Bibir Sumbing_SP 13

13
1 Labio Gnato Palatoschizis Mengakibatkan Gambaran Wajah Abnormal dan Gangguan Bicara  Nurul Akma Binti Mohd Nazri Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) Jalan Arjuna Utara No 6   Jakarta Barat 11470 [email protected]  ___________ 1.PENDAHULUAN Labio gnato palatoschizis merupakan bentuk kelainan bawaan sejak lahir dimana terjadi gangguan proses pertumbuhan embrional yaitu pada fase trimester pertama kehamil an sehingga terjadi kegagalan fusi antara processus frontonasal pada bagian median dan  processus maxilaris dari kedua sisi lateral kepala, dengan manifestasi klinis berupa celah pada  bibir yang dapat sampai langit-langit dengan segala kemungkinannya, y ang bisa komplit atau inkomplit, unilateral atau bilateral dengan distorsi ja ringan sekitar. 1 Teori klasik menyatakan kegagalan fusi antara prominentia maxi laris, bagian lateral dan medial nasal yang menyebabkan terjadinya kesumbingan pada bibir, alveolus dan langit- langit anterior dari foramen incisisvus. Teori Victor Veau menyatakan kegagalan penetrasi mesoderm dan penguraian membran epitel yang tidak ditahan oleh mesoderm yang dinyatakan sebagai sumbing ringan . 2 1.1Tujuan Untuk dapat mempelajari dengan lebih baik mengenai proses tumbuh kembang. Selain itu, tujuan makalah ini adalah untuk menjelaskan kelainan labio gnato palatoschizis mulai dari definisi, pemeriksaan, working diagnosis, etiologi, e pidemiologi, patofisiologi,  penatalaksanaan, komplikasi dan prognosisny a.

Transcript of Bibir Sumbing_SP 13

  • 5/21/2018 Bibir Sumbing_SP 13

    1/13

    1

    Labio Gnato Palatoschizis Mengakibatkan

    Gambaran Wajah Abnormal dan Gangguan Bicara

    Nurul Akma Binti Mohd Nazri

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

    Jalan Arjuna Utara No 6Jakarta Barat 11470

    [email protected]

    _________________________________

    1.PENDAHULUAN

    Labio gnato palatoschizis merupakan bentuk kelainan bawaan sejak lahir dimana

    terjadi gangguan proses pertumbuhan embrional yaitu pada fase trimester pertama kehamilan

    sehingga terjadi kegagalan fusi antara processus frontonasal pada bagian median dan

    processus maxilaris dari kedua sisi lateral kepala, dengan manifestasi klinis berupa celah pada

    bibir yang dapat sampai langit-langit dengan segala kemungkinannya, yang bisa komplit atau

    inkomplit, unilateral atau bilateral dengan distorsi jaringan sekitar. 1

    Teori klasik menyatakan kegagalan fusi antara prominentia maxilaris, bagian lateral

    dan medial nasal yang menyebabkan terjadinya kesumbingan pada bibir, alveolus dan langit-

    langit anterior dari foramen incisisvus.

    Teori Victor Veau menyatakan kegagalan penetrasi mesoderm dan penguraian

    membran epitel yang tidak ditahan oleh mesoderm yang dinyatakan sebagai sumbing ringan .2

    1.1Tujuan

    Untuk dapat mempelajari dengan lebih baik mengenai proses tumbuh kembang. Selain

    itu, tujuan makalah ini adalah untuk menjelaskan kelainan labio gnato palatoschizis mulai dari

    definisi, pemeriksaan, working diagnosis, etiologi, epidemiologi, patofisiologi,

    penatalaksanaan, komplikasi dan prognosisnya.

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 5/21/2018 Bibir Sumbing_SP 13

    2/13

    2

    2. PERBAHASAN

    2.1 Pemeriksaan

    Anamnesa dilakukan dengan mewawancara orang tua atau orang yang

    bertanggungjawab terhadap anak atau bayi yang menderita cacat labio-gnato-palatoschizis.

    Anamnesa yang dijalankan melalui wawancara ini meliputi:

    1.

    Apakah ibu kepada anak tersebut pernah menggunakan sebarang obat-obat teratogenik

    semasa dalam kehamilan?

