Binter Pert. 10

16
SISTEM MONETER INTERNASIONAL 1. BAGAIMANA NILAI TUKAR MEMPENGARUHI BISNIS INTERNASIONAL. Pergerakan dalam nilai tukar mata uang mempengaruhi aktivitas perusahaan baik domestik maupun internasional. Negara dengan mata uang yang lemah (nilai secara relatif lebih rendah dibandingkan dengan mata uang lain dalam pasar global) akan melihat penurunan dalam harga ekspor dan peningkatan dalam harga impor. Harga yang lebih rendah dalam ekspor suatu Negara dalam pasar dunia akan memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mengambil alih bagian pasar dari perusahaan dengan harga produk yang lebih tinggi. Selain itu, perusahaan meningkatkan laba apabila perusahaan tersebut menjual produk didalam Negara dengan nilai mata uang yang kuat (nilai relatif lebih tinggi dibandingkan dengan mata uang lainnya) sementara berasal dari Negara dengan mata uang yang rendah. Nilai tukar juga mempengaruhi jumlah dari laba yang didapatkan perusahaan dari cabang interasionalnya.Penghasilan dari cabang internasional biasanya digabungkan dengan laporan keuangan perusahaan induk dengan mata uang asal.Menukar penghasilan cabang internasional dari Negara tuan rumah dengan mata uang yang lemah dengan Negara asal dengan mata uang yang kuat akan mengurangi jumlah dari pendapatan tersebut ketika diubah ke dalam mata uang asal. Penurunan nilai mata uang yang disengaja oleh pemerintah disebut dengan devaluasi dan sebaliknya peningkatan nilai mata uang yang disengaha oleh pemerintah disebut dengan revaluasi. 2. MENGAPA STABILITAS DAN PREDIKTIBILITAS PENTING. Pergerakan yang tidak diinginkan dalam nilai tukar mata uang dapat meningkatkan biaya bagi perusahaan domestik dan internasional yang sejenis. Meskipun terdapat metode untuk mengasuransikan pergerakan yang kemungkinan merugikan dalam nilai tukar mata uang, kebanyakan metode ini terlalu mahal

description

BISNIS INTERNASIONAL

Transcript of Binter Pert. 10

SISTEM MONETER INTERNASIONAL1. BAGAIMANA NILAI TUKAR MEMPENGARUHI BISNIS INTERNASIONAL.Pergerakan dalam nilai tukar mata uang mempengaruhi aktivitas perusahaan baik domestik maupun internasional. Negara dengan mata uang yang lemah (nilai secara relatif lebih rendah dibandingkan dengan mata uang lain dalam pasar global) akan melihat penurunan dalam harga ekspor dan peningkatan dalam harga impor. Harga yang lebih rendah dalam ekspor suatu Negara dalam pasar dunia akan memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mengambil alih bagian pasar dari perusahaan dengan harga produk yang lebih tinggi.Selain itu, perusahaan meningkatkan laba apabila perusahaan tersebut menjual produk didalam Negara dengan nilai mata uang yang kuat (nilai relatif lebih tinggi dibandingkan dengan mata uang lainnya) sementara berasal dari Negara dengan mata uang yang rendah.Nilai tukar juga mempengaruhi jumlah dari laba yang didapatkan perusahaan dari cabang interasionalnya.Penghasilan dari cabang internasional biasanya digabungkan dengan laporan keuangan perusahaan induk dengan mata uang asal.Menukar penghasilan cabang internasional dari Negara tuan rumah dengan mata uang yang lemah dengan Negara asal dengan mata uang yang kuat akan mengurangi jumlah dari pendapatan tersebut ketika diubah ke dalam mata uang asal. Penurunan nilai mata uang yang disengaja oleh pemerintah disebut dengan devaluasi dan sebaliknya peningkatan nilai mata uang yang disengaha oleh pemerintah disebut dengan revaluasi.2. MENGAPA STABILITAS DAN PREDIKTIBILITAS PENTING.Pergerakan yang tidak diinginkan dalam nilai tukar mata uang dapat meningkatkan biaya bagi perusahaan domestik dan internasional yang sejenis. Meskipun terdapat metode untuk mengasuransikan pergerakan yang kemungkinan merugikan dalam nilai tukar mata uang, kebanyakan metode ini terlalu mahal untuk bisnis kecil dan menengah. Selain itu, ketika nilai tukar mata uang yang tidak dapat diprediksi meningkat, begitu juga biaya untuk mengasuransikan terhadap risiko yang menyertainya. Kebalikannya, nilai tukar mata uang yang stabil meningkatkan keakuratan rencana keuangan dan menjadikan perkiraan arus kas lebih tepat.Manajer juga lebih memilih nilai tukar mata uang yang stabil karena akan membantu perusahaan untuk mengurangi nilai tukar yang berubah secara mendadak dan mengurangi biaya asuransi terhadap kemungkinan kerugian dari pergerakan nilai mata uang.3. DETERMINAN NILAI TUKAR VALUTA ASINGTerdapat dua faktor determinan nilai tukar yaitu law of one price dan purchasing power parity.

