Brawijaya University 201 2 METODE PENELITIAN SOSIAL...

21
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh 2012 Brawijaya University METODE PENELITIAN SOSIAL: Rancangan Penarikan Contoh (Sampling Design) Dr. Rini Dwiastuti Lab. Agriculrure Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University Email : [email protected] 1. DESKRIPSI MODUL 2. KEGIATAN BELAJAR 1: Tahapan Proses Penarikan Contoh 2.1. Tujuan kegiatan 1 2.2. Uraian Materi 1 2.3. Tugas kegiatan 1 3. KEGIATAN BELAJAR 2: Pendekatan Penarikan Contoh 3.1. Tujuan kegiatan 2 3.2. Uraian Materi 2 3.3. Tugas kegiatan 2 5. Rancangan Tugas Modul 5 6. Paktikum Kegiatan 7 - 8 1. Deskripsi Modul Modul ini mendeskripsikan tahapan proses penarikan contoh dengan salah satu tahapannya adalah menetapkan secara spesifik metode penarikan contoh serta menentukan ukuran contoh. Secara agak rinci, modul ini akan menguraikan beberapa metode penarikan ditinjau dari dua pendekatan; yaitu pendekatan non-probability dan probability. Dengan bantuan modul ini diharapkan mahasiswa mampu menelusur lebih jauh tentang rancangan penarikan contoh yang bersumber dari referensi lain. Disamping itu, secara individu mahasiswa mampu mengaplikasikan pada usulan penelitian tugas akhir. 2. Kegiatan Belajar 1: Tahapan dalam Proses Penarikan Contoh 2.1. Tujuan kegiatan pemelajaran 1 Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan dapat : Mengetahui dan memahami urutan kegiatan dalam proses penarikan contoh Mendefinisikan populasi dari proyek penelitian yang direncanakan Menetapkan kerangka contoh yang akan dipakai pada proyek penelitian yang direncanakan Menentukan besarnya contoh Menyusun prosedur penarikan contoh 1.2. Uraian materi pembelajaran 1 Beberapa istilah yang terkait dengan kegiatan penentuan contoh adalah: populasi dan kerangka contoh. Populasi adalah himpunan yang terdiri dari semua unit (item atau individual) yang menjadi perhatian (interes) dari suatu kajian. Kerangka contoh ialah daftar semua unit dalam populasi. Istilah sampling lebih mengarah pada proses penentuan atau penetapan metode dan jumlah contoh. 5

Transcript of Brawijaya University 201 2 METODE PENELITIAN SOSIAL...

  • Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh 2012 Brawijaya University

    METODE PENELITIAN SOSIAL:

    Rancangan Penarikan Contoh (Sampling Design)

    Dr. Rini Dwiastuti

    Lab. Agriculrure Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

    Email : [email protected]

    1. DESKRIPSI MODUL

    2. KEGIATAN BELAJAR 1: Tahapan Proses Penarikan Contoh

    2.1. Tujuan kegiatan 1 2.2. Uraian Materi 1 2.3. Tugas kegiatan 1

    3. KEGIATAN BELAJAR 2: Pendekatan Penarikan Contoh

    3.1. Tujuan kegiatan 2 3.2. Uraian Materi 2 3.3. Tugas kegiatan 2 5. Rancangan Tugas Modul 5 6. Paktikum Kegiatan 7 - 8

    1. Deskripsi Modul Modul ini mendeskripsikan tahapan proses penarikan contoh dengan salah satu

    tahapannya adalah menetapkan secara spesifik metode penarikan contoh serta

    menentukan ukuran contoh. Secara agak rinci, modul ini akan menguraikan beberapa

    metode penarikan ditinjau dari dua pendekatan; yaitu pendekatan non-probability dan

    probability. Dengan bantuan modul ini diharapkan mahasiswa mampu menelusur lebih

    jauh tentang rancangan penarikan contoh yang bersumber dari referensi lain. Disamping

    itu, secara individu mahasiswa mampu mengaplikasikan pada usulan penelitian tugas

    akhir.

    2. Kegiatan Belajar 1: Tahapan dalam Proses

    Penarikan Contoh

    2.1. Tujuan kegiatan pemelajaran 1

    Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan dapat :

    Mengetahui dan memahami urutan kegiatan dalam proses penarikan contoh Mendefinisikan populasi dari proyek penelitian yang direncanakan Menetapkan kerangka contoh yang akan dipakai pada proyek penelitian yang

    direncanakan

    Menentukan besarnya contoh Menyusun prosedur penarikan contoh

    1.2. Uraian materi pembelajaran 1 Beberapa istilah yang terkait dengan kegiatan penentuan contoh adalah: populasi dan

    kerangka contoh. Populasi adalah himpunan yang terdiri dari semua unit (item atau

    individual) yang menjadi perhatian (interes) dari suatu kajian. Kerangka contoh ialah daftar

    semua unit dalam populasi. Istilah sampling lebih mengarah pada proses penentuan atau

    penetapan metode dan jumlah contoh.

    5

  • Page 2 of 21 Modul 5

    Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh 2012 Brawijaya University

    Dalam pemilihan suatu topik, hendaknya peneliti melihat apakah topik tersebut pada saat ini masih relevan Dalam kegiatan survei terdapat dua populasi yang dipertimbangkan (Parel et al., 1973); yaitu populasi sasaran

    (the target population) dan populasi sampling (the sampling population). Populasi sasaran adalah populasi yang

    mewakili informasi yang diinginkan. Sedangkan populasi sampling ialah populasi dari suatu yang akibat dari

    kerangka contoh. Contoh (sample) yang representatif dapat menggambarkan populasi; sebaliknya gambaran

    populasi tidak akurat bila sample yang digunakan bias (Maylor dan Blackmon, 2005).

    Dalam Tulls (1993) dijelaskan terdapat tujuh tahapan dalam proses penentuan contoh. Adapun tahapan

    tersebut dapat diikuti dalam tabel berikut:

    Tabel 5.1. Tahapan Dalam Proses Penentuan Contoh

    No. Tahapan Deskripsi

    1 Mendifinisikan Populasi (Define The

    Population)

    Populasi yang didefinisikan dalam

    bentuk: (a) unsur atau elemen, (b)

    unit, (c) tingkatan, dan (d) waktu

    2 Menetapkan Secara Spesifik Kerangka

    Contoh (Specify Sampling Frame)

    Mendapatkan atau menyusun daftar

    dari elemen atau unit populasi

    3 Menetapkan Secara Spesifik Unit

    Contoh (Specify Sampling Unit)

    Menetapkan siapa yang menjadi unit

    contoh secara spesifik.

