Biokimia inhal

9
Prosedur Kerja A) Pemeriksaan Urea 1. Reaksi Biuret Pada tabung, tambah sedikit ureum, panaskan. Ureum melebur lalu lepaskan amonia. Panaskan sampai benda yang melebur memadat lagi. Dinginkan, sisanya larutkan dengan NaOH encer, tambah CuSO 4 encer 2. Pemecahan urea oleh enzim urease Adanya urea dalam urin dapat pula diketahui dengan reaksi urease menurut Van Slyke. Reaksi ini dapat mengukur jumlah urea di air seni. B) Pemeriksaan Asam Urat 1. Reaksi Folin 3 cc urin ditambah 2 cc reagen folin (asam fosfotungstat) ditambah 2 cc Na 2 CO 3 20% akan menghasilkan warna biru 2. Reaksi Reduksi Perak (Schiff) Larutkan sedikit asam urat dalam Na 2 CO 3 . Kertas saring dibasahi dengan larutan AgNO 3 dan ditetesi dengan larutan Asam urat, akan berubah menjadi warna kuning coklat/hitam karena Ag. Percobaan diganggu dengan ion klorida.

Transcript of Biokimia inhal

Page 1: Biokimia inhal

Prosedur Kerja

A) Pemeriksaan Urea

1. Reaksi Biuret

Pada tabung, tambah sedikit ureum, panaskan. Ureum melebur lalu

lepaskan amonia. Panaskan sampai benda yang melebur memadat

lagi. Dinginkan, sisanya larutkan dengan NaOH encer, tambah CuSO4

encer

2. Pemecahan urea oleh enzim urease

Adanya urea dalam urin dapat pula diketahui dengan reaksi urease

menurut Van Slyke. Reaksi ini dapat mengukur jumlah urea di air seni.

B) Pemeriksaan Asam Urat

1. Reaksi Folin

3 cc urin ditambah 2 cc reagen folin (asam fosfotungstat) ditambah 2

cc Na2CO3 20% akan menghasilkan warna biru

2. Reaksi Reduksi Perak (Schiff)

Larutkan sedikit asam urat dalam Na2CO3. Kertas saring dibasahi

dengan larutan AgNO3 dan ditetesi dengan larutan Asam urat, akan

berubah menjadi warna kuning coklat/hitam karena Ag. Percobaan

diganggu dengan ion klorida.

C) Pemeriksaan Kreatinin

1. Reaksi Jaffe

1 cc larutan asam pikrat jenuh + 0,5 cc NaOH 10%, bagi ke 2 tabung.

Tabung 1 ditambah 3 cc urin. Tabung 2 ditambah 3 cc akuades.

Page 2: Biokimia inhal

Tabung 1 berubah menjadi jingga karena terjadi kreatinin pikrat. Dasar

kolorimetris untuk penetapan kretainin.

2. Reaksi nitroprussid dari Weyl

5 cc urin ditambah beberapa tetes Na nitroprussid. Lautan dibuat

alkalis dengan NaOH. Terjadi warna merah yang cepat jadi kuning.

D) Pemeriksaan garam amonium

1. Reaksi pembentukan NH3

2 cc urin ditambah 1 tetes fenolftalein (PP) ditambah larutan Na2CO3

2%, warna menjadi merah muda. Masak. Kaca yang dicelup PP

masukkan ke mulut tabung. Lapisan PP akan menjadi merah muda

karena keluarnya amoniak dari penguraian garam.

E) Pemeriksaan mineral-mineral

1. Reaksi Pembuktian Klorida

Masukkan urin lalu diasamkan dengan HNO3. Lalu tambahkan larutan

AgNO3, warna akan berubah menjadi merah atau muncul endapan, jika

ditambah dengan NH4OH berlebih maka endapan akan hilang.

2. Reaksi Pembuktian Fosfat

Urin setengah tahun ditambah NH4OH akan menjadi alkalis.

Tambahkan MgSO4, masak, dan terjadi endapan Ca – Mg – Fosfat. Di

saring, dengan akuades. Lalu dilarutkan dengan 1 cc asam cuka panas

2% di atas kertas saring. Larutan bagi menjadi 2 tabung. Tabung 1

ditambah 1 tetes HNO3 pekat dan amonium molibdat, panaskan dan

akan terbentuk endapan kuning jeruk. Tabung 2 untuk percobaan Ca.

Page 3: Biokimia inhal

3. Reaksi Pembuktian Ca

Tabung 2 ditambah Ca-oksalat jenuh akan menjadi keruh karena Ca-

oksalat tidak larut.

4. Reaksi Pembuktian Sulfat

2 cc urin diasamkan dengan asam asetat encer. Tambahkan larutan

BaCl2. Jika urin mengandung sulfat terjadi kekeruhan dari BaSO4.

Analisis Hasil Praktikum dan Reaksi Kimia

A) Pemeriksaan Urea

1. Reaksi Biuret

- Didapatkan warna ungu, ini menunjukkan ureum membentuk ikatan

peptida.

- Ureum + basa kuat (NaOH) agar suasana basa

- Rumus Ureum : NH2CO

- NH2CO ditambah CuSO4 timbul warna ungu

- Cu akan mengikat N CuN

- Rumus biuret (CONH2 –NH – CONH2) kondensasi 2 molekul yang

sama

2. Pemecahan urea oleh enzim urease

Tabung 1

- Dalam tabung dimasukkan urin 5 cc + 5 tetes fenol merah + 5 tetes

Na2CO3 + 5 tetes asam cuka dipanasi + tepung kedelai

campur & gojog.

