BUDIDAYA NILA

13
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor usaha perikanan budidaya di Kabupaten Magetan telah berkembang cukup pesat pada beberapa tahun terakhir. Budidaya ikan saat ini tidak hanya sekedar sebuah hobi ataupun sebagai penghias rumah. Namun, masyarakat telah menjadikan ikan menjadi salah satu mata pencaharian utama melalui budidaya perikanan. Berbagai jenis ikan telah dikembangkan di masyarakat yang meliputi ikan nila, lele, gurami, tombro, patin, dan bawal. Potensi yang besar untuk pengembangan perikanan di Kabupaten Magetan didukung oleh letak geografis, dimana mencakup dataran tinggi dan dataran rendah. Wilayah dataran tinggi dengan suplai air mengalir sepanjang tahun didominasi budidaya ikan nila dan tombro, sedangkan wilayah dataran rendah didominasi budidaya ikan lele, gurami, bawal, patin yang tidak terlalu membutuhkan air mengalir sepanjang waktu. Selain itu di Kabupaten Magetan terdapat wilayah perairan umum yang luas dalam hal ini berupa waduk, embung dan telaga. Meskipun budidaya ikan telah banyak dilakukan dan potensi daerah yang cukup besar, namun semua itu belum bisa dikembangkan secara optimal terutama dalam peningkatan kualitas dan kuantitas produk ikan yang dihasilkan. Investasi yang ditanamkan di bidang perikanan masih sangat kecil dibandingkan sektor lain seperti pertanian dan peternakan. Dalam upaya mendorong semangat masyarakat pembudidaya di Kabupaten Magetan untuk meningkatkan jumlah produksi dan peningkatan kualitas ikan yang dihasilkan, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan Bidang Pengembangan Perikanan telah melaksanakan berbagai program seperti penyaluran kredit bergulir yang bekerjasama dengan pihak perbankan, pemberian bantuan selisih harga benih ikan dan pemberian bantuan sosial pengembangan usaha kecil perikanan budidaya. Selain itu juga memberikan pembinaan pada kelompok dan pendampingan dalam usaha untuk memberikan dorongan semangat pada pembudidaya ikan. Upaya pemerintah dalam kegiatan pendampingan pada kelompok tani pembudidaya ikan tahun 2009 diwujudkan dalam bentuk pembinaan budidaya ikan nila. Hal ini berikaitan dengan program pemberian bantuan sosial pengembangan usaha kecil perikanan budidaya tahun 2008. 2. Maksud dan Tujuan Maksud dari kegiatan ini adalah tercapainya program pendampingan pada kelompok pembudidaya ikan tahun 2009. 1 2

Transcript of BUDIDAYA NILA

Page 1: BUDIDAYA NILA

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sektor usaha perikanan budidaya di Kabupaten Magetan telah

berkembang cukup pesat pada beberapa tahun terakhir. Budidaya ikan saat

ini tidak hanya sekedar sebuah hobi ataupun sebagai penghias rumah.

Namun, masyarakat telah menjadikan ikan menjadi salah satu mata

pencaharian utama melalui budidaya perikanan. Berbagai jenis ikan telah

dikembangkan di masyarakat yang meliputi ikan nila, lele, gurami, tombro,

patin, dan bawal.

Potensi yang besar untuk pengembangan perikanan di Kabupaten

Magetan didukung oleh letak geografis, dimana mencakup dataran tinggi dan

dataran rendah. Wilayah dataran tinggi dengan suplai air mengalir sepanjang

tahun didominasi budidaya ikan nila dan tombro, sedangkan wilayah dataran

rendah didominasi budidaya ikan lele, gurami, bawal, patin yang tidak terlalu

membutuhkan air mengalir sepanjang waktu. Selain itu di Kabupaten

Magetan terdapat wilayah perairan umum yang luas dalam hal ini berupa

waduk, embung dan telaga.

