Berkenalan dg ipa di sd

14
Pembelajaran IPA SD di Kelas Awal

Transcript of Berkenalan dg ipa di sd

Pembelajaran IPA SD di Kelas Awal

BERKENALAN DENGAN PENDIDIKAN IPA SEKOLAH DASAR Mengapa harus disusun kurikulum

pembelajaran IPA bagi anak SD? Mengapa di SD anak-anak harus belajar IPA?

Mengapa mereka harus belajar konsep-konsep listrik, magnet, fotosintesis, atau dasar-dasar antariksa nun jauh di sana?

Mengapa mereka harus belajar mengobservasi, mencatat data, melaporkan data, bahkan melakukan penyelidikan?

Akankah mereka semua dijadikan atau bahkan digiring menjadi ahli IPA?

Otak seorang anak hingga usia enam atau tujuh tahun adalah seperti spons, menyerap berbagai fakta, sifat-sifat fisis, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan cara yang menyenangkan dan bebas stres Anak ingin mengerti mengapa benda-benda bergerak, mengapa tumbuhan dan hewan beragam, mengapa matahari hanya nampak pada siang hari, mengapa jika ia berlari pada saat rembulan muncul rembulan tersebut selalu mengikutinya. Dan masih banyak lagi fenomena-fenomena alam lainnya yang mengusik rasa ingin tahunya.

Adalah tugas utama pendidikan (melalui kolaborasi guru-siswa) untuk mengembangkan potensi saintis siswa secara optimal sejak dini melalui proses pembelajaran IPA yang dikelola secara profesional.

Para pakar IPA sepakat bahwa dengan melibatkan siswa ke dalam kegiatan IPA sejak dini akan menghasilkan generasi dewasa yang melek sains yang dapat menghadapi tantangan hidup dalam dunia yang makin kompetitif, sehingga mereka mampu turut serta memilih dan mengolah informasi untuk digunakan dalam mengambil keputusan.

Wynne Harlen (1987) dalam Teaching and Learning Primary Sciences menjelaskan sembilan sikap ilmiah yang harus dikembangkan sejak dini pada siswa sekolah dasar. Pengembangan sikap ilmiah ini bukan melalui ceramah melainkan dengan memunculkannya ketika siswa terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah. a. sikap ingin tahu (curiousity) b. sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru (originality) c. sikap kerja sama (cooperation) d. sikap tidak putus asa (perseverance) e. sikap terbuka untuk menerima (open-mindedness) f. sikap mawas diri (self critism) g. sikap bertanggung jawab (responsibility) h. sikap berpikir bebas (independence in thinking) i. sikap kedisiplinan diri (self discipline)

“Pendidikan IPA bukan sekedar berisi rumus-rumus dan teori-teori melainkan suatu proses dan sikap ilmiah untuk mendapatkan konsep-konsep ilmiah tentang alam semesta.”

Dalam KTSP, pendidikan IPA di SD secara eksplisit berupa mata pelajaran mulai diajarkan pada jenjang kelas tinggi. Sedangkan di kelas rendah pembelajaran IPA , terintegrasi bersama mata pelajaran lainnya, terutama dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran tematis.

PENDIDIKAN IPA DALAM KTSP SD

Bagaimana Mengajarkan Sains (IPA) di SD? Didasarkan pada karakteristik psikologis

anak Memberikan kesenangan bermain dan kepuasan intelektual bagi mereka dalam membongkar misteri atau fenomena alam

Mengembangkan potensi saintis yang terdapat dalam dirinya

Memperbaiki konsepsi mereka yang masih keliru tentang fenomena alam; sambil membekali keterampilan dan membangun konsep-konsep baru yang harus dikuasainya

Penilaian dalam pengajaran IPA harus dilakukan dengan menggunakan sistem penilaian (asesmen) yang adil, proporsional, transparan, dan komprehensif bagi setiap aspek proses dan hasil belajar siswa

Berdasarkan jenjang dan karakteristik perkembangan intelektual anak seusia siswa SD maka penyajian konsep dan keterampilan dalam pembelajaran IPA harus dimulai dari nyata (konkrit) ke abstrak; dari mudah ke sukar; dari sederhana ke rumit, dan dari dekat ke jauh

Secara psikologis, anak usia SD berada dalam dunia bermain

Tugas guru adalah menciptakan dan mengoptimalkan suasana bermain tersebut dalam kelas sehingga menjadi media yang efektif untuk membelajarkan siswa dalam IPA

Hal lain yang juga penting disadari oleh para guru adalah bahwa pendidikan IPA di SD tidak boleh lepas dari pendidikan teknologi.

Jika pendidikan IPA terutama ditujukan untuk mendorong siswa agar mampu menjelaskan hasil observasi mengenai lingkungan sekitar; maka pendidikan teknologi bertujuan untuk memberi siswa cara-cara memberi nilai tambah terhadap benda yang di lingkungan serta cara-cara berurusan dengan kehidupan modern yang kompleks.

Sains terdapat di dalam teknologi, lingkungan , dan masyarakat. Sains diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan Sains perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Penekanan pembelajaran salingtemas diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep sains dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Sub aspek salingtemas yang perlu dipelajari siswa adalah: (1) mengidentifikasi kebutuhan dan kesempatan, (2) merancang dan membuat produk teknologi berdasarkan ciri-ciri makhluk hidup, sifat dan struktur benda, konsep gaya beserta karakteristiknya, dan perubahan yang terjadi pada bumi dan sistem tata surya, dan (3) memperbaiki produk teknologi yang ramah lingkungan dan masyarakat.

Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut.1.Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan•Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas1.Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhanaBumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

Point penting dalam penggunaan studi kasus :1.Pengalaman Langsung

Memberi siswa kesempatan untuk mengobservasi serta menginvestigasi benda dan peristiwa yang dilihatnya secara langsung. Pada kelas awal, siswa masih memiliki keterbatasan berpikir secara abstrak, namun kemampuan ini akan berkembang seiring dengan pengalaman berpikir yang dimilikinya 2. Komunikasi/Berbicara memberi kesempatan siswa untuk ‘berbicara’ dengan teman sebangkunya, teman satu kelompok atau dengan gurunya kemampuan berbicara siswa digunakan untuk mengorganisir berpikirnya dan belajar mencari kalimat yang tepat untuk mengemukakan pendapatnya1.Penggunaan dan Pengembangan Ide-IdeMerupakan lanjutan dari pengalaman langsung dan berbicara. Dari sini akan muncul ide-ide baru yang terus dikembangkan hasil observasi dan investigasinya dengan bimbingan guru. 1.Penggunaan dan Pengembangan keterampilan inkuiriSiswa mengembangkan keterampilan prosesnya meliputi merencanakan percobaan, memprediksi, dan mengkomunikasikan hasil percobaan untuk menemukan sesuatu1.Perencanaan PembelajaranPembelajaran dilakukan secara konstruktivistik dengan perencanaan sebaik mungkin