Biografi Puspo Wardoyo (Pendiri Ayam Bakar Wong Solo)

download Biografi Puspo Wardoyo (Pendiri Ayam Bakar Wong Solo)

of 5

Transcript of Biografi Puspo Wardoyo (Pendiri Ayam Bakar Wong Solo)

  • 7/22/2019 Biografi Puspo Wardoyo (Pendiri Ayam Bakar Wong Solo)

    1/5

    TUGAS 3 KEWIRAUSAHAAN

    Nama : Hidayatullah

    NIM : 03111002059

    Jurusan : Teknik Pertambangan

    Kelas : A (Ganjil)

    Kampus : Indralaya

    Judul Tugas : Biografi Pengusaha Sukses di Indonesia

    Puspo Wardoyo(Pendiri Ayam Bakar Wong Solo)

    Salah satu nama rumah makan yang cukup terkenal di Indonesia adalah Ayam Bakar Wong Solo, restoran yang selalu mengubah penampilannya secara berkala ini mampumenyedot perhatian konsumen untuk berkunjung mencicipi menu makanan yang ada didalamnya. Rumah makan yang dibuka secara kecil-kecilan ini sekarang menjelma menjadisalah satu rumah makan papan atas Indonesia. Buktinya telah berkibar Ayam Bakar WongSolo puluhan gerai yang tersebar di kota-kota besar di nusantara. Berikut ini adalah perjalanan

    panjang pendiri Ayam Bakar Wong Solo, Puspo Wardoyo.Puspo Wardoyo lahir di kota Solo pada 30 November 1957. Sejak kecil, Puspo telah

    ditanamkan sikap kerja keras dan disiplin oleh orangtuanya dalam mengarungi samuderakehidupan. Itu bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-harinya, yakni ketika subuh menjelang.Di waktu seperti ini, ia sudah disibukkan dengan membantu orangtuanya membersihkan

    bahkan menyembelih ayam untuk dimasak. Maklum, pekerjaan ayahnya adalah seorang pedagang ayam sekaligus pemilik warung makan dengan menu utamanya ayam.

    Ternyata, pekerjaan itu berlanjut hingga ia duduk di bangku kuliah. Bukan itu saja,usai menimba ilmu sekolah atau kuliah, Puspo juga aktif membantu warung ayam orangtuanyasampai larut malam. Namun, sebagai anak Puspo selalu mematuhi nasehat orangtuanyawalaupun di lain sisi rasa isi menghiasi hatinya. Setelah berpikir cukup jauh, akhirnya Puspomenyadari mengapa selama ini orangtuanya menyuruh ia dan saudara lainnya untuk berkerja

    keras. Ini semua dikarenakan sebagai bekal atau pengalaman saat ia dewasa kelak.Waktu pun bergulir, akhirnya berkat kerja keras orangtuanya, Puspo berhasil meraih

    gelar sarjana. Usai memperoleh gelar, tak lama kemudian Puspo berhasil mewujudkan harapanorangtuanya sebagai pahlawan tanpa tanda jasa di SMU Negeri I Blabak Muntilan. Awalnya

    pekerjaan ini dikerjakannya dengan hati yang senang karena setiap bulannya ia memperolehgaji tetap. Namun, ketika hatinya mulai tidak tenang, ditambah lagi dengan jiwanya yang terus

    berontak untuk berhenti mengajar, akhirnya dengan segala keputusan, ia mengundurkan diridan berbarengan itu ia pulang lagi ke Solo.

  • 7/22/2019 Biografi Puspo Wardoyo (Pendiri Ayam Bakar Wong Solo)

    2/5

    Kemudian dari Muntilan, lantas pasangan dari Sugiman dan Suki ini mengikuti jejak petualangan sang ayah, yakni berdagang. Di kota kelahirannya, laki-laki ini membuka sendiriwarung Ayam Goreng di Solo. Ketika ia membuka usaha, banyak orang heran melihat Puspo

    berdagang, padahal ia sudah menjadi guru yang berstatus PNS. Namun, Puspo tidak begitumenghiraukan prasangka itu, ia tetap optimis dengan usaha yang sedang dijalankannya,walaupun terbilang kaki lima. Ditemani dengan beberapa karyawan dan berbekal semangatkerja keras serta kesabaran, ia terus mengembangkan usahanya. Lambat laun, usahanya mulaidikenal orang. Malah di tahun 1986, ia disebut sebagai pionir alias perintis usaha kaki lima dikota Solo.

