Biokimia-Pangan-1

78
Biokimia Bahan Makanan (KI-462) Bagian I

description

biokimia

Transcript of Biokimia-Pangan-1

Page 1: Biokimia-Pangan-1

Biokimia Bahan Makanan (KI-462)

Bagian I

Page 2: Biokimia-Pangan-1

Pokok Bahasan Nutrisi:

Makronutrien: Mikronutrien:

Mikroba sebagai materi biokimia: Pendahuluan Peran mikroba

Pengolahan & Pengawetan Bahan Pangan Senyawa tambahan & Pengotor bahan

Pangan

Page 3: Biokimia-Pangan-1

1. NUTRISIMakronutrien:

Karbohidrat Lipid Protein

Mikronutrien Vitamin Mineral

Page 4: Biokimia-Pangan-1

Nutrisi- KarbohidratHubungan Metabolisme karbohidrat,

Lipid, ProteinKarbohidrat sebagai sumber energi:

Kalori nutrisi (Cal=kkal) Kebutuhan kalori basal

Katabolisme KH:Serat

Page 5: Biokimia-Pangan-1

Hubungan metabolisme karbohidrat, Lipid, Protein dan Asam Nukleat

Page 6: Biokimia-Pangan-1

Katabolisme KarbohidratGlikolisis :

diperlukan energi dihasilkan energi

:Hasil glikolisis diolah berbeda antara sel yang anaerob dan aerob

Fermentasi alkohol

Page 7: Biokimia-Pangan-1

Daur asam trikarboksilatPiruvat hasil glikolisis, dalam keadaan

aerob akan diubah menjadi asetil-KoA. Asetil-KoA ini kemudian akan masuk ke

dalam daur asam trikarboksilat, tempat dihasilkannya NADH, FADH2, dan GTP, diawali dengan bereaksinya oksaloasetat membentuk sitrat

Rantai respirasi/ fosforelasi oksidatif

Page 8: Biokimia-Pangan-1

Fosforelasi OksidatifReaksi redoksSistem transport elektron: . . .Lokasi & mekanisme reaksi rantai respirasip/o rasio dan reaksi oksidatif ATA s nt s si e i

inhibitor

Page 9: Biokimia-Pangan-1

Nutrisi: -Katabolisme asam lemakPenyerapan dan transport:

didegradasi di lumen usus kecil, direkombinasi pada RE &badan golgi

aktivasi asam lemak R-COO- + ATP + CoASH <=> Acyl-S-CoA +

AMP + PPi ( = -0.8 kJ/mol) dikatalisis oleh enzim fatty acyl CoA ligase

Page 10: Biokimia-Pangan-1

Transfer ‘fatty Acyl CoA’ dari sitosol ke mitokondria

Page 11: Biokimia-Pangan-1

Beta oksidasi dari asam lemakTerjadi di dalam mitokondria.Tahapan -tahapan -oksidasiFADH2 dan NADH yang dihasilkan akan

masuk ke dalam sistem transport elektron, sehingga dihasilkan ATP

perolehan energi

Page 12: Biokimia-Pangan-1

Oksidasi asam lemak ganjil

Menghasilkan propionil-KoA yang tidak dapat langsung digunakan pada TCA

Propionil-KoA ini harus di konversi menjadi suksinil KoA

Asam lemak esensial & non esensial

Page 13: Biokimia-Pangan-1

KetogenesisTerjadi jika jumlah asetil-KoA berlebihmerupakan sumber energi otak jika

dalam keadaan kelaparan

Page 14: Biokimia-Pangan-1

Nutrisi: -Katabolisme Proteinsumber asam amino dalam mamalia

protein dari diet Protein dalam tubuh

waktu paruh proteinHubungan katabolisme protein dengan

TCA

Page 15: Biokimia-Pangan-1

Degradasi asam amino

Page 16: Biokimia-Pangan-1

Pemindahan gugus aminTransaminase:

pemindahan gugus amin, biasanya glutamat, kepada asam -Keto.

