bismillah,, akupuntur-testis.docx

22
1 A. Judul Program Pengaruh Elektroakupuntur Titik Shensu (BL-23), Titik Pishu (BL-20) dan Titik Zusanli (ST-36) terhadap Perbaikan Jaringan Testis Pada Tikus (Rattus novergicus) Model Diabetik B. Latar Belakang Masalah Infertilitas terjadi hampir pada 15% pasangan suami-istri (David dkk, 2007). Infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk menghasilkan kehamilan setelah satu tahun masa tanpa proteksi hubungan suami-istri. Pasangan itu tidak menggunakan alat kontrasepsi, baik suami maupun istri. Pasangan itu secara teratur mengadakan hubungan suami-istri yang normal tidak dipisahkan oleh letak geografis. Bagi banyak orang, infertilitas sering menjadi hal yang menakutkan dan dapat menurunkan kualitas hidup seseorang. Infertilitas dapat terjadi baik pada pria maupun wanita. Meskipun dalam masyarakat masih banyak yang berpandangan bahwa infertilitas disebabkan oleh pihak perempuan, infertilitas pada pria juga harus mendapatkan penanganan serius. Infertilitas yang disebabkan oleh gangguan pada pihak pria (faktor pria) mencapai prosentase yang cukup besar, yaitu sekitar 40-60%. Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi infertilitas pada pria, seperti rokok, polusi, terpapar berbagai

Transcript of bismillah,, akupuntur-testis.docx

Page 1: bismillah,, akupuntur-testis.docx

1

A. Judul Program

Pengaruh Elektroakupuntur Titik Shensu (BL-23), Titik Pishu (BL-20) dan

Titik Zusanli (ST-36) terhadap Perbaikan Jaringan Testis Pada Tikus (Rattus

novergicus) Model Diabetik

B. Latar Belakang Masalah

Infertilitas terjadi hampir pada 15% pasangan suami-istri (David dkk,

2007). Infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk menghasilkan

kehamilan setelah satu tahun masa tanpa proteksi hubungan suami-istri.

Pasangan itu tidak menggunakan alat kontrasepsi, baik suami maupun istri.

Pasangan itu secara teratur mengadakan hubungan suami-istri yang normal

tidak dipisahkan oleh letak geografis. Bagi banyak orang, infertilitas sering

menjadi hal yang menakutkan dan dapat menurunkan kualitas hidup seseorang.

Infertilitas dapat terjadi baik pada pria maupun wanita. Meskipun dalam

masyarakat masih banyak yang berpandangan bahwa infertilitas disebabkan

oleh pihak perempuan, infertilitas pada pria juga harus mendapatkan

penanganan serius. Infertilitas yang disebabkan oleh gangguan pada pihak pria

(faktor pria) mencapai prosentase yang cukup besar, yaitu sekitar 40-60%. Ada

banyak hal yang dapat mempengaruhi infertilitas pada pria, seperti rokok,

polusi, terpapar berbagai zat kimia, radioaktif serta penyakit sistemik seperti

diabetes (David dkk, 2007).

Dewasa ini, diabetes merupakan penyakit yang telah menjadi epidemi dunia

dengan prevalensi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data statistik

WHO menunjukkan bahwa sekitar 346 juta penduduk dunia menderita diabetes

mellitus. Indonesia sebagai negara berkembang menduduki peringkat ke-4

dunia untuk prevalensi kejadian penyakit ini. WHO memprediksi kenaikan

pasien diabetes di Indonesia akan menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030

(WHO, 2008). Meningkatnya prevalensi diabetes mellitus di negara

berkembang diakibatkan oleh perubahan pola makan dan mungkin karena hal

ini pula, diabetes saat ini mempunyai kecenderungan sudah mulai terjadi pada

usia muda dan usia reproduksi.

Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara

peningkatan diabetes dengan disfungsi sistem reproduksi pria. Dibandingkan

Page 2: bismillah,, akupuntur-testis.docx

2

orang yang tidak diabetes, laki-laki penderita diabetes menunjukkan

peningkatan insidensi disfungsi erektil, hipogonadisme, dan infertilitas (Seftel,

2006). Penelitian dengan hewan uji model diabetic cenderung menunjukkan

bahwa kelainan ini terjadi akibat disfungsi testis, seperti penurunan kualitas

dan kuantitas sperma, rendahnya level testosterone dalam darah, serta

perubahan histologis testis (Tang dkk, 2008). Secara teoritis, hal tersebut

disebabkan karena peningkatan stres oksidatif dan gangguan vaskuler yang

terjadi pada diabetes (Davoud dkk, 2011).

