Buku Kecil A5fulwatermarkbolakbalik Edisi Baru

58
Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam mengintensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tidak hanya bertujuan pada pengembangan kemampuan jasmani peserta didik pada aspek psikomotor tetapi dikembangkan pula pada aspek afektif dan kognitif peserta didik, yang berlangsung secara sistematis, bertahap dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap sportif anak dan membentuk gaya hidup sehat. Tetapi hasil yang dilihat dari pengamatan dan 1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

description

BUku Kecil

Transcript of Buku Kecil A5fulwatermarkbolakbalik Edisi Baru

Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam mengintensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tidak hanya bertujuan pada pengembangan kemampuan jasmani peserta didik pada aspek psikomotor tetapi dikembangkan pula pada aspek afektif dan kognitif peserta didik, yang berlangsung secara sistematis, bertahap dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap sportif anak dan membentuk gaya hidup sehat. Tetapi hasil yang dilihat dari pengamatan dan pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani masih belum efektif dan efisien, jadi dalam pelaksanaan pendidikan jasmani perlu ditingkatkan. Selain itu sebagian besar anak lebih menyukai satu materi pelajaran pendidikan jasmani tertentu saja, misalnya pada materi sepakbola, bola basket dan futsal. Sedangkan pada materi bolavoli siswa cenderung kurang antusias dan bosan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran bolavoli seringkali menjadi materi yang menjenuhkan dan kurang diminati oleh siswa, data ini diperoleh dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di SMK Negeri 11 Malang. Terdapat 11 gaya mengajar yang bisa digunakan oleh guru pendidikan jasmani disekolah dalam memberikan suatu materi pembelajaran kepada siswa sesuai dengan kondisi kelas (Mosston & Ashworth, 1994). Salah satu dari sebelas model pembelajaran dari Mosston yang dapat diterapkan dalam pembelajaran passing atas adalah model pembelajaran tipe E yaitu model inklusi (The inclusion style). Model inklusi merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan jenis kegiatan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa berdasarkan tingkat kesulitan yang diberikan pada materi pembelajaran.

Pada gaya mengajar inklusi guru berperan sebagai pembuat keputusan dalam perencanaan pembelajaran (pre-impact). Dan sebagai pengamat saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, sedangkan siswa sebagai pelaku dan pembuat keputusan untuk menentukan pilihan terhadap kelompok kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki tiap-tiap siswa dalam pelaksanaan, sesuai dengan tingakatan level yang disediakan dalam pembelajaran (impact). Selanjutnya dalam tahap evaluasi (post-impact) siswa membuat keputusan penilaian mengenai aktivitas yang sudah dilakukan sesuai dengan tingkatan level yang telah dikuasai dan melanjutkan ketingkat level lebih tinggi. Tujuan pengembangan ini adalah mengembangkan bahan ajar pembelajaran passing atas bolavoli menggunakan gaya mengajar inklusi untuk siswa kelas X TKR SMK Negeri 11 Malang yang dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar guru dalam membelajarkan teknik passing atas bolavoli kepada siswa.

Produk yang dihasilkan berupa buku panduan pelaksanaan pembelajaran teknik passing atas bolavoli menggunakan gaya mengajar inklusi untuk siswa kelas X TKR SMK Negeri 11 Malang. Adapun spesifikasi produk pada pengembangan pembelajaran passing atas bolavoli menggunakan gaya mengajar inklusi adalah sebagai berikut:1. Pada tahap pembelajaran passing atas menggunakan gaya mengajar inklusi yang terdiri dari pre-impact, impact, dan post-impact. 2. Materi pembelajaran passing atas menggunakan gaya mengajar inklusi dibagi menjadi lima level, mulai dari level mudah sampai ketingkat level yang lebih tinggi.

Adapun pembagian level sebagai berikut:

a. Level satu. Pembelajaran passing atas berpasangan dengan posisi berdiri bola diumpan oleh pasangannya.

b. Level dua. Pembelajaran passing atas berpasangan dengan posisi berdiri. Siswa berpasangan saling melakukan passing atas bersama.

c. Level tiga. Pembelajaran passing atas berpasangan dengan gerakan maju dan mundur.

d. Level empat. Pembelajaran passing atas rotasi berpasangan.

e. Level lima. Pembelajaran passing atas rotasi ke arah larinya bola.

