blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/ikhsane/files/2014/04/Denudasi-Deposisi... · Web viewDari keterangan...

17
TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH ANALISIS LANDSCAPE “Denudasi & Deposisi Daerah Probolinggo, Jember, Pasuruan “ Disusun Oleh: IKE NOVITASARI 115040201111084 DEWI NUR ISTIQOMAH 115040201111121 HENNI MELSANDI 115040213111029 MUHAMMAD IKHSAN EFFENDI 115040201111107 EKI ANNISA PRATAMI 115040200111155 NURLAILI HAYATI MASTURO 115040201111175 NUR TRIAS W. 115040201111028 KELAS : C PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Transcript of blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/ikhsane/files/2014/04/Denudasi-Deposisi... · Web viewDari keterangan...

TUGAS TERSTRUKTUR

MATA KULIAH ANALISIS LANDSCAPE

“Denudasi & Deposisi Daerah Probolinggo, Jember, Pasuruan “

Disusun Oleh:

IKE NOVITASARI 115040201111084

DEWI NUR ISTIQOMAH 115040201111121

HENNI MELSANDI 115040213111029

MUHAMMAD IKHSAN EFFENDI 115040201111107

EKI ANNISA PRATAMI 115040200111155

NURLAILI HAYATI MASTURO 115040201111175

NUR TRIAS W. 115040201111028

KELAS : C

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

1) Denudasi dan Deposisi di Daerah ProbolinggoA. DENUDASI

Probolinggo terdapat daerah pesisir di bagian utara dan

pegunungan/perbukitan di daerah selatan. Sehingga Probolinggo terdiri dari

satuan bentuk lahan dataran alluvial yang terjadi akibat kegiatan proses marine,

seperti arus dan gelombang serta pasang surut air laut dan dataran alluvial yang

merupakan bentukan asal denudasi yang terjadi akibat proses gerak massa batuan

yang umumnya terjadi pada daerah yang berlereng, seperti pada kawasan Bromo-

Tengger.

Proses denudasi terdiri dari denudasi kimia dan mekanik. Denudasi kimia

dipengaruhi oleh curah hujan, vegetasi, intensitas pelapukan dan solum tanah.

Curah hujan pada kabupaten probolinggo berbeda pada musim kemarau dan

musim hujan. Curah hujan ketika kemarau (april-oktober) sebesar 29,5 mm/hari,

sedangkan musim hujan (oktober-april) curah hujan sebesar 229 mm/hari. Curah

hujan cukup tinggi terjadi pada bulan desember –maret sebesar 360 mm/hari.

Suhu udara beragam rata-rata antara 270C hingga 320C pada bagian Utara,

sedangkan di wilayah pegunungan Argopuro dan Tengger, yaitu di Kecamatan

Tiris, Krucil, Sumber dan Sukapura suhu udaranya berkisar antara 50C hingga

150C (http://www.probolinggokab.go.id).

Dari keterangan tersebut dapat dijelaskan intensitas pelapukan batuan di

daerah dataran tinggi tengger dan argopuro cukup tinggi. Jumlah vegetasi yang

jarang pada wilayah pertanian monokultur berlereng curam memperbesar jumlah

tanah yang tererosi. Sehingga memperbesar jumlah tanah yang terdenudasi.

Kabupaten memiliki 25 anak sungai, adanya sungai ini mampu meningkatkan

proses pengangkutan tanah yang telah mengalami pelapukan dan erosi.

Ada 4 jenis tanah yang ada di KabupatenProbolinggo, regosol, mediteran,

andosol, dan gromosol. Tanah Grumusol atau disebut juga tanah margalith adalah

tanah yang terbentukdari material halus berlempung. Jenis tanah ini berwarna

kelabu hitam dan bersifat subur. Jenis tanah regosol belum mengalami

diferensiasi horizon meskipun pada tanah regosol tua horizon sudah mulai

terbentuk dengan horison Al lemah berwarna kelabu. Tekstur kasar, struktur

kersai atau remah, konsistensi lepas-lepas sampai gembur. Pada jenis tanah ini

belum terbentuk agregat sehingga mudah tererosi, dalam hal ini erosi oleh angin.

