biokim 5

15
Laporan Praktikum Hari, tanggal : Senin, 21 Oktober 2013 Biokimia Waktu : 09.00-10.40 WIB PJP : Inda Setyawati,STP,M.SI Asisten : Sari Yuniarini,S.Si Lusianawati,S.Si LIPID I Kelompok 3 Kukuh Prasetyo J3L112045 Khairul Fikri J3L112041 Yolanda Afriliya J3L112059

description

biokim 5

Transcript of biokim 5

Laporan PraktikumHari, tanggal: Senin, 21 Oktober 2013BiokimiaWaktu: 09.00-10.40 WIBPJP: Inda Setyawati,STP,M.SIAsisten : Sari Yuniarini,S.Si Lusianawati,S.Si

LIPID I

Kelompok 3 Kukuh Prasetyo J3L112045 Khairul Fikri J3L112041 Yolanda Afriliya J3L112059

ANALISIS KIMIAPROGRAM DIPLOMAINSTITUT PERTANIAN BOGORBOGORPendahuluanLipid atau trigliserida adalah sekumpulan senyawa di dalam tubuh yang memiliki ciri-ciri yang serupa dengan malam, gemuk (grease), atau minyak. Trigliserida adalah triester yang terbentuk dari gliserol dan asam-asam lemak.Suatu Lipid didefinisikan sebgai senyawa organic yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic non polar sperti suatu hidrokarbon atau dietil eter ( Fessenden & Fessenden1982). Lipid dapat digolongkan menjadi beberapa bagian. Penggolongan lipid berdarkan senyawa-senyawa yang dikandungnya. Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa golongan. Ada beberapa cara penggolongan lipid yang dikenal. Bloor membagi lipid dalam tiga golongan besar, yaitu, Lipid sederhana yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya: lemak atau gliserida dan lilin(waxes). Lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya: fosfolipid. Derivate lipid yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya: asam lemak, gliserol, dan sterol. Disamping itu berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi dalam dua golongan yang besar, yaitu Lipid yang dapat disabunkan yaitu dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak. Lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya steroid. Berdasarkan kemiripan struktur kimianya, lipid dapat digolongkan menjadi Asam lemak ,Lemak, Lilin, Fosfolipid, Stingolipid Terpen, Steroid, Lipid kompleks (Poedjiadi 2006).Asam lemak merupakan sekelompok senyawa hidrokarbon yang berantai panjang dengan gugus karboksilat pada ujungnya. Asam lemak memiliki empat peranan utama. Pertama, asam lemak merupakan unit penyusun fosfolipid dan glikolipid. Kedua, banyak protein dimodifikasi oleh ikatan kovalen asam lemak, yang menempatkan protein-protein tersebut ke lokasi-lokasinya pada membran . Ketiga, asam lemak merupakan molekul bahan bakar. Keempat, derivat asam lemak berperan sebagai hormon dan cakra intrasel Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya( Poedjiadi 2006). Adapun penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh. Lemak yang mengandung asam-asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Dalam lemak hewani misalnya lemak babi dan lemak sapi, kandungan asam lemak jenuhnya lebih dominan. Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap. Jenis asam lemak ini dapat di identifikasi dengan reaksi adisi, dimana ikatan rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam lemak jenuh (Salirawati et al 2007).Gliserol (glycerol, glycerin, glycerine) adalah senyawa gliserida yang paling sederhana, dengan hidroksil yang bersifat hidrofilik dan higroskopik. Gliserol merupakan komponen yang menyusun berbagai macam lipid, termasuk trigliserida. Gliserol terasa manis saat dikecap, namun bersifat racun. Gliserol dapat diperoleh dari proses saponifikasi dari lemak hewan, transesterifikasi pembuatan bahan bakar biodiesel dan proses epiklorohidrin serta proses pengolahan minyak goring(Hart 2003).TujuanPraktikum ini bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat lipid melalui beberapa reaksi uji kualitatif untuk lipid.MetodeBahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Minyak kelapa, lemak hewan, mentega, margarin, gliserol, air, asam palmitat, asam stearat, n-heksana, klorofom,alcohol panas dan dingin, alkali, asam encer, Kristal KHS04, pati, dan pereaksi Iod Hubl.Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Bunsen, tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, pipet mohr 5 ml, bulp hitam, gelas piala 100 ml dan 250 ml, batang pengaduk, sudip, kaki tiga, asbes.Uji kelarutan. Disiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Kemudian dipipet sebanyak 2 ml pereaksi atau pelarut. Lalu, ditambahkan sedikit bahan percobaan ke dalam tabung reaksi tersebut. Diamati kelarutannya. Percobaan diulangi dengan pelarut dan bahan uji yang lainnya. Pelarut yang digunakan yaitu air, n-heksana, klorofom,alcohol panas dan dingin, alkali, asam encer. Bahan uji yang digunakan adalah Minyak kelapa, lemak hewan, mentega, margarin, gliserol, asam palmitat, asam stearat.Uji akrolein. Disiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Dimasukkan sedikit Kristal KHSO4. Kemudian ditambahkan 3-4 tetes bahan uji. Lalu dipanaskan secara langsung diatas api, dari api kecil. Kemudian perhatikan bau akrolein yang terbentuk seperti bau ban terbakar. Dibandingkan dengan bau akrolein dengan S02 yang terbang dari karbohidrat yang dipanaskan. Dilakukan terhadap bahan uji yang laiinya.Uji ketidakjenuhan. Bahan percobaan dimasukkan kira-kira 1 ml kedalam tabung bersih. Ditambahkan kloroform sama banyak, dikocok sampai semua bahan larut. Dibubuhkan tetes demi tetes pereaksi Iod Hubl sambil dikocok dan amati perubahan yang terjadi. Uji ini dilakukan terhadap minyak kelapa, minyak kelapa tengik, lemak hewan, mentega, blue band, asam palmitat, dan asam oleat. Data dan Hasil pengamatan Tabel 1 Hasil uji kelarutanBahan ujiPelarut