Macamnya: SGPT, SGOTDeaminasi: glutamat dehidrogenaseDeaminasi oksidatif:

glutamin synthetase asparagin synthetase

Page 17: Biokimia-Pangan-1

Detoksifikasi amoniaTransport amonia:

ptpt-hatiSiklus Urea:

salah satu cara penghilangan amonia hanya dimiliki oleh organisme ureotelik sintesis arginin dari ornitin

Page 18: Biokimia-Pangan-1

Nutrisi- KarbohidratMerupakan komponen penyusun

pangan terbesar setelah air.Beberapa KH yang banyak terdapat di

pangan: Glukosa, fruktosa Sukrosa Maltosa Laktosa

Page 19: Biokimia-Pangan-1

Glukosa & fruktosa Contoh : madu kelarutan Semua monosakarida adalah gula pereduksi,

karena dapat mereduksi senyawa/unsur seperti Cu2+ menjadi Cu+

Pereksi untuk identifikasi gula pada pangan: Uji Benedict (aldosa) Uji Fehling (ketosa pada kondisi basa)

Page 20: Biokimia-Pangan-1

Uji Ketosa

Page 21: Biokimia-Pangan-1

Disakarida Kebanyakan diperoleh dari hasil hidrolisis

sebagian dari polisakarida Sukrosa : gula meja

Diperoleh dari tebu atau beet Sifat: bukan gula pereduksi, pemanasan

menghasilkan karamel, dapat di fermentasi Gula Invert:

Hasil hidrolisis sukrosa dengan asam/panas atau dengan invertase dgn perbandingan glukosa : fruktosa = 1 : 1

Page 22: Biokimia-Pangan-1

Ikatan glikosida pada disakarida

Page 23: Biokimia-Pangan-1

Manfaat sukrosa pada pangan Fermantasi: pembuatan roti, pakan ternak Brown sugar: kristal gula putih yang diberi

perlakuan dangan molase. Gula bubuk: bubuk sukrosa yang

mengandung 3% tepung jagung sbg ‘anticaking agent’

Gula ‘fondant’, untuk hiasan kue atau permen: kristal sukrosa yang sangat halus diselaputi larutan jenuh gula invert, sirup jagung, maltodextrin.

Page 24: Biokimia-Pangan-1

Disakarida-Maltosa Struktur:

Jarang diproduksi oleh tanaman, hasil hidrolisis tepung oleh enzim -amilase (bakteri Bacillus), merupakan senyawa antara pada proses fermentasi.

Sifat: gula pereduksi, mutarotasi, hidrolisis oleh asam/panas – maltase

Manfaat: sirup jagung, kombinasi pemanis

Page 25: Biokimia-Pangan-1

Disakarida - Laktosa Kelimpahan:

Susu sapi/kambing (4.5-4.8%), susu manusia (~7%)

Produk susu tanpa fermentasi

Sifat: gula pereduksi, mutarotasi, menghasilkan glukosa & galaktosa pada hidrolisis dgn asam/panas atau laktase (-galaktosidase)

Page 26: Biokimia-Pangan-1

Sifat Laktosa (lanjutan) Gula yang paling tidak manis Paling sukar larut Digunakan sebagai pembawa senyawa

pewarna atau senyawa pembangkit rasa (adsorbsi)

Tidak dapat difermentasi oleh kapang Bereaksi dgn protein reaksi pencoklatan Merangsang adsorbsi nutrisi di usus halus &

menyebabkan waktu tinggal Ca lebih lama.

Page 27: Biokimia-Pangan-1

Manfaat laktosaSumber karbohidrat utama selama

masa pertumbuhan mamalia (40%)Tidak di dapatkan pada makanan

fermentasi ( asam laktat)Pencernaan: laktase pada lumen usus

halus Lactosa intolerance

Page 28: Biokimia-Pangan-1

KristalisasiDigunakan utk memurnikan gulaMakin murni larutan, makin cepat

kristalisasiProses ini tidak selalu diinginkan terjadi

pada produk pangan e.g kristalisasi laktosa pada es krim

Pertumbuhan kristal:

