biokim-kolesterol
-
Upload
yolanda-shinta -
Category
Documents
-
view
107 -
download
0
description
Transcript of biokim-kolesterol
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KEDOKTERANBLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME (ENMET)
PEMERIKSAAN KOLESTEROL DARAHMETODE CHOD-PAP
oleh :
Kelompok 6
Teofilus Kristianto G1A011011Desvia Ira Restiana G1A011012Anisa Kapti Hanawi G1A011040Ageng Bella Dinata G1A011041Yolanda Shinta P G1A011062Athifa Mutmainnah G1A011063Tiyo Nurakhyar G1A011086Zumrotin Hasnawati G1A011087Niswati Syarifah A G1A011116Katharina L P G1A011117Iwan Irawan G1A008097
Asisten :
Maulana Rizqi Yuniar G1A009089
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANJURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2012
LEMBAR PENGESAHAN
Pemeriksaan Kolesterol Darah Metode CHOD-PAP
oleh :
Kelompok 6
Teofilus Kristianto G1A011011Desvia Ira Restiana G1A011012Anisa Kapti Hanawi G1A011040Ageng Bella Dinata G1A011041Yolanda Shinta P G1A011062Athifa Mutmainnah G1A011063Tiyo Nurakhyar G1A011086Zumrotin Hasnawati G1A011087Niswati Syarifah A G1A011116Katharina L P G1A011117Iwan Irawan G1A008097
Disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian praktikum biokimia blok
ENMET di Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
Diterima dan disahkan
Purwokerto, Oktober 2012
Asisten
Maulana Rizqi Yuniar
NIM: G1A009089
BAB IPENDAHULUAN
A. Judul Praktikum
Pemeriksaan Kolesterol Darah Metode CHOD-PAP
B. Tanggal Praktikum
Sabtu, 13 Oktober 2012
C. Tujuan Praktikum
1. Dapat mengukur kadar kolesterol dengan metode CHOD-PAP
2. Dapat menyimpulkan hasil pemeriksaan kadar kolesterol darah pada
saat praktikum setelah membandingkannya dengan nilai normal.
3. Dapat mendiagnosa dini penyakit apa saja yang disebabkan oleh
peningkatan kadar kolesterol dengan bantuan hasil praktikum yang
dilakukan.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Lemak mengandung 3 komponen yaitu kolesterol, trigliserida dan
fosfolipid. Kolesterol diangkut di dalam sel plasma melalui lipoprotein.
Terdapat 5 kelas lipoprotein, yaitu Low Density Lipoprotein, High Density
Lipoprotein, Very Low Density Lipoprotein, Khilomikron, dan Intermediat
Density Lipoprotein (Asscalbiass, 2010).
Kilomikron terbentuk di dalam mukosa usus halus dari trigliserida
yang dipecah melalui metabolisme di dalam usus. Fungsi kilomikron adalah
membawa trigliserida ke jaringan tubuh sebagai sumber asam lemak yang
dapat segera digunakan atau disimpan sebagai cadangan (Asscalbiass, 2010).
VLDL disintesa di dalam hati dan terdiri dari banyak trigliserida yang
berasal dari dalam tubuh (endogen). VLDL berfungsi sebagai kendaraan bagi
asam lemak menuju ke jantung, otot dan jaringan adiposa. Dengan bantuan
enzim lipase, trigliserida diambil dari VLDL dan masuk ke dalam jaringan
sebagai sumber energi yang dapat segera dipakai atau disimpan kembali. Hati
mengubah karbohidrat menjadi asam lemak kemudian membentuk trigliserida,
trigliserida ini dibawa melalui aliran darah dalam bentuk very low density
lipoprotein (VLDL), VLDL kemudian akan dimetabolisme oleh enzim
lipoprotein lipase menjadi intermediate density lipoprotein (IDL), kemudian
IDL melalui serangkaian proses akan berubah menjadi low density lipoprotein
(LDL) yang kaya kolesterol (Mann, 2002).
Kirakira ¾ (tiga perempat) dari kolesterol dalam plasma darah normal
manusia mengandung partikel low density lipoprotein (LDL). LDL adalah
produk akhir dari metabolisme VLDL dan berfungsi membawa kolesterol dari
hati ke jaringan tubuh yang memerlukan termasuk ke sel otot jantung, otak
dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. LDL membawa
sekitar 70% kolesterol dalam plasma (Mann, 2002).