Meskipun budidaya ikan telah banyak dilakukan dan potensi daerah

yang cukup besar, namun semua itu belum bisa dikembangkan secara

optimal terutama dalam peningkatan kualitas dan kuantitas produk ikan yang

dihasilkan. Investasi yang ditanamkan di bidang perikanan masih sangat

kecil dibandingkan sektor lain seperti pertanian dan peternakan. Dalam

upaya mendorong semangat masyarakat pembudidaya di Kabupaten

Magetan untuk meningkatkan jumlah produksi dan peningkatan kualitas ikan

yang dihasilkan, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan

Bidang Pengembangan Perikanan telah melaksanakan berbagai program

seperti penyaluran kredit bergulir yang bekerjasama dengan pihak

perbankan, pemberian bantuan selisih harga benih ikan dan pemberian

bantuan sosial pengembangan usaha kecil perikanan budidaya. Selain itu

juga memberikan pembinaan pada kelompok dan pendampingan dalam

usaha untuk memberikan dorongan semangat pada pembudidaya ikan.

Upaya pemerintah dalam kegiatan pendampingan pada kelompok

tani pembudidaya ikan tahun 2009 diwujudkan dalam bentuk pembinaan

budidaya ikan nila. Hal ini berikaitan dengan program pemberian bantuan

sosial pengembangan usaha kecil perikanan budidaya tahun 2008.

2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari kegiatan ini adalah tercapainya program pendampingan

pada kelompok pembudidaya ikan tahun 2009. Sedangkan tujuannya

adalah meningkatnya keterampilan dan pengetahuan masyarakan tentang

budidaya ikan nila.

3. Sasaran

Kegiatan ini dilaksanakan pada kelompok pembudidaya ikan

penerima bantuan sosial pengembangan usaha kecil perikanan budidaya

tahun 2008.

1 2

Page 2: BUDIDAYA NILA

BAB II

IKAN NILA

Ikan nila (Oreochromis niloticus) sudah lama dikenal oleh masyarakat luas

sebagai ikan konsumsi, mengandung nutrisi yang hampir sama dengan jenis ikan

air tawar lainnya. Pada mulanya, ikan ini berasal dari sungai Nil di Mesir dan

masih kerabat dekat dengan ikan mujair yang telah lama dikenal di Indonesia.

Tingkah laku ikan ini sama ikan mujair (Oreochromis mossambica). Hanya saja

bentuknya yang lebih besar karena pertumbuhannya memang pesat. Sebagai

perbandingan, dalam masa pemeliharaan yang sama dengan ikan mujair, ikan

nila sudah mencapai berat badan 3 kali lipat dari ikan mujair. Karena itu

memelihara ikan nila sangat mudah dan menguntungkan.

Ikan peliharaan yang berukuran sedang, panjang total (moncong hingga

ujung ekor) mencapai sekitar 30 cm. Sirip punggung (dorsal) dengan 16-17 duri

(tajam) dan 11-15 jari-jari (duri lunak); dan sirip dubur (anal) dengan 3 duri dan 8-

11 jari-jari. Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita

gelap melintang (belang) yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor

bergaris-garis tegak, 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor

dan ujung sirip punggung dengan warna merah atau kemerahan (atau

kekuningan) ketika musim berbiak.

Sifat yang menonjol dari ikan nila yaitu daging berwarna putih, enak dan

tidak berduri banyak; mudah berkembang biak dan induknya menjaga anaknya

sehingga daya kelangsungan hidupnya tinggi; toleransi terhadap perubahan

lingkungan seperti suhu, kadar garam, kadar oksigen serta kandungan bahan

organik; pemakan plankton namun juga menyukai makanan buatan lainnya

seperti sisa dapur dan pakan buatan (pellet), tahan terhadap hama dan penyakit.

Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan

plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat

dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air. Karena mudahnya dipelihara dan

dibiakkan, ikan ini segera diternakkan di banyak negara sebagai ikan konsumsi,

termasuk di pelbagai daerah di Indonesia. Akan tetapi mengingat rasa

dagingnya yang tidak istimewa, ikan nila juga tidak pernah mencapai harga

yang tinggi. Di samping dijual dalam keadaan segar, daging ikan nila sering

pula dijadikan fillet.

Ikan nila dan mujair merupakan sumber protein hewani murah bagi

konsumsi manusia. Karena budidayanya mudah, dan banyak dijual di pasar

baik sebagai ikan segar maupun bentuk olahan. Budidaya dilakukan di kolam-

kolam atau tangki pembesaran. Pada budidaya intensif, nila dan mujair tidak

dianjurkan dicampur dengan ikan lain karena memiliki perilaku agresif.