Page 29: Biokimia-Pangan-1

PolisakaridaPolimer dari monosakarida derajat

polimerisasi (DP)DP < 100 beberapa200<DP<3000 kebanyakan7000<DP<15000 beberapa e.g

selulosa

Page 30: Biokimia-Pangan-1

Sifat polisakaridaTerhubung melalui ikt glikosidikAda yang berantai lurus atau bercabangMassa molekul tinggiTidak larut dalam airTidak dapat dikristalkanBukan gula pereduksi

Page 31: Biokimia-Pangan-1

Manfaat pada bahan panganEfek pada sifat bahan :Mengatur -menurunkan mobilitas air

pada sistem bahan panganAir dapat mengubah sifat fisik &

fungsional polisakaridaBersama-sama air, polisakarida dapat

megubah sifat fungsional bahan pangan. e.g

Page 32: Biokimia-Pangan-1

Komposisi tepung Amilosa (17-30%), kec ‘Sweet corn

& peas’: 70% Struktur: rantai lurus:

glikosidik ‘right handed spiral’ Dp ~ 103

Larut dalam air Hidrolis dengn -amilase

100% dextrin glukosa Strong pliable films Crystalline X-Ray pattern

Amilopektin (70-80%), kec‘waxy starch’

e.g Waxy corn kernel’: 100% Struktur : bercabang - … +

-1,6 Glikosidik heliks ganda DP > 106

Tak laruk dalam air Hidrolisis dengan -amilase

60% glukosa Brittle films amorph

Page 33: Biokimia-Pangan-1

Struktur butiran tepungAmilosa & amilopektin tersusun secara

radialKristalin & non-kristalin tersusun

berlapis-lapis ( seperti lapisan bawang)

Page 34: Biokimia-Pangan-1

Peran tepung pada pangan adhesive (bread) binding (formed meats) clouding (cream fillings); dusting (bread) film forming; foam strengthening

(marshmallows) gelling (gum drops) glazing (nuts); moisture retaining (breading) thickening (soups)

Page 35: Biokimia-Pangan-1

GelatinisasiProses pengembangan butiran tepung

(oleh air) yang irreversibel terjadi jika tepung & air dipanaskan pada

suhu kritiknyasusunan molekul butiran tepung menjadi

tak teratur terjadi ‘leaching’ amilosa butiran besar, tergelatinisasi lebih dulu

Page 36: Biokimia-Pangan-1

Tahapan gelatinisasi tepung 1. Suhu gelatinisasi awal (60-80 ºC): (a) pemanasan butiran pati dalam keadaan air

berlebih menyebabkan penggelembungan lebih lanjut dibandingkan dengan hanya oleh air dingin, diikuti ‘leaching’ amilosa

(b) pada suhu 60 ºC, penggelembungan terjadi yang ditandai dengan difusi air melalui dinding butiran pati, dan terjadi pula pelolosan (“leaching”) amilosa terlarut.

(c) pada kenaikan suhu berikut, 60 hingga 80 ºC, volume butiran pati meningkat hingga 5 kali.

Page 37: Biokimia-Pangan-1

Tahap akhir gelatinisasi tepung 2. Suhu akhir (95-100 ºC):

Pada saat suhu mencapai 95-100 ºC dan suhu dipelihara tetap sambil diaduk, terjadi kerusakan butiran, dan terbentuk gel pati dalam larutan yang disebut pasta.

Massa menjadi kental yang terdiri atas fasa kontinu dari amilosa terlarut dan/atau amilopektin dan fasa tak kontinu fragmen-fragmen butiran.

Pemanasan menerus pada 95-100 ºC dengan pengadukan menghasilkan penurunan viskositas akibat rusaknya semua butiran.

