Binter Sap 3 Fix

13
  3.1 ASPEK HUKUM,POLITIK DAN ETIKA DALAM BISNIS INTERNASIONAL Lingkungan politik telah diakui sebagai faktor penting dalam banyak keputusan bisnis internasional. Pemerintah menganggap bahwa nasionalisme dan  perundangan dianggap sebagai salah satu masalah pokok bagi manajemen internasional. Bagi perusahaan i nternasional permasalahan politik ini merupakan  permasalahan yang sangat penting, bahkan ada banyak sekali perusahaan yang melakukan analisi politik sebelum menanamkan modalnya. Dengan demikian, perusahaan asing dalam kegiatan internasionalnya tidak  bisa mengabaikan begitu saja aspek-aspek politik dalam negeri suatu Negara, sebab aspek tersebut merupakan variable penting dalam penentuan strategi dalam perumusan kebijaksanaan perusahaan. A. BUDAYA DAN POLITIK Budaya dan Politik merupakan pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan benegara, penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, adat istiadat, dan norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya. Budaya politik juga dapat di artikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam  pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya. Secara umum budaya dan politik terbagi atas tiga : 1. Budaya politik apatis (acuh, masa bodoh, dan pasif) 2. Budaya politik mobilisasi (didorong atau sengaja dimobilisasi) 3. Budaya politik partisipatif (aktif) Kekuatan budaya, dapat digunakan untuk mengerjakan analisis ekonomi yang dimanfaatkan oleh sebuah korporasi maupun lembaga perekonomian lain. Mampu menelurkan inovasi, mendongkrak ekuitas, efisiensi, dan digunakan untuk memacu organisasi dalam mencapai tujuannya. Sehubungan dengan relasi bisnis, budaya dapat digunakan oleh korporat untuk membantu koordinasi dalam memfasilitasi pertukaran ekonomi secara efisien. Dalam relasi bisnis internasional, budaya selalu berupaya memberikan cara yang khas dalam melihat dan menanggapi dunia luar. Merangkum pendekatan yang digunakan oleh

description

Binter Sap 3 Fix

Transcript of Binter Sap 3 Fix

3.1 ASPEK HUKUM,POLITIK DAN ETIKA DALAM BISNIS INTERNASIONALLingkungan politik telah diakui sebagai faktor penting dalam banyak keputusan bisnis internasional. Pemerintah menganggap bahwa nasionalisme dan perundangan dianggap sebagai salah satu masalah pokok bagi manajemen internasional.Bagi perusahaan internasional permasalahan politik ini merupakan permasalahan yang sangat penting, bahkan ada banyak sekali perusahaan yang melakukan analisi politik sebelum menanamkan modalnya.Dengan demikian, perusahaan asing dalam kegiatan internasionalnya tidak bisa mengabaikan begitu saja aspek-aspek politik dalam negeri suatu Negara, sebab aspek tersebutmerupakanvariable penting dalam penentuan strategi dalam perumusan kebijaksanaan perusahaan.A. BUDAYA DAN POLITIK Budaya dan Politikmerupakan pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan benegara, penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, adat istiadat, dan norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya. Budaya politik juga dapat di artikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya.Secara umum budaya dan politik terbagi atas tiga:1. Budaya politik apatis (acuh, masa bodoh, dan pasif)2. Budaya politik mobilisasi (didorong atau sengaja dimobilisasi)3. Budaya politik partisipatif (aktif)Kekuatan budaya, dapat digunakan untuk mengerjakan analisis ekonomi yang dimanfaatkan oleh sebuah korporasi maupun lembaga perekonomian lain. Mampu menelurkan inovasi, mendongkrak ekuitas, efisiensi, dan digunakan untuk memacu organisasi dalam mencapai tujuannya.Sehubungan dengan relasi bisnis, budaya dapat digunakan oleh korporat untuk membantu koordinasi dalam memfasilitasi pertukaran ekonomi secara efisien. Dalam relasi bisnis internasional, budaya selalu berupaya memberikan cara yang khas dalam melihat dan menanggapi dunia luar. Merangkum pendekatan yang digunakan oleh sebuah korporat. Lalu, mengkoordinasikannya, guna menanggapi aneka pesan dari luar melalui stok pengetahuan yang dimiliki.Lingkungan terus bergerak dan mengembang. Khususnya, lingkungan organisasi yang dalam praktiknya, ternyata mampu memberikan tekanan terhadap korporat. Namun budaya, justru mampu mendorong organisasi agar tampil efektif.Dalam menyikapi perubahan, organisasi memerlukan strategi. Hal ini ditujukan untuk mengembangkan kompetensi inti, agar meraih keuntungan kompetitif. Memenangi persaingan, dan memiliki daya untuk menguasairesourcesyang diperlukan oleh perusahaan.Sehubungan dengan budaya, setiap budaya korporat memerlukan strategi adaptasi dan perubahan dalam setiap relasinya. Di sisi lain, terjadi rekonfigurasi relasi sosial-ekonomi dalam bisnis internasional. Setiap korporat dan ke-khasan budayanya, terlibat aktif dalam setiap dialek kerjasama, koordinasi, langkah efisiensi, hingga konflik. Dalam perjalanannya, strategi bisnis internasional tak lepas dari glokalisasi. Yakni menyergap peluang globalisasi, sekaligus menerkam fakta lokal yang tumbuh dengan subur.Dalam bisnis internasional, setiap organisasi berusaha memanfaatkan ke-khasan budayanya untuk menggerakkan kompetensi inti. Menggerakkan setiap elemen, untuk meraih keuntungan maksimal. Bahkan mampu mengembangkan diri kepada domain-domain baru. Pada ujungnya, setiap organisasi yang terjun di kancah bisnis internasional, memerlukan budaya yang cocok. Sesuai dengan kondisi obyektif di lapangan. Memiliki kesesuaian konteks dengan strategi bisnis perusahaan. Mampu menyelaraskan diri, mengantisipasi, beradaptasi dan berasosiasi dengan kinerja superior.