High density lipoprotein (HDL) bertugas membuang kelebihan
kolesterol dari jaringan tubuh ke hati. Kemudian diubah menjadi asam
empedu dan selanjutnya disimpan atau dibuang melalui empedu ke usus besar
sebagai jalur utama mekanisme pembuangan dari tubuh. HDL penting dalam
mengatur jumlah kolesterol yang tinggi dalam jaringan tubuh termasuk dalam
dinding arteri (Harper, 2009).
LDL mengandung lebih banyak lemak daripada HDL sehingga ia akan
mengambang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL adalah
Apo-B (apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak yang "jahat" karena
dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah
sehingga dapat menyempitkan pembuluh darah. LDL ini bisa melekat karena
mengalami oksidasi atau telah dirusak oleh radikal bebas (Oetoro, 2007).
LDL yang telah menyusup ke dalam intima akan mengalami oksidasi
tahap pertama sehingga terbentuk LDL yang teroksidasi. LDL-teroksidasi
akan memacu terbentuknya zat yang dapat melekatkan dan menarik monosit,
menembus lapisan endotel dan masuk ke dalam intima. LDL-teroksidasi juga
menghasilkan zat yang dapat mengubah monosit yang telah masuk ke dalam
intima menjadi makrofag. Sementara itu LDL-teroksidasi akan mengalami
oksidasi tahap kedua menjadi LDL yang teroksidasi sempurna yang dapat
mengubah makrofag menjadi sel busa. Sel busa yang terbentuk akan saling
berikatan membentuk gumpalan yang makin lama makin besar sehingga
membentuk benjolan yang mengakibatkan penyempitan lumen pembuluh
darah. Keadaan ini akan semakin memburuk karena LDL akan teroksidasi
sempurna juga merangsang sel-sel otot pada lapisan pembuluh darah yang
lebih dalam (media) untuk masuk ke lapisan intima dan kemudian akan
membelah-belah diri sehingga jumlahnya semakin banyak (Guyton, 2007).
HDL disebut sebagai lemak yang "baik" karena dalam operasinya
HDL membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan
membawanya kembali ke hati. Protein utama yang membentuk HDL adalah
Apo-A (apolipoprotein). HDL ini mempunyai kandungan lemak lebih sedikit
dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih berat (Guyton, 2007).
B. Metabolisme Lipoprotein
Gb. 1. Metabolisme lipid
Metabolisme lipoprotein dapat dilakukan melalui 3 jalur, yaitu :
1) Jalur eksogen
Sel-sel epitel yang melapisi usus halus mudah menyerap lipid dari
diet. Ini lipid, termasuk trigliserida, fosfolipid, dan kolesterol, dirakit
dengan apolipoprotein B-48 ke dalam kilomikron. Kilomikron ini lahir
disekresikan dari sel epitel usus ke dalam sirkulasi limfatik dalam sebuah
proses yang bergantung pada apolipoprotein B-48. Saat mereka beredar
melalui pembuluh limfatik, kilomikron baru lahir memotong sirkulasi hati
dan yang dikeringkan melalui duktus toraks ke dalam aliran darah (Julius,
2005).
Dalam aliran darah, partikel HDL menyumbang apolipoprotein C-
II dan apolipoprotein E ke chylomicron baru lahir; chylomicron sekarang
dianggap dewasa. Via apolipoprotein C-II, kilomikron matang
mengaktifkan lipoprotein lipase (LPL), suatu enzim pada sel endotel yang
melapisi pembuluh darah. LPL mengkatalisis hidrolisis triacylglycerol
(yaitu gliserol kovalen bergabung dengan tiga asam lemak) yang pada
akhirnya melepaskan gliserol dan asam lemak dari kilomikron. Gliserol
dan asam lemak kemudian dapat diserap dalam jaringan perifer, terutama
adiposa dan otot, untuk energi dan penyimpanan (Julius, 2005).
Para kilomikron dihidrolisis sekarang dianggap sisa-sisa
chylomicron. Sisa-sisa chylomicron terus beredar sampai mereka
berinteraksi melalui apolipoprotein E dengan reseptor chylomicron sisa-
sisa, yang ditemukan terutama di hati. Interaksi ini menyebabkan sisa-sisa
endositosis chylomicron, yang kemudian dihidrolisis dalam lisosom.
Hidrolisis lisosomal rilis gliserol dan asam lemak ke dalam sel, yang dapat
digunakan untuk energi atau disimpan untuk digunakan kemudian (Julius,
2005).
Gb. 2 Jalur eksogen metabolism lipid
2) Jalur endogen
Hati adalah sumber penting dari lipoprotein, terutama VLDL.
