BK Kel I

download BK Kel I

of 16

Transcript of BK Kel I

BAB II PEMBAHASAN 1. A. Administrasi, Manajemen, dan Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Administrasi pada dasarnya merupakan kegiatan menghidupkan dan mengendalikan organisasi. Organisasi adalah wadah atau badan, yakni kumpulan orang di mana didalamnya melakukan proses pembagian kerja dan system hubungan yang disepakati bersama untuk mencapai tujuan bersama. Tiap organisasi membutuhkan administrasi dan manajemen, di gerakkan dan dikendalikan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui system kerja sama sekelompok orang. Sekolah adalah suatu organisasi formal. Di dalamnya terdapat usaha-usaha administrasi untuk mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran nasional. Bimbingan dan konseling adalah suborganisasi dari organisasi sekolah yang melingkupinya. Bila dilihat sebagai organisasi, di dalam bimbingan dan konseling terdapat pula usaha-usaha administrasi, baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Organiasasi bimbingan konseling dalam arti umum adalah suatu wadah atau badan yang mengatur segala kegiatan untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling secara bersama-sama. Sebagai suatu badan, banyak ahli menawarkan model atau pola organisasi mana yang cocok diterapkan di sekolah, akan tetapi, pola organisasi manapun yang dipilih harus didasarkan atas kesepakatan bersama diantara pihak-pihak yang terkait di sekolah, yang dilanjutkan dengan usaha-usahaperencanaan untuk mencapai tujuan, pembagian tugas, pengendalian proses, dan penggunaan sumber-sumber bimbingan. Usaha tersebut disebut sebagai administrasi bimbingan dan konseling. Pada buku kurikulum SMU, khususnya tentang pedoman bimbingan dan konseling, telah dicantumkan bahwa pola organisasi yang disarankan , termasuk kedalam struktur dan mekanisme kera mereka. Akan tetapi, yang mungkin belum pernah dipikirkan ialah bagaimana me manage bimbingan dan konseling sehingga mencapai tujuan mulia sebagaimana digariskan dalam konsep-konsepnya, yang dibuktikan dalam bentuk hasil-hasil yang nyata bermanfaat. Sebagian siswa enggan dantang secara sukarela ke dalam ruangan bimbingan, bukan karena merasa malu atau takut melainkan karena merasa kurangnya manfaat yang diperoleh. Hal ini menunjukan bahwa

bimbingan belum menunjukan hasil yang nyata bermanfaat, dan petugasnya sendiri belum mampu mewujudkan kompetensinya. Me-manage bimbingan dan konseling dapat berarti kemampuan mendayagunakan semua sumber organisasi dan administrasi bimbingan yang sifatnya terbatas. Sumber organisasi sekolah yang perlu di dayagunakan dan berhasil digunakan antara lain kemampuan pengelolaannya (guru pembimbing), kewajiban dan tugas kepala sekolah, guru mata pelajaran dan wali kelas serta staf administrasi sehubungan dengan bimbingan dan konseling, dana yang terbatas pula, waktu tatap muka secara formal dan komunikasi yang sangat jarang dengan siswa dan kesempatan siswa yang hampir tidak ada. Organisa manajemen demikian perlu disertai dengan prinsip-prinsip dalam penyusunan program dan pengambilan keputusan dalam keseluruhan prosesnya. Semua ini harus membuat pembimbingan menjadi bermakna bagi subjek. Kemudian, akhir dari penanganan perlu disertai dengan pertanggungjawaban dan pelaporannya.untuk mewujudkan manajemen tersebut, dikehendaki awal kegiatan bimbingan dan konseling pada perecanaan program ynag didasarkan atas penelaahan kebutuhan subjek sasaran(siswa), dan kebiasaan kebiasaan kerja personil pelaksana. 1. B. Kerangka Kerja Utuh Bimbingan dan Konseling

Secara utuh keseluruhan proses kerja bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal dapat digambarkan pada Gambar 6

a.Perangkat tugas perkembangan ( kompetensi/kecakapan hidup, nilai, dan moral peserta didik) b.tataran tujuan Bimbingan dan konseling (Penyadaran akomodasi, tindakan) c.Permasalahan yang perlu dituntaskan/diselesaikan

