Berkenalan Dengan Analisis Isi

14
7/23/2019 Berkenalan Dengan Analisis Isi http://slidepdf.com/reader/full/berkenalan-dengan-analisis-isi 1/14 BERKENALANDENGANANALISISISI (CONTENTANALYSIS)* SEPTEMBER2, 2009ANDREYURIS47COMMENTS PengertianAnalisis Isi  Analisis isi (content analysis) adalahpenelitianyangbersifat pembahasan mendalam terhadapisi suatuinformasi tertulis atautercetakdalam media massa. Pelopor analisis isi adalahHaroldD. Lasswell, yang memelopori tekniksymbol coding, yaitumencatat lambangataupesansecara sistematis, kemudiandiberi interpretasi.  Analisis isi dapat digunakanuntukmenganalisis semuabentuk komunikasi. Baiksurat kabar, beritaradio, iklantelevisi maupunsemua  bahan-bahandokumentasi yanglain. Hampir semuadisiplinilmusosial dapat menggunakananalisis isi sebagai teknik/metode penelitian. Holsti menunjukkantigabidangyangbanyakmempergunakananalisisisi, yang  besarnyahampir 75% dari keseluruhanstudi empirik, yaitupenelitian sosioantropologis(27,7persen), komunikasi umum (25,9%), danilmupolitik (21,5%). Sejalandengankemajuanteknologi, selainsecaramanual kini telahtersedia komputer untukmempermudahproses penelitiananalisisisi, yangdapat terdiri atas 2macam, yaituperhitungankata-kata, dan“kamus” yang dapat ditandai yangseringdisebut General Inquirer Program.  Analisis isi tidakdapat diberlakukanpadasemuapenelitiansosial. Analisis isi dapat dipergunakanjikamemiliki syarat berikut. 1. Datayangtersediasebagianbesar terdiri dari bahan-bahanyang terdokumentasi (buku, surat kabar, pitarekaman, naskah/manuscript). 2. Ada keteranganpelengkapataukerangka teori tertentuyang menerangkantentang dansebagai metode pendekatanterhadapdata tersebut. 3. Peneliti memiliki kemampuanteknisuntukmengolahbahan-  bahan/data-datayangdikumpulkannyakarenasebagiandokumentasi tersebut bersifat sangat khas/spesifik. DesainAnalisis Isi

Transcript of Berkenalan Dengan Analisis Isi

Page 1: Berkenalan Dengan Analisis Isi

7/23/2019 Berkenalan Dengan Analisis Isi

http://slidepdf.com/reader/full/berkenalan-dengan-analisis-isi 1/14

BERKENALAN DENGAN ANALISIS ISI (CONTENT ANALYSIS) *

SEPTEMBER 2, 2009 ANDRE YURIS47 COMMENTS

Pengertian Analisis Isi

 Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan

mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media

massa. Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori

teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara

sistematis, kemudian diberi interpretasi.

 Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk

komunikasi. Baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua bahan-bahan dokumentasi yang lain. Hampir semua disiplin ilmu sosial

dapat menggunakan analisis isi sebagai teknik/metode penelitian. Holsti

menunjukkan tiga bidang yang banyak mempergunakan analisis isi, yang

 besarnya hampir 75% dari keseluruhan studi empirik, yaitu penelitian

sosioantropologis (27,7 persen), komunikasi umum (25,9%), dan ilmu politik

(21,5%).

Sejalan dengan kemajuan teknologi, selain secara manual kini telah tersediakomputer untuk mempermudah proses penelitian analisis isi, yang dapat

terdiri atas 2 macam, yaitu perhitungan kata-kata, dan “kamus” yang dapat

ditandai yang sering disebut General Inquirer Program.

 Analisis isi tidak dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis

isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut.

1. Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang

terdokumentasi (buku, surat kabar, pita rekaman, naskah/manuscript).

2. Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang

menerangkan tentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data

tersebut.

3. Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan-

 bahan/data-data yang dikumpulkannya karena sebagian dokumentasi

tersebut bersifat sangat khas/spesifik.

Desain Analisis Isi

Page 2: Berkenalan Dengan Analisis Isi

7/23/2019 Berkenalan Dengan Analisis Isi

http://slidepdf.com/reader/full/berkenalan-dengan-analisis-isi 2/14

Setidaknya dapat diidentifikasi tiga jenis penelitian komunikasi yang

menggunakan analisis isi. Ketiganya dapat dijelaskan dengan teori 5 unsur

komunikasi yang dibuat oleh Harold D. Lasswell, yaitu who, says what, to

 whom, in what channel, with what effect. Ketiga jenis penelitian tersebut

dapat memuat satu atau lebih unsur “pertanyaan teoretik” Lasswelltersebut.

