Break Even Point

22
Analisa Break Event Point (BEP) adalah titik dimana perusahaan belum memperoleh keuntungan tetapi juga tidak dalam kondisi rugi. Atau BEP merupakan suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume aktivitas. Masalah BEP baru akan muncul dalam perusahaan apabila perusahaan tersebut mempunyai Biaya Variabel dan Biaya Tetap. Suatu perusahaan dengan volume produksi tertentu dapat menderita kerugian dikarenakan penghasilan penjualannya hanya mampu menutup biaya variabel dan hanya bisa menutup sebagian kecil biaya tetap. Contribution Margin adalah selisih antara penghasilan penjualan dan biaya variabel, yang merupakan jumlah untuk menutup biaya tetap dan keuntungan. Perusahaan akan memperoleh keuntungan dari hasil penjualannya apabila kontribusi marginnya lebih besar dari biaya tetap, yang berarti total penghasilan penjualan lebih besar dari total biaya. BEP ditinjau dari konsep kontribus margin menyatakan bahwa volume penjualan dimana kontribusi margin sama besarnya dengan total biaya tetapnya. Manfaat Analisis Break Even Point (Titik Impas) - Jumlah penjualan minimal harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian; - Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu; - Seberapa jauhkah yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu; - Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi - Untuk mengetahu bagaimana efek perubahan harga jual biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh. Asumsi dasar dalam analisa BEP antara lain : a. Biaya dapat diklasifikasikan kedalam kompunen biaya variabel dan biaya tetap; b. Total biaya variabel berubah secara proporsional dengan volume produksi atau penjualan, sedangkan total biaya variabel per unit tetap konstan. c. Total biaya tetap tidak mengalami perubahan, meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan, sedangkan biaya tetap / unit akan berubah karena adanya perubahan volume kegiatan. d. Harga jual per unit tidak akan berubah selama periode melakukan analisa e. Perusahaan hanya membuat dan menjual satu jenis produk. Jika membuat dan menjual lebih dari satu jenis produk, maka perbandingan penghasilan penjualan antara masing-masing produk (disebut sebagaiSales Mix) akan tetap konstan. f. Kapasitas produksi pabrik relatif konstan g. Harga faktor produksi relatif konstan h. Efisiensi produksi tidak berubah i. Perubahan padapersediaan awal dan akhir jumlhanya tidak berarti j. Volume merupakan faktor satu-satunya yang mempengaruhi biaya.

description

ini ngopi dari web seseorang untuk dipelajari ulang

Transcript of Break Even Point

Page 1: Break Even Point

Analisa Break Event Point (BEP) adalah titik dimana perusahaan belum memperoleh keuntungan tetapi juga tidak dalam kondisi rugi. Atau BEP merupakan suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume aktivitas. Masalah BEP baru akan muncul dalam perusahaan apabila perusahaan tersebut mempunyai Biaya Variabel dan Biaya Tetap. Suatu perusahaan dengan volume produksi tertentu dapat menderita kerugian dikarenakan penghasilan penjualannya hanya mampu menutup biaya variabel dan hanya bisa menutup sebagian kecil biaya tetap.Contribution Margin adalah selisih antara penghasilan penjualan dan biaya variabel, yang merupakan jumlah untuk menutup biaya tetap dan keuntungan. Perusahaan akan memperoleh keuntungan dari hasil penjualannya apabila kontribusi marginnya lebih besar dari biaya tetap, yang berarti total penghasilan penjualan lebih besar dari total biaya.BEP ditinjau dari konsep kontribus margin menyatakan bahwa volume penjualan dimana kontribusi margin sama besarnya dengan total biaya tetapnya.

Manfaat Analisis Break Even Point (Titik Impas)-          Jumlah penjualan minimal harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami

kerugian;-          Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu;-          Seberapa jauhkah yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu;-          Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi-          Untuk mengetahu bagaimana efek perubahan harga jual biaya dan volume penjualan

terhadap keuntungan yang diperoleh.

Asumsi dasar dalam analisa BEP antara lain :a.       Biaya dapat diklasifikasikan kedalam kompunen biaya variabel dan biaya tetap;b.       Total biaya variabel berubah secara proporsional dengan volume produksi atau

penjualan, sedangkan total biaya variabel per unit tetap konstan.c.       Total biaya tetap tidak mengalami perubahan, meskipun ada perubahan volume

produksi atau penjualan, sedangkan biaya tetap / unit akan berubah karena adanya perubahan volume kegiatan.

d.       Harga jual per unit tidak akan berubah selama periode melakukan analisae.       Perusahaan hanya membuat dan menjual satu jenis produk. Jika membuat dan menjual

lebih dari satu jenis produk, maka perbandingan penghasilan penjualan antara masing-masing produk (disebut sebagaiSales Mix) akan tetap konstan.

f.        Kapasitas produksi pabrik relatif konstang.       Harga faktor produksi relatif konstanh.       Efisiensi produksi tidak berubahi.         Perubahan padapersediaan awal dan akhir jumlhanya tidak berartij.         Volume merupakan faktor satu-satunya yang mempengaruhi biaya.