Strategi Pelayanan

Pelayanan Dasar bimbingan dan konseling (Untuk seluruh peserta didik dan orientasi jangka panjang)

Pelayanan Responsif (pemecahan masalah,ramidiasi) Pelayanan Perencanaan Individual (perencanaan pendidikan,personal,sosial) Dukungan Sistem (aspek manajemen dan pengembangan)

Harapan Kondisi Konsel

Asesmen Perkembangan Konseling

Pelayanan orientasi Pelayanan a Informasi Konseling Indivdual Konseling Kelompok Bimbingan Kelompok Referal Bimbingan Teman Sebaya Pengembang media Intrumentasiengumpulan data Asesmen Individual atau kelompok Penempatan dan penyaluran Kunjungan rumah Konferensi kasus Kolaborasi dengan guru Kolaborasi dengan orang tua Kolaborasi dengan ahli lain konsultasi Akses informasi dan teknologi Sistem manajemen program,evaluasi,akuntabilitas Pengembangan protesi, Riset dan pengembangan

Komponen Program

Harapan dan Kondisi Lingkungan

Asesmen Lingkungan

Gambar 6 Kerangka Kerja Utuh Bimbingan dan Konseling Gambar 6 menunjukan bahwa seluruh pelayanan bimbngan dan konseling yang selama ini dilaksanakan di Sekolah/Madrasah bisa dipayungi oleh dan terakomodasi ke dalam kerangka kerja tersebut. Berdasarkan kerangka kerja utuh dimagsud pelayanan bimbingan dan konseling harus dikelola dengan baik sehingga berjalan secara efektif dan produktif. Fungsi manajemen yang paling penting dijalankan dalam pelayanan bimbingan dan konseling meiputi: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis, dan tindak lanjut. 1. C. Perencanaan Program dan Pengaturan Waktu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian perencanaan, H. J. Burbach dan L. E. Decker (1977:32), mengemukakan pendapatnya bahwa perencanaan adalah suatu proses yang kontinu. Penegrtian proses dalam hal ini ialah mngantisispasi dan menyiapkan berbagai kemungkinan, atau usaha untuk menentukan dan mengontrol kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Sehubungan dengan perencanaan program bimbingan, Edward C. Roeber (1964:7980) mengemukakan tiga buah pertanyaan yang perlu dijawab dalam merencanakan suatu program bimbingan yaitu: 1) What are the guidance needs of the pupils? 2) To what extent are their needs being met under present conditions? 3) How can the school better meet their needs?

Sedangkan Hatch dan Stefflre (1961) berpendapat bahwa proses perencanaan adalah: a) the presence of a need, b) an analysis of the situation, c) a review of alternate possibilities, d) the choice of a course of action. Penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah/madrasah dimulai dari kegiatan asasmen, atau kegiatan mengidentifikasi aspek-aspek yang dijadikan bahan masukan bagi penyusunan program tersebut. Kegiatan asesmen ini meliputi: 1) asesmen lingkungan, yang terkait dengan kegiatan mengidentifikansi harapan sekolah/madrasah dan masyarakat (orang tua peserta didik), sarana dan prasarana pendukung program bimbigan, kondisi dan kualifikasi konselor, dan kebijakan pimpinan sekolah/madrasah; 2) asesmen kebutuhan atau masalah peserta didik, yang menyangkut karakteristik peserta didik, seperti aspek-aspek fisik (kesehatan dan keberfungsiannya), kecerdasan, motif belajar, sikap dna kebiasaan belajar, minat-minatnya (pekerjaan, jurusan, olahraga, seni, dan keagamaan), masalah-masalah yang dialami dan kepribadian; atau tugas-tugas perkembangannya, sebagai landasan untuk memberikan pelayanan bimbingan dan konseling. Berikut adalah struktur pengembangan program berbasis tugas-tugas perkembangan sebagai kompetisi yang harus dikuasai oleh peserta didik. 1. Rasional Rumusan dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan dan konseling dalam keseluruhan program/madrasah. 1. Visi dan Misi Secara mendasar visi dan misi bimbingan dan konseling perlu dirumuskan ulang ke dalam fokus isi: Visi: membangun iklim sekolah/madrasah bagi kesuksesan seluruh peserta didik Misi: memfasilitasi seluruh peserta didik memperoleh dan menguasai kompetensi di bidang akademik, pribadi-sosial, karir berlandaskan pada tata kehidupan etis normatif dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa 1. Deskripsi Kebutuhan