Triacylglycerol dan kolesterol dirakit dengan apolipoprotein B-100 untuk
membentuk partikel VLDL. Partikel VLDL yang baru lahir yang
dilepaskan ke dalam aliran darah melalui proses yang tergantung pada
apolipoprotein B-100.
Seperti dalam metabolisme chylomicron, apolipoprotein C-II dan
apolipoprotein E partikel VLDL yang diperoleh dari partikel HDL. Setelah
sarat dengan apolipoproteins C-II dan E, partikel VLDL yang baru lahir
dianggap dewasa (Julius, 2005).
Sekali lagi seperti kilomikron, VLDL partikel beredar dan
menemukan LPL diekspresikan pada sel endotel. Apolipoprotein C-II
mengaktifkan LPL, menyebabkan hidrolisis partikel VLDL dan pelepasan
gliserol dan asam lemak. Produk ini dapat diserap dari darah oleh jaringan
perifer, terutama adiposa dan otot. Partikel-partikel VLDL dihidrolisis
sekarang disebut sisa-sisa atau density lipoprotein VLDL menengah
(IDLs). Sisa-sisa VLDL dapat beredar dan, melalui interaksi antara
apolipoprotein E dan reseptor sisa, diserap oleh hati, atau mereka dapat
lebih dihidrolisa dengan hati lipase (Julius, 2005).
Hidrolisis dengan hati melepaskan gliserol dan asam lemak lipase,
meninggalkan sisa-sisa IDL, disebut lipoprotein densitas rendah (LDL),
yang mengandung kandungan kolesterol yang relatif tinggi. LDL beredar
dan diserap oleh hati dan sel-sel perifer. Pengikatan LDL ke jaringan
target terjadi melalui interaksi antara reseptor LDL dan apolipoprotein B-
100 atau E pada partikel LDL. Penyerapan terjadi melalui endositosis, dan
diinternalisasi partikel LDL dihidrolisis dalam lisosom, melepaskan lipid,
terutama kolesterol (Julius, 2005).
Gb. 3 Jalur endogen metabolism lipid
3) Jalur Reverse Cholester Transport
HDL di lepaskan sebagai par t ikel keci l miskin koles terol
yang mengandung apolipoprotein (apo ) A,C,E dan disebut
HDL-nascent. HDL-nascent berasal dari usus halus dan hati,
mempunyai bentuk gepeng dan mengandung apolipoprotein A1.
HDL-nascent akan mendekat i makrofag untuk mengambil
koles terol yang ters impan di makrofag. Setelah mengambil
kolesterol dari makrofag, HDL-nascent berubah menjadi HDL dewasa
yang berbentuk bulat. Agar dapat diambil oleh HDL-nascent,
kolesterol( k o l e s t e r o l b e b a s ) d i b a g i a n d a l a m d a r i
m a k r o f a g h a r u s d i b a w a k e p e r m u k a a n membran sel makrofag
oleh suatu tranporter yang disebut adenosin triphosphate-bindingcassate
tranporter-1 atau disingkat ABC-1 (Grundy, 2004).
Setelah mengambil kolesterol bebas dari sel makrofag,
kolesterol bebas akandiesterifikasi menjadi kolesterol ester oleh
enzim lechitin cholesterol acyotranferase (LCAT ). Selanjutnya
sebagian kolesterol ester yang dibawa oleh HDL akan mengambil dua
jalur. Jalur pertama ialah ke hati dan ditangkap oleh scavenger reseptor
class B type 1 d i k e n a l d e n g a n S R - B 1 . J a l u r k e d u a a d a l a h
k o l e s t e r o l e s t e r d a l a m H D L a k a n dipertukarkan dengan
trigliserid dari VLDL dan IDL dengan bantuan kolesterol
ester transfer protein ( CETP ). Dengan demikian fungsi HDL sebagai “
penyerap “ kolesterol dari makrofag mempunyai dua jalur yaitu
langsung ke hati dan jalur tidak langsungmelalui VLDL dan IDL
untuk membawa kolesterol kembali ke hati (Grundy, 2004).
