Analisis break even point

18
Kelompok 4 Yusuf, Khoer, Sugema, Syarifah, Nadia dan Izzah ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Transcript of Analisis break even point

Page 1: Analisis break even point

Kelompok 4Yusuf, Khoer, Sugema, Syarifah, Nadia dan Izzah

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Page 2: Analisis break even point

PendahuluanUntuk mencapai laba yang besar managemen dapat melakukan berbagai langkah:

1. Menekan biaya produksi maupun biaya operasi serendah mungkin dengan mempertahankan tingkat harga jual dan volume penjualan yang ada

2. Menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai dengan laba yang dikehendaki

3. Meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin

Page 3: Analisis break even point

Analisa break even mempunyai hubungan yang sangat erat dengan program budget, walaupun analisa break event dapat diterapkan dengan data historis, tetapi akan sangat berguna bagi manajemen kalau diterapkan dengan data taksiran periode yang akan datang.• Break event dapat diartikan suatu keadaan di mana

dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan=total biaya)

Page 4: Analisis break even point

Penentuan tingkat break even

Perhitungan untuk menentukan luas operasi pada tingkat Break Even dapat dilakukan dengan rumus tertentu, tetapi untuk menggambarkan tingkat volume dengan labanya maka diperlukan grafik atau bagan break even.

• tingkat break even dapat ditentukan dengan dua pendekatan, yaitu:

Pendekatan matematisPendekatan Grafik

Page 5: Analisis break even point

Pendekatan matematispendekatan matematis menggunakan rumus aijabar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (a) atas dasar unit dan (b) atas dasar nilai penjualan dalam rupiah.

Perhitungan BEP atas dasar unit dapat dilakukan dengan menggunakan rumus(1)

Dimana : P = harga jual per unitV = biaya variabel per unitFC = biaya tetapQ = jumlah unit/kuantitas produk yang dihasilkan dan dijual. Perhitungan break-even point atas dasar nilai penjualan dalam rupiah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus aljabar sebagai berikut: (2)dimana:FC = biaya tetapVC = biaya variabelP = harga jual per unit

Page 6: Analisis break even point

Penerapan sederhana sebagai contoh: suatu bisnis untuk memproduksi suatu produk membutuhkan biaya tetap Rp. 300.000,- dan membutuhkan biaya variable Rp. 40,- per unit serta produknya dijual dengan harga Rp. 100,- per unit. Dengan perhitungan matematis dapat kita hitung :

= 5000 unit = Rp. 500.000

Page 7: Analisis break even point

Pendekatan GrafikPendekatan grafik dilakukan dengan menggambarkan unsur-unsur biaya dan hasil ke dalam sebuah gambar grafik.

Dalam gambar tersebut akan terlihat garis-garis biaya tetap, biaya total yang menggambarkan jumlah biaya tetap dan biaya variabel, dan garis hasil penjualan. Besarnya volume produksi/penjualan dalam unit digambarkan pada sumbu horizontal (sumbu X) dan besarnya biaya dan penghasilan penjualan digambarkan pada sumbu vertikal (sumbu Y)

Page 8: Analisis break even point

Contoh lain, berikut diberikan ilustrasi atau gambaran dari perusahaan Clom Giriwil yang memproduksi barang “X” yang memiliki kapasitas produk 240.000 satuan, data budget untuk tahun 2013 adalah sebagai berikut :

Budget penjualan (200.000 satuan @ 250,-)…………………………………………………..

Rp. 50.000.000

Budget Biaya Tetap Variabel

Bahan langsung Rp.9000.0000

Tenaga Langsung Rp.10.000.000

Overhead pabrik Rp.7000.000 Rp.3000.000

Biaya administrasi Rp.6000.000 Rp.1000.000

Biaya distribusi Rp.5000.000 Rp.3000.000

Jumlah Rp.18.000.000 Rp.26.000.000

=Rp.44.000.000

Laba yang dibudgetkan

Rp.6000.000

Dengan menggunakan data pada perusahaan Clom Giriwil di atas, mka jumlah barang yang harus dijual agar perusahaan mencapai mencapai break even point adalah :

Rp 18.0000.000 = 150.000 satuanRp 250-Rp 130

Page 9: Analisis break even point

Budget Laba-Rugi dari perusahaan “Clom Giriwil” tersebut di atas dapat disederhanakan sebagai berikut:

Penjualan (200.000 @Rp 250,-) = Rp 50.000.000 = 100%Jumlah biaya variabel Rp 26.000.000 = 52%Marginal Income Rp 24.000.000 = 48%Total Biaya Tetap Rp 18.000.000 = 36%Laba Rp 6000.000 = 12%

Dari data tersebut dapat diketahui bahwaa. Setiap penjualan sebesar Rp.100 maka Rp 52 merupakan biaya variabel (hasil penjualan yang diserap oleh biaya variabel), jika perusahaan tidak berproduksi (berhenti), maka biaya variabel ini tidak akan timbul, 52 % adalah ratio antara biaya variabel dengan hasil penjualan yang disebut juga “Variabel Cost Ratio”. b. Setiap penjualan sebesar Rp 100 maka yang dapat digunakan untuk menutup biaya tetap sebesar Rp 48 atau 48% biaya tetap ini akan selalu timbul dalam jumlah yang tetap baik perusahaan berproduksi maupun tidak. 48% merupakan ratio antara margin dengan hasil penjualan yang disebut marginal income ratio atau P/V ratio yang memberikan informasi bahwa 48% dari penjualannya tersedia untuk menutup biaya tetap dan laba.