BEP dapat ditentukan dengan beberapa cara :1.       Pendekatan grafik

Page 2: Break Even Point

 BEP terjadi pada titik persilangan antara garis penghasilan penjualan dan garis total biaya.

2.       Metode Trial Error3.       Pendekatan Matematis

Rumusnya adalah :a.       BEP (unit) = Total Biaya Tetap / (Harga jual/unit – Biaya Variabel/unit).b.       BEP (Rp) = Total Biaya Tetap / (1- (Total biaya avriabel / total hasil penjualan)

Margin of safety adalah batas keamanan yang menyatakan sampai seberapa jauh volume penjualan yang dianggarkan boleh turun agar perusahaan tidk menderita rugi atau dengan kata lain, batas maksimum penurunan volume penjualan yang dianggarkan, yang tidak mengakibatkan kerugian.MS = (Budget Sales – BEP) / Budget SalesBudget Sales adalah jumlah penjualan yang telah ditargetkan

Contoh Soal :1.       Rencana penjualan tahun 2000 meliputi kedua jenis produk adalah sbb :a.       Penjualan          

Nama Produk Jumlah Unit Harga /unit TotalProduk A 15.000 Rp 1.000,- Rp 15.000.000Produk B 10.000 Rp 750,- Rp 7.500.000Biaya Variabel Produk A 15.000 Rp 500 Rp 7.500.000Biaya variabel Produk B 10.000 Rp 300 Rp 3.000.000

Biaya Tetap keseluruhan Rp 5.000.000 setahun.Dengan data tersebut saudara diminta untuk :

1.       Menentukan BEP perusahaan secara keseluruhan dalam Rupiah2.       Menentukan BEP produk A dalam unit3.       Menentukan BEP produk B dalam unit

Jawaban :A.      Menentukan BEP perusahaan secara keseluruhan dalam Rupiah

Rumus : BEP (Rp) = Total Biaya Tetap / (1- (Total biaya variabel / total penjualan)

BEP = 5.000.000 / (1- (7.500.000+3.000.000) / (15.000.000+7.500.000)BEP = 5.000.000 / (1 - 0.47)BEP = 5.000.000 / 0.53BEP = Rp 9.433.962,26 dibulatkan Rp 9.433.962,-

Page 3: Break Even Point

B.      Menentukan BEP produk A dalam unitRumus :BEP (unit) Produk A= Total Biaya Tetap / (Harga jual/unit – Biaya Variabel/unit).BEP = 5.000.000 / (1.000 – 500)BEP = 10.000 unit

C.       Menentukan BEP produk B dalam unitRumus :BEP (unit) Produk B= Total Biaya Tetap / (Harga jual/unit – Biaya Variabel/unit).BEP = 5.000.000 / (750 – 300)BEP = 11.111,11 unit dibulatkan 11.111 unit

2.       Sebuah perusahaan menjual 100.000 buah hasil produksinya dengan harga Rp 20,-/buah. Biaya variabel per buah barang adalah Rp 14,- (yang Rp 11,- adalah biaya produksinya dan sisanya adalah biaya pemasaran). Biaya tetap, terjadinya secara merata jumlahnya Rp 792.000 (yang Rp 500.000,- biaya produksi dan lainnya adalah biaya pemasaran.Saya bantu buatkan tabel angka –nya untuk memudahkan mengerjakan :

Total Unit Harga Jual / unit Biaya Variabel/unit B.adm & pemsran100.000 Rp 20 Rp 11 Rp 3/unitBiaya Tetap Rp 500.000 Rp 292.000

Note :Menurut Wikipedia biaya tetap adalah pengaluran yang tidak berubah sebagai fungsi dari aktivitas suatu bisnis dalam periode yang sama. Dan biaya Variabel adalah biaya berkaitan dengan volume (dan dibayar per barang/jasa yang diproduksi). Dalam contoh diatas B. Adsministrasi dan pemasaran ada yang dimasukkan ke unsur variabel dan sebagian masuk ke biaya tetap. Penggolongan itu berdasarkan timbul dan besarnya pada masing-masing unsur.