    2. Apakah ibu kepada anak tersebut semasa dalam kehamilan menderita penyakit infeksi

    seperti rubella, sifilis, toxoplasmosis atau klamidia?

    3. Bertanyakan penyusunan salisilah bayi atau anak cacat, dengan adanya silsilah

    keluarga maka perihal hereditas dapat ditentukan.2

    Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan adalah dengan memerhatikan terjadinya tonjolan-

    tonjolan yang membentuk processus frontalis, processus nasalis medial dan lateral, processus

    maxillaris dan processus mandibularis. Pemeriksaan fisik yang juga dapat dilakukan adalah

    meliputi:

    1. Terjadi pemisahan langit-langit

    2. Terjadi pemisahan bibir

    3.

    Terjadi pemisahan bibir dan langit-langit

    4. Terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung

    5.

    Terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.

    6. Terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.

    7. Infeksi telinga berulang

    8. Berat badan tidak bertambah

    9. Pada bayi terjadi regurgitasi nasal ketika menyusui yaitu keluarnya air susu dari

    hidung

    Pemeriksaan penunjang dilakukan setelah pemeriksaan fisik dengan melakukan pemeriksaan

    Rontgens bagi memastikan sekiranya terjadi kelainan jantung atau paru-paru.1

    Jika bayi sudah mulai sesak napas sejak usianya 1 atau 2 hari, kemungkinan besar ada

    kelainan pada jantung atau paru-parunya. Umumnya kelainan ini terjadi pada bayi atau anak

    yang menderita cacat sumbing akibat infeksi.3

    Selain itu, cacat sumbing bisa berdisosiasi juga dengan kelainan kongenital deformitas

    dinding dada yaitu suatu kelainan yang disebut sternal cleft. Sternal cleft adalah akibat

    kegagalan fusi bagian atas, bawah atau keseluruhan sternum.4

  • 5/21/2018 Bibir Sumbing_SP 13

    3/13

    3

    2.2 Working Diagnosis

    Working diagnosis yang dijalankan adalah Labio-gnato-palatoschizis. Untuk

    mendiagnosa terjadi celah sumbing pada bayi setelah lahir mudah karena pada celah sumbing

    mempunyai ciri fisik yang spesifik. Tonjolan-tonjolan yang akan membentuk celah pada

    wajah melibatkan proccessus frontalis, processus nasalis, processus maxillaris dan processus

    mandibularis. Celah sumbing terjadi dengan kegagalan fusi bagian bibir dan langit-langit.

    Kegagalan fusi bagian bibir dapat menyatu sehingga ke langit-langit. 1,5

    Celah sumbing dapat dikategorikan kepada 3 garis besar utama yaitu:

    1. Celah sumbing bibir

    2.

    Celah sumbing langit-langit

    3. Celah sumbing bibir dan langit-langit

    Gambar 1: Cacat sumbing yang disebabkan kegagalan penyatuan yang mengakibatkan celah.2

  • 5/21/2018 Bibir Sumbing_SP 13

    4/13

    4

    A cleft can occur on one side of the mouth (unilateral clefting) or on both sides of the mouth

    (bilateral clefting). Cleft lip with or without cleft palate is generally more common among

    boys; however, cleft palate occurring alone is more common in girls than boys.2

    Kegagalan penyatuan pada processus maxillaris kanan/kiri dan processus nasalis

    medial bisa terjadi secara unilateral dan bilateral. Kegagalan penyatuan ini mengakibatkan

    kelainan yang disebut sebagai cheiloschizis dan sumbing bibir. Kegagalan penyatuan pada

    processus nasalis media dan penyatuan segmen maxillaris antara kiri dan kanan

    mengakibatkan kelaianan palatoschizis atau sumbing langit-langit. Kegagalan penyatuan

    processus maxillaris dan processus mandibularis yang akan membentu celah tidak tertutup

    mengakibatkan kelainan yang disebut makrostokia.5

    Sumbing pada bibir dapat diklasifikasikan sebagai komplet atau inkomplet. Komplet

    bermaksud celah yang sampai sehingga ke dasar hidung manakala inkomplet adalah

    sebaliknya. 1

    Klasifikasi

    1. Berdasarkan organ yang terlibat

    a. Celah di bibir (labioskizis)

    b. Celah di gusi (gnatoskizis)

    c. Celah di langit (palatoskizis)

    d. Celah dapat terjadi lebih dari satu organ mis = terjadi di bibir dan langit-langit

    (labiopalatoskizis)2

    2. Berdasarkan lengkap/tidaknya celah terbentuk

    Tingkat kelainan bibr sumbing bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat.

