru harus dipersiapkan secara matang. Persiapan tersebut harus dilakukan secara

berkesinambungan mulai dari saat belajar di perguruan tinggi, pendidikan profesi guru di Lembaga

Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sampai menjadi guru yang ditugaskan di satuan pendidikan.

Pada saat awal seorang guru pemula mulai mengajar dan mengenal lingkungan sekolah,

mereka menghadapi beberapa hambatan antara lain: pengenalan karakteristik peserta didik, budaya

sekolah, beradaptasi, dan berkomunikasi dengan warga sekolah. Pengenalan guru pemula terhadap

situasi sekolah akan menentukan karir dan profesionalitas seorang guru selanjutnya. Salah satu

program yang dapat membekali guru pemula dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi guru pada

awal mereka bertugas adalah Program Induksi Guru Pemula (PIGP). Agar PIGP berjalan dengan baik

maka disusun buku ini yang berisi salah satu model Implementasi PIGP.

Page 8: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

2

B. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2003 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan;

7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16

Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit;

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010 tentang Program Induksi bagi

Guru Pemula; dan

9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan

Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

C. Tujuan

Tujuan penyusunan Buku Model Implementasi PIGP ini adalah untuk:

1. menyamakan persepsi semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan PIGP; dan

2. memberikan acuan pelaksanaan PIGP

Page 9: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

3

BAB II KONSEP PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA DAN LESSON STUDY

A. Program Induksi Guru Pemula

Program Induksi Guru Pemula (PIGP) adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja,

pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran/bimbingan

dan konseling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah di tempat tugasnya. Guru pemula adalah guru

yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan dan konseling pada

satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat.

1. Tujuan PIGP

Pelaksanaan PIGP bertujuan untuk membimbing guru pemula agar dapat:

a. beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah/madrasah; dan

b. melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional di sekolah/madrasah.

2. Manfaat PIGP Terkait dengan Status Kepegawaian

Program induksi dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan fungsional guru

bagi guru pemula yang berstatus calon pegawai negeri sipil (CPNS) atau pegawai negeri sipil (PNS)

mutasi dari jabatan lain. Bagi guru pemula yang berstatus bukan PNS, PIGP dilaksanakan sebagai

salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan guru tetap.

3. Prinsip Penyelenggaraan PIGP

Program induksi guru pemula diselenggarakan berdasarkan prinsip:

a. keprofesionalan: penyelenggaraan program yang didasarkan pada kode etik profesi, sesuai

bidang tugas;

b. kesejawatan: penyelenggaraan atas dasar hubungan kerja dalam tim;

c. akuntabel: penyelenggaraan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik; dan

d. berkelanjutan: dilakukan secara terus menerus dengan selalu mengadakan perbaikan atas hasil

sebelumnya.

Page 10: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

4

4. Peserta PIGP

Peserta PIGP adalah:

a. guru pemula berstatus CPNS yang ditugaskan pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh

pemerintah atau pemerintah daerah;

b. guru pemula berstatus PNS mutasi dari jabatan lain; atau

c. guru pemula bukan PNS yang ditugaskan pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh

masyarakat.

5. Hak Guru Pemula

Guru pemula berhak:

a. memperoleh bimbingan dalam hal:

1) perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses dan hasil pembelajaran, bagi guru kelas dan

guru mata pelajaran;

2) perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil proses bimbingan dan konseling, bagi guru

bimbingan dan konseling;

3) pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.

b. memperoleh salinan lembar hasil observasi pembelajaran yang telah ditandantangani oleh

pembimbing atau kepala sekolah dan pengawas sekolah.

c. memperoleh dukungan dari sekolah dalam meningkatkan kompetensi dan pengembangan

keprofesian berkelanjutan.

d. memperoleh laporan hasil penilaian kinerja guru pemula;

e. memperoleh sertifikat bagi guru pemula yang telah menyelesaikan PIGP dengan nilai kinerja paling

kurang kategori baik.

6. Kewajiban Guru Pemula

Guru pemula memiliki kewajiban:

a. merencanakan, melaksanakan pembelajaran/bimbingan dan konseling yang bermutu, menilai dan

mengevaluasi hasil pembelajaran/bimbingan dan konseling, serta melaksanakan perbaikan dan

pengayaan;

Page 11: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

5

b. melaksanakan pembelajaran antara 12 (dua belas) hingga 18 (delapan belas) jam tatap muka per

minggu bagi guru mata pelajaran/guru kelas, atau beban bimbingan antara 75 (tujuh puluh lima)

hingga 100 (seratus) peserta didik bagi guru bimbingan dan konseling.

7. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Program Indiksi guru pemula dilaksanakan di satuan pendidikan tempat guru pemula bertugas selama 1

(satu) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun.

8. Tanggung Jawab Pihak Terkait dalam PIGP

Pihak yang terkait dalam pelaksanaan PIGP adalah guru pembimbing, kepala sekolah, dan pengawas

sekolah.

a. Guru Pemula

Guru pemula bertanggung jawab:

1. mengamati situasi dan kondisi, serta lingkungan sekolah/madrasah, termasuk mempelajari data

tata tertib, sarana, dan sumber belajar di sekolah/madrasah tempat guru pemula tersebut

bertugas;

2. mempelajari latar belakang siswa;

3. mempelajari dokumen administrasi guru;

4. mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan;

5. menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran;

6. melaksanakan proses pembelajaran;

7. menyusun rancangan dan instrumen penilaian (ranah kognitif, afektif, dan psikomotor);

8. melaksanakan penilaian proses dan penilaian hasil belajar siswa;

9. melaksanakan tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru, seperti pembina ekstra

kurikuler, instruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

10. melakukan observasi di kelas lain; dan

11. melakukan diskusi dengan pembimbing, kepala sekolah/madrasah dan pengawas

sekolah/madrasah untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran maupun tugas lain yang

terkait dengan tugasnya sebagai guru.

Page 12: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

6

b. Pembimbing

Pembimbing ditugaskan oleh kepala sekolah/madrasah atas dasar profesionalisme dan

kemampuan komunikasi. Sekolah/madrasah yang tidak memiliki pembimbing sebagaimana

dipersyaratkan, kepala sekolah/madrasah dapat menjadi pembimbing sejauh dapat

dipertanggungjawabkan dari segi profesionalitas dan kemampuan komunikasi. Jika kepala

sekolah/madrasah tidak dapat menjadi pembimbing, kepala sekolah/madrasah dapat meminta

pembimbing dari satuan pendidikan yang terdekat dengan persetujuan pengawas dinas pendidikan

provinsi/kabupaten/kota atau kantor kementerian agama kabupaten/kota sesuai dengan tingkat

kewenangannya.