    Hingga suatu saat, datang sahabatnya yang sukses berdagang di kota Medanmenawarkan kepada dirinya untuk berdagang di kota itu saja. Alasannya jelas, karena di kotayang dikenal dengan sebutan Tanah Deli itu, celah bisnisnya lebih menguntungkan. Setelahdiberi semangat untuk maju oleh sahabat, akhirnya Puspo menerima tawaran tersebut.Meskipun di lain sisi ia harus menanggung segala terpaan atau cobaan yang menghalangi

    perjalanan bisnisnya. Lantas, bisnis rumah makan yang sudah ia rintis, ia alihkan kepadaseorang temannya dan bersamaan ke Medan dengan modal pas-pasan. Namun, sebelum iamengawali debut bisnisnya di kota Medan, ia terlebih dahulu singgah di Bagan siapi-api. Ditempat ini, Puspo lagi-lagi harus menjadi guru. Tepatnya ia mengajar di Perguruan Wahidin.Dan di Perguruan Wahidin ini pula, Puspo menemui sang pujaan hati, Rini Purwanti. MenurutPuspo, Rini adalah wanita cerdas dan pintar. Tetapi untunglah, pekerjaan yang membuathatinya gusar ini hanya bertahan sekitar dua tahun (1989-1991). Karena hasrat bisnisnya untuk merintis usaha di kota Medan tidak terbendung lagi, maka bersama istrinya ia segera hijrah kekota Medan dan bersamaan dengan itu, ia memulai usaha dengan modal seadanya. Modal itu

    sendiri diperolehnya dari sisa-sisa hasil kerja yakni sebesar Rp 700.000.- (tujuh ratus riburupiah).

    Mulailah ia merintis usaha dengan membuka usaha warung ayam bakar danmenjualnya di kaki lima dekat bandara Polonia. Dipilihnya usaha ini karena Puspomenjalankan wasiat dari orangtuanya. Sang ayah berkeyakinan, jika dirinya mengembangkanusaha ini akan membuahkan hasil. Pelan tapi pasti Puspo menggeluti bisnis ini. Karenaterbilang baru, segala urusan yang berkaitan dengan bisnis ini, semua ia kerjakan sendiri.Walaupun di kota Solo ia memiliki pengalaman yang cukup, namun pengalaman itu belum

    bisa menyelamatkan bisnisnya di kota ini. Buktinya Puspo hanya mampu menjual tiga sampaiempat ekor ayam saja perhari.

    Hingga suatu hari Puspo memperoleh kepahitan, yaitu saat ia berada di perjalananmembawa makanan yang sudah dimasak menuju tempat berjualannya. Ternyata, makananyang dibawanya itu tumpah akibat jalan yang dilaluinya licin. Yang lebih memprihatinkan,ketika hujan turun, para konsumen tidak satupun yang berkunjung ke warungnya. Namun

    berbekal ketabahan, ia selalu menjalankan usaha dengan ringan. Mungkin melihat kondisiseperti itu, sang istri dan mertuanya lantas menyuruhnya untuk menutup bisnis ayam bakar ini.

  • 7/22/2019 Biografi Puspo Wardoyo (Pendiri Ayam Bakar Wong Solo)

    3/5

    Lagi-lagi nyali bisnis Puspo tidak dapat dicegah. Ia senantiasa terus berusaha mencari jalankeluarnya.

    Bermodalkan kerja keras yang mendarah dalam sosoknya, ia pun meyakinkan kepadaistrinya bahwa bisnis yang ia jalankan ini nantinya mempunyai prospek yang baguskedepannya. Beranjak dari kepahitan itu, maka Puspo berusaha segera memperbaiki polausahanya. Karena ia dikenal sabar dan selalu berdoa kepada-Nya, tak pelak binis yang dirintisdari nol ini pelan tapi pasti membuahkan hasil. Kemajuan demi kemajuan pun menghiasi

    perjalanan bisnis Puspo. Di sisi lain, Puspo tertantang untuk mengembangkan usahanya.Akhirnya ia mengajak tetangga yang ada di sekitarnya untuk bersama-sama menekuni bisniswarung ayam bakar ini. Tawaran itupun disambut baik oleh mereka. Namun, untuk masalahkualitas makanan, Puspo tidak mau melibatkan para karyawannya, dalam hal ini ia sendiriyang mengerjakannya.