    Beberapa jenis bibir sumbing yang diketahui adalah :

    a. Unilateral Incomplete.Jika celah sumbing terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan

    tidak memanjang hingga ke hidung.

    b. Unilateral Complete.Jika celah sumbing yang terjadi hanya disalah satu sisi bibir

    dan memanjang hingga ke hidung.

    c. Bilateral Complete.Jika celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang

    hingga ke hidung.2

    2.3 Etiologi

    Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya cacat sumbing. Kebanyakan

    sumbing bibir dan sumbing langit-langit mempunyai penyebab multifaktorial. Sumbing bibir

    (kurang lebih 1:1000 kelahiran) lebih banyak terjadi pada pria (80%) daripada wanita, angka

  • 5/21/2018 Bibir Sumbing_SP 13

    5/13

    5

    kejadiannya agak lebih tinggi dengan bertambahnya usia ibu, dan angka kejadian ini berbeda-

    beda pada berbagai kelompok penduduk yang berlainan. faktor terjadinya cacat sumbing

    antara lain , yaitu :

    1. Factor Genetik Atau Keturunan

    Apabila orang tuanya normal dan mempunyai seorang anak sumbing bibir,

    kemungkinan bayi berikutnya untuk mendapatkan cacat yang sama adalah 4%. Apabila dua

    saudara kandung terkena, resiko bagi anak berikutnya meningkat menjadi 9%. Akan tetapi,

    apabila salah satu orang tuanya mengalami sumbing, dan mereka mempunyai seorang anak

    yang menderita cacat yang sama, kemungkinan anak berikutnya untuk terkena meningkat

    sehingga 17%.1

    Dimana material genetic dalam kromosom yang mempengaruhi. Dimana dapat terjadi

    karena adaya adanya mutasi gen ataupun kelainan kromosom. Pada setiap sel yang normal

    mempunyai 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom non-sex ( kromosom 1 s/d

    22 ) dan 1 pasang kromosom sex ( kromosom X dan Y ) yang menentukan jenis kelamin.

    Pada penderita cacat sumbing terjadi Trisomi 13 atau Sindroma Patau dimana ada 3 untai

    kromosom 13 pada setiap sel penderita, sehingga jumlah total kromosom pada tiap selnya

    adalah 47. 2

    Jika terjadi hal seperti ini selain menyebabkan cacat sumbing akan menyebabkan

    gangguan berat pada perkembangan otak, jantung, dan ginjal. Namun kelainan ini sangat

    jarang terjadi dengan frekuensi 1 dari 8000-10000 bayi yang lahir.2

    2. Kehamilan yang bisa disebabkan olah faktor gizi terutama kekurangan asam folat,

    defisiensi Zn, B6 dan vitamin C .4

    3. Radiasi.

    4. Terjadi trauma pada kehamilan trimester pertama.

    5. Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi janin contohnya seperti infeksi Rubella dan

    Sifilis, toxoplasmosis dan klamidia.

    6. Pengaruh obat teratogenik, termasuk jamu dan kontrasepsi hormonal, akibat toksisitas

    selama kehamilan, misalnya kecanduan alkohol, terapi penitonin dan obat mencegah penyakit

    sawan.

    7. Multifaktoral dan mutasi genetic.

    8. Diplasia ektodermal.2

  • 5/21/2018 Bibir Sumbing_SP 13

    6/13

    6

    2.4 Epidemiologi

    Di Amerika Serikat, insidens cacat sumbing kurang lebih 1:150 kelahiran. Manakala,

    di Indonesia, mengikut perkiraan yang dibuat oleh DEPKES, insidens cacat sumbing adalah

    berkisar antara 1:650-750 kelahiran. Secara puratanya di seluruh dunia, insidens cacat

    sumbing ini adalah 1:1000 kelahiran lebih banyak terjadi pada pria yaitu 80% dibanding

    dengan wanita. Angka kejadiannya agak berbeda-beda pada berbagai kelompok penduduk

