Budaya 5R Saat Bekerja
-
Upload
hasbi-basith-fitranda -
Category
Documents
-
view
66 -
download
11
description
Transcript of Budaya 5R Saat Bekerja
![Page 1: Budaya 5R Saat Bekerja](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013111/55cf9df3550346d033affd22/html5/thumbnails/1.jpg)
Manajemen Industri
Kita sebagai mahasiswa D3 Teknik Elektro PLN. Dengan adanya
kerjasama PLN dengan ITS, mungkin setelah lulus kita akan bekerja di PT. PLN
(persero). Sebagai karyawan PLN pun kita harus mengikuti peraturan yang ada di
dalam PLN tersebut. Dan sebagai karyawan kita harus mempunyai kepribadian
dan sikap yang dapat memajukan perusahaan. Salah satunya adalah rajin, karena
prinsip rajin adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan
meningkatkan apa yang sudah dicapai. Rajin di tempat kerja berarti
pengembangan kebiasaan positif di tempat kerja. Apa yang sudah baik harus
selalu dalam keadaan prima setiap saat. Prinsip rajin di tempat kerja adalah
“Lakukan apa yang harus dilakukan, dan jangan melakukan apa yang tidak boleh
dilakukan”.
Tetapi perusahaan tidak hanya ingin punya karyawan yang rajin saja, tapi
setiap perusahaan pasti mengharapkan suatu lingkungan kerja yang selalu bersih,
rapi juga. Dan mempunyai karyawan yang memiliki konsistensi dan disiplin diri,
sehingga mampu mendukung terciptanya tingkat efisiensi dan produktifitas yang
tinggi di perusahaan. Namun pada kenyataannya, belum tentu perusahaan
mempunyai kondisi yang seperti ini. Banyak perusahaan yang seringkali
mengeluh begitu sulitnya dan banyak membuang waktu hanya untuk mencari data
dan atau sarana yang lupa penempatannya. Tidak hanya itu, seringkali kita kurang
nyaman dengan kondisi berkas kerja yang berantakan dan tidak jarang memicu
kondisi emosional kita.
Beberapa permasalahan tersebut diatas dapat kita atasi dengan melakukan
penerapan program 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin), 5R dikenal
sebagai salah satu budaya kerja dari negara Jepang yang sudah melegenda. 5R
berasal dari 5 kata dalam bahasa Jepang, yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan
Shitsuke. Kelima kata itu kemudian diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di
dunia untuk diadposi cara kerjanya dan digunakan sebagai salah satu budaya kerja
di banyak perusahaan besar di dunia. Dalam bahasa Indonesia, 5S itu
diterjemahkan sebagai 5R, Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Banyak
perusahaan sudah mengadopsi budaya kerja 5R ini. Secara tidak disadari, 5R akan
![Page 2: Budaya 5R Saat Bekerja](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013111/55cf9df3550346d033affd22/html5/thumbnails/2.jpg)
membentuk suatu budaya kerja yang sangat bermanfaat. Bahkan 5R mampu
digunakan sabagai salah satu tools untuk meningkatkan laba perusahaan.
Seperti yang telah disebutkan diatas, 5R terdiri dari Ringkas, Rapi, Resik,
Rawat, dan Rajin. Kelima kata tersebut merupakan suatu rangkain urutan dalam
membangun budaya kerja. Kita dapat mempelajari 5R dengan ikut pelatihan –
pelatihan yang diadakan untuk melatih 5R itu sendiri, karena banyak tempat yang
menyediakan pelatihan tersebut. 5R itu sendiri merupakan budaya tentang
bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat
kerja tertata rapi, bersih, dan tertib, maka kemudahan bekerja perorangan dapat
diciptakan, dan dengan demikian 4 bidang sasaran pokok industri, yaitu efisiensi,
produktivitas, kualitas, dan keselamatan kerja dapat lebih mudah dicapai.
RINGKAS
Ringkas merupakan prinsip dasar 5R yang pertama. Prinsip kerja ini
merupakan prinsip kerja pemilahan barang. Sering kali kita jumpai suatu
lingkungan kerja dengan kondisi barang yang tidak tertata rapi dan terkesan
semrawut. Dalam fase pertama ini, kita harus memilah antara barang yang masih
digunakan, dan yang tidak. Antara barang yang reject dan yang siap pakai.