3. Digunakan kertas tugas yang dibuat untuk mencatat kemajuan siswa dan untuk penilaian.

4. Buku panduan pelaksanaan pembelajaran ini di berikan pada saat pre-impact atau satu minggu sebelum memberikan materi pembelajaran, dengan tujuan siswa siap menerima materi yang akan di berikan. 1. Bagi Siswa

Dengan adanya pengembangan metode pembelajaran passing atas bolavoli menggunakan gaya mengajar inklusi diharapkan; (a) siswa dapat menentukan dimana tingkat keterampilan yang mereka miliki dan berlatih pada tingkat kemampuan yang mereka miliki; (b) siswa dapat mengambil keputusan sendiri pada level mana dia akan belajar; (c) siswa dapat mengevaluasi dan menilai pembelajaran mereka sendiri.

2. Bagi Guru Pendidikan Jasmani

Dari hasil pengembangan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pembendaharaan guru pendidikan jasmani dalam menggunakan strategi pembelajaran yang tepat khususnya materi passing atas bolavoli sehingga tujuan pembelajaran jasmani dapat dicapai secara maksimal.

3. Bagi Sekolah

Sekolah dapat memanfaatkan hasil dari penelitian ini sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan jasmani di SMK Negeri 11 Malang

Mosston & Asworth mengembangkan beberapa gaya yang dapat digunakan guru dalam membelajarkan pendidikan jasmani. Dari 11 gaya mengajar yang dikembangkan oleh Mosston & Asworth (1994:118) terdapat gaya mengajar inklusi atau gaya E memberikan pemahaman yang berbeda tentang rancangan pembelajaran (yakni berbagai macam tingkatan pembelajaran dalam pemberian tugas yang sama), di mana keputusan utama ditentukan oleh siswa dalam memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuannya (Mosston & Asworth, 1994:116). Artinya bahwa gaya inklusi memberikan kesempatan siswa untuk menentukan pilihan sendiri pada tiap level sesuai dengan tingkatan keterampilan pada setiap siswa yang berbeda. Gaya inklusi memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih pada tingkat kemampuan mereka sendiri tanpa ada perintah dari guru. Berdasarkan kemampuan siswa yang bervariasi. Gaya inklusi merupakan gaya yang mengutamakan perbedaan kemampuan siswa dalam menerima materi sehingga siswa dikelompokkan menurut tingkat keterampilan siswa tersebut. Tetapi sebelum pelaksanaan (impact), siswa dipersiapkan terlebih dahulu dengan pemberian sebuah panduan pelaksanaan untuk mengarahkan siswa sesuai dengan kelompok kemampuan yang dimiliki.

Adapun tujuan dari gaya inklusi ini menurut Mosston & Asworth (1994:117) untuk menunjang:(1) Keterlibatan siswa dan keikutsertaannya secara terus menerus; (2) Mengakomodasi perbedaan individual; (3) Kesempatan untuk memulai kegiatan di salah satu tingkatan kemampuan; (4) Kesempatan untuk melangkah mundur untuk keberhasilan dalam pembelajaran; (5) Belajar untuk melihat hubungan antara harapan dan kenyataan dari kemampuan gerak siswa; (6) Individualisasi dibandingkan gaya mengajar sebelumnya karena diberikan alternative pilihan tiap tingkatan disetiap tugas gerak.Seperti yang dikemukakan oleh Mosston & Asworth (1994:116) dalam gaya inklusi guru berperan dalam membuat keputusan (pre-impact). Siswa membuat keputusan pada saat perlakuan (impact), termasuk keputusan tentang nilai yang diperoleh melalui penentuan tingkatan penampilan. Dalam rangkaian tingkatan akhir (post-impact), siswa membuat penetapan keputusan tentang penampilannya dan memutuskan ke tingkatan mana dia akan melanjutkan.Gaya mengajar inklusi ini terdapat sembilan keputusan yang dimiliki oleh siswa antara lain: (1) sikap, (2) lokasi (penentuan tempat), (3) urutan tugas, (4) waktu untuk mengawali tugas, (5) irama dan kecepatan, (6) waktu untuk menghentikan tugas, (7) interval (menentukan kapan siswa tersebut untuk memulai dan berhenti melakukan tugas), (8) pakaian dan penampilan, (9) inisiatif pertanyaan sebagai klarifikasi (Mosston & Ashworth, 1994:32).