    4 Menetapkan Secara Spesifik Metode

    Penarikan Contoh (Specify sampling

    methode)

    Menetapkan metode rancangan

    penarikan contoh yang dipilih

    5 Menentukan Ukuran Contoh

    (Determine sample size)

    Menentukan jumlah elemen populasi

    yang dijadikan contoh

    6 Menetapkan Secara Spesifik Rencana

    Pemarikan Contoh (Specify sampling

    plan)

    Menetapkan prosedur operasional

    untuk menseleksi unit sample

    (contoh) yang terpilih

    7 Pemilihan Contoh (Select The Sample) Melaksanakan penarikan contoh

    Sumber: Tulls (1993)

    Pada tahap pertama adalah mendifisikan populasi. Secara lengkap, suatu populasi harus didefinisikan dalam bentuk unsurnya (element), unit penarikan contoh, cakupan (extent) dan waktu (time). Pada kegiatan survei agen

    pembelian, Tulls dan Hawkin (1993) menetapkan populasi dengan pengertian sebagai berikut:

    (element) agen pembelian

    (sampling unit) perusahaan atau agensi pemerintah

    (extent) pembeli produk kami

    (time) dalam tiga tahun terakhir

    Sehingga populasi pada kegiatan survei agen pembelian tersebut didefinisikan sebagai keseluruhan agen pembelian

    baik perusahaan maupun agen pemerintah yang telah membeli produk kami dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

    Penetapan kerangka contoh secara spesifik merupakan tahap kedua dalam proses penentuan contoh dalam suatu penelitian. Kerangka contoh merupakan alat yang mewakili elemen populasi. Jika pendekatan probabilitas

    yang dipilih, maka kerangka contoh harus tersedia. Sedangkan pada pendekatan non-probability tidak diperlukan

    kerangka contoh (Tulls dan Hawkin, 1993). Pada penelitian pemasaran dapat menggunakan daftar telepon dan

    daftar yang lain. Peta dapat juga dipergunakan sebagai kerangka contoh untuk menentukan contoh wilayah.

    Yang menjadi masalah adalah apabila kerangka contoh tidak tersedia di lapangan, misalnya daftar nama petani

  • Page 3 of 21 Modul 5

    Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh 2012 Brawijaya University

    apel organik. Pada kondisi tersebut peneliti harus menyusun sendiri dengan bantuan perangkat/pamong atau

    petugas lapang desa atau dusun setempat.

    Kerangka contoh yang sempurna adalah daftar yang memuat setiap elemen populasi mewakili sekali (Tulls dan

    Hawkin, 1993). Sedangkan, menurut Mantra dan Kasto (1995) syarat kerangka contoh yang baik adalah: (a) harus

    meliputi seluruh elemen populasi (tidak ada satu unsurpun yang tertinggal), (b) tidak ada elemen populasi yang

    dihitung dua kali, (c) harus up to date, (d) Batas-batasnya harus jelas (misalnya batas wilayah, rumahtangga siapa

    yang menjadi anggota rumahtangga), (e) harus dapat dilacak di lapangan; hendaknya tidak terdapat beberapa desa

    dengan nama yang sama. Sementara itu, kondisi di lapangan menunjukkan bahwa pada masa transisi, seorang petani

    yang mempunyai lahan lebih dari satu lokasi bisa menamam apel organik dan non-organik Pada kondisi ini peneliti

    harus menetapkan secara tegas siapa yang menjadi populasi.

    Pada tahap ketiga dalam proses penentuan contoh adalah menetapkan secara spesifik unit contoh. Dalam Tulls

    dan Hawkin (1993) diuraikan bahwa unit penarikan contoh (sampling unit) adalah unit dasar yang berisi elemen

    populasi yang menjadi contoh. Lebih lanjut dikemukanan bahwa Sampling unit bisa identik dengan unit yang diteliti,

    dan bisa berbeda. Sebagai contoh bahwa sampling unit identik dengan unit yang diteliti adalah kerangka contoh

    dengan elemen populasi penduduk laki-laki berumur 13 tahun. Dengan demikian penduduk dengan karakteristik

    tersebut sebagai sampling unit dan sekaligus sebagai unit yang akan diteliti. Apabila rumahtangga sampling unit dan

    seorang peneliti menginginkan unit yang diteliti adalah anggota rumahtangga laki-laki yang berumur 13 tahun, maka

    sampling unit tidak dapat dijadikan unit yang diteliti secara langsung; Dalam Mantra dan Kasto (1995) dicontohkan

    bahwa rumahtangga petani merupakan sampling unit dan anggota rumahtangga yang bekerja sebagai petani sebagai

    unit yang diteliti.

    Pada tahap keempat ialah memilih metode penarikan contoh. Metode penarikan contoh adalah suatu cara

    memilih unit contoh (sample units). Menurut Tulls dan Hawkin (1993) terdapat lima dasar yang harus dipertim-

    bangkan dalam memutuskan atau menetapkan metode penarikan contoh, yaitu:

    probability versus nonprobability

    single unit versus cluster of unit

    unstratified versus stratified

    equal unit probability versus unequal unit probability

    single stage versus multistage

    Deskripsi lebih lanjut dari kelima hal tersebut akan disajikan pada uraian pembelajaran 2. Sedangkan tahap kelima

    dalam proses penentuan contoh adalah penetapan ukuran contoh. Uraian tentang hal ini akan disajikan pada

    pembelajaran 3.

    Contoh aplikasi tahapan penarikan contoh yang dilakukan oleh agen penelitian Elrick dan Lavidge disajikan pada

    Paparan 5.1.

    Paparan 5.1.

    Agen penelitian Elrick dan Lavidge telah melakukan wawancara pada pengunjung mall sebanyak

    250 wanita dewasa (berumur 18 tahun ke atas). Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi

    tentang preferensi yang menyangkut alternatif formulasi produk makanan baru.

    Salah satu metode pengumpulan data yang sering dilakukan adalah mewawancarai responden

    contoh di pusat perbelanjaan. Cara tersebut secara relatif tidak mahal dan memberikan kesempatan

    untuk mempro-mosikan produk baru yang sekaligus dapat memberikan tester.

    Dalam proses penarikan contoh lembaga penelitian tersebut menekan bias yang ditimbulkan dari

    kondisi umum yang terjadi. Diantaranya kom-posisi demografi pengunjung, waktu puncak dan sepi

    kunjungan, serta keragaman tujuan kunjungan.

  • Page 4 of 21 Modul 5

    Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh 2012 Brawijaya University

    2.3. Tugas kegiatan belajar 1

    Secara individu mahasiswa diminta untuk:

    1. Mendefinisikan apa atau siapa yang menjadi populasi (Define The Population) dari rencana penelitian skripsi

    yang telah disusun.

