Bimbingan Spiritual Untuk Pasien Dan Meninggal

13
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Spiritualitas (spirituality) merupakan sesuatu yang dipercayai oleh seseorang dalam hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi yaitu tuhan, yang menimbulkan suatu kebutuhan serta kecintaan terhadap adanya tuhan, dan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah diperbuat (Alimul, 2006). Dalam hal ini spiritulitas juga berkaitan erat dengan keadaan sehat sakit yang dialami oleh manusia, karena spiritualitas yang mengikat ataupun konsep agama merupakan petunjuk perilaku karena di dalam agama terdapa ajaran baik dan larangan yang dapat berdampak pada kehidupan dan kesehatan seseorang. Maka dari itu seorang perawat haruslah mengerti betul dengan konsep spiritualitas karena ruang lingkup kerjanya berkaitan langsung dengan seorang pasien yang sakit dan memerlukan bimbingan spritual sesuai dengan agama yang dianutnya. 2. Rumusan Masalah 1. Apa definisi keperawatan dan spiritualistas ? 2. Bagaimana hubungan spiritual, sehat dan sakit ? 3. Bagaimana hubungan keyakinan dengan pelayanan kesehatan ? 4. Bagaimana perkembangan spiritual ? 5. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan spiritual ? 6. Siapa saja yang membutuhkan bantuan spiritual ? 7. Apa masalah kebutuhan spiritual ? 3. Tujuan Tujuan umum 1

description

KDM

Transcript of Bimbingan Spiritual Untuk Pasien Dan Meninggal

Page 1: Bimbingan Spiritual Untuk Pasien Dan Meninggal

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Spiritualitas (spirituality) merupakan sesuatu yang dipercayai oleh seseorang dalam hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi yaitu tuhan, yang menimbulkan suatu kebutuhan serta kecintaan terhadap adanya tuhan, dan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah diperbuat (Alimul, 2006). Dalam hal ini spiritulitas juga berkaitan erat dengan keadaan sehat sakit yang dialami oleh manusia, karena spiritualitas yang mengikat ataupun konsep agama merupakan petunjuk perilaku karena di dalam agama terdapa ajaran baik dan larangan yang dapat berdampak pada kehidupan dan kesehatan seseorang.

Maka dari itu seorang perawat haruslah mengerti betul dengan konsep spiritualitas karena ruang lingkup kerjanya berkaitan langsung dengan seorang pasien yang sakit dan memerlukan bimbingan spritual sesuai dengan agama yang dianutnya.

2. Rumusan Masalah1. Apa definisi keperawatan dan spiritualistas ?2. Bagaimana hubungan spiritual, sehat dan sakit ?3. Bagaimana hubungan keyakinan dengan pelayanan kesehatan ?4. Bagaimana perkembangan spiritual ?5. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan spiritual ?6. Siapa saja yang membutuhkan bantuan spiritual ?7. Apa masalah kebutuhan spiritual ?

3. Tujuan 

  Tujuan umum

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah KDM II, serta untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam memberikan bimbingan spiritual terhadap pasien dan keluarga.

Tujuan khusus

Agar mahasiswa lebih memahami perlunya pasien mendapatkan bimbingan spiritual yang merupakan salah satu aspek yang dapat meningkatkan motivasi pasien untuk sembuh, dan juga pentingnya bimbingan spiritual bagi keluarga pasien agar tetap tegar dalam menghadapi segala keadaan yang ada sehingga tidak membuat pasien merasa tidak berarti.

1

Page 2: Bimbingan Spiritual Untuk Pasien Dan Meninggal

BAB II

PEMBAHASAN

A.   Pengertian KeperawatanKeperawatan adalah salah satu bentuk pelayanan kesehatan, dituntut untuk lebih

meningkatkan profesionalisme sehingga dapat mengimbangi kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang semakin maju pesat, dengan mengembangkan potensi yang sudah dimiliki untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang semakain tinggi terhadap pelayanan keperawatan dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapatamemberikan pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawata pada klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio, psiko, sosial dan spiritual.