Pengobatan infertilitas pada penderita diabetes melitus belum banyak

dikembangkan. Salah satu yang digunakan adalah terapi hormonal. Namun,

terapi ini tergolong mahal dan memiliki efek samping lain. Terapi alternatif

lain yang relatif lebih murah dan aman untuk mengatasi infertilitas pada

diabetes mellitus adalah elektroakupuntur.

Elektroakupuntur ini pada prinsipnya sama dengan akupuntur, hanya

stimulusnya menggunakan stimulus elektrik. Dengan elektroakupunktur

stimulasi lebih stabil dan kontinyu. Akupunktur memanfaatkan rangsangan

pada titik akupunktur untuk mempengaruhi aliran bioenergi tubuh berdasar

pada filosofi keseimbangan hubungan antara permukaan tubuh dan organ

melalui sistem meridian yang spesifik (Koosnadi S, 2000). Akupunktur telah

banyak digunakan oleh paramedis dalam penanganan masalah kesehatan.

WHO sudah mendata lebih dari 40 indikasi pengobatan untuk akupuntur dan

National Institutes of Health telah menerima validitas dari pengobatan

akupuntur. Pada penelitian sebelumnya, terbukti bahwa elektroakupuntur dapat

meningkatkan kadar testosterone dan dihidrotestosteron dalam plasma.

Akupuntur dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas sperma pada hewan uji.

Akupuntur juga dapat memperbaiki jaringan testis (Xia Qing, 2003). Berbagai

penelitian klinik dan laboratorium membuktikan bahwa akupunktur dapat

menurunkan kadar glukosa darah dan mempunyai efek terapetik terhadap

komplikasi kronik diabetes melitus. Namun, belum ada bukti ilmiah yang

menunjukkan efek akupuntur untuk mengatasi infertilitas pada penderita

diabetes mellitus. Oleh karena itu, menarik untuk diteliti mengenai pengaruh

Page 3: bismillah,, akupuntur-testis.docx

3

elektroakupuntur pada titik shensu (BL-23), pishu (BL-20) dan zusanli (ST-36)

pada testis tikus yang diinduksi steptozotocin.

C. Perumusan Masalah

Apa pengaruh elektroakupuntur titik shensu (BL-23), titik pishu (BL-20)

dan titik zusanli (ST-36) terhadap perbaikan jaringan testis pada tikus model

diabetik?

D. Tujuan Program

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

elektroakupuntur titik shensu (BL-23), titik pishu (BL-20) dan titik zusanli

(ST-36) terhadap perbaikan jaringan testis pada tikus model diabetic.

E. Luaran yang Diharapkan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bukti ilmiah

dalam pemanfaatan elektroakupuntur sebagai terapi infertilitas yang

diakibatkan oleh diabetes mellitus.

F. Kegunaan Program

1. Aspek Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah mengenai

pengaruh elektroakupunktur dalam memperbaiki jaringan testis pada

tikus model diabetik.

2. Aspek Aplikatif

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk

penelitian lebih lanjut sehubungan dengan peran elektroakupunktur

sebagai terapi infertilitas akibat diabetes mellitus.

G. Tinjauan Pustaka

1. Dasar Teori

a. Elektroakupuntur Titik Shenshu (BL-23), Pishu (BL-20), dan

Zusanli (ST-36)

Akupunktur ( akus = jarum; puntur = tusuk) merupakan terapi

biologis dengan cara menusuk pada beberapa tempat pada kulit (titik

akupunktur) dengan menggunakan jarum logam yang padat dan tipis.

Untuk memberikan stimulus, penetrasi jarum dimanipulasi (digerak-

gerakkan) secara manual atau dengan stimulasi elektrik

Page 4: bismillah,, akupuntur-testis.docx

4

(elektroakupunktur). Dengan elektroakupunktur stimulasi lebih stabil

dan kontinyu. Elektroakupunktur pada tikus menggunakan frekuensi 2

Hz, amplitudo 10 mA dengan durasi 10-20 menit (Gao et al., 2000).

