BUKU KERJA PRAKTIKUM DASAR-DASAR …uptairtawar.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2020/02/...Laporan...
Transcript of BUKU KERJA PRAKTIKUM DASAR-DASAR …uptairtawar.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2020/02/...Laporan...
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2017
BUKU KERJA PRAKTIKUM
DASAR-DASAR AKUAKULTUR
NAMA : NIA PUSPITASARI (CONTOH)
NIM : 185080501111006
KELOMPOK : 3
ASISTEN : DIAN RAMADHANI WIBOWO
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
Aquaculture Aquaculture
i
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Praktikan boleh mengikuti praktikum apabila sudah memenuhi syarat
administrasi.
2. Praktikan harus datang 15 menit sebelum praktikum dimulai.
3. Praktikan harus selalu membawa buku panduan praktikum.
4. Praktikan harus mengikuti pre-test sebelum dimulai dan wajib mengikuti
seluruh materi praktikum.
5. Praktikan yang tidak mengikuti satu atau lebih materi praktikum tidak
diperbolehkan mengikuti ujian praktikum.
6. Selama pelaksanaan praktikum di laboratorium, praktikan:
a. Diwajibkan memakai jas laboratorium rapi dan lengkap sesuai dengan
nama masing-masing praktikan
b. Dilarang membuat gaduh
c. Praktikan harus menjaga keamanan peralatan yang digunakan
d. Dilarang makan, minum (tanpa seizin asisten) dan merokok saat
praktikum berlangsung
e. Dilarang menggunakan alat-alat elektronik (handphone, dll.) selama
pelaksanaan praktikum kecuali atas izin asisten
7. Test (Pre-Test dan Post-Test) diadakan sebelum dan sesudah praktikum
8. Kerusakan alat yang digunakan karena kelalaian menjadi tanggung jawab
praktikan secara berkelompok atau pribadi.
9. Setiap selesai melaksanakan praktikum, alat-alat yang digunakan dan
meja harus dibersihkan kembali.
10. Setiap selesai praktikum, praktikan wajib meminta tanda tangan asisten
pada kartu kendali.
11. Laporan dikerjakan individu, dan dikumpulkan sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan.
12. Praktikan yang tidak bisa mengikuti praktikum dikarenakan sakit, harus
menyerahkan surat keterangan dokter maksimal 1 minggu setelah jadwal
praktikum.
13. Praktikan yang tidak bisa mengikuti praktikum dikarenakan ada kegiatan
lain (praktikum, dll) harus menyerahkan surat keterangan maksimal 3 hari
sebelum jadwal praktikum
14. Praktikan yang tidak bisa mengikuti praktikum, wajib mengikuti praktikum
susulan (inhold) dengan biaya sendiri.
15. Bagi mahasiswa yang mengulang mata kuliah wajib menunjukkan kartu
puas untuk bebas praktikum.
16. Tata tertib yang telah ditetapkan wajib dipatuhi dan dilaksanakan.
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
Aquaculture Aquaculture
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberi petunjuk dan bimbingan-Nya, sehingga tim penyusun dapat
mengerjakan dan menyelesaikan penulisan buku panduan Dasar-Dasar
Akuakultur. Buku panduan ini disusun dengan tujuan untuk membantu
mahasiswa dalam melaksanakan praktikum Dasar-Dasar Akuakultur baik di
lapang maupun di laboratorium.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih belum sempurna,
maka dari itu diperlukan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan dalam penulisan selanjutnya. Semoga buku panduan ini
dapat bermanfaat dan dapat dimanfaatkan pada praktikum Dasar-Dasar
Akuakultur.
Malang, Januari 2020
Tim Dosen dan Tim Asisten
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
Aquaculture Aquaculture
1
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang 2/3 dari wilayahnya
tertutup air. Untuk itu, Indonesia memiliki peluang yang sangat besar dalam
sektor perikanan. Penambahan jumlah penduduk berpengaruh juga diberbagai
segi kehidupan manusia. Kenaikan jumlah penduduk tidak hanya menuntut
peningkatan penyediaan bahan pangan, tapi juga peningkatan dibidang gizi.
Salah satu cara memenuhi kebutuhan gizi adalah melalui pengembangan usaha
budidaya ikan.
Budidaya merupakan salah satu bidang perikanan yang sangat penting
dalam penyediaan benih dan bibit ikan. Dalam dunia perikanan memegang
peranan yang sangat penting karena bergerak dalam sektor melestarikan hasil-
hasil perikanan yang sangat kaya akan kandungan protein dan sangat
bermanfaat bagi masyarakat.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari diadakannya praktikum dasar-dasar akuakultur ini adalah
mengetahui pokok-pokok dasar budidaya/akuakultur ikan serta proses-proses
budidaya yang terjadi pada organisme air.
Tujuan dari praktikum Dasar-Dasar Akuakultur adalah mengaplikasikan
materi yang diperoleh pada saat mata kuliah dasar-dasar akuakultur
berlangsung di lingkungan, menerapkan prinsip dasar akuakultur, mempelajari
survival rate, growth rate, dan food convertion ratio, mengetahui jumlah produksi
dari organisme yang dibudidayakan, serta mengetahui kualitas air selama
proses pemeliharaan.
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
Aquaculture Aquaculture
2
2. MATERI
2.1 Akuakultur
2.1.1 Pengertian Akuakultur
Budidaya air (Aquaculture) adalah kegiatan mengembang-biakkan
organisme air dalam keadaan terkontrol maupun semi-terkontrol untuk
mendapatkan keuntungan. Kegiatan budidaya organisme air meliputi:
1. Pengadaan penyediaan benih (Breeding)
2. Penebaran (Stocking)
3. Peningkatan produksi makanan alami
4. Pemberian makanan (Artifical Breeding)
5. Mengontrol parasit dan penyakit
6. Pemberantasan hama
7. Pemanenan (Harvesting)
8. Pemasaran (Marketing)
Ada dua macam budidaya dalam dunia perikanan yaitu monokultur dan
polikultur. Monokultur adalah budidaya yang dilakukan dengan memelihara
(stocking) satu spesies ikan di dalam sebuah kolam. Sistem ini biasa digunakan
dalam budidaya intensif, karena padat penebarannya sangat tinggi serta
tergantung pada pakan tambahan. Selain itu perlu adanya aerasi tambahan dan
pergantian serta sirkulasi air yang teratur.