Pertama, bersifat deskriptif, yaitu deskripsi isi-isi komunikasi. Dalam

praktiknya, hal ini mudah dilakukan dengan cara melakukan

perbandingan. Perbandingan tersebut dapat meliputi hal-hal berikut ini.

1. Perbandingan pesan (message) dokumen yang sama pada waktu yang

 berbeda. Dalam hal ini analisis dapat membuat kesimpulan mengenaikecenderungan isi komunikasi.

2. Perbandingan pesan (message) dari sumber yang sama/tunggal dalam

situasi-situasi yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang pengaruh situasi

terhadap isi komunikasi.

3. Perbandingan pesan (message) dari sumber yang sama terhadap

penerima yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang pengaruh ciri-ciri

audience terhadap isi dan gaya komunikasi.

4. Analisis antar-message, yaitu perbandingan isi komunikasi pada waktu,

situasi atau audience yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang hubungan

dua variabel dalam satu atau sekumpulan dokumen (sering disebut

kontingensi (contingency).

5. Pengujian hipotesis mengenai perbandingan message dari dua sumber

 yang berbeda, yaitu perbedaan antarkomunikator. Kedua, penelitian

mengenai penyebab message yang berupa pengaruh dua message yang

dihasilkan dua sumber (A dan B) terhadap variabel perilaku sehingga

menimbulkan nilai, sikap, motif, dan masalah pada sumber B.

Ketiga, penelitian mengenai efek message A terhadap penerima B.

Pertanyaan yang diajukan adalah apakah efek atau akibat dari proses

komunikasi yang telah berlangsung terhadap penerima (with what effect)?

 Tahapan Proses Penelitian Analisis Isi

 Terdapat tiga langkah strategis penelitian analisis isi.

Page 3: Berkenalan Dengan Analisis Isi

7/23/2019 Berkenalan Dengan Analisis Isi

http://slidepdf.com/reader/full/berkenalan-dengan-analisis-isi 3/14

Pertama, penetapan desain atau model penelitian. Di sini ditetapkan berapa

media, analisis perbandingan atau korelasi, objeknya banyak atau sedikit

dan sebagainya.

Kedua, pencarian data pokok atau data primer, yaitu teks itu sendiri.

Sebagai analisis isi maka teks merupakan objek yang pokok bahkan

terpokok. Pencarian dapat dilakukan dengan menggunakan lembar formulir

pengamatan tertentu yang sengaja dibuat untuk keperluan pencarian data

tersebut.

Ketiga, pencarian pengetahuan kontekstual agar penelitian yang dilakukan

tidak berada di ruang hampa, tetapi terlihat kait-mengait dengan faktor-

faktor lain.

METODE ANALISIS ISI

Dasar-dasar Rancangan Penelitian Analisis Isi

Prosedur dasar pembuatan rancangan penelitian dan pelaksanaan studi

analisis isi terdiri atas 6 tahapan langkah, yaitu (1) merumuskan

pertanyaan penelitian dan hipotesisnya, (2) melakukan sampling terhadap

sumber-sumber data yang telah dipilih, (3) pembuatan kategori yang

dipergunakan dalam analisis, (4) pendataan suatu sampel dokumen yang

telah dipilih dan melakukan pengkodean, (5) pembuatan skala dan item

 berdasarkan kriteria tertentu untuk pengumpulan data, dan (6)

interpretasi/ penafsiran data yang diperoleh.

Urutan langkah tersebut harus tertib, tidak boleh dilompati atau dibalik.

Langkah sebelumnya merupakan prasyarat untuk menentukan langkah

 berikutnya. Permulaan penelitian itu adalah adanya rumusan masalah atau

pertanyaan penelitian yang dinyatakan secara jelas, eksplisit, dan

mengarah, serta dapat diukur dan untuk dijawab dengan usaha penelitian.

Pada perumusan hipotesis, dugaan sementara yang akan dijawab melalui

penelitian, peneliti dapat memilih hipotesis nol, hipotesis penelitian atau

hipotesis statistik.

Penarikan sampel dilakukan melalui pertimbangan tertentu, disesuaikan

dengan rumusan masalah dan kemampuan peneliti.Pembuatan alat ukur

atau kategori yang akan digunakan untuk analisis didasarkan pada

rumusan masalah atau pertanyaan penelitian, dan acuan tertentu.Misalnya, kategori tinggi-sedang-rendah, dengan indikator-indikator yang

Page 4: Berkenalan Dengan Analisis Isi

7/23/2019 Berkenalan Dengan Analisis Isi

http://slidepdf.com/reader/full/berkenalan-dengan-analisis-isi 4/14

 bersifat terukur.Kemudian, pengumpulan atau coding data, dilakukan

dengan menggunakan lembar pengkodean (coding sheet) yang sudah

dipersiapkan. Setelah semua data diproses, kemudian diinterpretasikan

maknanya.

