Biokimia IV
-
Upload
hadi-siswanto -
Category
Documents
-
view
284 -
download
0
Transcript of Biokimia IV
PRAKTIKUM X
Topik : Uji Penyabunan (untuk asam-asam lemak)
Tujuan : Untuk mengetahui proses penyabunan dari bahan lemak
Hari / Tanggal : Jum’at/ 21 Mei 2010
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
I. ALAT DAN BAHAN
Alat : 1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Gelas ukur 10 ml
4. Pipet tetes
5. Kaki tiga dan kasa asbes
6. Lampu spritus
Bahan : 1. KOH alkoholis 10 %
2. Lemak / minyak
3. Air
II. CARA KERJA
1. Menambahkan 10 ml KOH alkoholis ke dalam 1 ml minyak yang hendak
diuji, mengocok dan memanaskan di atas pemanas air didih hingga satu
tetes daripada larutan ini larut sempurna di dalam air.
2. Menambahkan 10 ml air dan memanaskan lagi di atas pemanas air didih
sampai semua alkohol menguap. Melakukan uji sabun.
III. TEORI DASAR
Lipid merupakan komponen jaringan yang heterogen dan
penggolongannya didasarkan atas kelarutannya di dalam pelarut-pelarut lemak,
seperti eter dan lain-lain. Sedangkan komponen-komponen campuran lipid dapat
difraksionasi lebih lanjut dengan menggunakan perbedaan kelarutannya di dalam
berbagai pelarut organic. Sebagai contoh : fosfolipid dapat dipisahkan dari sterol
dan lemak netral atas dasar ketidaklarutannya di dalam aseton.
Suatu reaksi yang sangat berguna untuk fraksionasi lipid, adalah reaksi
penyabunan. Alkali menghidrolisa lipid kompleks dan menghasilkan sabun dari
komponen-komponen yang mengandung asam-asam lemak yang dapat diesterkan.
Berhubung sabun tidak larut di dalam eter, maka dilakukan pemisahan.
Lemak adalah ester gliseril dari asam organic berantai panjang, misalnya
gliseril stearat dan lain-lain. Jika lemak dipanaskan dengan NaOH terjadi suatu
reaksi pertukaran dan terbentuknya garam natrium dan gliseril alkohol (gliserin),
reaksi demikian disebut reaksi penyabunan (saponifikasi).
IV. HASIL PENGAMATAN
TABEL PENGAMATAN
No. PERLAKUAN HASIL
1
2.
3.
4.
5.
10 ml KOH + 1 ml Minyak
Larutan dipanaskan (± 30’)
Larutan + 10 ml air
Larutan + air (dipanaskan)
Senyawa + air
Cairan tidak menyatu dan berwarna
putih dengan warna kuning di atasnya.
Saat dihomogenkan timbul gelembung-
gelembung.
Mengkristal berwarna kuning muda
bening dengan cairan bening di
bawahnya.
Kristal menyebar menjadi satu dengan
larutan dan warnanya menjadi putih
keruh dengan kuning muda keruh di
atasnya.
Mengkristal berwarna kuning muda
bening dengan cairan putih keruh di
bawahnya.
Berbuih pada 5 tetes air.
V. ANALISIS DATA
Dari percobaan yang telah dilakukan, langkah pertama yang dilakukan
ialah mencampurkan 1 ml minyak dengan 10 ml KOH alkoholis10 %. Dari
pencampuran keduanya diperoleh suatu larutan yang berwarna kuning bening.
Kemudian larutan tersebut dipanaskan selama 30 menit setelah dipanaskan
terbentuk kristal beku berwarna kuning. Hal ini disebabkan karena minyak
merupakan salah satu bentuk trigliserid yang terdiri atas tiga molekul asam
lemak dan satu molekul liserol, dimana salah satu sifat lemak adalah dapat
terhidrolisis menjadi unsur-unsur penyusunnya dan hasil hidrolisisnya sendiri
adalah Sabun (asam lemak ) dan gliserol sehingga pada minyak itu ketika
ditambahkan KOH (alt) 10 % terjadi penyabunan dimana etil alkohol
berfungsi sebagai palarut organik yang dapat berikatan dengan gugus OH
membentuk sabun dan gliserol. Pada lemak mempunyai gugus R yang
bersifat non polar akan berikatan dengan gugus hidrofil dari alkohol
sedangkan gugus –C-Na yang bersifat polar akan berikatan dengan gugus
hidrofil alkohol. Jadi penambahan KOH (alt) 10 % dalam reaksi saponifikasi
(penyabuan) berfungsi untuk mengikat dua gugus yang terdapat pada sabun
atau asam lemak, sehingga terbentuk sabun.
Dari proses pemanasan ini dihasilkan endapan yang berbentuk Gel dengan
warna kuning. Setelah dilakukan pemanasan pada larutan, kemudian
ditambahkan aquadest kembali pada larutan yang sudah berbentuk gel tadi.
Penambahan aquadest menghasilkan busa, larutan menjadi cair dan berwarna
kekuningan. Dihasilkannya busa pada larutan (sabun) ini disebut dengan Uji
Busa.
Kemudian untuk menguji sifat sabun atau terdapatnya sabun dari endapan
tersebut, maka endapan garam tadi dicampur dengan air dan kemudian diaduk
ternyata larutan berwarna putih keruh dan terdapat banyak buih di atasnya
pada tetesan air yang kelima. Hal ini disebabkan karena sabun dapat
menurunkan tegangan permukaan.
VI. KESIMPULAN
1. Penyabunan merupakan suatu peristiwa penguraian hidrolisis suatu ester
menjadi asam karboksilat dan gliserol (alkanol).
2. Sabun dapat menurunkan tegangan permukaan air. Hal ini tampak dari
timbulnya busa apabila sabin dilarutkan dalam air dan diaduk.
3. Proses penyabunan, dimulai dari bereaksinya minyak yang mengandung
ester asam lemak tidak jenuh dengan gliserol. Terikatnya logam Kalium
dengan gugus ester membentuk garam kalium yang merupakan sabun
yang larut dengan air akibat pemanasan.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Poejiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia. Jakarta.
Stryer, Lubert. 2002. Biokimia Edisi 4 Vol 2. Buku Kedokteran. Jakarta.
Tim Penyusun. 2010. Penuntun Praktikum Biokimia. FKIP UNLAM. Banjarmasin.
VIII. LAMPIRAN
Pertanyaan:
1. Senyawa-senyawa apa lagi selain sabun yang membentuk busa ?
Jawaban:
Senyawa Al2SO4 yang dicampur dengan NaHCO3 yang membentuk busa
yang dapat digunakan untuk memadamkan api. Senyawa CO2 pada
minuman berkarbonasi dan Sodium Monofluorophospate pada pasta gigi.