Polikultur merupakan salah satu jenis budidaya dengan cara memelihara
lebih dari satu jenis ikan dalam satu media yang sama dan dalam waktu yang
bersamaan. Penebaran ikan dilakukan dengan cara pemilihan spesies yang
mempunyai kebiasaan makan serta menempati ruang hidup yang berbeda.
Polikultur ditujukan untuk meningkatkan produksi dengan cara pemanfaatan
pakan alami yang lebih baik.
Sistem budidaya dibagi menjadi 3 yaitu: intensif, semi intensif dan ekstensif.
Untuk memudahkan pembedaan sistem-sistem kolam, dapat dibuat gambar
berikut:
Pakan alami
Sistem tradisional/ekstensif
Sistem semi-intensif
Sistem intensif
Padat tebar Pakan buatan
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
Aquaculture Aquaculture
3
2.1.2 Persiapan kolam
Persiapan kolam merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memulai
kegiatan budidaya. Persiapan kolam dalam budidaya perikanan meliputi berbagai
macam kegiatan diantaranya pengeringan kolam, pembalikan tanah, perbaikan
pematang, pengapuran, pemupukan, hingga pengisian air sebelum dilakukan
penebaran benih. Sistem budidaya, dalam pengolahan tanah merupakan suatu
hal yang penting. Pengolahan tanah ini bertujuan untuk memperbaiki tekstur
tanah agar lebih gembur sehingga memudahkan untuk ditembus oleh akar
tanaman dan menambah unsur hara melalui pemupukan. Proses budidaya akan
mempengaruhi komposisi bahan organik dan bahan mineral.
Cara kerja:
1. Kolam Tradisional (Tanah):
Keringkan kolam untuk menguapkan gas-gas beracun.
Bersihkan vegetasi yang mengganggu dengan menggunakan sabit.
Tanah dibalik dengan cara di cangkul.
Dilakukan pengapuran (100 gr/m2) dengan cara ditebar lalu diinjak-injak agar
merata.
Diberi pupuk kandang (200 gr/m2) dengan cara ditebar lalu diinjak-injak agar
merata.
Kolam diisi air dan didiamkan beberapa hari.
2. Kolam Beton
Bersihkan dinding dan dasar kolam dengan cara disikat.
Bilas dengan air hingga bersih.
Tutup lubang pembuangan kolam.
Kolam dikapur (100 gr/m2) dengan cara diratakan pada dinding dan dasar kolam.
Pupuk dimasukan kedalam karung diikat pada ujung karung dan dilubangi,
setelah itu diletakan pada inlet kolam.
Kolam diisi air dan didiamkan beberapa hari.
2.1.3 Pengolahan Kolam
Pengolahan tanah dasar terdiri dari pencangkulan dan perataan. Dinding
kolam dan tanggul dilakukan perbaikan untuk mencegah kebocoran serta
kerusakan. Pembuatan kamalir sebagai tempat berlindung ikan atau benih
sekaligus mempermudah pemanenan.
Ada 5 langkah yang penting dalam melakukan pengolahan kolam budidaya
perikanan, yaitu:
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
Aquaculture Aquaculture
4
1. Pengeringan, bertujuan untuk menguapkan gas beracun dalam tanah,
mengembalikan unsur hara, tanah, memperbaiki struktur tanah dasar kolam
dan membunuh hama dan penyakit.
2. Pengapuran, bertujuan untuk meningkatkan derajat keasaman (pH).
3. Pemupukan, bertujuan untuk menumbuhkan pakan alami yang
berupa plankton, klekap dan lumut.
4. Pengisian air, sebagai media hidup pakan alami dan ikan.
5. Aerasi, suatu usaha untuk mensuplai oksigen di dalam air dengan
menggunakan suatu alat aerator.
2.1.4 Tanah yang Baik untuk Budidaya
Tanah yang baik untuk budidaya adalah tanah liat berpasir sebab tanah
yang demikian dapat menahan air lebih lama dan mudah untuk dibuat pematang
yang kokoh. Apabila tanah pematang kokoh, hal tersebut dapat menahan
genangan air setidaknya selama 5 hingga 6 bulan. Selama waktu tersebut
merupakan waktu yang cukup untuk proses budidaya ikan.
Pengolahan tanah dalam sistem budidaya merupakan suatu hal yang
penting. Pengolahan tanah ini bertujuan untuk memperbaiki tekstur tanah agar
lebih gembur dan menambah unsur hara melalui pemupukan. Proses budidaya
terus menerus akan mempengaruhi komposisi bahan organik dan bahan mineral.
2.1.5 Pengapuran
Kolam pemeliharaan ikan idealnya memiliki pH netral, yakni antara 6,5 -
7,5. Pengukuran besarnya pH dapat digunakan pH paper atau pH meter.
Perlakuan pH agar tidak asam dapat dilakukan dengan cara penambahan kapur
(CaCO3). Setiap kali penambahan bahan dilakukan, pengukuran pH juga harus
dilakukan. Apabila pH suatu perairan di bawah 6,5 perairan dikatakan terlalu
asam, dan lebih dari 7,5 dapat dikatakan basa. Kebutuhan kapur untuk setiap
kolam berbeda-beda tergantung dengan luasan wadah dan keasaman kolam.