B.   Pengertian SpiritualitasSpirituality berasal dari bahasa latin “spiritus” yang berarti nafas atau udara.spirit

memberikan hidup,menjiwai seseorang. Spirit memberikan arti penting ke hal apa saja yang sekiranya menjadi pusat dari seluruh aspek kehidupan seseorang( Dombeck,1995). Spirituality adalah suatu yang dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup kepercayaan dan nilai kehidupan. Spiritualitas mampu menghadirkan cinta, kepercayaan, dan harapan, melihat arti dari kehidupan dan memelihara hubungan dengan sesama. (Perry Potter, 2003).

Spiritualitas (spirituality) merupakan sesuatu yang dipercayai oleh seseorang dalam hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi yaitu tuhan, yang menimbulkan suatu kebutuhan serta kecintaan terhadap adanya tuhan, dan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah diperbuat (Alimul, 2006).

Spiritual adalah konsep yang unik pada masing-masing individu (Farran et al, 1989). Masing-masing individu memiliki definisi yang berbeda mengenai spiritual, hal ini dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup dan ide-ide mereka sendiri tentang hidup. Menurut Emblen, 1992 spiritual sangat sulit untuk didefinisikan. Kata-kata yang digunakan untuk menjabarkan spiritual termasuk makna, transenden, harapan, cinta, kualitas, hubungan dan eksistensi. Spiritual menghubungkan antara intrapersonal (hubungan dengan diri sendiri), interpersonal (hubungan antara diri sendiri dan orang lain), dan transpersonal (hubungan antara diri sendiri dengan tuhan/kekuatan gaib) Spiritual adalah suatu kepercayaan dalam hubungan antar manusia dengan beberapa kekuatan diatasnya, kreatif, kemuliaan atau sumber energi serta spiritual juga merupakan pencarian arti dalam kehidupan dan pengembangan dari nilai-nilai dan sistem kepercayaan seseorang yang mana akan terjadi konflik bila pemahamannya dibatasi. (Hanafi, djuariah. 2005)

Spirituality atau kepercayaan spiritual adalah kepercayaan dengan sebuah kekuatan yang lebih tinggi dari kekuatan pencipta, sesuatu yang bersifat Tuhan, atau sumber energi yang tidak terbatas. Contoh, seseorang percaya pada Tuhan, Allah, Kekuatan tertinggi. Spirituality memiliki beberapa aspek antara lain : a. Hubungan yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam hidup b. Menemukan arti dan tujuan dalam hidup. c. Menyadari dan mampu untuk menarik sumber-sumber dan kekuatan dari dalam diri. d. Mempunyai perasaan hubungan

2

Page 3: Bimbingan Spiritual Untuk Pasien Dan Meninggal

kedekatan dengan diri sendiri dan Tuhan atau Allah. (Cozier Barbara, 2000). Kesehatan spiritual atau kesejahteraan adalah” rasa keharmonisan saling .kedekatan antara diri dengan orang lain, alam, dan dengan kehidupan yang tertinggi “(Hungelmann et al,1985).

Spiritual dimulai ketika anak-anak belajar tentang diri mereka dan hubungan mereka dengan orang lain. Banyak orang dewasa mengalami pertumbuhan spiritual ketika memasuki hubungan yang langgeng. Kemampuan untuk mengasihi orang lain dan diri sendiri secara bermakna adalah bukti dari kesehatan spiritual.Kesehatan jiwa ( spiritual ) menurut ilmu kedokteran saat ini adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yan optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan orang lain ( suliswati,Hj.tji anita,2004).

Ada 4 hal yang mendasari kebutuhan spiritual adalah :

1. Pencarian arti2. Perasaan untuk memaafkan / pengampunan 3. Kebutuhan akan cinta (Keinginan untuk mendapatkan kasih sayang : keluarga dan

teman) 4. Kebutuhan akan harapan (Fish and Shelly, 1978; Peterson and Nelson, 1987;

Schoenbeck, 1994). Kebutuhan seperti itu adalah harmonisasi dimensi kehidupan (Rnetzky’s, 1979).