Kriteria guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah sebagai pembimbing adalah, memiliki:

1) kompetensi sebagai guru profesional;

2) kemampuan bekerja sama dengan baik;

3) kemampuan komunikasi yang baik

4) kemampuan menganalisis dan memberikan saran-saran perbaikan terhadap proses

pembelajaran/bimbingan dan konseling;

5) pengalaman mengajar pada jenjang kelas yang sama dan pada mata pelajaran yang sama

dengan guru pemula, diprioritaskan yang telah memiliki; pengalaman mengajar sekurang-

kurangnya 5 tahun dan memiliki jabatan sekurang-kurangnya sebagai Guru Muda.

Tanggung Jawab Pembimbing:

1) menciptakan hubungan yang bersifat jujur, memotivasi, bersahabat, dan terbuka dengan guru

pemula;

2) memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling

3) melibatkan guru pemula dalam aktivitas sekolah/madrasah;

4) memberikan dukungan terhadap rencana kegiatan pengembangan keprofesian guru pemula;

5) memberi kesempatan bagi guru pemula untuk melakukan observasi pembelajaran/bimbingan

dan konseling guru lain;

6) melaporkan kemajuan dan perkembangan guru pemula kepada pengawas sekolah/

madrasah;

7) memberikan masukan dan saran atas hasil pembimbingan tahap kedua.

Page 13: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

7

c. Kepala Sekolah

Tanggung Jawab Kepala Sekolah:

1) melakukan analisis kebutuhan guru pemula;

2) menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan PIGP;

3) menunjuk pembimbing yang sesuai dengan kriteria;

4) menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak terdapat guru yang

memenuhi kriteria sebagai pembimbing;

5) mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada dinas pendidikan terkait jika

tidak memiliki pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tidak dapat menjadi pembimbing;

6) memantau pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing;

7) melakukan pembimbingan terhadap guru pemula serta memberikan saran perbaikan;

8) melakukan penilaian kinerja;

9) menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja untuk disampaikan kepada Kepala Dinas

Pendidikan terkait, dengan mempertimbangkan masukan dari saran dari pembimbing dan

pengawas sekolah/ madrasah, serta memberikan salinan laporan tersebut kepada guru

pemula.

d. Pengawas Sekolah

Tanggung Jawab Pengawas Sekolah :

1) memberikan penjelasan kepada kepala sekolah, pembimbing, dan guru pemula tentang

pelaksanaan PIGP termasuk proses penilaian;

2) melatih pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tentang pelaksanaan pembimbingan dan

penilaian dalam PIGP;

3) memantau dan mengevaluasi pelaksanaan PIGP di satuan pendidikan yang menjadi tanggung

jawabnya;

4) memberikan masukan dan saran atas isi Laporan Hasil Penilaian Kinerja.

Page 14: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

8

Skema 1. Alur Pelaksanaan PIGP

Bulan ke-1 PERSIAPAN

PENGENALAN SEKOLAH/ MADRASAH DAN LINGKUNGANNYA

S1/

AIV

PPG

GP CPNS PNS Mutasi Bukan PNS

Bulan ke 2-9 PEMBIMBINGAN

Bulan ke 10-11 PENILAIAN

Bulan ke-12 PELAPORAN

Sertifikat Program Induksi

Analisis Kebutuhan

Penyusunan Buku Pedoman

Penunjukkan Pembimbing

Pelaksanaan Pembimbingan

Penilaian Tahap 1

Penilaian Tahap 2

Draft Laporan

Keputusan Nilai dalam Penilaian Kinerja Guru Pemula

Pengajuan Sertifikat

Jabatan Fungsional Guru

OBSERVASI PEMBELAJARAN Praobservasi-obserasi-pascaobservasi

KS/PB KS

KS & PS PB

Kepala Dinas Pendidikan/Kepala

Kantor Kementerian AGama

Pengenalan situasi kondisi sekolah/madrasah, mempelajari pedoman sekolah, dll

Page 15: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

9

Skema 2. Rekomendasi Hasil Penilaian pada PIGP

Hasil Penilaian Guru Pemula

Minimal Baik

Tidak

YA

Perpanjangan PIGP

Tidak

Sertifikat Program Induksi

Jabatan Fungsional Guru

Guru Tanpa Jabatan Fungsional Guru

Minimal

Baik

Penilaian kinerja guru

YA

Tidak

Page 16: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

10

B. Lesson Study

1. Pengertian

Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran

secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk

membangun komunitas belajar. Secara sederhana lesson study dapat diartikan sebagai suatu kegiatan

pengkajian pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh sekelompok guru untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran secara berkelanjutan.

2. Tipe Lesson Study

Lesson study dapat dilaksanakan dalam dua tipe berikut ini:

a. Lesson study berbasis sekolah (School Based Lesson Study)

Lesson study berbasis sekolah merupakan kegiatan lesson study yang dilaksanakan oleh semua

guru untuk semua mata pelajaran dan kepala sekolah di suatu sekolah, dengan tujuan utama

untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa menyangkut semua bidang studi yang

diajarkan.

b. Lesson study berbasis MGMP/KKG (Cross School Lesson Study)

Lesson study berbasis Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)/Kelompok Kerja Guru (KKG)

merupakan kegiatan lesson study yang dilakukan oleh guru-guru mata pelajaran sejenis dalam

satu sekolah atau guru-guru mata pelajaran sejenis dari beberapa sekolah yang tergabung dalam

organisasi profesi seperti KKG atau MGMP.

3. Tahap Pelaksanaan Lesson Study

Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu Plan (merencanakan), Do (melaksanakan),

dan See (merefleksi) yang berkelanjutan. Dengan kata lain Lesson Study merupakan suatu cara

peningkatan mutu pendidikan yang tak pernah berakhir (continous improvement). Skema kegiatan Lesson

Study diperlihatkan pada Skema 3 berikut ini.

Page 17: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

11

Skema 3. Siklus Kegiatan Lesson Study

a. PLAN (Merencanakan)

Peningkatan mutu pembelajaran melalui Lesson Study dimulai dari tahap merencanakan (Plan)

yang bertujuan untuk merancang pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa dan berpusat pada

siswa, agar siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Perencanaan yang baik tidak

dilakukan sendirian tetapi dilakukan bersama, beberapa guru dapat berkolaborasi atau guru-guru dan

dosen dapat pula berkolaborasi untuk memperkaya ide-ide. Perencanaan diawali dari analisis

permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.

Permasalahan dapat berupa pemahaman materi pelajaran dan pedagogi tentang metode

pembelajaran yang tepat agar pembelajaran lebih efektif dan efisien atau bagaimana menyiasati

kekurangan fasilitas pembelajaran. Selanjutnya guru secara bersama-sama mencari solusi terhadap

permasalahan yang dihadapi yang dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran atau lesson

plan, teaching materials berupa media pembelajaran, dan lembar kerja siswa, serta instrumen

asesmen. Teaching materials yang telah dirancang perlu diujicoba sebelum diterapkan di dalam kelas.

Agar perencanaan lebih berkualitas, kegiatan perencanaan dapat dilakukan dalam beberapa kali

pertemuan (misal 2–3 kali pertemuan).