Untuk mengobati diabetes, ada 3 titik yang biasa digunakan, yakni

Shenshu (BL-23), Pishu (BL-20), dan Zusanli (ST-36). Titik Shenshu

(BL-23) terletak pada punggung setinggi processus spinosus lumbal 2;

1,5 cun lateral linea mediana posterior. Titik Pishu (BL-20) terletak

pada kedua sisi ruang interkostal setinggi batas bawah processus

spinosus thorakal 12; 1,5 cun lateral linea mediana posterior. Titik

Zusanli (ST-36) terletak pada 1/5 proximal permukaan kraniolateral

tungkai bawah, beberapa millimeter di bawah tuberositas tibia (Tarcin

et al.,2004). Cara perangsangan pada titik ketiga titik tersebut adalah

dengan menempatkan jarum akupuntur sesuai letaknya tadi dengan

posisi jarum tegak lurus sedalam 6 mm (Tian Feng He, 2011).

b. Efek Diabetes pada Jaringan Testis

Testis adalah bagian dari sistem reproduksi pria yang bertanggung

jawab terhadap kelangsungan produksi spermatozoa dan sekresi

hormon testosteron. Secara histologis, dalam testis terdapat tubulus

seminiferus yang berkelok-kelok dengan panjang 30-70 cm dan

diameter 150-250 μm yang kelilingi oleh membrana basalis. Di sini

terdapat spermatozoa berada dalam berbagai tahapan pematangan. Di

sisi medial membrana basalis terdapat sel progenitor untuk

memproduksi sperma. Epitel yang mengandung spermatozoa yang

sedang berkembang di sepanjang tubulus disebut sebagai epitel

seminiferus atau epitel germinal (Gartner, 2007).

Pada tikus diabetik, histologis jaringan testis tersebut

memperlihatkan bentuk irregular dari tubulus seminiferus, bentuk

normal dari sel germinal berkurang, dan pengurangan sel

spermatogenesis pada tubulus yang terkena. Tikus dengan diabetes

memiliki material amorf pada jaringan ikat intertisiil. Pada tubulus

seminiferus didapatkan sel multinukleus, keadaan ini ditemukan pada

kelompok diabetes. Penemuan ini mengindikasikan bahwa konversi dari

Page 5: bismillah,, akupuntur-testis.docx

5

spermatogonia menjadi spermatosit primer menurun pada kondisi

diabetes. Peningkatan jaringan ikat intertisiil ini berhubungan daengan

mikrovaskular angiopati pada kondisi diabetes (Davoud dkk, 2011).

c. Mekanisme Elektroakupunktur Titik Shenshu (BL-23), Pishu (BL-

20) dan Zusanli (ST-36) dalam Memperbaiki Gambaran Histologis

Testis Diabetik

Elektroakupunktur pada titik Zusanli (ST-36) dengan frekuensi 2 Hz

selama 30 menit dapat menurunkan kadar glukosa darah, meningkatkan

kadar insulin dan beta endorfin dalam plasma pada tikus yang diinduksi

STZ (Chang et al, 2005). Penurunan kadar gula darah diduga karena

adanya stimulasi nervus kolinergik yang kemudian menyebabkan

pengeluaran opioid endogen (beta endorfin) yang dapat mengaktifkan

reseptor-reseptor spesifik pada pankreas sehingga memacu sekresi

insulin (Chang et al, 2005). Selain itu beta endorfin dapat meningkatkan

sensitivitas insulin melalui modulasi jalur signal insulin (Liang et al.,

2011).

Akupunktur pada titik Zusanli (ST-36) dapat menurunkan produksi

radikal bebas dan meningkatkan antioksidan sehingga menurunkan

terjadinya stres oksidatif (Yu et al., 2010). Stress oksidatif merupakan

penyebab utama disfungsi testis. Beberapa penelitian pada pasien

infertil menunjukkan ada hubungan negatif antara produksi ROS

(reactive oxygen species) dengan suksesnya fertilisasi. Stres oksidatif

dapat menyebabkan kerusakan testis dengan beberapa mekanisme.

Peningkatan ROS menyebabkan peroksidasi lipid dan kerusakan

mitokondria pada sel germinal dan sel leydig sehingga menyebabkan

disfungsi spermatogenesis dan steroidogenesis. Selain itu, peningkatan

level ROS juga merubah ekspresi redox-sensitive transcription factors

(seperti c-jun and c-fos), yang akan mengubah transkripsi gen yang

memainkan peran penting dalam menjaga fungsi testis. Selain itu,

peningkatan ROS juga menyebabkan kerusakan DNA dan abnormalitas

sel germinal. ROS akan mengaktivasi proses apoptosis melalui aktivitas

caspase 3 dan menurunkan ekspresi Bcl-2 (Tang et al, 2008).