Tanah regosol dapat dijumpai di daerah pesisir dengan bahan induk batuan

vulkanik. Daya simpan air pada jenis tanah ini kecil.

Tanah andosol berasal dari abu gunung api. Tanah andosol di DAS

Brantas berasosiasi dengan tanah regosol hasil erupsi gunung api yang belum

mengalami pelapukan. Mediteran merupakan hasil pelapukan batuan kapur keras

dan batuan sedimen. Warna tanah kemerahan hingga coklat. Jenis tanah yang ada

di Kabupaten probolinggo rata rata berstruktur remah sehingga mudah tererosi

jika terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi (dijelaskan sebelumnya).

Secara fisika proses denudasi di Probolinggo didukung oleh adanya angin

gending (tipe fohn) yang bergerak dari arah tenggara ke barat laut. Angin ini

bersifat panas dan kering, sehingga cukup untuk memindahkan partikel tanah

yang remah ke daerah yang lebih rendah.

Berdasarkan Studi identifikasi kawasan rawan bencana Kab.Probolinggo

tahun 2007, kawasan dengan tipologi gerakan tanah tertinggi adalah Kecamatan

Gading, Krucil, Lumbang, Pakuniran, Sukapura, Sumber, Kota Anyar dan Tiris.

Selain itu, di daerah Probolinggo bagian selatan (daerah berlereng), terjadi

erosi karena curah hujan yang tinggi. Sehingga lapisan bagian atas (topsoil) di

lereng atas terangkut menuju ke lereng bawah. Partikel-partikel tanah ternyata

tidak hanya terangkut hingga ke lereng bawah, namun partikel-partikel yang

masih dapat diangkut oleh air dibawa oleh air menuju sungai. Sungai ini

kemudian membawa bahan sedimentasi hingga tidak dapat terangkut lagi oleh air

sungai sehingga membentuk sebuah dataran di sekitar sungai (proses aluvial).

Sedangkan di bagian utara (daerah pesisir-dataran), terjadi pengikisan

oleh ombak air laut sehingga membentuk sebuah daratan (tanjung). Salah satu

contoh yang terdapat di daerah Probolinggo adalah Tanjung Tembaga. Selain itu,

juga terdapat beberapa muara kecil sungai yang berhubungan dengan air laut

(fluvio marine).  Akibat hempasan oleh ombak dari laut dan terbawanya bahan

sedimen dari sungai-sungai mengakibatkan dataran baru. Dataran-dataran ini

dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk lahan pertanian dan tambak. Selain

dimanfaatkan oleh masyarakat, pemerintah juga menggunakannya sebagai

wilayah konservasi hutan mangrove.

B. DEPOSISI

Gambar 2. Zona Fisiografis Provinsi Jawa Timur

Secara fisiografis, wilayah Provinsi Jawa Timur dapat dikelompokkan

dalam tiga zona, yaitu zona selatan (plato), zona tengah (gunung berapi), dan

zona utara (lipatan) (Script2, 2012). Di daerah Jawa Timur bagian tengah,

khususnya Probolinggo, proses tenaga endogen terjadi melalui adanya proses

volkanisme, yaitu peristiwa yang sehubungan dengan naiknya magma dari

dalam perut bumi. Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair,

liat serta sangat panas yang berada dalam perut bumi. Aktivitas magma

disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung

di dalamnya sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan pergeseran lempeng

kulit bumi. Magma dapat berbentuk gas padat dan cair. Proses terjadinya

vulkanisme dipengaruhi oleh aktivitas magma yang menyusup ke lithosfer

(kulit bumi). Apabila penyusupan magma hanya sebatas kulit bumi bagian

dalam dinamakan intrusi magma. Sedangkan penyusupan magma sampai

keluar ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma.