Law of One PriceSebuah nilai tukar memberitahu kita seberapa banyak suatu mata uang harus kita bayar untuk memperoleh jumlah tertentu dari mata uang lainnya. Namun, nilai tukar tersebut tidak memberitahu kita apakah produk tertentu sebenarnya akan berharga lebih atau kurang dalam Negara tertentu. Law of One price menetapkan bahwa produk yang identik harus memiliki harga yang identik di semua Negara saat harganya diungkapkan di mata uang yang umum. Agar prinsip ini dapat ditetapkan, produk tersebut harus identik dalam kualitas dan kuantitas di setiap Negara dan diproduksi secara keseluruhan dalam tiap Negara tersebut.Selain itu, karena law of one price ini dilanggar, dapat meningkatkan misalnya peluang arbitrase, yaitu sebuah peluang untuk membeli produk dalam satu Negara dan menjual di Negara lain yang mana produk tesebut memiliki harga lebih tinggi. Namun peluang arbitrase ini dapat mengilang dengan alasan yang sama dengan yang menyebabkan hal ini muncul. Beberapa perusahaan terus-menerus mencari peluang baru, karena mereka sendiri yang mengarbitrase produk yang lama dari eksistensi. Dengan kata lain, merupakan sifat dari arbitrase untuk menyeimbangkan fluktuasi berlebihan dengan menghancurkan keuntungannya sendiri. MCCURRENCYManfaat dari law of one price adalah dapat membantu kita untuk memutuskan apakah sebuah mata uang dinilai terlalu tinggi atau dinilai terlalu rendah. Tiap tahun, majalah The Economic menerbitkan Bic Mac Index dari nilai tukar mata uang. Indeks ini menggunakan law of one price untuk menentukan nilai tukar mata uang yang seharusnya diantara Dollar A.S dan Negara lainnya. Majalah ini menggunakan satu-satunya produk Big Mac dari Mcdonals dalam menetapkan law of one price karena tiap produk ini kurang lebih sama dalam hal kualitas dan kuantitas disetiap Negara dan diproduksi hampir ditiap tempat dijual. Kelemahan dari indeks Big Mac tersebut adalah fakta bahwa menetapkan law of one price pada satu produk terlalu menyederhanakan sebuah metode untuk memperkirakan nilai tukar mata uang. Meskipun demikian, studi penelitian mendapatkan bahwa nilai tukar mata uang valuta asing cenderung untuk berubah sesuai dengan arah yang diungkapkan oleh indeks Big Mac.Purchasing Power ParityMengingat kembali bahwa konsep purchasing power parity (PPP) adalah kemapuan relatif dari mata uang dua Negara untuk membeli keranjang produk yang sama dalam dua Negara tersebut. Meskipun law of one price memegang satu produk, PPP hanya memiliki arti hanya jika di terapkan kepada keranjang dari sebuah produk.Tekanan ekonomi, menyatakan bahwa teori PPP akan mendorong pasar nilai tuka mata uang sebenarnya terhadap yang ditentukan dengan purchasing power parity tersebut. Apabila tidak demikian, maka peluang arbitrase akan meningkan. Purchasing power parity berlaku untuk produk yang diperdagangkan secara internasional yang tidak dibatasi oleh hambatan perdagangan dan membuthkan sedikit atau tidak sama sekali biaya transportasi.PERAN INFLASI Inflasi merupakan hasil dari permintaan dan pernawaran dari mata uang. Apabila uang tambahan disuntikkan kedalam sebuah ekonomi yang tidak memproduksi output yang lebih besar, orang-orang akan memiliki uang lebih untuk dihabiskan pada produk yang sama dengan sebelumnya. Seiring dengan pertumbuhan permintaan produk yang melebihi persediaan yang stagnan, harga akan meningkat dan menelan peningkatan apapun dalam jumlah uang yang konsumen harus habiskan. Karena itulah, inflasi menggerogoti kekuatan membeli.Dampak dari Keputusan Money-SupplyKarena dampak inflasi yang merusak, pemerintah mencoba untuk mengelola permintaan dan penawaran dari mata uang mereka. Hal ini dilakukan dengan menetapkan dua tipe dari kebijakan yang dibuat untuk mempengaruhi persediaan uang Negara, yaitu kebijakan moneter yang mengacu terhadap aktivitas yang secara langsung mempengaruhi suku bunga dan aktivitas persediaan uang; dan kebijakan fiskal yang melibatkan penggunaan pajak dan pengeluaran pemerintah untuk mempengaruhi persediaan uang secara tidak langsung. Dampak dari Pengangguran dan Suku BungaBanyak Negara industri sangat efektif dalam mengontrol inflasinya. Beberapa ahli ekonomi menyatakan bahwa kompetisi internasional bertanggungjawab untuk menjaga inflasi dalam kontrol. Mereka beralasan bahwa kompetisi global dan mobilitas dari perusahaan untuk bergerak ke manapun yang memiliki biaya terendah menjaga upah.Faktor kunci lain dalam penyamaan inflasi adalah pengangguran Negara dan suku bunga. Saat tingkat pengangguran rendah, terdapat kekurangan tenaga kerja, dan pengusaha mebayar gaji yang tinggi untuk menarik pegawai. Untuk menjaga keuntungan yang wajar dengan biaya gaji yang tinggi, perusahaan biasanya meningkatkan harga produk, meneruskan tingginya biaya gaji kepada konsumen yang menyebabkan inflasi.Bagaimana Nilai Tukar Menyesuaikan dengan InflasiKomponen penting dari konsep purchasing power parity adalah nilai tukar mata uang menyesuakin ke tingkat inflasi yang berbeda di Negara yang berbeda. Penyesuaian dibutuhkan untuk menjaga purchasing power parity di tiap Negara. Untuk menemukan nilai tukar baru (Ee) di akhir tahun, digunakan rumus:Ee = Eb (1 + i1)/(1 + i2)Dimana Eb nilai tukar mata uang diawal periode, i1 adalah tingkat inflasi di Negara 1 dan i2 adalah tingkat inflasi di Negara 2.

