BID MBK G 002 A4 Metode Pekerjaan Sipil

33
NO DOKUMEN: BID-MBK-G-002-A4 EPC UPGRADING MUARA BEKASI STATION METODE PEKERJAAN SIPIL PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) Tbk PRATIWI PUTRI SULUNG

description

pekerjaan sipil

Transcript of BID MBK G 002 A4 Metode Pekerjaan Sipil

NO DOKUMEN:

BID-MBK-G-002-A4

EPC UPGRADING MUARA BEKASI STATION

METODE PEKERJAAN SIPIL

A22-03-12ALLISSUED FOR BID

REVDATEPAGEDESCRIPTIONDibuatDiperiksaDisetujui

PPS

DAFTAR ISI

1. UMUM

2. PEKERJAAN PERSIAPAN TANAH

3. METODE PENGGALIAN DAN PENGURUGAN

4. PEKERJAAN BAJA

5. PEKERJAAN ARSITEKTURAL BANGUNAN

6. PEKERJAAN PENGECATAN SIPIL

1. UMUM1.1 Maksud dan Tujuan

Prosedur ini sebagaimana tertulis di bawah mencakup persyaratan minimum untuk menerapkan semua kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan sipil bangunan pada project Upgrading Muara Bekasi

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk menggambarkan dan menentukan metode yang akan digunakan dalam pekerjaan konstruksi sipil.1.2 DefinisiPemberi Kerja: PT. Perusahaan Gas NegaraPelaksana Kerja: PPS

2. PEKERJAN PERSIAPAN TANAH

2.1 Kondisi Umum Lingkungan SitePPS akan menjamin bahwa pekerjaan pengurugan dan pemadatan selama kegiatan, dalam kondisi kering dan harus memiliki kemiringan untuk mendukung drainase dari limpahan air hujan, dan juga menjamin area memiliki drainase yang baik ketika pekerjaan itu selesai.

Material timbunan tidak dapat diaplikasikan , atau dipadatkan dalam kondisi hujan dan pemadatan setelah hujan tidak diperbolehkan bila kadar air dari material melebihi dari aturan yang diberikan:

- Di Musim Panas : Tidak ada masalah

- Di Musim Hujan : Pekerjaan tidak dapat dilanjutkan karena tanah berlumpur dan basah.

2.2 Lingkup Kerja

Prosedur Ini Untuk Menjelaskan Persyaratan Sebagai Berikut: Hasil dari penggalian, pembersihan lahan, penimbunan, dan pemadatan, harus sesuai dengan rencana akhir yang dibutuhkan untuk rencana konstruksi atau sesuai dengan isi kontrak.

Penggalian dibutuhkan untuk konstruksi tapak, pondasi, dan struktur lainnya

Pembuangan kelebihan material penggalian dan material yang tidak memenuhi standart.

Pemberian, penempatan dan pemadatan dari bahan timbunan ketika diperlukan.

Perencanaan penyediaan timbunan, ketika jumlah bahan timbunan yang dibutuhkan tidak tersedia dari sumber-sumber di lokasi.

Pengendalian limpasan permukaan air dan air tanah yang diperlukan agar pelaksanaan kerja aman dan efisien.

2.3 Jenis, Asal Dan Mutu Bahan

Material harus dipilih dari tanah yang memenuhi syarat yang diperlukan sesuai dengan standar dan prosedur spesifikasi PGN.

2.4 Material Untuk Lapisan Pemadatan

Bahan yang telah disetujui di gunakan untuk jalan, , tanggul, timbunan, dll.

Materi harus diperoleh dari sumber yang sesuai spesifikasi PPS, termasuk berasal dari lapangan atau dari luar lapangan atau dari tempat timbunan penggalian. Material yang akan digunakan disaring, dicampur atau diproses sesuai persyaratan klasifikasi gradasi bahan yang diinginkan

Material yang digunakan harus mengacu pada klasifikasi yang diberikan dalam Tabel 1. Analisa ukuran partikel harus sesuai dengan ASTM D422.

Table 1 Spesifikasi Material

ClassificationSieve SizePercent Passing

Rip - rap 4 inch (102mm) minimum

18 inch (457mm) maximum-

Select fill1 in. (25.4 mm)

0.5 in. (13 mm)

No. 4 (4.8 mm)

No. 200 (0.074 or 0.15 mm)100

90 -100

45 - 80

8 -15

2.5 Kegiatan Di Lapangan Dan Tes Laboratorium

Tes kepadatan dilakukan per layer setiap 30 cm sampai kepadatan 95%. Pengetesan pemadatan dengan menggunakan sandcon tes, ketika tes pemadatan dan pengurukan sudah mencapai level yang diinginkan. Setiap pengurugan dan pemadatan akan diuji. Besar lahan urugan akan diuji dalam 100 meter dengan 100 meter sistem grid, dan pemadatan timbunan akan diuji dalam 50 meter bagian.

PPS akan mencatat hasil tes dan menyerahkan hasilnya kepada PGN untuk mendapat persetujuan.

Area pemadatan yang tidak memenuhi persyaratan akan dlakukan pemadatan ulang dan pengetesan ulang. Untuk pengetesan pemadatan baru dilakukan pemadatan.

2.6 Hambatan Yang Ditemui Selama Bekerja

Pembersihan lahan meliputi pembersihan dan pembuangan pepohonan, semak-semak, sampah, dan tumbuhan lainnya yang menonjol melalui permukaan tanah daerah yang akan dibersihkan,harus dibersihkan dengan kedalaman galian + 15 cm dari muka tanah asli. Untuk bidang penggalian, maka akan dibersihkan sesuai dengan situasi lapangan, kira-kira kedalaman 15 cm di bawah permukaan. Pembersihan harus mencakup semua area site. 2.7 Persiapan Area Untuk Pekerjaan Tanah

Area akan dinilai setelah clearing selesai. Bahan hasil penggalian akan dimanfaatkan untuk timbuhan sebanyak yang dibutuhkan apabila memenuhi persaratan, sedangkan bahan yang tidak memenuhi syarat akan dibuang di lokasi yang disetujui oleh PGN2.8 Pelaksanaan Untuk Pekerjaan Peggalian

Penggalian dibutuhkan untuk konstruksi pondasi dan struktur yang lain dan penempatan tanah timbunan yang dipadatkan pada daerah sekitar area.