Dengan data pada perusahaan Clom Giriwil tersebut dapat ditentukan tingkat break evennya sebagai berikut:

Rp 18.000.000 atau Rp 18.000.000 = Rp 37.500.000 48% 1-52%

Page 10: Analisis break even point

MARGIN OF SAFETYSelisih antara penjualan yang dibudgetkan atau tingkat penjualan tertentu dengan penjualan pada tingkat break even merupakan tingkat keamanan (margin of safety) bagi perusahaan dalam melakukan penurunan penjualan.Rumusnya adalah 1. Penjualan per Budget x 100% Penjualan per Break Even 2. Penjualan per Budget-Penjualan per Break Even x 100% Penjuala n per Budget

Page 11: Analisis break even point

Dengan data Clom Giriwil maka kita dapat nyatakan sebagai berikut 1. Rp 50.000.000 x 100% = 133,33%

Rp 37.500.0002. Rp 50.000.000-Rp 37.500.000 x 100% = 25%

Rp 50.000.000

Hal ini menunjukan bahwa penjualan Clom Giriwil tidak boleh turun lebih dari 25% dari penjualan yang direncanakan, atau 33,33% dari tingkat penjualan break even yang telah ditentukan agar perusahaan tidak menderita rugi.

Margin of Safety penjualan tersebut kita nyatakan dalam hasip penjualan atau jumlah satuan penjualan untuk taun 2013 adalah :

1. 33,33% x Rp. 37.500.000 = Rp. 12.500.000 atau 50.000 satuan2. 25% x Rp 50.000.000 = Rp. 12.500.000 atau 50.000 satuan

Page 12: Analisis break even point

KENAIKAN BIAYA VARIABELDiasumsikan perusahaan Clom Giriwil mengalami kenaikkan biaya variabel sebesar 10%, maka dapat dihitung break even yang baru adalah= biaya tetap . 1- biaya variabel x 110% Penjualan = Rp 18.000.000 . 1- Rp 26.000.000 x 110% Rp 50.000.000= Rp 42.056.075 atau 168.225 satuan

Dalam satuan barag dapat ditentukan dengan rumus

= Jumlah biaya tetap . Marginal Income per Satuan= Rp 18.000.000 Rp 250- (Rp 130 x 110%)= Rp 18.000.000 x 1 satuan

Rp 107= 168.225 satuan

Page 13: Analisis break even point

ANALISIS BEP DAN KEPUTUSAN INVESTASI

Berikut adalah data perhitungan Laba-rugi Clom Giriwil Penjualan………………………………………………… Rp 1000.000Harga Pokok & biaya operasi:

Biaya Tetap………… Rp 306.000Biaya Variabel……… Rp 640.000

(Rp 946.000)Keuntungan Rp 54.000

Page 14: Analisis break even point

Jika investasi tambahan ini dilaksanakan, maka biaya tetapnya akan berubah dari 306.000 menjadi 414.000 per tahun, sedangkan biaya variabelnya tetap seperti semula yaitu 64% dari penjualan Tingkat BEP sebelum investasi adalahTBE = Rp 306.000 = Rp. 850.000 1- Rp 640.000

Rp 1000.000

Tingkat BEP setelah investasi adalahTBE = Rp 414.000 = Rp 1.150.000

1- Rp 640.000Rp 1000.000

Dengan adanya investasi maka harus dapat menaikkan penjualan menjadi Rp.1.150.000 dari sebelumnya Rp. 1000.000 sebelum perusahaan memperoleh keuntungan.

Page 15: Analisis break even point

Langkah kedua adalah menentukan tingka penjualan yang harus dicapai Clom Giriwil untuk memperoleh keuntungan tertentu atau minimal sama dengan keadaan sekarang yaitu Rp 54.000 TBE =Rp. 414.000+ Rp 54.000 =Rp 1.300.000

1- Rp. 640.000 Rp 1000.000

Jadi, untuk memperoleh laba yang diperoleh agar sama dengan yang saat ini, perusahaan harus mamu menjual produk sebesar Rp. 1.300.000

Page 16: Analisis break even point

ANALISIS BREAK EVEN DAN KEPUTUSAN MENUTUP USAHA

Kegunaan brek even bagi manajemen adalah salah satunya untuk pengambilan keputusan menutup usaha atau tidak

Shut Down point = Biaya tetap tunai(dalam satuan penjualan) marginal income per satuan Jika diketahui dari data Clom Giriwil fixed Cost Rp 18.000.000 yang Rp. 12.000.000 merupakan biaya tunai, maka penjualan minimal yang harus dilakukan agar dapat menutupi biaya tunai (shut down point) adalah

Rp 12.000.000 x 1 satuan = 100.000 satuanRp 250- Rp 130

Page 17: Analisis break even point

Untuk mengetahui jumlah rupiah penjualan dapat dilakukan dengan mengalikan jumlah satuan tersebut dengan harga jual per satuan (100.000 x Rp. 250= 25.000.000) atau dengan rumus Shut down point= biaya tetap tunai(dalam rupiah penjualan) 1- biaya variabel

Hasil penjualanSehingga jumlah rupiah penjualan adalah

Rp 12.000.000 = Rp 25.000.0001- Rp 26.000.000 Rp 50.000.000

Page 18: Analisis break even point

DO YOU HAVE ANY

QUESTIONS..?