Page 38: Biokimia-Pangan-1

Pektin Sturuktur Pektin:

polimer dari -D-Galakturonat melalui ikatan -1,4-glikosidik

Beberapa gugus -COOH teresterifikasi dgn metanol (ester Metoksil ~7-12%, kec strawberi ~0.2%)

Sifat & kemampuannya utk membentuk gel ditentukan oleh bentuk gugus asamnya : e.g: -COOH, -COOCH3, keterikatannya dgn ion Ca2+ & Mg2+

Page 39: Biokimia-Pangan-1

Pektin (lanjutan)Derajat esterifikasi (Degree of

Esterification, DE) : perbandingan jumlah galakturonat teresterifikasi thd jml seluruh galakturonat dlm persen

Alami : 60-10% (bubur apel –strawberi)Jenis : as pektat (DE=0%), as pektanat

(DE>0), protopektin (DE>60%)

Page 40: Biokimia-Pangan-1

Struktur protopektin

Page 41: Biokimia-Pangan-1

Nutrisi-Protein Struktur : primer, sekunder, tertier, kuarterner Sifat protein yang berperan pada bahan

pangan:1. Hidrasi protein: water binding capacity, water

holding capacity (WHC) .2. Kelarutan:

1. peran: pengental, pengemulsi, Foaming’, gelling.2. faktor: hidrofobicity & ionic repulsion

3. Denaturasi protein:…1. Faktor2. Efek thd sifat fungsional: kelarutan, WHC, viskositas,

rentan thd proteolitik

4. Gel Protein

Page 42: Biokimia-Pangan-1

Pengaruh denaturasi protein pada panganKelarutan menurunViskositas meningkatKoagulasi, presipitasiKapasitas penjebakan air menurun -

teksturRentan thd enzim proteolitik

Page 43: Biokimia-Pangan-1

Gel proteinDefinisi: agregasi dari molekul-molekul

protein terdenaturasi dengan keteraturan tertentu sehingga dihasilkan jaringan yang kontinu

Faktor yang mempengaruhi pembentukan gel protein: T, pH, garam, [protein]

Page 44: Biokimia-Pangan-1

Sifat Gel proteinViskositas tinggiElastik &atau PlastikSyneresis

Page 45: Biokimia-Pangan-1

Kekuatan gel protein Definisi:

Kemampuan protein dengan berat molekul tertentu untuk membentuk gel dengan mengikat sejumlah air pada kondisi percobaan tertentu

Faktor yang mempengaruhi kekuatan gel protein: [protein] T pH perlu dikendalikan Agitasi MW

Page 46: Biokimia-Pangan-1

Gel proteinProses pembentukan:

Denaturasi Agregasi (pada saat didinginkan)

Progel (if reversibel) Ikatan silang dalam rantai protein: … Akibatnya: absorpsi air prot exterior &

interior

Page 47: Biokimia-Pangan-1

Nutrisi - Lipid

Kegunaan Lipid pada bahan pangan: rasa & tekstur, medium penggorengan, kepuasan

Penggelongan Lipid: Lipid sederhana:trigliserida: fats & oils, wax Lipid kompleks: glikolipid, fosfolipid, lilpoprotein Turunan Lipid: sterols, carotenoids, terpens

Contoh:

Page 48: Biokimia-Pangan-1

Asam lemak Penamaan asam lemak tak jenuh:

Posisi C=C pertama,

dihitung dari-CH3

20:46

Jumlah atom CJumlah gugus C=C,

Tidak terkonjugasi, tapi dengan -CH2- - diantaranya

Page 49: Biokimia-Pangan-1

Asam lemak tak jenuh dari hewanTdak dapat mensintesis asam lemak tak

jenuh dengan posisi –C=C- pada posisi >9 (dari –COOH)

Contoh: 12:17 C5 dari COOH asam lauroleat (minyak ikan

herring) 16:17 C9 dari COOH asam palmitoleat (lemak

susu)

16:17

Page 50: Biokimia-Pangan-1

Asam Lemak dari TumbuhanPaling banyak didapat dari biji-bijian:

18:26 asam linolenat

Page 51: Biokimia-Pangan-1

Lipid sederhana & Lipid kompleks Fats & Oil : ester dari gliserol dgn asam lemak Wax: … alkohol 1 atau 2 dgn … Lipid kompleks:

Fosfolipid : Lechitin, Cephalin

Glikolipid : Lipoprotein:

Turunan Lipid : Sterols, terpen,

Page 52: Biokimia-Pangan-1

Sifat fisik Lipid yang berhubungan dengan sifat fungsional lipid

1. Plastisitas lemak (fat):

2. Titik leleh

3. Polimorfisme

4. Massa jenis

5. Titik asap minyak

Page 53: Biokimia-Pangan-1

1. PlastisitasDefinisi:merupakan sifat lemak

sehingga ia dapat dioleskan, lembut dan tak berubah.