    Setelah berjalan sekitar dua tahun, ia pun dapat mengantongi uang tabungan sebesar Rp 1.300.000,- dari hasil berbisnis ayam bakarnya. Tapi ada-ada saja cobaan yang menerpaPuspo. Ketika uang tabungan itu digunakannya untuk simpanan, malah ia rela meminjamkanlebih dari setengah uangnya itu untuk karyawannya yang sedang kesulitan. Mungkin atasimbalan jasa, lantas karyawannya tersebut memperkenalkan Puspo kepada seorang wartawandi salah satu surat kabar di Medan. Obrolan singkat tapi padat pun terjadi antara mereka. Usaimelakukan perbincangan dengan wartawan tersebut, beberapa hari sesudahnya, nama Puspo

    pun menjadi bagian dari berita di koran tersebut. Di koran itu tertulis Sarjana Buka AyamBakar Wong Solo.

    Usai dimuat di koran tersebut, ternyata warung ayam bakarnya mulai ramai diserbuoleh konsumen. Yang tadinya hanya mampu menghabiskan tiga sampai sepuluh ekor ayam,

    sekarang ia mampu meludeskan hingga ratusan ekor ayam. Kini kesibukan menghiasi wajahPuspo dan karyawannya untuk bersama-sama memberikan pelayanan yang terbaik kepadakonsumennya. Di lain sisi, penghasilan yang diperoleh Puspo terus bertambah. Sukses punmulai menghampiri Puspo. Berselang satu tahun kemudian, ternyata ia memperoleh

    penawaran dari salah satu bank yang memberikannya pinjaman. Meskipun ia tidak memerlukan pinjaman itu, akhirnya ia menerima juga penawaran tersebut, hitung-hitung untuk memperbaiki fasilitas di dalam usahanya.

    Bersamaan dengan bertambahnya konsumen, akhirnya pinjaman itu dapat menolongPuspo untuk meluaskan jaringan warung makannya hingga diubahnya menjadi rumah makan.Dengan mendirikan cabang baru, ia semakin agresif dalam mengibarkan rumah makannyadengan nama Wong Solo. Strategi jitu pun ia tempuh untuk membangun citra rumahmakannya. Misalnya saja, ia melakukan pendekatan kepada konsumen, yaitu ia berusahamenyambut pelanggan dengan sebaik mungkin. Selain itu, untuk memanjakan konsumennyaia selalu mengubah penampilan bangunan, meski ia harus merogoh kocek cukup dalam.Belum lagi ia harus pandai menyajikan sedikit-demi sedikit menu baru agar konsumen merasa

    betah untuk lama-lama bertandang ke rumah makannya.

  • 7/22/2019 Biografi Puspo Wardoyo (Pendiri Ayam Bakar Wong Solo)

    4/5

    Alhasil, setelah melakukan serangkaian strategi tersebut, usahanya semakin berkibar.Perkembangan Wong Solo, rumah makannya mendapat nama di kalangan masyarakat Medankala itu. Malah melihat kesuksesan Wong Solo, sampai-sampai ada salah satu lembagakeuangan non bank yang jatuh hati. Begitu juga dengan Puspo. Ia merasakan hal yang sama.Tak lama kemudian, kerjasama pun terjalin. Tentunya, langkah pasti Puspo untuk mengembangkan usahanya sampai ke nusantara terwujud sudah. Puspo dan lembaga tersebutmulai melebarkan sayap bisnisnya dengan membuka gerainya di Pekanbaru, Solo,Yogyakarta, Ungaran, Surabaya, Semarang, Malang, hingga Bali. Namun pelebaran sayap

    bisnisnya di pulau Dewata ini, bukan hasil kerjasamanya dengan lembaga keuangan yang adadi Medan, melainkan kerjasamanya dengan lembaga keuangan non bank yang ada di Bali.

