BUKU 4 ISI.doc

26
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran setiap dokter dan dokter gigi !ang akan berpraktik di Indonesia harus mempun!ai Surat Tanda Registrasi "STR# !ang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia "KKI#$ $ Setiap dokter dan dokter gigi !ang telah memiliki STR mempun!ai %e%enang melakukan praktik kedokteran sesuai dengan pendidikan dan kompetensi !ang dimiliki$S!arat untuk mendapatkan STR diantaran!a& memiliki i'a(ah dokter mempun!ai surat pern!ataan telah mengu)apkan sumpah*'an'i dokter dan memiliki Serti+kat Kompetensi !ang dikeluarkan oleh kolegium sebagai pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter untuk men'alankan praktik kedokteran di seluruh Indonesia setelah lulus u'i kompetensi$,eru'uk kepada Undang-Undang No 29 th 2004 pasal 2 untuk memberikan kompetensi kepada dokter dilaksanakan pendidikan dan pelatihan kedokteran sesuai dengan standar pendidikan pro.esi kedokteran$ /unamemahirkan kompetensi !ang telah mereka )apai setelah memperoleh kuali+kasi sebagai dokter perlu ada program pemahiran !ang merupakan tahap pelatihan kepro.esian pra registrasi berbasis kompetensi pela!anan primer$ Untuk itu Kolegium okter dan okter Keluarga Indonesia meran)ang Program Internsip okter Indonesia$ Pen!elenggaraan program internsip okter Indonesia dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan bersama dengan pemangku kepentingan (stake holders) terkait$ Untuk ini PEDOMAN WAHANA PROGARAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA 1

Transcript of BUKU 4 ISI.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sesuai dengan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, setiap dokter dan dokter gigi yang akan berpraktik di Indonesia harus mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR) yang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). . Setiap dokter dan dokter gigi yang telah memiliki STR mempunyai wewenang melakukan praktik kedokteran sesuai dengan pendidikan dan kompetensi yang dimiliki.Syarat untuk mendapatkan STR diantaranya: memiliki ijazah dokter, mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji dokter, dan memiliki Sertifikat Kompetensi yang dikeluarkan oleh kolegium sebagai pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter untuk menjalankan praktik kedokteran di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi.Merujuk kepada Undang-Undang No 29 th 2004 pasal 27, untuk memberikan kompetensi kepada dokter dilaksanakan pendidikan dan pelatihan kedokteran sesuai dengan standar pendidikan profesi kedokteran. Gunamemahirkan kompetensi yang telah mereka capai setelah memperoleh kualifikasi sebagai dokter, perlu ada program pemahiran yang merupakan tahap pelatihan keprofesian pra registrasi berbasis kompetensi pelayanan primer. Untuk itu Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia merancang Program Internsip Dokter Indonesia. Penyelenggaraan program internsip Dokter Indonesia dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan bersama dengan pemangku kepentingan (stake holders) terkait. Untuk ini dibentuk Komite Internsip Dokter Indonesia (KIDI) Pusat(SK Menteri Kesehatan republic Indonesia Nomor 138/Menkes/SK/I/2011). Sebelum terbentuk KIDI Pusat dan KIDI Provinsi, persiapan dan pelaksanaan Internsip Dokter Indonesia dilaksanakan oleh Tim Ad Hoc Pelaksana Penyiapan Program Internsip Dokter Indonesia (SK Ka Badan PPSDM Kesehatan Nomor. HK.02.04/2/1767.2/09) dan Tim Ad Hoc Pelaksana Program Internsip Dokter Indonesia (SK Ka Badan PPSDM Kesehatan Nomor. HK.05.03/I/IV/9275.1/2010).Program Internsip Dokter Indonesia merupakan tahap pelatihan keprofesian praregistrasi berbasis kompetensi pelayanan primer guna memahirkan kompetensi yang telah mereka capai setelah memperoleh kualifikasi sebagai dokter melalui pendidikan kedokteran dasar. Program Internsip Dokter Indonesia dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) RS dan Puskesmas yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan disahkan oleh Komite Internsip Dokter Indonesia Pusat (KIDI Pusat) sebagai wahana Internsip.