    yang berlainan. 5

    Apabila orang tuanya normal dan mempunyai seorang anak sumbing bibir,

    kemungkinan bayi berikutnya untuk mendapatkan cacat yang sama adalah 4%. Apabila dua

    saudara kandung terkena, resiko bagi anak berikutnya meningkat menjadi 9%. Akan tetapi,

    apabila salah satu orang tuanya mengalami sumbing, dan mereka mempunyai seorang anak

    yang menderita cacat yang sama, kemungkinan anak berikutnya untuk terkena meningkat

    sehingga 17%.6

    Sekiranya kedua orang tua mengalami sumbing, maka kemungkinan anak untuk

    terkena adalah lebih tinggi yaitu 60%.4

    Frekuensi sumbing palatum jauh lebih kecil daripada sumbing bibir yaitu 1:2500

    kelahiran. Sumbing palatum lebih sering terjadi pada wanita (67%) daripada pria. Apabila

    kedua orang tua normal seorang anak dengan sumbing palatum, kemungkinana anak

    berikutnya untuk menderita cacat ini kira-kira 2%. Akan tetapi, jika ada kelainan yang sama

    pada seorang anggota keluarga lain atau orang tua dan anak yang menderita sumbing palatum,

    kemungkinannya meningkat masing-masing menjadi 7% dan 15%. 6

    Telah dibuktikan bahwa pada wanita lempeng-lempeng palatum bersatu kurang lebih 1

    minggu lebih lambat dari pria. Hal ini dapat menerangkan mengapa sumbing palatum saja

    lebih banyak pada wanita daripada pria. 6

    Sebetulnya ada pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan janin

    apakah terjadi kelainan atau tidak. Walaupun pemeriksaan ini tidak sepenuhya spesifik. Ibu

    hamil dapat memeriksakan kandungannya dengan menggunakaan USG pada minggu 18

    hingga 22. Hal ini karena pada ketika minggu tersebut, celah bibir mudah dilihat dan mudah

    dikenalpasti lewat USG berbanding celah langit-langit. Makanya, pemeriksaan USG tidak

    dapat mendeteksi kelainan bagi Labio-gnato-palatoschizis secara sempurna dan lengkap.1

  • 5/21/2018 Bibir Sumbing_SP 13

    7/13

    7

    2.5 Patofisiologi

    Cacat sumbing terbentuk pada trimester pertama kehamilan, prosesnya karena tidak

    terbentuknya mesoderm, pada daerah tersebut sehingga bagian yang telah menyatu (processus

    nasalis dan processus maksilaris) pecah kembali.6

    Labio-gnato-palatoschizis terjadi akibat fusi atau penyatuan prominen maksilaris dengan

    prominen nasalis medial yang diikuti disfusi kedua bibir, rahang, dan langit-langit pada garis

    tengah dan kegagalan fusi septum nasi. Gangguan fusi palatum durum serta palatum mole

    terjadi sekitar kehamilan ke-7 sampai 12 minggu. 7

  • 5/21/2018 Bibir Sumbing_SP 13

    8/13

    8

    Gambar 2: Pembentukan dan perkembangan wajah pada mudigah.7

  • 5/21/2018 Bibir Sumbing_SP 13

    9/13

    9

    Labio-gnato-palatoschizis dapat mengakibatkan gambaran wajah yang abnormal dan

    gangguan bicara. Foramen incisivum dianggap sebagai petunjuk pembagian antara cacat

    sumbing depan dan belakang. Sumbing yang terletak di depan foramen incisivum meliputi

    sumbing bibir lateral, celah rahang atas dan celah antara palatum primer dan sekunder.

    Sumbing ini disebabkan karena tidak menyatunya sebagian atau seluruh tonjol maksilla

    dengan tonjol hidung medial pada satu atau kedua sisi. Sumbing yang terletak dibelakang

    foramen incisivum antara lain adalah celah palatum(sekunder) dan celah uvula. 7

    Celah palatum disebabkan oleh tidak menyatunya lempeng-lempeng palatina, yang

    kemungkianan disebabkan oleh kecilnya ukuran lempeng tersebut, kegagalan lempeng untuk

    terangkat, hambatan proses penyatuannya sendiri, atau gagalnya lidah untuk turun dari antara

    kedua lempeng tersebut akibat mikrognatia. Golongan ketiga terbentuk oleh gabungan

    sumbing yang terletak di depan maupun di belakang foramen incisivum. Sumbing depan

    dapat bermacam-macam tingkatnya, mulai dari kelainan yang hampir tidak tampak pada

    vermillion bibir hingga sumbing yang meluas ke dalam hidung. Pada kasus yang lebih berat,

    sumbing meluas ke tingkat yang lebih dalam, karena itu membentuk celah rahang atas.

