Makalah Biosel Dan Molekuler
-
Upload
sisca-risma -
Category
Documents
-
view
98 -
download
10
description
Transcript of Makalah Biosel Dan Molekuler
MAKALAH
BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER
(SEL PROKARIOTIK DAN SEL EUKARIOTIK)
OLEH:
DIGNA FRANSISKA KONO
NIM:1346201182
KELAS/SEMESTER:B/IV
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKADAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PGRI NTT
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Ku Haturkan kepada Tuhan karena izinNya, karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Sel dan Molekuler
pada semester IV tahun ajaran 2014 dengan judul “Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik”.
Dengan mengerjakan tugas ini, kami diharapkan untuk lebih mengenal tentang Struktur penyusun sel prokariotik maupun sel
eukariotik,bentuk selnya, serta perbedaan antara sel prokariotik dan eukariotik.
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis banyak cukup mengalami kesulitan karena kurangnya pengetahuan dan sarana
penunjang. Namun berkat bimbingan, doa dan Motivasi dari beberapa pihak akhirnya karya ilmiah ini dapat diselesaikan dan
terima kasih kepada:
Bpk. Moses Tokan, M.Si., dan Bpk. Yoseph Lawa,S.Pd.M.Biotech., sebagai dosen pengasuh mata kuliah Biologi Sel dan
Molekuler Prodi.Biologi, Fakultas MIPA.,Universitas PGRI NTT.
1. Pendamping yang selalu menolongku.
Penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran positif yang dapat
membangun dalam penyempurnaan makalh ini.
Semoga karya ilmiah sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada era yang serba teknologi saat ini, kemajuan di bidang pendidikan sangatlah bertambah dari waktu ke waktu.
Kemajuan yang dicapai antara lain dalam bidang sosial,bidang informasi maupun bidang pendidikan,termasuk
pengetahuan dalam ilmu biologi tentang Sel terutama yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu Sel ‘’Prokariotik
dan Sel Eukariotik’’ , struktur penyusun dan fungsinya masing-masing, juga akan dibahas tentang ‘’sel hewan dan sel
tumbuhan’’,serta perbedaan-perbedaannya.
Sel sangat mendasar bagi Ilmu Biologi sebagaimana atom dalam Ilmu Kimia. Seluruh Organisme terdiri dari sel. Dalam
hirarki organisasi biologis, sel ini merupakan kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup. Selain itu terdapat
beragam bentuk kehidupan yang berwujud sebagai organisme bersel tunggal. Organisme yang lebih kompleks
termasuk tumbuhan dan hewan yang bersifat multiseluler,artinya tubuhnya merupakan kerjasama antara berbagai
jenis sel terspesialisasi yang tidak akan bertahan hidup dalam jangka waktu lama jika masing-masing berdiri sendiri.
Namun demikian jika sel disusun dalam tingkat organisasi yang lebih tinggi,seperti jaringan dan organ, maka sel dapat
dipisahkan sebagai sebuah unit dasar dari struktur dan fungsi suatu organisme.
1.2 TUJUAN
1. Membantu mahasiswa agar lebih semangat untuk belajar biologi sel dan molekuler.
2.Memahami teori dan berbagai bentuk sel yang termasuk dalam golongan Prokariotik dan Eukariotik.
3. Mengetahui perbedaan antara sel Prokariotik dan sel Eukariotik.
BAB II
ISI
1.1 DEFINISI
Istilah sel berasal dari bahasa Latin yaitu cellula yang berarti ruang kecil. Istilah tersebut diberikan oleh ahli fisika-
matematika dan arsitek kebangsaan ingggris Roberth Hook tahun 1665. Ia menemukan irisan gabus botol dibawah
mikroskop, bahwa adanya unit-unit kecil yang dibatasi oleh dinding-dinding pada penampang gabus tersebut.
Pada tahun 1838 ahli botani Matthias Schleden dan ahli zoologi Theodor Schwan keduanya tertarik dengan adanya
kesamaan yang terdapat pada struktur jaringan tumbuhan dan hewan, mereka mengajukan konsep bahwa organisme
tersusun atas sel dan sel merupakan kesatuan struktural makhluk hidup. Dari semua pendapat para ahli dapat
disimpulkan bahwa sel merupakan unit struktural dan fungsi terkecil suatu makhluk hidup.
Biologi sel (juga disebut Sitologi dari bahasa Yunani:Kytos: ‘’wadah’’) adalah Ilmu yang mempelajari Sel. Pengetahuan
tentang persamaan dan perbedaan antara berbagai sel merupakan hal yang penting khususnya dalam ilmu biologi sel dan
biologi molekuler.Penelitian biologi sel sangat berkaitan erat dengan Genetika,Biokimia,Biologi Molekuler dan Biologi
Perkembangan.
Sel prokariotik merupakan sel yang tidak memiliki sistem endomembran sehingga sel tipe ini memiliki materi inti
yangtidak dibatasi oleh sistem membran. Sel prokariotik terdapat pada bakteri dan ganggang biru.
Sel eukariotik merupakan tipe sel yang memiliki sistem endomembran. Pada sel eukariotik ini tampak jelas karena
dibatasi oleh membran. Pada sel ini Sitoplasma memiliki berbagai jenis organel, seperti badan golgi, retikulum
endoplasma(RE),kloroplas (khusus pada tumbuhan),mitokondria,badan mikro dan lisosom.
1.2 Struktur dan Fungsi Sel Prokariotik.
Bakteri merupakan salah satu contoh organisme yang memiliki sel tipe prokariotik.Untuk itu mempelajari struktur dan
fungsi pada sel prokariotik, sel bakteri merupakan contoh yang cukup mewakili dari berbagai tipe sel prokariotik. Bakteri
memiliki ukuran (panjang) berkisar antara 0,15 – 15µ. Struktur sel bakteri terdiri dari bagian luar sebagai penutup sel dan
sitoplasma (Gambar 1).
Bagian luar sel bakteri terdiri dari: kapsula, dinding sel, dan membran plasma.Kapsula yaitu bagian yang paling luar berupa
lendir yang berfungsi untuk melindungi sel.Dinding sel terdiri dari berbagai bahan seperti karbohidrat,protein,dan beberapa
garam anorganik serta berbagai asam amino. Berdasarkan struktur dinding selnya, bakteri dikelompokkan menjadi bakteri
Gram Negatif dan bakteri Gram Positif.
Fungsi dinding sel yaitu sebagai pelindung, mengatur pertukaran zat dan reproduksi. Sedangkan membran dalam
merupakan bagian penutup yang paling dalam. Membran plasma bakteri mengadung enzim oksida dan respirasi.Fungsinya
serupa dengan fungsi mitokondria pada sel eukariotik. Membran plasma pada bakteri membentuk lipatan-lipatan yang
berlapis-lapis. Lipatan ini disebut desmosom.
Pada beberapa daerah membran plasma membentuk lipatan ke arah dalam disebut mesosom. Fungsi mesosom yaitu untuk
respirasi dan sekresi dan menerima DNA pada saat konyugasi.Beberapa bakteri memiliki alat gerak berupa flagel.
Beberapa bakteri lainnya mengandung villia yang berfungsi untuk melekatkan diri.
Sitoplasma merupakan bagian dalam sel bakteri. Sitoplasma berbentuk koloid yang agak padat yang mengandung butiran-
butiran protein, glikogen, lemak dan berbagai jenis bahan lainnya.
Pada sitoplasma sel bakteri tidak ditemukan organel-organel yang memiliki sistem endomembran seperti badan Golgi,
retikulum endoplasma (RE), kloroplas,mitokondria, badan mikro, dan lisosom. Sedangkan ribosom banyak ditemukan pada
sitoplasma bakteri. Materi genetik bakteri berupa DNA atau kromosom bakteri atau genophore terdapat dalam sitoplasma,
di daerah inti yang tidak dibatasi oleh sistem membran,yang disebut nucleoid. Pada beberapa bakteri di dalam
sitoplasmanya ada yang mengandung kromophore yaitu bakteri yang mengandung krlorofil.
Gambar; Struktur umum sel prokariotik terdiri dari kapsul, dinding sel (membran luar dan
peptidoglikan merupakan anggota karbohidrat), membran plasma, sitoplasma yang
mengandung ribosom dan nukleoid.
Gambar ini melukiskan bakteri berbentuk batang karena tidak mempunyai organel yang
terbungkus, seperti pada eukariota(bentuk/struktur prokariotik lebih sederhana).
Area tempat DNA disebut daerah Nukleoid dan tidak ada membran yang memisahkan antara
DNA dengan bagian sel yang lainnya.Prokariota memiliki banyak ribosom yang merupakan
tempat sintesis protein. Batas sel ialah membran plasma. Di luar membran plasma ini terdapat
dinding sel yang cukupkaku dan seringkali berupa kapsul luar yang biasanya mirip jely. Sebagian
bakteri memiliki flagela(organel pergerakan), fili(struktur pelekatan) atau keduanya yang
menonjol dari permukaannya.
2.3 Struktur dan Fungsi Sel Eukariotik.
Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki sistem endomembran. Sel tipe ini secara
struktural memiliki sejumlah organel pada sitoplasmanya. Organel tersebut memiliki fungsi
yang sangat khas yang berkaitan satu dengan yang lainnya dan berperan penting untuk
menyokong fungsi sel. Organisme yang memiliki tipe sel ini antara lain hewan, tumbuhan,
dan jamur baik multiseluler maupun yang uniseluler.
Tipe sel eukariotik pada tumbuhan sedikit berbeda dengan pada hewan. Pada sel
hewan, pada bagian luar sel tidak ditemukan adanya dinding sel, sebaliknya pada tumbuhan
dan jamur ditemukan adanya dinding sel. Walaupun demikian dinding sel tumbuhan dan sel
jamur secara kimiawi berbeda penyusunnya. Pada jamur didominasi oleh chitin sedangkan
pada tumbuhan selulosa. Pada tumbuhan ditemukan adanya organel kloroplas sedangkan
pada jamur dan hewan tidak ditemukan. Selain perbedaan tersebut pada dasarnya baik sel
hewan, tumbuhan, dan jamur memiliki struktur yang serupa.
Membran Internal Memisah-misahkan Fungsi Sel Eukariotik.
Untuk melengkapi membran plassma pada permukaan telurnya,suatu sel eukariotik mempunyai membran
internal yang sangat besar dan diatur dengan teliti, yang membagi-bagi(mempartisi) sel menjadi ruangan-
ruangan.
Membran tersebut juga berperan langsung dalam metabolisme sel; banyak enzim dibentuk tepat di
dalammembran tersebut. Karena ruangan-ruangan sel menyediakan lingkungan lokal berbeda-beda yang
melayani fungsi metabolik tertentu,proses yang tidak sesuai bisa berlangsung secara bersamaan di dalam
sel yang sama.
Jenis membran yang bermacam-macam merupakan dasar bagi pengaturan sel. Secara umum, membran
biologis terdiri dari fosfolipid lapis ganda(double layer),dan lipid yang lainnya.
Setiap membram mempunyai komposisi lipid dan protein yang unik,sesuai dengan fungsi spesifik
membran tersebut. Misalnya enzim yang berfungsi dalam respirasi seluler berada di dalam membran
organel yang disebut mitokondria.
Gambar umum sel hewan ini merupakan gabungan dari seluruh struktur yang paling sering
ditemukan dalam sel hewan.