Peserta Internsip hanya diizinkan melakukan praktik kedokteran di Wahana Internsip sesuai Surat Izin Praktik Internsip (SIP Internsip) dan untuk itu setiap peserta didampingi oleh seorang Dokter layanan primer dari wahana tersebut yang disebut sebagai dokter Pendamping. Peran dan fungsi pendamping adalah memfasilitasi proses pemahiran peserta agar tercapai kinerja sebagai dokter layanan primer yang mampu menerapkan pendekatan kedokteran keluarga.

Setelah menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia, peserta akan memperoleh SK Ka Badan PPSDM Kesehatan tentang penetapan peserta yang telah menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia dan Surat Tanda Selesai Internsip (STSI) yang dikeluarkan oleh KIDI Pusat. Selanjutnya peserta akan memperoleh STR definitif dari KKI. Untuk memudahkan pelaksanaan Program Internsip Dokter Indonesia, KIDI menerbitkan empat buku pedoman ditambah satu buku log yang terdiri atas:

1. Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Indonesia

2. Pedoman Peserta Program Internsip Dokter Indonesia

3. Pedoman Pendamping Peserta Program Internsip Dokter Indonesia.

4. Pedoman Wahana Program Internsip Dokter Indonesia

5. Buku Log dan Kumpulan Borang Program Internsip Dokter Indonesia

Pedoman Wahana memuat ketentuan-ketentuan, persyaratan, prosedur pengajuan yang bila dipenuhi akan ditetapkan dan disahkan sebagai wahana Program Internsip Dokter Indonesia.Persyaratan dan prosedur pengajuan meliputi :

1. Jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu menjadi wahana Program Internsip Dokter Indonesia.

2. Kriteria penilaian fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu melaksanakan Program Internsip Dokter Indonesia.

3. Prosedur pengajuan wahana Program Internsip Dokter Indonesia.

4. Parameter penilaian wahana Program Internsip Dokter IndonesiaB. Ruang LingkupPedoman wahana Program Internsip Dokter Indonesia disusun untuk mempermudah penilaian standar wahana, acuan monitoring dan evaluasi pelaksanaan secara internal di lingkup Kementerian Kesehatan atau lembaga eksternal lainnya.

C. Tujuan 1. Tujuan Umum:

Pedoman Wahana Program Internsip Dokter Indonesia bertujuan untuk menjamin mutu wahana tempat pelaksanaan Program Internsip Dokter Indonesia.2. Tujuan Khusus: Pedoman wahana adalah sebagai acuan penilaian wahana Internsip agar terjamin kelayakan yang dinilai secara obyektif.1. Bagi pengelola wahana, merupakan acuan untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di wahana tesebut.

2. Bagi Komite Internsip Dokter Indonesia, merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan luaran Peserta Program Internsip Dokter Indonesia.

3. Bagi peserta, merupakan acuan dalam memberikan masukan kepada Komite Internsip Dokter Indonesia dan pengelola wahana.BAB II

PENILAIAN KELAYAKAN WAHANA INTERNSIPA. Prinsip Penilaian

Penilaian dilaksanakan berdasarkan kriteria yang disusun oleh KIDI Pusat. Prinsip penilaian terdiri dari komitmen pimpinan wahana dan jajaran terkait, tata pamong, kesiapan dan kelayakan wahana berupa sarana, prasana dan sumber daya manusia. Penilaian dimulai dari tilik dokumen (desk evaluation) yang diperoleh dari borang swanilai penanggung jawab wahana dan profil wahana yang didapat dari Dinas Kesehatan setempat. Penilaian dilanjutkan dengan kunjungan ke wahana oleh KIDI Pusat dan atau KIDI Provinsi. Penentuan wahana Program Internsip Dokter Indonesia berdasarkan hasil penilaian kelayakan ditetapkan oleh KIDI pusat untuk disahkan oleh Menteri Kesehatan.B. Jenis Wahana internsip

Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang dapat menjadi wahana internsip adalah:

1. Rumah Sakit tipe C dan D atau yang setara. Dalam keadaan tertentu RS tipe B dapat dijadikan wahana apabila memenuhi prinsip penilaian wahana seperti tersebut terdahulu.

2. Puskesmas atau yang setara, dengan atau tanpa rawat inap.3. Klinik Layanan Primer lainnya baik milik Pemerintah maupun Swasta.C. Kriteria yang harus dipenuhi:1. Mempunyai komitmen tinggi dalam pelaksanaan Program Internsip Dokter Indonesia secara konsekuen, antara lain dinilai dari aktifitas akademik/ profesi yang sudah ada. Mampu menyediakan sarana prasarana untuk kegiatan Internsip disertai kesediaan Pimpinan Wahana menjadi penanggung jawab Program Internsip Dokter Indonesia.2. Pemilik wahana dan pengelola Program Internsip Dokter Indonesia dapat melakukan kerjasama dalam bentuk nota kesepahaman dan atau perjanjian kerja sama.