TIPE TIPE BUDAYA DAN POLITIK 1. Budaya politik parokial yaitu budaya politik yang tingkat partisipasi politiknya sangat rendah. Budaya politik suatu masyarakat dapat di katakan Parokial apabila frekuensi orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik mendekati nol atau tidak memiliki perhatian sama sekali terhadap keempat dimensi tersebut. Tipe budaya politik ini umumnya terdapat pada masyarakat suku Afrika atau masyarakat pedalaman di Indonesia. dalam masyarakat ini tidak ada peran politik yang bersifat khusus. Kepala suku, kepala kampung, kyai, atau dukun,yang biasanya merangkum semua peran yang ada, baik peran yang bersifat politis, ekonomis atau religius.2. Budaya politik kaula (subjek),yaitu budaya politik yang masyarakat yang bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih bersifat pasif. Budaya politik suatu masyarakat dapat dikatakan subyek jika terdapat frekuensi orientasi yang tinggi terhadap pengetahuan sistem politik secara umum dan objek output atau terdapat pemahaman mengenai penguatan kebijakan yang di buat oleh pemerintah. Namun frekuensi orientasi mengenai struktur dan peranan dalam pembuatan kebijakan yang dilakukan pemerintah tidak terlalu diperhatikan. Para subyek menyadari akan otoritas pemerintah dan secara efektif mereka di arahkan pada otoritas tersebut. Sikap masyarakat terhadap sistem politik yang ada ditunjukkan melalui rasa bangga atau malah rasa tidak suka. Intinya, dalam kebudayaan politik subyek, sudah ada pengetahuan yang memadai tentang sistem politik secara umum serta proses penguatan kebijakan yang di buat oleh pemerintah.3. Budaya politik partisipan,yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik yang sangat tinggi. Masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif dalam kegiatan politik. Dan juga merupakan suatu bentuk budaya politik yang anggota masyarakatnya sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik. Mereka memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum, tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam proses politik yang berlangsung. Masyarakat cenderung di arahkan pada peran pribadi yang aktif dalam semua dimensi di atas, meskipun perasaan dan evaluasi mereka terhadap peran tersebut bisa saja bersifat menerima atau menolak.Kegiatan pemasaran global dilaksanakan dalam lingkungan yang selalu berubah oleh bauran ekonomi, budaya, dan tekanan social. Dalam meletakkan perspektif global kita harus menjawab satu hal: Bahkan dalam transaksi komersial yang mana semua pihak termasuk dalam masyarakat konteks rendah-sebagai contoh, Amerika Serikat-dan persyaratan perjaniian dituangkan dalam bentuk "hitam dan putih", pemahaman yang berbeda atas masing-masing kewajiban setiap pihak seringkali terjadi.Hubungan bisnis antara pihak-pihak yang terlibat dengan budaya dan/atau kebangsaan yang berbeda dapat dipengaruhi oleh tantangan tambahan. Pihak-pihak dari ncgara yang berbeda mungkin mengalami kesulitan mencapai kesepakatan persyaratan kontrak karma perbedaan hukum yang mengatur kegiatan mereka masing-masing dan masalah yang timbul karna melintasi batas-batas internasional. Apa pun yang dinyatakan dalam kontrak. biasanya akan sulit dan mahal untuk mcnuntut salah satu pihak karna melanggar kontrak kecuali di wilayah negaranya sendiri, yang mungkin saja merupakan keunggulan yang tidak dapat diatasi bagi peserta negara asalnva.Bila salah satu pihak dari budaya konteks tinggi mengambil bagian dalam kesepakatan bisnis, faktor-faktor yang dibahas dalam dua paragraf di atas mungkin bahkan lebih rumit karena keyakinan berbeda mengenai signifikansi dari kesepakatan bisnis formal dan kewajiban yang mengikat semua pihak. Lingkungan bisnis di banyak negara di luar pasar Triad dapat dikarakteristikkan dengan semua elemen sikap "permusuhan": bencana alam yang disebabkan oleh manusia, masalah politik, valuta asing yang tidak dapat ditukarkan, kurs pertukaran valuta asing yang banyak berubah, depresi, dan perubahan dalam prioritas ekonomi nasional serta penetapan besar bea. Seseorang tidak dapat meramalkan dengan tepat mengapa rencana yang dibuat dengan hati-hati menjadi serba salah, sampai hal itu terjadi. Eksekutif pemasaran dan manajer yang berkecimpung di pasar asing harus memupuk rasa saling percaya, menjalin hubungan, dan empati dengan rekan bisnisnya karena itulah yang diperlukan untuk mempertahankan hubungan yang tahan lama. Menunjuk warga nasional sebagai perwakilan penjualan di luar negeri tidak menghilangkan masalah tersebut. Perusahaan yang memindah-mindahkan staf internasionalnya ke berbagai bagian belahan dunia, ini akan berisiko menghalangi terbentuknya apa yang kita sebut dengan "subbudaya konteks tinggi" antara orang-orangnya dan warga setempat dan bisa mengurangi peluangnya untuk mengatasi krisis bisnis.