Di dalam sel terdapat berbagai komponen yang disebut organel-organel kecil yang sebagian besar
diselubungi oleh membran. Organel yang paling menonjol dalam sel hewan biasanya adalah
Nukleus. Kromatin di dalam nukleus terdiri dari DNA yang membawa gen, bersama-sama
dengan protein. Kromatin ini sebenarnya merupakan kumpulan struktur terpisah yang disebut
Kromosom,yang tampak sebagai unit terpisah hanya pada sel yang sedang membelah.Bagian-
bagan pada kromatin dalamnukleus yang saling bersambungan ialah satu atau lebih
nukleoli(nukleolus tunggal). Nukleoli terlibat dalam produksi partikel yang disebut
Ribosom,yang mensintesis protein.Nukleus dibatasi oleh selubung berpori yang terdiri dari dua
membran.Sebagian besar kegiatan metabolisme sel terjadi di dalam sitoplasma,seluruh daerah
antara nukleus dan membran plasma yang melindungi sel.
Gambar Sel tumbuhan; tampak dalam gambar di atas struktur sel tumbuhan yang
memiliki sistem endomembran sehingga pada sel tipe ini ditemukan berbagai
organel pada sitoplasmanya. Pada gambar tampak organel kloroplas, hanya
terdapat pada tumbuhan, selain organel yang serupa ditemukan pada sel
hewan. Selain itu tampak adanya beberapa bagian sel yang hanya dimiliki
oleh tumbuhan seperti : dinding sel dan plasmodesmata.
Secara Anatomi, sel dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu: Selaput Plasma (Membran Plasma atau
Plasmalemma), Sitoplasma dan Organel Sel, Inti Sel (Nukleus).
1. Membran sel
Membran sel tersusun oleh lipoprotein. Membran sel adalah meliputi luar dari sel yang melindungi
organel internal. Atau dikenal sebagai membran plasma, melaksanakan berbagai fungsi vital.
Ini adalah fakta umum bahwa sel adalah blok bangunan dasar kehidupan. Sebuah sel membentuk unit
struktural dan fungsional dasar dari setiap makhluk hidup. Sementara beberapa organisme, seperti
bakteri bersel tunggal, sebagian besar makhluk hidup lainnya yang multiseluler. Dalam kasus organisme
multiseluler, ada berbagai jenis sel, yang ditugaskan dengan tugas yang berbeda. Ketika fungsi dari
berbagai jenis sel bervariasi, bagian-bagian individu dari sel juga memiliki tugas mereka sendiri.
Pada dasarnya ada dua jenis sel – eukariotik serta prokariotik. Sedangkan tanaman, hewan, jamur,
protozoa, dll memiliki sel eukariotik, sel prokariotik ditemukan pada bakteri saja. Struktur dasar sel
eukariotik yang bersangkutan termasuk bagian seperti Ribosom, DNA, vesikel, retikulum endoplasma (RE)
aparatus Golgi, sitoskeleton, mitokondria, vakuola, sentriol, lisosom, sitoplasma, membran plasma dan
dinding sel. Sementara sel-sel tumbuhan memiliki vakuola besar dan dinding sel tertentu, sel-sel hewan
tidak memiliki dinding sel tetapi beberapa mungkin memiliki vakuola yang sangat kecil. Jadi dalam kasus
sel hewan, membran sel adalah penutup terluar.
a. Struktur membran sel
membran plasma atau plasmalemma, membran sel adalah salah satu bagian penting dari sebuah sel yang
membungkus organel internal. Membran ini memisahkan interior sel dari lingkungan luar. Lebih tepatnya,
membran ini secara fisik memisahkan isi sel dari lingkungan luar, tetapi pada tanaman, jamur, dan
beberapa bakteri, ada dinding sel yang mengelilingi membran ini. Namun, dinding sel bertindak sebagai
dukungan mekanis yang pejal. Fungsi sebenarnya dari membran sel adalah sama dalam kedua kasus dan
tidak banyak diubah oleh kehadiran semata dari dinding sel.
Fosfolipid
Membran sel terbuat dari dua lapis fosfolipid dan setiap molekul fosfolipid memiliki kepala dan sepasang
ekor. Kepala daerah hidrofilik (ketertarikan terhadap molekul air) dan ujung ekor hidrofobik (tinggal jauh
dari molekul air). Kedua lapisan fosfolipid yang diatur sedemikian rupa sehingga daerah kepala
membentuk permukaan luar dan dalam membran ini dan ekor berakhir mendekati ke tengah membran
sel. Selain fosfolipid, membran sel menampung jenis molekul protein, yang tertanam di lapisan fosfolipid.
Sebagian besar dari molekul protein ini serta fosfolipid ini mampu pergerakan lateral.
Protein membran
Protein ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga subdivisi utama – integral, protein perifer dan lipid-
anchored. Bagian integral menjangkau seluruh lebar membran sel, sedangkan yang perifer ditemukan
pada permukaan bagian dalam atau luarnya. Mereka yang berada di kategori ketiga ditemukan berlabuh
ke membran dengan bantuan molekul lipid. Sementara beberapa molekul protein memberikan dukungan
struktural pada membran, beberapa lainnya yang melekat pada sitoskeleton yang tersuspensi dalam
sitoplasma. Ada protein tertentu yang bertanggung jawab untuk transportasi ion dan molekul melintasi
membran sel. Beberapa protein memiliki fungsi lain, seperti sel untuk komunikasi sel, identifikasi,
aktivitas enzimatik dan sinyal.
Beberapa protein membran plasma yang terletak di lapisan ganda lipid dan disebut protein integral.
Protein lain, yang disebut protein perifer, berada di luar dari lapisan ganda lipid. Protein perifer dapat
ditemukan di kedua sisi lapisan ganda lipid: dalam sel atau di luar sel. Membran protein dapat berfungsi
sebagai enzim untuk mempercepat reaksi kimia, bertindak sebagai reseptor untuk molekul tertentu, atau
bahan transportasi melintasi membran sel.
Komponen lain: Komponen utama dari membran sel fosfolipid dan protein. Namun, ia memiliki molekul
kolesterol yang membuat membran kaku dan fleksibel. Mereka juga membuat sulit untuk zat larut air
untuk melewati membran. Pada permukaan luar membran sel, glikolipid dan glikoprotein ditemukan.
Mereka adalah apa-apa selain lipid dan molekul protein melekat pada karbohidrat rantai pendek. Semua
komponen ini bekerja bersama-sama untuk melaksanakan fungsi membran sel.
Kolesterol
Ketika Anda mendengar kata kolesterol, hal pertama yang Anda mungkin pikirkan adalah bahwa itu
buruk. Namun, kolesterol sebenarnya merupakan komponen yang sangat penting dari membran sel.
Molekul kolesterol terdiri dari empat cincin hidrogen dan atom karbon. Mereka adalah hidrofobik dan
ditemukan di antara ekor hidrofobik dalam lipid bilayer.
Molekul kolesterol sangat penting untuk menjaga konsistensi dari membran sel. Mereka memperkuat
membran dengan mencegah beberapa molekul kecil dari persimpangan itu. Molekul kolesterol juga
menjaga ekor fosfolipid sampai bersentuhan dan pemadatan. Hal ini memastikan bahwa membran sel
tetap cairan dan fleksibel.
Karbohidrat
Karbohidrat, atau gula, kadang-kadang ditemukan menempel pada protein atau lipid pada bagian luar
membran sel. Artinya, mereka hanya ditemukan di sisi ekstraseluler membran sel. Bersama karbohidrat
ini membentuk glikokaliks.
Glikokaliks sel memiliki banyak fungsi. Hal ini dapat memberikan bantalan dan perlindungan bagi
membran plasma, dan juga penting dalam pengenalan sel. Berdasarkan struktur dan jenis karbohidrat
dalam glikokaliks, tubuh Anda dapat mengenali sel dan menentukan apakah mereka harus berada di sana
atau tidak. Mereka Glikokaliks juga dapat bertindak sebagai perekat untuk menempelkan sel bersama-
sama.
Membran sel sendiri mempunyai mirip seperti ‘rangka’ yang akan memberikan dukungan bentuk pada sel
yang dinamakan dengan jangkar Sitoskeleton, dan membran sel juga berperan dalam tranportasi atau
keluar masuknya zat dalam sel. Membran sel juga berfungsi untuk: Interaksi dengan sel lain; Komunikasi
dengan sel lain; Melakukan Aktivitas Metabolik. Uraian topik ini akan dibahas pada judul lain yaitu
transportasi membran sel pada artikel berikutnya.
b. Fungsi membran sebagai penghalang fisik
Membran sel penting karena memisahkan dan melindungi sel dari lingkungannya. Hal ini memungkinkan
kondisi intraseluler sel menjadi sangat berbeda dengan kondisi ekstraseluler. Sebagai contoh, sel-sel saraf
dalam tubuh Anda akan mempertahankan konsentrasi tinggi kalium dibagian dalam. Di luar, dalam cairan
ekstraselular, ada sangat sedikit kalium dan banyak sodium. Perbedaan konsentrasi ini mutlak diperlukan
untuk fungsi sel-sel saraf, yang mengirim sinyal atau impuls saraf.
c. Fungsi membran sebagai selektif permeabel
Suatu struktur membran sel dan sifat, seperti memiliki daerah luar hidrofilik dan daerah bagian
hidrofobik, mencegah banyak zat memasuki atau meninggalkan sel. Ini bagus karena itu berarti bahwa
bahan-bahan yang tidak diinginkan tidak sengaja masuk ke dalam sel. Namun, banyak bahan, seperti
glukosa nutrisi, perlu untuk menyeberangi membran sel. Selain itu, zat-zat limbah harus keluar dari sel.
Jika mereka tidak, limbah akan menumpuk dan menjadi racun bagi sel.
Membran sel mampu mengatur apa yang masuk dan apa yang keluar dari sel. Ini disebut permeabilitas
selektif. Hanya molekul yang sangat kecil, seperti air, oksigen atau karbon dioksida, dapat dengan mudah
melewati lipid bilayer dari membran sel. Setiap zat lain yang harus melintasi membran sel harus melewati
protein transport. Protein ini sangat spesifik tentang apa yang mereka transportasikan. Misalnya,
membran sel Anda memiliki transporter yang hanya akan memungkinkan pergerakan molekul glukosa.
Ada yang lain dengan struktur yang berbeda yang hanya mengangkut sodium.
2. Sitoplasma dan Organel-organel sel.
Sitoplasma merupakan zat yang terdapat di antara inti sel dan membran plasma.
Substansi sitoplasma yang permanen dan berperan aktif dalam proses metabolisme disebut organel.
Organel terdiri atas: retikulum endoplasma, kompleks Golgi, mitokondria, kloroplas(khusus tumbuhan),
lisosom, dan badan mikro merupakan kelompok organel yang dikelilingi oleh membran, sedangkan organel
lainnya yang tidak dikelilingi oleh membran antara lain ribosom dan sentriol. Organel-organel tersebut
memiliki struktur dan fungsi masing-masing yang khas yang membentuk satu kesatuan untuk mendukung
aktivitas sel. Selain itu,sitoskelet sebagai bagian dari sitoplama merupakan bagian yang cukup penting dari
sel.
Bagian sitoplasma yang tidak termasuk organel disebut dengan sitosol, biasanya berupa hasil metabolisme
sel atau substansi yang dimakan sel, misalnya butir-butir sekret; cadangan makanan seperti lemak,
karbohidrat, dan protein; kristal dan pigmen. Selain itu juga ditemukan adanya vakuola, pada hewan
biasanya relatif kecil.Sedangkan pada tumbuhan relatif lebih besar, dan bila sel sudah tua sel didominasi
oleh vakuola. Vakuola pada tumbuhan berfungsi antara lain tempat penyimpanan cadangan makanan.
Pada sel tumbuhan, sitoplasma dibedakan menjadi dua, yaitu yang berbatasan dengan selaput plasma
disebut ektoplasma dan yang di bagian dalam disebut endoplasma. Ektoplasma lebih jernih dan kompak.
Ektoplasma pada sel hewan berupa selaput plasma itu sendiri. Endoplasma sel tumbuhan mengandung
banyak plastida (zat warna).
Aktivitas sel paling banyak terjadi di sitoplasma, seperti gilikolisis, metabolisme, dan pembelahan sel.