17

Page 3: BUDIDAYA NILA

BAB III

KONTRUKSI KOLAM

Kolam adalah tempat yang sengaja dibuat atau terjadi dengan sendirinya

dimana dapat dilakukan pengisian air dan bisa dikuras sampai kering. Kontruksi

kolam sangat berperan penting dalam budidaya ikan. Pertumbuhan ikan sangat

bergantung pada lokasi budidaya selain ikan itu sendiri, pakan dan lingkungan.

Kontruksi kolam yang baik dan benar akan membuat ikan nyaman dan tidak

mudah stres. Kolam dibedakan dalam beberapa jenis berdasarkan bahan

pembuatan, sumber air dan fungsinya.

1. Jenis kolam berdasar bahan pembuatan

a. Kolam Permanen

Kolam yang dibuat dengan kontruksi kuat dan digunakan dalam waktu

jangka panjang.

Contoh : kolam beton

b. Kolam non Permanen

Kolam yang dibuat dengan kontruksi sederhana dan hanya dapat

digunakan dalam jangka pendek.

Contoh : kolam terpal

2. Jenis kolam berdasar sumber air

a. Kolam Air Mengalir

Kolam yang dibuat dengan sumber air yang digunakan bisa mengalir

sepanjang waktu dan tidak tergantung pada pengairan teknis

Contoh : Kolam yang ada di dataran tinggi dengan sumber air dari mata

air

b. Kolam Air Tenang

Kolam yang dibuat dengan sumber air yang digunakan tidak bisa

mengalir sepanjang waktu dan tergantung pada pengairan teknis.

Contoh : Kolam yang ada di dataran rendah dengan sumber air dari

mesin pompa

3. Jenis kolam berdasarkan fungsinya

Yaitu kolam yang dibuat dengan ukuran dan tujuan tertentu sesuai dengan

kegunaannya

Contoh : Kolam pembenihan, pemijahan, pendederan, pembesaran,

penampungan.

Gambar 1 : Kontruksi kolam yang benar

17

kemalir

Dasar kolam

pematang

Bak panen

Pipa kontrol pembuangan

Pipa pembuangan air

inlet

Page 4: BUDIDAYA NILA

BAB IV

HAMA DAN PENYAKIT

1. Hama

Hama yaitu organisme makroskopis (yang tampak oleh mata) yang

keberadaannya di sekitar hewan peliharaan dan mengganggu kelangsungan

hidupnya.

Bebeasan (Notonecta)

Berbahaya bagi benih karena sengatannya.

Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500

cc/100 meter persegi.

Ucrit (Larva cybister)

Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek.

Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di

sekitar kolam.

Kodok

Makan telur telur ikan.

Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap

dan membuang hidup-hidup.

Ular

Menyerang benih dan ikan kecil.

Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.

Lingsang

Memakan ikan pada malam hari.

Pengendalian:pasang jebakan berumpun.

Burung

Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning.

Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit

menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.

Ikan Karnivora

Berbahaya karena memakan ikan yang dipelihara

Contoh : ikan lele yang ada di kolam ikan nila

Pengendalian : membersihkan kolam dari ikan yang tidak

dipelihara.

Manusia

Berbahaya karena sifat dan perikunya yang tidak benar seperti

mencuri, meracuni kolam

Pengendalian : pemagaran kolam, sosialisasi kehidupan.

2. Penyakit

Penyakit adalah organisme mikroskopis (yang tidak tampak oleh mata) dan

hidup bersama-sama dengan hewan peliharaan dan keberaannya parasit

serta mengganggu.

Penyakit pada kulit

Gejala: pada bagian tertentu berwarna merah, berubah warna dan

tubuh berlendir. Pengendalian: (1) direndam dalam larutan PK

(kalium permanganat) selama 30-60 menit dengan dosis 2 gram/10

liter air, pengobatan dilakukan berulang 3 hari kemudian. (2)

direndam dalam Negovon (kalium permanganat) selama 3 menit

dengan dosis 2-3,5 %.

Penyakit pada insang

Gejala: tutup insang bengkak, Lembar insang pucat/keputihan.

Pengendalian: sama dengan di atas.

Penyakit pada organ dalam

Gejala: perut ikan bengkak, sisik berdiri, ikan tidak gesit.