B. PARTISIPASI POLITIK Partisipasi politik merupakan salah satu ciri khusus yang menunjukan bahwa politik lebih termodernisasi. Partisipasi warganegara yang ikut andil dalam proses pengambilan keputusan serta dapat merubah kehidupan bernegara masih cukup rendah terutama pada wilayah - wilayah atau negara yang masih "tradisional" serta pemimpin politiknya sebagian besar di dominasi oleh golongan - golongan elit penguasa, dapat di katakan bahwa tingkat partisipasi politik pada wilayah atau negara tersebut masih sangat rendah. Begitupun sebaliknya, di wilayah atau negara yang proses modernisasi politik sudah dapat terlaksana dengan sangat baik semakin tinggi pula tingkat partisipasi politik warganegaranya.Pengertian partisipasi politikadalah segala kegiatan atau aktivitas yang memiliki keterkaitan dengan politik (tindakan) di mana kegiatan yang berhubungan dengan politik tersebut di lakukan oleh warga negara yang awam (non pejabat, pemerintah, penguasa) dengan maksud agar dapat mempengaruhi atau mengintervensi perumusan kebijakan atau pengambilan keputusan oleh pemerintah, di mana kegiatan - kegiatan tersebut dilakukan secara langsung maupun tidak langsung (terdapat perantara), dan tidak ada hubungannya dengan keberhasilan dari upaya mempengaruhi pengambilan keputusan tersebut.Partisipasi politik terbagi menjadi 4 jenis (menurut Milbrarth dan Goel - 1997), yaitu Apatis, Spektator, Gladiator dan Pengkritik. Penjelasan terhadap 4jenis partisipasi politiktersebut adalah sebagai berikut ini :1. Apatis - Orang/individu maupun kelompok yang tidak ikut berpartisipasi dalam proses politik, atau orang/individu maupun kelompok yang telah menarik diri dari proses politik yang pernah di ikutinya.2. Spektator - Orang/individu atau kelompok yang ikut dalam partisipasi politik dalam level yang paling sederhana, misalnya memilih pemimpin dalam Pemilu.3. Gladiator - Orang/individu maupun kelompok yang aktif dalam segala kegiatan atau aktivitas politik misalnya aktivis masyarakat, aktivis partai dan sebagainya.4. Pengkritik - Ikut berpartisipasi dalam politik, akan tetapi dengan cara non konvension