Probolinggo merupakan daerah gunung api, hal tersebut ditandai dengan

adanya bahan induk alluvial dan vulkanik muda (kwarter) yang ditemukan di

daerah tersebut. Gunung-gunung yang berada di kawasan Probolinggo antara

lain, Gunung Bromo (2.192 meter), Gunung Semeru (3.676 meter),

Pegunungan Tengger, Gunung Lamongan, dan Gunung Argopuro (3.088

meter—saat ini tidak aktif). Bromo merupakan salah satu yang memiliki

pengaruh paling kuat terhadap pembentukan dataran di wilayah Probolinggo.

Dari bentuk gunung tersebut pernah terjadi letusan yang kuat sehingga

menghancurkan bagian permukaan dan membentuk corong pada kawahnya

(kawah di dalam kawah). Gunung Bromo kemungkinan terbentuk dari ledakan

yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk

cekungan, oleh karena itu disebut sebagai kaldera.

Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah 800 meter

(utara-selatan) dan sekitar 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah

bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.

Kompleks kaldera seperti yang disebut di atas diperkirakan terbentuk sekitar

150.000 tahun yang lalu dan kini telah mengering karena airnya mengalir

melalui Lembah Sapikerep. Selain itu terdapat lautan pasir seluas 9×10 km

pada kawasan kaldera yang terletak pada ujung barat daya dari kompleks

kaldera. Diperkirakan terbentuk secara bertahap selama Pleistosen akhir dan

Holosen awal, atau sekitar 2 juta tahun lalu. Sebuah cluster tumpang tindih

kerucut pasca kaldera dibangun di lantai kaldera lautan pasir dalam beberapa

ribu tahun terakhir. Menurut Ananta (2012), Bromo adalah gunung api tipe

cinder cone, yaitu gunung api yang dibentuk oleh litifikasi abu gunungapi,

Gambar 3.

Bahan-bahan dari dalam bumi di sekitar gunung

yang berada di dalam kaldera Tengger. Kaldera Tengger berukuran hampir

100 km per segi, dasarnya tertutup oleh endapan pasir lepas hasil erupsi. Dari

kaldera ini muncul lima gunungapi: Bromo, Widodaren, Kursi, Giri, dan

Batok, tetapi hanya Bromo yang aktif.

2) Denudasi dan Deposisi di Daerah Pasuruan

A. Denudasi

Denudasi merupakan proses terjadinya pelapukan, pemindahan masa karena

gaya gravitasi, erosi dan agen transportasi. Proses terjadinya denudasi di tropika

basah dipengaruhi oleh karakteristik lahan dan peranan vegetasi. Ada beberapa

proses terjadinya denudasi yakni proses denudasi kimia, eluviasi mekanik dan

proses pemindahan secara fisik. Namun ketiganya hanya dikelompokkan dalam

dua kategori antara lain proses denudasi kimia dan proses mekanik dibawah

pengaruh gaya berat dan aliran air saja. Proses – proses tersebut dipengaruhi oleh

iklim, vegetasi dan lingkungan geokimia.

Karakteristik lahan pada proses denudasi di daerah tropika basah antara lain :

a) Curah hujan dan suhu tinggi, yang dapat mengakibatkan proses pelapukan

(pedogenesis) jika intensistas curah hujan tinggi.

b) Vegetasi penutup tanah jika tidak di ganggu akan dapat

berkesinambungan.

c) Air yang mencapai permukaan tanah akan dapat masuk kedalam tanah

atau mengalir ke permukaan tanah, yang dapat menyebabkan

terangkutnya hasil pelapukan dan aktifitas biologi masa tanah.

Peran vegetasi terhadap geomorfologi di tropika basah :

a) Meredam energi tetesan hujan.

b) Menahan aliran air permukaan.

c) Meningkatkan infiltrasi melalui : berkurangnya aliran permukaan

dan perbaikan struktur tanah.

d) Pemakaian air dan hara untuk proses metabilisme.

e) Peningkatan kemampuan tanah menahan proses pencucian

hara/lapisan tanah.

f) Memperbaiki kseuburan tanah.

g) Menahan bahan – bahan yang terangkut oleh aliran permukaan.

h) Mengurangi pengaruh fluktuasi suhu udara.

i) Menguragi erosi.