    Maksila dengan demikian terbelah diantara gigi seri lateral dan gigi taring. Kerapkali,

    sumbing seperti ini meluas hingga ke foramen incisivum. Demikian pula, sumbing belakang

    dapat bermacam-macam tingkatnya, mulai dari sumbing yang mengenaiseluruh palatum

    sekunder hingga sumbing pada uvula sahaja. 7

    Celah wajah miring ditimbulkan oleh gagalnya tonjol maksilla untuk menyatu dengan

    tonjol hidung lateral pasangannya. Apabila hal ini terjadi, duktus nasolakrimalis biasanya

    terbuka dan nampak dari luar. Sumbing bibir median, suatu kelainan yang jarang terjadi,

    disebabkan oleh penyatuan dua tonjol hidung median yang tidak sempurna di garis tengah.

    Kelainan ini biasanya disertai oleh adanya suatu alur yang dalam di antara sisi kanan

    dan kiri hidung.6Bayi yang mengalani sumbing garis tengah sering mengalami

    keterbelakangan mental dan mungkin mengalami kelainan otak dengan berbagai derajat

    hilangnya struktur pada garis tengah (holoprosensefali). Hilangnya jaringan garis tengah bisa

    demikian luas sehingga terjadi penyaruan ventrikel lateral. Kelainan ini timbul dalam

    perkembangan yang sangat dini pada saat mulai terjadinya neurulasi (hari ke 19 sampai 21)

    ketika garis tengah otak depan sedang dibentuk.6

    2.6 Penatalaksanaan

    Penanganan untuk bibir sumbing adalah dengan cara operasi. Operasi ini dilakukan

    setelah bayi berusia 2 bulan, dengan berat badan yang meningkat, dan bebas dari infeksi oral

  • 5/21/2018 Bibir Sumbing_SP 13

    10/13

    10

    pada saluran napas dan sistemik. Dalam beberapa buku dikatakan juga untuk melakukan

    operasi bibir sumbing dilakukan hukum Sepuluh (rules of Ten)yaitu, Berat badan bayi

    minimal 10 pon, Kadar Hb 10 g%, dan usianya minimal 10 minggu dan kadar leukosit

    minimal 10.000/ui.3

    1. Perawatan

    a. Menyusu ibu

    Menyusu adalah metode pemberian makan terbaik untuk seorang bayi dengan bibir sumbing

    tidak menghambat pengahisapan susu ibu. Ibu dapat mencoba sedikit menekan payudara

    untuk mengeluarkan susu. Dapat juga mnggunakan pompa payudara untuk mengeluarkan

    susu dan memberikannya kepada bayi dengan menggunakan botol setelah dioperasi, karena

    bayi tidak menyusu sampai 6 minggu.

    b. Menggunakan alat khusus

    Dot domba

    Karena udara bocor disekitar sumbing dan makanan dimuntahkan melalui hidung, bayi

    tersebut lebih baik diberi makan dengan dot yang diberi pegangan yang menutupi sumbing,

    suatu dot domba (dot yang besar, ujung halus dengan lubang besar), atau hanya dot biasa

    dengan lubang besar.

    Botol peras

    Dengan memeras botol, maka susu dapat didorong jatuh di bagian belakang mulut hingga

    dapat dihisap bayi.

