blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/fuadfebrianto/files/2013/04/TUGAS-BESAR... · Web viewPPIC sangat...

30
LAPORAN TUGAS BESAR Mata Kuliah Production Planning & Inventory Control “Mantel Sangkar Burung” Yang dibina Ika Atsari Dewi, STP,. MP Disusun oleh : Syafirinata Tri .W (115100301113004) Dimas Bagus (115100307113005) Cahayati Ratna T (115100307113006) Fuad Febrianto (115100307113007) JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Transcript of blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/fuadfebrianto/files/2013/04/TUGAS-BESAR... · Web viewPPIC sangat...

LAPORAN TUGAS BESAR

Mata Kuliah Production Planning & Inventory Control

“Mantel Sangkar Burung”

Yang dibina Ika Atsari Dewi, STP,. MP

Disusun oleh :

Syafirinata Tri .W (115100301113004)

Dimas Bagus (115100307113005)

Cahayati Ratna T (115100307113006)

Fuad Febrianto (115100307113007)

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2013

KELOMPOK

Fuad febrianto 115100307113007

Cahayati ratna 115100307113006

Syafirinata try 115100307113004

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pentingnya PPIC dalam Industri dan Perusahaan

Dalam industry yang sangat rumit dibutuhkan beberapa konsep yang dapat

memudahkan seorang manajer dalam mengatur segala kebutuhan dan masalah yang

ada dalam perusahaan. Masalah tersebut biasanya menyangkup konsumen, tenaga

kerja,pengadaan bahan baku, dan lain sebagainnya.

PPIC sangat dibutuhkan dalam industry maju sekarang ini. Misalnya untuk

mendapatkan pemanfaatan efektif sumber daya yang ada di perusahaan. Yang kedua

PPIC juga bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang bervariasi. Dan

yang ketiga adalah sebagai pembantu perusahaan dalam pemberian produk yang

berkualitas dan sesuai keinginan konsumen.

Dalam perusahan “mantel sangkar burung” PPIC bermanfaat dalam proses

proses pendistribusiaan bahan baku, jadwal pengiriman beberapa item barang yang

dipesan perusahaan dan beberapa pemanfaatan efektif sumber daya lainnya. Selain itu,

juga bermanfaat memenuhi kebutuhan konsumen yang bervariasi terhadap produk

yang dijual, misalnya ukuran produk yang bervariasi tergantung ukuran sangkar burung

dan beberapa kebutuhan lainnya seperti bahan baku dan proses prngerjaannya.

Selanjutnya adalah membantu perusahaan memberikan produk yang berkualitas yang

diinginkan oleh konsumen.

1.2 Konsep Produk

1.2.1 Bahan Baku

- PVC (polyvinyl coated)

- Parasut

- Taslan

Variasi yang lain:

- Kain parasut (kain payung)

1.2.2 Bahan Tambahan

- Resleting

- Kancing

1.2.3 Bahan Pengemas

- Plastic

1.2.4 Proses Pembuatan

Dalam proses pembuatan, yang pertama dilakukan adalah mengabungkan

semua bahan baku dicampur menggunakan mesin mesin penyampur. Setelah itu

dibentuk lembaran- lembaran seperti kain yag sangat tipis. Kenapa sangat tipis, agar

ketika dipakai burung yang berada didalamnya tidak terasa kepanasan dan pengap

udara atau oksigen (masih dapat bernafas).

Selanjutnya adalah pembuatan pola dasar bentuk mantel sangkar dan

tempat pengemasnya, aspek yang penting dalam pembuatan pola adalah ukuran.

Setelah pola dibuat dilakuakan proses pemotongan bahan dan kemudian

memasangkannya sesuai pola yang diinginkan. Proses pembuatannnya hamper

sama dengan pelindung sangkar burung yang terbuat dari kain, hanya saj bahan

baku kain diganti dengan kain mantel yang telah dibuat sebelumnya.

Setelah kain mantel sudah digabung menjadi satu dengan di pres dengan

karet panas. Selanjutnya adalah proses pemberian resleting dan kancing. Dan

dikemas dengan kemasan yang terbuat dari bahan plastic tebal.

1.2.5 Gambar Produk

1.2.6 Ukuran

Ada tiga ukuran dalam produk “mantel sangkar burung”, yaitu ukuran diameter

45X60, diameter 50X70 dan diameter 55X75.