Gb. 4. Jalur reverse cholesterol transport metabolisme lipid
BAB IIIMETODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Spuit 3 cc
b. Torniquet
c. Plakon
d. Vacuum med tanpa EDTA
e. Sentrifugator
f. Tabung reaksi 3 ml
g. Rak tabung reaksi
h. Mikropipet (10μl-100 μl)
i. Mikropipet (100 μl-1000 μl)
j. Yellow tip
k. Blue tip
l. Kuvet
m. Spektrofotometer
n. Kapas
2. Bahan
a. Alkohol 70%
b. Sampel ( Serum )
c. Working Reagen
B. Tata Urutan Kerja
1. Mengambil darah probandus sebanyak 3 cc dengan menggunakan
spuit.
2. Memasukkan darah ke dalam vacuum med tanpa EDTA, mendiamkan
selama 10 menit, dan menyentrifugasi (kecepatan 4000 rpm selama 10
menit) kemudian diambil bagian supranatannya untuk sampel.
3. Mencampurkan sampel (serum) sebanyak 10 µl dengan working
reagen sebanyak 1000 µl.
4. Menginkubasi cairan selama 20 menit dalam suhu ruangan (20-25°C),
kemudian mengukur pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm dan nilai faktor sebesar 200.
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Identitas probandus
Nama : Ageng Bella Dinata
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pada hasil akhir praktikum pemeriksaan kolesterol darah dengan
metode CHOD-PAP didapatkan kadar kolesterol probandus sebesar 200
mg/dl.
B. Pembahasan
Kadar kolesterol darah probandus sebesar 200 mg/dl masih berada
di batas atas setelah dibandingkan dengan nilai yang diinginkan yaitu <
200 mg/dl. Jadi, kemungkinan terjadi peningkatan konsentrasi kolesterol
pada probandus. ( Isselbacher, 2000).
Banyak faktor yang mempengaruhi konsentrasi kolesterol plasma,
diantaranya adalah sebagai berikut ( Guyton, 2007) :
1. Peningkatan jumlah kolesterol yang dicerna setiap hari sedikit
meningkatkan konsentrasi plasma.
2. Diet lemak yang sangat jenuh meningkatkan konsentrasi
kolesterol darah sampai 15-25 %
3. Pencernaan lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh
yang tinggi biasanya menekan konsentrasi kolesterol darah dari
jumlah sedikit sampai sedang.
4. Kekurangan hormon insulin meningkatkan konsentrasi
kolesterol darah, sedangkan kelebihan hormon tiroid
menurunkan konsentrasinya.
Peningkatan konsentrasi kolesterol juga dapat disebabkan oleh
gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang berlebihan, minum-
minuman beralkohol, merokok, dan ketidakaktifan fisik. Kelainan genetik
juga terbukti mempengaruhi metabolisme lipid sehingga menyebabkan
peningkatan konsentrasi kolesterol dalam serum (Brown, 2005).
Kualitas dan variasi hasil praktikum pemeriksaan kolesterol darah
juga dipengaruhi oleh beberapa hal seperti persiapan probandus (puasa,
tidak puasa), pengumpulan spesimen (teknik pungsi vena, tabung yang
tepat untuk vena, plasma, serum), pelabelan sampel, pengisian tabung,
penanganan spesimen (transport, pemrosesan, penyimpanan), Analisis
(ketepatan metode, keakuratan metode, manual atau otomatis), dan
pelaporan (kalkulasi, transkripsi, cara pelaporan) ( Sacher, 2005).
C. Aplikasi Klinis
1. Stroke
Strok merupakan suatu manifestasi klinis gangguan peredaran
darah otak yang menyebabkan defisit neurologis. Definisi lain dari
strok adalah suatu defisit neurologis mendadak sebagai akibat dari
iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak. Berdasarkaan jenisnya strok
dibagi menjadi 2, yaitu (Martono dan Kuswardani, 2009):
a. Strok Non Hemoragik
Sekitar 80% dari semua strok merupakan strok jenis ini. Strok
jenis ini disebabkan oleh oklusi pembuluh darah otak yang kemudian
menyebabkan terhentinya pasokan oksigen dan glukosa ke otak.
Strok jenis ini seringkali diakibatkan oleh trombosis akibat plak
aterosklerosis arteri otak atau emboli dari pembuluh darah di luar
otak yang tersangkut di arteri otak.
b. Strok Hemoragik
Berjumlah sekitar 20% dari semua strok, diakibatkan oleh
pecahnya suatu mikro aneurisma dari Charcot atau etat crible di otak.
Jika dihubungkan dengan praktikum, maka penyakit yang memiliki
hubungan dengan praktikum adalah strok non hemoragik. Pada
penyakit ini terjadi peningkatan kadar kolesterol yang akan
menimbulkan endapan (plak) yang terdapat pada dinding pembuluh
darah arteri di leher dan kepala, sehingga pasokan oksigen dan
glukosa ke otak menjadi berkurang atau berhenti (Soeharto, 2002).