2.9 Pembersihan, Pengerukan Dan Pemiringan

a. Pembersihan

Pembersihan area dari pohon-pohon yang dianggap mengganggu dan yang lainnya untuk persiapan lahan. Proses clearing disesuaikan dengan kondisi lapangan. Untuk kondisi daerah yang sulit proses clearing dilakukan dengan manual (tenaga manusia)

b. PengerukanPengerukan pada area untuk persiapan lahan.

2.10 Perataan Dan Pemadatan

a. Perataan

Material harus disiapkan sebelum diratakan per layer pada area.Apabila perataan lebih dari satu layer maka ketebalan rata-rata harus mendekati yang dipersyaratkan. Tanah timbunan harus bebas sampah dan harus memenuhi spesifikasi material.

b. Pemadatan

Periksa gambar topografi kemudian timbun tempat-tempat yang dibutuhkan untuk mencapai elevasi yang diinginkan ketebalan perlayer maksimum setiap 30 cm dan diikuti dengan pemadatan dengan roller vibrator mencapai kepadatan 95%. Semprot dengan air bila diperlukan.

Lanjutkan langkah ini sampai mencapai ketinggian dan kerapatan tes yang diperlukan. Daerah pemadatan yang tidak memenuhi persyaratan atau tidak sesuai dengan kepadatan yang diharapkan akan dipadatkan dan dilakukan pengujian ulang.

2.11 Pemindahan Tanah

Pemindahan tanah menggunakan dump truck, pengisian tanah kedalam dump truck meggunakan excavator (disesuaikan dengan kondisi lapangan)

2.12 Perbaikan Tanah

Tanah yang tidak memenuhi syarat pemadatan harus dipadatkan kembali dan dilakukan konfigurasi ulang. Pemadatan dilakukan dalam cuaca yang kering seperti yang disyaratkan oleh PGN.

Tanah yang basah dalam pemadatannya harus dengan persetujuan PGN dan memenuhi maksimal kadar air untuk di padatkan. Tanah yang memenuhi syarat pemadatan dan menjadi jenuh air karena air hujan, tidak perlu dilakukan perbaikan ulang asal masih memenuhi criteria sesuai dengan spesifikasi.

2.13 Finishing Pekerjaan Tanah

PPS akan memindahkan atau membuang material yang tidak dii gunakan dan membuat area lokasi rapi.

2.14 Peralatan Yang Digunakan

Peralatan yang digunakan mengacu pada macam atau jenis- pekerjaan sebagai berikut :

- Pembersihan dan Pemiringan: excavator dll

- Perataan

: excavator dll

- Pemadatan : Vibrator Compact 10~ 25 ton capacity

- Pengisian dan Pengangkutan: Dump Truck, 6~20 m dump capacity

Keseluruhan jenis peralatan yang digunakan dengan mempertimbangkan dengan kondisi area dan tingkat kesulitannya.3. METODE PENGGALIAN DAN PENGURUGAN

Material diratakan di area site dari ujung ke ujung, kemiringan antara 2%-5%. Metode ini dimaksud kan agar mendapatkan drainase air yang baik

Jalan akses sementara untuk truk dibuat agar truk bisa pergi ke lokasi. Pemadatan mulai dari luar dan bergerak ke dalam sedemikian rupa sehingga setiap area yang sama akan menerima pemadatan yang sama juga.

Jika bahan timbunan tersebar antara pipa dan selokan drainase atau struktur, maka kegiatan dikonfigurasi sedemikian rupa, hingga mencapai elevasi yang sama. Jika bahan timbunan dekat dengan sisi tembok, pilar, dinding sehingga tempat-tempat yang berdekatan dengan struktur tidak diizinkan untuk dipadatkan menggunakan alat berat karena akan mengakibatkan struktur dan bangunan lain disampingnya mengalami over pressure

Apabila timbunan tidak terjangkau dengan alat pemadatan maka perataan dengan cara manual dengan ketebalan kurang lebih 30 cm,dan dengan dipadatkan dengan manual stamper 10 kg . Pemadatan di sekitar daerah pipa harus mendapat kan perhatian lebih, harus dipastikan pipa dalam kondisi bagus setelah dilakukan pemadatan

3.1 Pekerjaan Galian

Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan, untuk formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau struktur lainnya, untuk pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanah humus, untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal pada perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan profil dan penampang badan jalan.

Pekerjaan galian dapat berupa :

Galian Biasa

Galian Batu

Galian Struktur

Galian Perkerasan Beraspal

Galian Biasa mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai galian batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal.

Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Setiap galian yang didefinisikan sebagai Galian Biasa atau Galian Batu tidak dapat dimasukkan dalam Galian Struktur.

Galian Struktur terbatas untuk galian lantai pondasi, aspal, tembok penahan tanah beton, dan struktur pemikul beban lainnya.

Pekerjaan galian struktur meliputi: penimbunan kembali dengan bahan yang disetujui, pembuangan bahan galian yang tidak terpakai, semua keperluan drainase, pemompaan, penimbaan, penurapan, penyokong, pembuatan tempat kerja atau cofferdam beserta pembongkarannya.

Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan lama dan pembuangan bahan perkerasan beraspal dengan maupun tanpa Cold Milling Machine (mesin pengupas perkerasan beraspal tanpa pemanasan).

Prosedur Penggalian

Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan.

Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.

Bila mana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat.

Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada garis formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan tersebut harus digali .

Proses penggalian disesuaikan dengan kondisi lahan yang ada. Untuk volume galian yang besar menggunakan alat berat, tetapi untuk volume galian yang kecil atau relative sulit dapat dilakukan dengan tenaga manual

Galian Untuk Struktur Dan Pipa

Galian untuk pipa, gorong-gorong atau drainase beton dan galian untuk pondasi jembatan atau struktur lain, harus cukup ukurannya sehingga memungkinkan pemasangan bahan dengan benar, pemadatan harus dilakukan setelah penimbunan kembali di bawah dan di sekeliling pekerjaan.