C. IDEOLOGY POLITIK Ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam dunia bisnis seperti kondisi politik, sumber alam dan cuaca di negara yang bersangkutan. Selain itu, perlu juga diperhatikan stabilitas dan hastrat pemerintah dalam mendorong pertumbuhan investasi, juga perkiraan geografis dan sumber alam. Banyak kekuatan politik yang harus dihadapi bisnis, mempunyai sumber-sumber ideologi dan ada banyak lagi sumber-sumber lainnya. Hal ini meliputi masalah nasionalisme, terorisme, budaya, tingkat stabilitas pemerintah, hubungan dengan organisasi internasional dan badan usaha milik negara.

KEKUATAN IDEOLOGI POLITIK

Beberapa ideologi seperti komunisme, sosialisme, kapitalisme, liberal dan konservatif, sayap kiri dan sayap kanan sering digunakan untuk menjelaskan pemerintah, partai politik dan masyarakat.1. Komunisme Komunisme yang dicetuskan oleh Karl Marx adalah teori perubahan sosial yang diarahkan kepada cita-cita masyarakat tanpa kelas. Komunis yang dikembangkan oleh Lenin dan lain-lainnya melibatkan penguasaan kekuatan melalui partai politik konspirasi, memelihara kekuatan dengan menekan keras oposisi internal, dan komitmen untuk mencapai tujuan akhir sebuah negara komunis dunia. Pengambilalihan (expropriation) . Penyitaan pemerintah atas kekayaan di dalam batas negaranya sendiri yang dimiliki orang asing, diikuti dengan kompensasi yang segera, memadai dan efektif yang dibayarkan kepada pemilik sebelumnya. Penyitaan (confiscation) . Penyitaan pemerintah atas kekayaan di dalam batas negaranya sendiri yang dimiliki orang-orang asing, tanpa pembayaran kepada mereka.2. KapitalismeKapitalisme adalah sistem ekonomi di mana alat-alat produksi dan distribusi sebagian besar dimiliki dan dioperasikan oleh swasta untuk keuntungan pribadi. Realitas dalam negara kapitalis benar-benar sangat kompleks. Pemerintah kapitalis biasanya mengatur usaha milik swasta dengan cukup ketat dan pemerintah memiliki badan-badan usaha.3. Sosialisme Sosialisme adalah Kepemilikan oleh masyarakat secara kolektif atas alat-alat produksi dan distribusi dasar, dioperasikan untuk digunakan ketimbang mencari laba. Dalam pelaksanaannya, pemerintah sosialis bervariasi dan cenderung tidak konsisten dengan doktrin. Salah satu contoh misalnya Singapura yang menurut bentuknya negara sosialis tetapi dalam kenyataannya adalah kapitalis agresif.4. Konservatif atau LiberalKita tidak akan meninggalkan pokok bahasan ideologi tanpa menyebutkan kata-kata ini seperti yang telah digunakan di pertengahan dan akhir abab 20. Secara politis, di Amerika Serikat kata konservatif dapat dikonotasikan seorang, kelompok, atau partai yang ingin meminimalkan kegiatan pemerintah dan memaksimalkan kegiatan usaha swasta dan perorangan. Konservatif dapat diartikan sesuatu yang dianggap sebagai sayap kanan, tetapi di Amerika Serikat dan Inggris yang terakhir ini lebih bersifat ekstrim. Konotasi konservatif berbeda-beda tergantung aplikasinya. Kelompok masyarakat atau kelompok lainnya yang mencoba merintangi dan bahkan menghentikan kegiatan yang dilakukan pemerintah disebut konservatif. Sedangkan di Amerika dan Inggris kelompok konservatif menghendaki keterlibatan pemerintah sekecil mungkin. Secara politis pada awal abab 20 di Amerika, kata liberal berarti sebaliknya dari yang diartikan pada abab 19. Liberal sama dengan sayap kiri, tetapi yang terakhir ini pada umumnya cenderung menunjukkan posisi yang lebih ekstrim dan lebih dekat kepada sosialisme dan komunisme.