    2. Menetapkan Secara Spesifik Kerangka Contoh (Specify Sampling Frame)

    3. Menetapkan Secara Spesifik Unit Contoh (Specify Sampling Unit)

    4. Memberikan penjelasan apakah dalam data akan dikumpulkan dari contoh (sample) atau populasi?

    Paparan 5.1. (lanjutan)

    Situasi penarikan contoh dapat diringkas sebagai berikut:

    1. Mendefinisikan populasi (element) wanita berumur 18 tahun atau lebih tua

    (sampling unit) suatu mall perbelanjaan

    (extent) daerah pinggiran Chicago

    (time) selama waktu survey, hari atau jam

    2. Kerangka penarikan contoh spesifik

    lokasi didalammall, titik tertentu pada masing-masing lokasi

    3. Unit penarikan contoh Wanita berumur 18 tahun atau lebih

    4. Metode penarikan contoh spesifik

    Metode multistage: (1) memilih mall perbelanjaan, (2) memilih

    contoh di lokasi dalam mall,(3) memilih waktu (hari atau jam)

    tertentu, (4) memilih quota (jatah) contoh dari wanita yang berada di

    lokasi dan waktu yang telah ditetapkan.

    5. Menetapkan ukuran contoh 250 wanita

    6. Rencana penarikan contoh secara spesifik

    Menggunakan fasilitas interview yang dimiliki lembaga penelitian

    yang berada di shopping mall, dipilih wanita yang melewati di titik (yg

    telah dirancang) selama kurun waktu tertentu (jam telah dirancang),

    pada hari yang telah ditentukan sampai dengan kuota (jatah)

    terpenuhi

    7. Pemilihan contoh Menetapkan apakah wanita yang dipilih pada rencana nomor (6)

    memenuhi syarat yang diperlukan atau tidak hingga didapatkan batas

    jatah yang diperlukan

  • Page 5 of 21 Modul 5

    Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh 2012 Brawijaya University

    3. Kegiatan Belajar 2: Pendekatan Penarikan Contoh

    3.1. Tujuan kegiatan pembelajaran 2

    Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan dapat :

    mendefinisikan jenis-jenis rancangan penarikan contoh mengidentifikasi karakteristik jenis rancangan penarikan contoh menghitung jumlah contoh (sample) memilih jenis rancangan penarikan contoh yang sesuai

    3.2. Uraian materi pembelajaran 2

    Mantra dan Kastro (1995) dalam Singarimbun dan Handayani (1995) menyatakan bahwa suatu metode

    penetapan contoh (sample) yang ideal apabila mempunyai sifat: (1) menghasilkan deskripsi populasi yang

    diteliti yang bisa dipercaya, (2) menghasilkan presisi yang tinggi, (3) sederhana (mudah diaplikasikan), dan (4)

    memberikan informasi (keterangan) yang banyak dengan biaya yang minimum. Adapun yang dimaksud

    dengan presisi adalah tingkat ketepatan antara hasil yang diperoleh dari contoh apabila dibandingkan dengan

    hasil yang diperoleh dari populasi.

    Menurut Henry (1990), pendekatan penarikan contoh (sample) dibedakan menjadi dua kategori besar,

    yaitu penarikan contoh:

    1. non-probabilitas (non-probability sampling) 2. probabilitas (probability sampling) Dalam pendekatan penarikan contoh probabilitas, setiap anggota populasi mempunyai kemungkinan yang

    sama serta diambil secara acak (random) dari populasi yang dijamin bebas dari pertimbangan subyektif

    (Henry, 1990; Maylor dan Blackmon, 2005). Sementara itu, pada pendekatan penarikan contoh non-

    probabilitas, contoh dipilih berdasarkan pertimbangan peneliti untuk mencapai tujuan penelitian; unit

    populasi yang dipilih ditentukan secara sistematis atau sengaja. Contoh non-probabilitas adalah alat yang

    digunakan dalam kondisi tertentu. Beberapa jenis rancangan penarikan contoh berdasarkan pendekatan

    tersebut disajikan pada Tabel 5.2.

    Tabel 5.2. Rancangan Contoh Menurut Pendekatan

    Pendekatan (Approach) Rancangan Contoh (Sampling Design)

    A. Non-Probability 1. Conveniences sampling 2. Most similar/most dissimilar sampling 3. Typical case sampling 4. Critical case sampling 5. Snowball sampling 6. Quota sampling 7. Volunteer sampling 8. Reliance on Available subject sampling

    B. Probability 1. Simple random sampling 2. Systematic sampling 3. Stratified sampling 4. Cluster sampling 5. Multistage Cluster sampling 6. Probability Proportionate to Size (PPS) sampling 7. Weighting for disproportionate sampling

  • Page 6 of 21 Modul 5

    Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh 2012 Brawijaya University

    Sumber: Babbie (2007), Baker (1988), Henry (1990), Maylor & Blackmon. (2005), Tull & Hawkins (1993)

    1. Non-Probability Approach

    Contoh non-probabilitas adalah suatu pendekatan penarikan contoh yang mempunyai perbedaan sifat

    bahwa pertimbangan subyektif memainkan peran dalam pemelihan contoh. Pertimbangan subyektif yang

    digunakan untuk menentukan unit populasi yang mengandung contoh. Metode pemilihan untuk contoh

    non-probabilitas berlawanan dengan contoh probabilitas yang dipilih dengan mekanisme acak (random) yang

    dijamin bebas dari pertimbangan subyektif. Deskripsi singkat non-probabilitas pada Tabel 5.3.

    Tabel 5.3. Rancangan contoh pendekatan non-probabilitas

    Tipe Contoh Strategi Pemilihan

    Conveniences sample Pemilihan kasus didasarkan pada ketersediaannya untuk dikaji

    Most similar/most

    dissimilar sample

    Pemilihan kasus yang dipertimbangkan untuk mewakili kondisi

    yang serupa atau kondisi yang sangat berbeda.

    Typical case sample Pemilihan kasus yang diketahui sebelumnya bermanfaat dan

    tidak ekstrim

    Critical case sample Pemilihan kasus kunci atau yang bersifat mendasar dari

    keseluruhan perhatian kunci untuk kajian

    Snowball sample Penambahan anggota yang masuk dalam contoh dari suatu

    identitas kelompok

    Quota sample Pencacah memilih contoh yang menghasilkan proporsi (bagian )

    yang sama seperti proporsi populasi pada identifikasi variable

    secara mudah

    Sumber: Babbie (2007), Baker (1988), Henry (1990), Maylor & Blackmon. (2005), Tull & Hawkins (1993)

    a. Conveniences sample

    Merupakan suatu rancangan pemilihan contoh yang didasarkan pada suatu kelompok individu yang

    siap untuk berpartisipasi dalam suatu kajian. Rancangan pemilihan contoh ini lebih cocok untuk observasi

    atau pengumpulan data yang bersifat eksperimen. Kelompok individu yang berpartisipasi dalam suatu kajian

    dipilah menjadi dua kelompok kecil secara acak (random assignment), yakni menjadi sub-kelompok yang

    mendapatkan perlakuan (treatment) dan sub-kelompok yang tidak mendapat perlakuan sebagai kelompok

    kontrol.