Pertemuan yang sering dilakukan dalam workshop antara guru-guru (jika memungkinkan

menghadirkan dosen) dalam rangka merencanakan pembelajaran, diharapkan dapat terbentuk

Page 18: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

12

kolegalitas antara guru dengan guru dan dosen dengan guru, sehingga dosen atau guru tidak merasa

lebih tinggi satu sama lain. Mereka berbagi pengalaman dan saling belajar sehingga melalui kegiatan ini

terbentuk mutual learning (saling belajar).

Dalam setiap langkah dari kegiatan lesson study tersebut, guru memperoleh kesempatan untuk

melakukan identifikasi masalah pembelajaran, mengkaji pengalaman pembelajaran yang biasa

dilakukan, memilih alternatif model pembelajaran yang akan digunakan, merancang rencana

pembelajaran, mengkaji kelebihan dan kekurangan alternatif model pembelajaran yang dipilih.

b. DO (Melaksanakan)

Langkah kedua dalam Lesson Study adalah melaksanakan pembelajaran (Do) untuk menerapkan

rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam merencanakan (Plan). Dalam perencanaan

telah disepakati guru yang akan mengimplementasikan pembelajaran (guru model) dan sekolah yang

akan menjadi tuan rumah (pada tipe lesson study berbasis MGMP/KKG). Langkah ini bertujuan untuk

mengujicoba efektivitas model pembelajaran yang telah dirancang. Guru-guru lain dari sekolah yang

bersangkutan atau dari sekolah lain bertindak sebagai pengamat (observer) pembelajaran. Dalam

kegiatan observasi pembelajaran dapat juga melibatkan dosen-dosen atau mahasiswa sebagai

observer. Dalam kegiatan (open lesson) tersebut diharapkan kepala sekolah terlibat dalam pengamatan

pembelajaran dan memandu kegiatan ini. Sebelum pembelajaran dimulai sebaiknya dilakukan briefieng

kepada para pengamat untuk menginformasikan kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh guru

dan mengingatkan bahwa selama pembelajaran berlangsung pengamat tidak mengganggu kegiatan

pembelajaran tetapi mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran. Fokus pengamatan ditujukan

pada aktivitas belajar siswa yang meliputi interaksi antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan

bahan ajar, antar siswa dengan guru.

Lembar observasi pembelajaran perlu dimiliki oleh para pengamat sebelum pembelajaran dimulai.

Para pengamat dipersilahkan mengambil tempat di ruang kelas yang memungkinkan dapat mengamati

aktivitas siswa. Biasanya para pengamat berdiri di sisi kiri dan kanan di dalam ruang kelas agar aktivitas

siswa teramati dengan baik. Selama proses pembelajaran berlangsung para pengamat tidak

menganggu aktivitas dan konsentrasi siswa dan guru model. Para pengamat dapat melakukan

perekaman kegiatan pembelajaran dalam bentuk video atau foto untuk keperluan dokumentasi dan

bahan studi lebih lanjut tanpa mengganggu aktivitas belajar. Keberadaan para pengamat di dalam

ruang kelas disamping mengumpulkan informasi juga dimaksudkan untuk belajar dari pembelajaran

yang sedang berlangsung dan bukan untuk mengevaluasi guru.

Page 19: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

13

c. SEE (Merefleksi)

Kegiatan refleksi sebaiknya dilaksanakan segera setelah selesai pembelajaran. Hal ini

dimaksudkan agar setiap kejadian yang diamati dan dijadikan bukti pada saat mengajukan pendapat

atau saran terjaga akurasinya karena setiap orang dipastikan masih bisa mengingat dengan baik

rangkaian aktivitas yang dilakukan di kelas. Dalam kegiatan refleksi, dalam konteks PIGP, refleksi

dapat dilakukan oleh sekurang-kurangnya guru pemula dan pembimbing, guru pemula dengan kepala

sekolah dan/atau pengawas, atau guru pemula dengan pembimbing, kepala sekolah, pengawas

sekolah, dan guru observer lainnya. Dalam acara ini, kepala sekolah atau pembimbing dapat bertindak

sebagai moderator atau pemandu diskusi. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam refleksi

adalah sebagai berikut:

a. Moderator membuka kegiatan refleksi pada waktu yang telah ditetapkan, diawali dengan

mengucapkan terima kasih kepada guru model dan meminta applaus dari pengamat yang hadir.

b. Moderator menjelaskan aturan main tentang cara memberikan komentar atau mengajukan umpan

balik. Aturan tersebut meliputi tiga hal berikut: (1) Selama diskusi berlangsung, hanya satu orang

yang berbicara (tidak ada yang berbicara secara bersamaan); (2) Setiap peserta diskusi memiliki

kesempatan yang sama untuk berbicara; dan (3) Pada saat mengajukan pendapat, observer harus

mengajukan bukti-bukti hasil pengamatan sebagai dasar dari komentar yang disampaikannya

(tidak berbicara berdasarkan opini).

c. Guru yang melakukan pembelajaran (guru model) diberi kesempatan untuk berbicara paling awal

melakukan refleksi diri, yakni mengomentari tentang proses pembelajaran yang telah

dilakukannya. Pada kesempatan itu, guru tersebut harus mengemukakan apa yang telah terjadi di

kelas yakni kejadian apa yang sesuai harapan, kejadian apa yang tidak sesuai harapan, dan apa

yang berubah dari rencana semula (15 sampai 20 menit).

d. Moderator memberi kesempatan kepada perwakilan guru yang menjadi anggota kelompok pada

saat pengembangan rencana pembelajaran untuk memberikan komentar tambahan.

e. Moderator memberi kesempatan kepada observer untuk menyampaikan hasil pengamatannya.

Ketika muncul fakta/permasalahan pembelajaran yang menarik maka moderator dapat meminta

observer lain untuk memberikan pendapatnya. Pada kesempatan ini tiap observer memiliki

peluang yang sama untuk menyampaikan fakta-fakta yang diamatinya sekaligus memberikan

alternatif solusi berdasarkan pengalamannya.

Page 20: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

14

f. Jika ada tenaga ahli yang hadir, moderator dapat mempersilahkan tenaga ahli tersebut untuk

memberikan wawasan lebih dalam tentang pembelajaran yang telah berlangsung, setelah

masukan-masukan yang dikemukakan observer dianggap cukup.

g. Diakhir diskusi refleksi moderator tidak perlu menyampaikan simpulan/rekomendasi tertentu dari

hasil refleksi, namun dalam kontek PIGP pembimbing, kepala sekolah, atau pengawas dapat

memberikan arahan, rekomendasi, justifikasi tertentu untuk perbaikan pembelajaran berikutnya.

h. Dalam kontek lesson study regular, diakhir sesi moderator menyampaikan ucapan terima kasih

kepada seluruh partisipan dan mengumumkan rencana kegiatan lesson study berikutnya.