Jenis kapur yang digunakan untuk pengapuran kolam ada beberapa
macam, yaitu:
a. Kapur pertanian/kapur karbonat ( CaCO3), kapur yang bahannya dari batuan
kapur tanpa lewat proses pembakaran tanpa langsung digiling.
b. Kapur perikanan (Tohor: CaO), yaitu kapur yang bahannya dari batuan kapur
yang melalui proses pembakaran.
c. Kapur Mati (Ca(OH) 2)
d. Kapur Dolomite (CaMg(CO3)2)
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
Aquaculture Aquaculture
5
2.1.6 Pemupukan
Pupuk adalah bahan yang mengandung suatu unsur hara atau nutrisi bagi
tanah. Bahan tersebut berupa mineral atau bahan organik, dihasilkan d a r i
proses alamiah atau secara buatan (pupuk produksi pabrik). Unsur hara yang
diperlukan oleh tanah adalah C, H, O (ketersediaan di alam masih melimpah) N,
P, K, Ca, Mg, S (hara makro, kadar dalam tanaman <100 ppm). Tujuan utama
pemupukan adalah menambah unsur nutrisi yang digunakan oleh tanaman,
memperbaiki atau memelihara konsistensi kondisi tanah, dan sebagai pemicu
munculnya plankton sebagai pakan alami bagi ikan. Guna mencapai tujuan di
atas pemupukan harus mengikuti prinsip enam tepat, yaitu: tepat jumlah, jenis,
cara, tempat, waktu dan disesuaikan dengan sifat atau jenis tanah. Pembagian
pupuk:
1. Pupuk Alami
a. Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan ternak
yang telah mengalami pengolahan. Pupuk ini digolongkan menjadi:
Pupuk panas: pupuk yang penguraiannya berjalan sangat cepat
sehingga terbentuk panas. Kelemahan dari pupuk panas ialah mudah
menguap karena bahan organiknya tidak terurai secara sempurna
sehingga banyak yang berubah menjadi gas. Contoh: kotoran ayam.
Pupuk dingin: pupuk yang penguraiannya berjalan sangat lambat
sehingga tidak terbentuk panas. Contoh: kotoran sapi.
b. Pupuk hijau
Pupuk hijau adalah pupuk yang berasal dari tanaman atau bagian
tanaman yang dipendam didalam tanah. Bagian tanaman yang sering
digunakan yaitu daun, tangkai, dan batang yang masih muda.
2. Pupuk Buatan
Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik. Pupuk buatan memiliki
kandungan yang spesifik dan terukur. Kekurangan pupuk buatan dapat
menimbulkan residu dan berpotensi merusak lingkungan dalam dosis yang
berlebih. Pupuk buatan terdiri dari beberapa jenis tergantung dari penggunaan,
tujuan dan kandungan. Contoh dari pupuk buatan, misalnya TSP, Urea dan NPK.
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
Aquaculture Aquaculture
6
2.2 Kualitas Air
Kegitan akuakultur tidak akan pernah terlepas dari peranan air sebagai
media hidup ikan. Air memiliki kapasitas besar dalam menjaga tingkat kelulusan
hidup ikan. Akan tetapi, pada hakikatnya air bersifat universal solvent sehingga
air memiliki peluang untuk tercemar dalam jangka waktu yang cepat. Hal tersebut
dapat mempengaruhi kualitas air dalam kegiatan budidaya.
Parameter kualitas air dibedakan menjadi 3, yaitu parameter kualitas air
fisika, kimia dan biologi. Contoh parameter fisika dapat berupa suhu dan
kecerahan. Contoh parameter kimia dapat berupa pH, Dissolved Oxygen, dan
CO2. Contoh parameter biologi dapat berupa plankton dan bentos. Ketiga
parameter kualitas air tersebut saling berhubungan dan dapat mempengaruhi
satu sama lain. Kualitas air untuk budidaya ditentukan oleh ketiga parameter
tersebut. Setiap parameter kualitas air dapat saling berinteraksi dengan
parameter lain, sehingga dapat menyebabkan adanya perubahan terhadap
kondisi air. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan monitoring terhadap kualitas
air secara berkesinambungan karena tidak hanya sekedar berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangbiakan (reproduksi) tetapi juga kelangsungan hidup
ikan.
Kadar parameter kualitas air yang tidak optimal akan mempengaruhi kondisi
ikan. Setiap parameter kualitas air yang tidak optimal dapat menyebabkan
perbedaan kondisi pada air hingga dapat mematikan ikan. Pentingnya monitoring
kualitas air secara intensif selama masa pemeliharaan dan metode yang
digunakan sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya fluktuasi parameter air
yang dapat menimbulkan dampak merugikan bagi budidaya. Kualitas air tidak
hanya menentukan seberapa optimal pertumbuhan ikan dalam budidaya, tetapi
juga dapat berpengaruh kepada kualitas lingkungan suatu perairan dan
organisme selain ikan dalam budidaya. Kualitas air akan secara langsung
mempengaruhi proses fisiologis pada tubuh ikan.
2.2.1 Parameter Kualitas Air
1. Parameter Fisika
a. Suhu Perairan
Suhu merupakan derajat panas dinginnya suatu perairan. Suhu adalah
salah satu faktor penting untuk kelangsungan hidup ikan. Nilai batas optimal
dan toleransi suhu perairan pada tiap ikan berbeda. Sebagian besar ikan
merupakan hewan poikiloterm yaitu suhu tubuh yang selalu menyesuaikan
dengan suhu lingkungan. Suhu optimum pada perairan berkisar 28-32 0C.
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
Aquaculture Aquaculture
7
Cara kerja:
Siapkan thermometer Hg
Masukkan thermometer ke dalam perairan selama kurang lebih 2-3 menit
(usahakan pengukuran membelakangi matahari dan thermometer tidak
bersentuhan langsung dengan tangan pengukur)
Angkat dan baca nilai suhu pada skala thermometer (thermometer tetap
berada di dalam air)
b. Kecerahan
Kecerahan perairan adalah kemampuan cahaya untuk menembus
lapisan air pada kedalaman tertentu. Kecerahan di perairan alami sangat
penting karena berkaitan dengan aktivitas fotosintesis dan produksi primer
suatu perairan. Besarnya penetrasi cahaya yang masuk kedalam perairan
menjadi sebuah indikator kesuburan perairan karena cahaya merupakan faktor
utama dalam proses fotosintesis tumbuhan fitoplankton. Kisaran optimal
kecerahan didalam kolam berkisar 20-40 cm. Pengukuran kecerahan dalam
perairan dapat dilakukan dengan menggunakan lempengan atau biasa disebut
kepingan Secchi disk.