1.3 Potensi Pasar

Hampir di beberapa daerah di Indonesia memiliki jenis burung- burung yang

unik dan sangat menarik, misalnya di pulau jawa, sumatera, dan papua. Dan entah

pada tahun berapa beberapa orang mengenalkan lomba burung, yang dilombakan

mulai dari suara, fisik burung, serta keunikan burung tersebut. Dan penikmatnyapun

selalu bertambah setiap tahunnya. Para penikmat burung terbesar adalah di pulau

jawa, hamper semua kota di pulau jawa memiliki pasar burung dan mengadakan

perlombaan setiap tahunnya. Sehingga dapat dibayangkan potensi pasar mantel

sangkar burung ini, potensi pasar dijelaskan pada STP Method:

1. Segmenting

Segmen yang dituju pada produk ini adalah para penikmat burung atau para

pelomba burung “kicau mania”. Para penikmat burung tidak peduli dengan usia,

biasanya berusia mulai 15 tahun sampai lebih dari 45 tahun. Segmen pasarnya

adalah dari semua kalangan mulai menengah kebawah sampai menengah keatas.

2. Targetning

Target yang yang dituju adalah penikmat burung atau para pelomba burung

“kicau mania” yang hamper setiap harinya bertambah. Dan lomba burungpun akan

semakin sering diselenggarakan di kota- kota di Indonesia. Target kedepannya

adalah memasarkan produk tidak hanya di kota- kota di Indonesia tetapi juga di

seluruh kota- kota di Indonesia.

3. Positioning

Positionin produk ini adalah sepesifik untuk para penikmat burung atau para

pelomba burung “kicau mania” di kota- kota di Indonesia khususnya di Jawa Timur.

Dan selalu ingin mengembangkannya di beberapa kota di luar dari Jawa Timur.

BAB II

PENENTUAN LOKASI

2.1 Aspek Lokasi

Dalam proses penentuan aspek lokasi perusaan kami memiliki tiga tahapan,

yaitu:

1. Regional (termasuk internasional)

a. Kedekatan bahan baku dan pasar

Kedekatan bahan baku dan transport berpengaruh terhadap ongkos

minimum transport dan pemberian pelayanan yang terbaik terhadap

konsumen. Dapat diketahui bahwa penikmat burung hampir ada disetiap kota

di Jawa Timur. Jadi artinya, setiap kota memiliki kesempatan yang sama untuk

dijadikan lokasi perusahaan. Tetapi untuk kedekatan bahan baku

memungkinkan untuk kota- kota besar disekitar pelabuahan dan disekitar

industry dipilih sebagai lokasi perusahaan, antara lain Surabaya, Sidoarjo, dan

Mojokerto. Semua itu akan berdampak pada minimalisir biaya transport

pengadaan bahan baku dan mungkin bahan baku dapat dibeli dengan harga

yang murah.

b. Jenis dan mutu tenagakerja yang tersedia

Tidak bisa dipungkiri bahwa Surabaya, Sidoarjo, dan Mojokerto adalah

kota industry di Jawa Timur. Dan tidak dapat ditolak apabila banyak masyarakat

berdatangan untuk melamar pekerjaan di kota tersebut. Dengan banyaknya

sumber daya manusia disana akan dapat memudahkan manajemen perusahaan

untuk merekrut pekerja yag sesuai keinginan manajemen dan mutu pekerja

yang lebih baik.

c. Ketersediaan masukan lain

Masukan lain yaitu sarana angkutan, di tiga kota besar yang dipilih untuk

mendapatkan sarana angkutan sangatlah mudah. Selain sarana angkuatan yaitu

tanah, di sekitar Mojokerto dan Sidoarjo masih banyak beberapa tanah kosong

yang dapat dijadikan lokasi, dan tekstur tanahnya cukup baik. Untuk

ketersediaan air dari ketiga kota besar tersebut lumayan mudah tetapi untuk

kualiats yang lebih baik adalah dari ketiga kota tersebut adalah Mojokerto.

d. Lingkungan

Dalam aspek lingkungan anatra lain iklim, iklim di tiga kota besar yang

telah disebutkan cukup baiak, cukup baik dapat diartikan iklimnya normal

jarang terjadi masalah. Selanjutnya adalah aturan, untuk kota industry maslah

peraturan biasanya tidaklah sulit.

1. Masyarakat

Factor yang dipertimbangkan antara lain tapak (site) yang

dibutuhkan, sikap pemerintah daerah yang mendukung perusahaan.