    b. Most similar/most dissimilar sample

    Rancangan pemilihan contoh ini seringkali digunakan untuk penelitian yang mendeskripsikan

    perbandingan dampak suatu kebijakan dan pendekatan studi kasus untuk kajian kebijakan. Himpunan unit

    sample yang mendapatkan dampak positif yang hampir mirip dari suatu pelaksanaan kebijakan dibedakan

    dengan himpunan unit sample yang mendapatkan dampak negatif.

    c. Typical case sample

    Contoh non-probalitas yang seringkali dipilih ketika terdapat keterbatasan yang sangat besar pada

    waktu dan sumberdaya . Penunjukan contoh (sample) karena pertimbangan kondisi tertentu dan kasus yang

    terjadi bersifat umum dan normal. Pada rancangan ini diperlukan persyaratan bahwa pertimbangan dan

    pengetahuan peneliti terhadap populasi sangat penting, agar rancangan penarikan sample dapat dipercaya.

    (Kasus khusus)

    d. Critical case sample

    Rancangan ini hampir mirip dengan typical case sample, namun dalam critical case sampling peneliti

  • Page 7 of 21 Modul 5

    Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh 2012 Brawijaya University

    memilih kasus khusus yang kritis dengan logis atau berdasarkan pengalaman sebelumnya.

    e. Snowball sample

    Rancangan penarikan sample yang menyandarkan pada anggota kelompok yang teridentifikasi

    sebelumnya untuk mengidentifikasi anggota lain dari populasi. Rancangan ini berguna ketika daftar populasi

    tidak tersedia dan tidak dapat dikumpulkan oleh peneliti.

    f. Quota sampling

    Quota sampling membagi kelompok populasi yang dikaji menjadi dua sub-kelompok, misalnya sub-

    kelompok pria dan wanita atau kelompok etnis satu dengan yang lain. Sample ditentukan berdasarkan pada

    bagian sub-kelompok dan wawancara ditujukan pada sejumlah unit anggota sub-kelompok yang dipilih oleh

    pencacah. Quota sample hampir mirip dengan rancangan penarikan contoh bersetrata, namun berbeda

    dalam hal-hal yang penting tertentu. Quota sampling memperkenankan keleluasaaan pada pencacah dalam

    memilih individu sebagai sample. Pencacah diberi instruksi secara eksplisit tentang karakteristik individu yang

    diharapkan diwawancarai.

    2. Probabilitas (Probability Sampling)

    Beberapa metode penarikan atau pengambilan contoh (sample) yang termasuk dalam klasifikasi

    pendekatan probalilitas adalah: (a) acak sederhana (simple random sampling), (b) sistematis (systematic

    sampling), (c) acak distratifikasi (stratified random sampling), (d) gugus sederhana (simple cluster sampling),

    (e) gugus bertahap (multistage sampling); dan (f) sampel wilayah (area sampling). Deskripsi, kelebihan,

    kelemahan, dan persyaratan dari beberapa metode tersebut disajikan pada Tabel 5.4. Untuk memberikan

    gambaran perbedaan dari penarikan contoh metode acak sederhana, sistematik dan terstratifikasi, Maylor

    dan Blackmon (2005) mengilustrasikan sebagai-mana yang terdapat pada Gambar 5.1.

    Penarikan contoh dilakukan dari kerangka contoh (sampling frame) yag merupakan daftar elemen atau

    unit populasi (lihat Tabel 5.1). Kerangka contoh sering kali tidak tersedia di lapangan; dengan demikian maka

    peneliti harus menyusunnya dengan menetapkan secara spesifik unit contoh.

    Dalam menetapkan ukuran atau jumlah contoh pada pendekatan probabilitas, terdapat beberapa

    pertimbangan; yakni (a) keragaman, (b) teknis analisis yang akan digunakan, (c) sebaran lokasi, dan (d)

    kendala biaya dan waktu. Semakin beragam karakteristik spesifik dari suatu populasi, maka semakin banyak

    jumlah contoh yang diperlukan. Keragaman karakteristik spesifik misalnya adalah luas penguasaan lahan,

    tingkat pendapatan, jenis lahan yang dikelola dan masih banyak yang lain.

    Jumlah atau besarnya contoh juga dipengaruhi oleh teknik analisis yang dipergunakan. Dalam statistik

    dikenal analisis statistic deskripsi (dengan bantuan tabel silang) dan statistic inferensia (korelasi dan regresi).

    Pada analisis tabel silang dikenal analisis univariate (variable tunggal), bivariate (dua variabel) dan multi

    variate (multi variabel). Klasifikasi dalam setiap variabel mempengaruhi banyaknya sel dalam tabel analisis.

    Semakin banyak variable yang dipertimbangkan dalam tabel analisis, maka semakin banyak sel yang tersedia

    untuk diisi unit pengamatan. Jumlah unit pengamatan yang dikehendaki dalam setiap sel selanjutnya akan

    mempengaruhi jumlah contoh. Sebagai contoh pada teknis analisis bivariate yang mempertimbangkan

    status ketahanan pangan (empat klasifikasi: rawan pangan, kurang pangan, rentan pangan dan tahan

    pangan) serta akses informasi (tiga klasifikasi: buruk, kurang baik dan baik). Apabila setiap sel dalam table

    silang dikehendaki lima unit pengamatan, maka besarnya contoh yang diambil harus 5 kasus x 12 sel (4

    klasifikasi status ketahanan pangan dan 3 klasifikasi akses informasi); yakni sebesar 60 contoh atau unit

    pengamatan. Semenatara itu, pada analisis statistik inferensia dari data interval atau rasio diperlukan

    persyaratan menyebar normal. Sehingga pada analisis regresi berganda diperlukan besarnya contoh yang

    mempertimbangkan sebaran normal, derajad bebas (degrees of freedom) dan tingkat kepercayaan (derajad

    signifinkansi). Menurut terminologi statistik, sebaran normal bisa dicapai bila jumlah contoh lebih besar dari

  • Page 8 of 21 Modul 5

    Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh 2012 Brawijaya University

    30 unit pengamatan. Sedangkan derajad bebas mengikuti rumus (n k 1); dimana n adalah jumlah

    pengamatan (contoh), k adalah jumlah variabel eksplanatory Penentuan besarnya atau jumlah contoh

    disajikan pada Tabel 5.5.

    Apabila cakupan wilayah penelitian relatif luas, maka anggota populasi yang diamati tersebar menurut

    dimensi ruang; sehingga jumlah contoh yang diperlukan untuk mewakili populasi relatif lebih besar.