Cara kerja:
Ambil secchi disk dan masukkan secchi disk ke dalam kolam sampai tidak
tampak.
Kemudian tandai kedalaman air dengan mengikatkan karet ke tali secchi
disk dan ditandai sebagai D1.
Selanjutnya masukkan secchi disk kedalam kolam sampai tidak tampak
lalu angkat secchi disk sampai tampak pertama kali.
Setelah itu tandai kedalaman air dengan mengikatkan karet ke tali secchi
disk dan ditandai sebagai D2.
Terakhir, hitung kecerahan kolam dengan rumus:
Keterangan:
D1 : Kedalaman ketika secchi disk buram pertama kali
D2 : Kedalaman ketika secchi disk terlihat pertama kali
Kecerahan =
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
Aquaculture Aquaculture
8
2. Parameter Kimia
a. Derajat Keasaman (pH)
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Koefisien aktivitas
ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya
didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut.
Kisaran pH optimum di perairan 6,5–7,5.
Cara kerja:
Siapkan pH paper kemudian masukkan pH paper ke dalam kolam
Kemudian pH paper diangkat dan dikibas-kibaskan sampai setengah
kering
Setelah itu cocokkan pH paper dengan kotak standart pH
b. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen)
Oksigen terlarut adalah oksigen dalam bentuk terlarut di dalam perairan.
Satuan pengukuran oksigen terlarut adalah mg/l yang berarti jumlah mg
oksigen dalam satu liter air atau dalam satuan internasional dinyatakan
sebagai ppm (part per million). Kadar optimum DO yaitu 8 ppm.
Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen) digunakan untuk respirasi, proses
metabolisme dan perkembangbiakan (reproduksi) pada ikan. Oksigen
mengandung peranan penting sebagai indikator kualitas perairan, karena
oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik.
Cara kerja:
Catat volume botol DO
Masukkan botol DO ke dalam air perlahan dengan kemiringan 45º, pastikan
tidak terdapat gelembung ketika memasukan air kedalam botol
Tutup botol setelah terisi penuh dan angkat dari perairan
Buka tutup botol yang berisi sampel dan tambahkan 2 ml MnSO4 dan 2
ml NaOH + KI pekat lalu dihomogenkan dan endapkan hingga membentuk
endapan coklat
Buang air yang bening diatas endapan, kemudian endapan yang sisa
diberi 1–2 ml H2SO4 pekat lalu homogenkan sampai endapan larut
Selanjutnya beri 2–4 tetes amilum kemudian dititrasi dengan 0,025 N Na
Thiosulfat sampai air jernih tidak berwarna
Dicatat ml Na–Thiosulfat yang dipakai dan dimasukkan rumus:
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
Aquaculture Aquaculture
9
Keterangan :
V titran : Volume titran (ml)
N titran : Konsentrasi titran (0.025 N)
8 : 1/2 dari Mr Oksigen
1000 : Konversi liter ke ml
V botol DO : Volume botol DO
4 : Estimasi Air tumpah (2ml MnSO4 + 2ml NaOH+KI)
c. Karbondioksida (CO2)
Karbondioksida adalah gas yang tersusun atas satu atom karbon dan dua
atom oksigen. Sumber karbondioksida utama di perairan berasal dari hasil
respirasi ikan dan difusi dari udara. Kadar CO2 bebas di perairan tidak boleh
mencapai batas yang mematikan. Kandungan CO2 yang baik untuk ikan nila
minimal 4 mg/L. Jumlah CO2 dalam air yang bertambah akan menekan aktivitas
pernapasan ikan serta menghambat pengikatan oksigen oleh hemoglobin
sehingga dapat membuat ikan menjadi stres. CO2 dalam air untuk
pembesaran ikan nila sebaiknya kurang dari 15 mg/L.
Cara kerja:
Ambil 25 ml air sampel ke dalam Erlenmeyer
Tambahkan 1–2 tetes indikator PP
Kemudian dihomogenkan dan diamati
Apabila sampel berwarna pink maka tidak terdapat CO2
Apabila sampel berwarna bening dilanjutkan dengan titrasi
Dititrasi dengan Na2CO3 (0,045 N) sampai berubah warna pink. Dihitung dengan
rumus:
Keterangan :
V titran : Volume titran (ml)
N titran : Konsentrasi titran (0.0454 N)
22 : 1/2 dari Mr CO
1000 : Konversi liter ke ml
V air sampel : Volume air sampel yang digunakan (ml)
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
Aquaculture Aquaculture
10
d. Ammonia
Amonia merupakan hasil perombakan asam-asam amino oleh berbagai
jenis bakteri aerob dan anaerob, amonia dalam perairan tidak terlalu
berbahaya jika air itu diberi klor. Peningkatan kadar amonia (NH3) dalam
perairan dipicu oleh tingginya proses perombakan protein yang dilakukan oleh
bakteri dan akan menghasilkan nitrat. Kadar amonia ini juga dipicu oleh tinggi
rendahnya suhu dalam perairan tersebut karena dengan adanya fluktuasi suhu
dalam perairan akan menyebabkan perbedaan tingkat respirasi bakteri yang
akan mengakibatkan perombakan protein dalam perairan.
Amonia sangat mudah larut dalam air dan bereaksi menjadi
amonium dan ion hidroksil. Oksidasi amonia juga berjalan dengan cepat
sehingga substansi ini menjadi NO2 dan NO3 pada air mengalir dengan
bantuan-bantuan bakteri pengikat nitrogen.