C.   Hubungan Spiritual, Sehat, dan SakitAgama merupakan petunjuk perilaku karena di dalam agama terdapa ajaran baik dan

larangan yang dapat berdampak pada kehidupan dan kesehatan seseorang, contohnya minuman beralkohol sesuatu yang dilarang agama dan akan berdampak pada kesehatan bila dikonsumsi manusia. Agama sebagai sumber dukungan bagi seseorang yang mengalami kelemahan dalam keadaan sakit untuk membangkit semangat untuk sehat, atau juga dapat mempertahankan kesehatan untuk mencapai kesejahteraan. Sebagai contoh, orang sakit dapat memeperoleh kekuatan dengan menyerahkan diri atau memohon pertolongan dari tuhannya.1)   Peran Agama terhadap Kondisi Pasien

   i.        Peran agama terhadap kondisi psikologiOrang yang merasa dirinya dekat dengan Tuhan, diharapkan akan timbul rasa tenang

dan aman, yang merupakan salah satu ciri sehat mental yaitu:  Mengatur pola hidup individu dengan kebiasaan hidup  sehat  Memperbaiki persepsi ke arah positif  Memiliki cara penyelesaian masalah yang spesifik  Mengembangkan emosi positif  Mendorong kepada kondisi yang lebih sehat

  ii.        Peran Agama Terhadap Kondisi SosioUmumnya para penganut agama akan melakukan kegiatan ibadah atau kegiatan sosial

lainnya secara bersama-sama, dan kegiatan bersama seperti ini dilakukan secara berulang-ulang, sehingga dapat menimbulkan rasa kebersamaan dan meningkatkan solidaritas antar

3

Page 4: Bimbingan Spiritual Untuk Pasien Dan Meninggal

jamaah. Orang dengan skor religiusitas tinggi, pada umumnya dapat membina keharmonisan keluarga, dan pada umumnya dapat membina hubungan yang baik di antara keluarga.

iii.        Peran Agama terhadap Kondisi PsikologikPeran yang cukup mendasar tentang peran keagamaan terhadap perubahan fisik–

biologik, sebagaimana dituntut oleh para pakar yang berorientasi fisikalistik yang mendapatkan bukti bahwa dengan perkataan yang baik dan halus sebagaimana perkataan orang yang sedang berdoa dapat mengubah partikel air menjadi kristal heksagonal yang indah, dan selanjutnya bermanfaat dalam upaya kesehatan secara umum. Penelitian yang mencari kaitan antara sholat tahajud dengan kesehatan telah dilakukan oleh Sholeh (2000), dan mendapatkan bahwa mereka yang melaksanakan sholat tahajud secara rutin, setelah 4 minggu akan menunjukkan peningkatan kadar limfosit dan kadar imunoglobulin, dan terus meningkat sampai minggu ke delapan. Meningkatnya kadar limfosit dan imunoglobulin menggambarkan makin tingginya daya tahan tubuh secara imunologik.

Pengaruh puasa Ramadhan terhadap kesehatan telah diteliti pula oleh Zainullah (2005), dengan sampel para santri suatu pondok pesantren. Penelitian dilakukan 3 minggu sebelum Ramadhan sampai denganpuasa hari ke-26. Penilaian terhadap substansi imunologik. Dari ketiga hal diatas maka peran perawat dengan memberikan bimbingan secara koprehensip yaitu melalui keagamaan akan pengaruh terhadap kondisi bio, psiko, sosio dan spiritual.

2)   Adapun Manfaat bagi Rumah Sakit dari Kegiatan Bimbingan SpiritualTidak ada orang yang ingin menderita sakit dan semua orang yang sakit pasti

menginginkan kesembuhan. Salah satu cara meningkatkan kesembuhan adalah dengan memberikan bimbingan rohani dan spiritual. Hal ini sesuai dengan hasil pertemuan psikiater dan konselor sedunia di Wina Austria, Juni 2003 tentang urgensi bimbingan spiritual sebagai sarana peningkatan religiusitas pasien.

Bimbingan spiritual ternyata berdampak kepada peningkatan kesembuhan dan motivasi pasien. Dalam konteks ini, bimbingan spiritual merupakan pelengkap pengobatan dan pelayanan medis di rumah sakit. Seperti halnya: IMZ merupakan salah satu jejaring Baznas Dompet Dhuafa yang bergerak di bidang pendidikan, pelatihan, konsultasi, publikasi, dan riset seputar zakat. Terilhami dengan kesuksesan program bimbingan Dhuafa dengan nama Bimbingan Rohani Pasien (BRP), maka IMZ bersama BRP – LPM Baznas Dompet Dhuafa menggagas pelatihan SCOPE, Spiritual Care On Patient. Kesuksesan program Bimbingan Rohani Pasien dapat terlihat dengan sudah berjalannya program ini di beberapa rumah sakit di sekitar Jakarta dan terus berdatangannya permintaan dari rumah sakit lain di berbagai daerah. Adapun bagi rumah sakit kegiatan bimbingan spiritual jelas dapat memberikan nilai tambah dalam hal pelayanan bagi pasiennya. Manfaat yang akan diperoleh:1)   Perawat  mengetahui pentingnya memberikan bimbingan spiritual kepada orang yang sedang sakit.2)   Perawat memahami tata cara bimbingan spiritual untuk pasien sesuai dengan tuntunan Agama yang dianut.3)   Perawat mampu mereplikasi dan menjalankan kegiatan bimbingan spiritual bagi pasien di tempat kerjanya.