Gaya mengajar inklusi mempunyai keunggulan yaitu menyesuaikan karakteristik tiap siswa sehingga siswa mampu menentukan dan mengevaluasi setiap kesalahan dalam kegiatan yang telah dilaksanakan serta mampu memperbaiki kesalahan tersebut. gaya mengajar inklusi bisa diberikan bila pada materi tersebut teknik-teknik dasarnya sudah diberikan sebelumnya. Setiap siswa mempunyai tingkat keterampilan yang berbeda-beda sehingga dikelompokkan sesuai dengan keterampilan yang dimiliki siswa tersebut.

Mosston & Ashworth (1994:6) berpendapat bahwa pembelajaran pada hakikatnya merupakan serangkaian pengambilan keputusan. Perilaku pembelajaran didasarkan pada tingkat keterlibatan dan serangkaian hubungan yang berkesinambungan antara subyebknya (guru-siswa) dalam pengambilan keputusan pada waktu perencanaan (pre-impact), pelaksaan (impact) dan evaluasi (post-impact), seperti yang tersaji pada table tersebut di bawah ini:Table 2.1 Anatomi Gaya Mengajar (Modifikasi dari Mosston dan Asworth, 1994:9).

TAHAPDESKRIPSI KEPUTUSAN

Pre-impact

Pra-Pertemuan

Persiapan1. Sasaran/tujuan pembelajaran

2. Pemilihan gaya mengajar

3. Gaya belajar yang diinginkan/antisipasi gaya belajar

4. Siapa yang diajar (usia, individu atau kelompok dsb)

5. Materi/Isi (jenis, jumlah, tata urutan)

6. Lokasi pembelajara

7. Waktu mengajar (waktu mulai, kecepatan/irama dan langkah, durasi,waktu, berhenti,waktu tenggang antara tugas-tugas, akhir pembelajaran dsb)

8. Komunikasi (cara berinteraksi, missal: cara mengajukan dan menanggapi pertanyaan-pertanyaan)

9. Pengorganisasian

10. Sikap badan

11. Penampilan ragawi (pakaian dsb)

12. Parameter/tolok ukur

13. Suasana kelas

14. Evaluasi bahan dan prosedur

15. Dan lain-lain

Impact Selama pertemuan pelaksanaan dan kinerja1. Melaksanakan keputusan-keputusan pra-pertemuan

2. Menyesuaikan keputusan-keputusan; mengingat dinamika pembelajaran dan keadaan yang melingkupinya, mungkin diperlukan perubahan keputusan demi kelancaran kegiatan

3. Dan lain-lain

Post-Impact

Pasca-pertemuan

Penutup 1. Melihat kinerja siswa selama pembelajaran dan mengumpulkan keterangan-keterangan mengenai hal itu (observasi, daftar cek, dsb).

2. Melakukan assessment terhadap informasi untuk dibandingkan dengan kriteria yang telah dtentukan

3. Memberikan umpan balik (korektif, evalutis, informasi factual)

4. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan

5. Assessment gaya mengajar yang telah dipilih

6. Assessment gaya belajar (yang telah dilakukan atau yang diharapkan dilakukan/antisipasi)

7. Penyesuaian keputusan, Dll

Pembelajaran saat ini menempatkan guru sebagai motivator dan fasilitator, yaitu menciptakan situasi dan kondisi secara bersama-sama untuk merangsang dan membangkitkan motivasi belajar siswa, dan menumbuhkan daya imajinasi, kreativitas dan inovatif yang konstruktif. Siswa berhasil bila sudah belajar secara mandiri dan guru dikatakan berhasil bila sudah membekali siswa untuk belajar mandiri.

