Biosel Lann

7
STRUKTUR PROTEIN Setiap protein terdiri dari dari satu atau lebih ranta polipeptida. Akibatnya, terdapat empar struktur protein, yaitu sebagai berikut: a. Struktur primer Merupakan struktur protein yang rantai polipeptidanya berbentuk linear, yang disatukan oleh ikatan peptide dan tidak terjadi percabangan rantai. Contoh: insulin b. Struktur sekunder Merupakan struktur protein yang polipeptidanya mempunyai pola teratur, misalnya pola memilin (menggulung) akibat adanya ikatan hydrogen antara atom-atom ikatan peptide.

description

biosel

Transcript of Biosel Lann

Page 1: Biosel Lann

STRUKTUR PROTEIN

Setiap protein terdiri dari dari satu atau lebih ranta polipeptida. Akibatnya, terdapat empar

struktur protein, yaitu sebagai berikut:

a. Struktur primer

Merupakan struktur protein yang rantai polipeptidanya berbentuk linear, yang disatukan oleh

ikatan peptide dan tidak terjadi percabangan rantai.

Contoh: insulin

b. Struktur sekunder

Merupakan struktur protein yang polipeptidanya mempunyai pola teratur, misalnya pola memilin

(menggulung) akibat adanya ikatan hydrogen antara atom-atom ikatan peptide.

c. Struktur tersier

Merupakan struktur protein yang rantai polipeptidanya bengkok atau bergulung (berpilin),

sehingga membentuk struktur tiga dimensi bulat. Gabungan dari aneka ragam struktur sekunder

akan menghasilkan struktur tiga dimensi. Struktur tersier protein dikukuhkan oleh berbagai

Page 2: Biosel Lann

macam gaya, sepert ikatan hidrogen, ikatan silang disulfida, interaksi hidrofobik atau hidrofilik,

serta jembatan garam. Setiap protein mempunyai bentuk tiga dimensi tertentu. Jadi semua

molekul hemoglobin sebagai contoh, mempunyai bentuk tiga dimensi yang sama. Bentuk tiga

dimensi protein sangat berperan dalam menentukan fungsi biologis protein tersebut. Sering kali

sutatu molekul organik bukan protein terikat pada rantai polipeptida dalam strukturtersiernya. 

Sebagian protein hanya mengandung rantai tunggal polipeptida, tetapi yang lain, yang disebut

protein oligomer, terdiri dari dua atau lebih rantai. Contoh: struktur tersier enzim sering padat,

berbentuk globuler.

d. Struktur kuartener

Merupakan struktur protein yang berkaitan dengan kenyataan bahwa beberapa protein dapat

terdiri dari lebih dari satu rantai polipeptida. Setiap rantai polipeptida dapat merupakan

polipeptida yang sama atau berbeda. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik

tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil dan membentuk struktur kuartener.

Sebagai contoh adalah molekul hemoglobin manusia yang tersusun atas 4 subunit, yang

dipaparkan

Page 3: Biosel Lann
Page 4: Biosel Lann

ASAM NUKLEAT

Suatu basa yang terikat pada satu gugus gula disebut nukleosida, sedangkan nukleotida

adalah nukleosida yang berikatan dengan fosfat. Di dalam molekul DNA atau RNA, nuleotida

berikatan dengan nukleotida yang lain melalui ikatan fosfodiester. Basa purin dan pirimidin tidak

berikatan secara kkovalen satu sama lain. Oleh karena itu suatu polinekleotida tersusun atas

kerangka gula-fosfat yang berselang-seling dan mempunyai ujung 5’-P dan 3’-OH. Asam nukleat

yang mempunyai ujung demikian umum terdapat di alam, meskipun asam nukleat yang

mempunyai ujung 5’ 0H dan 3’P dapat disintesis secara kimiawi.

Polaritas dari rantai DNA ditunjukkan dengan sebutan ujung 5’ dan ujung 3’. Arah

pembacaan basa nukleotida dari ujung 5’ menuju ujung 3’. Ujung 3’ membawa gugus OH bebas

pada posisi 3’ dari cincin gula, dan ujung 5’ membawa gugus fosfat bebas pada posisi 5’ dari

cincin gula.

Bahan penyusun molekul DNA adalah molekul deoksiribonukleotida yang berasal dari

penguraian difosfat dan trifosfat. Dalam proses sintesis DNA maupun replikasi DNA diperlukan

enzim DNA-polimerase sebagai biokatalisator yang menyusun molekul DNA. Namun enzim ini

hanya dapat menambahkan nukleotida pada gugusan OH atom C dengan arah 5’-3’ padahal

rantai heliks ganda bersifat anti paralel. Untuk rantai pertama sintesis molekul DNA berjalan

dengan lancer karena berjalan kea rah 5’-3’, namun untuk rantai kedua sintesis tidak dapat

berjalan dengan arah 3’-5’ sehingga penyusuna polinukleotidanya berlangsung sepotong demi

sepotong dan menghasilkan beberapa segmen. Segmen-segmen ini kemudian dihubungkan oleh

enzim ligase sehingga rantai polinukleotidanya utuh.

Page 5: Biosel Lann
Page 6: Biosel Lann