    Ortodonsi

    Pemberian plat atau dibuat okulator untuk menutup sementara celah palatum agar

    memudahkan pemberian minum dan sekaligus mengurangi deformitas palatum sebelum dapat

    dilakukan tindakan bedah definitive.

    c. Posisi mendekati duduk dengan aliran yang langsung menuju bagian sisi atau belakang

    lidah bayi.

    d. Tepuk-tepuk punggung bayi berkali-kali karena cenderung untuk menelan banyak udara

    e. Periksalah bagian bawah hidung dengan teratur, kadang-kadang luka terbentuk pada bagian

    pemisah lobang hidung.

    f. Suatu kondisi yang sangat sakit dapat membuat bayi menolak menyusu. Jika hal ini terjadi

    arahkan dot ke bagian sisi mulut untuk memberikan kesempatan pada kulit yang lembut

    tersebut untuk sembuh.

    g. Setelah siap menyusu, perlahan-lahan bersihkan daerah sumbing dengan alat berujung

    kapas yang dicelupkan dalam hydrogen peroksida setengah kuat atau air.3

  • 5/21/2018 Bibir Sumbing_SP 13

    11/13

    11

    2. Pengobatan

    a. Dilakukan bedah elektif yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk penanganan

    selanjutnya. Bayi akan memperoleh operasi untuk memperbaiki kelainan, tetapi waktu yang

    tepat untuk operasi tersebut bervariasi.

    b. Tindakan pertama dikerjakan untuk menutup celah bibir berdasarkan kriteria rule of ten

    yaitu umur > 10 mgg, BB > 10 pon/ 5 Kg, Hb > 10 gr/dl, leukosit > 10.000/ui.

    c. Tindakan operasi selanjutnya adalah menutup langitan/palatoplasti dikerjakan sedini

    mungkin (15-24 bulan) sebelum anak mampu bicara lengkap seingga pusat bicara otak belum

    membentuk cara bicara. Pada umur 8-9 tahun dilaksanakan tindakan operasi penambahan

    tulang pada celah alveolus/maxilla untuk memungkinkan ahli ortodensi mengatur

    pertumbuhan gigi dikanan dan kiri celah supaya normal.

    d. Operasi terakhir pada usia 15-17 tahun dikerjakan setelah pertumbuhan tulang-tulang

    muka mendeteksi selesai.

    e. Operasi mungkin tidak dapat dilakukan jika anak memiliki kerusakan horseshoe yang

    lebar. Dalam hal ini, suatu kontur seperti balon bicara ditempel pada bagian belakang gigi

    geligi menutupi nasofaring dan membantu anak bicara yang lebih baik.

    f. Anak tersebut juga membutuhkan terapi bicara, karena langit-langit sangat penting

    untuk pembentukan bicara, perubahan struktur, juga pada sumbing yang telah diperbaiki,

    dapat mempengaruhi pola bicara secara permanen.3

    Tabel 1 : Prinsip perawatan secara umum berdasarkan usia.3

    Usia Perinsip Perawatan Secara Umum

    Lahir Bantuan pernafasan dan pemasangan NGT (Naso Gastric Tube)

    bila perlu untuk membantu masuknya makanan kedalam

    lambung.

    Umur 1 minggu Pembuatan feeding plate untuk membantu menutup langit-langit

    dan mengarahkan pertumbuhan, pemberian dot khusus.

    Umur 3 bulan Labioplasty atau tindakan operasi untuk bibir, alanasi (untuk

    hidung) dan evaluasi telingga

    Umur 18 bulan - 2 tahun Palathoplasty; tindakan operasi langit-langit bila terdapat

    sumbing pada langit-langit.

  • 5/21/2018 Bibir Sumbing_SP 13

    12/13

    12

    Umur 4 tahun Dipertimbangkan repalatorapy atau pharingoplasty

    Umur 6 tahun Evaluasi gigi dan rahang, evaluasi pendengaran

    Umur 11 tahun Alveolar bone graft augmentation (cangkok tulang pada pinggir

    alveolar untuk memberikan jalan bagi gigi caninus). Perawatan

    otthodontis.

    Umur 12-13 tahun Final touch; perbaikan-perbaikan bila diperlukan.

    Umur 17-18 tahun Orthognatik surgery bila perlu.

    2.7 Komplikasi

    Keadaan kelainan pada wajah seperti bibir sumbing ada beberapa komplikasi karenanya,

    yaitu ;

    1.

    Kesulitan makan; dalami pada penderita bibir sumbing dan jika diikuti dengan celah

    palatum memerlukan penanganan khusus seperti dot khusus, posisi makan yang benar

    dan juga kesabaran dalam memberi makan pada bayi bibir sumbing karena daya

    menghisap anak ini rendah dan oleh karena jumlah intake makanannya kurang akan

    mengakibatkan anak ini rewel karena disebabkan oleh hypotrophis.