 Teknik Pembuatan Skala pada Analisis Isi

 Telah dijelaskan dua macam teknik penskalaan (scaling) yang bertujuan

khusus untuk mengukur intensitas. Pertama, metode Q-Sort, menyediakan

suatu cara penskalaan universe pernyataan-pernyataan mengenai variabel

tertentu. Skala Q-Sort mempergunakan distribusi skala 9 titik. Pada lajur

pertama, (Y) berisi 9 point nilai, yang menunjukkan tingkat terendah (1)

sampai tingkat tertinggi (9), dan lajur kedua (X) yang menunjukkanpersentase pernyataan dalam tiap kategori. Untuk menentukan item-item

masuk pada kategori tertentu pada skala yang telah tersedia, dipakai orang-

orang yang dianggap sebagai juri penilai. Dalam hal ini perlu ditetapkan

keterandalan (reliabilitas) alat ukur, dan kesahihan (validitas) pengukuran.

Kedua, metode skala perbandingan pasangan (pair comparison scaling),

 yaitu teknik menentukan skala relatif item-item yang tidak melibatkan

distribusi nyata. Penggunaan metode ini adalah untuk mengetahuipernyataan-pernyataan yang paling intens di antara pasangan-pasangan

 yang mungkin. Keseluruhan metode ini akan menghasilkan suatu skala

relatif antaritem.

Reliabilitas dan Validitas

Masalah reliabilitas (keterandalan) dan validitas pengukuran (kesahihan)

merupakan 2 hal pokok dalam penelitian yang tidak boleh ditinggalkan.Reliabilitas didefinisikan sebagai keterandalan alat ukur yang dipakai dalam

suatu penelitian. Apakah kita benar-benar dapat mengukur dengan tepat

sesuai dengan alat atau instrumen yang dimiliki.

Dikenal beberapa jenis reliabilitas, yaitu berikut ini.

1. Intercoder dan intracoder, yaitu pemberian kode dari luar dan dari

dalam.

2. Pretest, yaitu pengujian atau pengukuran perbedaan nilai antara juri-juri

pemberi nilai.

Page 5: Berkenalan Dengan Analisis Isi

7/23/2019 Berkenalan Dengan Analisis Isi

http://slidepdf.com/reader/full/berkenalan-dengan-analisis-isi 5/14

3. Reliabilitas kategori, yaitu derajat kemampuan pengulangan penempatan

data dalam berbagi kategori.

 Validitas adalah kesahihan pengukuran atau penilaian dalam penelitian.

Dalam analisis isi, validitas dilakukan dengan berbagai cara atau metode

sebagai berikut.

1. Pengukuran produktivitas (productivity), yaitu derajat di mana suatu

studi menunjukkan indikator yang tepat yang berhubungan dengan

 variabel.

2. Predictive validity, yaitu derajat kemampuan pengukuran dengan

peristiwa yang akan datang.

3. Construct validity, yaitu derajat kesesuaian teori dan konsep yang dipakai

dengan alat pengukuran yang dipakai dalam penelitian tersebut.

 ANALISIS ISI KUALITATIF

 Analisis Wacana

 Analisis wacana adalah analisis isi yang lebih bersifat kualitatif dan dapat

menjadi salah satu alternatif untuk melengkapi dan menutupi kelemahan

dari analisis isi kuantitatif yang selama ini banyak digunakan oleh para

peneliti. Jika pada analisis kuantitatif, pertanyaan lebih ditekankan untuk

menjawab “apa” (what) dari pesan atau teks komunikasi, pada analisis

 wacana lebih difokuskan untuk melihat pada “bagaimana” (how), yaitu

 bagaimana isi teks berita dan juga bagaimana pesan itu disampaikan.

Beberapa perbedaan mendasar antara analisis wacana dengan analisis isi

 yang bersifat kuantitatif adalah sebagai berikut.

 Analisis wacana lebih bersifat kualitatif daripada yang umum dilakukan

dalam analisis isi kuantitatif karena analisis wacana lebih menekankanpada pemaknaan teks daripada penjumlahan unit kategori, seperti dalam

analisis isi. Analisis isi kuantitatif digunakan untuk membedah muatan

teks komunikasi yang bersifat manifest (nyata), sedangkan analisis wacana

 justru memfokuskan pada pesan yang bersifat latent (tersembunyi).Analisis

isi kuantitatif hanya dapat mempertimbangkan “apa yang dikatakan”

(what), tetapi tidak dapat menyelidiki bagaimana ia dikatakan (how).Analisis

 wacana tidak berpretensi melakukan generalisasi, sedangkan analisis isi

kuantitatif memang diarahkan untuk membuat generalisasi.