Passing atas merupakan teknik dasar dalam permainan bolavoli. Passing atas adalah cara pengambilan bola atau mengoper dari atas kepala dengan jari-jari tangan. Bola yang datang dari atas diambil dengan jari-jari tangan di atas kepala, penerimaan bola bisa dari service lawan, smash lawan atau operan passing bawah dari teman satu tim.

a) Sikap Persiapan

Sikap siap normal dalam bermain bolavoli sikap normal ini adalah pengambilan sikap tubuh sedemikian hingga memudahkan untuk secepatnya bergerak ke arah yang diinginkan (Suharno dalam Abdoellah, 1991:143). Dari sini dapat dilihat secara keseluruhan tubuh harus dalam keadaan seimbang. Seimbang agar dapat terjadi koordinasi yang baik antara jari, lengan, bahu, dan kaki untuk menghasilkan pantulan bola yang baik. Sikap normal adalah berdiri dengan salah satu kaki berada di depan, lutut agak ditekuk badan agak condong ke depan dengan tangan berada di depan dada, saat akan passing dengan menempatkan diri di bawah bola dan kedua tangan diangkat ke atas depan kira-kira setinggi dahi, jari-jari tangan membentuk huruf V.

b) Sikap Perkenaan Bola

Menurut (Suharno dalam Abdoellah, 1991:144) menjelaskan bahwa perkenaan bola pada jari adalah di ruas pertama dan kedua, terutama pada ruas pertama dan kedua jari tengah, jari telunjuk dan ruas pertama dan ibu jari. Pada saat tangan bersentuhan dengan bola ibu jari agak ditegangkan agar bola dapat memantul dengan baik kemudian bola didorong dengan menggerakkan pergelangan tangan diikuti dengan meluruskan siku.c) Sikap AkhirMenurut Sugiono (1996:60) menyatakan bahwa sikap akhir setelah melakukan passing, lengan bergerak lurus sebagai gerak lanjutan yang diikuti dengan badan dan melangkah kaki ke depan agar koordinasi gerakan tetap terjaga. Dalam melakukan gerakan teknik passing atas, gerakan tangan, pergelangan, lengan dan kaki merupakan satu gerakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan, akurasi yang tepat dan pandangan pemain harus fokus pada bola.1. Gerakan Teknik Passing Atas Gambar 2.1: Gaya passing atas yang sempurnaKeterangan:

Sikap awal badan condong ke depan Tangan sejajar dengan dada Tangan sejajar dengan dahi Kaki ditekuk badan masih condong ke depan dan saat melakukan passing kaki dan tangan diluruskana) Sikap Tangan dan JariKedua tangan diangkat ke atas kira-kira di depan dahi. Fokus pada kekuatan pada ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah. Saat melakukan passing terjadi gerakan spontanitas ketiga jari tersebut dihentakkan saat berkenaan dengan bola, tetapi bola tidak boleh ditahan. Keterangan:

Tangan ditekuk berada di atas dahi dan jari-jari tangan membentuk huruf V membentuk sudut hampir 90 arah pandangan ke atas ke arah bola.b) Gerakan Siku dan LenganGerakan siku dan lengan dari bawah ke atas berporos pada bahu. Apabila datangnya bola dari depan atau atas maka posisi siku lengan dibengkokkan ke depan seperti hendak menangkap bola, jika akan melakukan passing samping kanan atau kiri maka siku dan lengan harus tetap menghadap ke depan.

Keterangan: Gerakan tangan berporos pada siku lengan yang ditekuk. Posisi kedua tangan ditekuk menghadap ke arah datangnya bola pandangan fokus pada bola. Posisbahu sejajar menghadap kearah bola

Gambar 2.3: Gerakan siku dan lengan

c) Perkenaan Bola (impact)Bagian perkenaan jari-jari tangan dengan bola yaitu terima bola pada bagian belakang bawah dengan dua persendian teratas dari jari dan ibu jari, luruskan tangan dan kaki ke arah sasaran lalu pindahkan berat badan ke arah sasaran. Arahkan bola sesuai ketinggian yang diinginkan, pembebanan yang terjadi pada jari pada saat menyentuh bola mengalami tambahan oleh gerak rentangan seluruh tubuh yang arahnya berlawanan dengan gerak arah bola yang datang. Gerak tubuh merentang itu, sebelum bola tersentuh sudah mendorong tangan dengan arah yang tepat serta bertenaga ke arah passing yang hendak dilakukan. Gerak rentangan itu menyebabkan tepatnya dan jauhnya passing atas. Keterangan:

Tangan dan jari berdekatan, seperti hendak menangkap bola.