3. mempunyai izin sesuai ketentuan yang berlaku.4. Memberikan pelayanan kedokteran primer yang komprehensif, tidak saja pelayanan kuratif tetapi juga meliputi pelayanan promotif, preventif dan bila mungkin rehabilitatif. Mempunyai jumlah pasien dan variasi kasus yang mencukupi dengan distribusi usia sesuai dengan buku Log Internsip.

5. Mempunyai jam pelayanan yang memadai.6. Mempunyai fasilitas pelayanan kegawatdaruratan.

7. Mempunyai manajemen pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar pelayanan yang berlakuD. Parameter Penilaian 1. Organisasi:

a. Visi dan Misi yang dapat menggambarkan komitmen dalam pelaksanaan internsip yang menjamin pelayanan kedokteran primer bermutu.b. Struktur organisasi yang terdiri dari pimpinan dibantu oleh komite medik/klinik dan etik atau sejenis, yang mampu menjamin pelayanan kedokteran primer yang profesional melalui atmosfir pendidikan yang baik.

c. Struktur organisasi mempunyai unit yang menangani internsip secara tuntas. Unit ini dapat berupa bidang pendidikan pelatihan (diklat) atau unit internsip. Tugas dari unit ini ialah mengelola proses internsip baik kedalam dengan bagian/unit terkait maupun keluar dengan instansi lainnya, sehingga internsip dapat berjalan dengan lancar. Unit ini juga akan menangani perizinan peserta internsip, manajemen pendamping/ supervisor, proses supervisi dll.

d. Struktur manajemen yang melibatkan sistem informasi dengan rekammedik yang baik dan manajemen pembiayaan yang transparan dan efisien.2. Memiliki dokter yang bersedia menjadi Pendamping dalam jumlah dan jenis yang cukup. Rasio Pendamping dengan peserta internsip adalah 1 : 5. Semua pendamping memenuhi kriteria pendamping antara lain telah mengikuti pelatihan pendamping.3. Sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang pelaksanaan internsip, antara lain: ruang diskusi, ruang istirahat, ruang jaga dan perpustakaan.4. Wahana Internsip diharapkan mampu memberikan kesempatan kepada peserta Internsip untuk:

a. Pengelolaan kasus UKP ditargetkan harus memenuhi jumlah dan jenis yang cukup dengan kode kegiatan:

1) Kasus Medik2) Kasus Bedah3) Kasus Kegawat daruratan4) Kasus Jiwa5) Medikolegalb. Selama satu tahun, setiap peserta internsip secara keseluruhan telah menangani sekurang-kurangnya 400 kasus dan telah menjalani proses internsip selama paling kurang 1 tahun dengan rincian:

1) Berdasarkan umur:

i. Bayianak25-40%

ii. Dewasa (15-60 th)40-60%

iii. Lansia (>60th) 15-25%

2) Berdasarkan jenis kelamin, kasus laki-laki dan perempuan 50%+10%

3) Berdasarkan kelompok:

i. Medik

50-70%ii. Bedah 10-40 %

iii. Kegawat-daruratan 10-30 %

iv. Kejiwaan 1-5%

v. Medikolegal 0-5 %

c. Pengelolaan kasus UKM Dilaksanakan di Puskesmas (Kesehatan Masyarakat) ditargetkan harus memenuhi jumlah jenis yang cukup dengan kode kegiatan:

1) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP)* dengan kode kegiatan: i. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat ii. Upaya Kesehatan Lingkungan iii. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KB)iv. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakatv. Upaya surveillance, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menularvi. Upaya Pengobatan Dasarvii. Mini project dengan pendekatan lingkaran pemecahan masalah. viii. Masing-masing kode kegiatan sekurang-kurangnya satu kasus

2) Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer (PKPP)**3) Penelitian sederhana mengenai status kesehatan masyarakat5. Wahana Internsip melakukan pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. 6. Pelayanan kesehatan tersebut didasarkan kepada standar pelayanan yang telah disusun.7. Wahana Internsip memiliki pelayanan penunjang seperti laboratorium sederhana dan/ atau radiologi yang sesuai dengan pelayanan kedokteran primer. Pelayanan penunjang tersebut dapat dimanfaatkan Peserta Internsip.8. Wahana Internsip memiliki Rekam Medik yang dapat menjamin kerahasiaan pasien dan dimanfaatkan untuk menambah ilmu pengetahuan.9. Wahana Internsip mampu melaksanakan administrasi internsip.10. Wahana Internsip diharapkan melaksanakan kegiatan yang dapat menciptakan atmosfir akademik melalui penyusunan makalah, presentasi kasus, audit medik, dll. E. Prosedur Pengajuan Penilaian Wahana Internsip

1. Wahana internsip milik pemerintah baik pusat maupun daerah ditunjuk oleh Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/ Kota untuk melaksanakan Program Internsip Dokter Indonesia. Selanjutnya KIDI Pusat menetapkan wahana dan Menteri Kesehatan mengesahkannya.2. Wahana internsip di lingkungan Kementerian Pertahanan RI ditunjuk oleh Direktorat Kesehatan Direktorat Jenderal Kekuatan Pertahanan Kementerian Pertahanan. Selanjutnya KIDI Pusat menetapkan wahana dan Menteri Kesehatan mengesahkannya.3. Wahana internsip di lingkungan Kepolisian Negara RI ditunjuk oleh Pusat Kedokteran Kepolisian. Selanjutnya KIDI Pusat menetapkan wahana dan Menteri Kesehatan mengesahkannya.4. Pimpinan wahana internsip Pemerintah dan swasta dapat mengajukan permohonan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota secara tertulis kepada KIDI Provinsi untuk dilakukan penilaian. KIDI Provinsi akan mengirimkan permintaan tertulis dari wahana internsip kepada KIDI Pusat. Selanjutnya KIDI Pusat menetapkan wahana dan Menteri Kesehatan mengesahkannya.5. Persyaratan yang harus dilengkapi oleh calon wahana internsip sebagai berikut ::

a. Borang swanilai b. Profil Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Company Profile) yang berisi:1) Visi dan Misi Fasilitas Pelayanan Kesehatan2) Organisasi pengelola3) Daftar dokter/ dokter spesialis, tenaga tetap atau tidak tetap dan masa kerja di wahana. 4) Jenis layanan medik yang tersedia di rumah sakit. Jenis layanan PKMP dan PKPP yang ada di Puskesmas.5) Laporan kinerja 1 tahun terakhir antara lain jenis kasus, jumlah kasus penderita rawat jalan/ rawat inap, dan BOR (Bed Occupantcy Rate).c. Komitmen Pimpinan Wahana sebagai penanggungjawab Program Internsip Dokter Indonesia.

6. Atas dasar penunjukan dari instansi yang berwenang (Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, Direktorat Kesehatan Direktorat Jenderal Kekuatan Pertahanan Kementerian Pertahanan, Pusat Kedokteran Kepolisian) maka KIDI Provinsi mengirim borang swanilai ke Pimpinan Wahana. Setelah diisi, Pimpinan Wahana mengirimkan kembali borang swanilai ke KIDI provinsi beserta lampirannya (sesuai persyaratan di butir 5).7. KIDI Pusat dan atau KIDI Provinsi akan melakukan kunjungan untuk melaksanakan penilaian kelayakan pada waktu yang disepakati bersama.8. Berdasarkan hasil kunjungan dan rekomendasi KIDI Provinsi, KIDI Pusat menetapkan wahana sebagai pelaksana Program Internsip Dokter Indonesia. 9. Kementerian Kesehatan mengeluarkan Surat Keputusan penggunaan fasilitas kesehatan sebagai wahana Program Internsip Dokter Indonesia. F. Instrumen Penilaian Instrumen penilaian kelayakan Wahana Internsip menggunakan borang swanilai. Borang

swanilai seperti tertera dalam tabel berikut.Tabel 1. Borang Swanilai untuk Rumah Sakit dan Klinik

No.Komponen Penilaian Kelayakan Ya / tidak Jumlah

1Visi, Misi dan tujuan

2SDM (rasio)