D. Integrasi Lesson Study dalam PIGP

Berdasarkan uraian di atas, program Induksi dilaksanakan dalam lima tahapan yaitu persiapan,

pengenalan sekolah dan lingkungannya, pembimbingan, penilaian, dan pelaporan, sedangkan

Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu Plan (merencanakan), Do (melaksanakan),

dan See (merefleksi) yang berkelanjutan. Dari hasil pemantauan proses pembelajaran dan proses

pelaksanaan LS diketahui bahwa pendekatan ini didasarkan pada prinsip-prinsip yang sama

dengan PIGP sehingga guru-guru yang terlibat menunjukkan antusiasme dalam kegiatan

peningkatan kualitas pembelajaran. Dengan demikian, penggabungan PIGP dengan LS atau

pembimbingan guru pemula dengan pendekatan LS dapat dilakukan.

Dalam proses pembimbingan sebagai tahapan yang penting pada pengembangan karir guru harus

diperhatikan prinsip-prinsip yang mendasarinya sehingga diharapkan kompetensi yang dimiliki

guru pemula dapat berkembang dengan optimal. Salah satu pendekatan dalam pembimbingan

guru pemula adalah Lesson Study (LS). Ketiga tahapan LS tadi dapat diintegrasikan ke dalam

proses pembimbingan, mulai dari penyusunan perencanaan pembelajaran (Plan) yang merupakan

awal dan pembimbingan yang berkelanjutan, briefing sebelum observasi pembelajaran (Do) dan

refleksi pascaobservasi pembelajaran (See).

Page 21: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

15

BAB III PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)

Dalam melaksanakan PIGP, pihak sekolah menggunakan Panduan Kerja yang diterbitkan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Model pelaksanaan PIGP dapat dilaksanakan dengan berbagai

pendekatan. Berdasarkan kajian saat ini, pendekatan yang dapat dilaksanakan adalah melalui lesson

study. Tahap-tahap lesson study dapat diintegrasikan kedalam tahap-tahap pelaksanaan PIGP.

A. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilaksanakan pada bulan ke-1 (kesatu) implementasi PIGP. Sekolah/madrasah yang

akan melaksanakan PIGP perlu melakukan hal-hal berikut:

1. Kepala Sekolah

Dalam tahap persiapan kepala sekolah melakukan hal-hal berikut.

a. Melakukan analisis kebutuhan dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain: ciri khas

sekolah/madrasah, latar belakang pendidikan dan pengalaman guru pemula, ketersediaan

pembimbing yang memenuhi syarat, penyediaan buku pedoman, dan keberadaan organisasi

profesi yang terkait (Gunakan Form KS 01, KS 02, dan KS 03)

Page 22: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

16

b. Mempersipkan dan melaksankan pelatihan PIGP yang diikuti oleh kepala sekolah/madrasah

dan calon pembimbing, dengan pelatih seorang pengawas yang telah lulus program

pendidikan dan pelatihan (Diklat) bagi pelatih PIGP.

c. Menyiapkan buku pedoman bagi guru pemula yang memuat kebijakan sekolah/madrasah,

prosedur kegiatan sekolah/madrasah, format administrasi pembelajaran/pembimbingan, dan

informasi lain yang dapat membantu guru pemula belajar menyesuaikan diri dengan

lingkungan sekolah/madrasah (Gunakan Form KS 04).

d. Menunjuk seorang pembimbing bagi guru pemula yang memiliki kriteria sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan dengan menerbitkan surat keputusan (SK) kepala

sekolah.

e. Menyusun rencana tindak implementasi PIGP (Gunakan Form KS 05).

f. Menyusun jadwal implementasi PIGP (Gunakan Form KS 06).

2. Pembimbing

Dalam tahap persiapan, pembimbing melakukan analisis kebutuhan dengan mempertimbangkan

faktor-faktor antara lain: ciri khas sekolah/madrasah, latar belakang pendidikan, pengalaman guru

pemula, keberadaan organisasi profesi yang terkait, melakukan identifikasi kompetensi

pembimbing (Evaluasi Diri Pembimbing, Form PB.01), menyusun Rencana Tindak Pembimbingan

(PB.02), menyusun jadwal kegiatan pembimbingan (PB.03), mengisi cheklist tugas pembimbing

dalam PIGP (PB.04), dan menyusun prioritas pembimbingan (PB.05).

3. Pengawas Sekolah

Sebelum melakukan tahap persiapan, pengawas sekolah mempelajari buku-buku panduan

dan modul PIGP. Selanjutnya pengawas sekolah melakukan perencanaan pengawasan dalam

PIGP dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengisi format identifikasi tanggung jawab pengawas sekolah dalam PIGP (PS.01)

b. Analisis Kebutuhan Sekolah Penyelenggara PIGP (PS.02)

c. Menyusun rencana kepengawasan tahunan (PS.03) dan program semester (PS.04)

d. Menyusun rencana tindak pengawasan (PS.05), Jadwal Kegiatan Pengawasan (PS.06), dan

Jadwal Kegiatan Monitoring (PS.07), menyiapkan instrumen monitoring implementasi PIGP

(Dapat menggunakan Form PS 07).

Page 23: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

17

e. Memberikan pelatihan PIGP bagi kepala sekolah dan calon pembimbing. Pelatihan dapat

dilakukan di setiap sekolah atau bersama-sama di KKG/MGMP, KKKS/MKKS, atau

diselenggarakan oleh dinas pendidikan setempat.

B. Tahap Pengenalan Sekolah/Madrasah dan Lingkungannya.

Pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya dilaksanakan pada bulan pertama setelah

guru pemula melapor kepada kepala sekolah/madrasah tempat guru pemula bertugas. Pada bulan

pertama dilakukan hal-hal sebagai berikut.

1. Kepala Sekolah

Setelah guru pemula melapor kepada kepala sekolah/madrasah, selanjutnya kepala sekolah

memperkenalkan guru pemula kepada dewan guru, karyawan sekolah, siswa, dan masyarakat

sekitar.

2. Pembimbing

Tugas-tugas yang harus dilakukan oleh pembimbing dalam tahap pengenalan

sekolah/madrasah dan lingkungannya kepada guru pemula adalah:

a. memperkenalkan situasi dan kondisi sekolah/madrasah kepada guru pemula

b. memperkenalkan guru pemula kepada siswa; dan

c. mendiskusikan rencana pembimbingan dan pengembangan keprofesian (Gunakan Form PB 06).

3. Guru Pemula

Setelah guru pemula diperkenalkan dengan lingkungan sekolah/madrasah oleh kepala

sekolah dan pembimbing, selanjutnya guru pemula melakukan hal-hal berikut.

a. Melakukan evaluasi diri (gunakan Form GP 01a/ Form GP 01b dan GP 02a dan GP 02b)

b. Mengamati situasi dan kondisi sekolah serta lingkungannya, termasuk melakukan observasi di

kelas sebagai bagian pengenalan situasi.

c. Mempelajari buku pedoman dan panduan kerja bagi guru pemula, data sekolah/madrasah, tata

tertib sekolah/madrasah, dan kode etik guru.

d. Mempelajari ketersediaan dan penggunaan sarana dan sumber belajar di sekolah/madrasah.

e. Mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

C. Tahap Pembimbingan

Page 24: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

18

Pelaksanaan pembimbingan dilakukan pada bulan ke dua sampai dengan bulan ke sembilan

oleh guru yang telah ditetapkan sebagai pembimbing. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap

pembimbingan adalah sebagai berikut.