Telunjuk dan jempol membentuk huruf V

Ibu jari ditarik ke bawah (menunjuk ke arah hidung).

Hentakkan bola dengan kekuatan jari yang kuat.

Gambar 2.3:Perkenaan bola (impact)d) Sikap Kaki

Saat melakukan passing atas bola di depan maka salah satu kaki melangkah ke depan dan ditekuk menapak ke tanah, saat perkenaan dengan bola kedua kaki sama-sama ditekuk. Bila passing kaki dan tangan diluruskan ke arah atas sebagai tumpuan kekuatan.

Keterangan:

Saat melakukan passing atas bola di depan maka salah satu kaki melangkah ke depan Posisi kaki/lutut ditekuk sedangkan kaki yang dibelakang menapak ke tanah dan saat melakukan passing kaki dan tangan diluruskan secara bersamaan kaki agak jinjit keduanya. Gambar 2.5: Sikap kakie) Sikap Badan

Ketika datangnya bola dari depan maupun atas maka sikap badan harus tetap selalu membungkuk, walaupun pada saat perkenaan bola, tangan dan kaki di luruskan ke arah sasaran untuk menentukan kemana arah bola yang diinginkan.

Gambar 2.6: Sikap badan

Keterangan: Badan agak condong kedepan dan pandangan fokus melihat datangnya arah bola.f) Pandangan Pandangan fokus lurus ke depan, kearah datangnya bola Keterangan: Arah pandangan selalu fokus menghadap kearah datangnya bola, baik itu passing atas ke depan atau kebelakang. Gambar 2.7: Pandang

Pembelajaran passing atas menggunakan gaya mengajar inklusi.

Pada saat pre-impact guru mempersiapkan panduan pelaksanaan berupa persiapan materi yang akan diajarkan. Guru membuat rencana program pembelajaran passing atas menggunakan gaya mengajar inklusi dan sebuah program individu yang ditujukan kepada siswa yang berupa kertas tugas yang diberikan satu minggu sebelum pelaksanaan pembelajaran. Kertas tugas berisi tentang tugas yang akan dilakukan pada saat proses pembelajaran, yang bertujuan agar siswa memahami materi yang diajarkan dan dapat memilih kriteria tugas yang diberikan. Dapat dilihat kertas tugas pembelajaran passing atas pada lampiran pada halaman terakhir

Pada pembelajaran inti terdiri dari pengenalan kembali gerakan dan pembagian level pembelajaran teknik passing atas bolavoli dengan menggunakan gaya mengajar inklusi yang terdiri dari lima level, mulai dari level mudah ke tingkat level yang makin sulit. 1) Siswa langsung memilih tempat dan level yang sesuai dengan kemampuannya sendiri.

2) Mengambil lembar tugas yang sesuai dengan level yang telah ditetapkan oleh siswa.

3) Melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk pada lembar tugas.

4) Melakukan evaluasi terhadap aktivitas yang dilakukan sesuai atau berdasarkan kriteria yang terdapat pada lembar tugas.

5) Apabila hasil evaluasi sudah memenuhi kriteria pada lembar tugas maka mereka berpindah tempat pada level di atasnya.

Adapun pembagian level sebagai berikut:a) Level satu. Pembelajaran passing atas berpasangan dengan posisi berdiri.