PERAN DARI SUKU BUNGASuku bunga dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nyata dan suku bunga nominal. Misalnya bank memberikan suku bunga dari pinjaman mobil baru. Suku tersebut disebut dengan suku bunga nominal, yang terdiri dari nilai suku bunga nyata ditambah dengan biaya tambahan untuk inflasi. Alasan dari hal ini cukup sederhana yaitu pemberi pinjaman harus diberikan kompensasi atas kekuatan membelinya saat periode peminjaman yang disebabkan oleh inflasi.Fisher EffectFisher effect merupakan prinsip yang menyatakan bahwa suku bunga nominal merupakan jumlah dari suku bunga nyata dan tingkat inflate yang telah diprediksi dalam periode tertentu. Dapat ditulis dengan rumus:Suku bunga nominal = suku bunga nyata + tingkat inflasiApabila uang bebas dari seluruh kontrol ketika ditranser ke internasional, suku bunga nyata seharusnya sama ditiap negara. Fisher effect internasional adalah prinsip bahwa perbedaan dalam suku bunga nominal yang didukung dari dua Negara akan menjadikannya sama namun perubahan yang berlawanan dalam spot exchange rates mereka. Karena suku bunga nyata secara teori sama ditiap Negara, adanya perbedaan suku bunga dari dua Negara tersebut semestinya terjadi karena perbedaan tingkat inflasi yang telah diprediksi. MENGEVALUASI PURCHASING POWER PARITY Pembelian daya paritas lebih baik dalam memprediksi nilai tukar dalam jangka waktu panjang (lebih dari 10 tahun), namun keakuratan prediksi jangka pendek paling bermanfaat untuk manajer internasional.Dampak dari Biaya TambahanBanyak kemungkinan alasan dari kegagalan PPP untuk memprediksi nilai tukar mata uang dengan akurat. Karena tidak ada peluang arbitrase setelah seluruh biaya transportasi ditambahkan, tidak akan ada peningkatan harga diantara kedua pasar dan perbedaan harga akan tetap terjadi. Karena itu, meskipun PPP dapat memprediksi nilai lebih dan nilai kurang dari suatu mata uang, efek dari biaya transportasi akan tetap membuat nilai tukar mata uang menyesuaikan nilainya. Dengan kata lain, apabila biaya transportasi ada, PPP tidak akan selalu meprediksi pregeseran dalam nilai tukar mata uang.Dampak dari Hambatan PerdaganganPPP juga tidak mengasumsikan hambatan perdagangan dalam perdagangan internasional.Namun, hambatan tersebut tentu saja ada.Pemerintah menetapkan hambatan perdagangan atas banyak alasan, termasuk membantu perusahaan domestik tetap kompetitif dan menjaga lapangan kerja untuk waganya.