1. Pembimbing

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing adalah sebagai berikut.

a. Membimbing guru pemula dalam menyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran/satuan

layanan bimbingan dan konseling. Dalam membimbing penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran mempedomani Permen Diknas No. 41 tahun 2007 tentang standar proses,

serta panduan/juknis terkait. Khusus untuk satuan layanan bimbingan dan konseling dapat

melihat contoh pada Form PB 07. Dalam pembimbingan penyusunan perencanaan

pembelajaran (Silabus dan RPP/Satuan Layanan), pembimbing dapat membimbing secara

langsung atau dapat pula bersama guru lain yang sejenis dalam MGMP sekolah ataupun

tingkat kabupaten/kota. Ini merupakan bagian dari tahapan perencanaan pembelajaran (plan)

dalam lesson study. Penyusunan dokumen perencanaan pembelajaran (lesson

plan/RPP/Satuan layanan) dapat pula dilakukan secara bersama-sama dengan beberapa

guru sejenis dan dosen untuk memperkaya ide-ide. Penyusunan perencanaan pembelajaran

dapat dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut.

1) Analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran dapat mengarah pada

permasalahan materi pembelajaran, pedagogi, dan fasilitas, serta permasalahan lainnya.

Dengan teridentifikasinya permasalahan diharapkan guru dapat menentukan strategi

pembelajaran efektif dan efisien.

2) Guru secara bersama-sama mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi yang

dituangkan dalam rancangan pembelajaran atau lesson plan, teaching materials berupa

media pembelajaran, lembar kerja siswa, dan asesmen.

b. Melakukan observasi pembelajaran secara berkala. Proses observasi pembelajaran dan

pembimbingan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu praobservasi, observasi, dan pascaobservasi.

1) Praobservasi

Guru pemula dan pembimbing mendiskusikan, menentukan, dan menyepakati

fokus observasi pembelajaran dan pembimbingan yang meliputi paling banyak 5 (lima)

indikator kinerja dari keseluruhan indikator kinerja sebagaimana yang tertulis dalam lembar

observasi pembelajaran yang akan diisi oleh pembimbing dan lembar refleksi diri yang

akan diisi oleh guru pemula. Lima indikator kinerja yang menjadi obyek dalam fokus

Page 25: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

19

observasi dapat ditentukan secara berbeda pada setiap pelaksanaan observasi yang

didasarkan pada hasil observasi sebelumnya. Fokus observasi yang telah disepakati

ditulis di Lembar Refleksi (GP.03a atau GP 03) dan Instrumen Penilaian Kinerja Guru

(PSKSPB.02a atau PSKSPB.02b).

2) Pelaksanaan Observasi

Pembimbing melakukan observasi pembelajaran yang dilaksanakan guru pemulai.

Hasil observasi ditulis di Lembar Pengamatan, mengisi lembar observasi pembelajaran

dan pembimbingan secara objektif pada saat seketika pelaksanaan observasi dilakukan

(Gunakan Form PS/KS/PB 01 dan Form PS/KS/PB.02a atau Form PS/KS/PB.02b). Dalam

hal pemberian nilai, pembimbing menggunakan Form PS/KS/PB.02a atau Form

PS/KS/PB.02b. Dalam konteks pendekatan lesson study, pada saat observasi

pembelajaran para observer disarankan untuk menggunakan observasi pembelajaran

yang lebih bersifat kualitatif untuk mengungkap berbagai fakta/fenomena aktivitas/proses

belajar siswa yang menarik untuk didiskusikan dalam refleksi (Gunakan Form PB

10a/Form PB 10b).

3) Pascaobservasi

Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah:

a) Guru pemula mengisi lembar refleksi pembelajaran dan pembimbingan setelah

selesai pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan (Gunakan Form GP 03a/

Form GP 03b)

b) Pembimbing dan guru pemula mendiskusikan proses pembelajaran dan

pembimbingan yang telah dilaksanakan. Dalam tahap ini dapat menggunakan

pendekatan lesson study, dengan tata cara sebagai berikut:

Refleksi dipimpin oleh seorang moderator (kepala sekolah, pembimbing, atau

observer yang ditunjuk), dan didampingi oleh seorang notulis yang bertugas untuk

mencatat hal-hal penting yang didiskusikan dalam refleksi (Gunakan Form U 01)

Moderator memperkenalkan diri dan membuka diskusi.

Moderator memberikan kesempatan pertama kepada guru pemula untuk

melakukan refleksi diri untuk menyampaikan ketercapaian target pembelajaran

Page 26: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

20

yang telah dirancang, kondisi-kondisi khusus yang terjadi pada beberapa siswa

saat pembelajaran.

Moderator memberikan kesempatan observer untuk menyampaikan hasil

pengamatan (komentar), dengan ketentuan sebagai berikut:

Pengamat menyampaikan terima kasih kepada guru model yang telah bersedia

membuka kelas dan diobservasi.

Pengamat dalam menyampaikan komentar hendaknya terfokus pada: (a)

proses belajar siswa; (b) pencapaian tujuan/kompetensi siswa, dan (c)

pelajaran berharga yang dipetik oleh observer.

Pengamat dalam menyampaikan komentar dengan kalimat yang santun,

halus, bijak, dan tidak berkesan menggurui, serta menggunakan kata

“pembelajaran kita” untuk mengomentari proses pembelajaran.

Pengamat menganalisis hasil pengamatan serta menyampaikan alternative

solusi.

Pengamat sebaiknya tidak mengulang menyampaikan hasil pengamatan yang

telah disampaikan oleh pengamat lain.

Moderator tidak perlu menyimpulkan karena berbagai alternatif solusi dapat

diterapkan pada pembelajaran sehari-hari oleh masing-masing peserta refleksi.

Secara lebih lengkap tata cara melaksanakan kegiatan lesson study dapat dilihat pada

tata tertib melaksanakan lesson study (Form U 02).

c) Pembimbing memberikan salinan lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan

kepada guru pemula yang telah ditandatangani oleh guru pemula dan pembimbing

untuk diarsipkan sebagai dokumen portofolio penilaian proses (assessment for

learning) (Gunakan Form PB 08a/Form PB 08b).

