Biomassa Print

15

Click here to load reader

description

kjkjkjk

Transcript of Biomassa Print

Page 1: Biomassa Print

LATAR BELAKANG

Segala sesuatu di dunia ini sangat bergantung kepada energi. Tiap hari kita selalu

berhubungan dengannya. Energi merupakan  pengatur segala benda, tata nilai dan aktivitas

manusia, dan alam. Ketergantungan manusia akan bahan bakar fosil sangat tinggi.

Ketergantungan terhadap bahan bakar fosil ini tidak hanya sebatas sektor transportasi saja

namun juga sektor kebutuhan primer sandang, pangan, dan papan. Hal ini menimbulkan

kekhawatiran akan krisis energi. Kebutuhan akan energi ini masih akan terus meningkat

seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, kualitas dan taraf hidup masyarakat, serta

teknologi. Meskipun pengembangan teknologi bisa saja menekan kebutuhan energi melalui

teknologi peningkatan efisiensi penggunaan energi.

Masalah krisis energi sebenarnya merupakan masalah yang relatif terhadap sudut

pendang kita dalam memandang satu item sebagai gaya hidup yang memuaskan dan

pemilihan sumber energi. Krisis energi saat ini lebih disebabkan karena krisis cadangan

minyak bumi, gas alam, dan batubara. Untuk itu perlu ada pengembangan energi alternatif.

Krisis ini secara umum akibat adanya ketidakseimbangan antara ketersediaan energy

terhadap permintaan energy. Dalam tubuh wilayah Indonesia yang demikian luas,

terkandung sumber daya alam dan potensi energi yang melimpah, baik di dalam permukaan

tanah, maupun di atas permukaan tanah. Dalam perut bumi Indonesia terkandung mineral

batubara, gas, minyak bumi yang merupakan hasil proses fosil berjuta tahun yang lalu.

Batubara, gas dan minyak bumi merupakan campuran sangat kompleks dari senyawa-

senyawa hidrokarbon dan unsur lain dalam jumlah kecil seperti belerang (S), nitrogen (N),

oksigen (O), vanadium (V), nikel (Ni), besi (Fe), tembaga (Cu), air dan garam-garam

terdispersi. Selain itu, dalam hal sumber daya energi, Indonesia juga mempunyai

kandungan energi panas bumi yang melimpah. Sabuk gunung api pasifik yang melintas

Pulau Sumatra, Jawa hingga ke timur merupakan potensi kekayaan lain dari bumi

Indonesia.

1

Page 2: Biomassa Print

Pembahasan tentang potensi energi dan sumber daya alam Indonesia di bawah permukaan

tanah selalu identik dengan kekayaan minyak bumi, gas alam dan batubara. Produksi

minyak bumi Indonesia tahun 2010 mencapai 344.89 SBM, dan pada akhir tahun 2012,

cadangan minyak bumi terbukti (proven) adalah sebesar 4,039.57 MMSTB (Million Stock

Tank Barrels), sedangkan cadangan potensial (potential) adalah 3,692.70 MMSTB,

sehingga total cadangan minyak bumi Indonesia adalah 7,732.27 MMSTB.

Melihat terbatasnya kandungan energi Indonesia seperti minyak bumi, batubara dan gas

alam di atas, perlu kiranya kita untuk memikirkan alternatif energi lain ketika sumber

energi di atas telah habis. Pemanfaatan energi panas bumi sebagai energi baru seperti

contoh di atas yang masih belum optimal seharusnya mampu ditingkatkan melihat prospek

dan potensi ke depan yang masih banyak. Selain itu juga, diversifikasi energi melalui

pemanfaatan potensi energi terbarukan juga harus digalakkan dengan penelitian dan

aplikasi praktis pemanfaatan sumber daya energi terbarukan yang ada seperti tenaga

matahari, angin, biogas, biomassa, dan gelombang laut yang jumlahnya juga melimpah di

bumi Indonesia.