Pengendalian: sama dengan di atas. Secara umum hal-hal yang

dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama

pada budidaya ikan nila:

17

Page 5: BUDIDAYA NILA

a) Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai

panen.

b) Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.

c) Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi

kapasitas.

d) Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap

kolam diberi satu pintu pemasukan air.

e) Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun

kuantitasnya.

f) Penanganan saat panen atau pemindahan benih

hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.

g) Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus

reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan

masuk ke areal perkolaman.

BAB V

PERSIAPAN BUDIDAYA NILA

1. Sarana Budidaya

a) Secara teknis pemilihan lahan sebaiknya dekat

dengan sumber air dan bukan daerah banjir, air berkualitas baik dan

tidak tercemar limbah industri, ketersediaan air kontinyu, tanahnya

subur.

b) Secara sosial kelestarian alam dapat dijaga,

Sumberdaya alam dapat digunakan, berdampak positip bagi

masyarakat sekitar, keamanan lokasi dapat dijaga.

c) Secara ekonomis lokasi dekat dengan daerak

pemasaran, sarana produksi mudah didapat dan harganya murah,

lokasi ada prasarana jalan yang baik dan mudah dijangkau, sarana

perhubungan lancar

2. Lahan Budidaya

a) Pemilihan Lahan

- Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/

lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat, menahan

massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat

pematang/ dinding kolam.

- Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar

antara 3 – 5 % untuk memudahkan pengairan kolam secara

gravitasi.

- Ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi

(0 – 500m dpl).

b) Kualitas Air

17

Page 6: BUDIDAYA NILA

- Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu

keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun dan limbah.

Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumburan akan

memperlambat pertumbuhan ikan.

- Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha.

- Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6-8,5.

sedangkan pH yang optimal adalah 7-8.

- Suhu air yang optimal berkisar antara 25–300C.

- Kadar garam air yang disukai antara 0–35‰.

c) Persiapan Kolam

- Hal yang dilakukan dalam penyiapan media untuk pemeliharaan ikan

meliputi pengeringan, pemupukan dsb. Dalam menyiapkan lahan

yang perlu dilakukan pengeringan kolam selama beberapa hari.

Selanjutnya dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan

ikan-ikan liar dengan kebutuhan kapur 25-200 gram/m2.

- Pemupukan kolam dapat menggunakan pupuk kandang atau pupuk

buatan. Penggunaan pupuk kandang berkisar 50-700 gram/m2

tergantung tingkat kesuburan tanah. Sedangkan penggunaan pupuk

buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15

gram dan 10 gram/m2.

- Dua minggu sebelum digunakan, kolam harus dipersiapkan. Dasar

dikeringkan, dijemur beberapa hari, dibersihkan dari rerumputan dan

dicangkul sambil diratakan. Dasar tanah dikapur untuk memperbaiki

pH tanah dan memberantas hamanya. Tanggul dan pintu air

diperbaiki untuk menghindari kebocoran. Saluran diperbaiki agar air

dapat mengalir dengan lancar. Setelah semua siap, kolam diairi.

Mula-mula sedalam 5-10 cm dan dibiarkan 2-3 hari agar terjadi

mineralisasi tanah dasar kolam dan tumbuhnya plankton sebagai

pakan alami ikan. Kemudian air ditambahkan lagi sampai kedalaman

80-100 cm.

BAB VI

PENEBARAN BENIH

Usaha pembenihan biasanya menghasilkan benih yang berbeda-beda

ukurannya. Hal ini berkaitan dengan lamanya pemeliharaan benih. Benih ikan

nila yang baru lepas dan mulut induknya disebut "benih kebul". Benih yang

berumur 2-3 minggu setelah menetas disebut benih kecil, yang disebut juga

putihan (Jawa Barat). Ukurannya 3-5 cm. Selanjutnya benih kecil dipelihara di

kolam lain atau di sawah. Setelah dipelihara selama 3-1 minggu akan

dihasilkan benih berukuran 6 cm dengan berat 8-10 gram/ekor. Benih ini

disebut gelondongan kecil. Benih nila yang berumur 2-3 minggu, ukurannya ± 5

cm. Gelondongan kecil dipelihara di tempat lain lagi selama 1-1,5 bulan. Pada

umur ini panjang benih telah mencapai 10-12 cm dengan berat 15-20 gram.