Dampak Keyakinan dan Psikologi BisnisAkhirnya, PPP mengabaikan aspek manusia dalam nilai tukar mata uang, yaitu peran keyakinan dan kepercayaan terhadap ekonomi nasional dan nilai mata uang.Banyak Negara mengukur ekonomi nasionalnya dengan melakukan survei keyakinan bisnis.Keyakinan investor terhadap nilai mata uang juga berperan besar terhadap menentukan nilai tukar mata uang.Karena itulah Negara mencoba untuk menjaga keyakinan dari investor, pengusaha, dan konsumen terhadap ekonomi.Hilangnya keyakinan menyebabkan perusahaan untuk menghentikan investasi dalam produk baru dan teknologi dan menunda mempekerjakan pegawai tambahan. Konsumen cenderung akan meningkatkan tabungan dan tidak meningkatkan hutang mereka apabila mereka kehilangan keyakinan terhadap ekonomi. Perilaku seperti inilah yang melemahkan mata uang Negara.4. MEMPREDIKSI NILAI TUKAR Sebelum melakukan aktivitas bisnis internasional, manajer harus menaksir nilai tukar mata uang masa depan dan mempertimbangkan dampak dari nilai tukar terhadap pendapatan.Persepektif Pasar yang SempurnaPersepektif pasar yang Sempurna menyatakan bahwa harga dari instrument keuangan merefleksi seluruh informasi publik yang tersedia kapanpun. Apabila diterapkan dalam nilai tukar mata uang, ini berarti bahwa forward exchange rate merupakan prediksi akurat dari nilai tukar masa depan. Pendukung dari persepektif ini menyatakan bahwa tidak ada informasi publik lainnya yang dapat meningkatkan prediksi nilai tukar mata uang selain yang disediakan oleh forward rates.Persepefif Pasar yang Tidak SempurnaPersepektif pasar yang tidak sempurna menyatakan bahwa harga dari instrumen keuangan tidak merefleksi seluruh informasi publik yang tersedia. Pendukung dari dari persepektif ini percaya bahwa perusahaan dapat mencari bagian baru dari informasi untuk meningkatkan prediksi. Namun, biaya dalam pencarian inforasi yang lebih jauh harus tidak melebihi manfaat dari penemuannya. Tentu saja, persepektif pasar yang tidak efisien lebih menarik ketika keberadaan dari informasi privat dipertimbangkan.Teknik untuk MemprediksiTerdapat dua tipe utama teknik untuk memprediksi berdasarkan dari kepercayaan dalam nilai informasi tambahan yaitu, analisis dasar dan analisis teknis :1. Analisis dasarMenggunakan model statistik berdasarkan indikator ekonomi dasar untuk meprediksi nilai tuka mata uang.Model ini biasanya cukup rumit, dengan banyak variasi mencerminkan kemungkinan kondisi ekonomi yang berbeda.