Cara kerja:
Diambil air sampel sebanyak 25 ml
Kemudian ditambahkan larutan nessler sebanyak 1 ml
Lalu homogenkan dan diendapkan
Setelah itu diambil larutan bening
Masukkan larutan bening ke dalam cuvet dan hitung kadar amonia dengan
spektrofotometer dengan panjang gelombang 425 nm
e. Nitrat Nitrogen
Nitrat merupakan zat nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk
dapat tumbuh dan berkembang, sementara nitrit merupakan senyawa toksik
yang dapat mematikan organisma air. Secara alamia, kadar nitrat ditemukan
dalam jumlah yang rendah, namun kadar nitrat dapat menjadi tinggi apabila
dilakukan pemberian pupuk melebihi batas normal dosis yang digunakan.
Nitrogen yang terdapat dalam perairan dapat berbentuk gas N2, NO2, NO3,
NH3 dan NH4 serta sejumlah N yang berikatan dalam organik kompleks.
Sumber nitrogen terbesar berasal dari udara, sekitar 80% dalam bentuk
nitrogen bebas yang masuk melalui sistem fiksasi biologis dalam kondisi
aerobik.
Nitrat merupakan produk akhir dari oksidasi amonia, nitrat ini merupakan
substansi yang dapat ditoleransi oleh kebanyakan ikan sehingga
keberadaannya dapat diabaikan. Nitrat dapat dimanfaatkan oleh tanaman dan
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
Aquaculture Aquaculture
11
alga karena berfungsi sebagai bahan nutrisi yang akan diproses untuk
pertumbuhannya.
Cara kerja:
Pertama, ambil air sampel sebanyak 25 ml dan tuangkan ke dalam cawan
porselen
Panaskan air sampel di atas hot plate sampai kering dan membentuk
kerak
Kemudian dinginkan dan tambahkan 2 ml asam fenol disulfonik
Homogenkan menggunakan spatula
Lalu diencerkan dengan aquades sebanyak 10 ml
Tambahkan NH4OH sebanyak 10 tetes sampai terbentuk warna
Dihitung kadar nitrat dengan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 410 nm dengan nomor method 353.
f. Orthofosfat
Orthofosfat adalah bentuk fosfat paling sederhana yang terlarut di
perairan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh fitoplankton.
Orthofosfat juga merupakan nutrisi yang paling penting dalam menentukan
produktivitas perairan. Keberadaan fosfat di perairan dapat digunakan dan
diserap oleh bakteri, fitoplankton dan makrofita. Kadar optimal 0,01-0,03 ppm.
Di perairan unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai
elemen, melainkan dalam bentuk senyawa anorganik terlarut dan senyawa
organik yang berupa partikular. Fosfor berbentuk kompleks dengan ion besi
dan kalsium pada kondisi aerob, bersifat tidak terlarut dan mengendap pada
sedimen sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh alga akuatik.
Cara kerja:
Tuang air sampel sebanyak 25 ml ke dalam erlenmeyer
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
Aquaculture Aquaculture
12
Tambahkan ammonium molybdate sebanyak 1 ml, lalu homogenkan
Setelah itu, tambahkan 5 tetes larutan SnCl2, lalu homogenkan
Kemudian atur panjang gelombang pada spektrofotometer 690 nm
dan nomor method 490.
2.2.2 Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai arbsorbansi
dengan prinsip melewatkan cahaya menggunakan panjang gelombang tertentu pada
suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut cuvet.
Cara kerja:
1. Pasang kabel pada stop kontak
2. Tekan “power”, ditunggu 15 detik hingga muncul “method”
3. Tekan nomor program dan panjang gelombang
4. Masukkan larutan blanko dan tekan zero
5. Kemudian ambil larutan blanko dan masukkan cuvet berisi sampel
6. Tekan enter.
2.3 Penebaran Benih
Padat penebaran merupakan faktor penting karena terkait dengan sistem
pengelolaan. Semakin tinggi padat penebaran, semakin banyak pula kegiatan
yang dilakukan oleh pengelolaannya. Peningkatan padat penebaran dimaksudkan
untuk meningkatkan produksi dan pemanfaatan lahan secara optimal. Padat
tebar merupakan jumlah kepadatan ikan setiap meter persegi (m2). Padat
tebar dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Pada
kedua kondisi ini umumnya perbedaan nilai suhu air pada permukaan dan dasar
kolam tidak terlalu besar. Jika perbedaan suhu air wadah benih dan air kolam
tebar cukup signifikan, maka perlu dilakukan upaya penyesuaian suhu air wadah
benih secara bertahap terlebih dahulu agar benih tidak stres saat ditebarkan
(aklimatisasi).
Kedalaman air kolam tebar pun hendaknya disesuaikan dengan jumlah dan
ukuran benih. Sedapat mungkin hindari penebaran benih pada kondisi terik
matahari secara langsung. Sebaiknya benih ikan tidak ditebar langsung dari
wadah ke kolam. Cara yang sering dilakukan adalah menenggelamkan sekaligus
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
Aquaculture Aquaculture
13
wadah dan benih ikan ke dalam kolam tebar secara hati-hati, perlahan dan
bertahap. Benih ikan akan mendapat kesempatan beradaptasi (walau sebentar)
dengan lingkungan air kolam tebar sedini mungkin meskipun masih berada dalam
wadahnya. Kemudian benih ikan dibiarkan hingga keluar dengan sendirinya dari
wadah secara bertahap menuju lingkungan air kolam tebar yang sesungguhnya.
Cara kerja:
Timbang ikan nila menggunakan timbangan digital
Setelah itu, pindahkan pada timba yang sudah berisi air
Selanjutnya, lakukan aklimatisasi pada air kolam selama 5 menit hingga
ikan keluar dengan sendirinya ke kolam
2.4 Konversi Pakan
Dalam kegiatan budidaya, pakan merupakan salah satu faktor utama yang
tidak bisa diabaikan atau dimarjinalkan begitu saja. Karena pakan dalam budidaya
ini akan memberikan kontribusi terbesar pada production cost atau biaya
produksi yang terus melambung. Menurut Handajani dan Widodo (2010), dalam
budidaya ikan secara intensif, pakan buatan disediakan untuk memenuhi
kebutuhan ikan, dimana biaya pakan dapat mencapai 60% dari biaya produksi.