Pertanyaan :1.       Tentukan BEP / rupiah dan unit2.       Menghitung berapa buah barang yang harus dijual agar perusahaan untung Rp 90.000,-

Jawaban :A.      Tentukan BEP dalam  unit

Rumus :BEP (unit) = Total Biaya Tetap / (Harga jual/unit – Biaya Variabel/unit).BEP = 792.000 / (20 – 14)BEP = 792.000 / 6BEP = 132.000 unit

Tentukan BEP dalam rupiahRumus :BEP (Rp) =Total Biaya Tetap / (1- (Total biaya variabel / total hasil penjualan)BEP = 792.000 / (1 – (1.400.000/2.000.000)

Page 4: Break Even Point

BEP = 792.000 / 0.3BEP = Rp 2.640.000,-

B.     Menghitung berapa buah barang yang harus dijual agar perusahaan untung Rp 90.000,-.LABA = HARGA JUAL – TOTAL BIAYA90.000 = X – (b. Variabel  + biaya tetap)90.000 = x – (1.400.000 + 792.000)90.000 = x – 2.192.000X = 2.192.000 + 90.000X = Rp 2.282.000,-Jadi harga jualnya Rp 2.282.000,-.

PENGEMBANGAN FORMULA BEP (BREAK EVEN POINT)BEP  >>>>> TR = TCDimana :TR =  Total RevenueTC = Total CostPengembangannya dengan membentuk persamaan linier sederhana dibawah ini :TR = TCTR – TC = 0Langkahnya adalah sbb :

1.       Menurunkan rumus TRTR = Harga per unit x Qty

2.       Menurunkan Rumus TCTC = VC + FCDimana :VC = Variabel Cost (Biaya Variabel)FC  = Fixed Cost (biaya Tetap)

TC = VC + TCTC = (Qty + Unit Variabel cost) + Fix Cost

3.       Membuat persamaan LinierTR – TC = 0(Harga per unit x Qty) – ((Qty + Unit Variabel cost) + Fix Cost) = 0, ATAU(Harga per unit x Qty) – (Qty + Unit Variabel cost) - + Fix Cost = 0Qty x (Harga per unit – Unit Variabel cost) = Fixed CostKeterangan :Q (Quantity ) adalah jumlah barang yang akan dijual, yang dalam perusahaan manufaktur tentunya diproduksi terlebih dahulu;R (Revenue ) adalah pendapatan, yang dalam perusahaan manufaktur biasanya didominasi oleh Sales, yang mana Sales (penjualan) adlah jumlah terjual (Qty x Unit produk yang terjual);Unit Price (harga per unit) adalah harga per unit dari barang yang akan dijual;VC (Variabel Cost) adalah cost yang timbul akibat diproduksinya suatu barang, artinya segala yang cost yang terjadi untuk memproduksi suatu barang. Seperti sebelumnya “Variabel Cost” akan berubah-ubah mengikuti jumlah produk yang akan diproduksi. Semakin banyak yang diproduksi semakin besar juga biaya variabelnya, begitu juga sebaliknya.

Page 5: Break Even Point

Jika kita lihat pada Laporan Laba Rugi , Variabel Cost akan tergolong ke dalam kelompok “Cost of Good Sales”, atau Harga pokok penjualan. Yang pada perusahaan manufaktur umumnya terdiri dari :

-          Bahan Baku (Raw Material);-          Bahan penolong ;-          Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) atau Direct Labour Cost-          BOP (Overhead Pabrik) yang biasanya terdiri dari penyusutan Gedung Pabrik,

Penyusutan Mesin yang menggunakan unit production output, Maintenance, Listrik, pengiriman dll

-          Unit Variabel Cost adlah besarnya variabel cost yang ditimbulkan untuk membuat satu unit produk tertentu, yang besarnya diperoleh dengan cara membagi total variabel cost (Variabel Cost) dengan jumlah product yang dibuat (Qty).

-          Fixed Cost adalah cost yang akan terjadi akibat penggunaan sumber daya tertentu yang penggunaannya tanpa dipengaruhi oleh banyak sedikitnya produk yang diproduksi.Misalnya adalah Biaya operasional seperti payroll dan biaya perlengkapan kantor, biaya sewa, dan biaya penyusutan dan amortisasi yang menggunakan metode garis lurus.

KETERBATASAN ANALISIS BREAL EVEN POINTBEP dapat dirasakan manfaatnya apabila titik BEP dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual adalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even.Dalam kenyataannya analisis ini agak sukar untuk diterapkan. Oleh sebab itu bagi analis perlu diketahui bahwa analisi BEP mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu :

a.       Fixed Cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu;b.       Variabel Cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan;c.       Sales Price per unit tidak berubah dalam periode tertentu;d.       Sales Mix adalah konstan.

Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, BEP akan bergeser atau berubah apabila :

1.       Perubahan, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi, dimana perubahan ini ditandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya, meskipun perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP akan bergeser keats atau sebaliknya;

2.       Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini akan menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biaya VC per unit akan menggeser BEP ke atas atau sebaliknya;

3.       Perubahan dalam Sales Price per unitPerubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR). Naiknya harga jual per unit pada level penjualan yang sama walaupun semua biaya adalah tetap, akan menggeser ke bawah atau sebaliknya;

4.       Terjadinya perubahan dalam sales mixApabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap. Apabila terjadiperubahan misalnya terjadi kenaikan 20% pada produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah.

Page 6: Break Even Point

Sumber : Laboratorium Pengembangan Akuntansi Gunadarma dan Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB

Semoga bermanfaat Cayoooo !!!!

The following JavaScript calculates the break-even point for a firm based on the information you provide. A firm's break-even point occurs when at a point where total revenue equals total costs.

Break-even analysis depends on the following variables:

1. Selling Price per Unit:The amount of money charged to the customer for each unit of a product or service.

2. Total Fixed Costs: The sum of all costs required to produce the first unit of a product. This amount does not vary as production increases or decreases, until new capital expenditures are needed.

3. Variable Unit Cost: Costs that vary directly with the production of one additional unit.

Total Variable Cost The product of expected unit sales and variable unit cost, i.e., expected unit sales times the variable unit cost.

4. Forecasted Net Profit: Total revenue minus total cost. Enter Zero (0) if you wish to find out the number of units that must be sold in order to produce a profit of zero (but will recover all associated costs)

Each of these variables is interdependent on the break-even point analysis. If any of the variables changes, the results may change.

Total Cost: The sum of the fixed cost and total variable cost for any given level of production, i.e., fixed cost plus total variable cost.

Total Revenue: The product of forecasted unit sales and unit price, i.e., forecasted unit sales times unit price.

Page 7: Break Even Point

Break-Even Point: Number of units that must be sold in order to produce a profit of zero (but will recover all associated costs). In other words, the break-even point is the point at which your product stops costing you money to produce and sell, and starts to generate a profit for your company.

One may use the JavaScript to solve some other associated managerial decision problems, such as:

setting price level and its sensitivity targeting the "best" values for the variable and fixed cost

combinations determining the financial attractiveness of different strategic

options for your company

The graphic method of analysis (below) helps you in understanding the concept of the break-even point. However, the break-even point is found faster and more accurately with the following formula:

Q = FC / (UP - VC)where:

Q = Break-even Point, i.e., Units of production (Q),

FC = Fixed Costs,

VC = Variable Costs per Unit

UP = Unit Price

Therefore,

Break-Even Point Q = Fixed Cost / (Unit Price - Variable Unit Cost)

You may like using the JavaScript for performing some sensitivity analysis on the above parameters to investigate their impacts on your decision-making.

Page 8: Break Even Point

BREAK EVEN POINT (BEP)Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana

perusahaan di dalam operasinya tidak  memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya  variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan. Analisa break even mempunyai hubungan yang sangat erat dengan program budget, walaupun analisa break even dapat diterapkan dengan data historis, tetapi akan sangat berguna bagi manajemen kalau diterapkan pada data taksiran periode yang akan datang.

Analisis Break even secara umum dapat  memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil keputusan mengenai hal-hal sebagai berikut:

a.       Jumlah penjualan minimalyang harus  dipertahankanagar perusahaan tidak mengalami kerugian.

b.      Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.c.       Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.d.     Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan

terhadap keuntungan yang diperoleh.Salah satu kelemahan dari BEP adalah bahwa hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual. Jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan. Jika dilihat di jaman sekarang ini bahwa perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya, mereka menciptakan banyak produk jadi hal ini sangat sulit. Ada satu asumsi lagi yaitu harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapa pun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum. Hal ini sulit ditemukan dalam kenyataan dan prakteknya.Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:

1.      Variabel Cost (biaya Variabel)Variabel cost  merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana  perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.

Page 9: Break Even Point

2.      Fixed Cost (biaya tetap)Fixed cost  merupakan jenis biaya yang selalu  tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.

3.      Semi Varibel CostSemi  variabel cost  merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya:  Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagisalesman ini tetap unutk range atau volume tertentu, dan naik pada level yang lebih tinggi.

Menentukan Tingkat Break Even Point (BEP) / Titik ImpasUntuk dapat menentukan tingkat break even, maka biaya yang terjadi harus dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Semakin besar hasil produksi, maka biaya tetap persatuan akan semakin kecil, sebaliknya semakin rendah hasil produksi maka biaya tetap persatuan akan semakin besar. Pemisahan biaya variabel dan biaya tetap dalam praktek biasanya bukan merupakan masalah yang mudah. Jenis biaya semi variabel atau semi tetap dalam analisa break even perlu dipisahkan lebih dahulu menjadi biaya variabel dan biaya tetap dengan menggunakan metode – metode tertentu. Perhitungan untuk menentukan luas operasi pada tingkat break even dapat dilakukan dengan menggunakan suatu rumus tertentu, tetapi untuk menggambarkan tingkat volume dengan labanya maka diperlukan grafik atau bagan break even. Secara mathematic tingkat break even dapat ditentukan dengan berbagai rumus. Dengan demikian tingkat break even dapat ditentukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan mathematis dan pendekatan grafis.