4

Page 5: Bimbingan Spiritual Untuk Pasien Dan Meninggal

4)   Rumah sakit mendapat citra yang baik di mata masyarakat nilai.

D.  Hubungan Keyakinan Dengan Pelayanan KesehatanKebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap

manusia. Apabila sesorang dalam keadaan sakit, maka hubungan dengan tuhannya pun semakin dekat, mengingat seseorang dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam segala hal, tidak ada yang mampu membangkitkannya dari kesembuhan, kecuali sang pencipta. Dalam pelayanan kesehatan, perawat sebagai petugas kesehatan harus memiliki peran utama dalam memenuhi kebutuhan spiritual. Perawat dituntut mampu memberikan pemenuhan yang lebih pada saat pasien kritis atau menjelang ajal.

Dengan demikian, terdapat keterkaitan antara keyakinan dengan pelayanan kesehatan, dimana kebutuhan dasar manusia yang diberikan melalui pelayanan kesehatan tidak hanya berupa aspek-biologis, tetapi juga aspek spiritual. Aspek spiritual dapat membantu membangkitkan semangat pasien dalam proses penyembuhan.

E.   Perkembangan SpiritualPerkembangan spiritual seseorang menurut Westerhoff’s dibagi ke dalam empat

tingkatan berdasarkan kategori umur, yaitu:a)    Usia anak-anak, merupakan tahap perkembangan kepercayaan berdasarkan penglaman.

Perilaku tahap yang didapat, antara lain: adanya pengalaman dari interaksi dengan orang lain dengan keyakinan atau kepercayaan yang dianut. Pada masa ini, anak belum mempunyai pemahaman salah atau benar. Kepercayaan atau keyakinan yang ada pada masa ini mungkin hanya mengikuti ritual atau meniru orang lain, seperti berdoa sebelum tidur dan makan, dan lain-lain. Pada masa prasekolah, kegiatan keagamaan yang dilakukan belum bermakna pada dirinya, perkembangan spiritual mulai mencontoh aktivitas keagamaan orang sekelilingnya, dalam hal ini keluarga. Pada masa ini anak-anak biasanya sudah mulai bertanya tentang pencipta, arti doa, serta mencari jawaban tentang kegiatan keagamaan.

b)   Usia Remaja akhir, merupakan tahap perkumpulan kepercayaan yang ditandai dengan adanya partisipasi aktif pada aktivitas keagamaan. Pengalaman dan rasa takjub membuat mereka semakin merasa memiliki dan berarti akan keyakinannya. Perkembangan spiritual pada masa ini sudah mulai pada keinginan akan pencapaian kebutuha spiritual seperti keinginan melalui meminta atau berdoa kepada penciptanya, yang berarti sudah mulai membutuhkan pertolongan melalui keyakinan atau kepecayaan. Bila pemenuhan kebutuhan spiritual tidak terpenuhi akan timbul kekecewaan.

c)    Usia awal dewasa, merupakan masa pencarian kepercayaan dini, diawali dengan proses pertanyaan akan keyakinan atau kepercayaan yang dikaitkan secara kognitif sebagai bentuk yang tepat untuk mempercayainya. Pada masa ini, pemikiran sudah bersifat rasional dan keyakinan atau kepercayaan terus dikaitkan dengan rasional. Segala pertanyaan tentang kepercayaan harus dapat dijawab secara rasional. Pada masa ini, timbul perasaan akan penghargaan terhadap kepercayaannya.

d)   Usia pertengahan dewasa, merupakan tingkatan kepercayaan dari diri sendiri, perkembangan ini diawali dengan semakin kuatnya kepercayaan diri yang dipertahankan walaupun menghadapi perbedaan keyakinan yang lain dan lebih mengerti akan kepercayaan dirinya.