Penyebab: perbandingan fasa padat : fasa cair

<10% padatan cair

10-50% padatan

plastik

> 50% Rigid, tidak plastik

Page 54: Biokimia-Pangan-1

Plastisitas: Faktor yang mempengaruhi:Tipe trigliseridaKomposisi trigliseridaSuhu

Page 55: Biokimia-Pangan-1

2. Titik Leleh Tidak memiliki titik leleh yg tajam rentang

leleh Utk TG murni,

titik leleh = f(panjang rantai, ketakjenuhan) P. rantai >> t.l >> Ketakjenuhan >> t.l <<

Contoh: cocoa butter, margarin & butter perlu rentang leleh yg lebar u/ ‘plasticity & spreadablelity’

Page 56: Biokimia-Pangan-1

3. Kristalisasi & Polimorfisme Lipid

Intro:Kristalisasi lemak lambatKalor kristalisasi dibebaskan Avolume berkurangLemak tidak membentuk keadaan gelas

pada kristalisasi

Page 57: Biokimia-Pangan-1

Nukleasi vs Pertumbuhan kristal pada lemak

Laju dari pendinginan menentukan mana yang lebih dominan: nukleasi atau pertumbuhan kristal

: Lambat: nukleasi lambat terbentuk kristal yang besar

Cepat: nukleasi cepat kristal kecil-kecil Ukuran kristal umumnya antara 0.1-5.0 m,

tetapi beberapa dapat mencapai 50 m Jika kristal lemak yang terbentuk besar-besar

akan megubah rasa & penampilan yang seperti berpasir

Page 58: Biokimia-Pangan-1

Polimorfisme pada Lemak

Def: Fasa kristal dari komposisi kimia yang

sama tetapi berbeda struktur , tetapi jika meleleh menghasilkan fasa yang identik

Hal ini terjadi pada kristalisasi lemak Tiap bentuk kristal polimorf dapat

dibedakan dengan menentukan titik leleh, pola kristalografi sinar X, spektrum infra merah

Tiga bentuk utama: (alpha), (beta), '' (beta aksen)

Page 59: Biokimia-Pangan-1

Susunan Kristal Trigliserida Molekul Trigliserida dalam kristalnya berlapis-

lapis Rantai asam lemak tersusun sangat rapat satu

dengan yang lainnya Rantai asam lemak itu tersusun tegak lurus

(bentuk atau miring (bentuk ’’ and ) terhadap bidang-bidang gugus gliserol dan bidang gugus metil terminal

Bentuk kristal:AA hexagonalAA’ : ortorombikAA : triklinik

Page 60: Biokimia-Pangan-1

Bentuk Polimorf lemak

Bentuk Paling tidak stabil Titik leleh paling rendah

Bentuk Paling stabil Titik leleh paling tinggi

Bentuk ' Kestabilan berada diantara kedua bentuk diatas Titik leleh berada diantara kedua bentuk diatas

Page 61: Biokimia-Pangan-1

Pengaruh bentuk polimorfisme pada titik lelehTriglyceride AA‘ Triolein -32 -13 4

Trilaurin 14 34 44Trimyristin 32 44 56Tristearin 54 64 73

Page 62: Biokimia-Pangan-1

4. Massa Jenis< 1= f(MW, ketakjenuhan)

Page 63: Biokimia-Pangan-1

5. Titik Asap Minyak Beberapa istilah:

Titik asap Titik nyala Titik api

Beberapa contoh Titik asap minyakgoreng: Castor oil 200 °C Corn oil (crude) 178 °C Corn oil (refined) 227 °C Linseed oil (crude) 163 °C Linseed oil (refined) 160 °C Olive oil (raw) 199 °C Soybean oil (crude) 181 °C Soybean oil (refined) 256 °C