02.1. Dokter

02.2. Spesialis Penyakit Dalam

02.3. Spesialis Bedah

02.4. Spesialis Anak

02.5 Spesialis Kebidanan

02.7 Perawat

02.8 Farmasi

02.9 Teknisi Laboratorium

3Sarana Prasarana

03.1 Ruang Diskusi

03.2 Ruang Jaga/ istirahat

03.3 Ruang Perpustakaan

03.4 Ruang Locker

4 Pelayanan Medik

04.1 Penyakit dalam

04.2 Bedah

04.3 Anak

04.4 Kebidanan

04.5 lainnya

5 Penunjang Medik

Laboratorium sederhana

Radiologi

Farmasi/ apotik

Gizi

6Adminsitrasi

7Rekam medik

8Jenis pasien

08.1 Rawat Jalan

08.2 Rawat Inap

Kesimpulan :

Tabel 2. Borang Swanilai untuk Puskesmas

No. Komponen Penilaian Kelayakan Ya/ tidakJumlah

1Visi, Misi dan tujuan

2SDM (rasio)

02.1. Dokter

02.2. Dokter Spesialis

02.3 Supervisor terlatih

02.4 Perawat

02.5 Farmasi

02.6 Teknisi Laboratorium

3Sarana Prasarana

03.1 Ruang Diskusi

03.2 Ruang Jaga/ Istirahat

03.3 Ruang Perpustakaan

03.4 Ruang Locker

4Program Pelayanan Kesehatan yang tersedia

4.1 Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP)

4.1.1 Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

4.1.2 Upaya Kesehatan Lingkungan

4.1.3 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KB)

4.1.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

.4.1.5 Upaya surveillance, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular

4.1.6 Pengobatan

4.1.7 Mini Project

4.2 Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer (PKPP)

5 Penunjang Medik

Laboratorium sederhana

Farmasi/ Apotik

Gizi

6Adminsitrasi

7Rekam medik

8Jenis pasien

08.1 Rawat Jalan

Rawat Inap08.2

Kesimpulan :

BAB III

PENUTUP

Pedoman Wahana Program Internsip Dokter Indonesia ini disusun untuk memenuhi kebutuhan seluruh pihak terkait sehingga semua pihak harus menggunakan buku ini sebagai acuan dalam melaksanakan Program Internsip Dokter Indonesia di seluruh Indonesia. Diharapkan melalui Program Internsip Dokter Indonesia yang dilakukan dengan baik akan meningkatkan pelayanan dan berdampak kepada status kesehatan di masyarakat Indonesia.Buku ini masih jauh dari sempurna karena itu diharapkan koreksi, masukan, usulan penyempurnaan dari semua pihak yang memiliki perhatian untuk perkembangan Program Internsip Dokter Indonesia. DAFTAR SINGKATAN

1. AIPKI: Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia

2. BALKESMAS Balai Kesehatan Masyarakat

3. DPJP Dokter Penanggung Jawab Pasien

4. EKG Elektro Kardio Gram

5. IDI Ikatan Dokter Indonesia

6. IPTEKDOKKES Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran dan Kesehatan

7. KBK Kurikulum Berbasis Kompetensi

8. KDDKI Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia

9. KIDI Komite Internsip Dokter Indonesia

10. KKI Konsil Kedokteran Indonesia

11. MKDKI Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia

12. PKPP Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer

13. PKMP Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer

14. PUSKESMAS Pusat Kesehatan Masyarakat

15. RS Rumah Sakit

16. FASYANKES Fasilitas Pelayanan Kesehatan

17. SDM Sumber Daya Manusia

18. SKP Satuan Kredit Profesi

19. STR Surat Tanda Registrasi

20. STSI Surat Tanda Selesai Internsip

21. SLPI Surat Laporan Pelaksanaan Internsip

22. UKP Upaya Kesehatan Perorangan

23. UKM Upaya Kesehatan Masyarakat

24. PKPP Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer25. PKMP Pelayanan Kesehatan Masyarakat PrimerGLOSSARY

1. AIPKI Suatu lembaga yang dibentuk oleh para dekan fakultas kedokteran yang berfungsi memberikan pertimbangan dalam rangka memberdayakan dan menjamin kualitas pendidikan kedokteran yang diselenggarakan oleh fakultas kedokteran

2. Dokter Dokter lulusan pendidikan kedokteran baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundangundangan.

3. IDI Organisasi profesi untuk dokter

4. KBK Kurikulum yang menitik beratkan kepada kompetensi dokter sesuai dengan standar kompetensi dokter yang di tetapkan oleh KKI.