Melihat terbatasnya kandungan energi Indonesia seperti minyak bumi, batubara dan gas

alam di atas, perlu kiranya kita untuk memikirkan alternatif energi lain ketika sumber

energi di atas telah habis. Pemanfaatan energi panas bumi sebagai energi baru seperti

contoh di atas yang masih belum optimal seharusnya mampu ditingkatkan melihat prospek

dan potensi ke depan yang masih banyak. Selain itu juga, diversifikasi energi melalui

pemanfaatan potensi energi terbarukan juga harus digalakkan dengan penelitian dan

aplikasi praktis pemanfaatan sumber daya energi terbarukan yang ada seperti tenaga

matahari, angin, biogas, biomassa, dan gelombang laut yang jumlahnya juga melimpah di

bumi Indonesia

Energi terbarukan adalah sumber energi yang cepat dipulihkan kembali secara alami, dan

prosesnya berkelanjutan. Energi terbarukan dihasilkan dari sumberdaya energi yang secara

2

Page 3: Biomassa Print

alami tidak akan habis bahkan berkelanjutan jika dikelola dengan baik. Energi terbarukan

kerap disebut juga sebagai energi berkelanjutan (sustainable energy).

Konsep energi terbarukan mulai dikenal di dunia pada era 1970-an. Kemunculannya

sebagai antitesis terhadap pengembangan dan penggunaan energi berbahan fosil (batubara,

minyak bumi, dan gas alam) dan nuklir. Selain dapat dipulihkan kembali, energi terbarukan

diyakini lebih bersih (ramah lingkungan), aman, dan terjangkau masyarakat. Penggunaan

energi terbarukan lebih ramah lingkungan karena mampu mengurangi pencemaran

lingkungan dan kerusakan lingkungan di banding energi non-terbarukan.

SUMBER ENERGI YANG TERSEDIA

1. Penyediaan Batubara

Batubara memiliki peranan yang penting dalan pemenuhan kebutuhan energi dan jaminan

ketersediaan energi bagi industri, khususnya untuk pembangkit listrik. Saat ini sekitar 71.1

persen dari konsumsi batubara domestik diserap oleh pembangkit listrik, 17 persen untuk

industri semen dan 10.1 persen untuk industri tekstil dan kertas (Miranti, 2008). Disamping

itu batubara juga digunakan oleh rumahtangga sebagai bahan bakar untuk memasak.

Pemanfaatan batubara sebagai sumber energi disebabkan cadangan batubara masih tersedia

dan harganya yang relatif lebih murah dari BBM dan gas. Besarnya peranan batubara

sebagai sumber energi selain BBM tidak terlepas dari ketersediaan batubara yang dapat

dikonsumsi oleh masyarakat sebagai salah satu sumber energi. Gambar 6 menunjukkan

bahwa produksi batubara cenderung meningkat. Selama 19 tahun terakhir (1990-2008)

produksi batubara telah meningkat sebesar 19.03 persen per tahun, impor sebesar 13.49

persen per tahun dan ekspor sebesar 25.01 persen per tahun. Jika diperhatikan lebih lanjut,

pada periode 1990-2008 total produksi batubara 7,159.25 Juta SBM dan total ekspor

batubara sebesar 5,176.68 Juta SBM, hanya 0.28 persen yang dikonsumsi dalam negeri dan

sisa 72.31 persen yang diekspor. Dengan demikian produksi batubara domestik lebih

banyak diekspor daripada digunakan untuk keperluan domestik. Negara tujuan ekspor

3

Page 4: Biomassa Print

batubara Indonesia adalah negara-negara di Asia seperti Jepang, China, Taiwan, India,

Korea Selatan, Hongkong, Malaysia, Thailand dan Filipina. Negara tujuan ekspor lainnya

adalah Eropa seperti Belanda, Jerman dan Inggris, serta negara-negara di Amerika. Importir

terbesar batubara Indonesia adalah Jepang (22.8 persen), dan Taiwan (13.7 persen), diikuti

oleh India dan Korea Selatan yang diperkirakan mencapai 28 persen. Jenis batubara yang

dieskpor Indonesia adalah jenis ketel uap (Steam Coal).