D. Tahap Penilaian

1. Metode Penilaian

Penilaian guru pemula merupakan penilaian kinerja. Penilaian kinerja guru adalah penilaian dari

tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya (pasal

1 Peraturan Menteri Pendidikan Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16

Tahun 2009). Penilaian berdasarkan penerapan kompetensi dalam melaksanakan kegiatan pokok pada

tugas utama guru. Kompetensi guru yang dimaksud adalah kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional sebagaimana telah ditetapkan dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan

Page 27: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

21

Kompetensi guru). Kegiatan pokok guru adalah kegiatan pokok: (1) merencanakan

pembelajaran; (2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai hasil pembelajaran; (4)

membimbing dan melatih peserta didik; dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang

melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja Guru (pasal 52

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru). Sedangkan tugas utama guru

adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (pasal 1 UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen).

Penilaian dapat dilakukan melalui observasi pembelajaran dan observasi pelaksanaan tugas

tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja

Guru. Penilaian dilakukan dalam dua tahap. Penilaian tahap pertama yang dilakukan oleh pembimbing

bersamaan dengan proses pembimbingan pada bulan kedua samapai bulan kesembilan (assessment for

learning). Penilaian tahap kedua dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas pada bulan kesepuluh

dan kesebelas. Hasil penilaian setiap sub-kompetensi dicantumkan dengan memberikan tanda cek (√)

dan deskripsinya berdasarkan observasi. Deskripsi hasil penilaian menjadi masukan atau umpan balik

untuk perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan berikutnya.

Setiap hasil penilaian tahap pertama dan tahap kedua memuat penjelasan mengenai kemajuan

pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan oleh guru pemula yang dapat menjadi bahan masukan

bagi perbaikan guru pemula untuk memperoleh nilai kinerja baik.

Penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja guru yang

lebih fokus pada penerapan kompetensi pedagogik dan profesional, dan instrumen/lembar observasi

untuk mengukur penerapan kompetensi kepribadian dan sosial dalam melaksanakan kegiatan

pokok/tugas utama guru, baik guru mata pelajaran, guru kelas, maupun guru BK/Konselor.

Instrumen penilaian yang digunakan adalah:

a. Instrumen penilaian kinerja pelaksanaan pembelajaran untuk guru mata pelajaran atau guru

kelas.

b. Instrumen penilaian kinerja pelaksanaan pembimbingan untuk BK/Konselor.

c. Instrumen Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru Pemula

2. Tahap-tahap pemberian nilai adalah sebagai berikut:

a. Pemberian Nilai Kinerja Guru Pemula

Page 28: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

22

Setelah bukti-bukti kinerja diperoleh melalui pengamatan dan/atau pemantauan penilai dapat

menentukan nilai dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Penentuan Skor Butir Indikator Kinerja (Penetapan Pernyataan “Ya” atau “Tidak”)

Skor butir indikator kinerja ditentukan berdasarkan pernyataan “ya” atau “tidak” yang

telah ditetapkan. Penetapan “ya” atau tidak pada setiap butir penilaian indikator kinerja

berdasarkan hasil kajian/analisis berbagai dokumen dan/atau analisa catatan pengamatan

dan/atau pemantauan yang dapat menggambarkan secara utuh untuk setiap butir penilaian.

Butir indikator kinerja yang dinyatakan “ya” memiliki skor satu, sedangkan yang dinyatakan

“tidak” memiliki skor 0.

2) Penentuan Skor Indikator Kinerja

Berdasarkan catatan hasil pengamatan, pemantauan, wawancara, studi (penggalian)

dokumen, dan bukti-bukti berupa data lain yang dikumpulkan selama proses penilaian kinerja

guru, penilai menentukan setiap skor indikator kinerja dengan rumus sebagai berikut:

Hasil perhitungan di atas, dikonversi ke skor 4-3-2-1, dengan cara menetapkan skor

pada rentang sebagai berikut:

No Rentang skor Skor

1. 0<x≤25% 1

2. 25%<x≤50% 2

3. 50%<x≤75% 3

4. 75%<x≤100% 4

3) Penentuan Nilai Kinerja Guru Pemula

a. Nilai Kinerja Guru rentang 14-56 (guru mata pelajaran/kelas) atau rentang 14-72 (guru

BK/Konselor)

Untuk menentukan Nilai Kinerja Guru rentang 14-56 (guru mata pelajaran/kelas) atau rentang 14-

72 (guru BK/Konselor) dengan cara menjumlahkan semua skor indikator kinerja.

b. Nilai Kinerja Guru Konversi 100

Skor Indikator Kinerja =

Total Pernyataan “Ya”

Total Pernyataan “Ya” maksimal

X 100

Page 29: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

23

Untuk menentukan Nilai Kinerja Guru Konversi 100 dapat dilakukan dengan cara membagi

total skor indikator kinerja perolehan dibagi jumlah skor indikator kinerja maksimal (56 untuk

guru mata pelajaran/guru kelas dan 72 untuk guru BK/Konselor) dikalikan dengan 100. maka

Nilai Kinerja Guru Pemula konversi 100 dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Nilai Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas

2) Nilai Kinerja Guru BK/Konselor

c. Penentuan Kategori Nilai Kinerja Guru

Kategori Nilai Kinerja Guru Pemula dapat dilihat pada tabel Nilai Kinerja berikut:

Nilai Kinerja Sebutan

91- 100 Amat Baik

76 – 90 Baik

61 - 75 Cukup

51 – 60 Sedang

≤ 50 Kurang

b. Pemberian Nilai Kepribadian dan Sosial

Penilaian kepribadian dan sosial guru pemula dilakukan melalui pengamatan pada pelaksanaan

pembelajaran dan/atau pemantauan, serta wawancara di luar pelaksanaan pembelajran. Hasil

pengamatan, pemantauan dan wawancara dikaji/analisis, untuk menentukan Nilai Kepribadian

dan Sosial Guru Pemula dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Penetapan pernyataan “ya” atau “tidak, dengan ketentuan sebagai berikut:

a) “ya”, jika terdapat bukti yang mendukung butir penilaian

b) “tidak”, jika tidak terdapat bukti yang mendukung butir penilaian

2) Menentukan skor butir: skor 1 untuk pernyataan “ya”, dan 0 untuk pernyataan “tidak”

3) Menghitung skor indikator penilaian dengan ketentuan sebagaimana ketentuan penilaian

kinerja di atas

Nilai Kinerja Guru Pemula

Konversi 100

Jumlah Skor Indikator Kinerja Perolehan

56

x 100 =

Nilai Kinerja Guru Pemula

Konversi 100

Jumlah Skor Indikator Kinerja Perolehan

72

x 100 =

Page 30: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

24

4) Menghitung Nilai dan Kategori Nilai Kepribadian dan Sosial dengan ketentuan sebagaimana

ketentuan penilaian kinerja di atas.

3. Proses Penilaian

a. Penilaian Tahap Pertama

Penilaian tahap pertama dilaksanakan pada bulan kedua sampai dengan kesembilan

berupa penilaian kinerja guru melalui observasi pembelajaran dan pembimbingan, ulasan, dan

masukan oleh guru pembimbing. Penilaian tahap pertama merupakan penilaian proses (asesment

for learning) sebagai bentuk pembimbingan guru pemula dalam melaksanakan proses

pembelajaran dan pembimbingan yang meliputi menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan

pembimbingan, melaksanakan pembelajaran dan pembimbingan, menilai hasil pembelajaran dan

pembimbingan, dan melaksanakan tugas tambahan.