5. KDDKI Badan yang dibentuk oleh organisasi profesi untuk masingmasing disiplin ilmu yang bertugas mengampu cabang disiplin ilmu tersebut 6. KIDI Pusat institusi/ lembaga yang di tetapkan dengan kep menkes dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program internsip

7. KIDI Provinsi Institusi/ lembaga yang diangkat dan bertanggung jawab terhadap KIDI Pusat dengan tugas menyelenggarakan program internsip

8. KKI suatu badan otonom, mandiri, nonstruktural, dan bersifat independen, yang terdiri atas Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi.

9. Kolegium badan yang dibentuk oleh organisasi profesi untuk masingmasing cabang disiplin ilmu yang bertugas mengampu cabang disiplin ilmu tersebut.

10. Kompetensi dokter menjalankan praktik kedokteran sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter yang telah disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia.

11. Layanan primer Pelayanan medik dasar yang merupakan kompetensi dokter umum

12. MKDKI Lembaga yang berwenang untuk menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan dokter dan dokter gigi dan menetapkan sanksi

13. Pasien Setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh

pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi

14. Pendamping Internsip Dokter yang telah memiliki kriteria sebagai pendamping internsip

15. Peserta Internsip Dokter peserta program internsip yang telah lulus dari Fakultas Kedokteran yang menggunakan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)

16. Praktik Layanan medik yang diberikan seorang dokter kepada pasien sesuai dengan kompetensinya

17. Praktik Kedokteran Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan.

18. Program Internsip Dokter Indonesia Program pelatihan keprofesian praregistrasi berbasis kompetensi pelayanan primer guna memahirkan kompetensi yang telah mereka capai setelah memperoleh kualifikasi sebagai dokter melalui pendidikan kedokteran dasar

19. Registrasi Pencatatan resmi terhadap dokter dan dokter gigi yang telah memiliki kualifikasi tertentu lainnya serta diakui secara hokum untuk melakukan tindakan profesinya

20. FASYANKES Tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang digunakan untuk praktik kedokteran adtau kedokteran gigi

21. Sertifikat Kompetensi Dokter Surat tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter atau dokter gigi untuk menjalankan praktik kedokteran di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi

22. SK Pendamping Internsip Surat keputusan yang diterbitkan oleh KIDI Pusat yang diberikan kepada seorang dokter yang telah memenuhi syarat sebagai pendamping internsip dokter

23. SLPI Surat yang ditandatangani oleh Pendamping dan Pimpinan Wahana Internsip sebagai bukti bahwa peserta telah menyelesaikan Program Internsip

24. STR Internsip Bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia kepada dokter yang telah diregistrasi untuk mengikuti kegiatan internsip

25. STSI Surat yang dikeluarkan oleh pimpinan saryankes yang menyatakan bahwa sudah menyelesaikan program internsip

26. Sumpah/ Janji Dokter Sumpah yang dibacakan oleh seseorang yang akan menjalani profesi dokter Indonesia secara resmi

27. Surat Izin Praktik Bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada dokter dan dokter gigi yang akan menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi persyaratan

28. UKP/PKPPSetiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memlihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.

29. UKM/PKMP Setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.

30. Wahana Sarana pelayanan kesehatan yang menjadi tempat pelaksanaan program internsip yang telah memenuhi kriteria sebagai wahana internsip

31. Stakeholders Semua pihak, organisasi maupun perorangan yang peduli dan atau terlibat terhadap suatu usaha.

PENULIS :

1. drg. Tritarayati, SH

2. Prof. Mulyohadi Ali, dr, Sp. FK

3. Prof. Firman Lubis

4. Dr. Slamet Budiarto, SH

5. Prof. Budi Sampurna

6. Dr. Iskandar, Sp. A

7. Dr. Nur Abadi

8. Dr. Tom Surjadi

9. DR. Basuki D. Purnomo, dr. Sp. U

10. Dr. M. Djauharai Widjajakusumah

11. Dr. Riyani Wikaningrum

12. Prof. dr. Soeharto

13. Dr. Masruroh Rahayu

14. Dr. Sugito Wonodirekso

15. Prof. Dr. Qomariyah

16. Dr. Herqutanto

17. Dr. Widati Fatmaningrum

18. Dr. Yulherina

19. Dr. Bernard SM Hutabarat

20. Dr. Woro Hapsari

21. Dr. Nita Arisanti

22. DR. dr. Putu Suyaso

UCAPAN TERIMAKASIH

Kementerian Kesehatan RI menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggitingginya kepada semua pihak yang telah membantu, dimulai dari usulan draf pertama hingga diterbitkannya Pedoman Internsip Dokter Indonesia ini.