Denudasi kimia adalah Proses pelapukan karena terjadi pergerakan dan

translokasi ion – ion terlarut ketempat lain. Sedangkan Eluviasi mekanik adalah

proses pedogenik yang melibatkan pergerakan material tanah dari satu tempat ke

tampat lain dalam profil tanah. Proses tersebut dapat terjadi apabila dalam tanah

dalam keadaan kelebihan air dan mempunyai struktur tanah yang baik.

B. Deposisi

Deposisi (sedimentasi) adalah proses pengendapan material dari hasil

pengikisan dan pelapukan karena terbawanya material oleh air, angina tau gletser

dari satu tempat ke tempat lain. Hasil dari masing – masing pelapukan tersebut

berbeda – beda. Ada beberapa cirri brntang alam akibat sedimentasi. Contohnya

saja : Delta yang terdapat di mulut – mulut sungai yang merupakan hasil dari

proses pengendapan material yang diangkut oleh air sungai. Bukit pasir yang

terdapat di gurun atau di tepipantai merupakan hasil dari pengendapan dari

material yang diangkut oleh angin. Dan pengendapan oleh gletser disebut

sedimen glacial. Bentang alam hasil pengendapan oleh gletser adalah bentuk

lembah yang semula berbentuk V menjadi U.

 Letak Geografis :

Longitude : 112.30′ – 113.30′

Latitude : 7,30′ – 8,30′

Tinggi DPL : 0 – 1127 m dpl

Luas :1.474.02 km²

Batas Wilayah

Utara : Kab. Sidoarjo dan Selat Madura

Timur :Kab. Probolinggo

Selatan : Kab. Malang

Barat : Kab. Mojokerto

 Kota Pasuruan merupakan wilayah datar, melandai dari selatan ke utara

dengan kemiringan 0-1%, berada pada ketinggian 0-10 m di atas permukaan air

laut, disebelah utara terdapat bagian yang agak cekung sehingga pembuangan

airnya terlambat. Wilayah Kota Pasuruan merupakan dataran aluvium dari

campuran bahan endapan yang berasal dari daerah tufvulkanis intermedier

Pegunungan Tengger di sebelah selatan bukit lipatan dan endapan berkapur Raci

di bagian barat dan Grati di bagian timur. Mengenai kondisi eksisting penggunaan

tanah di Kota Pasuruan :

Luas kawasan terbangun 953,74 Ha atau sebesar 55 % dari luas

wilayah administrasi.

Luas ruang terbuka merupakan sisa dari kawasan terbangun yaitu

sebesar 2445,16 Ha atau sebesar 45%   dari luas wilayah

administrasi.

Selain itu, di daerah pasuruan juga terdapat angin Gending (angin fohn).

Angin Gending, angin ini bertiup di daerah Probolinggo dan Pasuruan Jawa

Timur. Terjadi karena gerakan udara yang turun  mulai dari pegunungan

Lamongan  dan pegunungan Tengger mendapatkan pemanasan secara dinamis ke

arah lembah di sebelah utara. Bersamaan dengan itu kelembaban nisbi turun

dengan cepat sehingga udara yang tiba di Probolinggo dan Pasuruan menjadi

panas dan kering. Jadi angin gending tipe Fohn berembus pada musim kemarau

yang sifatnya panas dan kering ini dapat merusak tanaman yang terdapat di

daerah Pasuruan,Jawa Timur.