Page 6: bismillah,, akupuntur-testis.docx

Tikus

Kerusakan sel β Pankreas

Diabetes melitus

Sekresi Insulin ↓

Hiperglikemia

Jalur Polyol

Reaksi glikosilasi protein ↑

Autooksidasi glukosa

Pertahanan antioksidan ↓ Faktor oksidatif ↑

Stres oksidatif ↑

ROS↑

Kerusakan sel sel germinal dan sel leydig

disfungsi spermatogenesis dan steroidogenesis

Caspase 3

Injeksi intraperitoneal streptozotocin

Elektroakupunktur titik Pishu

Elektroakupunktur titik Zusanli

Elektroakupunktur titik Shenshu

Stimulasi nervus kolinergikβ endorphin &Insulin-like growth factor

sensitivitas insulin ↑

sekresi insulin ↑

↑ aliran darah testis

Rusaknya struktur glomerulus ginjal

Antioksidan ↑Radikal bebas ↓

Apoptosis

6

2. Kerangka Pemikiran

Keterangan:

3. Hipotesis

: menyebabkan

: menghambat

Page 7: bismillah,, akupuntur-testis.docx

7 hari adaptasi

Hari ke-8

Hari ke-10

Hari ke-11

Hari ke-56

Sampel

Simple Random Sampling

≥ 200 mg/dl

K P1P2

STZ

Glu

STZ

Elektroakupunktur

Buffer sitrat

≥ 200 mg/dl

OK

A

OP1

OP2

Glu

7

Akupunktur pada titik Shenshu (BL-23), titik Pishu (BL-20) dan

titik Zusanli (ST-36) dapat memperbaiki gambaran histologis testis

tikus induksi streptozotocin.

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan post test

only control group design.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Histologi dan

Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian berupa tikus Sprague-Dawley jantan (Rattus

novergicus) dengan berat badan ± 180-220 gram dan berumur 8-10

minggu (Wang et al., 2010). Tikus diperoleh dari UPHP Fakultas

Kedokteran Hewan UGM ,Yogyakarta. Bahan makanan tikus digunakan

pakan broiler I (BR I).

4. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling

yang dilanjutkan dengan purposive random sampling. Jumlah sampel

ditentukan dengan rumus Federer yaitu (k-1) (n-1) ≥ 15. Jumlah kelompok

perlakuan pada penelitian ini sebanyak 3 kelompok, dengan demikian,

berdasarkan perhitungan rumus federer didapatkan jumlah sampel tiap

kelompok sebanyak 9 sampel. Total sampel pada penelitian ini 27 sampel.

5. Rancangan Penelitian

Keterangan :

Page 8: bismillah,, akupuntur-testis.docx

8

K : Kelompok Kontrol

P1 : Kelompok Perlakuan 1(KP1)

P2 : Kelompok Perlakuan 2 (KP2)

Buffer sitrat : Pemberian buffer sitrat 0,1 M 0,7 ml/100grBB

STZ : Induksi streptozotocin dosis 70 mg/kgBB tikus

Glu : Pemeriksaan kadar glukosa darah (kriteria inklusi : gula

darah ≥ 200 mg/dl)

OK : Observasi gambaran histologis testis kelompok K

OP1 : Observasi gambaran histologis testis kel. P1

OP2 : Observasi gambaran histologis testis kel. P2

A : Analisa data

Elektroakupunktur : Elektroakupunktur titik Zusanli, Pishu, dan Shenshu

dilakukan 3 kali seminggu mulai hari ke-11 sampai hari ke-56.

6. Instrumen Penelitian

a. Alat

1) Kandang tikus

2) GlucoDr Blood Glucose

Test Meter

3) Alat elektroakupunktur

4) Point detector

5) Jarum akupunktur

6) Timbangan Mettler Toledo

7) Timbangan tikus

8) Beaker glass

9) Labu ukur dan gelas ukur

10) Spuit 1 ml

11) Alat-alat pembedahan

hewan coba (gunting

anatomis, pinset, jarum

fiksasi, meja lilin)

12) Alat-alat untuk pembuatan

preparat histologis ( gelas

objek, deck glass,

microtom)

13) Mikroskop cahaya

b. Bahan

1) Streptozotocin

2) Buffer sitrat 0,1 M (pH

4,5)

3) Makanan standar hewan

uji (pakan Broiler I)