Barang-barang tersebut harus dipilah sesuai dengan tempatnya masing-masing
agar suasana kerja menjadi lebih ringkas.
Dapat diartikan prinsip ringkas adalah memisahkan segala sesuatu yang
diperlukan dan menyingkirkan yang tidak diperlukan dari tempat kerja.
Mengetahui benda mana yang tidak digunakan, mana yang akan disimpan, serta
bagaimana cara menyimpan supaya dapat mudah diakses terbukti sangat berguna
bagi sebuah perusahaan.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam me-Ringkas adalah sebagai
berikut:
1. Frekuensi penggunaan barang (jarang, sering, selalu)
2. Fungsi kerja barang (rusak, perlu perbaikan, bagus)
![Page 3: Budaya 5R Saat Bekerja](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013111/55cf9df3550346d033affd22/html5/thumbnails/3.jpg)
Langkah melakukan RINGKAS :
1. Cek-barang yang berada di area masing-masing.
2. Tetapkan kategori barang-barang yang digunakan dan yang tidak
digunakan.
3. Beri label warna merah untuk barang yang tidak digunakan
4. Siapkan tempat untuk menyimpan / membuang /memusnahkan barang-
barang yang tidak digunakan.
5. Pindahkan barangbarang yang berlabel merah ke tempat yang telah
ditentukan.
Dengan melakukan fase yang pertama ini, kita akan mendapatkan keuntungan
antara lain:
1. Area kerja menjadi lebih luas, dan banyak space yang bisa dimanfaatkan.
Apabila kita menggunakan space sewa, kita dapat mengurangi biaya sewa
tersebut
2. Mencegah dis-fungsional dari barang yang ada. Yang seharusnya sudah
rusak, dapat diketahui, dan tidak akan digunakan atau dikirim
3. Mengurangi jumlah penggunaan media penyimpanan dan material
handling tools. Misalnya barang yang tadinya letaknya berjauhan, karena
sudah diringkas menjadi lebih dekat dan mengurangi jarak tempuh. Hal ini
akan menghemat biaya transport. Demikian juga dengan penggunakan
media storage seperti pallet. Pallet akan lebih efisien digunakan setelah
prinsip kerja Ringkas dilakukan.
RAPI
Rapi merupakan fase kedua dalam prinsip kerja 5R. Fase ini merupakan
kelanjutan dari fase yang pertama. Setelah barang-barang diringkas, selanjutnya
barang tersebut dirapikan sesuai dengan tempat penyimpanan dan juga standar
penyimpanannya. Proses me-Rapi-kan ini dapat dikerjakan sesuai dengan metode
penyimpanan yang dilakukan.
Prinsip RAPI adalah menyimpan barang sesuai dengan tempatnya.
Kerapian adalah hal mengenai sebagaimana cepat kita meletakkan barang dan
mendapatkannya kembali pada saat diperlukan dengan mudah. Perusahaan tidak
![Page 4: Budaya 5R Saat Bekerja](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013111/55cf9df3550346d033affd22/html5/thumbnails/4.jpg)
boleh asal-asalan dalam memutuskan dimana benda-benda harus diletakkan untuk
mempercepat waktu untuk memperoleh barang tersebut.
Langkah melakukan RAPI :
1. Rancang metode penempatan barang yang diperlukan, sehingga mudah
didapatkan saat dibutuhkan
2. Tempatkan barang-barang yang diperlukan ke tempat yang telah dirancang
dan disediakan
3. Beri label / identifikasi untuk mempermudah penggunaan maupun
pengembalian ke tempat semula.
Yang akan diperoleh jika prinsip RAPI ini berjalan adalah:
1. Mempermudah pencarian barang karena barang-barang sudah terletak
pada tempatnya
2. Mempermudah stock counting karena barang-barang sudah dirapikan
sesuai dengan standar penyimpanan
3. Kondisi kerja akan terlihat jauh lebih rapi dan sedap dipandang mata
RESIK
Prinsip RESIK adalah membersihkan tempat/lingkungan kerja, mesin/peralatan
dan barang-barang agar tidak terdapat debu dan kotoran. Kebersihan harus
dilaksanakan dan dibiasakan oleh setiap orang dari CEO hingga pada tingkat
office boy.