Page 6: Berkenalan Dengan Analisis Isi

7/23/2019 Berkenalan Dengan Analisis Isi

http://slidepdf.com/reader/full/berkenalan-dengan-analisis-isi 6/14

Model analisis wacana yang diperkenalkan oleh van Dijk sering kali disebut

sebagai “kognisi sosial”, yaitu suatu pendekatan yang diadopsi dari bidang

psikologi sosial. Menurut van Dijk, ada 3 dimensi yang membentuk suatu

 wacana sehingga analisis yang dilakukan terhadap suatu wacana harus

meliputi ketiga dimensi tersebut, yaitu teks, kognisi sosial, dan kontekssosial.

 Analisis Semiotik (Semiotic Analysis)

Pengertian semiotika secara terminologis adalah ilmu yang mempelajari

sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan

sebagai tanda. Menurut Eco, semiotik sebagai “ilmu tanda” (sign) dan segala

 yang berhubungan dengannya cara berfungsinya, hubungannya dengankata lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang

mempergunakannya.

Menurut Eco, ada sembilan belas bidang yang bisa dipertimbangkan

sebagai bahan kajian untuk semiotik, yaitu semiotik binatang, semiotik

tanda-tanda bauan, komunikasi rabaan, kode-kode cecapan, paralinguistik,

semiotik medis, kinesik dan proksemik, kode-kode musik, bahasa yang

diformalkan, bahasa tertulis, alfabet tak dikenal, kode rahasia, bahasaalam, komunikasi visual, sistem objek, dan sebagainya. Semiotika di bidang

komunikasi pun juga tidak terbatas, misalnya saja bisa mengambil objek

penelitian, seperti pemberitaan di media massa, komunikasi periklanan,

tanda-tanda nonverbal, film, komik kartun, dan sastra sampai kepada

musik.

 Analisis Framing

 Analisis Framing adalah bagian dari analisis isi yang melakukan penilaian

tentang wacana persaingan antarkelompok yang muncul atau tampak di

media. Dikenal konsep bingkai, yaitu gagasan sentral yang terorganisasi,

dan dapat dianalisis melalui dua turunannya, yaitu simbol berupa framing

device dan reasoning device. Framing device menunjuk pada penyebutan

istilah tertentu yang menunjukkan “julukan” pada satu wacana, sedangkan

reasoning device menunjuk pada analisis sebab-akibat. Di dalamnya

terdapat beberapa ‘turunan’, yaitu metafora, perumpamaan atau

pengandaian.

Page 7: Berkenalan Dengan Analisis Isi

7/23/2019 Berkenalan Dengan Analisis Isi

http://slidepdf.com/reader/full/berkenalan-dengan-analisis-isi 7/14

*Andre Yuri-Nera Academia Surabaya, dari Berbagai Sumber

 TEKNIK PEMBUATAN SKALA PADA ANALISIS ISI *

NOVEMBER 28, 2011 ANDRE YURIS LEAVE A COMMENT

 ADA dua macam teknik penskalaan (scaling) yang bertujuan khusus untuk

mengukur intensitas pada AI . Pertama, metode Q-Sort, menyediakan suatu

cara penskalaan universe pernyataan-pernyataan mengenai variabel

tertentu. Skala Q-Sort mempergunakan distribusi skala 9 titik. Pada lajur

pertama, (Y) berisi 9 point nilai, yang menunjukkan tingkat terendah (1)

sampai tingkat tertinggi (9), dan lajur kedua (X) yang menunjukkanpersentase pernyataan dalam tiap kategori. Untuk menentukan item-item

masuk pada kategori tertentu pada skala yang telah tersedia, dipakai orang-

orang yang dianggap sebagai juri penilai.

Dalam hal ini perlu ditetapkan keterandalan (reliabilitas) alat ukur, dan

kesahihan (validitas) pengukuran. Kedua, metode skala perbandingan

pasangan (pair comparison scaling), yaitu teknik menentukan skala relatif

item-item yang tidak melibatkan distribusi nyata. Penggunaan metode iniadalah untuk mengetahui pernyataan-pernyataan yang paling intens di

antara pasangan-pasangan yang mungkin. Keseluruhan metode ini akan

menghasilkan suatu skala relatif antaritem. Reliabilitas dan Validitas

Masalah reliabilitas (keterandalan) dan validitas pengukuran (kesahihan)

merupakan 2 hal pokok dalam penelitian yang tidak boleh ditinggalkan.