    2. Infeksi telinga dikarenakan tidak berfungsi dengan baik saluran yang menghubungkan

    telinga tengah dengan kerongkongan dan jika tidak segera diatasi akan mengakibatkan

    kehilangan deria pendengaran.

    3. Kesulitan berbicara. Otototot untuk berbicara mengalami penurunan fungsi karena

    adanya celah. Hal ini dapat mengganggu pola berbicara bahkan dapat menghambatnya.

    4. Masalah gigi. Pada celah bibir gigi tumbuh tidak normal atau bahkan tidak tumbuh,

    sehingga perlu perawatan dan penanganan khusus.

    5.

    Psykhologis. pada sesetengah orang tua akan timbul rasa bersalah dan malu terhadap

    anak yang menderita cacat sumbing ini.2

    2.8 Prognosis

    Prognosis bagi cacat sumbing adalah baik. Melalui operasi, sumbing pada bibir, gusi

    dan palatum dapat dibaiki kepada struktur normal. Akan tetapi, operasi sahaja belum tentu

    dapat memperbaiki kesengauan yang dihadapi oleh anak-anak. Proses berbicara menggunakan

    udara dari paru-paru, dan keluar melalui mulut. apa yang berlaku kepada penderita sumbing

    ialah, udara dari paru-paru tersebut sebahagian besarnya terlepas keluar melalui hidung.2

  • 5/21/2018 Bibir Sumbing_SP 13

    13/13

    13

    Selanjutnya, rawatan untuk penderita ini memerlukan rawatan daripada pelbagai disiplin

    bermula dari lahir sehingga berumur 20 atau 21 tahun. Tambahan pula,

    perkembangan penderita selepas operasi untuk membetulkan keadaan juga tidak sama

    dengan perkembangan tumbuh kembang penderita biasa yang lain.1

    3.Kesimpulan

    Cacat sumbing merupakan kelainan akibat malformasi kongenital pada pembentukkan

    wajah pada trimester pertama kehamilan. Cacat sumbing akan menimbulkan banyak kesan

    atau defek dari sudut fungsional dan psykhologis.5

    Penderita yang menderita keadaan ini mempunyai masalah makan, jangkitan telinga

    tengah dan juga masalah psikologi. Rawatan untuk penderita ini memerlukan rawatan

    daripada pelbagai disiplin bermula dari lahir sehingga berumur 20 atau 21 tahun. Tambahan

    pula, perkembangan penderita selepas operasi untuk membetulkan keadaan juga tidak sama

    dengan perkembangan tumbuh kembang penderita biasa yang lain. Oleh itu, perawatan yang

    sebaiknya dibutuhkan bagi memastikan penderita cacat sumbing ini dan juga orang tuanya

    agar dapat menjalankan kehidupan yang baik tanpa perlu berasa malu.5

    Daftar pustaka

    1.

    Moore, Persaud. The biology of prenatal development. Philadelphia: W.B. Saunders,

    2003;7:724-55.

    2.

    Doherty, Gerard M.,Lawrence W..current surgical diagnosis & treatment,. Mcgraw-

    hill, 2006; 12:212-32.

    3. Campbell J., Wathen N., Perry G., Soneji S., Sourial N., Chard T.. The coelomic

    cavity: an important site of materno-fetal nutrient exchange in the first trimester of

    pregnancy. Br j obstet gynaecol, 2009;8:765-77.

    4.

    Diunduh dariHttp://Www.Ehd.Org/Resources_Website . Barker D.J., Clark P.M..

    Fetal undernutrition and disease in later life, 2007.

    5. Khumarga H., Adam H.. Bahan kuliah bedah modul blok 13. Universitas kristen krida

    wacana, 2011;1:1-6.

    6.

    Sadler T.W.. Embriologi kedokteran langman. Penerbit buku kedokteran, 2002;7:330-

    45.

    7. Carlson B.M.. Human embryology & developmental biology. Philadelphia: Mosby.

    2004; 3: 938-41 .

    http://www.ehd.org/resources_websitehttp://www.ehd.org/resources_website