2. Atherosklerosis
Aterosklerosis adalah pengerasan arteri yang disebabkan akumulasi
kolesterol dalam pembuluh darah akibat tidak imbangnya influks-efluks
kolesterol. Hiperkolesterolemia merupakan faktor utama terjadinya
atherosklerosis ( Harini, 2009 ).
Aterosklerosis disebabkan faktor genetik serta intensitas dan lama
paparan faktor lingkungan (hemodinamik, metabolik, kimiawi eksogen,
infeksi virus dan bakteri, faktor imunitas dan faktor mekanis), dan atau
interaksi berbagai faktor ( Hatta, 2011).
Langkah pertama dalam terbentuknya aterosklerosis adalah jejas
pada sel-sel endotil yang melapisi lumen arteri. Jejas pada sel-sel
endotel mencetuskan reaksi inflamasi dan imun, sehingga terjadi
pelepasan peptide vasoaktif dan penimbunan makrofag dan trombosit di
luar dan di dalam arteri (Smeltzer dan Bare, 2002). Monosit melekat
pada sel endotel, masuk ke tunika intima berubah menjadi makrofag
dan mengumpulkan lemak membentuk sel busa. Makrofag
mengekspresikan reseptor LDL dan memfagosit LDL, reseptor ini
disebut scavenger reseptor. Pemasukan makrofag dalam aterosklerosis
berkaitan dengan proliferasi sel otot polos. Faktor yang dikeluarkan dari
platelet yang teraktivasi atau monosit, dapat menyebabkan migrasi dari
sel otot polos dan kemudian menjadi awal sintesis substansi matriks
ekstrasel. Apabila jejas dan peradangan terus berlanjut, maka agregasi
trombosit meningkat dan mulai terbentuk bekuan darah (thrombus).
Sebagian dinding pembuluh diganti oleh jaringan parut sehingga
struktur dinding berubah (Maliya, 2008).
Hubungan aterosklerosis dengan praktikum pemeriksaan darah
kolesterol darah karena pada pasien dengan atherosklerosis terjadi
peningkatan kolesterol total dan low density lipoprotein (LDL) serta
penurunan high density lipoprotein yang bekerja sebagai pengangkut
( Harini, 2009 ).
3. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia terjadi karena adanya gangguan metabolisme
lemak yang menyebabkan peningkatan kadar lemak darah yang bisa
disebabkan oleh karena defisiensi enzim lipoprotein lipase, defisiensi
reseptor LDL atau bisa juga disebabkan oleh ketidaknormalan genetika
yang menghasilkan kenaikan dramatis dalam produksi kolesterol hati
atau penurunan dalam kemampuan hati untuk membersihkan kolesterol
dari darah (Elena, 2012).
Hiperkolesterolemia muncul karena kadar kolesterol, triglesrida,
LDL, VLDL, serta kilomikron dalam plasma darah melebihi nilai
normal. Keadaan Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor
resiko bagi penyakit jantung dan pembuluh, khususnya aterosklerosis
dan infark jantung (Elena, 2012).
Terdapat dua jenis hiperkolesterolemia yang sering tarejadi yaitu
hiperkolesterolemia familial dan hiperkolesterolemia poligenik dengan
kriteria masing-masing sebagai berikut :
a. Hiperkolesterolemia familial
Pada familial hiperkolesterolemia, terjadi malfungsi
reseptor LDL yang sangat buruk. Gen reseptor LDL berada pada
lengan pendek kromosom 19, dan proteinnya terbentuk dari 860
asam amino. Disinilah proses penyerapan LDL di hati dilakukan
paling banyak, mencapai 70% dari sirkulasi LDL. Dua ligan pada
LDL terikat pada reseptor, apolipoprotein B-100 (apoB-100) and
apoE. ApoE ditemukan pada sebagian besar lipoprotein seperti
pada very low-density lipoprotein (VLDL), chylomicrons, dan
intermediate-density lipoprotein (IDL),, serta subclass dari high-
density lipoprotein (HDL). Reseptor LDL mengikat apoE dengan
afinitas lebih kuat dari ikatannya dengan apoB-100 (Elena, 2012).
Goldstein and Brown menemukan bahwa HP disebabkan
oleh autosomal mutasi dominan (Elena, 2012).
Lima kelas mutasi yang ditemukan adalah sebagai berikut :
Kelas 1 melibatkan alel nol yang menyebabkan
kekosongan sempurna pada reseotor LDL.