Page 64: Biokimia-Pangan-1

Contoh bentuk Polimorf lemak Dalam tiap lemak alami, meskipun

mengandung beberapa trigliserida, biasanya hanya salah satu bentuk polimorf yang dominan

Bentuk Bentuk ' coconut butter cottonseed oil coconut oil canola oil lard (pork fat)) tallow (beef fat) olive oil herring oil corn oil whale oil safflower oil cow’s milk fat

Page 65: Biokimia-Pangan-1

Mikronutrien: Vitamin Vitamin merupakan senyawa organik yang

tidak dapat disintesis tubuh tapi sangat dibutuhkan kehadirannya, meskipun dalam jumlah yang sangat kecil.

Fungsi metabolik: Koenzim Terlilbat dalam proses transfer energi Diperlukan utk keutuhan membran

Page 66: Biokimia-Pangan-1

Penggolongan Vitamin- berdasarkan kelarutannya

1. Vitamain yang larut dalam air: mengandung atom yang elektronegatif dipol (polar)

C, golongan vit B

2. Vitamin yang larut dalam lemak : tidak mengandung atom yang elektronegatif non polar

A, D, E, K

Page 67: Biokimia-Pangan-1

Vit. C: Asam askorbatSturktur: suatu poly-ol Gugus Hydroxyl melekat

pada karbon etilenat (suatu stuktur enediol ) dengan pKa= 4.1) dan satu atom khiral*

L-isomer merupakan bentuk yang ada di alam.

D-isomer : asam erythorbat tidak ada aktivitas biologis

Page 68: Biokimia-Pangan-1

Vit C, lanjutan

Page 69: Biokimia-Pangan-1

Kandungan Vit C pada berbagai buah-buahan

Buah [Vit C] mg/100 g

Blackcurrent 200

Paw paw 80

Strawberry 60

Citrus 50

Mango 30

Banana 20

Apple 5

Page 70: Biokimia-Pangan-1

Kandungan Vit C pada sayuranSayuran Kandungan (mg/100 g) Parsley 150 Capsicum 130 Broccoli 100 Brussel sprouts 100 Cauliflower 70 Cabbage 60 Potatoes 30 Peas 25

Page 71: Biokimia-Pangan-1

Keaktifan & kestabilan Paling tidak stabil Proses pencoklatan enzimatis pada buah &

sayuran dapat mengoksidasi as askorbat Yang berperan dalam hal ini adalah senyawa-

senyawa quinone L-dehydroascorbic acid dioksidasi lebih lanjut

menjadi asam diketo-L-gulonat nonreversible delactonization Kestabilan: rentan thd: T, [garam] [gula], pH,

Oxygen, Enzim, katallis logam

Page 72: Biokimia-Pangan-1

Kelompok Vitamin BRiboflavinVitamin B6NiacinFolic AcidPantothenic AcidBiotin

Page 73: Biokimia-Pangan-1

Vit. B1 : Tiamin Struktur

Secara alami tiamin ditemukan sebagai: Ester antara gugusdengan asam difosfat menghasilkan difosfat, thiamine pyrophosphate (TPP)

Page 74: Biokimia-Pangan-1

Sumber tiamin (mg/100 g)Beef up to 0.6

Pork up to 1.0 Peas 0.36 Egg 0.11 tPotatoes 0.10 Milk 0.03 Wheat flour:

wholemeal 0.36-0.5 % extraction 0.3-0.4 73% extraction 0.07-0.1

Rice: whole rice 0.5 polished rice 0.03 0.03 rice bran 2.3

Page 75: Biokimia-Pangan-1

Kestabilan Vit B1Cahaya dan keadaan asam pada bahan

pangan tidak mempengaruhi kadare.g. heating to 120 C at pH 3.5 or belowStabil pada suhu kamar dengan

aktivitas air yang rendah

Page 76: Biokimia-Pangan-1

Vitamin Yang larut dalam Lemak : Vit AYang terdapat di mamalia:Retinol, Retinal, asam retinoat

Retinol

Page 77: Biokimia-Pangan-1

Vitamin A lainnya

Page 78: Biokimia-Pangan-1

Provit. A-Carrotene