3) Denudasi dan Deposisi di Daerah JemberA. DENUDASI & DEPOSISI

Beberapa prinsip dasar yang digunakan dalam interpretasi bentuk lahan

(landform) oleh geomorfologi salah satunya adalah proses fisika dan hukum yang

bekerja saat ini, sama dengan yang bekerja pada masa lampau ”dalam hitungan

waktu geologis” meskipun intensitasnya tidak harus sama. Deposition atau

pengendapan partikel tanah yang telah terhanyutkan merupakan salah satu proses

terjadinya erosi. Proses erosi dan pegendapan yang terjadi di masa lampau dan

yang terjadi saat ini mengikuti aturan yang sama. Erosi terjadi terutama pada

bagian lereng atas – tengah yang curam, berdampak pada penipisan solum tanah;

sedangkan deposisi terjadi pada bagian lereng bawah yang datar dan berakibat

terjadinya penebalan solum tanah. Proses lain, seperti volkanisme, longsoran, dan

pembentukan delta yang terjadi di masa lampau dan yang sekarang, mengikuti

aturan yang sama pula. Pada kedua masa kejadian ter-sebut mungkin hasilnya

berbeda dalam hal kuantitas yang dihasilkan per sa-tuan waktu, karena faktor yang

mempengaruhi dan energi yang terlibat pada kejadian dalam masing-masing masa

geologis tersebut dapat saja sangat berbeda intensitasnya.

Di Jember salah satu tempat yang mengalami pengaruh terhadap aliran

permukaan dan erosi adalah di daerah tangkapan Motakan Arjasa Jember. Dari

hasil analisis menunjukkan bahwa pada daerah tersebut mempunyai kandungan

bahan organik sangat rendah, yaitu berkisar antara 0,16 - 0,50 %. Di daerah

penelitian besarnya erosi akan mengurangi ketersediaan bahan organik dalam

tanah. Semakin besar tingkat erosi maka ketersediaan bahan organik dalam tanah

semakin menurun. Kandungan bahan organik yang rendah juga disebabkan tidak

adanya usaha petani setempat dalam memanfaatkan seresah tanaman disamping

tidak adanya tanaman penguat teras yang dapat memperkecil laju erosi serta tidak

terdapatnya pergiliran tanaman yang diimbangi dengan pemanfaatan pupuk

kandang dan pupuk hijau (Ernaningsih, 2005). Dalam proses deposisi terdapat tiga

zona sedimentasi yakni zona produksi, zona transfer, dan zona deposisi. Zona

produksi terjadi di daerah lereng dan daerah transformasi yang dibawa oleh banjir,

di Jember pernah terjadi banjir bandang pada tahun 2006 di Desa Pakis, Panti,

Jember, terdapat di daerah lereng. Zona transfer dibawah oleh aliran sungai dan

zona deposisi yang merupakan daerah endapan terdapat di Pantai Selatan Jember.

Berikut merupakan gambar kenampakan deposisi di Jember bagian selatan

yng diambil dari aplikasi google earth pada tanggal 20 Maret 2014.

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin, Nur Hasan. 2012. Geomorfologi Jawa Timur Zona Tengah

[Online]. http://www.slideshare.net/Hsnura/geomorfologi-jawa-timur-

zona-tengah . Diakses pada 2 Maret 2014).

Ananta, Hildan. 2012. Saat Terindah di Puncak Bromo

[Online]. http://travel.detik.com/read/2011/11/20/215701/1771511/10

25/saat-terindah-di-puncak-bromo. Diakses pada 2 Maret 2014).

Anonymous. 2012. Gunung Berapi [Online]. http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_berapi

(Verified 2 Maret 2014).

Anonymous.2014.http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://

blog.ub.ac.id/aniskurli/author/kurli/. Diakses pada tanggal 1 April

2014

Budisma. 2010. Tenaga Endogen – Vulkanisme [Online].

http://budisma.web.id/materi/sma/geografi/tenaga-endogen-

vulkanisme/ . Diakses pada 2 Maret 2014.

Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Jatim. Data Geologi Provinsi Jawa Timur.

Ernaningsih. 2005. Kajian Erosi dan Unsur Hara Di Daerah Tangkapan Motakan Arjasa.

Jember: Universitas Jember.

Script1. 2012. Tenaga Endogen [Online]. http://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_endogen .

Diakses pada 2 Maret 2014.

Script2. 2012. Jawa Timur [Online]. http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timur . Diakses pada

2 Maret 2014.