Rumusan hasil needs assessment (penilaian kebutuhan) peserta didik dan lingkungannya ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan dikuasai peserta didik. 1. Tujuan a) Rumusan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai peserta

didik setelah memperoleh pelayanan bimbingan dan konseling. b) Penyadaran, untuk membangun pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap

perilaku atau standar kompetensi yang harus dipelajari dan dikuasai. c) Akomodasi, untuk membangun pemaknaan, internalisasi, dan mejadikan perilaku atau

kompetensi baru sebagai bagian dari kemampuan dirinya, dan d) Tindakan, yaitu mendorong peserta didik untuk mewujudkan perilaku dan kompetensi baru

itu dalam tindakan nyata sehari-hari. 1. Komponen Program Komponen program meliputi: (a) Komponen Pelayanan Dasar, (b) Komponen Pelayanan Responsif, (c) Komponen Perencanaan Individual, dan (d) Komponen Dukungan Sistem (Manajemen). 1. Rencana Operasional (Action Plan) Rencana operasional (action plan) diperlukan untuk menjamin peluncuran program bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Rencana kegiatan adalah uraian detail dari program yang menggambarkan struktur isi program, baik kegiatan di sekolah/madrasah maupun luar sekolah/madrasah, untuk memfasilitasi peserta didik mencapai tugas perkembangan atau kompetensi tertentu. Atas dasar komponen program di atas lakukan: 1. Identifikasi dan rumusan berbagai kegiatan yang harus/perlu dilakukan. 2. Pertimbangan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap kegiatan di atas. 3. Inventarisasi kebutuhan yang diperoleh dari needs assessment ke dalam tabel kebutuhan yang akan menjadi rencana kegiatan.

4. Program bimbingan dan konseling sekolah/madrasah yang telah dituangkan ke dalam rencana kegiatan perlu dijadwalkan ke dalam bentuk kalender kegiatan. 5. Program bimbingan dan konseling perlu dilaksanakan dalam bentuk (a) kontak langsung, dan (b) tanpa kontak langsung dengan peserta didik. 1. Pengembangan Tema/Topik (bisa dalam bentuk Dokumen Tersendiri) Tema ini merupakan rincian lanjut dari kegiatan yang sudah diidentifikasikan yang terkait dengan tugas-tugas perkembangan. 1. Pengembangan Satuan Pelayanan (bisa dalam bentuk Dokumen Tersendidri) Dikembangkan secara bertahap sesuai dengan tema/topik. 1. Evaluasi Rencana evaluasi perkembangan peserta didik dirumuskan atas dasar tujuan yang ingin dicapai. 10. Anggaran Rencana anggaran untuk mendukung implementasi program dinyatakan seacara cermat, rasional, dan realistik. Ada pun manfaat dilakukannya perencanaan program secara matang yaitu: 1. Adanya kejelasan arah pelaksanaan program bimbingan, 2. Adanya kemudahan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan bimbingan yang dilakukan, dan 3. Terlaksananya program kegiatan bimbingan secara lancar, efisien dan efektif. Dalam hubungannya dengan perencanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah, maka ada beberapa aspek kegiatan penting yang perlu dilakukan yaitu: 1. Analisis kebutuhan dan permasalahan siswa, 2. Penentuan tujuan program layanan bimbingan yang hendak dicapai, 3. Analisis situasi dan kondisi di sekolah, 4. Penentuan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan, 5. Penetapan metode dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan,

6. Penetapan personel-personel yang akan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan, 7. Persiapan fasilitas dan biaya pelaksanaan kegiatan-kegiatan bimbingan yang direncanakan, serta 8. Perkiraan tentang hambatan-hambatan yang akan ditemui dan usaha-usaha apa yang akan dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan.