2. Analisis teknisMerupakan teknik yang menggunakan grafik dari tren sebelumnya dalam harga mata uang dan faktor lain untuk memprediksi nilai tukar mata uang.Kesulitan untuk Memprediksi Nilai TukarBisnis dari memprediksi nilai tukar adalah industri yang tumbuh dengan cepat.Tren ini nampaknya memberikan bukti bahwa cukup banyak orang mempercayai kemungkinan untuk meningkatkan prediksi dari tarif nilai tukar yang mewujudkan forward rates. Namun, kesulitan untuk memprediksi nilai tukar masih tetap ada. Meskipun teknik statistik yang sangat canggih dimiliki oleh analis yang terlatih, memprediksi tidak sepenuhnya ilmiah. Sedikit, jika ada, prediksi pernah sepenuhnya akurat karena kejadian yang tidak terprediksi terjadi sepanjang periode memprediksi. Di luar dari masalah yang terkait dengan data yang digunakan dari teknik tersebut, kegagalan dapat ditelusuri kepada elemen manusia yang terlibat dalam prediksi tersebut.5. EVOLUSI SISTEM MONETER INTERNASIONALBerdasarkan situasi bagaimana inflasi dan suku bunga mempengaruhi nilai mata uang serta tingkat pertukaran di berbagai negara, sistem pembangunan pemerintah dirancang untuk mengatur tingkat pertukaran antara mata uang suatu negara. Sistem Moneter Internasional adalah kumpulan dari beberapa perjanjian dan lembaga yang menentukan tingkat pertukaran. 1. Standar Emas (The Gold Standard)Pada tahun-tahun awal, emas merupakan mata uang yang diterima secara internasional untuk pembayaran barang dan jasa. Menggunakan emas sebagai nilai tukar di dalam perdagangan internasional memiliki keuntungan yaitu:a) Adanya persediaan emas yang terbatas sehingga dibuatnya sebuah komoditi di dalam permintaan emas yang tinggi. b) Emas tahan terhadap korosi, sehingga membuat emas dapat diperdagangkan dan disimpan selama ratusan tahun.c) Emas dapat dicairkan menjadi koin kecil atau batangan yang besar.Selain itu, emas juga memiliki kerugian diantaranya:a) Beratnya emas membuat biaya pengangkutan yang mahal.b) Ketika kapal tenggelam di laut, emas tenggelam menuju dasar laut dan akhirnya tidak dapat ditemukan.Dengan demikian, pedagang mencari cara baru untu membuat suatu pembayaran internasional tanpa membutuhkan pengangkutan terhadao banyak emas yang ada di dunia sehingga ditemukan solusi baru yaitu standar emas (the gold standard). Standar Emas ini merupakan Sistem Moneter Internasional dimana negara-negara mencantumkan nilai mata uang kertas yang lebih spesifik dari nilai emas.2. Nilai Persamaan (Par Value)Standar emas dibutuhkan sebuah negara untuk menetapkan harga dari mata uang dengan mengumumkan emas. Besarnya mata uang diekpresikan di dalam istilah emas yang dinamakan par value. Di setiap persamaan perhitungan mata uang didasarkan kepada purchasing power parity. Karena standar emas menetapkan mata uang suatu negara untuk nilai dari sebuah emas, maka hal ini dinamakan sistem nilai tukar tetap. Sistem nilai tukar tetap ini adalah salah satu sistem dari nilai tukar untuk mengkonversi salah satu mata uang ke mata uang lain yang ditetapkan oleh perjanjian pemerintah internasional.Keuntungan dari Standar Emas (Gold Standard)Standar Emas ini merupakan standar yang cukup sukses pada saat operasi di awal tahun. Terdapat tiga keuntungan utama standar emas yang mendasari awal kesuksesan yaitu :1. Standar Emas secara drastis mengurangi risiko di dalam nilai tukar karena standar emas mempertahankan nilai tukar tetap yang tinggi diantara mata uang lain.2. Standar Emas memberlakukan kebijakan moneter yang ketat untuk semua negara yang berpartisipasi dalam sistem ini.3. Standar Emas dapat membantu memperbaiki keseimbangan perdagangan suatu negara.Kerugian dari Standar Emas (Gold Standard)Negara terlibat dalam Perang Dunia Pertama yang dibutuhkan