5

Page 6: Bimbingan Spiritual Untuk Pasien Dan Meninggal

F.   Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Spirituala.    Perkembangan. Usia perkembangan dapat menentukan proses pemenuhan kebutuhan

spiritual, karena setiap tahap perkembangan memiliki cara meyakini kepercayaan terhadap Tuhan.

b.    Keluarga. Keluarga memiliki peran yang cukup strategis dalam memenuhi kebutuhan spiritual, karena keluarga memiliki ikatan emosional yang kuat dan selalu berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.

c.     Ras/suku. Ras/suku memiliki keyakinan/kepercayaan yang berbeda, sehingga proses pemenuhan kebutuhan spiritual pun berbeda sesuai dengan keyakinan yang dimiliki.

d.    Agama yang dianut. Keyakinan pada agama tertentu yang dimilikioleh seseorang dapat menentukan arti pentingnya kebutuhan spiritual.

e.     Kegiatan keagamaan. Adanya kegitan keagamaan dapat selalu mengingatkan keberadaan dirinya dengan tuhan, selalu mendekatkan diri kepada penciptanya.

G.  Beberapa Orang yang Membutuhkan Bantuan Spirituala.    Pasien kesepian. Pasien dalam keadaan sepi dan tidak ada yang menemani akan

membutuhkan bantuan spiritual karena mereka merasakan tidak ada kekuatan selain kekuatan Tuhan, tidak ada yang menyertainya selain Tuhan.

b.    Pasien ketakutan dan cemas. Adanya ketakutan atau kecemasan dapat menimbulkan perasaan kacau, yang dapat membuat pasien membutuhkan ketenangan pada dirinya, dan ketenangan yang paling besar adalah bersama Tuhan.

c.     Pasien menghadapi pembedahan. Menghadapi pembedahan adalah sesuatu yang sangat mengkhawatirkan karena akan timbul perasaan antara hidup dan mati, pada saat itulah keberadaan pencipta dalam hal ini adalah Tuhan sangat penting sehingga pasien selalu membutuhkan bantuan spiritual.

d.    Pasien yang harus mengubah gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat membuat seseorang lebih membutuhkan keberadaan Tuhan (kebutuhan spiritual). Pola gaya hidup dapat membuat kekacauan keyakinan bila kearah yang lebih buruk. Akan tetapi bila perubahan gaya hidup kearah yang lebih baik, maka pasien akan lebih membutuhkan dukungan spiritual.

H.  Masalah Kebutuhan SpiritualMasalah yang sering terjadi pada pemenuhan kebutuhan spiritual adalah distres

spiritual, merupakan suatu keadaan ketika individu atau kelompok mengalami beresiko mengalami gangguan dalam kepercayaan atau system nilai yang memberikannya kekuatan, harapan, dan arti kehidupan, yang ditandai dengan pasien meminta pertolongan spiritual, mengungkapkan adanya keraguan dalam sistem kepercayaan, adanya keraguan yang berlebih dalam mengartikan hidup, mengungkapkan perhatian yang lebih pada kematian dan sesudah hidup, adanya keputusasaan, menolak kegiatan ritual, dan terdapat tanda-tanda seperti menangis, menarik diri, cemas, dan marah, kemudian ditunjang dengan keadaan fisik seperti nafsu makan terganggu, kesulitan tidur, dan tekanan darah meningkat.

Distres spiritual terdiri atas:a.     Spiritual yang sakit, yaitu kesulitan menerima kehilangan dari orang yang dicintai atau

dari penderitaan yang berat.

6

Page 7: Bimbingan Spiritual Untuk Pasien Dan Meninggal

b.    Spiritual yang khawatir, yaitu terjadinya pertentangan kepercayaan dan sistem nilai seperti adanya aborsi.

c.     Spiritual yang hilang, yaitu adanya kesulitan menemukan ketenangan dalam kegiatan keagamaan.