Kelas 2 meliputi kecacatan transport alel dimana
mengacaukan kerja reseptor dan menyebabkan
kegagalan transportasi ke permukaan sel atau
keberhasilan transport yang dipendekkan karena terjadi
proses mutasi.
Kelas 3 meliputi kecacatan ikatan alel yang
mempengaruhi ikatan LDL dan pada beberapa kasus
mengikat VLDL dengan baik.
Kelas 4 meliputi kecacatan internalisasi alel yang
menyebabkan konsentrasi reseptor menjadi normal
pada lubang clathrin untuk internalisasi oleh hepar.
Kelas 5 meliputi kecacatan perombakan ulang alel
yang menghindari disosiasi reseptor dan ligan dan bisa
menghentikan proses perombakan oleh reseptor
(Elena, 2012).
b. Hiperkolesterolemia poligenik
Dalam penyakit ini, hepar bertanggungjawab pada
peningkatan LDL-C, dimana terjadi hal sebagai berikut
1) Overproduksi partikel VLDL yang kemudian
dikonversi menjadi sisa-sisa VLDL atau partikel ILD
dengan enzim lipoprotein lipase dan kemudian partikel
LDL dengan lipase hepar.
2) Ketidakefisienan prngangkutan oleh reseptor LDL
(Elena, 2012)
BAB VKESIMPULAN
A. Hasil pemeriksaan kadar kolesterol dalam darah probandus 200 mg/dl
B. Interpretasi hasil setelah dibandingkan dengan nilai normal adalah normal
( dicurigai: ≥220 mg/dl atau 5.7 mmol/L; meningkat: ≥260 mg/dl atau 6.7
mmol/L ).
C. Tidak didapati kelainan pada hasil pemeriksaan kadar kolesterol darah.
Kelainan kolesterol darah terdapat pada penyakit sindroma metabolik,
atherosclerosis, dan hiperkolesterolemia.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, P, Yenny K, G Raka W, W Sudhana, Jodhi SL, dan K Suwitra. 2011.
Prevalensi Dan Hubungan Sindroma Metabolik DenganPenyakit Ginjal
Kronik Pada Populasi Desa Legian, Kuta Bali. J Peny. Dalam Volume 12
Nomor 2 Mei 2011.
Citskowitz, Elena. 2012. Familial and Poligenic Hipercholesterolemia. USA :
Yale University of Medicine.
Grundy RM et al. 2004. Implication of Recent Clinical Trials for the National
Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III Guidelines.
Circulation 110:227-239.
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Diterjemahkan: Irawati, et al. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Harini, M dan Okid PA. 2009. Kadar Kolesterol Darah Tikus Putih ( Rattus
Norvegicus ) Hiperkolesterolemik Setelah Perlakuan VCO. Bioteknologi 6
(2) : 55-62, November 2009,ISSN:0216-6887.
Hatta, M. 2011. Penyakit Periodontal Dan Hubungannnya Dengan
Aterosklerosis. Makassar : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Hasanuddin.
Isselbacher, KJ. 2000. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta :
EGC.
Maliya, A dan Arum P. 2008. Pengaruh Pemberian Perasan Pare terhadap Profil
Lipid Serum Tikus Wistar. Universitas Muhammadiyas Surakarta. Jurnal
Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol 1 No. 2 Desember 2008, hal 91-96.
Mann J, and Skeaff M. 2002. Lipids. Dalam: Mann J And A S Truswell (eds).
2002. Essentials of Human Nutrition. 2nd Edition. Oxford.
Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper. Edisi 27. Jakarta : EGC.
Oetoro S. 2007. Cara Cerdas Menyingkapi Kolesterol. Available at:
http://medicastore.com/kolesterol/cara_cerdas_menyikapi_kolesterol.php
( Diakses pada: Oktober 2012 ).
Smeltzer, CS, Bare G, dan Brenda. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner dan Suddarth’s, Volume 2, Edisi 8. Jakarta : EGC.
Soegondo, S dan Dyah P. 2009. Sindrom Metabolik dalam Ilmu Penyakit Dalam
Jilid III Edisi V. Jakarta : InternaPublishing.
Soeharto, Iman. 2002. Kolesterol & Lemak Jahat, Kolesterol & Lemak Baik, dan
Proses Terjadinya Serangan Jantung dan Stroke. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Torelli, Julius. 2005. Beyond Cholesterol. USA : Lynn Sonberg News.