  Mathematical ApproachBEP dapat ditentukan atau dihitung berdasarkan formula tertentu, yaitu:

            BEP = Fixed Cost / (harga perunit – varibel cost perunit) (rumus 1)Fixed Cost BEP =                                                          = Rp.........(rumus 2)

            Sales price/unit1 –  variabel cost/unit Formulasi break even point yang dikembangkan:

Break even point adalah titik dimana perusahaan belum memperoleh keuntungan tetapi  juga tidak dalam kondisi rugi, maka Break Even Point dapat kita formulasikan secara  sederhana sebagai berikut:

BEP  ->  TR = TCTR = Total Revenue

            TC = Total CostUntuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dengan Sales, Cost, Volume, Profit termasuk waktunya, kita coba kembangkan formula sederhana di atas sehingga menjadi lebih flexible

Page 10: Break Even Point

dan bisa beradaptasi dengan situasi yang  berbeda-beda, yaitu dengan membentuk persamaan linear sederhana seperti dibawah ini:

TR = TCTR – TC = 0Karena TR adalah untuk “Total Revenue” maka TR dapat kita turunkan menjadi :TR = Unit Price x Qty

Sedangkan TC stand for “Total Cost”, yang  mana kita semua tahu bahwa dalam Cost Accounting, cost itu ada 2 macamnya, yaitu: “Variable Cost” dan “Fixed Cost”, maka turunan dari TC adalah:

TC = Variable Cost + Fixed CostDari formula di atas kita turunkan lagi menjadi:TC = [Qty x Unit Variable Cost] + Fixed Cost

Semua elemen yang ada sudah habis diturunkan, selanjutnya membuat persamaan linear secara penuh untuk kondisi “Break Even Point”:

TR - TC = 0[Qty x Unit Price] - [(Qty x Unit VC) + Fixed Cost] = 0, atau[Qty x Unit Price] - [Qty x Unit VC] - Fixed Cost = 0Qty x [Unit Price - Unit Variable Cost] = Fixed CostDeterminasi Elemen-Elemen Break Even Point

Setelah mempunyai formula, yang elemen-elemenya terdiri:  Revenue (R), Quantity  (Qty), Unit Price, Variable Cost, Unit Variable Cost, dan Fixed Cost. selanjutnya adalah mendeterminasi (menentukan) masing-masing elemen tersebut.Revenue (R): adalah pendapatan, yang dalam perusahaan manufactur biasanya  didominasi oleh Sales, yang mana Sales adalah jumlah terjual (Qty=Quantity) dikalikan  dengan unit price product yang akan terjual.Quantity (Qty): adalah jumlah barang yang akan dijual, yang dalam perusahaan manufaktur tentunya diproduksi terlebih dahulu.

Unit Price: adalah harga per unit dari barang yang akan dijual.Variable Cost: adalah cost yang timbul akibat diproduksinya suatu product (barang), artinya segala yang cost yang terjadi untuk memproduksi suatu barang. Seperti sebutannya “Variable Cost”, akan berubah-ubah mengikuti jumlah product yang akan diproduksi. Semakin banyak jumlah yang diproduksi semakin bedar juga variable costnya, begitu juga sebaliknya. Jika kita lihat pada Laporan Laba rugi nantinya, variable cost akan tergolong ke dalam kelompok “Cost  of Good Sales”, yang pada perusahaan  manufacur umumnya terdiri dari: Bahan Baku (Raw Material), Bahan Penolong, Cost  Tenaga Kerja Langsung (Direct labor Cost) dan Ovear Head Cost yang biasanya terdiri dari penyusutan Gedung Pabrik, Penyusutan Mesin (Machineries) yang menggunakan unit production output, Maintenance, Listrik  (electricity), Pengiriman (Delivery & Services), dll.Unit Variable Cost: adalah besarnya variable cost yang ditimbulkan untuk membuat satu unit produk tertentu, yang besarnya diperoleh dengan cara membagi total variable cost (Variable Cost) dengan jumlah product yang dibuat (qty).