Cofferdam, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) atau tindakan lain untuk mengeluarkan air harus dipasang untuk pembuatan dan pemeriksaan kerangka acuan dan untuk memungkinkan pemompaan dari luar acuan. Cofferdam atau penyokong atau pengaku yang tergeser atau bergerak ke samping selama pekerjaan galian harus diperbaiki, dikembalikan posisinya dan diperkuat untuk menjamin kebebasan ruang gerak yang diperlukan selama pelaksanaan.

Cofferdam, penyokong dan pengaku (bracing) yang dibuat untuk pondasi jembatan atau struktur lainnya harus diletakkan sedemikian hingga tidak menyebabkan terjadinya penggerusan dasar, tebing atau bantaran sungai.

Bila galian parit untuk gorong-gorong atau lainnya dilakukan pada timbunan baru, maka timbunan harus dikerjakan sampai ketinggian yang diperlukan, selanjutnya galian parit tersebut dilaksanakan dengan sisi-sisi yang setegak mungkin sebagaimana kondisi tanahnya mengijinkan.

Galian sampai elevasi akhir pondasi untuk telapak pondasi struktur tidak boleh dilaksanakan sampai sesaat sebelum pondasi akan dicor.

Galian Pada Borrow Pits

Sumber bahan (borrow pits), apakah di dalam Daerah Milik Jalan atau di tempat lain, harus digali sesuai dengan ketentuan.

Persetujuan untuk membuka sumber galian baru atau mengoperasikan sumber galian lama harus mendapat ijin terlebih dahulu sebelum setiap operasi penggalian dimulai.

Penggalian sumber bahan harus dilarang atau dibatasi bilamana penggalian ini dapat mengganggu drainase alam atau yang direncanakan.

Pada daerah yang lebih tinggi dari permukaan jalan, sumber bahan harus diratakan sedemikian rupa sehingga mengalirkan seluruh air permukaan ke sistem drainase berikutnya tanpa genangan.

Pengamanan Pekerjaan Galian

PPS harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada di sekitar lokasi galian

Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang stabil dan mampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus dipertahankan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil. Bilamana diperlukan, PPS harus menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut. dan telah dipadatkan.

Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian, dimana kepala mereka, yang meskipun hanya kadang-kadang saja, berada di bawah permukaan tanah, maka PPS harus menempatkan seorang pengawas

Pengembalian Bentuk Dan Pembuangan Pekerjaan Sementara

Semua struktur sementara seperti cofferdam atau penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) harus dibongkar setelah struktur permanen atau pekerjaan lainnya selesai. Pembongkaran harus dilakukan sedemikian sehingga tidak mengganggu atau merusak struktur atau formasi yang telah selesai.

Setiap bahan galian yang sementara waktu diijinkan untuk ditempatkan dalam saluran air harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan berakhir sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu saluran air.

Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh PPS harus ditinggalkan dalam suatu kondisi yang rata dan rapi dengan tepi dan lereng yang stabil dan saluran drainase yang memadai.

3.2 TimbunanTimbunan pilihan akan digunakan sebagai lapis penopang (capping layer) untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar, juga digunakan di daerah saluran air dan lokasi serupa dimana bahan yang plastis sulit dipadatkan dengan baik. Timbunan dapat juga digunakan untuk stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya

Perbaikan Terhadap Timbunan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan Atau Tidak Stabil

Timbunan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui atau toleransi permukaan yang disyaratkan harus diperbaiki dengan pembentukan kembali dan pemadatan kembali.

Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kadar airnya yang disyaratkan, harus diperbaiki dengan penyemprotan air secukupnya dan dicampur seluruhnya dengan menggunakan motor grader atau peralatan lain yang disetujui.

Timbunan yang telah dipadatkan dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan, menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena hal lain, biasanya tidak memerlukan pekerjaan perbaikan .

Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian

Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan atau lainnya harus secepatnya ditutup kembali oleh PPS dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan dan toleransi permukaan yang disyaratkan

Penghamparan Dan Pemadatan Timbunan Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang.

lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya

Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan

Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilaksanakan dengan sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa atau struktur.

3.3 Keselamatan Kerja Pekerjaan Tanah

Dalam Pelaksanaan pekerjaan Survey Harus mengucu pada Peraturan keselamatan kerja pada proyek kontruksi OSHA (Construction Industry Standards, Title 29, Code of Federal Regulations, Part 1926, Safety and Health Regulations for Construction)

Identifikasi Bahaya Adapun identifikasi bahaya yang mungkin terjadi ketika melaksanakan pekerjaan survey:

Asap Pipa gas kemungkinan personil menghirup Zat Berbahaya

Ketika peroses membuka lahan kemungkinan ada binatang berbisa atau ular

Pada daerah elevasi yang tinggi kemungkinan bahaya jatuh

Batang /ranting yang mungkin jatuh ketika peroses

Antisipasi Bahaya

Adapun antisipasi penanganan dini untuk kemungkinan bahaya-bahaya yang terjadi:

Pada daerah yang terdapat instalasi Pipa diharapkan personil menggunakan masker.

Ketika membuka lahan para personil dan pekerja harus memakai sepatu safety.

Pada daerah elevasi yang tinggi diatas 2 meter diharapkan personil survey dan pekerja harus menggunakan body harness

Diharapkan seluruh personil kerja untuk mengantisipasi benda jatuh menggunakan helm

Memberikan Rambu peringatan untuk Daerah-daerah bahaya

4. PEKERJAAN BAJA

4.1 Persyaratan Umum Perencanaan

Tujuan perencanaan struktur adalah untuk menghasilkan suatu struktur yang stabil, cukup kuat, mampu melayani, awet, dan memenuhi tujuan-tujuan lainnya seperti ekonomi dan kemudahan pelaksanaan.

Suatu struktur disebut stabil bila ia tidak mudah terguling, miring,bengkok, atau tergeser, selama umur bangunan yang direncanakan.

Suatu struktur disebut cukup kuat dan mampu melayani bila kemungkinan terjadinya kegagalan-struktur dan kehilangan kemampuan pelayanan selama masa hidup yang direncanakan adalah kecil dan dalam batas yang dapat diterima.