untuk membiayai biaya perang yang sangat besar tersebut dan mereka juga mencetak lebih banyak mata uang kertas. Hal ini tentu saja melanggar prinsip fundamental pada standar emas sehingga mendorong negara untuk meninggalkan standar emas tersebut. Mencetak mata uang kertas yang agresif tersebut disebabkan karena adanya inflasi dengan pergerakan yang sangat cepat bagi negara yang terlibat dalam perang.Dengan adanya standar emas yang menghubungkan mata uang suatu negara ke salah satu mata uang negara lain, devaluasi terhadap salah satu mata uang di dalam istilah emas dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang. Misalnya. Sebelumnya dibutuhkan $8.47 untuk membeli 1 Pound Inggris, tetapi sekarang dibutuhkan $8.24 untuk membeli 1 Pound Inggris.6. PERJANJIAN HUTAN BRETTONPada tahun 1944, wakil dari 44 negara bertemu di Hutan Bretton yang bertempat di New Hampshire resort town yang menempatkan pendirian untuk sistem moneter internasional yang baru. Hasil dari perjanjian hutan Bretton ini adalah persetujuan diantara beberapa negara untuk membuat sistem moneter internasional yang baru berdasarkan nilai dolar U.S. Sistem baru ini dirancang untuk menyeimbangkan peraturan yang ketat terhadap standar emas dengan fleksibilitas suatu negara yang dibutuhkan untuk menyepakati kesulitan sementara moneter dalam lingkungan domestik.1. Penetapan nilai tukarPejanjian Hutan Bretton memasukkan nilai tukar tetap dengan menghubungkan nilai dolar U.S langsung pada emas dan nilai mata uang lain terhadap nilai dolar. Persamaan nilai dolar U.S ditetapkan sebesar $35/oz emas. Mata uang lain diberikan persamaan nilai terhadap dolar U.S bukan emas. Misalnya, persamaan nilai dari mata uang Pond Inggris adalah $2.40/pond. Anggota dari suatu negara diharapkan tetap menjaga mata uang tersebut dari hal-hal yang menyimpang lebih dari 1% diatas atau dibawah nilai mata uang.2. Fleksibilitas pembangunanSistem baru juga menggabungkan sebuah taraf dari fleksibilitas pembangunan. Misalnya, meskipun devaluasi mata uang kompetitif dikesampingkan, devaluasi besar diperbolehkan selama berada dibawah serangkaian keadaan yang ekstrim yang dinamakan fundamental disequilibrium. Fundamental disequilibrium merupakan konsisi ekonomi dimana terjadinya defisit perdagangan yang disebabkan karena pergeseran negatif yang permanen di dalam neraca pembayaran negara.3. Bank DuniaUntuk menyediakan dana kepada negara-negara yang memiliki upaya untuk memajukan perkembangan ekonomi, Perjanjian Hutan Bretton ini membuat Bank Dunia dimana Bank Dunia ini secara resmi dinamakan Bank Internasional untuk Rekontruksi dan Pembangunan (International Bank for Reconstruction and Development/ IBRD). Tujuan langsung dari Bank Dunia ini adalah untuk membiayai Rekonstruksi Eropa karena mengikuti Perang Dunia II. Bank Dunia ini menawarkan dana kepada negara yang tidak memperoleh moda dari sumber-sumber komersial untuk beberapa proyek yang dianggap beresiko.4. Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF)Perjanjian Hutan Bretton ini mendirikan IMF ( International Monetary Fund) sebagai agen untuk mengatur nilai tukar tetap dan melaksanakan peraturan sistem moneter internasional. Tujuan dari IMF ini adalah:a) Untuk mempromosikan kerjasama moneter Internasionalb) Untuk memfasilitasi ekspansi dan pertumbuhan neraca dalan perdagangan internasionalc) Untuk mempromosikan stabilitas pertukaran, mempertahankan peraturan yang tertib dari sebuah pertukaran, dan mencegah devaluasi pertukaran yang kompetitif. d) Menciptakan sumber daya dari dana yang sementara tersedia untuk anggota.e) Untuk menyusutkan lama dan berkurangnya taraf dari tingkat keidakseimbangan neraca pembayaran internasional terhadap anggota dari suatu negara.