AirN-heksanaKloroformAlkohol panasAlkohol dinginAlkaliAsam encer

Minyak kelapa-+++++-++-

Lemak hewan+-++-++-

Mentega-+++++---

Margarin-+++++-++-

Gliserol++-++++++++++

Asam palmintat-++++++++-

Asam stearat-++++-+-

Minyak kelapa sawit-++++++++-

Keterangan : ++ = larut sempurna + = larut sebagian = tidak larut

A B C D E F GGambar 1 hasil uji kelarutan pada lemak hewan dengan pelarut A) N-hekasana, B) Air, C) Kloroform, D) Alkohol dingin, E) Alkohol panas, E) Asam encer, F) AlkaliTabel 2 Hasil uji akroleinBahan ujiHasil pengamatan (+/-)Keterangan

Minyak kelapa+Bau gosong, tengik

Lemak hewan+Bau gosong, tengik

Gliserol+Bau gosong, tengik

Asam palmitat-Bau plastik, gosong

Asam stearat-Bau plastik, gosong

Pati-Bau roti gosong

Keterangan : ++ = larut sempurna + = larut sebagian = tidak larut

A B C D E F

Gambar 2 hasil uji akrolein pada bahan uji A) Minyak kelapa, B) Lemak hewan, C) Gliserol, D) Asam palmitat, E) Asam stearat, F) PatiTabel 3 Hasil uji ketidakjenuhanBahan ujiHasil pengamatan (+/-)Perubahan warna larutan

Minyak kelapa+Kuning-merah-kuning

Minyak kelapa tengik+Kuning-merah-kuning

Lemak hewan+Kuning-merah-kuning

Bahan ujiHasil pengamatan (+/-)Perubahan warna larutan

Blue band+Kuning-merah-kuning

Asam palmitat-Tidak berwarna-merah-merah

Asam stearat-Tidak berwarna-merah-merah

Keterangan : + = tidak jenuh = jenuh

A B C D E F G

Gambar 3 Hasil uji ketidakjenuhan sebelum ditambah pereaksi Iod Hubl pada bahan uji A) Minyak kelapa, B) Minyak kelapa tengik, C) Lemak hewan, D) Mentega, E) Blueband, F) Asam palmitat, G) Asam stearat