Suatu struktur disebut awet bila struktur tersebut dapat menerima keausan dan kerusakan yang diharapkan terjadi selama umur bangunan yang direncanakan tanpa pemeliharaan yang berlebihan

4.2 Tegangan Leleh

Tegangan leleh untuk perencanaan () tidak boleh diambil melebihi nilai yang diberikan Tabel.

Tabel. Nilai tegangan putus dan tegangan leleh

untuk baja struktural (MPa)Jenis BajaTegangan putus minimum, fu (MPa)Tegangan leleh minimum, (MPa)Peregangan minimum

(%)

BJ 3434021022

BJ 3737024020

BJ 4141025018

BJ 5050029016

BJ 5555041013

Tegangan PutusTegangan Leleh

fu

A36

(Baja karbon)400-550220

400-550250

A529

(Baja karbon)415-585290

480-700345

A572

(Mutu tinggi)415290

450345

520415

550450

A242

(Tahan karat)435290

460320

480345

A588

(Tahan karat)435290

460320

480345

Untuk semua pekerjaan konstruksi Baja pada proyek ini menggunakan jenis baja standar BJ 37 & A 36.

Sifat-sifat mekanis lainnya

Sifat-sifat mekanis lainnya baja struktural untuk maksud perencanaan ditetapkan sebagai berikut:

Modulus elastisitas :E = 200.000 MPa

Modulus geser

: G = 80.000 MPa

Nisbah poisson

: ( = 0,3

Koefisien pemuaian : ( = 12 x 10-6 /oC

4.3 Syarat Penerimaan Baja

Laporan uji material baja di pabrik yang disahkan oleh lembaga yang berwenang dapat dianggap sebagai bukti yang cukup untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam standar ini atau dengan melengkapi sertifikat lembaga dan material sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia.

Setiap bagian bentang harus merupakan profil baja utuh dan tidak diperbolehkan adanya sambungan dengan pengelasan.

4.4 Baja Yang Tidak Teridentifikasi

Baja yang tidak teridentifikasi boleh digunakan selama memenuhi ketentuan berikut ini:

Bebas dari cacat permukaan;

Sifat fisik material dan kemudahannya untuk dilas tidak mengurangi kekuatan dan kemampuan pelayanan strukturnya

Ditest sesuai ketentuan yang berlaku. Tegangan leleh () untuk perencanaan tidak boleh diambil lebih dari 170 MPa sedangkan tegangan putusnya () tidak boleh diambil lebih dari 300 MPa

4.5 Alat Sambung Mutu Tinggi

Alat sambung mutu tinggi boleh digunakan bila memenuhi ketentuan berikut:

Komposisi kimiawi dan sifat mekanisnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Diameter batang, luas tumpu kepala baut, dan mur atau penggantinya, harus lebih besar dari nilai nominal yang ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku. Ukuran lainnya boleh berbeda;

Cara penarikan baut dan prosedur pemeriksaan untuk alat sambung boleh berbeda,selama persyaratan gaya tarik minimum alat sambung dipenuhi dan prosedur penarikannya dapat diperiksa,dalam prosedur ini mengikuti spesifikasi dari ASTM A 325.

4.6 Pengelasan

Material pengelasan dan logam las harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu mengikuti spesifikasi dari AWS D.1.1.

4.7 Prosedur Fabrikasi/Perakitan

1) Umum

Untuk material baja semua komponen harus diluruskan atau dibentuk menjadi konfigurasi yang direncanakan dengan cara-cara yang tidak akan mengurangi mutu material menjadi lebih kecil daripada nilai-nilai yang digunakan pada perencanaan. Baja dapat ditekuk atau dipres menjadi bentuk yang diinginkan baik dengan proses panas maupun proses dingin.

Pemanasan setempat atau cara mekanis dapat digunakan untuk menghasilkan atau memperbaiki lawan lendut, lendutan ke samping, dan ketidaklurusan. Suhu pada bagian yang dipanaskan tidak boleh melebihi 650(C

2) Kelurusan

Sebelum material baja dimasukan kedalam fabrikasi harus di cek sesuai dengan standart.dan diperiksa oleh PGN. Apabila ada kerusakan metode perbaikan harus dikirim ke PGN untuk persetujuan, dengan syarat bahwa metode tersebut benar dan tidak mengakibatkan perubahan di properties baja toleransi kelurusan mengikuti spesifikasi ASTM A36 yaitu 2 mm

3) Penandaan

Penandaan pekerjaan baja termasuk lokasi lubang baut yang mungkin ditunjukan secara manual di soft drawing,Penggunaan Pemukul atau pahat untuk menandai pada material dan bagian-bagian dari pekerjaan, yang rentan terhadap cacat oleh tindakan tersebut, tidak diperbolehkan. Untuk penandaan diijinkan menggunakan alat-alat tulis yang tidak mudah terhapus.

4) Pemotongan

Pada prinsipnya alat pemotong baja menggunakan mesin potong yang ada di workshop dan digunakan untuk pemotongan plat baja.

Pemotongan secara manual dengan menggunakan Grinda potong harus dibatasi dan harus dipandu.

Pemotongan dapat dilakukan dengan cara yang dipandang paling sesuai seperti gergaji, menggunting, cropping, pemesinan, api las atau plasma, yang dipandang paling sesuai.

Pengguntingan bahan dengan ketebalan melebihi 16 mm tidak boleh dilakukan bila material tersebut akan digalvanisasi dan akan menerima gaya tarik atau momen lentur, kecuali bila material itu dihilangkan tegangan sisa sesudahnya.

Setiap potongan baik yang dilas maupun tidak dilas harus memiliki kekasaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sebagaimana yang diberikan pada Tabel.

Kekasaran permukaan yang tidak memenuhi syarat harus diperbaiki dengan gerinda. Tanda-tanda bekas gerinda harus sejajar terhadap arah potongan.

Tekuk dan puntir yang berjarak lebih dari 20t (dengan t adalah tebal elemen) dan tidak melebihi 1% dari luas permukaan total pada suatu permukaan yang memenuhi syarat, dapat diterima apabila cacat-cacat yang melebihi t/5 tapi yang tidak lebih dalam dari 2 mm dihilangkan dengan menggunakan pemesinan atau gerinda.