= Arah bola saat mengumpan bola

= Arah bola saat melakukan passing atas

kriteria keberhasilan level satu yaitu:a. Siswa berpasangan.b. Siswa A dengan posisi berdiri dengan kedua tangan memegang bola, setelah dipegang kemudian dilempar keatas setinggi 1 meter dari atas kepala siswa A .c. Siswa B melakukan passing atas setinggi 1,5 meter dari sentuhan tangan dengan bola, kaki sedikit ditekuk.

d. Dengan waktu satu menit siswa harus melakukan passing atas sebanyak 15 kali.

e. Jarak antara siswa penerima dan pemberi bola yaitu berjarak 2 meter.b) Level dua. Pembelajaran passing atas berpasangan dengan posisi berdiri. Siswa berpasangan saling melakukan passing atas.

kriteria keberhasilan level dua yaitu:a. Siswa berpasangan saling melakukan passing atas.b. Jarak antara masing-masing siswa A dan siswa B yaitu berjarak 3 meter.c. Siswa A dan siswa B melakukan passing atas setinggi 2 meter dari sentuhan tangan dengan bola.d. Dalam waktu satu menit, siswa A dan siswa B harus melakukan passing atas sebanyak 20 kali.c) Level tiga. Pembelajaran passing atas berpasangan dengan

gerakan maju dan mundur.

= Arah bola saat mengumpan bola

= Arah bola saat melakukan passing atas

Adapun kriteria keberhasilan level tiga yaitu:a. Siswa A dan siswa B melakukan passing atas berpasangan maju dan mundur.

b. Siswa berpasangan dengan jarak 3,5 meter.

c. Siswa A melempar bola kearah siswa B.

d. Siswa A berperan sebagai penyaji dan memberikan aba-aba maju dan aba-aba mundur.

e. Kemudian siswa B langsung melakukan passing atas ke siswa A.

f. Setaleh siswa B melakukan passing atas kemudian mundur satu meter dan maju lagi untuk melakukan passing atas.

g. Melakukan passing atas dengan ketinggian bola 2,5 meter dari sentuhan tangan dengan bola.

h. Dengan waktu satu menit siswa berhasil melakukan passing atas sebanyak 25 kali.d) Level empat. Pembelajaran passing atas rotasi berpasangan.

Adapun kriteria keberhasilan level empat yaitu:a. Siswa berkelompok melakukan passing atas rotasi berpasangan.

b. Setiapa kelompok minimal empat orang, dan dibagi menjadi dua regu saling berhadapan.

c. Siswa berkelompok dan saling berhadapan dengan jarak 4 meter.

d. Siswa melakukan passing atas secara bergantian (rotasi) tanpa terjatuh dengan ketinggian bola 3 meter dari sentuhan tangan dengan bola.

e. Setiap anggota kelompok yang sudah melakukan passing atas langsung melakukan rotasi lari kearah paling belakang kelompok sampai tiba giliranya.f. Dalam satu menit setiap kelompok berhasil melakukan passing atas sebanyak 30 kali.

g. Koordinasi yang baik dengan teman satu kelompok untuk bergantian melakukan passing atas.e) Level lima. Pembelajaran passing atas rotasi ke arah larinya bola.

Adapun kriteria keberhasilan level lima yaitu:a. Siswa berkelompok melakukan passing atas rotasi berpasangan kearah larinya bola.b. Setiap kelompok minimal 4 orang dibagi menjadi dua kelompok saling berhadapan.

c. Siswa berkelompok dan saling berhadapan dengan jarak 5 meter.

d. Setiap siswa melakukan passing atas secara bergantian rotasi tanpa terjatuh, dengan ketinggian bola 3 meter dari sentuhan tangan dengan bola.

e. Setiap anggota kelompok yang sudah melakukan passing atas langsung melakukan rotasi kearah lajunya bola.f. Siswa yang sudah melakukan passing atas langsung mengikuti arah bola dan antri berada dikelompok yang berada didepannya pada posisi paling belakang, begitu juga kelompok sebaliknya. Perputaran bola berlangsung secara sistematis dan arah passing bola selalu berada di depan orang yang akan melakukan passing atas.g. Dalam satu menit setiap kelompok berhasil melakukan passing atas sebanyak 35. kali.h. Dibutuhkan kerjasama yang baik antara 2 kelompok tersebut.