    Simple random sample Systematic sample

    Subset 1

    Subset 1

    Subset 2

    Subset 2

    Subset 3

    Subset 3

    Stratified sample Stratified sample

    Gambar 5.1. Ilustrasi pendekatan rancangan contoh probobilitas (diadaptasi dari Maylor

    dan Blackmon, 2005)

  • Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh 2012 Brawijaya University

    Tabel 5.4. Deskripsi Rancangan Contoh (sampling design) Pada Pendekatan Rancangan Contoh (sampling design) Pendekatan Probability

    Sample design Deskripsi Keuntungan Kerugian Kapan Digunakan

    Random Sampling Sampel acak sederhana dimana

    setiap unit penelitian dari populasi

    mempunyai kesempatan yg sama

    untuk dipilih sebagai sampel

    Metode ini sederhana dan mudah

    dilakukan

    (1) sampel yang dipilih tersebar luas

    sehingga biaya trans-portasinya

    tinggi,

    (2) Dibutuhkan ke-rangka/daftar dari

    populasi,

    (3) sampel yang dipilih mung-kin bukan

    merupakan tipe dari populasi

    (1) Jika populasi tidak tersebar luas

    (2) Jika populasi lebih atau paling

    sedikit homogen dengan

    karakter istik yang diteliti

    Systematic

    sampling

    Suatu metode pengambilan

    sampel, dimana unsur pertamanya

    dipilh secara acak sedangkan

    unsur selanjut-nya secara

    sistematis menurut pola tertentu.

    Populasinya besar dan homogen

    (1) penggambaran sample mudah,

    (2) mudah dalam mengadministra-

    sikannya dilapangan

    (3) sebaran sampel lebih besar dari

    populasi,

    (4) lebih tepat dari random

    sampling

    (1) kerangka / daftar populasi

    diperlukan

    (1) jika penataan dari populasi

    merupakan prinsip random

    (2) jika terdapat ciri-ciri stratifikasi

    dalam populasi

    (3) ketika stratifikasi dengan

    banyak data digunakan

    Stratified sampling Masing-masing unit dari populasi

    disusun ke dalam grup/strata

    kemudian dipilh secara acak dari

    masing-masing strata. Populasinya

    heterogen

    (1) stratifikasi dapat memberikan

    tambahan dalam ketepatan

    estimasi dari karateristik

    populasi

    (2) lebih tepat secara administratif

    (1) daftar populasi dari setiap strata di-

    perlukan. (2) biaya transportasi tinggi,

    khususnya bila populasi mencakup

    wilayah yang luas

    (1) jika populasi seperti itu penye-

    baran karakteristik menjadi

    sangat jarang atau menumpuk

    dalam kelompok kecil,

    (2) jika ketepatan estimasi adalah

    keinginan dari beberapa

    populasi

    Cluster sampling Suatu metode dimana tidak

    tersedia kerangka sample,

    masing-masing unit dari populasi

    disusun kedalam grup/cluster

    kemudian cluster dipilih secara

    acak. Anggota dari cluster

    merupakan unir sample

    (1) daftar dari suatu populasi tidak

    dibutuhkan

    (2) daftar biaya berkurang

    (3) biaya transportasi berkurang

    (1) biaya dan masalah analisis statistik

    adalah yang terbesar

    (2) sulitnya prosedur estimasi

    (1)peng-clusteran biasa digunakan

    dari pada seleksi individu

    dimana biaya terendah per

    elemen lebih dari kompen-sasi

    atas kerugian.

    (2) jika populasi dapat dikelompok-

    kan dalam cluster ketika unit

    populasi individu diketahui

    berbeda dari karak-teristik yang

    di-pelajari.

    Multistage

    sampling

    Beberapa cluster dipilh menjadi

    sample cluster kemudian unit

    sample dipilh dari unit cluster

    dengan simple random. Clustering

    dapat dilakukan lebih dari satu

    tahap.

    (1) biaya transportasi berkurang

    (2) berkurangnya biaya pendataan

    (1) prosedur estimasi sulit, khususnya

    pada tahapan pertama nit-unitnya

    tidak sama besar. (2) prosedur

    sampling membutuhkan

    perencanaan se-belum seleksi

    dilakukan

    (1) jika tidak tersedia daftar

    populasi, (2) jika populasi

    mencakup wilayah yang luas

  • Page 10 of 21 Modul 5

    Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh 2012 Brawijaya University

    Tabel 5.5. Penentuan besarnya contoh (sample size)

    Sample Design RUMUS Kapan digunakan Keterangan Simbol

    Random sampling

    n = 222

    22

    sZNdsNZ

    + ......... (a)

    n = )1(

    )1(22

    2

    ppZNd

    ppNZ

    +

    .......... (b)

    N = jumlah keseluruhan dari unit sample dalam populasi

    d = maksimum error yang dapat diterima

    Z = variabel normal menggunakan tabel Z

    p = estimasi proporsi

    s = variance sample

    Stratified

    sampling

    n = 22

    22

    22

    hh

    hh

    sNz

    dN

    sNL

    +

    Alokasi sample size dalam strata :

    L

    nnh = ............. Equal

    (1) Ketika hN dalam L strata kurang lebih sama

    (2) Ketika sh2

    dan hc tidak bervariasi dari strata ke strata

    (3) Ketika sh2

    atau hc pada awalnya tidak diketahui

    L = the number strata

    hN =jumlah keseluruhan dari unit sample dalam populasi

    sh2

    = variance strata

    hc = biaya per sam-pling unit

    n = 22

    22

    2

    hh

    hh

    sNz

    dN

    sNN

    +

    Alokasi sample size dalam strata :

    nN

    Nn hh .= ........... Proportional

    (1) Ketika hN ber-variasi dari strata ke strata

  • Page 11 of 21 Modul 5

    Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh 2012 Brawijaya University

    Sample Design RUMUS Kapan digunakan Keterangan Simbol

    n =

    ( )2

    2

    22

    2

    hh

    hh

    sNz

    dN

    sN

    +

    Alokasi sample size dalam strata :

    nsN

    sNn

    hh

    hhh .

    = ........... Neyman

    (1) Ketika sh2

    yang diharapkan bervariasi

    dari strata ke strata

    n =

    ( )( )2

    2

    22

    /

    hh

    hhhhhh

    sNz

    dN

    csNcsN

    +

    Alokasi sample size dalam strata :

    n

    c

    sN

    csNn

    h

    hh

    hhhh .

    /

    = ....... Optimum

    (1) Ketika sh2

    dan hc yang diharapkan bervariasi dari strata ke strata

  • Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh 2012 Brawijaya University

    3.3. Tugas kegiatan belajar 2

    Berdasarkan hasil penyelesaian TKB 1 dalam modul ini, mahasiswa diminta untuk membuat kelompok

    untuk membahas:

    1. Menetapkan pendekatan penarikan contoh yang sesuai 2. Menetapkan metode penarikan contoh yang sesuai 3. Menetapkan jumlah contoh yang representative 4. Apabila tidak menggunakan contoh (sample); siapakah yang menjadi unit pengamatan?