5. Special Drawing Right (SDR) Cadangan keuangan dunia terhadap dolar dan emas tumbuh secara langka pada tahun 1960an. Pada saat itu, aktivitas IMF menuntut lebih besar jumlah dolar dan emas. Reaksi IMF tersebut menciptakan Special Drawing Right (SDR) yang merupakan salah satu aset IMF dimana nilai SDR ini didasarkan pada besarnya bola terhadap empat mata uang termasuk dolar U.S, Euro Uni Eropa, Yen Jepang dan Pound Inggris.6. Kerugian dari Perjanjian Hutan BrettonPada tahun 1960an, Sistem Hutan Bretton mulai goyah. Masalah utamanya adalah Amerika Serikat yang mengalami defisit perdagangan dimana impor lebih besar daripada ekspor dan terjadinya defisit pada anggaran dimana pengeluaran lebih besar dari pemerimaan.

7. Perjanjian SmithsonianPada akhir tahun 1971, Amerika Serikat dan Negara lainnya mencapai Perjanjian Smithsonian untuk melakukan restrukturisasi dan memperkuat sistem moneter internasional. Tiga pencapaian utama dalam Pejanjian Smithsonian adalah:a. Untuk menurunkan nilai dolar dalam istilah emas untuk $38/ozb. Untuk meningkatkan nilai mata uang negara lain terhadap dolar.c. Untuk meningkatkan 2.25 persen dari 1 persen tanda mata uang yang diijinkan untuk berkembang.

7. MUNCULNYA A MANAGED FLOAT SYSTEMSistem hutan Bretton ini mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan karena ketergantungan yang berat terhadap stabilitas dolar. Ketika dolar menguat, sistem ini dapat bekerja dengan baik tetapi ketika dolar melemah sistem ini gagal untuk melakukan hal-hal yag tepa. Awalnya, sistem baru terhadap nilai tukar floating dilihat sebagai solusi sementara untuk kekurangan dari Perjanjian Hutan Bretton dan Perjanjian Smithsonian tetapi terdapat kekurangan dalam kerjasama sistem moneter internasional yang baru.