Selanjutnya adalah peraturan- peraturan daerah, ketersediaan tenaga

kerja, dan ukuran pasar yang mendukung perusahaan. Serta,

ketersediaan dana perusahaan dalam memilih lokasi dan sikap

masyarakat dalam mendukung berdirinya perusahaan.

2. Tapak (site)

Tapak atau site adalah lokasi nyata dari fasilitas yang harus tepat

bagi sifat operasi. Sifat operasi perusahaan adalah operasi barang dan

menggunakan fasilitas ganda.

2.1 Penentuan Calon Lokasi (analisa BEP)

Cost (Rp.) Surabaya Mojokerto Sidoarjo

Fix cost/ tahun

- banguna

- listrik

- air

- pajak

Total FC

9.000.000.000

450.000.000

70.000.000

680.000.000

10.200.000.000

7.500.000.000

445.000.000

58.000.000

500.000.000

8.503.000.000

8.000.000.000

450.000.000

65.000.000

500.000.000

9.015.000.000

Variable cost/ unit

- tenaga kerja

- bahan

- transportasi

Total VC

9.000

15.000

3.500

27.500

7.000

13.000

2.200

22.200

7.000

13.000

2.800

22.800

Total cost 10.200.000.000+2

7.500/ unit

8.503.000.000

+22.200

9.015.000.000

+22.800

Jika output 150.000 unit, maka:

Surabaya: 10.200.000.000 + 150.000 (27.500)= Rp. 14.325.000.000

Mojokerto: 8.503.000.000 + 150.000 (22.200)= Rp. 11.833.000.000

Sidoarjo: 9.015.000.000 + 150.000 (22.800)= Rp. 12.435.000.000

Dari data diatas dapat diambil ksimpulan bahwa tempat yang sesuai untuk

proses produksi “mantel sangkar burung” adalah Mojokerto.

BAB III

PENENTUAN KAPASITAS

Saat kapasitas tidak mencukupi, kekurangan yang diakibatkannya bisa berarti tidak

terjaminnya pengiriman, kehilangan konsumen, dan kehilangan pangsa pasar.

• Design Capacity

Kapasitas produksi adalah 50 per hari. Kapasitas produksi yang masih sedikit ini

dikarenakan “Mantel Sangkar Burung” belum memiliki fasilitas produksi yang besar

maupun peralatan pendukung produksi lainnya. Selain itu “Mantel Sangkar Burung”

belum memiliki tempat dan staff produksi tetap. “Mantel Sangkar Burung”

memproduksi dengan produksi industri rumahan.

• Rated Capacity

Rata rata produksi tertinggi “Mantel Sangkar Burung” adalah 45 per hari sesuai

dengan rata rata tertinggi produksi harian.

• Standard Capacity

Untuk standard Capacity produksi “Mantel Sangkar Burung” mengacu pada design

capacity dan rated capacity yaitu dengan rata rata produksi harian 45 per hari dan

rancangan kapasitas produksi 50 per hari.

• Actual/Operating Capacity

“Mantel Sangkar Burung” yang dihasilkan sesuai dengan kapasitas produksi adalah

50 per hari atau 45 per hari, tetapi output nyatanya bisa kurang sesuai, tapi

diusahakan sebisa mungkin sama dengan kapasitas efektif.

Perencanaan jangka waktu

Diasumsikan s perusahaan beroperasi 6 hari dalam seminggu

Terdapat 2 sift kerja setiap hari masing masing selama 6 jam.