2. Minyak Mentah

Minyak mentah (Crude Oil) sebagai bahan baku untuk menghasilkan bahan bakar, seperti

bensin (premium), solar, minyak diesel, minyak tanah dan pelumas. Dengan demikian

minyak mentah memiliki peranan dalam mencukupi kebutuhan energi. Minyak mentah

bersumber dari cadangan alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga cadangannya makin

menipis sejalan dengan tuntutan kebutuhan energi yang semakin meningkat. Minyak

mentah Indonesia cenderung menurun selama periode 1990-2008 dengan tingkat penurunan

rata-rata sebesar 1.93 persen per tahun dari 533.56 Juta SBM pada tahun 1990 menjadi

357.50 Juta SBM pada tahun 2008. Sebaliknya impor minyak mentah mengalami

peningkatan rata-rata sebesar 4.75 persen per tahun. Menurut BP Migas produksi minyak

Indonesia menurun disebabkan kapasitas pengkilangan yang tidak dapat menampung

kebutuhan minyak domestik dan berusia sudah tua (+30 tahun), sehingga membutuhkan

investasi yang cukup besar untuk menahan laju penurunan alamiahnya. Sementara upaya

untuk menyangga produksi melalui produksi lapangan baru sangat tergantung kepada

kinerja kontraktor kontrak kerjasama (KKKS), karena dalam industri perminyakan

membutuhkan modal sangat besar dan teknologi yang tinggi. Penurunan produksi minyak

mentah Indonesia akan berdampak terhadap kebutuhan bahan bakar domestik yang semakin

meningkat. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan domestik maka perlu impor minyak

mentah. Impor minyak mentah pada periode 1990-2008 mengalami peningkatan rata-rata

sebesar 4.75 persen per tahun dari 46.23 Juta SBM menjadi 83.98 Juta SBM, atau hampir

20– 30 persen kebutuhan minyak mentah dalam negeri harus diimpor dari luar negeri.

Kebutuhan impor minyak mentah ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan

4

Page 5: Biomassa Print

pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat dan pertumbuhan ekonomi di dalam

negeri yang diharapkan semakin membaik.

3. Gas Alam

Dari Gambar 8 menunjukkan produksi gas alam selama tahun 1990-2008 mengalami

penurunan. Selama periode tersebut gas alam mengalami penurunan sebesar 1.19 persen

per tahun dari 507.95 Juta SBM menjadi 385.07 Juta SBM. Rendahnya produksi gas alam

ini karena terbatasnya kapasitas produksi gas. Kilang-kilang produksi gas sudah berumur

tua dan investasi pada aktivitas eksplorasi untuk membangun sumur-sumur gas dan minyak

baru semakin rendah. Menurut Anwar dan Muyanja (2007) rendahnya investasi dibidang

perminyakan dan gas disebabkan oleh sejumlah ketidakpastian, diantaranya isu keamanan,

tingginya pajak, dan ketidakpastian seputar implementasi Undang-Undang Minyak dan Gas

yang baru yaitu No.22 Tahun 2001, ketidakpastian posisi pemerintah dalam

pengembangkan sumur-sumur gass minyak baru dan pembaharuan kontrak-kontrak di

sumur-sumsur minyak yang ada. Implikasinya, beberapa perusahaan minyak dan gas

menangguhkan rencana investasi mereka sepanjang tahun 2002 -2004. Disisi lain, ekspor

gas alam menunjukkan peningkatan dari tahun 1990-2008 dari 5.74 Juta SBM menjadi

59.17 Juta SBM, dengan rata-rata peningkatan sebesar 48.72 persen per tahun. Peningkatan

ekspor gas alam disebabkan oleh kemajuan teknologi, peningkatan permintaan gas dan

harga gas yang relatif lebih murah dari harga BBM, serta pemanfaatan gas lebih ramah

lingkungan.

4. Biomassa

Ketegantungan Indonesia terhadap sumber energi fosil terutama minyak sangat tinggi.

Kebutuhan energi minyak mengalami peningkatan seiiring meningkatnya pertumbuhan

ekonomi dan jumlah penduduk. Produksi minyak dalam negeri tidak dapat mencukupi

kebutuhan, sehingga Indonesia harus mengimpor minyak dari Negara lainnya. Disisi lain,

harga minyak dunia di pasar internasional mengalami peningkatan yang terus menerus yang

menyebabkan posisi Indonesia makin kritis. Mencermati kondisi tersebut Pemerintah

5

Page 6: Biomassa Print

Indonesia pada awal tahun 2006 menerbitkan berberapa peraturan yang terkait dengan

pengembangan energi alternatif. Kebijakan tersebut tertuang dalam 2 ketentuan, yaitu