Cacat melebihi batas-batas di atas harus diperbaiki dengan las sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Sudut-sudut yang membuka ke dalam harus dibentuk bebas dari tekuk dengan radius minimum 10 mm.

Tabel Kekasaran permukaan potongan maksimum

PenggunaanKekasaran Maksimum

(CLA) mikron meter

Penggunaan normal, yaitu dimana permukaan dan tepi tetap seperti saat dipotong atau dengan sedikit penghalusan25

Daerah pelelehan komponen struktur kategori 1, 2, atau 312

5) Mur Baut

Semua baut, mur, dan cincinnya harus memenuhi standar mutu yang disyaratkan.Semua material yang berada diantara jepitan baut harus terbuat dari baja dan material kompresibel tidak diperkenankan berada di antara jepitan tersebut.

Panjang baut harus sedemikian rupa sehingga paling sedikit tiga ulir baut penuh tampak di atas mur dan paling sedikit satu ulir ditambah dengan sisa ulir yang bersangkutan tampak penuh dibawah mur sesudah pengencangan.

Di bawah bagian yang berputar harus dipasang sebuah ring.

Apabila suatu permukaan bidang kontak dengan kepala baut ataupun mur mempunyai kemiringan melebihi 1:20 maka harus digunakan cincin baji untuk mengatasi permukaan bidang miring tadi. Komponen yang tidak berputar dipasang setelah ring baji tersebut.

Mur-mur yang digunakan pada suatu sambungan yang menerima getaran harus diperkuat untuk mencegah pengenduran.Permukan yang berhubungan termasuk plat penyambung harus bebas dari cat, kotoran, oli dan material lain yang.

Baut harus memakai ring ketika baut berukuran tipis. Sedangkan plat harus menggunakan ring ketika lubang baut lebih besar daripada baut (longgar)

4.8 Inspeksi Workshop & Tes yang akan dilakukan oleh PGN & PPS Inspeksi Workshop

Inspeksi dilakukan ketika proses Procurement selesai ( material sudah berada di workshop)

Inspeksi dilakukan ketika proses Fabrikasi di workshop

Inspeksi dilakukan pada saat pengecatan di workshop

Tes yang dilakukan

Tes moment

Tes Tightening Bolt

4.9 Las Sebagai Fabrikasi

Bahan : Mengacu pada AWS D.1.1

Ketebalan : 10 mm

Spesifikasi : Mengacu pada AWS D.1.1

4.10 Erection

Pengiriman baja di lapangan harus di verifikasi dengan membuat bagian di soft drawing. Kolom tidak boleh didirikan tanpa bracing. Bracing atau penyangga tidak boleh di bongkar sebelum kolom terikat kuat atau sudah terkunci oleh baut-baut yang sudah dikencangkan ditandai dengan cat merah,untuk akurasi erection struktur baja harus dikonfirmasikan dulu dengan existing benchmark.Pondasi yang digunakan untuk struktur baja harus di konfirmasikan dulu mengenai posisi dan elevasinya termasuk penempatan angkur.

Apabila ada kesalahan atau kerusakan dalam erection harus dengan segera dicatat dan dilaporkan kepada Owner. Semua kolom harus diikat dengan bracing apabila dilakukan erection

4.11 Setting Base Plate

Seting base plate agar dalam posisi yang benar dan penempatan baseplate yang ditengah-tengah sebelum dilakukan erection.

Sebelum semua batang baja dirangkai bersihkan keseluruhan permukaan bearing yang akan dirangkai secara permanen. Kencangkan baut angkur sebelum dilakukan grouting

Pelaksanaan Grouting

Grouting dilakukan setelah semua batang terangkai dan semua baut dikencangkan dan elevasi serta vertikaliti sudah disetting.

pastikan bahwa permukaan yang akan digrouting kasar dan bebas dari debu dan minyak.

Setelah frame baja terpasang pekerjaan grouting dilaksanakan dengan persyaratan tidak meninggalkan lubang lubang atau area yang tidak penuh terisi oleh bahan grouting.

Pekerjaan grouting tidak akan dilaksanakan pada kondisi hujan

Setelah selesai melakukan pekerjaan grouting mortar akan benar-benar siap atau mengeras dalam jangka waktu tiga hari atau lebih sesuai dengan kondisi cuaca.

Tidak diperbolehkan adanya pembebanan selama kondisi grouting blm mengeras.4.12 Fabrikasi Pre Erection.

Bersihkan semua permukaan baja struktural untuk dirakit.

Perakitan harus akurat sesuai dengan elevasi dan koordinat rencana.

Pastikan bahwa perakitan keseluruhan frame baja sudah sesuai dengan rencana sebelum dilakukan pengencangan untuk baut

Memperbaki frame-frame yang akan dirakit apabila ada kerusakan atau cacat.

Bersihkan permukaan yang akan dirakit dan pemotongan harus sesuai dengan persyaratan

Melakukan seting elevasi yang diperlukan untuk menyesuaikan dengan elevasi rencana

4.13 Metode Erection

Kolom didirikan dengan perkuatan bracing sementara (untuk kedua kolom)

Cek ketegakan kolom

Instal Rafter

Pemasangan baut

Pengencangan baut setelah dipastikan bahwa pemasangan sudah sesuai dengan gambar dan lurus

Pengencangan keseluruhan baut ( base plate dan rafter)

4.14 Peralatan Yang Digunakan

Tuckle / mobile crane dengan kapasitas 5 ton

Tambang

Kunci momen

4.15 Keselamatan Kerja Pekerjaan Baja

Dalam Pelaksanaan struktur baja harus mengacu pada Peraturan keselamatan kerja pada proyek kontruksi OSHA (Construction Industry Standards, Title 29, Code of Federal Regulations, Part 1926, Safety and Health Regulations for Construction)

Identifikasi Bahaya

Adapun identifikasi Bahaya yang mungkin terjadi ketika melaksanakan pekerjaan Struktur baja:

Asap Pipa gas kemungkinan personil menghirup Zat Berbahaya

Pada daerah elevasi yang tinggi kemungkinan bahaya jatuh

Batang /ranting yang mungkin jatuh ketika peroses

Antisipasi Bahaya

Adapun antisipasi penanganan dini untuk kemungkinan bahaya-bahaya yang terjadi:

Pada daerah yang terdapat instalasi Pipa diharapkan personil menggunakan masker.