Total tiap hari mesin beroperasi selama 12 jam

Selama 1 minggu beroperasi selama 72 jam

Week

1 2 3 4 5 6 7 8

MPS -

Model A10 30 10 30 20 10 0 20

MPS -

Model B20 20 20 0 0 20 0 0

Hours per unit on machine 1 Hours per unit on machine 2

Model A 1 2

Model B 2 3

Machine 1

LoadWeek

1 2 3 4 5 6 7 8

Due to

Model A10 30 10 30 20 10 0 20

Due to

Model B40 40 40 0 0 40 0 0

Total

Machine 1

50 70 50 30 20 50 0 20

Load

Machine 2

LoadWeek

1 2 3 4 5 6 7 8

Due to

Model A20 60 20 60 40 20 0 40

Due to

Model B60 60 60 0 0 60 0 0

Total

Machine 2

Load

80 120 80 60 40 80 0 40

BAB IV

PERAMALAN PERMINTAAN

4.1 Peramalan Permintaan Pada Bulan Juli-Desember 2013

Bulan Penjualan Aktual Rata-Rata Bergerak Tiga Bulanan

april 7

Mei 11

Juni 15

Juli 25 (7+11+15)/3 = 11

Agustus 17 (11+15+25)/3 = 17

September 22 (15+25+17)/3 = 19

Oktober 28 (25+17+22)/3 = 21,3

November 25 (17+22+28)/3 = 22,3

Desember 32 (22+28+25)/3 = 25

4.2 Metode Mencari Error Dalam Peramalan

1. Mean Squared Error (MSE)

Kuartel Tonase Bongkar

Muat Aktual

Peramalan

Dengan Α= 0,10

(Kesalahan)2

1 800 795 52 = 25

2 1100 795,50 304,52 = 92.720,25

3 900 825,95 74,052 = 5.483,40

4 700 833,35 -133,352 = 17.782,2

5 1500 820,02 679,982 = 462.373

6 1200 888,02 311,982 = 97.331,5

Jumlah kesalahan di kuadratkan = 675.715,35

MSE=∑ (kesalahan peramalan)2

n=675.715,35

6=112.619,3

2. Mean Absolute Percent Error (MAPE)

Kuartel Tonase Bongkar

Muat Aktual

Peramalan

Dengan Α= 0,10

(Kesalahan)2

1 800 795 100(5/800)= 0,625%

2 1100 795,50 100(304,5/1100)= 27,7%

3 900 825,95 100(74,05/900)= 8,23%

4 700 833,35 100(-133,35/700)= -19,05%

5 1500 820,02 100(679,98/1500)= 45,3%

6 1200 888,02 100(311,98/1200)= 25,9%

MAPE=∑ kesalahan persenabsolutn

=88,706

=14,8%

4.3 Pembahasan

Apakah MSE= 112.619,3 itu baik atau buruk? Semua bergantung pada MSE

untuk nilai yang lain. MSE yang lebih kecil akan lebih baik karena kita ingin

meminimalakan MSE. MSE menaikkan kesalahan karena MSE menguadratkan

kesalahan.

Kekurangan MSE adalah MSE cenderung menonjolkan deviasi yang besar

karena adanya penguadratan. Misalnya, jika kesalahan peramalan untuk periode 1

dua kali lipat lebih besar dari kesalahan untuk periode 2, maka kesalahan kuadrat

pada periode 1 lebih besar empat kali lipat dibandingkan kesalahan kuadrat pada

periode 2. Oleh karena itu, menggunakan MSE sebagai perhitungan kesalahan

peramalan biasanya menunjukkan bahwa lebih baik mempunyai beberapa deviasi

yang kecil daripada satu deviasi besar.

MAPE menyatakan kesalahan dalam persen nilai actual, tidak terdistorsi oleh

satu nilai tunggal yang besar. MAPE mungkin merupakan perhitungan yang paling

mudah dimaknai. Misalnya, MAPE 14,8% merupakan pernyataan yang jelas yang

tidak tergantung pada permasalahan seperti banyaknya data input.

BAB V

PERENCANAAN AGREGAT

Bagi kebanyakan perusahaan, baik strategi perburuan maupun strategi tingkat

tidaklah ideal sehingga suatukombinasi dari kedelapan pilihan yang disebut strategi

campuran (mixed strategy) harus dicermati untk mendapatkan biaya minimal. Akan tetapi,

karena terdapat banyak sekali kemungkinan strategi campuran, para manajer mendapati

bahwa perencanaan agregat adalah tugas yang menantang. Sebuah rencana rencana

“optimal” tidak selalu dapat diperoleh. Beberapa perusahaan tentu tidak memiliki proses

perencanaaan proses perencanaan agregat formal. Mereka menggunakan rencana yang

sama dari tahun ke tahun, melakukan penyesuaikan naik atau turun seperlunya untuk

menyesuaikan permintaan tahunan yang baru. Metode ini tentunya tidak tidak memberikan

banyak fleksibilitas; jika rencana semula kurang optimal, maka keseluruhan proses produksi

pun akan menghasilkan kinerja yang kurang optimal.