    DAFTAR PUSTAKA

    Mantra dan Kastro. 1995. Penentuan Sampel. dalam Singarimbun,M dan Sofian Effendi (Editor). Metode

    Penelitian Survei. LP3ES, Jakarta.

    Babbie, E. 2007. . Practical of Social Research. Seven Edition, Thomson Higher Aducation, Belmont: Ch. 7 (p.

    179 186)

    Baker, T.L. 1988. Doing Social Research. McGraw-Hill Book Company. Singapore: chapter 6 (p. 144 161)

    Henry, GT. 1990. Practical Sampling. Applied Social Research Methods Series. Volume 21. S AGE

    PUBLICATIONS. Newbury Park Maylor H. and K. Blackmon. 2005. Researching Business & Management. Palgrave Macmillan, New

    York: chapter 6 (p.194 198) Parel, CP. et. al. 1978 . Sampling Design and Procedures. A/D/C Asia Office, Tanglin

    Tull, D.I and D.I. Hawkins. 1993. Marketing Research: Measurement & Method. Sixth Edition. Macmillan

    Publishing Company, New York : chapter 3 (p. 49 67) and chapter 15 (p. 533 563)

    4. Rancangan Tugas Modul 5

    4.1. TUJUAN TUGAS :

    a. Meningkatkan pengetahuan jenis rancangan penarikan contoh dan menumbuhkan kemampuan mahasiswa dalam memilih metode penarikan contoh yang sesuai dengan rencana penelitian skripsi.

    b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi karakteristik jenis rancangan penarikan contoh yang sesuai

    c. Memahami prosedur penarikan dan penemtuan jumlah contoh 4.2. URAIAN TUGAS :

    a. Obyek garapan : Rancangan penarikan contoh

    b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan : (1). Melengkapi materi pada setiap kegiatan belajar pada Modul 5 dengan bahan referensi dari sumber lain.

    (2). Menyelesaikan semua soal latihan dan tugas yang terdapat pada Modul 5; yaitu pada uraian tugas

    kegiatan belajar 1 dan 2.

  • Page 13 of 21 Modul 5

    Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh 2012 Brawijaya University

    c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan: (1). Untuk menyelesaikan tugas kegiatan belajar (TKB) 1 Modul 5, mahasiswa diminta mengerjakan secara

    mandiri; sedangkan untuk TKB 2 dikerjakan secara kelompok menurut bidang kajian yang sama.

    (2). Penyelesaian TKB 1 dilakukan pada jadwal praktikum. Untuk memahami populasi dan logika sampling,

    mahasiswa disarankan untuk membaca Tull dan Hawkins (1993) chapter 15; Babbie (2007) chapter 7;

    Singarimbun dan Affandi (1995).

    (3). Diskusikan jawaban soal latihan dari tugas kegiatan 2 pada jadwal tutorial. Mahasiswa disarankan untuk

    membaca referensi tambahan: Baker (1988) chapter 6 dan Henry (1990).

    (4). Kumpulkan hasil sementara jawaban latihan soal TKB 1 pada waktu kegiatan praktikum dan revisi

    dikumpulkan pada minggu berikutnya.

    (5). Hasil sementara dari kerja kelompok penyelesaian latihan soal TKB 2 dikumpulkan pada waktu tutorial

    dan akan dipresentasikan dikelas pada jadwal tutorial pada minggu minggu berikutnya.

    (5). Praktek penarikan contoh dan latihan wawancara (TKB 3 Modul 4) merupakan materi kegiatan

    praktikum 7 8, yaitu tentang Latihan Penarikan Contoh dan Wawancara yang dilaksanakan pada hari

    Sabtu & Minggu, tanggal 21 dan 22 Mei 2011.

    (6). Metode pelaksanaan tugas kegiatan 3 Modul 4 dan praktek penarikan contoh diuraikan pada pedoman

    pelaksanaan praktikum kegiatan 7 8.

    d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan: (1). Jawaban latihan soal (hard copy) sebelum maupun sesudah diskusi kelas.

    (2). Penyajian presentasi di dalam kelas dengan format power point.

    4.3. KRITERIA PENILAIAN :

    a. Kelengkapan jawaban b. Kreativitas tampilan power point c. Kejelasan dalam penyajian d. Kemampuan menjawab pertanyaan/sanggahan/tanggapan dari audiences e. Penilaian aspek kognitif dan afektif mahasiswa yang bukan merupakan kelompok penyaji didasarkan

    pada partisipasi aktif dalam memberikan tanggapan, kritik, dan pertanyaan.

    f. Penilaian kemampuan didasarkan pada tabel berikut :

  • Page 14 of 21 Modul 5

    Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh 2012 Brawijaya University

    Tabel 1. Indikator penilaian proses diskusi kelompok

    Peran Komponen penilaian Indikator Skala Bobot Nilai

    Ketua 1. Memandu proses diskusi Kurang aktif

    Sedang aktif

    Sangat aktif

    60

    75

    90

    0,20 12

    15

    18

    2. Memotivasi anggota Kurang aktif

    Sedang aktif

    Sangat aktif

    60

    75

    90

    0,25 15

    18,75

    22,50

    3. Memelihara kelompok

    dinamis

    Kurang aktif

    Sedang aktif

    Sangat aktif

    60

    75

    90

    0,20 12

    15

    18

    4. Mengatur waktu Kurang efisien

    Efisien

    Sangat efisien

    70

    75

    80

    0,10 7

    7,50

    8

    5. Mengarahkan sekretaris dlm

    mengikuti proses & membuat

    catatan secara tepat dan

    cermat

    Tdk mengarahkan

    Mengarahkan

    50

    75

    0,10 5

    7,50

    6. Menyiapkan sumber pustaka Tdk menyumbang

    Menyumbang

    0

    75

    0,15 0

    11,25

    Nilai Terrendah 51,0

    Nilai Tertinggi 85,25

    Peran Komponen penilaian Indikator Skala Bobot Nilai

    Sekretaris 1. Mencatat point-point yang dihasilkan oleh kelompok

    Tidak sistematis

    sistematis

    60

    70

    0,20 12

    14

    2. Berpartisipasi dalam menjawab soal

    Tidak pernah

    1 kali

    2 3 kali

    >3 kali

    0

    30

    60

    90

    0,30 0

    9

    18

    27

    3. Mencatat referensi yang digunakan kelompok

    Sebagian

    keseluruhan

    70

    85

    0,30 21

    25,5

    4. Menyiapkan sumber pustaka Tdk menyumbang Menyumbang

    0

    75

    0,15 0

    11,25

    Nilai Terrendah 33

    Nilai Tertinggi 77,50

    Anggota 1. Menyiapkan sumber pustaka Tdk menyumbang Menyumbang

    0

    75

    0,15 0

    12

    2. Berkontribusi memberikan alternatif jawaban soal latihan

    Tidak pernah

    1 kali

    2 3 kali

    >3 kali

    0

    30

    60

    90

    0,30 0

    9

    18

    27

    3. Memberikan tanggapan terhadap pendapat individu lain

    Tidak pernah

    1 kali

    2 3 kali

    >3 kali

    0

    30

    60

    90

    0,25 0

    7,50

    15

    22,5

    4. Kehadiran dlm diskusi Tdk hadir Hadir

    0

    70

    0,15 0

    10,50

    Nilai Terrendah 0

    Nilai Tertinggi 71,25

  • Page 15 of 21 Modul 5

    Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh 2012 Brawijaya University

    Tabel 2. Indikator penilaian Kelompok (TKB 1 & 2)