I.     Asuhan Keperawatan Pada Masalah Kebutuhan Spirituala.    Pengkajian Keperawatan

Pengkajian terhadap masalah kebutuhan spiritual, antara lain adanya ungkapan terhadap masalah spiritual, misalnya arti kehidupan, kematian, dan penderitaan, keraguan akan kepercayaan yang dianut, penolakan untuk beribadah, perasaan yang kosong, dan pengakuan akan perlunya bantuan spiritual. Beberapa faktor yang menyebabkan masalah spiritual adalah kehilangan salah satu bagian tubuh, beberapa penyakit terminal, tindakan pembedahan, prosedur invasive, dan lain-lain.

b.    Diagnosis KeperawatanDistres spiritual berhubungan dengan ketidakmampuan untuk melaksanakan ritual

spiritual, konflik antara keyakinan spiritual dan ketentuan aturan kesehatan dan krisis penyakit, penderitaan, atau kematian.

c.     Perencanaan dan Tindakan Keperawatan Rencana yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah spiritual, antara lain:

1)   Memberikan ketenangan atau privasi sesuai dengan kebutuhan melalui berdoa dan beribadah secara rutin

2)   Membantu individu yang mengalami keterbatasan fisik untuk melakukan ibadah3)   Menghadirkan pemimpin spiritual untuk menjelaskan berbagai konflik keyakinan dan

alternatif pemecahannya4)   Mengurangi atau menghilangkan beberapa tindakan medis yang bertentangan dnegan

keyakinan pasien dan mencari alternatif pemecahannya5)   Mendorong untuk mengambil keputusan dalam melakukan ritual6)   Membantu pasien untuk memenuhi kewajibannya

d.    Evaluasi Keperawatan Evaluasi terhadap masalah spiritual secara umum dapat dinilai dari perubahan

untuk melakukan kegiatan spiritual, adanya kemampuan melaksanakan ibadah, adanya ungkapan atau perasaan yang tenang, dan menerima adanya kondisi atau keberadaannya, wajah yang menunjukan rasa damai, kerukunan dengan orang lain, memliki pedoman hidup, dan rasa bersyukur.

7

Page 8: Bimbingan Spiritual Untuk Pasien Dan Meninggal

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanSpiritualitas (spirituality) merupakan sesuatu yang dipercayai oleh seseorang dalam

hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi yaitu tuhan, yang menimbulkan suatu kebutuhan serta kecintaan terhadap adanya tuhan, dan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah diperbuat.

Agama merupakan petunjuk perilaku karena di dalam agama terdapa ajaran baik dan larangan yang dapat berdampak pada kehidupan dan kesehatan seseorang. Bimbingan spiritual juga berdampak kepada peningkatan kesembuhan dan motivasi pasien untuk sembuh.

Masalah yang sering terjadi pada pemenuhan kebutuhan spiritual adalah distres spiritual, merupakan suatu keadaan ketika individu atau kelompok mengalami beresiko mengalami gangguan dalam kepercayaan atau system nilai yang memberikannya kekuatan, harapan, dan arti kehidupan, yang ditandai dengan pasien meminta pertolongan spiritual, mengungkapkan adanya keraguan dalam sistem kepercayaan, adanya keraguan yang berlebih dalam mengartikan hidup, mengungkapkan perhatian yang lebih pada kematian dan sesudah hidup, adanya keputusasaan, menolak kegiatan ritual, dan terdapat tanda-tanda seperti menangis, menarik diri, cemas, dan marah, kemudian ditunjang dengan keadaan fisik seperti nafsu makan terganggu, kesulitan tidur, dan tekanan darah meningkat.

Perawatan jenazah adalah suatu tindakan medis melakukan pemberian bahan kimia tertentu pada jenazah untuk menghambat pembusukan serta menjaga penampilan luar jenazah supaya tetap mirip dengan kondisi sewaktu hidup.

Tujuan dari perawatan jenazah adalah Untuk mencegah terjadinya pembusukan pada jenazah. Dengan menyuntikan zat-zat tertentu untuk membunuh kuman seperti pemberian intjeksi formalin murni, agar tidak meninggalkan luka dan membuat tubuh menjadi kaku.

3.2 SaranSemoga dengan selesainya makalah ini diharapkan agar para pembaca dapat lebih

mengetahui dan memahami prinsip dan teknik untuk memberikan bimbingan spritual pada pasien dan keluarga. 

8

Page 9: Bimbingan Spiritual Untuk Pasien Dan Meninggal

DAFTAR PUSTAKA

Stevens, P. J. M. dkk. 1999. Ilmu Keperawatan. Jakarta: EGC

Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC

Perry, Potter A. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

9