Pada tanaman, gerakan sitoplasma di sekitar vakuola dikenal sebagai gelombang sitoplasma. Walaupun
semua sel memiliki sitoplasma, setiap jaringan maupun spesies memiliki ciri-ciri yang jauh berbeda antara
satu dengan yang lain.
Bagian utama yang terdapat pada sitoplasma yaitu; sitosol, organel dan inklusi.
a. Sitosol
Sitosol, yaitu bahwa bagian dari sitoplasma yang menempati ruang intrasel luar, merupakan tempat
sintesis protein dan sebagian besar metabolisme perantara sel. Sitosol merupakan sebutan untuk
matriks sitoplasma. Fungsi sitosol adalah sebagai sumber bahan kimia dan tempat terjadinya reaksi
metabolisme. Sitosol memiliki ribuan enzim yang terlibat dalam metabolisme. Sifat fisik stosol dapat
berubah-ubah karena mengandung protein. Sitosol mengisi sekitar 70% dari volume sel dan terdiri
dari air, garam, dan molekul organik. Sitosol bersifat koloid, ter utama karena adanya protein dan
RNA. Banyak protein yang baru disintesis tetap dalam sitosol jika mereka tidak memiliki sinyal untuk
transportasi sekitar separuh.
Sitosol tersusun atas oksigen 62%, karbon 20%, hidrogen 10%, dan nitrogen 3% yang tersusun dalam
senyawa organik dan anorganik. Unsur-unsur lain adalah: Ca 2,5%; P 1,14%; Cl 0,16%; S 0,14%; K
0,11%; Na 0,10%; Mg 0,07%; I 0,014%; Fe 0,10%; dan unsur-unsur lain dalam jumlah yang sangat kecil.
Pada kondisi tertentu, sitosol berada dalam fase sol (cair) dan pada saat yang lain berada dalam fase
gel (gelatin, padat). Fase sol atau gel tergantung kondisi sel. Sitosol dapat berubah dari fase sol ke gel
atau sebaliknya dari gel ke sol. sedangkan jika dipanaskan akan memadat (fase gel).
Perubahan fase terjadi dikarenakan perubahan kadar air di dalam sitoplasma. Fase sol terjadi ketika
sitoplasma mengalami kekurangan air, dan fase gel terjadi ketika sitoplasma kelebihan air. Mengapa
terajdi perubahan kadar air dikarenakan adanya berbagai proses seperti difusi, osmosis, hingga
adanya perubahan dan proses fisik pada sel, misalnya sel rusak atau terjadi pemanasan.
Sitosol adalah campuran kompleks filamen sitoskeleton, molekul yang terlarut dan air yang mengisi
banyak volume sel. Sitosol juga mengandung filamen protein yang merupakan bahan dasar
sitoskeleton. Pada u mumnya, sitosol yang berada di dekat membran sel (ektoplasma) bersifat gel,
sedangkan sitosol yang berada di bagian dalam sel (endoplasma).
b. Organel
Organel (secara harfiah berarti “organ kecil”) adalah struktur di dalam sel yang memiliki fungsi
tertentu. Di dalam sitoplasma terdapat oraganel-organel sel berikut ini:
Sitoskeleton
Sitoskeleton merupakan rangka sel. Sitoskleleton terdiri dari 3 macam yaitu :
mikrotubul, mikrofilamen, dan filamen intermediet. Mikrotubul tersusun atas dua molekul
protein tubulin yang bergabung membentuk tabung. Fungsi mirkotubul memberikan
ketahanan terhadap tekanan pada sel, perpindahan sel (pada silia dan flagella), pergerakan
kromosom saat pembelahan sel (anafase), pergerakan organel, membentuk sentriol pada sel
hewan. Mikrofilamen merupakan filamen protein kecil yang tersusun atas dua rantai protein
aktin yang terpilin menjadi satu. Mikrofilamen memiliki fungsi memberi tegangan pada sel,
mengubah bentuk sel, kontraksi otot, aliran sitoplasma, perpindahan sel (misalnya
psudopodia) dan pembelahan sel. Filamen intermediet tersusun atas beberapa macam protein
yang mebentuk serat seperti kabel. Protein yang menyusunnya bermacam-macam seperti
keratin pada molekul protein rambut. Fungsinya memberi tegangan sel, mempertahankan
posisi nukleus dan organel tertentu.
Fungsi yang paling jelas dari sitoskeleton adalah untuk memberikan dukungan mekanis pada sel dna
mempertahankan bentuknya. Ini sangat penting untuk sel hewan,yang tidak memiliki dinding sel.
Kekuatan dan kelenturan sitoskeleton yang mengagumkan secara keseluruhan didasarkan pada
arsitekturnya. Sitoskeleton distabilkan oleh keseimbangan antara gaya-gaya yang berlawanan yang
dikerahkan oleh unsur-unsurnya.
Selain itu, sama seperti rangka hewan membantu mempertahankan posisi bagian tubuh lainnya,
sitoskeleton merupakan tempat bergantung banyak organel dan bahkan molekul enzim sitosol. Akan tetapi
sitoskeleton dapat secara cepat dibongkar dalam suatu bagian sel dan disusun di tempat yang baru,yang
mengubah bentuk sel tersebut.
Sitoskeleton juga teribat dalam beberapa jenis motolitas(gerak) sel. Istilah Motilitas sel mencakup
perubahan tempat sel maupun pergerakan bagian sel yang lebih terbatas.
Motilitas sel umumnya membutuhkan interaksi sitoskeleton dengan protein yang disebut molekul motor.
Kemungkinan terakhir fungsi sitoskeleton adalah pengaturan aktivitas biokomiawi sel.
Retikulum Endoplasma (RE).
Retikulum endoplasma adalah organel yang berupa kumpulan kantung seperti membran berbentuk pipa,
gelembung, dan kantung pipih yang meluas dalam sitoplasma sel eukariot. Retikulum Endoplasma
merupakan bagian sel yang terdiri atas sistem membran. Retikulum endoplasma dibagi dua kategori,
yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus. Retikulum Endoplasma sendiri terdiri
atas ruangan-ruangan kosong yang ditutupi dengan membran dengan ketebalan 4 nm (nanometer, 10-9
meter).
Retikulum endoplasma (RE) pertama kali diteliti pada tahun 1902 oleh seorang ilmuwan Italian Emilio
Veratti. Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh Keith Porter pada tahun 1953 dan kemudian dia
menamakannya retikulum endoplasma. Yang belum terungkap dalam penemuan awal RE adalah susunan
kimiawi dari RE itu sendiri. Saat ini dengan menggunakan teknik ultrasentrifugasi differentielle yang
mampu memisahkan membran RE menjadi vesikula-vesikula kecil mengungkap analisa bahwa membran
RE mengandung berbagai macam zat seperti:
1. Protein dan lemak dengan jumlah 30% hingga 50%.
2. Sisanya berupa enzim tertentu yang diperlukan saat sintesa protein, metabolisme lemak, maupun
detoxifikasi.
Kata Retikulum berasal dari kata reticular yang berati anyaman benang atau jala. Karena letaknya
memusat pada bagian dalam sitoplasma (endoplasma) dan karena strukturnya sebagian anyaman dan
untuk sebagian besar terdapat dalam endoplasma. Dengan ditemukannya Retikulum Endolplasma ini
sebuah sel tidak lagi dapat di anggap sebagai kantong yang berisi enzim, RNA, DNA, dan larutan-larutan
bahan yang dibatasi oleh membran luar seperti pada bakteri yang primitif.
Struktur RE.
Retikulum endoplasma adalah suatu kumpulan kantung seperti membran berbentuk pipa, gelembung,
dan kantung pipih yang meluas dalam sitoplasma sel eukariot. Retikulum endoplasma dibagi dua
kategori, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus. Kedua macam retikulum
endoplasma ini menyusun suatu sistem membran yang melingkupi suatu ruang. Bagian dalam membran
disebut dengan luminal atau ruang sisterna (cisternal space) dan daerah diluar membran yang disebut
ruang sitosolik (cytololic space). Retikulum endoplasma kasar merupakan organel berbatas membran
yang terusun dari suatu kantong pipih yang disebut dengan sisterna. Sedangkan komponen membran
dari retikulum endoplasma halus berbentuk tubular. RE memiliki banyak bentuk (polimorfik).
RE. Kasar
Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom sehingga membran tidak
tampak bersih. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah
sebagai tempat sintesis protein. RE kasar memiliki struktur khas yaitu setiap lembarannya tersusun
atas 2 membran sel yang kemudian menjadi satu pada bagian tepi sel masing-masing. Membran ini
dibatasi oleh kantong yang berbentuk sakulus.
Bentuk dan letak sakulus bervariasi, sesuai dengan jenis, struktur dan fungsi sel.Misalnya RE kasar
yang yang berada di pankreas, sakulus menjadi tampak sistematis, terarah, serta paralel antara satu
kantung dengan kantung lainnya. Contoh RE kasar yang lain tampak pada sel-sel glandula dari acini
pankreas dan paratoide terdapat pada maxilla. Hampir seluruh sakulus yang diamati di bawah
mikroskop menempati bagian basal sitoplasma. Semakin aktif sebuah sel, maka jumlah ribosom dan
sakulur akan kian banyak.
RE. Halus
Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus
terbetuk dari satu labirin dengan kanalikuli yang halus, saling berhubungan, serta berinfiltrasi dalam
semua sitoplasma. RE halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid,
metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya
reseptor pada protein membran sel. Jalur yang dibuka dengan RE halus adalah jalur nutrisi dan
mineral yang berhubungan dengan mitokondria, tempat glikogen dan juga peroksisom. RE halus
merupakan jalinan tubuli-tubuli yang saling berkaitan dan tanpa adanya ribosom. Retikulum
endoplasma halus ditemukan berlimpah dalam sel-sel dari organ reproduksi, di mana mereka
memproduksi hormon steroid, seperti estrogen dan testosteron.
Dalam beberapa jenis sel otot, Retikulum endoplasma halus (disebut sebagai retikulum sarkoplasma)
menyimpan ion kalsium. Hasil rilis ion kalsium ini pada kontraksi otot. Ini organel sel memiliki fungsi
detoksifikasi dalam sel hati. Retikulum endoplasma halus yang ditemukan dalam sel-sel hati
mengandung enzim-enzim detoksifikasi yang dapat menonaktifkan racun berbahaya, seperti obat-
obatan dan sisa metabolisme.
RE. Sarkoplasmik
RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan
otot lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus
mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE
sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot.
Fungsi Retikulum Endoplasma.
Fungsi retikulum endoplasma adalah mendukung sintesis protein dan menyalurkan bahan genetic
antara inti sel dengan sitoplasma dan berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu
sendiri. Berikut adalah beberapa fungsi retikulum endoplasma:
1. Menjadi tempat penyimpan kalsium, bila sel berkontraksi maka kalsium akan
dikeluarkan dari RE dan menuju ke sitosol.
2. Sebagai penampang sintesis protein, untuk disalurkan ke kompleks Golgi dan akhirnya dikeluarkan
dari sel.
3. Memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke
kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel. (RE kasar).
4. Mensintesis lemak dan kolesterol, ini terjadi di hati (RE kasar dan RE halus)
5. Menetralkan racun (detoksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam sel-sel hati.
6. Transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain
(RE kasar dan RE halus).
Perbedaan antara Re Kasar dan RE halus.
Dilihat dari penampilan
Perbedaan utama antara keduanya terletak pada penampilan. Jenis kasar memiliki
permukaan bergelombang, sedangkan RE halus memiliki permukaan halus. RE kasar terdiri
dari interkoneksi, struktur seperti kantung, yang terlihat seperti cakram diatur dalam baris
teratur. RE halus seperti jaringan tubulus saling berhubungan.