1. D.

Strategi Implementasi Program

Strategi pelaksanaan program untuk masing-masing komponen pelayanan dapat di jelaskan sebagai berikut. 1. 1. Pelayanan dasar

1. Bimbingan Klasikal Program yang di rancang menurut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta didik di kelas. Secara terjadwal konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada para peserta didik. Kegiatan bimbingan ini bisa berupa diskusi kelas atau brain storming (curah pendapat). 1. Pelayanan Orientasi Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah, untuk mempermudah atau memperlancar brperannya mereka di lingkungan tersebut. Pelayanan orientasi ini biasanya dilakukan pada awal program pelajaran baru. 1. Pelayanan Informasi Yaitu pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi peserta didik melalui komunikasi langsung maupun tidak langsung (contoh : buku, brosur, leaflet, majalah, internet). 1. Bimbngan Kelompok

Konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada peserta didik melalui kelompok-kelompok kecil. Bimbingan ini di tujukan untuk merespon kebutuhan dan minat para peserta didik. 1. Pelayanan Pengumpulan Data (Aplikasi Instrumentasi). Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang pribadi peserta didik, dan lingkungan peserta didik. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrument, baik tes mauppun non tes. 1. 2. Pelayanan responsive

1. Konseling individual dan kelompok Pemberian pelayanan konseling ini ditujukan untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. 1. Referral (Rujukan atau Alih Tangan) Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani masalah konseli, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankan konseli kepada pihak lain yang lebih berwenang seperti psikolog, psikiater, dokter dan kepolisian. 1. Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas Konselor berkolaborasi dengan guru daan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang peserta didik, membantu memecahkan masalah peserta didik, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. 1. Kolaborasi dengan Orang Tua Konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua peserta didik. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap peserta didik tidak hanya berlangsung di sekolah atau madrasah, tetapi juga oleh orang tua di rumah. 1. Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah atau madrasah

Yaitu berkaitan dengan upaya sekolah/madrasah untuk menjalin kerjasama dengan unsure-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu pelayanan bimbingan. 1. Konsultasi Konselor menerima pelayanan konsultasi bagi guru, oran tua, atau pihak pimpinan sekolah/madrasah yang terkait dengan upaya membangun kesamaan persepsi dalam memberikan kepada para peserta didik, menciptakan lingkungan sekolah/madrasah yang kondusif bagi perkembangan peserta didik, melakukan referral, dan meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling 1. Bimbingan teman sebaya Bimbingan yang dilakukan oleh peserta didik terhadap peserta didik yang lainnya. Peserta didik yang menjadi pembibing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. 1. Konferensi Kasus Untuk membahas permasalah peserta didik dalam suatu pertemuan pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permaslahan peserta didik itu.pertemuan ini bersifat terbatas dan tertutup. 1. Kunjungan Rumah Kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan tentang peserta didik tertentu yang sedang di tangani, dalam upaya mengentaskan masalahnya, melalui kunjungan ke rumahnya.

1. 3.

Perencanaan Individual

Konselor membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang di peroleh, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan, atau aspek-aspek pribadi, social, belajar dan karir. Melalui kegiatan penilaian diri

ini, peserta didik akan memiliki pemahaman, penerimaan, dan pengarahan, dirinya secara positif dan konstruktif. 1. 4. Dukungan Sistem

1. Pengembangan Profesi Konselor secara terus menerus berusaha untuk meng-update pengetahuan dan keterampilannya melalui (1) in-servis training, (2) aktif dalam organisasi profesi (3) aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, (4) melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi. 1. Manajemen Program Program pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercipta, terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu system yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. 1. Riset dan Pengembangan Strategi : melakukan peneliatian, mengikuti kegiatan profesi dan mengikuti aktifitas peningkatan profesi serta kegiatan pada organisasi profesi.