Ketika bekerja para personil dan pekerja harus memakai sepatu safety.

Pada daerah elevasi yang tinggi diharapkan personil survey dan pekerja harus menggunakan ikat pinggang safety

Diharapkan seluruh personil kerja untuk mengantisipasi benda jatuh menggunakan helm

Memberikan Rambu peringatan untuk Daerah-daerah bahaya

5. PEKERJAAN ARSITEKTURAL BANGUNAN

5.1 Pekerjaan Pemasangan Keramik Dinding

Perencanaan

A. Gambar kerja:

1. Menentukan spasi baris antara keramik dinding.2. Menentukan nad keramik dinding dan lantai agar bertemu dan nad keramik seragam3. Menentukan posisi dinding bata4. Menentukan letak sanitair dan fixture : harus diperempatan atau badan tengah keramik.5. Menentukan titik awal pemasangan keramik

B. Perhitungan kebutuhan :

1. Material yang digunakan:

Keramik sesuai spesifikasi PGN Semen portland

Air

2. Peralatan yang digunakan:

Jidar

Bak air

Tempat dudukan / tatakan keramik

Benang atau senar

Palu karet

Waterpass

Busa/spon

Kain lap

3. Tenaga kerja :

Menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan Keramik Dinding

Setelah pasangan batu bata dan instalasi listrik selesai dimulai marking untuk bataan keramik

Pasangan bata diplaster tanpa acian dengan ketebalan + 2cm

Sortir keramik agar menghasilkan keseragaman (ukuran presisi,warna)

Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air

Pasang benang , senar untuk kepalaan dan harus di cek setiap saat untuk kekencangan dan elevasinya

Cek kelebaran nad

Beri acian keseluruh bagian belakang keramik

Tempelkan keramik pada posisinya

Ketuk keramik dengan palu karet untuk perekatan

Atur jarak nad

Cek kerataan pasangan keramik

Bersihkan permukaan keramik yang telah dipasang dengan kain

Kriteria Penerimaan

Kriteria penerimaan untuk pemasangan keramik adalah:

Permukaan keramik dalam kondisi yang bagus

Plaster tembok dalam kondisi yang bagus.

Nad keramik harus lurus.

Permukaan keramik harus datar.

Warna keramik, kekasaran harus seragam. Toleransi perbedaan 3 mm.5.2 Pekerjaan Keramik Lantai

Dasar dari penggalian pondasi bangunan harus dilapisi dengan pasir. Seluruh lantai harus diratakan dan dihaluskan.

Metode pemasangan Keramik

Perencanaan:

A. Gambar kerja :1. Menentukan spasi baris antara keramik dinding.2. Menentukan nad keramik dinding dan lantai agar bertemu dan nad keramik seragam3. Menentukan letak sanitair dan fixture : harus diperempatan atau badan tengah keramik.4. Menentukan titik awal pemasangan keramik

B. Kalkulasi kebutuhan material :

1. Material yang digunakan :

Keramik ukuran 40x40 untuk lantai, dan 20x20 untuk kamar mandi

Semen portland

Air

2. Peralatan yang digunakan :

Jidar

Bak air

Tempat dudukan / tatakan keramik

Benang atau senar

Palu karet

Waterpass

Busa/spon

Sendok spesi

Sekop

Kain lap

3. Tenaga kerja :

Menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan:

Setelah pasangan batu bata dan instalasi listrik selesai dimulai marking

untuk bataan keramik

Pasangan bata diplaster tanpa acian dengan ketebalan + 2cm

Sortir keramik agar menghasilkan keseragaman (ukuran presisi,warna)

Rendam keramik yang akan direndam kedalam bak air

Basahi dinding yang akan dipasang keramik dengan air

Pasang benang , senar untuk kepalaan dan harus di cek setiap saat untuk kekencangan dan elevasinya

Cek kelebaran nad

Beri acian keseluruh bagian belakang keramik

Tempelkan keramik pada posisinya

Ketuk keramik dengan palu karet untuk perekatan

Atur jarak nad

Cek kerataan pasangan keramik

Bersihkan permukaan keramik dengan kain basah

Kriteria Penerimaan

Kriteria penerimaan untuk pemasangan keramik adalah:

Permukaan keramik dalam kondisi yang bagus

Plaster tembok dalam kondisi yang bagus.

Nad keramik harus lurus.

Permukaan keramik harus datar. Warna keramik, kekasaran harus seragam. Toleransi perbedaan 3 mm5.3 Pemasangan Kusen, Daun Pintu Dan Jendela Alumunium

Bahan yang digunakan:

Kusen aluminium

Daun pintu / jendela setelah dipasang kaca

Fischer

Skrup

Mortar/semen/ sealen

Isolasi kertas/plastic

Peralatan yang digunakan:

Baji karet/ kayu

Bor

Obeng

Pelaksanaan :

Pasang pintu atau kusen jendela aluminium pada tempat yang ditentukan dengan selisihn lubang 1 cm

Masukan kusen yang akan dipasang dengan bantuan baji

Atur kedudukan kusen dengan baji atau kayu

Stel kelurusan terhadap tembok dan dinding

Lubangi dinding melalui lubang kusen dengan bor

Masukkan ficher dann pasang baut kemudian kencangkan

Pasang daun pintu / jendela setelah dipasangi kaca dan aksesorisnya

Finishing tembok dengan mengisi semen / sealant pada celah antara tembok dan kusen

Untuk menghindari cacat pada profil alumunium yang telah terpasang lindungi dengan isolasi kertas atau plastic

Kriteria Penerimaan

Kusen harus kuat

Tipe jenis ukuran harus sesuai dengan gambar5.4 Pagar Dan Pintu Pagar

Bahan Yang Digunakan:

Fischer

Skrup

Profil pagar

Pintu Swing dan Sliding

Peralatan Yang Digunkan :