Page 11: Break Even Point

Fixed Cost: adalah cost yang akan terjadi akibat penggunaan sumber daya tertentu yang penggunaannya tanpa dipengaruhi oleh banyak sedikitnya produk yang diproduksi.  Dengan kata lain: berapapun jumlah product yang dibuat, fixed cost yang akan dibuat, costnya relative sama, bahkan tidak berproduksi sekalipun cost ini  akan tetap terjadi. Seperti sebutannya, fixed cost sifatnya relative stabil, tidak dipengaruhi oleh production  output. Adapun jenis-jenis cost yang terjadi biasanya yang ada pada kelompok Biaya Operasional (Operating Expenses: Payroll, Office Supplies), Lease Hold (Hak Sewa), termasuk penyusutan-penyusutan dan amortisasi yang menggunakan metode garis lurus.

  Graphical ApproachDalam penentuan titik break even dapat pula dilakukan dengan grafik atau bagan, dengan grafik break even manajemen akan dapat mengetahui hubungan antara biaya, penjualan (volume penjualan) dan laba. Disamping itu dengan grafik break even manajemen dapat mengetahui besarnya biaya yang tergolong biaya tetap dan biaya variabel dan dengan grafik break even pula manajemen akan dapat mengetahui tingkat – tingkat penjualan yang masih menimbulkan kerugian dan tingkat – tingkat penjualan yang sudah menimbulkan laba atau besarnya rugi atau laba pada suatu tingkat penjualan tertentu. Secara grafis titik break even ditentukan oleh persilangan antara garis total revenue dan garis total cost.

Keterbatasan Analisis Break Even PointAnalisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini at dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual dalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even. Dalam kenyataan analisis ini agak sukar untuk diterapkan. Oleh sebab ini bagi analis perlu diketahui bahwa analisis break evenmempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu:

Page 12: Break Even Point

      Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu•   Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan.

      Sales price perunit tidak berubah dalam periode tertentu.      Sales mix adalah konstan

Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, BREAK EVEN POINT (BEP) akan bergeser atau berubah apabila:

1.       Perubahan FC, terjadi sebagai akibat  bertambahnya kapasitas produksi, dimana perubahan ini   ditandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya, meskipun perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP akan bergeser keatas atau sebaliknya.

2.    Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini akan menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biayaVC per unit akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya.

3.       Perubahan dalam sales price per unitPerubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR). Naiknya harga jual per unit pada level penjualan yang sama walaupun semua biaya adalah tetap, akan menggeser kebawah atau sebaliknya.

4.     Terjadinya perubahan dalam sales mixApabila suatu perusahaan memproduksi  lebih dari satu macam produk maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi  kenaikan 20% pada produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah.

Margin Of SafetyMargin of safety dalam hubungannya dengan analisis break  even yaitu untuk menentukan seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian.  Apabila hasil penjualan pada tingkat break even dihubungkan dengan penjualan yang dibudgetkan atau pada tingkat penjualan tertentu, maka akan diperoleh informasi tentang seberapa jauh volume penjualan boleh turun sehingga perusahaan tidak menderita rugi. Hubungan atau selisih antara penjualan yang dibudget atau tingkat penjualan tertentu dengan penjualan pada tingkat break even merupakan tingkat keamanan (margin of safety) bagi perusahaan dalam melakukan penurunan penjualan.Informasi tentang margin of safety ini dapat dinyatakan dalam ratio antara penjualan menurut budget dengan volume penjualan pada tingkat break even, atau dalam ratio dari selisih antara penjualan yang dibudgetkan dan penjualan pada tingkat break even dengan penjualan yang dibudgetkan itu sendiri, atau dengan rumus :M/S = (Budget sales – BEP)/ Budget salesBudget Sales adalah jumlah penjualan yang telah ditargetkan.Contoh Soal

Page 13: Break Even Point

1.       Misal suatu perusahaan yang memproduksi televisi, mempunyai data biaya dan pendapatan sebagai

berikut:

Biaya tetap perusahaan, pertahun Rp. 1.000.000.000,-

Biaya Produksi, untuk tiap unit televisi Rp. 500.000,-

Harga Jual, untuk tiap unit televisi Rp. 1.000.000,-

Misal x unit utk mencapai breakeven

1.000.000 (x) = 1.000.000.000 + 500.000 (x)

500.000 (x) = 1.000.000.000,-

x = 2000

Berarti perusahaan akan mencapai BEP setelah menjual sebanyak 2000 unit televisi

                  2.       Suatu perusahaan jasa perhotelan mempunyai data biaya dan pendapatan sebagai berikut:

Biaya tetap, per tahun Rp. 2.000.000.000,-

Biaya pelayanan,perkamar, perhari Rp. 50.000,-

Harga jual, perkamar, perhari Rp. 200.000,-

200.000 (x) = (2.000.000.000/365) + 50.000 (x)

150.000 (x) = 2.000.000.000/365

X = + 37 kamar 

Page 14: Break Even Point

Akibat Perubahan Berbagai FaktorSalah satu aspek yang penting dalam analisa break even bahwa adanya

perubahan dalam satu faktor atau lebih yang mempengaruhi analisa, dapat diadakan penilaian atau evaluasi. Aspek ini sangat penting bagi manajemen dalam proses penyusunan atau perencanaan budget, karena hal ini akan memungkinkan diadakan “testing” untuk menentukan akibat adanya perubahan berbagai factor atau mempertimbangkan berbagai alternatif.