D. RESIKO POLITIK DALAM BISNIS INTERNASIONAL Dalam berbisnis sangatlah penting mempertimbangkan risiko politik dan pengaruhnya terhadap organisasi. Hal ini patut dipertimbangkan karena perubahan dalam suatu tindakan maupun kebijakan politik di suatu negara dapat menimbulkan dampak besar pada sektor keuangan dan perekonomian negara tersebut. Risiko politik umumnya berkaitan erat dengan pemerintahan serta situasi politik dan keamanan di suatu negara.Setiap tindakan dalam organisasi bisnis adalah politik, kecuali organisasicharityatau sosial. Faktor-faktor tersebut menentukan kelancaran berlangsungnya suatu bisnis. Oleh karena itu, jika situasi politik mendukung, maka bisnis secara umum akan berjalan dengan lancar. Dari segi pasar saham, situasi politik yang kondusif akan membuat harga saham naik. Sebaliknya, jika situasi politik tidak menentu, maka akan menimbulkan unsur ketidakpastian dalam bisnis.Dalam konteks ini, kinerja sistem ekonomi-politik sudah berinteraksi satu sama lain, yang menyebabkan setiap peristiwa ekonomi-politik tidak lagi dibatasi oleh batas-batas tertentu Sebagai contoh, IMF, atau Bank Dunia, atau bahkan para investor asing mempertimbangkan peristiwa politik nasional dan lebih merefleksikan kompromi-kompromi antara kekuatan politik nasional dan kekuatan-kekuatan internasional.Tiap pembentukan pola bisnis juga senantiasa berkait erat dengan politik. Budaya politik merupakan serangkaian keyakinan atau sikap yang memberikan pengaruh terhadap kebijakan dan administrasi publik di suatu negara, termasuk di dalamnya pola yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi atau perilaku bisnis.Terdapat politik yang dirancang untuk menjauhkan campur tangan pemerintah dalam bidang perekonomian/bisnis. Sistemnya disebut sistem liberal dan politiknya demokratis. Ada politik yang bersifat intervensionis secara penuh dengan dukungan pemerintahan yang bersih. Ada pula politik yang cenderung mengarahkan agar pemerintah terlibat/ ikut campur tangan dalam bidang ekonomi bisnis.Indonesia lebih mengacu pada pola terakhir, yakni pemerintah terlibat atau turut campur tangan dalam bisnis. Hal ini dapat dilihat dalam hukum maupun kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk menunjang perekonomian dan bisnisRisiko politik atau resiko perubahan kebijakan pemerintah yang pengaruhnya akan merugikan kemampuan perusahaan perusahaan untuk beroperasi secara efektif dan kemampulabaannya dapat menghalangi perusahaan yang ingin berinvestasi di luar negeri. Apabila tingkat resiko politik dirasa lebih rendah, sebuah negara berkemungkinan lebih menarik untuk tenpat berinvestasi. Tingkat risiko politik proporsional dengan tahap perkembangan ekonomi sebuah negara: yang lain adalah sama, semakn kecil perkembangan di suatu negara, semakin besar risiko politiknya. Perubahan yang cepat belakangan ini di Eropa tengah dan pembubaran Uni Sovyet secara jelas menunjukkan risiko politik yang besar; tekanan politik secara drastic dapat mengubah lingkungan bisnis tanpa sedikitpun peberitahuan terlebih dahulu. Karena adanya potensi terjadi hal-hal seperti perubahan yang tiba-tiba,pebisnis perlu diberitahukan tentang pembentukkan dan evolusi artai-partai politik Rusia, khususnya partai-partasi yang berorientasi ultranasionalis (yaitu yang anti-barat).meskipun beberapa perusahaan telah menyimpulkan bahwa risiko politik di Rusia dan Commonwealth of ndependent State (CIS) terlalu tinggi untukmembearkan jika dilakukan investasi pada saat ini, tetap dilakukan pengawasan yang seksama untuk memperkirakan resiko yang akan terjadi guna menentukan risiko itu telah turun ke tingkat yang dapat diterima.Politik internasional diwarnai oleh berbagai berbagai relasi yang bersifat globaldan kekuatan politik dunia. Dengan kata lain, pengaruh politik dunia. Dengan kata lain,pengaruh politik dunia dapat dibedakan oleh: 1. relasi global, 2. politik trannasional, dan 3. kekuatan politik tinggi.Kebanyakan perusahaan merasa nyaman menilai iklim politik di negaranya sendiri. Namun , menilai iklim politik di Negara Negara lain adalah sesuatu yang jauh lebih bermasalah. Bisnis- bisnis internasional yang berpengalaman terjun dalam penilian resiko politik (political risk assessment)TABEL 3.1JENISDAMPAKNYA TERHADAP PERUSAHAAN