Page 4: Biokimia inhal

- Fungsi tepung kedelai untuk menggantikan peran enzim urease

dalam menguraikan urea di urin.

- Tabung yang berisi urin, ketika dipanasi kuning + kedelai

merah. (di urin terdapat urea)

- Warna merah menunjukkan bercampurnya urea dalam urin + enzim

urease (tepung kedelai) amonium karbonat yang setelah digojog

menjadi pink.

Tabung 2

- Tabung kedua, urea diganti aquades

- Ketika aquades dipanasi kuning + tepung kedelai tetap

kuning.

- Hal ini menunjukkan dalam aquades tidak ada urea, sehingga

enzum urease tidak bekerja.

- Kandungan urea di tubuh meningkat saat: demam, diabetes

melitus.

B) Pemeriksaan Asam Urat

1. Reaksi Follin

- Ketika urin + asam fosfotungstat + Na2CO3 asam + basa akan

berikatan dan menyisakan fosfotungstat.

- Asam urat di urin akan mereduksi fosfotungstat asam

fosfomolibdat biru gelap.

2. Reaksi Reduksi Perak (Schiff)

- Ketika asam urat ditambah Na2CO3 akan terbentuk larutan eno

reaktif.

- Kertas saring + AgNo3 + larutan enol reaktif kuning coklat.

Page 5: Biokimia inhal

- Asam urat dalam urin mereduksi AgNO3 Ag+ + NO3-. Warna

kuning coklat

buktikan adanya Ag.

C) Pemeriksaan Kreatinin

1. Reaksi Jaffe

Asam pikrat jenuh + NaOH Na pikrat (kuning). Jika ditambah urin

jingga, menunjukkan adanya kreatinin. Jika ditambah aquades tetap

kuning (kontrol negatif).

2. Reaksi Nitroprussid dari Weyl

- Urin + Na nitroprussid + NaOH merah kuning

- Na nitroprussid memudahkan pelepasan ikatan pada urin setelah

terbentuk lalu terpecah-pecah.

- Na nitroprussid + NaOH ikatannya terpecah merah (karena

adanya Fe32+) berubah menjadi kuning (karena Fe3

2+ di alam tidak

stabil, jika berikatan dengan udara / teroksidai menjadi Fe33+) warna

kuning Fe33+.

D) Pemeriksaan Garam Ammonium

1. Reaksi Pembentukan NH3

- Urin + PP + larutan Na2CO3 2% merah muda dimasak

- Sebatang kaca yang dicelup larutan PP dimasukkan ke dalam mulut

tabung lapisan PP di kaca menjadi merah muda karena keluarnya

amoniak dari penguraian garam amonium urin.

- NH4OH dalam urin + Na2CO3 (NH4)2CO3 + 2NaOH dipanasi

- CNH CO3 menjadi pecah CO2 + H2O + 2NH3 menguap pink.

E) Pemeriksaan mineral-mineral

Page 6: Biokimia inhal

1. Reaksi Pembuktian Klorida

- Urin + HNO3 pekat + AgNO3 merah / endapan + NH4OH hilang

- Urin + HNO3 pekat + AgNO3 AgCl + NH4OH endapan hilang

- HNO3 berfungsi memutus ikatan Cl di urin, ada Cl yang bebas dan

ada yang berikatan. Cl memiliki afinitas yang tinggi dengan Ag di

dalam AgNO3, sehingga ikat Ag AgCl (endapan). Kemudian

karena NH4 ikat Cl lebih kuat sehingga endapan hilang.

2. Reaksi Pembuktian Fosfat

- Urin di ½ tabung reaksi + NH4OH + MgSO4 panaskan endapan

putih CaMg fosfat.

- Disaring dengan kertas saring, endapan dicuci dengan aquades

untuk hilangkan zat-zat yang tidak berguna.

- Asam cuka dialirkan ke endapan.

- Larutan dibagi dalam 2 tabung reaksi, tabung pertama ditambah

HNO3 pekat dan amonium molibdat. Fungsi HNO3 untuk mengubah

zat organik menjadi anorganik yang tidak stabil. Ikatan menjadi

bebas, fosfat bebas + amonium molibdat kuning jeruk

(menunjukkan adanya fosfat di urin).

3. Reaksi Pembuktian adanya Kalsium

- Tabung kedua dari percobaan no. 1 ditambah K-oksalat jenuh

kekeruah karena terbentuk Ca oksalat yang tidak larut.

- Ca Mg fosfat + K oksalat kekeruhan

- Ca miliki afinitas yang tinggi dengan oksalat Ca oksalat (keruh).

4. Reaksi Pembuktian Sulfat

- Urin + asam asetat + BaCl2 endapat (kekeruhan)

- Ba di BaCl2 miliki afinitas tinggi dengan sulfat dalam urin, sehingga

terbentuk BaSO4.

Page 7: Biokimia inhal

Pembahasan

Dari beberapa percobaan diatas (kandungan zat di utin dan mineral di

urin) didapat hasil, bahwa urin sampel yang diambil dari seorang yang sehat

mengandung urea, asam urat, kreatinin & garam amonium. Sedangkan

mineral-mineralnya meliputi klorida, fosfat, kalsium dan sulfat. Hal ini

diperoleh dari keseluruhan data yang menunjukkan reaksi positif.

Selain itu dalam urin tersebut juga tidak ditemukan adanya zat-zat

abnormal, sehingga hal ini menunjukkan fungsi ginjal masih baik.