Post-impact ini bertujuan untuk mengetahui apakah siswa sudah melakukan passing atas dengan baik dan benar. Hal ini dilakukan oleh siswa itu sendiri dengan menggunakan kertas tugas. Keberhasilan tiap siswa dalam tiap level akan bergeser satu tingkat ke level yang lebih sulit, tetapi jika siswa tersebut tidak mampu melakukan level yang dipilihnya maka dia akan tetap berada di level tersebut atau mundur satu level di bawahnya (kecuali siswa tersebut memilih level I, maka dia tetap berada di level I). Keberhasilan tersebut dievaluasi oleh siswa sendiri sementara guru bertindak sebagai observer. Guru akan membimbing siswa dalam evaluasi dan umpan balik, tetapi keputusan berada sepenuhnya pada siswa tersebut.

Gaya pembelajaran inklusi adalan suatu gaya pembelajaran yang digunakan oleh guru, dengan cara menyajikan materi pembelajaran secara rinci dan menawarkan tingkatan-tingkatan kesulitan yang berbeda scara berurutan, yang bertujuan agar siswa kreatif dan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari suatu keterampilan gerak, juga siswa diberi kebebasan untuk memilih dan menentukan pada tingkat kesulitan berbeda untuk memulai belajar ssuatu gerakan.serta diberi kebebasan dan keeluasan pula untuk menentukan berapa kali siswa harus mengulangi gerakan, dalam mempelajari suatu teknik gerakan dalam setiap pertemuan.

Tujuan gaya mengajar inklusi menurut Mosston & Ashworth (1994) yaitu :

a. Melibatkan semua siswa.b. Penyesuaian terhadap perbedaan individu.c. Memberi kesempatan untuk memulai pada tingkat kemampuan sendiri.d. Memberi kesempatan untuk memulai bekerja dengan tugas-tugas yang ringan ke berat, sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.e. Belajar melihat hubungan antara kemampuan dan tugas apa yang dapat dilakukan siswa.f. Individualisasi dimungkinkan karena memilih diantara alternatif tingkat tugas yang telah disediakan.Gaya mengajar inklusi dikembangkan berdasarkan konsep belajar yang berpusat pada peserta didik dan kulikurum yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan perorangan serta peserta didik memperoleh kesempatan untuk belajar sesuai dengan tempo dan kemampuan masing-masing. Namun demikian, tidak ada gaya mengajar yang baku dalam proses pembelajaran dan tidak ada yang paling baik karena setiap gaya mengajar mempunyai karakteristik dan tujuan yang berbeda antara satu gaya mengajar dengan gaya mengajar yang lain. Gaya mengajar sekali waktu ditekankan pada guru sebagai pusat pembelajaran, dan sekali waktu berpusat pada peserta didik. DAFTAR RUJUKANAbdoellah, Arma. 1981. Olahraga Untuk Perguruan Tinggi. Yokyakarta:PT. Sastra Hudaya

Mosston, M. & Ashworth, S. 1994. Teaching Physical Education. 4th. Ed. Machmillan: College Publishing Company.Sugiono, I. 1996. Sejarah, Teknik dan Metode Permainan Bolavoli. IKIP Malang.

Lampiran lampiranNama

:

Kelas

:

Tanggal:Gaya Inklusi

Individual Program

Kemampuan passing atas bolavoli

Petunjuk Umum:

Tugas yang telah disusun untuk kemampuan dan perkembangan teknik siswa.

1. Lembar pelaksanaan teknik dasar passing atas menggunakan gaya mengajar inklusi.

2. Pilih dan lakukan putaran level berdasarkan kemampuan yang dapat siswa lakukan sekarang sesuai dengan panduan pelaksanaan.

3. Berilah tanda lingkaran pada pilihan level yang telah siswa lakukan sekarang.

KemampuanKategori: Passing atas bolavoli

Pelaksanaan tiap level:

1. Siswa melakukan passing atas dengan memilih sendiri level sesuai kemampuannya.

2. Mengambil lembar tugas yang sesuia dengan level yang telah ditetapkan oleh siswa.

3. Melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk pada lembar tugas.

4. Melakukan evaluasi terhadap aktivitas yang dilakukan sesuai atau berdasarkan kriteria yang terdapat pada lembar tugas.

5. Apabila hasil evaluasi sudah mem enuhi kriteria pada lembar tugas maka siswa berpindah tempat pada level di atasnya.

Tugas : Pilih level yang mampu dilakukan sesuai dengan kemampuan yang siswa miliki. Berilah tanda () pada kolom sesuai dengan level yng telah siswa lakukan.