Eksporsi (pengambil alihan milik)

Kehilangan laba pada masa mendatang

Penyitaan

Kehilangan asset,Kehilangan laba pada masa mendatang

Kampanye anti-barang asingKehilangan penjualan,Peningkatan biaya upaya hubungan masyarakat untuk menaikan citra publik

Peraturan tunjangan buruh wajibPeningkatan biaya operasional

Penculikan, ancaman teroris, dan bentuk bentuk kekerasan lainnyaGangguan produksiPeningkatan biaya keamananPeningkatan biaya manajerialPenurunan produktivitas

Perang saudaraPerusakan tanah dan bangunan Kehilangan penjualanGangguan produksiPeningkatan biaya keamananPenurunan produktivitas

inflasiBiaya Oprasional yang lebih tinggi

Repatriasi danaKetidakmampuan mentransfer dana dengan bebas

Devaluasi mata uangPengurangan nilai pendapatan yang direpatriasi

Kenaikan pajaPenurunan laba setelah pajak

Suatu analisis sistematis tentang resiko resiko politik yang dihadapinya di Negara Negara asing. Resiko politik adalah perubahan perubahan dalam lingkungan yang mungkin akan membawa pengaruh yang merugikan terhadap nilai kegiatan kegiatan bisnis suatu perusahaan. Kebanyakan risiko politik dapat dibagi menjadi tiga katagori :1. Risiko kepemilikan dimana harta kekayaan suatu perusahaan terancam oleh pengambil alihan2. Risiko pengoprasian dimana operasi suatu perusahaan yang sedang berjalan dan atau keselamatan karyawan karyawannya terancam oleh perubahan perubahan hukum, standar lingkungan, undang undang perpajakan, pemberontakan bersenjata, dst3. Risiko transport dimana pemerintah melakuakan campur tangan dalam kemampuan suatu perusahaan memindahkan dana dari ke Negara tersebut

Sebagaimana diperlihatkan Tabel 3.1 risiko politik mungkin saja berasal dari tindakan tidakan pemerintah, seperti dikeluarkannya undang undang untuk mengambil alih milik swasta menaikan biaya oprasional, melakukan devaluasi mata uang, atau membatasi pengiriman laba ke Negara asal. Risiko politik mungkin juga muncul dari tindakan tindakan non pemerintah seperti penculikan, pemasaran, dan tindakan terorismeRisiko politik dapat menimpa semua perusahaan dengan sama rata atau hanya difokuskan pada beberapa perusahaan tertentu. Risiko makropolitik mempengaruhi semua perusahaan di suatu Negara; contohnya adalah perang saudara yang mencabik cabik Sierra Lione, Zaire, Bosnia, dan Ruanda. Pada tahun 1990-an. Risiko mikropolitik hanya menimpa suatu atau beberapa perusahaan tertentu dalam suatu industri tertentu. Nasionalisasi arab Saudi atas industry minyaknya pada tahun 1970-an adalah suatu contoh risiko mikropolitik yang ditimpakan pemerintah. Risiko mikropolitik dari pihak non pemerintahan juga sesuatu yang penting.Setiap perusahaan yang sedang mempertimbangkan untuk memasuki pasar baru seharusnya memperoleh pengetahuan dasar tentang Negara tersebut, dengan mempelajari, misalnya, struktur politik dan ekonominya guna mengendalikan risiko politik perusahaan itu.