4) Air PDAM untuk

minuman hewan coba

5) Hematoxylin eosin

6) Periodic acid Schiff

7) Chlorethyle

7. Identifikasi Variabel Penelitian

Page 9: bismillah,, akupuntur-testis.docx

9

1. Variabel bebas : Elektroakupunktur pada titik Shensu, Pishu dan

Zusanli

2. Variabel terikat : Gambaran histologis testis

3. Variabel penganggu:

a. Dapat dikendalikan : Genetik, berat badan, makanan,

umur, jenis kelamin

b. Tidak dapat dikendalikan : stres, variasi kepekaan tikus

terhadap pemberian suatu zat

8. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel bebas: Elektroakupunktur pada titik Shenshu, Pishu dan

Zusanli

Elektroakupunktur dilakukan pada titik Zusanli, Pishu, dan

Shenshu selama 15 menit dengan frekuensi 2 Hz, amplitudo 10 mA,

hingga timbul kontraksi otot area yang distimulasi elektroakupunktur

(Putri, 2010). Elektroakupunktur dilakukan 3 x seminggu selama 8

minggu (Mo X, 1996). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala

nominal.

2. Variabel terikat: Gambaran histologis testis

Gambaran histologis testis diamati secara mikroskopik di bawah

mikroskop cahaya pada perbesaran 100 x dengan mikrometer

obyektif. Hal-hal yang diamati terutaman bentuk tubulus seminiferus,

sel germinal, jumlah sel spermatogenesis pada tubulus seminiferus,

dan jaringan ikat intertisiil. Skala pengukuran yang digunakan adalah

skala rasio.

9. Teknik Analisis Data Statistik

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji ANOVA. Uji

ANOVA digunakan untuk membandingkan mean lebih dari dua kelompok

I. Jadwal Kegiatan Program

JadwalMinggu ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Pembuatan Proposal

Pembimbingan usulan proposal

Page 10: bismillah,, akupuntur-testis.docx

10

Proposal siap*

Pengumpulan data**

Analisis Data

Penyelesaian hasil penelitian,

pembuatan laporan

Seminar hasil penelitian

Keterangan :

* Proposal usulan kegiatan siap dan dikirim ke LPPM Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret untuk mengikuti Program Kreativitas

Mahasiswa (PKM) Dikti guna mendapatkan dana.

** Dilakukan setelah kegiatan disetujui untuk didanai, termasuk di sini adalah

pembelian bahan-bahan yang diperlukan .

J. Nama dan Biodata Ketua serta Anggota Kelompok

1. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama lengkap : Mukhtar Ali Mukti

b. NIM : G0009141

c. Fakultas/Program Studi : Fakultas Kedokteran/Pendidikan Dokter

d. Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret

e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 18 jam/minggu

2. Anggota Pelaksana 1

1. Nama lengkap : Anindhito Kurnia Pratama

b. NIM : G0009015

c. Fakultas/Program Studi : Fakultas Kedokteran/Pendidikan Dokter

d. Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret

e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 18 jam/minggu

3. Anggota Pelaksana 2

a. Nama lengkap : Galih Indra Permana

b. NIM : G0009091

c. Fakultas/Program Studi : Fakultas Kedokteran/Pendidikan Dokter

d. Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret

e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 18 jam/minggu

4. Anggota Pelaksana 3

Page 11: bismillah,, akupuntur-testis.docx

11

a. Nama lengkap : Nita Prasasti

b. NIM : G0009152

c. Fakultas/Program Studi : Fakultas Kedokteran/Pendidikan Dokter

d. Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret

e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 18 jam/minggu

5. Anggota Pelaksana 4

a. Nama lengkap : Qonita Sakinatul Janani

b. NIM : G0009176

c. Fakultas/Program Studi : Fakultas Kedokteran/Pendidikan Dokter

d. Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret

e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 18 jam/minggu

K. Nama dan Biodata Dosen Pendamping

1. Nama Lengkap : dr. Selfi Handayani, M.Kes

2. Golongan Pangkat dan NIP : IIId/19651807 199802 1 001

3. Jabatan Fungsional : Lektor

4. Jabatan Struktural : -

5. Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter

6. Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret

7. Bidang Keahlian : Ilmu Kesehatan Kerja dan Lingkungan

8. Waktu untuk Kegiatan PKM : 14 jam per minggu

L. Biaya

No. Jenis PengeluaranAnggaran yang

Diusulkan (Rp, 00)