Faktor – faktor yang dapat berubah dalam hubungannya dengan analisa break even antara lain biaya tetap, biaya variabel, harga jual maupun komposisi penjualan (sales mix). Perubahan salah satu faktor penentu break even atau faktor yang mengakibatkan perubahan tingkat break even, mungkin tidak mempengaruhi atau tidak mengakibatkan perubahan pada faktor – faktor yang lain, misalnya perubahan hanya terjadi pada jumlah biaya tetap sedangkan biaya variabel, harga jual, maupun volume penjualan tetap, tetapi kemungkinan bisa terjadi perubahan dalam salah satu faktor akan mengakibatkan perubahan pada faktor yang lain, misalnya perubahan harga jual bisa berakibat perubahan volume penjualan dan sebagainya. Perubahan – perubahan tersebut dapat secara langsung dimasukkan dalam rumus perhitungan break even sehingga diperoleh tingkat break even yang baru, maupun digambarkan dalam grafik break even.

a.       Perubahan Biaya TetapPerubahan jumlah biaya tetap akan mengakibatkan perubahan jumlah biaya secara keseluruhan pada berbagai tingkat penjualan akan berubah, dengan perubahan jumlah biaya maka besarnya penjualan pada tingkat break even akan berubah pula.

b.      Kenaikan Biaya VariabelDengan adanya kenaikan biaya variabel maka jumlah biaya juga akan berubah begitu pula besarnya penjualan pada tingkat break even juga akan berubah. Manajemen perusahaan dalam usahanya untuk meningkatkan penghasilan (penjualan) yang akhirnya diharapkan untuk menaikkan keuntungan dapat dilakukan dengan menaikkan harga jual. Tetapi harus diperhatikan dan perlu diadakan penelitian pasar akibat adanya kenaikan harga jual tersebut, sebab dengan adanya kenaikan harga jual dapat mengakibatkan penurunan volume penjualan yang akhirnya juga mengakibatkan perubahan besarnya break even.

c.       Perubahan Komposisi PenjualanAnalisa break even atau analisa biaya, volume dan laba yang diuraikan di muka selalu diterapkan untuk satu macam barang atau dengan anggapan bahwa perusahaan hanya memproduksi dan menjual satu macam barang atau secara total. Apabila perusahaan memproduksi atau menjual lebih dari satu macam barang, maka analisa break even dapat pula diterapkan untuk seluruh barang yang diproduksi atau dijual oleh perusahaan tersebut. Untuk maksud tersebut maka komposisi (perbandingan) antara barang – barang tersebut harus tetap sama baik dalam komposisi produksinya maupun penjualannya (product-mix dan sales-mix).

Page 15: Break Even Point

Break even dalam keseluruhan atau total tidak berarti bahwa masing – masing produk harus dalam keadaan break even. Kemungkinan terjadi suatu macam produk menderita rugi sedang produk yang lain memperoleh keuntungan, atau kemungkinan masing – masing produk tidak memperoleh laba ataupun menderita rugi. Apabila komposisinya berubah maka break evennya secara total akan berubah pula.

Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit.BEP amatlah penting kalau kita membuat usaha agar kita tidak mengalami kerugian, apa itu usaha jasa atau manufaktur, diantara manfaat BEP adalah1. alat perencanaan untuk hasilkan laba2. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.3 Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan4 Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengertiSetelah kita mengetahui betapa manfaatnya BEP dalam usaha yang kita rintis, kompenen yang berperan disini yaitu biaya, dimana biaya yang dimaksud adalah biaya variabel dan biaya tetap, dimana pada prakteknya untuk memisahkannya atau menentukan suatu biaya itu biaya variabel atau tetap bukanlah pekerjaan yang mudah, Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh kita untuk produksi ataupun tidak, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produksi jadi kalau tidak produksi maka tidak ada biaya iniSalah satu kelemahan dari BEP yang lain adalah Bahwa hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual. Jika lebih dari satu