Reliabilitas didefinisikan sebagai keterandalan alat ukur yang dipakai dalam

suatu penelitian. Apakah kita benar-benar dapat mengukur dengan tepat

sesuai dengan alat atau instrumen yang dimiliki.

Dikenal pula beberapa jenis reliabilitas, yaitu berikut ini. 1. Teknik

Pembuatan Skala pada Analisis Isi Telah dijelaskan dua macam teknik

penskalaan (scaling) yang bertujuan khusus untuk mengukur intensitas.

Pertama, metode Q-Sort, menyediakan suatu cara penskalaan universe

pernyataan-pernyataan mengenai variabel tertentu. Skala Q-Sort

mempergunakan distribusi skala 9 titik. Pada lajur pertama, (Y) berisi 9

point nilai, yang menunjukkan tingkat terendah (1) sampai tingkat tertinggi

Page 8: Berkenalan Dengan Analisis Isi

7/23/2019 Berkenalan Dengan Analisis Isi

http://slidepdf.com/reader/full/berkenalan-dengan-analisis-isi 8/14

(9), dan lajur kedua (X) yang menunjukkan persentase pernyataan dalam

tiap kategori.

Untuk menentukan item-item masuk pada kategori tertentu pada skala yang telah tersedia, dipakai orang-orang yang dianggap sebagai juri penilai.

Dalam hal ini perlu ditetapkan keterandalan (reliabilitas) alat ukur, dan

kesahihan (validitas) pengukuran. Kedua, metode skala perbandingan

pasangan (pair comparison scaling), yaitu teknik menentukan skala relatif

item-item yang tidak melibatkan distribusi nyata. Penggunaan metode ini

adalah untuk mengetahui pernyataan-pernyataan yang paling intens di

antara pasangan-pasangan yang mungkin. Keseluruhan metode ini akan

menghasilkan suatu skala relatif antaritem. Reliabilitas dan Validitas

Masalah reliabilitas (keterandalan) dan validitas pengukuran (kesahihan)

merupakan 2 hal pokok dalam penelitian yang tidak boleh ditinggalkan.

Reliabilitas didefinisikan sebagai keterandalan alat ukur yang dipakai dalam

suatu penelitian. Apakah kita benar-benar dapat mengukur dengan tepat

sesuai dengan alat atau instrumen yang dimiliki. Dikenal beberapa jenis

reliabilitas, yaitu berikut ini. 1. Intercoder dan intracoder, yaitu pemberian

kode dari luar dan dari dalam. 2. Pretest, yaitu pengujian atau pengukuran

perbedaan nilai antara juri-juri pemberi nilai. 3. Reliabilitas kategori, yaitu

derajat kemampuan pengulangan penempatan data dalam berbagi kategori. Validitas adalah kesahihan pengukuran atau penilaian dalam penelitian.

Dalam analisis isi, validitas dilakukan dengan berbagai cara atau metode

sebagai berikut. 1. Pengukuran produktivitas (productivity), yaitu derajat di

mana suatu studi menunjukkan indikator yang tepat yang berhubungan

dengan variabel. 2. Predictive validity, yaitu derajat kemampuan

pengukuran dengan peristiwa yang akan datang. 3. Construct validity, yaitu

derajat kesesuaian teori dan konsep yang dipakai dengan alat pengukuran yang dipakai dalam penelitian tersebut.

Intercoder dan intracoder, yaitu pemberian kode dari luar dan dari dalam.

2. Pretest, yaitu pengujian atau pengukuran perbedaan nilai antara juri-juri

pemberi nilai. 3. Reliabilitas kategori, yaitu derajat kemampuan

pengulangan penempatan data dalam berbagi kategori. Validitas adalah

kesahihan pengukuran atau penilaian dalam penelitian. Dalam analisis isi,

 validitas dilakukan dengan berbagai cara atau metode sebagai berikut. 1.

Page 9: Berkenalan Dengan Analisis Isi

7/23/2019 Berkenalan Dengan Analisis Isi

http://slidepdf.com/reader/full/berkenalan-dengan-analisis-isi 9/14

Pengukuran produktivitas (productivity), yaitu derajat di mana suatu studi

menunjukkan indikator yang tepat yang berhubungan dengan variabel. 2.

Predictive validity, yaitu derajat kemampuan pengukuran dengan peristiwa

 yang akan datang. 3. Construct validity, yaitu derajat kesesuaian teori dan

konsep yang dipakai dengan alat pengukuran yang dipakai dalam penelitiantersebut.