Dilihat dari fungsi
Rretikulum endoplasma kasar terutama bertanggung jawab untuk sintesis protein dan jenis
halus terlibat dalam sintesis dan metabolisme lipid. RE halus juga merupakan lokasi untuk
penyimpanan dan transportasi.
Proporsi
Proporsi retikulum endoplasma halus sangat kecil, bila dibandingkan dengan ER kasar. RE
Halus kebanyakan ditemukan dalam sel-sel yang secara aktif terlibat dalam sintesis dan
metabolisme lipid. Ia jelas terlihat dalam hati, ovarium, testis, otot, dll.
Badan Golgi (bahasa Inggris: golgi apparatus, golgi body, golgi complex atau
dictyosome) adalah organel yang dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel.
Badan golgi berupa kantung pipih bertumpuk yang tersusun dari ukuran besar hingga ukuran kecil dan
terikat membran. Badan golgi pertama kali ditemukan pada tahun 1898 oleh Camillo Golgi. Badan golgi
berfungsi untuk memproses protein dan molekul lain yang akan dibawa keluar sel atau ke membran sel.
Karena ukurannya yang lebih besar dibandingkan organel yang lain, badan golgi adalah salah satu organel
yang pertama kali ditemukan dan diamati secara detail. Badan golgi pertama kali ditemukan pada tahun
1898 oleh seorang dokter berkebangsaan Italia, Camillo Golgi saat dia meneliti sistem saraf. Saat dia
meneliti di mikroskop, dia menemukan sebuah struktur. Beberapa orang meragukan penemuannya pada
awalnya dan menganggap bahwa struktur itu hanyalah ilusi optik yang diciptakan oleh teknik observasi
yang digunakan oleh Golgi. Setelah perkembangan mikroskop modern di abad ke-20, penemuan tersebut
dibuktikan. Istilah “badan Golgi” digunakan pada tahun 1910 dan pertama kali muncul dalam literatur
ilmiah pada tahun 1913.
Struktur badan golgi mirip berkas kantung berbentuk cakram yang bercabang serta menjadi serangkaian
pembuluh yang menyempit di ujungnya. Pembuluh yang tampak tersebut berfungsi untuk
mengumpulkan dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk diangkut ke permukaan sel.
Sekaligus menyumbang bahan bagi pembentukan dinding sel, khususnya pada sel tumbuhan.
Badan Golgi tersusun atas setumpuk kantong pipih dari membran yang disebut sisterna dengan sejumlah
lubang atau disebut dengan fenestrasi. Biasanya terdapat tiga sampai delapan sisterna, namun ada
sejumlah organisme yang memiliki badan Golgi dengan puluhan sisterna. Jumlah dan ukuran badan Golgi
bergantung pada jenis sel dan aktivitas metabolismenya. Sel yang aktif melakukan sekresi protein dapat
memiliki ratusan badan Golgi. Organel ini biasanya terletak di antara retikulum endoplasma dan
membran plasma.
Dengan pengamatan di bawah mikroskop elektron, struktur badan Golgi lebih mirip kantung-kantung
pipih yang tersusun bertumpuk dan dibatasi membran. Masing-masing tumpukan biasanya tersusun atas
3 hingga 7 sakulus atau kantung. Tiap tumpukan akan tampak cembung menghadap ke inti sel dan cekung
menghadap bagian luar sel. Untuk sakulus bagian atas mempunyai fenestra di bagian tepi.
Badan Golgi sering dijumpai di dekat nukleus atau inti sel. Badan Golgi juga terdapat di pinggir sentrosom.
Pada sentrosom, sentriol terdapat dalam lengkung Badan Golgi. Selain itu, letak Badan Golgi juga
dijumpai di sel-sel sekretoris seperti pankreas. Di sel ini, Badan Golgi terdapat di antara inti dan apeks sel.
Tepat di tempat pelepasan hasil sekresi sel. Selain itu Badan Golgi membentu struktur mirip jala, seperti
halnya Golgi di sel saraf.
Badan Golgi terdapat di mana-mana dalam sel, terdiri dari membran dengan ketebalan sekitar 6–8 nm.
Unit dasar Badan golgi adalah diktiosom atau Golgi field. Apparatus Golgi terdiri atas tumpukan 3-8
membran yang berbentuk arkuata (menyerupai busur) dalam jarak dekat satu sama lainnya. Membran
mengelilingi isterna sempit yang panjang, yang sedikit melebar pada ujung-ujungnya. Sisterna Golgi selalu
didampingi vesikel Golgi vesicles, yang mengantar dan mengekspor material (vesikel transpor). Materi
yang diterima dari RE dimodifikasi dan disimpan dalam badan golgi dan akhirnya dikirim di permukaan sel
atau tujuan yang lain.
Jika membran plasma umumnya terdiri dari dua lapis sel, badan golgi mempunyai struktur membran
trilaminar yang lebih tipis dari plasmalema. Di permukaan badan golgi tampak sejumlah vesikel-vesikel
kecil dengan ukuran diameter 40 hingga 80 nm. Vesikel-vesikel itu berhubungan dengan sakulus, diduga
berfungsi sebagai media transportasi.
Membran badan golgi berbentuk tubulus dan vesikula. Membran berbentuk tubulus mempunyai kantung-
kantung kecil yang berisi bahan-bahan yang diperlukan oleh badan golgi, diantaranya enzim untuk
pembentuk dinding sel. Secara umum struktur badan Golgi hampir serupa dengan Retikulum Endoplasma.
Hanya saja, Badan Golgi mempunyai berlapis-lapis ruangan saling tertutupi oleh oleh membran. Seperti
struktur kimia molekul badan Golgi mempunyai 2 bagian, cis dan trans.
Bagian cis dari badan golgi menerima vesikel-vesikel yang berasal dari Retikulum Endoplasma Kasar.
Vesikel ini kemudian diserap ke ruangan-ruangan di dalam Badan Golgi. Ruangan-ruangan tersebut akan
bergerak dari sisi cis menuju ke sisi trans. Setelah itu masing-masing ruangan tersebut akan memecahkan
diri dan membentuk vesikel yang lain. Dengan proses ini vesikel siap untuk disalurkan ke bagian-bagian
sel yang lain atau dikeluarkan dari dalam sel.
Fungsi Badan Golgi.
Sel mensintesis sebagian besar makromolekul. Badan golgi merupakan bagian yang berperan penting
dalam memodifikasi, menyortis, dan mengemas makromolekul yang kemudian akan disekresi oleh sel
atau akan digunakan di dalam sel. Selain itu, badan golgi juga memodifikasi protein yang dikeluarkan oleh
retikulum endoplasma kasar, terlibat dalam pengangkutan lipid di sel, dan penciptaan lisosom.
Selain itu, fungsi badan golgi adalah sebagai berikut:
1. Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil
tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
2. Tempat sintesis polisakarida seperti mukus, selulosa, hemiselulosa, dan pektin (penyusun dinding sel
tumbuhan).
3. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran plasma. Kantung
yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma.
4. Membentuk kantong sekresi untuk membungkus zat yang akan dikeluarkan sel, seperti protein,
glikoprotein, karbohidrat, dan lemak.
5. Membentuk dinding sel tumbuhan
6. Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah
dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
7. Tempat untuk memodifikasi protein.
8. Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
9. Untuk membentuk lisosom
10. Membentuk Akrosom pada sperma, kuning telur pada sel telur, dan lisosom.
Enzim yang terdapat di Badan Golgi::
1. Glikosiltransferase, berfungsi sebagai katalisator transfer glukosa dari carier UDP ke protein yang
sesuai dengan manfaatnya. Kesimpulan ini diambil setelah para peneliti menemukan bahwa setengah
dari seluruh aktifitas glikosiltransferesa terjadi pada badan golgi. Tujuan dari keberadaan enzim tanda
adalah untuk membedakan badan golgi dari organel-organel lain di dalam sel.
2. Sulfo dan gliosiltransferase yang berfungsi untuk biosintesis glikolipida
3. Oksidoreduktase
4. Fosfatase
5. Kenase
6. Mamnosidase
7. Transferasa untuk membantu sintesis fosfolisida
8. Fosfolifase
Selain itu, para ahli mencoba menemukan enzim tanda pada badan golgi, caranya adalah dengan
melihat aktivitas enzim-enzim pada organel-organel lainnya dan kemudian membandingkan dengan
aktivitas apparatus golgi.Kesimpulan dari penelitian tersebut menyebut bahwa glikosiltransferase
adalah enzim tanda pada badan golgi.
Selain memiliki enzim tanda, komposisi lipid pada badan golgi juga berbeda disbanding organel-
organel lainnya.. Komposisi lipid atau lemak pada badan golgi bersifat intermediate. Artinya badan
golgi merupakan transisi diantara dua organel lain, yaitu retikulum endoplasma dan juga membran
plasma.
Lisosom terdapat pada sel hewan, bentuknya seperti bola dan ukuran diameternya
kurang lebih 500nm. Lisosom mengandung enzim yang berfungsi untuk mencernakan bahan
makanan yang masuk ke dalam sel baik secara pinositis (makanannya berupa cairan) maupun
secara fagositis (makannya berupa padat).
Lisosom primer bergabung dengan vakuola makanan membentuk lisosom skunder dan terjadilah
proses pencernaan. Bahan yang bisa dicerna dikeluarkan ke sitoplasma sedangkan sisanya di
keluarkan dari sel.
Sehubungan dengan bahan yang dikandungnya lisosom memiliki peran dalam peristiwa:
1. pencernaan intrasel: mencerna materi yang diambil secara fagositosis.
2. eksositosis :pembebasan sekrit keluar sel
3. autofagi : penghancuran organel sel yang sudah rusak
4. autolisis : penghancuran diri sel dengan cara melepaskan enzim pencerna dari dalam lisosom ke
dalam sel. Contoh peristiwa ini adalah proses kematian sel secara sistematis saat pembentukan jari
tangan, atau hilangnya ekor berudu yang mulai beranjak dewasa.
Ribosom merupakan komponen penting di dalam sel. Ukurannya berkisar 20-25 nm.
Ribosom tersusun dari RNA dan protein, terdiri dari sub unit besar dan sub unit kecil. Sub
unit besar dan sub unit kecil akan bergabung bila ribosom sedang menjalankan fungsinya
yaitu sintesis protein. Bila sintesis protein sudah selesai maka sub unit besar dan sub unit
kecil akan berpisah kembali. Ribosom ada yang bebas terdapat di dalam sitoplasma dan ada
juga yang menempel pada RE. Sub unit kecil merupakan tempat menempelnya mRNA yang
membawa kode genetik yang akan ditranslasi menjadi polipeptida, sedangkan sub unit besar
merupakan tempat menempelnya tRNA yang membawa asam amino yang akan dirangkai
menjadi polipetida.
Ribosom pertama kali diteliti pada pertengahan tahun 1950-an oleh George Emil Palade, ilmuwan biologi
sel yang berkebangsaan Romania, dengan menggunakan mikroskop elektron. Kata “ribosom” pertama
kali digunakan oleh ilmuwan Richard B. Roberts pada tahun 1958. Istilah ribosom berasal dari bahasa
Yunani soma yang berarti “badan” dan ribonucleic acid (asam ribonukleat). Albert Claude, Christian de
Duve, dan George Emil Palade bersama-sama mendapatkan Hadiah Nobel dalam bidang psikologi dan
kesehatan pada tahun 1974 karena penelitiannya tentang ribosom. Hadiah Nobel dalam bidang kimia
tahun 2009 didapatkan oleh Venkatraman Ramakrishnan, Thomas A. Steitz, dan Ada E. Yonath karena
berhasil menjelaskan struktur rinci dan mekanisme ribosom.