1. Pembelian Tikus Jantan galur Sprague-Dawley

45 X 22.000

990.000

2. Pembelian Tikus Betina untuk cadangan

30 X 22.000

660.000

1. Bahan Habis Pakai

a. Jarum akupunktur 20 X 25.000 500.000

b. Streptozotocin 1 btl X 5000.000 5.000.000

c. Aquabides 1 btl X 40.000 40.000

d. Pelet 650.000

Page 12: bismillah,, akupuntur-testis.docx

12

e. Pewarna jaringan

Hematoxilin-Eosin

1 btl X 500.000 500.000

f. Buffer Formalin 10 % 1 box X 60.000 60.000

g. Alkohol 70 % 1 btl X 30.000 30.000

h. Chloretyle 1 btl X 70.000 70.000

k. Pengambil & penyimpan organ ginjal 500.000

2. Peminjaman alat dan tempat percobaan 500.000

Pemeliharaan tikus selama 2,5 bulan 900.000

Pembuatan preparat histologist 1.200.000

Transportasi 350.000

4. Sumber pustaka, pembuatan proposal, laporan

cetak, print, dokumentasi, dll.

350.000

Total Biaya 10.000.000

M. Daftar Pustaka

Chang S.L. , Tsai C.C,Lin J.G., Hsieh C.L.,Lin R.T. and Cheng J.T. 2005.

Involvement of serotonin in the hypoglycemic response to 2 Hz

electroacupuncture of zusanli acupoint (ST36) in rats. Neuroscience

letter 379: 69-73.

David G, Dolores S. Greenspan’s Basic and Clinical Endocrinology 8 th

Edition. Lange McGraw-Hill; 2007. Available from: pf MED:CINE

Davoud K, Rajab-Ali S, Shapour H. The Histological, Histomorphometrical

and Histochemical Changes of Testicular Tissue in the Metformin

Treated and Untreated Streptozotocin-Induced Adult Diabetic Rats.

Veterian research forum. Vol: 2, No: 1, March, 2011, 13 – 24

Dharmananda. 2001. Zusanli (stomach-36). http://www .

Itmonline.org/arts/pc6.htm. (17 Maret 2011)

Gao, Huang, Chen, Song, and Wang. 2000. Regulatory effects of

electroacupuncture at tsusanli on ir-SP content in rats pituitary gland

and peripheral blood and their immunity. World J Gastroenterol. 6 (4) :

581-584

Gartner, Leslie P. 2007. Color textbook of histology. Elsevier: New York

Page 13: bismillah,, akupuntur-testis.docx

13

Kianifard, Davoud, Hasanzadeh, Shapour. 2011. The Histological,

Histomorphometrical and Histochemical Changes of Testicular Tissue

in the Metformin Treated and Untreated Streptozotocin-Induced Adult

Diabetic Rats. Veterinary Reserseach Forum (2)1, 13-24.

Koosnadi S. 2002. Akupunktur Dalam Ilmu Kedokteran. Surabaya: Airlangga

University Press

Liang F, Chen R, Nakagawa A, Nishizawa A, Tsuda S, Wang H, Koya D.

2011. Low frequency electroacupuncture improves insulin sensitivity in

obese diabetic mice through activation of SIRT 1/PGC-1α in skeletal

muscle. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine. Vol

2011.

Lin R.T., Tzeng C.Y., Lee Y.C., Ho W.J., Cheng J.T., Lin J.G., Chang S.L.

2009. Acute effect of electroacupuncture at the zusanli acupoints on

decreasing insulin resistance as shown by lowering plasma free fatty

acid levels in steroidbackground male rats. BNC Complementary and

Alternative Medicine. 9:26.

Ricci G, Catizone A, Esposito R, Pisanti FA, Vietri MT, Galdieri M. 2009.

Diabetic rat testes: morphological and functional alterations.

Andrologia. 361-8.

Seftel A. Male hypogonadism. Int. J. Impot. Res. 2006; 18: 223–8.

Tang XY, Qi Zhang, De-Zai, Dai, Han-Jie Ying, Qiu-Juan, Wang ,Yin Dai.

2008. Effects of strontium fructose 1,6-diphosphate on expression of

apoptosis-related genes and oxidative stress in testes of diabetic rats.

International Journal of Urology 15 (3): 251–256

WHO. 2008. Diabetes. (Online) (http://www.who.int/diabetes/facts/

world_figures/en/, diakses 9 Oktober 2011)

Xia Qing. 2003. An experimental study: the effect of acupuncture

andmoxibustion on testicle function and sperm quality. Journal of

Gansu Sciences: 2003-01

Yu YP, Ju WP, Li ZG, Wang DZ, Wang YC, Xie AM. 2010. Acupuncture

inhibits oxidative stres and rotational behavior in 6-hydroxydopamine

lesioned rat. Brain Res. 1336:58-65.