A. Kelompok Kerja Program Internsip Dokter Indonesia

Sesuai dengan Kepmenkes Nomor 993/MENKES/SK/X/2008

1. Sekretaris Jenderal Depkes RI

2. Dirjend. Bina Pelayanan Medik Depkes RI

3. Dirjend. Bina Kesehatan Masyarakat Depkes RI

4. Ketua Konsil Kedokteran Indonesia

5. Ketua Umum PB IDI

6. Kepala Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI

7. Kabid Pemberdayaan Puspronakes LN, Badan PPSDMK

8. Kabid Perencanaan dan Sumberdaya Pusdiknakes Badan

9. PPSDMK

10. Sekretaris Badan PPSDMK

11. Kepala Pusdiknakes, Badan PPSDMK

12. Kepala Puspronakes LN, Badan PPSDMK

13. Ketua Elect PB IDI

14. Sekretaris Konsil Kedokteran Indonesia

15. Kepala Biro Kepegawaian, Depkes RI

16. Kepala Pusdiknakes, Badan PPSDMK

17. Kepala Bidang BinBang Pradokyan Primer dan Doga

18. drg. Ninin Setianingsih, MM (Kepala Bagian Program dan

19. Informasi, Ditjen Bina Yanmedik)

20. 18. drg. Marliana Purba, MM (Biro Kepegawaian, Depkes RI)

21. Syamsul Bahri SKM, M.Kes (Kepala Bagian Program dan

22. Informasi, Set. Badan PPSDMK)

23. Minarto, SKM, M.Kes (Sekretariat KKI)

24. Netty T. Pakpahan (Biro Hukum dan Organisasi, Depkes RI)

25. Ketua Divisi Pembinaan Konsil Kedokteran Indonesia

26. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Depkes RI

27. Wakil Ketua MKDKI

28. Kabag Hukormas Badan PPSDMK

29. Kabag Penyusunan Peraturan Biro Hukor Depkes RI

30. Kabag Hukormas Ditjen Yanmedik Depkes RI

31. Kabag Hukormas Ditjen Binkesmas, Depkes RI

32. Kabag Pelayanan Hukum Sekretariat KKI

33. Sek. Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga

34. Biro Hukum PB IDI

35. Ketua Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia PB IDI

36. Kepala Pusdiklat SDMK, Badan PPSDMK

37. Ketua PDKI PB IDI

38. Ketua Divisi Pendidikan Konsil Kedokteran Indonesia

39. Ketua Divisi Registrasi Kosil Kedokteran Indonesia

40. Kabag Kepegawaian dan TU Set. Badan PPSDMK

41. Kabid Perencanaan dan Informasi Pusrengun SDM Kesehatan,

42. Badan PPSDMK

43. Kabag Umum dan Kepegawaian Set. Ditjen Bina Yanmedik

44. Kabag Program dan Informasi, Ditjen Binkesmas Depkes RI

45. Ketua BP2KB PB IDI

46. Kabid Perencanaan dan Program Puspronakes LN Badan

47. PPSDMK

48. Kasubag Perencanaan Pegawai Biro Kepegawaian, Depkes RI

49. Kepala Pusrengun SDM Kesehatan, Badan PPSDMK

50. Ses Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI

51. Kabid Distribusi dan Kemandirian Pusrengun SDM Kesehatan,

52. Badan PPSDMK

53. Kabag Tata Laksana Keuangan, Biro Keuangan dan

54. Perlengkapan, Depkes RI

55. Kabag Keuangan dan Perlengkapan Set. Badan PPSDMK

56. Kasubdit Bina Yanmed RSU Pendidikan, Ditjen Bina Yanmed

57. Depkes RI

58. Kabag Program dan Informasi, Ditjen Binkesmas Depkes RI

59. Ketua Komisi Internsip Kolegium DDKI PB IDI

60. Kabag Administrasi Umum dan Sekretariat KKI

61. Kabag Pengembangan Pegawai Biro Kepegawaian, Depkes RI

62. Kabid Kendali Mutu Pusdiklat SDMK, Badan PPSDM KesehatanB. TIM AD HOC

Sesuai dengan SK Kepala Badan PPSDM Kesehatan Nomor HK.02.04/2/1767.2/09

1. dr. Bambang Giatno Rahardjo, MPH (Kepala Badan PPSDM Kesehatan)