Contoh keadaan yang disebut sebagai Resik antara lain:
1. Tidak ada jaring laba-laba di ruangan kerja
2. Tidak ada coretan tidak perlu di pintu, hand pallet, atau rack
3. Forklift tidak berada dalam kondisi kotor, terutama akibat oli mesin atau
debu
Langkah melakukan RESIK :
1. Penyediaan sarana kebersihan,
2. Pembersihan tempat kerja,
3. Peremajaan tempat kerja, dan
4. Pelestarian RESIK.
![Page 5: Budaya 5R Saat Bekerja](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013111/55cf9df3550346d033affd22/html5/thumbnails/5.jpg)
Dengan melakukan RESIK akan diperoleh beberapa keuntungan seperti:
1. Lingkungan kerja jauh lebih bersih
2. Meningkatkan mood untuk bekerja karena lingkungan lebih bersih
3. Kualitas barang akan lebih bagus karena tidak kotor, terutama untuk
barang yang sensitif terhadap kotoran seperti gear, seal, dan bracket
4. Meningkatkan image perusahaan di mata orang lain
RAWAT
Rawat adalah prinsip ke-4 dalam 5R. Rawat dimaksudkan agar masing-
masing individu dapat menerapkan secara kontinu ketiga prinsip sebelumnya.
Dalam fase ini dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan 3R sebelumnya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah membuat checklist terhadap
pekerjaan yang harus dilakukan, terkait dengan 3R sebelumnya. Pelaksanaan fase
Rawat ini akan membuat lingkungan selalu terjaga dalam kondisi 3R secara terus
menerus.
Prinsip RAWAT adalah mempertahankan hasil yang telash dicapai pada
3R sebelumnya dengan membakukannya (standardisasi).
Langkah melakukan RAWAT :
1. Tetapkan standar kebersihan, penempatan, penataan
2. Komunikasikan ke setiap karyawan yang sedang bekerja di tempat kerja
RAJIN
Prinsip yang terakhir adalah Rajin. Fase ini lebih mengarah kepada
membangun kesadaran masing-masing individu untuk secara konsisten
menjalankan 4R sebelumnya. Diharapkan secara disiplin, masing-masing individu
dapat menjalankan prinsip kerja tersebut meski tidak diawasi oleh atasannya.
Prinsip RAJIN adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk
menjaga dan meningkatkan apa yang sudah dicapai. RAJIN di tempat kerja berarti
pengembangan kebiasaan positif di tempat kerja. Apa yang sduah baik harus
selalu dalam keadaan prima setiap saat. Prinsip RAJIN di tempat kerja adalah
“Lakukan apa yang harus dilakukan, dan jangan melakukan apa yang tidak boleh
dilakukan”.
![Page 6: Budaya 5R Saat Bekerja](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013111/55cf9df3550346d033affd22/html5/thumbnails/6.jpg)
Langkah melakukan RAJIN :
1. Target bersama,
2. Teladan atasan
3. Hubungan/komunikasi di lingkungan kerja
4. Kesempatan belajar
Setelah mempelajari 5R kita dapat melihat beberapa hal yang menunjukkan
bahwa seseorang sudah bisa menerapkan 5R dalam bekerja:
1. Membuang sampah pada tempatnya
2. Tidak meludah disembarang tempat
3. Memungut sampah yang berceceran
4. Melaksanakan piket kebersihan tanpa dikomando
5. Merapikan barang tanpa harus ada perintah dari atasan
Dengan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa selama kita bekerja
dan dapat menerapkan 5R. Kita dapat membantu meningkatkan image
perusahaan, meningkatkan sense of belonging karyawan (rasa saling memiliki),
meningkatkan efisiensi kerja, dan mengurangi pemborosan waktu (tidak ada
waktu yang terbuang sia – sia). Disamping itu 5R secara tidak langsung bisa
membantu karier kita meningkat selama bekerja di dalam perusahaan jika dapat
menerapkan 5R dengan baik saat bekerja. Dan sesuai dengan prinsipnya, 5R
adalah merupakan budaya kerja. Maka lebih baik bila kita dapat mulai belajar 5R
sejak dini dengan kemauan diri sendiri tanpa paksaan orang lain, dan bisa
menerapkan dalam kehidupan sehari – hari agar saat bekerja nanti kita sudah
terbiasa dengan budaya kerja 5R itu sendiri.