    No. Komponen penilaian Indikator Skala Bobot Nilai

    A. Laporan kelompok

    1 Kelengkapan deskripsi Konsep Teori Dasar:

    Tidak ada 60 0,3 18

    Ada & kurang tepat 70 21

    Ada & tepat 100 30

    2 Power point Kurang dari standar 60 0,2 12

    Standar 70 14

    Lebih dari standar 80 16

    3 Sistematika alur logika Tidak ada 60 0,3 18

    Ada & tdk runtut 70 21

    Ada & runtut 100 30

    4 Daftar pustaka Tidak ada 30 0,2 6

    Ada & tdk sesuai 50 10

    Ada & tdk lengkap 70 14

    Ada & lengkap*) 90 18

    Catatan: Nilai terendah: 54, tertinggi: 94

    Tabel 3. Indikator penilaian individu bukan penyaji (Audiance)

    GRADE SKOR INDIKATOR KERJA

    Sangat kurang 81 Tanggapan, kritik, pertanyaan logis, inovatif dan dapat

    mudah diimplementasikan pada dunia nyata

  • Page 16 of 21 Modul 5

    Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh 2012 Brawijaya University

    5. Praktikum Kegiatan 7 8 : Rancangan Penarikan

    Contoh (Sampling Design): Latihan Penarikan Contoh dan Melakukan Wawancara

    5.1. Uraian Materi

    Mantra dan Kastro (1995) dalam Singarimbun dan Handayani (1995) menyatakan bahwa suatu metode penetapan contoh (sample) yang ideal apabila mempunyai sifat: (1) menghasilkan deskripsi populasi yang diteliti

    yang bisa dipercaya, (2) menghasilkan presisi yang tinggi, (3) sederhana (mudah diaplikasikan), dan (4) memberikan

    informasi (keterangan) yang banyak dengan biaya yang minimum. Adapun yang dimaksud dengan presisi adalah

    tingkat ketepatan antara hasil yang diperoleh dari contoh apabila dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari

    populasi.

    Kadangkala peneliti dapat dan akan memilih contoh pendekatan probabilitas dengan menggunakan teknik

    statistic yang tepat, namun diwaktu yang lain teknik pendekatan nonprobabilitas lebih cocok (Babbie, 2007). Teknik

    penarikan contoh nonprobabiltas ada beberapa macam yang dipergunakan peneliti mengkaji kelompok sosial

    dijadikan sebagai informant (nara sumber). Masing-masing teknik yang dipergunakan seharusnya menjamin bahwa

    contoh (sample) mewakili (representative) populasi yang menjadi contoh.

    Metode penarikan contoh pendekatan probabilitas menyediakan cara unggul dari pemilihan contoh yang

    representative dari populasi. Metode ini mengatasi masalah bias dalam penarikan contoh (sampling bias) yang

    disengaja maupun tidak yang diberikan oleh maing-masing elemen populasi. Kunci dari penarikan contoh

    probabilitas adalah pemilihan secara random. Perlu disadari bahwa pemilihan contoh secara hati-hatipun tidak akan

    memberikan keterwakilan yang sempurna; namun selalu ada kesalahan dalam penarikan contoh (sampling error).

    Kerangka contoh (sampling frame) adalah daftar atau semi daftar dari anggota suatu populasi. Kerangka

    contoh digunakan dalam menyeleksi contoh. Contoh yang mempunyai kemampuan untuk mewakili (representative)

    tergantung secara langsung dari keluasan kerangka contoh yang berisi keseluruhan anggota populasi yang

    dimaksudkan untuk mewakili.

    Beberapa rancanganpenarikan contoh tersedia bagi peneliti. Penarikan cntoh acak sederhana (simple random

    sampling) merupakan teknik penarikan pendekatan probabilitas yang paling dasar. Penarikan contoh sistematik

    (systematic sampling) melibatkan pemilihan setiap anggota ke-k dari kerangka contoh. Sedangkan, stratifikasi

    merupakan proses pengelompokan anggota populasi kedalam strata yang relatif homogen sebelum dilakukan

    penarikan sampling. Penarikan contoh multi tahap (multistage cluster sampling) merupakan teknik penarikan contoh

    yang relatif kompleks yang seringkali digunakan ketika tidak tersedia daftar keseluruhan anggota populasi. Pada

    teknik ini, peneliti harus menyeimbangkan jumlah atau ukuran contoh pada setiap kelompok (cluster) guna

    mencapai ukuran contoh tertentu.

    Wawancara (interview) merupakan salah satu teknik pengumpulan data. Kualitas data seringkali tergantung

    pada ketangkasan pewawancara (enumerator) dalam menyampaikan pertanyaan kepada sumber data (responden

    yang diwawancarai). Disamping itu juga dipengaruhi oleh suasana wawancaara dan perilaku enumerator. Tingginya

    kepercayaan responden terhadap enumerator memotivasi responden untuk mengungkap pemikiran dan perasaan

    pribadinya.

    Terdapat dua tipe wawancara; yakni tersetruktur dan tidak tersetruktur. Dikatakan tergolong tipe yang

    pertama, apabila enumerator menanyakan secara eksplisit pertanyaan-pertanyaan secara konsisten kepada seluruh

    responden. Pada wawancara tidak tersetruktur, enumerator menanyakan dengan pertanyaan terbuka dan menggali

    lebih jauh atas jawaban langsung dari responden. Seringkali hasil wawancara direkan dengan audiotape atau

    videotape; namun demikian enumerator (pewawancara) masih harus melakukan pencatatan informasi yang dirasa

    sangat penting. Pada waktu menggunakan fasilitas tersebut, peneliti atau enumerator terlebih dahulu memeriksa

    (cek) perlengkapan tersebut termasuk adalah pengaturan volume sebelum wawancara. Disamping itu, enumerator

  • Page 17 of 21 Modul 5

    Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh 2012 Brawijaya University

    harus memohon ijin kepada responden (nara sumber), karena untuk mengantisipasi bila responden tidak berkenan

    pada proses perekaman.