Struktur Ribosom terdiri dari asam ribonukleat (disingkat RNA) dan protein. Asam ribonukleat berasal
dari nucleolus, tempat dimana ribosom disintesis dalam sel. Ribosom terdiri atas dua sub unit yaitu sub
unit besar darn sub unit kecil. Kedua sub unit ini akan berfusi jika proses translasi berlangsung. Sub unit
ribosom dinyatakan dengan satuan S (Svedberg) yang merupakan nama penemunya, satuan ini
menunjukkan kecepatan pengendapan pada saat sub unit tersebut disentrifugasi.
Dalam sel, ribosom berada di dua area sitoplasma. Beberapa ribosom ditemukan tersebar dalam
sitoplasma yang disebut sebagai ribosom bebas. Sedangkan ribosom lain yang menempel pada retikulum
endoplasma disebut ribosom terikat. Permukaan retikulum endoplasma dimana terdapat ribosom
menempel disebut retikulum endoplasma kasar (RER).
Stuktur ribosom merefleksikan fungsinya untuk mengumpulkan mRNA dengan tRNA pembawa asam
amino. Suatu ribosom memiliki satu tempat pengikatan mRNA (subunit kecil) dan tiga tempat pengikatan
tRNA dikenal dengan tempat E (exit), P (peptidil), dan A (aminosil) yang terdapat pada sub unit besar.
Tempat E merupakan tempat keluar tRNA yang tidak bermuatan. Tempat P merupakan tempat
pengikatan tRNA-peptidil biasanya pengikat tRNA yang melekat pada rantai polipeptida yang sedang
tumbuh. Tempat A merupakan tempat pengikatan tRNA- aminoasil biasanya mengikat tRNA yang
membawa asam amino berikutnya yang akan ditambah pada rantai polipeptida.
Fungsi Ribosom
Ribosom berperan penting dalam proses sintesis protein, sebuah proses menerjemahkan mRNA menjadi
protein. Seluruh proses sintesis protein disebut juga sebagai dogma sentral. Protein yang disintesis oleh
ribosom bebas hanya digunakan di dalam sitoplasma.
Fungsi ribosom yang lain adalah transkripsi. Transkripsi adalah sintesis RNA dari salah satu rantai DNA,
yaitu rantai cetakan atau sense, sedangkan rantai DNA komplemennya disebut rantai antisense.
Rentangan DNA yang ditranskripsi menjadi molekul RNA disebut unit transkripsi.
Letak ribosom ada yang bebas, ada juga yang menempel di retikulum endoplasma besar. Ribosom akan
terikat dengan RE besar ketika ribosom akan mensintesis protein. Ribosom kadang disebut organel dan
sedikit dibatasi penyebutannya karena sifatnya yang partikulat dan terkadang digambarkan sebagai
“membran sel bebas”.
Dalam sel bakteri, ribosom disintesis di dalam sitoplasma melalui transkripsi beberapa ribosom gen
operons. Dalam bersel satu proses mengambil tempat dalam sitoplasma sel dan nukleolus, yang
merupakan daerah dalam inti sel. Proses perakitan melibatkan fungsi terkoordinasi lebih dari 200 protein
sintesis dan pemrosesan empat rRNA, serta perakitan rRNA dengan protein ribosomal.
Ribosom bebas dapat berpindah ke mana saja di sitosol kecuali di inti sel dan organel lain. Protein yang
dibentu di ribosom bebas akan dikeluarkan dari sitosol dan digunakan oleh sel.
Ribosom merupakan partikel padat yang tidak dibatasi membran. Ribosom terdiri dari sub unit besar dan
sub unit kecil. Ribosom merupakan partikel yang kampak/padat ini terdiri dari ribonukleoprotein, melekat
atau tidak pada permukaan external dari membran RE, yang memungkinkan sintesa protein. Ribosom
merupakan suatu partikel ribonukleoprotein yang berukuran kecil (20 X 30 nm). Ribosom terdiri dari dua
unit yang dihasilkan didalamn nukleolus. Ribosom meninggalkan inti sebagai unit terpisah melalui pori
inti. Ribosom utuh dibentuk di dalam sitoplasma. Penyatuan ribosom di ditoplasma adalah untuk
mencegah terjadinya sintesis protein didalam inti.
Badan mikro dibedakan dua kelas utama, yaitu peroksisom dan glioksisom.Peroksisom
mengandung enzim katalase dan oksidase terdapat pada hewan dan tumbuhan.Sedangkan
glioksisom umum terdapat pada endosperm biji dan berperan dalam perkecambahan selain
mengandung katalase dan oksidase mengadung sebagian atau seluruh enzim daur glioksilat
(proses pembentukan sumber energi untuk pertumbuhan dari lemak).Secara umum badan mikro
berfungsi di dalam mengoksidasi lemak sebagai sumber energi.
Badan mikro merupakan organel-organel kecil di dalam sitoplasma, yang mengandung enzim
katalase dan oksidase. Diameter sekitar 400 nm. Bentuk bulat atau lonjong dan bersistem
membran. Dibedakan 2 kelompok badan mikro yaitu peroksisom dan glioksisom.
Peroksisom berfungsi menetralkan peroksida (H2O2), yang berbahaya bagi kehidupan sel
menjadi air dan oksigen. Glioksisom selain mengandung katalase dan oksidase juga berisi
enzim yang berfungsi pada daur glioksisat. Pada sel hewan badan mikro letaknya tersebar di
sekitar retikulum endoplasma. Pada tumbuhan badan mikro terletak berdekatan dengan
kloroplas dan berfungsi dalam fotorespirasi, yaitu respirasi tumbuhan yang diaktifkan oleh
cahaya dan melibatkan metabolisme.
Peroksisom merupakan organel purbakala yang melakukan semua metabolisme oksigen di
dalam sel eukariot primitif. Produksi oksigen oleh bakteri fotosintetik akan terakumulasi di
atmosfer. Hal ini menyebabkan oksigen menjadi toksik bagi sebagian sel. Peroksisom berperan
menurunkan [oksigen] dalam sel dan melakukan reaksi oksidatif. Perkembangan mitokondria
membuat peroksisom kurang terpakai. Sebagian besar fungsi peroksisom diambil alih
mitokondria. Yang tersisa hanya fungsi penting yang tidak dapat dilakukan mitokondria.
Peroksisom adalah kantong yang memiliki membran tunggal. Peroksisom berisi berbagai enzim
dan yang paling khas ialah enzim katalase. Katalase berfungsi mengkatalisis perombakan
hydrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida merupakan produk metabolism sel yang
berpotensi membahayakan sel. Peroksisom juga berperan dalam perubahan lemak menjadi
karbohidrat. Peroksisom terdapat pada sel tumbuhan dan sel hewan. Pada hewan, peroksisom
banyak terdapat di hati dan ginjal, sedang pada tumbuhan peroksisom terdapat dalam
berbagai tipe sel.
Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan, misalnya pada lapisan aleuron biji padi-padian.
Aleuron merupakan bentuk dari protein atau kristal yang terdapat dalam vakuola. Glioksisom
sering ditemukan di jaringan penyimpan lemak dari biji yang berkecambah. Glioksisom
mengandung enzim pengubah lemak menjadi gula. Proses perubahan tersebut menghasilkan
energi yang diperlukan bagi perkecambahan.
Dinding sel.
Dinding sel adalah lapisan yang mengelilingi beberapa jenis sel. Dinding sel strukturnya kuat,
fleksibel, namun terkadang kaku. Dinding sel terletak di luar membran sel dan melindungi sel,
disamping bertindak sebagai penyaring. Fungsi utama dari dinding sel adalah sebagai penahan
tekanan berlebihan ketika air memasuki sel. Dinding sel ditemukan pada sel tumbuhan, bakteri,
jamur, alga, dan beberapa archaebacteria. Sel hewan dan protozoa tidak memiliki dinding sel.
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel
tumbuhan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel dapat
memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri.
Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel.
Kandungan di dalam dinding sel bervariasi antar spesies, dan dapat juga berbeda tergantung pada
jenis sel dan tahap perkembangannya. Dalam bakteri, peptidoglikan membentuk dinding sel.
Dinding sel pada archaea terdiri dari berbagai komposisi, dan dapat dibentuk dari lapisan
glikoprotein, pseudopeptidoglika, atau polisakarida. Jamur memiliki dinding sel yang terbuat dari
polimer glukosamin kitin. Dan dinding sel pada ganggang biasanya terbuat dari glikoprotein dan
polisakarida. Biasanya, diatom memiliki dinding sel yang tersusun dari silika biogenik. Seringkali,
molekul-molekul tambahan ditemukan di dinding sel.
Dinding sel memberikan kekakuan dan kekuatan pada sel, serta memberikan perlindungan
terhadap tekanan mekanik. Dalam organisme multiseluler, sifat ini memungkinkan organisme
untuk melakukan morphogenesis. Dinding sel juga membatasi masuknya molekul yang mungkin
beracun bagi sel. Hal ini memungkinkan penciptaan lingkungan osmosis yang stabil dengan
mencegah osmosis lisis dan menahan air. Komposisi, sifat, dan bentuk dinding sel mungkin
berubah selama siklus sel dan tergantung pada kondisi pertumbuhannya.
Kekakuan dindng sel seringkali berlebihan. Dalam kebanyakan sel, dinding sel bersifat fleksibel. Ini
berarti bahwa dinding sel dapat membungkuk daripada menjaga bentuk yang tetap, tetapi
memiliki kekuatan menarik yang cukup. Kekakuan ini diciptakan oleh tekanan turgor hidrolik.
Fleksibilitas dinding sel terlihat ketika tumbuhan layu, sehingga batang dan daun mulai terkulai. Ini
disebabkan karena dinding sel kekurangan air sehingga tekanan turgor menurun.
Pada tumbuhan, dinding sel sekunder adalah tambahan lapisan selulosa yang meningkatkan
kekakuan pada dinding sel. Lapisan tersebut dapat ditemukan di dinding sel pembuluh kayu dan di
dinding sel gabus. Senyawa ini kaku dan tahan air, yang membuat dinding sekunder menjadi kaku.
Diatom membangun frustule dari silika yang diekstrak dari air di sekitarnya. Banyak ganggang
hijau, seperti dasycladales menyelimuti sel-sel mereka dengan kerangka yang tersusun dari
kalsium karbonat. Dalam beberapa kasus, dinding kaku dan pada dasarnya anorganik. Jadi, dinding
sel merupakan komponen sel yang tidak hidup.
Kebanyakan dinding sel pada tumbuhan adalah semi permeabel dan memberikan akses terhadap
molekul yang kecil dan protein kecil. Nutrisi penting, khususnya air dan karbon dioksida,
didistribusikan di seluruh tumbuhan dari dinding sel melalui aliran apoplastik. pH adalah faktor
penting untuk mengatur transportasi molekul melalui dinding sel.
Dinding sel pada tumbuhan
Dinding sel pada tumbuhan harus memiliki kekuatan tarik yang cukup untuk menahan tekanan
osmosis yang dihasilkan dari perbedaan dalam konsentrasi zat terlarut antara sel interior dan air di
bagian ekstraseluler. Dinding sel memiliki ukuran tebal sekitar 0,1 µm.
Dinding sel pada tumbuhan terdiri dari tiga lapisan yaitu:
1. Lamela tengah, merupakan lapisan yang kaya pektin. Lapisan terluar ini berfungsi sebagai
penghubung antara sel-sel tanaman yang berdekatan dan saling menempelkannya.
2. Dinding sel primer, umumnya tipis dan fleksibel. Dinding sel primer terbentuk sementara sel
tumbuh.
3. Dinding sel sekunder, merupakan lapisan tebal yang terbentuk dalam dinding sel utama
setelah sel menjadi dewasa. Dinding sel sekunder tidak ditemukan di dalam semua jenis sel
dan hanya ditemukan di dalam pembuluh kayu.