Kontrol terhadap SahamTekanan Politik terhadap kendali nasional dari perusahaan asing merupakan bagian dari lingkungan bisnis global di negara-negara yang penapatannya lebih rendah. Tujuan terpenting dari pemerintah nasional adalah untuk melindungi hak kedaulatan nasional, khususnya dalam segala aspek kegiatan bisnis domestic. Pemerintah setempat kadang-kadang mencoba untuk mengendalikan kepemilikan perusahaan yang dipunyai asing yang beroperasi di dalam batas wilayah mereka. Di negara-negara berkembang, tekanan politik kadang-kadang menyebabkan perusahaan mengambil mtra local.Peraturan yang mengharusnkan perusahaan untuk mencairkan sahamnya tidak pernah disukai dalam ruang rapat direksi, sekalipun demikiaan konsekwensi dari peraturan seperti itu seringkali secara mengherankan ternyata menguntungkan. Terdapa empat buah plihan yang tersedia bagi perusahaan yang menghadapi ancaman pecairan saham:1. Mengikuti isi undang-undang yang berlaku.2. Meningalkan negara itu3. Melakukan negoisasi di bawah undang-undang itu4. Mengambil tindakan yang mendahului Studi yang dilakukan Encarnation dan Vachani mengajarkan beberapa hal penting:1. Telitilah berbagai kemungkinan.2. Gunakanlah undang-undang untuk mencapai tujuan anda sendiri3. Antisipasilah perubahan kebijakan pemerintah4. Dengarkanlah apa yang dikatakan oleh manajer setempat.Ancaman terus menerus atas kehilanganhak milik telah menyebabkan beberapa perusahaan yang beroperasi di negara asing lewat usaha patungan atau aliansi strategis.alternatif ini menimbulkan asalah legalkhusus;harus ada klausul dalam kesepakatan kerjasaa patungan atau aliansi kalau terjadi pembubaran usaha, sama halnya dengan kepemilikan paten, merek dagang, atau teknologi yang mungkin timbul dari usaha patungan tersebut termasuk pengalihan lisensi setelah pembubaran hak kepemilikan intelektual itu berkembang di bawah operasi kerjasama patungan tersebut.Sedangkan pada pengaruh kekuatan hukum terhadap bisnis internasional yaitu:1. Berfokus pada pajak atas laba modal yang didapat.2. Adanya kuota (pembatasan jumlah produk yang diimpor) dan subsidi (pembayaran pemerintah untuk membantu bisnis domestic bersaing dengan perusahaan asing).3. Adanya kontrak bisnis internasional yang berisi: perjanjian patungan, perjanjian waralaba,perjanjian lisensi, perjanjian keagenan memiliki formal dan subtansi yang hampir sama diberbagai Negara.4. Adanya hak paten terhadap merek dagang, nama dagang, hak cipta dan rahasia dagang kekayaan.Peluang mengatasai dampak negatif pengaruh politik terhadap bisnisDalam suasana sekarang yang penuh ketidakpastian politik dan ekonomi, ada semacam peluang untuk mengatasi hubungan antara pemerintah dan bisnis melalui pembagian kekuasaan, strategi pembangunan menurut sektor-sektor yang sebaiknya diurus para pengusaha swasta atau negara, dan seterusnya. Selain itu, diperlukan juga semacam ideologi dan program tentang peranan bisnis, harapannya, dan tanggung jawabnya pada masyarakat, tentang hak dan kewajiban yang bersangkutan dengan penegakkan etika bisnis, tanggung jawab sosial perusahaan dan sejenisnya.Hal ini tentu saja bukan pekerjaan yang mudah. Berbagai masalah yang sedang melilit negeri ini seperti stabilitas politik, kesulitan ekonomi, peninggalan masa lalu terhadap buruknya praktik bisnis, serta ketegangan dalam hubungan antara pemerintah dan perusahaan swasta sangat mempengaruhi proses tersebut. Memperbaiki pandangan umum terhadap dunia usaha sangat penting sekaligus sangat sukar, dan menghilangkan kecurigaan rakyat terhadap kalangan bisnis membutuhkan waktu.Tetapi semua harus dilakukan secara terencana dan terorganisir. Sebuah harapan terwujudnya trias etika: etika pemerintahan, etika profesi, dan etika bisnis. ICW mengambil posisi untuk bersama-sama rakyat membangun gerakan sosial memberantas korupsi dan berupaya mengimbangi persekongkolan kekuatan birokrasi pemerintah dan bisnis. Dengan demikian reformasi di bidang hukum, politik, ekonomi dan sosial untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang demokratis dan berkeadilan sosial serta berekonomi baik dapat diwujudkan.Pada akhirnya kondisi perekonomian akan bisa tumbuh apabila pemerintah tetap berperan sebagai partner yang menguntungkan bagi berkembangnya perilaku bisnis yang dipengaruhi oleh kondisi politik dalam negeri. Instrumen-intrumen investasi perlu diinovasi, birokrasi perijinan dan sektor perbankan diharapkan mampu mendukung sektor bisnis dalam menghadapai pengaruh situasi dan kondisi politik.

Daftar Pustaka :https://www.academia.edu/7253284/Hukum_bisnis_internasional