5.1 Prediksi Bulanan (di asumsikan daerah Surabaya yang menjadi prioritas utama)

Bulan Permintaan yang

Diperkirakan

Jumlah Hari

Produksi

Permintaan per Hari

(terhitung)

Juli 800 21 41

Agustus 1100 20 39

September 900 22 38

Oktober 700 18 57

November 1500 22 68

Desember 1200 21 55

Total 6200 124

Kebutuhanrata−rata=6200124

=50

5.2 Rencana Agregat Dengan 2 Alternatif Rencana

5.2.1 Alternatif 1, Tenaga kerja yang konstan

Biaya penanganan persediaan 5.000 per unit per bulan

Biaya subkontrak per unit 10.000 per unit

Tingkat upah rata-rata 7.000 per jam (56.000 per hari)

Upah lembur rata-rata 9.000 per jam (di atas 8 jam per

hari)

Jam kerja untuk memproduksi 0.5 jam

Biaya untuk meningkatkan tingkat produksi harian

(perekrutan dan pelatihan)

2.000.000 per unit

Biaya untuk menurunkan tingkat produksi harian

(pemberhentian kerja)

4.000.000 per unit

Solusi

Bulan Produksi 50

unit perhari

Prediksi

permintaan

Perubahan

prsediaan

bulanan

Persediaan

akhir

Juli 1050800

250 250

Agustus 10001100

-100 150

September 1100900

200 350

Oktober 900700

200 550

November 11001500

-400 150

Desember 10501200

-150 0

1850

Total unit persedianaan = 1850 unit

Tenaga kerja untuk memproduksi 50 unit per hari = 10 pekerja

Biaya Perhitungan

Penanganan persediaan 5.000 x 1850 = 9.250.000

Jam kerja reguler 10 x 56.000 x 124 hari = 69.440.000

Biaya lain 0

Biaya total 78.690.000

5.2.2 Alternatif Ke 2, Sub Kintrak Dengan Tenaga Kerja Konstan

Analisis dari pendekatan rencana 2: walaupun tingkat tenaga kerja konstan juga

tetap dipertahankan di rencana 2, tingkat tenaga kerja ini ditetapkan serendah mungkin

sehingga hanya dapat memenuhi permintaan pada bulan Juli, bulan yang memiliki

permintaan paling rendah. Untuk menghasilkan 35 unit per hari, diperlukan 8 pekerja.

Semua permintaan lain dipenuhi dengan subkontrak. Dengan demikian, subkontrak

diperlukan pada setiap bulan yang lain.

Produksi sendiri = 35 unit perhari x 124 hari produksi

= 4340

Subkontrak = 6200 – 4340 = 1860

Biaya Perhitungan

Jam kerja reguler 8 pekerja x 56.000 per hari x 124 hari

55.552.000

Subkontrak 1.860 unit x 25.000 per unit

46.500.000

Biaya total 102.052.000

5.2 Pembahasan

Dari tabel agregat planing didapatkan kebutuhan rata- rata sebanyak 50 produk

per hari. Selain itu didapatkan juga 1850 produk per 6 bulan dengan tenaga kerja 10

orang per produksi.

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari tugas besar yang telah disusun diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Dalam perusahan “mantel sangkar burung” PPIC bermanfaat dalam proses

proses pendistribusiaan bahan baku, penjadwalan pengiriman beberapa item

barang yang dipesan perusahaan dan beberapa pemanfaatan efektif sumber

daya lainnya, dan untuk membantu perusahaan memberikan produk yang

berkualitas yang diinginkan oleh konsumen.

2. Dalam penentuan lokasi dengan cara BEP didapatkan kota Mojokerto sebagai

kota yang sesuai untuk proses produksi dan pengembangan produk “mantel

sangkar burung”.

3. MSE yang lebih kecil akan lebih baik karena kita ingin meminimalakan MSE. MSE

menaikkan kesalahan karena MSE menguadratkan kesalahan. Sedangkan MAPE

menyatakan kesalahan dalam persen nilai actual, tidak terdistorsi oleh satu nilai

tunggal yang besar. Merupakan perhitungan yang paling mudah dimaknai.

6.2 Saran

Saran dari kelompok kami adalah, dalam membuat atau mendirikan sebuah

perusahaan alangkah baiknya kita dan pembaca membuat terlebih dahulu gambaran

pasar produk kita. Misalnya, dilihat dari metode STP (Segmenting, targeting,

positioning) agar kita dapat meramalkan bagaimana gambaran pasar produk yang akan

dijual. Selain itu, dalam mendirikan perusahaan lebih baik kita membuat sebuah analisa

tentang penentuan lokasi, misalnya analisa BEP, agar tidak terjadi kesalahan dalam

mengambil keputusan dalam membuat atau mendirikan tempat produksi sebagai

pengembangan produk yang akan dibuat.