Dinding sel sekunder berisi berbagai macam senyawa tambahan yang mengubah sifat mekanik
dan permeabilitas. Membentuk kayu yang meliputi:
1. Selulosa, 35-50%
2. Xylan, 20-35%, sejenis hemiselulosa
3. Lignin, 10-25%, yang merupakan polimer fenolik kompleks yang menembus ruang di dinding
sel antara selulosa, hemiselulosa, dan komponen pektin. Fungsinya untuk mengendalikan air
dan memperkuat dinding.
Dinding sel tumbuhan juga mengandung banyak enzim seperti glukosida yang tergolong dalam
enzim esterase. Dinding sel-sel gabus dalam batang pohon diresapi dengan suberin, dan suberin
juga membentuk penghalang permeabilitas di akar utama yang dikenal sebagai Casparian strip.
Dinding sel dalam jaringan tanaman beberapa juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan untuk
pertumbuhan kebutuhan tanaman dan karbohidrat yang dapat dipecah dan proses untuk
memasok metabolik.
a. Dinding sel pada ganggang
Seperti tumbuhan, alga juga memiliki dinding sel. Dinding sel pada ganggang mengandung
polisakarida dan berbagai glikoprotein. Dimasukannya tambahan polisakarida di dinding sel
selalu dijadilan dasar untuk taksonomi ganggang. Senyawa lainnya yang mungkin terkandung
di dalam dinding sel ganggang adalah sporopollenin dan ion kalsium.
Kelompok ganggang yang dikenal sebagai diatom mensintesis dinding sel mereka sendiri dari
asam silisik. Di dalam ganggang coklat, phlorotannis mungkin sebagai penyusun dinding sel.
b. Dinding sel pada jamur
Ada beberapa kelompok organisme yang mungkin disebut jamur. Beberapa kelompok telah
dikeluarkan dari kerajaan jamur, sebagian karena perbedaan mendasarkan biokimia dalam
komposisi dinding sel. Kebanyakan jamur memiliki dinding sel yang terdiri dari kitin dan
polisakarida. Jamur tidak memiliki selulosa di dinding sel mereka. Dinding sel jamur terdiri dari
beberapa lapisan yaitu:
1. Lapisan kitin
2. Lapisan β-1,3-glucan
3. Lapisan mannoprotein
Fungsi Dinding sel adalah sebagai berikut:
1. Mempertahankan dan menentukan bentuk sel (analog dengan sebuah kerangka
eksternal untuk setiap sel).
2. Membedakan sel tumbuhan dan sel hewan. Dimana pada sel hewan tidak terdapat
dinding sel.
3. Dukungan dan kekuatan mekanik (memungkinkan tanaman untuk dapat tumbuh
tinggi, membuat helaian daun yang tipis dapat diposisikan secara baik untuk
mendapatkan cahaya).
4. Dinding sel mengandung berbagai enzim dan memainkan peran penting dalam
penyerapan, transportasi, dan sekresi zat dalam tumbuhan.
5. Mengontrol tekanan turgor.
6. Mencegah membran sel meledak saat berada di dalam medium hipotonik (yaitu,
tahan tekanan air).
7. Penyimpan karbohidrat.
8. Dinding sel memainkan peran dalam pertahanan terhadap bakteri dan jamur patogen
dengan menerima dan pengolahan informasi dari permukaan patogen dan
mengirimkan informasi ini untuk membran plasma sel inang.
9. Mengendalikan laju dan arah pertumbuhan sel dan mengatur volume sel.
10. Bertanggung jawab dalam desain dan mengendalikan morfogenesis tanaman sejak
dinding tanaman berkembang hingga penambahan sel.
11. Memiliki peran metabolisme (yaitu, beberapa protein di dinding sel adalah enzim-
enzim untuk transportasi, sekresi).
12. Penghalang fisik untuk: (a) patogen, dan (b) air dalam sel bergabus. Namun, harus
diingat pula bahwa dinding sel sebenarnya sangat berpori dan memungkinkan molekul
kecil, termasuk protein hingga 60.000 MW dapat bebas. Pori-pori pada dinding sel
berukuran sekitar 4 nano meter.
Penyimpanan karbohidrat - komponen dinding ini dapat digunakan kembali dalam
proses metabolisme lainnya (terutama dalam biji). Dengan demikian, di satu sisi
dinding sel dapat berfungsi sebagai repositori penyimpanan untuk karbohidrat.
13. Sinyal - fragmen dinding, disebut oligosakarin, bertindak sebagai hormon.
Oligosakarin, yang didapat dari hasil perkembangan normal atau karena serangan
patogen, melakukan berbagai fungsi termasuk:
(a) merangsang sintesis etilen,
(b) mendorong sintesis fitoaleksin (pertahanan kimia yang diproduksi sebagai respon
terhadap infeksi jamur / bakteri),
(c) merangsang enzim kitinase dan
(d) meningkatkan kadar kalsium sitoplasma
(e) menyebabkan "ledakan oksidatif". Ledakan ini menghasilkan hidrogen peroksida,
superoksida dan oksigen aktif lain yang dapat menyerang patogen secara langsung
atau menyebabkan peningkatan lintas-hubungan di dinding sel, membuat dinding
lebih keras untuk ditembus.
Sentriol/Sentrosom adalah bagian sel yang berbentuk silinder yang terdiri dari tubulin yang
ditemukan di sebagian sel eukariotik. Sentriol terlibat dalam pembelahan sel serta
pembentukan silia dan flagela. Sentriol merupakan perkembangan dari sentrosom, yaitu pusat
sel, daerah dari sitoplasma yang dekat dengan inti sel. Sentriol tidak terdapat di tumbuhan
berpembuluh, tumbuhan berbunga, dan jamur. Sentriol ada di gamet jantan charophytes,
bryophytes, tumbuhan berpembuluh tanpa biji, sikas, dan ginko.
Sentriol pertama kali diteliti oleh Edouard van Beneden dan Theodor Boveri masing-masing
pada tahun 1883 dan 1888, sementara pola sentriol saat melakukan duplikasi pertama kali
diteliti oleh Etienne de Harven dan Joseph G. Gall pada tahun 1950.
Sepasang sentriol yang saling terkait, dikelilingi oleh massa yang padat yang disebut bahan
pericentriolar atau PCM, membentuk sebuah senyawa yang disebut sentrosom.
Kebanyakan sentriol terdiri dari sembilan set mikrotubulus yang terdiri dari tiga buah yang
membentuk silinder. Penyimpangan dari struktur ini adalah pada kepiting dan embrio
Drsophila melanogaster, dengan sembilan ganda, dan sel-sel sperma dan embrio awal
Caenorhabditis elegans, dengan sembilan tunggal. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron.
Sentriol berfungsi membentuk kutub-kutub bagi pembelahan sel. Sentriol terlibat dalam
proses mitosis dan dalam penyelesaian sitokinesis. Sentriol sebelumnya dianggap perlu untuk
pembentukan mitosis pada sel hewan. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa sel-sel
sentriol yang telah dihapus dengan laser masih dapat berkembang sebelum sentriol dapat
disintesis. Selain itu, mutan lalat yang kekurangan sentriol berkembang secara normal,
meskipun sel-sel lalat dewasa kekurangan flagela dan silia, kemudian mereka mati segera
setalah lahir.
Sentriol adalah bagian yang sangat penting dari sentrosom, yaitu terlibat dalam mengorganisir
mikrotubulus dalam sitoplasma. Posisi sentriol menentukan posisi inti sel dan memainkan
peran penting dalam susunan sel spasial. Buehler telah mensugesti bahwa sentriol dapat
membentuk sebuah “mata” penunjuk arah, yang sensitif terhadap panjang gelombang
tertentu di spektrum infra merah. Dia juga telah menunjukkan bahwa sel-sel mampu bereaksi
satu sama lain dalam kejauhan dan bahkan ketika dipisahkan oleh sebuah kaca film.
Dalam organisme dengan flagela dan silia, posisi organel ditentukan oleh ibu sentriol yang menjadi
tubuh basal. Ketidakmampuan sel untuk menggunakan sentriol untuk membuat silia fungsional
dan flagela telah dikaitkan dengan sejumlah penyakit genetik. Secara khusus, ketidakmampuan
sentriol untuk bermigrasi sebelum perakitan siliaris baru-baru ini telah dikaitkan dengan sindrom
Meckel-Gruber.
Sel-sel dalam G0 dan G1 biasanya berisi dua centrioles yang lengkap. Yang lebih tua dari dua
pasangan disebut ibu sentriol, sedangkan yang lebih muda disebut putri sentriol. Selama siklus
pembelahan sel, sentriol baru tumbuh dari masing-masing sentriol yang ada. Setelah sentriol
berduplikasi, dua pasangan sentriol tetap melekat satu sama lain sampai mitosis, mereka akan
berpisah dengan menggunakan enzim separase.
Sentriol di sentrosom terhubung satu sama lain oleh protein teridentifikasi. Ibu sentriol telah
memancar di distal akhir dan melekat ke putri sentriol lain. Setiap sel putri dibentuk setelah
pembelahan sel yang akan mewarisi salah satu pasangan ini (salah satu yang lebih tua dan satu
sentriol yang lebih baru). Duplikasi sentriol dimulai pada saat transisi G1/s dan berakhir sebelum
mitosis.
Asal dari semua makhluk hidup bersel satu adalah sel bersilia dengan sentriol. Beberapa
keturunan bersel satu seperti tumbuhan, tidak memiliki sentriol kecuali pada gamet jantan.
Sentriol benar-benar menghilang di semua sel tumbuhan berpembuluh dan tumbuhan berbunga
yang tidak memiliki silia atau gamet berfagela.
Vakuola
Vakuola adalah organel sel yang ditemukan di semua jenis tumbuhan dan jamur dan beberapa
protista, hewan, dan sel bakteri. Vakuola dibatasi selaput tipis (disebut tonoplas) yang berisi
air yang mengandung molekul organik dan anorganik termasuk enzim. Vakuola juga berisi
asam organik, asam amino, glukosa, gas, garam-garam kristal, alkaloid. Semakin tua suatu
tumbuhan, maka vakuola yang terbentuk semakin besar.
Vakuola terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Vakuola Kontraktil dan Vakuola nonkontraktil (vakuola
makanan). Vakuola kontraktil (disebut juga vakuola berdenyut) berfungsi sebagai
osmoregulator yaitu pengatur nilai osmotik sel atau ekskresi. Pada makhluk hidup yang mirip
hewan misalnya Protista, terdapat vakuola kontraktil atau vakuola berdenyut yang menetap
dan seterusnya berada di dalam sel. Vakuola nonkontraktil (disebut juga vakuola makanan)
berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan hasil makanan.
Ada berbagai zat maupun molekul yang mengisi vakuola, diantaranya adalah:
1. Berbagai macam gas seperti oksigen dan karbondioksida.
2. Asam amino, baik yang merupakan hasil metabolisme maupun sisa metabolisme.
3. Garam-garam organik yang disimpan atau dibuang ke luar sel.
4. Glikosida.
5. Tanin atau z t penyamak.
6. Minyak atsiri, zat yang menimbulkan aroma pada tumbuhan seperti roseine pada mawar
dan zingiberine pada jahe.
7. Zat-zat alkaloid, seperti kafein yang terdapat pada biji kopi, nikotin dalam daun tembakau,
tein yang ditemukan di kandungan daun teh, teobromin pada biji coklat, solanin yang
terdapat pada umbi kentang, dan sebagainya.
8. Berbagai enzim dan sejumlah butir-butir pati.
Bagi tumbuhan, vakuola berperan sangat penting dalam kehidupan karena mekanisme
pertahanan hidupnya bergantung pada kemampuan vakuola menjaga konsentrasi zat-zat
terlarut di dalamnya. Proses pelayuan, misalnya, terjadi karena vakuola kehilangan tekanan
turgor pada dinding sel. Dalam vakuola terkumpul pula sebagian besar bahan-bahan
berbahaya bagi proses metabolisme dalam sel karena tumbuhan tidak mempunyai sistem
ekskresi yang efektif seperti pada hewan. Tanpa vakuola, proses kehidupan pada sel akan
berhenti karena terjadi kekacauan reaksi biokimia.