Page 16: Break Even Point

macam maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan. Jika dilihat di jaman sekarang ini bahwa perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya mereka menciptakan banyak produk jadi sangat sulit dan ada satu asumsi lagiyaitu Harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapa pun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum. Hal ini demikian pun sulit ditemukan dalam kenyataan dan prakteknya.Bagaimana cara menghitungnya?Dalam menyusun perhitungan BEP, kita perlu menentukan dulu 3 elemen dari rumus BEP yaitu :1. Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha, perabotan, komputer dll. Biaya ini adalah biaya yang tetap kita harus keluarkan walaupun kita hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau tidak menjual sama sekali2. Variable cost (biaya variable) yaitu biaya yang timbul dari setiap unit penjualan contohnya setiap 1 unit terjual, kita perlu membayar komisi salesman, biaya antar, biaya kantong plastic, biaya nota penjualan3. Harga penjualan yaitu harga yang kita tentukan dijual kepada pembeliAdapun rumus untuk menghitung Break Even Point ada 2 yaitu :1. Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point :Total Fixed Cost__________________________________Harga jual per unit dikurangi variable costContoh :Fixed Cost suatu toko lampu : Rp.200,000,-Variable cost Rp.5,000 / unitHarga jual Rp. 10,000 / unitMaka BEP per unitnya adalahRp.200,000__________ = 40 units10,000 – 5,000Artinya perusahaan perlu menjual 40 unit lampu agar terjadi break even point. Pada pejualan unit ke 41, maka took itu mulai memperoleh keuntungan2. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP :Total Fixed Cost__________________________________ x Harga jual / unitHarga jual per unit dikurangi variable costDengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang

Page 17: Break Even Point

penjualan yang harus diterima agar terjadi BEP adalahRp.200,000__________ x Rp.10,000 = Rp.400,000,-10,000 – 5,000

ANALISIS BREAK EVEN POINT

Anlisis BEP dapat memberikan hasil yang memadai,apabila asumsi berikut terpenuhi :_ Perilaku penerimaan dan pengeluaran dilukiskan denganakurat dan bersifat sepanjang rentang yang relevan_ Biaya dapat dipisahkan antara biaya tetap dan biayavariabel_ Efisiensi dan produktivitas tidak berubah_ Harga jual tidak berubah_ Biaya- biaya tidak berubah_ Bauran penjualan akan konstan_ Tidak ada perbedaan yang signifikan antara persediaanawal dan persediaan akhirPendekatan dalam mengitung BEP_ Pendekatan Persamaan_ Pendekatan Marjin Kontribusi_ Pendekatan GrafikPendekatan persamaan_ Y=cx – bx – a_ Y = laba_ c = harga jual per unit_ x = jumlah produk_ b = biaya variabel satuan_ a =biaya tetap total_ cx = hasil penjualan_ bx = biaya variabel total_ X(BEP dalam unit) = a/(c-b)_ CX(BEP dalam unit) = ac/(c-b) = a/(1 – b/c)Biaya Tetap Vs Biaya VariabelDalam hubungannya dengan volume produksi :(1)Biaya VariabelKarakteristik :_ biaya berubah total sebanding perubahan tingkat aktivitas_ Biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan (biayasatuan konstan)Contoh dalam perusahan furniture_ Biaya perlengkapan_ Biaya bahan bakar

Page 18: Break Even Point

_ Biaya sumber tenaga_ Biaya perkakas kecil_ Asuransi aktiva tetap dan kewajiban_ Gaji satpam dan pesuruh pabriDalam hubungannya dengan volume produksi :(2)Biaya TetapKarakteristik :_ Totalitas tidak berubah terhadap perubahan tingkat aktivitas_ Biaya satuan berbanding terbalik terhadap perubahan volume kegiatanContoh dalam perusahan furniture_ Biaya penyusutan_ Gaji eksekutif_ Pajak bumi dan bangunan_ Amortisasi paten_ Biaya penerimaan barang_ Biaya komunikasi_ Upah lemburDengan metoda1. Pendekatan Persamaan2. Pendekatan Marjin Kontribusi3. Pendekatan GrafikPendekatan Margin Kontribusi_ Mengurangkan nilai penjualan total (total revenue =TR) dengan biayavariabel total (total Variabel cost = TVC)_ Mengurangkan harga jual per unit dengan biaya variabel per unit gunamenghitung margin kontribusi per unit.Pada Kasus CV. Donut KotakHarga Jual per unit Rp. 5.000Biaya variabel Per Unit Rp. 3.000Margin kontribusi Rp. 2.000BEP(unit) = (Biaya tetap Total : Margin kontribusi per unit)BEP(unit) = 7.500.000/2.000 = 3.750 unit_ BEP (rupiah)Terlebih dahulu harus dihitung Rasio Margin Kontribusi_ Harga penjualan per unit Rp. 5.000,- 100 %_ Biaya Variabel per unit Rp. 3.000,- 60 %_ Margin kontribusi Rp. 2.000,- 40 %Ratio margin kontribusi = 0,40BEP (rupiah)= (Biaya tetap Total : Rasio Margin kontribusi)= Rp. 7.500.000/0,40= Rp. 18.750.000,-