Perpres Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan Perpres No

1/2006 tentang Bahan Bakar Nabati (BBN). Dengan kebijakan tersebut, Pemerintah ingin

mendorong peran dunia usaha dalam pengembangan bahan bakar alternatif sebagai

substitusi terhadap bahan bakar minyak. Salah satunya adalah pengembangan energi

biomas. Pengembangan energi biomas di Indonesia berpotensi besar karena sumber bahan

bakunya melimpah dan lebih ramah lingkungan. Produksi biomas mengalami peningkatan

dalam tahun 1990-2008. Selama periode tersebut produksi biomas meningkat rata-rata

sebesar 2.15 persen per tahun dari 193.20 Juta SBM menjadi 277.96 Juta SBM.

Peningkatan produksi biomas berpeluang untuk dijadikan bahan bakar pengganti minyak,

dengan menghasilkan biomas berupa bioetanol sebagai bahan bakar substitusi bensin dan

untuk menghasilkan biodiesel. Produksi biomas yang tinggi akan mendukung penyediaan

energi nasional, yang diharapkan pada tahun 2025 energi biomassa dan energi baru yang

terbarukan (EBT) meningkat menjadi 17 persen di dalam bauran energi nasional.

5. Listrik

Selama periode 1990-2008 produksi listrik nasional meningkat rata-rata sebesar 8.85 persen

per tahun yang terdiri dari produksi listrik PLN dan non PLN. Produksi listri PLN dan Non

PLN meningkat sebesar 7.62 dan 25.65 persen per tahun selama periode tahun tersebut.

Dari total listrik yang diproduksi 13.61 persen (persentase rata-rata) yang digunakan oleh

kepentingan sendiri dan 86.39 persen digunakan untuk kepentingan umum. Dengan

meningkatnya produksi listrik baik dari PLN maupun dari non PLN maka secara otomatis

penyediaan energi listrik juga meningkat. Peningkatan penyediaan energi listrik disebabkan

oleh peningkatan permintaan energi listrik dari berbagai sector karena peningkatan

ekonomi masyarakat. Peningkatan permintaan energi listrik mendorong berkembangnya

penemuan energi listrik yang bersumber dari energy terbarukan, seperti energi tenaga air,

panas bumi, micro hydro, biomas, matahari dan angin.

6

Page 7: Biomassa Print

ENERGI TERBARUKAN

Jenis sumber energi terbarukan (renewable energy) yang dimiliki Indonesia cukup banyak.

Jika dikelola dan dimanfaatkan dengan baik diyakini dapat menggantikan energi fosil.

inilah daftar 8 sumber energi terbarukan di Indonesia yang dapat dimanfaatkan.

1. Biofuel

Biofuel atau bahan bakar hayati adalah sumber energi terbarukan berupa bahan bakar (baik

padat, cair, dan gas) yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Sumber biofuel adalah

tanaman yang memiliki kandungan gula tinggi (seperti sorgum dan tebu) dan tanaman yang

memiliki kandungan minyak nabati tinggi (seperti jarak, ganggang, dan kelapa sawit).

2. Biomassa

Biomassa adalah jenis energi terbarukan yang mengacu pada bahan biologis yang berasal

dari organisme yang hidup atau belum lama mati. Sumber biomassa antara lain bahan bakar

kayu, limbah dan alkohol. Pembangkit listrik biomassa di Indonesia seperti PLTBM

Pulubala di Gorontalo yang memanfaatkan tongkol jagung.

3. Panas Bumi

Energi panas bumi atau geothermal adalah sumber energi terbarukan berupa energi thermal

(panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam bumi. Energi panas bumi diyakini cukup

ekonomis, berlimpah, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Namun pemanfaatannya masih

terkendala pada teknologi eksploitasi yang hanya dapat menjangkau di sekitar lempeng

tektonik. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dimiliki Indonesia antara

lain: PLTP Sibayak di Sumatera Utara, PLTP Salak (Jawa Barat), PLTP Dieng (Jawa

Tengah), dan PLTP Lahendong (Sulawesi Utara).

7

Page 8: Biomassa Print

4. Air

Energi air adalah salah satu alternatif bahan bakar fosil yang paling umum. Sumber energi

ini didapatkan dengan memanfaatkan energi potensial dan energi kinetik yang dimiliki air.