Baji karet/ kayu

Bor

Obeng

Benang

Unting- unting

Pelaksanaan

Pagar:

Perlu diperhatikan jarak antar kolom yang akan dipasangi pagar, profil pagar tidak boleh terlalu kecil dan tidak boleh terlalu lebar

Tentukan rencana ketinggian pemasangan pagar dengan menarik benang

Tentukan titik titik yang akan dipasang fischer sebagai pengikat, dengan jumlah kebutuhan menyesuaikan dengan ukuran profil pagar

Bor titik- titik yang telah ditentukan

Pasang pengait pada profil pagar, pasang baut

Cek kelurusan dan elevasi sesuai dengan rencana, kencangkan baut

Pintu Pagar:

Pasang penyangga / dudukan pintu swing dan sliding pada kedua kolom dengan menanam dudukan tersebut (lebih baik pemasangan sebelum dilakukan pengecoran sehingga tidak diperlukan pembobokan )

Atur jarak horizontal dan vertikal dengan mengeset dudukan pintu

Pemasangan pintu harus tegak, pengesetan dengan menggunakan benang dan unting unting (sebelumnya pastikan pintu harus lurus )

Pasang secara permanen

Pasang rel

Pasang pintu sliding pada rel dan kaitkan dengan dudukan

Pasang pintu swing pada dudukan

5.5 Plaster Pasangan Bata Dan Acian

Bahan Yang Digunakan:

Triplek

Kawat ayam (jika plasteran lebeh dari 3 cm)

Air

Semen

Peralatan Yang Digunakan:

Meteran

Jidar

Roskam kayu

Kertas semen

Benang

Pelaksanaan:

Pasang batu bata atau batako sesuai dengan shop drawing

Basahi permukaan bata / batako dengan air sampai basah secara merata

Pasang tarikan benang vertikal dan horizontal untuk caplakan kepalaan dan kemudian cek tarikan benangnya

Setelah kepalaan terpasang tentukan hold poin ke 1 :

Instalasi M/E sesuai dengan shop drawing

Ketebalan kepalaan sesuai klasifikasi

Cek vertikaliti shop drawing harus lot

Kemudian tentukan hold poin ke 2 :

Kerataan permukaan plasteran dengan menggunakan jidar

Posisi outlet M/E harus sesuai dengan shop drawing

5.6 Plafond

Bahan Yang Digunakan:

Material plafond

Kayu

Peralatan Yang Digunakan:

Roll meter

Steger kerja

Benang

Siku besi

Gergaji

Amplas

Paku

Palu besi

Kain lap

Pelaksanaan Pekerjaan:

Buat marking elevasi , as dan jarak penggantung rangka plafond sesuai dengan shop drawing

Pasang benang nilon kedua sisi sebagai pedoman kelurusan dan ketinggian rangka sesuai dengan elevasi yang diinginkan

Pasang instalasi terlebih dahulu sebelum memasang plafond

Pasang rangka plafond yang telah dipotong sesuai dengan marking dan elevasi yang telah dibuat

Periksa kelurusan rangka dengan menggunakan siku

Potong panel plafond dengan gergaji sesuai dengan shop drawing

Haluskan potongan gergaji pada panel plafond dengan amplas, kemudian pasang panel dengan mengecek kelurusan, kerataan, nad plafond.

Pemasangan plafond dimulai dari tepi mengikuti gambar kerja.

Cek kerataan dan nad pasangan plafond.

5.7 Landscaping

Bahan Yang Digunakan:

Rumput

Tanaman

Peralatan Yang Digunakan:

Cangkul

Sabit

Sekop

Pelaksanaan:

Bersihkan area lahan yang akan dibuat taman

Persiapkan shop drawing untuk penentuan area yang akan dipergunakan sebagai taman

Lakukan marking untuk area dan tandai apabila akan dibuat taman yang menggunakan pot permanen

Lakukan pengolahan tanah yang memungkinkan untuk ditanami tumbuhan

Lakukan penanaman tumbuhan dan rumput

Lakukan perawatan untuk memastikan tanaman dan rumput tumbuh.

Bersihkan area.

5.8 Zine Cromat Bahan yang digunakan:

Cat

Peralatan yang digunakan:

Kuas

Kaleng cat

Kain Lap

Isolasi

Kertas Koran

Pelaksanaan:

Bersihkan permukaan area yang akan di cat dari debu , kotoran dan minyak

Lindungi permukaan lain yang tidak di cat dengan isolasi dan kertas Koran (untuk area yang luas )

Cat permukaan yang telah disiapkan

Tunggu sampai mengering lalu bersihkan dengan Lap

5.9 Waterproofing Bithutene

Material yang digunakan:

Waterproofing Membrane

Bahan primer coating

Screed

Acian halus

Peralatan yang digunakan:

Sikat

Sapu

Cape

Pelaksanaan:

Bersihkan lokasi yang akan dipasang dari debu serta sisa adukan dengan sikat, sapu dan cape

Labor permukaan yang akan dipasang dengan premier coating secara merata, juga bidang dinding naik + 20cm dari finishing lantai

Cek laburan primer coating

Pasang waterproofing secara merata dari ujung dengan overlap

Cek pemasangan waterproofing

Screed penutup waterproofing

Kriteria Penerimaan:

Tidak ada retakan pada permukaan

Ketebalan dan spesifikasi sesuai dengan gambar

5.10 Keselamatan Kerja Pekerjaan Arsitektural Bangunan

Identifikasi Bahaya

Adapun identifikasi bahaya yang mungkin terjadi ketika melaksanakan pekerjaan:

Asap Pipa gas kemungkinan personil survey menghirup Zat Berbahaya

Ketika instalasi ditempat ketinggian kemungkinan terjatuh

Batang /ranting yang mungkin jatuh ketika peroses pekerjaan

Antisipasi BahayaAdapun antisipasi penanganan dini untuk kemungkinan bahaya-bahaya yang terjadi:

Pada daerah yang terdapat instalasi Pipa diharapkan personil survey menggunakan masker.

Pada keseluruhan proses para personil dan pekerja harus memakai sepatu safety.