    Ternyata perkembangan Wong Solo semakin memperoleh sambutan hangat darikoleganya. Itu dapat terlihat dari kinerja Puspo yang kian piawai mengibarkan sayap bisnisrumah makannya hingga memasuki Jakarta. Bayangkan, kota yang dianggap sebagai pusat

    bisnis yang melahirkan ratusan rumah makan terkenal, mampu ia rambah. Malah di kota ini,Wong Solo lagi-lagi mendapat modal untuk kelangsungan usahanya. Sebut saja Bank BNISyariah, PT Permodalan Nasional Madani Venture Capital, dan Bank Muamalat yang jatuhhati atas perkembangan usaha Wong Solo. Yang lebih mengejutkan, lembaga keuangan itu

    bersedia memberikan biaya untuk ekspansi Wong Solo, baik di tingkat nasional maupuninternasional. Kemudian kepercayaan itu tidak disia-siakan oleh Puspo. Namun di sisi lain, ia

    juga selalu membayar pinjaman itu tepat waktu agar terwujudnya kerja sama yang baik.Setelah sukses menaungi bisnis dengan Ayam Bakar Wong Solo, Puspo terus berusahamenghadirkan menu-menu terbarunya agar pelanggan yang datang merasa puas atas pelayananyang diberikan.

    Sekarang gerai Wong Solonya telah berdiri hampir di kota-kota besar yang ada diIndonesia. Keuletan Puspo Wardoyo dalam membesarkan warung makan ayam bakarnyamenjadi idaman masyarakat memang tidak mudah. Ia harus merasakan terlebih dahulu

    berbagai cobaan, rintangan, halangan, hingga masa-masa sulit yang mencekam. Bermodalkankesabaran, kerja keras, pantang menyerah, dan dibumbui ketaqwaan dalam menjalankan usaha

    berdasarkan syariat Islam, tak pelak ia mampu menorehkan prestasi yang gemilang, yakni iamendapat penghargaan Enterprise-50 sebagai Waralaba Lokal Terbaik dari Presiden RI,Megawati Soekarnoputri.

  • 7/22/2019 Biografi Puspo Wardoyo (Pendiri Ayam Bakar Wong Solo)

    5/5

    Kesimpulan

    1. Didikan orangtua Puspo Wardoyo yang keras dan disiplin menjadi bekal keberhasilan

    usahanya saat ia dewasa karena ia selalu mematuhi nasehat orangtuanya.

    2. Puspo Wardoyo menghiraukan prasangka orang-orang atas keputusan ia meninggalkanstatus PNS dan menjalankan usaha kecil-kecilan. Dengan hanya berbekal semangat kerjakeras serta kesabaran, ia optimis dan terus mengembangkan usahanya.

    3. Ia berani mengambil resiko dengan meninggalkan bisnis rumah makan yang sudah ia rintisdan menerima tawaran sahabatnya untuk meneruskan usahanya di kota Medan dikarenakancelah bisnis yang lebih menguntungkan.

    4. Walaupun banyak rintangan seperti minimnya jumlah konsumen, namun dengan berbekal

    ketabahan, ia selalu menjalankan usaha dengan ringan.

    5. Bermodalkan kerja keras, sabar, dan selalu berdoa kepada-Nya, Puspo Wardoyo terusmengembangkan bisnis yang telah dirintis dari nol ini

    6. Dibalik kebaikannya ketika ia meminjamkan uang dari penghasilannya kepadakaryawannya yang sedang membutuhkan, Puspo Wardoyo dikenalkan kepada seorangwartawan surat kabar yang membuat usahanya menjadi naik daun.

    7. Berkat kegigihannya, usaha Puspo Wardoyo mendapat cukup banyak dukungan baik itudari pihak bank yang memberikan modal pinjaman untuk meluaskan jaringan usahanyamaupun dari pihak-pihak yang lain.

    8. Dalam usahanya, Puspo Wardoyo melakukan pendekatan kepada konsumen denganmenyambut pelanggannya sebaik mungkin agar mereka semakin tertarik dan betah direstorannya.

    9. Kepercayaan yang diberikan oleh lembaga-lembaga tidak disia-siakan oleh PuspoWardoyo, ia selalu membayar pinjaman itu tepat waktu agar terwujud kerja sama yang

    baik.

    10.Dalam menjalankan usahanya, Puspo Wardoyo harus merasakan terlebih dahulu berbagairintangan dan halangan, namun bermodalkan kesabaran, kerja keras, pantang menyerah,dan dengan ketaqwaan kepada-Nya, kini usaha Ayam Bakar Wong Solo nya telah

    berkembang cukup luas di kota-kota di Indonesia, mulai dari Pekanbaru, Solo, Yogyakarta,Ungaran, Surabaya, Semarang, Malang, Bali hingga Jakarta.