A B C D E F G

Gambar 4 Hasil uji ketidakjenuhan sesudah ditambah pereaksi Iod Hubl pada bahan uji A) Minyak kelapa, B) Minyak kelapa tengik, C) Lemak hewan, D) Mentega, E) Blueband, F) Asam palmitat, G) Asam stearatPembahasanPrinsip uji kelarutan adalah berdasarkan kaidah like dissolve like, yaitu setiap yang bersifat polar hanya bisa larut pada pelarut polar, dan setiap yang bersifat non polar hanya bisa larut pada pelarut non polar. Uji kelarutan lipid hampir semua jenis lipid, yaitu lemak dan minyak tidak larut dalam pelarut polar seperti air, namun larut dalam pelarut non polar seperti kloroform, N-heksana,dan alkohol panas. Sampel yang diuji kelarutannya yaitu minyak kelapa, minyak kelapa, lemak hewan, mentega, margarin, gliserol, asam palmitat, asam stearat, dan minyak beras. Sedangkan pelarut yang digunakan yaitu air, n-heksana, kloroform, alkohol dingin, alkohol panas, alkali (NaOH) dan asam encer (H2SO4). Tujuh pelarut yang digunakan memiliki sifat kepolaran yang berbeda. Pelarut yang sifatnya polar yaitu air, alkali, alkohol dan asam encer, sedangkan pelarut yang sifatnya nonpolar yaitu n-heksana, dan kloroform.Berdasarkan percobaan, semua sampel tidak ada yang larut dalam air, alkohol dingin dan asam encer kecuali gliserol. Hal ini disebabkan karena semua sampel bersifat nonpolar dan hanya bisa larut dalam pelarut yang bersifat nonpolar sedangkan air, alkohol dingin, dan asam encer bersifat polar. Jadi jika dilarutkan dalam pelarut-pelarut tersebut tidak akan larut. Sementara untuk gliserol, larut dalam air, alkohol dingin, dan asam encer. Hal ini disebabkan karena gliserol merupakan penyusun lipid yang bersifat polar, dan larut dalam air, alkohol dingin, dan asam encer yang bersifat polar juga. Semua sampel larut dalam eter dan kloroform, kecuali asam stearat dan gliserol pada kloroform tidak larut. Sampel larut dalam pelarut eter dan kloroform karena sampel yang digunakan bersifat nonpolar dan larut dalam eter yang bersifat nonpolar juga. Sementara gliserol pada percobaan larut sebagian karena perbedaan sifat kepolaran dengan heksana. Heksana bersifat nonpolar sedangkan gliserol bersifat polar. NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terrdapat dalam satu gram lemak atau minyak. lemak merupakan senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut di dalam air, serta tidak larut dalam alkohol dingin, tetapi larut di dalam alkohol panas. Pada pelarut berupa asam encer, lemak tidak larut. Pada pelarut berupa alkali(basa) lemak larut dikarenakan masih memiliki gugus -OH . Berikut adalah reaksi antara air dan gliserol yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini

Gambar 5 Reaksi uji kelarutan antara air dengan gliserol (Lehninger 1988)Prinsip uji akrolein adalah gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam lemak atau minyak akan mengalami dehidrasi membentuk aldehid akrilat atau akrolein.Fungsi dari penambahan KHS04 adalah sebagai senyawa pendehidrasi yang menarik molekul air dari gliserol. Hasil uji akrolein menunjukkan bahwa semua bahan yang diuji memberikan bau yang tajam kecuali pada pati hal ini diidentifikasi oleh sebagai bau akrolein. Pada percobaan yang dilakukan didapatkan hasil yaitu minyak kelapa, lemak hewan, dan gliserol positif membentuk akrolein, sedangkan pada asam palmitat, asam stearat, dan pati memberikan hasil negative untuk membentuk akrolein. Hal ini sesuai dengan teori yang ada, yaitu hanya gliserol dalam bentuk bebas atau yang terikat berupa senyawa yang akan membentuk akrolein, sedangkan asam-asam lemak tidak akan membentuk akrolein. Pati digunakan sebagai sampel karena jika pati dipanaskan akan terbentuk asap putih tetapi asap putih yang dihasilkan ini bukanlah suatu akrolein tetapi SO2. Hal inilah yang menyebabkan pati digunakan sebagai sampel. Uji akrolein selain untuk mengetahui gliserol bebas juga dapat digunakan untuk mengetahui kualitas minyak atau lemak yang digunakan. Semakin tinggi akrolein maka kualitas dari minyak atau lemak semakin baik dan begitu pula sebaliknya. Berikut adalah reaksi pemanasan gliserol dengan penambahan KHSO4 ditunjukkan pada gambar dibawah ini

Gambar 6 Reaksi pemanasan gliserol dengan penambahan KHSO4 (Lehninger 1988)Margarin dibuat dari lemak nabati, sedangkan mentega Mentega atau butter terbuat dari lemak susu hewan. Mentega berasal dari lemak hewan. Mentega yang terbuat dari lemak hewan biasanya mengandung lebih banyak lemakjenuh/saturated fats(66%) dibanding lemak tak jenuh/unsaturated fats-nya (34%). Lemak jenuh ini biasanya berhubungan dengan tingginya kadar kolesterol dalam tubuh. Mentega biasanya mengandung vitamin A, D, protein dan karbohidrat. Sedangkan Margarin berasal dari lemak tumbuh-tumbuhan. Margarine dibuat dari minyak tumbuh-tumbuhan yang di hydrogenasi (atom hidrogen ditambahkan ke minyak). Dalam proses tersebut biasanya juga akan terjadi perubahan struktur beberapa polyunsaturated fatty acids (asam lemak tak jenuh) menjadi "trans fatty acids". Menurut para peneliti, "trans fetty acids" ini aksinya mirip sekali dengan lemak jenuh/saturated fats. Prinsip dari uji ketidakjenuhan adalah Trigliserida yang mengandung asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap dapat diadisi oleh golongan halogen. Pada uji ketidakjenuhan, pereaksi Iod Huble akan mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna merah muda yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh telah mereduksi pereaksi iod huble. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah ketika iod Hubl diteteskan ke asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak. Dari hasil uji ketidakjenuhan, asam stearat dan asam palmitat menunjukkan hasil negatif, yaitu bahwa pada asam stearat dan asam palmitat mempunya ikatan rangkap pada molekulnya, sedangkan bahan lain yang diujikan yaitu pada minyak kelapa, minyak kelapa tengik, lemak hewan, mentega, dan blueband menunjukkan hasil positif, dikarenakan tidak adanya ikatan rangkap pada molekulnya. Berikut adalah struktur asam palmitat yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini

Gambar 7 Struktur asam palmitat (Poedjiadi 1994)

SimpulanBerdasarkan data dan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa uji kelarutan menunjukkan hasil yang positif pada gliserol (senyawa polar). Uji akrolein menunjukkan hasil yang positif pada minyak kelapa, lemak hewan dan gliserol. Uji ketidakjenuhan menunjukkan hasil yang positif terhadap minyak kelapa, minyak kelapa tengik, lemak hewan, mentega, dan blue band.

Daftar PustakaFessenden RJ dan Fessenden JS , 1986. Kimia Organik. Edisi Ketiga. Jilid 2. Erlangga.Hart H, Craine LE, Hart DJ. 2003. Kimia Organik. Suminar S A; penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Organic Chemistry. Lehninger AL.1988. Dasar- Dasar Biokimia. Maggy T; penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principle of Biochemistry.Poedjiadi. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI-PressSalirawati et al. 2007 .Belajar Kimia Menarik. Jakarta: Grasindo