(andre yuris/doc/neraacademia)

Page 10: Berkenalan Dengan Analisis Isi

7/23/2019 Berkenalan Dengan Analisis Isi

http://slidepdf.com/reader/full/berkenalan-dengan-analisis-isi 10/14

STUDI ANALISIS WACANA KRITIS

 AUGUST 8, 2008 ANDRE YURIS 47 COMMENTS

 ANALISIS WACANA KRITIS

 Analisis wacana yang dimaksudkan dalam penelitian ini, adalah sebagai

upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari subyek (penulis) yang

mengemukakan suatu pernyataan. Pengungkapan dilakukan dengan

menempatkan diri pada posisi sang penulis dengan mengikuti struktur

makna dari sang penulis sehingga bentuk distribusi dan produksi ideologi

 yang disamarkan dalam wacana dapat di ketahui. Jadi, wacana dilihat dari

 bentuk hubungan kekuasaan terutama dalam pembentukan subyek dan

 berbagai tindakan representasi.

Dalam studi analisis wacana (discourse analysis), pengungkapan seperti itu

dimaksudkan dalam kategori analisis wacana kritis (critical discourse

analysis-CDA). Pemahaman dasar CDA adalah wacana tidak dipahami

semata-mata sebagai obyek studi bahasa. Bahasa tentu digunakan untuk

menganalisis teks. Bahasa tidak dipandang dalam pengertian linguistik

tradisional. Bahasa dalam analisis wacana kritis selain pada teks juga pada

konteks bahasa sebagai alat yang dipakai untuk tujuan dan praktik

tertentu termasuk praktik ideologi.

 Analisis Wacana Kritis (CDA) melihat pemakaian bahasa tutur dan tulisansebagai praktik sosial. Praktik sosial dalam CDA dipandang menyebabkan

hubungan dialektis antara peristiwa diskursif tertentu dengan situasi,

istitusi, dan struktur sosial.

Konsep ini di pertegas oleh Fairclough dan Wodak yang melihat praktik

 wacana bias jadi menampilkan efek ideologis artinya wacana dapat

memproduksi hubungan kekuasaan yang tidak imbang antara kelas sosial,

laki-laki dan wanita, kelompok mayoritas dan minoritas dimana perbedaan

itu direpresentasikan dalam praktik sosial.

Lebih lanjut, Fairclough dan Wodak berpendapat bahwa analisis wacana

kritis adalah bagaimana bahasa menyebabkan kelompok sosial yang ada

 bertarung dan mengajukan ideologinya masing-masing. Berikut disajikan

karakteristik penting dari analisis kritis menurut mereka11 above:

1). Tindakan. Wacana dapat dipahami sebagai tindakan (actions) yaitu

mengasosiasikan wacana sebagai bentuk interaksi. Sesorang berbicara,

menulis, menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan berhubungan

dengan orang lain. Wacana dalam prinsip ini, dipandang sebagai sesuatu yang betujuan apakah untuk mendebat, mempengaruhi, membujuk,

Page 11: Berkenalan Dengan Analisis Isi

7/23/2019 Berkenalan Dengan Analisis Isi

http://slidepdf.com/reader/full/berkenalan-dengan-analisis-isi 11/14

menyangga, bereaksi dan sebagainya. Selain itu wacana dipahami sebagai

sesuatu yang di ekspresikan secara sadar, terkontrol bukan sesuatu di luar

kendali atau diekspresikan secara sadar.

2). Konteks. Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari

 wacana seperti latar, situasi, peristiwa dan kondisi. Wacana dipandang

diproduksi dan di mengerti dan di analisis dalam konteks tertentu. Guy

Cook menjelaskan bahwa analisis wacana memeriksa konteks dari

komunikasi: siapa yang mengkomunikasikan dengan siapa dan mengapa;

kahalayaknya, situasi apa, melalui medium apa, bagaimana, perbedaan tipe

dan perkembangan komunikasi dan hubungan masing-masing pihak. Tiga

hal sentaralnya adalah teks (semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata

 yang tercetak dilembar kertas, tetapi semua jenis ekspresi komunikasi).

Konteks (memasukan semua jenis situasi dan hal yang berada dilar teksdan mempengaruhi pemakaian bahasa, situsai dimana teks itu diproduksi

serta fungsi yang dimaksudkan). Wacana dimaknai sebagai konteks dan

teks secara bersama. Titik perhatianya adalah analisis wacana

menggambarkan teks dan konteks secara bersama-sama dalam proses

komunikasi.