1. E.

Evaluasi dan Akuntabilitas

1. Maksud dan Tujuan Penilaian kegiatan bimbingan di sekolah/madrasah adalah segala upaya ,tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan di sekolah/madrasah dengan mengacu pada criteria atau patokan patokan tentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan. Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah/madrasah mengacu pada ketercapaian kompetensi, keterpenuhan kebutuhankebutuhan peserta didik dan pihakpihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung berperan membantu peserta didik memperoleh perubahan perilaku dan pribadi kearah yang lebih baik.

Dalam keseluruhan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling, penilaian diperlukan untuk memperoleh umpan baik terhadap keefektifan pelayanan bimbingan yang telah dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sampai sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan pelayanan bimbingan. Berdasarkan informasi ini dapat ditetapkan langkahlangkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya.

2. Fungsi Evaluasi a. Memberikan umpan balik (feed back) kepada guru pembimbing (konselor) untuk memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling. b. Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah/madrasah,guru mata pelajaran, dan orang tua peserta didik tentang perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat ketercapaian tugas-tugas perkembangan peserta didik,agar bersinergi atau berkolaborasi meningkatkan kualitas implementasi program bimbingan dan konseling di sekolah/madrasah. 3. Aspek-aspek yang dievaluasi Ada dua macam aspek kegiatan penilaian program kegiatan bimbingan ,yaitu penilaian proses dan penilaian hasil. Aspek yang dinilai baik proses maupun hasil antara lain: 1. Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan 2. Keterlaksanaan programHambatan hambatan yang dijumpai 3. Dampak pelayanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar 4. Respon peserta didik,personel sekolah/madrasah 5. Perubahan kemajuan peserta didik dilihat dari percapaian tujuan pelayanan bimbingan , tugastugas, dan hasil belajar. Penialaian dalam proses ,dapat dilakukan dengan cara berikut : 1. Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta didik 2. Mengungkapkan pemahaman peseta didik 3. Mengungkap kegunaan pelayanan bagi peserta didik 4. Mengungkapkan minat peserta didik 5. Mengamati perkembangan peserta didik

6. Mengungkap kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan pelayanan 4. Langkah langkah Evaluasi Langkah-langkahnya : 1. Merumuskan masalah atau instrumentasi 2. Mengembangkan atau menyusun instrument pengumpul data 3. Mengumpulkan dan menganalisis data 4. Melekukan tindak lanjut ( follow up ) 5. Akuntabilitas Akuntabilitas pelayanan terwujud dalam kejelasan program, proses implementasi dan hasil-hasil yang dicapai serta informasi yang dapat menjelaskan apa dan mengapa sesuatu proses dan hasil terjadi atau tidak terjadi. Hal yang penting dalam akuntabilitas adalah informasi yang terkait dengan factor-factor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan peserta didik di dalam mencapai kompetensi. 1. F. Analisis Hasil Evaluasi Program dan Tindak Lanjut

Hasil evaluasi menjadi umpan balik program yang memerlukan perbaikan, kebutuhan peserta didik yang belum terlayani, kemampuan personil dalam melaksanakan program, serta dampak program terhadap perubahan perilaku peserta didik dan pencapaian prestasi akademik, peningkatan mutu proses pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan. Hasil analisis harus ditindaklanjuti dengan menyusun program selanjutnya sebagai

kesinambungan program, mengembangkan jejaring pelayanan agar pelayanan bimbingan dan konseling lebih optimal, melakukan referral bagi peserta didik yang memerlukan bantuan khusus dari ahli lain, serta mengembangkan komitmen baru kebijakan orientasi dan implementasi pelayanan bimbingan dan konseling selanjutnya. 1. F. a) Personel Bimbingan dan Konseling Kepala Sekolah

Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan di sekolah, tugas kepala sekolah ialah:

1)