Pada saat pelaksanaan di ketinggian personil diharapkan memakai sabuk safety

Diharapkan seluruh personil kerja untuk mengantisipasi benda jatuh menggunakan helm

Memberikan Rambu peringatan untuk Daerah-daerah bahaya.

6. PEKERJAAN PENGECATAN SIPIL

Sebelum memulai pekerjaan pengecatan, semua area yang akan dicat harus diinspeksi lebih dahulu untuk memastikan bidang yang akan dicat sudah siap dikerjakan. Hal-hal yang harus diperhatikan:

Permukaan bidang yang dicat sudah rata dan tidak cacat atau retak

Untuk dinding beton, plesteran, acian atau kayu, kelembaban (kadar air maksimum) disyaratkan kurang lebih 15%

Permukaan yang akan dicat harus bersih dan bebas dari kotoran dan minyak

1.1 Pengecatan Dinding

Bersihkan permukaan dinding dari debu cat, dan bekas plasteran tas Koran dan lakbanyang menempel

Lindungi bahan- bahan atau bagian yang lain yang tidak akan di cat dengan menggunakan kertas Koran dan lakban

Gunakan scrub untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang kurang rata dan retak dengan plamur kemudian tunggu sampai kering. Haluskan plamur yang telah kering dengan amplas hingga rata.

Cek apakah permukaan dinding sudah rata. Jika permukaan dinding sudah rata lakukan pengecatan dasar menggunakan rol pada bidang yang luas dan kuas pada bidang yang sulit atau sempit. Jika cat dasar sudah kering lakukan pengecatan finishing

Cek apakah pengecatan finish sudah merata. Apabila sudah merata bersihkan cat-cat yang menempel pada bagian lain/ pekerjaan lain yang seharusnya tidak terkena cat

1.2 Pengecatan Kayu Atau Besi Dengan Cat Minyak (Aplikasi Cat Dengan Kuas Atau Semprot)

Meni atau zinckromat untuk besi

Dempul (jika diperlukan)

Cat dasar (base coat)

Cat lapis akhir (top coat).1.3 Pengecatan Plafon, Polos (Aplikasi Cat Dengan Kuas, Rol Atau Semprot)

Plamur

Dasar (base coat)

Cat lapisan pertama (body coat)

Cat lapisan akhir (top coat)

1.4 Pengecatan Kayu Atau Besi Dengan Cat Duco (Aplikasi Cat Dengan Semprot) Meni atau zinckromat untuk besi

Dempul (jika diperlukan)

Cat dasar (base coat)

Cat lapis pertama (body coat)

Cat lapis akhir (top coat).

1.5 Peralatan Yang Digunakan

Kertas semen / Koran

Lakban

Rol

Kuas

Skrap

Kain Lap

1.6 Kesalahan Pengecatan, Perbaikan Dan Pencegahan

Kesalahan pada pengecatan memerlukan perbaikan dan apabila mungkin harus dilakukan pencegahan untuk menghindari kesalahan.

Gelembung

Penyebab:Lapisan bawah cat menggelembung, dan mengakibatkan kurangnya ikatan cat dengan bidang dinding.

Pencegahan:a. Permukaan yang baru / yang pertama dicat dibiarkan mongering terlebih dahulub. Menghindari pengecatan pada saat cuaca dianggap tidak mengunungkan untuk menghindari pengeringan.

Perbaikan:a. Ketika banyak gelembung terjadi, bersihkan permukaan dan berikan lapisan cat baru.

b. Apabila gelembung sedikit, pecahkan gelembung, rapikan dengan amplas dan cat.

c. Apabila gelembung mencapai dasar cat, bersihkan dan dilapisi bagian dengan plamur, keringkan, haluskan dan cat kembali.

Mengelupas

Penyebab:

a. Plamur yang tidak compatible dengan catb. Permukaan yang akan di cat dibersihkan dan harus dalm kondisi kering.

c. Menghilangkan bekas cat lama (apabila bangunan renovasi)

d. Menggunakan plamur yang sesuai dengan jenis cat.

Perbaikan:

Apabila permukaan cat mengelupas, scrap daerah yang mengelupas haluskan dengan amplas dan cat kembali.Pengeringan Bermasalah

Penyebab:

a. Pengecatan dilakukan dalam cuaca yang kuang mendukung (dalam keadaan kabut, lembab)b. Cat terlalu kental atau terlalu encer

c. Pengecatan dilakukan sebelum permukaan cat dasar mongering / sebelum plamur mengering

d. Thiner yang digunakan Tidak cocok.Pencegahan:a. Lakukan pengecatan pada kondisi cuaca yang bagus.b. Bersihkan permukaan yang akan di cat dari kotoran, debu dan minyak.Perbaikan:

Bersihkan dengan scrap permukaan yang bermasalah. Lakukan pelapisan ulang

1.7 Keselamatan Kerja Pekerjaan Pengecatan Bangunan

Dalam Pelaksanaan pekerjaan Pengecatan Harus mengucu pada Peraturan keselamatan kerja pada proyek kontruksi OSHA (Construction Industry Standards, Title 29, Code of Federal Regulations, Part 1926, Safety and Health Regulations for Construction)

Identifikasi Bahaya

Adapun identifikasi bahaya yang mungkin terjadi ketika melaksanakan pekerjaan pengecatan:

1) Asap Pipa gas kemungkinan personil survey menghirup Zat Berbahaya

2) Penggecatan pada daerah elevasi yang tinggi kemungkinan bahaya jatuh

3) Batang /ranting yang mungkin jatuh ketika peroses pengecatan

Antisipasi Bahaya

Adapun antisipasi penanganan dini untuk kemungkinan bahaya-bahaya yang terjadi:

1) Pada daerah yang terdapat instalasi Pipa diharapkan personil survey menggunakan masker.

2) Pada daerah elevasi yang tinggi diharapkan personil dan pekerja harus menggunakan ikat pinggang safety

3) Diharapkan seluruh personil kerja untuk mengantisipasi benda jatuh menggunakan helm

4) Memberikan Rambu peringatan untuk Daerah-daerah bahaya.

PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) Tbk

PRATIWI PUTRI SULUNG

_980452776.unknown

_981482364.unknown

_980452774.unknown

_980452773.unknown