Pembelajaran Passing Atas Menggunakan Gaya Mengajar Inklusi

LevelIndikator keberhasilanMenguasaiBelum

ISiswa berpasangan bergantian melakukan passing atas.

Siswa A dengan posisi berdiri dengan kedua tangan memegang bola, setelah dipegang kemudian dilempar keatas setinggi 1 meter dari atas kepala.

Siswa B melakukan passing atas setinggi 1,5 meter dari sentuhan tangan dengan bola dengan sedikit kaki ditekuk kearah siswa A.

Dengan waktu satu menit siswa harus melakukan passing atas sebanyak 15 kali.

Jarak antara siswa penerima dan pemberi bola yaitu berjarak 2 meter.

IISiswa berpasangan saling melakukan passing atas.

Siswa A dan siswa B melakukan passing atas setinggi 2 meter dari sentuhan tangan dengan bola.

Dalam waktu satu menit, siswa A dan siswa B harus melakukan passing atas sebanyak 20 kali.

Jarak antara masing-masing siswa A dan siswa B yaitu berjarak 3 meter.

IIISiswa A dan siswa B melakukan passing atas berpasangan maju dan mundur.

Siswa A melempar bola kearah siswa B.

Siswa A berperan sebagai penyaji dan memberikan aba-aba maju dan aba-aba mundur.

Kemudian siswa B langsung melakukan passing atas ke siswa A.

Setaleh siswa B melakukan passing atas kemudian mundur satu meter dan maju lagi untuk melakukan passing atas.

Melakukan passing atas dengan ketinggian bola 2,5 meter dari sentuhan tangan dengan bola.

Dengan waktu satu menit siswa berhasil melakukan passing atas sebanyak 25 kali.

Siswa berpasangan dengan jarak 3,5 meter.

IVSiswa berkelompok untuk melakukan passing atas rotasi berpasangan.

Setiap kelompok minimal empat orang, dan dibagi menjadi dua kelompok saling berhadapan.

Siswa melakukan passing atas secara bergantian (rotasi) tanpa terjatuh dengan ketinggian bola 3 meter dari sentuhan tangan dengan bola.

Setiap anggota kelompok yang sudah melakukan passing atas langsung melakukan rotasi lari kearah paling belakang kelompok sampai tiba giliranya.

Dalam satu menit setiap kelompok berhasil melakukan passing atas sebanyak 30 kali.

Koordinasi yang baik dengan teman satu kelompok untuk bergantian melakukan passing atas.

Siswa berpasangan dan saling berhadapan dengan jarak 4 meter.

VSiswa berkelompok untuk melakukan passing atas rotasi berpasangan kearah larinya bola.

Setiap kelompok minimal 4 orang dibagi menjadi dua kelompok saling berhadapan.

Setiap siswa melakukan passing atas secara bergantian rotasi tanpa terjatuh, dengan ketinggian bola 3 meter dari sentuhan tangan dengan bola.

Setiap anggota kelompok yang sudah melakukan passing atas langsung melakukan rotasi kearah lajunya bola.

Siswa yang sudah melakukan passing atas langsung mengikuti arah bola dan antri berada dikelompok yang berada didepannya pada posisi paling belakang, begitu juga kelompok sebaliknya.

Perputaran bola berlangsung secara sistematis dan arah passing bola selalu berada di depan orang yang akan melakukan passing atas.

Dalam satu menit setiap kelompok berhasil melakukan passing atas sebanyak 35 kali.

Dibutuhkan kerjasama yang baik antara 2 kelompok tersebut.

Siswa berpasangan dan saling berhadapan dengan jarak 5 meter.

Format PenilaianNoNamaLevel

IIIIIIIVV

LATAR BELAKANG

BAB I

PENDAHULUAN

TUJUAN

SPESIFIKASI PRODUK

MANFAAT

BAB III

PRODUK PENELITIAN

PENGERTIAN GAYA MENGAJAR INKLUSI

PENGERTIAN PASSING ATAS

BAB IV

PENUTUP

PRE-IMPACT

B. IMPACT

C. POST-IMPACT

BAB II

PENDAHULUAN

81