Penilaian tahap ini dilakukan oleh pembimbing melalui observasi pembelajaran dan

pembimbingan dan observasi kegiatan yang menjadi beban kerja guru pemula, dilaksanakan

sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setiap bulan atau minimal 6 (enam) kali selama masa

penilaian tahap pertama menggunakan Form PB 09a/Form PB 09b dan Form PB09c. Tujuan

penilaian tahap pertama ini adalah untuk mengidentifikasi bagian-bagian yang perlu dikembangkan,

memberikan umpan balik secara reguler, dan memberikan saran perbaikan dengan melakukan

diskusi secara terbuka tentang semua aspek mengajar dengan suatu fokus spesifik yang perlu

untuk dikembangkan. Pembimbing dapat memberikan contoh proses pembelajaran dan

pembimbingan yang baik di kelasnya atau di kelas yang diajar oleh guru lain.

Penilaian tahap pertama ini dilaksanakan selama pelaksanaan kegiatan pokok proses

pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya. Selama berlangsungnya penilaian tahap pertama

kepala sekolah/madrasah memantau pelaksanaan bimbingan dan penilaian tahap pertama

terhadap guru pemula. Dalam penilaian tahap pertama ini pengawas melakukan pemantauan,

pembinaan, dan pemberian dukungan dalam pelaksanaan bimbingan dan penilaian guru pemula.

b. Proses Penilaian Tahap Kedua

Penilaian tahap kedua dilaksanakan pada bulan kesepuluh sampai dengan bulan kesebelas

berupa observasi pembelajaran/pembimbingan, ulasan, dan masukan oleh kepala sekolah/madrasah

dan pengawas sekolah, yang mengarah pada peningkatan kompetensi dalam

pembelajaran/pembimbingan. Penilaian tahap kedua merupakan penilaian hasil (asesment of

learning) yang bertujuan untuk menilai kompetensi guru pemula dalam melaksanakan proses

pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya. Observasi pembelajaran/pembimbingan pada

Page 31: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

25

penilaian tahap kedua dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali,

sedangkan oleh pengawas sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 2 (dua) kali (Gunakan Form

PS/KS.01a atau PS/KS.01b.). Observasi pembelajaran/pembimbingan dalam penilaian tahap kedua

oleh kepala sekolah/madrsah dan pengawas disarankan untuk tidak dilakukan secara bersamaan,

dengan pertimbangan agar tidak menggangu proses pembelajaran dan pembimbingan. Apabila

kepala sekolah/madrasah dan pengawas menemukan adanya kelemahan dalam pelaksanaan proses

pembelajaran dan pembimbingan oleh guru pemula, maka kepala sekolah/madrasah dan/atau

pengawas wajib memberikan umpan balik dan saran perbaikan kepada guru pemula. Langkah

observasi pembelajaran dalam kontek penilaian dan pembimbingan yang dilakukan kepala sekolah

dan pengawas dalam tahap kedua adalah sebagai berikut:

1) Praobservasi

Kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah bersama guru pemula menentukan

dan menyepakati fokus observasi pembelajaran dan pembimbingan yang meliputi paling banyak 5

(lima) sub-kompetensi dari keseluruhan kompetensi sebagaimana yang tertulis dalam lembar

observasi pembelajaran yang akan diisi oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah

(Gunakan Form KS 07a/Form KS 07b atau Form PS 06a/Form PS 06b),dan lembar refleksi yang

akan diisi oleh guru pemula (Gunakan Form GP 03a/Form GP 03b).

2) Pelaksanaan Observasi

Kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah mengisi lembar observasi

pembelajaran dan pembimbingan secara objektif dengan memberikan nilai pada saat seketika

pelaksanaan observasi dilakukan (Gunakan Form KS 07a/Form KS 07b atau Form PS 06a/Form

PS 06b).

3) Pascaobservasi

Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah:

a) Guru pemula mengisi lembar refleksi pembelajaran/pembimbingan setelah

pembelajaran/pembimbingan dilaksakan (Form GP 03a/Form GP 03b).

b) Kepala sekolah/madrasah, pengawas sekolah/madrasah dan guru pemula mendiskusikan

hasil penilaian pada setiap tahap pembelajaran/pembimbingan.

c) Kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah memberikan masukan kepada

guru pemula setelah observasi selesai. Kegiatan b) dan c) dapat dilakukan dengan

menggunakan pendekatan lesson study.

d) Guru pemula dan kepala sekolah/madrasah atau pengawas sekolah/madrasah

menandatangani lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan (Gunakan Form PS

Page 32: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

26

06a/Form PS 06b atau Form KS 07a/Form KS 07b). Kepala sekolah memberikan salinan

lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan kepada guru pemula.

Hasil penilaian kinerja guru pemula pada akhir PIGP ditentukan berdasarkan

kesepakatan antara pembimbing, kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah dengan

mengacu pada prinsip profesional, jujur, adil, terbuka, akuntabel, dan demokratis. Peserta PIGP

dinyatakan berhasil, jika semua sub-kompetensi pada penilaian tahap kedua paling kurang

memiliki nilai baik (Gunakan Form KS 08a/Form KS 08b).

E. Tahap Pelaporan

Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan kesebelas setelah penilaian tahap kedua, dengan

prosedur sebagai berikut:

1. Penentuan keputusan pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula berdasarkan pengkajian

penilaian tahap kedua dengan mempertimbangkan penilaian tahap pertama. Selanjutnya guru pemula

dinyatakan memiliki nilai kinerja dengan kategori amat baik, baik, cukup, sedang, atau kurang. Untuk

menentukan keputusan nilai kinerja guru pemula, kepala sekolah membuat rekapitulasi hasil nilai

penilaian kinerja (Gunakan Form KS 08a/Form KS 08b).

2. Penyusunan draft Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula oleh kepala sekolah/madrasah

berdasarkan pembahasan dengan pembimbing dan pengawas sekolah/madrasah (Gunakan Form KS

09a/Form KS 09b). Contoh laporan hasil kinerja guru pemula dapat dilihat pada Form KS 10.

3. Penandatanganan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dilakukan oleh kepala

sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah.

4. Pengajuan penerbitan sertifikat PIGP dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah yang disampaikan

kepada kepala dinas pendidikan atau kepala kantor kementerian agama kabupaten/kota bagi guru

pemula yang telah memiliki Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dengan nilai baik. Sertifikat

tersebut menyatakan bahwa peserta PIGP telah berhasil menyelesaikan PIGP dengan nilai baik. Guru

pemula dinyatakan berhasil jika:

a. Nilai kinerja minimal Baik (minimal 76)

b. Setiap skor indikator kinerja minimal Baik (3)

c. Setiap Nilai Kepribadian dan Sosial minimal Baik (76)

Selanjutnya, laporan hasil pelaksanaan PIGP berisi:

a. Data sekolah/madrasah;

b. Waktu pelaksanaan PIGP;

c. Data guru pemula peserta PIGP;

Page 33: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

27

d. Deskripsi pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing;

e. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap pertama;

f. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap kedua;

g. Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula yang menyatakan kategori nilai kinerja guru pemula (amat baik,

baik, cukup, sedang dan kurang) ditandatangani kepala sekolah/madrasah.

h. Pengawas sekolah menandatangani Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula.