Mengkoordonasikan seluruh kegiatan pendidikan yang meliputi kegiatan pengajaran,

pelatihan, dan bimbingan di sekolah; 2) Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan

bimbingan dan konseling di sekolah; 3) 4) 5) Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dan konseling di sekolah; Melakukan supervise terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah; Menetapkan koordinator guru pembimbing yang bertanggung jawab atas koordinasi

pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah berdasarkan kesepakatan bersama guru pembimbing; 6) Membuat surat tugas guru pembimbing dalam proses bimbingan dan konseling pada setiap

awal catur wulan; 7) Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan bimbingan dan konseling sebagai bahan

usulan angka kredit bagi guru pembimbing. Surat pernyataan ini dilampiri bukti fisik pelaksanaan tugas; 8) Mengadakan kerja sama dengan instansi lain yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan

bimbingan dan konseling; dan 9) Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 40 siswa, bagi kepala sekolah

yang berlatar belakang bimbingan dan konseling. b) Wakil Kepala Sekolah

Wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah dalam hal: 1) Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada semua personel

sekolah; 2) Melaksanakan kebijakan pemimpin sekolah terutama dalam pelaksanaan layanan

bimbingan dan konseling; dan 3) Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 75 siswa, bagi wakil kepala

sekolah yang berlatar belakang bimbingan dan konseling. c) Koordinator Guru Pembimbing (Konselor)

Tugas-tugas koordinator guru pembimbing dapat dirinci sebagai berikut: 1) 2) 3) Mengkoordinasikan para konselor; Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling; Menyusun program kegiatan bimbingan dan konseling;

4) 5) 6) 7) 8) 9)

Melaksanakan program bimbingan dan konseling; Mengadministrasikan program kegiatan bimbingan dan konseling; Menilai hasil pelaksanaan program kegiatan bimbingan dan konseling; Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling; Memberikan tindak lanjut terhadap analisis hasil penilaian bimbingan dan konseling; Membuat usulan kepada kepala sekolah bagi terpenuhinya tenaga, prasarana dan sarana,

alat dan perlengkapan pelayanan bimbingan dan konseling; 10) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah; 11) Berpatisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan oleh pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling; d) Guru Pembimbing (Konselor)

Adapun tugas guru pembimbing ialah: 1) 2) 3) 4) Memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan konseling; Merencanakan program bimbingan dan konseling; Melaksanakan persiapan kegiatan bimbingan dan konseling; Melaksanakan layanan bimbingan terhadap sejumlah siswa yang menjadi tanggung

jawabnya minimal sebanyak 150 siswa; 5) 6) 7) 8) Melaksanakan kegiatan penunjang bimbingan dan konseling; Menilai proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling; Menganalisis hasil penilaian layanan bimbingan da konseling; Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian layanan bimbingan dan

konseling; 9) Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling; dan

10) Memepertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru pembimbing. e) Staf Administrasi

Seperti personel bimbingan lain, staf administrasi pun adalah personel yang memiliki tugas bimbingan khusus, yaitu: 1) Membantu guru pembimbing dan koordinator dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan

bimbingan dan konseling di sekolah; 2) Membantu mempersiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling; dan

3) f)

Membantu menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan bimbingan dan konseling. Guru Mata Pelajaran

Guru mata pelajaran adalah personel yang sangat penting dalam aktivitas bimbingan. Tugastugasnya adalah: 1) 2) Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa; Melakukan kerja sama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa yang

memerlukan bimbingan; 3) 4) Mengalihtangankan siswa yang memerlukan bimbingan kepada guru pembimbing; Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan (program perbaikan dan program

pengayaan); 5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan bimbingan dari guru

pembimbing; 6) Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian layanan

bimbingan; serta 7) Ikut serta dalam program layanan bimbingan.

g)

Wali Kelas

Wali kelas sebagai mitra kerja konselor juga memiliki tugas-tugas bimbingan, yaitu: 1) Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan bimbingan yang menjadi tanggung

jawabnya; 2) Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas yan

menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti layanan bimbingan; 3) Memberikan informasi tentang siswa di kelasnya untuk memperoleh layanan bimbingan

dari guru pembimbing; 4) Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu diperhatikan

khusus; serta 5) Ikut serta dalam konferensi kasus.