    Secara umum, dalam proses wawancara terdapat empat tahap; yaitu tahap awal, tengah dan akhir. Pada

    bagian awal, termasuk didalamnya adalah memperkenalkan diri, menyampaikan maksud dan tujuan dari kegiatan

    wawancara, memberikan penjelasan secara singkat dari proses kegiatan wawancara, serta membangun saling

    percaya antara enumerator dengan responden. Pada tahap tengah-tengah proses wawancara adalah mengarahkan

    focus pembicaraan pada hal-hal yang penting; mengingat seringkali terjadi pembicaraan yang keluar jauh dari materi

    yang diperlukan. Tahap terakhir ialah membuat ringkasan atas respon responden dan mengkonfirmasikan atau

    menambah informasi tertentu yang relevan.

    Dalam Singarimbun (1995) dikemukakan bahwa agar proses wawancara berhasil mencapai kualitas data yang

    baik ditentukan penampilan dan sikap dari responden; yakni:

    Berpakaian sederhana dan rapi Sikap rendah diri Sikap hormat kepada responden Ramah dalam sikap dan ucapan Sikap yang penuh pengertian terhadap responden dan netral Sanggup menjadi pendengar yang baik

    5.2. Tujuan Praktikum

    Berpengalaman orientasi populasi Terampil menyusun kerangka sampel Terampil menetapkan rancangan penarikan contoh yang relevan Terampil menetapkan besarnya sampel yang representatif Terampil melakukan penarikan contoh yang representatif Terampil melakukan wawancara dengan mempertimbangkan etika berkomunikasi

    5.3. Pelaksanaan Praktikum

    1. Praktikan diminta untuk membentuk kelompok kecil dengan jumlah disesuaikan dengan bidang kajian atau judul yang hampir sama; jumlah anggota maksimal beranggotakan lima orang

    2. Melalui diskusi kelompok, praktikan diminta untuk menentukan metode penarikan contoh (sampling design) yang sesuai dengan daftar pertanyaan (kuesioner) yang dipilih. Panitia menyiapkan beberapa alternatif

    kuesioner (lihat Tabel 7.1), pilih satu diantara kuesioner tersebut.

    Tabel 7.1. Daftar judul kuesioner menurut rumpun bidang ilmu

    No. Judul Rumpun bidang ilmu

    1. Analisis nilai tambah Ekonomi Pertanian

    2. Analisis biaya pendapatan usahatani (kelayakan finansial)

    3. Analisis saluran pemasaran

    4. Tingkat kesadaran merek Manajemen Agribisnis

    5. Analisis sikap konsumen

    6. Pengaruh Citra merek

    7. Perencanaan & pengendalian (MPO)???

    8.a. Pola Kemitraan (responden petani mitra) Komunikasi &

    Pemberdayaan Masy 8.b. Pola Kemitraan (responden perusahaan)

    9. Adopsi Inovasi : PNPM (9.a), SL-PTT (9.b)

    10. Pemberdayaan

  • Page 18 of 21 Modul 5

    Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh 2012 Brawijaya University

    3. Praktikan diminta untuk mendiskusikan dalam menetapkan populasi dan mengidentifikasi elemen atau unsur populasi.

    4. Apabila menggunakan metode pendekatan probabilitas; praktikan diminta untuk membuat kerangka contoh (sampling frame) dengan format tabel. Diskusikan nama judul kolom yang relevan dengan topik

    penelitian.

    5. Setiap kelompok diminta untuk menetapkan satu calon responden yang relevan. Catat pertimbangan dalam penetapan responden yang akan diwawancarai.

    6. Sebelum kegiatan wawancara dimulai, praktikan diminta untuk membagi pertanyaan yang menjadi tanggungjawab masing-masing anggota kelompok. Pembagian bisa menurut sesi atau nomor pertanyaan.

    Catat hasil pembagian tugas tersebut.

    7. Praktikan diminta untuk melakukan wawancara kepada responden yang sama secara bergantian dengan materi yang sesuai dengan pertanyaan yang menjadi tugas (tanggungjawab) masing-masing anggota.

    Anggota yang tidak sedang wawancara sebagai pengamat. Mekanisme pergiliran tugas dapat dilihat pada

    Gambar 7.1. Beberapa aspek yang menjadi obyek pengamatan praktikan adalah:

    a. penyebab jawaban responden bersifat umum dan atau yang sulit dimengerti oleh responden b. kekurangan dan kesalahan dalam wawancara c. kesulitan yang dihadapi oleh pewawancara maupun responden

    8. Menyusun laporan wawancara dengan format seperti yang terdapat pada lampiran 10.3. pada referensi Singarimbun dan Effendi. (1995).

  • Page 19 of 21 Modul 5

    Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh 2012 Brawijaya University

    Gambar 7.1. Urutan penyelesaian tugas masing-masing anggota kelompok praktikan dalam proses wawancara

    5.4. Laporan Praktikum (Lembar kerja)

    1. Teknik penarikan sampling yang dipilih . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    Dasar pertimbangan yang menyertai penetapan teknik penarikan sampling . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    Wawancara dilakukan

    oleh anggota nomor

    1; pengamatan

    dilakukan oleh

    anggota nomor 2

    Wawancara dilakukan

    oleh anggota nomor

    4; pengamatan

    dilakukan oleh

    anggota nomor 5

    Wawancara dilakukan

    oleh anggota nomor

    5; pengamatan

    dilakukan oleh

    anggota nomor 1

    Wawancara dilakukan

    oleh anggota nomor

    3; pengamatan

    dilakukan oleh

    anggota nomor 4

    Wawancara dilakukan

    oleh anggota nomor

    2; pengamatan

    dilakukan oleh

    anggota nomor 3

  • Page 20 of 21 Modul 5

    Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh 2012 Brawijaya University

    2. Hasil diskusi kelompok dalam penetapan populasi: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . dan unit pengamatan

    (sumber informasi adalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    3. Hasil penyusunan kerangka contoh (sebaiknya buat tambahan halaman tersendiri mengingat space ini tidak mencukupi!)

    4. Hasil pencatatan nama calon responden dan beberapa pertimbangan yang menyertainya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    5. Hasil pencatatan pembagian tugas masing-masing anggota kelompok

    Nama NIM Tugas

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

  • Page 21 of 21 Modul 5

    Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh 2012 Brawijaya University

    Hasil pencatatan wawancara; format laporan disesuaikan dengan lampiran 10.3. pada referensi Singarimbun

    Praktikum VII-VIII

    Tanggal : ................

    Kelompok/Kls : /................

    Lokasi : ................

    Nilai : ................

    Nama Asisten : ................

    Tanda tangan :