2. Zulkarnain Kasim, SKM, MBA (Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan)

3. Drs. Abdurrahman, MPH (Kepala Pusrengun SDM Kesehatan Badan PPSDMK)

4. dr. Setiawan Soeparan, MPH (Kepala Pusdiknakes Badan PPSDMK)

5. dr. Ida Bagus Indra Gautama (Kepala Pusdiklat SDM Kesehatan, Badan PPSDMK)

6. dr. Asjikin Iman H. Dachlan, MHA (Kepala Puspronakes LN, Badan PPSDMK)

7. dr. Budi Sampurna, SH, DFM, Sp.F(K) (Kepala Biro Hukum dan Organisasi Depkes RI)

8. Prof. DR. Mulyohadi Ali, dr (Konsil Kedokteran Indonesia)

9. dr. Djauhari Widjajakusumah, PFK (Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia)

10. drg. Judianto, MPH (Kepala Bidang Pemberdayaan, Puspronakes LN, Badan PPSDMK)

11. dr. Rini Rachmawati, MARS (Kepala Bidang Evaluasi dan Pemantauan Puspronakes LN, Badan PPSDMK)

12. Ir. Herwanti Bahar, MSc (Kepala Bidang Evaluasi dan Pemantauan Puspronakes LN, Badan PPSDMK)

13. Jenny Songkilawang, SKM (Kasubbid Profesi, Puspronakes LN)

14. drg. Helmawaty Hamid, MPd (Kasubbid TKKI dan TKKA, Puspronakes LN)

15. Prof. Dr. Hj. Qomariyah, MS, PKK, AIFM

16. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes

17. dr. Bernard SM. Hutabarat, PAK

18. Prof. DR. Soeharto, dr, MSc, MPdK, SpPD KPTI

19. dr. Titi Savitri

20. Ira Heriawati, SKp

21. dr. Yulherina

22. dr. Tom Surjadi, MPH

23. dr. Siti Pariani

24. Prof. Dr. Nancy Margarita Rehatta, dr., Sp.An.KIC, KNA

25. Dr. Ova Amelia, dr. SpOG, M.Med

26. A. Syahroni, S.Sos, MPd

27. Hani Annadoroh, Amd. Keb, SKM

28. dr. Sugito Wonodirekso, MS, PKK, PHK

29. dr. Riyani Wikaningrum, DMM, MSc

30. DR. Respati S. Drajat, dr. SpOT

31. DR. Basuki B. Purnomo, dr. SpU

32. drg. Widyawati, MQIH

33. Muflihati, S.Kep, Ners

34. Dorce Tandung, S.Sos, Msi

35. Asril Rusli, SH, MH

36. Burlian SH, M.Kes

37. drg. Astuty, MARS

38. Netty T. Pakpahan, SH, MH

39. Uud Cahyono, SH

40. Dra. Farida Uli Siahaan, Apt

41. Dewi Suci Mahayati M, SSt

42. JB. Soekirno

43. Wasiyati Djuremi, SKM

44. Rr. Kristanti Endah WW, SKM

45. Yenni Sulistyowati, SP

DAFTAR PUSTAKADepartemen Kesehatan Republik Indonesia (2004). Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta: Departemen Kesehatan

Departemen Kesehatan Republik Indonesia; UndangUndang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004: Praktik Kedokteran: Jakarta 2004

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (2002). SK. Mendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi,

Jakarta; Depdiknas

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia; UndangUndang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003: Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta 2003Konsil Kedokteran Indonesia (2006); Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 1 tahun 2005 tentang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi

Konsil Kedokteran Indonesia (2006); SK. Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 20/KKI/KEP/IX/2006 tentang Standar Pendidikan Profesi Dokter

Konsil Kedokteran Indonesia (2006); SK. Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 21A/KKI/KEP/IX/2006 tentang Standar Kompetensi Dokter

A Premier on Family Medicine Pratice, Goh Lee Gan, Azrul Azwar, Sugito Wonodirekso, Singapore International Foundation, 2004

Education and Professional Development dalam : Improvving Health System: The Contribution of Family Medicine, Boelen C, Hag C, Hunt

VRivo M, Shahady E.Eds, Best Printing Company, Singapore2002

Teaching Family Medicine dalam A Premier on Family Medicine Pratice Ed.1, Onion Design Pte Ltd, Singapore 2004 Diunduh dari : wfme wikipedia

PEDOMAN WAHANA PROGARAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 20