Benih ini disebut gelondongan besar. Padat tebar untuk budidaya ikan nila

adalah 25-50/ m2 tergantung jenis intensitas usaha yang digunakan.

17

Page 7: BUDIDAYA NILA

BAB VII

PEMBERIAN PAKAN

Banyaknya pelet sebagai pakan induk kira-kira 3% berat biomassa per

hari. Agar diketahui berat bio massa maka diambil sampel 10 ekor ikan, timbang,

dan dirata-ratakan beratnya. Berat rata-rata yang diperoleh dikalikan dengan

jumlah seluruh ikan di dalam kolam. Misal, berat rata-rata ikan 220 gram, jumlah

ikan 90 ekor maka berat biomassa 220 x 90 = 19.800 g. Jumlah ransum per han

3% x 19.800 gram = 594 gram. Ransum ini diberikan 2-3 kali sehari. Bahan

pakan yang banyak mengandung lemak seperti bungkil kacang dan bungkil

kelapa tidak baik untuk induk ikan. Apalagi kalau han tersebut sudah berbau

tengik. Dedak halus dan bekatul boleh diberikan sebagai pakan. Bahan pakan

seperti itu juga berfungsi untuk menambah kesuburan kolam.

BAB VIII

PEMANENAN

Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga

ketinggian air tinggal 10 cm. Petak pemanenan/ petak penangkapan dibuat

seluas 1 m persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga

memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat

keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus.

Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.

17

Page 8: BUDIDAYA NILA

BAB IX

PEMASARAN IKAN

Permasalahan yang sering muncul pada masa menjelang panen adalah

pemasaran ikan hasil budidaya. Pada prinsipnya suatu usaha dilakukan dengan

pertimbangan untung rugi dengan memperhatikan peluang dan kemampuan

sehingga produk yang dihasilkan dalam hal ini ikan dapat terserap pasar dengan

harga yang baik dan menguntungkan. Dinas Peternakan dan Perikanan sebagai

lembaga pemerintah dalam hal ini berperan sebagai fasilitator untuk mencarikan

jalan keluar atas permasalahan tersebut. Upaya yang dilakukan adalah

menghubungkan pembudidaya dengan pembeli. Namun tidak tertutup

kemungkinan adanya pembudidaya yang menjual langsung kepada konsumen,

hal ini mengingat kebutuhan ikan segar di Kabupaten Magetan sangat besar

terutama di daerah wisata seperti Sarangan dan rumah makan yang saat ini

banyak menyajikan produk olahan ikan.

BAB X

ANALISA USAHA

Luas Kolam : 100 m2

Masa pemeliharaan : 4-6 bulan- Kebutuhan benih

Benih ukuran : 3-5 cmPadat tebar : 25 ekor/ m2

Kebutuhan benih : 2500

Biaya Benih : Rp. 375.000,-

- PakanTarget SR : 90 %Berat panen rata-rata : 0,25 kgBerat total : 562.5 kgTarget FCR : 1Kebutuhan pakan : 562.5 kgHarga pakan : Rp. 7.000/ kg

Biaya pakan : Rp. 3.937.500,- - Obat-obatan : Rp. 100.000,-- Lain-lain : Rp. 200.000,-- Biaya Perbaikan 10 % : Rp. 461.250,- +- Total biaya produksi : Rp. 4.987.500,-

- Hasil penjualan : 562.5 kg x Rp. 10.000,-: Rp. 5.625.000,-

- Keuntungan : Rp. 637.500,-

Catatan :Analisa usaha berdasarkan perhitungan maksimal biaya produksi sehingga keuntungan yang diperoleh adalah keuntungan minimal. Nilai keuntungan dapat berubah sesuai dengan kondisi dan situasi pada waktu budidaya.

17

Page 9: BUDIDAYA NILA

BAB XI

PENUTUP

Demikian buku ini disusun dalam Kegiatan Pendampingan pada

Kelompok Tani Pembudidaya Ikan Tahun 2009 dengan sasaran kelompok

pembudidaya ikan penerima bantuan sosial pengembangan usaha kecil

perikanan budidaya tahun 2008. Semoga banyak manfaat yang diperoleh dari

kegiatan ini dan kedepan bisa menumbuhkan usaha budidaya perikanan

sebagai upaya mengangkat produk daerah menjadi produk unggulan dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

17

Page 10: BUDIDAYA NILA

17