Vakuola juga dapat membantu melindungi tumbuhan terhadap predator dengan mengandung
senyawa yang beracun atau tidak menyenangkan bagi hewan. itu vakuola memiliki peran
amajor dalam sel pertumbuhan ofplant, yang memperbesar sebagai vakuola mereka
menyerap air, memungkinkan sel untuk menjadi lebih besar dengan investasi minimal dalam
sitoplasma baru. Sitosol sering hanya menempati lapisan tipis antara vakuola pusat dan
membran plasma, sehingga rasio permukaan membran plasma untuk Volume sitosol besar,
bahkan untuk sel pabrik besar.
Berikut adalah fungsi Vakuola:
1. Memasukkan air melalui tonoplas yang bersifat diferensial permiabel untuk membangun
turgor sel.
2. Tempat penyimpanan zat cadangan makanan seperti amilum dan glukosa.
3. Mampu memfasilitasi proses sirkulasi zat dalam sel.
4. Vakuola ada yang berisi pigmen pada daun, bunga, dan buah dalam bentuk larutan, seperti
antosian, termasuk antosianin yang berwarna merah, biru, dan lembayung, juga warna
gading dan kuning. Antosian dapat memberi warna pada bunga, buah, pucuk, dan daun.
Hal ini, berguna untuk menarik serangga, burung, dan hewan lain yang berjasa bagi
penyerbukan atau persebaran biji.
5. Tempat penyimpanan minyak atsirik (golongan minyak yang memberikan bau khas seperti
minyak kayu putih).
6. Vakuola tumbuhan, kadang-kadang mengandung enzim hidrolitik yang dapat bertindak
sebagai lisosom waktu hidup. Setelah sel mati, tonoplas kehilangan sifat diferensial
permiabelnya sehingga enzim-enzimnya lolos keluar menyebabkan autolisis
(penghancuran diri).
7. Mengatur tirgiditas sel (tekanan osmotik sel).
8. Menjadi tempat penyimpanan zat makanan terlarut yang sewaktu-waktu dapat digunakan
oleh sitoplasma. Misalnya, sukrosa, gilikogen, dan garam mineral.
9. Tempat penimbunan sisa metabolisme dan metabolik sekunder seperti getah karet,
alkaloid, tanin, dan kalsium oksalat.
10. Sebagai kelengkapan sel untuk memelihara tekanan osmotik sel.
Vakuola besar ditemukan di tiga genera pada bakteri thioploca, beggiatoa, dan
thiomargarita. Sitosol sangat mengurangi genera ini dan vakuola dapat berukuran antara
40-98% sel. Vakuola mengandung konsentrasi ion nitrat yang tinggi dan karena itu
dianggap sebagai organel penyimpanan. Vakuola gas yang bebas permeabel gas, terdapat
dalam beberapa jenis cyanobacteria. Mereka memungkingkan bakteri untuk memiliki daya
apung.
Sel-sel tanaman dewasa memiliki satu vakuola besar yang biasanya menempati lebih dari
30% dari volume sel, dan terkadang menempati 80% volume sel pada kondisi tertentu.
Sitoplasma sering berjalan melalui vakuola.
Vakuola dikelilingi oleh membran yang disebut tonoplas (berasal dari kata ton yang berarti
“peregangan” dan plastós yang berarti “dibentuk”). Disebut juga sebagai membran
vakuola. Tonoplas berfungsi sebagai pemisah antara isi vakuola dengan sitoplasma sel.
Sebagai membran, tonoplas juga terlibat dalam mengatur gerakan ion di sekitar sel dan
mengisolasi bahan yang mungkin berbahaya atau mengancam sel.
Transportasi proton dari sitosol vakuola menstabilkan pH sitoplasma, sementara dengan
membuat vakuola interior lebih asam maka nutrisi dapat masuk atau keluar dari vakuola.
pH rendah pada vakuola juga memungkinkan enzim degradatif untuk bekerja. Ukuran
vakuola pada sel yang telah berkembang dan yang masih membangun berbeda. Contohnya
adalah pada sel-sel yang berkembang di meristem memiliki vakuola yang lebih kecil.
Selain sebagai tempat penyimpanan, fungsi utama vakuola adalah untuk menjaga tekanan
ke dinding sel. Protein yang terdapat di tonoplas yang disebut aquaporins mengontrol
aliran air masuk dan keluar dari vakuola melalui transpor aktif. Karena osmosis, air akan
menyebar di vakuola dan akan memberi tekanan pada dinding sel.
Fungsi vakuola dalam sel-sel jamur serupa dengan yang terdapat di tumbuhan. Terdapat
lebih dari satu vakuola pada setiap selnya. Vakuola banyak terlibat dalam berbagai proses
termasuk homeostasis pH sel dan konsentrasi ion, osmoregulasi, dan menyimpan asam
amino.
Vakuola pada hewan membantu dalam proses eksositosis dan endositosis. Vakuola pada
hewan berukuran lebih kecil daripada vakuola yang terdapat pada tumbuhan tetapi
jumlahnya lebih banyak. Ada juga sel-sel hewan yang tidak memiliki vakuola.
Eksositosis adalah proses ekstrusi protein dan lemak dari sel. Zat-zat tersebut akan diserap
ke dalam badan golgi sebelum diangkut ke membran sel dan dikeluarkan ke lingkungan di
luar sel.
Endositosis adalah kebalikan dari eksositosis dan dapat terjadi dalam berbagai bentuk.
Fagositosis adalah proses dimana bakteri, jaringan mati, dan lainnya akan ditelan oleh sel.
Nukleus atau inti sel. Bagian-bagian inti sel terdiri dari membran inti, nukleoplasma
(kariolimp) dan kromosom, serta nukleolus. Membran inti memisahkan inti sel dan
sitoplasma. Membran inti terdiri atas dua lapisan membran dan pada daerah-daerah tertentu
terdapat pori-pori yang berfungsi sebagai tempat keluar masuknya bahan kimia. Lapisan
membran yang sebelah luar berhubungan dengan membran retikulum endoplasma. Inti sel
mengandung nukleoplasma, yaitu suatu cairan kental berbentuk jeli.
Pada nukleoplasma terdapat benang-benang kromatin yang
tampak jelas pada saat pembelahan sel membentuk kromosom. Fungsi kromosom yaitu
mengontrol aktivitas hidup sel dan pewarisan sifat-sifat yang diturunkan.
Nukleolus
merupakan suatu benda berbentuk bulat terdiri dari filamen dan butiran-butiran. Secara
kimiawi nukleolus terdiri atas ADN, ARN, dan protein. Nukleolus berfungsi untuk sintesa
ARN ribosom.
2.5 Mitokondria dan Kloroplas sebagai organel pembangkit energi
1. Mitokondria
Mitokondria hati umumnya mempunyai lebar kira-kira 0,5 – 1,0 um dan panjang kira-
kira 3,0 um. Ukuran ini khas bagi tipe mitokondria yang bebas dalam sitoplasma seperti pada
hati, ginjal dan pankreas. Dalam jaringan lain yang kebebasan mitokondria lebih terbatas,
terdapat bentuk dan ukuran yang leih bervariasi.
Di dalam sel mitokondria terdapat secara acak, misal dalam hati; atau menunjukkan
asosiasi ultrastruktur, misal dalam otot lurik yang mitokondrianya tersusun secara teratur di
antara serabut-serabut otot dan posisi mitokondria dalam daerah flagel spermatozoa.
Jumlah mitokondria tiap sel sangat bervariasi sesuai dengan tipe sel yaitu berkisar
antara tidak ada (nol) hingga ratusan ribu. Ganggang tidak berwarna Leucothrix dan
Vitreoscilla tidak mempunyai mitokondria. Spermatozoa dan flagellata tertentu seperti
Chromulina hanya mempunyai satu mitokondria per sel; hati kurang lebih mempunyai 800
mitokondria per sel; beberapa telur “sea urchin” (bulu babi) dan amuba Chaos mempunyai
hingga 500.000 mitokondria per sel. Pada beberapa keadaan terdapat kaitan langsung antara
jumlah mitokondria per sel dengan keperluan metabolisme sel.
Mitokondria berputar dan berubah bentuk menjadi bermacam-macam konformasi.
Satu mitokondria dapat menunjukkan perubahan bentuk dalam perjalanan waktu. Pada otot
lurik dan sel-sel lain yang mitokondrianya tidak terdapat bebas dalam sitosol plastisitas
strukturnya berkurang. Plastisitas dan gerak mitokondria dalam sel menjamin penyebarluasan
ATP di seluruh sel yaitu di tempat-tempat yang memerlukan ATP.
Mitokondria dibatasi oleh dua membran yaitu membran luar dan membran dalam.
Masing-masing membran mempunyai ciri membran unit. Kedua membran itu tidak
bersinambungan. Membran dalam membentuk krista. Karena struktur membrannya rangkap
maka mitokondria mempunyai dua ruangan yaitu ruang antar membran dan matriks. Ruang
antar membran sangat sempit tetapi luas permukaannya besar karena melipatnya membran
dalam. Matriks nampak halus pada perbesaran rendah, tetapi pada perbesaran kuat, beberapa
bahan partikel terlihat antara lain granula matriks, ribosom, poliribosom dan filamen DNA.
Struktur morfologi yang paling bervariasi adalah krista. Dalam satu sel tertentu krista
biasanya seragam dan khas bagi sel itu. Dalam tipe-tipe sel yang berbeda, bentuk krista
sangat berbeda.
Sebagian besar mitokondria mempunyai krista seperti lamela atau seperti tubul. Krista
yang berbentuk seperti lamela adalah yang paling umum, lamela relatif paralel atau
bertumpuk teratur. Sebagai contoh yaitu mitokondria pankreas dan ginjal.
Variasi lain adalah krista “fenestrated” (berlubang-lubang). Contohnya adalah
mitokondria otot terbang insekta. Pada mitokondria lain, krista terutama berbentuk tubul,
misal sebagian besar protozoa dan sel-sel mamalia penghasil steroid. Sebab terjadinya
perbedaan bentuk krista belum diketahui. Efek umum krista adalah menambah luas
permukaan membran dalam, sehingga sel menerim enzim respirasi yang cukup untuk
memenuhi permintaan ATP.
Pada mitokondria utuh, secara kuantitatif air merupakan komponen paling dominan.
Air berperan dalam reaksi enzimatis, selain sebagai medium fisis agar metabolit dapat
berdifusi di antar sistem enzim.
Komponen utama berat kering mitokondria adalah protein. Persentase protein
berkaitan dengan jumlah membran dalam yang ada, karena banyak protein enzimatis dan
struktural terdapat dalam membran dalam. Pada beberapa mitokondria, membran dalam dapat
mengandung 60% protein total organel. Berdasarkan penyebaran enzim dalam mitokondria
tikus, terlihat bahwa membran dalam mengandung 21,3% protein total dan membran luar 4%
protein total mitokondria. Menurut perhitungan ini 67% protein terdapat dalam matriks dan
sisanya dalam ruang antar membran. Protein mitokondria dapat dikelompokkan dalam dua
bentuk, yaitu protein dapat larut dan protein tidak dapat larut. Protein dapat larut terutama
adalah enzim matriks dan beberapa protein membran perifer (ekstrinsik). Protein tidak dapat
larut biasanya adalah protein integral dan protein enzim lainnya.