Tujuan pemberian pakan pada ikan adalah menyediakan kebutuhan gizi
bagi ikan budidaya, pertumbuhan dan hasil panenan yang optimum. Produksi
limbah pakan harus minimumkan dan efisiensi dalam pemberiannya perlu
dimaksimalkan untuk mendapatkan sebuah keuntungan. Pakan yang berkualitas
dengan fisik dan kandungan gizi yang baik merupakan kunci untuk mencapai
tujuan optimal produksi dan bernilai ekonomis dalam budidaya ikan. Pengetahuan
tentang gizi dan pakan ikan berperan penting dalam mendukung pengembangan
budidaya ikan (aquaculture) untuk mencapai suatu tujuan.
2.4.1 FCR (Feed Convertion Ratio)
FCR (Feed Convertion Ratio) adalah perbandingan jumlah pakan kumulatif
yang telah diberikan dengan biomass yang dihasilkan dalam waktu tertentu.
Biasa disebut rasio konversi pakan atau biasa disingkat RKP (Marindro, 2011).
FCR merupakan kepanjangan dari Feed Convertion Ratio yaitu rasio antara
pakan yang diberikan selama budidaya dengan berat total ikan waktu
pemanenan. Definisi lain dari FCR adalah beberapa banyak pakan (kg) yang
dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg daging ikan (Sunarma, 2008). Adapun
rumus dari perhitungan FCR yaitu:
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
Aquaculture Aquaculture
14
Keterangan :
Wt : berat ikan saat panen (g)
Wo : berat ikan saat tebar (g)
2.4.2 FR (Feeding Rate)
FR (Feeding Rate) adalah jumlah pakan ikan yang diberikan setiap hari pada ikan
yang dibudidayakan dan biasanya diekspresikan dalam persen biomass ikan. Feeding
rate pada pemberian pakan ikan berkisar antara 3-10 % untuk ikan kecil dan 1-2 % untuk
yang lebih besar (Pter dan Swar, 2002).
Jumlah pakan yang diberikan setiap hari pada ikan yang berukuran besar semakin
sedikit dan semakin kecil ukuran ikan maka jumlah pakan yang diberikan semakin
banyak. Hal ini karena ikan yang berukuran kecil mempunyai masa pertumbuhan yang
lebih besar dan cepat dibandingkan dengan ikan yang berukuran besar (Cholik, et al.,
2005). Adapun rumus dari jumlah pemberian pakan per hari adalah sebagai berikut:
2.5 Pertumbuhan
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan
berat, ukuran panjang, umur, dan keseimbangan metabolik. Perkembangan
adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diprediksi sebagai hasil proses
pematangan sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya termasuk juga tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkunganya.
2.5.1 SR (Survival Rate)
Istilah ini menunjukkan tingkat kehidupan organisme dalam satu periode
tertentu dibandingkan dengan padat penebaran pada saat tebar, variabelnya
diperoleh melalui kegiatan populasi secara periodik (Marindro, 2011).
Survival Rate atau biasa dikenal dengan SR dalam perikanan budidaya
merupakan indeks kelulushidupan suatu jenis ikan dalam suatu proses budidaya
dari mulai awal ikan ditebar hingga dipanen. Apabila jumlah ikan yang hidup saat
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
Aquaculture Aquaculture
15
panen lebih banyak dibandingkan dengan jumlah yang mati maka nilai SR akan
tinggi. Namun sebaliknya, apabila jumlah ikan yang mati saat dipanen lebih
banyak dibandingkan dengan jumlah yang hidup maka nilai SR akan rendah. Nilai
SR ini dihitung dalam bentuk angka presentase, mulai dari 0-100%, dengan
rumus:
2.5.2 GR (Growth Rate)
Growth Rate (GR) adalah pertambahan bobot rata-rata tiap hari. Growth
Rate dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal meliputi sifat keturunan, ketahanan terhadap penyakit dan kemampuan
memanfaatkan pakan. Sedang faktor eksternal meliputi sifat fisika kimia dan
biologi perairan. Rumus dari Growth Rate yaitu:
Keterangan :
GR : Pertumbuhan mutlak (gram/hari)
Wt : Berat rata-rata ikan pada hari ke-t (gram)
Wo : Berat rata-rata ikan pada hari ke-0 (gram)
t : waktu pemeliharaan (hari)
2.5.3 Produksi
Produksi adalah jumlah berat ikan yang dihasilkan dalam 1 m2 / hari. Dalam
proses produksi tentunya membutuhkan faktor-faktor penting dalam kegiatan
budidaya diantaranya: tanah (media), modal dan keahlian. Cara meningkatkan
produksi dalam budidaya perlu dilakukan dengan sistem intensif. Untuk
memperoleh hasil yang optimal, peningkatan kepadatan harus diikuti dengan
peningkatan jumlah pakan.