Sat ini, sekitar 20% konsumsi listrik dunia dipenuhi dari Pembangkit Listrik Tenaga Air

(PLTA). Di Indonesia saja terdapat puluhan PLTA, seperti : PLTA Singkarak (Sumatera

Barat), PLTA Gajah Mungkur (Jawa Tengah), PLTA Karangkates (Jawa Timur), PLTA

Riam Kanan (Kalimantan Selatan), dan PLTA Larona (Sulawesi Selatan).

5. Angin

Energi angin atau bayu adalah sumber energi terbarukan yang dihasilkan oleh angin. Kincir

angin digunakan untuk menangkap energi angin dan diubah menjadi energi kinetik atau

listrik. Pemanfaat energi angin menjadi listrik di Indonesia telah dilakukan seperti pada

Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTBayu) Samas di Bantul, Yogyakarta.

6. Matahari

Energi matahari atau surya adalah energi terbarukan yang bersumber dari radiasi sinar dan

panas yang dipancarkan matahari. Pembankit Listrik Tenaga Surya yang terdapat di

Indonesia antara lain : PLTS Karangasem (Bali), PLTS Raijua, PLTS Nule, dan PLTS

Solor Barat (NTT)

7. Gelombang Laut

Energi gelombang laut atau ombak adalah energi terbarukan yang bersumber dari dari

tekanan naik turunnya gelombang air laut. Indonesia sebagai negara maritim yang terletak

diantara dua samudera berpotensi tinggi memanfaatkan sumber energi dari gelombang laut.

Sayangnya sumber energi alternatif ini masih dalam taraf pengembangan di Indonesia.

8

Page 9: Biomassa Print

8. Pasang Surut

Energi pasang surut air laut adalah energi terbarukan yang bersumber dari proses pasang

surut air laut. Terdapat dua jenis sumber energi pasang surut air laut, pertama adalah 

perbedaan tinggi rendah air laut saat pasang dan surut. Yang kedua adalah arus pasang

surut terutama pada selat-selat yang kecil. Layaknya energi gelombang laut, Indonesia

memiliki potensi yang tinggi dalam pemanfaatan energi pasang surut air laut. Sayangnya,

sumber energi ini belum termanfaatkan.

Sumber energi terbarukan ternyata belum dimanfaatkan secara optimal di Indonesia.

Sebanyak 90% energi di Indonesia masih menggunakan energi berbahan fosil (batubara,

minyak bumi, dan gas alam) dan sisanya, kurang dari 10%, yang memanfaatkan sumber

energi terbarukan. Sebuah ironi mengingat Indonesia mempunyai potensi yang tinggi akan

sumber energi terbarukan.

Dari berbagai sumber energi terbarukan yang tersedia, baru energi air yang banyak

dimanfaatkan. Jumlah pembangkit listrik bersumber dari energi panas bumi, angin, dan

matahari pun masih bisa dihitung dengan jari, dengan kapasitas energi yang sangat kecil.

Apalagi sumber energi yang berasal dari laut, meski pun potensinya sangat besar, nyatanya

belum satupun yang berhasil dikembangkan.

9

Page 10: Biomassa Print

SUMBER REFERENSI

Elinur, Priyarsono, Tambunan, dan Firdaus.2010. PERKEMBANGAN KONSUMSI DAN PENYEDIAAN ENERGI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA. Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE), Volume 2.

http://alamendah.org/2014/09/09/8-sumber-energi-terbarukan-di-indonesia/2/ diakses pada tanggal 8 Februari 2015 pukul 23.15 WIB

https://alunandialektis.wordpress.com/2013/04/18/melihat-realita-sumber-daya- energi-indonesia-saat-ini/ diakses pada tanggal 8 Februari 2015 pukul 22.05 WIB

http://geoenviron.blogspot.com/2012/10/geologi-lingkungan-sumber-daya-

energi.html diakses pada tanggal 9 Februari 2015 pukul 01.30 WIB

http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Energi%20dan%20Listrik %20Pertanian/MATERI%20WEB%20ELP/Bab%20I%20PENDAHULUAN/indexPENDAHULUAN.htm diakses pada tanggal 8 Februari 2015 pukul 22.35 WIB

10