Komposisi lipida mitokondria sangat bervariasi bergantung kepada sumbernya, tetapi
pada semua keadaan fosfolipida adalah bentuk yang sangat dominan, umumnya lebih dari ¾
total lipida adalah fosfolipida. Fosfatidilkolin dan fosfatidiletanolamin umum terdapat dalam
jumlah banyak, tetapi kardiolipin terdapat dalam tingkat yang nyata dan kolesterol yang
terendah. Banyaknya kardiolipin dan sedikitnya kolesterol secara komposisi, membedakan
membran mitokondria dari membran sel yang lain.
Perbedaan yang jelas antar membran dalam dan luar adalah bahwa membran dalam
mengandung kardiolipin lebih banyak. Kolesterol terutama terdapat di mebran luar.
Penyebaran yang berbeda ini yang tentunya berhubungan dengan struktur dan fungsi, belum
dimengerti dengan jelas. Umumnya, membran luar lebih menyerupai membran intrasel yang
lain dari pada membran dalam.
Selain lipida, sejumlah molekul organik kecil yang berbeda terdapat berasosiasi
dengan membran mitkondria antara lain molekul redoks yang berpartisipasi dalam transfor
elektron. Ubikinon (koenzim Q), flavin (FMN dan FAD) dan piridin nukleotida (NAD+)
biasanya terikat membran yaitu berasosiasi dengan membran dalam.
Kurang lebih 120 macam enzim telah diidentifikasi terasosiasi dengan mitokondria.
Kira-kira 37% merupakan enzim oksidoreduktase, 10% adalah ligase dan kurang dari 9%
adalah hidrolase.
Monoaminoksidase enzim marker membran luar. Membran dalam lebih
kompleks dari pada membran luar. Suksinat dehidrogenase adalah enzim marker membran
dalam. Enzim-enzim trasnpor elektron dan fosforilasi oksidatif terasosiasi dengan membran
dalam.
Matriks mengandung sekumpulan enzim daur asam sitrat (daur Krebs) dan enzim
yang terlibat dalam sintesis protein, asam nukleat dan asam lemak. Semua enzim daur asam
sitrat terdapat bebas dalam matriks kecuali suksinat dehidrogenase, yang merupakan
komponen membran dalam. Jadi, agar piruvat dapat teroksidasi sempurna menjadi CO2 dan
H2O dengan bantuan enzim-enzim matriks, suksinat harus mengadakan kontak dengan
membran dalam sebelum dapat dioksidasi menjadi fumarat.
DNA mitokondria terdapat dalam bentuk sirkular tunggal dan “catenated”, yaitu dua
atau lebih untai berkaitan bersama-sama seperti kaitan dalam rantai, di dalam matriks
mitokondria. Satu mitokondria biasanya mempunyai 2-6 kopi DNA, sehingga jumlah mtDNA
per sel mencapai 108 atau bergantung kepada jumlah mitokondria dalam tipe sel tertentu.
Mekanisme transkripsi dan translasi di dalam mitokondria bergantung kepada genetik
inti. Bahan- bahan tertentu seperti rRNA, tRNA dan mRNA tidak bergantung kepada inti.
Tetapi, protein tertentu ditentukan oleh inti seperti protein ribosom, RNA polimerase, DNA
polimerase, tRNA aminoasil sintetase dan faktor- faktor sintesis protein. Fenomena yang
menarik adalah bahwa mtDNA tidak dapat diekspresi dan direpllikasi tanpa bantuan inti.
Sifat semiotonom mitokondria terlihat dari cara sintesis ribosom mitokondria. RNA
ribosom mitokondria ditranskripsi di mtDNA sedang protein ribosom mitokondria
ditranskripsi dari DNA inti, kemudian ditranslasi pada ribosom sitoplasma dan akhirnya
diangkut ke dalam mitokondria untuk perakitan partikel nukleoprotein (ribosom).
Mitokondria tumbuh dengan penambahan komponen-komponen pada struktur tua,
akibatnya satu mikondria membelah menjadi dua. Satu atau lebih krista yang terletak di
tengah-tengah tumbuh memanjang melewati matriks dan kemudian berfusi dengan membran
di depannya sehingga membentuk satu pemisah. Matriks dipisahkan menjadi dua
kompartemen. Membran luar berinvaginasi pada bidang pemisah, setelah itu mengadakan
konstriksi sehingga terjadi fusi antara kedua membran dalam. Dengan demikian terbentuklah
dua mitokondria anak yang terpisah.
Seluruh proses tumbuh yang ditunjukkan oleh bertambahnya luas permukaan
membran dan pembelahan, diatur oleh inti.
Diferensiasi mitokondria menjadi organel yang berfungsi bergantung kepada genom
mitokondria dan bekerja bersama-sama genom inti dalam mengarahkan perakitan enzim
respirasi. Pada tingkat inilah terlihat dengan jelas saling ketergantungan kedua genom sel itu.
Tidak satupun dari genom yang berfungsi secara terpisah dapat mendiferensiasi mitokondria.
2. Kloroplas
Sel sebagian besar tumbuhan tinggi umumnya mengandung antara 50 – 200 kloroplas.
Kalau dilihat dari samping bentuknya seperti lensa dengan satu sisi/permukaan cembung dan
permukaan lain cekung, datar atau cembung. Sumbu panjang kloroplas itu sering berukuran
5–10 µm. Dilihat dari atas kloroplas nampak sebagai elips (Gambar 8).
Pada tumbuhan rendah dan terutama pada beberapa mikroorganisme, bentuknya
sangat berbeda dari yang terlihat pada tumbuhan tinggi dan sering jumlahnya terdapat sedikit.
Sebagai contoh:
Euglena gracilis : kurang lebih 10 kloroplas/sel.
Chlamydomonas: satu kloroplas/sel, berbentuk mangkuk
Spirogyra: satu kloroplas/sel, berbentuk pita yang memanjang di seluruh sel
Pada dasarnya, kloroplas dibatasi oleh dua sistem membran yaitu
membran luar dan membran dalam, yang dipisahkan oleh ruang antar membran. Membran
dalam dihubungkan dengan suatu kompleks membran yaitu membran bagian dalam yang
melintasi bagian dalam kloroplas. Dengan demikian, organel itu adalah suatu sistem tiga
membran.
Bentuk membran bagian dalam yang paling umum adalah satu kantung yang
dipipihkan yang disebut tilakoid. Tilakoid itu terdapat dalam stroma. Tumpukkan beberapa
tilakoid disebut grana, sehingga masing-masing tilakoidnya disebut tilakoid grana. Tilakoid
yang memanjang ke stroma disebut tilakoid stroma. Bagian dalam tilakoid disebut lokulus.
Membran-membran pada kloroplas membatasi tiga kompartemen yang terpisah yaitu ruang
antar membran, stroma dan lokulus.
Reaksi-reaksi forosintesis bergantung cahaya berlangsung dalam tilakoid sedang
reaksi asimilasi (fiksasi) CO2 terjadi dalam stroma.
Membran luar kloroplas tumbuhan tinggi dipisahkan dari membran dalam oleh ruang
kira-kira 10 nm. Membran tersebut permeabel bagi bermacam-macam senyawa dengan berat
molekul rendah seperti nukleotida, fosfat organik, derivat-derivat fosfat, asam karboksilat dan
sukrosa. Dengan demikian ruang antar membran mengandung molekul-molekul nutrien
sitosol.
Membran dalam bekerja sebagai pembatas fungsional antara sitosol dan stroma.
Membran dalam tidak permeabel bagi sukrosa dan berbagai anion, misal di- dan
trikarboksilat, fosfat dan senyawa-senyawa seperti nukleotida dan gula fosfat.
Membran dalam permeabel bagi CO2 dan asam-asam monokarboksilat tertentu, misal
asam asetat, asam gliserat dan asam glikolat. Membran dalam kurang permeabel bagi asam
amino. Membran dalam mengandung protein pembawa tertentu untuk mengangkut fosfat,
fosfogliserat, dihidroksiaseton fosfat, dikarboksilat dan ATP.
Sistem membran bagian dalam yang terdapat dalam stroma membentuk suatu jalinan
yang sangat kompleks. Membran tilakoid mengandung enzim lengkap untuk melaksanakan
reaksi-reaksi fotosintesis yang bergantung cahaya. Membran tilakoid merupakan tempat
klorofil, pembawa-pembawa elektron dan faktor-faktor yang menggabungkan transpor
elektron dengan fosforilasi.
Stroma mengandung enzim-enzim yang penting untuk melaksanakan asimilasi CO2
dan mengubahnya menjadi karbohidrat. Beberapa macam partikel juga terdapat seperti butir
pati, plastoglobulin yaitu tempat penyimpan lipida, plastokinon dan tokoforilkinon. Stroma
juga mengandung ribosom dan DNA.
Membran tilakoid kira-kira 50% terdiri atas lipida,kurang lebih 10% dari padanya
adalah fosfolipida. Lipida yang khas bagi klorofil adalah galaktolipida dan sulfolipida, yang
masing-masing 45% dan 4% dari total lipida. Selain itu terdapat molekul-molekul lipida
seperti klorofil, karotenoid dan plastokinon. Jumlah klorofil kira-kira 20% dari lipida total
membran tilakoid.
Kloroplas mempunyai tingkat otonomi di dalam sel yang dalam banyak hal sama
dengan mitokondria. Dalam stroma terdapat DNA. Dengan genom itu sejumlah protein khas
kloroplas dibuat dengan menggunakan ribosom yang juga terdapat dalam stroma. Kloroplas
juga melakukan replikasi.
Seluruh genom kloroplas terdapat di dalam satu molekul DNA kloroplas (ctDNA)
yang sirkular. Biasanya DNA terdapat dalam kopi berganda sebanyak 20-60 ctDNA per
kloroplas. Panjang DNA sering 45 um, tetapi bergantung kepada spesies dapat berkisar antara
40-60 um.
ctDNA cukup besar sehingga dapat mengkode lebih dari 150 protein. Masing-masing
dengan berat molekul 50.000 dalton. Ini kira-kira sama dengan jumlah berbagai protein yang
terdapat dalam kloroplas, baik protein struktural maupun enzim yang penting untuk
fotosintesis, sintesis karbohidrat, lipidan dan protein. Namun kloroplas tidak mengkode
semua protein itu sendiri. Replikasi dan difereniasi dikontrol sebagian oleh genom inti dan
sebagian oleh ctDNA.
Banyak protein stroma dan protein membran tilakoid dikode seluruhnya oleh DNA
inti dan dibentuk di ribosom sitoplasma. Misalnya subunit kecil enzim ribulosa difosfat
karboksilase dan enzim-enzim daur Calvin, asam nukleat polimerase dan aminoasil-tRNA
sintetase disintesis disitoplasma di bawah arahan inti dan dimasukkan ke dalam kloroplas.
Dengan demikian, kloroplas bergantung kepada genom inti untuk melaksanakan daur
Calvin dan fotofosforilasi.
Kloroplas berasal dari kloroplas yang sudah ada selama daur hidup tumbuhan tinggi
dan diteruskan ke sel-sel turunannya selama pembelahan sel. Tipe pembelahan sama seperti
pada mitokondria. Penyempitan terjadi dekat tengah-tengah plastida dan kedua turunan
dihasilkan dari pemisahan membran-membran di daerah itu.
Umumnya pembelahan kloroplas tidak serempak di dalam jaringan atau sel
tumbuhan. Sejumlah faktor-faktor lingkungan mempengaruhi replikasi dan diferensiasi.
Karena itu puncak replikasi akan terlihat apabila keadaan lingkungan optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Karp, G., 2007. Cell and Molecular Biology concepts and experiments, John
Wiley & Sons,
Inc. (Asia).
Thorpe, N.O, 1984. Cell Biology. John Wiley & Sons, Inc, NewYork.
Alberts, B., D. Bray, J. Lewis, M. Raff, K. Roberts and J.D. Watson, 1989,
Molecular
Biology of the cell, Garland Publ., Inc, New York.
Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell, 2002. Biologi. Erlangga. Jakarta.