Menurut Jauhari dan Fadholi (2010), rumus perhitungan produksi dalam
kegiatan budidaya adalah:
Produksi (gr/m2/hari) = GR x Density
Keterangan:
Produksi : Jumlah produksi (gr/m2/hari)
GR : pertambahan bobot rata-rata tiap hari (gram/hari)
Density : Kepadatan ikan dalam kolam (ekor/ m2)
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Pengolahan Kolam
a. Alat dan Fungsi
- Cangkul : Untuk membalikkan tanah
- Sabit : Untuk membersihkan vegatsi disekitar kolam
- Sikat : Untuk membersihkan lumut dan kotoran di kolam beton
- Cetok : Untuk mengambil pupuk dan kapur
- Timba : Untuk tempat/wadah pupuk dan kapur
- Kamera : Untuk dokumentasi kegiatan selama praktikum
- Timbangan digital : Untuk menimbang benih ikan Nila (Oreochromis niloticus)
dengan ketelitian 10-2
b. Bahan dan Fungsi
- Pupuk kandang : Sebagai penumbuh pakan alami pada media kolam
- Kapur : Sebagai peningakat pH dan membunuh agen penyakit
- Air : Sebagai media hidup ikan budidaya
- Trashbag : Sebagai wadah hasil proses pembersihan vegetasi
3.1.2 Penebaran Benih
a. Alat dan Fungsi
- Timbangan digital : Untuk menimbang benih ikan dengan ketelitian 10-2
- Timba : Untuk tempat benih ikan budidaya yang akan ditebar
- Jaring : Untuk mengambil ikan budidaya
- Kamera : Untuk dokumentasi selama kegiatan praktikum
- Beaker glass : Untuk wadah penimbangan ikan sampling
b. Bahan dan Fungsi
- Ikan Nila (O. niloticus) : Sebagai benih ikan yang ditebar
- Air : Sebagai media hidup ikan dan pakan alami
3.1.3 Pemanenan
a. Alat dan Fungsi
- Seser : Untuk menangkap ikan hasil budidaya
- Timba : Untuk wadah ikan hasil pemanenan
- Timbangan digital : Untuk menimbang benih ikan Nila
(Oreochromis niloticus) dengan ketelitian 10-2
- Kamera : Untuk dokumentasi selama kegiatan praktikum
b. Bahan dan Fungsi
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
- Ikan Nila : Sebagai hasil ikan yang telah dibudidayakan
(Oreochromis niloticus)
- Air : Sebagai media hidup ikan
3.1.4 Suhu
a. Alat dan Fungsi
- Termometer hg : Untuk mengukur suhu perairan
- Nampan : Untuk tempat alat dan bahan
- Kamera : Untuk dokumentasi selama kegiatan praktikum
b. Bahan dan Fungsi
- Air Kolam : Sebagai sampel yang akan diukur suhunya
3.1.5 Kecerahan
a. Alat dan Fungsi
- Secchi disk : Untuk mengukur kecerahan perairan
- Penggaris : Untuk mengukur panjang tali yang ditandai pada secchidisk
- Nampan : Untuk tempat alat dan bahan
- Kamera : Untuk dokumentasi selama kegiatan praktikum
b. Bahan dan Fungsi
- Air kolam : Sebagai bahan yang akan diukur kecerahannya
- Karet gelang : Sebagai penanda kecerahan pada tali
3.1.6 Oksigen Terlarut
a. Alat dan Fungsi
- Botol DO : Untuk wadah sampel yang akan di ukur kadar Oksigen
- Pipet tetes : Untuk mengambil larutan dalam skala kecil
- Buret : Untuk tempat larutan titrasi
- Statif : Untuk penyangga buret
- Corong : Untuk memudahkan memindahkan larutan ke buret
- Nampan : Untuk wadah alat dan bahan
- Washing bottle : Untuk tempat aquades
- Kamera : Untuk mengambil dokumentasi kegiatan praktikum
b. Bahan dan Fungsi
- Air kolam : Sebagai sampel yang akan diukur kadar Oksigen terlarut
- MnSO4 : Sebagai pengikat oksigen bebas
- NaOH + KI : Sebagai pelepas I2 (iodin) dan membentuk endapan coklat
- H2SO4 : Sebagai pengondisian asam dan pelarut endapan coklat
- Amilum : Sebagai indikator warna ungu dan pengondisian basa
- Na2S2O3 : Sebagai larutan titrasi
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
- Aquades : Sebagai pengkalibrasi alat
3.1.7 Karbondioksida
a. Alat dan Fungsi
- Erlenmeyer 50 ml : Untuk wadah mereaksikan larutan
- Pipet tetes : Untuk mengambil larutan dalam skala kecil
- Statif : Untuk penyangga buret
- Buret : Untuk tempat larutan titrasi (Na2CO3)
- Nampan : Untuk wadah alat dan bahan
- Botol 600 ml : Untuk tempat air sampel
- Gelas ukur : Untuk mengukur volume air sampel
- Kamera : Untuk mengambil dokumentasi kegiatan praktikum
- Corong : Untuk memudahkan memindahkan larutan ke
Buret
b. Bahan dan Fungsi
- Air kolam : Sebagai sampel yang akan diukur CO2 nya
- Indikator PP : Sebagai indikator warna pink
- Larutan Na2CO3 : Sebagai larutan titrasi
- Tisu : Sebagai pembersih/pengering alat yang dipakai
- Aquades : Sebagai pengkalibrasi alat
3.1.8 Ph (Potential Hydrogen)
a. Alat dan Fungsi
- Kotak standard pH : Untuk mencocokan nilai pH
- Kamera : Untuk mengambil dokumentasi kegiatan praktikum
b. Bahan dan Fungsi
- Air kolam : Sebagai sampel yang akan diukur pHnya
- pH paper : Sebagai pengukur pH dari air kolam
3.1.9 Nitrat Nitrogen
a. Alat dan Fungsi
- Gelas ukur 100 ml : Untuk mengukur air sampel
- Pipet tetes : Untuk mengambil larutan dalam skala kecil
- Spektrofotometer : Untuk mengukur nitrat dengan Panjang gelombang 410 nm
nomor method 353
- Cuvet : Untuk wadah sampel yang akan diukur di spektrofotometer
- Spatula : Untuk menghomogenkan larutan
- Washing bottle : Untuk tempat aquades
- Botol film : Untuk menyimpan sampel sementara
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
- Kamera : Untuk mengambil dokumentasi kegiatan praktikum
- Curve porselen : Untuk wadah membuat kerak nitrat
- Hot plate : Untuk proses pemanasan air sampel dan
membuat kerak
- Crushtable tang : Untuk mengambil crush porselen pada hot plate
- Botol 600 ml : Untuk wadah saat mengambil air sampel
b. Bahan dan Fungsi
- Air kolam : Sebagai air sampel
- Asam fenoldisulfonik : Sebagai pelarut kerak nitrat dan pengondisian asam
- NH4OH : Sebagai indikator warna kuning dan pengondisian basa
- Aquades : Sebagai pengkalibrasi alat
- Kertas label : Sebagai penanda alat dan bahan
- Tissue : Sebagai pembersih pengering alat yang dipakai
3.1.10 Amonia
a. Alat dan Fungsi
- Beaker glass 50 ml : Untuk wadah untuk menghomogenkan larutan