Secara lengkap dapat dilihat pada Form KS 11.

Penyampaian laporan hasil pelaksanaan PIGP:

a. Laporan hasil pelaksanaan PIGP yang berstatus CPNS dan PNS mutasi dari jabatan lain

disampaikan oleh kepala sekolah/madrasah kepada Kepala Dinas Pendidikan/Kantor Kementerian

Agama Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya untuk diteruskan ke Badan Kepegawaian Daerah.

b. Laporan hasil pelaksanaan PIGP yang berstatus bukan PNS disampaikan oleh Kepala

Sekolah/Madrasah kepada penyelenggara pendidikan dan Kepala Dinas Pendidikan/Kepala Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

Format sertifikat PIGP dapat dilihat pada Form U 03.

BAB IV EVALUASI DAN BIMBINGAN TEKNIS

A. Evaluasi Program

Implementasi PIGP perlu dievaluasi sebagai bahan masukan untuk menentukan kebijakan serta

perbaikan implementasi tahun berikutnya, dan juga sebagai bagian dari proses penjaminan mutu

pendidikan. Evaluasi implementasi PIGP dilakukan melalui pemantauan langsung maupun

menggunakan instrumen yang sesuai oleh lembaga-lembaga terkait.

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan evaluasi terhadap implementasi kebijakan

PIGP secara nasional.

2. Dinas Pendidikan Provinsi/Kantor Wilayah Kementerian Agama melaksanakan evaluasi

implementasi PIGP dalam lingkup provinsi dan sekolah/madrasah yang menjadi

tanggungjawabnya.

Page 34: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

28

3. Dinas Pendidikan/Kota atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melaksanakan evaluasi

implementasi PIGP dalam lingkup kabupaten/kota dan sekolah/madrasah yang menjadi

tanggungjawabnya.

4. Penyelenggara pendidikan melakukan evaluasi implementasi PIGP pada sekolah/madrasah yang

diselenggarakan oleh masyarakat yang menjadi tanggungjawabnya.

Prosedur evaluasi dalam rangka menjamin akuntabilitas implementasi PIGP dapat dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Penyusunan panduan evaluasi yang memuat: (1) latar belakang, tujuan, dan manfaat evaluasi; (2)

sasaran, tempat, dan waktu evaluasi, (3) metode pelaksanaan evaluasi; (4) sistematika laporan

hasil evaluasi.

2. Penyusunan instrumen evaluasi, berupa lembar obervasi dan/atau angket.

3. Pelaksanaan evaluasi di lapangan.

4. Penyusunan laporan hasil evaluasi.

B. Bimbingan Teknis

Hasil evaluasi oleh pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Dinas Pendidikan terkait

dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk melakukan perbaikan dengan merevisi kebijakan dan/atau

memberikan bimbingan teknis bagi daerah atau sekolah yang membutuhkan.

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan bimbingan teknis terhadap implementasi

PIGP secara nasional.

2. Dinas Pendidikan Provinsi/Kantor Wilayah Kementerian Agama memberikan bimbingan teknis

terhadap implementasi PIGP dalam lingkup provinsi dan sekolah/madrasah yang menjadi

tanggungjawabnya.

3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor Kementerian Agama memberikan bimbingan teknis

terhadap implemnetasi PIGP dalam lingkup kabupaten/kota dan sekolah/madrasah yang menjadi

tanggungjawabnya.

4. Penyelenggara pendidikan memberikan bimbingan teknis terhadap implementasi PIGP pada

sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menjadi tanggungjawabnya.

Prosedur bimbingan teknis dalam rangka membantu daerah atau sekolah agar dapat

melaksanakan PIGP dengan baik dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Page 35: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

29

1. Penyusunan panduan bimbingan teknis yang memuat: (1) latar belakang, tujuan, dan manfaat

bimbingan teknis; (2) sasaran, tempat, dan waktu bimbingan teknis, (3) strategi pelaksanaan

bimbingan teknis; (4) sistematika laporan hasil bimbingan teknis.

2. Penyusunan materi bimbingan teknis yang meliputi Penjelasan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional tentang PIGP, Penjelasan Petunjuk Teknis PIGP, Penggunaan Panduan Kerja, Penilaian

dan Penggunaan Instrumen Penilaian Kinerja.

3. Pelaksanaan bimbingan teknis di lapangan.

4. Penyusunan laporan hasil bimbingan teknis.

BAB V PENUTUP

Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan proses

pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah,

pemerintah daerah, atau masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya guru pemula perlu beradaptasi

dengan iklim kerja dan budaya sekolah/madrasah dan dapat melaksanakan pekerjaannya sebagai guru

profesional di sekolah/madrasah, maka perlu dilaksanakan PIGP. Program Induksi Guru Pemula adalah

kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai

permasalahan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada

sekolah/madrasah di tempat tugasnya.

Program Induksi Guru Pemula dilaksanakan melalui tahap-tahap persiapan, pengenalan

sekolah dan lingkungannya, pelaksanaan pembimbingan, penilaian, dan pelaporan. Dalam tahap

persiapan, pembimbingan, dan observasi pembelajaran dapat dilaksanakan melalui pendekatan lesson

Page 36: Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

Buku Model Implementasi PIGP Tahun 2012

30

study. Lesson study dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengkajian pembelajaran yang dilakukan

secara kolaboratif oleh sekelompok guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara

berkelanjutan. Pada kegiatan lesson study pengamat (observer) dituntut untuk mengamati aktivitas

belajar siswa selama pembelajaran. Aktivitas belajar siswa di kelas merupakan gambaran dari

kinerja/kompetensi guru. Kompetensi-kompetensi guru, khususnya guru pemula dapat dikembangkan

atau ditingkatkan melalui PIGP. Guru pemula yang mengikuti PIGP akan dinilai menggunakan penilaian

kinerja guru, dan dinyatakan lulus jika memperoleh nilai minimal kategori baik.

Mengingat akan pentingnya PIGP untuk mempercepat peningkatan kompetensi dan

keprofesionalan guru pemula, maka diharapkan semua pihak terkait di daerah dapat berperan aktif

dalam mensosialisasikan dan mengimplementasikannya. Untuk mengimplementasikan PIGP pihak

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyiapkan seperangkat panduan kerja, modul bagi

pengawas sekolah, kepala sekolah, dan pembimbing, serta buku model implementasi PIGP.

Kelengkapan implementasi PIGP ini diharapkan dapat digunakan untuk mensukseskan implementasi

PIGP di sekolah/madrasah.