1. Perjanjian JamaicaPada Januari 1976, mengembalikan sistem nilai tukar tetap terlihat tidak baik, dimana pemimpin dunia bertemu untuk membuat konsep Perjanjian Jamaica dimana perjanjian ini adalah kesepakatan antara beberapa anggota IMF untuk membentuk sistem yang ada terhadap nilai tukar floating sebagai sistem moneter internasional baru.2. The Plaza AccordPerjanjian selanjutnya yaitu The PlazaAccord pada tahun 1985 yang membuat perjanjian diantara negara G5 secara bersama-sama untuk menurunkan nilai dolar U.S Dimana negara G5 ini merupakan lima negara industri terbesar. Kesepakatan ini menyebabkan adanya perdagangan untuk menjual dolar yang menyebabkan nilai dolar tersebut jatuh.

8. PERJANJIAN NILAI TUKAR SAAT INISistem moneter internasional saat ini tetap merupakan bagian dari sistem a managed float. Dimana kebanyakan mata uang negara, berkembang terhadap salah satu mata uang lain dan pemerintah terlibat dalam intervensi yang terbatas untuk menyetel kembali nilai tukar.

1. Perjanjian Nilai Tukar PeggedPerjanjian nilai tukar pegged melakukan pengaturan patokan terhadap mata uang suatu negara agar meningkatkan kestabilan dan dapat secara luas menggunakan mata uang dalam perdagangan internasional.2. Currency BoardCurrency Board adalah peraturan moneter yang didasarkan pada komitmen eksplisit untuk pertukaran mata uang domestik kepada mata uang asing tertentu pada nilai tukar yang tetap.

9. SISTEM MONETER EROPAPada tahun 1979, Negara Uni Eropa membuat Sistem Moneter Eropa (Exchange Monetary System/EMS) dimana EMS ini dibentuk dengan tujuan untuk:1. Menstabilkan nilai tukar mata uang, 2. Mempromosikan perdagangan antar negara, dan 3. Menjaga inflasi yang rendah melalui peraturan (disiplin) moneter.EMS ini cukup sukses pada awal tahun, dimana penyusunan kembali mata uang sudah jarang terjadi dan inflasi dapat dikontrol dengan baik. Tiga Negara yakni Britain, Denmark, dan Sweden yang memenuhi syarat untuk menggunakan euro tetapi negara ini memilih untuk keluar. Dalam hal ini, hanya Denmark yang dapat yang dapat berpartisipasi pada Exchange Rates Mechanism II (ERM II). Dimana ERM II ini diperkenalkan pada 1 Januari 1999 yang memiliki tujuan untuk mendukung negara dengan menjamin masa depan keanggotaan Uni Moneter Eropa dengan menghubungkan mata uang ke mata uang euro.

10. KRISIS FINANSIAL SAAT INIWalaupun sudah dilakukan upaya terbaik suatu negara untuk menghadang krisis keuangan dalam sistem moneter internasional, setiap negara di dunia pernah mengalami krisis yang memilukan beberapa tahun terakhir. Berikut ini beberapa krisis yang pernah terjadi yaitu:1. Krisis Utang Negara-Negara Berkembang 2. Krisis Mata Uang Asia Tenggara3. Krisis Berat Mexico4. Krisis Rubel Rusia5. Krisis Berat Argentina

Dalam Krisis mata uang Asia Tenggara, paket kredit yang diberikan oleh IMF untuk Indonesia melibatkan tiga tujuan jangka panjang untuk membantu menempatkan perekonomian Indonesia pada pijakan yang lebih kuat yaitu :1. Untuk mengembalikan kepercayaan pasar keuangan internasional2. Untuk merestrukturisasi sektor keuangan domestik3. Mendukung reformasi deregulasi dan perdagangan dalam negeri

11. SISTEM MONETER INTERNASIONAL DI MASA DEPANMeskipun krisis yang berulang terjadi dalam sistem moneter internasional dengan meningkatnya panggilan terhadap sistem yang baru yang dirancang untuk menemukan suatu tantangan terhadap ekonomi global. Pemimpin dalam banyaknya pembangunan dan negara dengan industri baru meratapi modal global yang telah dilakukan untuk perekonomian negara tersebut. Namun cara teratur harus masih ditemukan untuk mengintegrasikan pasar keuangan internasional sehingga risiko manajer akan menjadi lebih baik.