- Pipet tetes : Untuk mengambil larutan dalam skala kecil
- Spatula : Untuk menghomogenkan larutan
- Cuvet : Untuk wadah larutan hasil perlakuan larutan
- Spektrofotometer : Untuk menghitung kadar ammonia dengan panjang
gelombang 425 nm nomor method 380
- Nampan : Untuk wadah alat dan bahan
- Gelas ukur 50 ml : Untuk mengukur jumlah larutan yang akan
digunakan
- Washing bottle : Untuk wadah larutan aquades
- Botol film : Untuk menyimpan sampel sementara
- Kamera : Untuk mengambil dokumentasi kegiatan praktikum
- Botol 600 ml : Untuk wadah air sampel
b. Bahan dan Fungsi
- Air kolam : Sebagai air sampel
- Nessler : Sebagai pengikat ammonia bebas
- Aquades : Sebagai pengkalibrasi alat
- Tissue : Sebagai pembersih pengering alat yang dipakai
- Kertas label : Sebagai penanda alat dan bahan
3.1.11 Orthofosfat
a. Alat dan Fungsi
- Gelas ukur 50 ml : Untuk mengukur volume air sampel
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
- Erlenmeyer 25 ml : Untuk menghomogenkan larutan
- Pipet tetes : Untuk mengambil larutan dalam skala kecil
- Cuvet : Untuk meletakan larutan yang akan di ukur di
spektrofotometer
- Nampan : Untuk wadah alat dan bahan
- Spektrofotometer : Untuk mengukur kadar orthofosfat dengan panjang
gelombang 690 nm nomor method 490
- Washing bottle : Untuk tempat aquades
- Botol film : Untuk menyimpan sampel sementara
- Kamera : Untuk mengambil dokumentasi kegiatan praktikum
- Botol 600 ml : Untuk wadah air sampel
b. Bahan dan Fungsi
- Air kolam : Sebagai sampel yang akan diukur orthofosfatnya
- Amonuim molybdate : Sebagai pengikat orthofosfat dan mengubahnya
menjadi ammonium fosfomolybdate
- SnCl2 : Sebagai indikator warna biru dan pengondisian
basa
- Aquades : Sebagai pengkalibrasi alat
- Tissue : Sebagai pembersih/pengering alat yang dipakai
- Kertas label : Sebagai penanda alat dan bahan
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
3.2 Analisis Prosedur
3.2.1 Pengolahan Tanah
a. Kolam Semi-Tradisional
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
b. Kolam Beton
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
c. Pengambilan Benih
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
d. Penimbangan Benih
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
e. Penebaran Benih
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
3.2.2 Pemanenan
a. Kolam Semi-Tradisional
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
b. Kolam Beton
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
3.2.3 Pengukuran Kualitas Air
a. Suhu
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
b. Kecerahan
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
c. pH
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
d. Oksigen Terlarut
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
e. Karbondioksida
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
f. Nitrat Nitrogen
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
g. Amonia
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
h. Orthofosfat
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Hasil
a. Suhu
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
b. Kecerahan
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
c. pH
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
d. Oksigen Terlarut
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
e. Karbondioksida
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
f. Nitrat Nitrogen
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
g. Ammonia
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
h. Orthofosfat
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
i. FCR (Feed Convertion Ratio)
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
j. SR (Survival Rate)
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
k. GR (Growth Rate)
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
l. Produksi
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
5.2 Saran
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Akuakultur 2020
KARTU KENDALI PRAKTIKUM
NAMA : NIA PUSPITASARI (CONTOH)
NIM : 185080501111006
PRODI : BUDIDAYA PERAIRAN
KELOMPOK : 3
No. Tanggal/Asisten Materi Praktikum Nilai TTD
1.
Tanggal :
Asisten :
PERSIAPAN KOLAM
- Pengolahan Tanah - Pengapuran Kolam - Pemupukan Kolam
2.
Tanggal :
Asisten :
PENEBARAN BENIH
3.
Tanggal :
Asisten :
KUALITAS AIR
4.
Tanggal :
Asisten :
PEMANENAN
Malang,
Koordinator Asisten
Akhsan Fikrillah P. NIM. 175080500111036
PAS FOTO DOFF 3X4
Berjas Almamater
Background Biru
FOTO NO EDIT
DAFTAR NAMA ASISTEN
DASAR-DASAR AKUAKULTUR 2020
Aquaculture Aquaculture
No Nama NIM No. HP
1 Akhsan Fikrillah P. 175080500111036 089682339836
2 Nurhabibah Meriana 175080501111001 082334389400
3 Mochamad Ridwan Irvanda 175080501111005 085736385744
4 Lusi Ristiani 175080501111012 081226990696
5 Elisa Qotrunada 175080501111023 089515776986
6 M. Fathulariq A. 175080500111021 081555322600
7 Muchammad Balqis Isna Z. 175080500111027 081333478937
8 Habib Huda Prasetya 175080500111030 083111978033
9 Dian Ramadhani Wibowo 175080507111019 085655609501
10 Ahlan Ihza Mahendra 175080507111013 082123502342
11 Muhammad Jusril Arief P. 175080518113001 082144392320
12 Khoirul Latifah 175080518113004 085608819503
13 Tuwiki Tri Amanda 175080518113007 085859791680
14 Nia Puspitasari 185080501111006 089658177966
15 Moh. Nurul Ikhsanul K. 185080501111005 089613447965
16 Bailan 185080501111032 082373467830
17 Nadiatul Ramadhani Irda P. 185080500111040 081511727691
18 Reyhan Gozali 185080500111005 081386073456
19 Bela Fatma Hani Ayu L. 185080500111035 085806776639
20 Jely Nova 185080500111048 085261154561
21 Zainul Milal 185080507111003 082331038646
22 Muhamad Raihan Akbar 185080507111019 0895322355788
23 Aliftia Rizky Fatihah 185080507111025 089662472605