3). Historis, menempatkan wacana dalam konteks sosial tertentu dan tidak

dapat dimengerti tanpa menyertakan konteks.

4). Kekuasaan. Analisis wacana kritis mempertimbangkan elemenkekuasaan. Wacana dalam bentuk teks, percakapan atau apa pun tidak di

pandang sebagai sesuatu yang alamiah wajar dan netral tetapi merupakan

 bentuk pertarungan kekuasaan. Konsep kekuasaan yang dimaksudkan

adalah salah satu kunci hubungan anatara wacana dan masyarakat.

Ideologi adalah salah satu konsep sentral dalam analisis wacana kritis

karena setiap bentuk teks, percakapan dan sebaginya adalah paraktik

ideologi atau pancaran ideologi tertentu.

 Wacana bagi ideologi adalah meduim melalui mana kelompok dominan

mempersuasai dan mengkomunikasikan kepada khalayak kekuasaan yang

mereka miliki sehingga absah dan benar.

Semua karakteristik penting dari analsis wacana kritis tentunya

membutuhkan pola pendekatan analisis. Hal ini diperlukan untuk memberi

penjelasan bagaimana wacana di kembangkan maupun mempengaruhi

khalayak. Michael Foucault adalah salah satu pemikir yangmengembangkan teori wacana. Dalam studinya, Ia memperlihatkan bahwa

Page 12: Berkenalan Dengan Analisis Isi

7/23/2019 Berkenalan Dengan Analisis Isi

http://slidepdf.com/reader/full/berkenalan-dengan-analisis-isi 12/14

manusia muncul karena susunan kata-kata dan benda yang diubah-ubah2.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa, sepenggal masa yang disebut modernitas ini

menghasilkan susunan yang memberi tempat istimewa pada diri manusia

 yang sadar diri. Susunan yang dimaksudkan Foucault adalah keretakan

hubungan subyek (kata-kata) dan obyek (benda-benda) yang karena suatuhal diutuhkan kembali. Suatu hal yang membuat keretakan hubungan

subyek dan obyek di utuhkan kembali adalah kekuasaan dan kekuasaan itu

diproduksi oleh wacana. Bagaimana wacana diproduksi, siapa yang

memproduksi dan apa efek produksi wacana?.

 Yang bisa menjawab pertanyaan diatas adalah konsep wacana Michael

Foucaault. Dalam konsepnya Foucault tidak memandang wacana sebagai

serangkaian kata atau preposisi dalam teks tetapi memproduksi yang lain

(sebuah gagasan, konsep atau efek)3. Wacana secara sistematis dalam ide,opini, konsep dan pandangan hidup di bentuk dalam konteks tertentu

sehingga mempengaruhi cara berpikir dan bertindak.

Salah satu konsep radikal Foucault adalah tentang hubungan pengetahuan

dan kekuasaan. Tesis keras yang disampaikanya adalah bahwa ilmu-ilmu

kemanusiaan merupakan perpaduan yang tidak terpisahkan dari

pengtahuan dan kekuasaan. Dalam buku Dicipline and Punish (1976) “ dia

memperlihatkan bagaimana jaman klasik dan moderen. Kelahiran penjara

modern adalah penampilan kedaulatan negara memonopoli kekerasan atas warganya untuk melangengkan kekuasaan4.

Pengetahuan adalah mesin kekuasaan dan di sebutnya sebagai “bio power”

untuk membentuk individu-individu menjadi subyek-subyek yang

menghasilkan pengetahuan untuk memantau diri atau disebut “teknik

kehadiran” (techniques of self) dan manipulasi. Melalui wacana individu

 bukan hanya memantau dirinya tetapi juga dibentuk, dikontrol dan

didisiplinkan. Misalnya pembagian kerja dalam rumah tangga.

Pertanyaan selanjutnya yang penting untuk di jawab dalam CDA adalah bagaimana terbentuknya bangunan wacana? Studi analisis wacana seperti

 yang dijelaskan sebelumnya bukan sekedar mengenai pernyataan, tetapi

 juga struktur dan tata aturan wacana. Struktur analisis wacana tentunya

tidak terlepas dari keterkaitan atau hubungan antara wacana dengan

kenyataan. Kenyataan atau realitas dipahami sebagai seperangkat

konstruksi sosial yang dibentuk melalui wacana. Dalam CDA, khususnya

teori wacana Foucault hal ini disebut struktur diskursif.

Struktur diskursif merupakan pandangan kita tentang suatu obyek yangdibentuk dalam batas-batas yang telah ditentukan. Batasan tersebut

Page 13: Berkenalan Dengan Analisis Isi

7/23/2019 Berkenalan Dengan Analisis Isi

http://slidepdf.com/reader/full/berkenalan-dengan-analisis-isi 13/14

dicirikan oleh obyek, definisi dari prespektif yang paling dipercaya da

dianggap benar. Presepsi kita terhadap suatu obyek dibentuk dan dibatasi

oleh paraktik diskursif atau dibatasi oleh pandangan yang mendefinisikan

sesuatu yang ini benar dan yang lainya salah. Konsekuensinya adalah

 bahwa pandangan tertentu membatasi pandangan khalayak danmengarahkan pada jalan pikiran tertentu dan menghayati itu sebagi

sesuatu yang benar5.

Ciri lain yang tidak kala penting dalam pembacaan wacana Foucault adalah

cirri utama wacana ialah kemampuanya untuk menjadi satu himpunan

 yang berfungsi membentuk dan melestarikan hubungan-hubungan

kekuasaan dalam suatu masyarakat. Dalam suatu masyarakat biasanya

terdapat berbagai macam wacana yang berbeda satu sama lain, namun

kekuasaan memilih dan mendukung wacana tertentu sehingga wacanatersebut manjadi dominan , sedangkan wacana lain “terpinggirkan”

(marginalized) atau “terpendam” (submerged) 6.

 Ada dua konsekuensi dari wacana dominant : pertama, wacana dominan

memberikan arahan bagaimana subyek harus dibaca dan dipahami.

Pandangan lebih luas menjadi terhalang karena yang diberikan adalah

pilihan yang sudah paten dan siap pakai. Kedua, struktur diskursif yang

tercipta atas suatu obyek tidak berarti kebenaran. Batasan yang tercipta

tersebut hanya membatasi pandangan kita, tetapi juga menyebabkan wacana lain menjadi tidak domianan dan terpinggirkan.

Proses terpingirkannya wacana membawa implikasi: pertama, khalayak

tidak diberi kesempatan untuk mendapatkan informasi yang beragam dan

 berbagai sudut mengenai suatu peristiwa. Kedua, bisa jadi peminggiran

 wacana menunjukan praktik ideologi. Acap kali sesorang, kelompok,

gagasan, tindakan, kegiatan terpinggirkan menjadi marjinal melalaui

penciptaan wacana-wacana tertentu7.

 Teori wacana kritis yang kemukakan Foucault, secara metodologi analisis banyak di adopsi oleh Sara Mills. Mills menjadikan teori wacana Foucault

sebagai ground teori untuk analisis wacana kritis. P endekatan wacana

 yang mengguanakan teori Foucault sebgai grounded disebut sebagai Analsis

 Wacana Pendekatan Prancis ( French Discourse Analysis). Sara Mills

merupakan salah satu penganut dari teori ini. Walaupun lebih dikenal

sebagai seorang feminis, metode anlisisnya sangat cocok untuk

menggambarkan realasi kekuasaan dan ideologi yang dibahas dalam

penelitian ini.

Page 14: Berkenalan Dengan Analisis Isi

7/23/2019 Berkenalan Dengan Analisis Isi

http://slidepdf.com/reader/full/berkenalan-dengan-analisis-isi 14/14

Konsep dasar pemikiran Mills lebih melihat pada bagaimana aktor

ditampilkan dalam teks. Posisi –posisi ini dalam arti siapa yang menjadi

subyek penceritaan dan siapa yang menjadi obyek penceritaan akan

manentukan bagaimana struktur teks dan bagaimana makna

diperlakuakan dalam teks secara keseluruhan. Selain itu juga diperhatikan bagaimana pembaca dan penulis ditampilkan dalam teks. Bagaimana

pembaca mengidentifikasikan dirinya dalam penceritaan teks.

 Ada dua konsep dasar yang di perhatikan8:Posisi Subyek – Obyek,

menempatkan representasi sebagai bagian terpenting. Bagaimana satu

pihak, kelompok, orang, gagasan,dan peristiwa ditampilkan dengan cara

tertentu dalam wacana dan mempengaruhi pemaknaan khalayak.

Penekananya adalah bagaimana poisisi dari aktor sosial, posisi gagasan,

atau peristiwa ditempatkan dalam teks.

Posisi pembaca dalam teks, menurut Mills sangat penting dan

diperhitungkan karena pemabaca bukan semata-mata pihak yang hanya

menerima teks, tetapi juga ikut melaksanakan transaksi sebagaimana akan

terlibat dalam teks. ([email protected]/ www:

andreyuris.wordpress.com)

Oleh : Yulianus Andre Yuris, Jurnalis Majalah Keluarga Katholik HARMONIKeuskupan Surabaya, Volentir KOMKEP Surabaya